• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH CITRA MEREK TERHADAP KEPERCAYAAN MEREK PADA PASTA GIGI PEPSODENT (STUDI PADA ANAK KOST DI JALAN KOPI KELURAHAN GEDUNG MENENG KECAMATAN RAJABASA) Oleh ARISA WULANDASARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH CITRA MEREK TERHADAP KEPERCAYAAN MEREK PADA PASTA GIGI PEPSODENT (STUDI PADA ANAK KOST DI JALAN KOPI KELURAHAN GEDUNG MENENG KECAMATAN RAJABASA) Oleh ARISA WULANDASARI"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH CITRA MEREK TERHADAP

KEPERCAYAAN MEREK PADA PASTA GIGI PEPSODENT (STUDI PADA ANAK KOST DI JALAN KOPI KELURAHAN GEDUNG

MENENG KECAMATAN RAJABASA)

Oleh

ARISA WULANDASARI

Citra merek merupakan salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap kepercayaan merek. Pepsodent merupakan pastagigi berkualitas yang paling menguasai pasar di Indonesia. Penelitian ini bertujuan mengungkap pengaruh citra merek terhadap kepercayaan merek pasta gigi pepsodent.

Tipe penelitian adalah penelitian eksplanasi asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah anak kost di jalan kopi kecamatan rajabasa yang menggunakan pasta gigi pepsodent dengan sampel penelitian sejumlah 100 orang. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dengan skala likert. Uji hipotesis menggunakan uji t. Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana.

Berdasarkan hasil penelitian, citra merek pasta gigi pepsodent adalah sangat baik, hal tersebut dapat dilihat dari jawaban responden yang mayoritas setuju dengan pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan tolak ukur citra merek pepsodent yaitu atribut atau manfaat yang terlihat, atribut atau manfaat yang tidak terlihat dan Sikap global terhadap merek tersebut. Koefisien regresi bernilai positif yang berarti ada pengaruh yang positif antara citra merek dan kepercayaan merek. citra merek pasta gigi pepsodent yang baik menyebabkan anak kost di jalan kopi mempunyai kepercayaan merek yang baik akan pasta gigi pepsodent. Koefisien determinan (R2) sebesar 0,422 yang berarti bahwa 40% variasi kepercayaan merek dijelaskan oleh citra merek sedangkan 60% sisanya dapat dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dibahas oleh penelitian ini. Hasil uji t menunjukkan bahwa t hitung > t table. Dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti bahwa citra merek berpengaruh secara signifikan terhadap kepercayaan merek pasta gigi pepsodent pada anak kost di jalan kopi.

(2)

THE INFLUENCE BRAND IMAGE TOWARD BRAND TRUST ON PEPSODENT TOOTHPASTE

(STUDIES IN CHILDREN BOARDING AT STREET COFEE GEDUNG MENENG ROAD DISTRICTS RAJABASA)

By

ARISA WULANDASARI

Brand image is one of the important factors that influence brand trust. Pepsodent toothpaste quality is the most dominate the market in Indonesia. This study aims to reveal the influence of brand image on brand trust Pepsodent toothpaste.

This type of study is research of associative with approach quantitative explanation. This study population is children boarding at street coffee Rajabasa districts who use Pepsodent toothpaste with a study sample of 100 people. Data collection techniques using a questionnaire with Likert scale. Hypothesis testing using the t test Analysis of the data used is a simple linear regression analysis. Based on this research, Pepsodent toothpaste brand image is very good, it can be seen from the majority of respondents agreed with statements relating to the benchmarks that Pepsodent brand image attributes or benefits that are visible, attributes or benefits that are not visible and Attitudes global brand. Regression coefficient is positive which means there is a positive effect between brand image and brand trust. Pepsodent toothpaste brand image of good cause children boarding at street coffee brands have confidence that good will Pepsodent toothpaste. Determinant coefficient (R2) of 0.422 which means that 40% of the variation is explained by the brand trust the brand's image while the remaining 60% can be explained by other factors not addressed by this study. T test results showed that the t count> t table. Thus H0 is rejected and H1 accepted. This means that the brand image significantly influence brand trust pepsodent toothpaste in children boarding at the way the coffee.

(3)

A. Latar Belakang

Citra merek (Brand Image) mempresentasikan keseluruhan persepsi terhadap merek dan di bentuk dari suatu informasi dan pengalaman masa lalu terhadap suatu merek perusahaan. Citra merek sebagai jumlah dari gambaran-gambaran, kesan-kesan, dan keyakinan-keyakinan yang dimiliki seseorang terhadap suatu objek. Citra merek juga merupakan suatu yang berhubungan dengan suatu sikap seseorang yang berupa keyakinan dan preferensi terhadap merek suatu produk maupun perusahaan.

Setiap perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usahanya khusus untuk kegiatan pemasaran memiliki suatu tujuan adalah untuk meningkatkan penjualan bagi perusahaan salah satunya dengan cara mempertahankan citra merek dimata konsumen terlebih dimata para pelanggan yang meletakan loyalitasnya pada perusahaan.

(4)

terbaik memberikan jaminan kualitas, tetapi merek lebih dari sekedar simbol karena memiliki enam tingkat pengertian, yaitu: atribut, manfaat, nilai, budaya, kepribadian dan pemakai.

Menurut Kotler ( 1999: 770) citra merek adalah “the set of refers associations hold about particular brand”maksudnya citra merek adalah sejumlah kesan yang dipegang konsumen berkaitan dengan merek. Pelanggan mungkin mengembangkan serangkaian kesan merek mengenai dimana posisi setiap merek menurut masing-masing atribut. Kesan merek membentuk citra merek atauBrand Image.

(5)

Di Indonesia, pepsodent telah dikenal sebagai merek dari produk pasta gigi yang berkualitas selama bertahun-tahun. Merek pepsodent telah mengakar dibenak konsumen sebagai “pasta gigi untuk keluarga”. Kuatnya persepsi merek yang

demikian itulah yang membuat pepsodent mampu bersaing dan bertahan dengan banyaknya produk pasta gigi baru yang mulai bermunculan. Pepsodent berhasil membuktikan diri sebagai merek yang memiliki kinerja terbaik dan disajikan pada tabel 1.

Tabel 1. Peringkat Kinerja Merek Per Kategori Produk 2001 Kategori Pasta Gigi

1 Pepsodent 77,45 69,18 76,76 8,20 39,97 74,5

2 Ciptadent 9,34 12,68 10,34 7,92 27,96 10,8

3 Close–up 9,02 12,87 8,92 8,14 38,61 10,3

4 Smile-up 1,46 2,71 0,90 7,62 18,50 1,8

5 Formula 0,77 0,92 0,83 7,59 23,82 0,8

6 Maxam 0,36 0,17 0,65 7,86 46,89 0,4

Sumber : majalah swa sembada, no 04/XVII/22 februari-7 maret 2001 p.29

(6)

Kepercayaan merek (Brand trust) didefinisikan sebagai rasa aman yang dimiliki oleh pemakai produk, dalam interaksinya dengan sebuah merek yang didasarkan pada persepsi bahwa merek tersebut dapat dipercaya dan memperhatikan kepentingan dan kesejahteraan konsumen. Chaudhuri dan Holbrook (2001) mendefinisikan sebagai “kerelaan konsumen pada umumnya untuk bergabung pada kemampuan merek tersebut untuk melakukan fungsi-fungsinya”. Dawar dan Pillutla (2000) menjabarkan kepercayaan merek sebagai “dapat dipercaya dan dapat diandalkan “. Moorman, Zaltman dan Destpande (1992), Chaudhuri dan Holbrook (2001) menggabungkan “kerelaan” dalam definisi mereka yaitu kerelaan tidak begitu berpengaruh karena menurut argumen Morgan dan Hunt (1994) yang percaya jika seorang konsumen mau bergantung pada merek.

(7)

Penelitian ini merupakan replikasi sebagian dari penelitian Law and Lee (1999) dengan variabel yang digunakan adalah brand image dan brand trust namun, dengan objek penelitian yang berbeda. Objek penelitian ini adalah konsumen pasta gigi merek Pepsodent. Pemilihan pasta gigi merek Pepsodent karena meski terjadi penurunan penguasaan pasar, namun pasta gigi merek Pepsodent tetap dapat meraih kenaikan penjualan sebesar 5,28 % dari penjualan sebelumnya (majalah swa sembada: 2001). Kenaikan itu antara lain lebih dipengaruhi tingginya citra merek pasta gigi merek Pepsodent yang sudah tertanam dibenak konsumen sebagai pasta gigi keluarga yang selalu menghadirkan inovasi baru.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang Pengaruh Citra Merek Terhadap Kepercayaan Merek Pada Pasta Gigi Pepsodent.(Studi Pada Masyarakat Bandar Lampung)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang akan dibahas oleh penulis adalah Apakah Citra Merek Berpengaruh Terhadap Kepercayaan Merek Pada Pasta Gigi Pepsodent (Studi pada Masyarakat Bandar Lampung)?.

C. Tujuan Penelitian

(8)

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan dalam dua aspek yaitu secara teoritis dan secara praktis, yaitu:

1. Aspek praktis

Kegunaan penelitian dari aspek praktis diharapkan penelitian yang dilakukan ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dan masukan bagi perusahaan dalam menciptakanBrand Trust.

2. Secara teoritis

(9)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Merek

Menurut Kotler (2002: 460) ”pemberian merek merupakan masalah utama dalam

strategik produk”. Beberapa pengertian merek antara lain:

1. Menurut American Marketing Association (Kotler, 2004: 460), merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan atau kombinasi dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau kelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing.

2. Menurut Rangkuti (2004: 2) merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol, design ataupun kombinasi yang mengidentifikasikan suatu produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan, yang tujuannya untuk membedakan dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing.

3. Giribaldi (2003: 46), merek didefinisikan sebagai kombinasi dari atribut-atribut, dikomunikasikan melalui nama atau simbol yang dapat mempengaruhi proses pemilihan suatu produk atau layanan dibenak konsumen (soehadi, 2005: 2)

4. Schultz (2004: 14), ” so that’s what we mean by a brand: something that is

(10)

merek yaitu sesuatu yang dapat diidentifikasi oleh pembeli dan penjual sehingga menciptakan nilai bagi keduanya.

5. Susanto dan wijianarko (2004: 5), merek adalah nama atau simbol yang diasosiasikan dengan produk atau jasa dan menimbulkan arti psikologis atau asosiasi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa merek mempunyai dua unsur yaitu brand name yang terdiri dari huruf-huruf atau kata-kata yang dapat terbaca, serta brand mark yang berbentuk simbol, design atau warna tertentu yang spesifik. Kedua unsur dari sebuah merek, selain berguna untuk membedakan suatu produk dari produk pesaingnya juga berguna untuk mempermudah konsumen untuk mengenali dan mengidentifikasi barang atau jasa yang hendak dibeli (Rangkuti, 2002: 37).

Beberapa rumusan penting tentang merek menurut Kotler (1999: 194) adalah: 1. Brand name (nama merek) merupakan bagian dari yang dapat diucapkan,

misalnya: Yamaha, Lux dan lain-lain.

2. Brand Mark(tanda, merek atau logo) merupakan bagian dari merek yang dapat dikenali namun tidak dapat diucapkan seperti lambang, design, huruf atau warna yang berbeda dari lain-lainnya. Contohnya: lambang kelinci untuk playboy.

(11)

4. Copyright (hak cipta) merupakan hal istimewa yang dilindungi oleh undang-undang untuk memproduksi, menerbitkan dan menjual karya tulis, karya ilmiah, atau karya seni.

B. Citra Merek

1. Pengertian Citra Merek

Menurut Martinez dan Chernatony, “brand image refers to the set of associations

linked to the brand that customers retain in their memories”. Pendapat ini menunjukkan bahwa citra merek merupakan kesan yang ada dalam benak konsumen terhadap suatu merek. Kesan ini muncul berkaitan dengan pengalaman konsumen terhadap merek tersebut. Berdasarkan pendapat tersebut, pemahaan kosumen terhadap suatu merek bergantung pada kemampuan konsumen untuk mengidentifikasi berbagai informasi mengenai merek yang bersangkutan dan menyimpan informasi tentang merek tersebut dalam ingatan. Pemahaman konsumen terhadap suatu merek merupakan gambaran atau penilaian konsumen terhadap merek tersebut.

Pendapat tersebut didukung oleh Beckman, Talarzyk dan Davidson yang

mengungkapkan bahwa “brand image is the composite attitude that consumers in some specified market (segment) have about a retailer brand (company) as

(12)

Citra merek merupakan bagian dari pengetahuan akan (brand knowledge) yang kemudian bersama dengan kesadaran akan merek akan membentuk ekuitas merek. Sebagaimana dijelaskan oleh Shimp (2003: 10) bahwa menurut perspektif konsumen, sebuah merek memiliki ekuitas sebesar pengenalan konsumen atas merek tersebut dan menyimpannya dalam memori mereka beserta asosiasi merek yang mendukung, kuat dan unik.

Menurut Ferinnadewi (2008: 19) ketika konsumen menggunakan suatu merek tertentu maka ia akan terhubung dengan merek tersebut artinya konsumen akan membawa serta citra dari pengguna sekaligus karakteristik merek itu tersebut. Oleh karena itu, seseorang yang menggunakan merek tertentu dapat menafsirkan dan mencitrakan merek tersebut dengan berbagai macam pandangan yang berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya sesuai dengan pengetahuannya.

Pengertian citra merek menurut Kotler dan Amstrong (2001: 225) adalah seperangkat keyakinan konsumen mengenai merek tertentu. Sedangkan menurut Rangkuti (2004: 43) citra merek adalah sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk dibenak konsumen. Asosiasi merek merupakan segala hal yang berkaitan dengan ingatan mengenai merek. Konsumen yang terbiasa menggunakan merek tertentu cenderung memiliki konsistensi terhadap citra merek atau hal ini disebut juga dengan kepribadian merek.

Selanjutnya Rangkuti (2004: 44) menjelaskan sebagai berikut:

(13)

yang disebut dengan loyalitas merek. Asosiasi merek tersebut memiliki lima keuntungan yaitu dapat membantu proses penyusunan informasi, perbedaan, alasan untuk membeli, penciptaan sikap atau perasaan positif dan landasan untuk perluasan.

Sutisna (2003: 83) mendeskripsikan citra terhadap merek berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi terhadap sebuah merek. Tjiptono (2005: 10) mendefinisikan citra merek sebagai serangkaian asosiasi yang dipersepsikan oleh individu sepanjang waktu, sebagai hasil pengalaman langsung maupun tidak langsung atas sebuah merek.

Sedangkan citra merek menurut Keller (2003: 70) yaitu

a positive brand image is created by marketing programs that link strong, favorable and unique associations to the brand in memory. The definition of customer-based brand equity does not distinguish between the source of brand associations and the manner in which they are formed: all that matters is the resulting favorability, strength, and uniqueness of brand associations. This realization is important implications for building brand equity.

Dari definisi citra merek menurut Keller tersebut dapat diartikan bahwa sebuah citra merek yang positif dibentuk dari program pemasaran yang menghubungkan asosiasi yang kuat, baik atau positif, dan unik. Definisi dari pelanggan yang berdasarkan ekuitas merek adalah tidak membeda-bedakan antara sumber dari asosiasi merek dan dengan cara bagaimana hal tersebut ditampilkan; semua hal tersebut akan menghasilkan sikap positif, kekuatan dan keunikan dari asosiasi merek. Pelaksanaan tersebut berimplikasi penting untuk membangun ekuitas merek.

(14)

mengingat suatu merek tertentu, baik sebagai hasil pengalaman langsung maupun tidak langsung.

2. Tolak Ukur Citra Merek

Pengukuran citra merek dapat dilakukan melalui penilaian terhadap tiga ketentuan utama merek ( Keller: 78 ) yaitu:

a. Kekuatan Merek (Brand Strenght)

kekuatan merek mengarah pada berbagai keunggulan fisik yang dimiliki oleh suatu merek dan tidak dapat ditemukan pada merek lainnya. Kekuatan merek meliputi penampilan fisik, keberfungsian semua fasilitas yang dimiliki, harga maupun tampilan fasilitas-fasilitas pendukung.

b. Keunikan Merek (Brand Uniquess)

keunikan merek adalah cirri khas yang dimiliki oleh suatu merek demi membedakan diri dengan merek-merek lain dipasaran. Cirri khas berarti diferensiasi antara suatu merek dengan merek yang lain. Ciri khas atau kesan unik muncul dari atribut-atribut produk yang beredar dipasaran, meliputi variasi layanan yang diberikan, maupun diferensiasi melalui tampilan fisik, seperti slogan, logo dll.

c. Merek Kesukaan (Favorable Brand)

(15)

Pendapat yang sama mengenai pengukuran citra merek juga dikemukakan oleh

Aaker “proposed brand image be measured through associations or differentiation measured regarding value, brand personality, organizational

association, and differentiation” (dalam Martinez dan Chernatony 8). Pendapat tersebut menunjukkan bahwa pengukuran citra merek didasarkan pada nilai dan kepuasan yang dirasakan oleh konsumen, personalitas suatu merek, sinergi atribut-atribut produk, serta kemampuan untuk membedakan diri dengan merek-merek lain.

Sehingga dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa menurut Salinas dan Perez (2008) dalam Journal Of Business Research odeling The Brand

Extensions’Influence On Brand Image”menjelaskaninitial and final brand image scales gather items from several works (Martin and Brown), 1990; Weiss et al., 1999; etc.) which attempt to assess tangible (fungtional image) and intangible (affective image) attributes and benefits, as well as the global attitude to the brand (reputation). Dari penjelasan tersebut diketahui bahwa tolak ukur citra merek yang dikumpulkan dari beberapa penelitian lainnya diperkirakan berasal dari tiga indikator yaitu atribut dan manfaat yang terlihat (fungtional image) dan yang tidak terlihat (affective image), dan juga sikap global kepada merek tersebut (reputation)yaitu sebagai berikut:

1. Functional Image

a. the products have a high quality

(16)

2. Affective Image a. the brand is nice

b. the brand has a personality that distinguishes itself from competitors c. it’s a brand that doesn’t disappoint it’s customers

3. Reputation

a. It’s one of the best brands on the sector

b. The brand is very consolidated in the market.

Alasan penulis memilih metode tolak ukur yang diungkapkan oleh Salinas dan Perez adalah karena metode yang ditawarkan lebih lengkap dan lebih jelas, mencakup seluruh metode yang diungkapkan oleh keller sehingga penulis lebih mudah untuk mengidentifikasi seberapa besar penilaian citra merek sebuah produk dimata konsumen. Dari konteks tolak ukur menurut Salinas dan Perez (2008) diatas maka penjelasannya adalah sebagai berikut :

1. Atribut atau manfaat yang terlihat (citra dari fungsi suatu produk) atau disebut functional image. Citra tersebut dilihat dari tiga pernyataan yaitu:

a. kualitas dari produk: adalah mutu, tingkat baik buruknya pepsodent dimata konsumen.

b. karakteristik produk dibandingkan pesaingnya: karakter produk yang dimaksud disini adalah karakter yang terlihat, karakter produk yang bisa dibandingkan dengan pesaingnya,contoh: design kemasan dan cerita iklan. c. perbedaan harga produk dengan harga pesaingnya: kualitas yang baik akan

(17)

2. Atribut atau manfaat yang tidak terlihat (citra afektif) atau disebut affective image,yang dilihat dari tiga pernyataan mengenai merek produk yaitu:

a. baik tidaknya merek: hal ini bisa disebut sebagai persepsi, persepsi konsumen terhadap suatu produk secara garis besar.

b. adanya ciri khas yang dimiliki merek yang dapat membedakan dari para pesaingnya: ciri khas ini adalah ciri yang tidak terlihat, pada pepsodent adalah tersedianya pepsodent dalam beragam manfaat, sesuai kebutuhan keluarga contoh: pepsodent gigi susu orange, pepsodent gigi susu strawberry, pepsodent anak dora dan diego, pagi dan malam, dan hal ini tidak dimiliki oleh produk pesaing.

c. merek yang tidak mengecewakan pelanggannya

3. Sikap global terhadap merek tersebut (reputation), yang dilihat dari 2 pernyataan yaitu:

a. merek tersebut merupakan merek yang terbaik disektornya: jika suatu merek menurut persepsi konsumen merupakan merek yang terbaik disektornya maka bisa dipastikan citra mereknya baik.

b. kuatnya merek tersebut dalam menguasai pasar, salah satu tujuan produk adalah menguasai pasar dalam sektornya, karena penguasaan pasar akan meningkatkan persepsi baik konsumen.

(18)

3. Komponen Citra Merek

Citra merek memiliki tiga komponen pendukung (Aaker dan Biel : 68), yaitu: 1. Citra Pembuat (Corporate Image)

Sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu produk atau jasa.

2. Citra Pemakai (User Image)

Sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap pemakai yang menggunakan suatu produk atau jasa.

3. Citra Produk (Product Image)

Sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap suatu produk.

4. Manfaat Citra Merek

Dengan demikian citra merek dimata konsumennya maka perusahaan akan dapat lebih mudah dikenali oleh konsumen melalui persepsi yang ada dibenaknya sehingga perusahaan akan mendapatkan beberapa manfaat.

Terdapat beberapa manfaat dari citra merek yang positif menurut Aaker (2002: 112) antara lain:

a. Konsumen yang memiliki citra positif terhadap suatu merek lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian.

b. Perusahaan dapat mengembangkan lini produk dengan memanfaatkan citra positif yang telah terbentuk terhadap merek produk lama.

Menurut Sutisna (2001: 83), citra merek memiliki tiga manfaat yaitu:

(19)

2. Perusahaan dapat mengembangkan lini produk dengan memanfaatkan citra positif yang telah terbentuk terhadap merek produk lama.

3. Kebijakan family branding dan leverage branding dapat dilakukan jika citra produk yang telah ada positif.

C. Kepercayaan Merek

1. Pengertian Kepercayaan Merek

Kepercayaan konsumen dalam suatu organisasi biasanya dianggap sebagai kepercayaan pelanggan dalam hal kualitas dan rasa dengan mengandalkan jasa yang ditawarkan. Karena itu kepercayaan dianggap sebagai komponen yang sangat penting dalam menjalin hubungan antar organisasi dengan konsumenya secara kooperatif. Kepercayaan konsumen terhadap suatu produk atau jasa biasanya timbul karena konsumen menilai mutu produk dengan apa yang mereka lihat atau pahami. Karena itu perusahaan perlu membangun rasa percaya konsumen terhadap produk atau jasa yang ditawarkannya, agar tingkat kepercayaan konsumen lebih tinggi terhadap perusahaan dan tercipta kepuasaan konsumen.

Menurut Kotler (20003: 197), “A belief is a descriptive thought that a person

holds about something”. Artinya, kepercayaan adalah pemikiran deskriptif yang dianut seseorang akan suatu hal.

(20)

Menurut Crosby, Evan dan Cowles (1990: 120) cenderung menekankan

kepercayaan sebagai “percaya terhadap integritas dan rasa mengandalkan rekan

pengganti”.

Menurut Gwinner, Gremler dan Bitner (1998: 220) dengan menggunakan definisi kepercayaan yang mirip,mereka menemukan psikologis rasa. Kepercayaan adalah rasa aman yang dirasakan konsumen terhadap merek, bahwa merek tersebut akan memenuhi kebutuhan dan keinginannya.

Kepercayaan terhadap merek (Aaker: 1996, lassar: 1997) menunjukkan bahwa nilai merek dapat diciptakan dan dikembangkan mellaui manajemen atas beberapa aspek yang melebihi kepuasan dari konsumen, serta diimbangi dengan kinerja produk beserta atribut-atributnya secara fungsional (Delgado-Ballester dan Munuerra-Aleman 2001: 1241). Proses dimana seseorang indiividu menghubungkan kepercayaan dengan merek didasarkan atas pengalamannya dengan merek tersebut.

(21)

Kepercayaan timbul dari suatu proses yang lama. Apabila kepercayaan sudah timbul antara pelanggan dan perusahaan, maka usaha untuk membina hubungan kerjasama akan lebih mudah. Kepercayaan ditunjukan oleh pihak lain karena memilki keahlian yang dikehendaki untuk melakukan suatu tugas. Kepercayaan juga dapat diperoleh karena melakukan sesuatau hal yang terbaik kepada pihak lain melalui suatu hubungan (Kertajaya, 2003: 60).

Menurut kotler (2003: 53), kepercayaan adalah kemauan konsumen mempercayai merek dengan segala resikonya, karena ada harapan bahwa merek tersebut dapat memberikan hasil yang positif baginya. Costabile (Gede Riana 2005: 8) mendefinisikan kepercayaan merek (brand trust) sebagai persepsi terhadap keandalan dari sudut pandang pelanggan didasarkan pada pengalaman, atau mengarah pada tahapan transaksi atau interaksi yang dicirikan oleh terpenuhinya harapan kinerja produk dan tercapainya kepuasan. Kepercayaan juga dapat pula diartikan sebagai keyakinan akan keandalan dan keyakinan patner dan proses transaksi (Liljander & Ross, dalam Sri Maharsi 2006: 7).

Delgado berpendapat, kepercayaan merek adalah kemampuan merek untuk dipercaya (keandalan merek / brand reliability) yang bersumber pada keyakinan konsumen bahwa produk tersebut mampu memenuhi nilai yang dijanjikan dan intensi baik merek(niat merek/ brand intention)yang didasarkan pada keyakinan konsumen bahwa merek tersebut mampu mengutamakan kepentingan konsumen (Ferrinadewi,2008: 150).

(22)

non-verbal) dan kualitas (Barbel 1983; Rempel et al1985). Lebih khusus, Barber (1983) menganggap bahwa atribusi adalah tentang (1) pasangan melakukannya kewajiban dan responsibilities dengan menempatkan kepentingan orang lain sebelum mereka sendiri (yaitu atribusi motivasi ), dan (2) kompetensi teknis mitra yang terkait dengan peran kinerja (yaitu atribusi teknis atau kompetensi). Oleh karena itu, dimensi kepercayaan merek (brand trust) yang diusulkan mencerminkan dua komponen yang berbeda yaitu keandalan merek (brand reliability)dan niat merek(brand intention).

2. Tolak Ukur Kepercayaan Merek

Kepercayaan Merek atau Brand trust menurut Journal of Product and Management, dapat diukur oleh dua indikator yaitu keandalan merek (brand reliability) dan niat merek (brand intention). Dari kedua unsur pembentuk kepercayaan merek, niat merek (brand intention)lebih besar pengaruhnya dalam pembentukan keputusan pembelian terhadap sebuah merek daripada keandalan merek (brand reliability)

a. Keandalan Merek (Brand Reliability)

(23)

terjadinya kepuasan masa depan. Mendasari dimensi kepercayaan merek adalah rasa diprediksi bahwa merek tersebut memenuhi kebutuhan individu dalam cara yang konsisten positif. Akibatnya, konsumen mengembangkan sikap merek positif yang menjadi pusat untuk keputusan pembelian kembali di bursa relasional (morgan & Hunt 1994). Jadi, untuk semua nilai dalam melakukan pertukaran sehari-hari, Reliabilitas merek merupakan titik awal untuk menggambarkan kepercayaan merek.

Keandalan merek dipahami sebagai keputusan pembelian pelanggan karena kompetensi merek tersebut, yang selanjutnya meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap merek tersebut.Contohnya, jika mobil, keandalan merek itu bisa dinilai dari aspek kecepatan, daya tahan, dan keiritannya.

Keunggulan Pepsodent sebagai merek pasta gigi dapat dinilai dari segi kinerja (performance), features seperti warna, bentuk dan susunannya, keamanannya (safety)seperti bersih dan menyehatkan, dan daya tahan(Durability).

b. Niat merek (Brand Intention)

(24)

mengandung tingkat benzena, tidak dapat diterima pada tahun 1990, atau MacDonald dan penyakit sapi gila di Eropa pada tahun 2001). Oleh karena itu, menggambarkan keyakinan bahwa perilaku konsumen adalah merek.

Niat dari Pepsodent sebagai pasta gigi keluarga dapat ditunjukan dengan adanya mengutamakan kepentingan konsumen berupa pelayanan (Serviceability) contohnya menampilkan nomor telpon suara pelanggan pada kemasan dan menyelenggarakan program advokasi, kesesuaian produk (conformance), dan estetika contohnya kesungguhan dalam menciptakan produk sehingga menghasilkan produk yang bernilai.

D. Hubungan Citra Merek dengan Kepercayaan Merek

Setiap merek memiliki citranya tersendiri di benak konsumen. Citra merek dapat diukur berdasarkan tiga hal yaitu functional image, affective image, dan reputation. Sedangkan kepercayaan merek terbentuk oleh dua faktor yaitu keandalan merek (brand reliability) dan niat merek (brand intention). Jika citra yang tertanam dalam benak konsumen adalah positif maka akan berpeluang untuk menumbuhkan kepercayaan konsumen terhadap produk tersebut dan begitu juga sebaliknya.

E. Penelitian Sebelumnya

(25)

baik maka keputusan pembelian konsumen akan meningkat. Dari hasil perhitungan koefisien determinasi menunjukkan bahwa 32,49% merupakan besarnya pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian, sedangkan sisanya sebesar 67,51% adalah karena faktor lainnya.

2. Pengaruh brand image Produk Kartu XL Bebas Terhadap Keputusan Pembelian (Viola De Yusa, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Lampung). Dalam penelitian tersebut diketahui bahwa variabel brand image mempengaruhi keputusan pembelian produk kartu XL Bebas sebesar 68,5% dan sisanya 31,5% adalah v acriabel lainnya di luar model.

3. Penelitian terdahulu oleh Dara Sartika Dewi yang berjudul “ Pengaruh Trust In Brand TerhadapBrand Loyalty Produk Air Minum Aqua Pada Mahasiswa

fakultas Ekonomi UMSU”, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan

(26)

serentak brand reliability dan brand intentions berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembentukan kepuasan pelanggan dengan F hitung (70,121) > F tabel (3,09). Secara parsial variabel brand intention merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi kepuasan pelanggan produk air air minum Aqua yaitu sebesar 0,191. Sedangkan variabel brand reliability tidak berpengaruh secara sinifikan terhadap kepuasan pelanggan Berdasarkan koefisien determinasi (R²) maka variabelbrand reliability danbrand intention mampu menjelaskan pengaruh kepuasan pelanggan sebesar 0,603 atau 60,3%. Dan kepuasan pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand loyalty dengan t hitung (8,786) > t tabel (1,96). Koefisien determinasi (R²) hubungan antara kepuasan pelanggan terhadap sebesar 0,68 atau 68 % artinya hubungannya

F. Kerangka Pikir

Gambar 1

Kerangka Pikir

Citra Merek (X)

Kepercayaan Merek

(27)

G. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, permasalahan, dan model penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H0 : Citra merek tidak berpengaruh terhadap kepercayaan merek konsumen pasta gigi Pepsodent

(28)

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Tipe penelitian dalam penelitian ini adalah tipe penelitian yang bersifat eksplanasi. Menurut Singrimbun dan Effendi (1995: 5), Penelitian eksplanasi yaitu tipe penelitian yang menyoroti hubungan antar variabel penelitian dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Dalam penelitian ini penulis berusaha menjelaskan hubungan variabel Citra Merek(Brand Image)yang mempengaruhi variable-variabel Kepercayaan Merek (Brand Trust) pada pasta gigi Pepsodent.

(29)

B. Definisi Konseptual

Definisi konseptual merupakan penjelasan mengenai arti konsep. Dimana konsep adalah generalisasi dari sekelompok kejadian atau fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama (Maradalis, 2004: 45). Konsep kadang-kadang terlalu mudah untuk dimengerti, oleh karena dekat sekali dengan objek yang sedang kita selidiki, tetapi kadang ada yang sukar.

Definisi Konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Variabel bebas (X) : citra merek adalah seperangkat keyakinan konsumen mengenai merek tertentu. Citra merek dapat diukur dari tiga indikator yaitu functional image, affective image,danreputation.

b. Variabel terikat (Y) : kepercayaan merek adalah kemauan kensumen mempercayai merek dengan segala resikonya, karena ada harapan bahwa merek tersebut dapat memberikan hasil yang positif baginya. Kepercayaan Merek dapat diukur dengan dua indikator yaitu keandalan merek (Brand Reliability)dan niat Merek(Brand Intention).

C. Definisi Operasional

(30)
(31)

D. Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2007: 72), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel menurut Nawawi (2001: 144), diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian. Dengan kata lain sampel adalah sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi.

Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yaitu anak kost yang menggunakan pasta gigi Pepsodent di jalan kopi kelurahan gedung meneng kecamatan rajabasa Bandar Lampung. Pemilihan responden diharapkan dapat memberikan gambaran tentang penilaian yang lebih spesifik terhadap produk pasta gigi Pepsodent. Besar populasi anak kost yang menggunakan Pepsodent di jalan Kopi tidak dapat diketahui secara pasti berapa jumlahnya. Oleh karena itu, sulit mencari berapa jumlah populasi yang tepat. Namun, Supranto (1997: 239), menyatakan bahwa sampel penelitian meliputi sejumlah elemen (responden) yang lebih besar dari persyaratan minimal 30 elemen atau responden. Dalam penelitian ini jumlah sampel yang ditentukan oleh peneliti adalah sebesar 80 orang sampel responden dengan pertimbangan bahwa jumlah tersebut sudah melebihi jumlah sampel minimal dalam penelitian (n = 30) dengan rincian setiap Kecamatan diambil 10 responden, serta pertimbangan terbatasnya waktu, dana dan tenaga.

(32)

1. Anak Kost di Jalan Kopi Kecamatan Rajabasa Bandar Lampung 2. Menggunakan pasta gigi Pepsodent

E. Objek dan Subjek Penelitian

1. Objek Penelitian

Arikunto (2001: 2009) mengemukakan pengertian objek penelitian sebagai berikut:

”Objek penelitian adalah variabel penelitian yaitu sesuatu yang merupakan inti

dari problematika penelitian”. Objek penelitian yang dilakukan penulis adalah

Pengaruh Citra Merek Terhadap Kepercayaan Merek. Dimana citra merek sebagai variabel X dan kepercayaan merek sebagai varibel Y.

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian yang dilakukan penulis ini adalah para konsumen yang mengkonsumsi pasta gigi merek Pepsodent di Bandar Lampung.

F. Sumber Data

1. Sumber Data

(33)

ini diperoleh dari literatur dan sumber-sumber lain yang mendukung antara lain internet dan skripsi.

2. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data yang kuantitatif yaitu data yang berupa angka-angka yang dapat dihitung guna menghasilkan suatu penaksiran, yaitu berupa hasil jawaban dari kuesioner yang disebarkan kepada responden.

G. Teknik Pengumpulan Data

(34)

H. Teknik Pengujian Instrumen

1. Pengujian Validitas

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Valid tidaknya suatu alat ukur tergantung mampu tidaknya alat ukur tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat, karena suatu alat ukur yang valid mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya sebuah alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Validitas dapat diketahui dengan menggunakan rumus Product Moment Coefficient of Correlationsebagai berikut:

Sumber: Sugiyono, (2007:182)

Keterangan:

rxy = Koefisien Korelasi antara Xi dan Yi

Xi =∑ Skor dari masing-masing variabel (faktor yang mempengaruhi)

Yi =∑ Skor dari seluruh variabel (skor total)

n = Banyaknya variabel sampel yang dianalisis.

Kriteria pengambilan keputusannya sebagai berikut:

1. Jika r Hitung > r tabel, maka kuesioner valid

2. Jika r hitung < r tabel, maka kuesioner tidak valid.

(35)

Pada penelitian ini, peneliti menguji validitas dengan cara menguji masing-masing item pernyataan variabel X (citra merek) dan item pernyataan variabel Y (kepercayaan merek). Uji validitas menggunakan rumus Korelasi Product Momentdengan bantuan program SPSS 16.

Peneliti menguji validitas instrumen dari 19 item pernyataan yang valid dengan menggunakan data yang terkumpul dari 100 responden yang diperoleh dari penyebaran kuesioner dengan r kritis 0,361. Bila harga korelasi ≤0, 361, maka dapat disimpulkan bahwa item pernyataan tersebut tidak valid.

Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa korelasi 10 item pernyataan variabel citra merek dapat dilihat pada tabel 3. Sedangkan korelasi 9 item pernyataan variabel kepercayaan merek dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 3. Hasil Uji Validitas Variabel Citra Merek

No Item r Hitung r Kritis Kesimpulan

1 0,824 0,361 Valid

2 0,659 0,361 Valid

3 0,384 0,361 Valid

4 0,748 0,361 Valid

5 0,801 0,361 Valid

6 0,821 0,361 Valid

7 0,702 0,361 Valid

8 0,895 0,361 Valid

9 0,758 0,361 Valid

10 0,895 0,361 Valid

(36)

Tabel 4. Hasil Uji Validitas Variabel Kepercayaan Merek

No Item r Hitung r Kritis Kesimpulan

1 0,803 0,361 Valid merek dan kepercayaan merek adalah valid karena korelasi item tersebut lebih dari 0,361. Oleh karena pernyataan-pernyataan tersebut valid, maka data tersebut akan digunakan pada analisis selanjutnya.

2. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Dalam penelitian ini pengujian reliabilitas menggunakan teknik Alpha Crombatdengan rumus sebagai berikut:

r

ii = k x 1- b2

k-1 t2

Keterangan :

r

ii =Reliabilitas Instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau soal  b2 =Varians butir pertanyaan

(37)

Dengan rumus varians yaitu :

Reliabilitas instrumen pada penelitian ini dihitung dengan rumusAlpha Cronbach dengan bantuan program SPSS 16. Reliabilitas diukur berdasarkan data yang terkumpul dari 100 responden, yang terdiri dari 10 item pernyataan citra merek yang valid dan 9 item pernyataan kepercayaan merek yang valid. Instrumen penelitian dikatakan reliabel apabila nilai alpha lebih dari atau sama dengan 0,361. Keseluruhan hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Variabel Alpha Keterangan

(38)

pernyataannya, maka data penelitian dapat digunakan lagi pada analisa selanjutnya.

I. Teknik Pengolahan Data

1. Editing

Editing merupakan kegiatan memeriksa data yang terkumpul, apakah sudah sesuai dengan masalah yang dibahas dan apakah data sudah cukup memenuhi syarat.

2. Koding

Koding adalah kegiatan memberi kode-kode tertentu pada masing-masing kategori atau nilai dari setiap komponen data yang terkumpul yang pada umumnya belum terorganisir dengan baik.

3. Tabulasi

Tabulasi adalah mengelompokan data-data yang telah diberi kode kedalam bentuk tabel, agar data mudah dibaca, ditafsir dan digunakan.

J. Teknik Analisis

1. Analisis Regresi Linier Sederhana

Untuk menguji hipotesis pertama secara parsial menggunakan uji statistik t dengan model regresi linier sederhana, yaitu:

(39)

Keterangan :

Y = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksi

a = Harga Y bila X = 0

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independent. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan.

X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.

2. Uji Asumsi Klasik

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah model estimasi telah memenuhi kriteria ekometrik dalam arti tidak terjadi penyimpangan yang cukup serius dari asumsi-asumsi yang diperlukan.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggaggu atau residual memiliki distribusi normal. Model yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal (Gujarati, 2003:102). Untuk mengujinya akan digunakan alat uji normalitas, yaitu dengan melihatNormal P-P Plot of Regression Standardized Residual. Dasar pengambilan keputusan Normal P-P Plot of Regression Standardized Residualadalah:

(40)

b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak megikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Santoso, 2000:214).

Gambar 2.

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

BerdasarkanNormal P-P Plot of Regression Standardized Residualdi atas terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa model regresi penelitian ini telah memenuhi asumsi normalitas. Model regresi sederhana pun telah memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Autokorelasi

(41)

atau tidak terjadi autokorelasi dalam suatu model regresi, digunakan Durbin-Watson test (D-W) (Santoso, 2000: 218). Dasar pengambilan keputusan menggunakanDurbin-Watson testyaitu (Santoso, 2000: 220):

1. Jika nilai D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

2. Jika nilai D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi. 3. Jika nilai D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

Tabel 6. Model Summaryb

Salah satu penyimpangan asumsi dalam regresi sederhana adalah adanya autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi diantara anggota-anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian tertentu. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji ini menggunakan Durbin Watson statistic(D-W). Model bebas autokorelasi jika nilai DW berada diantara -2 sampai +2. Berdasarkan hasil uji autokorelasi di atas terlihat nilai Durbin Watson (D-W) model regresi adalah 1,728. Hal ini berarti tidak terdapat autokorelasi pada model regresi karena nilai tersebut lebih dari 1,567 dan kurang dari 2,371 (Gujarati, 2003:83).

c. Uji Heteroskedastisitas

(42)

yang memenuhi persyaratan adalah dimana terdapat kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut homoskedastisitas. Untuk mengatahui apakah terjadi atau tidak terjadi heteroskedastisitas dalam suatu model regresi yaitu dengan melihat grafik scatterplot(Santoso, 2000:210). Dasar pengambilan keputusannya adalah:

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang), maka telah terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Gambar 3.

Grafik Plot of Regression Standardized Residual

(43)

penelitian sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi Pengaruh Citra Merek Terhadap Kepercayaan Merek pada pastagigi pepsodent.

3. Uji t

Uji t digunakan untuk menguji signifikan konstanta dari setiap variabel independen. Hipotesis yang diajukan adalah:

-Ho : Koefisien regresi tidak signifikan

-Ha : Koefisien regresi signifikan

Pengujian ini dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95% dan derajat kebebasan 5 % dengan df=(n-k-I). Dasar pengambilan keputusannya yaitu:

a. Jika t hit<tab maka Ho diterima dan Ha ditolak

Jika t hit>tab maka Ho ditolak dan Ha diterima

b. Jika probabilitas>0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak

(44)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Citra merek pasta gigi Pepsodent adalah baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya penilaian responden yang menjawab setuju dan sangat setuju dengan pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan tolak ukur citra merek pepsodent yaitu atribut atau manfaat yang terlihat (functional image), atribut atau manfaat yang tidak terlihat (affective image) dan Sikap global terhadap merek tersebut (reputation). Kepercayaan merek pasta gigi Pepsodent juga baik. Hal tersebut dapat dilihat dari jawaban responden yang mayoritas menjawab sangat setuju dan setuju dengan pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan tolak ukur kepercayaan merek yaitu keandalan merek dan niat merek.

(45)

Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen (citra merek) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (kepercayaan merek).

B. Saran

Saran penulis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Citra merek pasta gigi pepsodent hendaknya lebih diperkuat terutama sikap global terhadap merek (reputation) yaitu sebagai pasta gigi untuk keluarga, karena tidak kuatnya citra merek pepsodent membuat pasta gigi merek baru yang mempunyai citra merek yang kuat mudah menguasai pasar sehingga konsumen mudah berganti-ganti ke merek lain.

2. Cerita iklan pasta gigi pepsodent hendaknya terus diperbaharui dengan ide cerita yang lebih kreatif agar tidak mudah ditiru oleh pasta gigi merek lain sehingga memiliki ciri tersendiri dan konsumen juga mudah untuk membedakan.

3. Diharapkan PT. Unilever Indonesia mampu menjaga serta meningkatkan keandalan merek terutama kinerja (performance), susunannya (features), keamanan (safety) dan daya tahan (durability) guna menjaga kepercayaan konsumen agar terus menggunakan pasta gigi pepsodent.

(46)

Sikap global terhadap merek tersebut, karena tanpa ketiga atribut diatas maka hasil yang diperoleh tidak akan maksimal.

5. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi penelitian-penelitian selanjutnya, dan dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi berbagai pihak yang akan melakukan penelitian dengan kajian ilmu pemasaran yang sama. 6. Kepada para peneliti lain yang akan melakukan penelitian dengan kajian yang

(47)

KEPERCAYAAN MEREK PADA PASTA GIGI

PEPSODENT

(Studi pada Anak Kost di Jalan Kopi Kecamatan Rajabasa Bandar Lampung)

(Skripsi)

Oleh

ARISA WULANDA SARI

0 7 4 6 0 5 1 0 0 8

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(48)
(49)

Gambar Halaman

1. Kerangka Pemikiran... ... 24

2. Normal P Plot... ... ... 38

3. Grafik Scatterplot ... ... ... 40

(50)

Tabel Halaman

1. Peringkat Kinerja Merek Per Kategori Produk 2001 Kategori Pastagigi 3

2. Variabel Operasional ... 28

3. Hasil Uji Validitas Variabel Citra Merek ... 33

4. Hasil Uji Validitas Variabel Kepercayaan Merek ... 34

5. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 35

6. Model Summary ... 39

7. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 50

8. Distribusi Responden Berdasarkan Pepsodent Jenis apasaja yang dikonsumsi ... 51

9. Distribusi Responden Berdasarkan Ukuran Kemasan yang digunakan 52 10. Distribusi Responden Berdasarkan Pernah Berganti Berapa Kali ke Merek Lain... 53

11.Tanggapan Responden Tentang “Pepsodent Merupakan pastagigi Berkualitas Tinggi”... 54

(51)

Berupa Cerita Iklan yang Lebih baik dari para Pesaingnya”... 57 14.Tanggapan Responden Tentang“Perbedaan Harga Pepsodent dengan

Pesaingnya Tidak Terlalu Tinggi”... 58 15.Tanggapan Responden Tentang“Pepsodent adalah pastagigi yang baik

untuk Kesehatan Gigi”... 59 16. Tanggapan Responden Tentang“Pepsodent Memiliki ciri khas Bermacam

-macam pilihan manfaat sesuai kebutuhan gigi yang membedakan dari

Para pesaingnya”... 60 17. Tanggapan Responden Tentang“Pepsodent Memiliki Ciri khas

Bermacam-macam pilihan rasa sesuai kebutuhan gigi yang membedakan Dari para pesaingnya”... 61 18. Tanggapan Responden Tentang“Pepsodent Merupakan Merek yang

tidak Mengecewakan Pelanggannya”... 62 19. Tanggapan Responden Tentang“Pepsodent merupakan Merek

Pastagigi terbaik diantara produk pastagigi sejenis”... 63 20. Tanggapan Responden Tentang “Merek Pastagigi Pepsodent Sangat

Kuat Menguasai Pasaran”... 64 21. Tanggapan Responden Tentang“Pepsodent adalah Merek Pastagigi

Paling Terkenal di Indonesia”... 66 22. Tanggapan Responden Tentang“Pepsodent adalah Merek Pastagigi

(52)

23. Tanggapan Responden Tentang“Pepsodent adalah merek pastagigi Yang aman bagi keluarga karena terbuat dari bahan yang tidak

Membahayakan tubuh”... 68 24. Tanggapan Responden Tentang“Pepsodent Membuat gigi Lebih

Bersih”... 69 25. Tanggapan Responden Tentang“Pepsodent Membuat gigi Lebih

Sehat”... 71 26. Tanggapan Responden Tentang“Pepsodent Membuat Daya Tahan

Gigi Lebih Baik”... 72 27.Tanggapan Responden Tentang “Pepsodent satu-satunya pastagigi

Di Indonesia yang secara aktif mendidik kebiasaan menyikat gigi Secara benar melalui program sekolah dengan layanan pemeriksaan

gigi gratis”... 73 28.Tanggapan Responden Tentang “Pepsodent Mempunyai Kualitas

Yang sama baiknya sesuai dengan iklannya” ... 74 29.Tanggapan Responden Tentang “ Pepsodent adalah Merek Pastagigi

Yang dirancang khusus oleh para ahli untuk menghasilkan pastagigi

(53)

Gambar Halaman

1. Kerangka Pemikiran ... ... 24

2. Normal P Plot ... ... ... 38

3. Grafik Scatterplot ... ... ... 40

(54)

I. PENDAHULUAN 1. Pengertian Citra Merek ... 9

2. Tolak Ukur Citra Merek... 12

3. Komponen Citra Merek... 16

4. Manfaat Citra Merek ... 16

C. Kepercayaan Merek 1. Pengertian Kepercayaan Merek... 17

2. Tolak Ukur Kepercayaan Merek ... 20

D. Hubungan Citra Merek dengan Kepercayaan Merek ... 22

E. Penelitian Sebelumnya... 22

D. Populasi dan Sampel ... 29

E. Objek dan Subjek Penelitian... 30

1. Objek Penelitian ... 30

2. Subjek Penelitian ... 30

F. Sumber Data ... 30

1. Sumber Data... 30

2. Jenis Data ... 31

G. Teknik Pengumpulan Data ... 31

H. Teknik Pengujian Instrumen ... 32

1. Pengujian Validitas... . 32

2. Pengujian reliabilitas ... 34

I. Teknik Pengolahan Data... 36

(55)

3. Tabulasi ... 36

J. Teknik Analisis ... 36

1. Analisis Regresi Linier Sederhana ... 36

2. Uji Asumsi Klasik ... 37

a. Uji Normalitas ... 37

b. Uji Autokorelasi ... 38

c. Uji Heteroskedastisitas ... 39

3. Uji t ... 41

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan ... 43

1. Sejarah PT Unilever ... 43

2. Lokasi Perusahaan... 44

3. Tujuan Perusahaan ... 44

4. Kegiatan Produksi PT Unilever ... 45

5. Pepsodent ... 46

6. Macam-Macam Produk Pepsodent ... 48

B. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 49

C. Karakteristik Responden ... 50

D. Hasil Analisis Statistik Deskriptif ... 54

E. Hasil Analisis Statistik Inferensial ... 76

1. Hasil Analisis Regresi Sederhana ... 76

2. Uji R2... 78

3. Uji t ... 78

F. Pembahasan Uji Linear Sederhana ... 79

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 81

B. Saran ... 82 DAFTAR PUSTAKA

(56)

Lampiran

1. Kuesioner

2. Gambar Varian Pepsodent 3. Data 100 Responden

4. Hasil Reliabilitas dan Validitas Variabel X 5. Hasil Reliabilitas dan Validitas Variabel Y 6. Hasil Linear Sederhana

(57)

Angipora, Marius P. 2002. Dasar-dasar Pemasaran Edisi Kedua. PT. Raja Grafindo Persada:Jakarta

BPS Kota Bandar Lampung. Kota Bandar Lampung Dalam Angka Tahun 2011. Lampung:BPS Lampung.

Dharmmesta,Basu Swastha dan T.hani Handoko.2000.Manajemen Pemasaran:Analisis Perilaku Konsumen.BPFE: Yogyakarta

Durianto, Darmadi, Sugiarto dan Lie Joko Budiman.2004.Brand Equity Ten: Strategi Memimpin Pasar.PT. Gramedia Pustaka Utama:Jakarta

Ferdinand, Augusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang.

Ferrinadewi, Erna. 2008. Merek dan Psikologi Konsumen: Implikasi Pada Strategi Pemasaran.Graha Ilmu: Yogyakarta.

Handayaningrat, Soewarno, 1982. Pengantar Studi Ilmu Administrasi Manajemen. PT.Gunung Agung. Jakarta.

Kotler dan Amstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran Jilid 1. Alih Bahasa Bob Sabran. Erlangga: Jakarta

Kerlinger, 2001.Psikologi Komunikasi Remaja, Bandung: Rosdakarya. Kasali, Rhenald. 1992.Manajemen Periklanan.Penerbit Grafit: Jakarta

Keller, Kevin Lane. 2003. Strategic Brand Management : Building, Measuring, and Managing Brand Equity.Prentice Hall: United States of America. Kotler, Philip. 1997. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan,

(58)

Penerbit Erlangga: Jakarta.

Mulyono, Sri. 1991. Statistik Untuk Ekonomi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia: Jakarta.

Mardalis, Ahmad. (2005). Meraih Loyalitas Pelanggan. Vol.9, No.2, Desember 2005. Benefit. Surakarta.

Nazir M. 1992.Metode Penelitian. Cetakan Kelima. Ghalia Indonesia. Jakarta. _______. 1999.Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Priyatno, Duwi. 2008.Mandiri Belajar SPSS.Media Kom: Yogyakarta

Priyatno, Azwar. 2010. Paham Analisa Statistik Data Dengan SPSS. MediaKom. Yogyakarta.

Raymond, McLeod. 1996. Sistem Informasi Manajemen, Alih Bahasa : Hendra Teguh SE, Ak. Jakarta. Prenhallindo.

Royan Frans, M. 2004. The Smart Marketer in Cafe : Strategi Memaksimalkan Produk. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Rangkuti, Freddy. 2004. The Power of Brand. Cet.Kedua.PT.Gramedia Pustaka Utama:Jakarta

Santoso, Singgih. 2000. Buku Latihan SPSS Statistik Parametik Ed 11. PT. Alex Media Komputindo. Jakarta.

Shimp. Terence A. 2003. Periklanan Promosi: Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu Jilid 1.Penerbit Erlangga : Jakarta.

Slameto. 1995.Periklanan Efektif.Bina Aksara: Jakarta.

Sugiyono. 2007.Metode Penelitian Bisnis.Penerbit Alfabeta: Bandung

Supranto, J. 1997. Metode Riset: Aplikasinya dalam Pemasaran. Rineka Cipta: Jakarta.

Sutisna. 2003. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasran. PT. Remaja Rosdakarya : Bandung.

Swastha, Basu dan Ibnu Sukotjo. 2002. Pengantar Bisnis Modern. Penerbit Liberty: Yogyakarta

(59)

Yogyakarta.

Umar, Hussein. 2003. Metode Riset Bisnis. Edisi Kedua. PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta

Walgito, Bimo. 1980. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM: Yogyakarta.

Sumber dari Jurnal, Penelitian, Internet dan Lainnya.

Diana Riska Selvia. 2009. Pengaruh Brand Trust terhadap Brand Loyalty Pengguna Jasa Online ATM BCA.Bandar Lampung

http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=11&submit.x=10&submit.y=25&qual= high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fjdkv%2F2006%2Fj iunkpe-ns-s1-2006-42402269-7096-simpati_hoki-chapter2.pdf.

http://digilib.stiekesatuan.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptstiek5ngy 4qbbphgcxfuxgv4ewc3glifrvq-denny-2001

http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=0&submit.y=0&qual=high &fname=/jiunkpe/s1/hotl/2008/jiunkpe-ns-s1-2008-33403114-9897-lokal_asing-chapter2.pdf

http://eprints.undip.ac.id/5623/1/Dewanty_Dewi_Perdana.pdf

http://temankampus.wordpress.com/2007/11/09/cara-download-ta-dan-skripsi-gratis diuniversitas-petra/

http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=0&submit.y=0&qual=high &fname=/jiunkpe/s1/eman/2005/jiunkpe-ns-s1-2005-31400240-6344-pepsodent-chapter1.pdf

(60)

Tabel Halaman

1. Peringkat Kinerja Merek Per Kategori Produk 2001 Kategori Pastagigi 3

2. Variabel Operasional... 28

3. Hasil Uji Validitas Variabel Citra Merek ... 33

4. Hasil Uji Validitas Variabel Kepercayaan Merek... 34

5. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian... 35

6. Model Summary... 39

7. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 50

8. Distribusi Responden Berdasarkan Pepsodent Jenis apasaja yang dikonsumsi... 51

9. Distribusi Responden Berdasarkan Ukuran Kemasan yang digunakan 52 10. Distribusi Responden Berdasarkan Pernah Berganti Berapa Kali ke Merek Lain ... 53

11.Tanggapan Responden Tentang “Pepsodent Merupakan pastagigi Berkualitas Tinggi”... 54

12.Tanggapan Responden Tentang “Pepsodent Memiliki Karakteristik Berupa Design Kemasan yang lebih baik dari para Pesaingnya” ... 55

(61)

15.Tanggapan Responden Tentang “Pepsodent adalah pastagigi yang baik untuk Kesehatan Gigi”... 59 16.Tanggapan Responden Tentang “Pepsodent Memiliki ciri khas Bermacam

-macam pilihan manfaat sesuai kebutuhan gigi yang membedakan dari

Para pesaingnya”... 60 17.Tanggapan Responden Tentang “Pepsodent Memiliki Ciri khas

Bermacam-macam pilihan rasa sesuai kebutuhan gigi yang membedakan Dari para pesaingnya”... 61 18. Tanggapan Responden Tentang “Pepsodent Merupakan Merek yang

tidak Mengecewakan Pelanggannya”... 62 19.Tanggapan Responden Tentang “Pepsodent merupakan Merek

Pastagigi terbaik diantara produk pastagigi sejenis ”... 63 20.Tanggapan Responden Tentang “Merek Pastagigi Pepsodent Sangat

Kuat Menguasai Pasaran”... 64 21.Tanggapan Responden Tentang “Pepsodent adalah Merek Pastagigi

Paling Terkenal di Indonesia ”... 66 22.Tanggapan Responden Tentang “Pepsodent adalah Merek Pastagigi

untuk keluarga yang menyediakan susunan manfaat sesuai kebutuhan

keluarga”... 67 23.Tanggapan Responden Tentang “Pepsodent adalah merek pastagigi

Yang aman bagi keluarga karena terbuat dari bahan yang tidak

(62)

25.Tanggapan Responden Tentang “Pepsodent Membuat gigi Lebih

Sehat”... 71 26.Tanggapan Responden Tentang “ Pepsodent Membuat Daya Tahan

Gigi Lebih Baik”... 72 27.Tanggapan Responden Tentang “Pepsodent satu-satunya pastagigi

Di Indonesia yang secara aktif mendidik kebiasaan menyikat gigi Secara benar melalui program sekolah dengan layanan pemeriksaan

gigi gratis”... 73 28.Tanggapan Responden Tentang “Pepsodent Mempunyai Kualitas

Yang sama baiknya sesuai dengan iklannya”... 74 29.Tanggapan Responden Tentang “ Pepsodent adalah Merek Pastagigi

Yang dirancang khusus oleh para ahli untuk menghasilkan pastagigi

Gambar

tabel 1.Tabel 1.  Peringkat Kinerja Merek Per Kategori Produk 2001
Tabel 2 Variabel Operasional
Tabel 3. Hasil Uji Validitas Variabel Citra Merek
Tabel 4.  Hasil Uji Validitas Variabel Kepercayaan Merek
+5

Referensi

Dokumen terkait

Pada fase ini tidak ada pembentukan energi (ATP) yang dapat digunakan untuk kontraksi dan pensilnya akhir dan miosin, sehingga daging menjadi empuk kembali. Perubahan

Pembentukan eksiton pada sel surya organik (PSC) terjadi dimana ketika sinar yang dipancarkan (foton) ke bahan organik sehingga energi foton diserap oleh bahan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan jaringan saraf untuk memprediksi harga komoditas pangan menggunakan metode backpropagation.. Penelitian ini

Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah pengertian Sikap, Masyarakat Sebagai Khalayak Pembaca, Pengaruh Media, Surat Kabar Sebagai Media Massa,

(E) Mereka menganggap pekerjaan sebagai sesuatu yang harus dilakukan untuk dapat bertahan hidup, akan tetapi pekerjaan dipandang sebagai cara untuk mencapai tujuan dan

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris apakah rasio

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang berkaitan dengan kajian partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan program 3R di Desa Nusa Kecamatan Lhoknga Kabupaten

Prioritas masalah pada tahun 2014 yang berkaitan dengan infrastruktur adalah ketersediaan dan keterjangkauan air bersih yang ditemukan di kabupaten Garut, Sukabumi, Bangkalan,