EFEKTIVITAS EKSTRAK BIJI PEPAYA
(
Carica papaya
L) SEBAGAI ANTI BAKTERI
TERHADAP BAKTERI
Escherichia coli
Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN
OLEH:
Niken N. Paramesti
NIM: 1111103000029
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
iv DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERNYATAAN... ii
LEMBAR PERSETUJUAN... iii
LEMBAR PENGESAHAN... iv
KATA PENGANTAR... v
ABSTRAK... vii
ABSTRACT... viii
DAFTAR ISI... ix
DAFTAR TABEL... xii
DAFTAR GAMBAR... xiii
DAFTAR BAGAN... xiv
DAFTAR LAMPIRAN... xv
BAB 1 PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Rumusan Masalah... 3
1.3 Tujuan... 3
1.4 Manfaat Penelitian... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 4
2.1 Landasan Teori... 4
2.1.1 Morfologi dan Klasifikasi Pepaya... 4
2.1.2 Komponen Kimiawi dari Pepaya... 5
2.1.3 Manfaat Biji Pepaya... 6
2.1.4 Mekanisme Antibiotik terhadap Mikroorganisme... 6
v
2.1.6 Metode Uji Aktivitas Antibakteri... 11
2.1.7 Patogenesis Escherichia coli... 13
2.2 Kerangka Teori... 19
2.3 Kerangka Konsep... 20
2.4 Definisi Operasional... 20
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN... 22
3.1 Desain Penelitian... 22
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian... 22
3.3 Bahan yang Diuji... 22
3.4 Sampel Bakteri... 22
3.5 Identifikasi Variabel... 22
3.6 Alat dan Bahan Penelitian... 23
3.6.1 Alat Penelitian... 23
3.6.2 Bahan Penelitian... 23
3.7 Alur Penelitian... 24
3.8 Cara Kerja Penelitian... 24
3.8.1 Tahap Persiapan... 24
3.8.1.1 Perhitungan Sampel………... 24
3.8.1.2 Sterilisasi Alat dan Bahan... 25
3.8.1.3 Persiapan Sampel... 25
3.8.1.4 Pembuatan Ekstrak... 25
3.8.1.5 Pembuatan Kultur Bakteri... 25
3.8.1.6 Pembuatan Variabel Konsentrasi Ekstrak Biji Pepaya... 26
vi
3.9 Pengolahan dan Analisa Data... 27
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN... 28
4.1 Hasil Penelitian... 28
4.1.1 Pembuatan Ekstrak Biji Pepaya... 28
4.1.2 Pengaruh Ekstrak Biji Pepaya (Carica papaya L.) terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli... 29
4.1.3 Uji Kebermaknaan Konsentrasi Ekstrak Biji Pepaya (Carica papaya L)... 31
4.2 Pembahasan Pengaruh Ekstrak Biji Pepaya terhadap Pertumbuhan Escherichia coli... 32
4.3 Keterbatasan Penelitian... 35
BAB 5 PENUTUP... 36
5.1 Kesimpulan... 36
5.2 Saran... 36
DAFTAR PUSTAKA... 38
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kategori Respon Hambatan Pertumbuhan Berdasarkan
Diameter Zona Hambat... 11 Tabel 2.2 Etiologi Diare Akut di RS Persahabatan Jakarta... 16 Tabel 4.1 Hasil Hambatan Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli... 31 Tabel 4.2 Hasil Analisis Multikomparasi Menggunakan
Uji Mann-whitney... 32 Tabel 4.3 Zona Hambat Ekstrak Biji Pepaya Muda dan Tua Pada
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Morfologi Pepaya... 4
Gambar 2.2 Mekanisme Kerja Antibiotik... 9
Gambar 2.3 Pewarnaan Gram pada Escherichia coli... 10
Gambar 2.4 Struktur Tubuh Escherichia coli... 10
Gambar 2.5 Kriteria SIRS... 14
Gambar 2.6 Kriteria Infeksi, Sepsis, Sepsis Berat, dan Syok Septik.... 15
Gambar 4.1 Ekstrak Biji Pepaya... 28
ix
DAFTAR BAGAN
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Hasil Determinasi Tanaman... 40
Lampiran 2 Surat Pengujian Ekstraksi Bahan... 41
Lampiran 3 Data Hasil Uji Statistik... 42
Lampiran 4 Alat dan Bahan Penelitian... 52
Lampiran 5 Tabel Pengukuran Zona Hambat Berbagai Konsentrasi Ekstrak Biji Pepaya... 53
1 BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak dulu, penggunaan bahan-bahan alam sebagai obat telah banyak digunakan di berbagai daerah termasuk Indonesia. Khasiat dari bahan-bahan alam tersebut diketahui berdasarkan pengalaman yang kemudian diwariskan secara turun-temurun. Menurut WHO penggunaan obat herbal telah dapat diterima di hampir semua negara termasuk negara maju baik sebagai pelengkap pengobatan primer maupun sebagai pengobatan primer itu sendiri. Salah satu diantara tanaman herbal yang banyak digunakan adalah pepaya.1
Pepaya (Carica PapayaL) merupakan salah satu buah yang banyak tumbuh di daerah tropis seperti Indonesia. Pepaya banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia terutama bagian buah dan daunnya. Pepaya memiliki manfaat yang besar antara lain untuk memperlancar pencernaan, sebagai sumber antioksidan, bahkan mampu berfungsi sebagai antijamur, dan antibakteri. Manfaat tanaman pepaya ini dapat ditemukan pada semua bagian tubuhnya, termasuk bijinya.1
Di Indonesia, biji pepaya belum banyak dikonsumsi, namun di daerah India biji pepaya banyak digunakan sebagai pengganti lada hitam kerena struktur dan rasanya yang mirip dengan lada hitam. Biji pepaya tersebut hanya diolah dengan cara dikeringkan dan dihaluskan kemudian langsung dapat digunakan misalnya sebagai penganti lada hitam.2
2
Pada penelitian yang dilakukan oleh Maria Martiasih, et.al(2012), dilakukan uji menggunakan biji pepaya berusia 2,3, dan 5 bulan pada bakteri Escherichia coli dan Streptococcus pyogens. Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode sumuran.dengan pelarut etanol 70%. Hasil yang didapatkan adalah bahwa biji pepaya dapat menghambat Escherichia coli dan Streptococcus pyogens dengan kemampuan menghambat paling besar pada Escherichia coli dengan zona hambat yang diperoleh sebesar 117,5145 mm2, sedangkan untuk Streptococcus pyogens diperoleh zona hambat sebesar 49,5335 mm2.3
Penelitian lain dilakukan oleh Lienny (2013). Pada penelitian ini dilakukan uji menggunakan biji pepaya tua dan muda terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus dengan metode difusi agar. Ekstrak biji pepaya dilarutkan menggunakan etanol 80% dengan metode maserasi. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah ekstrak biji pepaya dengan konsentrasi terkecil yaitu 480.000ppm (48%) mampu menghasilkan zona sebesar 0,953 cm (9,53 mm) pada Escherichia coli dan 1,349 cm (13,49 mm) pada Staphylococcus aureus.4
Escherichia coli merupakanbakteri Gram negatif berbentuk batang, bersifat anaerob fakultatif yang merupakan flora normal tubuh kita yang dapat ditemukan terutama dibagian usus. Escherichia colimemiliki beberapa strain yang biasanya tidak berbahaya dan tidak menimbulkan suatu penyakit, namun pada beberapa strain dapat juga menimbulkan suatu penyakit. Penyakit yang ditimbulkan biasanya terjadi di saluran pencernaan walaupun pada beberapa keadaan tertentu dapat juga menyebabkan penyakit pada sistem lainnya. Escherichia coli merupakan bakteri yang paling banyak menyebabkan diare karena infeksi di Indonesia. Transmisi bakteri Escherichia coli biasanya melalui konsumsi air atau makanan yang telah terkontaminasi.5 6
1.2 RumusanMasalah
Berdasarkanlatarbelakangtersebut, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah, bagaimana efektivitas ekstrak biji pepaya (Carica papayaL) terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli?
1.3 Tujuan
1.3.1 TujuanUmum
Untuk mengetahui efek antibakteri ekstrak biji pepaya dengan menggunakan pelarut 96% terhadap pertumbuhan Escherichia coli.
1.3.2 TujuanKhusus
Untuk mengetahui besar zona hambat ekstrak biji pepaya (Carica papaya L) pada konsentrasi 75%, 50%, 25%, dan 5% dengan pelarut etanol 96% terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli.
1.4 Manfaatpenelitian
1.4.1 Manfaat bagi Peneliti
Menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama menjalani pendidikan.
Mengetahui adanya efek antibakteri ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli.
1.4.2 Manfaat bagi Institusi
Menambahreferensi FKIK UIN
tentangadanyaefekantibakteriekstrakbiji papaya (Carica papaya L.) terhadappertumbuhanbakteriEscherichia coli. Memberikan tambahan informasi dalam bidang mikrobiologi. 1.4.3 Manfaat bagi Masyarakat
Memberikaninformasitentangmanfaatekstrakbiji pepaya (Carica
papaya L.) dalam menghambat
pertumbuhanbakteriEscherichia coli.
4 BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Morfologi dan Klasifikasi Pepaya (Carica papaya L)
Pepaya (Carica papaya L) berasal dari Amerika Tengah yang termasuk tanaman perdu dengan batang tunggal, tidak berkayu, berbentuk silindris dan memiliki rongga. Tanaman ini dapat tumbuh dengan tinggi berkisar antara 5-10 meter dengan akar yang kuat. Tanaman ini tidak memiliki cabang, daunnya termasuk tunggal, dengan ujung yang meruncing dan tepi yang bergerigi. Tulang daunnya berbentuk menjari dengan panjang tangkai 25-100 cm. Biji pepaya, memiliki warna yang hitam dengan ukuran dapat mencapai 5 mm, bagian dalamnya agak keriput dan dilapisi dengan kulit ari berwarna transparan yang sifatnya seperti agar.3 4
Menurut United States Department of Agriculture, klasifikasi tanaman pepaya, yaitu8:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Kelas : Dicotylidonae
Ordo : Caricalis
Famili : Caricaceae
Spesies : Carica papaya L
2.1.2. Komponen Kimiawi dari Pepaya (Carica papaya L)
6
2.1.3. Manfaat Biji Pepaya
Carica papaya termasuk kedalam famili Caricaceae yang beberapa spesies diantaranya banyak digunakam untuk mengatasi berbagai penyakit. Carica papaya memiliki khasiat farmakologis yang cukup banyak. Semua bagian dari pepaya memiliki khasiatnya masing-masing. Pepaya, selain mengandung vitamin seperti vitamin C dan vitamin E yang merupakan antioksidan, vitamin A dan vitamin B, juga mengandung berbagai mineral seperti magnesium dan kalium. Pepaya juga merupakan tanaman yang tinggi akan serat sehingga membantu melancarkan sistem pencernaan.3
Biji pepaya yang hitam ini memiliki rasa yang tajam dan agak pedas, biasanya dapat digunakan sebagai pengganti lada hitam.2 Biji pepaya memiliki manfaat yang lebih besar dalam bidang medis dibandingkan dengan daging buahnya karena memiliki kemampuan antibakteri dan ampuh melawan beberapa spesies bakteri antara lain bakteri Escherichia coli, Salmonella sp, dan Staphylococcus sp.2 Biji pepaya, selain memiliki kemampuan sebagai antibakteri juga memiliki manfaat sebagai anti parasit, terutama parasit usus. Selain itu, biji pepaya juga dipercaya memiliki khasiat untuk melindungi ginjal dari toksin penyebab gagal ginjal dan dapat juga membunuh trofozoit Trichomonas vaginalis.9
Menurut Erindyah dan Maryati (2002), senyawa didalam minyak atsiri biji pepaya yang memiliki efek antibakteri adalah senyawa terpenoid.3 Menurut Cowan (1999) senyawa terpenoid dapat bereaksi dengan porin yang merupakan protein transmembran pada membran luar dinding sel bakteri membuat ikatan polimer kuat sehingga porin akan mengalami kerusakan. Kerusakan porin yang terjadi akan mengganggu proses keluar masuknya substansi sehingga permeabilitas dinding sel bakteri akan menurun. Menurunnya permeabilitas dinding sel bakteri akan menyebabkan sel bakteri kekurangan nutrisi sehingga pertumbuhan bakteri terhambat atau mati.3
laktonat dengan 7 kelompok rantai metilen yang ampuh untuk menghambat kinerja beberapa mikroorganisme.4 Karpain dapat mencerna protein dari mikroorganisme dan mengubahnya menjadi pepton.4 Pepaya juga mengandung flavonoid.4 Senyawa ini juga dilaporkan memiliki daya antibakteri dengan mendenaturasi protein sel bakteri dan merusak membran selnya.4
2.1.4. Mekanisme Antibiotik terhadap Mikroorganisme
Antibiotik, awalnya dikenal dengan nama antibiosis yang artinya adalah substansi yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme.10 Mikroorganisme dalam perkembangannya dibedakan menjadi bakteri, fungi, protozoa, dan cacing. Antibiotik dapat diklasifikasikan berdasarkan spektrumnya, mekanisme aksi, strain penghasil, cara biosintesis, maupun struktur biokimianya. Berdasarkan spektrumnya, antibiotik dapat dibedakan menjadi antibiotik dengan spektrum luas yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri gram positif maupun gram negatif, dan antibiotik dengan spektrum sempit yang hanya dapat menghentikan pertumbuhan bakteri spesifik pada gram negatif atau positif saja. Berdasarkan mekanisme aksinya, antibiotik dapat dibedakan menjadi10:
1. Antibiotik yang menghambat sintesis dinding sel
Antibiotik ini bekerja dengan merusak lapisan peptidoglikan penyusun dinding sel bakteri. Contoh antibiotik yang bekerja dengan cara ini antara lain adalah golongan penisilin, monobaktam, sefalosporin, karbapenem, basitrasin, vankomisin, dan isoniazid. 2. Antibiotik yang merusak membran plasma
8
3. Antibiotik yang menghambat sintesis protein
Golongan antibiotik yang memiliki kemampuan untuk menghambat sintesis protein dari mikroorganisme ini antara lain golongan aminoglikosida, tetrasiklin, kloramfenikol, dan makrolida.
Aminoglikosida, contohnya streptomisin, gentamisin, dan tobramisin, adalah antibiotik dengan gula amino yang tergabung dalam ikatn glikosida. Umumnya, antibiotik ini memiliki spektrum yang luas dan sifatnya bakterisidal. Antibiotik jenis ini akan berikatan dengan ribosom bakteri pada subunit 30S yang kemudian akan menghambat translokasi peptidil-tRNA sehingga terjadi kesalahan pembacaan mRNA, akibatnya, bakteri tidak dapat mensintesis protein yang penting untuk pertumbuhan dirinya.
Tetrasiklin, contohnya oksitetrasiklin, klortetrasiklin, tetrasiklin, dan doksisiklin, dapat menghambat sintesis protein bakteri dengan berikatan pada bagian 16S subunit 30S, sehingga situs A pada ribosom tidak dapat berikatan dengan monoasil-tRNA. Antibiotik golongan ini merupakan antibiotik berspektrum luas yang dapat mempenetrasi jaringan tubuh.
Kloramfenikol memiliki struktur yang sederhana dengan ukuran yang kecil sehingga mudah berdifusi kedlam tubuh. Antibiotik ini menghambat sintesis protein dengan menghalangi aktivitas enzim peptidil transferase pada subunit 50S sehingga ikatan peptida pada asam amino yang baru melekat pada tRNA dan asam amino terakhir terhenti perkembangannya.
Makrolida, contohnya eritromisin, memiliki cincin lakton makrosiklik yang mampu memasuki dinding sel sebagian besar bakteri Gram negatif.
Rifampin adalah golongan antibiotik turunan rifamisin yang bekerja dengan cara mengikat subunit β-RNA polimerase bakteri sehingga transkripsi mRNA terhambat, sedangkan kuinolon bekerja dengan menghambat enzim DNA girase pada replikasi DNA, sehingga proses replikasi DNA dan transkripsi mRNA terhambat.
5. Antibiotik yang menghambat sintesis metabolit esensial
Antibiotik jenis ini bekerja dengan memberikan kompetitor berupa antimetabolit sehingga sintesis metabolit akan terganggu. Contoh antibiotik jenis ini antara lain adalah sulfanilamid dan para amino benzoic acid (PABA).
Gambar 2.2. Mekanisme Kerja Antibiotik11 Sumber: Mahsunah, 2011
2.1.5. Morfologi dan Klasifikasi Escherichia coli.
Escherichia coli merupakan bakteri Gram negatif berbentuk batang yang bersifat anaerob fakultatif. Bakteri ini merupakan bagian dari Enterobacteriaceae. Bakteri ini akan membentuk koloni yang berbentuk sirkular, cembung dan licin jika dikultur. Beberapa strain bakteri ini akan memproduksi hemolisis jika dikultur menggunakan media Agar darah. Escherichia coli akan memberikan hasil positif jika dilakukan uji indol, dekarboksilase lisin, dan fermentasi mannitol, dan memproduksi gas dari glukosa.
Menghambat dinding sel Menghambat sintesis dan prbaikan
Membran sel Merusak permeabilitas selektif
10
Gambar 2.3 Pewarnaan Gram pada Escherichia coli12 Sumber: Timothy Paustian, 2002
Gambar 2.4. Struktur Tubuh Escherichia coli13 Sumber: Marshall brain.2001.
Menurut Melnick Jawetz (2007) klasifikasi bakteri Escherichia coli yaitu5: Domain : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gammaproteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Sitoplasma
Genus : Escherichia
Spesies : Escherichia coli
2.1.6Metode Uji Aktivitas Antibakteri
Kemampuan antibiotik dalam menghambat pertumbuhan dari bakteri harus diukur agar didapatkan suatu sistem pengobatan yang efektif dan efisien. Untuk mengukur kemampuan antibakteri suatu antibiotik dapat digunakan 2 metode, yaitu metode difusi dan dilusi14
1. Metode Difusi14
Tekhnik disc diffusion
Untuk menentukan aktivitas antimikroba. Bakteri disemaikan dalam medium Agar, kemudian, piringan yang berisi agen antibakteri diletakkan diatas medium agar tersebut. Terbentuknya area jernih disekitar piringan tersebut menunjukkan adanya hambatan terhadap pertumbuhan bakteri oleh antibakteri pada permukaan media Agar tersebut.
Tabel 2.1 Kategori Respon Hambatan PertumbuhanBerdasarkan Diameter Zona Hambat15
Diameter Zona Hambat Respon Hambatan Pertumbuhan
≥20 mm Kuat
16-20 mm Sedang
10-15 mm Lemah
>5 mm Tidak ada
Sumber: Greenwood,1995 dalam Rina Karina, 2013 E-test
12
telah ditanami oleh bakteri yang akan di uji. Area jernih yang terbentuk menunjukkan adanya aktivitas antibakteri.14
Tekhnik Ditch-plate
Metode ini dilakukan dengan memotong bagian tengah dari medium Agar hingga membentuk sumuran, kemudian pada sumur tersebut diletakkan agen antibakteri, kemudian bakteri yang akan di uji digoreskan secara membujur kearah sumur tersebut.14
Tekhnik Cup-plate
Metode ini dilakukan dengan membuat beberapa lubang pada media agar yang telah diberi bakteri. Lubang-lubang tersebut kemudian diisi dengan berbagai zat antibakteri yang akan diuji. Kemudian media agar tersebut diinkubasi selama 24 jam dan diamati zona hambat yang terbentuk pada sekeliling lubang.14 16 Tekhnik Gradient-plate
Metode ini dilakukan dengan mencampur media Agar dengan larutan uji dengan berbagai konsentrasi. Campuran yang ada kemudian dituangkan kedalam cawan petri yang diletakkan dengan posisi miring kemudian dituangkan nutrisi kedua. Plate yang ada diinkubasi selama 24 jam kemudian digoreskan bakteri yang akan di uji dari arah konsentrasi tertinggi hingga konsentrasi terendah.14
2. Metode Dilusi
Dilusi cair/ Broth dilution test
pada media cair tanpa menambahkan apapun, kemudian dilakukan inkubasi selama 24 jam. Jika hasil larutan didapatkan tetap jernih, maka hasil inkubasi tersebut akan ditetapkan sebagai MBC.14
Dilusi padat/ Solid dilution test
Metode ini serupa dengan metode dilusi cair, yang membedakan adalah media yang digunakan pada metode ini merupakan media padat.14
2.1.7 Patogenesis Escherichia coli
Escherichia coli merupakan bakteri normal yang ditemukan di usus.6 Bakteri ini berperan untuk membantu menjaga fungsi normal pencernaan. Bakteri ini umumnya tidak menimbulkan penyakit, namun pada beberapa kondisi tertentu bakteri ini dapat bersifat patogen. Beberapa keadaan dimana bakteri Escherichia coli ini dapat menjadi patogen antara lain, bila berada di luar habitatnya, bila daya tahan tubuh inangnya mengalami penurunan misalnya pada orang yang kelelahan, atau mengalami penyakit tertentu khususnya yang bersifat imunosupresan. Bila hal-hal tersebut terjadi, bakteri ini dapat menyebabkan infeksi dan bila sudah menyebar melalui pembuluh darah dapat mengakibatkan terjadinya sepsis.
Manifestasi klinis yang bisa terjadi karena infeksi Escherichia coli tergantung pada letak terjadinya infeksi antara lain17:
1. Infeksi saluran kemih
14
2. Meningitis
Meningitis dapat terjadi pada bayi. Penyebab terjadinya meningitis pada bayi biasanya bakteri Escherichia coli dan Streptococcus grup B. 75% bakteri Escherichia coli yang menyebabkan meningitis memiliki antigen K1 yang dapat bereaksi silang dengan polisakarida kapsular grup B dari bakteri Neisseria meningitidis.
3. Sepsis
Ketika sistem pertahanan tubuh host melemah, bakteri Escherichia coli dapat mencapai pembuluh darah dan dapat menyebabkan kondisi yang dikenal dengan sepsis. Jika diare mengenai bayi baru lahir, maka bayi ini rentan mengalami sepsis, karena belum memiliki antibodi IgM yang cukup banyak.
Definisi sepsis pada bayi yang baru lahir ditegakkan bila terdapat infeksi yang memicu terjadinya systemic inflammatory response syndrome (SIRS).
Gambar 2.6 Kriteria Infeksi, Sepsis, Sepsis Berat, dan Syok Septik18 Sumber: HTA Indonesia, 2010
4. Penyakit gastrointestinal (diare)17
Diare merupakan penyakit yang banyak dialami oleh manusia. Diare dapat didefinisikan sebagai buang air besar berbentuk cair, atau setengah cair, dengan kandungan feses lebih banyak dari biasanya, lebih dari 200 gram atau 200 ml/24jam. Definisi lain dari diare yakni buang air besar encer dengan frekuensi lebih dari 3 kali dengan atau tanpa disetai darah. Menurut World Gastroenterology Organization Global Guidelines,2005, diare disebut akut bila berlangsung kurang dari 14 hari.17
Diare merupakan gejala yang sering dikeluhkan orang dewasa. Prevalensi terjadinya diare akut atau gastroenteritis akut pada orang dewasa mencapai 99.000.000 kasus setiap tahunnya. Kematian akibat diare sering dilaporkan terjadi terutama pada anak dan orang dengan usia lanjut. Hal ini berkaitan dengan daya tahan tubuh yang lebih rendah sehingga rentan mengalami dehidrasi sedang sampai berat.
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan17: Lama waktu diare: akut atau kronis
Mekanisme patofisiologi: osmotik atau sekretorik Berat dan ringan diare: kecil atau besar
16
Diare akut dapat disebabkan oleh berbagai etiologi, baik infeksi maupun non infeksi. Penyebab non infeksi diare akut dapat berupa keracunan makanan, alergi, malabsorpsi, imunodefisiensi, terapi obat seperti antibiotik, antasid dan kemoterapi, tindakan medis tertentu seperti gastrektomi dan lainnya. Sedangkan penyebab infeksi dari diare akut dapat berupa infeksi bakteri, virus, dan parasit. Pada penelitian yang dilakukan di RS Persahabatan dari tanggal 1 November 1993 sampai dengan 30 April 1994 pada 123 pasien oleh Hendarwanto, Septiawan B, dkk, didapatkan etiologi infeksi seperti berikut:
Tabel 2.2 Etiologi Diare Akut di RS Persahabatan Jakarta17
Etiologi diare akut di RS. Persahabatan Jakarta
Etiologi Frekuensi (%)
Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa etiologi diare karena infeksi terbanyak disebabkan oleh bakteri Escherichia coli. Escherichia coli memang tergolong bakteri yang normal hidup di usus besar manusia, dan biasanya tidak membahayakan, tetapi, beberapa strain bakteri ini dapat menyebabkan keracunan makanan.
Escherichia coli.Escherichia coli penyebab diare diklasifikasikan berdasarkan karakteristik virulensinya. Setiap kelompok bakteri ini dapat menyebabkan diare namun dengan mekanisme yang berbeda. Escherichia coli penyebab diare dapat dibedakan menjadi18 :
Enteropathogenic Escherichia coli (EPEC)
EPEC merupakan bakteri utama yang menyebabkan diare pada bayi, terutama di negara berkembang. Ketika berada didalam usus, bakteri ini akan menempel kuat pada mukosa usus, kemudian akan terjadi penghancuran mikrovillus sehingga bakteri ini dapat masuk kedalam sel yang ada di mukosa usus. Gejala yang ditimbulkan dari infeksi oleh EPEC antara lain diare yang berair atau encer (watery diarrhea) yang umumnya dapat sembuh dengan sendirinya namun, pada kondisi tertentu dapat berkembang menjadi infeksi kronis.
Enterotoxigenic Escherichia coli (ETEC)
18
dari air dan ion klorida serta terhambatnya rearbsorpsi ion natrium. Akibatnya, lumen usus akan terisi penuh dengan air dan terjadilah diare.
Enterohemorrhagic Escherichia coli (EHEC)
EHEC biasa menyebabkan diare yang dikenal sebagai kolitis hemoragik. Bakteri ini dapat memproduksi verotoksin. Diare yang disebabkan oleh bakteri ini merupakan bentuk diare yang berat terutama jika disertai dengan hemolytic uremic syndrome. Penyakit ini juga dapat menyebabkan keadaan yang membahayakan seperti gagal ginjal akut, anemia hemolitik mikroangiopati dan trombositopenia.
Enteroinvasive Escherichia coli (EIEC)
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri EIEC ini mirip dengan shigelosis. Penyakit ini sering ditemukan pada anak-anak terutama di negara berkembang dan pada orang yang mengunjungi daerah-daerah endemis bakteri ini. Bakteri EIEC ini merupakan bakteri yang bersifat nonmotil yang tidak dapat memfermentasi laktosa. Proses EIEC dapat menyebabkan penyakit adalah dengan menyerang sel epitel pada mukosa usus.
Enteroaggregative Escherichia coli (EAEC)
Bakteri EAEC ini dapat menyebabkan diare yang bersifat akut maupun kronis. Biasanya diare karena bakteri ini terjadi di negara-negara berkembang dan negara-negara industri. Pada negara-negara industri, biasanya bakteri ini menyebabkan diare yang berasal dari makanan (food-bourne disease).
Bakteri Escherichia coli dapat mencemari makanan melalui beberapa cara yaitu6: Daging atau unggas yang tanpa sengaja berkontak langsung dengan
Makanan tidak diletakkan dengan baik ketika dalam pengiriman atau penyimpanan.
Air yang digunakan yang telah tercemar oleh kotoran hewan
Persiapan makanan di tempat perbelanjaan, restoran, maupun di rumah yang tidak aman.
Keracunan makanan mungkin terjadi setelah memakan atau meminum: Makanan yang diolah oleh orang yang tidak mencuci maknannya Makanan yang diolah dengan peralatan masak yang tidak bersih Makanan yang telah lama disimpan di dalam lemari pendingin
Makanan beku yang disimpan di suhu yang tidak sesuai atau yang di hangatkan tidak sempurna
Ikan mentah
20
2.2. Kerangka Teori
Bagan 2.1 kerangka teori
2.3Kerangka Konsep
Bagan 2.2 krangka konsep Ekstrak biji
pepaya
karpain terpenoid flavonoid
Mencerna
Ekstrak biji pepaya
Biakan bakteri Escherichia colipada media Mueller
Hinton Agar
Terbentuk zona hambat Tidak terbentuk
Eksrak biji pepaya telah dieliti memiliki kandungan yang dapat berperan sebagai antibakeri sehingga pada penelitian ini diharapkan ekstrak biji pepaya dapat menghambat perumbuhan bakteri Escherichia coli yang ditandai dengan terbentuknya zona hamba disekitas cakram disk.
2.4Definisi Operasional
Mikropipet Jumlah ekstrak
3 Larutan kontrol negatif
22 BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental laboratorik dengan metode difusi agar untuk melihat efek antibakteri ekstrak biji pepaya (Carica papayaL) terhadap pertumbuhan Escherichia coli.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Proses ekstraksi biji pepaya (Carica papaya) dilakukan oleh Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (BALITTRO) Bogor menggunakan pelarut etanol 96%.
Penelitian uji efektivitas ekstrak biji pepaya terhadap pertumbuhan Escherichia coli ini dilaksanakan di laboratorium mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitan Islam Negeri Syarif Hidayatullah pada 23Agustus 2014 sampai 1September 2014.
3.3 Bahan yang Diuji
Bahan yang diuji pada penelitian ini adalah biji pepaya matang yang berwarna hitam yang dikumpulkan dari pedagang buah yang berada di daerah Meruya Jakarta Barat yang kemudian dijadikan ekstrak dengan pelarut etanol 96% yang dilakukan oleh Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (BALITTRO) Bogor
3.4 Sampel Bakteri
Sampel penelitian yang digunakan adalah bakteri Escherichia coli yang di kultur pada medium Endo Agar setelah di inkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC
3.5 Identifikasi Variabel
3.5.1 Variabel Bebas
3.5.2 Variabel Terikat
Pertumbuhan bakteri Escherichia colidi media Mueller Hinton Agar
3.5.3 Variabel Kontrol
Antibiotik amoksisilin 25 ug sebagai kontrol positif dan pelarut etanol 96% sebagai kontrol negatif
3.6 Alat dan Bahan Penelitian
3.6.1 Alat Penelitian Tabung reaksi Mikro pipet Vortex Bunsen Alkohol Ose
Cawan petri Penggaris Korek api Rak tabung Autoclave
Swab kapas steril Labu Erlenmeyer Inkubator
Label Alat tulis
Laminar air flow Tisu
24
3.6.2 Bahan Penelitian Biji papaya
Pelarut etanol 96% Etanol
MediaMueller Hinton agar Larutan pengencer NaCl Biakan Escherichia coli Cakram uji kosong
3.7 Alur Penelitian
Bagan 3.1 Alur Penelitian 3.8 Cara Kerja Penelitian
3.8.1 Tahap Persiapan
3.8.1.1 Perhitungan Sampel
Jumlah sampel dihitung menggunakan rumus federer (t-1)(r-1)≥15
Pembuatan stok bakteri Escherichia coli pada media Endo
Agar
1 ose bakteri diambil dan dicampurkan
Mueller Hinton Agar menggunakan kapas
Cakram uji yang telah direndam dengan ekstrak diletakkan pada media
26
t=jumlah kelompok perlakuan konsentrasi r=jumlah pengulangan
Berdasarkan perhitungan tersebut, maka dilakukan 4 kali pengulangan. 3.8.1.2 Sterilisasi Alat dan Bahan
Seluruh alat yang akan digunakan sebelumnya dicuci bersih, dikeringkan dan dibungkus dengan kertas kemudian disterilisasi di dalam autoclave selama 15 menit sampai menunjukkan tekanan sebesar 15 dyne/cm3
(1 atm) dengan suhu sebesar 121o C.19
3.8.1.3 Persiapan Sampel
Biji papaya diperoleh dari tukang penjual buah di daerah Meruya sehingga didapatkan biji pepaya kering sebanyak 1 kg. Biji pepaya dideterminasi di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor untuk memastikan kebenaran spesies tanaman yang akan digunakan.
3.8.1.4 Pembuatan Ekstrak Biji Pepaya
Pembuatan ekstrak biji pepaya dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (BALITRO) Bogor menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Dari 1 kg biji pepaya kering diperoleh ekstrak sebanyak 4,2 gram.
3.8.1.5 Pembuatan KulturBakteriEscherichia coli
permukaan media Mueller Hinton Agar, kemudian diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37°C di dalam inkubator.15
3.8.1.6 Pembuatan Variabel Konsentrasi Ekstrak Biji Pepaya
Stok ekstrak biji pepaya akan dibuat dalam berbagai konsentrasi yaitu konsentrasi 5%, 25%, 50%, dan75% dengan larutan etanol 96% sebagai pelarut. Etanol 96% digunakan sebagai kontrol negatif dan antibiotik amoxycillin 25 ug sebagai kontrol positif, sehingga seluruhnya berjumlah 6 variabel. Penelitian ini dikerjakan sebanyak 4 kali pengulangan. Cakram uji kosong dimasukkan ke dalam masing-masingkonsentrasi larutan ekstrak biji pepaya selama 15-30 menit. Kemudian masing-masing cakram disk yang telah direndam dimasukkan ke dalam 4medium Mueller Hinton Agar (1 cawan petri akan berisi 4 cakram disk kosong, kontrol negatif dan amoxycillin 25 ug sebagai kontrol positif) yang akan digunakan dalam tahap pengujian selanjutnya.15
3.8.1.7 Tahap Pengujian Pengaruh Ekstrak Biji Pepaya terhadap Escherichia
coli.15
28
3.9. Pengolahan dan Analisa Data
Pengolahan dan Analisa data dilakukan dengan menggunakan program SPSS untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna dari masing-masing cakram uji yang telah berisi ekstrak biji pepaya dengan konsentrasi 5%, 25%, 50%, 75%, kontrol negatif serta kontrol positif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli.
29 BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1 Pembuatan Ekstrak Biji Pepaya (Carica papaya L)
Biji pepaya yang merupakan bahan dasar untuk pembuatan ekstrak diperoleh dari penjual buah keliling di Meruya Jakarta Barat. Biji pepaya tersebut dideterminasi di Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor. Hasil uji determinasi tersebut menunjukkan tanaman tersebut merupakan spesies Carica papaya L (Lampiran 1)
Gambar 4.1 Ekstrak Biji Pepaya
30
yang digunakan pada penelitian ini didapatkan ekstrak kental sebanyak 4.2 gram. Ekstrak disimpan di lemari es laboratorium mikrobiologi FKIK UIN pada suhu 4oC. Ekstrak kental kemudian dibuat menjadi berbagai konsentrasi 75%. 50%, 25%, dan 5% dengan menambahkan pelarut etanol 96%
Penentuan konsentrasi dilakukan berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Maria Martiasih (2012) yang melakukan uji kadar hambat minimum dari bakteri Escherichia coli dan Streptococcus pyogens menggunakan metode sumuran dengan menggunakan konsentrasi 1%, 5%, 25%, 50%, 75%, dan 100% dengan menggunakan pelarut etanol 70%. Karena pada penelitian ini menggunakan pelarut yang sama namun dengan konsentrasi yang berbeda, dan sebelumnya belum ada penelitian yang sama menggunakan pelarut etanol 96%, maka pada penelitian ini peneliti ingin membandingkan besar zona hambat yang dihasilkan antara kedua konsentrasi pelarut sehingga dipilihlah konsentrasi 5%, 25%, 50%, dan 75%.
4.1.2 Pengaruh Ekstrak Biji Pepaya (Carica papaya L.) terhadap
Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli
Cawan 1
Cawan 2
Cawan 3
Cawan 4
Gambar 4.2.Pengaruh Ekstrak Biji Pepaya terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli pada media Mueller Hinton Agar
32
Tabel 4.1. Hasil Hambatan Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli
Perlakuan Rata-rata zona hambat Standar Deviasi
Ekstrak biji pepaya
4.1.3 Uji Kebermaknaan Konsentrasi Ekstrak Biji Pepaya (Carica papaya L)
Uji statistik efektivitas ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli dilakukan menggunakan aplikasi SPSS 16.0. Karena data penelitian diatas lebih dari 2 kelompok dan berpasangan maka akan dilakukan uji kebermaknaan dengan mengunakan One way ANOVA. Sebelum melakukan uji kebermaknaan tersebut ada 2 syarat yang harus dipenuhi yaitu, distribusi data normal dengan nilai p>0.05 dan variansi data normal dengan p>0.05.22 Berdasarkan uji statistik Saphiro Wilk untuk uji normalitas distribusi data, didapatkan hasil distribusi data yang tidak normal dengan nilai signifikansi p<0.05. Karena syarat untuk melakukan uji One way ANOVA tidak terpenuhi maka dilakukan uji dengan Kruskal-wallis.22Pada uji Kruskal-Wallis nilai signifikansi dikatakan bermakna jika p<0.0522 dan pada penelitian ini didapatkan hasil signifikansi sebesar 0.001 yang berarti hasil penelitian ini bermakna sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh ekstrak biji pepaya pada berbagai konsentrasi dalam menghambat pertumbuhan Escherichia coli.
Tabel 4.2. Hasil Analisis Multikomparasi Mengunakan Uji Mann-Whitney Perlakuan Konsentrasi
75%
Berdasarkan hasil analisis Post Hoc menggunakan uji Mann-Whitney dapat diketahui bahwa ada perbedaan yang bermakna antar setiap konsentrasi ekstrak biji pepaya (Carica papaya L) dalam menghambat pertumbuhan Escherichia coli dengan nilai signifikansi p<0.05.
4.2 Pembahasan Pengaruh Ekstrak Biji Pepaya terhadap
Pertumbuhan Escherichia coli
34
Pada penelitian yang dilakukan oleh Maria Martiasih, et.al (2012), dilakukan uji menggunakan biji pepaya berusia 2,3, dan 5 bulan pada bakteri Escherichia coli dan Streptococcus pyogens.3 Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode sumuran. Ekstrak biji pepaya dilarutkan menggunakan pelarut etanol 70% dengan metode maserasi. Media yang digunakan untuk pertumbuhan bakteri pada penelitian tersebut adalah Nutrient agar. Hasil yang didapatkan adalah bahwa biji pepaya dapat menghambat Escherichia coli dan Streptococcus pyogens dengan kemampuan menghambat paling besar pada Escherichia coli dengan ekstrak biji pepaya berusia 5 bulan dengan zona hambat yang diperoleh sebesar 117,5145 mm2, sedangkan untuk Streptococcus pyogens diperoleh pada usia biji pepaya 3 bulan dengan zona hambat sebesar 49,5335 mm2. Pada penelitian ini juga dilakukan penentuah kadar hambat minimum dengan menggunakan konsentrasi 1%, 5%, 25%, 50%, 75%, dan 100% yang menunjukkan hasil bahwa ekstrak biji pepaya telah dapat menghambat pertumbuhan bakteri pada konsentrasi 1% dengan zona hambat sebesar 9mm untuk bakteri Escherichia coli dan 8,5mm untuk bakteri Streptococcus pyogens.3
Tabel 4.3 Zona Hambat Ekstrak Biji Pepaya Muda dan Tua Pada Escherichia coli dan Staphylococcus aureus
Konsentrasi (ppm)
zona hambat (mm)
biji pepaya muda biji pepaya tua
E.coli S. aureus E.coli S.aureus
Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah pemilihan konsentrasi pelarut. Penelitian sebelumnya menggunakan pelarut etanol dengan konsentrasi 70% dan 80% sedangkan pada penelitian ini digunakan etanol dengan konsentrasi 96%. Perbedaan lainnya adalah penggunaan media pertumbuhan. Kedua penelitian sebelumnya menggunakan media Nutrient Agar sedangkan pada penelitian ini digunakan media Mueller Hinton Agar. Perbedaan selanjutnya yang mungkin adalah pemillihan jenis tanaman pepaya yang digunakan dan usia tanaman pepaya ketika dilakukan penelitian ini. Perbedaan-perbedaan tersebut dapat menjadi kemungkinan penyebab terjadinya perbedaan hasil dari penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Menurut Erindyah dan Maryati (2002), senyawa didalam minyak atsiri biji pepaya yang memiliki efek antibakteri adalah senyawa terpenoid. 3Menurut Cowan (1999) senyawa terpenoid dapat bereaksi dengan porin yang merupakan protein transmembran pada membran luar dinding sel bakteri membuat ikatan polimer kuat sehingga porin akan mengalami kerusakan.3 Kerusakan porin yang terjadi akan mengganggu proses keluar masuknya substansi sehingga permeabilitas dinding sel bakteri akan menurun. Menurunnya permeabilitas dinding sel bakteri akan menyebabkan sel bakteri kekurangan nutrisi sehingga pertumbuhan bakteri terhambat atau mati.3
36
flavonoid. Senyawa ini juga dilaporkan memiliki daya antibakteri dengan mendenaturasi protein sel bakteri dan merusak membran selnya.4
4.3 Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian ini, terdapat beberapa keterbatasan selama proses penelitian, yaitu:
1. Pada penelitian ini tidak diukur jumlah kadar zat aktif pada ekstrak biji pepaya yang digunakan.
2. Bakteri yang digunakan dalam penelitian ini tidak diketahui jenis strainnya secara spesifik.
37 BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Pada penelitian ini, berdasarkan hasil penelitian dan uji statistik dapat diambil beberapa kesimpulan berupa:
1. Ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) dengan metode difusi agar dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli dengan zona hambat pada rata-rata konsentrasi 5% sebesar 8.25 mm dan pada konsentrasi 75% sebesar 14.75 mm.
2. Pada penelitian ini, ekstrak biji pepaya coli pada konsentrasi 75%, dan 50%, mampu menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia sedangkan pada konsentrasi 25% dan 5% tidak terdapat hambatan pertumbuhan Escherichia coli berdasarkan klasifikasi efek hambatan Greenwood (1995)
3. Hasil uji kebermaknaan dengan uji Kruskall-Wallis dan Mann-Whitney menunjukkan bahwa ekstrak biji pepaya pada berbagai konsentrasi secara bermakna dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Terdapat perbedaan yang bermakna pada setiap konsentrasi dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli.
5.2. Saran
Setelah dilakukannya penelitian ini, maka disarankan untuk penelitian selanjutnya:
1. Dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai aktivitas antibakteri biji pepaya terhadap bakteri lainnya.
2. Dapat melakukan penelitian lebih lanjut tentang zat aktif pada biji pepaya yang spesifik sebagai antibakteri.
38
DAFTAR PUSTAKA
1. Zona Sehat. 2007. Khasiatbiji papaya untuk kesehatan.
http://zonasehat.blogdetik.com/2012/06/17/khasiat-biji-pepaya-untuk-kesehatan/. Diaksespada 19 januari 2014
2. Peter,Jyotsna Kiran, et.al.2014.Antibacterial Activity of Seed and Leaf Extract of Carica papayavar. Pusa dwarf Linn.Journal of Pharmacy and Biological Science vol.9; 29-37
3. Martiasih,Maria, et.al.2012.Aktivitas Antibakteri Ekstrak Biji Pepaya terhadap Escherichia coli dan Streptococcus pyogenes.Fakultas Teknobiologi Universitas Atma Jaya Yogyakarta
4. Mulyono, Lienny Meriyuki.2013.Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Biji Buah Pepaya (Carica papaya L) terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya vol.2 no.2
5. Jawetz, Melnick, et.al. 2007. Medical Microbiology 24th edition. USA: Mc-Graw Hill companies
6. Levy, Daniel.2014. E.coli enteritis.
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000296.htm. Diakses pada 29/08/2014
7. Dedimisbahatori.2013.Pepaya.http://klinikpengobatanalami.wordpress. com/2013/05/18/pepaya/. Diakses pada 25/8/2014
8. United States Department of Agriculture. 2014. Carica papayaL. http://plants.usda.gov/core/profile?symbol=capa23. diaksespada 14September 2014
9. Rachman, Iman Syaiful.2011.
UjiAktivitasEktrakBijiPepayaTerhadapBakteriStaphylococcusaureus. Akademifarmasiputra Indonesia malang
10.Lullman, Heinz, et.al. 2000.Color Atlas of Pharmacology 2nd edition. USA: Thieme
40
12.Paustian, Timothy. 2002. The Cell
Wall.http://lecturer.ukdw.ac.id/dhira/BacterialStructure/CellWall.html. Diakses pada 29/08/2014
13.Brain,Marshall.2001. How Evolution Works.
http://science.howstuffworks.com/life/evolution/evolution4.htm. Diakses pada 29/08/2014
14.Pratiwi, Sylvia T. 2008. MikrobiologiFarmasi. Jakarta: Erlangga Medical Series
15.Karina, Rina.2013. Pengaruh Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans secara in
vitro.FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
16.Widyana, Wiwid, et.al.2014. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Lumut Octoblepharum albidium Hewd terhadap Pertumbuhan Staphylococcus epidermidis dan Pseudomonas aeruginosa.Jurnal Protobiont Pontianak vol 3(2):166-170
17.Sudoyo, Aru W, et.al.2010. BukuAjarIlmuPenyakitDalam. Jakarta: Internal Publishing
18.HTA.2010. Buku Panduan Tatalaksana Bayi Baru Lahir di Rumah Sakit.HTA Indonesia Bab IV;72-74
19.Dahlan, M Sopiyudin. 2009. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika
20.Umri, Rachmawati Nurul.2010.
PerbandinganPotensiDayaHambatEkstrakEtanoldariBijiPepaya yang
DikeringkandenganMatahariLangsungdanDiangin-anginkanTerhadapEscherichiacoli. Farmasipolitekkesdepkes Jakarta 21.Sujana, Karlina sari.2013. Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale
Roscoe) terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus. FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
22.Yulitha, Tryas. 2010.
42
Lampiran 3 Data Hasil Uji Statistik 1. Normalitas Data Seluruh Cakram Uji
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
zonahambat .161 24 .110 .882 24 .009
a. Lilliefors Significance Correction
2. Normalitas data setelah transformasi data
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
zona_hambat3 .185 20 .071 .851 20 .006
a. Lilliefors Significance Correction
3. Uji Kruskal Wallis
Test Statisticsa,b
zonahambat
Chi-Square 22.333
df 5
Asymp. Sig. .000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable:
ujikonsentrasi
4. Uji Mann-Whitney
Ranks
Ujikonsentrasi N Mean Rank Sum of Ranks
zonahambat ekstrakbijipepaya75% 4 6.50 26.00
ekstrakbijipepaya50% 4 2.50 10.00
44
zonahambat
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 10.000
Z -2.337
Asymp. Sig. (2-tailed) .019
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .029a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: ujikonsentrasi
Ranks
ujikonsentrasi N Mean Rank Sum of Ranks
zonahambat ekstrakbijipepaya75% 4 6.50 26.00
ekstrakbijipepaya25% 4 2.50 10.00
Total 8
Test Statisticsb
Zonahambat
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 10.000
Z -2.352
Asymp. Sig. (2-tailed) .019
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .029a
a. Not corrected for ties.
Ranks
Ujikonsentrasi N Mean Rank Sum of Ranks
zonahambat ekstrakbijipepaya75% 4 6.50 26.00
ekstrakbijipepaya5% 4 2.50 10.00
Total 8
Test Statisticsb
zonahambat
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 10.000
Z -2.381
Asymp. Sig. (2-tailed) .017
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .029a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: ujikonsentrasi
Ranks
Ujikonsentrasi N Mean Rank Sum of Ranks
zonahambat ekstrakbijipepaya75% 4 2.50 10.00
amoxicillin25ug 4 6.50 26.00
Total 8
Test Statisticsb
zonahambat
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 10.000
Z -2.337
Asymp. Sig. (2-tailed) .019
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .029a
46
Ranks
ujikonsentrasi N Mean Rank Sum of Ranks
zonahambat ekstrakbijipepaya50% 4 6.50 26.00
ekstrakbijipepaya5% 4 2.50 10.00
Total 8
Test Statisticsb
zonahambat
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 10.000
Z -2.381
Asymp. Sig. (2-tailed) .017
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .029a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: ujikonsentrasi b. Grouping Variable: ujikonsentrasi
Ranks
ujikonsentrasi N Mean Rank Sum of Ranks
zonahambat ekstrakbijipepaya50% 4 6.25 25.00
ekstrakbijipepaya25% 4 2.75 11.00
Total 8
Test Statisticsb
zonahambat
Mann-Whitney U 1.000
Wilcoxon W 11.000
Z -2.097
Asymp. Sig. (2-tailed) .036
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .057a
a. Not corrected for ties.
Ranks
ujikonsentrasi N Mean Rank Sum of Ranks
zonahambat ekstrakbijipepaya50% 4 2.50 10.00
amoxicillin25ug 4 6.50 26.00
Total 8
Test Statisticsb
zonahambat
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 10.000
Z -2.337
Asymp. Sig. (2-tailed) .019
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .029a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: ujikonsentrasi
Ranks
ujikonsentrasi N Mean Rank Sum of Ranks
zonahambat ekstrakbijipepaya25% 4 6.25 25.00
ekstrakbijipepaya5% 4 2.75 11.00
Total 8
Test Statisticsb
zonahambat
Mann-Whitney U 1.000
Wilcoxon W 11.000
Z -2.139
Asymp. Sig. (2-tailed) .032
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .057a
a. Not corrected for ties.
48
Ranks
ujikonsentrasi N Mean Rank Sum of Ranks
zonahambat ekstrakbijipepaya25% 4 2.50 10.00
amoxicillin25ug 4 6.50 26.00
Total 8
Test Statisticsb
zonahambat
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 10.000
Z -2.352
Asymp. Sig. (2-tailed) .019
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .029a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: ujikonsentrasi
Ranks
ujikonsentrasi N Mean Rank Sum of Ranks
zonahambat ekstrakbijipepaya5% 4 2.50 10.00
amoxicillin25ug 4 6.50 26.00
Total 8
Test Statisticsb
zonahambat
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 10.000
Z -2.381
Asymp. Sig. (2-tailed) .017
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .029a
a. Not corrected for ties.
Lampiran 4 Alat dan Bahan Penelitian autoclave
inkubator
Laminar air flow vortex
50
Lampiran 5 Tabel pengukuran zona hambat berbagai konsentrasi ekstrak biji pepaya
0 5 10 15 20 25 30 35
zo
n
a
h
a
m
b
a
t
Lampiran 6
Daftar Riwayat Hidup
Nama :Niken Nurul Paramesti
Tempat, Tanggal Lahir :Jakarta, 15 Maret 1993
Alamat :Jl. Kano Raya No.43 RT/RW 001/009 Kelapa Dua
Email :nikennduth@yahoo.com
No. Telepon :085692822493
Riwayat Pendidikan :
1996-1999: TK Yayasan Perguruan “CIKINI” 1999-2005: SD Yayasan Perguruan “CIKINI” 2005-2008: SMP Yayasan Perguruan “CIKINI” 2008-2011: SMAN 78 Jakarta Barat