TERHADAP PENINGKATAN MINAT
PENDENGARNYA
Skripsi
Diajukan untuk menempuh ujian sarjana pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas
oleh:
Fachrial Rahadian Muhtar NIM : 41807037
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
iii
iv
Bandung terhadap Peningkatan Minat Pendengarnya Oleh
Fachrial Rahadian Muhtar 41807037
Skripsi ini dibawah bimbingan Dr. Ani Yuningsih, Dra., M.Si.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah daya tarik Acara Canda Canda Sore (CCS) Radio Cosmo 101,9 FM Bandung mempengaruhi peningkatan minat pendengar. Untuk dapat menjawab masalah di atas peneliti menganalisis dan mendeskripsikan daya tarik berdasarkan faktor-faktor antara lain daya tarik rasional, daya tarik emosional dan daya tarik moral. Faktor minat antara lain keinginan, kesan dan penerimaan.
Peneliti menyajikan penelitian ini melalui pendekatan kuantitatif sedangkan metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini menggunakan model komunikasi massa Claude D Shannon dan Warren Weaver untuk mengetahui proses pengemasan pesan dari penyiar kepada pendengar. Kerangka sampling adalah warga kec Andir kel Garuda RW 03 RT 05 yang mendengarkan Acara Canda Canda Sore Radio Cosmo 101,9 FM Bandung. Jumlah yang didapat dari populasi warga kec Andir adalah 11881 orang. Setelah dikocok danterpilih RT 05 dengan jumlah 105 KK sebagai responden, ternyata dari penyebaran angket yang dilakukan hanya terdapat 20 responden yang menjadi pendengar Acara Canda Canda Sore dan datanya dapat diolah. Teknik sampling yang digunakan adalah sampling daerah artinya bahwa wilayah yang didapat terlalu luas sehingga peneliti menggambil satuan wilayah yang terkecil dari wilayah yang ada. Teknik analisis data yang digunakan adalah editing, analisis dan tabulasi, dan deskripsi hasil pembahasan.
Data ini sebagian besar dikumpulkan melalui penyebaran angket, wawancara, serta didukung oleh studi literatur.
Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti, terbukti bahwa minat pendengar akan Acara Canda Canda Sore Radio Cosmo 101,9 FM Bandung sangat tinggi. Ini disebabkan karena pengemasan isi pesan yang disajikan penyiar sangat kreatif juga selalu menyisipkan banyolan dan sindiran, membuat pendengar tetap setia mendengarkan Acara Canda Canda Sore.
v
FM Bandung To Listener’s Interest Improvement
By
Fachrial Rahadian Muhtar
41807037
The theasis is supervised by
Dr. Ani Yuningsih, Dra., M.Si.
The research was conducted to find out the influence of Canda Canda Sore (CCS) programme on Cosmo Radio 101.9 FM Bandung listener’s interest improvement. To answer the question, the researcher analyzed and described the interest based on several factors, such as, rational interest, emotional interest and moral interest.
The researcher analyzed and presented the research through quantitative approach while the method used was descriptive method. The research used mass communication model by Claude D Shannon and Warren Weaver. To find out message package from the radio broadcaster to the listeners. The sample was people of Andir/Garuda sub district RW 03 RT 05 who listened to Canda Canda Sore (CCS) programme on Cosmo Radio 101.9 FM Bandung. The number of the population of Andir sub district wese 1181 persons. After being selected, the writer chose RT 05 which consists of 105 houses of respondents, after guestionnaire distributed, only 20 respondents of Canda Canda Sore (CCS) programme listeners whose data could be analyzed. Sample technique used was district sample, it means due to the large number of population, the researcher took the least population from the available district. The data analyzing technique were editing, analyzing and tabulating, and describing of the result.
Most of the data collected through questionnaire, interview, and supported by literature study.
Based on the research conducted by the researcher, it show that the listener’s interest in Canda Canda Sore (CCS) programme on Cosmo Radio 101.9 FM Bandung was very high. It caused by the creativity of the broadcaster in delivering message and also inserting joke and satire, it makes the listeners keep listening to the programme.
vi
Dengan segala puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah Swt, yang
telah melimpahkan rakhmat dan karunia sehingga peneliti dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini, peneliti mengucapkan terima kasih kepada
Ayahanda tercinta yang telah banyak memberikan bantuan moril ataupun materil
dan tak lupa juga Ibunda tercinta terima kasih atas semua doa dan restunya karena
peneliti percaya bahwa doa seorang ibu tidak akan terputus dan selalu menyertai
peneliti dimanapun kapanpun itu sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan lancar.
Serta dengan segala kerendahan hati peneliti mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya, kepada Yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A., selaku Dekan
Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Komputer Indonesia
(UNIKOM) yang telah mengeluarkan surat pengantar penelitian
lapangan dan memberikan pengesahan terhadap skripsi ini.
2. Bapak Drs. Manap Solihat, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Komputer
Indonesia (UNIKOM) Bandung terima kasih atas bimbingannya
selama ini kepada peneliti.
3. Ibu Melly Maulin S.Sos., M.Si., selaku skertaris Program Studi Ilmu
vii
4. Ibu Dr. Ani Yuningsih, Dra., M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi
terima kasih atas bimbingannya juga motivasi dan saran-saranya
yang membuat peneliti bersemangat apabila mengalami kendala di
lapangan
5. Yth kepada bapak/ibu dosen program studi IK dan FISIP yang tidak
bisa peneliti sebutkan satu-satu terima kasih atas bimbingannya
selama ini.
6. Ibu Astri Ikawati, A.Md.Kom dan Sri Intan S.I.Kom selaku sekertariat
program studi IK dan PR
7. Kepada HRD Radio Cosmo 101,9 FM Bandung Dicky Suherman
dan Widia Libriawan sebagai Program Supervisor yang telah
mengijinkan peneliti untuk penelitian di Radio Cosmo 101,9 FM
Bandung
8. Kepada penyiar Radio Cosmo 101,9 FM Bandung Budi dan Jo yang
telah memberikan semua informasi tantang Acara Canda Canda
Sore.
9. Kepada Karyawan Radio Cosmo 101,9 FM Bandung mas hadi, Dora,
Nuri, Suci, Dafie, dan All Crew Radio Cosmo 101,9 FM Bandung.
10. Kepada opepie Radio Cosmo 101,9 FM Bandung Egie, Radi dan
viii
12. Kepada semua Crew Radio Cosmo 101,9 FM Bandung yang tidak
biasa saya sebutkan satu-satu terima kasih kepada semuanya karena
sudah mau berteman dan membimbing peneliti selama peneliti PKL
dan penelitian di Radio Cosmo 101,9 FM Bandung
13. Kakakku dan adikku tercinta yang telah memberikan motivasi
kepada peneliti.
14. Kepada Paman dan bibiku tercinta terima kasih sudah
memperbolehkan peneliti untuk memprint semua proses skripsi ini
dari awal.
15. Kepada sodaraku tercinta Fahmi, Silvi, dan Nova terima kasih atas
support nya
16. Sahabat penulis yang sudah penulis anggap sebagai saudara atau
kakak-adik sendiri, Teguh Nugraha, Teguh Roni, dan Moh. Piskunof
Terima Kasih atas semua dukungan dan bantuannya dalam bentuk
apapun dan mudah-mudahan Allah SWT dapat membalas semuanya.
17. Keluarga Besar DJuragan
18. Teman-teman satu bimbingan dengan peneliti Alti dan Agi yang
telah berusaha bersama baik senang maupun susah.
19. Teman-teman Wahyu Setiadi, Janita Mardini, Diah, Fitri, Duane,
Verliana, Camelia (amel) dan Ludi Terima Kasih atas dukungannya
ix
21. Serta semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan,
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, semoga kebaikannya
dapat di balas oleh Allah Swt.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih kurang sempurna karenanya
peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak pembaca guna lebih menyempurnakan hasil skripsi ini.
Akhir kata peneliti mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi pihak lain pada umumnya rekan-rekan di UNIKOM pada khususnya yang
akan mengambil pada bidang yang sama dengan peneliti.
Bandung, Juli 2011
x
BAB I PENDAHULUAN ………...
1.1. Latar Belakang Masalah ………... 1.2. Identifikasi Masalah ……….. 1.3. Maksud dan Tujuan ………..
1.3. 1. Maksud Penelitian ………
1.3. 2. Tujuan Penelitian ……….
1.4. Kegunaan Penelitian ……….. 1.4. 1. Kegunaan Teoritis ………
1.4. 2. Kegunaan Praktis ……….
1.5. Kerangka Pemikiran ………. 1.5.1. Kerangka Teoritis ……….
xi
1. 7. Metode Penelitian ……….. 1. 8. Teknik Pengumpulan Data ………... 1. 9. Populasi dan sampel ……….. 1.9. 1. Populasi penelitian ………...
1.9. 2. Sampel penelitian ……….
1. 10. Uji Validitas Istrumen ………... 1. 11. Teknik Analisa Data ……….. 1. 12. Lokasi dan Waktu penelitian ……… 1.12. 1.Lokasi Penelitian ………
1.12. 2.Waktu Penelitian ……….
1. 13. Sistematika Penulisan ………
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………
2. 1. Tinjauan tentang Ilmu Komunikasi ………... 2.1.1. Definisi Komunikasi ………..
2.1.2. Tujuan Komunikasi ………
2.1.3. Fungsi Komunikasi ………
2.1.4. Bentuk-bentuk Komunikasi ………
2. 2. Tinjauan Tentang Komunikasi Massa ………... 2.4.1. Definisi Komunikasi Massa ...
2.4.2. Ciri-ciri Komunikasi Massa ………...
xii
2.4.3. Kelemahan Radio ………...
2.4.4. Kriteria Penyiar dan Reporter Profesional ……….
2. 4. Tinjauan Umum Tentang Daya Tarik ………... 2. 5. Tinjauan Umum Tentang Minat ………. BAB III OBJEK PENELITIAN ………...
3.1. Tinjauan Tentang Perusahaan ……… 3.1.1. Sejarah Radio Cosmo 101,9 FM ………
3.1.2. Logo Radio Cosmo 101,9 FM ………
3.1.3. Maksud Pendirian ………...
3.1.4. Tujuan Pendirian ………
3.1.5. Visi Radio Cosmo ………..
3.1.6. Misi Radio Cosmo ………..
3.1.7. Tujuan Radio Cosmo ………..
3.1.8. Struktur Radio Cosmo 101,9 FM ………...
3.1.9. Job Description ………..
3.2. Tinjauan Tentang Acara Canda Canda Sore (CCS) ……… 3.2.1. Sejarah Canda Canda Sore (CCS) ………..
3.2.2. Profile Pendengar acara Canda Canda Sore (CCS) ………
xiii
4.2. Data Penelitian ………. 4.2.1. Daya Tarik Rasional ………..
4.2.2. Daya Tarik Emosional ………
4.2.3. Daya Tarik Moral ………...
4.2.4. Perhatian ……….
4.2.5. Keinginan ………...
4.2.6. Kesan ………..
4.3. Implementasi Hasil Penelitian dan Pembahasan ………..
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………..
5.1. Kesimpulan ……….. 5.2. Saran ………. 5.2.1. Saran untuk Perusahaan ……….
5.2.2. Saran untuk Masyarakat ……….
5.2.3. Saran untuk Mahasiswa ……….
xiv
Tabel 1.1 Variabel Independen……….
Tabel 1.2 Variabel Dependen………...
Tabel 1.3 Waktu dan Kegiatan Penelitian 2011 ………..
Tabel 4.1 Data Jenis Kelamin Responden ………...
Tabel 4.2 Data Usia Responden ………..
Tabel 4.3 Agama Responden ………..
Tabel 4.4 Pendidikan Responden ………
Tabel 4.5 Pekerjaan Responden ………..
Tabel 4.6 Acara CCS mampu menyampaikan pesan yang masuk akal ……..
Tabel 4.7 Acara CCS penting untuk didengarkan ………...
Tabel 4.8 Acara CCS mampu membuat senang pendengarnya ………..
Tabel 4.9 Acara CCS membuat puas pendengarnya ………...
Tabel 4.10 Acara CCS mampu memotivasi pendengarnya ……….
Tabel 4.11 Acara CCS mampu menyampaikan informasi yang benar ………
Tabel 4.12 Anda tahu tentang keberadaan acara CCS ……….
Tabel 4.13 Anda mempunyai keinginan untuk mendengarkan acara CCS ….
Tabel 4.14 Anda meluangkan waktu untuk mendengarkan acara CCS ……..
Tabel 4.15 Anda tertarik dengan acara CCS
Tabel 4.16 Anda mempunyai pertimbangan tertentu pada saat
mendengarkan acara CCS ………..
xv
Gambar 1.1 Model Komunikasi massa ………
Gambar 1.2 Aplikasi Model Komunikasi Massa terhadap Masalah
Penelitian ………..
Gambar 1.3 Gambaran Cluster Sampling ………
Gambar 2.1 Model Komunikasi Massa ………...
Gambar 3.1 Logo Radio Cosmo 101,9 FM Bandung ……….
Gambar 3.2 Struktur Organisasi ARDAN GROUP ……… 14
16
26
58
61
xvi
Lampiran I Surat Pengantar dari Dekan ………..
Lampiran II Surat Balasan dari Perusahaan ………
Lampiran III Surat Kesediaan Pembimbing ………
Lampiran IV Surat Riset Kepada Badan kesatuan, perlindungan …………..
Lampiran V Surat Balasan Badan kesatuan, perlindungan ……….
Lampiran VI Surat Berita Acara Bimbingan ………...
Lampiran VII Naskah Wawancara ………..
Lampiran VIII Pedoman Wawancara ……….
Lampiran IX Lembar Revisi Seminar Usulan Penelitian ………
Lampiran X Lembar Revisi Skripsi ……….
Lampiran XI Surat Pengantar Angket ……….
Lampiran XII Angket ………
Lampiran XIII Coding Sheet ………
Lampiran XIV Coding Book ………...
Lampiran XV Contoh SMS Acara Canda Canda Sore ………..
Gambar Lampiran I Rumah Informan ……….
Gambar Lampiran II Informan Sedang mengisi angket ………..
Gambar Lampiran III Informan Sedang mengisi angket ……….
Gambar Lampiran IV Ruang Oprator ………..
xvii
Gambar Lampiran VIII Ruang Program Supervisor ………...
Gambar Lampiran IX Ruang Siaran dan Salah Satu Penyiar CCS Budi …….
Gambar Lampiran X Penyiar CCS Budi dan Jo ………..
Gambar Lampiran XI Iklan CCS ……….
Gambar Lampiran XII Ruang Produser dan Produser CCS ………
Gambar Lampiran XIII Tampak Luar ……….
Gambar Lampiran XIV OB VAN & OB STAGE Cosmo ……….. 160
161
161
162
162
163
1
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang masalah
Perkembangan minat masyarakat pada saat ini akan suatu hiburan
dalam mengisi kekosongan waktu yang ada sangat tinggi sekali. Hal ini
disebabkan oleh berbagai faktor yang mempengaruhi kehidupan
sehari-hari terutama kegiatan rutinitas yang di jalani oleh masyarakat seperti
bekerja atau kegiatan rumah tangga. Berbagai sarana hiburan diperlukan
untuk mengakomodasi keinginan masyarakat tersebut, sehingga banyak
sekali acara-acara yang ditampilkan oleh berbagai media dalam rangka
untuk memenuhi keinginan masyarakat dalam hal hiburan.
Acara-acara tersebut tidak hanya dalam bentuk tulisan banyak juga
yang di tampilkan dalam bentuk gambar atau cerita. Program-program
televisi dan acara-acara yang disajikan di radio tentu saja merupakan
sarana yang tepat untuk memenuhi keinginan masyarakat tersebut. Acara
yang di tampilkan bermacam-macam ada yang berbentuk film, komedi dan
lain-lain.
Peneliti sering melihat berbagai acara baik di televisi maupun
mendengarkan radio tentang acara-acara yang disajikan, akan tetapi
peneliti tidak mengetahui mengenai pengaruh acara tersebut terhadap
respon dari masyarakat yang menyaksikannya. Acara-acara yang
lain apakah dengan adanya acara tersebut kualitas media yang
menampilkan akan berpengaruh positif atau negatif. Sebab banyak sekali
sajian acara yang ditampilakan justru berpengaruh kurang baik terhadap
media yang menanpilkannya. Karena pada jaman sekarang masyarakat
sudah lebih mengghargai apa itu informasi juga sudah bisa memilah dan
memilih informasi yang bagai mana yang baik untuk diserap atau di ambil
Hal ini tidak terlepas dari acara yang ditampilkannya dengan tanpa
memikirkan konsep yang tepat dan hal ini biasanya hanya
memperhitungkan segi komersialnya saja.
Berbagai pengertian mengenai daya tarik dijelaskan dalam
berbagai teori salah satunya adalah yang di jelaskan oleh Kotler yang di
terjemahkan oleh Sindoro sebagai berikut :
1. Daya tarik rasional
Dayatarik ini berfungsi untuk membangkitkan kepentingan diri
audiens yang menunjukan bahwa produk tersebut akan menghasilkan
manfaat yang dikatakannya.
2. Daya tarik emosional
Daya tarik ini berusaha untuk membangkitkan emosi positif atau
negative yang akan memotivasi audiens. Daya tarik emosional yang
positif seperti humor, cinta, ke banggaan dan kebahagiaan. Daya tarik
3. Daya tarik moral
Daya tarik moral, lebih diarahkan pada perasaan audiens tentang apa
yang benar dan baik. Daya tarik moral sering di pakai untuk
mendukung masalah-masalah sosial. (Dwijayanti, 2009:12)
Informasi dari suatu acara merupakan suatu komunikasi publik
yang di komunikasikan kepada semua pendengar. “Komunikasi publik
menurut Deddy Mulyana dalam buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar,
“Komunikasi Publik adalah komunikasi antar seorang pembicara dengan
sejumlah besar orang (khalayak), yang tidak bisa dikenali satu
persatu”.(Mulyana, 2003:74)
Tidak hanya komunikasi publik, dalam media televisi atau pun
radio dibutuhkan komunikasi massa. Karena suatu komunikasi yang
dilakukan melaui media massa. Jadi, sekalipun komunikasi dilakukan pada
saat khalayak yang banyak, seperti rapat akbar di lapangan luas yang
dihadiri ribuan orang atau lebih, bahkan puluhan ribu orang, jika tidak
menggunakan media masa, maka buka komunikasi massa
Komunikasi massa menurut Bittner yakni : “Mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people (Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada jumlah besar orang)”. (Ardianto, 2007 : 3)
Sedangkan menurut Gerbner
dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industry) (Ardianto, 2007 : 3).
Radio Cosmo secara resmi mengudara pada tanggal 27 Agustus
2001, yang ditandai oleh terdengarnya bunyi sirine yang dipijit oleh
Penanggung Jawab sekaligus Komisaris Radio Cosmo yaitu Bpk. Ir. Arifin
Gandawijaya.
Pada tanggal 27 Agustus 2001 itu pula, para penyiar Radio Cosmo
angkatan pertama yaitu Sonjaya Akbar, Noora Haliza, AS.Bandi, Adjie
Garda, Rio Ramadhan, Benny, Iyan Yandi Suhara, Rere Barara, Veyza,
dan Pristi Adhie melakukan siaran bersama di studio siaran sementara
Radio Cosmo yang terletak di Jl. Jurang No. 80 yang terletak di Bangunan
lama.
Sementara Crew lainnya yang hadir pada saat peresmian tersebut
adalah Joy Setiawan ( MD ), Agung ( Opp ), Wahyu ( Opp ), Ihsan ( Opp
), Fifie Yurike ( FO ), Denny ( Driver ), Arti ( Keuangan )
Pada awal berdirinya, Radio Cosmo terletak di Frekwensi 100.9
FM, namun seiring dengan kebijakan pemerintah, pada tanggal 1 Mei 2004
Radio Cosmo beralih ke Frekwensi 101.9 FM. (Sumber : Radio Cosmo
101,9 FM Bandung)
Radio Cosmo 101,9 FM Bandung berusaha menyajikan acara yang
bersifat komedi dalam rangka menarik minat pendengar yang ada di
wilayah bandung. Acara ini di rancang dengan konsep agara pendengar
bisa terhibur dan membawa perkembangan yang positif terhadap jumlah
Menurut MacBride dan Dominick dalam buku Effendi yang
berjudul Ilmu komunikasi Teori dan Praktek bahwa hiburan (entertaimen) merupakan bagian dari komunikasi massa. Mengenai hal ini memang jelas
tampak pada televisi, film dan rekaman suara. (Effendi, 1997 : 31)
Beberapa acara yang ada di Radio Cosmo atara lain Joget Pagi,
Enak Cosmo, Indo Cosmo Malam, Serba Enak Cosmo, Sundut Maut
Cosmo, Indo Reques, Canda Canda Sore dan Mojok Bareng Cepot. Dari
beberapa acara yang ditawarkan ada acara yang bayak diminati yaitu
Canda Canda Sore.
Canda Canda Sore pertama siaran pada tahun 2009 yang di
gawangi penyiar Budi dan Jo atau sering di kenal Bujo setiap hari senin
sampai jumat jam 15.00 dengan waktu siaran 3 jam. Acara yang di sajikan
dalam Canda Canda Sore merupakan acara Variety Show yang dibawakan 2 orang penyiar multitalenta dengan konsep “Obrolan di Warung Kopi”
yang segar, menghibur dan kocak penyiar akan menyajikan beberapa
segmen didalam show-nya seperti :
1. Program interaktif berupa adu opini dan komentar dengan pendengar
melalui Telepon, SMS, dan Facebook.
2. Bahas/komentar tentang segala hal yang sedang menjadi headline berita didalam negeri, disajikan dengan gaya banyolan dan sindiran.
Profile Pendengar dari acara Canda Canda Sore dapat dijelaskan
antara lain :
Jenis Kelamin
1. Wanita : 55%
2. Pria : 45%
Satus Sosial Ekonomi
1. SES A-B :18%
2. SES C-D-E : 82%
Usia
1. 15 – 19 tahun : 30%
2. 20 – 29 tahun : 40%
3. 30 tahun keatas : 30%
Satus Pendidikan
1. Lulusan SD : 30%
2. Lulusan SMP : 26 %
3. Lulusan SMA : 39%
4. Lulusan Kuliah : 5%
5. Enterpreneur : 7% (sumber : Radio Cosmo 101,9 FM Bandung, 2010)
Dari data di atas peneliti dalam hal ini akan memfokuskan
penelitian dari housewife (ibu rumah tangga) dan blue collar (karyawan/buruh) karena dalam prosentasenya lebih besar.
Canda Canda Sore merupakan suatu acara komedi yang di bumbuhi
sebuah informasi atau berita headline yang dalam penyampaiannya selalu di buat plesetan yang menghibur dan membuat pendengarnya betah.
Dalam hal ini penulis mengangkat acara canda canda sore karena
ingin mengetahui daya tarik isi pesan yang disampaikan penyiar kepada
pendengar sehingga pendengar merasa tertarik dengan acara canda canda
sore.
Dengan ini maka penulis merumuskan masalah dengan judul
“Daya Tarik Acara Canda Canda Sore (CCS) Radio Cosmo 101,9 FM
Bandung terhadap Peningkatan Minat Pendengarnya”.
1.2. Identifikasi masalah
Untuk membatasi kajian dan ruang lingkup penelitian, maka
peneliti menetapkan identifikasi masalah sebagai berikut :
2. Sejauhmana daya tarik emosional Acara Canda Canda Sore (CCS) Radio Cosmo 101,9 FM Bandung terhadap peningkatan minat pendengarnya?
3. Sejauhmana daya tarik moral Acara Canda Canda Sore (CCS) Radio Cosmo 101,9 FM Bandung terhadap peningkatan minat
pendengarnya?
4. Sejauhmana daya tarik Acara Canda Canda Sore (CCS) Radio Cosmo 101,9 FM Bandung terhadap peningkatan perhatian pendengar? 5. Sejauhmana daya tarik Acara Canda Canda Sore (CCS) Radio Cosmo
101,9 FM Bandung terhadap peningkatan keinginan pendengar? 6. Sejauhmana daya tarik Acara Canda Canda Sore (CCS) Radio Cosmo
101,9 FM Bandung terhadap peningkatan kesan pendengar?
7. Sejauhmana daya tarik Acara Canda Canda Sore (CCS) Radio Cosmo 101,9 FM Bandung terhadap peningkatan minat pendengarnya?
1.3. Maksud dan Tujuan 1.3. 1. Maksud Penelitian
Dalam kegiatan penelitian ini peneliti bermaksud akan meneliti
tentang salah satu acara di Radio Cosmo 101,9 FM Bandung yaitu acara
Canda Canda Sore (CCS).
Dengan adanya acara tersebut peneliti bermaksud untuk
mengetahui daya tarik dari isi pesan yang di sampaikan penyiar kepada
1.3. 2. Tujuan Penelitian
Ada pun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui daya tarik rasional Acara Canda Canda Sore (CCS) Radio Cosmo 101,9 FM Bandung terhadap peningkatan minat
pendengarnya.
2. Untuk mengetahui daya tarik emosional Acara Canda Canda Sore (CCS) Radio Cosmo 101,9 FM Bandung terhadap peningkatan minat
pendengarnya.
3. Untuk mengetahui daya tarik moral Acara Canda Canda Sore (CCS) Radio Cosmo 101,9 FM Bandung terhadap peningkatan minat
pendengarnya.
4. Untuk mengetahui daya tarik Acara Canda Canda Sore (CCS) Radio Cosmo 101,9 FM Bandung terhadap peningkatan perhatian pendengar 5. Untuk mengetahui daya tarik Acara Canda Canda Sore (CCS) Radio
Cosmo 101,9 FM Bandung terhadap peningkatan keinginan pendengar 6. Untuk mengetahui daya tarik Acara Canda Canda Sore (CCS) Radio
Cosmo 101,9 FM Bandung terhadap peningkatan kesan pendengar 7. Untuk mengetahui daya tarik Acara Canda Canda Sore (CCS) Radio
1.4. Kegunaan Penelitian 1.4. 1. Kegunaan Teoritis
Teoritis adalah kegunaan penelitian sebagai pengembangan ilmu
komunikasi terutama komunikasi massa dan untuk menganalisis isi pesan
yang disampaikan melalui media massa. Dalam hal ini isi pesan dalam
daya tarik acara Canda Canda Sore (CCS) Radio cosmo 101,9 FM
Bandung.
1.4. 2. Kegunaan Praktis
a. Kegunaan bagi peneliti
Kegunaan bagi peneliti adalah sebagai salah satu bentuk aplikasi
penelitian yang dilakukan dalam rangka pengembangan kemampuan
mengupas ilmu komunikasi.
b. Kegunaan bagi akademik
Penelitian yang digunakan bagi mahasiswa Unikom pada
umumnya ilmu komunikasi dan pada khususnya humas sebagai
informasi yang akan berguna sebagai literatur pada kegiatan yang sama
bagi Mahasiswa lain yang menyangkut mengenai Daya Tarik Acara
Canda Canda Sore (CCS) Radio Cosmo 101,9 FM Bandung terhadap
Peningkatan Minat Pendengarnya.
c. Kegunaan bagi perusahaan
Penelitian dapat membantu perusahaan untuk melakukan
evaluasi tentang kualitas pengemasan isi pesan yang disampaikan
1.5. Kerangka Pemikiran 1.5.1. Kerangka Teoritis
Dalam hal ini peneliti bermaksud untuk mengetahui pengaruh Daya
Tarik Acara Canda Canda Sore (CCS) Radio Cosmo 101,9 FM Bandung
terhadap Peningkatan Minat Pendengarnya.
Sebagaiman yang telah dijelaskan pada latar belakang di atas, yang
menjadi salah satu titik konsentrasi dalam penelitian ini adalah Daya Tarik
isi pesan yang disampaikan penyiar Acara Canda Canda Sore (CCS) Radio
Cosmo 101,9 FM Bandung terhadap Peningkatan Minat Pendengarnya.
Daya tarik menurut Kotler yang diterjemahkan oleh Sindoro meliputi :
1. Daya tarik rasional
Dayatarik ini berfungsi untuk membangkitkan kepentingan diri
audiens yang menunjukan bahwa produk tersebut akan menghasilkan
manfaat yang dikatakannya.
2. Daya tarik emosional
Daya tarik ini berusaha untuk membangkitkan emosi positif atau
negative yang akan memotivasi audiens. Daya tarik emosional yang
positif seperti humor, cinta, ke banggaan dan kebahagiaan. Daya tarik
3. Daya tarik moral
Daya tarik moral, lebih diarahkan pada perasaan audiens tentang apa
yang benar dan baik. Daya tarik moral sering di pakai untuk
mendukung masalah-masalah sosial. (Dwijayanti, 2009:12)
Minat menurut Muhammad Afzan yang di jelaskan di bawah ini
yaitu “Minat adalah tinggkat kesenangan yang kuat (excitement) dari seorang dalam melakukan suatu kegiatan yang dipilih karena kegiatan
tersebut menyenangkan dan member nilai baginya”. (Abdi, 2006 : 3).
Sedangkan menurut Onong Uchana Efendy dalam bukunya Ilmu,
Teori, dan Filsafat Komunikasi mengemukakan sebagai berikut “Minat
adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak timbulnya
hastrat (desire) untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan komunikator”.
Sehingga dalam hal ini komunikator mengajak komunikan untuk
melakukan sesuatu hal yang sesuai dengan apa yang dikatakan
komunikator, biasanya hal yang menggugah perasaan komunikan itu yang
membuat timbul hasrat untuk melakukan kegiata sesuai perasaannya yang
pada awalnya hanya di berikan beberapa informasi dari komunikator.
Ada tahapan-tahapan yang perlu di perhatikan pada diri manusia
dalam proses terbentuknya minat. Witherington menyebutkan minat
1. Perhatian, terjadi bila dikosentrasikan pada salah satu alat indra dan
mengesampingkan perhatian melalui indra lain. Objek yang menjadi
perhatian ditentukan oleh faktor-faktor situasional dan personal.
2. Keinginan, merupakan salah satu daya dorong positif yang muncul
dari dalam diri seseorang. Daya ini mendorong manusia untuk
bergerak mendekati objek atau kondisi tertentu yang diinginkan.
3. Kesan yang bermanfaat, pesan yang disampaikan harus dirumuskan
secara jelas, menggunakan lambang-lambang yang dapat dimengerti
bersama minat serta memberikan pemecahan terhadap masalah yang
dikomunikasikan. (Witherington, 1985 : 36)
Perhatian adalah mendekati suatu informasi tertentu berarti
melakukan pilihan dari sekian bayak informasi yang ada dan mengabaikan
informasi lainnnya. Perhatian terjadi bila dikosentrasikan pada salah satu
alat indra dan mengesampingkan perhatian melalui alat indra lain. Objek
yang menjadi perhatian ditentukan oleh faktor-faktor situasional dan
personal.
Keinginan merupakan salah satu daya dorong positif yang muncul
dari diri seseorang. Daya ini mendorong manusia untuk bergerak
mendekati objek atau kondisi tertentu yang diinginkan. (Witherington,
1985 : 86)
Kesan yang bermanfaat, pesan yang disampaikan menggunakan
lamabang-lambang yang jelas dan dapat dimengerti juga memberikan
disampaikan komunikator dapat memberikan pemecahan dari masalah
yang dikomunikasikan.
Dengan timbulnya minat dalam diri seseorang maka diharapkan
adanya dorongan positif untuk melakukan tindakan dari kelanjutan minat
seseorang terhadap radio, apakah itu dengan mendengarkan radio atau
aktif dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh radio.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model komunikasi massa
dari Claude D Shannon dan Warren Weaver dalam bukunya Theories Of Mass Communication, karena ingin mengetahui proses pengemasan isi pesan yang disampaikan komunikator kepada komunikan yaitu sebagai
berikut :
Gambar 1.1 Model Komunikasi Massa
Pesan/ sinyal/ sinyal/ Pesan/ Message signal Signal Message
(Sumber : Ardinato dan Erdinaya, 2007 : 35)
Gambar di atas menunjukan bahwa sumber informasi (information source) menciptakan sebuah pesan (message) untuk di komunikasikan. Pesan (terdiri atas kata-kata lisan/tulisan, gambar, musik dll) di ubah
dalam bentuk sinyal (signal) oleh pemancar (transmitter) sesuai dengan saluran yang akan digunakan.
Pesan dapat diterima/diteruskan melalui saluran penerimaan
(receiver). Saluran adalah media (alat) yang dapat menyalurkan isyarat dari pemancar kepada penerima. Penerima (receiver) menyusun kembali sinyal tersebut menjadi sebuah pesan sehingga sampai kepada tujuan
(destination). Sementara itu dalam perjalanannya sinyal memiliki potensi untuk terganggu oleh berbagai sumber gangguan (noise source) yang ada disekitarnya, misalnya pada saat yang bersamaan dalam saluran yang sama
muncul terlalu banyak sinyal.
Hal ini mengakibatkan adanya perbedaan antara sinyal yang dikirim
dengan sinyal yang di terima. Dengan demikian dapat diartikan bahwa
pesan yang dikirim oleh sumber, yang kemudian di susunkembali oleh
penerima sehingga mencapai tujuan tidak selalu memikirkan makna yang
sama.
Komunikator harus menyadari bahwa suatu pesan yang dikirimkan
tidak selalu di terima dengan makna/pengertian yang sama oleh penerima.
Jika komunkator tidak mempunyai kemampuan untuk menyadari hal
tersebut, maka hal itu merupakan penyebab bagi kegagalan komunikasi.
1.5.2. Kerangka konseptual
Dari model komunikasi yang sudah dijelaskan di atas maka, peneliti
mengaplikasikan model komunikasi massa tersebut ke dalam masalah
Gambar 1.2
Aplikasi Model Komunikasi Massa terhadap Masalah Penelitian
Pesan sinyal sinyal Pesan
(Sumber : Aplikasi penelitian terhadap model komunikasi massa, 2011)
Dalam penelitian ini bila diadopsikan sumber informasi (information sorce) adalah acara CCS yang menciptakan sebuah pesan (message) untuk dikomunikasikan. Pesan berupa kata-kata dan music diubah ke dalam
bentuk sinyal (signal) oleh pemancar (transmitter) sesuai dengan saluran yang akan digunakan yaitu Radio Cosmo 101,9 FM Bandung.
Pesan dapat diterima diteruskan melalui Radio Cosmo 101,9 FM
Bandung kepada penerima (receiver) yaitu pendengar setia CCS. Pendengar setia CCS menyusun kembali sinyal tersebut menjadi sebuah
pesan sehingga sampai kepada tujuan (destination) dari Radio Cosmo 101,9 FM Bandung yaitu pendengar setia CCS untuk mendengarkan acara
CCS di Radio Cosmo 101,9 FM Bandung.
Sementara itu dalam perjalanannya, sinyal memiliki potensi untuk
terganggu (noise source) yang ada di sekitarnya, seperti pemancar rusak, cuaca buruk yang mengakibatkan pemancar mati, dll.
Maksud peneliti menggunakan model komunikasi massa dari Claude
D Shannon dan Warren Weaver dalam bukunya Theories Of Mass Communication adalah untuk memberikan gambaran bagaimana proses pengemasan isi pesan yang disampaikan penyiar Canda Canda Sore juga
apa saja hambatan-hambatannya sampai akhirnya sampai kepada
pendengar Canda Canda Sore.
Berdasarkan model komunikasinya di atas, yang menjadi daya
tariknya adalah proses pengemasan isi pesan di mana dari proses tersebut
menggambarkan bagai mana pesan yang diolah sekreatf mungkin dari
penyiar Canda Canda Sore sampai kepada pendengar Canda Canda Sore.
1.6. Operasionalisasi Variabel
Penelitian ini terdiri dari dua variabel yakni Daya Tarik Acara
Canda Canda Sore Radio Cosmo 101,9 FM Bandung (X) dan Peningkatan
Minat Pendengarnya (Y). Maka peneliti menentukan alat ukur setiap
variabel di atas, yakni :
1. Daya Tarik Acara Canda Canda Sore Radio Cosmo 101,9 FM Bandung (Variabel X)
Dalam indikator daya tarik peneliti ingin mengetahui daya tarik
dari isi pesan yang disampaikan penyiar acara canda canda sore Radio
Cosmo 101,9 FM dengan menggunakan teori dari Kotler sebagai berikut :
1. daya tarik rasional
2. daya tarik emosional
3. daya tarik moral
2. Peningkatan Minat Pendengarnya (Variabel Y)
Peningkatan minat pendengarnya adalah suatu kegiatan yang
dilakukan individu atau masyarakat karena tingkat kesenangan dari
seseorang karena kegiatan tersebut menyenangkan juga memberi nilai
tambah baginya.
Adapun indikator dan alat ukur yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Indikator:
1. Perhatian
2. Keinginan
3. Kesan
Agar lebih mudah dalam melihat bagaimana operasionalisasi variabel
yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada table di bawah
Operasionalisasi Variabel
Tabel 1.1 : Variabel Independen
Variabel Independen
(X)
Indikator Alat ukur
Daya Tarik Acara Canda Canda
Sore (CCS)
1. Daya Tarik Rasional
a. Acara canda canda sore (CCS) mampu menyampaikan pesan yang masuk akal b. Acara canda canda
sore (CCS) penting untuk didengarkan 2. Daya Tarik
Emosional
a. Acara canda canda sore (CCS) mampu membuat senang pendengarnya b. Acara canda canda
sore (CCS) mampu membuat puas pendengarnya c. Acara canda canda
sore (CCS) mampu memotivasi
pendengarnya 3. Daya Tarik Moral a. Acara canda canda
Tabel 1.2 : Variabel Dependen
Variabel Dependen
(Y)
Indikator Alat ukur
Peningkatan Minat Pendengarnya
1. Perhatian a. Pengetahuan mengenai acara CCS
1. 7. Metode Penelitian
Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis
terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya.
Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan
model-model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan
dengan fenomena alam.
Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian
kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara
pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan
Penelitian kuantitatif banyak dipergunakan baik dalam ilmu-ilmu
alam maupun ilmu-ilmu sosial, dari fisika dan biologi hingga sosiologi dan
jurnalisme. Pendekatan ini juga digunakan sebagai cara untuk meneliti
berbagai aspek dari pendidikan. Istilah penelitian kuantitatif sering
dipergunakan dalam ilmu-ilmu sosial untuk membedakannya dengan
penelitian kualitatif.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif.
“Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok
manusia, suatu objek, suatu set kondisi suatu sistem pemikiran ataupun
suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari deskriptif penelitian
ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara
sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
hubungan antar fenomena yang di selidiki”. (Nazir, 2005 : 54).
Adapun definisi lain menurut Gay metode penelitian deskriptif
adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji
hipotesis atau menjawab pertanyaan yang menyangkut keadaan pada
waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian. (Hikmat,
2011:44)
1. 8. Teknik Pengumpulan Data 1. Angket
Angket adalah alat untuk mengumpulkan data adalah daftar
Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner, atau daftar
pertanyaan tersebut cukup terperinci dan lengkap dan ditujukan kepada
pendengar acara Canda Canda Sore Radio Cosmo 101,9 FM Bandung..
2. Observasi
Menurut Karl Weick (dikutif dari Seltiz, Wrightsman, dan Cook
1976:253) mendefinisikan observasi yaitu “pemilihan, pengubahan,
pencatatan, dan pengkodean serangkaian perilaku dan suasana yang
berkenaan dengan organisme in situ, sesuai dengan tujuan-tujuan empiris”. 3. Wawancara
Wawancara menurut Moh. Nazir dalam bukunya Metode Penelitian,
menyatakan bahwa wawancara adalah proses memperoleh keterangan
untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka
antara si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang
dinamakan panduan wawancara. (Nazir, 2005:193)
Peneliti melaksanakan wawancara kepada salah satu penyiar dari
Acara Canda Canda Sore
4. Studi Literatur
Studi literatur, dalam studi literatur ini peneliti menganut sistem
kepustakaan terbuka dimana dengana mengumpulkan data atau keterangan
melalui bahan bacaan mengenai masalah yang di teliti.
Dengan teknik kepustakaan ini diharapkan mendapatkan dukungan
pendapat-pendapat para ahli, hal ini diharapkan akan memperjelas dan memperkuat
yang akan di uraikan.
5. Internet searching
Dengan demikian, Definisi internet adalah merupakan hubungan
antar berbagai jenis komputer dan jaringan di dunia yang berbeda sistem
operasi maupun aplikasinya di mana hubungan tersebut memanfaatkan
kemajuan media komunikasi (telepon dan satelit) yang menggunakan
protokol standar dalam berkomunikasi.
Sedangkan searching ialah mencari atau menemukan sesuatu jadi
internet searching adalah mencari atau menemukan data melalui hubungan
antar berbagai jenis komputer dan jaringan di dunia yang berbeda sistem
operasi maupun aplikasinya di mana hubungan tersebut memanfaatkan
kemajuan media komunikasi (telepon dan satelit).
1. 9. Populasi dan sampel 1.9. 1. Populasi penelitian
Menurut Ulber Silalahi dalam bukunya Metode Penelitian Sosial,
“Populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen dimana
penyelidik tertarik. Populasi adalah seluruh unit-unit yang darinya sempel
dipilih. Populasi dapat berupa organism, orang atau sekelompok orang,
masyarakat, organisasi, benda, objek, peristiwa, atau laporan yang
semuanya memiliki ciri dan harus didefinisikan secara spesifik dan tidak
Populasi dalam penelitian ini peneliti mengambil kelurahan Garuda
dengan jumlah penduduk 11881 orang, dengan alasan berdasarkan
pra-riset pendengar acara canda canda sore (CCS) Radio Cosmo 101,9 FM
Bandung banyak yang berdomisili di kelurahan Garuda sehingga data
yang didapat lebih akurat.
1.9. 2. Sampel penelitian
Sampel adalah bagian dari populasi yang karakteristiknya akan di
teliti dalam menentukan jumlah sampel yang pada dasarnya tidak ada
aturan yang tegas tentang jumlah sampel yang dipersyaratkan untuk
penelitian dari populasi yang tersedia (Nasution, 1982 : 75).
Dari populasi yang telah diketahui di atas maka teknik sampel yang
digunakan peneliti adalah Sampling Daerah (Cluster Sampling). Sampling Daerah (Cluster Sampling) adalah teknik memilh sebuah sampel dari kelompok-kelompok unit-unit atau cluster. Populasi dari cluster merupakan subpopulasi dari total populasi. Unsur-unsur dalam cluster sifatnya tidak homogen, yang berbeda dengan unit-unit elementer dalam strata. Tiap cluster mempunyai anggota yang heterogen mempunyai populasi sendiri. (Nazir 2005:311)
Sampling Daerah (Cluster Sampling) digunakan untuk mengambil sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data yang sangat luas.
Dengan teknik sampel ini dapat dilakukan dengan menentukan jumlah
Sampling, yaitu metode pemilihan sampel dimana setiap anggota
populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota
sampel (Umar, 2002 : 192).
Profile Base On SES Level 1. Housewife : 34% 2. Blue Collar : 35% 3. Student : 17% 4. White Collar : 7%
5. Enterpreneur : 7% (sumber : Radio Cosmo 101,9 FM Bandung) Berdasarkan Profile Base On SES Level penulis dalam hal ini akan memfokuskan penelitian dari housewife (ibu rumah tangga) dan blue collar (karyawan/buruh) karena prosentase pendengar pada kedua kategori tersebut lebih besar.
Gambar 1.3
Gambaran Cluster Sampling
Hal pertama yang dilakukan peneliti untuk mendapatkan sampel ini
adalah setelah mendapatkan populasinya yaitu kecamatan Andir karena
wilayah atau unit (cluster) terlalu lalu luas sehingga peneliti mengambil unit (cluster) terkecil dengan menggunakan sistem random (acak) yang pertama di random (acak) adalah kelurahan. Dari dari 6 kelurahan yang ada setelah dilakukan random (acak) maka keluarlah kelurahan Garuda. Namun dari kelurahan Garuda, wilayah atau unit (cluster) masih luas
sehingga peneliti mengambil kembali wilayah atau unit (cluster) terkecil dengan menggunakan sistem random (acak) kembali. Setelah di random (acak) maka keluarlah RW 03. Namun wilayah atau unit (cluster) RW 03 masih luas, sehingga dilakukan random (acak) kembali sehingga keluarlah RT 05 prosentasi penduduk sebanyak 105.
Pada proses pengambilan data peneliti menekankan kepada
responden yang memang mendegarkan Acara Canda Canda Sore di Radio
Cosmo 101,9 FM Bandung. Setelah dilakukan penelitian dengan
menyebarkan agket kepada warga kecamatan Andir kelurahan Garuda RW
03 RT 05, ternyata dari 105 responden yang mendengarkan Acara Canda
Canda Sore di Radio Cosmo 101,9 FM Bandung hanya 20 responden.
1. 10. Uji Validitas Instrumen
Dalam validitas instrumen dapat dilakukan pengujian dengan beberapa
cara sebagai berikut :
1. Pengujian Validitas Konstruksi (Contruct Validity). Baik instrumen internal (hasil dari teori) maupun instrumen eksternal (hasil empirikal)
dikonsultasikan kepada ahli; sisi akademik yang dianggap ahli
minimal pendidikannya S-3 (Doktor). Selanjutnya instrument
diujicobakan pada sampel, sehingga hasilnya dapat dievaluasi.
2. Pengujian Validitas Isi (Content Validity). Pengujian ini dilakukan bila peneliti menggunakan pengujian tes. Pengujian ini dilakukan
diajarkan. Untuk instrument yang akan mengukur efektivitas
pelaksanaan program, maka pengujian validitas isi dapat dilakukan
dengan membandingkan antara isi instrumen dengan isi atau
rancangan program yang telah ditetapkan.
3. Pengujian Validitas Eksternal. Instrument diuji dengan cara
membandingkan (untuk mencari kesamaan) antara yang ada pada
instrument dengan fakta-fakta yang empiris yang telah terjadi di
lapangan. (Hikmat, 2011 : 93)
Penelitian ini tidak menggunakan uji statistik untuk menemukan
hubungan antar variabel sehingga peneliti menggunakan pengujian
validitas konstruksi (contruct validity) dengan cara membuat beberapa pertanyaan melalui angket sesuai dengan fakta-fakta yang ada di lapangan.
Sebelum memberikan kepada responden yang sebenarnya peneliti
melakukan uji coba pertanyaan angket tersebut kepada 10 mahasiswa
secara random (acak).
Setelah melakukan uji coba tersebut peneliti akan mengkoreksi dan
berkoordinasi dengan ahli apakah pertanyaan yang diberikan tersebut
cocok dengan penelitian ini, apabila cocok akan dipertahankan apabila
tidak akan direvisi.
1. 11. Teknik Analisa Data
Peneliti mengumpulkan seluruh data dan informasi yang di
pendengar Acara Canda Canda Sore dan wawancara dengan narasumber
dari produser, Script Writer dan penyiar dari Acara Canda Canda Sore. Setelah semua terkumpul selanjutnya dilakukan pengolahan data
(data prosesing). Pengolahan data mencakup kegiatan mengedit (editing), menganalisis data dan tabulasi kemudian mengdeskripsikannya.
Adapun tahap-tahap terperinci dalam pengolahan data tersebut adalah :
1. Editing
Pengeditan merupakan proses pengecekan dan penyesuaian
yang perlu dilakukan terhadap data penelitia. (Ruslan, 2000:155).
Pengeditan dilakukan dengan cara mengecek kelengkapan yang ada
pada seluruh data yang didapat. Hal ini dilaukan untuk menghindari
kesalahan dan mendapatkan kejelasan makna dari data informasi yang
telah diperoleh.
Tujuan editing adalah untuk menghilangkan
kesalahan-kesalahan yang terdapat pada pencatatan di lapangan, juga bersifat
koreksi. Pada kesempatan ini, kekurangan atau kesalahan data tersebut
dapat dilengkapi dan diperbaiki dengan pengumpulan data ulang atau
interpolasi (penyisipan).
2. Analisis dan Tabulasi
Setelah dilakukan pengeditan, data-data kemudian dianalisis.
Seluruh data hasil penyebaran angket dan wawancara yang telah diedit
kategorikan dan dikelompokan berdasarkan indikator penelitian
dengan mengunakan tabulasi.
“Tabulasi adalah memasukan data yang sudah dianalisis yang diorganisasikan kedalam susunan tertentu sesuai dengan penyajian data yang dibutuhkan guna menjawab masing-masing masalah” (Faisal, 1999:33-34).
3. Deskripsi
Hasil dari pengolahan data di atas kemudian di deskripsikan
sesuai dengan tujuan penelitian, yakni guna menjawab rumusan
masalah dari penelitian. Proses pendeskripsian disususn berdasarkan
hasil wawancara dengan referensi literatur-litelatur yang mendukung
penelitian.
1. 12. Lokasi dan Waktu penelitian 1.12. 1. lokasi
Lokasi penelitian bertepatan di kota Bandung. Sedangkan lokasi
perusahaan yaitu di Radio Cosmo 101,9 FM Bandung, Jln. Jurang No 80
Bandung – 40161 Telepon : (022) 2033247 Fex : 2030214 e-mail :
radiocosmo@ardangroups.com
1.12. 2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian di lakukan selama 6 bulan dari Februari sampai Juli
Tabel 1.3
Waktu dan Kegiatan Penelitian 2011
Sumber : Peneliti Maret 2011
Bimbingan
8 Penulisan Bab
V
Bimbingan
9 Penyusunan
Bab
10 Sidang
1. 13. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini adalah :
A.BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, identifikasi
masalah, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka
pemikiran, operasionalisasi variabel, hipotesis, model penelitian, metode
penelitian, teknik pengumpulan data, populasi dan sempel, teknik
pengolahan data dan analisis data, lokasi dan waktu penelitian serta
sistematika penulisan
B.BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tinjauan pustaka tentang definisi komunikasi, tujuan
komunikasi, fungsi komunikasi, bentuk-bentuk komunikasi, definisi
komunikasi massa, cirri-ciri komunikasi massa, (belum beres)
C.BAB III : OBJEK PENELITIAN
Bab ini berisi semua hal yang berkaitan dengan objek penelitian yakni
sejarah perusahaan, visi-misi perusahaan, grup perusahaan, moto
perusahaan, struktur perusahaan dan job description.
D.BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi uji validitas dan reliabilitas, analisis deskriptif identitas
responden, analisis deskrif hasil penelitian, analisis korelasi antara
indicator dan variabel, analisis korelasi variabel daya tarik dan minat serta
E.BAB V : PENUTUP
35
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1. Tinjauan tentang Ilmu Komunikasi
2.1.1.Definisi Komunikasi
Istilah Komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication yang
berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna. Misalnya dalam
bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada
kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan mankna yang
di pergunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan
makna.
Akan tetapi, pengertian komunikasi yang dipaparkan di atas sifatnya
dasariah, dalam arti kata bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung
kesamaan makna antara dua belah pihak yang terlibat. Dikatakan minimal
karena kegiatan komunikasi tidak hanya informative, yakni agar orang lain
mengerti dan tahu, tetapi juga persuasive, yaitu agar orang lain bersedia
menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau
Menurut Carl I Hovland Ilmu komunikasi adalah
“ Upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas
penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap.”(Hovland
dalam buku Effendi 1990 : 10)”
Definisi Hovland di atas menunjukkan bahwa yang dijadikan objek
studi ilmu komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga
pembentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap publik (public
attitude) yang dalam kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan
peranan yang amat penting. Hovland mengatakan bahwa komunikasi proses
mengubah prilaku orang lain (communication is the prosess to modify the
behavior of other individuals).
2.1.2.Tujuan Komunikasi
Menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya Ilmu Komunikasi,
Teori dan Praktek, tujuan dari komunikasi adalah :
1. Perubahan sikap (attitude change)
2. Perubahan pendapat (opinion change)
3. Perubahan perilaku (behavior change)
4. Perubahan sosial (social change)
2.1.3.Fungsi Komunikasi
Fungsi Komunikasi menurut Deddy Mulyana dalam bukunya
Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, dapat dijelaskan seperti berikut :
1. Komunikasi Sosial
“Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan
bahwa komunikator itu penting untuk membangun konsep-diri kita, untuk
kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari
tekanan dan ketegangan, anatar lain lewat komunikasi yang bersifat
menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain”
(Mulyana, 2003 : 5)
2. Komunikasi Ekspresif
“Komunikasi ekspreasif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang
lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen
untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita” (Mulyana, 2003
:21).
3. Komunikasi Ritual
“Komunikasi ritual sering juga bersifat ekspresif, menyatakan perasaan
terdalam seseorang. Kegiatan ritual memungkinkan para pesertanya
berbagi komitmen emosional dan menjadi perekat bagi kepaduan mereka,
juga sebagai pengabdian kepada kelompok. Bukanlah substansi kegiatan
sepenanggungan yang menyertainya, perasaan bahwa kita terikat oleh
sesuatu yang lebih besar daripada diri kita sendiri, yang bersifat abadi,
danbahwa kita diakui dan diterima dalam kelompok kita”
(Mulyana, 2003 : 25).
4. Komunikasi Instrumental
“Mempunyai beberapa tujuan umum : menginformasikan, mengajar,
mendorong, mengubah sikap dan keyakinan, dan mengubah perilaku atau
menggerakkan tindakan, dan juga untuk menghibur. Sebagai instrumen,
komunikasi tidak saja kita gunakan untuk menciptakan dan membangun
hubungan, namun juga untuk menghancurkan hubungan tersebut. Studi
komunikasi membuat kita peka terhadap berbagai strategi yang dapat kita
gunakan dalam komunikasi kita untuk bekerja lebih baik dengan orang lain
demi keuntungan bersama. Komunikasi berfungsi sebagai instrumen untuk
mencapai tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan, baik tujuan jangka pendek
maupun tujuan jangka panjang” (Mulyana, 2003 : 30).
2.1.4.Bentuk-bentuk Komunikasi
Bentuk-bentuk komunikasi menurut Deddy Mulyana dalam bukunya
Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, diantaranya :
1. Komunikasi Intrapribadi (Intapersonal Communication)
“Komunikasi intrapribadi adalah komunikasi dengan diri sendiri, baik
landasan komunikasi antar-pribadi dan komunikasi dalam konteks-konteks
lainnya, meskipun dalam disiplin ilmu komunikasi tidak dibahas secara
rinci dan tuntas. Dengan kata lain, komunikasi intrapribadi ini inheren
dalam komunikasi dua-orang, tiga-orang, dan seterusnya, karena sebelum
berkomunikasi dengan orang lain kita biasanya berkomunikasi dengan
diri-sendiri (mempersepsi dan memastikan makna pesan orang lain), hanya saja
caranya sering tidak disadari. Keberhasilan komunikasi kita dnegan orang
lain bergantung pada keefektifan komunikasi kita dengan diri sendiri”
(Mulyana, 2003 :72)
2. Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal Communication)
“Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antar orang-orang secara
tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi
orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun nonverbal. Sebagai
komunikasi yang paling lengkap dan paling sempurna, komunikasi
antarpribadi berperan hingga kapanpun, selama manusi masih mempunyai
emosi” (Mulyana, 2003 : 73).
3. Komunikasi Kelompok (group communication)
“Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama,
yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal
satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok
terdekat, kelompok diskusi, kelompok pemecah masalah, atau suatu komite
yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dengan demikian,
komunikasi kelompok biasanya merujuk pada komunikasi yang dilakukan
kelompok kecil tersebut”
(Mulyana, 2003 : 74).
4. Komunikasi Publik (public communication)
“Komunikasi publik adalah komuniaksi antara seorang pembicara dengan
sejumlah besar orang (khalayak) yang tidak bisa dikenali satu persatu.
Komunikasi demikian sering juga disebut pidato, ceramah, atau kuliah
(umum). Komunikasi publik biasanya berlangsung lebih formal dan lebih
sulit daripada komunikasi antarpribadi atau komunikasi kelompok, karena
komunikasi publik menuntut persiapan pesan yang cermat, keberanian, dan
kemampuan menghadapi sejumlah besar orang. Komunikasi publik sering
bertujuan memberikan penerangan, menghibur, memberikan
penghormatan, atau membujuk”
(Mulyana, 2003 : 74).
5. Komunikasi Oganisasi (Organizational Communication)
“Komunikasi organisasi adalah proses komunikasi yang terjadi di dalam
suatu organisasi, bersifat formal dan informal, dan berlangsung dalam
suatu jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok.
komunikasi antarpribadi, dan ada kalanya juga komunikasi publik.
Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi, yakni :
komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, dan komunikasi horisontal.
Sedangkan komunikasi informal tidak bergantung pada struktur organisasi,
seperti komunikasi antarsejawat, juga termasuk gosip” (Mulyana, 2003 :
75).
6. Komunikasi Massa (Mass Commnication)
“Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa,
baik cetak (surat kabar, majalah), maupun elektronik (radio, televisi), yang
dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan
kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim, dan
heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat,
serentak, dan selintas (khususnya media elektronik)” (Mulyana, 2003 : 75).
2. 2. Tinjauan Tentang Komunikasi Massa
2.4.1.Definisi Komunikasi Massa
Menurut Jay Black dan Frederick Whitney (1980) disebutkan,
“Komunikasi massa adalah sebuah proses dimana pesan-pesan yang diproduksi
secara massal atau tidak sedikit itu disebarkan kepada massa penerima pesan
yang luas, anonim, dan heterogen” (Nurudin, 2004 : 11).
Komunikasi massa menurut Bittner yakni Mass communication is messages
(Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa
pada jumlah besar orang) (Ardianto, 2007 : 3).
Sedangkan menurut Gerbner
“Mass communication is the tenologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continuous flow of massages in industrial sosietis (Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industry) (Ardianto, 2007 : 3).
Ada satu definisi komunikasi massa yang dikemukakan Michael W.
Gamble dan Teri Kwal Gamble (1986) akan semakin memperjelas apa itu
komunikasi massa. Menurut mereka, sesuatu bisa didefinisikan sebagai
komunikasi massa jika mencakup :
1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern
untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak
yang luas dan tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media modern pula
antara lain surat kabar, majalah, televisi, film, atau gabungan diantara
media tersebut.
2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesan-
pesannya bermaksud mencoba berbagai pengertian dengan jutaan orang
yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain. Anonimitas
komunikasi yang lain. Bahkan pengirim dan penerima pesan tidak saling
mengenal satu sama lain.
3. Pesan adalah publik. Artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan diterima
oleh banyak orang. Oleh karena itu, diartikan milik publik.
4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti
jaringan, ikatan, atau perkumpulan. Dengan kata lain, komunikatornya
tidak berasal dari seseorang, tetapi lembaga. Lembaga-lembaga inipun
biasanya berorientasi pada keuntungan bukan organisasi suka rela atau
nirlaba.
5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (pentapis informasi).
Artinya, pesan-pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh
sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media
massa. Ini berbeda dengan komunikasi antarpribadi, kelompok, atau publik
dimana yang mengontrol tidak oleh sejumlah individu. Beberapa individu
dalam komunikasi massa itu ikut berperan dalam membatasi dan
memperluas pesan yang disampaikan.
6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Kalau dalam jenis
komunikasi lain, umpan balik bersifat langsung.
Dengan demikian, “Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa
menyebarkan pesan secara serempak, cepat, kepada audience yang luas, dan
2.4.2.Ciri-ciri Komunikasi Massa
Adapun ciri-ciri komunikasi massa menurut Nurudin dalam bukunya
Komunikasi Massa, adalah sebagai berikut :
1. Komunikator dalam komunikasi massa melembaga
“Komunikator dalam komunikasi massa itu bukan satu orang, tetapi
kumpulan orang-orang. Artinya, gabungan antar berbagai macam unsur dan
bekerja satu sama lain dalam suatu lembaga. Lembaga yang dimaksud
disini menyerupai sebuah sistem. Di dalam komunikasi massa, yang
namanya komunikator itu lembaga media massa itu sendiri. Itu artinya,
komunikatornya bukan orang per orang seperti seorang wartawan
misalnya, melainkan perusahaan tempat wartawan bekerja” (Nurudin, 2004
: 16).
2. Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen
Herbert Blumer pernah memberikan ciri tentang karakteristik audience/
komunikan, sebagai berikut :
a. Audience dalam komunikasi massa sangatlah heterogen. Artinya, ia
mempunyai heterogenitas komposisi atau susunan. Jika ditinjau dari
b. Berisi individu-individu yang tidak tahu atau mengenal satu sama lain.
Disamping itu, antar individu itu tidak berinteraksi satu sama lain secara
langsung.
c. Mereka tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi formal.
(Nurudin, 2004 : 19).
3. Pesannya bersifat umum
“Pesan-pesan dalam komunikasi massa itu tidak ditujukan kepada satu orang
atau satu kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain, pesan-pesannya
ditujukan kepada khalayak yang plural. Oleh karena itu, pesan-pesan yang
dikemukakannya pun tidak boleh bersifat khusus. Khusus disini, artinya pesan
itu memang tidak disengaja untuk golongan tertentu” (Nurudin, 2004 : 21).
4. Komunikatornya berlangsung satu arah
“Dalam media cetak seperti koran, komunikasi hanya berjalan satu arah. Kita
tidak bisa langsung memberikan respon kepada komunikatornya (media massa
yang bersangkutan). Kalaupun bisa, sifatnya tertunda. Misalnya, kita
memberikan ketidaksetujuan pada berita itu melalui rubrik surat pembaca.
Jadi, komunikasi yang berlangsung satu arah itu akan memberi konsekuensi
umpan balik (feedback) yang sifatnya tertunda atau tidak langsung” (Nurudin,
5. Komunikasi massa menimbulkan keserempakan
“Bahwa dalam komunikasi massa itu ada keserempakan dalam proses
penyebaran pesan-pesannya. Serempak disini berarti khalayak bisa menikmati
media massa tersebut hampir bersamaan” (Nurudin, 2004 : 25).
6. Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis
“Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada
khalayaknya sangat membutuhkan bantuan peralatan teknis. Peralatan teknis
adalah sebuah keniscayaan yang sangat dibutuhkan media massa. Tak lain
agar proses pemancaran atau penyebaran pesannya lebih cepat dan serentak
kepada khalayak yang tersebar” (Nurudin, 2004 : 27).
7. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper
“Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau
mengurangi, menyederhanakan, mengemas, agar semua informasi yang
disebarkan lebih mudah dipahami. Gatekeeper ini berfungsi untuk
menginterpretasikan pesan, manganalisis, menambah data, dan mengurangi
pesan-pesannya. Intinya, adalah pihak yang ikut menentukan pengemasan
sebuah pesan dari media massa” (Nurudin, 2004 : 27).
2. 3. Tinjauan Tentang Radio
Radio merupakan salah satu media massa yang dalam perkembangan
teknologi memungkinkan suara ditransmisikan secara serempak melalui
sampai diskusi dan drama. Berbagai informasi di dapat dengan adanya radio.
Kemudahan akan akan informasi disampaikan melalui radio, tidak hanya
informasi yang di dapat akan tetapi ada juga berbagai hiburan terdapat di radio
sehinnga rasa bosan yang kita rasakan selama seharian bekerja akan hilang
dengan adanya radio.
2.3.1.Karakteristik Radio Siaran
Menurut Ardianto dan Erdinaya dalam bukunya Komunikasi Suatu
Pengantar, karakteristik/sifat radio siaran mencakup :
1. Imajinatif
Karena hanya indra pendengaran yang digunakan oleh khalayak, dan
pesannya selintas, maka radio siaran dapat mengajak komunikannya untuk
berimajinasi. Dengan kata lain, pendengar radio siaran bersifat imajinatif.
2. Auditori
Sifat auditori itu sebagai konsekuensi dari radio siaran untuk didengar.
karena kemampuan mendengar manusia itu terbatas, maka pesan
komunikasi melalui radio siran diterima dengan selintas.
3. Akrab
Sifat radio siaran yang lainnya adalah akrab, intim. Sebagaimana kita
lakukan sehari-hari, kita jarang mendengarkan acara radio siaran secara
khusus duduk dan telinga kita didekatkan pada pesawat radio siaran. Pada
lainnya, misalnya sambil mengendarai mobil, menyetrika baju, makan,
menulis, bahkan mengobrol.
Seorang penyiar radio siaran seolah-olah berada di kamar pendengar,
menemani pendengar dalam mobil, dan di tempat-tempat lainnya di mana
saja pendengarnya berada, maka dengan akrab dan cekatan ia
menghidangkan acara-acara yang bervariasi, mulai dari acara yang
informatif sampai acara-acara hiburan yang menggembirakan.
4. Gaya Percakapan
Sebagaimana dikemukakan di atas, komunikator radio siaran seolah-olah
bertamu ke rumah atau menemani pendengarnya dimanapun berada, maka
dalam keadaan demikian tidak mungkin ia berbicara secara bersemangat
dengan berteriak. Sekalipun pesannya didengar oleh ribuan orang, tapi
pendengar berada di tempat yang terpisahkan dan bersifat pribadi.
Dengan demikian materi siaran kata radio siaran bergaya percakapan
(conversational style). Karakteristik radio siaran tersebut di atas perlu
dipahami komunikastor agar dalam menyusun dan menyampaikan pesan
dengan menggunakan media radio siaran, komunikator dapat melakukan
penyesuaian, sehingga komunikasi mencapai sasaran.