• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Atribut Produk Dan Kepuasan Konsumen Terhadap Loyalitas Pengguna Telkomflexi Di Kota Lhokseumawe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Atribut Produk Dan Kepuasan Konsumen Terhadap Loyalitas Pengguna Telkomflexi Di Kota Lhokseumawe"

Copied!
149
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH ATRIBUT PRODUK DAN KEPUASAN

KONSUMEN TERHADAP LOYALITAS PENGGUNA

TELKOMFLEXI DI KOTA LHOKSEUMAWE

TESIS

Oleh

CHALIRAFI

087019064/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PENGARUH ATRIBUT PRODUK DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP LOYALITAS PENGGUNA TELKOMFLEXI

DI KOTA LHOKSEUMAWE

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Sekolah pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh:

CHALIRAFI 087019064/IM

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis : PENGARUH ATRIBUT PRODUK DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP LOYALITAS PENGGUNA TELKOMFLEXI DI KOTA LHOKSEUMAWE

Nama Mahasiswa : Chalirafi Nomor Pokok : 087019064

Program Studi : Ilmu Manajemen

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Paham Ginting, MS) (Dr. Endang S. Rini, M. Si Ketua Anggota

)

Ketua Program Studi Direktur

(Prof. Dr. Paham Ginting, MS) (Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE)

(4)

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada

Sekolah pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh:

CHALIRAFI 087019064/IM

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(5)

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Chalirafi, menyatakan bahwa tesis

dengan judul : PENGARUH ATRIBUT PRODUK DAN KEPUASAN

KONSUMEN TERHADAP LOYALITAS PENGGUNA TELKOMFLEXI DI KOTA LHOKSEUMAWE, adalah hasil tulisan saya sendiri dan belum pernah di publikasikan oleh siapapun juga sebelumnya, sumber-sumber data dan informasi yang

di peroleh dan digunakan telah di nyatakan secara jelas dan benar.

Medan, Desember 2011 Yang Membuat Pernyataan,

(6)

ABSTRAK

Atribut produk merupakan unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan pembelian. Atribut produk meliputi harga, jaminan dan kualitas. Perusahaan dituntut harus mampu menciptakan produk yang bemutu dan memuaskan konsumen sesuai dengan keinginan, sebab konsumen akan loyal terhadap perusahaan jika keinginan dan kebutuhannya tercapai. Kepuasan konsumen akan membangun loyalitas pada konsumen dan akhirnya dapat menciptakan hubungan yang erat antara konsumen dengan perusahaan.

Penelitian ini berjudul Pengaruh Atribut Produk Dan Kepuasan Konsumen Terhadap Loyalitas Pengguna Telkomflexi Di Kota Lhokseumawe. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh harga, jaminan, dan kualitas terrhadap kepuasan konsumen, dan pengaruh kepuasan konsumen terhadap loyalitas pengguna Telkomflexi di Kota Lhokseumawe.

Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah harga, jaminan, dan kualitas berpengaruh terhadap kepuasan konsumen Telkomflexi di Kota Lhokseumawe. Hipotesis kedua kepuasan konsumen berpengaruh terhadap loyalitas konsumen Telkomflexi di Kota Lhokseumawe.

Hasil analisis untuk harga, jaminan, dan kualitas secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen pada tingkat kepercayaan 95% (α = 5%). Koefisien determinasi (R2

) untuk kepuasan konsumen sebesar 0,548 yang berarti bahwa variasi harga, jaminan, dan kualitas dalam menjelaskan variasi tingkat kepuasan konsumen sebesar 54,8%, sedangkan sisanya 45,5% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukan ke dalam model. Koefisien determinasi (R2

Hasil uji t (secara parsial) untuk kepuasan konsumen terdapat pengaruh yang signifikan antara harga, jaminan, dan kualitas terhadap kepuasan konsumen. Untuk kepuasan konsumen terdapat pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas konsumen. Variabel jaminan (X

) untuk loyalitas konsumen 0,557 yang berarti variasi harga, jaminan, dan kualitas dalam menjelaskan variasi loyalitas konsumen sebesar 55,7%, sedangkan sisanya 44,3% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukan ke dalam model.

2) dan kualitas (X3

Kesimpulan dari penelitian ini adalah harga, jaminan, dan kualitas berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen, dan kepuasan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen.

) merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi kepuasan konsumen (Y)

(7)

ABSTRACT

Product attributes such as price, guarantee and quality, are the product elements which are important for the consumer as a basic to make decision to buy a product. A company is required to be able to creat a qualified product that can satisfy and meet the consumer’ desaire because the consumer will be loyal to the company that can meet their need and want that a close relationship will be created between the consumers and the company.

The purpose of this study entitled the influence of Product Attribute and Consumer Satisfaction on the Loyalty of TelkoFlexi User in the City of Lhokseumaw2e was to find out and analyze the influence of price, guarantee and quality on customer satisfaction and the influence satisfaction on the loyalty of Telkomflexi user in the City of Lhokseumawe.

The first hypothesis in this study was that price, guarantee and quality had influence on the satisfaction of Telkomflexi consumer in the City of Lhokseumawe. The second Hypothesis in this study was that consumer satisfaction had influence on the loyalty of Telkomflexi consumers in the City of Lhokseumawe.

The result of this study revealed that simultaneously price, guarantee and quality had significant influence on consumer satisfaction at the level of confident. 97% (α = 5%). Determination coefficient (R2) of consumer satisfaction was 0.548 which means that price, guarantee and quality could only explain about consumer satisfaction for 54.8% so the remaining 45.2% was explained by the other factors which were not included in the model. Determination coefficient (R2

The result of t-test showed that partially price, guarantee and quality had signifacant influence on consumer satisfaction and consumer loyalty. Guarantee (X

) of consumer loyalty was 0.557 which means that price, guarantee and quality could only explain abaut consumer loyalty for 55.7% so the remaining 44.3% was explained by the other factors which were not included in the model.

2)

and quality (X3

The conclusion is that price, guarantee and quality had significant influence on consumer satisfaction and had significant influence on consumer loyalty.

) the most dominant variables influenching consumer satisfaction (Y).

(8)

KATA PENGANTAR

Peneliti mengucapkan puji dasn syukur kepada Allah S.W.T yang telah

memberikan Rahmat dan KaruniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis

ini. Penulis menyadari banyak pihak yang telah memberikan bantuan baik waktu,

tenaga, pikiran dan dana dalam menyelesaikan tesis ini, oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril pasaribu DTM&H., M.Sc.,(CTM)., Sp.A(K)., selaku

Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE., selaku Direktur Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, MS., selaku Ketua Program Studi Ilmu

Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, sekaligus sebagai

Ketua Komisi Pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan peneliti

dalam penulisan Tesis ini

4. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA., selaku Sekretaris Program Studi Ilmu

Manajemen Sekolah Pascasarjana Univeritas Sumatera Utara, sekaligus sebagai

Anggota Komisi Pembanding atas saran dan kritik yang di berikan.

5. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, M. Si., selaku Komisi Pembimbing yang telah

membimbing dan mengarahkan peneliti dalam penulisan Tesis ini.

6. Bapak Drs. Syahyunan, M. Si., selaku Komisi Pembanding atas saran dan kritik

(9)

7. Ibu Dra. Nisrul Irawati , MBA., selaku Komisi Pembanding atas saran dan kritik

yang di berikan.

8. Terima Kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua peneliti Ayahanda,

Razali Hamzah dan Ibunda Aminah Hanafiah, atas semua kasih sayang dan

semangat yang telah di berikan.

9. Terima Kasih yang tak terhingga peneliti ucapkan kepada kekasih tercinta atas

semangat yang telah diberikan.

10. Terima kasih juga peneliti ucapkan kepada sahabat karib, Rizal Totti, Ricky

Agusfidar, S.E., Eka Agustiannur, S.E., atas semangat yang telah di berikan.

11. Semua pihak yang tak dapat di sebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari Tesis ini masih banyak memiliki kekurangan dan jauh dari

sempurna. Namun harapan peneliti semoga Tesis ini bermanfaat bagi seluruh

pembaca.

Medan, Desember 2011

Peneliti,

(10)

RIWAYAT HIDUP

Chalirafi, lahir di Batuphat, Kota Lhokseumawe tahun 1984, Islam, anak

pertama dari Bapak Razali Hamzah dan Ibunda Aminah Hanafiah. Sejak tahun 2008

sampai pada saat ini bekerja sebagai Tenaga Pengajar pada Fakultas Ekonomi

Universitas Malikussaleh yang beralamat di Bukit Indah Lhokseumawe.

Mulai menuntut ilmu pada tahun 1990 di Taman Muda (SD) 3 Taman Siswa

Cabang LNG Arun Lhokseumawe, dan lulus tahun 1996. Kemudian melanjutkan ke

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) 2 Taman Siswa LNG Arun Lhokseumawe

pada tahun 1996, dan lulus tahun 1999. Melanjutkan pendidikan ke Sekolah

Menengah Umum (SMU) Swasta Yayasan Pendidikan Arun Lhokseumawe pada

tahun 1999, dan lulus tahun 2002. Pada tahun 2003 melanjutkan studi Strata-1 di

Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh (Unimal) Lhokseumawe jurusan

Manajemen, lulus tahun 2007. Dan pada tahun 2008 melanjutkan ke Sekolah

Pascasarjana (Srata-2) Program Studi Magister Ilmu Manajemen Universitas

(11)

DAFTAR ISI

2.3.2. Elemen-Elemen Kepuasan Pelanggan ... 16

2.3.3. Mengukur Kepuasan Pelanggan ... 22

2.4. Loyalitas Pelanggan ... 24

2.4.1. Pengertian Loyalitas dan Karteristik Loyalitas Pelanggan ... 24

2.4.2. Tingkat Loyalitas Pelanggan ... 28

2.5. Hubungan Kepuasan dengan Loyalitas ... 33

(12)

3.6. Uji Validitas dan Realibilitas Instrumen ... 46

3.6.1. Uji Validitas Instrumen ... 46

3.6.2. Ujia Reliabilitas Instrumen ... 50

3.7. Model Analisis Data ... 52

3.7.1. Analisis Deskriptif ... 52

3.7.2. Model Analisis Data Hipotesis Pertama (H1 3.7.2.1. Pengujian Hipotesis Secara Serempak (Uji F) 54 ) ... 52

3.7.2.2. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ... 54

3.7.3. Model Analisis Data Hipotesis Kedua (H2 3.8. Uji Asumsi Klasik ... 55

4.1.1 Deskriptif Objek Penelitian ... 57

4.1.1.1 Gambaran Umum PT. Telkom ... 57

4.1.1.2 Struktur Organisasi PT. Telkom ... 59

4.1.1.3 Visi dan Misi PT. Telkom ... 61

4.1.1.4 Bidang Usaha PT. Telkom ... 63

4.1.2 Karakteristik Responden ... 64

4.1.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 65

4.1.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 66

4.1.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 66

4.1.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan 67 4.1.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan ... 68

4.1.3 Analisis Statistik Deskriptif ... 70

4.1.3.1 Penjelasan Responden Mengenai Harga ... 70

4.1.3.2 Penjelasan Responden Mengenai Jaminan ... 72

4.1.3.3 Penjelasan Responden Mengenai Kualitas ... 74

4.1.3.4 Penjelasan Responden Mengenai Kepuasan Konsumen ... 76

4.1.3.5 Penjelasan Responden Mengenai Loyalitas Konsumen ... 78

4.1/4 Analisis Statistik Inferrensial ... 80

4.1.4.1 Uji Asumsi Klasik ... 80

(13)

4.1.4.1.2. Uji Multikolinearitas ... 82

4.1.4.1.3. Uji Heterokedastisitas ... 83

4.1.4.2 Hasil Regresi Linier Berganda ... 84

4.1.4.2.1 Hasil Uji Simultan ... 84

4.1.4.2.2 Hasil Uji Parsial ... 88

4.1.4.3 Hasil Regresi Linier Sederhana ... 91

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 94

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 94

4.2.1.1 Analisis Deskriptif Harga ... 94

4.2.1.2 Analisis Deskriptif Jaminan ... 95

4.2.1.3 Analisis Deskriptif Kualitas ... 96

4.2.1.4 Analisis Deskriptif Kepuasan Konsumen ... 96

4.2.1.5 Analisis Deskriptif Loyalitas Konsumen ... 97

4.2.2 Analisis Hasil Linier Berganda ... 98

4.2.2.1 Analisis Hasil Uji Simultan ... 98

4.2.2.2 Analisis Hasil Uji Parsial ... 100

4.2.3 Analisis Hasil Linier Sederhana ... 103

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 105

5.1 Kesimpulan ... 105

5.2 Saran-saran ... 106

(14)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Loyalitas Pelanggan Berdasarkan Sikap dan Perilaku Pembelian Ulang . 31

3.1 Operasionalisasi Variabel Hipotesis Pertama ... 45

3.2 Operasionalisasi Variabel Hipotesis Kedua ... 46

3.3 Uji Validitas Instrumen Variabel Atribut Produk ... 48

3.4 Uji Validitas Instrumen Variabel Kepuasan Konsumen ... 49

3.5 Uji Validitas Instrumen Variabel loyalitas Konsumen ... 50

3.6 Uji Realibilitas Instrumen ... 51

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 65

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 66

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 67

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 68

4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan ... 69

4.6 Penjelasan Responden Mengenai Harga ... 71

4.7 Penjelasan Reponden Mengenai Jaminan ... 73

4.8 Penjelasan Reponden Mengenai Kualitas ... 75

4.9 Penjelasan Responden Mengenai Kepuasan Konsumen ... 77

4.10 Penjelasan Responden Mengenai Loyalitas Konsumen ... 79

4.11 Hasil Uji Multikolonieritas ... 83

(15)

4.13 Hasil Uji Simultan ... 86

4.14 Hasil Uji Parsial ... 88

4.15 Nilai Uji Koefisien Korelasi (R) ... 91

(16)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Elemen Pemberi Kepuasan Konsumen ... 19

2.2 Kerangka Konseptual ... 39

4.1 Normalitas Data (Normal P-P Plot) ... 81

4.2 Normalitas Data (Normal P-P Plot) ... 82

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1 Kuisioner Penelitian ... 112

2 Distribusi Statistik ... 115

3 Uji Validitas ... 117

4 Uji Reliabilitas ... 122

5 Hasil Regresi ... 127

(18)
(19)

ABSTRAK

Atribut produk merupakan unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan pembelian. Atribut produk meliputi harga, jaminan dan kualitas. Perusahaan dituntut harus mampu menciptakan produk yang bemutu dan memuaskan konsumen sesuai dengan keinginan, sebab konsumen akan loyal terhadap perusahaan jika keinginan dan kebutuhannya tercapai. Kepuasan konsumen akan membangun loyalitas pada konsumen dan akhirnya dapat menciptakan hubungan yang erat antara konsumen dengan perusahaan.

Penelitian ini berjudul Pengaruh Atribut Produk Dan Kepuasan Konsumen Terhadap Loyalitas Pengguna Telkomflexi Di Kota Lhokseumawe. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh harga, jaminan, dan kualitas terrhadap kepuasan konsumen, dan pengaruh kepuasan konsumen terhadap loyalitas pengguna Telkomflexi di Kota Lhokseumawe.

Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah harga, jaminan, dan kualitas berpengaruh terhadap kepuasan konsumen Telkomflexi di Kota Lhokseumawe. Hipotesis kedua kepuasan konsumen berpengaruh terhadap loyalitas konsumen Telkomflexi di Kota Lhokseumawe.

Hasil analisis untuk harga, jaminan, dan kualitas secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen pada tingkat kepercayaan 95% (α = 5%). Koefisien determinasi (R2

) untuk kepuasan konsumen sebesar 0,548 yang berarti bahwa variasi harga, jaminan, dan kualitas dalam menjelaskan variasi tingkat kepuasan konsumen sebesar 54,8%, sedangkan sisanya 45,5% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukan ke dalam model. Koefisien determinasi (R2

Hasil uji t (secara parsial) untuk kepuasan konsumen terdapat pengaruh yang signifikan antara harga, jaminan, dan kualitas terhadap kepuasan konsumen. Untuk kepuasan konsumen terdapat pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas konsumen. Variabel jaminan (X

) untuk loyalitas konsumen 0,557 yang berarti variasi harga, jaminan, dan kualitas dalam menjelaskan variasi loyalitas konsumen sebesar 55,7%, sedangkan sisanya 44,3% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukan ke dalam model.

2) dan kualitas (X3

Kesimpulan dari penelitian ini adalah harga, jaminan, dan kualitas berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen, dan kepuasan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen.

) merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi kepuasan konsumen (Y)

(20)

ABSTRACT

Product attributes such as price, guarantee and quality, are the product elements which are important for the consumer as a basic to make decision to buy a product. A company is required to be able to creat a qualified product that can satisfy and meet the consumer’ desaire because the consumer will be loyal to the company that can meet their need and want that a close relationship will be created between the consumers and the company.

The purpose of this study entitled the influence of Product Attribute and Consumer Satisfaction on the Loyalty of TelkoFlexi User in the City of Lhokseumaw2e was to find out and analyze the influence of price, guarantee and quality on customer satisfaction and the influence satisfaction on the loyalty of Telkomflexi user in the City of Lhokseumawe.

The first hypothesis in this study was that price, guarantee and quality had influence on the satisfaction of Telkomflexi consumer in the City of Lhokseumawe. The second Hypothesis in this study was that consumer satisfaction had influence on the loyalty of Telkomflexi consumers in the City of Lhokseumawe.

The result of this study revealed that simultaneously price, guarantee and quality had significant influence on consumer satisfaction at the level of confident. 97% (α = 5%). Determination coefficient (R2) of consumer satisfaction was 0.548 which means that price, guarantee and quality could only explain about consumer satisfaction for 54.8% so the remaining 45.2% was explained by the other factors which were not included in the model. Determination coefficient (R2

The result of t-test showed that partially price, guarantee and quality had signifacant influence on consumer satisfaction and consumer loyalty. Guarantee (X

) of consumer loyalty was 0.557 which means that price, guarantee and quality could only explain abaut consumer loyalty for 55.7% so the remaining 44.3% was explained by the other factors which were not included in the model.

2)

and quality (X3

The conclusion is that price, guarantee and quality had significant influence on consumer satisfaction and had significant influence on consumer loyalty.

) the most dominant variables influenching consumer satisfaction (Y).

(21)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Globalisasi perdagangan dunia mengakibatkan perubahan yang cepat pada

lingkungan bisnis. Salah satu bidang usaha yang merasakan dampak perkembangan

ekonomi global adalah sektor jasa telekomunikasi. Perkembangan teknologi

telekomunikasi yang sangat pesat memberikan pengaruh yang sangat besar bagi

peruhasaan jasa telekomunikasi di Indonesia. Salah satu perkembangan teknologi

komunikasi adalah perkembangan telekomunikasi seluler. Mobilitas serta

meningkatnya kebutuhan masyarakat dalam berkomunikasi dimana saja dan kapan

saja menjadikan faktor pendorong munculnya teknologi berbasis seluler (Mahe,

2007).

Salah satu operator seluler yang ikut bersaing di pasaran adalah PT.

Telekomunikasi Indonesia Tbk atau disingkat dengan nama PT. Telkom. PT. Telkom

sebagai sebuah perusahaan telekomunikasi terkemuka di Indonesia yang

menyediakan layanan baru dengan teknologi terkini yaitu CDMA (Code Division

(22)

brand "Telkomflexi " sebagai telepon bergerak terbatas dalam satu area code, hal ini dimungkinkan karena "Telkomflexi" memiliki fitur limited mobility.

Para pakar teknologi telepon seluler sepakat bahwa kecanggihan CDMA jauh

melebihi GSM yang sekarang ini banyak dipergunakan oleh operator telepon seluler

di Indonesia. Para pelaku bisnis telepon seluler (hand phone) memperkirakan bahwa "Telkomflexi" mendapat sambutan positif masyarakat mengingat tarifnya jauh berada

dibawah GSM karena biaya investasinya sangat murah. Tentu saja, kehadiran

"Telkomflexi" membuat lega pengguna/pelanggan telepon yang sudah lama

mendambakan telepon hemat. Telkomflexi produk idola masyarakat dari Telkom

yang mampu menjawab kebutuhan pelanggan. Untuk mempermudah pelanggan

Telkomflexi, menyediakan banyak terminal dengan merk dan tipe handset untuk

berlangganan Telkomflexi dengan harga yang terjangkau serta layanan Flexi akan

dapat berkomunikasi secara fleksibel dengan mobilitas tinggi dan pulsa yang hemat,

dengan tujuan meraih kepuasan pelanggan,

Kepuasan konsumen sebagai keseluruhan sikap yang ditunjukkan konsumen

atas barang atau jasa setelah mereka memperoleh dan menggunakannya (Mowen dan

Minor, 2002). Kepuasan konsumen sangat ditentukan oleh atribut produk yang

berkualitas. Semakin berkualitas atribut produk yang diberikan, maka semakin tinggi

kepuasan yang dirasakan konsumen (Kotler dan Amstrong, 1996). Kepuasan

konsumen merupakan salah satu alasan konsumen untuk melakukan pembelian ulang

(23)

perusahaan karena terciptanya kepuasan konsumen, diantaranya adalah hubungan

antara perusahaan dengan konsumennya menjadi harmonis, memberikan dasar yang

baik bagi pembelian secara berulang dan terciptanya loyalitas konsumen, dan

membentuk suatu rekomendasi kepada calon konsumen lainnya, ini tentunya akan

menguntungkan bagi perusahaan.

Setiap perusahaan termasuk PT. Telkom, umumnya menginginkan konsumen

dapat bertahan dalam jangka panjang, karena ini membentuk loyalitas bagi konsumen

yang menjadi tujuan stratejik perusahaan, selain itu juga dijadikan dasar bagi

pengembangan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan (Dharmmesta, 1999).

Keunggulan kompetitif dapat dicapai melalui produk yang berkualitas dan harga yang

kompetitif, sehingga konsumen loyal terhadap produk (Asakdiyah, 2005). Loyalitas

konsumen merupakan dorongan perilaku untuk melakukan pembelian secara

berulang-ulang dan membangun kesetiaan konsumen terhadap suatu jasa/produk yang

dihasilkan oleh suatu badan usaha (Olson, 1993).

Telkomflexi terus mengembangkan produk dan layanan dalam memperoleh

informasi dengan mudah dan cepat seperti layanan Short Message Service (SMS). Pasar dijejali dengan kegiatan “perang pemasaran” di antara para pemain: perang

harga/tarif, perang bundling, perang promosi. Trend kepemilikan handphone secara absolut dari tahun ke tahun mengalami peningakatan. Telkomflexi memiliki persepsi

(24)

rata-rata kepuasan dari merek tersebut sudah di atas rata-rata-rata-rata industri current tagline ‘Bukan Telepon Biasa’

Menyadari fenomena semacam ini menuntut pihak provider operator telepon seluler untuk berubah serta mampu membangun citra bahwa komunikasi selular

merupakan bagian hidup dari keseharian serta memberikan kemudahan

berkomunikasi sehingga atribut produk tersebut mampu menarik perhatian pasar dan

menciptkan kesan produk yang baik dan melekat pada konsumen sasaran agar

konsumen tertarik dan loyal terhadap produk tersebut (Ribhan, 2007). Konsumen

yang loyal merupakan kunci sukses suatu usaha. Mempertahankan konsumen yang

loyal harus mendapatkan prioritas yang utama daripada mendapat konsumen yang

baru. Hal ini disebabkan bahwa untuk mendapatkan konsumen baru bukanlah hal

yang mudah tapi membutuhkan biaya yang besar, maka sangat rugi jika perusahaan

membiarkan (kehilangan) konsumen yang loyal begitu saja.

Loyalitas konsumen akan terbentuk ketika konsumen tersebut merasa puas

dengan produk yang digunakannya. Disisi lain dengan memberikan kepuasan yang

baik kepada konsumen merupakan sebuah strategi yang sangat penting karena dapat

menghasilkan lebih banyak konsumen baru (akibat rekomendasi dari konsumen

lama), lebih sedikit kehilangan konsumen. Selain itu jaminan akan produk yang

ditawarkan perusahaan juga perlu diperhatikan, karena jaminan memberikan suatu

keyakinan dan kepercayaan di benak konsumen, bahwa memiliki hubungan erat

(25)

untuk menjali ikatan dengan perusahaan. Dengan demikian, perusahaan dapat

memahami apa keinginan dan kebutuhan konsumen yang akhirnya akan berdampak

terhadap perilaku konsumen. Perilaku konsumen yang demikian menunjukan

orientasi konsumen terhadap kepuasan. Kepuasan merupakan hasil yang dirasakan

kembali dari kinerja perusahaan yang memenuhi harapan mereka. Konsumen yang

puas akan setia lebih lama dan memberikan komentar yang baik tentang produk dan

perusahaannya.

Sebagai perusahaan PT. Telkom berusaha semaksimal mungkin untuk dapat

menciptakan nilai lebih pada konsumen maka perlu diperhatikan atribut jasa yang

diberikan kepada konsumen. Pada saat ini, konsumen dalam mengambil keputusan

untuk mengkonsumsi jasa mempunyai pertimbangan tersendiri mengenai atribut

produk. Atribut produk meliputi harga, jaminan, dan kualitas yang terdapat produk

tersebut. Perusahaan harus mampu menciptakan atribut produk yang bernilai lebih

dari pesaing. Semakin besar nilai yang terkandung pada atribut produk, maka

kemungkinan besar konsumen juga akan semakin puas. Misalnya PT Telkom

menawarkan tarif percakapan baik lokal dan interlokal dengan harga yang relatif

lebih murah dari pesaing. Begitu juga dengan pelayanan purna jual, PT Telkom

memberikan jaminan terhadap produk yang bahwa Telkomflexi dapat digunakan

(26)

PT Telkom harus mampu memberikan atribut produk yang bagus, maka

perusahaan tidak perlu takut akan kehilangan konsumen, karena konsumen puas

dengan produk yng didapatkannya, sehingg ini akan menimbulkan loyalitas

konsumen terhadap produk. Hal ini penting sekali untuk dilakukan perusahaan

mengingat bahwa konsumen akan melakukan pembelian ulang apabila kinerja dari

jasa tersebut mampu memberikan sesuai dengan harapan mereka. Apabila kinerja

yang dihasilkan tidak sesuai dengan harapan, maka konsumen akan merasa tidak puas

sehingga mereka tidak akan melakukan pembelian secara berulang atau bahkan

kemungkinan akan memberikan dampak negatif terhadap perusahaan.

Fenomena di atas sudah dibuktikan oleh para praktisi maupun para ahli yang

menyatakan bahwa kepuasan dan konsumen loyalitas memiliki hubungan yang tidak

dapat terpisahkan (Oliver, 1997). Hasil penelitian Bloemer dan Ruyter (1997)

menemukan bahwa kepuasan seringkali dipandang sebagai dasar munculnya

loyalitas. Hal senada diungkapkan Jones dan Sasser (1994) bahwa loyalitas dan

kepuasan konsumen memiliki hubungan yang positif. Kepuasan yang tinggi akan

meningkatkan loyalitas konsumen, begitu pula sebaliknya semakin rendah kepuasan

maka loyalitas konsumen juga semakin rendah

Dengan memperhatikan berbagai fenomena dan hasil studi empiris yang telah

di uraikan di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai sejauh

(27)

akhirnya akan membentuk loyalitas konsumen terhadap produk telkomflexi pada PT.

Telekomunikasi Indonesia.

1.2Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas di rumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah atribut produk yang terdiri dari: harga, jaminan, dan kualitas berpengaruh

terhadap kepuasan konsumen Telkomflexi di Kota Lhokseumawe?

2. Apakah kepuasan konsumen berpengaruh terhadap loyalitas pengguna

Telkomflexi di Kota Lhokseumawe?

1.3. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh atribut produk yang terdiri dari:

harga, jaminan, dan kualitas terhadap kepuasan konsumen telkomflexi di Kota

Lhokseumawe.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepuasan konsumen terhadap

(28)

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Sebagai bahan masukan bagi PT. Telkom dalam meningkatkan kualitas

pelayanan dan meningkatkan kepuasan dan loyalitas bagi konsumen pengguna

Telkomflexi.

2. Penelitian ini dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya yang

berhubungan dengan manajemen pemasaran.

3. Penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya yang tertarik

(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Palilati, (2004), “Pengaruh Tingkat Kepuasan Terhadap Loyalitas Nasabah

Tabungan Perbankan di Wilayah Etnik Bugis”. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan

bahwa variabel teknologi tidak berpengaruh langsung terhadap loyalitas nasabah

melainkan berpengaruh terhadap kepuasan nasabah. Dari uji regresi yang telah

dilakukan yang mempunyai pengaruh besar terhadap tingkat kepuasan nasabah adalah

teknologi yang disediakan oleh bank, dilihat dari standar koefisien sebesar 0,230 dan

bernilai lebih besar dibandingkan dengan variabel nilai sebesar 0,181. Variabel

loyalitas yang menjadi variabel dependen mempunyai hubungan yang signifikan

dengan variabel kepuasan nasabah dilihat dari hasil uji regresi yang menghasilkan

standar koefisien sebesar 0,492.

Fauzan dan Gunarsih, (2008), “Pengaruh Atribut Produk dan Minat

Konsumen Terhadap Loyalitas Konsumen (Studi Kasus pada Produk AJB

Bumiputera 1921). Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa variabel atribut produk

berpengaruh terhadap loyalitas nasabah. Artinya, faktor atribut produk tersebut

mempengaruhi perilaku konsumen untuk tetap loyal kepada AJB Bumiputera 1912 di

Surakarta, sehingga faktor-faktor tersebut merupakan modal yang sangat penting.

(30)

seluruh variasi variabel loyalitas nasabah dapat dijelaskan oleh variabel manfaat inti

(core benefit), produk dasar (basic product), produk yang diharapkan (expected product), produk yang ditingkatkan (augemented product), produk potensial (potential product), dan minat nasabah yang dimasukan ke dalam model. Sisanya 0,4$ dijelaskan oleh variabel diluar model.

Marhayanie dan Sihite (2008) Pengaruh Atribut Produk terhadap Sikap

Konsumen pada Green Product Cosmetics (Studi Kasus pada Puri Ayu Martha Tilaar

Sun Plaza Medan). Uji Signifikan Simultan (Uji F) membuktikan bahwa atribut

produk yang terdiri dari variabel merek, kualitas, desain, label dan kemasan secara

bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap sikap konsumen. Uji Signifikan

Parsial (Uji-t) membuktikan bahwa variabel kualitas (X2) dan variabel kemasan (X5)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap sikap konsumen pada Green Product

Cosmetics, yaitu pada produk kosmetik Martha Tilaar, sedangkan merek (X1), desain

(X3) dan label (X4) berpengaruh positif dan negatif namun tidak signifikan terhadap

sikap konsumen.

Wijayanti (2010) Strategi Meningkatkan Loyalitas Melalui Kepuasan

Pelanggan (Studi Kasus: Produk Kartu Seluler PraBayar Mentari-Indosat Wilayah

Semarang). Peneliti menggunakan cara accidental sampling. Syarat responden yaitu telah menggunakan kartu prabayar Mentari Indosat sama dengan atau lebih dari 1

tahun. Hasil penelitiannya diperoleh parameter estimasi untuk pengujian pengaruh

(31)

Estimate sebesar 0.545 dan nilai CR sebesar 4.930 dengan probabilitas sebesar 0.000.

Oleh karena nilai probabilitas < 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel

kepuasan pelanggan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan. Kepuasan pelanggan

terjadi setelah mengkonsumsi suatu jasa yang dibelinya. Pelanggan akan

mengevaluasi pengalaman penggunaan suatu jasa untuk memutuskan apakah mereka

akan menggunakan kembali jasa tersebut. Sangat penting bagi perusahaan untuk

berfokus pada kepuasan pelanggan karena pelanggan lebih mudah mengubah

pikirannya apabila mendapatkan yang lebih baik. Pelanggan yang tidak puas akan

selalu mengganti produk mereka dengan produk pesaing. Mereka yang sangat puas

sukar untuk mengubah pilihannya. Kepuasan tinggi menciptakan kelekatan emosional

terhadap merk, hasilnya adalah kesetiaan pelanggan yang tinggi.

2.2. Atribut Produk

Produk merupakan variabel pemasaran yang paling mendasar dari bauran

pemasaran karena produk merupakan penawaran nyata oleh perusahaan pada pasar.

Keputusan-keputusan yang berkaitan dengan variabel produk dapat dijadikan

instrumen oleh perusahaan dalam kegiatan pemasaran produknya untuk

mengkomunikasikan variabel produk yang sesuai di mata konsumen, sehingga akan

menimbulkan persepsi tertentu pada konsumen yang mengkonsumsi produk tersebut,

yang diinginkan oleh produsen dan sesuai dengan yang diharapkan konsumen. Salah

(32)

produk, yaitu kualitas produk (product quality), fitur produk (product features), dan desain (design) (Kotler dan Amstrong,2001;347).

Definisi Atribut produk menurut Tjiptono (2002:103) Atribut produk adalah

unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar

pengambilan keputusan pembelian. Atribut produk meliputi merek, kemasan, jaminan

(garansi), pelayanan dan sebagainya. Atribut-atribut produk tersebut sangat

berpengaruh terhadap reaksi pelanggan akan suatu produk. Atribut produk merupakan

salah satu faktor produk yang menentukan tinggi rendahnya nilai dari suatu produk

yang dirancang oleh perusahaan.

Sementara itu Stores (Kaplan dan Norton, 1996:78), menyatakan bahwa

product attributes for its consumer value propositions: price, fashion, and quality”, yang artinya atribut produk dapat mengidentifikasikan tiga tujuan sebagai atribut

utama untuk proposisi nilai pelanggan, yaitu harga, model atau desain, dan mutu atau

kualitas. Atribut produk antara satu jenis produk dengan jenis produk lainnya

mungkin akan berbeda, karena atribut produk juga dapat memberikan suatu ciri

tertentu dari suatu produk.

Kotler, (1992) menyatakan bahwa “atribut produk adalah suatu komponen

yang merupakan sifat–sifat produk yang menjamin agar produk tersebut dapat

memenuhi kebutuhan dan keinginan yang diterapkan oleh pembeli”. Definisi produk

menurut Stanton (1993), “Sekumpulan atribut yang nyata dan tidak nyata didalamnya

(33)

pengecer yang mungkin diterima oleh pembeli sebagai suatu yang bisa memuaskan

keinginannya.”

Dengan adanya atribut yang melekat pada suatu produk yang digunakan

konsumen untuk menilai dan mengukur kesesuaian karakteristik produk dengan

kebutuhan dan keinginan. Bagi perusahaan dengan mengetahui atribut–atribut apa

saja yang bisa mempengaruhi keputusan pembelian maka dapat ditentukan strategi

untuk mengembangkan dan menyempurnakan produk agar lebih memuaskan

konsumen.

Suatu produk harus memiliki atribut yang mendukungnya, contohnya adalah

harga yang berfungsi sebagai harga beli yang berlaku bagi konsumen. Berikut ini

adalah atribut yang harus ada dalam suatu produk, yaitu :

a. Harga

Menurut Kotler dan Amstrong (2003) harga adalah jumlah uang yang ditagihkan

untuk suatu produk atau jasa, jumlah ini yang dipertukarkan konsumen untuk

manfaat yang dimiliki dengan menggunakan produk atau jasa.

b. Merek

Merek adalah semua nama, istilah, tanda, simbol, desain atau kombinasi dari

semua yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk dari satu penjual untuk

membedakannya dengan produk pesaing.

(34)

Kemasan adalah pembungkus luar produk yang berfungsi untuk melindungi

produk, memudahkan konsumen dalam memakainya, menaikan citra produk atau

bahkan sekaligus dapat dijadikan alat promosi ketika produk yang dilemparkan ke

pasaran. Dengan menciptakan bentuk kemasan yang menarik berguna untuk

meyakinkan konsumen tentang keunggulan produk tersebut.

d. Kualitas

Kualitas merupakan salah satu atribut produk yang paling penting di mata

konsumen. Konsumen akan berusaha mencari produk yang paling berkualitas

tinggi, karena menyangkut kepuasan konsumen. Oleh karena itu suatu perusahaan

harus memperhatikan kualitas produk yang akan diluncurkan kepasaran.

e. Ukuran

Ukuran suatu produk mempunyai hubungan yang erat dengan kebiasaan membeli

jumlah kebutuhan konsumen. Ini berati kebutuhan antara konsumen yang satu

dengan konsumen yang lainnya berbeda–beda, sehingga perlu menyediakan

produk dengan berbagai macam ukuran. Hal ini bertujuan agar konsumen dapat

menyesuaikan antara kebutuhannya dengan ukuran produk yang ada.

2.3. Kepuasan Pelanggan

2.3.1 Pengertian Kepuasan Pelanggan

Konsep pemasaran menegaskan bahwa kesuksesan sebuah organisasi dalam

(35)

mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan pelanggan sasarannya dan memberikan

kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien daripada para

pesaingnya.Setiap orang menyadari pentingnya kepuasan pelanggan. Jika pelanggan

tidak puas ia akan menghentikan transaksinya. Semua upaya yang dilakukan untuk

mencapai mutu dan memberikan pelayanan yang unggul tidak ada artinya sama sekali

jika tidak berusaha untuk memuaskan pelanggan.

Menurut Kotler dan Amstrong (2003) kepuasan adalah tingkat perasaan

setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dia rasakan dibandingkan dengan

harapannya. Kepuasan pelanggan sesudah pembelian tergantung penawaran yang

dibandingkan dengan harapannya”. Jadi tingkat kepuasan adalah fungsi perbedaan

antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Kalau kinerja lebih kecil dari harapan,

pelanggan akan kecewa.

Kalau kinerja sesuai harapan pelanggan akan puas. Kalau kinerja melebihi

harapan pelanggan sangat puas, pelanggan akan senang atau gembira. Untuk

perusahaan yang berwawasan pelanggan, kepuasan pelanggan adalah sasaran

sekaligus kiat pemasaran dengan langkah-langkah :

1. Perusahaan dapat menurunkan harga atau meningkatkan pelayanan.

2. Perusahaan dapat memperbaiki produksinya melalui penelitian dan

pengembangan.

3. Perusahaan dapat mengeluarkan lebih banyak dana untuk meningkatkan kepuasan

(36)

Kepuasan pelanggan adalah persepsi pelanggan bahwa harapannya terpenuhi

atau terlampaui (Gefen, 2002). Pelanggan yang puas akan mengulangi pembelian,

membeli lebih banyak dan membeli lebih sering sepanjang waktu. Kotler dan

Amstrong (2003) menyatakan bahwa “Kepuasan adalah tingkat perasasan seseorang

setelah membandingkan kinerja produk atau hasil yang ia rasakan dengan

harapannya. Tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang

dirasakan (perceived performance) dan harapan (expectations). Jika kinerja dibawah harapan, pelanggan akan tidak puas. Kalau kinerja sesuai dengan harapan, pelanggan

akan puas. Apabila kinerja melampaui harapan,pelanggan akan sangat puas, senang,

atau bahagia”.

2.3.2 Elemen-elemen Kepuasan Pelanggan

Menurut Irawan (2003) “Kepuasan pelanggan ditentukan oleh persepsi

pelanggan atas performance jasa dalam memenuhi harapan pelanggan. Pelanggan merasa puas apabila harapannya terpenuhi atau akan sangat puas jika harapan

pelanggan terlampaui”. Ada 5 (lima) penggerak utama kepuasan pelanggan, yaitu:

a. Kualitas Jasa

Pelanggan akan puas kalau setelah menggunakan jasa tersebut, ternyata

kualitasnya baik.

(37)

Untuk pelanggan yang sensitif biasanya harga murah adalah sumber kepuasan

yang penting karena akan mendapatkan value for money yang tinggi. c. Service Quality

Service quality sangat tergantung pada tiga hal, yaitu : system, teknologi dan manusia. Faktor manusia memegang kontribusi sakitar 70%, oleh karena itu

kepuasan terhadap kualitas pelayanan sulit ditiru.

d. Emotional Factor

Emotional factor yaitu rasa bangga, rasa percaya diri, simbol sukses, bagian dari kelompok orang penting, merupakan contoh emotional value yang mendasari kepuasan pelanggan.

e. Kemudahan untuk mendapat jasa tersebut

Pelanggan akan semakin puas apabila relative mudah, nyaman dan efisien dalam

mendapat pelayanan.

Kepuasan pelanggan (customer satisfaction) menjadi salah satu unsur penting yang harus diperhatikan. Sebab kepuasan pelanggan telah menjadi ukuran agar

pelanggan tetap mau menjadi mitra dalam mengembangkan bisnisnya dan menjadi

benteng dalam menenangkan persaingan. Kepuasan pelanggan dapat menjadikan

pelanggan setia (loyal) terhadap perusahaan. Di dalam mencapai kepuasan pelanggan

tersebut, kualitas pelayanan (sikap, perhatian dan tindakan) menjadi kunci utama

yang harus dikedepankan oleh perusahaan.

Salah satu cara utama yang dipakai oleh perusahaan jasa dalam membedakan

dirinya sendiri adalah dengan memberikan kualitas pelayanan yang lebih tinggi secara

(38)

bahwa “membuat pelanggan tetap bertahan mungkin merupakan ukuran terbaik untuk

kualitas dan kemampuan perusahaan jasa untuk mempertahankan pelanggannya

tergantung pada seberapa konsisten perusahaan menyampaikan nilai kepada

pelanggan”.

Menurut Wellington (1998), ”ada enam elemen yang memberikan kepuasan

kepada pelanggan, yaitu elemen produk, elemen penjualan, elemen purna jual, elemen

lokasi, elemen waktu dan elemen budaya”. Dari semua elemen tersebut, elemen

budaya member pengaruh yang paling besar karena elemen ini merupakan sumber

nilai-nilai dan sistem keyakinan yang menentukan siapa yang dilayani perusahaan,

direkturnya, pemegang sahamnya atau pelanggannya.

Hubungan keenam elemen tersebut dalam memberi kepuasan pelanggan dapat

(39)

Gambar 2.1. Elemen Pemberi Kepuasan Pelanggan Sumber : Wellington (1998)

Menurut Wellington (1998), terdapat 6 (enam) faktor yang mempengaruhi

kepuasan pelanggan, yaitu :

1. Elemen produk, terdiri dari faktor: ketersediaan, mutu, perwujudan, citra, nilai,

tukar dengan uang dan pemenuhan harapan.

2. Elemen penjualan, terdiri dari faktor: pemasaran dan penataan barang dagangan,

komunikasi verbal, lingkungan pembelian, staf, dokumentasi dan variabel

(40)

3. Elemen purna jual, terdiri dari faktor: mempertahankan perhatian yang tinggi

dan penanganan keluhan.

4. Elemen lokasi, terdiri dari faktor: lokasi, akses, keamanan dan kenyamanan,

menyediakan kebutuhan khusus pelanggan.

5. Elemen waktu, terdiri dari faktor: jam kerja, kecocokan dan ketersediaan produk,

kecepatan transaksi.

6. Elemen budaya, terdiri dari faktor: etiket, tingkah laku, hubungan internal,

hubungan eksternal dan mutu pengalaman pembeli.

Dalam rangka mempertahankan pelanggan, Mowen dan Minor (2002),

memberikan 7 (tujuh) langkah menuju sistem layanan pelanggan yang sukses, yaitu :

a. Komitmen manajemen total.

b. Kenalilah pelanggan anda.

c. Kembangkan standar kinerja layanan yang berkualitas.

d. Pekerjakan, latih dan berilah penghargaan kepada staf yang baik.

e. Berilah penghargaan atas penyelesaian layanan.

f. Tetaplah dekat ke pelanggan anda.

g. Bekerjalah menuju perbaikan yang berkesinambungan.

Program layanan pelanggan tidak bisa sukses tanpa ada komitmen dari

menajemen puncak perusahaan. Sampai tingkat managing director, kepala eksekutif bahkan pemilik perusahaan sendiri harus mengembangkan konsep yang jelas dan visi

(41)

mengkomunikasikan visinya kepada seluruh karyawan, sehingga karyawan dapat

mengerti dan dapat melaksanakannya.

Layanan pelanggan bukanlah konsep yang tidak dapat dilihat. Setiap usaha

memiliki kegiatan usaha yang khas serta dapat dikembangkan. Sebagai contoh,

berapa kali telepon bordering sebelum seseorang mengangkatnya, berapa pemrosesan

suatu pesanan, dan lain-lain. Jika standar ditetapkan untuk kegiatan usaha yang

teratur, maka keryawan juga akan menunjukkan kinerja yang superior.

Layanan kebaikan pelanggan dan program mempertahankan keefektifan

pelanggan, dapat dilakukan hanya oleh orang yang berkompeten dan mampu.

Layanan perusahaan haruslah se-profesional orang yang memberikannya. Jika

perusahaan ingin tampak baik dimata orang, maka harus memperkerjakan orang yang

baik pula. Selanjutnya karyawan tersebut harus dilatih agar memberikan hasil terbaik

dalam layanan dan program mempertahankan pelanggan. Perusahaan sebaiknya

memberikan penghargaan kepada setiap keryawan, karena karyawanlah yang

berhadapan langsung dengan pelanggan.

Perusahaan seharusnya menyediakan penghargaan materi maupun psikologis

secara intensif bagi stafnya. Kemudian perusahaan juga sebaiknya memberikan

penghargaan kepada pelanggan yang berperilaku baik. Memberi perhatian kepada

pelanggan akan menjadikan mereka bertahan dan akan memberi rujukan kepada

(42)

Tetaplah berhubungan dengan pelanggan, dan sebaiknya dilakukan riset yang

berkesinambungan untuk mempelajari pelanggan. Hubungan perusahaan dengan

pelanggan dimulai setelah transaksi selesai. Dalam hal ini perusahaan harus

menjalankan program mempertahankan pelanggan dan pelanggan akan mengetahui

sejauhmana perusahaan memperhatikan pelanggannya.

Perusahaan harus menyadari bahwa suatu sistem layanan pelanggan tidak ada

yang sempurna, oleh karena itu perusahaan harus tetap bekerja untuk mengevaluasi

setiap sistem yang diterapkannya. Tujuan perusahaan harus diarahkan untuk tetap

memuaskan pelanggan. Dalam hal ini, perusahaan perlu menyadari bahwa pelanggan

saat ini lebih terdidik daripada sebelumnya. Pelanggan lebih berhati-hati dalam setiap

pembelian yang lakukannya dan uang yang keluarkannya . Pelanggan menginginkan

nilai yang sebanding dengan uang yang dikeluarkannyya. Pelanggan juga

menginginkan layanan yang baik dan bersedia membayarnya.

2.3.3 Mengukur Kepuasan Pelanggan

Tidak ada satu pun ukuran tunggal terbaik mengenai kepuasan pelanggan

yang disepakati secara universal. Meskipun, demikian di tengah beragamnya cara

mengukur kepuasan pelanggan Tjiptono (2006), menyatakan bahwa terdapat

kesamaan paling tidak dalam 6 (enam) konsep ini mengenai objek pengukuran

kepuasan pelanggan, yaitu :

(43)

Cara yang paling sederhana untuk mengukur kepuasan pelanggan adalah langsung

menanyakan kepada pelanggan seberapa puas mereka dengan produk atau jasa

spesifik tertentu. Biasanya ada dua bagian dalam proses pengukurannya, yaitu : a)

mengukur tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk atau jasa perusahaan

bersangkutan, dan b) menilai dan membandingkannya dengan tingkat kepuasan

pelanggan keseluruhan terhadap produk atau jasa para pesaing.

2. Dimensi Kepuasan Pelanggan

Berbagai penelitian memilah kepuasan pelanggan ke dalam

komponen-komponennya. Umumnya, proses semacam ini terdiri atas empat langkah, yaitu: a)

mengidentifikasikan dimensi-dimensi kunci kepuasan pelanggan, b) meminta

pelanggan menilai produk atau jasa perusahaan berdasarkan item-item spesifik,

seperti kecepatan layanan, fasilitas layanan, atau keramahan staf layanan

pelanggan, c) meminta pelanggan menilai produk atau jasa pesaing berdasarkan

item-item spesifik yang sama, dan d) meminta para pelanggan untuk menentukan

dimensi-dimensi yang menurut mereka paling penting dalam menilai kepuasan

pelanggan secara keseluruhan.

3. Konfirmasi Harapan (Confirmation of Expectations)

Dalam konsep ini, kepuasan tidak diukur langsung, namun disimpulkan

berdasarkan kesesuaian/ketidaksesuaian antara harapan pelanggan dengan kinerja

aktual produk perusahaan pada sejumlah atribut atau dimensi penting.

(44)

Kepuasan pelanggan diukur secara behavioral dengan jalan menanyakan apakah

pelanggan akan menggunakan jasa perusahaan lagi.

5. Kesediaan Untuk Merekomendasi (Willingness to Recommend)

Dalam kasus produk yang pembelian ulangnya relatif lama atau bahkan hanya

terjadi satu kali pembelian (seperti pembelian mobil, broker rumah, asuransi jiwa,

tur keliling dunia, dan sebagainya), kesediaan pelanggan untuk merekomendasikan

produk kepada teman atau keluarganya menjadi ukuran yang penting untuk

dianalisis dan ditindaklajuti.

6. Ketidakpuasan Pelanggan (Customer Dissatisfaction)

Beberapa macam aspek yang sering ditelaah guna mengetahui ketidakpuasan

pelanggan, meliputi : a) complain, b) retur atau pengembalian produk, c) biaya

garansi, d) product recall (penarikan kembali produk dari pasar ), e) gethok tular negatif, dan f) defections (konsumen yang beralih ke pesaing).

2.4 Loyalitas Pelanggan

2.4.1. Pengertian Loyalitas dan Karakteristik Loyalitas Pelanggan

Pentingnya loyalitas pelanggan dalam pemasaran tidak diragukan lagi.

Pemasar sangat mengharapkan dapat mempertahankan pelanggannya dalam jangka

panjang, bahkan jika mungkin untuk selamanya. Usaha ini akan mendatangkan

(45)

kecenderungan lebih rendah untuk melakukan switching (berpindah merek), menjadi strong word of mouth (Mowen dan Minor, 2002).

Seorang pelanggan yang loyal akan mengurangi usaha mencari pelanggan

baru, memberikan umpan balik positif kepada organisasi. Selain itu ada keyakinan

yang kuat bahwa loyalitas memiliki hubungan dengan profitabilitas (Hallowell, 1996;

Rowley & Dawes, 1999 dalam Sunarto, 2004). Penurunan tersebut berasal dari

penurunan marketing costs, serta peningkatan penjualan. Aydin & Ozer (2005),

menyatakan bahwa perusahaan telekomunikasi kehilangan 2-4 % pelanggan mereka

per bulan, pelanggan yang tidak setia akan mengurangi jutaan pendapatan dan

keuntungan yang diperoleh. Oleh karena itu alternatif yang lebih baik adalah

melakukan berbagai upaya untuk mempertahankan pasar yang sudah ada, salah

satunya adalah melalui usaha meningkatkan kesetiaan pelanggan.

Loyalitas pelanggan dalam tahap afektif menyatakan bahwa antecedent dari

loyalitas adalah kepuasan. Namun masih ada pertentangan mengenai hal ini. Rowley

& Dawes (1997) seperti yang dijelaskan oleh Sunarto (2004) menyatakan bahwa

hubungan antara kepuasan dengan loyalitas tidak jelas. Buktinya Strauss & Neugaus

(1997) seperti yang dijelaskan oleh Sunarto (2004) menemukan bahwa sejumlah

pelanggan yang mengekspresikan kepuasan masih berpindah merek. Hal ini

mendorong penulis untuk meneliti lagi mengenai variabel ini dalam hubungannya

dengan loyalitas pelanggan. Demikian halnya dengan kaitan perpindahan merek yang

(46)

switching cost yaitu biaya yang dikeluarkan oleh pelanggan jika berpindah ke operator lain.

Masih terdapat perbedaan pendapat antara para peneliti. Penelitian yang

dilakukan oleh Griffin (1995) menunjukkan adanya kepastian bahwa pembelian

berulang yang merupakan perilaku setia (loyalty behaviour) akan meningkatkan retensi pelanggan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Feinberg (1992)

serta Van Trijp, Hoyer dan Inman (1996), dimana pembelian berulang terhadap suatu

jenis produk akan menimbulkan kebosanan yang pada akhirnya mendorong perilaku

mencari variasi sebagai faktor yang berpengaruh terhadap perpindahan merek.

Tujuan akhir dari semua perusahaan adalah apabila memiliki pelanggan yang

loyal. Namun kebanyakan perusahaan tidak mengetahui bahwa loyalitas konsumen

dapat dibentuk melalui beberapa tahapan. Mulai dari mencari calon pelanggan

potensial sampai dengan advocate customers yang akan membawa keuntungan bagi

perusahaan. Namun sebelum membahas lebih lanjut mengenai hal-hal apa saja yang

perlu dilakukan untuk dapat membentuk loyalias pelanggan, perlu diketahui terlebih

dahulu pengertian dari loyalitas pelanggan itu sendiri.

Utami (2006) menyatakan bahwa “loyalitas pelanggan adalah kesetiaan

pelanggan untuk berbelanja di lokasi ritel tertentu. Beberapa dasar untuk

mempertahankan keunggulan bersaing juga membantu menarik perhatian dan

(47)

bahwa “Loyallty is defined as non random purchase expressed over time by some decision making unit”

Dari pengertian di atas bahwa loyalitas lebih ditujukan pada suatu perilaku

yang ditujukan dengan pembelian rutin, didasarkan pada unit pengambilan keputusan.

Lebih lanjut Griffin (1995) menyatakan bahwa keuntungan-keuntungan yang

dapat diperoleh perusahaan apabila memiliki konsumen yang loyal antara lain :

1. Mengurangi biaya pemasaran (karena biaya untuk menarik konsumen baru lebih

mahal).

2. Mengurangi biaya transaksi (seperti biaya negoisasi kontrak, pemrosesan pesanan,

dan lain-lain).

3. Mengurangi biaya turn over konsumen (karena penggantian konsumen yang lebih sedikit).

4. Meningkatkan penjualan silang yang akan memperbesar pangsa pasar perusahaan. 5. World of mounth yang lebih positif dengan asumsi bahwa konsumen yang loyal

juga berarti mereka yang merasa puas.

Pelanggan yang loyal merupakan asset yang tak ternilai bagi perusahaan,

karena karakteristik pelanggan yang loyal menurut Griffin (1995) adalah :

1. Makes regular repeat purchases;

2. Purchase across product and services lines; 3. Refers others; and

(48)

Dari karakteristik pelanggan yang loyal terlihat bahwa pelanggan yang loyal

memenuhi karakteristik: melakukan pembelian ulang secara teratur, membeli diluar

lini produk atau jasa, merekomendasikan pada orang lain, dan menunjukkan

kekebalan dari daya tarik pesaing (tidak mudah terpengaruh oleh daya tarik produk

sejenis dari pesaing).

2.4.2 Tingkat Loyalitas Pelanggan

Untuk menjadi pelanggan yang loyal, seseorang pelanggan harus melalui

beberapa tahapan. Proses ini berlangsung lama, dengan penekanan dan perhatian yang

berbeda untuk masing-masing tahap, karena setiap tahap mempunyai kebutuhan yang

berbeda. Dengan memberikan masing-masing tahap dan memenuhi kebutuhan dalam

setiap tahap tersebut, perusahaan memiliki peluang yang lebih besar untuk

membentuk calon pembeli menjadi pelanggan yang loyal. Griffin (1995) menyatakan

bahwa tahap-tahap tersebut adalah :

1. Suspects

Suspects meliputi semua orang yang mungkin akan membeli barang atau jasa perusahaan. Kita menyebutnya sebagai suspects karena yakin bahwa mereka akan membeli tapi belum tahu apapun mengenai perusahaan dan barang atau jasa yang

ditawarkan.

(49)

Prospects adalah orang-orang yang memiliki kebutuhan akan produk atau jasa tertentu, dan mempunyai kemampuan untuk membelinya. Para prospects ini, meskipun mereka belum melakukan pembelian, mereka telah mengetahui

keberadaan perusahaan dan barang atau jasa yang ditawarkan, karena seseorang

telah merekomendasikan barang atau jasa tersebut padanya.

3. Disqualified Prospects

Disqualified Prospects adalah prospects yang telah mengetahui keberadaan barang atau jasa tertentu. Tetapi tidak mempunyai kebutuhan akan barang atau jasa

tersebut, atau tidak mempunyai kemampuan untuk membeli barang atau jasa

tersebut.

4. First Time Costumers

First time costomers adalah konsumen yang membeli untuk pertama kalinya. Mereka masih menjadi konsumen yang baru dari barang atau jasa pesaing.

5. Repeat Costumer

Repeat costumer adalah konsumen yang telah melakukan pembelian suatu produk

sebanyak dua kali atau lebih. Mereka adalah yang melakukan pembelian atas

produk yang sama sebanyak dua kali, atau membeli dua macam produk yang

berbeda dalam dua kesempatan yang berbeda pula.

6. Clients

(50)

dan berlangsung lama, yang membuat mereka tidak terpengaruh oleh tarikan

persaingan produk lain.

7. Advocates

Advocate membeli seluruh barang atau jasa yang ditawarkan yang ia butuhkan, serta melakukan pembelian secara teratur. Sebagai tambahan, mereka mendorong

teman-teman mereka yang lain agar membeli barang atau jasa tersebut. Ia

membicarakan tentang barang atau jasa tersebut dan membawa konsumen untuk

perusahaan tersebut.

Menurut Utami (2006) ada beberapa cara dalam membangun loyalitas

pelanggan, yaitu :

1. Mengembangkan strategi yang jelas dan tepat.

2. Menciptakan hubungan emosional dengan para konsumen melalui program

loyalitas.

Salah satu program program ritel yang jelas dalam membangun citra di benak

konsumen adalah perlunya penetapan strategi positioning. Ritel membangun loyalitas konsumen dengan perkembangan yang nyata, citra yang berbeda ditawarkan untuk

ritel, dan secara konsisten diperkuat melalui tawaran layanan sebagai pelengkap.

Positioning menekankan bahwa citra ritel ada di dalam benak konsumen (bukan dalam benak manajernya). Ritel perlu meneliti citra seperti apa yang menjadi target

pasar ritel. Sebagai contoh adalah apa yang dilakukan oleh Hero dalam membangun

(51)

Salah satu cara yang paling mudah dalam mendeteksi loyalitas pelanggan

adalah frekuensi dan persentase belanja pelanggan. Seorang pelanggan yang rutin

belanja di suatu gerai dengan total belanja sebulannya kurang lebih sama dapat

menjadi indikasi sederhana bahwa pelanggan tersebut loyal.

Diek dan Basu dalam Tjiptono (2005) telah mengkombinasikan

komponen-komponen sikap perilaku pembelian ulang, sehingga diperoleh 4 (empat) situasi

kemungkinan loyalitas pelanggan, yaitu : 1) no loyalty, 2) spurious loyalty, 3) latent loyalty, dan 4) loyalty. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini.

Tabel 2.1. Loyalitas Pelanggan Berdasarkan Sikap dan Perilaku Pembelian Ulang

Perilaku Pembelian Ulang

Kuat Lemah

Sikap Kuat Loyalty Latent Loyalty

Lemah Spurious Loyalty No Loyalty Sumber : Tjiptono (2005)

Dari Tabel 2.1 di atas dapat dijelaskan loyalitas pelanggan berdasarkan

sikap dan pembelian ulang sebagai berikut :

1. No Loyalty

Bila sikap dan perilaku ualng pelanggan sama-sama lemah, maka loyalitas tidak

terbentuk. Ada dua kemungkinan penyebabnya. Pertama, sikap yang lemah bias

terjadi bila suatu produk/jasa baru diperkenalkan dan/atau pemasarnya tidak

(52)

tersebut adalah meningkatkan kesadaran (awareness) dan preferensi konsumen melalui berbagai strategi bauran promosi. Penyebab kedua berkaitan dengan

dinamika pasar, dimana merek-merek yang berkompetisi dipersepsikan

serupa/sama. Konsekuensinya, pemasar mungkin sangat sukar membentuk sikap

yang positif/kuat terhadap produk atau perusahaannya, namun pemasar bisa

mencoba menciptakan spurious loyalty melalui pilihan lokasi yang strategis, promosi yang agresif, meningkatkan self space untuk mereknya, dan lain-lain. 2. Spurious Loyalty

Bila sikap yang relatif lemah disertai dengan pola pembelian ulang yang kuat,

maka yang terjadi adalah spurious loyalty atau captive loyalty. Situasi semacam ini dipengaruhi oleh faktor non sikap terhadap perilaku, misalnya norma subjektif dan

faktor situasional. Situasi ini dikatakan pula inertia, dimana konsumen sulit membedakan berbagai merek dalam kategori produk dengan tingkat keterlibatan

rendah, sehingga pembelian ulang dilakukan atas dasar pertimbangan situasional,

seperti familiarity (karena penempatan produk yang strategis pada rak pajangan, lokasi outlet jasa dipusat perbelanjaan atau persimpangan jalan yang ramai) atau

faktor diskon. Dalam konteks produk industrial, pengaruh sosial juga bisa

menimbulkan spurious loyalty. 3. Latent Loyalty

(53)

disebabkan pengaruh faktor-faktor non sikap yang sama kuat atau bahkan

cenderung lebih kuat daripada faktor sikap dalam menentukan pembelian ulang.

4. Loyalty

Situasi ini merupakan ideal yang paling diharapkan para pemasar, di mana

konsumen bersikap positif terhadap produk/jasa atau penyedia produk/jasa

bersangkutan dan disertai pola pembelian ulang yang konsisten.

2.5. Hubungan Kepuasan Dengan Loyalitas

Menurut Kotler (2000) jasa merupakan produk yang tidak berwujud

(intangible), hal yang dapat dinikmati oleh pelanggan adalah manfaat (benefit), yang memberikan kepuasan kepada pelanggan. Kualitas pelayanan akan mempengaruhi

kepuasan konsumen dengan memberikan atau tidak memberikan unjuk kerja (manfaat

nyata) misalnya konsumen telah berkeyakinan apabila mereka memasuki restoran

McDonald, mereka akan mendapatkan makanan, pelayanan, dengan mutu tinggi yang

dimana-mana sama, tidak peduli lokasi tempat berdirinya restoran tersebut.

Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat,

diantaranya hubungan antara perusahaan dan pelanggan menjadi harmonis,

memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas

pelanggan, dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut (word of mouth) yang menguntungkan perusahaan (Tjiptono, 2005). Kepuasan pelanggan ini

memberikan modal dasar bagi perusahaan dalam membentuk loyalitas pelanggan,

(54)

perusahaan dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan (McDougall dan Levesque,

2000).

Menurut Griffin (1995) secara garis besar terdapat empat hal yang perlu

diperhatikan perusahaan agar dapat mendorong prospek (orang-orang yang memiliki

kebutuhan akan produk atau jasa tertentu dan mempunyai kemampuan untuk

membelinya) menjadi first tune buyers (pelanggan yang membeli untuk pertama kalinya) yaitu mendengarkan segala keluhan mereka, mendiagnosa segala

permasalahan mereka, menawarkan solusi bagi permasalahan tersebut, dan belajar

dari kegagalan masa lalu.

Menurut Griffin (1995) terdapat 14 (empatbelas) hal yang perlu diperhatikan

perusahaan agar first time buyers (pelanggan yang membeli untuk pertama kalinya) melakukan pembelian ulang: 1) Tidak lupa mengucapkan terima kasih setelah

transaksi terjadi, 2) Meminta umpan baik dari mereka dan memberikan respon dengan

segera, 3) Gunakan surat yang tidak mendoktrin, maksudnya surat yang berisi tentang

cara-cara menggunakan produk jasa tanpa bersifat menggurui, 4) Tingkatkan nilai

perusahaan secara terus-menerus, 5) Menyusun database konsumen, 6) Komunikasi

secara terus-menerus, 7) Memberi gambaran tentang kepemilikan, 8) Mengubah

pembelian ulang menjadi pelayanan, 9) Memperlakukan biaya pelayanan untuk

pelanggan sebagai investasi bernilai, 10) Menjamin komunikasi dengan pengambil

(55)

Mengembangkan promosi untuk pelanggan baru, 13) Menawarkan garansi produk,

dan 14) Mengembangkan promosi nilai tambah produk.

Irawan (2003) menyatakan bahwa manfaat yang diperoleh perusahaan apabila

memiliki pelanggan yang puas adalah :

1. Pelanggan yang puas akan siap membayar dengan harga premium.

2. Biaya marketing seperti iklan akan jauh lebih efektif.

3. Pemasaran dari mulut ke mulut yang lebih baik.

4. Biaya operasional yang lebih efisien.

5. Pelanggan akan membeli lebih banyak lagi untuk produk yang memuaskan atau

melalui cross selling.

Reichheld dalam Kartajaya (2005) memberikan panduan implementasi

menyusun loyalty program yang baik. Ada 6 (enam) hal yang perlu diperhatikan didalam menyusun program loyalitas pelanggan, yaitu :

1. Usahakan tidak ada yang kalah (play win-win) ; dalam pelaksanaan program loyalitas pelanggan.

2. Jangan semua orang bias menjadi member (be picky), dan jika telah menjadi members, sebaiknya stratanya dibedakan menurut tingkatannya, misalnya silver dan gold karena pelanggan yang loyal biasanya tidak suka jika disamakan dengan pelanggan biasa.

3. Usahakan program loyalitas pelanggan sesederhana mungkin sehingga mudah

(56)

4. Jangan sembarangan dalam memberikan reward, hanya transaksi yang membawa

hasil yang mendapatkan poin reward (reward the right result).

5. Usahakan untuk selalu mendengarkan kebutuhan dan keinginan pelanggan,

kemudian berhati-hati ketika menjanjikan sesuatu (listen hard, talk straight). 6. Komunikasikan dulu manfaat kepada pelanggan sebelum mengajaknya bergabung

(preach what you practice).

2.6 Kerangka Konseptual

Atribut produk menurut Tjiptono dan Chandra (2002) adalah unsur-unsur

produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan

keputusan pembelian. Atribut produk meliputi harga, jaminan (garansi), kualitas

pelayanan, dan ini akan sangat berpengaruh terhadap reaksi pelanggan akan suatu

produk. Karena atribut produk merupakan unsur-unsur produk yang dipandang

penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian.

Atribut produk merupakan salah satu faktor produk yang menentukan tinggi

rendahnya value dari suatu produk yang dirancang oleh perusahaan. Jika value yang diterima konsumen lebih besar dari harapannya, maka konsumen akan merasa puas,

akan tetapi sebaliknya jika value yang didapatkan konsumen lebih kecil dari harapannya, maka konsumen tidak akan puas dengan produk tersebut, ini

kemungkinan konsumen akan beralih ke produk lain yang sejenis.

Harga merupakan salah satu elemen yang paling fleksibel dari atribut produk.

(57)

perilaku konsumen akan berubah (terpengaruh untuk melakukan pembelian). Zhang

(2001) menyatakan bahwa persaingan membuat dunia usaha berusaha untuk

memuaskan kebutuhan pelanggan dengan harga yang rendah. Muhmin dalam

Manurung (2009), membuktikan bahwa variabel harga memiliki pengaruh positif

terhadap kepuasan pelanggan. Ini dimaksudkan bahwa tidak selamanya harg yang

rendah memberikan kepuasan, karena ini harga menyangkut dengan gaya hidup

(style), bahwa sebahagian orang tidak menyukai harga yang murah karena dianggap semua dapat memiliki barang tersebut.

Jaminan juga merupakan bentuk komitmen perusahaan terhadap kualitas

barang yang ditawarkan ke konsumen. Konsumen akan merasa yakin dan percaya jika

perusahaan mampu memberikan jaminan bahwa produk yang dibelinya. Itu

berkualitas. Produk berkualitas mempunyai peranan penting untuk membentuk

kepuasan pelanggan. Semakin berkualitas jasa yang diberikan, maka kepuasan yang

dirasakan pelanggan akan semakin tinggi. Bila kepuasan semakin tinggi, maka dapat

menimbulkan keuntungan bagi badan usaha tersebut. (Kotler dan Amstrong, 2003).

Kepuasan pelanggan sebagai tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan

kinerja (atau hasil) yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya (Kotler, 2000).

Pelanggan setelah menerima pelayanan, mereka akan membandingkan antara

pelayanan yang diharapkan dan pelayanan yang mereka terima. Jika pelayanan yang

diterima lebih baik dari diharapkan, maka konsumen akan puas dan kepercayaan

Gambar

Gambar  2.1. Elemen Pemberi Kepuasan Pelanggan  Sumber : Wellington (1998)
Tabel  2.1.  Loyalitas Pelanggan Berdasarkan Sikap
Gambar 2.2. Kerangka Konseptual
Tabel 3.1. Operasionalisasi Variabel Hipotesis Pertama
+7

Referensi

Dokumen terkait

maka secara keseluruhan variabel atribut produk yang meliputi merek, pengemasan, harga, desain, jaminan, kualitas, dan pelayanan berpengaruh secara simultan

Dan seberapa besar pengaruh harga, kepuasan konsumen dan kualitas produk terhadap merek sepeda motor Honda.Alat analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas layanan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen, kualitas produk berpengaruh tidak signifikan

Keanekaragaman produk, kualitas pelayanan dan kepercayaan konsumen Giant Puri Anjasmoro Semarang mempunyai pengaruh secara parsial maupun simultan terhadap kepuasan

pelayanan, harga secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen dengan hasil nilai signifikan sebesar 0,000 &lt; dari nilai

Citra merek, kualitas produk, dan kepuasan konsumen secara bersama-sama (simultan) berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen Samsung Galaxy Series pada

Kualitas pelayanan dan harga berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen I Gede Surya Apria Darma (2012) Pengaruh Harga dan Kualitas Produk Terhadap Kepuasan

Berdasarkan hasil uji F menunjukkan bahwa secara simultan variabel kepercayaan merek, switching cost , dan kepuasan konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap