• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis pengaruh variabel ekonomi makro terhadap nilai Jakarta islamic Index

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis pengaruh variabel ekonomi makro terhadap nilai Jakarta islamic Index"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH VARIABEL EKONOMI MAKRO TERHADAP NILAI JAKARTA ISLAMIC INDEX

Diajukan Oleh :

WASTRIATI 106084003618

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

ANALISIS PENGARUH VARIABEL EKONOMI MAKRO TERHADAP NILAI JAKARTA ISLAMIC INDEX

Periode Januari 2003-Desember 2009

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

WASTRIATI

NIM: 106084003618

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

NIP: 150.409.504

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(3)

Hari ini, Selasa tanggal 14 Bulan Desember Tahun Dua Ribu Sepuluh telah

dilakukan ujian skripsi atas nama Wastriati, NIM: 106084003618, dengan judul

skripsi: Analisis Pengaruh Variabel Ekonomi Makro Terhadap Nilai Jakarta Islamic Index Periode Januari 2003-Desember 2009. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung maka skripsi ini sudah

diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 14 Desember 2010

Tim Penguji Ujian Skripsi

Ketua Sekretaris

(4)

Hari ini, Selasa tanggal 28 Bulan September Tahun Dua Ribu Sepuluh telah

dilakukan ujian komprehensif atas nama Wastriati, NIM: 106084003618, dengan

judul skripsi: Analisis Pengaruh Variabel Ekonomi Makro Terhadap Nilai Jakarta Islamic Index Periode Januari 2003-Desember 2009. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung maka skripsi ini sudah

diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 28 September 2010

Tim Penguji Komprehensif

Ketua Sekretaris

(5)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama Mahasiswa : Wastriati

NIM : 106084003618

Jurusan : Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang

merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri dan bukan

merupakan rekapitulasi maupun saduran dari hasil karya atau penelitian orang

lain.

Apabila terbukti skripsi ini merupakan plagiat atau rekapitulasi maka skripsi

dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang ataupun menyusun skripsi

baru dan kelulusan serta gelarnya dibatalkan.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul di kemudian

hari menjadi tanggung jawab saya.

Jakarta, 13 Oktober 2010

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS DIRI

Nama : Wastriati

Tempat, Tanggal Lahir : Bukittinggi, 13 Februari 1987

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Anggrek Garuda VE Blok G no.93 Palmerah,

Jakarta Barat

Agama : Islam

Suku/Kebangsaan : Minang/Indonesia

Email : iwazz_elok@yahoo.com, wastriati@yahoo.com

Blog : wastriaelok.blogspot.com

PENDIDIKAN

TK Pembangunan V Surau Selatan (1992-1993)

SD Negeri 38 V Surau Selatan (1993-1999)

SMP Negeri 1 Tilatang Kamang, Kab. Agam (1999-2002)

SMA Negeri 1 Tilatang Kamang, Kab. Agam (2002-2005)

(7)

Abstract

The purpose of this research is to analyze the short and long run relationship between four macro economic variables, exchange rate, money supply, inflation, GDP and JII. The data for assessing this research are acquired from the monthly financial reports published by Bank Indonesia and Indonesia Stock Exchange from January 2003 to December 2009. This research used Cointegration and Error Correction Model as econometric tool.

The research shows that there are a relationship between exchange rate, money supply, inflation, and GDP to JII in the long term. It’s mean that exchange rate, money supply, inflation and GDP influence the JII. But in the short time, there are no relationship between exchange rate, money supply and inflation to JII. There is a relationship only on GDP to JII. It’s mean that GDP influence the JII in the short term.

(8)

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh dalam jangka pendek dan jangka panjang antara empat variabel makro yaitu: nilai tukar rupiah terhadap USD (kurs), jumlah uang beredar (M2), tingkat inflasi dan produk domestik bruto (PDB) terhadap Jakarta Islamic Index. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data bulanan dari Januari 2003 sampai Desember 2009 dari laporan bulanan Indikator Ekonomi Makro Bank Indonesia dan Laporan Statistik Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan uji Kointegrasi untuk melihat adanya indikasi hubungan jangka panjang dan Error Correction Model untuk melihat adanya hubungan jangka pendek.

Hasil penelitian menunjukkan dalam jangka panjang terdapat pengaruh antara variabel kurs, M2, inflasi dan PDB terhadap nilai JII. Hal ini membawa implikasi bahwa dalam jangka panjang variabel makro dapat digunakan untuk memprediksi pergerakan nilai JII. Sedangkan dalam jangka pendek tidak terdapat pengaruh antara kurs, M2 dan inflasi terhadap nilai JII, hanya variabel PDB yang mempengaruhi nilai JII dalam jangka pendek. Hal ini membawa implikasi bahwa dalam jangka pendek variabel kurs, M2 dan inflasi bukan merupakan indikator yang baik untuk memprediksi pergerakan nilai JII. Tetapi Variabel PDB dapat digunakan untuk memprediksi pergerakan nilai JII dalam jangka pendek.

(9)

Kata Pengantar

Puji syukur penulis Panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan

rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan

salam tidak lupa penulis ucapkan kepada Nabi besar Muhammad SAW.

Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat

untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi

Pembangunan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan berbagai pihak

dari mulai periode perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit

bagi penulis untuk dapat menyelesaikan dengan baik. Oleh karena itu ijinkanlah

penulis untuk mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah

berjasa tersebut, antara lain:

1. Kedua orang tua saya. Mama dan Bapakku, Love you so much. I can stand

if there are not you at my side every breath I take in these life. Terima

kasih atas semua Doa dan Ridhanya sama Was, mulai dari lahir sampai

selamanya. Terima kasih atas segala sesuatu dari Beliau yang telah

dicurahkan seluruhnya bagi hidup saya, membiayai pendidikanku dari

taman kanak-kanak sampai selesai studi saya di IESP FEB UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta ini. Was akan menjadi anak yang bisa

membanggakan mama dan bapak suatu saat nanti, seperti yang mama dan

bapak cita-citakan. No one will replace you in these world. Love you

Mamaku, Love you Bapakku.

2. Udaku Zulfitra yang telah memberikan dukungan dan bantuannya baik

moril maupun materil. Kakakku Zulmayeti yang selalu memberikan

dorongan dan semangat di waktu senang maupun sedih dan Adikku Reda

Mulyati, kak Was akan selalu berusaha jadi kakak terbaik buat Reda,

(10)

3. Bapak Dr. Ir. H. Roikhan Mochamad Aziz, M.M, selaku dosen

pembimbing satu, terima kasih telah membimbing dan memberikan

support kepada saya selama ini, dari mulai awal penulisan sampai selesai.

4. Bapak M. Hartana I. Putra, M.Si, selaku pembimbing dua. Terima kasih

telah membimbing dan memberikan ilmu yang bermanfaat kepada saya

demi selesainya skripsi ini dengan baik.

5. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Bapak Dr. Lukman M.Si,

selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan.

6. Semua Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan

ilmu-ilmu yang bermanfaat buat saya dan untuk kemajuan FEB UIN Jakarta,

serta staff karyawan yang telah memberikan pelayanan kepada setiap

mahasiswa. Terima kasih juga untuk Bapak Taufiq Rahman, SE., selaku

humas BEI yang telah ikut membantu saya dalam memperoleh data.

7. Seluruh keluarga besar mama dan bapak. Mak En, Tek Oka, Mak Yas, Tek

Rina, Tek Nof, Mak Adi, Abang, Kak Nita, Da En dan Ni Yad. Juga buat

si kecil Wildan “Ponakannku” yang lucu dan baru satu-satunya.

8. Teman baikku Ifad, Yunita, Yanti, Titik dan Fitri, yang selalu memberikan

semangat untuk terus maju dan tidak putus asa.

9. Teman-teman seperjuangan di kelas Ekonomi Islam, Lia, Sari, Saras,

Yeni, Winda, Olit, Laras, Ovid an Friska. “Go Genk Syah”. Teman-teman

IESP B Upi, Maria, Fera, Saphi, Zahra, Tunjung, Nia dan lainnya.

10.Teman-teman kosan yang selalu jadi tempatku bercerita. Yeni, Warsih,

Yana dan Nita. Terima Kasih juga buat kak Santo, kak Tina, Dhika dan

Ridho. Teman-teman dikosan baruku Dhini, Syauffa, Najwa, Roro, Erna,

Icha, Nunu, Tiwi dan yang lainnya. Serta semua pihak yang namanya tidak

dapat saya tulis satu persatu, terima kasih banyak.

Jakarta, 30 November 2010

(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... i

ABSTACT ... ii

ABSTRAK... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTARISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTARLAMPIRAN ... ... ... ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 10

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 10

1. Tujuan Penelitian ... 10

2. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12

A. Konsep Dasar Ekonomi Dalam Islam ... 12

B. Pasar Modal Syariah ... 13

C. Investasi dalam Perspektif Islam ... 14

(12)

E. Saham Syariah ... 18

F. Analisis Fundamental Variabel Makro ... 21

G. Ilmu Ekonomi Makro Dalam Perspektif Islam ... 25

H. Variabel Makro Ekonomi... 27

1. Nilai Tukar Rupiah Terhadap USD (kurs) ... 27

2. Jumlah Uang Beredar (M2)... 30

3. Tingkat Inflasi ... 33

4. Produk Domestik Bruto (PDB) ... 38

I. Penelitian Terdahulu ... 42

J. Kerangka Pemikiran... 49

K. Hipotesis Penelitian ... 52

BAB III METODOLOGJ PENELITIAN ... 53

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 53

B. Metode Penentuan Sampel ... 54

C. Metode Pengumpulan Data ... 54

D. Metode Analisis Data ... 55

1. Uji Akar Unit Phillips-Perron (PP) test ... 56

2. Uji Derajat Integrasi ... 58

3. Uji Kointegrasi ... 59

4. Uji Asumsi Klasik ... 60

(13)

b. Uji Heteroskedastisitas... 61

c. Uji Linearitas ... 62

d. Uji Normalitas ... 63

5. Uji Error Corection Model (ECM) ... 63

6. Uji Error Corection Term (ECT) ... 65

E. Operasional Variabel Penelitian ... 65

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 68

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ... 68

1. Sejarah Singkat Berdirinya Jakarta Islamic Index ... 68

2. Nilai Tukar Rupiah Terhadap USD (Kurs) ... 74

3. Jumlah Uang Beredar (M2) ... 76

4. Tingkat Inflasi ... 78

5. Produk Domestik Bruto (PDB)... 80

B. Hasil Analisa dan Pembahasan ... 83

1. Uji Akar Unit ... 83

2. Uji Derajat Integrasi ... 84

3. Uji Kointegrasi ... 85

4. Uji Asumsi Klasik ... 87

a. Uji Autokorelasi... 87

b. Uji Heteroskedastisitas ... 88

(14)

d. Uji Normalitas ... 90

5. Uji Error Correction Model ... 91

C. Interpetasi Analisis Teknik ... 92

1. Kurs Rupiah Terhadap USD dan Indeks Syariah JII ... 93

2. Jumlah Uang Beredar (M2) dan Indeks Syariah JII... 94

3. Tingkat Inflasi dan Indeks Syariah JII ... 95

4. Produk Domestik Bruto dan Indeks Syariah JII ... 95

D. Interpretasi Analisis Ekonomi ... 96

1. Analisis Jangka Pendek ... 96

2. Analisis Jangka Panjang ... 97

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ... 101

A. Kesimpulan ... 101

B. Implikasi dan Saran ... 103

DAFTAR PUSTAKA ... 104

(15)

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

Tabel 1.1 Nilai Tukar Rupiah Terhadap USD dan IHSG 8

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu 46

Tabel 3.1 Tabel Uji Durbin-Watson 60

Tabel 4.1 Nama 30 Emiten yang Terdaftar di JII 72

Tabel 4.2 Uji Akar Unit Phillips-Perron test pada Level 84

Tabel 4.3 Uji Akar Unit Phillips-Perron test firstdifference 85

Tabel 4.4 Uji Kointegrasi 86

Tabel 4.5 Uji Durbin-Watson 87

Tabel 4.6 Uji Lagrange Multiple Test 88

Tabel 4.7 Uji White Heteroskedasticity 88

Tabel 4.8 Uji Ramsey RESET Test 89

Tabel 4.9 Uji Normalitas Jarque-Bera 90

Tabel 4.10 Hasil Regresi Error Correction Model (ECM) 91

(16)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

Gambar 1.1 Perkembangan Indeks Jakarta Islamic Index 4

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian 51

Gambar 4.1 Indeks Syariah Jakarta Islamic Index 73 Gambar 4.2 Nilai Tukar Rupiah Terhadap USD 75

Gambar 4.3 Jumlah Uang Beredar (M2) 77

Gambar 4.4 Tingkat Inflasi 79

[image:16.612.135.538.53.450.2]
(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Halaman

Lamp. 1 Data Variabel Penelitian 107

Lamp. 2 Uji Stasioneritas LNJII tingkat Level 110

Lamp. 3 Uji Stasioneritas LNJII First Difference 110 Lamp. 4 Uji Stasioneritas LNKURS tingkat Level 111

Lamp. 5 Uji Stasioneritas LNKURS First Difference 111 Lamp. 6 Uji Stasioneritas LNM2 tingkat Level 112

Lamp. 7 Uji Stasioneritas LNM2 First Difference 112

Lamp. 8 Uji Stasioneritas LNINF tingkat Level 113

Lamp. 9 Uji Stasioneritas LNINF First Difference 113 Lamp. 10 Uji Stasioneritas LNPDB tingkat Level 114

Lamp. 11 Uji Stasioneritas LNPDB First Difference 114

Lamp. 12 Uji Kointegrasi 115

Lamp. 13 Uji Lagrange Multiple Test 116

Lamp. 14 Uji White Heteroskedasticity 116

Lamp. 15 Uji Ramsey RESET Test 116

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam adalah suatu sistem dan jalan hidup yang utuh dan terpadu,

memberikan panduan yang dinamis dan lugas terhadap semua aspek

kehidupan termasuk sektor bisnis dan transaksi keuangan. Pemilikan

kekayaan pribadi harus berperan sebagai harta produktif yang akan

meningkatkan besaran produk nasional dan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Harta sebagai salah satu titipan Allah SWT harus dikelola

dengan baik dan profesional.

Firman Allah dalam surat Al-Hadid ayat 7

“Berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah Telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar”.

Aktifitas keuangan dalam Islam dipandang sebagai wahana bagi

masyarakat modern untuk membawa mereka kepada paling tidak pelaksanaan

(19)

terjadinya akumulasi kekayaan yang dikuasai oleh beberapa orang saja. Bagi

mereka yang tidak dapat memproduktifkan hartanya, Islam mengajarkan

untuk melakukan investasi dengan prinsip syariah. Islam memperbolehkan

pinjam meminjam tidak dengan bunga, melainkan dengan basis profit and loss sharing. Hal ini dapat diinterprestasikan bahwa Islam mendorong umatnya menjadi investor bukannya kreditor. Salah satu cara yang dapat digunakan

supaya harta produktif dapat bermanfaat bagi masyarakat umum dan dapat

mendorong masyarakat menjadi seorang investor yang prinsip-prinsipnya

tidak bertentangan dengan ajaran Islam adalah dengan cara berinvestasi pada

pasar modal syariah (Oom Komariyah, 2006)

Pasar modal secara umum dapat diidentikkan dengan sebuah tempat

dimana modal diperdagangkan antara pihak yang memiliki kelebihan modal

(investor) dengan orang yang membutuhkan modal (issuer) untuk mengembangkan investasi. Dalam Undang-Undang No. 8 tahun 1995, pasar

modal didefinisikan sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran

Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek

yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek”

(Nurul Huda, 2008)

Pasar modal syariah (Islamic Stock Market) atau bursa efek syariah adalah kegiatan yang berhubungan dengan perdagangan efek syariah

perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta

(20)

mekanisme operasionalnya berjalan dengan hukum muamalat Islamiayah.

(Abdul Hamid, 2009).

Langkah awal perkembangan pasar modal syariah di Indonesia dimulai

dengan diterbitkannya reksa dana syariah pada 25 Juni 1997 diikuti dengan

diterbitkannya obligasi syariah pada akhir 2002. Sedangkan untuk pasar saham syariah di Indonesia mulai dirintis sejak diluncurkannya indeks harga

saham berdasarkan prinsip syariah pada tanggal 3 Juli 2000, yang disebut

sebagai Jakarta Islamic Index (JII). (Nurul Huda, 2008)

JII merupakan hasil kerjasama antara PT. Bursa Efek Indonesia (BEI)

dengan PT. Danareksa Investment Management (DIM). JII menggunakan

tanggal awal perhitungan 1 Januari 1995 dengan nilai awal 100 dan metode

perhitungan indeks dilakukan sesuai dengan ketetapan BEI. Saham-saham

yang terdaftar dalam JII terdiri dari 30 saham yang telah lolos dari screening process yang dilakukan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional. Tetapi perlu diingat bahwa tidak berarti saham-saham di

luar JII semuanya tidak sesuai dengan prinsip syariah. JII hanya menampung

30 saham dengan kinerja keuangan terbaik yang sudah sesuai dengan

ketentuan syariah. Sehingga diluar JII pun masih ada saham syariah yang

dapat dikategorikan sebagai saham yang termasuk dalam Islamic Stock Selection Index yang diluncurkan oleh Karim Business Consulting (KBC) yang berisi daftar semua saham dari emiten di BEI yang sesuai dengan

(21)
[image:21.612.151.540.57.413.2]

Sumber: Bursa Efek Indonesia, Pergerakan JII tahun 2003-2009

Gambar 1.1 Perkembangan Indeks Jakarta Islamic Index

Berdasarkan Gambar 1.1 dapat diketahui bahwa indeks JII yang

tertinggi terjadi pada awal tahun 2008, yaitu bulan Februari dimana indeks JII

mencapai angka 508.945. Sedangkan indeks JII yang terendah terjadi pada

awal tahun 2003, yaitu sebesar 62.347. Berdasarkan tabel dan gambar diatas

dapat dilihat bahwa indeks syariah cenderung setiap bulannya mengalami

peningkatan, walaupun di beberapa bulan tertentu terjadi penurunan. Hal ini

dapat di katakan bahwa indeks syariah mempunyai perkembangan yang

cukup baik.

Peningkatan indeks JII diperkirakan karena adanya apresiasi kurs

rupiah terhadap USD, sedangkan penurunan indeks JII diperkirakan karena

(22)

yang baik merupakan sentimen positif yang akan berdampak pada kenaikan

harga di pasar saham.

Keberadaan pasar modal di Indonesia merupakan salah satu faktor

terpenting dalam ikut membangun perekonomian nasional, terbukti telah

banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi pasar modal

sebagai media untuk menyerap investasi dan media untuk memperkuat posisi

keuangannya. Bangkitnya ekonomi Islam di Indonesia dewasa ini menjadi

fenomena yang menarik dan menggembirakan terutama bagi penduduk

Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Praktek kegiatan ekonomi

konvensional, khususnya dalam kegiatan pasar modal yang mengandung

unsur spekulasi sebagai salah satu komponennya nampaknya masih menjadi

hambatan psikologis bagi umat Islam untuk turut aktif dalam kegiatan

investasi terutama di bidang pasar modal.

Perbedaan secara umum antara pasar modal konvensional dengan

pasar modal syariah dapat dilihat pada instrumen dan mekanisme

transaksinya, sedangkan perbedaan nilai indeks saham syariah dengan nilai

indeks saham konvensional terletak pada kriteria saham emiten yang harus

memenuhi prinsip-prinsip dasar syariah. Secara umum konsep pasar modal

syariah dengan pasar modal konvensional tidak jauh berbeda meskipun dalam

konsep pasar modal syariah disebutkan bahwa saham yang diperdagangkan

harus berasal dari perusahaan yang bergerak dalam sektor yang memenuhi

kriteria syariah dan terbebas dari unsur ribawi, serta transaksi saham

(23)

Untuk mendapatkan keuntungan yang optimal, maka seorang pelaku

pasar harus memilih strategi portfolio yang tepat. Pada dasarnya terdapat dua

strategi besar yang dapat digunakan dalam mengelola portfolio yang dimiliki,

yaitu strategi pasif dan aktif. Dalam melakukan analisis portfolionya, strategi

aktif ini dapat dipilah lagi menjadi analisis tehnikal dan fundamental.

Analisis tehnikal dapat didefinisikan sebagai metode untuk

memprediksi (forecasting) terhadap fluktuasi pada harga saham, baik saham individu maupun pasar secara keseluruhan. Analisis ini menggunakan data

pasar spesifik, terutama harga dan volume perdagangan. Fokus dari analisis

tehnikal adalah penentuan timing yang memberi arahan kapan saat yang tepat melakukan transaksi pembelian dan penjualan saham dengan memperhatikan

trend pergerakan harga yang diyakini memilki pola-pola tertentu yang cenderung berulang. Untuk mendapatkan beat the market, para analisis tehnikal memanfaatkan pola trend ini untuk pengambilan keputusan investasi yang dikenal sebagai market timing. (Reni Maharani, 2006)

Metode analisis yang kedua adalah analisis fundamental. Analisis ini

memanfaatkan informasi yang tersedia sebagai bahan analisis untuk sampai

kepada nilai intrinsik suatu sekuritas. Perbedaan antara harga berlaku dengan

nilai intrisik ini dijadikannya sebagai prinsip dalam menilai sekuritas. Dimana

hal ini merupakan dasar bagi pengambilan keputusan investasinya. Informasi

yang sering digunakan dalam melakukan analisis ini antara lain adalah kondisi

(24)

analisis fundamental, kondisi variabel makro sangat mempengaruhi

keputusan-keputusan investasi yang diambil oleh pemodal. Saat terjadi

gejolak pada kondisi moneter dimana indikator ekonomi makro menunjukkan

trend penurunan atau perlambatan, maka harga-harga saham akan menurun. (Reni Maharani, 2006).

Menurut Mankiw (2002) analisis fundamental adalah ilmu yang

mempelajari pernyataan-pernyataan akuntansi suatu perusahaan dan

prospeknya di masa mendatang dalam jangka menentukan nilai perusahaan

tersebut. Pada dasarnya analisis fundamental adalah analisis yang dilakukan

terhadap perusahaan itu sendiri yang berhubungan dengan prospek

pertumbuhan dan kemampuan memperoleh keuntungan meliputi tiga tahap

analisis, yaitu ekonomi makro, indsutri dan perusahaan (Ahmad Rodoni,

2005)

Kondisi perekonomian yang diharapkan membaik merupakan

sentimen positif yang berdampak pada kenaikan harga saham. Kondisi

perekonomian akan mempengaruhi kondisi pasar, dimana kondisi pasar

kemudian juga akan mempengaruhi keuntungan yang diperoleh para pemodal.

Selain mempengaruhi para pemodal, kondisi perekonomian juga akan

mempengaruhi perusahaan dalam memperoleh laba. Di samping

mempengaruhi kondisi perusahaan, kondisi perekonomian juga

(25)

fundamental, sebelum melakukan analisis kondisi industri dan perusahaan

terlebih dahulu dimulai dengan menganalisis kondisi perekonomian.

Berdasarkan data empiris, pergerakan variabel ekonomi makro dan

harga saham sering memiliki pola yang kontradiktif atau berlawanan dengan

teori ekonomi. Sebagai contoh, pada bulan Juni-Juli 2005, dimana nilai tukar

rupiah terhadap USD terus melemah, seharusnya harga saham di BEI

mengalami penurunan. Tetapi yang terjadi justru menguat, bahkan IHSG

[image:25.612.146.531.79.445.2]

mencatat rekor tertinggi dalam sejarahnya.

Tabel 1.1

Nilai Tukar Rupiah Terhadap USD dan IHSG Bulan Nilai Tukar Rupiah

Terhadap USD

Indeks Harga Saham Gabungan

Juni 9713 1122.38

Juli 9819 1182.3

Sumber: Bursa Efek Indonesia, tahun 2005

Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa nilai tukar rupiah

terdepresiasi/melemah terhadap USD, yaitu pada bulan Juni 9713 menjadi

9819. Tetapi IHSG justru menguat dari 1122.38 menjadi 1182.3. Data ini

dapat dijadikan landasan awal untuk melihat pengaruh variabel makro

terhadap Jakarta Islamic Index.

Hermanto dan Manurung (2002) dalam Oksiana Jatiningsih (2007), dalam

penelitiannya tentang pengaruh variabel makro, investor, dan bursa yang telah

maju terhadap indeks BEJ mengungkapkan bahwa bahwa variabel jumlah uang

(26)

Karena dana yang dipegang oleh masyarakat semakin banyak maka semakin

banyak pula dana yang akan digunakan untuk melakukan investasi di bursa

saham. Sehingga akan menaikkan harga saham-saham yang nantinya akan

berpengaruh pada kenaikan IHSG. Penelitian ini dapat di jadikan landasan awal

untuk melihat pengaruh jumlah yang beredar terhadap Jakarta Islamic Index.

Menurut Reilly (1992) dalam Oksiana Jatiningsih (2007) mengemukakan

ada dua pendapat mengenai hubungan antara tingkat inflasi dengan harga saham.

Pendapat pertama menyatakan bahwa ada korelasi positif antara inflasi dengan

harga saham. Pendapat ini didasarkan pada asumsi bahwa inflasi yang terjadi

adalah demand pull inflation, yaitu inflasi yang terjadi karena adanya kelebihan permintaan atas penawaran barang yang tersedia. Pada keadaan ini, perusahaan

dapat membebankan peningkatan biaya kepada konsumen dengan proporsi yang

lebih besar sehingga keuntungan perusahaan meningkat. Dengan demikian, akan

meningkatkan kemampuan perusahaan untuk membayar deviden dan akan

memberikan penilaian positif pada harga saham.

Pendapat yang kedua menyatakan bahwa ada korelasi negatif antara

inflasi dengan harga saham. Pendapat ini didasarkan pada asumsi bahwa inflasi

yang terjadi adalah cost push inflation, yaitu inflasi yang terjadi karena kenaikan biaya produksi. Dengan adanya kenaikan harga bahan baku dan tenaga kerja,

sementara perekonomian dalam keadaan inflasi maka produsen tidak rnetnpunyai

keberanian untuk menaikkan harga produknya. Hal ini akan mengakibatkan

keuntungan perusahaan untuk membayar deviden pun menurun yang akan

(27)

Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pergerakan variabel

ekonomi makro terhadap indeks syariah maka penulis mengambil judul

”Analisis Pengaruh Variabel Ekonomi Makro Terhadap Nilai Jakarta Islamic Index Periode Januari 2003-Desember 2009 ”.

B. Rumusan Masalah

Adanya pengaruh variabel ekonomi makro terhadap pergerakan harga

saham, menjadikan variabel makro sebagai salah satu indikator yang dapat

digunakan untuk memprediksi indeks saham. Berdasarkan uraian di atas

pokok permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh jangka panjang dan jangka pendek nilai tukar

rupiah terhadap USD (Kurs) terhadap Jakarta Islamic Index?

2. Apakah terdapat pengaruh jangka panjang dan jangka pendek jumlah uang

beredar (M2) terhadap Jakarta Islamic Index?

3. Apakah terdapat pengaruh jangka panjang dan jangka pendek tingkat

inflasi terhadap Jakarta Islamic Index?

4. Apakah terdapat pengaruh jangka panjang dan jangka pendek produk

domestik bruto (PDB) terhadap Jakarta Islamic Index? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh jangka panjang dan jangka pendek nilai tukar

(28)

2. Untuk mengetahui pengaruh jangka panjang dan jangka pendek jumlah

uang beredar (M2) terhadap Jakarta Islamic Index.

3. Untuk mengetahui pengaruh jangka panjang dan jangka pendek tingkat

inflasi terhadap Jakarta Islamic Index.

4. Untuk mengetahui pengaruh jangka panjang dan jangka pendek produk

domestik bruto (PDB) terhadap Jakarta Islamic Index.

2. Manfaat Penelitian

1. Memberikan sumbangan ilmu pengetahuan tentang bagaimana dan

seberapa besar pengaruh dan hubungan antara variabel makro ekonomi dan

indeks JII.

2. Sebagai bahan pengetahuan tentang pentingnya keberadaan Jakarta Islamic Index dalam meningkatkan kesejahteraan para investor, masyarakat dan ikut membangun perekonomian nasional.

3. Sebagai bahan pertimbangan bagi para investor pemula, khususnya penulis

sendiri dalam melakukan investasi syariah pada pasar modal syariah

(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Ekonomi dalam Islam

Islam merupakan sistem kehidupan yang bersifat komprehensif, yang

mengatur semua aspek, baik dalam sosial, ekonomi, dan politik maupun

kehidupan yang bersifat spiritual.

Allah berfirman dalam QS. Al-Maidah ﴾5﴿ ayat 3 sebagai berikut:

“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agama-mu, dan telah Ku-cukupkan nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.”

Islam adalah agama yang sempurna dan mempunyai sistem tersendiri

dalam menghadapi permasalahan kehidupan, baik yang bersifat material

maupun non material. Karena itu ekonomi sebagai satu aspek kehidupan,

tentu juga sudah di atur oleh Islam. Ini bisa dipahami, sebagai agama yang

sempurna, mustahil Islam tidak dilengkapi dengan sistem dan konsep

ekonomi. Suatu sistem yang dapat digunakan sebagai panduan bagi manusia

dalam menjalankan kegiatan ekonomi. Suatu sistem yang garis besarnya

sudah diatur dalam Al-Quran dan As-Sunnah.

Ekonomi Islam sesungguhnya secara inheren merupakan konsekuensi

logis dari kesempurnaan islam itu sendiri. Islam haruslah dipeluk secara

(30)

Sangatlah tidak masuk akal, seorang muslim yang menjalankan shalat lima

waktu, lalu dalam kesempatan lain ia juga melakukan transaksi keuangan

yang menyimpang dari ajaran Islam.

B. Pasar Modal Syariah

Pasar modal syariah (Islamic Stock Exchange) adalah kegiatan yang berhubungan dengan perdagangan efek syariah perusahaan publik yang

berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga profesi yang

berkaitan dengannya, dimana semua produk dan mekanisme operasionalnya

berjalan tidak bertentangan dengan hukum muamalat Islamiyah. Pasar modal

syariah dapat juga diartikan adalah pasar modal yang menerapkan

prinsip-prinsip syariah. (Abdul Hamid, 2009)

Langkah awal perkembangan pasar modal syariah di Indonesia

dimulai dengan diterbitkannya reksa dana syariah pada 25 Juni 1997 diikuti

dengan diterbitkannya obligasi syariah pada akhir 2002. Sedangkan untuk pasar saham syariah di Indonesia mulai dirintis sejak diluncurkannya indeks

harga saham berdasarkan prinsip syariah pada tanggal 3 Juli 2000, yang

disebut sebagai Jakarta Islamic Index (JII). JII merupakan hasil kerjasama antara PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan PT. Danareksa Investment

Management (DIM). JII menggunakan tanggal awal perhitungan 1 Januari

1995 dengan nilai awal 100 dan metode perhitungan indeks dilakukan sesuai

dengan ketetapan BEI. Saham-saham yang terdaftar dalam JII terdiri dari 30

(31)

Fungsi dari keberadaan pasar modal syariah adalah sebagai berikut:

(Abdul Hamid, 2009)

1. Memungkinkan bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam

kegiatan bisnis dengan memperoleh bagian dari keuntungan dan

resikonya.

2. Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna

mendapatkan likuiditas.

3. Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dari luar untuk

membangun dam mengembangkan lini produksinya.

4. Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek

pada harga saham yang merupakan ciri umum pada pasar modal

konvensional.

5. Memungkinkan investasi pada ekonomi yang ditentukan oleh

kinerja kegiatan bisnis sebagaimana tercermin pada harga saham.

C. Investasi dalam Perspektif Islam

Islam sebagai din yang komprehansif (syumul) dalam ajaran dan norma mengatur seluruh aktifitas manusia di segala bidang. Investasi sebagai

salah satu bagian dari aktifitas perekonomian tidak dapat mengabaikan aspek

postulat, konsep, serta diskursus yang menjadikan background dalam pembentukan sebuah pengetahuan yang memiliki multidimensi yang

mendasar dan mendalam. Islam sangat menjunjung tinggi ilmu pengetahuan

(32)

Scheller dalam trichotomy pengetahuan menjelaskan instrumental (herrschafswissen), pengetahuan intelektual (beldungswissen), dan pengetahuan spiritual (erlosungswissen) sebagaimana dituangkan oleh Rich dalam bukunya the knowledge cycle. (Nurul Huda, 2007)

Investasi merupakan salah satu ajaran dari konsep Islam yang

memenuhi tadrij dari trichotomy pengetahuan tersebut. Hal tersebut dapat dibuktikan bahwa konsep investasi selain sebagai pengetahuan juga

bernuansa spiritual karena menggunakan norma syariah, sekaligus merupakan

hakikat dari sebuah ilmu dan amal, oleh karenanya investasi sangat

dianjurkan bagi setiap muslim.

Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang

dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan

keuntungan dimasa yang akan datang. Menurut Tandelilin (2001), investasi

dapat diartikan sebagai komitmen atas sejumlah dana/ sumber dana lainnya

yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan untuk memperoleh sejumlah

keuntungan dimasa yang akan datang.

Pada dasarnya tujuan orang melakukan investasi adalah untuk

menghasilkan sejumlah uang. Tujuan investasi yang lain secara lebih khusus

lagi adalah untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak dimasa yang akan

datang, mengurangi tekanan inflasi dan dorongan untuk menghemat pajak

(33)

D. Jakarta Islamic Index

Indeks syariah atau biasa dikenal dengan Jakarta Islamic Index merupakan kumpulan indeks saham beberapa perusahaan yang kegiatan

usahanya tidak bertentangan dengan syariah.

Perhitungan saham syariah pada JII dilakukan PT Bursa Efek

Indonesia dengan menggunakan metode perhitungan indeks yang ditetapkan

dengan bobot kapitalisasi pasar (Market Capitalization Weighted). Perhitungan indeks ini juga mencakup penyesuaian-penyesuaian (adjustment) yang dilakukan oleh adanya perubahan terhadap data emiten yaitu corporate action. JII menggunakan tanggal perhitungan 1 Januari 1995 dengan nilai awal 100. Dengan indeks ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan

investor untuk mengembangkan investasi secara syariah.

Ruang lingkup kegiatan usaha emiten yang bertentangan dengan

prinsip hukum syariah Islam adalah:

1. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau

perdagangan yang dilarang.

2. Usaha lembaga keuangan konvensional yang mengandung unsur

ribawitermasuk perbankan dan asuransi konvensional.

3. Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan

makanan dan minuman yang tergolong haram.

4. Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta menyediakan

barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat

(34)

Sesuai dengan pedoman yang ditetapkan dalam menentukan kriteria

saham-saham emiten yang menjadi komponen daripada Jakarta Islamic Index tersebut adalah:

a. Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak

bertentangan dengan prinsip hukum syariah dan sudah tercatat

lebih dari 3 (tiga) bulan (kecuali bila termasuk di dalam

saham-saham 10 berkapitalisasi besar)

b. Memilih saham berdasrkan laporan keuangan tahunan atau tengah

tahunan berakhir yang memiliki kewajiban terhadap aktiva

maksimal sebesar 90% (sembilan puluh persen)

c. Memilih 60 (enam puluh) saham dari susunan di atas berdasarkan

urutan rata-rata kapitalisasi pasar (market capitalization) terbesar selama satu tahun terakhir.

d. Memilih 30 (tiga puluh) saham dengan urutan berdasarkan tingkat

likuiditas rata-rata nilai perdagangan selama satu tahun terakhir.

Tiga puluh saham ini yang menjadi saham yang terdaftar pada

Jakarta Islamic Index.

Pengkajian ulang akan dilakukan 6 (enam) bulan sekali dengan

penentuan komponen indeks pada awal bulan juli setiap tahunnya. Sedangkan

(35)

E. Saham Syariah

Saham adalah surat tanda bukti atau tanda kepemilikan terhadap suatu

perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas

yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan

yang menerbitkan kertas tersebut. Saham syariah merupakan salah satu

bentuk dari saham biasa yang memiliki karakteristik khusus berupa kontrol

yang ketat dalam hal kehalalan ruang lingkup kegiatan usaha.

Menurut Mankiw (2002) saham (stock) adalah hak kepemilikan sebagian atas suatu perusahaan dan karenanya mewakili hak atas sebagian

keuntungan perusahaan. Sebagai contoh jika Indofood menjual total

1.000.000 lembar saham, maka setiap lembar saham mewakili bagian

kepemilikan atas Indofood sebesar 1/1.000.000.

Dari segi hak dan keistimewaan saham dapat dibedakan menjadi:

1. Saham biasa (Ordinary Share)

Saham biasa adalah saham yang tidak tercantum nama pemilik dan

kepemilikannya melekat pada pemegang sertifikat tersebut. Saham

biasa menanggung resiko terbesar karena pemegang saham biasa

menerima deviden hanya setelah pemegang saham preferen menerima

deviden. Semua ahli fikih kontemporer memandang saham biasa

boleh, karena tidak memiliki keistimewaan dari yang lain, baik hak

(36)

2. Saham preferen

Saham preferen adalah saham yang memberikan hak untuk mendapatkan deviden dari saham biasa yang besarnya tetap. Biasanya

saham preferen memberikan pilihan tertentu atas hak pembagian

deviden. Jika suatu ketika emiten mengalami kerugian, maka

pemegang saham preferen bisa tidak menerima pembayaran deviden

yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Saham ini memiliki keistimewaan khusus dari segi perlakuan maupun

dari segi finansial. Para ahli fikih kontemporer memandang saham jenis ini

harus dihindari karena tidak sesuai dengan ketentuan syariah, karena pemilik

saham ini mempunyai hak mendapatkan bagian dari kelebihan yang dapat

dibagikan sebelum dibagikan kepada pemilik saham biasa.

Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan

membeli atau memiliki saham.

a. Dividen

Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan

perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan.

Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham

dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka

pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu

yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada

dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak

(37)

Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen

tunai-artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang

tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham - atau dapat

pula berupa dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang

saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang

dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian

dividen saham tersebut.

b. Capital gain

Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual.

Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di

pasar sekunder. Misalnya Investor membeli saham ABC dengan harga

per saham Rp 3.000 kemudian menjualnya dengan harga Rp 3.500 per

saham yang berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain

sebesar Rp 500 untuk setiap saham yang dijualnya.

Nilai sebuah saham bagi pemegang saham adalah apa yang di

dapatkannya dari kepemilikan, yang mencakup nilai sekarang dari cicilan

pembayaran dividen dan harga jual akhir. Dividen merupakan pembagian keuntungan yang dilakukan oleh perusahaan kepada para pemegang

sahamnya. Kemampuan suatu perusahaan untuk membayar dividen, dan juga nilai dari saham itu saat si pemegang saham menjualnya, bergantung pada

kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan. (Mankiw, 2002)

Menurut Abdul Hamid (2009) Pergerakan harga saham merupakan

(38)

maupun eksternal. Kemampuan dalam memilih waktu yang tepat, baik dalam

membeli ataupun menjual saham tentunya sangat berpengaruh terhadap

keuntungan yang akan diperoleh. Prinsip dasar dari transaksi perdagangan

yang menguntungkan ialah membeli pada harga yang rendah dan menjual

pada harga yang tinggi (buy low and sell high). Karena banyak faktor yang mempengaruhi harga saham, maka tentunya sulit untuk menilai apakah harga

saham saat ini rendah atau tinggi, terutama untuk memprediksi harga pada

waktu yang akan datang.

Harga saham yang diperdagangkan ditentukan oleh permintaan dan

penawaran saham tersebut. Karena saham mewakili kepemilikan sebuah

perusahaan, permintaan saham (dan harganya) mencerminkan persepsi publik

mengenai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan di masa

yang akan datang, maka perhitungan saham ditingkatkan dan harga saham

juga ikut naik. Sebaliknya, jika investor merasa perusahaan akan mengalami

penurunan keuntungan atau bahkan merugi, harga saham juga akan turun

(Mankiw, 2002)

F. Analisis Fundamental Variabel Makro dan Indeks Syariah

Dalam melakukan transaksi mata uang tidak terlepas dari kepiawaian

pelaku pasar untuk menganalisis pergerakan indek saham. Analisis ini

penting dilakukan untuk menentukan arah pergerakan dari indeks saham

tersebut. Ada dua metode analisis yaitu, analisis teknikal dan analisis

fundamental. Analisis tekninal hanya mengandalkan tren harga kedepan

(39)

adalah analisis terhadap fundamental suatu negara pemilik indeks saham,

untuk JII misalnya, akan dianalisis kondisi ekonomi, sosial dan politik

Indonesia.

Secara umum analisis fundamental merupakan satu proses yang

memerlukan waktu yang lama dengan menyelidiki keadaan ekonomi, politik,

sosial, industri dan laporan keuangan perusahaan.

Pada dasarnya analisis fundamental adalah analisis yang dilakukan

terhadap perusahaan itu sendiri yang berhubungan dengan prospek

pertumbuhan dan kemampuan memperoleh keuntungan yang meliputi tiga

tahap analisis: (Ahmad Rodoni, 2005)

1. Ekonomi Makro : analisis ini bertujuan untuk melihat faktor yang

menguntungkan dalam ekonomi makro dalam kaitannya dengan kegiatan

perusahaan itu sendiri. Misal, apakah berita yang up to date tentang kebijakan moneter, surplus/defisit, anggaran/cadangan devisa, tax holiday, political news, dan lain-lain yang mempengaruhi.

2. Industri : analisis ini lebih spesifik dan bertujuan untuk melhat kaitan

industri dengan perusahaan, seperti perkembangan perusahaan pesaing,

standar industri dan pertumbuhan pasar.

3. Perusahaan : analisis yang bertujuan untuk melihat situasi perusahaan

yang meliputi berbagai aspek perusahaan, seperti keadaan keuangan

perusahaan, situasi pemasaran, produksi dan manajemen.

Di dalam analisis fundamental terdapat dua pendekatan yang biasa

(40)

a. Pendekatan top down. Pendekatan yang dimulai dari tingkatan makro ekonomi kemudian kepada situasi dan pertumbuhan industri dan

terakhir adalah situasi dan pertumbuhan perusahaan itu sendiri.

Pada tahap analisis ekonomi dan pasar modal, investor melakukan

analisis terhadap berbagai alternatif keputusan tentang alokasi

investasi yang akan dilakukan (saham, obligasi, produk derivatif dan

lainnya).

Tahap kedua, yaitu analisis industri meliputi analisis berdasarkan hasil

analisis ekonomi dan pasar untuk menentukan jenis-jenis industri

mana saja yang akan dipilih (tentu saja yang memilki prospek baik

dan menguntungkan).

Tahap ketiga, yang didasari tahap sebelumnya bertujuan untuk

menentukan perusahaan-perusahaan mana saja yang menguntungkan

sehingga layak dijadikan pilihan investasi.

b. Pendekatan bottom up. Pendekatan yang dimulai dari tingkatan mikro (perusahaan) yang kemudian berkembang kepada analisis industri dan

terakhir adalah analisis makro ekonomi.

Analisis fundamental berhubungan dengan estimasi penentu dasar

nilai sekuritas, seperti penjualan masa depan, pengeluaran dan pendapatan

perusahaan. Fundamentalis cenderung melihat ke depan, memperhatikan hal seperti pendapatan, dan dividen masa depan. Para fundamentalis sangat

mengandalkan analisis jenis ini karena menurut mereka analisis ini bebas dari

(41)

Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham di masa

yang akan datang dengan :

1) Mengestemasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi

harga saham di masa datang.

2) Menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh

taksiran harga saham.

Model ini sering disebut sebagai share price forecasting model. (Suad Husnan, 2001).

Analisis fundamental digunakan untuk memperoleh nilai intrinsik

(control value) suatu saham, dan kemudian membandingkannya dengan harga pasar saat ini (current market price). Pedoman yang dipergunakan adalah sebagi berikut ;

(a) Apabila nilai intrinsik lebih besar dari harga saham saat ini, maka

saham tersebut dinilai undervalued (harganya terlalu rendah), dan karenanya harus dibeli atau ditahan apabila saham tersebut telah

dimiliki.

(b) Apabila nilai intrinsik lebih kecil dari harga pasar saat ini, maka

saham tersebut overvalued (harganya terlalu tinggi), dan karenanya harus dijual.

(c) Apabila nilai intrinsik sama dengan pasar saat ini, maka saham

tersebut dinilai wajar harganya dan berada dalam kondisi

(42)

Para pelaku pasar umumnya selalu memperhitungkan kondisi makro

ekonomi dalam proses pengambilan keputusan, sehingga keadaan

ekonomi berpengaruh terhadap pergerakan saham.

G. Ilmu Ekonomi Makro dalam Perspektif Islam

Ilmu ekonomi makro yaitu ilmu yang mempelajari

fenomena-fenomena dalam perekonomian secara luas, seperti inflasi, pengangguran,

dan pertumbuhan ekonomi. Tujuan dari ilmu ekonomi makro adalah

menjelaskan perubahan perekonomian yang memengaruhi banyak rumah

tangga, perusahaan, dan pasar secara serentak (Mankiw, 2002).

Dalam perspektif ekonomi Islam, menurut M. Umer Chapra (2006)

ekonomi Islam adalah sebuah pengetahuan yang membantu upaya realisasi

kebahagian manusia melalui alokasi dan distribusi sumber daya yang terbatas

yang berada dalam koridor yang mengacu pada pengajaran islam tanpa

memberikan kebebasan individu atau tanpa perilaku makro ekonomi yang

berkesinambungan dan tanpa ketidakseimbangan lingkungan.

Menurut Roikhan (2008) filosofi Ekonomi Islam dimulai dari ontologi

yang merupakan alasan besar mengapa Ekonomi Islam menjadi suatu ilmu

yang menjadi latar belakang dari sistem ekonomi. Islam adalah dasar dari

seluruh aspek, dan konsep besar dari Ekonomi Islam adalah sistem ekonomi

yang menyeluruh atau kaffah, sebagai epistimologi dalam filosofi ekonomi. Dan untuk menjadikan filosofi mampu di aplikasikan dalam kehidupan

sehari-hari maka perlu aksiologi sebagai implementasi berupa keseimbangan

(43)

Ekonomi Islam secara mendasar berbeda dari sistem ekonomi yang

lain dalam hal tujuan, bentuk dan coraknya. Sistem ekonomi Islam berusaha

memecahkan masalah ekonomi manusia dengan cara menempuh jalan tengah

antara pola yang ekstrem yaitu kapitalis dan komunis. Singkatnya, ekonomi

Islam adalah sistem ekonomi yang berdasarkan pada Al-Qur’an dan Hadis

yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia di dunia dan akhirat (al-Falah).

Ada tiga asas filsafat ekonomi Islam yaitu:

1. Semua yang ada di dalam alam semesta ini adalah milik Allah SWT,

manusia hanyalah khalifah yang memegang milik-Nya. Sehingga

segala sesuatunya harus tunduk pada Allah sang pencipta dan pemilik.

Firman Allah dalam QS. An-Najm ayat 31

“Dan Hanya kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi supaya dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat terhadap apa yang Telah mereka kerjakan dan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik (syurga)”.

2. Untuk dapat melaksanakan tugasnya sebagai khalifah Allah, manusia

wajib tolong-menolong dan saling membantu dalam melaksanakan

kegiatan ekonomi yang bertujuan untuk beribadah kepada Allah.

3. Beriman kepada hari kiamat, yang merupakan asas penting dalam

(44)

ekonomi manusia akan dapat terkendali sebab ia sadar bahwa semua

perbuatannya akan dimintai pertanggung jawaban kelak oleh Allah.

Ekonomi Makro Islam menurut pendekatan Tiga Dimensi terbagi

dalam tiga tingkatan yang segitiga (Roikhan Mochamad, 2008): Tingkat

pertama adalah ibadah yang merupakan landasan bagi sistem ekonomi makro,

tingkatan kedua adalah teori ekonomi secara umum yang bisa mengacu dari

teori barat. Dan tingkatan ketiga adalah penerapan antara ibadah dengan teori

umum yang menghasilkan aktifitas ekonomi secara dinamis, yang dapat

disebut sebagai Ekonomi Islam, baik secara makro maupun mikro.

H. Variabel Ekonomi Makro

Beberapa variabel yang akan penulis gunakan dalam menganalisis

faktor-faktor yang mempengaruhi indeks syariah JII adalah, nilai tukar rupiah

terhadap USD, jumlah uang yang beredar (M2), tingkat inflasi dan produk

domestik bruto.

1. Nilai Tukar Rupiah Terhadap USD (Kurs)

Nilai tukar (exchange rate) adalah perbandingan antara mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain. Setiap negara mempunyai

mata uang masing-masing, bank adalah pusat pasar valuta asing berperan

sebagai agen yang mempertemukan pembeli dan penjual valuta asing. Sifat

kurs valuta asing tergantung dari sifat pasar. Bila transaksi jual beli valuta

asing dapat dilakukan secara bebas dipasar, maka kurs valas berubah sesuai

dengan perubahan permintaan dam penawaran (Nopirin, 2001). Menurut

(45)

yang disepakati penduduk kedua negara untuk saling melakukan

perdagangan.

Mankiw membedakan kurs menjadi dua, yaitu kurs nominal (nominal exchange rate) dan kurs rill (real exchange rate).

a. Kurs nominal (nominal exchange rate)

Adalah harga relatif dari mata uang dua negara simbolnya e. Sebagai contoh, jika kurs antara dolar AS dan rupiah indonesia

adalah 9000 rupiah per dolar, maka kita bisa menukar 1 dolar untuk

9000 rupiah di pasar uang.

b. Kurs rill (real exchange rate)

Adalah harga relatif dari barang-barang di antara dua negara. Kurs

riil menyatakan tingkat dimana kita bisa memperdagangkan

barang yang diproduksi dari suatu negara untuk

barang-barang dari negara lain.

Untuk melihat hubungan antara kurs riil dan kurs nominal, secara

umum perhitungannya sebagai berikut:

Tingkat harga dimana kita memperdagangkan barang domestik

dengan barang luar negeri tergantung pada harga dalam mata uang lokal dan

pada tingkat kurs yang terjadi. Apabila suatu barang ditukar dengan barang

lain, didalamnya terdapat perbandingan nilai tukar, nilai tukar itulah

Kurs Riil = Kurs Nominal x Harga Barang Domestik

(46)

sebenarnya semacam harga bagi pertukaran tersebut. Demikian juga

pertukaran antar dua mata uang berbeda, akan terdapat perbandingan nilai

atau harga antar kedua mata uang tersebut. Hubungan antara nilai tukar mata

uang asing dengan harga saham dapat dilihat melalui dua pendekatan. (Reni

Maharani, 2006)

Pendekatan pertama dikenal dengan pendekatan pasar barang (good market approach), dimana perubahan pada kurs akan mempengaruhi tingkat kompetitif suatu perusahaan, kemudian akan mempengaruhi pendapatan

perusahaan atau struktur cost of fund-nya. Hal tersebut akan berpengaruh pada harga saham suatu perusahaan. Pada saat kurs rupiah terdepresiasi,

maka biaya bahan baku impor atau produk yang memiliki kaitan dengan

produk impor akan mengalami kenaikan. Hal ini menyebabkan biaya

produksi meningkat dan laba perusahaan menjadi turun sehingga tingkat

dividen yang dapat dibagikan dan return yang ditawarkan akan menurun pula. Penurunan return yang ditawarkan mengakibatkan permintaan terhadap saham tersebut berkurang sehingga harga saham tersebut turun.

Jadi korelasi antara kurs dengan harga saham bersifat positif.

Pendekatan kedua adalah pendekatan keseimbangan portfolio

(portfolio balance approach) yang menilai sejauh mana harga saham menyebabkan perubahan pada nilai tukar. Kenaikan harga saham di suatu

(47)

2. Jumlah Uang Beredar (M2)

Uang adalah persediaan aset yang dapat segera digunakan untuk

melakukan transaksi (Mankiw, 2003). Uang selalu didefinisikan sebagai

benda-benda yang disetujui oleh masyarakat sebagai alat perantara untuk

tukar menukar atau perdagangan. Yang dimaksud dengan kata “disetujui”

dalam definisi ini adalah terdapat di antara anggota-anggota masyarakat

untuk menggunakan satu atau beberapa benda sebagai alat perantara dalam

kegiatan tukar menukar.

Agar masyarakat menyetujui penggunaan suatu benda sebagai uang,

haruslah benda itu memenuhi syarat-syarat berikut: (Sukirno, 2004)

b. Nilainya tidak mengalami perubahan dari waktu ke waktu

c. Mudah dibawa-bawa

d. Mudah disimpan tanpa mengurangi nilainya

e. Tahan lama

f. Jumlahnya terbatas (tidak berlebih-lebihan)

g. Bendanya mempunyai mutu yang sama

Emas dan perak merupakan dua benda yang dapat memenuhi

syarat-syarat ini pada masa yang lalu. Oleh sebab itu benda yang dapat menjadi

alat perantara dalam kegiatan perdagangan di berbagai negara di dunia sejak

berabad-abad yang lalu.

Kemajuan ekonomi dunia yang bertambah pesat sejak berlakunya

Revolusi Industri di negara-negara maju menyebabkan perdagangan

(48)

menjadi berkali lipat nilainya. Uang emas dan perak tidak dapat ditambah

secepat seperti perkembangan pedagangan yang telah berlaku tersebut.

Sebagai akibatnya bertambah lama bertambah banyak negara menggantikan

uang emas dan perak dengan uang kertas sebagai alat untuk tukar menukar.

Pada masa ini uang kertas dan uang bank atau uang giral, yaitu uang yang

diciptakan oleh bank-bank umum/bank perdagangan, adalah alat tukar

menukar yang terutama di semua negara di dunia ini.

Money Supply yaitu persediaan uang total dalam ekonomi terutama terdiri dari: (1) mata uang dalam peredaran dan (2) deposito dalam

perkiraaan tabungan dan giro (Nurul Huda, 2008). Menurut Sadono Sukirno

(2004), uang beredar adalah semua jenis uang yang berada di perekonomian

yaitu, adalah jumlah dari mata uang dalam peredaran ditambah dengan uang

giral dalam bank-bank umum.

Definisi jumlah uang beredar terbagi menjadi dua yaitu :

1)Uang dalam arti sempit (M1).

M1 diartikan sebagai uang tunai (uang kartal dan logam) yang

dipegang oleh masyarakat, tidak termasuk uang yang ada di kas

bank serta kas negara. Uang tersebut dikenal dengan uang kartal.

Kemudian ditambah uang yang berada dalam rekening giro

perbankan yang dapat langsung digunakan untuk menguangkan

cek, dan biasa disebut dengan uang giral, sehingga bentuk

persamaan M1 adalah :

(49)

Dimana : M1 = uang dalam arti sempit

C = currency, uang kartal

DD = Demand deposit, uang kartal

Pengertian uang giral (DD) di atas hanya mencakup saldo rekening

koran atau giro milik masyarakat umum yang disimpan di bank dan

belum digunakan pemiliknya untuk berbelanja atau membayar.

2) Uang dalam arti luas (M2)

M2 merupakan perluasan dari definisi M1 dengan uang kuasi. Uang

kuasi adalah bentuk kekayaan yang sangat likuid yang terdiri dari

deposito berjangka atau rekening tabungan pada bank, sehingga

persamaan M2 adalah :

Dimana: M2 = uang dalam arti luas

M1= uang dalam arti sempit

TD = time deposits (deposito berjangka) SD = saving deposits (saldo tabungan) Penciptaan uang / besarnya uang beredar dalam masyarakat dapat

digambarkan sebagai proses pasar. Jumlah Uang Beredar juga

mempunyai keterikatan dengan suku bunga deposito. Semakin

banyak jumlah uang yang beredar dimasyarakat, investasi menjadi

lebih menarik bila dibandingkan dengan menyimpan dalam bentuk

tabungan.

(50)

Kebijakan mengenai jumlah uang beredar ditentukan oleh Bank

Sentral yang dalam hal ini adalah Bank Indonesia. Namun jumlah uang

beredar tidak hanya ditentukan oleh bank sentral tetapi juga oleh perilaku

rumah tangga (yang memegang uang) dan bank (dimana uang disimpan).

Untuk memahami jumlah uang beredar, kita harus memahami interaksi

antara mata uang, dan rekening giro serta bagaimana kebijakan Bank Sentral

mempengaruhi kedua komponen jumlah uang beredar (Mankiw, 2003).

Untuk meningkatkan money supply. Bank sentral dapat menerbitkan surat berharga yang berdampak pada penurunan suku bunga (pada kegiatan

ekonomi konvensional). Ketika tingkat bunga mengalami penurunan, maka

return yang dapat diberikan oleh obligasi akan menurun pula (monetary portfolio hypothesis). Hal tersebut mengakibatkan investasi pada saham menjadi lebih menarik sehingga harga saham akan meningkat. Jadi,

peningkatan money supply akan berdampak pada peningkatan harga saham (Reni Maharani, 2006)

3. Tingkat Inflasi

Dalam banyak literatur disebutkan bahwa inflasi di definisikan

sebagai kenaikan harga umum secara terus menerus dari suatu

perekonomian. Sedangkan menurut Rahardja dan Manurung dalam Nurul

Huda (2008) mengatakan bahwa inflasi adalah gejala kenaikan harga

barang-barang yang bersifat umum dan terus-menerus. Sedangkan menurut

(51)

terjadi karena permintaan bertambah besar dibandingkan dengan penawaran

barang di pasar.

Menurut Tajul Khalwaty (2000) secara sederhana inflasi diartikan

sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus.

Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi

kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada

barang lainnya. Inflasi juga merupakan salah satu ukuran aktifitas ekonomi

yang sering digunakan untuk menggambarkan kondisi ekonomi nasional.

Indikator yang sering digunakan untuk menghitung tingkat inflasi

salah satunya adalah Indeks Harga Konsumen. Menurut Mankiw (2002)

Indeks Harga Konsumen merupakan suatu ukuran atas keseluruhan biaya

pembelian barang dan jasa oleh rata-rata konsumen. Laju inflasi juga

merupakan penghitungan lain yang sering digunakan untuk menghitung

tingkat inflasi.

Menurut Mankiw (2003) laju inflasi (inflation rate) adalah perubahan presentase dalam indeks harga dari jangka waktu yang sebelumnya. Artinya

laju inflasi antara dua tahun berurutan dapat dihitung sebagai berikut:

Cp

CPI = Consumer Price Index / Indeks Harga Konsumen (IHK)

Berdasarkan besarnya laju inflasi, kategori inflasi dapat digolongkan

menjadi tiga yaitu :

Laju inflasi tahun kedua = CPI tahun kedua – CPI tahun pertama

(52)

a. Inflasi Merayap (creeping inflation)

Ditandai dengan laju inflasi yang rendah, yaitu kurang dari 10 %

per tahun.

b. Inflasi Menengah (galloping inflation)

Ditandai dengan meningkatnya harga yang cukup besar dan kondisi

tersebut berjalan dalam waktu yang relatif pendek serta mempunyai

sifat akselerasi, artinya harga pada bulan / minggu berikutnya

selalu lebih tinggi dari waktu sebelumnya dan seterusnya.

c. Inflasi Tinggi (hyper inflation)

Adalah inflasi yang sangat mengkhawatirkan, karena harga-harga

barang meningkat sampai dengan lima atau enam kali, sehingga

nilai uang turun secara tajam (Nopirin, 2001).

Menururt Sadono Sukirno (2004) ada beberapa penyebab terjadinya

inflasi yaitu terdiri dari:

1) Inflasi tarikan permintaan (demand-full inflation) merupakan bentuk inflasi yang diakibatkan oleh perkembangan yang tidak

seimbang antara permintaan dan penawaran barang dalam

perekonomian. Jenis inflasi ini yang mengakibatkan ekonomi

menghadapi pengangguran yang tinggi pada kesempatan penuh.

Seperti terjadi defisit naik sehingga tidak mampu menaikkan

produksi maka agregat permintaan naik dan harga juga naik.

Selain itu adalah tingkat ekspor tinggi menyebabkan pendapatan

(53)

Sehingga berakibat perusahaan investasi semakin meningkat pada

kesempatan kerja penuh.

2) Inflasi desakan biaya merupakan jenis inflasi yang terjadi pada

kegiatan ekonomi mencapai tingkat kesempatan kerja penuh pada

saat perusahaan beroperasi pada kapasitas maksimal dan

pengangguran tenaga kerja rendah. Sehingga menyebabkan

peningkatan biaya produksi. Biaya produksi tersebut

mengakibatkan kenaikan harga input seperti biaya pengangutan,

bahan baku dan mahan mentah sehingga menaikkan harga

produktifitas.

3) Inflasi di impor merupakan bentuk inflasi yang disebabkan karena

kenaikan harga minyak 3x lipat tahun 1973 yang dilakukan untuk

negara Timur Tengah. Minyak Petroleum merupakan sumber

enegri terpenting dalam industri negara barat yang secara

mendadak biaya industri meningkat menyebabkan inflasi.

Menurut Milton Friedman, Inflasi akan selalu terjadi karena hal

tersebut merupakan fenomena moneter yaitu teori kuantitas uang

menyetakan bahwa pertumbuhan dalam kauntitas uang adalah determinan

dalam tingkat inflasi, tetapi teori ini hanya bersifat empiris bukan teoritis

(uang dan harga). Teori kuantitas dan persamaan Fisher sama-sama

menyatakan bahwa pertumbuhan uang mempengaruhi tingkat bunga

(54)

sebesar 1 persen memyebabkan kenaikan 1 persen dalam tingkat inflasi

(Mankiw, 2003).

Dan menurut persamaan Fisher pada teori persamaan kuantitas dan

persamaan Fisher, kenaikan dalam tingkat pertumbuhan uang sebesar 1

persen menyebabkan kenaikan 1 persen dalam tingkat inflasi. Menurut

persamaan Fisher, kenaikan 1 persen dalam tingkat inflasi sebaliknya

menyebabkan kenaikan 1 persen dalam tingkat bunga nominal. Hubungan

satu-untuk-satu antara tingkat inflasi dan tingkat bunga nominal disebut efek

Fisher (Fisher effect) (Mankiw, 2003).

Inflasi dalam perspektif ekonomi Islam adalah dalam Islam tidak

dikenal dengan inflasi karena mata uang yang dipakai adalah dinar dan

dirham, yang mana mempunyai nilai yang stabil dan dibenarkan oleh Islam.

Adhiwarman Karim mengatakan bahwa, Syekh An-Nabhani (2001)

memberikan beberapa alasan mengapa mata uang yang sesuai itu adalah

dengan menggunkan emas. Ketika Islam melarang praktek penimbunan

harta, Islam hanya mengkhususkan larangan tersebut untuk emas dan perak,

padahal harta itu mencakup semua barang yang bisa dijadikan sebagai

kekayaan (Nurul Huda, 2008).

Meningkatnya inflasi merupakan signal negatif bagi investor di pasar

modal dan pasar uang. Tingkat inflasi yang tinggi akan mengakibatkan

harga input produksi naik sehingga biaya produksi meningkat. Akibatnya

(55)

perusahaan akan mengakibatkan jumlah deviden yang dapat dibagikan pada

pemegang saham akan berkurang, sehingga saham emiten menjadi kurang

menarik minat pembeli. Berdasarkan pemaparan di atas dapat dikatakan

bahwa inflasi mempunyai hubungan negatif dengan harga saham (Reni

Maharani, 2006)

4. Produk Domestik Bruto

Pendapatan Nasional adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan

suatu negara pada periode tertentu biasanya satu tahun. Istilah lain

pendapatan nasional antara lain: produk domestik bruto/PDB (gross domestic product/GDP), produk nasional bruto (gross national product/GNP ) serta pendapatan nasional netto (net national product/NNP). (Nurul Huda, 2008)

Ada beberapa pendekatan dalam menghitung pendapatan nasional

adalah sebagai berikut: (Nurul Huda, 2008)

a. Pendekatan produksi/GDP adalah nilai pasar semua barang dan jasa

akhir yang diproduksi dalam perekonomian selama kurun waktu

tertentu. (Mankiw, 2003). Pengitungan pendapatan dengan

menjumlahkan nilai tambah bruto (gross value added) dari semua sektor produksi seperti: sektor produksi pertanian, sektor produksi

pertambangan dan penggalian, sektor industri manufaktur, sektor

industri listrik, gas, dan air minum, sektor produksi bangunan,

(56)

Pe

Gambar

Gambar 1.1
Gambar 1.1 Perkembangan Indeks Jakarta Islamic Index
Tabel 1.1 Nilai Tukar Rupiah Terhadap USD dan IHSG
Tabel 2.1  Penelitian Terdahulu
+7

Referensi

Dokumen terkait

Aturan penggunaan lahan di Minangkabau adalah berdasarkan pepatah " nan rato kaparumahan, tabu tumbuah dinan lereng, kok manggu kapakuburan, nan bancah ditanami

Dalam penelitian ini karena metode penelitian yang digunakan adalah metode korelasi dan variabel yang diukur lebih dari satu, maka dalam menganalisis data penulis

[r]

Berdasarkan hasil penelitian pengolahan limbah cair industri kertas dengan eleltrokoagulasi menggunakan elektroda Al-Al, dapat disimpulkan kondisi optimum untuk

dalam melaksanakan fungsi pengawasan dan penasihatan, dewan komisaris selama tahun 2015 ini didukung oleh tiga komite sebagai organ pendukung dewan komisaris yaitu: (i) komite

10/14/DPbS tanggal 17 Maret 2008 tentang Pelaksanaan Prinsip Syariah Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa Bank

Menurut Werther dan Davis (1996) rating scale merupakan metode yang paling tua yang digunakan dalam dalam penilaian prestasi kinerja, dimana para penilai

Dalam organisasi dapat juga dijumpai MTK sifatnya mendua atau ambiguitas. Masalah-masalah ini memerlukan banyak intreprestasi atau pandangan yang berkisar pada MTK.