PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH
DAN MOTIVASI KERJA GURU
TERHADAP KINERJA GURU EKONOMI/AKUNTANSI
SMA/MA/SMK DI KOTA
PEKALONGAN
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Happy Purwaningsih NIM. 7101408106
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
panitia ujian skripsi pada :
Hari : Kamis
Tanggal : 13 September 2012
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Drs. Subkhan Agung Yulianto, S.Pd, M.Si NIP. 195003271978031002 NIP. 197407072003121002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi
Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang pada :
Hari : Kamis
Tanggal : 1 November 2012
Penguji Skripsi
Dra. Margunani, M.P NIP. 195703181986012001
Anggota I Anggota II
Drs. Subkhan Agung Yulianto, S.Pd, M.Si NIP. 195003271978031002 NIP. 197407072003121002
Mengetahui : Dekan Fakultas Ekonomi,
hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian
atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari
terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Semarang, 25 September 2012
MOTTO :
¾ Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”.
(QS. At-Taubah:105)
¾ “Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendakiNya diantara hamba-hambaNya dan Dia (pula) yang menyempitkan baginya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. (QS. Al’Ankabuut:62)
¾ “Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan”. (QS. Huud:115)
PERSEMBAHAN :
Kupersembahkan karya sederhana ini untuk :
1. Kedua orang tuaku (Bapak Suhaji, S.Pd dan Ibu
Saparita Triwaningrum). Terimakasih untuk
doa, cinta, kasih sayang dan pengorbanannya.
2. Adik- adikku (Enggar Kesawa dan Pygasta
Bagaskara) yang kusayang.
3. Teman-teman Pendidikan Akuntansi 2008 atas
kebersamaan kita
memberikan segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul : “Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Guru terhadap Kinerja Guru Ekonomi/Akuntansi SMA/MA/SMK di Kota Pekalongan”, dalam rangka menyelesaikan studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Semarang.
Dalam penyusunan skripsi ini, penyusun telah menerima banyak
bimbingan, dorongan dan bantuan dari berbagai pihak yang tak ternilai harganya.
Jasa baik mereka tentu tidak dapat penyusun lupakan begitu saja. Dan pada
kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang
yang memberikan kesempatan untuk dapat menuntut ilmu di UNNES.
2. Dr. S. Martono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk mengadakan penelitian.
3. Dra. Nanik Suryani, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas
Negeri Semarang yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk
mengadakan penelitian.
4. Drs. Subkhan, Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu dan
6. Dra. Margunani, M.P, Dosen Penguji Skripsi yang telah memberi masukan
dan pengarahan pada penyusunan skripsi ini.
7. Kepala Sekolah SMA/ MA/ SMK di Kota Pekalongan yang telah bersedia
memberikan ijin dan fasilitas selama penyusun melakukan penelitian.
8. Seluruh guru ekonomi/ akuntansi SMA/ MA/ SMK di Kota Pekalongan yang
telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
9. Semua pihak yang membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat
penyusun sebutkan satu persatu.
Semoga segala bantuan dan kebaikan tersebut mendapat limpahan balasan
dari Allah SWT. Akhirnya penyusun berharap semoga skripsi ini dapat berguna
dan bermanfaat bagi pembaca. Amien.
Semarang, 25 September 2012
Penyusun
Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I : Drs. Subkhan, Pembimbing II : Agung Yulianto, S.Pd., M.Si. 166 hal.
Kata Kunci : Supervisi Kepala Sekolah, Motivasi Kerja Guru, Kinerja Guru Hasil observasi awal dengan media angket yang dilaksanakan dengan melibatkan guru-guru di SMA/MA/SMK di Kota Pekalongan, dapat digambarkan bahwa yang masih diperlukan pengoptimalan kemampuan guru dalam perencanaan pembelajaran, pemahaman mengenai landasan kependidikan, serta pengembangan pengajaran yang berkaitan dengan metode dan bahan ajar. Tujuan dari penelitian: (1) mengetahui bukti empiris pengaruh supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru ekonomi/akuntansi SMA/MA/SMK di Kota Pekalongan; (2) mengetahui bukti empiris pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru ekonomi/akuntansi SMA/MA/SMK di Kota Pekalongan , dan (3) mengetahui bukti empiris pengaruh motivasi kerja guru terhadap kinerja guru ekonomi/akuntansi SMA/MA/SMK di Kota Pekalongan.
Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan populasi, yaitu seluruh guru ekonomi/akuntansi SMA/MA/SMK di Kota Pekalongan yang berjumlah 49 guru. Variabel dalam penelitian ini yaitu supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru sebagai variabel bebas dan kinerja guru sebagai variabel terikat. Teknik pengumpulan data menggunakan angket, sedangkan teknik pengolahan dan analisis data menggunakan analisis deskriptif persentase dan analisis regresi berganda.
Hasil penelitian: (1) ada pengaruh positif supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru ekonomi/akuntansi SMA/MA/SMK di Kota Pekalongan secara simultan; (2) ada pengaruh positif supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru ekonomi/akuntansi SMA/MA/SMK di Kota Pekalongan secara parsial; (3) ada pengaruh positif motivasi kerja guru terhadap kinerja guru ekonomi/akuntansi SMA/MA/SMK di Kota Pekalongan secara parsial.
Semarang. Consultant I: Drs. Subkhan. Consultant II: AgungYulianto, S.Pd.,M.Si. 166 papers.
Keyword: Headmaster Supervision, Motivationof Work, Teacher’s Effort The result of observation by questionnaire for high school teacher’s SMA/MA/SMK in Pekalongan City, shows that still required optimalization ability of teachers in lesson planning, understanding the foundation of education, and the development of related teaching methods and materials. The purpose of this research are: (1) knows an empiric influence of headmaster supervision and motivation of work on economic/accounting teacher’s effort, (2) knows an empiric influence of headmaster supervision on economic/accounting teacher’s effort,(3) knows an empiric influence motivation of work on economic/accounting teacher’s effort.
Population approach research is used in this research, there are 49 economic/accounting teachers SMA/MA/SMK in Pekalongan City. Variables in this research include of head master supervision and motivation of work as independent variable and teacher’s effort as dependent variable. Questionnaire is used for gathering data. While, descriptive analysis percentage and double regression analysis are used as analysis method.
The result: (1) positive influence of head master supervision and motivation of work on economic/accounting teacher’s effort simultaneously; (2) a positive influence of head master supervision and motivation of work on economic/accounting teacher’s effort partially; (3) a positive influence of head master supervision and motivation of work on economic/accounting teacher’s effort partially.
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ... iii
PERNYATAAN ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
SARI ... viii
ABTRACT ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1LatarBelakangMasalah ... 1
1.2PerumusanMasalah ... 8
1.3TujuanPenelitian ... 9
1.4Kegunaan Penelitian ... 9
BAB IIKERANGKA TEORITIS ... 11
2.1Kinerja Guru ... 11
2.1.1 Pengertian Kinerja ... 11
2.2.3 Supervisi Pendidikan ... 34
2.2.4 Fungsi Supervisi ... 38
2.2.5 Prinsip-prinsip Supervisi ... 42
2.2.6 Teknik Supervisi ... 43
2.3Motivasi Kerja ... 50
2.3.1 Pengertian Motivasi Kerja ... 50
2.3.2 Ciri-ciri Motivasi ... 52
2.3.3 Fungsi Motivasi ... 55
2.4Hasil Peneltian Terdahulu ... 57
2.5Kerangka Berfikir dan Perumusan Hipotesis ... 59
2.5.1 Kerangka Berpikir ... 59
2.5.2 Perumusan Hipotesis ... 67
BAB III METODE PENELITIAN ... 68
3.1Jenis dan Desain Penelitian ... 68
3.2Subjek dan Objek Penelitian ... 68
3.3Variabel Penelitian ... 69
3.3.1 Variabel Terikat (Y) ... 69
3.3.2 Variabel Bebas (X) ... 70
3.4Teknik Pengumpulan Data ... 72
3.4.1 Instrumen Penelitian ... 72
3.4.2 Uji Coba Instrumen Penelitian ... 73
3.5Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data... 75
3.5.1. Analisis Deskriptif Presentase ... 75
3.5.2. Analisis Statistik Inferensial ... 77
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 84
4.1Hasil Penelitian ... 84
4.2.2 Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah terhadap Kinerja
Guru ... 157
4.2.3 Pengaruh Motivasi Kerja Guru terhadap Kinerja Guru ... 161
BAB V PENUTUP ... 165
5.1Simpulan ... 165
5.2Saran ... 166
DAFTAR PUSTAKA ... 167
Tabel 3.1 Daftar Nama Sekolah dan Jumlah Guru ...69
Tabel 3.2 Kriteria Persentase Variabel Motivasi Kerja Guru ...77
Tabel 3.3 Kriteria Persentase Variabel Supervisi Kepala Sekolah dan Kinerja Guru ...77
Tabel 4.1 Distribusi Indikator Variabel Kinerja Guru ...85
Tabel 4.2 Proporsi Tiap Item Sub-Indikator Menguasai Bahan ...86
Tabel 4.3 Distribusi Indikator Menguasai Bahan ...87
Tabel 4.4 Proporsi Tiap Item Sub-Indikator Mengelola Program Belajar Mengajar ...88
Tabel 4.5 Distribusi Indikator Mengelola Program Belajar Mengajar ...89
Tabel 4.6 Proporsi Tiap Item Sub-Indikator Mengelola Kelas...90
Tabel 4.7 Distribusi Indikator Mengelola Kelas ...91
Tabel 4.8 Proporsi Tiap Item Sub-Indikator Menggunakan Media/ Sumber Belajar ...92
Tabel 4.9 Distribusi Indikator Menggunakan Media/ Sumber Belajar ...93
Tabel 4.10 Proporsi Tiap Item Sub-Indikator Menguasai Landasan- Landasan Kependidikan ...94
Tabel 4.11 Distribusi Indikator Menguasai Landasan- Landasan Kependidikan...95
Tabel 4.12 Proporsi Tiap Item Sub-Indikator Mengelola Interaksi Belajar- Mengajar...96
Tabel 4.13 Distribusi Indikator Mengelola Interaksi Belajar- Mengajar ...97
Tabel 4.14 Proporsi Tiap Item Sub-Indikator Menilai Prestasi Siswa untuk Kepentingan Pengajaran ...98
Tabel 4.18 Proporsi Tiap Item Sub-Indikator Mengenal dan Menyelenggarakan
Administrasi Sekolah...102
Tabel 4.19 Distribusi Indikator Mengenal dan Menyelenggarakan Administrasi Sekolah ...103
Tabel 4.20 Proporsi Tiap Item Sub-Indikator Memahami dan Menafsirkan Hasil Penelitian Pendidikan Guna Kepentingan Pengajaran ...104
Tabel 4.21 Distribusi Indikator Memahami dan Menafsirkan Hasil Penelitian Pendidikan Guna Kepentingan Pengajaran ...105
Tabel 4.22 Distribusi Variabel Supervisi Kepala Sekolah ...106
Tabel 4.23 Proporsi Tiap Item Sub-Indikator Kunjungan Kelas ...107
Tabel 4.24 Distribusi Indikator Kunjungan Kelas ...108
Tabel 4.25 Proporsi Tiap Item Sub-Indikator Pemberian Semangat Kerja Guru109 Tabel 4.26 Distribusi Indikator Pemberian Semangat Kerja Guru ...110
Tabel 4.27 Proporsi Tiap Item Sub-Indikator Rapat-Rapat Pembinaan ...111
Tabel 4.28 Distribusi Indikator Rapat-Rapat Pembinaan ...112
Tabel 4.29 Proporsi Tiap Item Sub-Indikator Pemahaman Tentang Kurikulum 113 Tabel 4.30 Distribusi Indikator Pemahaman Tentang Kurikulum ...114
Tabel 4.31 Proporsi Tiap Item Sub-Indikator Pengembangan Metode Pengajaran ...115
Tabel 4.32 Distribusi Indikator Pengembangan Metode Pengajaran ...116
Tabel 4.33 Proporsi Tiap Item Sub-Indikator Pengembangan Bahan Ajar ...117
Tabel 4.34 Distribusi Indikator Pengembangan Bahan Ajar ...118
Tabel 4.35 Proporsi Tiap Item Sub-Indikator Potensi Pembelajaran ...119
Tabel 4.36 Distribusi Indikator Potensi Pembelajaran ...120
Tabel 4.37 Proporsi Tiap Item Sub-Indikator Evaluasi Pendidikan ...121
Tabel 4.38 Distribusi Indikator Evaluasi Pendidikan ...122
Tabel 4.44 Proporsi Tiap Item Sub-Indikator Ulet Menghadapi Kesulitan ...128 Tabel 4.45 Distribusi Indikator Ulet Menghadapi Kesulitan ...129 Tabel 4.46 Proporsi Tiap Item Sub-Indikator Menunjukkan Minat terhadap
Bermacam-macam Masalah ...130 Tabel 4.47 Distribusi Indikator Menunjukkan Minat terhadap Bermacam-macam
Masalah ...131 Tabel 4.48 Proporsi Tiap Item Sub-Indikator Lebih Senang Bekerja Mandiri ...132 Tabel 4.49 Distribusi Indikator Lebih Senang Bekerja Mandiri...133 Tabel 4.50 Proporsi Tiap Item Sub-Indikator Cepat Bosan pada Tugas yang Rutin
...134 Tabel 4.51 Distribusi Indikator Cepat Bosan pada Tugas yang Rutin ...135 Tabel 4.52 Proporsi Tiap Item Sub-Indikator Dapat Mempertahankan
Pendapatnya ...136 Tabel 4.53 Distribusi Indikator Dapat Mempertahankan Pendapatnya ...137 Tabel 4.54 Proporsi Tiap ItemSub-Indikator Tidak Mudah Melepaskan Hal yang
Diyakini ...138 Tabel 4.55 Distribusi Indikator Tidak Mudah Melepaskan Hal yang Diyakini ..139 Tabel 4.56 Proporsi Tiap Item Sub-Indikator Senang Mencari dan Memecahkan
Masalah Soal-Soal ...140 Tabel 4.57 Distribusi Indikator Senang Mencari dan Memecahkan Masalah
Lampiran 2.Hasil Analisis Angket Observasi Awal ... 177
Lampiran 3.Kisi- Kisi Uji Coba Instrumen Penelitian ... 178
Lampiran 4. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 180
Lampiran 5.Validitas dan Reliabilitas Variabel Supervisi Kepala Sekolah .... 188
Lampiran 6.Validitas dan Reliabilitas Variabel Motivasi Kerja Guru ... 190
Lampiran 7.Validitas dan Reliabilitas Variabel Kinerja Guru ... 192
Lampiran 8.Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 194
Lampiran 9.Instrumen Penelitian ... 196
Lampiran 10 Distribusi Hasil Peneltian Variabel Supervisi Kepala Sekolah .. 203
Lampiran 11Distribusi Hasil Peneltian Variabel Motivasi Kerja Guru ... 204
Lampiran 12.Distribusi Hasil Peneltian Variabel Kinerja Guru ... 205
Lampiran 13. Analisis Hasil Penelitian Variabel Supervisi Kepala Sekolah .. 206
Lampiran 14.Analisis Hasil Penelitian Variabel Motivasi Kerja Guru ... 207
Lampiran 15.Analisis Hasil Penelitian Variabel Kinerja Guru ... 208
Lampiran 16.Analisis Deskriptif Persentase Per Indikator Variabel Supervisi Kepala Sekolah ... 209
Lampiran 17Analisis Deskriptif Persentase Per Indikator Variabel Motivasi Kerja Guru ... 210
Lampiran 18.Analisis Deskriptif Persentase Per Indikator Variabel Kinerja Guru ... 211
Lampiran 19 Analisis Deskriptif Persentase Variabel Penelitian ... 212
Lampiran 20 Output SPSS ... 213
Lampiran 21 Data Guru Ekonomi/Akuntansi SMA/MA/SMK di Kota Pekalongan 218 Lampiran 22 Surat Ijin Penelitian ... 219
1.1 Latar Belakang Masalah
Mutu pendidikan yang baik akan menghasilkan sumber daya manusia
yang baik pula. Tujuan dari pendidikan dan pengajaran tidak terlepas dari adanya
guru yang memiliki kompetensi optimal dalam dunia pendidikan. Guru tidak
semata hanya mendidik, melainkan juga mengajar dan melatih. Guru dituntut
memiliki kemampuan dan kompetensi yang baik agar tugas dan tanggung
jawabnya dapat terlaksana dengan baik pula.
Pencapaian kompetensi guru yang sesuai dengan standar kualifikasi
akademik sehingga kinerja para guru sesuai dengan yang ditetapkan
Permendiknas. Standar kualifikasi akademik menjadi dasar pendidikan minimum
bagi guru pada suatu instansi kependidikan. Kualifikasi akademik bagi guru
SMA/MA/SMK harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum
diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata
pelajaran yang diajarkan/diampu dan diperoleh dari program studi yang
terakreditasi (Aqib,2008:40).
Ditinjau dari segi tingkat pendidikan, baik pendidikan menengah umum
maupun kejuruan, masing-masing memiliki tujuan yang berbeda. Pendidikan di
tingkat menengah atas/madrasah aliyah (SMA/MA) memiliki tujuan yaitu
Perguruan Tinggi, dan menumbuhkan kedisiplinan peserta didik agar memiliki
kepribadian yang baik dan kemampuan yang mantap untuk bekal kerja nantinya.
Sedangkan ditingkat menengah kejuruan (SMK) memiliki tujuan yaitu
memberikan bekal keterampilan bagi peserta didik agar siap memasuki dunia
kerja. Dilihat dari mata pelajaran ekonomi/akuntansi pendidikan memiliki tujuan
khusus yaitu membuat anak didik untuk bisa mendalami serta menguasai tentang
ekonomi dan memahamkan tentang kegiatan ekonomi/perekonomian Indonesia
dalam kehidupan sehari-hari. Namun, guru ekonomi/akuntansi yang mengajar
pada SMA/MA/SMK memiliki standar kompetensi yang sama, yakni menguasai
kompetensi guru pada mata pelajaran ekonomi/akuntansi berupa: (1) memahami
materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran
ekonomi/akuntansi; (2) membedakan pendekatan-pendekatan ekonomi/akuntansi;
(3) menunjukkan manfaat mata pelajaran ekonomi/akuntansi (Aqib,2008:71).
Oleh karena itu, guru yang memiliki kompetensi tersebut dipastikan mampu
memberikan ilmu kepada peserta didik dengan optimal.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008
Tentang Guru pada Bab II tentang Kompetensi dan Sertifikasi pasal 2
menyebutkan bahwa hal yang wajib bagi guru yaitu memiliki kualifikasi
akademik, memiliki kompetensi, bersertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani,
serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional,
sehingga diharapkan guru dapat optimal dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya. Dijelaskan bahwa kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru
sosial, dan kompetensi profesional, dimana kompetensi-kompetensi tersebut
merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus
dimiliki, dihayatai, dikuasai serta kemudian diaktualisasikan oleh guru dalam
tugasnya. Apabila guru mampu menguasai kompetensi tersebut, maka guru
tersebut dapat dikatakan memiliki kinerja yang baik, sehingga mampu
memberikan dan merealisasikan harapan masyarakat dan semua pihak yang telah
mempercayai sekolah dan guru dalam mendidik peserta didik.
Guru yang dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan
baik, dapat diartikan bahwa guru memiliki kinerja yang baik pula. Hal ini sesuai
dengan pendapat Saondi (2010:20) mengenai kinerja yang menyebutkan kinerja
merupakan tingkat keberhasilan seseorang atau kelompok orang dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya serta kemampuan untuk mencapai
tujuan dan standar yang telah ditetapkan. Kemampuan guru tersebut menjadi titik
tolak dimana seorang guru memiliki kinerja yang baik, sehingga kinerja dapat
diartikan sebagai tingkat pada tahap sejauh mana seorang guru mencapai
persyaratan-persyaratan pekerjaan (Simamora, 2001:37).
Kinerja guru memberi pengaruh bagi keberhasilan tujuan pembelajaran,
dimana didalamnya terdiri dari tiga aspek, yaitu kejelasan tugas atau pekerjaan
yang menjadi tanggung jawabnya; kejelasan hasil yang diharapkan dari suatu
pekerjaan atau fungsi; dan kejelasan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
suatu pekerjaan agar hasil yang diharapkan dapat terwujud (Saondi, 2010:20).
Oleh karena itu, guru sebagai pengemban tugas dan tanggung jawab keberhasilan
tujuan dari pembelajaran dapat tercapai sepenuhnya. Kinerja guru yang optimal
berawal dari penguasaan guru dalam kompetensi-kompetensi dasar yang harus
dimiliki oleh seorang guru pada umumnya, yang kemudian berbekal pengalaman
mengajar dan belajar akan menjadikan seorang guru matang dalam penguasaan
kompetensi-kompetensi tersebut. Sehingga pengoptimalisasian kinerja guru dalam
pembelajaran dipastikan dapat menunjang dan memiliki pengaruh yang besar bagi
keberhasilan pembelajaran.
Observasi awal yang dilaksanakan pada bulan Februari 2012 dengan
media kuesioner untuk melihat tingkat kinerja guru, khususnya kompetensi
pedagogik dan kompetensi profesional guru, dilaksanakan dengan melibatkan
guru-guru di SMA/MA/SMK di kota Pekalongan, terdiri dari 8 sekolah dan 8
orang guru ekonomi/akuntansi, dapat digambarkan bahwa yang masih diperlukan
pengoptimalan kemampuan guru dalam perencanaan pembelajaran, pemahaman
mengenai landasan kependidikan, serta pengembangan pengajaran yang berkaitan
dengan metode dan bahan ajar. Pencapaian kompetensi yang optimal akan
berimbas pada peningkatan kinerja guru yang optimal pula.
Pencapaian kinerja guru yang optimal dipengaruhi oleh adanya faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu dorongan untuk bekerja,
tanggung jawab terhadap tugas, minat terhadap tugas. Sedangkan faktor eksternal
yaitu penghargaan atas tugas, peluang untuk berkembang, perhatian dari kepala
sekolah, hubungan interpersonal sesama guru, adanya pelatihan, kelompok diskusi
terbimbing, dan layanan perpustakaan (Mulyasa,2007: 227). Faktor internal dalam
dari dalam diri guru untuk melaksanakan tugas, sedangkan adanya supervisi
kepala sekolah merupakan faktor eksternal dari kinerja guru. Hal ini berkaitan
dengan penghargaan atas tugas, diskusi kelompok, perhatian kepala sekolah, dan
adanya pelatihan-pelatihan yang dibina oleh kepala sekolah. Pengambilan
motivasi dan supervisi kepala sekolah juga didasarkan pada hasil wawancara yang
telah dilakukan sebelumnya. Kurnia (2011) menambahkan bahwa faktor yang
tidak dapat diabaikan dalam meningkatkan kinerja guru adalah motivasi,
keterbukaan manajemen kepala sekolah, dan supervisi kepala sekolah yang ideal
dan sesuai dengan langkah kerja yang benar.
Kepala sekolah sebagai supervisor harus diwujudkan dalam kemampuan
menyusun, dan melaksanakan program supervisi pendidikan, serta memanfaatkan
hasilnya (Mulyasa,2004:45). Supervisi kepala sekolah merupakan suatu proses
yang dirancang secara khusus untuk membantu para guru dan supervisor agar
dapat menggunakan pengetahuan dan keterampilannya dalam memberikan
layanan kepada orang tua peserta didik dan sekolah (Wahyudi,2009:97). Maka
dari itu, kepala sekolah sebagai supervisor menjadi titik tolak dimana kinerja guru
meningkat dengan memperhatikan fungsi dari supervisi yaitu: (1) meningkatkan
mutu pembelajaran; (2) memicu unsur yang terkait dengan pembelajaran; serta (3)
membina dan memimpin (Suharsimi,2004:13), sehingga pemberian supervisi
yang efektif dan efisien akan berpengaruh pada kinerja guru yang optimal.
Faktor lain yang mempengaruhi kinerja guru yaitu motivasi kerja.
Kebutuhan yang mendorong perbuatan ke arah suatu tujuan tertentu yang
sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja (Anoraga,2006:34).
Adanya motivasi kerja pada diri guru juga ikut mempengaruhi tinggi atau
rendahnya kinerja yang dimiliki oleh guru, sehingga dengan adanya motivasi yang
tinggi maka kinerja guru dapat dicapai secara optimal. Motivasi yang optimal juga
harus memperhatikan fungsi untuk: (1) mendorong manusia untuk berbuat,
sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Jadi motivasi adalah
sebagai penggerak dari setiap kegiatan yang akan dilakukan; (2) menentukan arah
perbuatan, yaitu ke arah tujuan yang hendak tercapai. Motivasi memberikan arah
dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya; serta (3)
menyeleksi perbuatan, yaitu dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak
bermanfaat bagi tujuan-tujuan tersebut (Sardiman,2011:85), sehingga dengan
motivasi yang tinggi, guru dipastikan memiliki prestasi kerja/kinerja yang baik.
Secara logis, kegiatan supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru
akan berpengaruh secara positif terhadap kinerja guru. Guru yang puas dengan
pelaksanaan supervisi kepala sekolah dan memiliki motivasi kerja tinggi maka ia
akan bekerja dengan sukarela yang akhirnya dapat membuat produktivitas kerja
guru meningkat. Tetapi jika guru kurang puas terhadap pelaksanaan supervisi
kepala sekolah dan motivasi kerjanya rendah maka guru dalam bekerja kurang
bergairah, hal ini mengakibatkan produktivitas guru menurun. Meningkatkan
maupun menurunkan kedua hal tersebut akan berdampak pada kinerja guru yang
dicapai. Purwanto (2005) meneliti secara parsial variabel supervisi kepala sekolah
berpengaruh 2% terhadap kinerja guru, dan variabel motivasi kerja guru
positif antara variabel supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru terhadap
kinerja guru.
Teta (2011) menunjukkan bahwa secara parsial ada pengaruh positif yang
signifikan dari supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru sebesar 70,2% dan
secara simulatn berpengaruh positif yang signifikan antara variabel supervisi
kepala sekolah dan fasilitas mengajar terhadap kinerja guru SMA Negeri 2
Sukoharjo. Pertiwi (2012) menunjukkan bahwa secara simultan ada pengaruh
signifikan antar supervisi pengajaran dan gaya kepemimpinan kepala sekolah
terhadap kinerja guru, serta secara parsial ada pengaruh signifikan supervisi
pengajaran terhadap kinerja guru SMA Negeri se-Kabupaten Lamongan. Widodo
(2006) juga mengungkapkan bahwa secara simultan variabel supervisi kepala
sekolah, sarana prasarana, dan lingkungan kerja berpengaruh signifikan sebesar
42,8% terhadap kinerja guru, secara parsial variabel supervisi kepala sekolah
berpengaruh signifikan sebesar 10,17% terhadap kinerja guru. Melita (2008) juga
menambahkan ada pengaruh positif dan signifikan secara simultan antara variabel
kepemimpinan kognitif, supervisi, dan sarana prasarana terhadap kinerja guru,
serta secara parsial variabel supervisi terhadap kinerja guru SMA Negeri 11
Padang. Hasil dari beberapa penelitian tersebut menunjukkan bahwa supervisi
kepala sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru.
Hakim (2012) menunjukkan bahwa motivasi kerja berpengaruh positif
sebesar 24% terhadap kinerja guru SMA PPMI Assalam Surakarta, sedangkan
secara simultan variabel gaya kepemimpinan, motivasi kerja, dan kompensasi
menguji tentang ragam kecerdasan dan motivasi kerja terhadap kinerja guru
SMAN Kota Jayapura, menunjukkan bahwa ragam kecerdasan dan motivasi kerja
berperan penting dalam peningkatan kinerja guru. Rochmawati (2009)
menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara kepemimpinan, motivasi dan
kepuasan kerja terhadap kinerja guru di SMAN 1 Mojolaban, baik secara simultan
maupun parsial. Ditambahkan pula Rahardja (2004), bahwa ada hubungan positif
antara komunikasi antar pribadi guru dan motivasi kerja guru secara simultan,
serta dapat disimpulkan semakin baik komunikasi antar pribadi dan semakin
tinggi motivasi guru, maka kinerja guru pun meningkat. Hal ini menunjukkan
bahwa dari beberapa hasil penelitian diatas ada pengaruh positif motivasi kerja
guru terhadap kinerja guru.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian mengenai “PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU EKONOMI/AKUNTANSI SMA/MA/SMK DI KOTA PEKALONGAN”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas maka
dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja guru
terhadap kinerja guru ekonomi/akuntansi SMA/MA/SMK di Kota Pekalongan
2. Bagaimana pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru
ekonomi/akuntansi SMA/MA/SMK di Kota Pekalongan secara parsial?
3. Bagaimana pengaruh motivasi kerja guru terhadap kinerja guru
ekonomi/akuntansi SMA/MA/SMK di Kota Pekalongan secara parsial?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasar rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bukti empiris pengaruh supervisi kepala sekolah dan
motivasi kerja guru terhadap kinerja guru ekonomi/akuntansi SMA/MA/SMK
di Kota Pekalongan secara simultan.
2. Untuk mengetahui bukti empiris pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap
kinerja guru ekonomi/akuntansi SMA/MA/SMK di Kota Pekalongan secara
parsial.
3. Untuk mengetahui bukti empiris pengaruh motivasi kerja guru terhadap kinerja
guru ekonomi/akuntansi SMA/MA/SMK di Kota Pekalongan secara parsial.
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peneliti agar dalam kehidupan
nyata dapat menerapkan teori yang telah dipelajari. Selain itu, penelitian ini juga
diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
1.4.2 Manfaat Praktis
1) Bagi kepala sekolah dapat dijadikan sebagai sumber informasi terkait dengan
dicapai saat ini dan ke depannya dapat dijadikan sebagai dasar dalam upaya
perbaikan kinerja guru guna peningkatan kemajuan sekolah.
2) Bagi guru, memberikan dorongan kepada para guru untuk meningkatkan
kinerjanya melalui peningkatan motivasi kerja yang nantinya dapat
meningkatkan mutu pendidik.
3) Bagi Lembaga Perguruan Tinggi Universitas Negeri Semarang dapat
dijadikan sebagai tolak ukur kualitas lulusannya dan dasar dalam
meningkatkan kualitas akademik dan kompetensi mahasiswa program
2.1
Kinerja
2.1.1 Pengertian Kinerja
Saondi (2010:20), mengemukakan bahwa kinerja merupakan tingkat
keberhasilan seseorang atau kelompok orang dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya serta kemampuan untuk mencapai tujuan dan standar yang
telah ditetapkan, serta kinerja merupakan hasil dari fungsi pekerjaan atau
kegiatan tertentu yang di dalamnya terdiri dari tiga aspek, yaitu kejelasan tugas
atau pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya; kejelasan hasil yang
diharapkan dari suatu pekerjaan atau fungsi; dan kejelasan waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan agar hasil yang diharapkan
dapat terwujud. Hal ini ditegaskan bahwa kinerja diartikan sebagai ungkapan
kemajuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap, dan motivasi dalam
menghasilkan suatu pekerjaan. Mangkunegara (2001:13) mengemukakan kinerja
adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh individu dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Simamora (2001:37) menerangkan kinerja adalah tingkat pada tahap
mana guru mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan. Umam (2010:188) juga
menambahkan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh individu
dengan ukuran nilai atau standar tertentu dari organisasi tempat individu tersebut
bekerja.
Beberapa pengertian kinerja diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang dalam tugas dan tanggung
jawabnya dengan didasari aspek-aspek yang menunjukkan seseorang memiliki
kemampuan mencapai suatu tujuan tertentu. Hasil kerja tersebut akan terpenuhi
dengan optimal jika standar yang ditetapkan dapat ditempuh. Guru memiliki
kinerja yang baik jika guru mampu mencapai suatu tingkatan pada tahap tertentu
yang telah ditetapkan sesuai dengan peran dan tugasnya sebagai pengajar.
Kinerja di penelitian ini adalah kinerja guru ekonomi-akuntansi pada
SMA/MA dan guru akuntansi SMK. Mata pelajaran ekonomi/ akuntansi adalah
mata pelajaran yang cukup rumit karena berkisar masalah angka dan saling
berkaitan satu dengan yang lain, memerlukan ketekunan, kesabaran, ketelitian
siswa. Karena ekonomi/akuntansi masih dianggap sebagai materi pelajaran yang
cukup sulit dan rumit untuk dimengerti maka untuk menanamkan pemahaman
setiap materi yang diajarkan menjadi tugas dan tanggung jawab yang cukup
berat bagi setiap guru ekonomi/akuntansi. Ini berarti untuk mencapai hasil
belajar yang optimal guru harus memiliki kinerja semaksimal mungkin selama
proses belajar mengajar.
Kinerja guru dapat dilihat pada saat guru melaksanakan proses belajar
mengajar dengan siswa di kelas termasuk persiapannya dalam bentuk perangkat
pembelajaran. UU No 14 Tahun 2005 Bab IV Pasal 20 (a) tentang Guru dan
merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, serta menilai
dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Usman (2005: 9) seorang guru hendaknya
mampu dan terampil dalam merumuskan rancangan pembelajaran agar dapat
mencapai belajar dengan sukses. Perencanaan pembelajaran yaitu persiapan
mengelola pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam kelas pada setiap tatap
muka.
Perencanaan pembelajaran yang dibuat guru berisi perumusan
tujuan/kompetensi, pemilihan dan pengorganisasian materi, serta penilaian hasil
akhir. Pada dasarnya sebelum melaksanakan pembelajaran hendaknya guru
membuat program perencanaan terlebih dahulu sehingga tujuan dari program
tersebut tercapai. Tujuan dari perencanaan pembelajaran yaitu :
1. Waktu mengajar dapat dialokasikan dan dimanfaatkan secara tepat.
2. Pokok bahasan dapat dibuat seimbang sehingga tidak ada materi pelajaran
yang dibahas terlalu mendalam atau terlalu sedikit.
3. Guru dapat menetapkan berapa banyak materi pelajaran yang dapat atau
sebaiknya disajikan dalam setiap jam pelajaran.
4. Guru dapat menetapkan urutan dan rangkaian materi pelajaran secara tepat.
Artinya masing-masing materi pelajaran akan memudahkan siswa dalam
mempelajari isi pelajaran.
5. Guru dapat dengan mudah mempersiapkan berbagai keperluan, peralatan
maupun bahan dalam keperluan belajar.
7. Guru dapat menjamin bahwa hasil belajarnya akan lebih baik
dibandingkan dengan hasil belajar tanpa tujuan yang jelas.
Pelaksanaan pembelajaran yaitu kegiatan guru dalam mengelola
pembelajaran di kelas. Kegiatan ini mencakup kegiatan pra pembelajaran
(pengecekan kesiapan kelas dan apersepsi), kegiatan inti (penguasaan materi,
strategi pembelajaran, pemanfaatan media/sumber belajar, evaluasi, penggunaan
bahasa), dan penutup (refleksi, rangkuman dan tindak lanjut). Pelaksanaan
proses belajar mengajar yaitu terjadinya interaksi guru dengan siswa dalam
rangka menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan
pengajaran (Suryosubroto, 2002 : 36). Pelaksanaan pengajaran terdiri dari
kegiatan-kegiatan berikut : membuka pelajaran, penyampaian materi pelajaran,
menggunakan metode pengajaran, menggunakan alat peraga dalam pengajaran,
mengelola kelas, interaksi belajar mengajar, dan menutup pelajaran.
Untuk dapat menentukan tercapai tidaknya tujuan pendidikan dan
pengajaran perlu diadakan usaha dan tindakan atau kegiatan untuk menilai hasil
belajar. Penilaian hasil belajar bertujuan untuk melihat kemajuan belajar peserta
didik dalam hal penguasaan materi yang telah dipelajari (Suryosubroto, 2002 :
53). Penilaian hasil belajar dalam Suryosubroto (2002 : 53-54) meliputi:
1. Evaluasi formatif adalah penilaian yang dilaksanakan oleh guru setelah satu
pokok bahasan selesai dipelajari oleh siswa,
2. Evaluasi sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan oleh guru setelah satu
3. Pelaporan hasil evaluasi, setiap semester guru harus mengolah nilai akhir dan
memasukkan dalam buku rapor yang merupakan laporan hasil belajar,
4. Pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan dapat dilakukan dengan
penjelasan kembali materi yang sedang dipelajari, pemberian tugas tambahan
kepada perorangan siswa, sedangkan pelaksanaan pengajaran pengayaan
dapat berupa membaca atau mempelajari bahan pelajaran baru atau
penyelesaian tugas pekerjaan rumah.
Evaluasi pengajaran mempunyai tujuan menentukan angka kemajuan
atau hasil belajar para siswa. Angka-angka yang diperoleh dicantumkan sebagai
laporan kepada orang tua, untuk kenaikan kelas, dan penentuan kelulusan para
siswa.
2.1.2 Indikator Kinerja
Pada organisasi atau unit kerja di mana input dapat teridentifikasi secara
individu dalam bentuk kuantitas misalnya pabrik jamu, indikator kinerja
pekerjaannya dapat diukur dengan mudah, yaitu banyaknya output yang dicapai
dalam kurun waktu tertentu. Namun untuk unit kerja kelompok atau tim, kinerja
tersebut agak sulit, dalam hubungan ini Simamora (2001:423) mengemukakan
bahwa kinerja dapat dilihat dari indiktor-indikator sebagai berikut: (1) keputusan
terhadap segala aturan yang telah ditetapkan organisasi, (2) Dapat melaksanakan
pekerjaan atau tugasnya tanpa kesalahan (atau dengan tingkat kesalahan yang
paling rendah), serta (3) Ketepatan dalam menjalankan tugas.
Dally (2010:34) mengungkapkan perlu adanya indikator kinerja yang
kemajuan dalam rangka menuju terciptanya sasaran maupun tujuan organisasi
yang bersangkutan. Terdapat lima indikator yang umum digunakan, yaitu:
1. Input
Merupakan indikator segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan
kegiatan dapat menghasilkan keluaran yang ditentukan, misalnya dana, SDM,
informasi, serta kebijakan.
2. Output
Merupakan sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dari suatu kegiatan
yang dapat berupa fisik maupun nonfisik.
3. Outcome
Yaitu segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan
pada jangka waktu menengah.
4. Manfaat
Yaitu sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan.
5. Dampak
Merupakan pengaruh yang ditimbulkan baik positif maupun negatif pada
setiap indikator berdasarkan asumsi yang telah ditetapkan.
Iskandar (2011) mengemukakan tujuh indikator dari kinerja guru,
diantaranya:
1. Mengenal Peserta didik
Guru dapat mengidentifikasi karakteristik belajar setiap peserta didik di
kelasnya. Guru memastikan bahwa semua peserta didik mendapatkan
Guru dapat mengatur kelas untuk memberikan kesempatan belajar yang sama
pada semua peserta didik dengan kelainan fisik dan kemampuan belajar yang
berbeda. Guru mencoba mengetahui penyebab penyimpangan perilaku peserta
didik untuk mencegah agar perilaku tersebut tidak merugikan peserta didik
lainnya. Guru membantu mengembangkan potensi dan mengatasi kekurangan
peserta didik. Guru memperhatikan peserta didik dengan kelemahan fisik
tertentu agar dapat mengikuti aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik
tersebut tidak termarginalkan (tersisihkan, diolok-olok, minder, dsb.).
2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menguasai materi
pembelajaran sesuai usia dan kemampuan belajarnya melalui pengaturan
proses pembelajaran dan aktivitas yang bervariasi. Guru selalu memastikan
tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran tertentu dan
menyesuaikan aktivitas pembelajaran berikutnya berdasarkan tingkat
pemahaman tersebut. Guru dapat menjelaskan alasan pelaksanaan
kegiatan/aktivitas yang dilakukannya, baik yang sesuai maupun yang berbeda
dengan rencana, terkait keberhasilan pembelajaran. Guru menggunakan
berbagai teknik untuk memotiviasi kemauan belajar peserta didik. Guru
merencanakan kegiatan pembelajaran yang saling terkait satu sama lain,
dengan memperhatikan tujuan pembelajaran maupun proses belajar peserta
didik. Guru memperhatikan respon peserta didik yang belum/kurang
memahami materi pembelajaran yang diajarkan dan menggunakannya untuk
3. Pengembangan kurikulum
Guru dapat menyusun silabus yang sesuai dengan kurikulum. Guru
merancang rencana pembelajaran yang sesuai dengan silabus untuk membahas
materi ajar tertentu agar peserta didik dapat mencapai kompetensi dasar yang
ditetapkan. Guru mengikuti urutan materi pembelajaran dengan memperhatikan
tujuan pembelajaran. Guru memilih materi pembelajaran yang: a) sesuai
dengan tujuan pembelajaran, b) tepat dan mutakhir, c) sesuai dengan usia dan
tingkat kemampuan belajar peserta didik, dan d) dapat dilaksanakan di kelas e)
sesuai dengan konteks kehidupan sehari-hari peserta didik.
4. Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik
Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan rancangan
yang telah disusun secara lengkap dan pelaksanaan aktivitas tersebut
mengindikasikan bahwa guru mengerti tentang tujuannya. Guru melaksanakan
aktivitas pembelajaran yang bertujuan untuk membantu proses belajar peserta
didik, bukan untuk menguji sehingga membuat peserta didik merasa tertekan.
Guru mengkomunikasikan informasi baru (misalnya materi tambahan) sesuai
dengan usia dan tingkat kemampuan belajar peserta didik. Guru menyikapi
kesalahan yang dilakukan peserta didik sebagai tahapan proses pembelajaran,
bukan semata-mata kesalahan yang harus dikoreksi. Misalnya: dengan
mengetahui terlebih dahulu peserta didik lain yang setuju atau tidak setuju
dengan jawaban tersebut, sebelum memberikan penjelasan tentang jawaban
yang benar. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai isi kurikulum
melakukan aktivitas pembelajaran secara bervariasi dengan waktu yang cukup
untuk kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan
belajar dan mempertahankan perhatian peserta didik. Guru mengelola kelas
dengan efektif tanpa mendominasi atau sibuk dengan kegiatannya sendiri agar
semua waktu peserta dapat termanfaatkan secara produktif. Guru mampu
menyesuaikan aktivitas pembelajaran yang dirancang dengan kondisi kelas.
Guru memberikan banyak kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya,
mempraktekkan dan berinteraksi dengan peserta didik lain. Guru mengatur
pelaksanaan aktivitas pembelajaran secara sistematis untuk membantu proses
belajar peserta didik. Sebagai contoh: guru menambah informasi baru setelah
mengevaluasi pemahaman peserta didik terhadap materi sebelumnya. Guru
menggunakan alat bantu mengajar, dan/atau audio-visual (termasuk TIK) untuk
meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
5. Memahami dan mengembangkan potensi
Guru menganalisis hasil belajar berdasarkan segala bentuk penilaian
terhadap setiap peserta didik untuk mengetahui tingkat kemajuan
masing-masing. Guru merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran yang
mendorong peserta didik untuk belajar sesuai dengan kecakapan dan pola
belajar masing-masing. Guru merancang dan melaksanakan aktivitas
pembelajaran untuk memunculkan daya kreativitas dan kemampuan berfikir
kritis peserta didik. Guru secara aktif membantu peserta didik dalam proses
dapat mengidentifikasi dengan benar tentang bakat, minat, potensi, dan
kesulitan belajar masing-masing peserta didik. Guru memberikan kesempatan
belajar kepada peserta didik sesuai dengan cara belajarnya masing-masing.
Guru memusatkan perhatian pada interaksi dengan peserta didik dan
mendorongnya untuk memahami dan menggunakan informasi yang
disampaikan.
6. Komunikasi dengan peserta didik
Guru menggunakan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman dan
menjaga partisipasi peserta didik, termasuk memberikan pertanyaan terbuka
yang menuntut peserta didik untuk menjawab dengan ide dan pengetahuan
mereka. Guru memberikan perhatian dan mendengarkan semua pertanyaan dan
tanggapan peserta didik, tanpa menginterupsi, kecuali jika diperlukan untuk
membantu atau mengklarifikasi pertanyaan/tanggapan tersebut. Guru
menanggapinya pertanyaan peserta didik secara tepat, benar, dan mutakhir,
sesuai tujuan pembelajaran dan isi kurikulum, tanpa mempermalukannya. Guru
menyajikan kegiatan pembelajaran yang dapat menumbuhkan kerja sama yang
baik antar pesertadidik. Guru mendengarkan dan memberikan perhatian
terhadap semua jawaban peserta didik baik yang benar maupun yang dianggap
salah untuk mengukur tingkat pemahaman peserta didik. Guru memberikan
perhatian terhadap pertanyaan peserta didik dan meresponnya secara lengkap
7. Penilaian dan evaluasi
Guru menyusun alat penilaian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
untuk mencapai kompetensi tertentu seperti yang tertulis dalam RPP. Guru
melaksanakan penilaian dengan berbagai teknik dan jenis penilaian, selain
penilaian formal yang dilaksanakan sekolah, dan mengumumkan hasil serta
implikasinya kepada peserta didik, tentang tingkat pemahaman terhadap materi
pembelajaran yang telah dan akan dipelajari. Guru menganalisis hasil penilaian
untuk mengidentifikasi topik/kompetensi dasar yang sulit sehingga diketahui
kekuatan dan kelemahan masing-masing peserta didik untuk keperluan
remedial dan pengayaan. Guru memanfaatkan masukan dari peserta didik dan
merefleksikannya untuk meningkatkan pembelajaran selanjutnya, dan dapat
membuktikannya melalui catatan, jurnal pembelajaran, rancangan
pembelajaran, materi tambahan, dan sebagainya. Guru memanfatkan hasil
penilaian sebagai bahan penyusunan rancangan pembelajaran yang akan
dilakukan selanjutnya.
Alit Ana (1994:35) mengemukakan indikator prestasi kerja guru/kinerja
guru berupa mutu proses pembelajaran yang sangat dipengaruhi oleh guru
dalam:
a. Menyusun desain instruksional
b. Menguasai metode-metode mengajar dan menggunakannya sesuai dengan
c. Melakukan interaksi dengan murid yang menimbulkan motivasi yang tinggi
sehingga murid-murid merasakan kegiatan belajar-mengajar yang
menyenangkan
d. Menguasai bahan dan menggunakan sumber belajar untuk membangkitkan
proses belajar aktif melalui pengembangan keterampilan proses
e. Mengenal perbedaan individual murid sehingga ia mampu memberikan
bimbingan belajar
f. Menilai proses dan hasil belajar, memberikan umpan balik kepada murid dan
merancang program belajar remedial.
Depdikbud (1997:89) mengemukakan enam unsur yang merupakan
indikator prestasi kerja guru/kinerja guru yaitu:
a. Penguasaan Landasan Kependidikan
b. Penguasaan bahan pengajaran
c. Pengelolaan Program Belajar Mengajar
d. Penggunaan Alat Pelajaran
e. Pemahaman Metode Penelitian
Ada beberapa indikator yang dapat dilihat peran guru dalam
meningkatkan kemampuan dalam proses belajar-mengajar. Indikator kinerja
tersebut adalah (Usman,2005:10-19):
1. Kemampuan merencanakan belajar mengajar
Kemampuan ini meliputi menguasai garis-garis besar penyelenggaraan
pendidikan, menyesuaikan analisa materi pelajaran, menyusun program
semester dan menyusun program atau pembelajaran.
2. Kemampuan melaksanakan kegiatan belajar mengajar
Kemampuan ini meliputi tahap pra intruksional, tahap intruksional, tahap
evaluasi dan tidak lanjut.
3. Kemampuan mengevaluasi
Kemampuan ini meliputi evaluasi normatif, evaluasi formatif, laporan hasil
evaluasi, dan pelakanaan program perbaikan dan pengayaan.
Jadi kinerja guru yang di atas merupakan indikator positif dari kinerja
guru. Sedangkan kinerja guru yang bersifat negatif meliputi, guru belum
menguasai penyusunan program semester, guru belum melaksanakan pra
intruksional, dan guru tidak memperhatikan evaluasi yang bersifat normatif.
Saondi (2010:23) mengutarakan indikator dalam kinerja terdiri dari
adanya unjuk kerja; penguasaan materi; pengusaan profesional keguruan dan
pendidikan; penguasaan cara-cara penyesuaian diri; dan kepribadian untuk
melaksanakan tugasnya dengan baik; sehingga kinerja guru sangat penting untuk
diperhatikan dan dievalusi karena guru mengemban tugas profesional, artinya
melalui program pendidikan. Guru memiliki tanggung jawab yang secara garis
besar dapat dikelompokkan, yaitu guru sebagai pengajar, guru sebagai
pembimbing, dan guru sebagai administrator kelas. Maka dari itu, indikator
kinerja guru antara lain:
1. Kemampuan membuat perencanaan dan persiapan mengajar
2. Penguasaan materi yang akan diajarkan kepada siswa
3. Penguasaan metode dan strategi mengajar
4. Pemberian tugas-tugas kepada siswa
5. Kemampuan mengelola kelas
6. Kemampuan melakukan penilaian dan evaluasi
Namun dalam konteks kegunaan ada sepuluh kompetensi guru yang
dapat dijadikan indikator untuk melihat kinerja guru yang juga digunakan dalam
penelitian ini seperti yang diungkapkan Sardiman (2011: 163), diantaranya
adalah:
1. Menguasai bahan
Sebelum tampil di depan kelas, guru terlebih dahulu harus menguasai
bahan apa yang dikontakkan dan sekaligus bahan-bahan apa yang dapat
mendukung jalannya proses belajarnya.
2. Mengelola program pembelajaran
Guru yang kompeten harus mampu mengelola program
belajar-mengajar, antara lain: merumuskan tujuan instruksional/pembelajaran,
melaksanakan proses belajar mengajar, mengenal kemampuan anak didik,
3. Mengelola kelas
Untuk mengajar suatu kelas, guru dituntut untuk mampu mengelola
kelas, yakni menyediakan kondisi yang kondisional untuk berlangsungnya
proses belajar mengajar.
4. Menggunakan media/sumber belajar
Guru harus mampu menggunakan media/sumber belajar sebagai
variasi dalam menyampaikan materi agar siswa tidak mudah bosan.
5. Menguasai landasan- landasan kependidikan
Guru sebagai unsur manusiawi dalam kegiatan pendidikan harus
memahami hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan nasional baik dasar,
arah/ tujuan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan pelaksanaannya.
6. Mengelola interaksi belajar mengajar
Di dalam proses belajar mengajar, kegiatan interaksi antara guru dan
siswa merupakan kegiatan yang cukup dominan.
7. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran
Untuk memperlancar kegiatan pengelolaan interaksi belajar mengajar,
masih diperlukan kegiatan sarana-sarana pendukung lain, termasuk antara lain
mengetahui prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran.
8. Mengenal fungsi dan layanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah
Guru harus mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan
penyuluhan di sekolah serta harus menyelenggarakan program tersebut agar
kegiatan interaksi belajar mengajarnya bersama para siswa menjadi lebih
9. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah
Guru harus mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah.
Hal ini sebagai upaya penguasaan layanan terhadap para siswa.
10. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian guna keperluan
pengajaran
Dalam rangka pengabdiannya kepada masyarakat, nusa dan bangsa,
guru juga harus memahami hal-hal yang berkaitan dengan penelitian. Hal ini
dalam rangka menumbuhkan penalaran dan mengembangkan proses belajar
mengajar.
2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru
Mangkunegara (2007:67), mengemukakan faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja yaitu faktor kemampuan dan faktor motivasi. Faktor
kemampuan secara psikologis, kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensial (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill). Apabila seorang pegawai memiliki kemampuan yang tinggi dengan pendidikan yang
memadai maka ia akan mudah untuk mencapai kinerjanya. Sedangkan faktor
motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja). Seorang
pegawai dapat mencapai kinerja yang maksimal apabila ia memiliki motif
berprestasi tinggi. Motif berprestasi yang perlu dimiliki oleh pegawai harus
Kurnia (2011) yang menyimpulkan bahwa ada tiga hal yang menjadi
faktor penting dalam meningkatkan kinerja guru, yaitu motivasi; manajemen
kepala sekolah; dan supervisi kepala sekolah. Dampak psikologis terhadap
kinerja guru dari adanya motivasi yang tinggi dan supervisi kepala sekolah yang
baik akan meningkatkan kinerja guru. Guru yang memiliki keinginan kuat pada
pengetahuan dan berinovasi serta kreatif dalam pembelajaran, didukung pula
dengan adanya supervisi kepala sekolah, maka hasil kerja guru menunjukkan
hasil yang positif.
Peningkatan kinerja guru juga didorong oleh berbagai faktor dari internal
maupun eksternal seorang guru, seperti yang diungkapkan oleh Mulyasa
(2007:227) yaitu:
a. Dorongan untuk bekerja
Kecenderungan dan intensitas perbuatan seseorang dalam bekerja
kemungkinan besar dipengaruhi oleh jenis kebutuhan yang ada pada diri
orang yang bersangkutan. Demikian halnya guru, dalam mengembangkan
Rencana pelaksanaan pembelajaran, tentu dipengaruhi oleh
keinginan-keinginan yang kuat sesuai peranannya, maka akan berusaha melakukan
tugas-tugas yang berkaitan dengan upaya penyusunan Rencana pelaksanaan
pembelajaran secara optimal.
b. Tanggung jawab terhadap tugas
Setiap guru memiliki tanggung jawab terhadap sejumlah tugas yang
harus dilakukan sesuai dengan jabatannya. Tanggung jawab guru merupakan
bertanggung jawab, akan berusaha melaksanakan tugas dan kewajibannya
dengan baik.
c. Minat terhadap tugas
Tugas-tugas yang dikerjakan oleh seorang guru mencerminkan
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan minat terhadap tugas yang
dibebankannya. Dalam kaitannya dengan minat guru terhadap pengembangan
rencana pelaksanaan pembelajaran, berarti dalam diri guru terdapat perasaan
suka atau tidak suka untuk mengembangkan atau tidak rencana pelaksanaan
pembelajaran setiap akan melakukan pembelajaran, dan meningkatkan
kualitas pembelajaran.
d. Penghargaan atas tugas
Penghargaan atas keberhasilan yang dicapai guru dalam bekerja
merupakan salah satu motivasi yang memacu dan mendorongnya untuk
bekerja dan berprestasi lebih baik. Penghargaan dapat menumbuhkan rasa
cinta, bangga, dan tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diberikan.
e. Peluang untuk berkembang
Motivasi kerja yang tinggi antara lain ditandai oleh suatu kondisi
ketika seseorang memiliki kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan, serta mempunyai kesempatan untuk berkembang. Oleh karena
itu, motivasi kerja seseorang dapat dilihat dari kesempatan yang bersangkutan
untuk mengembangkan diri dalam rangka meningkatkan kemampuan dan
f. Perhatian dari kepala sekolah
Perhatian kepala sekolah terhadap guru sangat penting untuk
meningkatkan profesionalisme serta kinerja guru dan tenaga kependidikan
lain di sekolah. Perhatian kepala sekolah dalam meningkatkan
profesionalisme guru dapat dilakukan melalui diskusi kelompok, dan
kunjungan kelas.
g. Hubungan interpersonal sesama guru
Hubungan interpersonal sesama guru dapat mempengaruhi kualitas
kinerja guru, karena motivasi kerja dapat terbentuk dari interaksi dengan
lingkungan sosial disekitarnya, disamping hasil perubahan yang bersifat fisik,
seperti suasana kerja, dan kondisi fisik gedung sekolah.
h. Adanya pelatihan
Melalui pelatihan yang berupa kegiatan MGMP, penataran, seminar,
dll diharapkan semua kesulitan dan permasalahan yang dihadapi oleh guru
dalam pembelajaran dapat dipecahkan, dan diharapkan dapat meningakatkan
mutu pendidikan di sekolah melalui peningkatan mutu pembelajaran (efective teaching).
i. Kelompok diskusi terbimbing
Untuk menunjang pengembangan guru dalam mengembangkan
kompetensi guru, perlu dibentuk kelompok diskusi terbimbing, untuk
mengatasi guru yang kurang semangat dalam melaksanakan tugas-tugas
pembelajaran. Diskusi terbimbing dapat membuahkan hasil yang memuaskan,
upaya ini perlu dikembangkan dengan cara mencari model-model pembinaan
yang efektif dan efisien untuk meningkatkan profesionalisme dan kinerja
guru.
j. Layanan perpustakaan
Salah satu sarana peningkatan profesinalisme guru adalah tersedianya
buku dan sumber yang dapat menunjang kegiatan pmbelajaran dan
pembentukan kompetensi guru. Pengadaan buku pustaka perlu diarahkan
untuk mendukung kegiatan pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan peserta
didik dan guru akan materi pembelajaran
Faktor yang mempengaruhi kinerja guru dalam penelitian ini pada faktor
internal yaitu motivasi, karena terkait dengan adanya dorongan dari dalam diri
guru untuk melaksanakan tugas. Hal ini juga didasarkan pada teori-teori yang
telah diungkapkan bahwa motivasi merupakan faktor yang mempengaruhi
kinerja guru dari aspek internal. Faktor eksternal dari kinerja guru dalam
penelitian ini adalah supervisi kepala sekolah, karena dalam faktor yang
diungkapkan oleh Mulyasa (2007:227) berkaitan dengan penghargaan atas tugas,
diskusi kelompok, perhatian kepala sekolah, dan adanya pelatihan-pelatihan
yang dibina oleh kepala sekolah. Selain itu, didukung pula teori yang
mengungkapkan bahwa supervisi kepala sekolah menjadi salah satu faktor
2.2
Supervisi Kepala Sekolah
2.2.1 Pengertian Supervisi Kepala Sekolah
Purwanto (2005:76) mengemukakan bahwa supervisi suatu aktivitas yang
menentukan kondisi-kondisi/ syarat-syarat yang esensial, yang akan menjamin
tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Sehingga supervisi merupakan segala
bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju kepada perkembangan
kepemimpinan guru-guru dan personel sekolah lainnya di dalam mencapai
tujuan-tujuan pendidikan, yang berupa dorongan, bimbingan, dan kesempatan
bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan guru-guru, seperti bimbingan dalam
usaha dan pelaksanaan pembaruan-pembaruan dalam pendidikan dan
pengajaran, pemilihan alat-alat pelajaran dan metode-metode mengajar yang
lebih baik, cara-cara penilaian yang sistematis terhadap fase seluruh proses
pengajaran, dan sebagainya.
Indrafachrudi (2006:88) mengartikan supervisi sebagai berikut :
Supervision of instruction is the effort to stimulate, coordinate, and guide the continued growth of the teachers in a school, both individually and collectively, in better understanding and more effective performance at all the functions of instruction so that they may be bettter able to stimulate and guide the continued growth of every pupil toward the richest and most intelligent participation in modern democratic society, sehingga dapat disimpulkan bahwa supervisi kepala sekolah adalah usaha kepala sekolah untuk menstimulasi dan membimbing
guru-guru agar lebih efektif dalam mengajar, yang berupa perbaikan dalam hal belajar
Mulyasa (2004:45), mengungkapkan kepala sekolah sebagai supervisor
harus diwujudkan dalam kemampuan menyusun, dan melaksanakan program
supervisi pendidikan, serta memanfaatkan hasilnya Wahyudi (2009:97)
menerangkan supervisi kepala sekolah merupakan suatu proses yang dirancang
secara khusus untuk membantu para guru dan supervisor agar dapat
menggunakan pengetahuan dan keterampilannya dalam memberikan layanan
kepada orang tua peserta didik dan sekolah
Kepala sekolah dituntut memiliki kompetensi yang baik sebagai
pemimpin sekolah. kemampuan kepala sekolah dalam melakukan supervisi
merupakan salah satunya. Supervisi kepala sekolah yang dilaksanakan dengan
efektif dan efisien akan membantu guru dalam pembelajaran serta dapat
meningkatkan kinerja guru.
2.2.2 Tujuan Supervisi a. Tujuan Umum
Suharsimi (2004:40), Tujuan umum supervisi memberikan bantuan
teknis dan bimbingan kepada guru (dan staf sekolah yang lain) agar personil
tersebut mampu meningkatkan kualitas kinerjanya, terutama dalam
melaksanakan tugas, yaitu melaksanakan proses pembelajaran. Yang terpenting
adalah bahwa pemberian bantuan dan pembimbing tersebut didasarkan atas data
yang lengkap, tepat, akurat, dan rinci, serta benar-benar sesuai dengan
b. Tujuan Khusus
Tujuan dari supervisi adalah:
1. Meningkatkan kinerja siswa sekolah dalam perannya sebagai peserta didik
yang belajar dengan semangat tinggi, agar dapat mencapai prestasi belajar
secara optimal.
2. Meningkatkan mutu kinerja guru di sekolah sehingga berhasil membantu dan
membimbing siswa mencapai prestasi belajar dan pribadi sebagaimana
diharapkan.
3. Meningkatkan keefektifan kurikulum sehingga berdaya guna dan terlaksana
dengan baik di dalam proses pembelajaran di sekolah serta mendukung
dimilikinya kemampuan pada diri lulusan sesuai dengan tujuan lembaga.
4. Meningkatkan keefektifan dan keefisiensian sarana dan prasarana yang ada
untuk dikelola dan dimanfaatkan dengan baik sehingga mampu
mengoptimalkan keberhasilan belajar siswa.
5. Meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah, khususnya dalam mendukung
terciptanya suasana kerja yang optimal, yang selanjutnya siswa dapat
mencapai prestasi belajar sebagaimana diharapkan. Dalam mensupervisi
pengelolaan ini supervisor harus mengarahkan perhatiannya pada bagaimana
kinerja kepala sekolah dan para walinya dalam mengelola sekolah, meliputi
aspek-aspek yang ada kaitannya dengan faktor penentu keberhasilan sekolah.
6. Meningkatkan kualitas situasi umum sekolah sedemikian rupa sehingga
sekolah pada umumnya, khususnya pada kualitas pembelajaran yang
menunjukkan keberhasilan lulusan.
Sahertian (2000:19), tujuan supervise merupakan pemberian layanan dan
bantuan untuk mengembangkan situasi belajar-mengajar yang dilakukan guru di
kelas. Tujuan dari supervisi semakin diperjelas dan dipertegaskan oleh
Indrafachrudin (2006:88), yaitu:
1. Membantu guru melihat dengan lebih jelas tujuan pendidikan yang
sebenarnya dan peranan khusus sekolah dalam usaha mencapai tujuan.
2. Membantu guru melihat dengan lebih jelas persoalan dan kebutuhan murid
pemuda dan membantu mereka sedapat mungkin agar dapat memenuhi
kebutuhan itu.
3. Membantu guru mengembangkan kecakapan mengajar yang lebih besar.
4. Membantu guru melihat kesukaran murid belajar dan membantu
merencanakan pelajaran yang efektif.
5. Membentuk moral kelompok yang kuat dan mempersatukan guru dalam suatu
tim efektif, bekerja sama secara intelligent, dan saling menghargai untuk
mencapai tujuan yang sama.
6. Membantu memberi pengertian kepada masyarakat mengenai program
sekolah agar mereka dapat mengerti dan membantu usaha sekolah.
2.2.3 Supervisi Pendidikan
Saud (2009:106), mengungkapkan bahwa supervisi mempunyai peranan
cukup strategis dalam meningkatkan prestasi kerja guru, yang pada gilirannya
arah yang lebih baik, proses belajar mengajar lebih efektif dan efisien, sehingga
supervisi pendidikan bertujuan meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses
belajar mengajar yang akan diimbangi dengan meningkatnya kinerja guru dan
berdampak positif terhadap prestasi sekolah. Sahertian (2000:130) mengutarakan
supervisi pendidikan meliputi supervisi kurikulum, potensi pembelajaran,
metode pengajaran, pengembangan bahan ajar, dan evaluasi pendidikan, dimana
penjabarannya sebagai berikut:
a. Supervisi Kurikulum
Merupakan bantuan bimbingan yang diberikan oleh kepala sekolah
maupun pengawas/penilik kepada para guru dalam menghadapi
kesulitan-kesulitan dalam pelaksanaan kurikulum. Tugas supervisor adalah:
1. Mensupervisi tentang perangkat pembelajaran yang harus dibuat guru
2. Mensupervisi terhadap pemahaman kurikulum, termasuk di dalamnya yaitu
Standar Isi (SI), Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD).
b. Supervisi tentang potensi pembelajaran
Supervisi tentang potensi pembelajaran digunakan untuk memotivasi
guru agar merencanakan apa yang akan disajikan dalam proses pembelajaran.
Bantuan yang diberikan supervisor adalah:
1. Merancangkan program belajar mengajar
Guru di bawah pembinaan supervisor dapat mengembangkan
model-model rancangan belajar mengajar sesuai dengan kreatifitasnya. Misalnya:
1) Merencanakan mengenai segala apa yang akan diajarkan
3) Menyusun evaluasi hasil belajar
2. Melaksanakan proses belajar mengajar
Supervisor berfungsi memberikan motivai dan bantuan kepada guru
dalam mengahadapi kesulitan belajar siswa yang bermasalah. Salah satu
kemampuan guru yang perlu ditingkatkan adalah kemampuan dalam
mengelola kelas, yaitu mengatur bagaimana agar suasana kelas hidup,
memberdayakan berbagai sumber belajar sehingga menambah
dorongan-dorongan yang kreatif dari para siswa yang belajar.
3. Menilai proses dan hasil belajar
Kunjungan kelas dapat digunakan oleh kepala sekolah sebagai salah
satu cara melihat langsung proses pembelajaran. Hal ini dapat mengetahui
kelemahan dan keunggulan guru dalam melaksanakan pembelajaran dan
tingkat penguasaan kompetensi guru yang bersangkutan sehingga dapat
diupayakan solusi, pembinaan dan tindak lanjut tertentu sehingga guru dapat
memperbaiki kekurangan, mempertahankan maupun meningkatkan
keunggulan dalam pembelajaran.
4. Mengembangkan manajemen kelas
Supervisor membantu guru daam menganalisis faktor-faktor yang
menyebabkan timbulnya perilaku yang bermasalah. Siswa yang bermasalah
mungkin disebabkan karena guru yang malas, suka mengkritik, terlalu
keras dalam mendidik ataupun suka merokok, sehingga iklim belajar
c. Supervisi metode pengajaran
Tugas supervisor adalah:
1. Menbantu guru merencanakan demontrasi mengajar dalam rangka
memperkenalkan metode-metode pengajaran baru
2. Mendiskusikan metode-metode belajar dengan guru
3. Kepala sekolah melakukan peninjauan terhadap kesesuaian metode
pembelajaran dengan pelaksanaan pembelajaran
d. Supervisi pengembangan bahan ajar
Tugas supervisor adalah:
1. Membantu guru dalam memilih buku-buku yang diperlukan bagi
murid-murid
2. Membimbing guru dalam menyusun dan mengembangkan sumber-sumber
atau unit-unit pengajaran (pengembangan bahan ajar)
e. Supervisi evaluasi pendidikan
Evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan
sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan telah tercapai.
Guru adalah pihak yang paling bertanggungjawab atas hasil yang diperoleh
dalam proses pembelajaran. Guru perlu dibekali dengan evaluasi sebagai ilmu
yang mendukung tugasnya, yakni mengevaluasi hasil belajar. Tugas supervisor
adalah mengevaluasi apakah hasil belajar yang telah diciptakan dari tahun ke
tahun mengalami kenaikan atau tidak, sudah memenuhi standar/ sesuai dengan
2.2.4 Fungsi Supervisi
Fungsi utama supervisi modern ialah menilai dan memperbaiki
faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran peserta didik Sahertian
(2000:21). Dijelaskan juga bahwa fungsi utama supervisi bukan perbaikan
pembelajaran saja, tapi untuk mengkoordinasi, menstimulasi, dan mendorong ke
arah pertumbuhan profesi guru. Ada analisis yang lebih luas yang terbagi
menjadi delapan fungsi supervisi:
a. Mengkoordinasi semua usaha sekolah
Dikerenakan perubahan yang terus-menerus terjadi, maka kegiatan
sekolah juga makin bertambah. Yang dimaksud dengan usaha-usaha sekolah
misalnya:
1. Usaha tiap guru
Jika ada guru yang mengajar bidang studi yang sama dan tiap guru
ingin mengemukakan idenya dan menguraikan materi pelajaran menurut
pandangannya ke arah peningkatan. Usaha-usaha yang bersifat individu itu
perlu dikoordinasi.
2. Usaha-usaha sekolah
Dalam menentukan kebijakan, merumuskan tujuan-tujuan atas setiap
kegiatan sekolah termasuk program-program sepanjang tahun ajaran perlu
ada koordinasi yang baik.
3. Usaha-usaha bagi pertumbuhan jabatan
Setiap guru ingiin bertumbuh dalam jabatannya. Melalui membaca