GAMBARAN PERSEPSI PEMENUHAN DASAR PERSONAL HYGIENE PADA ANAK-ANAK JALANAN USIA 6-12 TAHUN DI KECAMATAN MEDAN
HELVETIA DAERAH KAMPUNG LALANG MEDAN
SKRIPSI
OLEH
LIDYA N. SIMANJUNTAK 101121073
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
GAMBARAN PERSEPSI PEMENUHAN DASAR PERSONAL HYGIENE PADA ANAK-ANAK JALANAN USIA 6-12 TAHUN DI KECAMATAN MEDAN
HELVETIA DAERAH KAMPUNG LALANG MEDAN
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Keperawatan
OLEH
LIDYA N. SIMANJUNTAK 101121073
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul : Gambaran Pemenuhan Kebutuhan Dasar Personal Hygiene Pada Anak-anak Jalanan Usia 6-12 Tahun Di Kecamatan Medan Helvetia Daerah Kampung Lalang Medan
Nama : Lidya Natalya Simanjuntak
Nim : 101121073
Program Studi : Ilmu Keperawatan Tahun Akademik : 2010 – 2011
ABSTRAK
Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang atau kebersihan diri untuk mensejahterakan fisik dan psikologis. Pemenuhan personal hygiene bahwa kebersihan kulit sangat buruk dimana pernyataan kulit pada tempat mandi dilakukan lebih banyak di sungai sebanyak 30 orang (57%), frekuensi mandi dilakukan tidak pernah sebanyak 37orang (92%), alat untuk mandi lebih banyak mengunakan air saja sebanyak 35 orang (87%), berdasarkan pada pernyataan kuku frekuensi memotong kuku dilakukan 1 kali dalam seminggu sebanyak 20 orang (50%), dan tidak pernah sebanyak 17 orang (42%), alat yang digunakan untuk memotong kuku lebih banyak menggunakan gigi sebanyak 31 orang (77%), berdasakan pernyataan pada rambut frekuensi mencuci rambut dilakukan 1 kali dalam seminggu sebanyak 26 orang (65%),alat yang digunakan lebih banyak menggunkan air saja sebanyak 30 orang (45%), kedaan rambut lebih banyak kusam, panjang dan berketombe sebanyak 15 orang (37%), berdasarkan pernyataan pada gigi keadaan gigi lebih banyak berkarat dan berlubang sebanyak 22 orang (55%), frekuensi kebersihan gigi dilakukan 1 kali dalam seminggu sebanyak 29 orang (72,5%), alat yang digunakan lebih banyak menggunakan air saja sebanyak 34 orang (85%), berdasarkan pernyataan pada mulut alat yang digunakan lebih banyak menggunakan air sebanyak 23 (57%), keadaan mulut lebih banyak kering dan bau sebanyak 20 orang (50%), keluhan yang dialami lebih banyak sariawan sebanyak 27 orang (67%), berdasarkan pernyataan pada mata lebih banyak menggunakan kain sebanyak 14 orang (35%),keluhan yang dialami sakit mata sebanyak 24 (60%), mata merah karena iritasi sebanyak 24 orang (60%),kebersihan mata lebih banyak menggunakan dengan air sebanyak 17 orang (42%), berdasarkan pernyataan pada hidung, kebersihan hidung dilakukan setiap ada kotoran sebanyak 27 orang (67%), keluhan yang dialami lebih banyak pilek sebanyak 31 orang (77%), kebersihan hidung dilakukan setiap mau mandi sebanyak 25 orang (62%), berdasarkan pernyataan pada telingga kebersihan telingga lebih banyak kotor, dan berdaki sebanyak 26 orang (65%),keluhan yang dialami lebih banyak adanya kotoran ditelingga sebanyak 33 (82%),kebersihan telingga dilakukan 1 kali dalam seminggu sebanyak 18 orang (45%), berdasarkan pernyataan pada perineum kebersihan perineum dilakukan dengan mandi setiap hari sebanyak 37 orang (92%),frekuensi perineum dilakukan 1 kali dalam sehari sebnyak 23 orang ( 57%),tidak pernah sebanyak 20 orang (50%), dan alat yang digunakan lebih banyak dengan menggunakan air saja sebanyak 36 orang (90%).
Maka dari itu disarankan pada anak-anak jalanan agar selalu menjaga kebersihan diri. Kata Kunci : Gambaran persepsi pemenuhan kebutuhan dasar anak-anak jalanan usia
CURRICULUM VITAE
Nama : Lydia Natalya Simanjuntak Tempat/Tanggal lahir : Medan, 27 Juni 1987 Status Perkawinan : Belum Menikah Kewarganegaraan : Indonesia Asli Agama : Kristen Prosestan
Alamat : Jl. Karya gg.Sejahtera LK I Medan
Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri 1 Padang Sidempuan Tahun 1992-1998 2. SMP Swasta Andreas Medan Tahun 1999-2000
3. SMK Negeri 9 Medan Tahun 2001-2004
4. D-III Keperawtan Darma Agung Tahun 2005-2008
KATA PENGANTAR
Puji dan sykur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-NYA sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan proposal penelitian ini. Skripsi penelitian ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana (S1) Keperawatan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Tahun 2011 dengan Judul “Gambaran Persepsi Pemenuhan Kebutuhan Dasar Personal Hygiene Pada Anak-anak Jalanan Usia 6-12 Tahun Di Kecamatan Medan Helvetia Daerah Kampung Lalang Medan “Dalam penyusunan skripsi penelitian ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu perkenankan peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan USU.
2. Ibu Rika Endah Nurhidayah, S.Kp, MPd selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, bimbingan maupun saran serta dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian ini. 3. Bapak dan Ibu Dosen beserta staf Fakultas Keperawatan USU yang telah
memberikan bekal ilmu dan bimbingan selama penulis dalam pendidikan. 4. Teristimewa kepada Ayahanda dan Ibunda serta keluarga besarku yang telah
memberikan moril maupun materil dan doa yang tulus untuk penulis.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi penelitian ini masih terdapat kekurangan. Hal ini bukanlah suatu kesengajaan melainkan karena keterbatasan ilmu dan kemampuan peneliti. Untuk itu peneliti sangat mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi penelitian ini.
Akhir kata kepada-NYA kita berserah diri semoga skripsi penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya dibidang kesehatan.
Medan, Mei 2012 Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar ... I Daftar Isi ... II Daftar Bagan ... V Daftar Lampiran ... VI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah………... 3
1.3. Tujuan Penelitian ... 3
1.4. Manfaat Penelitian ... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pengertian Pemenuhan Kebutuhan Dasar………... 4
2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemenuhan Kebutuhan ... 7
2.3. Defenisi Personal Hygiene………... 8
2.4. Fakttor-faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene……… 9
BAB 3 KERANGKA KONSEP
3.1. Kerangka Konseptual... 15
3.2. Defenisi Operasional ... 16
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian ... 17
4.2. Populasi Penelitian ... 17
4.3. Sampel Penelitian ... 17
4.4. Lokasi Penelitian ... 17
4.5. Instrumen Penelitian ... 18
4.7. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 19
4.8. Proses Pengumpulan Data……… 20
4.9. Analisa Data ... 20
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR BAGAN
1. Bagan 3.1.Kerangka konseptual Gambaran Pemenuhan Kebutuhan Dasar Personal Hygiene Pada Anak-Anak Jalanan Usia 6-12 Tahun Di Kota Medan……….. 15
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1 : Riwayat Hidup Peneliti
2. Lampiran 2 : Surat Permohonan Menjadi Responden
3. Lampiran 3 : Surat Kesediaan Menjadi Responden
4. Lampiran 4 : Instrumen Penelitian
5. Lampiran 5 : Jadwal Kegiatan Proposal Penelitian
Judul : Gambaran Pemenuhan Kebutuhan Dasar Personal Hygiene Pada Anak-anak Jalanan Usia 6-12 Tahun Di Kecamatan Medan Helvetia Daerah Kampung Lalang Medan
Nama : Lidya Natalya Simanjuntak
Nim : 101121073
Program Studi : Ilmu Keperawatan Tahun Akademik : 2010 – 2011
ABSTRAK
Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang atau kebersihan diri untuk mensejahterakan fisik dan psikologis. Pemenuhan personal hygiene bahwa kebersihan kulit sangat buruk dimana pernyataan kulit pada tempat mandi dilakukan lebih banyak di sungai sebanyak 30 orang (57%), frekuensi mandi dilakukan tidak pernah sebanyak 37orang (92%), alat untuk mandi lebih banyak mengunakan air saja sebanyak 35 orang (87%), berdasarkan pada pernyataan kuku frekuensi memotong kuku dilakukan 1 kali dalam seminggu sebanyak 20 orang (50%), dan tidak pernah sebanyak 17 orang (42%), alat yang digunakan untuk memotong kuku lebih banyak menggunakan gigi sebanyak 31 orang (77%), berdasakan pernyataan pada rambut frekuensi mencuci rambut dilakukan 1 kali dalam seminggu sebanyak 26 orang (65%),alat yang digunakan lebih banyak menggunkan air saja sebanyak 30 orang (45%), kedaan rambut lebih banyak kusam, panjang dan berketombe sebanyak 15 orang (37%), berdasarkan pernyataan pada gigi keadaan gigi lebih banyak berkarat dan berlubang sebanyak 22 orang (55%), frekuensi kebersihan gigi dilakukan 1 kali dalam seminggu sebanyak 29 orang (72,5%), alat yang digunakan lebih banyak menggunakan air saja sebanyak 34 orang (85%), berdasarkan pernyataan pada mulut alat yang digunakan lebih banyak menggunakan air sebanyak 23 (57%), keadaan mulut lebih banyak kering dan bau sebanyak 20 orang (50%), keluhan yang dialami lebih banyak sariawan sebanyak 27 orang (67%), berdasarkan pernyataan pada mata lebih banyak menggunakan kain sebanyak 14 orang (35%),keluhan yang dialami sakit mata sebanyak 24 (60%), mata merah karena iritasi sebanyak 24 orang (60%),kebersihan mata lebih banyak menggunakan dengan air sebanyak 17 orang (42%), berdasarkan pernyataan pada hidung, kebersihan hidung dilakukan setiap ada kotoran sebanyak 27 orang (67%), keluhan yang dialami lebih banyak pilek sebanyak 31 orang (77%), kebersihan hidung dilakukan setiap mau mandi sebanyak 25 orang (62%), berdasarkan pernyataan pada telingga kebersihan telingga lebih banyak kotor, dan berdaki sebanyak 26 orang (65%),keluhan yang dialami lebih banyak adanya kotoran ditelingga sebanyak 33 (82%),kebersihan telingga dilakukan 1 kali dalam seminggu sebanyak 18 orang (45%), berdasarkan pernyataan pada perineum kebersihan perineum dilakukan dengan mandi setiap hari sebanyak 37 orang (92%),frekuensi perineum dilakukan 1 kali dalam sehari sebnyak 23 orang ( 57%),tidak pernah sebanyak 20 orang (50%), dan alat yang digunakan lebih banyak dengan menggunakan air saja sebanyak 36 orang (90%).
Maka dari itu disarankan pada anak-anak jalanan agar selalu menjaga kebersihan diri. Kata Kunci : Gambaran persepsi pemenuhan kebutuhan dasar anak-anak jalanan usia
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan, karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikologis seseorang. Kebersihan sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai individu dan kebiasaan. Hal ini sangat dipengaruhi diantaranya kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan. Jika seorang sakit, biasanya disebabkan oleh kebersihan yang kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena kita menggangap masalah kebersihan adalah masalah yang kurang penting, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum (Mubarak & Chayatin, 2008)
Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani, personal artinya perorangan dan
hygiene berarti sehat. Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang atau kebersihan diri untuk mensejahterakan fisik dan psikologis. (Tarwoto, 2006). Adapun pentingnya personal hygene dalam kehidupan manusia yaitu meningkatkan derajat kesehatan seseorang, memelihara kebersihan diri, memperbaiki personal hygiene yang kurang, pencegah penyakit, meningkatkan percaya diri dan menciptakan keindahan. (Tarwoto, 2006).
kemiskinan kota, atau suatu kegagalan dalam adaptasi kelompok pemerintah. Banyak variabel yang membuat permasalahan tersebut sulit dituntaskan yang dimana perilaku seseorang yang berhubungan dengan kesehatan dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu faktor predisposisi, faktor pendukung, dan faktor pendorong. Untuk Upaya intervensi, perlu dilakukan terlebih dahulu analisa terhadap faktor-faktor tersebut.
Kebersihan anak-anak jalanan sering diindentikan sebagai komunitas yang kurang memperhatikan prilaku hidup sehat, termasuk pemenuhan kebutuhan dasar yang berhubungan dengan kebersihan diri. Hal tersebut dilihat dari penampilan mereka sangat menyolok, dimana mereka memakai pakaian yang kotor, koyak, muka pucat, rambut panjang kusut dan tidak terurus, tidak bergairah, badan kurus, kuku jari tangan dan kaki panjang dan kotor. Kebiasaan mereka mandi sangat tidak teratur, hal ini akan memyebabkan bibit penyakit datang sehingga menyerang daya tahan tubuh mereka.
Anak jalanan rata-rata yang berusia 6-12 tahun yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bekerja dan menggantungkan hidup di jalanan agar dapat bertahan seperti, makan dan minum. Dan disitu mereka kurang mengerti akan kesehatan, karena tidak ada pendidikan atau ajaran dari orang tuanya.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitan tentang pemenuhan kebutuhan dasar personal hygiene Pada Anak-Anak Jalanan. Dimana dengan penelitian ini peneliti dapat mengetahui bagaimana tingkat kebersihan dan kebutuhan sehari-hari pada anak-anak jalanan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas, maka masalah yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah bagaimana pemenuhan kebutuhan dasar personal hygiene pada anak-anak jalanan usia 6-12 tahun di kecamatan medan helvetia
daerah kampung lalang medan.
1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Adapun tujuan penelitian ini dilakukan adalah bagaimana pemenuhan kebutuhan dasar personal hygiene pada anak-anak jalanan usia 6-12 tahun Di Kecamatan Medan Helvetia Daerah Kampung Lalang Medan.
1.3.2. Tujuan Khusus
7. Untuk mengetahui tentang kebutuhan personal hygiene pada hidung 8. Untuk mengetahui tentang kebutuhan personal telingga
9. Untuk mengetahui tentang kebutuhan personal hygiene pada perineum
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian pemenuhan kebutuhan dasar personal hygiene pada anak-anak jalanan antara lain :
1. Praktek Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat menjadi bahan masukan bagi perawat untuk mengetahui tentangi pemenuhan kebutuhan dasar personal hygiene pada anak-anak jalanan dengan usia 6 - 12 tahun.
2. Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat menambah wawasan pada tenaga pendidik yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar personal hygiene pada anak-anak jalanan sehingga dapat mengerti akan tingkat kebersihan pada anak- anak jalanan usia 6-12 tahun.
3. Pada anak-anak jalanan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pemenuhan Kebutuhan Dasar 2.1.1. Kebutuhan Dasar
Kebutuhan adalah merupakan suatu hal yang sangat penting, bermanfaat, atau diperlukan untuk menjaga homeostasis dan kehidupan itu sendiri (Mubarak & Chayatin, 2008). Adapun hierarki tersebut meliputi lima katergori kebutuhan dasar dari Abraham Maslow yaitu:
1.Kebutuhan Fisiologis (Physiologic Needs).
Kebutuhan fisiologis ini memiliki prioritas tertinggi dalam hierarki Maslow Umumnya seseorang yang memiliki beberapa kebutuhan yang belum terpenuhi akan lebih dulu memenuhi kebutuhan fisiologisnya dibandingkan kebutuhan yang lain. Kebutuhan fisiologis merupakan hal yang multak dipenuhi manusia untuk bertahan hidup. dan memiliki delapan macam kebutuhan yaitu:
a. Kebutuhan oksigen dan pertukaran gas. b. Kebutuhan cairan dan elektrolit
c. Kebutuhan makanan d. Kebutuhan eliminasi urine e. Kebutuhan istirahat dan tidur f. Kebutuhan aktivitas
2.Kebutuhan keselamatan dan rasa aman
Kebutuhan keselamatan dan rasa aman yang dimaksud aman dari berbagai aspek baik fisiologis, maupun psikologis. Kebutuhan ini meliputi :
a. Kebutuhan perlindungan diri dari udara dingin, panas, kecelakaan, daan infeksi b. Bebas dari rasa takut dan kecemasan
c. Bebas dari perasaan terancam karena pengalaman yang baru atau asing
3.Kebutuhan rasa cinta, memiliki dan dimiliki (Love and Belonging Needs) kebutuhan ini meliputi :
a. Memberi dan menerima kasih sayang
b. Perasaan dimiliki dan hubungan yang berarti dengan orang lain c. Kehangataan
d. Persahabatan
e. Mendapat tempat atau diakui dalam keluarga, kelompok, serta lingkungan sosial. 4.Kebutuhan harga diri (Self-Esteem Needs). Kebutuhan ini meliputi :
a. Perasaan tidak bergantung pada orang lain b. Kompeten
c. Penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain
5.Kebutuhan aktualisasi diri (Needs for self Acualization) Kebutuhan ini meliputi : a. Dapat mengenal diri sendiri dengan baik (mengenal dan memahami potensi diri)
Belajar memenuhi kebutuhan diri sendiri b. Tidak emosional
c. Mempunyai dedikasi yang tinggi d. Kreatif
Dengan mengetahui konsep kebutuhan dasar menurut Masslow, kita perlu yang memahami bahwa :
1. Manusia senantiasa berkembang sehingga dapat mencapai potensi diri yang maksimal.
2. Kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi tidak akan terpenuhi dengan baik sampai kebutuhan dibawahnya terpenuhi.
3. Jika kebutahan dasar pada tiap tingkat tidak terpenuhi, pada akhirnya akan muncul suatu kondisi patologis
4. Setiap orang mempunyai kebutuhan dasar yang sama, dan setiap kebutuhan tersebut dimodifikasi sesuai dengan budaya masing-masing
5. Setiap orang memenuhi kebutuhan dasarnya menurut prioritas
6. Walaupun kebutuhan pada umumnya harus dipenuhi, tapi beberapa kebutuhan sifatnya dapat ditunda
7. Kebutuhan dapat menyebabakan sesorang berfikir dan bergerak untuk memenuhinya. Ini disebabkan oleh rangasangan yang bersalal dari faktor internal dan eksternal 8. Seseorang dapat mersakan adanya kebutuhan sehingga dapat berespon melalui
berbagai cara.
9. Kebutuhan dasar sifatnya saling berkaitan ; beberapa kebutuhannya tidak terpenuhi akan memengharui kebutuhan lainnya.
Dalam konteks homestasis, suatu persoalan atau masalah dapat diruumuskan sebagai hal yang mengalamai terpenuhnya kebutuhan dan kondisi tersebut lebih lanjut dapat mengancam homeotasis fisiologis maupun psikologis seseorang. Karenanya, dengan memahai konsep kebutuhan dasar manusia Masslow, akan diperoleh persepsi yang sama bahwa untuk berahli ketingkat kebutuhan yang lebih tinggi, kebutuhan dasar dibawahnya harus terpenuhi lebuh dulu. Artinya, terdapat sesuatu jenjang kebutuhan yang “Lebih penting “ yang harus dipenuhi sebelum kebutuhan yang lainnya dipenuhi.
2.2. Faktor-faktor yang mempengarui pemenuhan kebutuhan
Secara umum, terdapat bebarapa faktor yang mempengarui pemenuhan kebutuhan manusia. Faktor-faktor tersebut meliputi penyakit, hubungan yang berarti, konsep diri, tahap perkembangan, dan struktur keluarga.
1. Penyakit
Saat seorang dalam kondisi sakit, ia tidak mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. Dengan demikian, individu tersebut akan bergantung pada orang lain dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.
2. Hubungan yang berarti.
3. Konsep diri
Konsep diri mempengaruhi kemampuan individu untuk memenuhi kebutuhannya. Selain itu, konsep diri juga mempengaruhi kesadaran individu untuk mengetahui apakah kebutuhan dasarnya terpenuhi atau tidak. Individu dengan konsep diri yang positif akan mudah mengenali dan memenuhi kebutahannya serta mengembangkan cara yang sehat guna memenuhi kebutuhaan tersebut.
4. Tahap perkembangan.
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam hal struktur dan fungsi tubuh yang lebih komplek, didalam suatu pola yang terartur dapat diprediksi, sebagai hasil dari proses peematangan.
5. Struktur keluarga
Struktur keluarga dapat mempengaruhi cara klien memuaskan kebutuhannya. Sebagai contoh seorang ibu mungkinakan mendahulukan kebutuhan anakanya dibandingkan kebutuhannya sendiri.
2.3. Defenisi Personal hygiene
Personal hygiene adalah untuk memelihara kebersihan diri, menciptakan
keindahaan, serta meningkatkan derajat kesehatan individu sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit pada diri sendiri maupun orang lain (Mubarak & Chayatin, 2008 ). 2.2.1. Faktor yang mempengaruhi personal hygiene
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene antara lain: 1. Budaya
2. Status sosial - ekonomi
Untuk melakukan personal hygiene yang baik dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai, seperti kamar mandi, peralatan mandi, serta perlengkapan mandi yang cukup (mis, sabun, sikat gigi, samphoo, dll) (Nancy Roper, 2002).Itu semua tentu membutuhkan biaya. Dengan kata lain, sumber keuangan individu akan mempengaruhi pada kemampuannya mempertahankan personal hygiene yang baik.
3. Agama
Agama juga berpengaruhi pada keyakinan individu dalam melakukan kebiasaan sehari-hari.
4. Tingkat pengetahuan atau perkembangan individu
Kedewasaan seseorang akan memberi pengaruh tertentu pada kualitas diri orang tersebut , salah satunya adalah pengetahuan yang lebih baik.
5. Status kesehatan
Kondisi sakit atau cedera akan menghambat kemampuan individu dalam melakukan perawatan diri. Hal ini tentunya berpengaruh pada tingkat kesehatan individu.
6. Kebiasaan
Ini ada kaitannya dengan kebiasaan individu dalam menggunakan produk-produk tertentu dalam melakukan perawatan diri.
7. Cacat jasmani / mental bawaan
2.4. Prinsip personal hygiene
Adapun prinsip personal hygiene dapat meliputi beberapa hal, yaitu : 1. Kulit
Umumnya, kulit dibersihkan dengan cara mandi, agar kulit tidak kering dan kasar dan sehabis mandi menggunakan pelembab agar mencegah hilangnya kelembapan dan menghaluskan kulit. Dalam memilih dan memakai sabun, make up, dedoran, dan shampoo hendaknya memilihproduk yang tidak menimbulkan rasa perih/iritasi pada kulit. Cara-cara perawatan kulit adalah sebagai berikut :
- Biasakan mandi minimal dua kali sehari atau setelah beraktivitas - Gunakan sabun yang tidak bersifat iritatif
- Sabunilah seluruh tubuh, terutama area lipatan kulit seperti sela-sela jari, ketiak, belakang telinga, dan lain-lain
- Jangan gunakan sabun mandi untuk wajah. 2. Kuku
Kuku merupakan pelengkapan kulit. Kuku terdiri atas jaringan epitel. Badan kuku adalah bagian yang tampak disebelah luar, sedangkan akarnya terletak didalam lekuk tempat kuku tumbuh dan mendapat makanan. Kuku yang sehat berwarna merah muda. Cara-cara dalam merawat kuku antara lain :
- Jangan memotong kuku terlalu pendek dan kuku jari kaki dipotong dalam bentuk lurus
- Jangan membersihkan kottoran dibalik kuku dengan benda tajam, sebab akan merusak jaringan dibawah kuku
- Potong kuku seminggu sekali atau sesuai kebutuhan
direndam
- Jangan menggigiti kuku karena akan merusak bagian kuku 3. Rambut
Rambut merupakan struktur kulit. Rambut terdiri dari atas tangkai rambut yang tumbuh melalui dermis dan menembus permukaan kulit, serta kantung rambut yang teretak didalam dermis. Rambut sehat terlihat mengkilap, tidak berminyak, tidak kering, atau mudah patah. Pertumbuhan rambut bergantung pada keadaan umum tubuh. Normalnya, rambut tumbuh karena suplai darah dari pembuluh-pembuluh darah disekitar rambut. Beberapa hal yang dapat mengganggu pertumbuhan rambut antara lain panas dan kondisi malnutrisi. Fungsi rambut sendiri adalah untuk keindahan dan penahan panas. Bila rambut kotor dan tidak bersih akan menjadi sarang kutu kepala. Umumnya rambut yang pendek lebih mudah perawatannya dibandingkan rambut yang panjang. Cara-cara merawat rambut antara lain :
- Cuci rambut 1-2 seminggu (atau sesuai kebutuhan) dengan memakai samphoo yang cocok.
- Pangkas rambut agar terlihat rapi
- Gunakan sisir yang bergigi besar untuk merapikan rambut keriting dan olesin rambut dengan minyak.
- Jangan gunakan gigi yang bergigi tajam karena bisa melukai kulit kepala
- Pijat-pijat kulit kepala pada saat mencuci rambut untuk merangsang pertumbuhan rambut
4. Mulut
Mulut merupakan bagian pertama dari sistem pencernaan dan merupakan bagian tambahan dari sistem pernafasan. Dalam rongga mulut terdapat gigi dan lidah yang berperan penting dalam proses pencernaan awal. Mulut merupakan rongga yang tidak bersih dan penuh bakteri, karenanya harus selalu dibersihkkan.
5. Gigi
Gigi adalah suatu bagian untuk mengunyah. Kerusakan gigi dapat disebabkan karena makanan manis, mengiggit benda keras, serta kurang perawatan dalam menggosok gigi. Salah tujuan dalam perawatan gigi, rajin menggosok gigi minimal 2 kali dalam sehari. Cara-cara merawat gigi adalah sebagai berikut :
- Tidak makan makanan terlalu manis dan asam
- Tidak menggunakan gigi untuk menggigit dan mencongkel benda keras (tutup botol)
- Menyikat gigi sesudah makan dan khususnya sebelum tidur - Memeriksa kan gigi secara teratur setiap enam bulan sekali 6. Mata
Tujuan menjaga kebersihan mata adalah untuk mempertahankan kesehatan mata dan mencegah infeksi. Mata yang sehat akan tampak jernih dan bersih dari kotoran. Kotoran mata dapat menemel pada bulu mata dan sudut mata. Cara-cara merawat mata antara lain :
- Usapkanlah kotoran mata dari sudut mata bagian dalam kesudut bagian luar - Saat mengusap mata, gunakanlah kain yang paling bersih dan lembut - Lindungi mata dari kemasukaan debu dan kotoran
- Bila mata sakit cepat periksa kedokter 7. Hidung
Alat penciuman yang berfungsi dapat membedakan bau. Dimana hidung perlu dalam perawatan agar tidak mengganggu jalannya oksigen ke paru-paru. Cara-cara merawat hidung adalah sebagai berikut :
- Jaga agar lubang hidung tidak kemasukan air atau benda kecil
- Jangan biarkan benda kecil masuk kehidung, sebab nantinya dapat terhisap dan menyumbat jalan nafas serta menyebabkan luka pada membran mukosa
- Sewaktu menggeluarkan debu dari hidung hembuslah secara lubang hidung dengan berlahan-lahan dengan membiarkan kedua lubang tettap terbuka
- Jangan mengeluarkan kotoran dari hidung dengaan menggunakan jari karena dapat menggiritasi mukosa hidung
8. Telinga
Alat pendengaran yang berfungsi untuk mendengar. Telinga juga harus dirawat agar pendengaran seseorang tidak terganggu.Terutama pada telinga bagian dalam. Cara-cara merawat telinga yaitu :
- Bila ada kotoran yang menyumbat telinga keluarkan secara pelan-pelan dengan menggunakan penyedot telinga
- Bila menggunakan air yang disemprotkan, lakukan dengan hati-hati agar tidak menimbulkan kerusakan pada telinga akibat tekanan air yang berlebihan
- Aliran air yang masuk hendaklah diarahkan kesaluran telinga dan bukan langsung ke gendang telinga
9. Perineum
BAB 3
KERANGKA PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual dalam penelitian ini menjelaskan bahwa pemenuhan kebutuhan dasar pada anak - anak jalanan terhadap kebersihan diri sangat kurang, dimana mereka tidak pernah memperhatikan kebersihan diri secara baik. Sehingga kondisi dan kesehatan mereka sangat buruk yang disertai dengan mandi tidak teratur, makanan yang dimakan tidak bersih dan tak bergizi, serta kondisi postur tubuh sangat tidak memeperhatikan.
Adapun defenisi kerangka pemenuhan kebutuhan dasar personal hygiene pada anak - anak jalanan adalah merupakan pengetahuan yang tidak tau terhadap kebersihan diri atau personal hygiene termasuk pada anak jalanan yang berusia 6 - 12 tahun.
Skema 3.1 Kerangka Konseptual Pemenuhan Kebutuhan Dasar Personal hygiene Pada Anak - Anak Jalanan
3.2 Defenisi Operasional
Pemenuhan kebutuhan dasar pada manusia adalah suatu hal terpenting dalam kehidupan seseorang untuk kebutuhan dan kehidupan (Mubarak & Chayatin, 2008)
Kebutuhan adalah merupakan suatu hal yang sangat penting, bermanfaat, atau Anak-anak
Jalanan
diperlukan untuk menjaga homeostasis dan kehidupan itu sendiri (Mubarak & Chayatin, 2008).
Kebutuhan fisiologis adalah suatu priopritas tertinggi dalam hierarki kehidupan seseorang (Mubarak & Chayatin, 2008)
Variabel Defenisi Operasional
Alat Ukur Hasil ukur Skala
1.Pemenuhan kebutuhan dasar Personal
hygiene
1.Hal-hal yang diketahui anak-anak jalanan tentang Personal hygiene
anak-anak jalanan
1.Kuisioner terdiri dari 10 pertanyaan dengan pilihan jawaban :
1.Ya = 1 2.Tidak = 0
1.Kurang (0-5) 2.Cukup (6-9) 3.Baik (10-15)
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
4.1.Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan tujuan untuk mengindentifikasi pemenuhan kebutuhan dasar personal hygiene pada anak-anak jalanan usia 6-12 tahun di Kecamatan Helvetia Medan Daerah Kampung Lalang Medan.
4.2. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua anak-anak jalanan Di Kecamatan Medan Helvetia Daerah Kampung Lalang Medan. Dengan jumlah populasi 40 responden oleh karena itu penentuan besarnya sampel dilakukan dengan menggunakan tabel power analisis untuk uji kolerasi (Polit & Hungler, 1995). Penentuan dari jumlah sampel dalam penelitian ini didasari pada rumusan menurut Arikunto (2002) yaitu 20-25 % dari total populasi, dan data survei tersebut dilakukan sebanyaak 40 orang responden yang meggunakan rumusan tersebut dengan kiteria pada usia 6-12 tahun
Pengambilan sampel menggunakan tehnik total sampling. Kriteria sampel yang dipilih adalah anak-anak jalanan yang berusia 6-12 tahun.
4.3. Lokasi Dan Waktu Penelitian
dapat. Adanya sampel memadai, dan belum pernah dilakukan penelitian mengenai pemenuhan kebutuhan dasar anak-anak jalanan pada personal hygiene umur 6-12 tahun.
4.4. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner yang disusun oleh peneliti dengan mengacu kepada tinjauan pustaka yang terdiri dari tigat bagian yaitu kuisioner yang berisi data demografi, kuisioner pemeenuhaan kebutuhan dasar anak-anak jalanan, dan kuisioner personal hygiene pada anak-anak jalanan.
4.4.1.Kuisioner Data Demografi
Kuisioner data demografi digunakan untuk mengkaji data demografi responden yang meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan, suku, agama, dan ekonomi.
4.4.2.Kuisioner Pemenuhan kebutuhan dasar anak-anak jalanan
Kuisioner pengetahuan berisi pertanyaan-pertanyaan tentang personal hygiene pada anak-anak jalanan usia 6-12 tahun. Penelitiaan ini menyusun kuisioner berdasarkan tinjauan pustaka tentang pentingnya kebersihan diri pada anak-anak jalanan.
menjawab dan pada pertanyaan pemenuhan kebutuhan dasar menggunakan skala ukur pilihan berganga dengan ketentuan a, b, c.. Total skor berkisar antara 0 sampai 11 untuk setiap pernyataan, sehingga nilai teredah yang mungkin dicapai oleh responden adalah 0 dan nilai tertinggi yang mungkin dicapai adalah 11. Total skor adalah 0-11. Semakin tinggi jumlah skor maka semakin tinggi pemenuhan kebutuhan dasar anak-anak terhadap kebersihan diri.
Kuisioner personal hygiene pada anak-anak jalanan bertujuan untuk mengindenfikasi tingkat kebersihan diri mereka. Kusioner yang digunakan adalah kuisioner yang dimodifikasikan dari tinjauan pustaka tentang kebersihan diri seseorang. Kuisioner ini terdiri dari 25 pertanyaan. Penilaian menggunakan skala Likert yang terdiri dari 25 pertanyaan dengan skor pilihan berganda, yaitu Benar = 1, dan Salah = 0. Total skor berkisar Kurang (0-8), Cukup (9-16), Baik (17-25). Sehingga untuk setiap pernyataan nilai rendah yang mungkin dicapai oleh responden adalah 20 dan nilai tertinggi yang mungkin dicapai adalah 25. Semakin tinggi total skor kuisioner maka semakin baik tingkat kebersihan diri anak-anak jalanan.
4.5.Validitas dan Reliabilitas Instrumen
validaty index mencapai 0,07 maka instrumen sudah dikatakan valid (Polit & Hungler, 1995). Uji validitas yang dilakukan hanya sekali dengan tanpa memerlukan perbaikan.
Uji reliabilitas instrumen adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sehingga dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya dalam ruang lingkup yang sama. Reabilitas instrumen dalam penelitian pemenuhan kebutuhan dasar personal hygiene ini melakukan uji reabilitas dengan tujuan untuk meengetahui seberapa besar derajat kemammpuan alat ukur secara konsisten sasaran yang akan diukur. yang telah diuji reabilitasnya terhadap 10 orang responden diperoleh r 11 = 0,874 dengan program SPPSS.
4.6.Proses Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah mengisi kuesioner dengan cara wawancara, dan dalam proses pengumpilan data tersebut peneliti dibantu oleh 5 orang. Pengumpulan ini bebas dilakukan karena menggunakan penelitian yang ada dikota Medan. Penelitian ini dilakukan pada anak-anak jalanan yang mengamen di Kecamatan Medan Helvetia Daerah Kampung Lalang Medan. Setelah kuesioner terkumpul dan terjawab, peneliti memeriksa kelengkapan jawaban. Pengumpulan data dilakukan selama 5 hari. Selanjutnya data yang diperoleh dikumpulkan untuk dianalisis.
4.7.Analisa Data
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1.Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 28 November 2011 s/d 16 Desember 2011, di Kecamatan Medan Helvetia Daerah Kampung Lalang Medan dengan jumlah responden 40 orang anak-anak jalanan tingkat usia 6-2 tahun. Adapun data tersebut didapat yaitu sebagai berikut :
5.1.1.Karakteristik Responden
Tabel 5.1.Distribusi frekuensi dan presentase berdasarkan karakteristik 40 responden dalam Pemenuhan Kebutuhan Dasar Personal Hygiene Pada Anak-anak Jalanan Usia 6-12 Tahun Di Kecamatan Medan Helvetia Daerah Kampung Lalang Medan.
Data Demografi Jumlah Presentase (%)
- Usia - Jenis kelamin
Laki-laki
- Pekerjaan orang tua - Tempat tinggal
Tabel 5.2.Distribusi frekuensi dan presentase berdasarkan Pengetahuan Anak-anak Jalanan terhadap Pemenuhan Personal Hygiene
Pernyataan Ya
n (%)
Tidak n (%)
Total n (%) Saya pernah mendengar
tentang kebersihan diri
Menurut saya kebersihan itu penting
Kebersihan saya baik
Bagi saya kebersihan itu ada tujuannya
Bagi saya kebersihan diri dapat membuat saya sehat
23 (57,5%)
Tabel 5.3. Distribusi frekuensi dan presentasi berdasarkan Pemenuhan Personal Hygiene Pada Anak-anak Jalanan.
Pernyataan Jumlah Presentase
(%) - Kulit
- Tempat mandi :
Kamar mandi rumah Sungai
Mesjid
Kamar mandi umum - Frekuensi mandi :
- Kuku
- Frekuensi memotong kuku: Tidak pernah
1 kali dalam seminggu 2 kali dalam seminggu - Alat yang digunakan :
Gunting kuku Pisau silet Gigi - Keadaan kuku :
Kotor,hitam dan berkuku panjang Bersih,sehat dan berkuku pendek Hitam dan berkuku panjang
- Rambut
- Frekuensi mencuci rambut : Tidak pernah
1 kali dalam seminggu 2 kali dalam seminggu - Alat yang digunakan :
Shampoo Sabun cuci Air saja - Keadaan rambut :
Bersih,hitam dan sehat
Kusam,panjang dan berketombe Merah,kering dan berkutu
- Gigi
- Keadaan gigi :
Putih dan sehat
Berkarat dan berlubang Hitam dan berkarat - Frekuensi kebersihan gigi :
- Mulut - Keluhan yang dialami :
Sariawan - Keluhan yang dialami :
Sakit mata
Adanya benjolan disekitar mata Mata merah karena iritasi
- Hidung
- Kebersihan hidung : Setiap ada kotoran Tidak pernah Setiap mandi - Keluhan yang dialami :
Pilek Ingusan Pendarahaan - Kebersihan hidung :
- Telinga
- Kebersihan telinga : Bersih
Kotor dan berdaki
Kotor,berdaki dan mengeluarkan cairan berwarna kuning
- Keluhan yang dialami :
Mengeluarkan cairan kental berwarna kuning
Adanya kotoran ditelinga Pendarahaan ditelingga - Kebersihan telingga :
2 kali dalam seminggu 1 dalam seminggu Tidak pernah
- Perineum
- Kebersihan perineum :
Dengan mandi setiap hari - Frekuensi premium :
2 kali dalam sehari
5.2.1. Pengetahuan
Hasil penelitian yang telah dilakukan di Kecamatan Medan Helvetia Daerah Kampung Lalang Medan memperlihatkan bahwa pengetahuan anak-anak jalanan terhadap kebersihan diri sangat kurang baik dengan 40 responden (100%). Dengan pernyataan menjawab Ya dan Tidak. Sesuai pendapat Notoadmojo (2003), bahwa tingkat pengetahuan dapat dipengaruhi oleh pendidikan, motivasi, lingkungan dan social ekonomi. Berdasarkan karakteristik tingkatan pendidikan responden terlihat bahwa 23 (57%) orang responden dengan tingkat pendidikan tidak sekolah. Ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa sekolah/pendidikan berpengaruh terhadap perkembangan pribadi individu dan mempertinggi taraf intelegensi individu.
Menurut Notoadmojo (2003), lingkungan juga mempengaruhi pengetahuan misalnya lingkungan tempat tinggal dan pekerjaan, karena lingkungan memiliki fungsi sebagai alat untuk pergaulan social dan bertukar informasi yang dalam hal ini mengenai upaya meminimalkan dampak pengetahuan terhadap personal hygiene.
5.2.2. Pemenuhan Personal Hygiene
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan uraian pembahasan dapat disimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan terhadap 40 orang responden anak-anak jalanan di Kecamatan Medan Helvetia Daerah Kampung Lalang Medan menggambarkan mayoritas yang pernyataan 1 menjawab “ya “sebanyak 23 (57%) orang, pada pernyataan 2 mayoritas responden sebanyak 17 (42%), pada pernyataan 3 mayoritas responden sebanyak 16 orang (40%), pada pernyataan 4 mayoritas responden sebanyak 17 orang (42%), dan pada pernyataan 5 mayoritas responden sebanyak 17 (42%).
frekuensi kebersihan gigi dilakukan 1 kali dalam seminggu sebanyak 29 orang (72,5%), alat yang digunakan lebih banyak menggunakan air saja sebanyak 34 orang (85%), berdasarkan pernyataan pada mulut alat yang digunakan lebih banyak menggunakan air sebanyak 23 (57%), keadaan mulut lebih banyak kering dan bau sebanyak 20 orang (50%), keluhan yang dialami lebih banyak sariawan sebanyak 27 orang (67%), berdasarkan pernyataan pada mata lebih banyak menggunakan kain sebanyak 14 orang (35%),keluhan yang dialami sakit mata sebanyak 24 (60%), mata merah karena iritasi sebanyak 24 orang (60%),kebersihan mata lebih banyak menggunakan dengan air sebanyak 17 orang (42%), berdasarkan pernyataan pada hidung, kebersihan hidung dilakukan setiap ada kotoran sebanyak 27 orang (67%), keluhan yang dialami lebih banyak pilek sebanyak 31 orang (77%), kebersihan hidung dilakukan setiap mau mandi sebanyak 25 orang (62%), berdasarkan pernyataan pada telingga kebersihan telingga lebih banyak kotor, dan berdaki sebanyak 26 orang (65%),keluhan yang dialami lebih banyak adanya kotoran ditelingga sebanyak 33 (82%),kebersihan telingga dilakukan 1 kali dalam seminggu sebanyak 18 orang (45%), berdasarkan pernyataan pada perineum kebersihan perineum dilakukan dengan mandi setiap hari sebanyak 37 orang (92%),frekuensi perineum dilakukan 1 kali dalam sehari sebnyak 23 orang ( 57%),tidak pernah sebanyak 20 orang (50%), dan alat yang digunakan lebih banyak dengan menggunakan air saja sebanyak 36 orang (90%).
6.2. Saran
1. Praktek Keperawatan
anak-2. Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat menambah wawasan pada tenaga pendidik yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar personal hygiene pada anak-anak jalanan sehingga dapat mengerti akan tingkat kebersihan pada anak- anak jalanan usia 6-12 tahun.
3. Pada anak-anak jalanan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2002). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Edisi revissi V. Jakarta.P.T. Rhineka Cipta.
Dempsey & Dempsey, 2002. Riset Keperawatn : Buku Ajar Dan Latihan E/4, cetakan ke I. Jakarta. EGC.
Mubarak & Chayatin, 2008. Kebutuhan Dasar Manusia Teori & Aplikasi dalam Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Nancy Roper, 2002. Perawatan Personal Hygiene, edisi kedua. Jakarta. EGC
Notoadmojo S. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta. EGC.
Narusalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta.
Salemba Medika.
INSTRUMEN PENELITIAN GAMBARAN KEBUTUHAN DASAR PERSONAL HGIENE PADA ANAK-ANAK JALANAN USIA 6-12 TAHUN DI KECAMATAN
MEDAN HELVETIA DAERAH KAMPUNG LALANG MEDAN
Petunjuk Pengisian
1. Bacalah setiap pertanyaan secara seksama sehingga benar-beenar dimengerti
2. Berilah tanda checklist ( √ ) pada jawaban yang dianggap benar
3. Jika ingin memperbaiki jawaban yang salah, silahkan membuat tanda silang pada jawaban yang salah selaanjutnya checklist kembali jawabaan yang benar
4. Jika ada pertanyaan yang diragukan atau tidak dimengerti silahkan tanya kepada peneliti
5. Kuisioner yang diisi dengan lengkap dikembalikan kepada peneliti.
1.Data Demografi
1. Insial Nama :
2. Umur :
3. Agama : Islam Kristen
Budha Hindu
Khatolik Dll, Sebutkan…….
5.Suku Bangsa : Batak Minang
Jawa Aceh
Melayu dll, Sebutkan…..
6.Pendidikan : SD SMP
SMA SMK
Tidak sekolah
7.Pekerjaan Orangtua : Buruh Petani
Tidak bekerja dll, Sebutkan…
8.Tempat Tinggal : Orang tua Jembatan tol
Jalanan dll, Sebutkan…
9.Apakah anda pernah mendengar tentang kebersihan diri? a. Ya
b. Tidak
10.Menurut anda pentingkah kebersihan diri itu? a. Ya
b. Tidak
11.Apakah kebersihan diri anda baik? a. Ya
12.Menurut anda adakah tujuan dalam kebersihan? a. Ya
b. Tidak
13.Menurut anda apakah kebersihan diri dapat membuat anda sehat? a. Ya
b. Tidak
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bernama Lidya N Simanjuntak, Nim : 101121073 adalah mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK). Saat ini sedang melakukan penelitian yang berjudul “ Gambaran Persepsi Kebutuhan Dasar Personal Hygiene Pada Anak- Anak Jalanan Usia 6-122 Tahun Di Kecamatan Medan Helvetia Daerah Kampung Lalang” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Untuk keperluan tersebut, saya mohon kesediaan anda untuk dapat menjadi responden dalam penelitian ini. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesekarelaan anda, serta mengisi lembar kuesioner dengan jujur dan apa adanya.
Partisipasi anda dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga bebas untukk mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Indensitas pribadi anda dan semua informasi yang telah diberikan akan dirahasiakan dan hanya akan digunakan untuk keperluan peneliti ini.
Terima kasih atas partisipasi anda dalam penelitian ini.
Medan 20 April 2011
Peneliti Responden