BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker terbanyak di Indonesia.
Berdasarkan Pathological Based Registration di Indonesia, Kanker payudara menempati urutan pertama dengan frekuensi relatif sebesar 18,6%. Di Indonesia,
sebagian besar penyakit kanker ditemukan pada stadium lanjut, ditambah dengan ditemukannya kasus-kasus yang tidak mendapatkan pengobatan kanker menyebabkan angka harapan hidup yang lebih pendek. Pasien-pasien dengan
kondisi tersebut mengalami penderitaan yang memerlukan pendekatan terintegrasi berbagai disiplin agar pasien memiliki kualitas hidup yang baik dan pada akhirnya
meninggal secara bermartabat (Depkes RI, 2013).
Pengobatan kanker sangat kompleks karena selain melibatkan obat yang memiliki aktivitas antikanker, golongan obat ini juga bersifat merusak sel tubuh
yang normal. Obat sitotoksik digunakan untuk tujuan mengobati, memperpanjang usia, atau meringankan penderitaan pasien akibat gejala kanker (paliatif).
Kemoterapi selalu dimulai dengan tujuan untuk pengobatan yang bersifat kuratif, namun kemudian dapat diteruskan sebagai terapi paliatif jika penyakit tidak tertangani (Pionas, 2015).
Pada saat pengobatan kuratif belum mampu memberikan kesembuhan yang diharapakan dan usaha preventif baik primer maupun sekunder belum terlaksana
dengan baik sehingga sebagian besar pasien ditemukan dalam stadium lanjut, maka pelayanan paliatif sudah semestinya menjadi satu satunya layanan fragmatis
dan jawaban yang manusiawi bagi mereka yang menderita akibat
penyakit-penyakit tersebut (Depkes RI, 2013).
Pasien kanker stadium lanjut akan sangat rentan mengalami Drug Related Problems (DRPs) yang disebabkan oleh penggunaan berbagai jenis obat, termasuk
terapi antineoplastik dan terapi penyakit penyerta yang lain. Sebuah penelitian sebelumnya yang dilakukan pada pasien kanker payudara di instalasi rawat inap
menunjukkan bahwa terdapat 93 pasien yang menggunakan selain obat kanker ditemukan DRPs dosis tinggi sebanyak 21 kasus (22,58%), dosis kurang sebanyak 90 kasus (96,77%) dan interaksi obat sebanyak 18 kasus (18,95%) (Fadilah,
2012).
Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dilakukan penelitian pada
pengobatan pasien kanker payudara di ruang rawat inap Rindu B RSUP H. Adam Malik Kota Medan terhadap kemungkinan terjadinya DRPs meliputi obat tanpa indikasi, obat tidak efektif, perlu tambahan obat, dosis terlalu rendah, dosis terlalu
tinggi, dan adverse drug reaction. Penelitian ini diharapkan menjadi bahan kajian bagi pihak rumah sakit, khususnya profesional kesehatan dalam meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
1.2Kerangka Pikir Penelitian
Penelitian ini mengkaji tentang identifikasi DRPs pada penderita kanker payudara di ruang rawat inap Rindu B RSUP H. Adam Malik Medan. Dalam
klasifikasi Cipolle, et al., terdapat 7 kategori DRPs yaitu obat tanpa indikasi, obat tidak efektif, perlu tambahan obat, dosis terlalu rendah, dosis terlalu tinggi,
adverse drug reaction, dan kepatuhan pasien.
Hubungan kedua variabel tersebut digambarkan dalam kerangka pikir
penelitian seperti ditunjukkan pada Gambar 1.1.
Variabel Bebas Variabel Terikat Hasil
(
Gambar 1.1 Skema Hubungan Variabel Bebas dan Variabel Terikat
1.3Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah DRPs kategori obat tanpa indikasi, obat tidak efektif, perlu
tambahan obat, dosis terlalu rendah, dosis terlalu tinggi, dan adverse drug reaction terjadi pada penderita kanker payudara di ruang rawat inap Rindu B
RSUP H. Adam Malik Medan.
1.4Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dinyatakan, maka hipotesis penelitian ini adalah terjadi DRPs kategori obat tanpa indikasi, obat tidak efektif,
perlu tambahan obat, dosis terlalu rendah, dosis terlalu tinggi, dan adverse drug
Penggunaan obat pada pasien kanker payudara
Parameter Pengamatan: 1. Obat tanpa indikasi 2. Obat tidak efektif 3. Perlu tambahan obat 4. Dosis terlalu rendah 5. Dosis terlalu tinggi 6. Adverse drug reaction
Identifikasi
DRPs
reaction terjadi pada penderita kanker payudara di ruang rawat inap Rindu B
RSUP H. Adam Malik Medan.
1.5Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui jumlah dan persentase kejadian DRPs yang terjadi pada penderita kanker payudara di ruang rawat inap Rindu B
RSUP H. Adam Malik Medan periode Juni 2016-September 2016.
1.6Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Menambah pengetahuan peneliti tentang DRPs.
2. Meminimalkan kejadian DRPs sehingga memaksimalkan terapi.
3. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan evaluasi bagi RSUP H. Adam Malik Medan mengenai pelaksanaan pengobatan kanker
payudara dalam praktik di rumah sakit tersebut.
4. Sebagai bahan pertimbangan untuk peneliti selanjutnya dan bahan
referensi bagi perpustakaan Farmasi USU Medan.