BULUTANGKIS DENGAN MENERAPKAN GAYA
MENGAJAR LATIHAN PADA SISWA KELAS
X SMA PARULIAN 2 MEDAN
T.A 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian
Syarat-syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
WILSON MANAEK SITUMORANG NIM : 6113112201
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRAK
WILSON MANAEK SITUMORANG. NIM 6113112197, “ Upaya Perbaikan
Proses Belajar Smash Dalam Bulutangkis Dengan Menerapkan Gaya Mengajar
Latihan Pada Siswa Kelas X SMA Parulian 2 Medan Tahun Ajaran 2015/2016 ”
Pembimbing : Dr. Suprayitno, M.Pd
Skripsi : Fakultas Ilmu Keolahragaan UNIMED 2016
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran gaya mengajar latihan terhadap hasil belajar pukulan smash dalam permainan bulu tangkis pada siswa kelas X SMA Parulian 2 Medan Tahun Ajaran 2015/2016. Dari hasil data awal (pre-test) yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam melakukan pukulan smash masih rendah dan hal ini berdampak pada hasil belajar siswa.
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dapat dianalisis. Dalam hal ini peneliti menganalisis data dengan mereduksi data dan memaparkan data dalam bentuk tabel, sehingga dapat dicari nilai rata-rata, dan persentase keberhasilan belajar.
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X/A SMA Parulian 2 Medan Tahun Ajaran 2015/2016 yang berjumlah 32 orang, diatarnya adalah 18 orang siswa putera dan14 orang siswa puteri.
Hasil penelitian pada Siklus I menunjukkan bahwa hasil belajar pukulan smash yaitu (65,62%) siswa yang tuntas dalam belajarnya, dan (34,38%) siswa yang tidak tuntas belajarnya. Hasil belajar siswa dalam melakukan pukulan smash dengan nilai rata-rata pada siklus I secara keseluruhan masih mencapai (70,93%). Pada Siklus II menunjukkan bahwa hasil belajar pukulan smash yaitu (87,50%) siswa yang tuntas dalam belajarnya dan (12,50%) siswa yang tidak tuntas dalam belajarnya, dan hasil belajar siswa secara keseluruhan dalam melakukan pukulan smash pada siklus II mencapai (76,92%).
ii
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih
dan karunia-Nya, sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan dengan baik sesuai
pada waktu yang telah direncanakan. Skripsi berjudul “ Upaya Perbaikan Proses
Belajar Smash Dalam Bulutangkis Dengan Menerapkan Gaya Mengajar Latihan
Pada Siswa Kelas X SMA Parulian 2 Medan Tahun Ajaran 2015/2016 ”. Yang
disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan dari
Fakultas Ilmu Keolahragaan.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Syawal gultom, M.Pd, sebagai Rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Bapak Dr. Budi Valianto, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Medan, Bapak Drs. Suharjo, M.Pd, sebagai Wakil Dekan
I, Bapak Syamsul Gultom, S.K.M, M.Kes, sebagai Wakil Dekan II dan Bapak
Drs. Mesnan, M.Kes, sebagai Wakil Dekan III.
3. Bapak Dr.Suprayitno,M.Pd, Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak
meluangkan waktu serta kesempatan yang begitu banyak kepada penulis.
4. Bapak Drs. Suryadi Damanik, M.Kes sebagai Ketua Prodi PJKR, dan Bapak
Usman Nasution, S.Pd, M.Pd sebagai Sekretaris Prodi PJKR di Fakultas Ilmu
iii
lingkungan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan.
6. Kepala Sekolah beserta guru-guru di SMA Parulian 2 Medan yang telah
banyak membantu penulis dalam penelitian ini.
7. Teristimewa penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada Ayahanda
Hasanuddin Situmorang dan Ibunda Mawan Sihombing, dan yang telah
memberikan kasih sayang, doa serta dorongan moral maupun materi kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Kepada Abang dan Kakak-kakak ku tercinta, yang juga memberikan
semangat dan dorongan moral kepada penulis.
9. Terima kasih buat Irmayani Sihombing yang selalu setia menemani penulis
disaat suka maupun duka dalam proses penyelesaian skripsi ini
10. Tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman - teman
seperjuangan PJS-D Reg’2011 atas dukungannya selama penyelesaian skripsi
ini. sahabat-sahabat penulis khususnya ( Zuffry Sihombing, Erwinton
Hutagalung, Rina Siregar, Putrid Nasution, Yuni Sipayung, Tri Fajar, Rishana
Gultom, Resti Siregar, Samuel Sihaloho, Novrianta Rontu Tarigan, Aldi
Ginting, Faslah Kadafi, Wahyudi Hakim, Yudi Sudirman, Roma Panjaitan,
Jul Rahman, Julfansyah, Fadli, Rian Khaedar, Faldi, Riki Irwansyah, Dwi
Syahputra, Suherianto, Novianto, Sri Astuti ) serta seluruh mahasiswa PJKR
2011 yang senantiasa mendukung penulis dengan motivasi untuk tetap
semangat dalam menyelesaikan dan memperbaiki skripsi ini.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan
iv
dan saran yang membangun untuk memperbaiki skripsi ini. Akhir kata penulis
mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semoga
skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah Ilmu Pendidikan jasmani dan
Kesehatan.
Medan, Maret 2016 Penulis
Wilson Manaek Situmorang
v
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 7
C. Pembatasan Masalah ... 7
D. Rumusan Masalah ... 8
E. Tujuan Penelitian ... 8
F. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Kajian Teori ... 10
1. Hakekat Pendidikan Jasmani ... 10
2. Hakekat Belajar dan Pembelajaran ... 16
3. Hakekat Belajar ... 17
4. Hakekat Gaya Mengajar Latihan ... 19
5. Hakekat Permainan Bulutangkis ... 25
5.1 Sejarah Permainan Bulutangkis Di Dunia ... 26
5.2 Perkembangan Bulutangkis Indonesia ... 28
vi
C. Hipotesis Tindakan ... 41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 42
B. Subjek dan Objek Penelitian ... 42
1. Subjek Penelitian ... 42
2. Objek Penelitian ... 42
C. Metode Penelitian ... 43
D. Desain Penelitian ... 43
1. Rancangan Siklus I ... 44
2. Rancangan Siklus II ... 47
E. Instrumen Penelitian ... 49
F. Teknik Analisis Data ... 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ... 56
B. Hasil Penelitian ... 57
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 72
B. Saran ... 72
DAFTAR PUSTAKA ... 74
ix
Halaman
Lampiran 1.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 76
Lampiran 2.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 80
Lampiran 3.Daftar Siswa/Deskriptor yang tidak tampak Pre-Test ... 84
Lampiran4.Format Penilaian Smash (Pre-Test) ... 92
Lampiran 5.Penilaian Hasil Belajar Pre-Test ... 93
Lampiran6.Reduksi Nilai Hasil Belajar Tes Awal (Pre-Test) ... 94
Lampiran7.Paparan Nilai Hasil Belajar Tes Awal (Pre-Test) ... 95
Lampiran 8.Format Penilaian Smash Forehand Siklus I ... 96
Lampiran9.Penilaian Hasil Belajar Siklus I ... 97
Lampiran10.Reduksi Nilai Hasil Belajar Siklus I ... 98
Lampiran11.Paparan Nilai Hasil Belajar Siklus II ... 99
Lampiran 12.Format Penilaian Smash Siklus II ... 100
Lampiran 13.Penilaian Hasil Belajar Siklus II ... 102
Lampiran 14.Reduksi Nilai Hasil Belajar Siklus II ... 103
Lampiran 15.Paparan Nilai Hasil Belajar Siklus II ... 104
Lampiran 16.Perbandingan Hasil Belajar Pada Setiap Siklus ... 105
Lampiran 17.lembar observasi penilaian kriteria guru ... 106
Lampiran 18.lembar observasi penilaian kriteria siswa ... 109
Lampiran 19.Susunan Kepanitiaan Pengambilan Data ... 112
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1.Ukuran Lapangan Bulutangkis ... 30
Gambar 2.2.Pegangan Forehand Grip ... 33
Gambar 2.3.Fase Pukulan Smash ... 34
Gambar 2.5.Fase Persiapan Pukulan Smash ... 35
Gambar 2.6.Fase Pelaksanaan Pukulan Smash ... 37
Gambar 2.7.Fase Follow-Through Pukulan Smash ... 38
Gambar 3.1.Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 43
Gambar 3.2.Bentuk Penialaian pada setiap fase smash ... 52
Gambar 4.1.Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I... 59
Gambar 4.2.Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II ... 63
Gambar 4.3.Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Setiap Siklus ... 66
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel3.1. Format Penilaian Hasil Belajar Pukulan Smash ... 50
Tabel 3.2.Kriteria Ketuntasan Minimal PJOK berdasarkan KTSP ... 54
Tabel 4.1.Deskripsi Hasil Penelitian Smash (Pre-Test) ... 56
Tabel 4.2.Hasil Observasi Penilaian Siklus I ... 59
Tabel 4.3.Frekuensi Nilai TesSmash Siklus I ... 62
Tabel 4.4.Refleksi Hasil Belajar Siklus I ... 62
Tabel 4.5.Hasil Observasi Penilaian Siklus II ... 65
Tabel 4.6.Frekunsi Nilai Tes Smash Siklus II ... 67
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berbagai bentuk permainan dalam keolahragaan memberikan kesenangan
tersendiri bagi masyarakat khususnya bagi mereka yang masih berada di dunia
pendidikan. Olahraga menjadi salah satu hal penting dalam kehidupan karena
memberikan pengaruh yang baik untuk kesehatan. Maka pendidikan jasmani
menjadi salah satu pelajaran yang wajib di dalam dunia pendidikan.
Dengan adanya pendidikan jasmani diharapkan dapat melahirkan generasi
yang sehat. Hal tersebut diatur dalam undang – undang No.12/1959 yang sebagian
isinya berbunyi ‘Bangsa Indonesia kuat dan sehat lahir batin, oleh karena itu,
pendidikan jasmani berkewajiban juga memajukan dan memelihara kesehatan
badan terutama dalam arti preventif dan juga secara correctief’.
Maka pendidikan jasmani menjadi hal yang sangat penting dalam
membantu siswa menjaga kesehatan tubuh dan melatih mengasah kemampuan
berpikir selain pelajaran sosial maupun ilmu alam. Menurut Websters New
Collegiate Dictionary ( 1980 ), pendidikan jasmani adalah pengajaran yang memberikan perhatian pada pengembangan fisik dari mulai latihan kalistenik,
latihan untuk kesehatan, senam serta performan dan olahraga pertandingan.
Ensiklopedia Indonesia menyebutkan bahwa pendidikan jasmani adalah
olahraga yang dilakukan di sekolah – sekolah, terdiri dari latihan – latihan tanpa
alat dan dengan alat, dilakukan didalam ruangan dan dilapangan terbuka.
proses pendidikan seseorang sebagai perorangan maupun anggota masyarakat
yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui kegiatan jasmani dalam
rangka memperoleh peningkatan kemampuan keterampilan jasmani, pertumbuhan
kecerdasan dan pembentukan watak ( Mardiana Ade : 2008 : 4 ).
Dengan adanya pendidikan jasmani, siswa dapat menemukan dunianya
secara nyata. Siswa menemukan kualitas dunianya dengan menggerakkan dirinya
dengan kemampuannya sendiri. Maka tugas guru pendidikan jasmani untuk
mengasah kemampuan siswanya. Guru pendidikan jasmani merealisasikan
tujuannya dengan mengajarkan dan meningkatkan aktivitas jasmani, dengan
bimbingan tujuan pendidikan, hal ini berarti bahwa murid – murid harus belajar
sesuatu dari gurunya. Siswa harus memperoleh kemajuan dalam kemampuan
aktivitas fisiknya dengan nyata. Salah satu pendidikan jasmani yang banyak
diminati oleh masyarakat dan juga para pelajar yakni olahraga bulu tangkis.
Bulutangkis bukanlah merupakan olahraga yang baru dikenal dalam dunia
pendidikan maupun kehidupan sehari – hari. Permainan bulutangkis menjadi salah
satu olahraga yang banyak diminati dari berbagai kalangan bahkan dari berbagai
usia. Walaupun dalam kehidupan sehari – hari, permainan bulu tangkis biasanya
hanya untuk kesenangan dan melepas kepenatan setelah beraktivitas. Namun lain
hal nya bagi mereka yang berprofesi sebagai pemain bulutangkis.
Permainan bulutangkis menjadi harga mati untuk nama harum bangsa
Indonesia. Nama Indonesia sangat disegani dalam cabang bulutangkis. Satu
kenyataan yang tidak terbantahkan bahwa Indonesia merupakan negara raksasa
kejuaran tingkat dunia. Keseriusan Indonesia pada permainan ini dibuktikan
dengan badan tingkat nasional yang didirikan sebagai wadah untuk mengurusi
segala hal yang terkait dengan bulutangkis. Badan tersebut disebut dengan PBSI
yang mengirimkan beberapa pemain yang berprestasi untuk bertanding ke
kejuaran level internasional juga bertanggung jawab untuk melakukan berbagai
pembinaan prestasi serta menyelenggarakan berbagai kejuaran tingkat nasional
baik untuk kategori pemain senior maupun yunior ( Setiawan Salim : 2009 : 6 ).
Permainan yang sudah booming sejak dahulu menjadi event yang sangat
bergengsi di seluruh dunia, tidak terkecuali Indonesia. Indonesia telah mendapat
berbagai penghargaan untuk permainan ini. Bulutangkis atau dalam istilah
internasional disebut dengan badminton yang diambil dari nama badminton
House, satu tempat milik bangsawan beaufort yang menempati rumah di
Glouceserthire, Inggris. Tujuan awal adalah menjaga shuttlecock tetap di udara
dalam waktu selama mungkin.
Namun dalam perkembangan selanjutnya tujuan sederhana dari aksi
memukul bola berubah. Tujuan tidak lagi untuk kesenangan, namun tujuan mulai
berubah yakni pukulan terhadap shuttelecock itu yang dilakukan dengan tujuan
membuat sulit lawan main yang berada di sisi lain lapangan untuk bisa
mengembalikannya. Permainan tidak lagi sederhana dan berubah menjadi cepat
serta sulit. Dari sinilah muncul cikal bakal permaianan modern bulu tangkis (
Setiawan Salim : 2009 : 1 – 2 ).
Kesulitan dalam permainan bulutangkis tersebut membuat siswa harus
SMA Parulian 2 Medan yang mengalami kesulitan dalam mempraktekkan
permainan bulutangkis khususnya teknik dasar dalam melakukan smash. Kendala
yang sering dihadapi siswa di SMA parulian 2 Medan tersebut ketika melakukan
smash ada kejanggalan gerakan mulai dari sikap awal hingga melakukan pukulan
smash. Bukan hanya itu, berdasarkan observasi, hasil belajar juga sangat kurang
memuasakan, baik dari nilai, penguasaan teknik, cara pemegangan raket, ayunan
pukulan, sehingga sangat berdampak pada hasil belajar yang kurang
maksimal.proses pembelajaran yang di lakukan guru dan siswa sebenarnya kurang
baik, karena sangat membosankan siswa dengan minimnya fasilitas
pembelajaran,seperti,raket,memang fasilitas seperti lapangan,cock,dan raket,tidak
memadai jika di bandingkan dengan jumlah siswa.Sehingga banyak siswa yang
fasif dan harus menunggu giliran saat terjadi proses pembelajaran materi Bulu
tangkis. Dari 32 siswa hanya 7 orang siswa yang mendapat nilai yang standar dan
mampu melakukan teknik yang seharusnya. Jumlah yang sangat sedikit dari
jumlah kelulusan siswa yang diharapkan. Berdasarkan hasil tersebut, maka ada
pengajaran yang dilakukan guru yang masih kurang maksimal sehingga
pemahaman siswa pun kurang.
Proses pembelajaran yang dilakukan gurunya sangat monoton. Kemudian
fasilitas kurang, baik shuttlecock dan raket, sehingga banyak siswa yang fasif,
lebih banyak diam dan menunggu giliran untuk bisa melakukan. Oleh karena itu
siswa harus belajar mengetahui teknik – teknik dasar tersebut dengan bentuk gaya
latihan dalam permainanan bulutangkis. Karena melalui bentuk gaya latihan guru
secara individual dan secara langsung. Bukan hanya itu, siswa dibebankan rasa
tanggung jawab, dan memungkinkan penggunaan alat lebih baik.
Karena jelas kita ketahui siswa kelas X itu masa transisi dari SMP,
sehingga dengan penggunaan gaya mengajar latihan itu akan lebih efektif dan
efisien. Maka dalam hal ini peran guru dalam memberikan teori dan praktek
haruslah sangat aktif. Sebab guru yang menjadi panduan seorang siswa dalam
melakukannya. Jika guru tidak memberikan pemahaman yang benar tentang teori
yang disampaikan, mustahil seorang siswa dapat mempraktekkan dengan baik.
Mungkin hal ini lah yang menjadi masalah yang dialami siswa SMA Parulian 2
Medan ketika memainkan bulutangkis.
Dalam memainkan bulutangkis, siswa seharusnya mengetahui teknik dasar
dengan baik, salah satunya dalam melakukan Smash. Dimana teknik ini menjadi
salah satu hal yang mendukung siswa untuk mampu menguasai permainan namun
ketika siswa tidak mampu melakukan smash dengan baik maka siswa akan
mengalami kesulitan dalam menghadapi permainan.
Demikian juga yang terjadi di SMA Parulian 2 Medan ini berdasarkan
pengamatan peneliti. Sebagai sebuah sekolah yang sudah pada tahap jenjang atas,
seharusnya siswa sudah lebih mampu dalam menguasai lapangan dalam
memainkan permainan bulutangkis. Sebaliknya yang terjadi siswa di SMA
tersebut, siswa masih dalam tahap dasar dalam permainan bulutangkis.
Dalam tahap dasar pun, siswa SMA ini masih dapat dikatakan amatir. Dari
keadaan tersebut dapat dikatakan bahwa kesungguhan siswa dalam memainkan
jasmani sangat dibutuhkan dalam mengetahui kemampuan siswanya. Siswa yang
kurang maksimal dalam permainan ini sangat dipengaruhi oleh pengajaran yang
diberikan gurunya. Jika hal ini terjadi, seorang guru dianggap belum maksimal
mengajarkan pendidikan jasmani khususnya bulutangkis.
Memang hal tersebut sangat disayangkan mengingat perkembangan
teknologi yang bisa dimanfaatkan siswa/i untuk belajar. Melalui berbagai media,
siswa dapat belajar kapan saja dan dimana saja untuk belajar tekhnik dalam
permainan bulutangkis. Dengan sering melihat dan memperagakan permainan
tersebut, maka siswa akan dapat mempelajari dan menguasai permainan dengan
baik. Tetapi permasalahannya adalah, ketika siswa dapat belajar melalui berbagai
media, namun mereka belum sepenuhnya memahami panduan tekhnik permainan
bulu tangkis dalam media tersebut. Seharusnya disinilah yang menjadi keaktifan
seorang guru pendidikan jasmani untuk mengarahkan dan memberikan
pemahaman dari setiap panduan teknik dalam media.
Permainan bulutangkis yang merupakan olahraga yang memiliki beragam
tekhnik dalam memainkannya sudah seharusnya dilakukan dengan tekhnik dasar
yang baik, salah satunya cara melakukan smash. Sangat disayangkan, jika sebagai
bangsa yang terkenal dengan bulutangkis yang ditakuti di dunia, namun dalam
dunia pendidikan masih belum dimaksimalkan. Padahal melalui dunia pendidikan
akan mempermudah para pelatih untuk mendapatkan para olahragawan yang
berbakat dalam bidang bulutangkis. Pemaksimalan dalam menjadikan bulutangkis
yang awalnya hanyalah hobi menjadi bakat yang dapat membanggakan negeri ini.
tentang “Upaya perbaikan proses belajar smash dalam bulutangkis dengan
menerapkan gaya mengajar latihan pada siswa kelas X SMA Parulian 2 Medan ”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas, ada beberapa masalah
yang dapat diidentifikasi yaitu:
1. Kemampuan Smash siswa masih rendah.
2. Kurangnya minat belajar siswa pada materi Smash dalam bulu tangkis
3. Kurang variasi pembelajaran guru terhadap materi Smash dalam Bulu
tangkis
4. Fasilitas yang terdapat sekolah kurang mendukung proses pembelajaran.
5. Pembelajaran masih berpusat kepada guru.
C. Pembatasan Masalah
Untuk lebih mempertegas sasaran masalah dan mengingat luasnya
ruang lingkup masalah serta keterbatasan waktu, dana dan kemampuan
penulis, maka perlu adanya pembatasan masalah. Adapun pembatasan
masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah “Upaya perbaikan proses
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah dan
pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan di
teliti adalah “Bagaimana upaya perbaikan smash yang dapat dilakukan guru
pendidikan jasmani dalam meningkatkan permainan bulutangkis di SMA
Parulian 2 Medan?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui bagaimana teknik dasar dalam melakukan smash melalui gaya
mengajar latihan dalam meningkatkan permainan bulutangkis di SMA Parulian 2
Medan.
F. Manfaat Peneltian
Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi guru maupun bagi
masyarakat umum. Adapun manfaatnya antara lain adalah :
1. Bagi Peneliti, dapat menambah wawasan dan pengetahuan keterampilan
penulis tentang tekhnik gaya latihan dalam upaya meningkatkan hasil
pukulan smash dalam permainan bulutangkis pada siswa.
2. Untuk guru pendidikan jasmani, hasil penelitian ini kiranya bermanfaat
sebagai bahan masukan dalam pengajaran khususnya tentang tekhnik gaya
3. Sebagai masukan kepada sekolah khususnya guru bidang study yang
bersangkutan bahwasanya dalam meningkatkan hasil permainan bulu
tangkis maka harus diperbaiki tekhnik gaya latihan yang tepat.
4. Bagi siswa diharapkan dapat meningkatkan hasil permainan bulutangkis
dengan mengetahui tekhnik gaya latihan yang tepat sehingga siswa dapat
memainkan dalam ruang lingkup yang lebih luas.
5. Sebagai referensi dan masukan bagi Akademis Fakultas Ilmu
Keolahragaan UNIMED dan pihak lain dalam melaksanakan penelitian
71
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil belajar siswa pada siklus I setelah tes hasil belajar I
dapat dilihat bahwa kemampuan awal siswa dalam melakukan Pukulan smash
masih rendah. Dari 32 orang siswa terdapat 21 orang siswa (65,62%) yang telah
mencapai ketuntasan belajar, sedangkan 11 orang siswa (34,38%) belum
mencapai ketuntasan belajar. Dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah
70,93. Sedangkan pada siklus II dapat dilihat bahwa kemampuan siswa dalam
melakukan tes hasil belajar secara klasikal sudah meningkat. Dari 32 orang siswa
terdapat 28 orang siswa (87,5%) yang telah mencapai ketuntasan belajar,
sedangkan 4 orang siswa (12,5%) belum mencapai ketuntasan belajar. Dengan
nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 76,92. Berdasarkan hasil pembahasan di
bab IV maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran dengan ”Menerapkan
Gaya Belajar Latihan dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil
belajar pukulan smash dalam permainan bulutangkis.
B. Saran
Sebagai saran yang dapat diberikan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Kepada Kepala Sekolah agar dapat memfasilitasi sarana dan prasarana yang
cukup demi berlangsungnya pembelajaran penjas yang baik.
2. Disarankan kepada guru Pendidkan Jasmani SMA Parulian 2 Medan untuk
meteri yang disesuaikan karena hal ini dapat membangkitkan semangat belajar
siswa.
3. Dari hasil penelitian ditemukan kebanyakan siswa tidak berani mengajukan
pendapat ataupun pertanyaan tentang hal-hal yang belum dimengerti secara
langsung kepada guru ketika proses pembelajaran berlangsung, maka
disarankan kepada guru yang akan melaksanakan strategi ini diharapkan dapat
mempelajari bagaimana cara memotivasi siswa untuk berani berbicara ataupun
bertanya.
4. Kepada para teman-teman mahasiswa FIK UNIMED untuk dapat mencoba
melakukan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menerapkan gaya
mengajar latihan pada materi yang lain.
Dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi para peneliti berikutnya dengan tema
DAFTAR PUSTAKA
Agus Kristiyanto. (2010 ). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Penerbit PT. Bumi Aksara.
Aqib Zainal, dkk. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Yrama Widya.
Dimyanti dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Penerbit PT.Gramedia Pustaka Utama.
Djamarah dan Zain. (1995). Strategi Belajar Mengajar. Banjarmasin : Rimeka Cipta
Grice, Tony. (2004). Bulu tangkis : Petunjuk Praktis Untuk Pemula dan Lanjut. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Muslikah. (2010). Sukses Profesi Guru Dengan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta : Perpustakaan Nasional.
Poole, James. (2008). Belajar Bulu Tangkis. Bandung : Penerbit Pionir Jaya.
Rusli,dkk. (2004). Supervisi Pedidikan Jasmani. Depdikbud : Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Rusli,dkk. (2000). Strategi Belajar Mengajar Penjas. Depdikbud : Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.
Sadiman, dkk. (1984). Media Pendidikan. Jakarta : Kepala Badan Penelitian dan Perkembangan Pendidikan dan Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Sanjaya, W. ( 2006 ). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta
Sudjana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengejar. Bandung : Tarsito.
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN( RPP )
SIKLUS I
NamaSekolah : SMA PARULIAN 2 MEDAN
Mata Pelajaran : PendidikanJasmani, OlahragadanKesehatan
Kelas/Semester : X/A
Alokasiwaktu : 2 x 45 menit
I. StandarKompetensi
Mempraktekkanberbagaiketerampilanpermainanolahragadalambentuksederhanada
nnilai-nilai yang terkandungdidalamnya.
II. KompetensiDasar
Mempraktekkanketerampilanteknikpukulansmash ,sertanilaikerjasama, kejujuran,
menghargai, semangatdanpercayadiri.
III. TujuanPembelajaran
1. Siswadapatmelakukanteknikpukulansmash
padapermainanbulutangkisdenganbaikdanbenar.
2. Siswadapatmelakukanteknikpukulansmash dengannilaikerjasama,kejujuran,
menghargai, semangatdanpercayadiri.
IV. Indikator
1. SiswamelakukanFasePersiapan
2. SiswamelakukanFasePelaksanaan
V. MateriPokok
1. Sikapposisitubuhdantanganpadasaatmelakukangerakanawalanpukulansmash
bulutangkis.
2. Sikaptubuhdantanganpadasaatperkenaan cock masihberadadiatas.
3. Sikaptubuhpadasaatgerakanlanjutan.
4. Sikapakhirpadasaatselesaimelakukangerakan smash .
Sepertigambardibawahini :
Fase yang akandinilaidalamPukulanSmash Forehand
VI. SkenarioPembelajaran
N o
Kegiatan guru Kegiatansiswa Waktu Ket
1 Pendahuluan
Membariskan siswa dan mengawali dengan doa Melakukan pemanasan
Menjelaskan pada siswa tentang kegiatan belajar
mengajar mengenai pukulan smash
Siswa berbaris dengan
tertib dan mendengarkan arahan
15 menit
Dilapangan
2 KegiatanInti
Guru memberikan dan menjelaskan materi tentang
rangkaian gerakan secara lisan dan
memperagakannya.
Guru memberikan variasi pembelajaran mengenai
tekhnik pukulan smash.
Siswa memperhatiakn
rangkaian gerakan yang dilakukan oleh guru. Siswa melakukan berbagai
bentuk variasi
pembelajaran yang
diberikan guru
40 menit
Di lapangan
3 PenilaiandanEvaluasi
guru menilai proses pelaksanaanpukulansmash
padasiswa
Siswamelakukanpukulans
mash sebanyak 3 x
Siswamemukul cock
dengantepatdanterarahkeb
Guru melakukanrefleksikepadasiswa dan
melakukanevaluasitentangmateri yang
telahdilakukansiswa
Siswamenanggapi Siswamendengarkan Siswamelakukanpen-
10
Guru mengajaksiswamelakukanpendinginan dan
ditutup dengan doa
dinginan
VII. MetodePembelajaran
Latihan
VIII. Media /AlatPembelajaran
LapanganBulutangkis
Net
Reket
Cock ( bola )
Peluit
Stop watch
XI. SumberPembelajaran
BukupendidikanJasamani, OlahragadanKesehatan
XII. Penilaian
Portofolio
Medan, Februari 2016
Diketahui,
Guru BidangStudi
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN( RPP )
SIKLUS II
NamaSekolah : SMA PARULIAN 2 MEDAN
Mata Pelajaran : PendidikanJasmani, OlahragadanKesehatan
Kelas/Semester : X/A
Alokasiwaktu : 2 x 45 menit
IX. StandarKompetensi
Mempraktekkanberbagaiketerampilanpermainanolahragadalambentuksederhanada
nnilai-nilai yang terkandungdidalamnya.
X. KompetensiDasar
Mempraktekkanketerampilanteknikpukulansmash ,sertanilaikerjasama, kejujuran,
menghargai, semangatdanpercayadiri.
XI. TujuanPembelajaran
3. Siswadapatmelakukanteknikpukulansmash
padapermainanbulutangkisdenganbaikdanbenar.
4. Siswadapatmelakukanteknikpukulansmash dengannilaikerjasama,kejujuran,
menghargai, semangatdanpercayadiri.
XII. Indikator
4. SiswamelakukanFasePersiapan
5. SiswamelakukanFasePelaksanaan
XIII. MateriPokok
5. Sikapposisitubuhdantanganpadasaatmelakukangerakanawalanpukulansmash
bulutangkis.
6. Sikaptubuhdantanganpadasaatperkenaan cock masihberadadiatas.
7. Sikaptubuhpadasaatgerakanlanjutan.
8. Sikapakhirpadasaatselesaimelakukangerakan smash .
Sepertigambardibawahini :
Fase yang akandinilaidalamPukulanSmash Forehand
XIV. SkenarioPembelajaran
N o
Kegiatan guru Kegiatansiswa Waktu Ket
1 Pendahuluan
Membariskan siswa dan mengawali dengan doa Melakukan pemanasan
Menjelaskan pada siswa tentang kegiatan belajar
mengajar mengenai pukulan smash
Siswa berbaris dengan
tertib dan mendengarkan arahan
15 menit
Dilapangan
2 KegiatanInti
Guru memberikan dan menjelaskan materi tentang
rangkaian gerakan secara lisan dan
memperagakannya.
Guru memberikan variasi pembelajaran mengenai
tekhnik pukulan smash.
Siswa memperhatiakn
rangkaian gerakan yang dilakukan oleh guru. Siswa melakukan berbagai
bentuk variasi
pembelajaran yang
diberikan guru
40 menit
Di lapangan
3 PenilaiandanEvaluasi
guru menilai proses pelaksanaanpukulansmash
padasiswa
Siswamelakukanpukulans
mash sebanyak 3 x
Siswamemukul cock
dengantepatdanterarahkeb
Guru melakukanrefleksikepadasiswa dan
melakukanevaluasitentangmateri yang
telahdilakukansiswa
Siswamenanggapi Siswamendengarkan Siswamelakukanpen-
10
Guru mengajaksiswamelakukanpendinginan dan
ditutup dengan doa
dinginan
XV. MetodePembelajaran
Latihan
XVI. Media /AlatPembelajaran
LapanganBulutangkis
Net
Reket
Cock ( bola )
Peluit
Stop watch
XIII. SumberPembelajaran
BukupendidikanJasamani, OlahragadanKesehatan
XIV. Penilaian
Portofolio
Medan, Februari 2016
Diketahui,
Guru BidangStudi
Lampiran 3
Daftar Siswa Yang Tidak Tuntas Pada Pre-Test
No Nama Siswa Indikator Deskriptor yang tidak tampak
1 Ade Retsdy Febriansyah
Fase persiapan
Fase
pelaksanaan
Fase
follow-through
Gerakan tangan yang memegang
reket keatas belum tepat.
Gerakan ayunan reket belum tepat
pada saat memukul bola
Gerakan hasil akhir tangan masih tertahan
2 Adiatma Hadi Priatna
Fase Persiapan
Fase
pelaksanaan
Fase
follow-through
Posisi badan pada memutar bahu
tidak tepat
Gerakan ayunan reket belum tepat
pada saat memukul bola
Gerakan memukul bola pada saat
bola sudah turun
Gerakan hasil akhir tangan masih tertahan
3 Boas Lambok
Simatupang
Fase persiapan
Fase
pelaksanaan
Fase
follow-through
Posisi badan pada memutar bahu
tidak tepat
Gerakan tangan yang memegang
reket keatas belum tepat.
Gerakan ayunan reket belum tepat
pada saat memukul bola
Gerakan memukul bola pada saat
bola sudah turun
Gerakan hasil akhir tangan masih tertahan
Salah tumpuan pada kaki pada saat selesai melakukan smash
4 Brian Oberto
Tampubolon
Fase persiapan
Fase
pelaksanaan
Fase
follow-through
Posisi badan pada memutar bahu
tidak tepat
Gerakan tangan yang memegang
reket keatas belum tepat.
Poisi reket saat menyentuh cock tidak benar
Gerakan ayunan reket belum tepat
pada saat memukul bola
Gerakan memukul bola pada saat
bola sudah turun
Gerakan hasil akhir tangan masih tertahan
Kaki salah tumpuan pada saat
selesai melakukan smash
5 Cindi Ariska Lubis
Fase Persiapan Posisi badan pada memutar bahu
tidak tepat
Fase
Pelaksanaan
Fase
follow-through
reket keatas belum tepat.
Poisi reket saat menyentuh cock tidak benar
Gerakan ayunan reket belum tepat
pada saat memukul bola
Gerakan memukul bola pada saat
bola sudah turun
Pada gerakan akhir tangan tidak melintasi tubuh
Gerakan hasil akhir tangan masih tertahan
Kaki salah tumpuan pada saat
selesai melakukan smash
6 Clinton
Risky.P.Naibaho
Fase Persiapan
Fase
Pelaksanaan
Fase
follow-through
Posisi badan pada memutar bahu
tidak tepat
Gerakan ayunan reket belum tepat
pada saat memukul bola
Gerakan memukul bola pada saat
bola sudah turun
Gerakan hasil akhir tangan masih tertahan
Kaki salah tumpuan pada saat
selesai melakukan smash
7 Daud William Piero
Fase persiapan
Fase
Pelaksanaan
Fase
follow-through
Gerakan tangan yang memegang
reket keatas belum tepat.
Poisi reket saat menyentuh cock tidak benar
Gerakan ayunan reket belum tepat
pada saat memukul bola
Gerakan memukul bola pada saat
bola sudah turun
Pada gerakan akhir tangan tidak melintasi tubuh
Gerakan hasil akhir tangan masih tertahan
Kaki salah tumpuan pada saat
selesai melakukan smash
8 Diana Maria
Fase Persiapan
Fase
Pelaksanaan
Posisi badan pada memutar bahu
tidak tepat
Gerakan tangan yang memegang
reket keatas belum tepat.
Poisi reket saat menyentuh cock tidak benar
Gerakan ayunan reket belum tepat
pada saat memukul bola
Gerakan memukul bola pada saat
bola sudah turun
Fase follow-through
melintasi tubuh
Gerakan hasil akhir tangan masih tertahan
Kaki salah tumpuan pada saat
selesai melakukan smash
9 Elang Mulia Lesmana
Fase Persiapan
Fase
Pelaksanaan
Fase
follow-through
Gerakan tangan yang memegang
reket keatas belum tepat.
Gerakan ayunan reket belum tepat
pada saat memukul bola
Gerakan hasil akhir tangan masih tertahan
Kaki salah tumpuan pada saat selesai melakukan smash
10 Geovani Nasthasya
Sianipar
Fase Persiapan
Fase
Pelaksanaan
Fase
follow-through
Posisi badan pada memutar bahu
tidak tepat
Gerakan tangan yang memegang
reket keatas belum tepat.
Gerakan ayunan reket belum tepat
pada saat memukul bola
Gerakan memukul bola pada saat
bola sudah turun
Gerakan hasil akhir tangan masih tertahan
Salah tumpuan pada kaki pada saat selesai melakukan smash
11 Grace Anjella Mawuntu
Fase Persiapan
Fase
Pelaksanaan
Fase
follow-through
Posisi badan pada memutar bahu
tidak tepat
Gerakan ayunan reket belum tepat
pada saat memukul bola
Gerakan memukul bola pada saat
bola sudah turun
Pada gerakan akhir tangan tidak melintasi tubuh
Gerakan hasil akhir tangan masih tertahan
Kaki salah tumpuan pada saat selesai melakukan smash
12 Handi Ersa Alfarizi
Fase Pesrsiapan
Fase
Pelaksanaan
Fase
follow-through
Posisi badan pada memutar bahu
tidak tepat
Gerakan ayunan reket belum tepat
pada saat memukul bola
Gerakan memukul bola pada saat
bola sudah turun
Gerakan hasil akhir tangan masih tertahan
Kaki salah tumpuan pada saat
13 Hendri Alexandro
Fase Persiapan
Fase
Pelaksanaan
Fase
follow-through
Posisi badan pada memutar bahu
tidak tepat
Gerakan tangan yang memegang
reket keatas belum tepat.
Gerakan ayunan reket belum tepat
pada saat memukul bola
Gerakan hasil akhir tangan masih tertahan
14 Indah Adella Sari
Fase Persiapan
Fase
Pelaksanaan
Fase
follow-through
Posisi badan pada memutar bahu
tidak tepat
Gerakan tangan yang memegang
reket keatas belum tepat.
Poisi reket saat menyentuh cock tidak benar
Gerakan ayunan reket belum tepat
pada saat memukul bola
Gerakan memukul bola pada saat
bola sudah turun
Pada gerakan akhir tangan tidak melintasi tubuh
Gerakan hasil akhir tangan masih tertahan
Kaki salah tumpuan pada saat
selesai melakukan smash
15 Isra Tahariq
Fase Persiapan
Fase
Pelaksanaan
Fase
follow-through
Posisi badan pada memutar bahu
tidak tepat
Gerakan tangan yang memegang
reket keatas belum tepat.
Gerakan ayunan reket belum tepat
pada saat memukul bola
Gerakan memukul bola pada saat
bola sudah turun
Gerakan hasil akhir tangan masih tertahan
Salah tumpuan pada kaki pada saat selesai melakukan smash
16 Jihan Nabila
Fase persiapan
Fase
Pelaksanaan
Fase
follow-through
Gerakan tangan yang memegang
reket keatas belum tepat.
Poisi reket saat menyentuh cock tidak benar
Gerakan ayunan reket belum tepat
pada saat memukul bola
Gerakan memukul bola pada saat
bola sudah turun
Pada gerakan akhir tangan tidak melintasi tubuh
Kaki salah tumpuan pada saat selesai melakukan smash
17 Kristian Theresian Hutagalung
Fase Persiapan
Fase
Pelaksanaan
Fase
follow-through
Sikap tubuh pada posisi siap tidak benar
Posisi badan pada memutar bahu
tidak tepat
Gerakan tangan yang memegang
reket keatas belum tepat.
Poisi reket saat menyentuh cock tidak benar
Gerakan ayunan reket belum tepat
pada saat memukul bola
Gerakan memukul bola pada saat
bola sudah turun
Pada gerakan akhir tangan tidak melintasi tubuh
Gerakan hasil akhir tangan masih tertahan
Kaki salah tumpuan pada saat
selesai melakukan smash
18 Mhd.Kevin Alfandi
Fase Persiapan
Fase
Pelaksanaan
Fase
follow-through
Posisi badan pada memutar bahu
tidak tepat
Gerakan ayunan reket belum tepat
pada saat memukul bola
Gerakan memukul bola pada saat
bola sudah turun
Gerakan hasil akhir tangan masih tertahan
19 Mhd. Aidil
Fase Persiapan
Fase
Pelaksanaan
Fase
follow-through
Posisi badan pada memutar bahu
tidak tepat
Gerakan ayunan reket belum tepat
pada saat memukul bola
Gerakan memukul bola pada saat
bola sudah turun
Gerakan hasil akhir tangan masih tertahan
Kaki salah tumpuan pada saat
selesai melakukan smash
20 Mutiara Manik
Fase Persiapan
Fase
Pelaksanaan
Posisi badan pada memutar bahu
tidak tepat
Gerakan tangan yang memegang
reket keatas belum tepat.
Poisi reket saat menyentuh cock tidak benar
Gerakan ayunan reket belum tepat
pada saat memukul bola
Gerakan memukul bola pada saat
Fase follow-through
Pada gerakan akhir tangan tidak melintasi tubuh
Gerakan hasil akhir tangan masih tertahan
Kaki salah tumpuan pada saat
selesai melakukan smash
21 Nabilla Raisha Zilvani
Fase Persiapan
Fase
Pelaksanaan
Fase
follow-through
Posisi badan pada memutar bahu
tidak tepat
Gerakan tangan yang memegang
reket keatas belum tepat.
Gerakan ayunan reket belum tepat
pada saat memukul bola
Gerakan memukul bola pada saat
bola sudah turun
Pada gerakan akhir tangan tidak melintasi tubuh
Gerakan hasil akhir tangan masih tertahan
Kaki salah tumpuan pada saat
selesai melakukan smash
22 Nurfadillah Lubis
Fase Persiapan
Fase
Pelaksanaan
Fase
follow-through
Posisi badan pada memutar bahu
tidak tepat
Gerakan tangan yang memegang
reket keatas belum tepat.
Gerakan ayunan reket belum tepat
pada saat memukul bola
Gerakan memukul bola pada saat
bola sudah turun
Gerakan hasil akhir tangan masih tertahan
Salah tumpuan pada kaki pada saat selesai melakukan smash
23 Oscar Geoffery
Jonanca
Fase Persiapan
Fase
Pelaksanaan
Fase
follow-through
Posisi badan pada memutar bahu
tidak tepat
Gerakan tangan yang memegang
reket keatas belum tepat.
Gerakan ayunan reket belum tepat
pada saat memukul bola
Gerakan hasil akhir tangan masih tertahan
24 Pinta Roma Lio
Fase Persiapan
Fase
Pelaksanaan
Gerakan tangan yang memegang
reket keatas belum tepat.
Poisi reket saat menyentuh cock tidak benar
Gerakan ayunan reket belum tepat
pada saat memukul bola
Fase follow-through
bola sudah turun
Pada gerakan akhir tangan tidak melintasi tubuh
Gerakan hasil akhir tangan masih tertahan
Kaki salah tumpuan pada saat
selesai melakukan smash
25 Pratiwi Ardi
Fase Persiapan
Fase
Pelaksanaan
Fase
follow-through
Posisi badan pada memutar bahu
tidak tepat
Gerakan tangan yang memegang
reket keatas belum tepat.
Poisi reket saat menyentuh cock tidak benar
Gerakan ayunan reket belum tepat
pada saat memukul bola
Gerakan memukul bola pada saat
bola sudah turun
Pada gerakan akhir tangan tidak melintasi tubuh
Gerakan hasil akhir tangan masih tertahan
Kaki salah tumpuan pada saat
selesai melakukan smash
26 Raihan Akbar Harahap
Fase Persiapan
Fase
Pelaksanaan
Fase
follow-through
Gerakan tangan yang memegang
reket keatas belum tepat.
Gerakan ayunan reket belum tepat
pada saat memukul bola
Gerakan hasil akhir tangan masih tertahan
Kaki salah tumpuan pada saat selesai melakukan smash
27 Shaleh Afif Hasibuan
Fase Persiapan
Fase
Pelaksanaan
Fase
follow-through
Sikap tubuh pada posisi siap tidak benar
Posisi badan pada memutar bahu
tidak tepat
Gerakan tangan yang memegang
reket keatas belum tepat.
Poisi reket saat menyentuh cock tidak benar
Gerakan ayunan reket belum tepat
pada saat memukul bola
Gerakan memukul bola pada saat
bola sudah turun
28 SM.Paristua
Fase Persiapan
Fase
Pelaksanaan
Fase
follow-through
Sikap tubuh pada posisi siap tidak benar
Posisi badan pada memutar bahu
tidak tepat
Gerakan tangan yang memegang
reket keatas belum tepat.
Poisi reket saat menyentuh cock tidak benar
Gerakan ayunan reket belum tepat
pada saat memukul bola
Gerakan memukul bola pada saat
bola sudah turun
Gerakan hasil akhir tangan masih tertahan
29 Syopwan Al-Rasid
Fase Persiapan
Fase
Pelaksanaan
Fase
follow-through
. Sikap tubuh pada posisi siap tidak benar
Posisi badan pada memutar bahu
tidak tepat
Gerakan tangan yang memegang
reket keatas belum tepat.
Gerakan ayunan reket belum tepat
pada saat memukul bola
Gerakan hasil akhir tangan masih tertahan
Kaki salah tumpuan pada saat selesai melakukan smash
30 Thania Hasan
Fase Persiapan
Fase
Pelaksanaan
Fase
follow-through
Posisi badan pada memutar bahu
tidak tepat
Gerakan tangan yang memegang
reket keatas belum tepat.
Poisi reket saat menyentuh cock tidak benar
Gerakan ayunan reket belum tepat
pada saat memukul bola
Gerakan memukul bola pada saat
bola sudah turun
Pada gerakan akhir tangan tidak melintasi tubuh
Gerakan hasil akhir tangan masih tertahan
Kaki salah tumpuan pada saat
selesai melakukan smash
31 Thomson Martahi
S.Sinaga
Fase Persiapan
Fase
Pelaksanaan
Gerakan tangan yang memegang
reket keatas belum tepat.
Poisi reket saat menyentuh cock tidak benar
Gerakan ayunan reket belum tepat
Fase follow-through
Gerakan memukul bola pada saat
bola sudah turun
Pada gerakan akhir tangan tidak melintasi tubuh
Kaki salah tumpuan pada saat
selesai melakukan smash
32 Viki Erlangga
Fase Persiapan
Fase
Pelaksanaan
Fase
follow-through
Posisi badan pada memutar bahu
tidak tepat
Gerakan tangan yang memegang
reket keatas belum tepat.
Gerakan ayunan reket belum tepat
pada saat memukul bola
Gerakan memukul bola pada saat
bola sudah turun
Gerakan hasil akhir tangan masih tertahan
Lampiran 4
SMA PARULIAN 2 MEDAN KELAS X/A TAHUN AJARAN 2015/2016
Nama : Boas Lambok Simatupang
Kelas : X/A
Format Penilaian Pukulan Smash Forehand Siswa Pre-Test
Indikator Aspek yang dinilai
Descriptor kebelakang dan pandangan kedepan.
3.Menggerakkan tangan yang memegang reket keatas.
4.Gerakkan lengan keatas dan mulai dari siku dan lengan bawah serta pergelangan tangan membuka kedalam.
√
Fase Pelaksanaan
1.Lakukan ayunan keatas untuk memukul cock pada posisi cock masih berada di atas.
2
2.Gerakan ayunan tangan menempatkan pergelangan tangan pada keadaan tertekuk.
√
3.Pada saat reket menyentuh cock, pergelangan tangan berubah menjadi lurus, lengan dan bidang reket tepat menghadap sasaran.
4.Dan tangan yang satunya menambah dan menjaga kecepatan
dan keseimbangan tubuh pada saat reket mengikuti arah cock waktu perkenaan smash.
√
Fase Follow-Through
1.Tangan mengayun kedepan melintasi tubuh dengan bagian
tangan yang memegang reket.
√ 2
2.Gerakan ayunan kepala reket mengayun kebawah dengan pergelangan tangan setinggi dada, sehingga terjadi suatu putaran ayunan penuh dan gerakan akhir ayunan reket menyilang ke sebelah kiri tubuh dan tidak ada gerakan yang ditahan.
4.Dan kembali keposisi tengah lapangan untuk menerima cock kembali
√
Jumlah
Lampiran 5
Tabel 1
Penilaian Tes Awal (Pre-test) Hasil Belajar Pukulan Smash Bulutangkis Siswa Kelas X/A SMA Parulian 2 Medan T.A.2015/2016
No
Lampiran 6
Tabel 2
Reduksi Nilai Tes Awal (Pre-Test)
No
Nama Jumlah Skor Keterangan
1 Ade Retsdy Febriansyah 9 85
Lampiran 7
Tabel 3
Paparan Nilai Tes Awal (Pre-Test)
No
4 Brian Oberto Tampubolon 51,67 51,67% Tidak Tuntas
5 Cindi Ariska Lubis 43,33 43,33% Tidak Tuntas
6 Clinton Risky.P.Naibaho 68,33 68,33% Tidak Tuntas
7 Daud William Piero 51,67 51,67% Tidak Tuntas
8 Diana Maria 43,33 43,33% Tidak Tuntas
9 Elang Mulia Lesmana 76,67 76,67% Tuntas
10 Geovani Nasthasya Sianipar 60 60% Tidak Tuntas
11 Grace Anjella Mawuntu 60 60% Tidak Tuntas
17 Kristian Theresian Hutagalung
43,33 43,33% Tidak Tuntas
18 Mhd.Kevin Alfandi 76,67 76,67% Tuntas
19 Mhd. Aidil 68,33 68,33% Tidak Tuntas
20 Mutiara Manik 43,33 43,33% Tidak Tuntas
21 Nabilla Raisha Zilvani 51,67 51,67% Tidak Tuntas
22 Nurfadillah Lubis 60 60% Tidak Tuntas
23 Oscar Geoffery Jonanca 76,67 76,67% Tuntas
24 Pinta Roma Lio 51,67 51,67% Tidak Tuntas
25 Pratiwi Ardi 43,33 43,33% Tidak Tuntas
26 Raihan Akbar Harahap 76,67 76,67% Tuntas
27 Shaleh Afif Hasibuan 51,66 51,66% Tidak Tuntas
28 SM.Paristua 60 60% Tidak Tuntas
29 Syopwan Al-Rasid 60 60% Tidak Tuntas
30 Thania Hasan 43,33 43,33% Tidak Tuntas
31 Thomson Martahi S.Sinaga 60 60% Tidak Tuntas
Lampiran 8
SMA PARULIAN 2 MEDAN KELAS X/A TAHUN AJARAN 2015/2016 Daftar Siswa yang Tidak Tuntas Pada Siklus 1
No Nama Siswa Indikator Deskriptor yang tidak tampak
1 Cindy Ariska Lubis
Fase persiapan
Fase
pelaksanaan
Fase
follow-through
Gerakan tangan yang memegang
reket keatas belum tepat.
Gerakan ayunan reket belum tepat
pada saat memukul bola
Gerakan hasil akhir tangan masih tertahan
2 Diana Maria
Fase Persiapan
Fase
pelaksanaan
Fase
follow-through
Posisi badan pada memutar bahu
tidak tepat
Gerakan ayunan reket belum tepat
pada saat memukul bola
Gerakan memukul bola pada saat
bola sudah turun
Gerakan hasil akhir tangan masih tertahan
3 Grace Angelia
Fase persiapan
Fase
pelaksanaan
Fase
follow-through
Posisi badan pada memutar bahu
tidak tepat
Gerakan tangan yang memegang
reket keatas belum tepat.
Gerakan ayunan reket belum tepat
pada saat memukul bola
Gerakan memukul bola pada saat
bola sudah turun
Gerakan hasil akhir tangan masih tertahan
Salah tumpuan pada kaki pada saat selesai melakukan smash
4 Indah Adela Sari
Fase persiapan
Fase
pelaksanaan
Fase
follow-through
Posisi badan pada memutar bahu
tidak tepat
Gerakan tangan yang memegang
reket keatas belum tepat.
Poisi reket saat menyentuh cock tidak benar
Gerakan ayunan reket belum tepat
pada saat memukul bola
Gerakan memukul bola pada saat
bola sudah turun
Gerakan hasil akhir tangan masih tertahan
Kaki salah tumpuan pada saat
5 Jihan Nabila
Fase Persiapan
Fase
Pelaksanaan
Fase
follow-through
Posisi badan pada memutar bahu
tidak tepat
Gerakan tangan yang memegang
reket keatas belum tepat.
Poisi reket saat menyentuh cock tidak benar
Gerakan ayunan reket belum tepat
pada saat memukul bola
Gerakan memukul bola pada saat
bola sudah turun
Pada gerakan akhir tangan tidak melintasi tubuh
Gerakan hasil akhir tangan masih tertahan
Kaki salah tumpuan pada saat
selesai melakukan smash
6 Mutiara Manik
Fase Persiapan
Fase
Pelaksanaan
Fase
follow-through
Posisi badan pada memutar bahu
tidak tepat
Gerakan ayunan reket belum tepat
pada saat memukul bola
Gerakan memukul bola pada saat
bola sudah turun
Gerakan hasil akhir tangan masih tertahan
Kaki salah tumpuan pada saat
selesai melakukan smash
7 Nurfadilah Lubis
Fase persiapan
Fase
Pelaksanaan
Fase
follow-through
Gerakan tangan yang memegang
reket keatas belum tepat.
Poisi reket saat menyentuh cock tidak benar
Gerakan ayunan reket belum tepat
pada saat memukul bola
Gerakan memukul bola pada saat
bola sudah turun
Pada gerakan akhir tangan tidak melintasi tubuh
Gerakan hasil akhir tangan masih tertahan
Kaki salah tumpuan pada saat
selesai melakukan smash
8 Pinta Roma
Fase Persiapan
Fase
Pelaksanaan
Posisi badan pada memutar bahu
tidak tepat
Gerakan tangan yang memegang
reket keatas belum tepat.
Poisi reket saat menyentuh cock tidak benar
Gerakan ayunan reket belum tepat
Fase follow-through
Gerakan memukul bola pada saat
bola sudah turun
Pada gerakan akhir tangan tidak melintasi tubuh
Gerakan hasil akhir tangan masih tertahan
Kaki salah tumpuan pada saat
selesai melakukan smash
9 Nabila Raisha
Fase Persiapan
Fase
Pelaksanaan
Fase
follow-through
Gerakan tangan yang memegang
reket keatas belum tepat.
Gerakan ayunan reket belum tepat
pada saat memukul bola
Gerakan hasil akhir tangan masih tertahan
Kaki salah tumpuan pada saat selesai melakukan smash
10 Pratiwi Ardi
Fase Persiapan
Fase
Pelaksanaan
Fase
follow-through
Posisi badan pada memutar bahu
tidak tepat
Gerakan tangan yang memegang
reket keatas belum tepat.
Gerakan ayunan reket belum tepat
pada saat memukul bola
Gerakan memukul bola pada saat
bola sudah turun
Gerakan hasil akhir tangan masih tertahan
Salah tumpuan pada kaki pada saat selesai melakukan smash
11 Tania Hasan
Fase Persiapan
Fase
Pelaksanaan
Fase
follow-through
Posisi badan pada memutar bahu
tidak tepat
Gerakan ayunan reket belum tepat
pada saat memukul bola
Gerakan memukul bola pada saat
bola sudah turun
Pada gerakan akhir tangan tidak melintasi tubuh
Gerakan hasil akhir tangan masih tertahan
Lampiran 9
SMA PARULIAN 2 MEDAN KELAS X/A TAHUN AJARAN 2015/2016
Nama : Mhd. Aidil
Kelas : X/A
Format Penilaian Pukulan Smash Forehand Siswa Pos Test I (Siklus I)
Indikator Aspek yang dinilai
Descriptor
1. Ambillah posisi siap dengan membuka kaki selebar bahu dengan menekuk kedua lutut untuk menunggu cock yang akan diterima √
3
2. Kemudian putar bahu dengan menarik salah satu kaki kebelakang dan pandangan kedepan.
3. Menggerakkan tangan yang memegang reket keatas. √ 4. Gerakkan lengan keatas dan mulai dari siku dan lengan bawah
serta pergelangan tangan membuka kedalam. √
Fase Pelaksanaan
1. Lakukan ayunan keatas untuk memukul cock pada posisi cock masih berada di atas.
2
2. Gerakan ayunan tangan menempatkan pergelangan tangan pada keadaan tertekuk.
√
3. Pada saat reket menyentuh cock, pergelangan tangan berubah menjadi lurus, lengan dan bidang reket tepat menghadap sasaran. 4. Dan tangan yang satunya menambah dan menjaga kecepatan dan
keseimbangan tubuh pada saat reket mengikuti arah cock waktu tangan yang memegang reket.
√ 3
2. Gerakan ayunan kepala reket mengayun kebawah dengan pergelangan tangan setinggi dada, sehingga terjadi suatu putaran ayunan penuh dan gerakan akhir ayunan reket menyilang ke sebelah kiri tubuh dan tidak ada gerakan yang ditahan.
3. Pada saat selesai melakukan smash posisi kaki kanan harus berada didepan apabila atlet/siswa bermain mengguna-kan tangan kanan dan sebaliknya, agar atlet atau siswa dapat mengambil bola yang mungkin dapat kembali ketika di smash.
Lampiran 10
Tabel 4
Penilaian Siklus I Hasil Belajar Pukulan Smash Bulutangkis Siswa Kelas X/A SMA Parulian 2 Medan T.A.2015/2016
No
Lampiran 11
Tabel 5
Reduksi Nilai Tes Hasil Belajar I
No
Nama Jumlah Skor Keterangan
1 Ade Retsdy Febriansyah 9 85
10 Geovani Nasthasya Sianipar 8 76,67
11 Grace Anjella Mawuntu 6 60
Lampiran 12
SMA PARULIAN 2 MEDAN KELAS X/A TAHUN AJARAN 2015/2016 Daftar Siswa yang Tidak Tuntas Pada Siklus II
No Nama Siswa Indikator Deskriptor yang tidak tampak
1 Diana Maria Fase Persiapan
Fase Pelaksanaan
Fase follow through
Posisi badan pada
tangan masih tertahan
2 Jihan Nabila Fase Persiapan
Fase Pelaksanaan
Fase follow through
Gerakan tangan yang
memegang raket ke atas belum tepat
Gerakan ayunan raket
belum tepat pada saat memukul bola
Kaki salah tumpu pada
saat selesai melakukan smash
3 Pratiwi Ardi Fase Persiapan
Fase Pelaksanaan
Fase follow through
Posisi raket saat
menyentuh cock tidak tepat
Gerakan ayunan raket
belum tepat pada saat memukul bola
Kaki salah tumpu pada
saat selesai melakukan smash
4 Tania Hasan Fase Persiapan
Fase Pelaksanaan
Fase follow through
Posisi badan pada
Lampiran 13
Tabel 6
Paparan Nilai Tes Hasil Belajar Siklus I
No
10 Geovani Nasthasya Sianipar 8 76,67% Tuntas
11 Grace Anjella Mawuntu 6 60% Tidak Tuntas
Lampiran 14
SMA PARULIAN 2 MEDAN KELAS X/A TAHUN AJARAN 2015/2016
Nama : Ade Retsdy Febriansyah
Kelas : X/A
Format Penilaian Pukulan Smash Siswa Pos Test II (Siklus II)
Indikator Aspek yang dinilai
Descriptor dengan menekuk kedua lutut untuk menunggu cock yang akan diterima
√
3
2.Kemudian putar bahu dengan menarik salah satu kaki
kebelakang dan pandangan kedepan.
√
3.Menggerakkan tangan yang memegang reket keatas.
4.Gerakkan lengan keatas dan mulai dari siku dan lengan bawah
serta pergelangan tangan membuka kedalam. √
Fase Pelaksana
an
1.Lakukan ayunan keatas untuk memukul cock pada posisi cock
masih berada di atas.
3
2.Gerakan ayunan tangan menempatkan pergelangan tangan
pada keadaan tertekuk. √
3.Pada saat reket menyentuh cock, pergelangan tangan berubah menjadi lurus, lengan dan bidang reket tepat menghadap sasaran.
√
4.Dan tangan yang satunya menambah dan menjaga kecepatan dan keseimbangan tubuh pada saat reket mengikuti arah cock waktu perkenaan smash.
√
Fase Follow-Through
1.Tangan mengayun kedepan melintasi tubuh dengan bagian tangan yang memegang reket.
√
3
2.Gerakan ayunan kepala reket mengayun kebawah dengan
pergelangan tangan setinggi dada, sehingga terjadi suatu putaran ayunan penuh dan gerakan akhir ayunan reket menyilang ke sebelah kiri tubuh dan tidak ada gerakan yang ditahan.
berada didepan apabila atlet/siswa bermain mengguna-kan tangan kanan dan sebaliknya, agar atlet atau siswa dapat mengambil bola yang mungkin dapat kembali ketika di smash. 4.Dan kembali keposisi tengah lapangan untuk menerima cock
kembali
√
Lampiran 15
Penilaian Siklus II Hasil Belajar Pukulan Smash Bulutangkis Siswa Kelas X/A SMA Parulian 2 Medan T.A.2015/2016
No
Lampiran 16
Reduksi Nilai Tes Hasil Belajar Siklus II
No
Nama Nilai Hasil Belajar Keterangan
1 Ade Retsdy Febriansyah 9 85
10 Geovani Nasthasya Sianipar 8 76,67
11 Grace Anjella Mawuntu 8 76,67
Lampiran 17
Paparan Nilai Tes Hasil Belajar Siklus II
No
Lampiran 18
Perbandingan Hasil Belajar
No
10 Geovani Nasthasya Sianipar 60 76,67 76,67
11 Grace Anjella Mawuntu 60 60 76,67
17 Kristian Theresian Hutagalung
Jumlah 1903,33 2270,07 2461,73
Rata-rata 59,22 70,93 76,92
Lampiran 19
Lembar Observasi Penilaian Kriteria Bagi Guru Siklus I Berilah tanda √ pada kolom penilaian yang disediakan.
N o
Aspek yang dinilai
Deskriptor
Cheklis Kriteria
1. Penampilan 1. Rapi
2. Bersih
3. Pakaian sesuai
4. Karismatik
1. Guru melakukan
orientasi
2. Guru melakukan
apersepsi
3. Ada usaha guru untuk
memotivasi siswa
4. Ada pemberian acuan
√ √
√
Baik
3. Pengelolaan kelas
1. Upaya guru
menerbitkan siswa
2. Upaya guru melibatkan
siswa
3. Menangani perilaku
siswa bermasalah 4. Menata fisik kelas
√
1. Menguasai bahan
2. Penyajiannya jelas 3. Penyajiannya sistematis
4. Ada pengayaan materi
√
1. Guru bersikap terbuka kepada siswa
2. Guru bersikap tegas 3. Guru bersikap objektif
4. Guru melihatkan
kesungguhanya kepada siswa
√
√
√ Baik
6. Pemanfaatan
Model
1. Penjelasan tentang
model pembelajaran
√
Pembelajaran
2. Guru membagi siswa
menjadi beberapa kelompok
3. Guru membuat lembar
kerja siswa
4. Keterampilan guru
menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah melalui metode bagian dan modifikasi bola.
√
√
7. Pemberian umpan-balik
1. Guru mendengarkan
segala sanggahan siswa 2. Guru dan siswa saling
bertanya jawab
3. Member kesempatan
yang sama bagi semua siswa
4. Bekerjasama
memecahkan masalah yang kurang dimengerti siswa
1. Katepatan memulai
pelajaran
2. Ketepatan menyajikan
materi
3. Ketepatan mengadakan
evaluasi
4. Ketepatan mengakhiri
pelajaran
1. Menyimpulkan materi
pelajaran
2. Memberi tugas
3. Menyampaikan manfaat
Keterangan :
- Sangat Baik : jika melakukan 4 deskriptor
- Baik : jika melakukan 3 deskriptor
- Kurang Baik : jika melakukan 2 deskriptor
- Tidak Baik : jika melakukan 1 deskriptor
x 100%
=69,44%
Diketahui
Guru Penjas Peneliti
Alfian Saragih S.Pd Wilson M Situmorang