• Tidak ada hasil yang ditemukan

Daya Tarik Penyiar Panghibur Kalbu Di Radio Mora 88.50 FM Jawa Barat Terhadap Anggota Mora Club Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Daya Tarik Penyiar Panghibur Kalbu Di Radio Mora 88.50 FM Jawa Barat Terhadap Anggota Mora Club Bandung"

Copied!
184
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Diajukan Untuk Menempuh Ujian Sarjana

Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik

Disusun Oleh :

Candra Kirana

NIM. 41807094

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI JURNALISTIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(3)
(4)

v

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT dengan

berkah kelimpahan rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul “Daya Tarik Penyiar “Panghibur Kalbu” Di Radio Mora 88,50

FM Jawa Barat Terhadap Minat Dengar Anggota Mora Club Bandung”,

sebagai tugas akhir dalam memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana

di Program Studi Ilmu Komunikasi konsentrasi Jurnalistik Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik, Universitas Komputer Indonesia Bandung.

Dan tidak lupa penulis ingin mengucapkan terimakasih yang tak

terhingga kepada orang tua yang telah memberikan dukungan dan motivasi agar

tetap terus melanjutkan kuliah sampai ke jenjang sarjana.

Peneliti juga menyadari skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa

bantuan, dorongan serta kebersamaan yang telah diberikan kepada peneliti selama

penyusunan skripsi ini, karena itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih

sebesar-besarnya dengan segala ketulusan dan kerendahan hati kepada :

1. Yth. Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A selaku Dekan Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah mengeluarkan surat pengantar

pelaksanaan penelitian.

2. Drs. Manap Solihat, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi

(5)

vi

3. Yadi Supriadi, S.Sos., M.Phil selaku pembimbing yang selalu

memberikan semangat dan motivasi kepada peneliti sehingga penulis

bersemangat dalam menyusun skripsi ini.

4. Rismawaty, S.Sos., M.Si selaku Dosen Wali yang telah membimbing

peneliti untuk bisa menyelesaikan perkuliahan dengan baik dan lancar dan

insya Allah dapat menyelesaikan perkuliahan.

5. Bapak dan Ibu Dosen Ilmu Komunikasi yang selalu membimbing,

mengarahkan, mendidik, serta memberikan nilai kepada penulis dalam

setiap mata kuliah.

6. Mbak Intan selaku Sekretariat Program Studi Ilmu Komunikasi yang

selalu mengurus data-data, informasi, dan memberikan kemudahan dalam

menjalani perkuliahan.

7. Mbak Astri selaku Sekretariat Program Studi Ilmu Komunikasi yang

selalu mengurus data-data, informasi, dan memberikan kemudahan dalam

menjalani perkuliahan.

8. Monang Saragih, S.H selaku Pemimpin Radio Mora 88.50 FM Jawa Barat

yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan

penelitian.

9. Bpk Ahmad Yusuf selaku penyiar acara Panghibur Kalbu yang telah

memberikan kesempatan wawancara kepada

10. Wildan Nasution selaku ketua Mora Club yang telah memudahkan dan

(6)

vii

11. Kepada anggota Mora Club yang telah memudahkan dan membantu

peneliti dengan mengisi angket penelitian.

12. Keluarga besar, orang tua tersayang mamahku tercinta serta bapak,

saudara seperjuanganku Rully, Nurmalasari, keponakanku Luky, dan

seluruh keluarga besar yang peneliti cintai terima kasih atas dukungan

serta do’anya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini.

13. Orang terdekatku Widhy Finandita yang selalu membantu dalam setiap

kesulitan baik materil maupun non materil dalam melakukan penelitian.

14. Teman-teman seperjuangan Alm. Apipudin, Ludi, Ucok, Bedul, Okym,

Bengbeng Ocan, Gingin, Ramos dan Soleh yang selalu memberikan

bantuan dan dukungan selama peneliti menyusun penelitian ini.

15. Rekan-rekan IK-Jurnal 2008 yang telah membantu dan memberikan

semangat dari awal hingga akhir kepada peneliti sehingga penelitian ini

selesai.

Serta semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Semoga

Allah SWT senantiasa membalas amal kebaikan yang telah diberikan kepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi. Dan besar harapan penulis semoga skripsi

ini dapat berguna bagi semua pihak khususnya bagi para pembaca.

Bandung, Febuari 2012

(7)

x

SURAT PERNYATAAN ... ii

LEMBAR PERSEMBAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 11

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 12

1.4 Kegunaan Penelitian ... 13

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 13

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 13

1.5 Kerangka Pemikiran ... 14

1.5.1 Kerangka Teoritis ... 14

(8)

xi

1.9 Teknik Pengumpulan Data ... 24

1.10 Populasi dan Sampel ... 26

1.10.1 Populasi ... 26

1.10.2 Sample ... 26

1.11 Uji Validitas Instrumen ... 27

1.12 Teknik Analisa Data ... 29

1.13 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian ... 36

1.14 Sistematika Penulisan ... 34

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan tentang Komunikasi ... 39

2.1.1 Pengertian Komunikasi ... 39

2.1.2 Lingkup Komunikasi ... 40

2.1.3 Unsur-unsur Komunikasi ... 42

2.1.4 Proses Komunikasi ... 43

2.1.5 Fungsi Komunikasi ... 43

2.2 Tinjauan tentang Komunikasi Massa ... 44

2.2.1 Defenisi Komunikasi Massa ... 44

2.2.2 Ciri-ciri Komunikasi Massa ... 45

(9)

xii

2.3.3 Kekuatan Radio ... 49

2.3.4 Kelemahan Radio ... 51

2.3.5 Kriteria Penyiar Profesional ... 52

2.4 Tinjauan Umum tentang Daya tarik ... 53

2.4.1 Defenisi Daya tarik ... 53

2.4.2 Indikator Daya tarik ... 54

2.5 Tinjauan Umum tentang Minat ... 55

2.5.1 Defenisi Minat ... 55

2.5.2 Indikator Minat ... 56

BAB III OBJEK PENELITIAN 3.1 Tinjauan tentang Perusahaan ... 60

3.1.1 Sejarah radio Mora 88.50 FM ... 60

3.1.2 Logo Radio Mora ... 61

3.1.3 Maksud Pendirian ... 62

3.1.4 Tujuan Pendirian ... 62

3.1.5 Visi Radio Mora ... 63

3.1.6 Misi Radio Mora ... 63

3.1.7 Struktur Organisasi Radio Mora ... 63

(10)

xiii

3.3.1 Sejarah Acara Panghibur Kalbu ... 85

3.3.2 Profile Pendengar acara Panghibur Kalbu ... 86

3.3.3 Profil Penyiar Panghibur Kalbu ... 86

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Validitas dan Reabilitas ... 89

4.2 Data Responden ... 91

4.3 Analisis Hasil Penelitian... 94

4.3.1 Kepribadian... 96

4.3.2 Pengucapan ... 102

4.3.3 Kontrol Suara ... 106

4.3.4 Intonasi ... 112

4.3.5 Penilaian dari Daya tarik penyiar ... 117

4.3.6 Variabel Minat ... 119

4.3.7 Perhatian ... 120

4.3.8 Keinginan... 124

4.3.9 Kesan ... 127

4.4 Analisis Korelasional Pengaruh Antar indikator Variabel... 134

4.4.1 Hubungan antara Kepribadian dengan minat ... 134

(11)

xiv

4.4.6 Hubungan antara Daya tarik dengan kesan ... 156

4.5 Analisis Determinasi antara varibel X dan Y ... 160

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 164

5.2 Saran ... 165

5.2.1 Saran untuk Perusahaan ... 146

5.2.2 Saran untuk Mora Club Bandung ... 155

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Banyaknya bermunculan radio di Bandung, maka radio-radio di Bandung

pun saling bersaing untuk menarik minat pendengar. Salah satu usaha yang

dilakukan sebuah radio untuk menarik minat pendengar adalah dengan

memperkejakan penyiar yang berkualitas.

Pengertian penyiar menurut Effendi adalah “orang yang menyajikan

materi siaran kepada para pendengar, seorang penyiar dengan gayanya yang asli,

lincah dan ramah yang sesuai dengan selera dan perasaan pendengar

mengemukakan gagasannya” (Effendy, 1991:124).

Sukses tidaknya seorang penyiar dalam melakukan suatu siaran di sebuah

radio salah satunya tergantung juga pada daya tarik penyiar dalam membawakan

acaranya. Apabila penyiar memiliki daya tarik yang baik dalam membawakan

sebuah siaran, maka penyiar tersebut telah sukses menjadi seorang penyiar. Hal

tersebut juga akan berdampak baik bagi stasiun radio yaitu citranya menjadi baik

di mata pendengar.

Daya tarik penyiar dalam sebuah siaran radio adalah salah satu aspek yang

sangat penting, dimana seorang penyiar harus mempunyai keahlian yang mampu

membawakan suasana batin pendengarnya. Dengan kata lain, seorang penyiar

(13)

sebuah acara dengan wawasan dan pengetahuannya mengenai acara yang

dibawakannya tersebut.

Berbagai pengertian mengenai daya tarik Penyiar dijelaskan dalam berbagai

teori salah satunya menurut Onong Uchjana Effendy yaitu; “kekuatan atau

penampilan komunikator yang dapat memikat perhatian komunikan. Ini dapat

disebabkan karena kepribadian dan pengucapannya yang cermat, dengan suaranya

yang terkontrol, ia dapat memperhatikan tempo dan keras-lembutnya pengucapan”

(Effendy, 1991:126).

Menurut Astuti dalam buku Jurnalisme Radio Dan Praktik, Voice / Word

dalam narasi penyiar, merupakan salah satu daya tarik radio. Style sebuah radio

dapat mempengaruhi style sang penyiar. Penyiar yang punya banyak fans adalah

mereka yang mampu mendekatkan diri dengan pendengarnya. Penyiar semacam

ini memiliki modal yang disebut air personality.

Mereka menampilkan keunikan, keaslian, sekaligus menawarkan

persahabatan dan ketulusan. Mereka mampu membuat pendengar merasa nyaman

dan terhibur ketika mendengar suaranya, dan faktor air personality tidak hanya

dibangun oleh suara yang bagus, tapi lebih pada mental penyiar itu sendiri (Astuti,

2008 : 44 – 45).

Kata siaran merupakan padanan dari kata broadcast dalam bahasa Inggris.

Undang-undang Penyiaran memberikan pengertian siaran sebagai pesan atau

rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau suara dan gambar atau yang

berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak, yang dapat

(14)

Sementara penyiaran yang merupakan padanan kata broadcasting

memiliki pengertian :

“Kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio (sinyal radio) yang berbentuk gelombang elektromagnetik yang merambat melalui udara, kabel, dan atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak danbersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerimaan siaran” (Morissan, 2005: 27-28).

Bahasa yang dipergunakan dalam radio siaran harus bergaya, artinya

disusun dan diatur sedemikian rupa, sehingga memperoleh daya guna sebesar-

besarnya, diantaranya adalah untruk menarik minat pendengar, dan benar-benar

sanggup menyalurkan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada

komunikan (Effendy, 1991).

Seorang penyiar yang baik adalah penyiar yang dapat memperhitungkan

apa yang harus disampaikan kepada pendengar supaya mendapat tanggapan yang

diinginkan. Karena itu, dalam menentukan isi pesan yang baik, perlu adanya daya

tarik penyiar terhadap pesan yang disampaikan kepada pendengar, antara lain

kepribadian, pengucapan, suara dan intonasi.

Kepribadian dalam hal ini lebih Penting dari pada Suara yang Bagus.

Bukan hanya karakteristik suara atau kemampuan vokal tetapi juga karakteristik

kepribadian, menjadi seorang penyiar dituntut untuk lebih terbuka, lebih bisa

familiar dengan pendengar. Pengucapan atau Artikulasi (articulation), yaitu

kejelasan pengucapan kata-kata. Disebut juga pelafalan kata (pronounciation).

(15)

adalah nada suara, irama bicara, atau alunan nada dalam melafalkan kata-kata,

sehingga tidak datar atau tidak monoton (Effendy, 1991:126).

Penyiar yang memiliki kemampuan yang baik dapat merangsang dan

menarik minat orang-orang untuk mendengarkan radio. Minat mendengarkan

radio akan berpengaruh dan menguntungkan bagi pihak radio, karena dengan

semakin banyak pendengar yang berminat mendengarkan radio maka akan

semakin tinggi juga ratting radio. Hal ini tentu saja akan mengundang para pihak -

pihak yang ingin memasang dan mempromosikan iklan di radio Mora.

Onong U. Effendy dalam bukunya Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi

mengemukakan pendapatnya bahwa minat adalah kelanjutan dari perhatian yang

merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat (desire) untuk melakukan suatu

kegiatan yang diharapkan komunikator. Sedangkan pendapat Ben Witherington

tentang minat adalah :

“Perhatian individu terhadap adanya suatu obyek, seseorang, suatu soal atau situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya yang dilakukan dengan sadar diikuti dengan perasaan senang. Ada tahapan-tahapan yang perlu diperhatikan pada diri manusia dalam proses terbentuknya minat yaitu perhatian, keinginan dan kesan” (1991:79).

Seperti halnya radio Mora 88.50 FM sebagai salah satu penggagas Radio

Penegakan Hukum & Informasi (The Law of Justice Station & Information) di

Indonesia, dan On Air non stop 24 jam setiap hari, format siaran utamanya adalah

talkshow/interaktif dengan membangun komunikasi 3 sampai 4 arah, yaitu antara

(16)

Radio Mora sudah berdiri selama 12 tahun, dengan pengalaman dan jam

terbang yang tidak sedikit, radio Mora selalu berusaha memberikan yang terbaik

dengan tujuan dapat menarik minat bagi pendengarnya, apalagi di zaman

persaingan yang ketat. Usaha yang dilakukan radio Mora untuk mengahadapi

persaingan antar radio adalah dengan selau senantiasa memilih orang-orang yang

terbaik untuk menjadi penyiar di radionya. Salah satu yang membedakan radio

Mora dengan radio lainya adalah sebagai satu - satunya Radio Penegakan Hukum

& Informasi (The Law of Justice Station & Information) (Sumber: Redaksi Radio

Mora Parnakarsa 88.50 Fm Jawa Barat, 2011).

Para penyiar Radio Mora FM umumnya berlatar belakang praktisi hukum

dan budayawan daerah yang sudah malang melintang di dunia penyiaran, untuk

menjadi seorang penyiar di radio Mora dibutuhkan waktu yang lama, selain harus

mempunyai pengalaman yang luas, radio Mora pun melakukan pelatihan dan

seleksi yang ketat dalam memilih seseorang untuk dijadikan penyiar, hal ini

dimaksudkan agar penyiar radio Mora adalah penyiar yang berkualitas dan

mempunyai daya tarik (Sumber: Redaksi Radio Mora Parnakarsa 88.50 FM Jawa

Barat, 2011).

Dalam suatu bisnis baik media maupun non media pasti memeiliki pesaing

didalam usahanya, begitupun di radio Mora yang mengusung moto The Law And

Justice Stasion dan mengutamakan suatu informasi yang penting dan aktual dalam

kehidupan masyarakat sehari-hari yang tentunya banyak tema yang sama dan

(17)

Elshinta dan radio PR FM, persaingan tersebut karena ke-3 radio tersebut

memiliki kesamaan dalam frame siarannya, yaitu mengutamakan informasi dan

talkshow / interaktif sebagai frame program siaran dengan pendengarnya seputar

permasalahan yang sedang aktual, hal ini tentu saja berbeda dengan radio lainnya

yang mengusung dan menonjolkan musik dalam setiap tema acaranya. Oleh

karena itu radio Mora selalu memberikan yang terbaik bagi pendengarnya guna

menarik minat pendengarnya.

Profil pendengar dari radio Mora diklasifikasikan dalam beberapa

golongan antara lain :

Tabel 1.1 Profil Pendengar dari Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Prosentase

Wanita 40 %

Pria 60%

(sumber : Redaksi Radio Mora Parnakarsa 88.50 FM Jawa barat, 2011).

Tabel 1.2 Profil Pendengar dari Status Pendidikan

Status Pendidikan Prosentase

Lulusan SMA 40 %

Lulusan DIPLOMA 30 %

Lulusan SARJANA 20 %

Lainnya 10 %

(sumber : Redaksi Radio Mora Parnakarsa 88.50 FM Jawa Barat, 2011).

Segmentasi pendengar yang ditargetkan adalah usia mulai dari 17 tahun

sampai dengan 70 tahun. Karakter : Dewasa, konsen terhadap lingkungan sosial

dan informasi (Sumber: Redaksi Radio Mora Parnakarsa 88.50 FM Jawa barat,

(18)

Dengan daya jangkau siaran yang meliputi Bandung Raya dan beberapa

daerah di Jawa Barat seperti Cianjur, Sukabumi, Indramayu, Subang ditambah

dengan penggunaan fasilitas stremaing yang dapat didengarkan lewat akses

media internet, maka siapapun dan dimanapun bisa mendengarkan tanpa terbatas

letak geografisnya, sehingga pendengarnya pun tersebar diberbagai daerah

(Sumber : Sekertariat Amor Club, Radio Mora 88.50 FM Jawa Barat, 2011).

Dengan banyaknya pendengar yang suka mendengarkan radio Mora, maka

radio Mora membuat sebuah perkumpulan khusus untuk para pendengarnya.

Perkumpulan tersebut dinamakan “Anggota Mora (Amor) Club” yang mencapai

2500 orang. Amor Club adalah wadah bagi para pendengar yang mencintai radio

Mora, kepengurusan Amor Club berada dibawah naungan resmi radio Mora.

Semua orang bisa bergabung menjadi anggota Amor Club tidak terbatas pada

klasifikasi tertentu tetapi terbuka untuk umum, hanya tinggal mendaftar kepada

sekertariat Amor Club. Dari 2500 anggota Mora Club yang tergabung dari

berbagai daerah namun yang ikut dan masih tercatat secara resmi dari keaktifan

dalam kegiatan dan keanggotan yang berkaitan secara langsung dengan radio

Mora hingga saat ini hanya sekitar 400 orang, yang didominasi dari daerah seputar

Bandung Raya (Sumber: Sekertariat Amor Club, Radio Mora 88.50 FM Jawa

Barat, 2011).

Beberapa acara yang ada di radio Mora atara lain Interupsi, Tabur Kasih,

Somasi, Saksi, Kasasi, Motif, Eksekusi, PK (Panghibur Kalbu), Sapa Mora,

Konpensi, Amor Memories, Mora Peduli dan Kiprah Kopjaskum (Sumber:

(19)

Salahsatu cara menarik minat pendengar dalam setiap acara yang

ditawarkan kepada pendengar, penyiar radio Mora harus mempunyai cirikhas

masing-masing dalam pembawaanya sewaktu siaran dan acaranya, setiap penyiar

membawakan acara sesuai gayanya dan karakternya, begitupun dengan daya tarik

yang dibangun oleh penyiar Panghibur Kalbu, diharapakan mampu memikat

minat dengar Amor Club untuk mendengarkan acaranya sewaktu si penyiar

sedang siaran di radio Mora.

Peneliti memilih acara Panghibur Kalbu karena peneliti merasa tertarik

dengan acara Panghibur Kalbu, karena acara tersebut adalah acara hiburan yang

format acaranya dibalut oleh budaya Sunda, yang kita tahu bahwa acara yang

bertemakan Budaya Sunda sudah jarang kita temukan dalam acara radio, selain itu

juga dari beberapa acara yang ditawarkan di radio Mora terdapat acara yang

paling banyak diminati pendengar yaitu Panghibur Kalbu, hal tersebut dibukitkan

dengan jumlah SMS dan penelepon yang masuk untuk berinteraktif dan

berpartisipasi dalam acara Panghibur Kalbu selalu mendapatkan yang tertinggi

dibandingkan acara yang lainya.

Acara Panghibur Kalbu dengan waktu siaran dari pukul 21.00 sampai

00.00 WIB memiliki rata-rata 580 SMS dan 75 telepon yang masuk ke data

komputer oprator persetiap acaranya (Sumber: Redaksi Radio Mora Parnakarsa

88.50 FM Jawa Barat, 2011).

Jika dibandingkan dengan acara yang lainya, jumlah SMS dan penelepon

yang masuk berada di bawah acara Panghibur Kalbu, yaitu nilai rata-rata SMS

(20)

operator, sedangakan jumlah penelepon antara 70 sampai 77 penelepon yang

masuk ke data komputer operator persetiap siaran acara (Sumber : Redaksi Radio

Mora Parnakarsa 88.50 FM Jawa Barat, 2011).

Maka dari data diatas jumlah sms yang masuk terlihat bahwa acara

Panghibur Kalbu memiliki nilai tertinggi, dan penelpon yang masukpun berada di

posisi yang bisa dikatakan tinggi.

Panghibur Kalbu pertama siaran pada tahun 2002 yang digawangi penyiar

Ahmad Yusuf atau sering disapa Kang Udung. Panghibur Kalbu mengudara setiap

hari Senin sampai Sabtu, dan dimulai dari jam 21.00 WIB dengan waktu siaran 3

jam. Panghibur Kalbu merupakan acara yang bertemakan tentang budaya sunda

dan berkaitan dengan kejadian sehari - hari yang sedang hangat, dengan

pembawaan khas hereuy Bandung yang segar, menghibur dan kocak, khas

penyiar yang kental dengan budaya Sundanya.

Penyiar akan menyajikan beberapa segmen di dalam siarannya seperti :

1. Bahasan / komentar tentang segala hal yang sedang menjadi headline

berita dalam negeri, disajikan dengan gaya banyolan dan sindiran.

2. Program interaktif berupa opini dan komentar dengan pendengar

melalui telepon dan SMS (Sumber: Radio MORA 88,50 FM Jawa

Barat, 2011).

Untuk menarik minat pendengar, penyiar radio harus mempunyai ciri khas

tersendiri dalam pembawaanya sewaktu siaran, yang tentunya setiap penyiar

membawakan acara dengan dialek dan gayanya masing-masing sesuai

(21)

daya tarik seorang penyiar mampu memikat minat pendengar untuk

mendengarkan acaranya sewaktu dia sedang siaran di radio.

Dari pemaparan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian

ini adalah: Sejauhmana Pengaruh Daya Tarik Penyiar “Panghibur Kalbu” di

radio Mora 88,50 FM Jawa Barat terhadap Minat dengar anggota Mora

(22)

1.2 Identifikasi Masalah

Ditinjau dari latar belakang diatas, maka identifikasi masalah pada

penelitian adalah sebagai berikut:

1. Sejauhmana Kepribadian Penyiar “Panghibur Kalbu” di radio MORA

88.50 FM Jawa Barat terhadap Minat dengar anggota Mora Club

Bandung?

2. Sejauhmana Pengucapan penyiar “Panghibur Kalbu” di radio MORA

88.50 FM Jawa Barat terhadap Minat dengar anggota Mora Club

Bandung?

3. Sejauhmana Kontrol Suara penyiar “Panghibur Kalbu” di radio MORA

88.50 FM Jawa Barat terhadap Minat dengar anggota Mora Club

Bandung?

4. Sejauhmana Intonasi penyiar “Panghibur Kalbu” di radio MORA 88.50

FM Jawa Barat terhadap Minat dengar anggota Mora Club Bandung?

5. Sejauhmana daya tarik penyiar “Panghibur Kalbu” di radio MORA 88.50

FM Jawa Barat terhadap Perhatian anggota Mora Club Bandung?

6. Sejauhmana daya tarik penyiar “Panghibur Kalbu” di radio MORA 88.50

FM Jawa Barat terhadap Keinginan anggota Mora Club Bandung?

7. Sejauhmana daya tarik penyiar “Panghibur Kalbu” di radio MORA 88.50

FM Jawa Barat terhadap Kesan anggota Mora Club Bandung?

8. Sejauhmana daya tarik penyiar “Panghibur Kalbu” di radio MORA 88.50

(23)

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui dan menelaah Sejauh mana

Pengaruh Daya Tarik Penyiar “Panghibur Kalbu” di radio Mora 88,50 FM

Jawa Barat terhadap Minat dengar anggota Mora Club Bandung

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui Kepribadian Penyiar “Panghibur Kalbu” di radio

MORA 88.50 FM Jawa Barat terhadap Minat dengar anggota Mora Club

Bandung.

2. Untuk mengetahui Pengucapan penyiar “Panghibur Kalbu” di radio

MORA 88.50 FM Jawa Barat terhadap Minat dengar anggota Mora Club

Bandung.

3. Untuk mengetahui Kontrol Suara penyiar “Panghibur Kalbu” di radio

MORA 88.50 FM Jawa Barat terhadap Minat dengar anggota Mora Club

Bandung.

4. Untuk mengetahui Intonasi penyiar “Panghibur Kalbu” di radio MORA

88.50 FM Jawa Barat terhadap Minat dengar anggota Mora Club Bandung.

5. Untuk mengetahui daya tarik penyiar “Panghibur Kalbu” di radio MORA

88.50 FM Jawa Barat terhadap Perhatian anggota Mora Club Bandung.

6. Untuk mengetahui daya tarik penyiar “Panghibur Kalbu” di radio MORA

88.50 FM Jawa Barat terhadap Keinginan anggota Mora Club Bandung.

7. Untuk mengetahui daya tarik penyiar “Panghibur Kalbu” di radio MORA

88.50 FM Jawa Barat terhadap Kesan anggota Mora Club Bandung.

8. Untuk mengetahui Daya tarik penyiar “Panghibur Kalbu” di radio MORA

(24)

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan sebagai

sumbangan pemikiran bagi pengembangan Ilmu Komunikasi umumnya dan Ilmu

Jurnalistik khususnya, tentang kajian daya tarik penyiar radio.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Selain kegunaan teoritis diatas, penelitian ini juga diharapkan berguna untuk:

1. Peneliti

Kegunaan bagi peneliti adalah sebagai salah satu bentuk aplikasi penelitian

yang diharapkan dapat memberi pengetahuan dan pengalaman bagi

peneliti, serta sebagai aplikasi ilmu tentang komunikasi massa khususnya

radio yang berkenaan dengan daya tarik penyiar radio.

2. Akademik

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam mendukung

materi-materi perkuliahan bagi Universitas, Program Studi, dan

mahasiswa-mahasiswi Ilmu Komunikasi, khususnya bidang kajian Ilmu

Jurnalistik untuk melakukan penelitian selanjutnya.

3. Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi dan masukan

bagi PT. Radio Mora Parnakarsa 88,50 FM Jawa Barat untuk mengetahui

(25)

anggota “Mora Club” Untuk mendengarkan radio MORA Jawa Barat

88.50 FM.

1.5 Kerangka Pemikiran

1.5.1 Kerangka Teoritis

Dalam hal ini peneliti bermaksud untuk mengetahui pengaruh daya tarik

penyiar acara Panghibur Kalbu di radio Mora 88,50 FM Jawa Barat terhadap

minat dengar Mora Club Bandung.

Sebagaimana yang telah dijelaskan pada latar belakang di atas, yang

menjadi salah satu titik konsentrasi dalam penelitian ini adalah daya tarik penyiar

acara Panghibur Kalbu di radio Mora 88,50 FM Jawa Barat terhadap minat dengar

Mora Club Bandung.

Daya tarik penyiar menurut Onong Uchjana Effendy adalah kekuatan atau

penampilan komunikator yang dapat memikat perhatian komunikan. Ini dapat

disebabakan karena kepribadiannya dan pengucapannya yang cermat, yang

dengan suaranya yang terkontrol, ia dapat memperhatikan tempo dan

keras-lembutnya pengucapan” (Effendy, 1991:126).

Menurut Effendy dalam buku yang berjudul Radio, Siaran dan Praktek

(Effendy, 1991:126). Terdapat 4 unsur yang menjadi daya tarik penyiar radio

yaitu :

1. Kepribadian

Kepribadian lebih penting dari pada suara yang bagus. Bukan hanya

(26)

kepribadian bahwa menjadi seorang penyiar dituntut untuk lebih terbuka,

lebih bisa familiar dengan orang-orang.

2. Pengucapan

Pengucapan atau Artikulasi (articulation), yaitu kejelasan pengucapan

kata-kata. Disebut juga pelafalan kata (pronounciation). Setiap kata yang

diucapkan harus jelas, Seringkali, dijumpai kata atau istilah yang

pengucapannya berbeda dengan penulisannya

3. Kontrol Suara

Suara Penyiar harus lancar bicara dengan kualitas vokal yang baik.

Teknik vokal yang diperlukan antara lain kontrol suara (voice control)

selama siaran, meliputi pola titinada (pitch), kerasnya suara (loudness),

tempo (time), dan kualitas suara (quality).

4. Keras lembutnya Pengucapan / Intonasi

Intonasi suara adalah nada suara, irama bicara, atau alunan nada dalam

melafalkan kata-kata, sehingga tidak datar atau tidak monoton. Intonasi

menentukan ada tidaknya antusiasme dan emosi dalam berbicara.

Onong U. Effendy dalam bukunya Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi

mengemukakan pendapatnya bahwa minat adalah kelanjutan dari perhatian yang

merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat (desire) untuk melakukan suatu

(27)

Sedangkan pendapat Ben Witherington tentang minat adalah perhatian

individu terhadap adanya suatu obyek, seseorang, suatu soal atau situasi

mengandung sangkut paut dengan dirinya yang dilakukan dengan sadar diikuti

dengan perasaan senang (Witherington 1991:74).

Ada tahapan-tahapan yang perlu diperhatikan pada diri manusia dalam

proses terbentuknya minat menurut Witherington. menyebutkan minat terbentuk

dari 3 tahap yaitu :

1. Perhatian, terjadi bila dikonsentrasikan pada salah satu alat indera dan mengesampingkan perhatian melalui indera lain. Objek yang menjadi perhatian ditentukan oleh faktor-faktor situasional dan personal.

2. Keinginan, merupakan salah satu daya dorong positif yang muncul dari dalam diri seseorang. Daya ini mendorong manusia untuk bergerak mendekati objek atau kondisi tertentu yang diinginkannya.

3. Kesan yang bermanfaat, pesan yang disampaikan harus dirumuskan secara jelas, menggunakan lambang-lambang yang dapat dimengerti bersama minat serta memberikan pemecahan terhadap masalah yang dikomunikasikan (Witherington, 1991:79).

Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa antara minat dengan perhatian

selalu berhubungan, dalam prakteknya apa yang menarik minat dapat

menyebabkan adanya perhatian dan apa yang menyebabkan adanya perhatian

terhadap sesuatu tentu disertai dengan minat. Dengan timbulnya minat di dalam

diri seseorang, maka diharapkan akan adanya dorongan positif dan tindak lanjut

terhadap radio. Apakah itu mendengarkan radio atau mengikuti kegiatan-kegiatan

(28)

Dalam penelitian ini peneliti menggunankan model proses komunikasi

massa dengan mengikuti formula lasswell sebagai berikut:

Tabel 1.3. Formula Laswell

WHO SAYS WHAT IN WHICH CHANEL TO WHOM WITH WHAT EFFECT

SIAPA BERKATA APA MELALUI SALURAN

APA

KEPADA SIAPA DENGAN EFEK APA

KOMUNIKATOR PESAN MEDIA PENERIMA EFEK

CONTROL

(Sumber : Modul 1- 9 Teori Komunikasi, S. Djuarsa Sendjaja. Ph.dkk (1944) ).

Dengan mengikuti formula Lasswell dapat dipahami bahwa dalam proses

komunikasi massa terdapat lima unsur yang disebut komponen atau unsur dalam

proses komunikasi massa, yaitu:

1. Who {Siapa} : Komunikator, orang yang menyampaikan pesan dalam

proses komunikasi massa, bias perorangan atau mewakili lembaga,

organisasi maupun instansi pemerintahan. Segala masalah yang

bersangkutan dengan unsure”Siapa” memerlukan analisis kontrol,

yaitu analisis dari riset lapangan.

2. Says What {Berkata Apa} : Pernyataan umum, dapat berupa suatu ide,

informasi, opini, pesan, sikap yang sangat erat kaitannya dengan

(29)

3. In which chanel {Melalui saluran apa} ; Media komunikasi atau

saluran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan komunikasi.

Dalam hal ini dapat digunakan primary technique, secondary

technique, direct communication atau indirect communication

4. To whom { Kepada siapa} : komunikan atau audience yang menjadi

sasaran komunikasi. Kepada siapa pernyataan tersebut di-tujukan,

berkaitan dengan masalah penerima pesan. Dengan hal ini diperlukan

dengan analisis khalayak

5. With what effect { dengan efek apa} : hasil yang dicapai dalam usaha

penyampaian pernyataan umum itu pada sasaran yang dituju.

Berkaitan dengan efek ini diperlukan dengan analisis efek (Ardianto

(30)

1.5.2 Kerangka Konseptual

Dari model yang dijelaskan di atas maka peneliti mengaplikasikan model

komunikasi tersebut ke dalam masalah penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat dalam gambar berikut.

Tabel 1.4. Aplikasi dari Formula Laswell

KOMUNIKATOR PESAN MEDIA PENERIMA EFEK

{PENYIAR SEBAGAI

(Sumber : Formula Laswell yang dimodifikasi penulis).

Dalam penelitian ini, memakai formula Lasswell yang jika diaplikasikan

dalam penelitan ini sebgai berikut :

1. Komunikator adalah penyiar panghibur kalbu yang mempunyai daya

tarik.

2. Pesan adalah Pernyataan umum, dapat berupa suatu ide, informasi,

opini, pesan, sikap yang disampaikan oleh penyiar.

3. Media yang digunakan adalah radio Mora 88.50 FM

4. Penerima atau komunikannya adalah anggota Mora Club Bandung

5. Efek yang dimaksud dalam penelitian terhadap komunikannya adalah

(31)

Dari model tersebut dapat menjelasakan dan menggambarkan arah

penelitian yang penulis teliti, terlihat dari gambar diatas bahwa Komunikator

sebagai seseorang dengan daya tarik yang mampu menarik minat dari anggota

Mora Club Bandung, dengan menggunakan media massa di radio Mora 88.50 FM

sebagai saluran pesan yang disampaikan oleh penyiarnya.

1.6 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka penulis dapat mengambil

hipotesis sebagai berikut:

H1 : Terdapat Pengaruh Daya Tarik Penyiar “Panghibur Kalbu” di Radio

Mora 88,50 FM Jawa Barat terhadap Minat dengar Anggota Mora

Club Bandung

H0: Tidak ada Pengaruh Daya Tarik Penyiar “Panghibur Kalbu” di

Radio Mora 88,50 FM Jawa Barat terhadap Minat dengar Anggota

(32)

1.7 Operasional Variabel

Berdasarkan judul penelitian yaitu Daya Tarik Penyiar “Panghibur Kalbu”

di Radio Mora 88,50 FM Jabar terhadap minat dengar Mora Club Bandung,

terdapat dua variabel yaitu variabel independen (Daya Tarik Penyiar) dan variabel

bebas (minat dengar).

1. Variabel Independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat,

dalam hal ini adalah Daya Tarik Penyiar yaitu, dalam hal ini adalah

dimensi-dimensi yang terbagi dalam keperibadian, Kontrol Suara, pengucapandan Daya

Intonasi.

2. Variabel Dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas,

dalam hal ini adalah Minat Dengar, Witherington menyebutkan minat

terbentuk 3 tahap yaitu, Perhatian, Keinginan dan kesan. Untuk lebih

(33)

Tabel 1.5. Operasional Variabel

Variabel Konsep Indikator Alat ukur Ukuran

(34)

Tabel 1.6. Operarsional Variabel (Lanjutan)

Variabel Konsep Indikator Alat ukur Ukuran

Minat dalam acara Panghibur Kalbu mempunyai suara

1.Adanya keinginan untuk mendengarkan acara

memberikan efek yang baik

3. Penyiar dalam acara Panghibur Kalbu mampu menghibur

(35)

1.8. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode penelitian

survey menurut Moh Nazir adalah:

”Penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok atau daerah. Metode survey membedah dan menggeluti serta mengenal masalah-masalah serta mendapatkan pembenaran terhadap keadaan dan pratek-praktek yang sedang berlangsung” (1999:65).

Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendektan kuantitatif, yaitu

penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta

hubungan - hubungannya.

1.9 Teknik Pengumpulan Data

1. Angket

Angket adalah alat untuk mengumpulkan data adalah daftar pertanyaan,

yang sering disebutkan secara umum dengan nama kuesioner.

Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner, atau daftar Pertanyaan-pertanyaan tersebut

cukup terperinci dan lengkap dan ditujukan kepada pendengar yang

tergabung “AMOR CLUB” 88,50 FM Jawa Barat.

2. Wawancara

Wawancara menurut Moh. Nazir dalam bukunya Metode Penelitian,

menyatakan bahwa wawancara adalah proses memperoleh keterangan

untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka

antara si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang

(36)

Peneliti melaksanakan wawancara kepada penyiar radio Mora di acara

“PANGHIBUR KALBU".

3. Studi Literatur

Studi literatur, dalam studi literatur ini peneliti menganut sistem

kepustakaan terbuka dimana dengana mengumpulkan data atau keterangan

melalui bahan bacaan mengenai masalah yang di teliti.

Dengan teknik kepustakaan ini diharapkan mendapatkan dukungan teori

dalam pembahasan masalah, yaitu dengan mengutip pendapat-pendapat

para ahli, hal ini diharapkan akan memperjelas dan memperkuat yang akan

di uraikan.

4. Internet searching

Definisi internet adalah merupakan hubungan antar berbagai jenis

komputer dan jaringan di dunia yang berbeda sistem operasi maupun

aplikasinya di mana hubungan tersebut memanfaatkan kemajuan media

komunikasi (telepon dan satelit) yang menggunakan protokol standar

dalam berkomunikasi.

Sedangkan searching ialah mencari atau menemukan sesuatu jadi internet

searching adalah mencari atau menemukan data melalui hubungan antar

berbagai jenis komputer dan jaringan di dunia yang berbeda sistem operasi

maupun aplikasinya di mana hubungan tersebut memanfaatkan kemajuan

(37)

1.10 Populasi dan sampel

1.10.1 Populasi penelitian

Menurut Ulber Silalahi dalam bukunya Metode Penelitian Sosial:

“Populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen dimana penyelidik tertarik. Populasi adalah seluruh unit-unit yang darinya sempel dipilih. Populasi dapat berupa organism, orang atau sekelompok orang, masyarakat, organisasi, benda, objek, peristiwa, atau laporan yang semuanya memiliki ciri dan harus didefinisikan secara spesifik dan tidak secara mendua” (Silalahi, 2006 : 233).

Populasi dalam penelitian ini “Amor Club” jumlahnya adalah 400 orang.

(sumber : kepengurusan Amor Club , Radio Mora 88.5 fm Jawa Barat).

1.10.2. Sampel

Penelitian ini populasinya homogen (Anggota Mora Club), maka

penelitian ini adalah penelitian sampel. Menentukan besarnya sampel

menggunakan rumus dari Slovin dalam Nazir (2005 : 120), dan menggunakan tingkat kelonggaran ketidaktelitian 10 %.

n = N

1+N e²

Dimana :

1 = Konstanta n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi

e² = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir

n = N = 400 400 = 80

(38)

Salah satu cara pengambilan sampel yang representatif / mewakili populasi

adalah secara acak atau random. Pengambilan sampel secara acak berarti setiap

individu dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan sampel.

Cara pengambilan sampel menggunakan proporsional random dengan cara diundi.

(Sugiyono, 2007 : 68)

1.11. Uji Validitas Instrumen dan Uji Reliabilitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa

yang ingin diukur. Validitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah validitas konstruk (Construk Validity) yaitu bagaimana alat ukur yang

dikembangkan mampu mengemukakan seluruh aspek yang membangun kerangka

dari konsep-konsep yang diteliti. Cara-cara yang dilakukan adalah sebagai

berikut:

1. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur.

2. Melakukan uji coba skala pengukur pada sejumlah responden.

3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.

4. Menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total

dengan menggunakan rumus teknik korelasi product moment.

Rumus tersebut adalah:

R(X) : Ranking skor butir pernyataan

R(Y) : Ranking dari total jumlah skor keseluruhan butir pernyataan

(39)

Penelitian ini menguji kevalidan instrument, peneliti menggunakan rumus

koefisien rank spearman. Koefisien korelasi rank spearman adalah koefisien yang

memperlihatkan keeratan hubungan antara dua buah variabel yang kedua-duanya

mempunyai skala pengukuran sekurang-kurangnya ordinal.

Berikut beberapa sifat dari ukuran ordinal:

1. Ukuran ordinal hanya menyatakan ranking.

2. Ukuran ordinal tidak menyatakan nilai absolute; ukuran ordinal tidak menyatakan bahwa interval antara angka-angka tersebut sama besar. Skala ranking bukanlah skala yang mempunyai interval yang sama.(Nazir, 1988).

Pengujian validitas data

r-hitung ≤ r-tabel, data tidak valid (citical value of r product moment untuk

N = 80 adalah 0.217, Sambas Alimudin 2007:277)

r-hitung r-tabel, data valid (citical value of r product moment untuk N =

80 adalah 0.217, Sambas Alimudin 2007:277)

Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk (Ghozali 2005). Suatu kuisioner

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah

konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas dan uji validitas dapat

dilakukan dengan program SPSS dengan uji statistik cronbach alpha.

Formula yang dipergunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalm penelitian

(40)

Keterangan

r = Koefeien reabilitas instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal ∑α² = Total Varians butir

α² = Total Varians

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur reabilitas instrumen

adalah :

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya kepada responden yang bukan sesungguhnya.

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data untuk memastikan lengkap atau tidaknya lembaran data yang terkumpul.

4. Membuat tabel pembantu untuk mnempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan pengolahan data selanjutnya.

5. Memberikan atau menempatkan skor terhadap item-item yang sudah diisi responden pada pembantu.

(Suharismi Arikunto, 1993:236).

1.12 Teknik Analisa Data

Peneliti mengumpulkan seluruh data dan informasi yang di perlukan bagi

penelitian dengan cara menyebarkan angket kepada pendengar Acara Panghibur

Kalbu dan wawancara dengan narasumber dari produser, dan penyiar dari

Panghibur Kalbu.

Setelah semua terkumpul selanjutnya dilakukan pengolahan data (data

prosesing). Pengolahan data mencakup kegiatan mengedit (editing), menganalisis

data dan tabulasi kemudian mendeskripsikannya. Adapun tahap-tahap terperinci

(41)

1. Editing

Pengeditan merupakan proses pengecekan dan penyesuaian yang perlu

dilakukan terhadap data penelitia. (Ruslan, 2000:155). Pengeditan dilakukan

dengan cara mengecek kelengkapan yang ada pada seluruh data yang didapat.

Hal ini dilaukan untuk menghindari kesalahan dan mendapatkan kejelasan

makna dari data informasi yang telah diperoleh.

Tujuan editing adalah untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan yang

terdapat pada pencatatan di lapangan, juga bersifat koreksi. Pada kesempatan

ini, kekurangan atau kesalahan data tersebut dapat dilengkapi dan diperbaiki

dengan pengumpulan data ulang atau interpolasi (penyisipan).

2. Analisis dan Tabulasi

Setelah dilakukan pengeditan, data-data kemudian dianalisis. Seluruh data

hasil penyebaran angket dan wawancara yang telah diedit kemudian disususn

secara sistematis. Jawaban-jawaban tersebut lalu di kategorikan dan

dikelompokan berdasarkan indikator penelitian dengan mengunakan tabulasi.

Tabulasi adalah memasukan data yang sudah dianalisis yang diorganisasikan

kedalam susunan tertentu sesuai dengan penyajian data yang dibutuhkan guna

menjawab masing-masing masalah” (Faisal, 1999:33-34).

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data primer dalam penelitian

ini adalah kuesioner. Menurut Sugiyono Skala likert adalah skala yang

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

(42)

Alat pengukur menggunakan skala Likert. Variabel bebas maupun

variabel terikat yang akan diukur dijabarkan menjadi sub variabel, dan untuk

setiap variabel diberikan indikator-indikator atau kriteria-kriteria sebagai bahan

untuk menyusun item-item pernyataan sebagai instrumen penelitian. Selanjutnya

setiap item pernyataan diberikan alternatif jawaban yang mempunyai kategori,

untuk kemudian diberi bobot nilai secara bertingkat, berikut di rinci dalam tabel :

Tabel 1.7

Alternatif Jawaban dan Bobot Nilai Pernyataan

Alternatif Jawaban Bobot Nilai

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Ragu-Ragu (RG) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber: Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (2004; 87).

Kemudian dianalisis dengan menggunakan metode Weighted Mean Score

(rata-rata gabungan atau rata-rata tertimbang) seperti yang dikemukakan oleh

Furqon, karena setiap rata-rata diberi bobot (Weight) yang berbeda-beda sesuai

dengan jumlah sampel masing-masing, hal ini dapat dilihat dengan rumus:

(43)

Interpretasi dari hasil perhitungan Weighted Mean Score (WMS),

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1.8

Interpretasi Nilai WMS

Nilai WMS (%) Interpretasi

0 - 19.99 Sangat Tidak Baik

20 - 39.99 Tidak Baik

40 - 59.99 Cukup Baik

60 - 79.99 Baik

80 – 100 Sangat Baik

Sumber: Sugiyono (2005: 183) dimodifikasi oleh penulis

Analisis lebih lanjut baik untuk perjenjangan maupun pembuatan kategori

data, digunakan pentabulasian data menurut Redi Panuju sebagai berikut:

Untuk menentukan kategori tinggi, sedang dan rendah, terlebih dahulu harus

menentukan nilai indeks minimum dan intervalnya serta jarak intervalnya sebagai

berikut:

1. Nilai indeks minimum adalah skor minimum dikali jumlah pertanyaan dikali jumlah responden.

2. Nilai indeks maksimum adalah skor tertinggi dikali jumlah pertanyaan dikali jumlah responden.

3. Interval adalah selisih antara nilai indeks maksimum dengan nilai indeks minimum.

4. Jarak interval adalah interval ini dibagi jumlah jenjang yang digunakan” (1995:147).

Analisis data yang berskala ordinal ditingkatkan menjadi skala interval

adalah dengan menggunakan metode interval berurutan MSI (Method of

Successive Interval) dari Thurstone. Penarikan skala dari ordinal ke interval ini

dilakukan untuk setiap item per variabel, dengan tahapan-tahapan berikut:

1. Menentukan frekuensi setiap responden.

(44)

3. Menentukan frekuensi secara berurutan untuk setiap responden sehingga diperoleh proporsi kumulatif.

4. Menentukan nilai Z untuk masing-masing proporsi kumulatif yang dianggap menyebar mengikuti sebaran normal baku.

5. Menghitung Scale Value (SV) untuk masing-masing responden, dengan rumus:

(Destiny at Lower Limit – Destiny at Upper Limit) SV =

(Area Under Upper Limit – Area under Lower Limit)

6. Mengubah Scale Value (SV) terkecil sama dengan satu dan mentransformasikan masing-masing skala menurut perubahan skala terkecil sehingga diperoleh Transformat Scale Value (TSV)” (1993:33).

Untuk mengetahui sejauhmana daya tarik penyiar radio Mora di acara

Panghibur Kalbu terhadap minat dengar Amor Club Bandung di analisis dengan

menggunakan analisis korelasi dan regresi. Masalah ke-3 ini bekaitan dengan

hipotesis sehingga langkah-langkah kerjanya mengikuti langkah-langkah

pengujian hipotesis, yaitu:

1. Merumuskan hipotesis statistik dan hipotesis kerja

Ho : Daya tarik penyiar radio Mora tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap minat dengar Amor Club.

Hi : Daya tarik penyiar radio Mora memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap minat dengar Amor Club

Kaidah keputusan:

: t-hitung ≤ t-tabel (α = 0,05) (df = n – 2)

(45)

2. Menghitung koefisien korelasi dengan tujuan untuk mengetahui keeratan

hubungan antar Daya tarik dengan minat dengar . Pengelolaan data yang

digunakan peneliti dengan mengunakan SPSS 17. Untuk menganalisa

hubungan antara X dan Y digunakan teknik analisis data product moment

Pearson dari Sudjana sebagai berikut:

2

X = variabel bebas (Daya tarik) Y = variabel dependen (Minat dengar) n = jumlah sampel (2000: 369).

Kekuatan hubungan antara variabel X dan Y, dapat diukur dengan suatu

tafsiran angka-angka korelasi sebagai berikut:

Tabel 1.9

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval koefisien Tingkat hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

3. Menghitung koefisien regresi dengan tujuan untuk mengetahui pola hubungan

antar Daya tarik dengan Minat dengar. Rumus yang digunakan adalah regresi

linear sederhana dari Husein Umar sebagai berikut:

Y = a + bX

(46)

Y = variabel terikat (komunikasi interpersonal)

4. Menghitung koefisien determinasi dengan tujuan untuk mengetahui besarnya

pengaruh Daya tarik dengan Minat dengar. Rumus yang digunakan dari

Sudjana sebagi berikut:

Kd = r². 100%

Keterangan : Kd = Koefisien determinasi

r² = Kuadrat koefisien korelasi (1997:246).

Interpretasi nilai koefisien determinasi disesuaikan dengan jumlah alternatif

pilihan dalam kuesioner yang disusun yaitu lima alternatif pilihan, sehingga

angka 100% dibagi menjadi lima klaster atau tingkatan sebagaimana terlihat

pada tabel berikut ini:

(47)

5. Menghitung nilai t dengan tujuan untuk memperbandingkan nilai t pada tabel

distribusi dengan nilai t-hitung, rumus yang digunakan dari Makridakis

adalah:

Keterangan:

: Uji Signifikan

Koefisien yang ditaksir Parameter yang ditaksir

Kesalahan standar eror (standar eror 0,05) (1999:243).

Kriteria pengujian:

H0 diterima (H1 ditolak) apabila t-hitung ≤ t-tabel H0 ditolak (H1 diterima) apabila t-hitung t-tabel

3. Deskripsi

Hasil dari pengolahan data di atas kemudian dideskripsikan sesuai dengan tujuan

penelitian, yakni guna menjawab rumusan masalah dari penelitian. Proses

pendeskripsian disususun berdasarkan hasil Angket dengan referensi

literatur-litelatur yang mendukung penelitian.

1.13. Lokasi dan Waktu penelitian

Lokasi penelitian Radio Mora FM Jabar, yang bertempat di The Grand

Sucore Blok C - 7, Jl. PHH. Mustopa No. 39 Suci, Kota Bandung- 40219,

Telepone: 022 87242765, E-mail: info@radiomora.com

Waktu Penelitian di lakukan selama 4 bulan dari Oktober 2011 sampai

(48)

Tabel 1.11

Waktu dan Kegiatan Penelitian 2011

Kegiatan Oktober November Desember Januari Februari

Pengajuan judul

Penulisan Bab 1

Bimbingan

Seminar UP

Penulisan Bab II

Bimbingan

Penulisan Bab

III

Bimbingan

Pengumpulan Data

Wawanc ara/ pengisian angket

Bimbingan

Pengolahan

Data

Penulisan Bab

(49)

1.14 Sistematika Penulisan

A. BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah,

identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian,

kerangka pemikiran, operasionalisasi variabel, hipotesis, model

penelitian, metode penelitian, teknik pengumpulan data, populasi dan

sempel, teknik pengolahan data dan analisis data, lokasi dan waktu

penelitian serta sistematika penulisan

B. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tinjauan pustaka tentang definisi komunikasi, tujuan

komunikasi, fungsi komunikasi, bentuk-bentuk komunikasi, definisi

komunikasi massa, cirri-ciri komunikasi massa, (belum beres)

C. BAB III : OBJEK PENELITIAN

Bab ini berisi semua hal yang berkaitan dengan objek penelitian

yakni sejarah perusahaan, visi-misi perusahaan, grup perusahaan, moto

perusahaan, struktur perusahaan dan job description.

D. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi uji validitas dan reliabilitas, analisis deskriptif

identitas responden, analisis deskrif hasil penelitian, analisis korelasi

antara indicator dan variabel, analisis korelasi variabel daya tarik dan

minat serta pembahasan hasil penelitian.

E. BAB V : PENUTUP

(50)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang Komunikasi

2.1.1 Pengertian Komunikasi

Sebagai makhluk sosial senantiasa ingin berhubungan dengan

makhluk lainnya. Rasa ingin tahu memaksa manusia untuk saling

berkomunikasi.

“Secara estimologi istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris

communication berasal dari bahasa latin communication, dan bersumber dari

kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama

makna” (Effendy, 2003:9). Sedangkan secara terminologi yaitu “penciptaan

makna antara dua orang atau lebih lewat penggunaan simbol-simbol atau

tanda-tanda. Komunikasi disebut efektif bila makna yang tercipta relatif

sesuai dengan yang diinginkan komunikator” (Mulyana, 1999:49).

Wilbur Schramm menyebutkan bahwa “komunikasi dan masyarakat

adalah dua kata kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Sebab

tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa

masyarakat maka manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunkasi”

(51)

Dalam buku Pengantar Ilmu Komunikasi, Roger bersama D.Lawrence

Kincaid (1981) sehingga melahirkan suatu definisi baru yang mengatakan

bahwa “Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih

membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya,

yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam”

(Cangara, 2004). Rogers mencoba menspesifikasikan hakikat suatu hubungan

dengan adanya suatu pertukaran informasi (pesan), dimana ia menginginkan

adanya perubahan sikap dan tingkah laku serta kebersamaan dalam

menciptakan saling pengertian dari orang-orang yang ikut serta dalam suatu

proses komunikasi.

2.1.2 Lingkup Komunikasi

Lingkup komunikasi disini merupakan penjenisan kegiatan komunikasi

yang dilakukan manusia, dan hal tersebut dapat dijelaskan berdasarkan

konteksnya. Jika ditinjau dari jumlah komunikan, apakah satu orang,

sekelompok orang, atau sejumlah orang yang bertempat tinggal secara

tersebar. Maka komunikasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Komunikasi Pribadi (Personal communication)

Komunikasi intrapribadi (Intrapersonal communication)

(52)

b. Komunikasi kelompok (Group communication)

Komunikasi kelompok kecil (small group communication)

Komunikasi kelompok besar (Large group communication /

public speaking)

c. Komunikasi Massa (mass communication)

Komunikasi media massa cetak/pers (printed mass media

communication)

Komunikasi media massa elektronik (electronic mass media

communication)

d. Komunikasi Media (media communication) (Effendy, 2003:53).

Dalam penelitian ini penulis cenderung menyoroti dari sudut

komunikasi Massa. Oleh karena itu, yang dilihat adalah seperti apa daya

tarik penyiar radio dalam menarik minat pendengarnya.

Berbicara mengenai pengaruh/efek, menurut Onong Uchjan Effendy

tujuan dari komunikasi adalah:

1. Perubahan sikap (attitude change)

2. Perubahan pendapat (opinion change)

3. Perubahan perilaku (behavior change)

(53)

2.1.3 Unsur-Unsur Komunikasi

Unsur-unsur dalam proses komunikasi adalah sebagai berikut:

1. Sender: komunkator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau

sejumlah orang.

2. Encoding: Penyandian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk

lambang.

3. Message: Pesan yang merupakan seperangkat lambing bermakna yang

disampaikan oleh komunikator.

4. Media: Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator

kepada komunkan.

5. Decoding: Pengawasandian, yaitu proses di mana komunikan menetapkan

makna pada lambing yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

6. Receiver: Komunikan yang menerima pesan dari komunikator.

7. Response: Tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah diterima

pesan

8. Feedback: Umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan

atau disampaikan kepada komunkator.

9. Noise: Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi

sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan

(54)

2.1.4 Proses Komunikasi

Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan

secara sekunder.

a. Proses Komunikasi Secara Primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran

dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan

lambang(symbol) sebagai media.

b. Proses Komunikasi Secara Sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan

oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana

sebagai media kedua setelah memakai lambing sebagai media pertama.

2.1.5 Fungsi Komunikasi

Fungsi adalah potensi yang dapat digunakan untuk memenuhi

tujuan-tujuan tertentu. Komunikasi sebagai ilmu, seni, dan lapangan kerja sudah

tertentu memilki fungsi yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam

(55)

2.2 Tinjauan mengenai Komunikasi Massa

2.2.1 Definisi Komunikasi Massa

Definisi yang paling sederhana tentang komunikasi massa dirumuskan

oleh Bittner, Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui

media massa pada sejumlah besar orang (Mass communication is messages

communicated through a mass medium to a large number of people) (Rakhmat,

2003:188).

Sedangkan definisi yang lebih lengkap dikemukakan oleh David W.

Wright. Menurut Wright, komunikasi massa adalah:

“Bentuk baru komunikasi dapat dibedakan dari corak-corak yang lama karena memiliki karakteristik utama sebagai berikut: diarahkan pada khalayak yang relatif besar, heterogen, dan anonim; pesan disampaikan secara terbuka, seringkali dapat mencapai kebanyakan khalayak secara serentak, bersifat sekilas; komunikator cenderung berada atau bergerak dalam organisasi yang kompleks yang melibatkan biaya besar (This bew form can be distinguished from older types by the following major characteristics: it is directed toward relatively large, heterogenous, and anonymous audiences; messages are transmitted publicly, often-times ro reach most audience members simultaneouslu, and are transient in character; the communicator tends to be, or to operate within, a complex organization thay may involve great expense)” (Rakhmat, 2003:189).

Definisi yang dikemukakan oleh Wright sekaligus memperlihatkan

ciri-ciri dari komunikasi massa yang membedakan konteks komunikasi ini

(56)

2.2.2 Ciri-ciri Komunikasi Massa

Menurut Nurudin dalan bukunya Pengantar Komunikasi Massa (2002

:56) menjelaskan terdapat 7 ciri-ciri komunikasi massa, yaitu:

1. Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga

2. Komunikan dalam Komunikasi Massa Bersifat Heterogen

3. Pesannya bersifat Umum

4. Komunikasinya berlangsung Satu Arah

5. Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan

6. Komunikasi Massa Mengandalkan Peralatan Teknis

7. Komunikasi Massa Dikontrol oleh Gate Keeper

2.2.3 Fungsi Komunikasi Massa

Fungsi komunikasi massa menurut Dominick (dalam Alvinaro dkk,

2007) terdiri dari lima fungsi, yaitu:

1. Surveilance (pengawasan). Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi

dalam bentuk utama, yaitu warning or beware surveillance (pengawasan

peringatan) dan instrumental surveilance (pengawasan instrumental).

2. Interpretation (penafsiran). Media massa tidak hanya memasok fakta dan

data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian

penting. Contoh nyata penafsiran media dapat dilihat pada halaman tajuk

(57)

3. Linkage (pertalian). Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat

yang beragam, sehingga membentuk linkage (pertalian) berdasarkan

kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu.

4. Transmission of Values (penyebaran nilai-nilai). Fungsi ini disebut juga

sosialization (sosialisasi). Sosialisasi mengacu kepada cara, dimana

individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok.

5. Entertainment (hiburan). Melalui berbagai macam program acara yang

ditayangkan televisi, khalayak dapat memperoleh hiburan yang

dikehendakinya.

2.3. Tinjauan Tentang Radio

2.3.1. Sejarah Radio

Radio merupakan salah satu media massa yang dalam perkembangan

teknologi memungkinkan suara ditransmisikan secara serempak melalui

gelombang radio di udara. Radio biasanya menyiarkan berita, iklan, musik,

sampai diskusi dan drama. Berbagai informasi di dapat dengan adanya radio.

Kemudahan akan akan informasi disampaikan melalui radio, tidak hanya

informasi yang di dapat akan tetapi ada juga berbagai hiburan terdapat di radio

sehinnga rasa bosan yang kita rasakan selama seharian bekerja akan hilang

(58)

2.3.1 Karakteristik Radio Siaran

Penyiaran yang merupakan padanan kata broadcasting memiliki pengertian :

“Kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio (sinyal radio) yang berbentuk gelombang elektromagnetik yang merambat melalui udara, kabel, dan atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak danbersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerimaan siaran” (Morissan, 2005: 27-28).

Menurut Ardianto dan Erdinaya dalam bukunya Komunikasi Suatu

Pengantar, karakteristik/sifat radio siaran mencakup :

1. Imajinatif

Karena hanya indra pendengaran yang digunakan oleh khalayak, dan

pesannya selintas, maka radio siaran dapat mengajak komunikannya untuk

berimajinasi. Dengan kata lain, pendengar radio siaran bersifat imajinatif.

2. Auditori

Sifat auditori itu sebagai konsekuensi dari radio siaran untuk didengar.

karena kemampuan mendengar manusia itu terbatas, maka pesan

komunikasi melalui radio siran diterima dengan selintas.

3. Akrab

Sifat radio siaran yang lainnya adalah akrab, intim. Sebagaimana kita

lakukan sehari-hari, kita jarang mendengarkan acara radio siaran secara

(59)

umumnya kita mendengarkan radio siaran sambil mengerjakan pekerjaan

lainnya, misalnya sambil mengendarai mobil, menyetrika baju, makan,

menulis, bahkan mengobrol.

Seorang penyiar radio siaran seolah-olah berada di kamar pendengar,

menemani pendengar dalam mobil, dan di tempat-tempat lainnya di mana

saja pendengarnya berada, maka dengan akrab dan cekatan ia

menghidangkan acara-acara yang bervariasi, mulai dari acara yang

informatif sampai acara-acara hiburan yang menggembirakan.

4. Gaya Percakapan

Sebagaimana dikemukakan di atas, komunikator radio siaran seolah-olah

bertamu ke rumah atau menemani pendengarnya dimanapun berada, maka

dalam keadaan demikian tidak mungkin ia berbicara secara bersemangat

dengan berteriak. Sekalipun pesannya didengar oleh ribuan orang, tapi

pendengar berada di tempat yang terpisahkan dan bersifat pribadi.

Dengan demikian materi siaran kata radio siaran bergaya percakapan

(conversational style). Karakteristik radio siaran tersebut di atas perlu

dipahami komunikastor agar dalam menyusun dan menyampaikan pesan

dengan menggunakan media radio siaran, komunikator dapat melakukan

penyesuaian, sehingga komunikasi mencapai sasaran (Ardianto dan

Gambar

Tabel 1.4. Aplikasi dari Formula Laswell
Tabel 1.5. Operasional Variabel
Tabel 1.6. Operarsional Variabel (Lanjutan)
Tabel 1.11
+7

Referensi

Dokumen terkait

Daya Tarik Isi Pesan Rasional Acara Program Rase Cinta Indonesia terdapat dari upaya-upaya yang dilakukan oleh radio rase dalam kegaiatan off air dan on air yaitu

Untuk mengetahui daya tarik program acara SMS - PersibPisan di PT Radio Sinar Mega Swara (SMS) 101.7 FM Sukabumi terhadap pemuasan kebutuhan informasi kelompok

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu, adakah pengaruh antara daya tarik siaran talkshow Gesah Budaya terhadap minat mendengarkan siaran radio dan seberapa besar

Berdasarkan bersarnya koefisien determinasi mengenai perubahan kepentingan sosial yang di dapat oleh anggota Vespa Antique Club (VAC) Bandung Raya setelah membaca

Daya Tarik Emosional Isi pesan program Ardan “nembak” sebagai program siaran special Ardan 105.9 FM Bandung dalam memenuhi sarana hiburan bagi pendengarnya ,