PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TEKNIKNHTPADA MATERI IKATAN KIMIA, TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN
REAKSI SEDERHANA
(PTK pada Siswa Kelas X2 SMA Budaya Bandar Lampung TP 2010-2011)
(Skripsi)
Oleh
Siti Komariah
PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRAK
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TEKNIKNHTPADA MATERI IKATAN KIMIA, TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN
REAKSI SEDERHANA
(PTK pada Siswa Kelas X2SMA Budaya Bandar LampungTP 2010-2011)
Oleh Siti Komariah
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di SMA Budaya Bandar Lampung,
diperoleh data rata-rata nilai penguasaan konsep pada materi pokok ikatan kimia, tata
nama senyawa dan persamaan reaksi kelas X semester ganjil tahun pelajaran
2009/2010 adalah 56,6 dan siswa yang memperoleh nilai60 hanya 40%. Nilai
tersebut belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan
sekolah yaitu 100% siswa yang telah mencapai nilai60. Aktivitas on tasksiswa
selama pembelajaran masih rendah. Upaya untuk meningkatkan aktivitas belajar dan
penguasaan konsep pada materi ini dilakukan dengan menerapkan pembelajaran
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan persentase: (1) setiap jenis aktivitason
task, (2) rata-rata penguasaan konsep, dan (3) ketuntasan belajar. Jenis penelitian ini
adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 3 siklus. Data penelitian
terdiri dari data kualitatif berupa data aktivitas siswa dan data kuantitatif berupa data
penguasaan konsep.
Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan persentase dari siklus I ke siklus II
dan dari siklus II ke Siklus III secara berurutan: (1) rata-rata setiap jenis aktivitason
tasksiswa untuk aktivitas (i) bertanya pada guru sebesar 14,17% dan 7,5%; (ii)
mengemukakan pendapat sebesar 8,75% dan 10%; (iii) menjawab pertanyaan dari
guru sebesar 10% dan 16,75%; dan (iv) aktif dalam diskusi kelompok sebesar
11,92% dan 6,25%; (2) rata-rata penguasaan konsep kimia siswa sebesar 5,83% dan
17,42%; dan (3) jumlah siswa yang mencapai KKM sebesar 10,25% dan 7,60%.
Penerapan Pembelajaran Kooperatif TeknikNHTdapat meningkatkan aktivitas
belajar dan penguasaan konsep pada materi ikatan kimia, tata nama senyawa dan
persamaan reaksi sederhana.
Kata kunci: Pembelajaran kooperatif teknik NHT; aktivitason task; penguasaan
konsep, ikatan kimia, tata nama senyawa dan persamaan reaksi
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TEKNIKNHTPADA MATERI IKATAN KIMIA,
TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI SEDERHANA
(PTK pada Siswa Kelas X2SMA Budaya Bandar Lampung) Oleh
SITI KOMARIAH
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan MIPA
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Judul Skripsi : PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIKNHTPADA MATERI IKATAN KIMIA, TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI SEDERHANA(PTK PADA SISWA KELAS X2SMA BUDAYA BANDAR LAMPUNG TP 2010 - 2011)
Nama Mahasiswa : Siti Komariah Nomor Pokok Mahasiswa : 0513023047 Program Studi : Pendidikan Kimia Jurusan : Pendidikan MIPA
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI,
1. Komisi PembimbingDrs. Tasviri Efkar , M. Si Dra. Ila Rosilawati, M. Si NIP 19581004 198703 1 001 NIP 19650717 199003 2 001
2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Tasviri Efkar, M. Si. ____________
Sekretaris : Dra. Ila Rosilawati, M. Si. ____________
Penguji
Bukan Pembimbing : Dra. Nina Kadaritna, M. Si. ____________
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, 04 Februari 1986 sebagai anak keempat
dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Supardi dan Ibu Wagirah.
Pendidikan yang telah di tempuh oleh penulis antara lain: SD Negeri 3 Bandar
Lampung diselesaikan pada tahun 1998, SMP Negeri 13 Bandar Lampung
diselesaikan pada tahun 2001, dan SMA Persada diselesaikan pada tahun 2004.
Pada tahun 2005 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan
Kimia, Jurusan Pendidikan MIPA, FKIP Unila. Selama menjadi mahasiswa,
penulis pernah mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri
MOTTO
Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali apa yang Engkau jadikan mudah.
Sedangkan yang susah bisa Engkau jadikan mudah, Apabila Engkau
Menghendakinya
(HR Ibnu Hibban dan Ibnu Suni)
Jangan menyerah sebelum berjuang yakinlah tidak ada yang tidak mungkin
terjadi
( Siti )
Sesungguhnya kemarin adalah impian yang telah lewat, sementara esok adalah
cita-cita yang indah dan sekarang adalah
kenyataan yang sedang terjadi
(Dr. Aidh Abdullah Al-Qarni)
Sesungguhnya kebahagiaan hanya milik orang - orang yang bersyukur
SANWACANA
Alhamdulillahirobbil’alamin,puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah
SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesai-kan skripsi yang berjudul “Peningkatan Aktivitas dan Penguasaan Konsep
Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif TeknikNHTPada Materi Ikatan
Kimia, Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi Sederhana” sebagai salah satu
syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
2. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA
3. Ibu Dra. Nina Kadaritna, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Kimia dan pembahas, terima kasih atas segala masukannya kepada penulis
dalam menyusun skripsi ini.
4. Bapak Drs. Tasviri Efkar, M.Si., selaku pembimbing I dan Pembimbing
Akademik, terima kasih atas bantuan, kesedian, keikhlasan, motivasi dan
kesabarannya dalam memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam proses
penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Dra. Ila Rosilawati, M.Si., selaku pembimbing II terima kasih atas
bantuan, kesedian, keikhlasan, motivasi dan kesabarannya dalam memberikan
bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyusunan skripsi ini.
7. Kepala Sekolah, seluruh staff, guru, dan siswa kelas X2SMA Budaya Bandar
Lampung.
8. Ibu Tri Winarti, S.Pd., selaku guru mitra atas kerjasama, bantuan serta saran
yang diberikan sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar.
9. Teristimewa untuk kedua orang tuaku , bapak Supardi dan ibu Wagirah yang
selalu memberikan hal terbaik untuk anak-anaknya dan tak pernah letih
memperjuangkan masa depan anak-anaknya. Atas kasih sayang, doa, nasehat
dan dukungan yang telah diberikan.
10. Kakak-kakakku: Kang Wandi, Yuk Mamik, Mb Siti, Mb Eka, Kak Holis, dan
Mas Tri atas kasih sayang, doa, nasehat serta dukungan yang telah diberikan.
11. Teman-teman dan adik-adik terbaikku di Pendidikan Kimia: Hana, Erika, Eka,
Een, Yunis, Fera, Ani, Saudah, Mia, Eci Siwi, Rina dan Uli semangat dan
dukungan serta persahabatan yang telah terjalin selama ini.
12. Segenap anggota keluarga besar Pendidikan Kimia FKIP Unila.
13. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu.
Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, serta
berkenan membalas semua budi baik yang diberikan kepada penulis dan semoga
skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, September 2011 Penulis
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya. Dengan segala kerendahan hati kupersembahkan hasil karyaku ini kepada:
Bapak dan Ibuku tersayang yang telah membesarkan, mendidik, dan tak kenal lelah
dalam mewujudkan mimpiku. Terimakasih, karena selalu mendoakanku, memberikan cinta, kasih sayang dan materi serta harapan atas keberhasilan studiku.
Jerih payah dan kerja keras Bapak dan Ibu tidak akan pernah aku lupakan. Mudah-mudahan kelak aku dapat membahagiakan Bapak dan Ibu. Amien...
Kakak-kakak ku tercinta; Kang Wandi, Yuk Mamik,, Mb Siti, terimakasih atas
semangat dan nasehat yang selalu kakak-kakakku berikan untukku. Semoga aku bisa menjadi adik yang baik untuk kalian.
Keponakan-keponakan ku tersayang; Fatur, Munjir, Naura, Raihan, Najwa dan
Arfan yang lucu, ngegemesin, kadang menjengkelkan, tetapi selalu membuat keceriaan.
DAFTAR ISI
III. METODE PENELITIAN A. Subyek dan Tempat Penelitian ... 18
IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 32
iv
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ... 50
B. Saran ... 51
DAFTAR PUSTAKA ... 52
LAMPIRAN 1. Silabus ... 54
2. Rencana pelaksanaan pembelajaran ... 60
3. Lembar kerja siswa ... 90
4. Soal dan jawaban tes formatif I ... 131
5. Soal dan jawaban tes formatif II ... 134
6. Soal dan jawaban tes formatif III... 138
7. Nilai tes ... 140
8. Perhitungan data aktivitas dan penguasaan konsep ... 141
9. Lembar observasi aktivitas siswa ... 148
10. Lembar observasi kinerja guru ... 155
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif... 8
B. Pembelajaran Kooperatif TeknikNHT ... 11
C. Aktivitas Siswa... 13
D. Penguasaan Konsep ... 15
E. Lembar Kerja Siswa ... 16
III. METODE PENELITIAN A. Subyek dan Tempat Penelitian ... 18
B. Data Penelitian ... 18
C. Instrumen Penelitian ... 19
D. Pengembangan Siklus Tindakan... 19
E. Indikator Kinerja ... 27
F. Analisis Data ... 27
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 31
iv V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ... 49
B. Saran ... 50
DAFTAR PUSTAKA... 51
LAMPIRAN 1. Silabus... 54
2. Rencana pelaksanaan pembelajaran... 60
3. Lembar kerja siswa... 90
4. Soal dan jawaban tes formatif I ... 131
5. Soal dan jawaban tes formatif II ... 134
6. Soal dan jawaban tes formatif III... 138
7. Nilai tes ... 141
8. Perhitungan data aktivitas dan penguasaan konsep... 142
9. Lembar observasi aktivitas siswa... 149
10. Lembar observasi kinerja guru... 163
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi kimia SMA Budaya Bandar
Lampung, diperoleh bahwa nilai rata-rata penguasaan konsep pada materi
pokok ikatan kimia tata nama senyawa dan persamaan reaksi sederhana kelas
X semester ganjil tahun ajaran 2009/2010 adalah 56,6 dan siswa yang
memper-oleh nilai≥ 60hanya 40%. Nilai ini belum mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM) yang ditetapkan di SMA Budaya Bandar Lampung untuk
mata pelajaran kimia yaitu 100% siswa mendapat nilai≥ 60. Hal ini
menunjukkan siswa kesulitan memahami materi ikatan kimia
Pada tahun 2010-2011 kelas X ada 3 kelas yaitu kelas X1sampai dengan kelas
X3. Berdasarkan nilai mid semester pada materi struktur atom, kelas X2
memperoleh nilai yang paling rendah. Hasil observasi dikelas X2,
pembelajar-an pada bab sistem periodik unsur pada materi beberapa sifat periodik unsur
disampaikan dengan metode ceramah dan latihan soal. Siswa hanya
mengandalkan seluruh informasi dari guru dan siswa tidak dilibatkan dalam
menemukan konsep, serta aktivitas siswa yang relevan dalam pembelajaran
2
Aktivitas yang dominan dilakukan siswa pada proses pembelajaran antara lain
memperhatikan, mendengarkan dan mencatat. Siswa jarang sekali mengajukan
pertanyaan terkait hal yang belum jelas ataupun yang belum diketahui. Saat
guru mengajukan pertanyaan kepada siswa hanya beberapa siswa yang
berkemampuan akademik tinggi saja yang menjawab pertanyaan dari guru.
Sedangkan sebagian besar siswa yang lain hanya diam dan sebagian siswa
yang lain mencari kesibukan lain, seperti mengobrol dengan teman sebangku,
melamun, dan membuat kegaduhan serta ada yang mengerjakan tugas mata
pelajaran lain.
Hal ini tidak sesuai dengan penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP), yaitu siswa sebagai subyek dalam proses pembelajaran, sedangkan
guru bertindak sebagai fasilitator dan motivator. Berdasarkan kondisi tersebut
maka kualitas pembelajaran kimia di SMA Budaya Bandar Lampung harus
ditingkatkan.
Pada penerapan KTSP, setiap siswa dituntut untuk memiliki kompetensi
khusus dalam setiap mata pelajaran. Kompetensi dasar yang harus dimilki oleh
siswa kelas X diantaranya adalah membandingkan proses pembentukan ikatan
ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, ikatan logam dan hubungannya
dengan sifat fisika senyawa yang terbentuk serta mendeskripsikan tata nama
senyawa anorganik dan organik sederhana serta persamaan reaksinya.
Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan suatu pembelajaran yang mampu
3
pembelajaran kooperatif. Dalam pembelajaran kooperatif siswa dibimbing
untuk dapat menemukan konsep materi yang ada secara mandiri melalui sarana
pembelajaran yang telah disediakan oleh guru.
Menurut Ismail (2003), pembelajaran kooperatif merupakan strategi
pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam
kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu model
pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi pokok ikatan kimia dan tata nama siswa serta
persamaan reaksi sederhana adalah pembelajaran kooperatif adalah teknik
Numbered Head Together (NHT).
Pembelajaran kooperatif teknikNHTmerupakan salah satu model
pembelajar-an kooperatif ypembelajar-ang dikembpembelajar-angkpembelajar-an untuk meningkatkpembelajar-an keterlibatpembelajar-an siswa
dalam proses pembelajaran. Dalam model pembelajaran ini, siswa
dikelom-pokkan dalam kelompok kecil yang saling bekerjasama untuk memecahkan
suatu masalah, menyelesaikan suatu tugas untuk mencapai tujuan bersama.
Model pembelajaran ini juga dapat membantu siswa yang sebelumnya tidak
aktif atau kurang aktif menjadi lebih aktif. Selain itu juga pembelajaran
kooperatif teknikNHTmembimbing siswa untuk dapat menemukan konsep
dari materi yang ada secara mandiri melalui sarana pembelajaran yang telah
disediakan oleh guru.
Penerapan pembelajaran kooperatif memerlukan cara tertentu agar antara siswa
4
yang dapat dilakukan adalah melalui media pembelajaran. Media
pembelajar-an ada bermacam-macam, salah satunya adalah LKS (Lembar Kerja Siswa).
LKS yang digunakan berisi tahapan pertanyaan yang dapat melatih dan
meng-arahkan siswa menemukan konsep, sehingga diharapkan materi yang mereka
pelajari akan lebih mudah dipahami dan akan lebih melekat dipikiran siswa.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dilakukan penelitian dengan judul
”Peningkatan Aktivitas dan Penguasaan Konsep Melalui Penerapan
Pembelajaran Kooperatif TeknikNumbered Head Together (NHT)Pada Materi
Pokok Ikatan Kimia, Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi Sederhana”
(PTK pada Siswa Kelas X2SMA Budaya Bandar Lampung TP.2010-2011).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana peningkatan aktivitas siswa pada materi pokok ikatan kimia,
tata nama senyawa dan persamaan reaksi sederhana melalui penerapan
pembelajaran kooperatif teknikNHTdari siklus ke siklus?
2. Bagaimana peningkatan penguasaan konsep siswa pada materi pokok
ikatan kimia, tata nama senyawa dan persamaan reaksi sederhana melalui
penerapan pembelajaran kooperatif teknikNHTdari siklus ke siklus?
3. Bagaimana peningkatan persentase siswa yang mencapai ketuntasan belajar
pada materi pokok ikatan kimia, tata nama senyawa dan persamaan reaksi
sederhana melalui penerapan pembelajaran kooperatif teknikNHTdari
5
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian
ini adalah mendeskripsikan :
1. Peningkatan aktivitas siswa pada materi ikatan kimia, tata nama senyawa
dan persamaan reaksi sederhana melalui penerapan pembelajaran
kooperatif teknikNHTdari siklus ke siklus.
2. Peningkatan penguasaan konsep siswa pada materi ikatan kimia, tata
nama dan persamaan reaksi sederhana melaui penerapan pembelajaran
ko-operatif teknikNHTdari siklus ke siklus.
3. Peningkatan persentase siswa yang mencapai ketuntasan belajar pada
materi ikatan kimia, tata nama senyawa dan persamaan reaksi sederhana
melalui penerapan pembelajaran teknikNHTdari siklus ke siklus.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :
1. Bagi siswa
Melalui penerapan pembelajaran kooperatif teknik NHT siswa lebih aktif
dan lebih mudah memahami konsep pembelajaran ikatan kimia, tata nama
senyawa dan persamaan reaksi sederhana.
2. Bagi guru
Sebagai salah satu bentuk alternatif pembelajaran yang dapat diterapkan
oleh guru kimia dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
kimia pada materi ikatan kimia, tata nama senyawa dan persamaan reaksi
6
3. Bagi sekolah.
Sumbangan pemikiran dan informasi dalam upaya meningkatkan mutu pem
belajaran di sekolah, dalam rangka perbaikan proses pembelajaran
khusus-nya pada mata pelajaran kimia.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian tindakan kelas ini adalah :
1. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X2SMA Budaya Bandar
Lampung Tahun Pelajaran 2010 - 2011.
2. Pembelajaran kooperatif teknikNHTmerupakan model pembelajaran yang
memiliki 4 struktur langkah kegiatan utama yaitu penomoran, pengajuan
pertanyaan, berfikir bersama dan pemberian jawaban.
3. Aktivitas siswa adalah kegiatan yang dilakukan siswa selama mengikuti
pembelajaran kooperatif taknikNHT yang meliputi aspek perilaku siswa
yang relevan dengan kegiatan belajar yaitu :
a. Aktif bertanya kepada guru
Pada saat siswa bertanya pada guru mengenai materi pelajaran selama
pembelajaran berlangsung
b. Aktif memberikan pendapat
Pada saat siswa mengemukakan pendapatnya mengenai materi pelajaran
selama pembelajaran berlangsung
c. Aktif menjawab pertanyaan dari guru
Pada saat siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru selama
7
d. Aktif dalam diskusi kelompok
Pada saat siswa ikut terlibat atau berpartisipasi aktif dalam
memecahkan masalah yang diberikan oleh guru pada masing-masing
kelompok baik lisan maupun tulisan.
4. Penguasaan konsep merupakan pengetahuan, pemahaman dan kemampuan
mengaplikasikan suatu materi yang dimiliki siswa setelah mengikuti
kegiatan belajar berdasarkan nilai tes di setiap akhir siklus
5. Materi pokok pada penelitian ini adalah ikatan kimia, tata nama senyawa
dan persamaan reaksi sederhana.
6. LKS non eksperimen berisi pertanyaan–pertanyaan yang di susun secara
kronologis untuk membantu siswa menemukan konsep.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Kooperatif
Belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pengajaran yang
memungkinkan siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar mereka dan
belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian
tersebut, Slavin (dalam Solihatin, 2007: 4) mengatakan bahwacooperative
learn-ingadalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4
Sampai 6 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen.
Sedangkan menurut Lie (2007:12):
Pembelajaran kooperatif atau pembelajaran gotong royong adalah sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk
bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas terstruktur, dimana dalam sistem ini guru bertindak sebagai fasilitator
Dalam pengertian lain, Eggen dan Kauchak dalam Trianto (2007: 42) menyatakan
“Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang
melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama.”
Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan
partisi-pasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan
dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi
9
Jadi dalam pembelajaran kooperatif siswa mempunyai peran ganda yaitu sebagai
siswa maupun sebagai guru. Dengan bekerja secara kolaboratif untuk mencapai
sebuah tujuan bersama, maka siswa akan mengembangkan ketrampilan
berhu-bungan dengan sesama manusia yang akan sangat bermanfaat bagi kehidupan di
luar sekolah.
Pembelajaran kooperatif tidak hanya sekedar belajar dalam kelompok. Menurut
Roger dan Jhonson dalam Lie (2007: 31) ada unsur unsur dasar yang
membeda-kan pembelajaran kooperatif dengan metode pembelajaran kelompok biasa yaitu
1. Saling ketergantungan positif
Keberhasilan kelompok sangat bergantung pada setiap usaha anggotanya.
Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif guru perlu menyusun
tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus
menyele-saikan tugasnya sendiri. Penilaian yang dilakukan adalah penilaian
indi-vidu dan penilaian kelompok. Dengan demikian siswa mempunyai
kesem-patan yang sama untuk memberikan sumbangan nilai. Dengan kondisi
yang demikian tidak ada siswa yang dirugikan.
2. Tanggung jawab perseorangan
Unsur ini merupakan akibat langsung dari ketergantungan positif. Jika
tugas dan penilaian dibuat menurut prosedur pembelajaran, setiap siswa
akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik.
3. Tatap muka
Setiap kelompok harus diberi kesempatan untuk bertatap muka dan
ber-diskusi sehingga siswa dapat saling mengenal dan menerima satu sama
10
4. Komunikasi antar anggota
Keberhasilan suatu kelompok dipengaruhi keterampilan intelektual,
ke-terampilan berkomunikasi setiap anggota dalam kelompoknya.
5. Evaluasi proses kelompok
Evaluasi proses kelompok bertujuan untuk mengevaluasi proses kerja
kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerjasama
dengan lebih efektif.
Dari uraian di atas, maka dengan pembelajaran kooperatif akan lebih mampu
me-motivasi siswa untuk menjadi aktif dalam pembelajaran. Dengan kelompok
bela-jar akan terjadi saling tukar pikiran, tidak ada lagi kesenjangan antar siswa karena
semuanya saling berinteraksi satu sama lainnya. Karena anggotanya bersifat
hete-rogen, siswa yang pandai dapat memberikan masukan bagi temannya yang
ber-kemampuan rendah dan siswa yang berber-kemampuan rendah memperoleh banyak
keuntungan belajar dengan rekannya yang pandai. Di dalam kelompok akan
ter-laksana kerjasama yang maksimal sehingga dapat menutupi kekurangan dari
ang-gota kelompok.
Menurut Ibrahim dalam Trianto (2007) menyatakan bahwa pembelajaran
koope-ratif memberikan peluang kepada siswa berbeda latar belakang dan kondisi untuk
bekerjasama saling bergantung satu sama lain atau tugas- tugas bersama dan
me-lalui penggunaan struktur peghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu
sama lain. Selain itu juga menurut Ibrahim dalam Trianto (2007) pembelajaran
11
1. Siswa bekerjasama dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan
materi belajarnya.
2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memilki kemampuan tinggi, sedang
dan rendah.
3. Bila mungkin kelompok berasal dari ras, budaya, suku dan jenis kelamin
yang berbeda.
4. Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok daripada individu.
Langkah-langkah dalam pembelajaran koperatif ditunjukkan sebagai berikut :
Tabel 1. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif
Fase Kegiatan Guru
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar
Fase 2
Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa baik dengan peragaan (demonstrasi) atau teks Fase 3
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
Guru menjelaskan siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan perubahan yang efisien
Fase 4
Membantu (membimbing) kerja kelompok dalam belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mengerjakan tugas
Fase 5 Evaluasi
Guru mengevaluasi materi pelajaran yang telah diberikan kemudian menginformasikan hasil pekerjaan mereka
Fase 6
Memberikan penghargaan
Guru memberikan cara-cara untuk menghargai, baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
B. Pembelajaran Kooperatif TeknikNHT
Pembelajaran kooperatif teknikNHTmerupakan salah satu teknik pembelajaran
12
mempengaruhi pola-pola interaksi siswa dalam tujuan meningkatkan penguasaan
isi akademik. Teknik ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling
membagikan ide-ide dan menimbang jawaban yang paling tepat. Selain itu,
teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan kerjasama mereka. Teknik
ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia
anak didik. Menurut Trianto (2007) dalam mengajukan pertanyaan kepada
se-luruh kelas, guru menggunakan struktur empat fase sebagai sintaksNHT:
a. Fase 1 : Penomoran
Dalam fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok 3-5 orang dan
kepada setiap anggota kelompok diberi nomor 1 sampai 5.
b. Fase 2 : Pengajuan pertanyaan
Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat
bervariasi. Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat
tanya.
c. Fase 3 : Berfikir bersama
Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan
meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim.
d. Fase 4 : Pemberian jawaban
Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya
sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan
13
C. Aktivitas Siswa
Aktivitas belajar adalah serangkaian kegiatan belajar yang dilakukan siswa selama
proses pembelajaran berlangsung.
Menurut Sardiman (1994)
Aktivitas adalah kegiatan yang dilakukan oleh manusia karena manusia memiliki jiwa sebagai sesuatu yang dinamis memiliki potensi dan energi sendiri.
Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang direncanakan dan disadari untuk
mencapai tujuan belajar, yaitu perbaikan pengetahuan dan keterampilan pada
sis-wa yang melakukan kegiatan belajar. Keberhasilan kegiatan pembelajaran
diten-tukan dari bagaimana kegiatan interaksi dalam pembelajaran tersebut. Semakin
aktif siswa tersebut dalam belajar, semakin ingat siswa akan pembelajaran itu, dan
tujuan pembelajaran akan lebih cepat tercapai.
Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengar dan mencatat materi pelajaran.
Pendidikan saat ini lebih menitikberatkan pada aktivitas atau keikutsertaan siswa
dalam proses pembelajaran. Keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran akan
menumbuhkan kegiatan dalam belajar sendiri. Siswa melakukan belajar sambil
bekerja, dengan bekerja siswa akan memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan
aspek-aspek tingkah laku lainnya, serta mengembangkan keterampilan yang
ber-makna untuk hidup dimasyarakat.
14
Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (2003) yang menyatakan bahwa:
Penerimaan pembelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri kesan itu tidak
berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah, kemudian dikeluarkan lagi dalam
bentuk yang berbeda atau siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, sehingga
menimbulkan diskusi dengan guru.
Paul B. Diedrich dalam Hamalik (2004) mengklasifikasikan aktivitas siswa dalam
8 kelas sebagai berikut:
1. Visual Activitiesmisal, rnembaca, memperhatikan, demonstrasi, percobaan
2. Oral Activitiesseperti, mcnyatakan, rncrurnuskan, bertanya, memberi
saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.
3. Listening Activitiesmeliputi, mendengarkan uraian, percakapan, diskusi
4. Writing Activitiesmeliputi, menulis karangan, laporan angket, menyalin.
5. Drawing Activitiesnieliputi, menggambar, membuat peta, grafik, diagram.
6. Motor Ativitiesmeliputi, melakukan percobaan, membuat konstruksi,
model meresapi, bemain, berkebun, beternak.
7. Mental Activitiesmisalnya, menanggap, mengingat, memecahkan soal,
menganalisa, melihat hubungan, mengambil kesimpulan.
8. Emosional Activitiesseperti, menaruh minat, gembira, bersemangat,
bergairah, berani, tenang, gugup.
Aktivitas-aktivitas dalam belajar juga dapat dibedakan menjadi aktivitas yang
relevan dengan pembelajaran(on task)dan aktivitas yang tidak relevan(off task).
Aktivitas yang relevan dengan pembelajaran(on task),contohnya adalah bertanya
kepada teman, bertanya kepada guru, mengemukakan pendapat, aktif
memecah-skan masalah, berdiskusi dan bekerja sama. Aktivitas yang tidak relevan dengan
pembelajaran(off task),contohnya adalah tidak memperhatikan penjelasan guru,
15
D. Penguasaan Konsep
Konsep adalah pokok utama yang menjadi dasar keseluruhan sebagai hasil
berpikir abstrak manusia terhadap benda, peristiwa, fakta yang menerangkan
banyak pengalaman. Penguasaan konsep dapat diartikan kemampuan siswa
menguasai materi pelajaran yang diberikan dan merupakan dasar dari penguasaan
prinsip-prinsip teori, artinya untuk dapat menguasai prinsip dan teori harus
dikuasai terlebih dahulu konsep-konsep yang menyusun prinsip dan teori yang
bersangkutan.
Menurut Dahar (1998) konsep adalah suatu abstraksi yang memiliki suatu kelas
objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, hubungan-hubungan yang
mempunyai atribut yang sama. Setiap konsep tidak berdiri sendiri melainkan
berhubungan satu sama lain, oleh sebab itu siswa dituntut tidak hanya menghafal
atau memahami sebagian konsep saja, melainkan hendaknya memperhatikan
hubungan antara satu konsep dengan konsep yang lainnya. Hal tersebut didukung
oleh pendapat Sagala (2007)
Penguasaan konsep adalah buah pemikiran seseorang atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam definisi sehingga menghasilkan produk pengetahuan yang meliputi prinsip hukum dari suatu teori, konsep tersebut diperoleh dari fakta, peristiwa, dan pengalaman melalui generalisasi dan berfikir abstrak.
Penguasaan konsep akan mempengaruhi ketercapaian hasil belajar siswa. Suatu
proses dikatakan berhasil apabila hasil belajar yang didapatkan meningkat atau
mengalami perubahan setelah siswa melakukan aktivitas belajar, pendapat ini
didukung oleh Djamarah dan Zain (2002) yang mengatakan bahwa belajar pada
16
melakukan aktivitas belajar. Penguasan terhadap suatu konsep tidak mungkin
baik jika siswa tidak melakukan belajar karena siswa tidak akan tahu banyak
tentang materi pelajaran. Guru sebagai pengajar harus memilki kemampuan untuk
menciptakan kondisi yang kondusif agar siswa dapat menemukan dan memahami
konsep yang diajarkan.
E. Lembar Kerja Siswa
Lembar kerja siswa (LKS) merupakan alat bantu untuk menyampaikan pesan
kepada siswa yang digunakan, oleh guru dalam proses pembelajaran. Melalui
media pembelajaran berupa LKS ini akan memudahkan guru dalam
menyampai-kan materi pembelajaran, serta amenyampai-kan menimbulmenyampai-kan interaksi antara guru dengan
siswa dalam proses pembelajaran.
Menurut Sriyono (1992), LKS adalah salah satu bentuk program yang
berlandaskan atas tugas yang harus diselesaikan dan berfungsi sebagai alat untuk
mengalihkan pengetahuan dan keterampilan,sehingga mampu mempercepat
tumbuhnya minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Melalui LKS
siswa harus dapat mengemukakan pendapat dan mampu mengambil kesimpulan.
Lembar kerja siswa terdiri dari beberapa inti sari materi pertanyaan-pertanyaan
berupa soal-soal latihan dan tugas-tugas. Lembar kerja siswa merupakan suatu
media pembelajaran yang disusun secara kontruktivisme untuk membangun
konsep atau mencari informasi. Lembar kerja siswa digunakan sebagai sarana
pembelajaran dalam membantu siswa agar mampu memahami materi
17
Secara umum LKS dapat dibagi ke dalam 3 jenis, yaitu :
1. LKS fakta, merupakan tugas yang sifatnya hanya mengarahkan siswa untuk
mencari fakta yang menghubungkan dengan bahan yang akan diajarkan.
Contoh: LKS eksperimen.
2. LKS pengkajian, merupakan pengalihan pengertian tentang bahan kearah
pemahaman, dapat berupa tugas baik untuk bereksperimen maupun untuk
mengamati.
3. LKS pemantapan atau kesimpulan, digunakan untuk memantapkan materi
pelajaran yang telah dikaji dalam diskusi kelas dimana kebenaran kesimpulan
18
III. METODE PENELITIAN
A. Subyek dan Tempat Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas X2SMA Budaya Bandar Lampung Tahun
Ajaran 2010 - 2011 dengan jumlah siswa 40 orang yang terdiri dari 19 siswa
laki-laki dan 21 siswa perempuan.
B. Data Penelitian 1. Jenis data
Data penelitian dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
a) Data kualitatif adalah data aktivitas siswa yang relevan dalam
pembelajar-an (on task) selama proses pembelajarpembelajar-an dalam setiap pertemupembelajar-an.
b) Data kuantitatif adalah data penguasaan konsep siswa yang merupakan
data hasil tes formatif yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus
2. Teknik pengumpulan data
Ada dua teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data, yaitu:
1) Teknik observasi
Teknik observasi dilakukan untuk memperoleh data aktivitason tasksiswa
dan kinerja guru. Aktivitason tasksiswa diamati melalui lembar
observasi aktivitason tasksiswa oleh dua orang observer. Kinerja guru
diamati melalui lembar observasi kinerja guru oleh guru mitra. Observasi
19
2) Teknik Tes
Teknik tes dilakukan untuk mendapatkan data penguasaan konsep siswa
pada materi pokok ikatan kimia, tata nama senyawa dan persamaan reaksi
sederhana. Tes penguasaan konsep diambil melalui tes formatif dari
seluruh siswa direrata, kemudian dijadikan data setiap siklus yang akan
dibandingkan dengan rerata hasil tes penguasaan konsep siklus berikutnya.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dalam pembelajaran adalah :
1) Lembar observasi kinerja guru yang diisi oleh guru mitra.
2) Lembar observasi aktivitas siswa yang diisi oleh peneliti, dan 2 observer
3) Lembar tes tertulis berupa tes formatif yang berisi soal uraian objektif.
D. Pengembangan Siklus Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tiga siklus. Siklus I dilaksanakan empat
kali pertemuan, siklus II dilaksanakan tiga kali pertemuan dan siklus tiga
dilaksanakan tiga.
kali pertemuan. Prosedur pelaksanaan tindakan yang dilakukan menggunakan
model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart (1992) dalam Hopkins
(1993: 48) yang terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut:
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Observasi
20
Siklus I
1. Perencanaan
a. Menyusun silabus dan rencana pembelajaran.
b. Menyusun LKS non-eksperimen.
c. Menyusun lembar observasi kinerja guru dan aktivitas siswa dalam
pembelajaran.
d. Menyusun soal-soal tes formatif untuk mengukur penguasaan konsep siswa.
e. Mengelompokan siswa menjadi kelompok-kelompok kecil dan dilakukan
secara heterogen, baik berdasarkan suku, jenis kelamin, maupun prestasi
akademik. Pengelompokan dilakukan berdasarkan data hasil penguasaan
konsep siswa pada materi pokok sebelumnya yaitu materi struktur sistem
perodik unsur.
2. Pelaksanaan
Siklus I dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan selama 7 x 40 menit, pertemuan
1 dilaksanakan selama 2 x 40 menit, pertemuan 2 dilaksanakan selama 2 x 40
menit, pertemuan 3 dilaksanakan selama 2 x 40 menit dan pertemuan 4
dilak-sanakan 1 x 40 menit. Submateri yang akan diberikan adalah peranan elektron
dalam pembentukan ikatan, ikatan ion dan ikatan kovalen. Sebelum pelaksanaan
siklus I, dilakukan pembagian kelompok sebanyak 8 kelompok berdasarkan tes
pada materi sistem periodik unsur. Setiap kelompok terdiri atas 5 siswa yang
memiliki kemampuan akademik yang heterogen. Selanjutnya guru men-jelaskan
21
tugas dan kewajiban setiap anggota kelompok dan tanggung jawab terhadap
keberhasilan kelompok.
Pertemuan I (2 x 40menit)
1. Kegiatan awal (pendahuluan), yaitu meminta siswa siswa duduk berdasarkan
kelompoknya Kemudian disampaikan indikator pembelajaran dan tujuan
pelajaran. Selanjutnya menggali pengetahuan awal siswa dan mengaitkan
dengan materi pembelajaran, dengan bertanya kepada siswa; mengapa unsur
gas mulia seperti He, Ar dan Ne tidak bersenyawa dengan unsur lain?
2. Kegiatan inti, yaitu melaksanakan pembelajaran kooperatif teknik NHT
dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
2.1 Tahap penomoran dan Pengajuan Pertanyaan: membagikan kartu
bernomor dan LKS dengan materi pokok peranan elektron dalam
pembentukan ikatan, kepada masing-masing kelompok sehingga setiap
siswa dalam kelompok tersebut memiliki nomor berbeda.
2.2 Tahap berfikir bersama: siswa melakukan diskusi kelompok untuk
mengerjakan LKS dengan bimbingan guru.
2.3 Tahap pemberian jawaban: memanggil satu nomor tertentu secara acak
dan setiap siswa dari masing-masing kelompok dengan nomor yang
sama mengangkat tangannya lalu menyampaikan jawabannnya untuk
seluruh kelas secara bergiliran dengan bimbingan guru.
3. Kegiatan akhir ( penutup): Memberikan penguatan mengenai materi yang
22
Pertemuan II (2 x 40 menit)
1. Kegiatan awal (pendahuluan), yaitu meminta siswa duduk berdasarkan
kelompoknya. Kemudian disampaikan indikator pembelajaran dan tujuan
pelajaran. Selanjutnya guru menggali pengetahuan awal siswa dan
mengaitkan dengan materi pembelajaran, dengan bertanya kepada siswa;
bagaimana cara unsur bukan gas mulia mencapai kestabilan?Terdiri dari unsur
apa saja garam dapur yang sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari?
2. Kegiatan inti, yaitu melaksanakan pembelajaran kooperatif teknik NHT
dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
2.1 Tahap penomoran dan pengajuan pertanyaan: membagikan kartu
ber-nomor dan LKS dengan materi pokok ikatan ion, kepada masing-masing
kelompok sehingga setiap siswa dalam kelompok tersebut memiliki
nomor berbeda.
2.2 Tahap berfikir bersama: siswa melakukan diskusi kelompok untuk
mengerjakan LKS dengan bimbingan guru.
2.3 Tahap pemberian jawaban: memanggil satu nomor tertentu secara acak
dan setiap siswa dari masing-masing kelompok dengan nomor yang sama
mengangkat tangannya lalu menyampaikan jawabannnya untuk seluruh
kelas secara bergiliran dengan bimbingan guru.
3. Kegiatan akhir ( penutup): Memberikan penguatan mengenai materi yang
23
Pertemuan III (2x 40 menit)
1. Kegiatan awal (pendahuluan), yaitu meminta siswa duduk berdasarkan
kelompoknya. Kemudian disampaikan indikator pembelajaran dan tujuan
pelajaran. Selanjutnya guru menggali pengetahuan awal siswa dan
me-ngaitkan dengan materi pembelajaran, dengan bertanya kepada siswa; Ada
beberapa senyawa yaitu; NaCl, Al2O, O2, CaCl, Na2O, N2, KCl, NH3.Dari
senyawa-senyawa tersebut, manakah yang merupakan senyawa ion? Mengapa
senyawa tersebut ada yang tidak berikatan ion? Lalu bagaimana senyawa
tersebut dapat berikatan?
2. Kegiatan inti, yaitu melaksanakan pembelajaran kooperatif teknik NHT
dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
Tahapan langkah 2.1 sampai 2.3 idem dengan pertemuan I dan II
4. Kegiatan akhir ( penutup): Memberikan penguatan mengenai materi yang
dipelajari
Pertemuan IV ( 1 x 40 menit ) Pelaksanaan tes formatif siklus I
3. Observasi
Observasi dilakukan pada saat pelaksanaan proses pembelajaran. Hal yang
diobservasi adalah:
a) Observasi aktivitas belajar siswa dengan mengisi lembar aktivitas belajar
siswa yang dilakukan oleh dua orang observer.
b) Observasi kinerja guru dengan mengisi lembar aktivitas kinerja guru yang
24
4. Refleksi
Bersama guru mitra melakukan refleksi menemukan kekurangan pada siklus I.
Sebagai acuan refleksi adalah hasil observasi aktivitas dan tes siklus siswa.
Siklus II
1. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, dilakukan perbaikan perencanaan
rancangan pembelajaran kooperatif teknikNHT.
2. Pelaksanaan
Siklus II dilaksanakan setelah melakukan refleksi dan perbaikan-perbaikan dalam
pembelajaran pada siklus I, pelaksanaannya sebanyak 3 kali pertemuan selama 5
x 40 menit, pertemuan I dilaksanakan selama 2 x 40 menit, pertemuan II
di-laksanakan selama 2 x 40 menit dan pertemuan III didi-laksanakan selama 1 x 40
menit. Submateri yang akan diberikan adalah ikatan kovalen koordinasi,
ke-polaran,ikatan logam dan sifat-sifat ikatan ion, kovalen dan logam.
Langkah-langkah dalam pembelajaran pada siklus II setiap pertemuan sama dengan siklus I
3. Observasi
Observasi dilakukan pada saat pelaksanaan proses pembelajaran. Hal yang
diobservasi adalah:
a) Observasi aktivitas belajar siswa dengan mengisi lembar aktivitas belajar
siswa yang dilakukan oleh dua orang observer.
b) Observasi kinerja guru dengan mengisi lembar aktivitas kinerja guru yang
25
4. Refleksi
Bersama guru mitra melakukan refleksi menemukan kekurangan dalam pada
siklus II. Sebagai acuan refleksi adalah hasil observasi aktivitas dan tes siklus
siswa.
Siklus III
1. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II, dilakukan perbaikan perencanaan
rancangan pembelajaran kooperatif teknikNHT.
2. Pelaksanaan
Siklus III dilaksanakan setelah melakukan refleksi dan perbaikan-perbaikan
dalam pembelajaran pada siklus ke II, pelaksanaannya dilakukan sebanyak3 kali
pertemuan selama 5 x 40 menit, dimana pertemuan I pada siklus II dilaksanakan
selama 2 x 40 menit, pertemuan II dilaksanakan selama 2 x 40 menit dan
per-temuan III selama 1 x 40 menit. Submateri yang akan diberikan adalah tata nama
senyawa dan persamaan reaksi sederhana. Langkah-langkah dalam pembelajaran
pada siklus III setiap pertemuan sama dengan siklus I dan siklus II
3. Observasi
Observasi dilakukan pada saat pelaksanaan proses pembelajaran. Hal yang
diobservasi adalah:
a) Observasi aktivitas belajar siswa dengan mengisi lembar aktivitas belajar
26
b) Observasi kinerja guru dengan mengisi lembar aktivitas kinerja guru yang
dilakukan oleh guru mitra.
4. Refleksi
Bersama guru mitra melakukan refleksi menemukan kekurangan pada siklus III.
Sebagai acuan refleksi adalah hasil observasi aktivitas dan tes siklus siswa.
Secara garis besar langkah-langkah dalam penelitian ini adalah seperti yang
digambarkan dibawah ini yang dimodifikasi oleh Oleh Kemmis dan Taggart
dalam, Hopkins (1993: 48).
Siklus I Siklus II Siklus III
Gambar 1. Bagan penelitian tindakan kelas Orientasi lapangan
dan kajian teori
Perencanaan I
Pelaksanaan dan observasi I
Refleksi I Perbaikan
Perencanaan I
Refleksi II Perbaikan Perencanaan II
Refleksi III Pelaksanaan dan
observasi II
27
E. Indikator Kinerja
Indikator kinerja pada penelitian ini adalah
1. Terjadi peningkatan presentase tiap jenis aktivitas siswa dari siklus ke siklus
≥ 5%.
2. Terjadi peningkatan persentase rata-rata penguasaan konsep siswa dari siklus
ke siklus≥ 5%.
3. Terjadi peningkatan persentase siswa yang mencapai ketuntasan belajar
minimal sekolah dari siklus ke siklus≥ 5 %.
F. Analisis Data
1. Data kualitatif
Untuk pengambilan data aktivitas siswa digunakan lembar observasi yang berisi
empat aktivitas, yaitu mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, memberi
pendapat dan diskusi kelompok.
a. Persentase setiap jenis aktivitas siswa dalam satu pertemuan
100% x n %Ai Ai
Keterangan :
%Ai = Persentase tiap jenis aktivitas siswa dalam satu pertemuaan
i
A
= Jumlah siswa yang melakukan tiap jenis aktivitas siswa.
28
b. Rata-rata persentase setiap jenis aktivitas siswa pada setiap siklus
rumus:
%Asi = Rata-rata persentase setiap jenis aktivitas siswa dalam setiap siklus.
Σ%Ai = Jumlah persentase setiap jenis aktivitas siswa dalam setiap siklus.
P = Jumlah pertemuan dalam satu siklus.
c. Peningkatan persentase setiap jenis aktivitas siswa dari siklus ke siklus
rumus:
% A = %Asi2 %Asi1
Keterangan:
% A = peningkatan persentase setiap jenis aktivitas siswa dari siklus I ke
siklus III
2
%Asi = rata-rata persentase setiap jenis aktivitas siswa pada siklus II
1
%Asi = rata-rata persentase setiap jenis aktivitas siswa pada siklus I
2. Data kuantitatif
Analisis data penguasaan konsep siswa dilakukan dengan cara menghitung nilai
rata-rata penguasaan konsep siswa setiap siklus dengan menggunakan rumus yang
dijelaskan dalam Sudjana (2002) sebagai berikut:
1) Rata-rata penguasaan konsep siswa tiap siklus
29
Keterangan:
i
X = Nilai rata-rata nilai penguasaan konsep pada siklus ke-i
i
ΣX Jumlah nilai penguasaan konsep pada siklus ke-i
n = Jumlah siswa
2) Persentase peningkatan penguasaan konsep siswa
100%
% = persentase kenaikan penguasaan konsep siswa
1
n
X = rata-rata penguasaan konsep siswa siklus ke-n+1
n
X = rata-rata penguasaan konsep siklus ke-n
3) Persentase ketuntasan belajar siswa
%
% = Persentase jumlah siswa yang memperoleh nilai≥ 60 siklus ke-n
Sk = Jumlah siswa yang memperoleh nilai≥ 60 siklus ke-nN = Jumlah siswa keseluruhan.
Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan poin peningkatan kelompok yang
didapatkan dari penjumlahan poin peningkatan idndividu setiap anggota
kelompok dibagi dengan jumlah anggota kelompok. Adapun cara pemberian skor
30
Tabel 2. Cara Perhitungan Skor Peningkatan individu.
Skor Tes Skor Perkembangan
Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 5 10 poin hingga 1 poin dibawah skor awal 10 Skor awal hingga 10 poin di atas skor awal 20 Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30 Nilai sempurna (tidak berdasarkan skor awal 30
Untuk menentukan poin kelompok digunakan rumus : Nk = Jumlah poin setiap anggota kelompok
Jumlah anggota Nk = poin peningkatan kelompok
Kelompok yang memperoleh poin sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan
berhak mendapatkan penghargaan berdasarkan tabel berikut.
Tabel 3. Kriteria Penghargaan Kelompok
Kriteria Predikat kelompok Nk < 15 Tim Cukup Bagus
15≤ Nk ≤ 25 Tim Bagus
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa terjadi
peningkatan:
1. Terjadi peningkatan persentase rata-rata tiap jenis aktivitas siswaon task
siswa dari siklus I ke siklus II, yaitu aktivitas bertanya pada guru meningkat
sebesar 14,17 %; aktivitas memberikan pendapat sebesar 8,75 %; aktivitas
menjawab pertanyaan sebesar 10 % dan aktivitas aktif dalam diskusi
kelompok sebesar 11,92 %. Peningkatan yang terjadi dari siklus II ke siklus
III yaitu aktif bertanya pada guru sebesar 7,50%, memberikan pendapat
sebesar 10 %, menjawab pertanyaan sebesar 16,75 % dan diskusi kelompok
sebesar 6,25 %. Indikator kinerja terjadinya peningkatan tiap aktivitas siswa
sebesar≥ 5% tercapai dari siklus I ke siklus II dan siklus II ke siklus III.
2. Terjadi peningkatan rata-rata penguasaan konsep siswa dari siklus I ke siklus
II sebesar 10,25 % dan siklus II ke siklus II sebesar 7,60 %. Indikator kinerja
terjadi peningkatan penguasaan konsep siswa dari siklus I ke siklus II dan
siklus II ke siklus III sebesar≥ 5% tercapai.
3. Peningkatan persentase siswa yang mencapai ketuntasan belajar pada materi
pokok ikatan kimia, tata nama senyawa dan persamaan reaksi sederhana
50
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan saran bahwa :
1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif teknikNHT, sebaiknya lebih
sering membimbing siswa dalam kelompok agar pembelajaran kooperatif
dapat berjalan optimal sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan penguasaan
konsep kimia siswa khususnya pada materi Ikatan Kimia, Tata Nama
Senyawa dan Persamaan Reaksi Sederhana.
2. Model pembelajaran kooperatif teknikNHTdapat digunakan oleh guru
sebagai salah satu alternatif pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas dan
penguasaan konsep kimia siswa khususnya pada materi Ikatan Kimia, Tata
DAFTAR PUSTAKA
Dahar, R. W. 1998. Teori-teori Belajar. Erlangga. Jakarta.
Djamarah, S. B dan Z.Aswan. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.
Hamalik, Oe. 2004. Belajar dan Pembelajaran. PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Hopkins, D. 1993.A Teacher’s Guide to Classroom Research. Open University
Press. Buckingham-Philadelpia.
Ismail. 2003. Media Pembelajaran (Model-model Pembelajaran). Depertemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Johari, J dan Rachmawati. 2007. Kimia 1 SMA dan MA untuk kelas X. Esis. Jakarta.
Lie, A. 2007. Cooperatif Leraning (Mempraktikkan Kooperatif Learning di Ruang-Ruang Kelas). Gramedia. Jakarta.
Purba, M. 2004. Kimia Untuk SMA Kelas X. Erlangga. Jakarta.
Sagala, S. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta. Bandung
Sardiman, A. M. 1994. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta.
Solihatin, E. 2007.Cooperatif Learning : Analisis Model Pembelajaran IPS. Bumi Aksara. Jakarta.
Sriyono. 1992. Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Rineka Cipta. Jakarta.
Sudjana, N. 2005. Metode Statistika. PT. Tarsito. Bandung.