• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK NHT PADA MATERI IKATAN KIMIA, TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI SEDERHANA(PTK PADA SISWA KELAS X2 SMA BUDAYA BANDAR LAMPUNG TP 2010 - 2011)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK NHT PADA MATERI IKATAN KIMIA, TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI SEDERHANA(PTK PADA SISWA KELAS X2 SMA BUDAYA BANDAR LAMPUNG TP 2010 - 2011)"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TEKNIKNHTPADA MATERI IKATAN KIMIA, TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN

REAKSI SEDERHANA

(PTK pada Siswa Kelas X2 SMA Budaya Bandar Lampung TP 2010-2011)

(Skripsi)

Oleh

Siti Komariah

PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TEKNIKNHTPADA MATERI IKATAN KIMIA, TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN

REAKSI SEDERHANA

(PTK pada Siswa Kelas X2SMA Budaya Bandar LampungTP 2010-2011)

Oleh Siti Komariah

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di SMA Budaya Bandar Lampung,

diperoleh data rata-rata nilai penguasaan konsep pada materi pokok ikatan kimia, tata

nama senyawa dan persamaan reaksi kelas X semester ganjil tahun pelajaran

2009/2010 adalah 56,6 dan siswa yang memperoleh nilai60 hanya 40%. Nilai

tersebut belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan

sekolah yaitu 100% siswa yang telah mencapai nilai60. Aktivitas on tasksiswa

selama pembelajaran masih rendah. Upaya untuk meningkatkan aktivitas belajar dan

penguasaan konsep pada materi ini dilakukan dengan menerapkan pembelajaran

(3)

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan persentase: (1) setiap jenis aktivitason

task, (2) rata-rata penguasaan konsep, dan (3) ketuntasan belajar. Jenis penelitian ini

adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 3 siklus. Data penelitian

terdiri dari data kualitatif berupa data aktivitas siswa dan data kuantitatif berupa data

penguasaan konsep.

Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan persentase dari siklus I ke siklus II

dan dari siklus II ke Siklus III secara berurutan: (1) rata-rata setiap jenis aktivitason

tasksiswa untuk aktivitas (i) bertanya pada guru sebesar 14,17% dan 7,5%; (ii)

mengemukakan pendapat sebesar 8,75% dan 10%; (iii) menjawab pertanyaan dari

guru sebesar 10% dan 16,75%; dan (iv) aktif dalam diskusi kelompok sebesar

11,92% dan 6,25%; (2) rata-rata penguasaan konsep kimia siswa sebesar 5,83% dan

17,42%; dan (3) jumlah siswa yang mencapai KKM sebesar 10,25% dan 7,60%.

Penerapan Pembelajaran Kooperatif TeknikNHTdapat meningkatkan aktivitas

belajar dan penguasaan konsep pada materi ikatan kimia, tata nama senyawa dan

persamaan reaksi sederhana.

Kata kunci: Pembelajaran kooperatif teknik NHT; aktivitason task; penguasaan

konsep, ikatan kimia, tata nama senyawa dan persamaan reaksi

(4)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TEKNIKNHTPADA MATERI IKATAN KIMIA,

TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI SEDERHANA

(PTK pada Siswa Kelas X2SMA Budaya Bandar Lampung) Oleh

SITI KOMARIAH

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

Judul Skripsi : PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIKNHTPADA MATERI IKATAN KIMIA, TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI SEDERHANA(PTK PADA SISWA KELAS X2SMA BUDAYA BANDAR LAMPUNG TP 2010 - 2011)

Nama Mahasiswa : Siti Komariah Nomor Pokok Mahasiswa : 0513023047 Program Studi : Pendidikan Kimia Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI,

1. Komisi Pembimbing

Drs. Tasviri Efkar , M. Si Dra. Ila Rosilawati, M. Si NIP 19581004 198703 1 001 NIP 19650717 199003 2 001

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

(6)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Tasviri Efkar, M. Si. ____________

Sekretaris : Dra. Ila Rosilawati, M. Si. ____________

Penguji

Bukan Pembimbing : Dra. Nina Kadaritna, M. Si. ____________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, 04 Februari 1986 sebagai anak keempat

dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Supardi dan Ibu Wagirah.

Pendidikan yang telah di tempuh oleh penulis antara lain: SD Negeri 3 Bandar

Lampung diselesaikan pada tahun 1998, SMP Negeri 13 Bandar Lampung

diselesaikan pada tahun 2001, dan SMA Persada diselesaikan pada tahun 2004.

Pada tahun 2005 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan

Kimia, Jurusan Pendidikan MIPA, FKIP Unila. Selama menjadi mahasiswa,

penulis pernah mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri

(8)

MOTTO

Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali apa yang Engkau jadikan mudah.

Sedangkan yang susah bisa Engkau jadikan mudah, Apabila Engkau

Menghendakinya

(HR Ibnu Hibban dan Ibnu Suni)

Jangan menyerah sebelum berjuang yakinlah tidak ada yang tidak mungkin

terjadi

( Siti )

Sesungguhnya kemarin adalah impian yang telah lewat, sementara esok adalah

cita-cita yang indah dan sekarang adalah

kenyataan yang sedang terjadi

(Dr. Aidh Abdullah Al-Qarni)

Sesungguhnya kebahagiaan hanya milik orang - orang yang bersyukur

(9)

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil’alamin,puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah

SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesai-kan skripsi yang berjudul “Peningkatan Aktivitas dan Penguasaan Konsep

Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif TeknikNHTPada Materi Ikatan

Kimia, Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi Sederhana” sebagai salah satu

syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

3. Ibu Dra. Nina Kadaritna, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Kimia dan pembahas, terima kasih atas segala masukannya kepada penulis

dalam menyusun skripsi ini.

4. Bapak Drs. Tasviri Efkar, M.Si., selaku pembimbing I dan Pembimbing

Akademik, terima kasih atas bantuan, kesedian, keikhlasan, motivasi dan

kesabarannya dalam memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam proses

penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Ila Rosilawati, M.Si., selaku pembimbing II terima kasih atas

bantuan, kesedian, keikhlasan, motivasi dan kesabarannya dalam memberikan

bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyusunan skripsi ini.

(10)

7. Kepala Sekolah, seluruh staff, guru, dan siswa kelas X2SMA Budaya Bandar

Lampung.

8. Ibu Tri Winarti, S.Pd., selaku guru mitra atas kerjasama, bantuan serta saran

yang diberikan sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar.

9. Teristimewa untuk kedua orang tuaku , bapak Supardi dan ibu Wagirah yang

selalu memberikan hal terbaik untuk anak-anaknya dan tak pernah letih

memperjuangkan masa depan anak-anaknya. Atas kasih sayang, doa, nasehat

dan dukungan yang telah diberikan.

10. Kakak-kakakku: Kang Wandi, Yuk Mamik, Mb Siti, Mb Eka, Kak Holis, dan

Mas Tri atas kasih sayang, doa, nasehat serta dukungan yang telah diberikan.

11. Teman-teman dan adik-adik terbaikku di Pendidikan Kimia: Hana, Erika, Eka,

Een, Yunis, Fera, Ani, Saudah, Mia, Eci Siwi, Rina dan Uli semangat dan

dukungan serta persahabatan yang telah terjalin selama ini.

12. Segenap anggota keluarga besar Pendidikan Kimia FKIP Unila.

13. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu.

Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, serta

berkenan membalas semua budi baik yang diberikan kepada penulis dan semoga

skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, September 2011 Penulis

(11)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya. Dengan segala kerendahan hati kupersembahkan hasil karyaku ini kepada:

Bapak dan Ibuku tersayang yang telah membesarkan, mendidik, dan tak kenal lelah

dalam mewujudkan mimpiku. Terimakasih, karena selalu mendoakanku, memberikan cinta, kasih sayang dan materi serta harapan atas keberhasilan studiku.

Jerih payah dan kerja keras Bapak dan Ibu tidak akan pernah aku lupakan. Mudah-mudahan kelak aku dapat membahagiakan Bapak dan Ibu. Amien...

Kakak-kakak ku tercinta; Kang Wandi, Yuk Mamik,, Mb Siti, terimakasih atas

semangat dan nasehat yang selalu kakak-kakakku berikan untukku. Semoga aku bisa menjadi adik yang baik untuk kalian.

Keponakan-keponakan ku tersayang; Fatur, Munjir, Naura, Raihan, Najwa dan

Arfan yang lucu, ngegemesin, kadang menjengkelkan, tetapi selalu membuat keceriaan.

(12)

DAFTAR ISI

III. METODE PENELITIAN A. Subyek dan Tempat Penelitian ... 18

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 32

(13)

iv

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 50

B. Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52

LAMPIRAN 1. Silabus ... 54

2. Rencana pelaksanaan pembelajaran ... 60

3. Lembar kerja siswa ... 90

4. Soal dan jawaban tes formatif I ... 131

5. Soal dan jawaban tes formatif II ... 134

6. Soal dan jawaban tes formatif III... 138

7. Nilai tes ... 140

8. Perhitungan data aktivitas dan penguasaan konsep ... 141

9. Lembar observasi aktivitas siswa ... 148

10. Lembar observasi kinerja guru ... 155

(14)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif... 8

B. Pembelajaran Kooperatif TeknikNHT ... 11

C. Aktivitas Siswa... 13

D. Penguasaan Konsep ... 15

E. Lembar Kerja Siswa ... 16

III. METODE PENELITIAN A. Subyek dan Tempat Penelitian ... 18

B. Data Penelitian ... 18

C. Instrumen Penelitian ... 19

D. Pengembangan Siklus Tindakan... 19

E. Indikator Kinerja ... 27

F. Analisis Data ... 27

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 31

(15)

iv V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 49

B. Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA... 51

LAMPIRAN 1. Silabus... 54

2. Rencana pelaksanaan pembelajaran... 60

3. Lembar kerja siswa... 90

4. Soal dan jawaban tes formatif I ... 131

5. Soal dan jawaban tes formatif II ... 134

6. Soal dan jawaban tes formatif III... 138

7. Nilai tes ... 141

8. Perhitungan data aktivitas dan penguasaan konsep... 142

9. Lembar observasi aktivitas siswa... 149

10. Lembar observasi kinerja guru... 163

(16)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi kimia SMA Budaya Bandar

Lampung, diperoleh bahwa nilai rata-rata penguasaan konsep pada materi

pokok ikatan kimia tata nama senyawa dan persamaan reaksi sederhana kelas

X semester ganjil tahun ajaran 2009/2010 adalah 56,6 dan siswa yang

memper-oleh nilai≥ 60hanya 40%. Nilai ini belum mencapai Kriteria Ketuntasan

Minimum (KKM) yang ditetapkan di SMA Budaya Bandar Lampung untuk

mata pelajaran kimia yaitu 100% siswa mendapat nilai≥ 60. Hal ini

menunjukkan siswa kesulitan memahami materi ikatan kimia

Pada tahun 2010-2011 kelas X ada 3 kelas yaitu kelas X1sampai dengan kelas

X3. Berdasarkan nilai mid semester pada materi struktur atom, kelas X2

memperoleh nilai yang paling rendah. Hasil observasi dikelas X2,

pembelajar-an pada bab sistem periodik unsur pada materi beberapa sifat periodik unsur

disampaikan dengan metode ceramah dan latihan soal. Siswa hanya

mengandalkan seluruh informasi dari guru dan siswa tidak dilibatkan dalam

menemukan konsep, serta aktivitas siswa yang relevan dalam pembelajaran

(17)

2

Aktivitas yang dominan dilakukan siswa pada proses pembelajaran antara lain

memperhatikan, mendengarkan dan mencatat. Siswa jarang sekali mengajukan

pertanyaan terkait hal yang belum jelas ataupun yang belum diketahui. Saat

guru mengajukan pertanyaan kepada siswa hanya beberapa siswa yang

berkemampuan akademik tinggi saja yang menjawab pertanyaan dari guru.

Sedangkan sebagian besar siswa yang lain hanya diam dan sebagian siswa

yang lain mencari kesibukan lain, seperti mengobrol dengan teman sebangku,

melamun, dan membuat kegaduhan serta ada yang mengerjakan tugas mata

pelajaran lain.

Hal ini tidak sesuai dengan penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP), yaitu siswa sebagai subyek dalam proses pembelajaran, sedangkan

guru bertindak sebagai fasilitator dan motivator. Berdasarkan kondisi tersebut

maka kualitas pembelajaran kimia di SMA Budaya Bandar Lampung harus

ditingkatkan.

Pada penerapan KTSP, setiap siswa dituntut untuk memiliki kompetensi

khusus dalam setiap mata pelajaran. Kompetensi dasar yang harus dimilki oleh

siswa kelas X diantaranya adalah membandingkan proses pembentukan ikatan

ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, ikatan logam dan hubungannya

dengan sifat fisika senyawa yang terbentuk serta mendeskripsikan tata nama

senyawa anorganik dan organik sederhana serta persamaan reaksinya.

Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan suatu pembelajaran yang mampu

(18)

3

pembelajaran kooperatif. Dalam pembelajaran kooperatif siswa dibimbing

untuk dapat menemukan konsep materi yang ada secara mandiri melalui sarana

pembelajaran yang telah disediakan oleh guru.

Menurut Ismail (2003), pembelajaran kooperatif merupakan strategi

pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam

kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu model

pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan untuk meningkatkan hasil

belajar siswa pada materi pokok ikatan kimia dan tata nama siswa serta

persamaan reaksi sederhana adalah pembelajaran kooperatif adalah teknik

Numbered Head Together (NHT).

Pembelajaran kooperatif teknikNHTmerupakan salah satu model

pembelajar-an kooperatif ypembelajar-ang dikembpembelajar-angkpembelajar-an untuk meningkatkpembelajar-an keterlibatpembelajar-an siswa

dalam proses pembelajaran. Dalam model pembelajaran ini, siswa

dikelom-pokkan dalam kelompok kecil yang saling bekerjasama untuk memecahkan

suatu masalah, menyelesaikan suatu tugas untuk mencapai tujuan bersama.

Model pembelajaran ini juga dapat membantu siswa yang sebelumnya tidak

aktif atau kurang aktif menjadi lebih aktif. Selain itu juga pembelajaran

kooperatif teknikNHTmembimbing siswa untuk dapat menemukan konsep

dari materi yang ada secara mandiri melalui sarana pembelajaran yang telah

disediakan oleh guru.

Penerapan pembelajaran kooperatif memerlukan cara tertentu agar antara siswa

(19)

4

yang dapat dilakukan adalah melalui media pembelajaran. Media

pembelajar-an ada bermacam-macam, salah satunya adalah LKS (Lembar Kerja Siswa).

LKS yang digunakan berisi tahapan pertanyaan yang dapat melatih dan

meng-arahkan siswa menemukan konsep, sehingga diharapkan materi yang mereka

pelajari akan lebih mudah dipahami dan akan lebih melekat dipikiran siswa.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dilakukan penelitian dengan judul

”Peningkatan Aktivitas dan Penguasaan Konsep Melalui Penerapan

Pembelajaran Kooperatif TeknikNumbered Head Together (NHT)Pada Materi

Pokok Ikatan Kimia, Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi Sederhana”

(PTK pada Siswa Kelas X2SMA Budaya Bandar Lampung TP.2010-2011).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana peningkatan aktivitas siswa pada materi pokok ikatan kimia,

tata nama senyawa dan persamaan reaksi sederhana melalui penerapan

pembelajaran kooperatif teknikNHTdari siklus ke siklus?

2. Bagaimana peningkatan penguasaan konsep siswa pada materi pokok

ikatan kimia, tata nama senyawa dan persamaan reaksi sederhana melalui

penerapan pembelajaran kooperatif teknikNHTdari siklus ke siklus?

3. Bagaimana peningkatan persentase siswa yang mencapai ketuntasan belajar

pada materi pokok ikatan kimia, tata nama senyawa dan persamaan reaksi

sederhana melalui penerapan pembelajaran kooperatif teknikNHTdari

(20)

5

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian

ini adalah mendeskripsikan :

1. Peningkatan aktivitas siswa pada materi ikatan kimia, tata nama senyawa

dan persamaan reaksi sederhana melalui penerapan pembelajaran

kooperatif teknikNHTdari siklus ke siklus.

2. Peningkatan penguasaan konsep siswa pada materi ikatan kimia, tata

nama dan persamaan reaksi sederhana melaui penerapan pembelajaran

ko-operatif teknikNHTdari siklus ke siklus.

3. Peningkatan persentase siswa yang mencapai ketuntasan belajar pada

materi ikatan kimia, tata nama senyawa dan persamaan reaksi sederhana

melalui penerapan pembelajaran teknikNHTdari siklus ke siklus.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :

1. Bagi siswa

Melalui penerapan pembelajaran kooperatif teknik NHT siswa lebih aktif

dan lebih mudah memahami konsep pembelajaran ikatan kimia, tata nama

senyawa dan persamaan reaksi sederhana.

2. Bagi guru

Sebagai salah satu bentuk alternatif pembelajaran yang dapat diterapkan

oleh guru kimia dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar

kimia pada materi ikatan kimia, tata nama senyawa dan persamaan reaksi

(21)

6

3. Bagi sekolah.

Sumbangan pemikiran dan informasi dalam upaya meningkatkan mutu pem

belajaran di sekolah, dalam rangka perbaikan proses pembelajaran

khusus-nya pada mata pelajaran kimia.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian tindakan kelas ini adalah :

1. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X2SMA Budaya Bandar

Lampung Tahun Pelajaran 2010 - 2011.

2. Pembelajaran kooperatif teknikNHTmerupakan model pembelajaran yang

memiliki 4 struktur langkah kegiatan utama yaitu penomoran, pengajuan

pertanyaan, berfikir bersama dan pemberian jawaban.

3. Aktivitas siswa adalah kegiatan yang dilakukan siswa selama mengikuti

pembelajaran kooperatif taknikNHT yang meliputi aspek perilaku siswa

yang relevan dengan kegiatan belajar yaitu :

a. Aktif bertanya kepada guru

Pada saat siswa bertanya pada guru mengenai materi pelajaran selama

pembelajaran berlangsung

b. Aktif memberikan pendapat

Pada saat siswa mengemukakan pendapatnya mengenai materi pelajaran

selama pembelajaran berlangsung

c. Aktif menjawab pertanyaan dari guru

Pada saat siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru selama

(22)

7

d. Aktif dalam diskusi kelompok

Pada saat siswa ikut terlibat atau berpartisipasi aktif dalam

memecahkan masalah yang diberikan oleh guru pada masing-masing

kelompok baik lisan maupun tulisan.

4. Penguasaan konsep merupakan pengetahuan, pemahaman dan kemampuan

mengaplikasikan suatu materi yang dimiliki siswa setelah mengikuti

kegiatan belajar berdasarkan nilai tes di setiap akhir siklus

5. Materi pokok pada penelitian ini adalah ikatan kimia, tata nama senyawa

dan persamaan reaksi sederhana.

6. LKS non eksperimen berisi pertanyaan–pertanyaan yang di susun secara

kronologis untuk membantu siswa menemukan konsep.

(23)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Kooperatif

Belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pengajaran yang

memungkinkan siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar mereka dan

belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian

tersebut, Slavin (dalam Solihatin, 2007: 4) mengatakan bahwacooperative

learn-ingadalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam

kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4

Sampai 6 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen.

Sedangkan menurut Lie (2007:12):

Pembelajaran kooperatif atau pembelajaran gotong royong adalah sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk

bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas terstruktur, dimana dalam sistem ini guru bertindak sebagai fasilitator

Dalam pengertian lain, Eggen dan Kauchak dalam Trianto (2007: 42) menyatakan

“Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang

melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama.”

Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan

partisi-pasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan

dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi

(24)

9

Jadi dalam pembelajaran kooperatif siswa mempunyai peran ganda yaitu sebagai

siswa maupun sebagai guru. Dengan bekerja secara kolaboratif untuk mencapai

sebuah tujuan bersama, maka siswa akan mengembangkan ketrampilan

berhu-bungan dengan sesama manusia yang akan sangat bermanfaat bagi kehidupan di

luar sekolah.

Pembelajaran kooperatif tidak hanya sekedar belajar dalam kelompok. Menurut

Roger dan Jhonson dalam Lie (2007: 31) ada unsur unsur dasar yang

membeda-kan pembelajaran kooperatif dengan metode pembelajaran kelompok biasa yaitu

1. Saling ketergantungan positif

Keberhasilan kelompok sangat bergantung pada setiap usaha anggotanya.

Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif guru perlu menyusun

tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus

menyele-saikan tugasnya sendiri. Penilaian yang dilakukan adalah penilaian

indi-vidu dan penilaian kelompok. Dengan demikian siswa mempunyai

kesem-patan yang sama untuk memberikan sumbangan nilai. Dengan kondisi

yang demikian tidak ada siswa yang dirugikan.

2. Tanggung jawab perseorangan

Unsur ini merupakan akibat langsung dari ketergantungan positif. Jika

tugas dan penilaian dibuat menurut prosedur pembelajaran, setiap siswa

akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik.

3. Tatap muka

Setiap kelompok harus diberi kesempatan untuk bertatap muka dan

ber-diskusi sehingga siswa dapat saling mengenal dan menerima satu sama

(25)

10

4. Komunikasi antar anggota

Keberhasilan suatu kelompok dipengaruhi keterampilan intelektual,

ke-terampilan berkomunikasi setiap anggota dalam kelompoknya.

5. Evaluasi proses kelompok

Evaluasi proses kelompok bertujuan untuk mengevaluasi proses kerja

kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerjasama

dengan lebih efektif.

Dari uraian di atas, maka dengan pembelajaran kooperatif akan lebih mampu

me-motivasi siswa untuk menjadi aktif dalam pembelajaran. Dengan kelompok

bela-jar akan terjadi saling tukar pikiran, tidak ada lagi kesenjangan antar siswa karena

semuanya saling berinteraksi satu sama lainnya. Karena anggotanya bersifat

hete-rogen, siswa yang pandai dapat memberikan masukan bagi temannya yang

ber-kemampuan rendah dan siswa yang berber-kemampuan rendah memperoleh banyak

keuntungan belajar dengan rekannya yang pandai. Di dalam kelompok akan

ter-laksana kerjasama yang maksimal sehingga dapat menutupi kekurangan dari

ang-gota kelompok.

Menurut Ibrahim dalam Trianto (2007) menyatakan bahwa pembelajaran

koope-ratif memberikan peluang kepada siswa berbeda latar belakang dan kondisi untuk

bekerjasama saling bergantung satu sama lain atau tugas- tugas bersama dan

me-lalui penggunaan struktur peghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu

sama lain. Selain itu juga menurut Ibrahim dalam Trianto (2007) pembelajaran

(26)

11

1. Siswa bekerjasama dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan

materi belajarnya.

2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memilki kemampuan tinggi, sedang

dan rendah.

3. Bila mungkin kelompok berasal dari ras, budaya, suku dan jenis kelamin

yang berbeda.

4. Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok daripada individu.

Langkah-langkah dalam pembelajaran koperatif ditunjukkan sebagai berikut :

Tabel 1. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif

Fase Kegiatan Guru

Fase 1

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar

Fase 2

Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa baik dengan peragaan (demonstrasi) atau teks Fase 3

Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar

Guru menjelaskan siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan perubahan yang efisien

Fase 4

Membantu (membimbing) kerja kelompok dalam belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mengerjakan tugas

Fase 5 Evaluasi

Guru mengevaluasi materi pelajaran yang telah diberikan kemudian menginformasikan hasil pekerjaan mereka

Fase 6

Memberikan penghargaan

Guru memberikan cara-cara untuk menghargai, baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

B. Pembelajaran Kooperatif TeknikNHT

Pembelajaran kooperatif teknikNHTmerupakan salah satu teknik pembelajaran

(27)

12

mempengaruhi pola-pola interaksi siswa dalam tujuan meningkatkan penguasaan

isi akademik. Teknik ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling

membagikan ide-ide dan menimbang jawaban yang paling tepat. Selain itu,

teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan kerjasama mereka. Teknik

ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia

anak didik. Menurut Trianto (2007) dalam mengajukan pertanyaan kepada

se-luruh kelas, guru menggunakan struktur empat fase sebagai sintaksNHT:

a. Fase 1 : Penomoran

Dalam fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok 3-5 orang dan

kepada setiap anggota kelompok diberi nomor 1 sampai 5.

b. Fase 2 : Pengajuan pertanyaan

Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat

bervariasi. Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat

tanya.

c. Fase 3 : Berfikir bersama

Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan

meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim.

d. Fase 4 : Pemberian jawaban

Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya

sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan

(28)

13

C. Aktivitas Siswa

Aktivitas belajar adalah serangkaian kegiatan belajar yang dilakukan siswa selama

proses pembelajaran berlangsung.

Menurut Sardiman (1994)

Aktivitas adalah kegiatan yang dilakukan oleh manusia karena manusia memiliki jiwa sebagai sesuatu yang dinamis memiliki potensi dan energi sendiri.

Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang direncanakan dan disadari untuk

mencapai tujuan belajar, yaitu perbaikan pengetahuan dan keterampilan pada

sis-wa yang melakukan kegiatan belajar. Keberhasilan kegiatan pembelajaran

diten-tukan dari bagaimana kegiatan interaksi dalam pembelajaran tersebut. Semakin

aktif siswa tersebut dalam belajar, semakin ingat siswa akan pembelajaran itu, dan

tujuan pembelajaran akan lebih cepat tercapai.

Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengar dan mencatat materi pelajaran.

Pendidikan saat ini lebih menitikberatkan pada aktivitas atau keikutsertaan siswa

dalam proses pembelajaran. Keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran akan

menumbuhkan kegiatan dalam belajar sendiri. Siswa melakukan belajar sambil

bekerja, dengan bekerja siswa akan memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan

aspek-aspek tingkah laku lainnya, serta mengembangkan keterampilan yang

ber-makna untuk hidup dimasyarakat.

(29)

14

Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (2003) yang menyatakan bahwa:

Penerimaan pembelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri kesan itu tidak

berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah, kemudian dikeluarkan lagi dalam

bentuk yang berbeda atau siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, sehingga

menimbulkan diskusi dengan guru.

Paul B. Diedrich dalam Hamalik (2004) mengklasifikasikan aktivitas siswa dalam

8 kelas sebagai berikut:

1. Visual Activitiesmisal, rnembaca, memperhatikan, demonstrasi, percobaan

2. Oral Activitiesseperti, mcnyatakan, rncrurnuskan, bertanya, memberi

saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.

3. Listening Activitiesmeliputi, mendengarkan uraian, percakapan, diskusi

4. Writing Activitiesmeliputi, menulis karangan, laporan angket, menyalin.

5. Drawing Activitiesnieliputi, menggambar, membuat peta, grafik, diagram.

6. Motor Ativitiesmeliputi, melakukan percobaan, membuat konstruksi,

model meresapi, bemain, berkebun, beternak.

7. Mental Activitiesmisalnya, menanggap, mengingat, memecahkan soal,

menganalisa, melihat hubungan, mengambil kesimpulan.

8. Emosional Activitiesseperti, menaruh minat, gembira, bersemangat,

bergairah, berani, tenang, gugup.

Aktivitas-aktivitas dalam belajar juga dapat dibedakan menjadi aktivitas yang

relevan dengan pembelajaran(on task)dan aktivitas yang tidak relevan(off task).

Aktivitas yang relevan dengan pembelajaran(on task),contohnya adalah bertanya

kepada teman, bertanya kepada guru, mengemukakan pendapat, aktif

memecah-skan masalah, berdiskusi dan bekerja sama. Aktivitas yang tidak relevan dengan

pembelajaran(off task),contohnya adalah tidak memperhatikan penjelasan guru,

(30)

15

D. Penguasaan Konsep

Konsep adalah pokok utama yang menjadi dasar keseluruhan sebagai hasil

berpikir abstrak manusia terhadap benda, peristiwa, fakta yang menerangkan

banyak pengalaman. Penguasaan konsep dapat diartikan kemampuan siswa

menguasai materi pelajaran yang diberikan dan merupakan dasar dari penguasaan

prinsip-prinsip teori, artinya untuk dapat menguasai prinsip dan teori harus

dikuasai terlebih dahulu konsep-konsep yang menyusun prinsip dan teori yang

bersangkutan.

Menurut Dahar (1998) konsep adalah suatu abstraksi yang memiliki suatu kelas

objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, hubungan-hubungan yang

mempunyai atribut yang sama. Setiap konsep tidak berdiri sendiri melainkan

berhubungan satu sama lain, oleh sebab itu siswa dituntut tidak hanya menghafal

atau memahami sebagian konsep saja, melainkan hendaknya memperhatikan

hubungan antara satu konsep dengan konsep yang lainnya. Hal tersebut didukung

oleh pendapat Sagala (2007)

Penguasaan konsep adalah buah pemikiran seseorang atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam definisi sehingga menghasilkan produk pengetahuan yang meliputi prinsip hukum dari suatu teori, konsep tersebut diperoleh dari fakta, peristiwa, dan pengalaman melalui generalisasi dan berfikir abstrak.

Penguasaan konsep akan mempengaruhi ketercapaian hasil belajar siswa. Suatu

proses dikatakan berhasil apabila hasil belajar yang didapatkan meningkat atau

mengalami perubahan setelah siswa melakukan aktivitas belajar, pendapat ini

didukung oleh Djamarah dan Zain (2002) yang mengatakan bahwa belajar pada

(31)

16

melakukan aktivitas belajar. Penguasan terhadap suatu konsep tidak mungkin

baik jika siswa tidak melakukan belajar karena siswa tidak akan tahu banyak

tentang materi pelajaran. Guru sebagai pengajar harus memilki kemampuan untuk

menciptakan kondisi yang kondusif agar siswa dapat menemukan dan memahami

konsep yang diajarkan.

E. Lembar Kerja Siswa

Lembar kerja siswa (LKS) merupakan alat bantu untuk menyampaikan pesan

kepada siswa yang digunakan, oleh guru dalam proses pembelajaran. Melalui

media pembelajaran berupa LKS ini akan memudahkan guru dalam

menyampai-kan materi pembelajaran, serta amenyampai-kan menimbulmenyampai-kan interaksi antara guru dengan

siswa dalam proses pembelajaran.

Menurut Sriyono (1992), LKS adalah salah satu bentuk program yang

berlandaskan atas tugas yang harus diselesaikan dan berfungsi sebagai alat untuk

mengalihkan pengetahuan dan keterampilan,sehingga mampu mempercepat

tumbuhnya minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Melalui LKS

siswa harus dapat mengemukakan pendapat dan mampu mengambil kesimpulan.

Lembar kerja siswa terdiri dari beberapa inti sari materi pertanyaan-pertanyaan

berupa soal-soal latihan dan tugas-tugas. Lembar kerja siswa merupakan suatu

media pembelajaran yang disusun secara kontruktivisme untuk membangun

konsep atau mencari informasi. Lembar kerja siswa digunakan sebagai sarana

pembelajaran dalam membantu siswa agar mampu memahami materi

(32)

17

Secara umum LKS dapat dibagi ke dalam 3 jenis, yaitu :

1. LKS fakta, merupakan tugas yang sifatnya hanya mengarahkan siswa untuk

mencari fakta yang menghubungkan dengan bahan yang akan diajarkan.

Contoh: LKS eksperimen.

2. LKS pengkajian, merupakan pengalihan pengertian tentang bahan kearah

pemahaman, dapat berupa tugas baik untuk bereksperimen maupun untuk

mengamati.

3. LKS pemantapan atau kesimpulan, digunakan untuk memantapkan materi

pelajaran yang telah dikaji dalam diskusi kelas dimana kebenaran kesimpulan

(33)

18

III. METODE PENELITIAN

A. Subyek dan Tempat Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas X2SMA Budaya Bandar Lampung Tahun

Ajaran 2010 - 2011 dengan jumlah siswa 40 orang yang terdiri dari 19 siswa

laki-laki dan 21 siswa perempuan.

B. Data Penelitian 1. Jenis data

Data penelitian dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

a) Data kualitatif adalah data aktivitas siswa yang relevan dalam

pembelajar-an (on task) selama proses pembelajarpembelajar-an dalam setiap pertemupembelajar-an.

b) Data kuantitatif adalah data penguasaan konsep siswa yang merupakan

data hasil tes formatif yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus

2. Teknik pengumpulan data

Ada dua teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data, yaitu:

1) Teknik observasi

Teknik observasi dilakukan untuk memperoleh data aktivitason tasksiswa

dan kinerja guru. Aktivitason tasksiswa diamati melalui lembar

observasi aktivitason tasksiswa oleh dua orang observer. Kinerja guru

diamati melalui lembar observasi kinerja guru oleh guru mitra. Observasi

(34)

19

2) Teknik Tes

Teknik tes dilakukan untuk mendapatkan data penguasaan konsep siswa

pada materi pokok ikatan kimia, tata nama senyawa dan persamaan reaksi

sederhana. Tes penguasaan konsep diambil melalui tes formatif dari

seluruh siswa direrata, kemudian dijadikan data setiap siklus yang akan

dibandingkan dengan rerata hasil tes penguasaan konsep siklus berikutnya.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dalam pembelajaran adalah :

1) Lembar observasi kinerja guru yang diisi oleh guru mitra.

2) Lembar observasi aktivitas siswa yang diisi oleh peneliti, dan 2 observer

3) Lembar tes tertulis berupa tes formatif yang berisi soal uraian objektif.

D. Pengembangan Siklus Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tiga siklus. Siklus I dilaksanakan empat

kali pertemuan, siklus II dilaksanakan tiga kali pertemuan dan siklus tiga

dilaksanakan tiga.

kali pertemuan. Prosedur pelaksanaan tindakan yang dilakukan menggunakan

model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart (1992) dalam Hopkins

(1993: 48) yang terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut:

1. Perencanaan

2. Pelaksanaan

3. Observasi

(35)

20

Siklus I

1. Perencanaan

a. Menyusun silabus dan rencana pembelajaran.

b. Menyusun LKS non-eksperimen.

c. Menyusun lembar observasi kinerja guru dan aktivitas siswa dalam

pembelajaran.

d. Menyusun soal-soal tes formatif untuk mengukur penguasaan konsep siswa.

e. Mengelompokan siswa menjadi kelompok-kelompok kecil dan dilakukan

secara heterogen, baik berdasarkan suku, jenis kelamin, maupun prestasi

akademik. Pengelompokan dilakukan berdasarkan data hasil penguasaan

konsep siswa pada materi pokok sebelumnya yaitu materi struktur sistem

perodik unsur.

2. Pelaksanaan

Siklus I dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan selama 7 x 40 menit, pertemuan

1 dilaksanakan selama 2 x 40 menit, pertemuan 2 dilaksanakan selama 2 x 40

menit, pertemuan 3 dilaksanakan selama 2 x 40 menit dan pertemuan 4

dilak-sanakan 1 x 40 menit. Submateri yang akan diberikan adalah peranan elektron

dalam pembentukan ikatan, ikatan ion dan ikatan kovalen. Sebelum pelaksanaan

siklus I, dilakukan pembagian kelompok sebanyak 8 kelompok berdasarkan tes

pada materi sistem periodik unsur. Setiap kelompok terdiri atas 5 siswa yang

memiliki kemampuan akademik yang heterogen. Selanjutnya guru men-jelaskan

(36)

21

tugas dan kewajiban setiap anggota kelompok dan tanggung jawab terhadap

keberhasilan kelompok.

Pertemuan I (2 x 40menit)

1. Kegiatan awal (pendahuluan), yaitu meminta siswa siswa duduk berdasarkan

kelompoknya Kemudian disampaikan indikator pembelajaran dan tujuan

pelajaran. Selanjutnya menggali pengetahuan awal siswa dan mengaitkan

dengan materi pembelajaran, dengan bertanya kepada siswa; mengapa unsur

gas mulia seperti He, Ar dan Ne tidak bersenyawa dengan unsur lain?

2. Kegiatan inti, yaitu melaksanakan pembelajaran kooperatif teknik NHT

dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

2.1 Tahap penomoran dan Pengajuan Pertanyaan: membagikan kartu

bernomor dan LKS dengan materi pokok peranan elektron dalam

pembentukan ikatan, kepada masing-masing kelompok sehingga setiap

siswa dalam kelompok tersebut memiliki nomor berbeda.

2.2 Tahap berfikir bersama: siswa melakukan diskusi kelompok untuk

mengerjakan LKS dengan bimbingan guru.

2.3 Tahap pemberian jawaban: memanggil satu nomor tertentu secara acak

dan setiap siswa dari masing-masing kelompok dengan nomor yang

sama mengangkat tangannya lalu menyampaikan jawabannnya untuk

seluruh kelas secara bergiliran dengan bimbingan guru.

3. Kegiatan akhir ( penutup): Memberikan penguatan mengenai materi yang

(37)

22

Pertemuan II (2 x 40 menit)

1. Kegiatan awal (pendahuluan), yaitu meminta siswa duduk berdasarkan

kelompoknya. Kemudian disampaikan indikator pembelajaran dan tujuan

pelajaran. Selanjutnya guru menggali pengetahuan awal siswa dan

mengaitkan dengan materi pembelajaran, dengan bertanya kepada siswa;

bagaimana cara unsur bukan gas mulia mencapai kestabilan?Terdiri dari unsur

apa saja garam dapur yang sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari?

2. Kegiatan inti, yaitu melaksanakan pembelajaran kooperatif teknik NHT

dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

2.1 Tahap penomoran dan pengajuan pertanyaan: membagikan kartu

ber-nomor dan LKS dengan materi pokok ikatan ion, kepada masing-masing

kelompok sehingga setiap siswa dalam kelompok tersebut memiliki

nomor berbeda.

2.2 Tahap berfikir bersama: siswa melakukan diskusi kelompok untuk

mengerjakan LKS dengan bimbingan guru.

2.3 Tahap pemberian jawaban: memanggil satu nomor tertentu secara acak

dan setiap siswa dari masing-masing kelompok dengan nomor yang sama

mengangkat tangannya lalu menyampaikan jawabannnya untuk seluruh

kelas secara bergiliran dengan bimbingan guru.

3. Kegiatan akhir ( penutup): Memberikan penguatan mengenai materi yang

(38)

23

Pertemuan III (2x 40 menit)

1. Kegiatan awal (pendahuluan), yaitu meminta siswa duduk berdasarkan

kelompoknya. Kemudian disampaikan indikator pembelajaran dan tujuan

pelajaran. Selanjutnya guru menggali pengetahuan awal siswa dan

me-ngaitkan dengan materi pembelajaran, dengan bertanya kepada siswa; Ada

beberapa senyawa yaitu; NaCl, Al2O, O2, CaCl, Na2O, N2, KCl, NH3.Dari

senyawa-senyawa tersebut, manakah yang merupakan senyawa ion? Mengapa

senyawa tersebut ada yang tidak berikatan ion? Lalu bagaimana senyawa

tersebut dapat berikatan?

2. Kegiatan inti, yaitu melaksanakan pembelajaran kooperatif teknik NHT

dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

Tahapan langkah 2.1 sampai 2.3 idem dengan pertemuan I dan II

4. Kegiatan akhir ( penutup): Memberikan penguatan mengenai materi yang

dipelajari

Pertemuan IV ( 1 x 40 menit ) Pelaksanaan tes formatif siklus I

3. Observasi

Observasi dilakukan pada saat pelaksanaan proses pembelajaran. Hal yang

diobservasi adalah:

a) Observasi aktivitas belajar siswa dengan mengisi lembar aktivitas belajar

siswa yang dilakukan oleh dua orang observer.

b) Observasi kinerja guru dengan mengisi lembar aktivitas kinerja guru yang

(39)

24

4. Refleksi

Bersama guru mitra melakukan refleksi menemukan kekurangan pada siklus I.

Sebagai acuan refleksi adalah hasil observasi aktivitas dan tes siklus siswa.

Siklus II

1. Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, dilakukan perbaikan perencanaan

rancangan pembelajaran kooperatif teknikNHT.

2. Pelaksanaan

Siklus II dilaksanakan setelah melakukan refleksi dan perbaikan-perbaikan dalam

pembelajaran pada siklus I, pelaksanaannya sebanyak 3 kali pertemuan selama 5

x 40 menit, pertemuan I dilaksanakan selama 2 x 40 menit, pertemuan II

di-laksanakan selama 2 x 40 menit dan pertemuan III didi-laksanakan selama 1 x 40

menit. Submateri yang akan diberikan adalah ikatan kovalen koordinasi,

ke-polaran,ikatan logam dan sifat-sifat ikatan ion, kovalen dan logam.

Langkah-langkah dalam pembelajaran pada siklus II setiap pertemuan sama dengan siklus I

3. Observasi

Observasi dilakukan pada saat pelaksanaan proses pembelajaran. Hal yang

diobservasi adalah:

a) Observasi aktivitas belajar siswa dengan mengisi lembar aktivitas belajar

siswa yang dilakukan oleh dua orang observer.

b) Observasi kinerja guru dengan mengisi lembar aktivitas kinerja guru yang

(40)

25

4. Refleksi

Bersama guru mitra melakukan refleksi menemukan kekurangan dalam pada

siklus II. Sebagai acuan refleksi adalah hasil observasi aktivitas dan tes siklus

siswa.

Siklus III

1. Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II, dilakukan perbaikan perencanaan

rancangan pembelajaran kooperatif teknikNHT.

2. Pelaksanaan

Siklus III dilaksanakan setelah melakukan refleksi dan perbaikan-perbaikan

dalam pembelajaran pada siklus ke II, pelaksanaannya dilakukan sebanyak3 kali

pertemuan selama 5 x 40 menit, dimana pertemuan I pada siklus II dilaksanakan

selama 2 x 40 menit, pertemuan II dilaksanakan selama 2 x 40 menit dan

per-temuan III selama 1 x 40 menit. Submateri yang akan diberikan adalah tata nama

senyawa dan persamaan reaksi sederhana. Langkah-langkah dalam pembelajaran

pada siklus III setiap pertemuan sama dengan siklus I dan siklus II

3. Observasi

Observasi dilakukan pada saat pelaksanaan proses pembelajaran. Hal yang

diobservasi adalah:

a) Observasi aktivitas belajar siswa dengan mengisi lembar aktivitas belajar

(41)

26

b) Observasi kinerja guru dengan mengisi lembar aktivitas kinerja guru yang

dilakukan oleh guru mitra.

4. Refleksi

Bersama guru mitra melakukan refleksi menemukan kekurangan pada siklus III.

Sebagai acuan refleksi adalah hasil observasi aktivitas dan tes siklus siswa.

Secara garis besar langkah-langkah dalam penelitian ini adalah seperti yang

digambarkan dibawah ini yang dimodifikasi oleh Oleh Kemmis dan Taggart

dalam, Hopkins (1993: 48).

Siklus I Siklus II Siklus III

Gambar 1. Bagan penelitian tindakan kelas Orientasi lapangan

dan kajian teori

Perencanaan I

Pelaksanaan dan observasi I

Refleksi I Perbaikan

Perencanaan I

Refleksi II Perbaikan Perencanaan II

Refleksi III Pelaksanaan dan

observasi II

(42)

27

E. Indikator Kinerja

Indikator kinerja pada penelitian ini adalah

1. Terjadi peningkatan presentase tiap jenis aktivitas siswa dari siklus ke siklus

≥ 5%.

2. Terjadi peningkatan persentase rata-rata penguasaan konsep siswa dari siklus

ke siklus≥ 5%.

3. Terjadi peningkatan persentase siswa yang mencapai ketuntasan belajar

minimal sekolah dari siklus ke siklus≥ 5 %.

F. Analisis Data

1. Data kualitatif

Untuk pengambilan data aktivitas siswa digunakan lembar observasi yang berisi

empat aktivitas, yaitu mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, memberi

pendapat dan diskusi kelompok.

a. Persentase setiap jenis aktivitas siswa dalam satu pertemuan

100% x n %Ai Ai

Keterangan :

%Ai = Persentase tiap jenis aktivitas siswa dalam satu pertemuaan

i

A

 = Jumlah siswa yang melakukan tiap jenis aktivitas siswa.

(43)

28

b. Rata-rata persentase setiap jenis aktivitas siswa pada setiap siklus

rumus:

%Asi = Rata-rata persentase setiap jenis aktivitas siswa dalam setiap siklus.

Σ%Ai = Jumlah persentase setiap jenis aktivitas siswa dalam setiap siklus.

P = Jumlah pertemuan dalam satu siklus.

c. Peningkatan persentase setiap jenis aktivitas siswa dari siklus ke siklus

rumus:

% A = %Asi2 %Asi1

Keterangan:

% A = peningkatan persentase setiap jenis aktivitas siswa dari siklus I ke

siklus III

2

%Asi = rata-rata persentase setiap jenis aktivitas siswa pada siklus II

1

%Asi = rata-rata persentase setiap jenis aktivitas siswa pada siklus I

2. Data kuantitatif

Analisis data penguasaan konsep siswa dilakukan dengan cara menghitung nilai

rata-rata penguasaan konsep siswa setiap siklus dengan menggunakan rumus yang

dijelaskan dalam Sudjana (2002) sebagai berikut:

1) Rata-rata penguasaan konsep siswa tiap siklus

(44)

29

Keterangan:

i

X = Nilai rata-rata nilai penguasaan konsep pada siklus ke-i

 i

ΣX Jumlah nilai penguasaan konsep pada siklus ke-i

n = Jumlah siswa

2) Persentase peningkatan penguasaan konsep siswa

100%

% = persentase kenaikan penguasaan konsep siswa

1 

n

X = rata-rata penguasaan konsep siswa siklus ke-n+1

n

X = rata-rata penguasaan konsep siklus ke-n

3) Persentase ketuntasan belajar siswa

%

% = Persentase jumlah siswa yang memperoleh nilai≥ 60 siklus ke-n

Sk = Jumlah siswa yang memperoleh nilai≥ 60 siklus ke-n

N = Jumlah siswa keseluruhan.

Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan poin peningkatan kelompok yang

didapatkan dari penjumlahan poin peningkatan idndividu setiap anggota

kelompok dibagi dengan jumlah anggota kelompok. Adapun cara pemberian skor

(45)

30

Tabel 2. Cara Perhitungan Skor Peningkatan individu.

Skor Tes Skor Perkembangan

Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 5 10 poin hingga 1 poin dibawah skor awal 10 Skor awal hingga 10 poin di atas skor awal 20 Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30 Nilai sempurna (tidak berdasarkan skor awal 30

Untuk menentukan poin kelompok digunakan rumus : Nk = Jumlah poin setiap anggota kelompok

Jumlah anggota Nk = poin peningkatan kelompok

Kelompok yang memperoleh poin sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan

berhak mendapatkan penghargaan berdasarkan tabel berikut.

Tabel 3. Kriteria Penghargaan Kelompok

Kriteria Predikat kelompok Nk < 15 Tim Cukup Bagus

15≤ Nk ≤ 25 Tim Bagus

(46)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa terjadi

peningkatan:

1. Terjadi peningkatan persentase rata-rata tiap jenis aktivitas siswaon task

siswa dari siklus I ke siklus II, yaitu aktivitas bertanya pada guru meningkat

sebesar 14,17 %; aktivitas memberikan pendapat sebesar 8,75 %; aktivitas

menjawab pertanyaan sebesar 10 % dan aktivitas aktif dalam diskusi

kelompok sebesar 11,92 %. Peningkatan yang terjadi dari siklus II ke siklus

III yaitu aktif bertanya pada guru sebesar 7,50%, memberikan pendapat

sebesar 10 %, menjawab pertanyaan sebesar 16,75 % dan diskusi kelompok

sebesar 6,25 %. Indikator kinerja terjadinya peningkatan tiap aktivitas siswa

sebesar≥ 5% tercapai dari siklus I ke siklus II dan siklus II ke siklus III.

2. Terjadi peningkatan rata-rata penguasaan konsep siswa dari siklus I ke siklus

II sebesar 10,25 % dan siklus II ke siklus II sebesar 7,60 %. Indikator kinerja

terjadi peningkatan penguasaan konsep siswa dari siklus I ke siklus II dan

siklus II ke siklus III sebesar≥ 5% tercapai.

3. Peningkatan persentase siswa yang mencapai ketuntasan belajar pada materi

pokok ikatan kimia, tata nama senyawa dan persamaan reaksi sederhana

(47)

50

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan saran bahwa :

1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif teknikNHT, sebaiknya lebih

sering membimbing siswa dalam kelompok agar pembelajaran kooperatif

dapat berjalan optimal sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan penguasaan

konsep kimia siswa khususnya pada materi Ikatan Kimia, Tata Nama

Senyawa dan Persamaan Reaksi Sederhana.

2. Model pembelajaran kooperatif teknikNHTdapat digunakan oleh guru

sebagai salah satu alternatif pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas dan

penguasaan konsep kimia siswa khususnya pada materi Ikatan Kimia, Tata

(48)

DAFTAR PUSTAKA

Dahar, R. W. 1998. Teori-teori Belajar. Erlangga. Jakarta.

Djamarah, S. B dan Z.Aswan. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Hamalik, Oe. 2004. Belajar dan Pembelajaran. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Hopkins, D. 1993.A Teacher’s Guide to Classroom Research. Open University

Press. Buckingham-Philadelpia.

Ismail. 2003. Media Pembelajaran (Model-model Pembelajaran). Depertemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Johari, J dan Rachmawati. 2007. Kimia 1 SMA dan MA untuk kelas X. Esis. Jakarta.

Lie, A. 2007. Cooperatif Leraning (Mempraktikkan Kooperatif Learning di Ruang-Ruang Kelas). Gramedia. Jakarta.

Purba, M. 2004. Kimia Untuk SMA Kelas X. Erlangga. Jakarta.

Sagala, S. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta. Bandung

Sardiman, A. M. 1994. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta.

Solihatin, E. 2007.Cooperatif Learning : Analisis Model Pembelajaran IPS. Bumi Aksara. Jakarta.

Sriyono. 1992. Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Rineka Cipta. Jakarta.

Sudjana, N. 2005. Metode Statistika. PT. Tarsito. Bandung.

(49)

Gambar

Tabel 1.  Langkah-langkah pembelajaran kooperatif
Gambar 1.  Bagan penelitian tindakan kelas
Tabel 3. Kriteria Penghargaan Kelompok

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan Pengembangan dan Bantuan Permodalan terhadap Produktivitas pedangan di

Demikian untuk menjadi perhatian..

Isi kandungan dalam ayat tersebut ALLAH menyerukan agar umat islam mengesankan dan menyembah ALLAH SWT.menjalankan shalat fardu lima waktu tepat pada

Dalam penyampaiannya kepada siswa, para guru cenderung menggunakan menggunakan metode nasihat, ceramah dan tanya jawab. Metode nasihat dapat digunakan ketika anak

Seperti dalam Undang-undang Nomor 16 tahun 2009 tentang perubahan keempat atas Undang-undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan umum dan Tatat Cara Perpajakan pada pasal 1 ayat

Efektifitas strategi Citilink dapat dilihat dari pertumbuhan pasar rute Jakarta- Medan, dimana Citilink menambah frekuensi penerbangan Jakarta-Medan menjadi tiga kali sekali di

Populasi pada penelitian ini adalah sampel air minum isi ulang yang terdapat di Kota Jambi dari 11 kecamatan sebanyak 575 tempat air minum isi ulang dalam 11

45 Pada penelitian yang dilakukan di Maryland Amerika Serikat, anak yang overweight mempunyai nilai yang rendah pada mata pelajaran matematika dan bahasa dibandingkan dengan