KOLABORASI PERAWAT DENGAN DOKTER DI
RUANG RINDU B RUMAH SAKIT UMUM
PUSAT HAJI ADAM MALIK
MEDAN
SKRIPSI
Oleh :
ERNAWATI TARIGAN
091121068
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PRAKATA
Segala puji dan syukur kepada Tuhan YME yang atas berkat dan
rahmatNya memberikan saya motivasi terbesar dalam hidup ini, serta keluarga
dan para sahabat yang memberikan tauladan terindah sehinga saya mampu
melangkah untuk menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Kolaborasi Perawat
dengan Dokter di ruangan Rindu B RSUP Haji Adam Malik Medan”.
Penyusunan skripsi ini telah banyak banyak mendapat bantuan, bimbingan
dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Bapak Dr. Dedi Ardinata, M.Kes sebagai Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara dan Ibu Erniyati, S.Kp, MNS sebagai Pembantu
Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Rika Endah N. S.Kp, MPd sebagai dosen Pembimbing Skripsi I yang telah
banyak meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran serta memberikan
masukan-masukan yang bermanfaat bagi skripsi ini dan juga memberi motivasi,
semangat, dan dukungan kepada saya selama proses penyelesaian skripsi ini.
3. Ibu Siti Zahara Nasution S.Kp, MNS selaku dosen Pembimbing Skripsi II
yang telah banyak memberi masukan-masukan yang bermanfaat bagi skripsi
ini.
4. Ibu Jenny M Purba, S.Kp, MNS selaku dosen Penguji yang telah banyak
5. Ibu Nur Asiah, S.Kep selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan
nasehat dan motivasi kepada penulis selama masa perkuliahan di Fakutas
Keperawatan USU.
6. Seluruh dosen Pengajar S1 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
yang telah banyak memberikan pendidikan kepada saya selama proses
perkuliahan dan staf non akademik yang membantu memfasilitasi saya secara
administratif.
7. Teristimewa kepada seluruh keluarga saya, kakak dan adik saya Natalia
Tarigan serta ibunda tercinta R. Br ginting yang terus memberikan motivasi
dan doa yang tiada henti yang begitu berarti bagi saya.
8. Tersayang kepada khususnya temanku Elis, Jojor, Tiur dan seluruh
rekan-rekan mahasiswa/i ekstensi stambuk 2009 yang tidak dapat disebutkan satu
persatu, yang tak pernah berhenti menasehatiku dan memberi motivasi untuk
belajar dan segera menyelesaikan kuliah dengan baik.
9. Responden yang telah bersedia meluangkan waktu dan berpartisipasi dalam
penelitian saya.
Semoga Tuhan YME senantiasa melimpahkan karunia dan rahmat
dari-Nya kepada semua pihak yang telah membantu saya. Harapan saya semoga skripsi
ini bermanfaat dalam memberikan informasi di bidang kesehatan terutama
keperawatan.
Medan, Januari 2011
DAFTAR ISI
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kolaborasi ... 6
2.2 Dasar-dasar Komperensi Kolaborasi ... 9
2.3 Faktor-faktor Sosial yang Mempengaruhi Kolaborasi ... 10
2.4 Faktor-faktor Penghambat Kolaborasi Perawat dengan Dokter . 11
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL 3.1 Kerangka Konsep ... 14
3.2 Defenisi Konseptual dan Operasional ... 15
3.2.1 Defenisi Konseptual ... 15
3.2.2 Defenisi Operasional ... ... 16
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ... 17
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian ... 22
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ... 28 6.2 Saran-saran ... 28
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. Lembar Persetujuan Menjadi Peserta Penelitian 2. Kuesioner Penelitian
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Demografi Responden di
RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2010 ... 22
Tabel 5.2 Kolaborasi Perawat dengan Dokter di RUSP Haji Adam Malik Medan Tahun 2010 ... 23
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Kuesioner Kolaborasi Perawat dengan Dokter di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010
DAFTAR SKEMA
Judul : Kolaborasi Perawat dengan Dokter di ruangan Rindu B RSUP Haji Adam Malik Medan
Nama : Ernawati Tarigan Fakultas : Keperawatan Tahun : 2010
ABSTRAK
Kolaborasi antara dokter dengan perawat merupakan salah satu faktor sangat penting untuk mencapai keberhasilan dan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien.Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kolaborasi antara perawat dengan dokter di dalam pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Dengan menggunakan tehnik simple random sampling sebanyak 28 orang berpartisipasi dalam penelitian ini. Kuesioner penelitian terdiri dari kuesioner karakteristik responden dengan kolaborasi perawat dan dokter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kolaborasi perawat dengan dokter di RSUP Haji Adam Malik paling banyak menyatakan kurang baik yaitu 15 orang (53,6%), untuk itu di sarankan agar dapat meningkatkan kerjasama yang baik antara perawat dan dokter guna meningkatkan pelayanan keperawatan bagi pasien, dan memberikan kejelasan tentang batas tugas dan wewenang kerja dokter dan perawat.
Judul : Kolaborasi Perawat dengan Dokter di ruangan Rindu B RSUP Haji Adam Malik Medan
Nama : Ernawati Tarigan Fakultas : Keperawatan Tahun : 2010
ABSTRAK
Kolaborasi antara dokter dengan perawat merupakan salah satu faktor sangat penting untuk mencapai keberhasilan dan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien.Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kolaborasi antara perawat dengan dokter di dalam pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Dengan menggunakan tehnik simple random sampling sebanyak 28 orang berpartisipasi dalam penelitian ini. Kuesioner penelitian terdiri dari kuesioner karakteristik responden dengan kolaborasi perawat dan dokter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kolaborasi perawat dengan dokter di RSUP Haji Adam Malik paling banyak menyatakan kurang baik yaitu 15 orang (53,6%), untuk itu di sarankan agar dapat meningkatkan kerjasama yang baik antara perawat dan dokter guna meningkatkan pelayanan keperawatan bagi pasien, dan memberikan kejelasan tentang batas tugas dan wewenang kerja dokter dan perawat.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada saat sekarang ini dihadapkan pada paradigma baru dalam pemberian
pelayanan kesehatan yang menuntut peran perawat yang lebih sejajar untuk
berkolaborasi dengan dokter. Pada kenyataannya profesi keperawatan masih
kurang berkembang dibanding dengan profesi yang berdampingan erat dan sejalan
yaitu profesi kedokteran. Kerjasama dan kolaborasi dengan dokter perlu
pengetahuan, kemauan dan keterampilan, maupun sikap yang profesional mulai
dari komunikasi, cara kerjasama dengan pasien maupun dengan mitra kerjanya,
sampai pada keterampilan dalam mengambil keputusan.
Salah satu syarat yang paling penting dalam pelayanan kesehatan adalah
pelayanan yang bermutu. Suatu pelayanan dikatakan bermutu apabila memberikan
kepuasan pada pasien dalam menerima pelayanan kesehatan mencakup beberapa
dimensi. Salah satunya adalah kelancaran komunikasi antar petugas kesehatan
termasuk dokter dengan pasien. Hal ini berarti pelayanan kesehatan bukan hanya
berorientasi pada pengobatan secara medis saja, melainkan juga berorientasi pada
komunikasi sebagai media kolaborasi komunikasi sangat penting dan berguna
bagi pasien, serta sangat membantu pasien dalam proses penyembuhan.
Kolaborasi merupakan istilah umum yang sering digunakan untuk
menggambarkan suatu hubungan kerjasama yang dilakukan pihak tertentu.
didasari prinsip yang sama yaitu mengenai kebersamaan, kerjasama, berbagai
tugas, kesetaraan, tanggung jawab dan tanggung gugat. Namun demikian
kolaborasi sulit didefenisikan untuk menggambarkan apa yang sebenarnya
menjadi esensi dari kegiatan ini. Seperti yang dikemukakan National Joint
Practice Commision,1997 yang dikutip Siegler dan Whitney (2000) bahwa tidak
ada definisi yang mampu menjelaskan sekian ragam variasi dan kompleksnya
kolaborasi dalam konteks perawatan kesehatan. Association Medical American
(AMA), 1994, mendefenisikan istilah kolaborasi sebagai proses dimana dokter dan
perawat merencanakan dan praktik bersama sebagai kolega, bekerja saling
ketergantungan dalam batasan-batasan lingkup praktek mereka dengan berbagai
nilai-nilai dan saling mengakui dan menghargai terhadap setiap orang yang
berkonstribusi untuk merawat individu, keluarga dan masyarakat.
Kolaborasi merupakan proses kebutuhan yang komplek yang
membutuhkan sharing pengetahuan dan tanggung jawab bersama untuk merawat
pasien. Bekerjasama dalam kesetaraan adalah esensi dasar kolaborasi yang kita
gunakan untuk menggambarkan hubungan perawat dan dokter. Tentunya ada
konsekuensi dibalik kesetaraan yang dimaksud. Dapat kemungkinan kesetaraan
terlibat jika individu yang merasa dihargai serta terlibat secara fisik dan
intelektual saat memberikan bantuan kepada pasien.
Berkaitan dengan isu kolaborasi dan soal menjalin kerjasama kemitraan
dengan dokter, perawat perlu mengantisipasi konsekuensi perubahan dari
vokasional menjadi profesional. Status yuridis seiring perubahan perawat dari
jawab hukum juga akan terpisah untuk masing-masing kesalahan. Yaitu,
malpraktik medis, dan mal praktik keperawatan. Perlu ada kejelasan dari
pemerintah maupun para pihak terkait mengenai tanggung jawab hukum dari
perawat, dokter maupun rumah sakit. Organisasi profesi perawat juga harus
berbenah dan memperluas struktur organisasi agar dapat mengantisipasi
perubahan.
Menurut penelitian Charles Amaludin, pelaksanaan kolaborasi perawat
dengan dokter di IRNA Non Bedah Dewasa Rumah Sakit Dr.Mohammad Husin
Palembang tahun 2006 dengan jumlah populasi 90 orang perawat dengan
menggunakan tehnik sample nonprobability sampling maka didapat jumlah
sampel sebanyak 26 0rang perawat dengan hasil penelitian dikategorikan baik
(51,3%) dan frekuensi 13,3.
Berkaitan dengan isu kolaborasi dan soal menjalin kerjasama kemitraan
dengan dokter, perawat perlu mengantisipasi konsekuensi perubahan dari
vokasional menjadi professional. Status yuridis seiring perubahan perawat dari
perpanjangan tangan dokter menjadi mitra dokter sangat komplek. Tanggung
jawab hukum yang akan terpisah untuk masing-masing kesalahan. Yaitu,
malpraktik medis dam malpraktik keperawatan. Perlu ada kejelasan dari
pemerintah maupun para pihak terkait mengenai tanggung jawab hukum dari
perawat, dokter maupun pihak rumah sakit. Organisasi profesi perawat juga harus
berbenah dan memperluas struktur organisasi agar dapat mengantisipasi
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk menelaah
lebih jauh mengenai trend dan isu mengenai pelaksanaan kolaborasi perawat
dengan dokter, mengingat bahwa kerjasama antara dokter dengan perawat
merupakan salah satu faktor sangat penting untuk mencapai keberhasilan dan
kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien.
1.2. Tujuan Penelitian
Untuk mengidentifikasi kolaborasi antara perawat dengan dokter di dalam
pelayanan kesehatan.
1.3. Pertanyaan Penelitian
Bagaimana kolaborasi antara perawat dan dokter dapat tercapai dengan
baik?
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberi manfaat berupa:
1.4.1. Bagi Rumah Sakit
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan dan sumbangan
pemikiran bagi pegawai/perawat Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan
untuk meningkatkan pelayanan kepada pasien.
1.4.2. Bagi institusi pendidikan program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
a. Hasil penelitian dapat dijadikan bahan evaluasi yang berkaitan dengan
kolaborasi antara perawat dengan dokter.
b. Sebagai sumber bacaan dan referensi bagi perpustakaan di instansi
pendidikan tentang kolaborasi antara perawat dengan dokter.
1.4.3. Bagi Penelitian selanjutnya:
BAB 2
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1. Pengertian
Kolaborasi adalah hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam
memberikan pelayanan kepada pasien/klien adalah dalam melakukan diskusi
tentang diagnosa, melakukan kerjasama dalam asuhan kesehatan, saling
berkonsultasi atau komunikasi serta masing-masing bertanggung jawab pada
pekerjaannya.
Apapun bentuk dan tempatnya, kolaborasi meliputi suatu pertukaran
pandangan atau ide yang memberikan perspektif kepada seluruh kolaborator.
Kolaborasi merupakan proses komplek yang membutuhkan sharing pengetahuan
yang direncanakan yang disengaja, dan menjadi tanggung jawab bersama untuk
merawat pasien. Kadangkala itu terjadi dalam hubungan yang lama antara tenaga
profesional.
Kolaborasi adalah suatu proses dimana praktisi keperawatan atau perawat
klinik bekerja dengan dokter untuk memberikan pelayanan kesehatan dalam
lingkup praktek profesional keperawatan, dengan pengawasan dan supervisi
sebagai pemberi petunjuk pengembangan kerjasama atau mekanisme yang
ditentukan oleh pertukaran suatu negara dimana pelayanan diberikan. Bagi
perawat, hubungan kerjasama dengan dokter sangat penting apabila ingn
menunjukkan fungsinya secara independen. Tujuan kolaborasi perawat adalah
pamahaman tentang kontrbusi setiap anggota tim serta untuk mengidentifikasi
cara-cara meningkatkan mutu asuhan klien. Agar hubungan kolaborasi dapat
optimal, semua anggota profesi harus mempunyai keinginan untuk bekerjasama.
Perawat dan dokter merencanakan dan mempraktekkan sebagai kolega, bekerja
saling ketergantungan dalam batas-batas lingkup praktek dengan berbagai
nilai-nilai dan pengetahuan serta respek terhadap orang lain yang berkonstribusi
terhadap perawatan individu, keluarga dan masyarakat.
Hubungan kolaborasi tim kerja di Rumah Sakit
Tim satu disiplin ilmu meliputi : tim perawat, tim dokter, tim administrasi,
dan lain-lain.
Tim pelayanan kesehatan interdisiplin merupakan sekelompok
professional yang mempunyai aturan yang jelas, tujuan umum dan berbeda
keahlian. Tim akan berfungsi baik, jika terjadi adanya konstribusi dari anggota tim
Dokter Perawat Ahli Gizi
Fokus Klien/ Pasien
Laboratorium Dll
Administrasi IPSRS
dalam memberikan pelayanan kesehatan efektif, bertanggung jawab dan saling
menghargai sesama anggota tim.
Perawat sebagai anggota membawa perspektif yang unik dalam tim inter
disiplin. Perawat memfasilitasi dan membantu pasien untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan dari praktek profesi kesehatan lain. Perawat berperan sebagai
penghubung penting antara pasien dan pemberi pelayanan kesehatan.
Dokter memiliki peran utama dalam mendiagnosis, mengobati dan
mencegah penyakit. Pada situasi ini dokter menggunakan modalitas pengobatan
seperti pemberian obat dan pembedahan. Mereka sering berkonsultasi dengan
anggota tim lain sebagai membuat relevan pemberian pengobatan.
Tim multi disiplin meliputi: tim operasi, tim infeksi nasokomial, dan
lain-lain. Elemen kunci kolaborasi dalam kerjasama tim multidisiplin dapat digunakan
untuk mencapai tujuan kolaborasi tim seperti :
a. Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan menggabungkan
keahlian unik profesional.
b. Produktivitas maksimal serta efektifitas dan efesiensi sumber daya.
c. Meningkatnya profesionalisme dan kepuasan kerja.
d. Meningkatnya kofensifitas antar professional.
e. Kejelasan peran dalam berinteraksi antar professional.
f. Menumbuhkan komunikasi, kolegalitas, menghargai dan memahami orang
2.2. Dasar-dasar Komperensi Kolaborasi
a. Komunikasi
Komunikasi sangat dibutuhkan dalam berkolaborasi, karena kolaborasi
membutuhkan pemecahan masalah yang lebih komplek, dibutuhkan
komunikasi efektif yang dapat dimengerti oleh semua anggota tim.
b. Respek dan kepercayaan
Respek dan kepercayaan dapat disampaikan secara verbal maupun non verbal
serta dapat dilihat dan dirasakan dalam penerapannya sehari-hari.
c. Memberikan dan menerima feed back
Feed back dipengaruhi oleh persepsi seseorang, pola hubungan, harga diri,
kepercayaan diri, emosi, lingkungan serta waktu, feed back juga dapat bersifat
negative maupun positif.
d. Pengambilan keputusan
Dalam pengambilan keputusan dibutuhkan komunikasi untuk mewujudkan
kolaborasi yang efektif guna menyatukan data kesehatan pasien secara
komperensip sehingga menjadi sumber informasi bagi semua anggota tm.
e. Manajemen konflik
Untuk menurunkan komplik maka masing-masing anggota harus memahami
peran dan fungsinya, melakukan klarifikasi persepsi dan harapan,
mengidentifikasi kompetensi, mengidentifikasi tumpang tindih peran serta
melakukan negosiasi peran dan tanggung jawabnya.
Terwujudnya suatu kolaborasi tergantung pada beberapa kriteria, yaitu:
keilmuan masing-masing, (3) memiliki citra diri positif, (4) memiliki kematangan
professional yang setara (yang timbul dari pendidikan dan pengalaman), (5)
mengakui sebagai mitra kerja bukan bawahan, dan (6) keinginan untuk
bernegoisasi.
Inti dari suatu hubungan kolaborasi adalah adanya perasaan saling
ketergantungan (interdefensasi) untuk kerjasama dan bekerjasama. Bekerjasama
dalam suatu kegiatan dapat memfasilitasi kolaborasi yang baik. Kerjasama
mencerminkan proses koordinasi pekerjaan agar tujuan atau target yang telah
ditentukan dapat tercapai. Selain itu menggunakan catatan klien terintegrasi dapat
merupakan suatu alat untuk berkomunikasi antara profesi secara formal tentang
asuhan klien.
Kolaborasi dapat berjalan dengan baik jika : 1) semua profesi memiliki
visi dan misi yang sama, 2) masing-masing profesi mengetahui batas-batas dari
pekerkaannya, 3) anggota profesi dapat bertukar informasi dengan baik, 4)
masing-masing profesi mengakui keahlian dari profesi lain yang bergabung dalam
tim.
2.3 Faktor-faktor Sosial yang Mempengaruhi Komunikasi
Adapun faktor-faktor sosial yang mempengaruhi komunikasi meliputi:
usia, jenis kelamin, kelas sosial, etnik, status sosial, bahasa, kekuasaan, peraturan
2.4. Faktor Penghambat Kolaborasi Perawat dengan Dokter
Hubungan perawat-dokter adalah suatu bentuk hubungan interaksi yang
telah cukup lama dikenal ketika memberikan bantuan kepada pasien. Perspektif
yang berbeda dalam memandang pasien, dalam praktiknya menyebabkan
munculnya hambatan-hambatan tehnik dalam melakukan proses kolaborasi.
Kendala psikologi keilmuan dan individual, faktor sosial, serta budaya
menempatkan kedua profesi ini memunculkan kebutuhan akan upaya kolaborasi
yang dapat menjadikan keduanya lebih solid dengan semangat kepentingan
pasien.
Hambatan kolaborasi perawat dengan dokter sering dijumpai pada tingkat
professional dan institusional. Perbedaan status dan kekuasaan tetap menjadi
sumber utama ketidaksesuaian yang membatasi pendirian professional dalam
aplikasi kolaborasi. Dokter cenderung pria, dari tingkat ekonomi lebih tinggi dan
biasanya fisik lebih besar dibandingkan perawat, sehingga iklim dan kondisi
sosial masih mendukung dominasi dokter. Inti sesungguhnya dari komplik
perawat dengan dokter terletak pada perbedaan sikap profesional mereka terhadap
pasien dan cara berkomunikasi diantara keduanya. Dari hasil observasi peneliti di
rumah sakit nampaknya perawat dalam memberikan asuhan keperawatan belum
dapat melaksanakan fungsi kolaborasi khususnya dengan dokter.
Perawat bekerja memberikan pelayanan kepada pasien berdasarkan
instruksi medis yang juga didokumentasikan secara baik, sementara dokumentasi
asuhan keperawatan meliputi proses keperawatan tidak ada. Disamping itu hasil
mereka menyatakan bahwa banyak kendala yang dihadapi dalam melaksanakan
kolaborasi, diantaranya pandangan dokter yang selalu menganggap bahwa
perawat merupakan tenaga vokasional, perawat sebagai asistennya, serta
kebijakan rumah sakit yang kurang mendukung. Isu-isu tersebut jika tidak
ditanggapi dengan benar dan proporsional dikhawatirkan dapat menghambat
upaya melindungi kepentingan pasien dan masyarakat yang membutuhkan jasa
pelayanan kesehatan, serta menghambat upaya pengembangan dari keperawatan
sebagai profesi.
Berkaitan dengan isu kolaborasi dan soal menjalin kerjasama kemitraan
dokter, perawat perlu mengantisipasi konsekuensi perubahan dari vakosional
menjadi profesional. Status yuridis seiring perubahan perawat dari perpanjangan
tangan dokter menjadi mitra dokter yang sangat komplek. Tanggung jawab hukum
juga akan terpisah untuk masing-masing kesalahan atau kelalaian, yaitu :
malpraktik medis dan malpraktik keperawatan. Perlu ada kejelasan dari
pemerintah maupun para pihak yang terkait mengenai tanggung jawab hukum dari
perawat, dokter maupun rumah sakit. Organisasi profesi juga harus berbenah dan
memperluas struktur organisasi agar dapat mengantisipasi perubahan. Komunikasi
dibutuhkan untuk mewujudkan kolaborasi yang efektif, hal tersebut perlu
ditunjang oleh saran komunikasi yang dapat menyatukan data kesehatan pasien
secara komperensip sehingga menjadi sumber informasi bagi semua anggota tim
dalam pengambilan keputusan.
Menurut penelitian Charles Amaludin, pelaksanaan kolaborasi perawat
Palembang tahun 2006 dengan jumlah populasi 90 orang perawat dengan
menggunakan tehnik sample nonprobability sampling maka didapat jumlah
sampel sebanyak 26 0rang perawat dengan hasil penelitian dikategorikan baik
BAB 3
KERANGKA PENELITIAN
3.1. Kerangka Konsep
Kerangka dalam penelitian ini menggunakan konsep berdasarkan proses.
Sistem yang menggali tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perawat dalam
penerapan komunikasi perawat dengan dokter di Rumah Sakit Umum Haji Adam
Malik Medan.
Proses adalah bagaimana perilaku pada obyek penelitian. Proses penelitian
disini yang ingin dilihat adalah bagaimana perawat dan dokter mengadakan
kontak (komunikasi) dalam kesehariannya dan hal-hal yang menghambat
komunikasi tersebut untuk mencapai standar pelayanan yang memuaskan bagi
pasien dan keluarga.
Kerangka Konsep
Faktor Pendukung:
• Saling percaya
• Menghormati antar profesi
• Citra diri positif
• Adanya negoisasi
Kerangka konsep kolaborasi perawat dengan dokter di Ruang Rindu B Rumah
Sakit Haji Adam Malik Medan.
=Faktor penghambat tetapi tidak mempengaruhi responden
3.2. Definisi Konseptual dan Operasional
a. Definisi Konseptual
Kolaborasi adalah hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam
memberikan pelayanan kepada pasien/klien adalah dalam melakukan diskusi
tentang diagnosa, melakukan kerjasama dalam asuhan kesehatan, saling
berkonsultasi atau komunikasi serta masing-masing bertanggung jawab pada
pekerjaannya. (ANA, 1992)
Perawat adalah seseorang (seorang professional) yang mempunyai
kemampuan, tanggung jawab dan kewenangan melaksanakan pelayanan/asuhan
keperawatan pada berbagai jenjang pelayanan keperawatan. (Kusnanto, 2004).
Dokter adalah seorang tenaga kesehatan (dokter) yang menjadi tempat
kontak pertama pasien dengan dokternya untuk menyelesaikan semua masalah
kesehatan yang dihadapi tanpa memandang jenis penyakit, organisasi, golongan
usia dan jenis kelamin sedini dan sedapat mungkin, secara menyeluruh, paripurna,
bersinambungan dan dalam koordinasi serta kolaborasi dengan professional
kesehatan lainnya, dengan menggunakan prinsip pelayanan yang efektif dan
efesien serta menjunjung tinggi tanggung jawab professional, hukum, etika dan
b. Definisi Operasional
Kolaborasi adalah proses dimana dokter dan perawat merencanakan dan
praktek bersama sebagai kolega, bekerja saling ketergantungan dalam
batasan-batasan lingkup praktek mereka dengan berbagai nilai-nilai dan saling mengakui
dan menghargai terhadap setiap orang yang berkonstribusi untuk merawat
individu, keluarga dan masyarakat.
Perawat adalah seorang petugas kesehatan profesional bertujuan untuk
merawat, menjaga keselamatan dan penyembuhan orang sakit atau terluka baik
akut maupun kronik, melakukan perencanaan perawatan kesehatan dan melakukan
perawatan gawat darurat dalam rangka pemeliharaan kesehatan dalam lingkup
yang luas.
Dokter adalah seorang yang karena keilmuannya berusaha menyembuhkan
orang-orang yang sakit. Tidak semua orang yang menyembuhkan penyakit bisa
disebut dokter. Untuk menjadi dokter biasanya diperlukan pendidikan dan
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain penelitian
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif, yang bertujuan untuk
mengidentifikasi pola kolaborasi antara perawat dengan dokter di Rumah Sakit
Haji Adam Malik Medan di Ruang Rindu B.
4.2 Populasi dan sampel
4.2.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti
(Notoatmodjo, 2005). Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perawat
yang akan berkolaborasi dengan dokter di Rumah Sakit Haji Adam Malik
Medan di Ruang Rindu B yang berjumlah 110 orang.
4.2.2. Sampel
Pengambilan sampel menggunakan tehnik simple random sampling yaitu
tehnik pengambilan data secara acak. Tehnik ini hanya dapat digunakan
apabila setiap anggota populasi itu bersifat homogen. Ini berarti setiap
anggota populasi itu mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil
Menurut Arikunto (2006), bila jumlah populasi lebih dari 100 orang
maka pengambilan sampel 20% - 25% dari total populasi. Jadi total jumlah
perawat diruangan Rindu B Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan adalah 110
orang. Peneliti mengambil 25% dari total populasi maka sampel penelitian adalah:
110 100
25
x
n= = 27,5 jika dibulatkan menjadi 28
Maka jumlah sampel penelitian adalah 28 orang
4.3 Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan
diruangan Rindu B, karena menurut peneliti tingkat kebutuhan pelayanan
diruangan ini lebih banyak sehingga tingkat komunikasi harus lebih ditingkatkan
lagi agar mutu pelayanan kesehatan meningkat. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2010.
4.4 Pertimbangan etik
Dalam penelitian ini, responden diberi informasi tentang sifat dan tujuan
penelitian yang dilakukan. Kemudian diberikan lembar persetujuan yang akan
ditandatangani sebagai bukti kesediaannya sebagai responden, responden berhak
untuk menolak terlibat dalam penelitian ini. Peneliti akan merahasiakan identitas
responden serta tidak akan mencampuri hal-hal yang bersifat pribadi dari
4.5 Instrumen Penelitian
Alat yang digunakan untuk pengumpulan data berupa kuesioner yang
terdiri dari sejumlah pernyataan dan jawaban tertentu sebagai pilihan yang
diajukan kepada responden. Kuesioner terdiri dari dua bagian, bagian pertama
yaitu data demografi responden yang terdiri dari umur, jenis kelamin, suku
pendidikan dan penghasilan. Bagian kedua yaitu kuesioner pola kolaborasi antara
perawat dengan dokter. Kuesioner yang digunakan adalah pertanyaan-pertanyaan
yang memberikan gambaran tentang kolaborasi yang sering digunakan antara
perawat dengan dokter. Kuesioner terdiri dari 19 pertanyaan. Jawaban untuk
setiap pertanyaan dibuat dalam skala likert yaitu: 1 = tidak pernah, 2 =
kadang-kadang, 3 = sering, 4= selalu.
Instrumen ini diambil dari buku panduan kolaborasi perawat-dokter
(Siegler, 1999).
4.6 Validitas dan Reliabilitas Penelitian
Kuesioner pada penelitian ini diadopsi dari buku panduan kolaborasi
perawat-dokter (Siegler, 1999) sehingga tidak dilakukan uji validitas isi tetapi
dilakukan uji validitas item. Hasilnya semua item soal (19 soal) adalah valid.
Uji reliabilitas instrumen adalah suatu uji yang dilakukan untuk
mengetahui konsistensi dari instrumen sehingga dapat digunakan untuk penelitian
selanjutnya dalam ruang lingkup yang sama. Uji reliabilitas dilakukan pada 30
perawat pelaksana yang ada diruangan Rindu A Rumah Sakit Haji Adam Malik
4.7 Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data
Peneliti melakukan pengumpulan data secara mandiri dengan membagikan
kuesioner secara langsung kepada responden. Sebelum membagikan kuesioner
kepada responden, peneliti terlebih dahulu mengajukan permohonan izin
pelaksanaan melalui pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara, kemudian mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian di Rumah
Sakit Haji Adam Malik Medan di ruangan Rindu B. Setelah mendapat izin maka
dilakukan pengumpulan data, menjelaskan pada calon respenden tentang tujuan,
manfaat dan proses pengisian kuesioner. Calon responden yang bersedia diminta
untuk menandatangani informed consent (surat persetujuan menjadi responden).
Menjelaskan cara pengisian responden, responden diminta untuk mengisi
kuesioner yang diberikan oleh penelitian dengan cermat dan tidak ada hal yang
terlewatkan, responden diberikan kesempatan untuk bertanya bila ada pertanyaan
yang tidak dimengerti. Pengisian kuesioner diisi oleh responden sesuai dengan
yang dialami selanjutnya data dikumpulkan untuk dianalisa.
4.8 Analisa Data
Semua data yang terkumpul, maka analisa data akan dilakukan melalui
beberapa tahapan, antara lain tahap pertama editing, yaitu mengecek nomor
responden dan kelengkapannya serta memastikan bahwa semua jawaban telah
diisi sesuai petunjuk, tahap kedua coding yaitu memberi kode atau angka tertentu
pada kuesioner untuk mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisa,
komputer, tahap keempat adalah melakukan cleaning yaitu mengecek kembali
data yang telah dientry untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak.
Data demografi dan data gambaran kolaborasi perawat dengan dokter
yang sudah diolah kemudian disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan
persentase.Rentang nilai tertinggi untuk hasil kolaborasi perawat dengan dokter
untuk 19 petanyaan dengan bobot 4 untuk setiap soal adalah 76. Sedangkan nilai
terendah untuk hasil kolaborasi perawat dan dokter adalah 19.
Berdasarkan data tersebut kemudian diklasifikasikan ke dalam rumus darii
Notoatmotjo (2005):
- <60% dikategorikan kurang
- 60%-75% dikategorikan cukup
- >75% dikategorikan baik
Maka apabila dikonversikan persentase diatas menjadi sebagai berikut:
Kurang : < 60
— X 76 = 45,6 jika dibulatkan menjadi 46 100
Jadi skor untuk kategori Kurang adalah < 46
Baik 75
— X 76 = 57 100
Jadi skor untuk kategori pelaksanaan kolaborasi perawat dan dokter
adalah:
Kategori Kurang adalah < 46
Cukup adalah 46-57
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul Kolaborasi Perawat dengan
Dokter di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010
kepada 28 responden didapatkan hasil distribusi responden berdasarkan usia, jenis
kelamin, suku bangsa, pendidikan, penghasilan, dan lama kerja, sebagai berikut :
5.1.1. Karakteristik Demografi
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Demografi Responden di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2010
No. Karakteristik Responden Jumlah Persentase
Pada tabel 5.1 diatas diketahui bahwa paling banyak responden berusia
diatas 40 tahun yaitu 17 orang (60,7%). Jenis kelamin responden seluruhnya
perempuan yaitu 28 orang (100%). Suku bangsa responden paling banyak Suku
Toba yaitu 13 orang (46,4%) dan selebihnya suku Melayu, Karo, Toba dan Jawa.
Responden paling banyak berpendidikan Akper yaitu 23 orang (82,1%), dan
selebihnya berpendidikan S1 keperawatan. Kebanyakan responden bekerja lebih
dari 10 tahun yaitu 16 orang (57,1%) .
5.1.2. Kolaborasi Perawat dengan Dokter di RSUP Haji Adam Malik Medan
Kolaborasi antara perawat dengan dokter di Rumah Sakit Umum Pusat
Haji Adam Malik dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Kolaborasi Perawat dengan Dokter di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010
No. Kolaborasi Perawat Frekuensi Persentase
1. Kurang Baik 15 53,6
2. Cukup Baik 12 42,9
3. Baik 1 3,6
Jumlah 28 100
5.2. Pembahasan
Kolaborasi merupakan hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam
memberikan pelayanan kepada pasien/klien dalam melakukan diskusi tentang
diagnosa, melakukan kerjasama dalam asuhan kesehatan, saling berkonsultasi atau
komunikasi serta masing-masing bertanggung jawab pada pekerjaannya. (ANA,
Kolaborasi merupakan suatu proses dimana praktisi keperawatan atau
perawat klinik bekerja dengan dokter untuk memberikan pelayanan kesehatan
dalam lingkup praktek profesional keperawatan, dengan pengawasan dan
supervisi sebagai pemberi petunjuk pengembangan kerjasama atau mekanisme
yang ditentukan oleh pertukaran suatu negara dimana pelayanan diberikan.
Kolaborasi perawat dengan dokter di RSUP Haji Adam Malik paling
banyak menyatakan kurang baik yaitu 15 orang (53,6%) dan paling sedikit yang
menyatakan baik yaitu 1 orang (3,6%). Hubungan perawat-dokter paling banyak
dinyatakan kurang baik dikarenakan adanya perbedaan perspektif yang berbeda
dalam memandang pasien, dalam praktiknya menyebabkan munculnya
hambatan-hambatan tehnik dalam melakukan proses kolaborasi. Selain itu adanya kendala
psikologi keilmuan dan individual, faktor sosial, serta budaya menempatkan
kedua profesi ini memunculkan kebutuhan akan upaya kolaborasi yang dapat
menjadikan keduanya lebih solid dengan semangat kepentingan pasien.
Pada item pertanyaan no. 3 tentang menjelaskan lingkup keahlian jabatan
dan wawasan paling banyak menyatakan “tidak pernah” hal ini disebabkan
karena perawat merasa adanya perbedaan status dan kekuasaan antara perawat dan
dokter. Sehingga hal tersebut tetap menjadi sumber utama ketidaksesuaian yang
membatasi pendirian profesional dalam aplikasi kolaborasi. Dokter cenderung
pria, dari tingkat ekonomi lebih tinggi dan biasanya fisik lebih besar dibandingkan
perawat, sehingga iklim dan kondisi sosial masih mendukung dominasi dokter.
sikap profesional mereka terhadap pasien dan cara berkomunikasi diantara
keduanya.
Selain itu dari penelusuran jawaban responden perawat jarang
mendiskusikan dengan dokter kesamaan dan perbedaan antara pendekatan
perawatan dan medis dalam penanganan pasien. Komunikasi yang jarang antara
dokter dan perawat dalam penanganan pasien, akan membuat perawat merasa
dianggap tidak mampu melaksanakan asuhan keperawatan yang baik bagi pasien,
sehingga hal tersebut akan sangat berpengaruh terhadap kinerja keperawatan.
Tidak adanya diskusi mengenai perbedaan antara pendekatan perawatan dan
medis akan dapat menimbulkan kesalahan dalam pemberian pelayanan bagi
pasien. Hal ini sejalan dengan pendapat Siegler dan Whitney (2000) bahwa
adanya pendekatan perawatan dan medis antara perawat dan dokter merupakan
suatu proses dimana dokter dan perawat merencanakan dan praktik bersama
sebagai kolega, bekerja saling ketergantungan dalam batasan-batasan lingkup
praktek, dengan berbagai nilai-nilai dan saling mengakui dan menghargai
terhadap setiap orang yang berkonstribusi untuk merawat individu, keluarga dan
masyarakat.
Adanya anggapan dan stigma dari perawat bahwa segala sesuatu tindakan
keperawatan bagi pasien harus selalu berdasarkan intruksi medis yang secara
langsung harus disampaikan oleh dokter, hal ini berarti perawat tidak dapat
melakukan tindakan medis apapun tanpa instruksi dari dokter. Hal inilah yang
menyebabkan kurangnya rasa percaya diri perawat sebagai mitra kerja dokter.
yang dilakukannya tanpa instruksi dari dokter, karena apabila terjadi kesalahan
dalam pemberian tindakan maka hal itu akan menjadi tanggung jawab perawat
sebagai pelaksana pemberi jasa pelayanan kesehatan.
Selain itu perawat bekerja memberikan pelayanan kepada pasien
berdasarkan instruksi medis yang juga harus didokumentasikan secara baik,
sementara dokumentasi asuhan keperawatan di rumah sakit yang meliputi proses
keperawatan sering tidak ada. Pentingnya kolaborasi yang dilakukan antara
perawat dengan dokter sangatlah berguna, agar dalam memberikan pengobatan
bagi pasien di rumah sakit mempunyai status yuridis yang jelas. Sebab perawat
merupakan perpanjangan tangan dokter dan menjadi mitra dokter yang sangat
komplek. Perawat dan dokter juga harus mempunyai tanggung jawab hukum yang
jelas dan terpisah untuk masing-masing kesalahan atau kelalaian, seperti
malpraktik medis dan malpraktik keperawatan. Untuk itu diharapkan bagi perawat
dapat sebagai mitra kerja dokter yang baik dalam memberikan pelayanan
kesehatan pada pasien, sehingga terjalinnya kerjasama yang didasari prinsip
kebersamaan dalam berbagai tugas, kesetaraan, rasa tanggung jawab.
Menurut penelitian Charles Amaludin, pelaksanaan kolaborasi perawat
dengan dokter di IRNA Non Bedah Dewasa Rumah Sakit Dr.Mohammad Husin
Palembang tahun 2006 dengan jumlah populasi 90 orang perawat dengan
menggunakan tehnik sampel nonprobability sampling maka didapat jumlah
sampel sebanyak 26 orang perawat dengan hasil penelitian dikategorikan baik
(51,3%) dan frekuensi 13,3. Hal ini sesuai dengan CHS dalam Suhaemi (2004)
profesional melalui kerajsama yang bersifat kolaboratif dengan tim kesehatan lain
dan memberikan asuhan keperawatan holistik sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawabnya. Oleh karena itu, dalam menjalankan tugasnya perawat tidak
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul Kolaborasi Perawat dengan
Dokter di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010 maka
diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Kolaborasi perawat dengan dokter di RSUP Haji Adam Malik paling banyak
menyatakan kurang baik yaitu 15 orang (53,6%). Hanya 1 orang (3,6%) yang
menyatakan baik.
2. Berdasarkan jawaban yang diproleh dari masing-masing responden yang
menyatakan “tidak pernah” paling banyak pada item pertanyaan tentang
lingkup keahlian jabatan dan wawasan yaitu sebanyak 19 orang (67,9%).
6.2. Saran-saran
Adapun saran-saran yang dapat disampaikan peneliti adalah:
1. Bagi Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan bagi pihak rumah sakit agar dapat meningkatkan
kerjasama yang baik antara perawat dan dokter guna meningkatkan pelayanan
keperawatan bagi pasien, dan memberikan kejelasan tentang batas dan
wewenang kerja dokter dan perawat bidang yang dependent, independent
2. Bagi Pendidikan Keperawatan
Agar dapat memenuhi informasi dan pengetahuan mengenai pentingnya
kemampuan kolaborasi antara perawat dan dokter dalam melaksanakan asuhan
keperawatan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Amaludin, Charles (2006). Pelaksanaan Kolaborasi Perawat-Dokter di IRNA Non Bedah Dewasa. Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin. Palembang.
Berger, J. Karen and Williams. (1999). Fundamental Of Nursing; Collaborating
for Optimal Health, Second Editions. Apleton and Lange. Prenticehall. USA
Hanson&spross. Kolaborasi dalam Keperawatan. Diperoleh pada tanggal 20 Nopember 2005 dari
Hanson&spross (1998). Colaboration and Independent Practice. Ongoing Issue
fot Nursing. Diakses pada tanggal 12 Maret 2007 dari
http://www.fik.ui.ac.id/pkko/
Juliansyah. Penelitian Evaluasi Praktik Kolaborasi Perawat dan Dokter. Diambil pada 2 Februari 2005 dari http
Nandang. (2001). Diskusi Era Baru: Perawat Ingin Jadi Mitra. Diakses pada tanggal 20 Maret 2007 dari
Kusnanto. (2004). Pengantar Profesi & Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: EGC
Notoatmojo, Soekidjo. (2005). Metodologi Pnelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Sieckert. (2005). Nursing Physician Workplace Collaboration. Diakses pada tanggal 12 Maret 2997. dari http://www.scribd.com/doc/22952800
Siegler. Eugenia L. (1999). Kolaborasi Perawat-Dokter: Perawatan Orang Dewasa dan Lansia. Jakarta: EGC
Sieglar, L Eugeina dan Fay W. Whitney. (2000). Kolaborasi Perawat-Dokter Perawatan Orang Dewasa dan Lansia. Jakarta : EGC.
Lampiran 1
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
KOLABORASI PERAWAT RUMAH SAKIT UMUM
HAJI ADAM MALIK MEDAN
Saya yang bernama Ernawati Tarigan/ 091121068 adalah mahasiswi Ilmu
Keperawatan USU. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang Kolaborasi
perawat dengan dokter di Ruang Rindu B Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik
Medan. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas
akhir di Fakultas Ilmu Keperawatan USU.
Penelitian ini salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas skripsi di
Fakultas Keperawatan USU Medan. Selanjutnya saya mohon kesedian Bapak/Ibu
mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya tanpa dipengaruhi oleh orang
lain. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti
kesukarelaan Bapak/ibu.
Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga
bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Identitas
Bapak/Ibu dan semua informasi yang diberikan akan dirahasiakan dan hanya
digunakan untuk penelitian ini. Terima kasih atas partisipasi Bapak/Ibu.
Medan, Mei 2010
Peneliti, Responden
Lampiran 2
KUESIONER PENELITIAN
Kolaborasi Perawat dengan Dokter diruang Rindu B Rumah Sakit Haji
Adam Malik Medan
Petunjuk Umum Pengisian:
a) Perawat diharapkan bersedia menjawab, semua pertanyaan yang diajukan
peneliti berdasarkan uraian yang tertulis di lembar kuesioner ini.
b) Gunakan tanda checklist (√) pada kolom untuk jawaban yang dianggap sesuai
dengan kondisi perawat
c) Jika kurang jelas silahkan bertanya kepada peneliti.
I. Data Demografi
1. Nomor Responden :
2. Usia :…….. Tahun
3. Jenis Kelamin
( ) Laki-laki ( ) Perempuan
4. Suku :
( ) Jawa
( ) Toba
( ) Karo
( ) Simalungun
5. Pendidikan
( ) SPK
( ) Akper
( ) S-1 Keperawatan
( ) S-2 Keperawatan
6. Lamanya bekerja
( ) 1-3 Tahun
( ) 4-6 Tahun
( ) 7-9 Tahun
( ) 10- 12 Tahun
( ) > 10 Tahun
II. Kuesioner Kolaborasi Perawat dengan Dokter
No Pernyataan
1 Saya tanyakan pada dokter sejauh mana
mereka mengharapkan keterlibatan saya
dalam pengambilan keputusan masalah
perawatan kesehatan
2 Saya bernegosiasi dengan dokter untuk
menentukan tanggung jawab kami
dalam membahas berbagai informasi
3 Saya menjelaskan lingkup keahlian
jabatan saya kalau wawasan saya lebih
luas daripada tanggapan dokter
4 Saya membahas dengan dokter sejauh
mana saya ingin ikut terlibat dalam
aspek perencanaan perawatan pasien
5 Saya menyarankan pada dokter cara
pendekatan perawatan pasien yang saya
anggap bermanfaat
6 Saya mendiskusikan dengan dokter
bidang-bidang praktik mana yang
sesungguhnya lebih termasuk wawasan
perawatan daripada wawasan medis
7 Saya mengatakan pada dokter secara
terus terang apabila menurut pendapat
saya apa yang mereka perintahkan itu
kurang tepat
8 Saya menceritakan pada dokter segala
kesulitan pasien untuk menengani
pilihan perawatan dan konsekuensinya
9 Saya menyampaikan pada dokter
bidang-bidang mana yang merupakan
10 Saya menekankan pentingnya
perawatan medis saat berbicara dengan
pasien
11 Saya meminta penilaian dokter apa
yang mungkin dibutuhkan untuk
memperkuat sistem pendukung pasien
12 Saya mendiskusikan dengan dokter
kesamaan dan perbedaan antara
pendekatan perawatan perawat dan
medis
13 Saya mempertimbangkan pendapat
dokter saat mengembangkan rencana
perawatan
14 Saya membahas bidang kesesuaian dan
ketidaksesuaian dengan dokter untuk
mencoba mengembangkan tujuan
perawatan kesehatan yang dapat
diterimakedua belah pihak
15 Saya mendiskusikan dengan dokter
sejauh mana menurut pendapatku para
dokter harus ikut terlibat dalam
perencanaan dan pelaksanaan
16 Saya berusaha mencapai konsensus
dengan dokter mengenai cara
pendekatan terbaik perawatan pasien
17 Saya mendiskusikan dengan dokter
sejauhmana mereka mengharp ikur
terlibat dalam proses pengambilan
keputusan perawatan kesehatan
18 Saya menyerahkan pada dokter
aspek-aspek perawatan kesehatan yang lebih
mereka kuasai
19 Saya menjelaskan apakah saya atau
dokter yang bertanggung jawab
membahas berbagai informasi dengan
Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Kuisioner Kolaborasi Perawat Dengan Dokter di Rumah Sakit Umum Pusat Haji .Adam Malik Medan Tahun 2010
kadang Sering Selalu 1 Saya tanyakan pada dokter sejauh
mana mereka mengharapkan
keterlibatan saya dalam pengambil
an keputusan masalah perawatan
kesehatan
2 Saya bernegosiasi dengan dokter
untuk menentukan tanggung jawab
kami dalam membahas berbagai
informasi dengan pasien
5
3 Saya menjelaskan lingkup keahlian
jabatan saya kalau wawasan saya lebih
luas daripada tanggapan dokter
19
4 Saya membahas dengan dokter sejauh
mana saya ingin ikut terlibat dalam
aspek perencanaan perawatan pasien
6
5 Saya menyarankan pada dokter cara
pendekatan perawatan pasien yang
saya anggap bermanfaat
6 Saya mendiskusikan dengan dokter
bidang-bidang praktik mana yang
7 Saya mengatakan pada dokter secara
terus terang apabila menurut pendapat
saya apa yang mereka perintahkan itu
kurang tepat
8 Saya menceritakan pada dokter segala
kesulitan pasien untuk menengani
pilihan perawatan dan konsekuensinya
16
9 Saya menyampaikan pada dokter
bidang-bidang mana yang merupakan
wawasan khusus perawatan
2
10 Saya menekankan pentingnya
perawatan medis saat berbicara
dengan pasien
11 Saya meminta penilaian dokter apa
yang mungkin dibutuhkan untuk
memperkuat sistem pendukung pasien
5
12 Saya mendiskusikan dengan dokter
kesamaan dan perbedaan antara
pendekatan perawatan perawat dan
medis
13 Saya mempertimbangkan pendapat
dokter saat mengembangkan rencana
perawatan
14 Saya membahas bidang kesesuaian
dan ketidaksesuaian dengan dokter
untuk mencoba mengembangkan
tujuan perawatan kesehatan yang
dapat diterimakedua belah pihak
15 Saya mendiskusikan dengan dokter
sejauh mana menurut pendapatku para
dokter harus ikut terlibat dalam
perencanaan dan pelaksanaan
aspek-16 Saya berusaha mencapai consensus
dengan dokter mengenai cara
pendekatan terbaik perawatan pasien
5
17 Saya mendiskusikan dengan dokter
sejauhmana mereka mengharp ikur
terlibat dalam proses pengambilan
keputusan perawatan kesehatan
18 Saya menyerahkan pada dokter
aspek-aspek perawatan kesehatan yang lebih
mereka kuasai
19 Saya menjelaskan apakah saya atau
dokter yang bertanggung jawab
membahas berbagai informasi dengan
Frequency Table
Usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid < 35 tahun 7 25.0 25.0 25.0
35 - 40 tahun 4 14.3 14.3 39.3
> 40 tahun 17 60.7 60.7 100.0
Total 28 100.0 100.0
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Perempuan 28 100.0 100.0 100.0
Suku Bangsa
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Jawa 4 14.3 14.3 14.3
Toba 13 46.4 46.4 60.7
Karo 5 17.9 17.9 78.6
Simalungun 4 14.3 14.3 92.9
Melayu 2 7.1 7.1 100.0
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Akper 23 82.1 82.1 82.1
S1 Keperawatan 5 17.9 17.9 100.0
Total 28 100.0 100.0
Penghasilan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid > Rp. 1.000.000 28 100.0 100.0 100.0
Lama Kerja
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 - 3 tahun 3 10.7 10.7 10.7
4 - 6 tahun 4 14.3 14.3 25.0
7 - 9 tahun 2 7.1 7.1 32.1
10 - 12 tahun 16 57.1 57.1 89.3
> 12 tahun 3 10.7 10.7 100.0
Frequency Table
p1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
p4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
p7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
p10
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
p13
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
p16
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
p19
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Pernah 6 21.4 21.4 21.4
Kadang-kadang 15 53.6 53.6 75.0
Sering 4 14.3 14.3 89.3
Selalu 3 10.7 10.7 100.0
Total 28 100.0 100.0
Kolaborasi Perawat Dengan Dokter
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Kurang Baik 15 53.6 53.6 53.6
Cukup Baik 12 42.9 42.9 96.4
Baik 1 3.6 3.6 100.0
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
p1 2.87 .937 30
p2 2.80 .961 30
p3 2.93 .980 30
p4 2.97 .964 30
p5 2.70 1.055 30
p6 2.83 .950 30
p7 2.90 .960 30
p8 3.03 1.129 30
p9 3.07 .907 30
p10 2.90 .923 30
p11 3.30 .915 30
p12 2.93 1.048 30
p13 2.90 .923 30
p14 2.77 .971 30
p15 2.90 1.094 30
p16 2.93 .944 30
p17 2.90 .995 30
p18 2.90 .995 30
Lampiran 4
RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama : Ernawati Tarigan
Tempat/tanggal Lahir : Medan/17 Mei 1979
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jl.Besar delitua gang aman no 39
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SD.Negeri 105300 Delitua : Tahun 1989-1991
2. SLTP Negeri 2 Delitua : Tahun 1991-1994
3. SMU RK Deli Murni Delitua : Tahun 1994-1997
4. AKPER Hisarma Medan : Tahun 1999-2002