• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembingkaian berita Tim Nasional U-19 : (studi analisis framing model Zhondang Pan dan Gerald M.Konsicki pada Harian Bola dan Top Skor Edisi 19-30 November 2013)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pembingkaian berita Tim Nasional U-19 : (studi analisis framing model Zhondang Pan dan Gerald M.Konsicki pada Harian Bola dan Top Skor Edisi 19-30 November 2013)"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

169

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Revino Tryantito Nama Panggilan : Evien

Tempat, Tanggal Lahir : Banjar, 13 Mei 1990

Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Telepon : 0813 200 01440 Status : Belum Menikah Nama Ayah : Dedi Herdis, ST Pekerjaan : Wiraswasta

Nama Ibu : Tati Rohaeti, S.Sos Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat Orang Tua : Jl.Pemandangan no.15 RT01 / RW06 Desa Mekarsari Kota Banjar Jawa Barat 46321

Motto : Menjalani Hidup Dengan Penuh Keyakinan Besar

(4)

PENDIDIKAN FORMAL

No Tahun Uraian Keterangan

1. 1996-2002 Sekolah Dasar Negeri 1 Banjar Berijazah 2.

2002-2005 Sekolah Menengah Pertama Negeri

1 Banjar Berijazah

3.

2005-2008 Sekolah Menengah Pertama Negeri

1 Banjar Berijazah

4. 2008-2014 Universitas Komputer Indonesia Berijazah

PENDIDIKAN NONFORMAL

No. Tahun Uraian Keterangan

1. 2005 Kursus Bahasa Inggris di Guntoro

English Course -

2. 2010

Table Manner Course Prodi Ilmu Komunikasi Unikom di Bannana Inn Hotel & SPA Bandung

Bersertifikat

PENGALAMAN ORGANISASI

No. Tahun Uraian Keterangan

1. 2003-2004 Pengurus OSIS SMP Negeri 1

Banjar -

2. 2002-2005 Anggota Ekstrakulikuler Basket

SMP Negeri 1 Banjar -

3. 2005-2007 Anggota Ekstrakulikuler Basket

SMA Negeri 1 Banjar -

PRESTASI

No. Tahun Uraian Keterangan

1. 2004

Peserta Lomba Busana Muslim Tingkat SMP di SMA Hikmah Banjar

-

2. 2004 Juara 1 Kejuaraan Basket Tingkat

SMP Se-Kota Banjar -

3. 2004

Peserta PORSENIDA Tingkat SMP Se-Jawa Barat cabang Bola Basket di Bandung

-

4. 2005

Juara 3 Kejuaraan Basket Tingkat SMP Se-Kabupaten Ciamis dan Banjar

(5)

5. 2005 Juara 1 Festival Band PORSENI

SMP Negeri 1 Banjar Bersertifikat 6. 2005 Bassist Terbaik Festival Band

PORSENI SMP Negeri 1 Banjar Bersertifikat

7. 2007

Keybordist Terbaik Festival Band STIKES BP Tingkat SMA Se-Kota Banjar

Bersertifikat

7. 2007 Juara 1 “The Power of Putih Abu

-Abu” Tingkat SMA Se-Kota Banjar - 8. 2007 Juara Harapan Festival Band

Se-Priangan Timur -

9. 2008 Juara 1 “The Power of Putih Abu

-Abu” Tingkat SMA Se-Kota Banjar -

PENGALAMAN KEGIATAN

No. Tahun Uraian Keterangan

1. 2002 Peserta Jambore Pramuka Tingkat

SD Se-Kota Banjar -

2. 2003 Sie.Dokumentasi, Kegiatan Pekan

Seni SMP Negeri 1 Banjar -

3. 2004 Sie.Kegiatan, Porseni SMP Negeri

1 Banjar -

4. 2007-2008 Anggota Marching Band Gita

Banjar Idaman -

5. 2008 Sie.Dokumentasi Pensi Sound Of

Revolution SMA Negeri 1 Banjar -

6. 2010

1. 2008 Peserta, Kuliah Umum Jurusan

(6)

2. 2009

Peserta, Mentoring Agama Islam Jurusan Teknik Informatika UNIKOM

Bersertifikat

3. 2011 Peserta, “Visit Media Massa 2011” Bersertifikat

4. 2012 Peserta, Seminar Sinematografi di

Auditorium Miracle, UNIKOM Bersertifikat

5. 2012 Peserta, Diskusi Publik Capres

2014 di Unpad Bersertifikat

PENGALAMAN KERJA

No. Tahun Uraian Keterangan

1. 2012 Praktek Kerja sebagai Wartawan di

Harian Bandung Ekspres -

No. Uraian

1. Operasionalisasi Microsoft Office

2. Operasionalisasi Adobe Photoshop

3. Memainkan Alat Musik (Gitar, Keyboard, Drum) 4. Puisi

Bandung, November 2013 Hormat saya,

(7)

SKRIPSI

Diajukan untuk menempuh Ujian Sarjana

pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik

O

leh:

Revino Tryantito NIM. 41808919

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI JURNALISTIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(8)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pembingkaian Berita Tim Nasional U-19 (Studi Analisis Framing Model Zhondang Pan dan Gerald M. Konsicki Pada Harian Bola dan Harian Top Skor Edisi 19-30 November 2013)”. Penulisan skripsi adalah merupakan salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Strata-1 Ilmu Komunikasi.

Dalam penulisan skripsi ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan proposal penelitian ini.

Terima kasih yang besar peneliti sampaikan untuk Papa Dedi Herdis.,ST dan Mamah Tati Rohaeti.,S.Sos selaku orang tua peneliti yang tidak pernah berhenti mendoakan dan selalu memberi support terbesar bagi peneliti dan penuh kesabaran agar peneliti menggapai gelar sarjana.

Penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, khususnya kepada :

1. Yth. Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A, selaku Dekan

(9)

vii

2. Yth. Bapak Drs. Manap Solihat, M.Si., selaku ketua jurusan Ilmu

Komunikasi Unikom Bandung dan juga selaku Dosen Wali Penulis.

3. Yth. Melly Maulin P, S.Sos., M.Si., selaku Sekretaris Program Studi Ilmu

Komunikasi juga sebagai dosen yang telah banyak memberikan pengetahuan dan berbagi ilmu serta wawasan selama penulis melakukan perkuliahan.

4. Yth. Bapak Adiyana Slamet, S.IP., M.Si., selaku Dosen Pembimbing

penulis yang senantiasa memberi arahan, bimbingan dan motivasi kepada penulis selama melaksanakan bimbingan.

5. Yth. Seluruh Staf Dosen Prodi Ilmu Komunikasi yang telah memberikan

penulis ilmu dan pengetahuannya selama masa perkuliahan.

6. Yth. Ibu Astri Ikawati, A.Md.Kom, selaku Sekretariat Program Studi

Ilmu Komunikasi yang telah membantu dalam mengurus segala hal yang berkaitan dengan proposal usulan penelitian ini.

7. Teh Tenny, A’Arrie, A’Dery dan keponakanku M. Javier Athaya, yang juga tiada henti memberikan doa dan support untuk peneliti.

8. Keluarga Besar, yang juga tiada henti memberikan doa dan support untuk

peneliti.

9. Harian Bola yang telah menjadi referensi berita olahraga bagi peneliti semenjak di kelas 6 SD.

10.Harian Top Skor, yang selalu mampu memberikan informasi berita

(10)

viii

11.Mas Haris Budiman, yang telah bersedia membantu sebagai informan

penelitian ini.

12.Teman - teman di kelas IK-2, untuk semua hal yang telah dilalui

bersama dalam masa perkuliahan.

13.Teman – teman di kelas IK-Jurnal 1, untuk semua pengalaman dalam

beberapa semester yang memberi kesan tersendiri bagi peneliti.

14.Rekan - rekan seperjuangan Skripsi Semester Ganjil, yang senantiasa

membantu peneliti dan menjadi rekan diskusi.

Dan semua pihak yang tidak dapat bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini mampu diterima dengan baik.

Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amin Yaa Robbal „Alamiin.

Bandung, Februari 2014

(11)

ix

LEMBAR PENGESAHAN... i

SURAT PERNYATAAN... ii

LEMBAR PERSEMBAHAN………..……… iii

ABSTRAK……… iv

ABSTRACT………. v

KATA PENGANTAR... vi

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR... xiii

DAFTAR LAMPIRAN... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah………... 1

1.2Rumusan Masalah………... 13

1.2.1 Pertanyaan Makro……… 13

1.2.2 Pertanyaan Mikro……..………….………. 13

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian... 14

1.3.1 Maksud Penelitian……….. 14

1.3.2 Tujuan Penelitian……….... 14

1.4 Kegunaan Penelitian……….……..………….. 15

1.4.1 Kegunaan Teoritis…………..………...…….. 15

1.4.2 Kegunaan Praktis………. 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka………... 17

2.1.1 Tentang Penelitian Sejenis... 17

2.1.2 Tentang Komunikasi……….………..… 19

(12)

x

2.1.3.2 Karakteristik Komunikasi Mass….………. 27

2.1.3.3 Fungsi Komunikasi Massa……….. 29

2.1.4 Tentang Media Massa……… 32

2.1.4.1 Media Cetak……… 33

2.1.4.2 Media Eletronik………... 34

2.1.5 Tentang Surat Kabar……….……….. 35

2.1.5.1 Karakteristik Surat Kabar……… 38

2.1.6 Tentang Berita………. 40

2.1.6.1 Jenis-Jenis Berita………. 41

2.1.6.2 Proses Produksi Berita……….… 42

2.1.7 Tentang Timnas U-19………. 43

2.1.8 Tentang Analisis Framing……….. 44

2.2 Kerangka Pemikiran……….. 50

2.3 Alur Model Penelitian…... 53

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian……… 56

3.1.1 Pemberitaan Tim Nasional U-19……...…..……….. 56

3.2 Metode Penelitian... 86

3.2.1 Desain Penelitian……… 86

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data………... 89

3.2.2.1 Studi Pustaka………...… 89

3.2.2.2 Wawancara...………...… 89

3.2.2.3 Dokumentasi………... 89

3.2.2.4 Pengumpulan Data Online……….. 90

3.2.3 Teknik Analisis Data………...……….. 90

3.2.3.1 Sumber Data Penelitian...……… 92

3.2.3.2 Paradigma Penelitian Konsep Zhondang Pan Dan Gerald M.Konsicki….…………. 93

3.2.4 Uji Keabsahan Data……….. 95

3.2.5 Lokasi dan Waktu Penelitian……… 102

3.2.5.1 Lokasi Penelitian……… 102

(13)

xi

4.1.3 Analisis Berita ke 3………... 113

4.1.4 Analisis Berita ke 4……… 114

4.1.5 Analisis Berita ke 5……… 115

4.1.6 Analisis Berita ke 6……… 117

4.1.7 Analisis Berita ke 7………... 119

4.1.8 Analisis Berita ke 8……… 121

4.2 Pembahasan Penelitian……..……… 133

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan……….……….. 141

5.2 Saran –Saran………..……….. 142

DAFTAR PUSTAKA... 143

(14)

xii

Tabel 2.1 Penelitian Sejenis………... 17

Tabel 2.2 Model-Model Analisis Framing... 46

Tabel 2.3 Skema Framing Model Zhongdan Pan dan Gerald M. Kosicki... 48

Tabel 3.1 Daftar Perkembangan Terbit Harian Bola... 81

Tabel 3.2 Paradigma Objek Penelitian... 94

Tabel 3.3 Paradigma Objek Penelitian... 94

Tabel 3.4 Waktu Penelitian.………... 103

Tabel 4.1 Judul Berita…….………... 104

Tabel 4.2 Hasil Wawancara………... 107

Tabel 4.3 Analisis Pan dan Konsicki Berita ke-1………... 109

Tabel 4.4 Analisis Pan dan Konsicki Berita ke-2………... 113

Tabel 4.5 Analisis Pan dan Konsicki Berita ke-3………... 116

Tabel 4.6 Analisis Pan dan Konsicki Berita ke-4………... 118

Tabel 4.7 Analisis Pan dan Konsicki Berita ke-5………... 121

Tabel 4.8 Analisis Pan dan Konsicki Berita ke-6………... 124

Tabel 4.9 Analisis Pan dan Konsicki Berita ke-7………... 127

(15)

xiii

Gambar 2.1 Model Alur Penelitian... 55 Gambar 3.1 Komponen-komponen dalam Analisis Data

(16)

xiv

Lampiran 1 Surat Persetujuan Menjadi Pembimbing Skripsi……….... 147

Lampiran 2 Surat Rekomendasi Pembimbing Untuk UP.…………... 148

Lampiran 3 Surat Pengajuan Pendaftaran Seminar UP….…………... 149

Lampiran 4 Surat Lembar Revisi Usulan Penelitian…….…………... 150

Lampiran 5 Surat Rekomendasi Pembimbing Untuk Sidang Skripsi.... 151

Lampiran 6 Surat Pengajuan Pendaftaran Sidang Skripsi.…………... 152

Lampiran 7 Berita Bimbingan Acara……….…………... 153

Lampiran 8 Surat Lembar Revisi Sidang Skripsi………..…………... 154

Lampiran 9 Berita Harian Bola Edisi 19 November 2013…... 155

Lampiran 10 Berita Harian Bola Edisi 26 November 2013…... 156

Lampiran 11 Berita Harian Bola Edisi 28 November 2013…... 157

Lampiran 12 Berita Harian Bola Edisi 30 November 2013…... 158

Lampiran 13 Berita Harian Top Skor Edisi 19 November 2013... 159

Lampiran 14 Berita Harian Top Skor Edisi 26 November 2013... 160

Lampiran 15 Berita Harian Top Skor Edisi 28 November 2013…... 161

Lampiran 16 Berita Harian Top Skor Edisi 30 November 2013…... 162

Lampiran 17 Hasil Wawancara………...…... 163

Lampiran 18 Biodata Informan………. 167

(17)

143

Berger, Peter L. & Thomas Luckmann. 1990.Tafsir Sosial atas Kenyataan: Risalah tentang Sosiologi Pengetahuan.

Elvinaro, Ardianto dan Erdiyana, Lukiati Komala. 2009. KOMUNIKASI MASSA,

SUATU PENGANTAR. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Eriyanto. 2001. Analisis Wacana ( Pengantar Analisis Teks Media). LKis: Yogyakarta.

--- 2002. Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan politik Media. LKiS: Yogyakarta.

Junaedhie, Kurniawan. Ensiklopedi Pers Indonesia., Jakarta : PT. Gramedia

Pustaka. 1991.

Mc Quail, Dennis. 1996. Teori Komunikasi Massa:Suatu Pengantar, Jakarta: Erlangga.

Mulyana , Deddy. 2001. Metode Penelitian Kualitatif Paradigma baru ilmu komunikasi dan ilmu sosial lainnya. Bandung: Rosda.

Rachmad, Jalaludin. 1999. Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: Rosda Karya.

(18)

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

B. Berita Harian Bola :

Harian Bola edisi 19 November 2013 “Syarat Ketat Pemain Baru”

Harian Bola edisi 26 November 2013 “Kiper Juga Butuh VO2Max Bagus” Harian Bola edisi 28 November 2013 “Konsistensi Berlatih Pepepa-Pepeting” Harian Bola edisi 30 November 2013 “Tes Lagi Awal Januari”

C. Berita Harian Top Skor :

Harian Top Skor edisi 19 November 2013 “Kembali Bertumbangan”

Harian Top Skor edisi 26 November 2013 “Terapkan Fun Games”

Harian Top Skor edisi 28 November 2013 “Menyatu Dengan Alam”

Harian Top Skor edisi 30 November 2013 “Cuaca Mendukung”

D. Sumber Penelitian Sejenis :

Lidwina Chometa Halley Eprilianty, Framing Opini Masyarakat tentang Polemik

Jabatan Gubernur DIY dalam Koran Lokal DIY (Analisis Framing Media

atas Opini Narasumber sebagai Representasi Masyarakat tentang Polemik

Pengisian Jabatan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Periode 2008 –

2013 dalam SKH Kedaulatan Rakyat dan SKH Bernas Jogja), Universitas

(19)

Fazar Nur Setiawan. 2013.Pembingkaian Berita Gratifikasi Seks (Analisis Framing

Zhondang Pan dan Gerald M. Konsicki Di Media Online kompas.com dan

republika.co.id periode Januari 2013), Universitas Komputer Indonesia Bandung.

Riska Khaerunnisya. 2012. Analisis Framing Pemberitaan Kepengurusan PSSI Terkait Format Kompetisi Liga Indonesia 2011/12 Pada Media Online

goal.com Indonesia Universitas Hasanuddin Makassar.

Rifqi Ardita Widianto. 2012. Bingkai Pemberitaan Kepemimpinan PSSI Oleh Media

Online Indonesia (Analisis Framing Terhadap VivaNews.com dan

detik.com). Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.

E. Internet Searching:

http://www.kolomsejarah.com/2013/08/sejarah-olahraga-sepakbola.html

(diakses 22 November 2013 pukul 21.57 WIB)

http:/www.fifa.com/worldrangking/news/newsid=2226708/

(diakses 22 November 2013 pukul 22.10 WIB)

http://www.topskor.co.id/ (diakses 23 November 2013 pukul 15.00)

http://www.bolanews.com/ (diakses 23 November 2013 pukul 15.02)

http://www.goal.com/id-ID/news/1387/nasional/2013/09/22/4281080/indonesia-kampiun-piala-aff-u-19?ICID=AR_PN_1

(20)

http://izalphotography.blogspot.com/2010/09/pengertian-berita-menurut-para-ahli.html

(diakses 23 November 2013 pukul 15.10)

http://mazdalifahjalil.wordpress.com/2013/01/05/bagaimana-media-membingkai

berita/ (diakses 26 November pukul 19.00)

http://operadewa.wordpress.com/2012/10/05/konstruksi-realitas-oleh-media-massa/

(21)

1

1.1Latar Belakang Masalah

Pembentukan suatu berita dalam media massa pada dasarnya adalah penyusunan realitas-realitas terhadap suatu peristiwa sehingga membentuk sebuah cerita atau wacana yang bermakna. Dengan demikian, seluruh isi media adalah realitas yang dikonstruksikan (constructed reality) dalam bentuk wacana yang bermakna (Hamad, 2004:10).

Pembentukan opini publik bermula dari berita yang dibuat oleh wartawan. Sebagai individu yang bertindak sebagai perpanjangan tangan media, wartawan memiliki seperangkat pemikiran dan kerangka acuan dalam menuliskan berita. Berdasarkan kepribadian, visi, dan missi yang dianut oleh media dimana mereka bernaung. Semua ini akan tercermin dalam bentuk berita yang mereka susun sedemikian, disampaikan secara berulang-ulang, melalui angle tertentu, sehingga akhirnya mampu membentuk opini publik kahalayaknya. Dalam kerangka membuat dan menyusun berita inilah wartawan melakukan pembingkaian. Hal ini karena wartawan melakukan seleksi, penyaringan dan penyuntingan yang dikenal dengan nama gatekeeping.1

Pembingkaian (framing) memainkan peranan penting untuk memahami peranan media dalam pembinaan sesuatu berita. Pembingkaian adalah proses yang

(22)

mencerminkan keputusan oleh pengamal media tentang apa yang dianggap penting atau layak untuk dijadikan berita yang mampu mempengaruhi pemikiran.

Analisis framing adalah salah satu metode penelitian yang termasuk baru dalam dunia ilmu komunikasi. Para ahli menyebutkan bahwa analisis framing ini merupakan perpanjangan dari analisis wacana yang dielaborasi terus menerus ini, menghasilkan suatu metode yang up to date untuk memahami fenomena - fenomena media mutakhir.

Analisis framing merupakan suatu ranah studi komunikasi yang menonjolkan pendekatan multidisipliner dalam menganalisis pesan-pesan tertulis maupun lisan. Konsep framing atau frame sendiri bukan berasal dari ilmu komunikasi, melainkan dari ilmu kognitif (psikologis). Dalam prakteknya, analisis framing juga memungkinkan disertakannya konsep-konsep sosiologis, politik dan kultural untuk menganalisis fenomena-fenomena komunikasi, sehingga suatu fenomena dapat benar-benar dipahami dan diapresiasi berdasarkan konteks sosiologis, politis atau kultural yang melingkupinya.

Framing itu pada akhimya menentukan bagaimana realitas itu hadir di hadapan pembaca. Apa yang kita tahu tentang realitas sosial pada dasarnya tergantung pada bagaimana kita melakukan frame atas peristiwa itu yang memberikan pemahaman dan pemaknaan tertentu atas suatu peristiwa. Framing

(23)

Pemberitaan di setiap media pasti memiliki sudut pandang yang berbeda. Perbedaan tersebut bergantung pada sudut pandang realitas yang dilihat oleh wartawan. Selalu ada pesan-pesan tersendiri yang lebih dalam yang ingin disampaikan oleh media kepada khalayak. Pesan tersebut ditampilkan lewat pebedaan tampilan foto, penggunaan bahasa, penulisan judul, pemilihan sudut pandang, dan lain-lain.

Prinsip analisis framing menyatakan bahwa terjadi proses seleksi isu dan fakta tertentu yang diberitakan oleh media. Fakta ini ditampilkan apa adanya, namun diberi bingkai (frame) sehingga menghasilkan konstruksi makna yang spesifik. Dalam hal ini biasanya media menyeleksi sumber berita, memanipulasi pernyataan dan mengedepankan perspektif tertentu sehingga suatu interpretasi menjadi lebih menyolok (noticeable) daripada interpretasi yang lain (Sobur, 2006: 165).

(24)

lewat struktur dan formasi tertentu, melibatkan proses produksi dan konsumsi dari suatu teks (Eriyanto, 2002:251).

Dengan pendekatan model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki yang memiliki konsepsi bagaimana suatu berita diproduksi dan peristiwa dikonstruksi oleh media dan wartawannya. Pan dan koscki melihat bahwa pembingkaian berita yang dilakukan oleh media dan wartawannya hingga di konsumsi oleh khalayak dapat di gambarkan dengan cara : Struktur

Sintaksis, maksudnya bagaiamana wartawan menyusun peristiwa,

pernyataan, opini, kutipan, pengamatan atas peristiwa ke dalam bentuk susunan umum berita. Struktur Skrip, maksdunya bagaimana wartawan mengisahkan atau menceritakan peristiwa ke dalam bentuk berita.

Struktur Tematik, maksudnya bagaimana wartawan mengungkapkan

pandangannya atas peristiwa ke dalam proposisi, kalimat atau hubungan antar kalimat yang membentuk teks secara keseluruhan. Struktur Retoris, maksudnya bagaimana wartawan menekankan arti-arti tertentu ke dalam berita. (Eriyanto, 2002 : 294).

Alasan peneliti menggunakan perangkat framing model Pan dan Kosicki, karena model ini memuat bagaimana wartawan mengkontruksi dan memproses mengenai sebuah pembingkaian berita baik dari segi judul berita maupun dari segi pemakaian kalimat, lead maupun perangkat lain untuk mengungkapkan fakta serta pemaknaan sehingga dapat dimengerti oleh pembaca. Dan pada akhirnya pembaca dapat menegetahui realitas yang ingin disampaikan oleh media.

Surat kabar adalah sebutan bagi penerbitan pers yang masuk dalam media cetak, berupa lembaran berita-berita, karangan-karangan manusia yang diterbitkan secara berkala, dapat harian, mingguan, atau bulanan, serta diedarkan secara umum. Isinya harus aktual dan bersifat universal, maksudnya pemberitaannya harus terkait dengan manusia dari berbagai golongan dan kalangan.2

(25)

Tidak seperti media elektronik, yang beritanya berpacu dengan durasi, media cetak lebih berkompromi dengan halaman, sehingga pemberitaannya lebih “dalam” dibandingkan dengan media massa elektronik misalnya televisi. Sampai

saat ini media cetak masih mendapat perhatian yang cukup besar dari khalayak. Seiring perkembangan jaman industri media juga mengalami perkembangan yang sangat signifikan, terbukti semakin ketatnya persaingan dikalangan pelaku usaha media.

Dengan semakin ketatnya persaingan tersebut mendorong media berkompetisi menyajikan berita-berita yang tajam dan akurat terkait berbagai realitas peristiwa yang terjadi dalam masyarakat. Proses konstruksi realitas yang dilakukan oleh media merupakan usaha “menceritakan” (konseptualisasi) sebuah peristiwa atau keadaan. Realitas tersebut tidak serta merta melahirkan berita, melainkan melalui proses interaksi antara penulis berita, atau wartawan, dengan fakta.

Media berperan mendefinisikan bagaimana realitas seharusnya dipahami dan dijelaskan secara tertentu kepada khalayak. Berita adalah produk dari profesionalisme yang menentukan bagaimana peristiwa setiap hari dibentuk dan dikonstruksi (Eriyanto, 2009: 80).

(26)

tertentu untuk mendeskripsikan suatu peristiwa. Kedua hal inilah yang pada akhirnya akan menentukan gambaran/image yang terbentuk dalam benak khalayak mengenai suatu peristiwa.

Pada dasarnya media massa memiliki fungsi penghantar dalam menyebar berbagai macam pengetahuan, menyelenggarakan kegiatan dalam lingkungan publik yang dapat dijangkau segenap anggota masyarakat secara bebas, sukarela, umum dan murah, hubungan antara pengirirm dan penerima seimbang dan sama, serta mampu menjangkau lebih banyak orang daripada institusi lainnya (Mc.Quail, 1987: 51).

Dalam melakukan tugasnya sebagai pemberi informasi kepada khlayak banyak, media massa harus bisa menjalankan fungsinya sama dengan komunikasi massa yang dikemukakan oleh Harold Laswell, diantaranya untuk menginformasikan (to inform), untuk mendidik (to educate), dan untuk menghibur (to entertain).

Media massa bukan sekedar sarana yang menampilkan kepada publik peristiwa secara apa adanya. Apapun yang dihasilkan dan ditampilkan oleh media merupakan representasi dari ideologi media massa tersebut. Dengan kata lain Media massa mempunyai peranan yang sangat besar untuk mendefinisikan bagaimana realitas seharusnya dipahami, bagaimana realitas itu dijelaskan dengan cara tertentu kepada khlayak. Pemberitaan yang ada di media massa, bukan sekedar menyampaikan tapi juga menciptakan makna (Eriyanto,2002 :xii).

(27)

belum disiarkan oleh media massa lain. Sedangkan kelengkapan berita ditentukan oleh terpenuhinya rumusan 5 W + 1 H dalam berita tersebut.

Pemberitaan media pada sisi tertentu dan wawancara dengan pihak-pihak tertentu tidak hanya sebagai bagian dari teknik jurnalistik, tapi menandakan bagaimana peristiwa ditampilkan dan dimaknai. Pusat perhatian analisis framing

adalah bagaimana media memahami dan memaknai realitas dan dengan cara apa realitas itu ditandakan dan di bentuk oleh media dan wartawan.

Dalam penelitian ini, penulis akan mengambil pemberitaan mengenai Tim Nasional (Timnas) U-19 pada harian Bola dan harian Top Skor pada edisi 19-29 November 2013. Karena pada bulan tersebut dari harian Bola dan harian Top Skor, menampilkan pemberitaan yang cukup menarik mengenai training camp

(TC) Timnas U-19 di Batu, Jawa Timur dalam menghadapi Piala Asia 2014 di Myanmar. Dan berita training camp (TC) Timnas U-19 inilah yang menjadi batasan frame penelitian mengenai pemberitaan Timnas U-19 ini ini.

(28)

Seperti pada tanggal 19 November 2013, kedua surat kabar tersebut menampilkan berita yang berbeda, meski sama-sama memberitakan Timnas U-19. Harian Bola pada tanggal 19 November 2013 memuat berita berjudul “Syarat Ketat Pemain Baru”. Dimana berita ini berisi mengenai Pelatih Timnas U-19

Indra Sjafri yang mencari pemain pengganti dari pemain yang mengalami cedera. Sedangkan di edisi hari yang sama, harian Top Skor menulis berita berjudul “Kembali Bertumbangan : Kiper Dikri Yusron Mengalami Cedera

Kambuhan”. Harian Top Skor memberitakan bagaimana kondisi pemain timnas yang banyak mengalami cedera. Dalam sebuah keadaan yang sama, namun baik harian Bola maupun harian Top Skor menampilkan berita dari apa yang mereka tangkap berbeda. Secara isi berita mungkin terdapat hal yang sama, akan tetapi kedua surat kabar tersebut menyajikan berita kepada khalayak dengan cara mereka yang berbeda.

Dalam framing, ada bagian tertentu yang lebih penting dan membuang atau menghilangkan serta mengesampingkan bagian lainnya yang oleh Ignacio Ramoent disebut sebagai efek penyekat. Hal ini dimaksudkan agar suatu berita menjadi lebih memiliki makna, menarik serta mudah diingat khalayak pembaca sehingga memunculkan interpretasi dan persepsi khalayak sesuai dengan frame yang ingin dibentuk oleh media. Pemaknaan menjadi suatu hal yang penting bagi khalayak dalam memahami suatu realitas.

(29)

Harian Bola dan Harian Topskor telah menjadi surat kabar olahraga yang besar, dan memiliki khalayak pembaca sendiri yang tersebar di Indonesia. Harian Bola sendiri telah ada sejak 1984. Harian Bola berawal dari tabloid mingguan yang terbit 2 minggu sekali. Bola bisa dikatakan sebagai salah satu media cetak yang khusus menampilkan berita olahraga yang kredibilitasnya tidak diragukan lagi. Bagi peneliti sendiri, harian Bola ini telah menjadi bacaan wajib untuk mengetahui berita mengenai sepakbola sejak peneliti sejak kelas 6 SD. Harian Bola ini, bagi peneliti telah menjadi sebuh referensi pribadi untuk mengetahui perkembangan berita olahraga khususnya sepakbola.

Sedangkan harian Top Skor sendiri bisa dikatakan sebagai surat kabar dengan segmentasi khusus olahraga harian pertama yang terbit di Indonesia. Terbit semenjak 6 Januari 2005, harian Top Skor telah menjadi salah satu harian terbesar di Indonesia. Harian Top Skor sendiri memiliki kerja sama dengan surat kabar olahraga besar Eropa, yaitu La Gazzetta Dello Sport dari Italia dan Marca dari Spanyol. Peneliti menganggap harian Top Skor ini merupakan salah satu referensi lain dalam mengetahui pemberitaan khususnya olahraga sepakbola bagi peneliti.

(30)

Pemberitaan dari Timnas U-19 ini bisa dikatakan pula sebuah momentum awal kebangkitan bagi dunia persepakbolaan Indonesia. Dan hal ini ingin diangkat oleh media. Karena media menangkap bahwa momentum ini akan mendapatkan perhatian yang besar dari khalayak pembaca.

Melihat dari segi kredibilitas kedua harian tersebut, juga kedua media tersebut telah memiliki pembacanya tersendiri. Maka peneliti memilih kedua media tersebut untuk menjadi bahan penelitian. Penelitian tersebut untuk mencermati bagaimana harian Bola dan harian Top Skor membingkai dan mengkonstruksikan atas pemberitaan tentang Timnas U-19.

Sebagai sebuah negara besar, tentunya Indonesia mampu menciptakan sebuah Tim Nasional yang tangguh. Indonesia, dari Sabang hingga Merauke, sebenarnya memiliki banyak talenta-talenta hebat dalam bidang Sepakbola. Medio 1970-an, Negara kita disebut sebagai “Macan Asia”. Kita dianggap sebagai Brasilnya Asia karena permainan yang ditampilkan. Negara kita pula yang menjadi negara Asia pertama yang berpartisipasi di Piala Dunia 1938 di Perancis, meski pada saat itu kita bernama Hinda Belanda karena masih dalam jajahan Belanda. Hal ini pun di akui oleh lembaga tertinggi sepakbola dunia FIFA3.

Dan bertahun-tahun lamanya sepakbola Indonesia mengalami “kering” akan prestasi membanggkan. Terakhir sepakbola Indonesia Berjaya adalah ketika mendapatkan medali emas di Sea Games 1991 di Manila. Itu jadi saat terakhir Indonesia mendapat juara. Setelahnya, tak ada prestasi yang mampu ditorehkan lagi. Dalam turnamen antar negara ASEAN yaitu Piala AFF (dulu bernama Piala

(31)

Tiger) pun, Indonesia tak sekalipun mampu juara. Indonesia hanya sanggup menjadi runner-up sebanyak 4 kali.

Namun asa itu mulai muncul kembali saat Tim Nasional (Timnas) U-19 melepaskan dahaga juara. Mereka yang namakan diri “Garuda Jaya” mampu

menjadi juara Piala AFF U-19 2013 setelah di final mengalahkan Vietnam melalui drama adu penalti. Ini merupakan gelar pertama bagi Indonesia di regional Asia Tenggara sejak turnamen kelompok umur digelar pada 2002. Indonesia menjadi negara ketiga yang menjadi tuan rumah mampu menggondol trofi juara, setelah Thailand di 2002, dan Vietnam pada 2007.4

Meski bukan timnas senior, namun ini menjadi hal yang membanggakan bagi pecinta sepakbola di Indonesia. Disaat timnas senior Indonesia mengalami kesulitan dalam meraih juara, timnas U-19 mampu memberikan gelar juara. Mereka dianggap sebagai calon-calon punggawa Timnas senior di masa depan.

Keberhasilan Timnas U-19 merebut Piala AFF U-19 tersebut mendapat sorotan oleh media. Keberhasilan mereka menjadikan mereka sumber berita. Pemberitaan yang dibuat oleh media untuk di konsumsi oleh masyarakat / khalayak tentang Timnas U-19, setiap media massa pasti akan berbeda cara dalam hal penyampaiannya. Oleh karena itu penulis tertarik tentang pemberitaan Timnas U-19 yang diberitakan oleh media massa, salah satunya adalah surat kabar. Dipilihnya surat kabaryang akan diteliti, karena surat kabar dari segi pemberitaan

4

(32)

lebih memiliki makna yang lebih luas. Berita di surat kabar bersifat tidak sekilas. Terkadang kita butuh pemahaman yang mendalam atas berita yang disampaikan.

Berangkat dari fenomena gemilangnya prestasi Timnas U-19 tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap pemberitaan Timnas U-19 yang dilakukan oleh media massa dalam hal ini surat kabar. Meskipun objek penelitian semua sama, yaitu tentang Timnas U-19, namun pemberitaan yang muncul di setiap media pasti akan berbeda. Perbedaan ini terlihat dalam banyak hal. Pemilihan sudut pandang (angel) penulisan berita, pemilihan judul dan diksi dalam isi berita, tampilan foto dan grafis yang digunakan oleh media massa yang satu pasti berbeda dengan media lainnya.

Sepakbola menurut FIFA sebagai induk resmi sepakbola dunia mencatat sepakbola berasal dari daratan Cina. Permainan ini berawal dari permainan masyarakat Cina abad ke-2 sampai dengan abad ke-3 SM. Olahraga ini pada saat itu dikenal dengan nama “tsu chu”.

Menurut Bill Murray, salah seorang sejarahwan sepakbola, dalam buku The World Game : A History of Soccer, permainan sepakbola sudah dikenal sejak awal masehi. Dan sejarah sepakbola modern dimulai di tanah Eropa yaitu Inggris. Pada sekitar abad ke-19, permainan ini dimainkan di sekolah-sekolah. Dan pada tahun 1857 berdirilah klub sepakbola pertama di dunia yaitu Sheffield Football Club.

(33)

terpisahkan dari masyarakat Indonesia. Setiap harinya, selalu akan ada pembicaraan mengenai sepakbola. Dari anak-anak hingga orang dewasa memainkan permainan ini baik di lapangan sepakbola atau bahkan disudut jalanan. Sepakbola bahkan terkadang dianggap sebuah “agama”. Sering sekali sepakbola dijadikan “Tuhan”. Fanatisme terhadap sepakbola cukup begitu kuat di

Indonesia. Disetiap pertandingan baik tingkatan antar kampung sampai tingkatan Tim nasional, penonton selalu hadir untuk menyaksikan pertandingan.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Pertanyaan Makro

Dari uraian-uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang masalah diatas, maka peneliti merumuskan masalah makro sebagai berikut : “Bagaimana Analisis Framing Pemberitaan Timnas U-19 di Harian Bola

dan Harian Top Skor edisi 19-30 November 2013”.

1.2.2 Pertanyaan Mikro

1. Bagaimana Sintaksis pemberitaan Pemberitaan Timnas U-19 di Harian Bola dan Harian Top Skor edisi 19-30 November 2013?

(34)

3. Bagaimana Tematik pemberitaan Pemberitaan Timnas U-19 di Harian Bola dan Harian Top Skor edisi 19-30 November 2013?

4. Bagaimana Retoris pemberitaan Pemberitaan Timnas U-19 di Harian Bola dan Harian Top Skor edisi 19-30 November 2013?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana analisis framing pemberitaan Timnas U-19 di Harian Bola dan Harian Top Skor edisi 19-30 November 2013.

1.3.2 Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis Sintaksis pemberitaan Pemberitaan Timnas U-19 di Harian Bola dan Harian Top Skor edisi U-19-30 November 2013.

2. Untuk menganalisis Skrip pemberitaan Pemberitaan Timnas U-19 di Harian Bola dan Harian Top Skor edisi 19-30 November 2013.

3. Untuk menganalisis Tematik pemberitaan Pemberitaan Timnas U-19 di Harian Bola dan Harian Top Skor edisi 19-30 November 2013.

(35)

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan sumbangsih teoritis bagi pengembangan ilmu komunikasi konsentrasi jurnalistik. Dan khususnya bagi pengembangan penelitian yang bersifat analisis framing. Sehingga ke depan akan menambah referensi bagi penelitian dengan analisis framing.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Kegunaan Bagi Peneliti

Kegunaan penelitian bagi peneliti adalah bahwa peneliti dapat mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari. Serta memberi pengetahuan dan pengalaman tersendiri bagi peneliti, khususnya mengenai analisis

framing dalam pemberitaan pada surat kabar.

2. Bagi Universitas

(36)

3. Bagi Khalayak

(37)

17 2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1 Tentang Penelitian Sejenis

Penelitian yang dilakukan peneliti merupakan penelitian mengenai analisis framing yang dilakukan oleh media massa khususnya surat kabar. Untuk pengembangan dan menambah pengetahuan, peneliti melakukan tinjauan terhadap peneliti terdahulu mengenai analisis framing.

Hal tersebut sangat penting dilakukan untuk mengetahui model dan teori peneliti terdahulu lakukan, sehinggga menjadi rujukan bagi peneliti dalam melakukan penelitian.

Setelah peneliti melakukan tinjauan terhadap peneliti terdahulu, peneliti mendapatkan beberapa tulisan mengenai analisis framing, berikut ini penulisan mengenai analisis framing yang dilakuakn oleh peneliti terdahulu :

Judul Peneliti Metode

(38)
(39)

2.1.2 Tentang Komunikasi

Komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin commmunis yang berarti sama, communico, communication, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama komunis (communis) adalah istilah yang paling sering disebut sebagai asal-usul kata komunikasi, Selain komunis ada pula kata yang disebut sebagai asal mula komunikasi yaitu komunitas. Komunitas adalah sekelompok orang yang berkumpul atau hidup bersama untuk mencapai tujuan tertentu dan mereka berbagi makna dan sikap (Mulyana, 2007:46).

Menurut Mulyana dalam buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar

mendefinisikan komunikasi dalam arti sempit sebagai penyampaian pesan melalui media elektronik, sementara dalam arti luas komunikasi adalah interaksi antara dua makhluk hidup atau lebih. Menurut Mulyana dalam buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar mendefinisikan komunikasi dalam arti sempit sebagai penyampaian pesan melalui media elektronik, sementara dalam arti luas komunikasi adalah interaksi antara dua makhluk hidup atau lebih.

(40)

(Effendy, 2002: 9). Tubbs dan Moss mendefinisikan komunikasi sebagai proses penciptaan makna antara dua orang. Sedangkan Gudykunst dan Kim mendefinisikan komunikasi sebagai proses transaksional, simbolik yang melibatkan pemberian makna antara orang-orang (Mulyana, 2007:65). Makna disini maksudnya pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan dapat diterima oleh komunikan dengan menggunakan asas perbedaan bukan asas persamaan dalam pengambilan sebuah keputusan.

Banyak definisi komunikasi diungkapkan oleh para ahli dan pakar komunikasi seperti yang di ungkapkan oleh Carl. I. Hovland yang dikutip oleh Effendy dalam buku “Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek” ilmu

komunikasi adalah: Upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampain informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. (Effendy, 2004:10). Menurut Hovland, dikutip oleh Onong Uchjana Effendy dalam buku “Ilmu Komunikasi Teori dan Peraktek”

mendefinisikan komunikasi sebagai berikut : proses mengubah perilaku orang lain (communications is the process to modify the behavior of other individuals) (Effendy, 2004: 10).

Menurut Hovland, dikutip oleh Onong Uchjana Effendy dalam buku “Ilmu Komunikasi Teori dan Peraktek” menunjukkan bahwa yang

(41)

memainkan peranan yang amat penting. Bahkan dalam definisinya secara khusus mengenai pengertian komunikasinya sendiri, Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain

(communication is the process to modify the behavior of other

individuals).

Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilancarkan secara efektif, para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society.Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut: “Who, Says what, In which channel, To whom,

With what effect?”

Paradigma Lasswell tadi menunjukkan bahwa komunikasi itu meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan, yakni:

 Komunikator (communicator, source, sender)

 Pesan (message)

 Komunikan (communicant,communicate, receiver)

 Media (channel)

 Efek (effect, influence). (Effendy, 1990: 10)

(42)

2.1.2.1 Proses Komunikasi

Menurut Onong Uchana Effendy, proses komunikasi dikategorikan menjadi dua, diantaranya adalah:

1. Proses Komunikasi Secara Primer

Proses komunikasi secara primer (primary process) adalah proses penyampaian pikiran oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media saluran. Lambang-lambang yang digunakan dapat berupa kial (gesture), yakni gerak anggota tubuh, gambar, warna, dan lain sebagainya.

2. Proses Komunikasi Secara Sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah penyampaian pesan oleh komunikator dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. (Effendy. 2000: 38).

2.1.2.2Tujuan Komunikasi

1. Mengubah Sikap (to change the attitude)

(43)

seseorang sehingga menjadi yang diharapkan si pemberi informasi.

2. Mengubah Opini/Pendapat/pandangan (to change the opinion)

Tujuan selanjutnya mengubah opini, pendapat, atau pandangan seseorang, seperti yang diharapkan oleh pemberi informasi.

3. Mengubah Perilaku (to change the behavior)

Mengubah perilaku seseorang sesuai dengan informasi dan pesan yang disampaikan, sehingga tercapai seperti yang diinginkan pemberi informasi.

4. Mengubah Masyarakat (to change the society)

Dari ketiga point diatas tujuan komunikasi menitikberatkan kepada suatu individu. Namun, pada point keempat ini suatu informasi dapat mengubah masyarakat atau suatu khalayak yang besar atau banyak menjadi seperti apa yang diharapkan pemberi informasi. Sehingga perubahan yang terjadi, yakni perubahan secara masal.

2.1.2.3 Jenis-Jenis Komunikasi

(44)

1. Komunikasi Massa, adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang.

2. Komunikasi Organisasi, adalah upaya pengiriman dan penerimaan pesanbaim dalam organisasi didalam kelompok formal maupun kelompok informal organisasi.

3. Komunikasi Antar Pribadi, adalah komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih dengan cara tatap muka (face to face).

4. Komunikasi Kelompok, adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok kecil atau kelompok besar.

5. Komunikasi Politik, adalah proses penyebaran arti, makna atau pesan yang bersangkutan dengan fungsi suatu sistem politik. (Mulyana, 2007: 81-83)

2.1.3 Tentang Komunikasi Massa

(45)

2.1.3.1 Pengertian Komunikasi Massa

Pada dasarnya komunikasi massa adalah sebuah proses komunikasi melalui media massa (Media cetak dan elektronik). Komunikator menyampaikan informasi tanpa harus tahu komunikannya siapa dan dari golongan mana. Penerimaan pesan komunikasi massa tidak hanya dalam jumlah yang besar (heterogen). Namun, komunikannya pun terdiri dari orang-orang yang berbeda, diantaranya usia, agama, jenis kelamin, pekerjaan, tingkat sosial, dan lain sebagainya.

Untuk membatasi tentang komunikasi massa dan setiap bentuk komunikasi massa memilki ciri tersendiri. Dalam mendefinisikan komunikasi massa, para ahli memiliki perbedaan dalam memberikan batasan terhadap pengertian istilah ini.

Pengertian komunikasi massa yang dikemukakan oleh Severin dan Tankard Jr., 1992: 3), dalam bukunya Communication Theories: Origins, Methods, And Uses In The Mass Media yang definisinya diterjemahkan oleh Effendy yaitu “komunikasi massa

(46)

untuk program televisi, mengembangkan tata letak yang estetis untuk iklan majalah atau menampilkan teras berita yang memikat bagi sebuah kisah berita. Ia adalah ilmu dalam pengertian bahwa ia meliputi prinsip-prinsip tertentu tentang bagaimana berlangsungnya komunikasi yang dapat dikembangkan dan dipergunakan untuk membuat berbagai hal menjadi lebih baik”.

Menurut Effendy (1993), komunikasi massa yaitu komunikasi melalui media massa moderen, seperti surat kabar, radio, film dan televisi. Melalui media massa sebuah informasi atau pesan dapat disampaikan kepada komunikan yang beragam dan jumlah yang banyak secara serentak.

Sementara itu, Djalaludin Rakhmat dalam bukunya Psikologi Komunikasi mengatakan ;

"Komunikasi massa merupakan jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim, melalui media cetak atau elekronik sehinga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat" (Rahkmat, 1993 : 177).

(47)

2.1.3.2 Karakteristik Komunikasi Massa

Komunikasi massa memiliki beberapa karakteristik dalam setiap penyampaian pesannya, menurut Ardianto Elvinaro dalam bukunya Komunikasi Massa Suatu Pengantar, yaitu :

1. Komunikator Terlembaga

Komunikasi massa itu melibatkan lembaga dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks.

2. Pesan Bersifat Umum

Komuniksai massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. 3. Komunikannya Anonim dan Heterogen

Dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim), karena komunikasinya mengunakan media dan tidak tatap muka. Di samping anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda.

4. Media Massa Menimbulkan Keserempakan

(48)

jumlah penduduk dengan jarak yang jauh dengan komunikatornya. Pesan yang disampaikan diterima secara serempak dalam waktu yang bersamaan. 5. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang

Hubungan

Salah satu prinsip komunikasi adalah bahwa komunikasi mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan. Dimensi isi menunjukan muatan atau isi komunikasi, yaitu apa yang dikatakan, sedangkan dimensi hubungan menunjukkan bagaimana cara mengatakanya, yang juga mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu. 6. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah

Karena komunikasinya melalui media massa, maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog.

7. Stimulasi Alat Indera Terbatas

(49)

siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar.

8. Umpan Balik Tertunda (Delayed) dan Tidak Langsung (Indirect)

Komponen umpan balik atau yang lebih populer dengan sebutan feedback merupakan faktor penting dalam proses komunikasi massa. Efektivitas komunikasi sering dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan.

2.1.3.3 Fungsi Komunikasi Massa

Setiap yang dilakukan dengan komunikasi massa pasti ada fungsi-fungsi dari komunikasi massa tersebut. Adapun menurut buku Aneka Suara, Satu Dunia (Many Voices One World), dengan Mac Bride sebagai editornya, mengemukakan tentang fungsi komunikasi dalam tiap sistem sosial :

1. Informasi

Pengumpulan, penyimpanan, pemprosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta dan pesan, opini dan komentar yang dibutuhkan seseorang agar dimengerti dan bereaksi terhadap kondisi internasional, lingkungan dan orang lain, serta dapat mengambil keputusan yang tepat.

(50)

2. Sosialisasi

Penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan seseorang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya dan berperan aktif di masyarakat.

3. Motivasi

Menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihannya dan keinginannya, serta mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama.

4. Perdebatan dan diskusi

(51)

5. Pendidikan

Pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak, dan pendidikan keterampilan serta kemahiran.

6. Memajukan kebudayaan

Penyebarluasan hasil kebudayaan dan seni untuk melestarikan warisan masa lalu, perkembangan kebudayaan dengan memperluas horizon seseorang, membangunkan imajinasi dan mendorong kreativitas serta kebutuhan estetikanya.

7. Hiburan

Penyebarluasan sinyal, simbol, suara dan citra dari drama, tari, kesenian, kesusastraan, musik, komedi, olah raga, permainan dan sebagainya untuk rekreasi dan kesenangan kelompok dan individu.

8. Integrasi

(52)

Dari beberapa fungsi komunikasi diatas, sebuah komunikasi massa akan berfungsi dengan baik jika seorang komunikator dapat menjalankan fungsi-fungsi tersebut.

Dalam buku Psikologi Komunikasi, Djalaludin Rakhmat menjelaskan tentang fungsi komunikasi massa, yaitu :

1. Bersifat langsung, dengan arti komunikasi massa harus memalui media perantara.

2. Bersifat satu arah, dengan artian tidak ada feedback secara langsung dari komunikan kepada komunikator, dari pesan yang disampaikan.

3. Bersifat terbuka, artinya ditunjau untuk khalayak luas yang tidak terbatas dan bersifat anonim.

4. Mempunyai massa atau komunikan yang secara geografis tersebar atau dalam jarak yang berjauhan. (Rahkmat, 1992 : 189)

2.1.4 Tentang Media Massa

(53)

Dalam menjalankan fungsinya, komunikasi massa menggunakan media massa sebagai alat penyampai pesan. Ada dua jenis media massa yang digunakan yaitu media cetak dan media elektronik.

2.1.4.1 Media Cetak

Media cetak adalah media yang terdiri dari lembaran kertas yang tertulis dengan sejumlah kata, kalimat, gambar, dan wacana yang ditata rapi serta berisikan berbagai macam informasi-informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi, hiburan, tips, lapangan pekerjaan, bisnis, aspirasi, opini, promosi dan juga mengenai kejadian di dalam dan luar negara.1

Hamundu (1999), media cetak merupakan bagian dari media massa yang digunakan dalam penyuluhan. Media cetak mempunyai karakteristik yang penting. Literatur dalam pertanian dapat di temui dalam artikel, buku, jurnal, dan majalah secara berulang-ulang terutama untuk petani yang buta huruf dapat mempelajarinya melalui gambar atau diagram yang diperlihatkan poster. Media cetak membantu penerimaan informasi untuk mengatur masukan informasi tersebut. Lebih jauh lagi media cetak dapat di seleksi oleh pembacanya secara mudah dibandingkan dengan berita melalui radio dan televisi. Secara umum media cetak di Indonesia bagi menjadi 8 bagian, yaitu :

 Surat Kabar Harian

(54)

 Surat Kabar Mingguan

 Majalah Mingguan

 Majalah Tengah Bulanan

 Majalah Bulanan

 Majalah Dwibulanan

 Majalah Tribulanan

 Buletin

2.1.4.2 Media Elektronik

Media elektronik adalah media yang menggunakan teknologi elektronik dan bersifat audio visual, dalam penyampaian informasi terhadap khalayak, media elektronik menggunakan audio visual supaya khalayak atau pemirsa lebih mudah menyerap informasi yang disampaikan. Pemirsa tidak hanya menggunakan alat indra penglihatan dalam mendapatkan informasi seperti yang terjadi pada media cetak, tetapi pendengar juga menggunakan alat indra pendengar.

(55)

media elektronik terdapat beberapa media yang digunakan seperti televisi, film, radio dan yang terbaru adalah media internet (media

online).

2.1.5 Tentang Surat Kabar

Surat kabar merupakan media massa yang paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah telah mencatat keberadaan surat kabar dimulai sejak ditemukannya mesin cetak oleh Johann Gutenberg di Jerman.2

Media tidak hanya sekedar penyebar informasi. Media memiliki sejumlah tanggung jawab ikut aktif melibatkan diri dalam interaksi sosial dan kadangkala menunjukkan arah atau memimpin, serta berperan serta dalam menciptakan hubungan dan integrasi. Dalam masyarakat, media bergerak dengan ditandai oleh adanya penyebaran kekuasaan, yang diberikan kepada individu, kelompok, dan kelas sosial secara tidak merata. McQuail (1989), menyebutkan media seringkali dipandang sebagai alat kekuasaan yang efektif karena kemampuannya untuk melakukan salah satu atau lebih dari beberapa hal seperti : menarik dan mengarahkan perhatian, membujuk pendapat dan anggapan, mempengaruhi pilihan sikap, memberikan status dan legitimasi, mendefinisikan dan membentuk persepsi realitas.

2

(56)

Menurut Devito (1996), komunikasi massa adalah komunikasi dengan radio, televisi, surat kabar, majalah, hasil rekaman radio kaset dan piringan hitam. Dengan begitu, media massa dapat diklasifikasikan menjadi media massa cetak dan media massa elektronik. Surat kabar sebagai salah satu media massa cetak merupakan lembaga yang menyebarkan informasi atau berita sebagai karya jurnalistik kepada masyarakat.

Peranan media massa memberitakan informasi yang diperlukan masyarakat diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers. Dalam pasal 6 point (a) Undang-Undang tersebut dinyatakan masyarakat memiliki hak untuk mengetahui apa yang diperlukan dan dalam hal ini lembaga pers berkewajiban memenuhinya.

Salah satu media yang sering digunakan dalam membentuk persepsi realitas sebagaimana disebutkan di atas adalah surat kabar. Surat kabar telah lama dipergunakan untuk penyebaran informasi.

Sejalan dengan berjalannya waktu, surat kabar tidak hanya berfungsi sebagai alat informasi saja, tetapi banyak fungsi yang dapat diberikan oleh surat kabar. Suwardi (1993) menjelaskan bahwa fungsi-fungsi dari surat kabar adalah sebagai berikut :

(57)

karena ingin mengetahui informasi apa yang terjadi di berbagai tempat di dunia.

b. Fungsi mendidik, surat kabar secara tidak langsung memberikan fungsi pendidikan pada pembacanya. Ini bisa dilihat dari materi isi seperti artikel, feature dan juga tajuk. Materi isi tersebut disamping memberikan informasi juga menambah perbendaharaan pengetahuan pembacanya walaupun bobot pemahaman tiap pembaca berbeda-beda. c. Fungsi mempengaruhi, berita pada surat kabar secara tidak

langsung mempengaruhi para pembacanya, sedangkan tajuk rencana dan artikel dapat memberikan pengaruh langsung kepada pembacanya. Pengaruh ini pada mulanya timbul dari persepsi pembaca terhadap suatu masalah yang kemudian membentuk opini pada pembacanya.

Menurut Suwardi (1993), umumnya isi dari suatu surat kabar terdiri dari berita utama yang terletak di halaman depan, berita biasa, rubrik opini, reportase, wawancara, feature, iklan, cerita pendek, cerita bergambar, dan lain-lain. Semua komponen itu diramu sedemikian rupa agar pembaca tertarik membaca dan menjadi pelanggan surat kabar itu.

(58)

suatu proses dimana seorang individu (komunikator) menyampaikan rangsangan biasanya dalam simbol-simbol verbal untuk mengubah perilaku individu lain (komunikan).

Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa saluran atau media merupakan salah satu unsur penting dalam proses komunikasi. Saluran komunikasi sendiri dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu saluran personal dan saluran massa atau media massa yang kerap disebut dengan komunikasi massa.

2.1.5.1 Karakteristik Surat Kabar

Karakteristik surat kabar sebagai media massa mencakup :

publisitas, periodesitas, universalitas, aktualitas, dan

terdokumentasi.

a. Publisitas

Publisitas atau publicity adalah penyebaran pada public atau khalayak (Effendy, 1981:98). Salah satu karakteristik komunikasi massa adalah pesan dapat diterima oleh sebanyak-banyaknya khalayak yang tersebar di berbagai tempat, karena pesan itu penting untuk diketahui umum, atau menarik bagi khalayak pada umumnya. Pesan-pesan melalui surat kabar harus memenuhi kriteria tersebut.

(59)

Periodesitas menunjuk pada keteraturan terbitnya, bisa harian, mingguan, atau dwi mingguan. Sifat periodisitas sanagat penting dimiliki media massa, khususnya surat kabar.

c. Universalitas

Universalitas menunjuk pada kesemestaan isinya, yang beraneka ragam dan dari seluruh dunia. Dengan demikian atau isi surat kabar meliputi seluruh aspek kehidupan manusia, seperti masalah sosial, ekonomi, budaya, agama, pendidikan,keamanan dan lain-lain.

d. Aktualitas

Aktualitas, menurut kata asalnya, berarti “kini” dan

“keadaan sebenarnya” (Effendy, 1981:99). Laporan

tercepatmenunjuk pada “kekinian” atau terbaru dan

masih hangat. Fakta dan peristiwa penting atau menarik tiap hari berganti dan perlu untuk di laporkan, karena khalayak pun memerlukan informasi yang paling baru.

e. Terdokumentasi

(60)

tertentu dianggap penting untuk diarsipkan atau di buat kliping.

2.1.6 Tentang Berita

Berita merupakan bentuk laporan tentang suatu kejadian yang sedang terjadi baru baru ini atau keterangan terbaru dari suatu peristiwa. Dengan kata lain berita adalah fakta menarik atau sesuatu hal yang penting yang disampaikan pada masyarakat orang banyak melalui media. Tapi tidak semua fakta bisa diangkat menjadi suatu berita oleh media. Karena setiap fakta akan dipilih mana yang pantas untuk disampaikan pada masyarakat. Kata “Berita” sendiri berasal dari bahasa Sansekerta, vrit

(artinya ada atau terjadi) atau vritta (artinya kejadian atau peristiwa). Sedangkan kamus besar bahasa Indonesia menyebutkan, berita adalah laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat.

Menurut JB. Wahyudi penulis buku Komunikasi Jurnalistik, berita adalah sebuah uraian tentang fakta dan atau pendapat yang mengandung nilai berita dan yang sudah disajikan melalui media massa periodik.3 Sumber berita adalah fakta dan data sebuah peristiwa, meliputi apa yang kemudian menjadi rumus berita, 5W+IH: What (apa yang terjadi), Where

(dimana hal itu terjadi), When (kapan peristiwa itu terjadi), Who (siapa yang terlibat dalam kejadian itu), Why (kenapa hal itu terjadi), dan How

(bagaimana peristiwa itu terjadi).

3

(61)

2.1.6.1 Jenis-Jenis Berita

Berita memiliki berberapa jenis, seperti yang di sebutkan dalam buku “Menulis Berita” karangan Husnun N. Djuraid,

terdapat tiga macam berita, yaitu berita langsung (straight news) berita ringan (soft news), dan berita kisah (feature).

1. Berita langsung (straight news)

Berita tentang peristiwa yang penting yang harus segera di sampaikan kepada pembaca dan ditempatkan di halaman utama. Materinya berisi laporan langsung wartawan yang menyaksikan kejadian secara langsung dan berita berisi fakta yang berat.

2. Berita ringan (soft news)

Berita yang menampilkan sesuatu yang menarik, penting, dan bersifat informatif. Penulisannya tidak terlalu panjang, mungkin tidak lebih dari tiga alinea. Soft news bisa merupakan bagian dari peristiwa yang diberitakan melalui

straight news atau berita yang berdiri sendiri. 3. Berita kisah (feature)

(62)

2.1.6.2 Proses Produksi Berita

Tahap awal dari produksi berita adalah bagaimana wartawan mempersepsi / fakta yang akan diliput kenapa suatu peristiwa disebut sebagai berita sementara yang lain tidak. Berita adalah hasil akhir dari proses kompleks dengan menyortir (memilah-milah) dan menentukan peristiwa dan tema-tema tertentu (Eriyanto, 2002 : 118)

Beberapa hal yang menjadi bagian proses produksi berita diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Rutinitas Organisasi

Semua proses seleksi dan sortir berita terjadi dalam rutinitas kerja keredaksionalan. Setiap hari institusi media secara teratur memproduksi berita, dan proses seleksi itu adalah bagian dari ritme dan keteraturan kerja yang dijalankan setiap hari.

2. Nilai Berita

Organisasi media tidak hanya mempunyai struktur dan pola kerja, tetapi juga mempunyai ideologi professional. Seperti kerja professional lain. Wartawan dan orang yang kerja didalamnya mempunyai batasan professional untuk menilai kualitas pekerjaan mereka.

(63)

Proses kerja dan produksi berita adalah sebuah konstruksi. Berita sebagai sebuah konstruksi yaitu, ia menganggap mana yang lebih penting dan mana yang tidak penting. Media dan wartawanlah yang mengkonstruksikan sedemikian rupa sehingga peristiwa itu penting.

4. Ideologi Profesional / Objektivitas

Standar profesional berhubungan dengan jaminan yang ditekankan kepada khalayak bahwa apa yang disampaikan adalah suatu yang benar atau kebenaran. Menurut Shomeker dan Reese, objektivitas lebih merupakan ideologi bagi jurnalis yang disediakan oleh jurnalis, maksudnya adalah objektivitas dan ideologi datang bersamaan dengan datangnya sirkulasi dan kapitalisme dalam industri percetakan dan media.

2.1.7 Tentang Timnas U-19

Tim Nasional U-19 ini merupakan sebuah tim nasional yang terdiri dari pemain-pemain berusia dibawah 19 tahun. Timnas ini berada di bawah naungan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).4 Popularitas Timnas U-19 ini mulai meningkat saat mereka berhasil menjadi juara Piala AFF U-19 2013. Ini menjadi kali pertama mereka juara sejak keikutsertaan Timnas U-19 Indonesia dalam Piala AFF U-19

4

(64)

Disamping itu, Timnas U-19 juga berhasil memastikan diri lolos ke Piala Asia U-19 2014. Dengan permainan yang atraktif dan penuh semangat juang tinggi, Timnas U-19 mampu mengungguli Timnas Korea Selatan U-19 yang merupakan juara Asia dan kontestan Piala Dunia U-19 2013 di Turki.

Keberhasilan tersebut menjadikan Timnas U-19 ini mendapat sorotan dari masyarakat dan juga media. Timnas U-19 ini mendapat sorotan karena tidak hanya berhasil menjadi juara, juga karena mereka mampu menampilkan permainan yang indah. Timnas U-19 mampu melepaskan dahaga juara yang lama tidak dirasakan.

Dengan keberhasilan ini, menjadikan pecinta sepakbola Indonesia seakan menemukan gairah kembali terhadap sepakbola Indonesia yang sempat kisruh. Timnas U-19 ini membuka asa terhadap perkembangan sepakbola Indonesia di masa mendatang.

2.1.8 Tentang Analisis Framing

Analisis framing merupakan perkembangan terbaru yang lahir dari elaborasi terus-menerus terhadap pendekatan analisis wacana untuk menghasilkan suatu metode yang up to date dalam memahami media yang mutakhir.

(65)

Pada dasarnya framing adalah metode untuk melihat cara bercerita (story telling) media atas peristiwa. Cara bercerita itu tergambar pada cara melihat terhadap realitas yang dijadikan berita. (Eriyanto.2002 : 10)

Analisis framing secara sederhana dapat digambarkan sebagai analisis untuk mengetahui bagaimana realitas (peristiwa, aktor, kelompok, atau apa saja) dibingkai oleh media. Pembingkaian tersebut tentu saja melalui proses konstruksi. Disini realitas sosial dimaknai dan dikonstruksi dengan makna tertentu. Hasilnya pemberitaan media pada sisi tertentu atau wawancara dengan orang-orang tertentu. (Eriyanto.2002:3)

Menurut G.J. Aditjondro (Sudibyo, 1999b:165) mendefinisikan

framing sebagai metode penyajian realitas di mana kebenaran tentang sesuatu kejadian tidak diingkari secara total, melainkan dibelokkan secara halus, dengan memberikan sorotan terhadap aspek-aspek tertentu saja, dengan menggunakan istilah-istilah yang punya konotasi tertentu, dan dengan bantuan foto, karikatur, dan alat ilustrasi lainnya. (Sobur.2004:165)

(66)

mengkontruksi fakta, yaitu dengan mencermati strategi seleksi, penonjolan, dan pertautan fakta kedalam berita agar lebih bermakna, lebih menarik, lebih berarti agar lebih diingat, untuk mengiringi interpretasi khalayak sesuai perpektifnya. (Sobur, 2004 : 162).

Menurut Eriyanto terdapat empat model dalam analisis framing, yaitu:

Tabel 2.2

Model-Model Analisis Framing

Robert N. Entman Metode framing dalam berita dilakukan dengan empat cara, yaitu:

Problem Identification (Identifikasi William A.Gamson Mendefinisikan framing dalam dua

(67)

Murray Edelman Dalam bukunya Contestable Categories and Public Opinion ia mensejajarkan framing sebagai kategorisasi, artinya pemakaian perpektif tertentu dengan pemakaian kata-kata yang terttentu pula yang menandakan bagaimana fakta atau dipahami dan hadir dalam benak khalayak.

Zongdang Pan dan Gerald M. Kosicki (1993)

Dalam tulisan meraka yang berjudul “ Framing Analysis: An Approach to New Discourse

mengoperasionalkan empat dimensi struktural teks berita sebagai

perangkat framing, yaitu sintaksis, skrip, tematik, dan retoris.

Sumber: Eriyanto. Analisis Framming Konstruksi Ideologi dan Politik Media.Yogyakarta. LKiS. 2002

Model Framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki

Model framing yang diperkenalkan oleh Pan dan Kosicki ini adalah salah satu model yang paling populer dan banyak dipakai. Bagi Pan dan Kosicki, analisis framing ini dapat menjadi salah satu alternatif dalam menganalisis teks media.

Zhongdan Pan dan Gerald M. Kosicki memiliki perangkat framing

untuk membatu dalam menganalisis teks media. Perangkat framing

(68)

Tabel 2.3

Skema Framing Model Zhongdan Pan dan Gerald M. Kosicki

STRUKTUR PERANGKAT

FRAMING UNIT YANG DIAMATI

SINTAKSIS Cara

Wartawan Menyususn Fakta

1. Skema Berita Headline, lead, latar informasi, kutipan

Sumber: Alex Sobur. Analisis Teks Media.Bandung. PT.Remaja Rosdakarya.2012

Gambar

Table Manner  Course Prodi Ilmu
Tabel 2.1
Tabel 2.2
gambar/foto, grafik
+5

Referensi

Dokumen terkait

CHAPTER III. The Meaning of Research Method ... The Strategy of Research Method ... The Data and the Source of the Data ………. The Technique of Collecting the Data ... Validity

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor

Bertolak dari hal tersebut maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana struktur perekonomian daerah penghasil migas secara umum, bagaimana pola

Pedoman pemeriksaan keselamatan kebakaran bangunan gedung Pd-T-11- 2005-C mengukur tingkat keandalan sistem proteksi kebakaran bangunan gedung dengan melakukan

Deteksian penyimpangan pada bayi usia 0 – 3 tahun menggunakan metode Bayesian merupakan suatu deteksi dini untuk mencegah adanya penyimpangan pada bayi, variable yang

Dalam menyelesaikan TSP akan digunakan pengkodean permutasi yaitu barisan angka yang memperhatikan urutan dan posisi sehingga tidak terjadi adanya pengulangan angka,

Kolik (kram) signifikan midabdomen, distensi berat,muntah  –   –   sedikit atau tidak ada  sedikit atau tidak ada  –   –   kemudian  kemudian mempunyai ampas, bising

Terjadinya selisih menguntungkan dan selisih merugikan dalam pelaksanaan pekerjaan proyek sangatlah wajar.Banyak sedikitnya selisih yang terjadi harus diketahui penyebabnya.Maka