• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) pada Pasien Anak Demam Berdarah Dengue di Instalasi Rawat Inap Rindu B RSUP Haji Adam Malik Medan Periode Oktober 2014 - Desember 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) pada Pasien Anak Demam Berdarah Dengue di Instalasi Rawat Inap Rindu B RSUP Haji Adam Malik Medan Periode Oktober 2014 - Desember 2014"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kurun waktu 50 tahun terakhir, demam berdarah dengue telah menjadi masalah kesehatan masyarakat di beberapa negara. Di seluruh dunia 2,5 sampai 3 milyar orang diperkirakan berisiko terjangkit infeksi virus dengue. Penyakit ini paling banyak menyerang anak-anak dengan angka fatalitas kasus berkisar antara 1% sampai 10% (WHO, 2009).

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dan dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Penyakit Demam Berdarah Dengue tersebut disebabkan oleh virus dengue yang termasuk kelompok B Arthropoda Bome Virus (Arboviroses) yang sekarang dikenal sebagai genus Flavivirus famili Flaviviridae, dan memiliki 4 jenis serotipe, yaitu 1, 2, 3, DEN-4. Penyakit ini dapat menyerang semua orang dan dapat mengakibatkan kematian, terutama pada anak serta sering menimbulkan wabah (Depkes RI, 2011).

(2)

Di Indonesia kasus demam berdarah pertama kali dilaporkan di Kota Surabaya pada tahun 1968. Tahun-tahun selanjutnya kasus demam berdarah berfluktuasi jumlahnya setiap tahun dan cenderung meningkat. Jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya semakin bertambah seiring meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk. Angka kejadian demam berdarah dengue (DBD) cenderung meningkat dari tahun 1968 sampai tahun 2009, hal ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan kasus termasuk lemahnya upaya program pengendalian DBD (Depkes RI, 2010).

Penyakit demam berdarah dengue telah menyebar luas ke seluruh wilayah Provinsi Sumatera Utara dengan angka kesakitan dan kematian yang relatif tinggi, dan hal yang sama terjadi di Kota Medan. Hal ini didukung oleh Dinkes Sumut, 2009 yang menyatakan pada tahun 2008 kasus DBD di Sumatera Utara mencapai 4.454 dengan 50 kematian, dimana Kota Medan dinyatakan sebagai daerah endemis DBD, dengan penyebarannya sudah mencapai 21 kecamatan di Kota Medan (Dinkes Sumut, 2009).

(3)

Drug Related Problems (DRPs)merupakan suatu kejadian yang tidak diharapkan dari pengalaman pasien akibat terapi obat sehingga secara aktual maupun potensial dapat mengganggu keberhasilan penyembuhan yang diharapkan. DRPs terdiri dari delapan kategori yaitu obat tanpa indikasi, obat salah, indikasi tanpa obat, dosis obat kurang, dosis obat berlebih, interaksi obat, reaksi obat merugikan dan kegagalan dalam menerima obat (Cipolle, et al., 2012). Salah satu penyakit yang terutama terjadipada anak-anak dan mempunyai peluang besar akan terjadinya DRPs adalah DBD, hal ini disebabkan karena anak-anak merupakan segmen terbesar dari individu rentan dalam populasi yang berisiko (Yasin, et al., 2009).

Seiring dengan meningkatnya jumlah pasien DBD menyebabkan peningkatan upaya penyembuhan dan meningkatnya jumlah obat baru yang digunakan untuk penyembuhan penyakit tersebut. Banyaknya obat yang beredar justru sering menimbulkan kebingungan antara praktisi medis. Hal tersebut menambah rumitnya pengobatan dan berdampak pada terjadinya kasus Drug Related Problems (DRPs). Pada kasus ini pasien anak lebih membutuhkan pemantauan ketat. Maka dari itu perlu adanya sebuah penelitian mengenai DRPs yang terjadi pada pasien anak (Lindell, 2014).

(4)

1.2 Kerangka Pikir Penelitian

Penelitian ini mengkaji tentang identifikasi Drug Related Problems (DRPs) pada pasien DBD di instalasi rawat inap rindu B RSUP Haji Adam Malik Medan. Dalam penelitian ini obat-obat yang tercatat dalam rekam medis pada pasien DBD merupakan variabel pengamatandan DRPs kategori obat tanpa indikasi, obat salah, indikasi tanpa obat, dosis obat kurang, dosis obat berlebih, interaksi obat, reaksi obat merugikan dan kegagalan dalam menerima obat sebagai parameter.

Hubungan keduanya digambarkan dalam kerangka pikir penelitian seperti ditunjukkan Gambar 1.1.

Variabel Pengamatan Parameter

Gambar 1.1 Skema hubungan variabel pengamatan dan parameter Obat - obat

yang digunakan pasien

DRPs Kategori 1. Indikasi tanpa obat 2. Obat tanpa indikasi 3. Obat salah

4. Dosis obat kurang 5. Dosis obat berlebih 6. Reaksi obat

merugikan 7. Interaksi obat 8. Kegaglan dalam

(5)

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah penelitian ini adalah: a. Apakah terdapat kasusDrug Related Problems (DRPs) pada pasien anak

DemamBerdarah Dengue di Instalasi Rawat Inap rindu B RSUP Haji Adam Malik Medan periode Oktober 2014 - Desember 2014.

b. Berapa banyak kasusDrug Related Problems (DRPs) pada pasien anak Demam Berdarah Dengue di Instalasi Rawat Inap rindu B RSUP Haji Adam Malik Medan periode Oktober 2014 - Desember 2014.

c. Kategori Drug Related Problems (DRPs) apakah yang paling banyak terjadi pada pasien anak Demam Berdarah Dengue di Instalasi Rawat Inap rindu B RSUP Haji Adam Malik Medan periode Oktober 2014 - Desember 2014.

1.4 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah, yang menjadi hipotesis adalah:

a. Terdapat kejadian Drug Related Problems (DRPs) pada pasien anak Demam Berdarah Dengue di Instalasi Rawat Inap rindu B RSUP Haji Adam Malik Medan periode Oktober 2014 - Desember 2014.

b. KasusDrug Related Problems (DRPs) cukup tinggi persentasenya pada pasien anak Demam Berdarah Dengue di Instalasi Rawat Inap rindu B RSUP Haji Adam Malik Medaneriode Oktober 2014 - Desember 2014.

(6)

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

a.Mengetahui adanya kejadian Drug Related Problems (DRPs) pada pasien anak Demam Berdarah Dengue di Instalasi Rawat Inap rindu B RSUP Haji Adam Malik Medan periode Oktober 2014 - Desember 2014.

b. Mengetahui jumlah kasusDrug Related Problems (DRPs) pada pasien anak Demam Berdarah Dengue di Instalasi Rawat Inap rindu B RSUP Haji Adam Malik Medan periode Oktober 2014 - Desember 2014.

c.Mengetahui kategori Drug Related Problems (DRPs) yang paling banyak terjadi pada pasien anak Demam Berdarah Dengue di Instalasi Rawat Inap rindu B RSUP Haji Adam Malik Medan periode Oktober 2014 - Desember 2014.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan guna memberikan manfaat sebagai berikut :

a. Sebagai bahan masukan dan evaluasi bagi pihak RSUP Haji Adam Malik Medan pada pengobatan selanjutnya guna meningkatkan mutu pelayanan pada pasien anak demam berdarah dengue.

b. Sebagai bahan pertimbangan untuk peneliti selanjutnya dan bahan referensi bagi perpustakaan Farmasi USU Medan.

Gambar

Gambar 1.1 Skema hubungan variabel pengamatan dan parameter

Referensi

Dokumen terkait

Kondisi ekonomi pasca konversi hutan mangrove menjadi lahan tambak di Kabupaten Pangkajene Kepulauan Provinsi Sulawesi Selatan.. Kondisi ekonomi pasca konversi hutan

Menurut Spencer dan Brown (2006) menopause adalah fase alami dalam kehidupan setiap wanita yang menandai berakhirnya masa subur, dimana kadar estrogen dan progesteron

Untuk mencapai level 3 ( defined process) , mengacu pada standarisasi COBIT maka setiap organisasi harus memiliki mekanisme dan prosedur yang jelas mengenai tata

Tumbuhan mangrove memiliki kemampuan khusus untuk beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang ekstrim, seperti kondisi tanah yang tergenang, kadar garam yang tinggi serta

Setak dan Yang et.al memberikan beberapa metode untuk pemilihan supplier, diantaranya AHP ( Analytical Hierarchy Process ), ANP ( Analytic Network Process ),

Berdasarkan kodisi tersebut, kajian mengenai perubahan kerapatan vegetasi dan persepsi masyarakat pantai terhadap alih fungsi mangrove menjadi kawasan wisata dengan

Dekomposisi beberapa tanaman penutup tanah dan pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah, serta pertumbuhan dan produksi jagung pada ultisol Lampung.Thesis.. Program

[r]