PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS IV SD NEGERI 060948 MEDAN LABUHAN
T.A 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan
Pra Sekolah dan Sekolah Dasar
Oleh :
RINI SORAYA NIM: 1123111078
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSIT
AS NEGERI MEDAN
RIWAYAT HIDUP
Nama : RINI SORAYA
Tempat/ Tanggal Lahir : Medan, 05 Desember 1994
Alamat : Jl. Young Panah Hijau Medan Marelan
Jenis Kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
Anak ke- : 2 dari 3 bersaudara
Nama Orang Tua
Ayah : Muhammad Safrin
Ibu : Asnita
Nama Saudara Kandung
Abang : Reza Fauzy
Adik : Heri Bukhari
Pendidikan Formal
No Nama Sekolah Tempat Tahun Tamat
1 TK Swasta Dr. Wahidin Sudirohusodo Medan 2000
2 SD Swasta Dr. Wahidin Sudirohusodo Medan 2006
3 SMP Negeri 39 Medan Medan 2009
4 SMA Negeri 16 Medan Medan 2012
i
ABSTRAK
RINI SORAYA, 1123111078, Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA di Kelas IV SD Negeri 060948 Medan Labuhan T.A 2015/2016. Skripsi, FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN, 2016.
Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah rendahnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA khususnya pada materi pokok “Gaya”. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pokok gaya dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning di kelas IV SD Negeri 060948 Medan Labuhan T.A 2015/2016.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dalam 2 siklus dan 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 060948 Medan Labuhan T.A 2015/2016 yang berjumlah 30 orang siswa. Objek dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa pada materi pokok gaya. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan observasi dan angket.
Berdasarkan analisis data pada pra siklus, dari 30 orang siswa terdapat 12 orang (40%) yang memperoleh kriteria kurang, 13 orang siswa (43,3%) memperoleh kriteria cukup dan hanya terdapat 5 orang siswa (16,7 %) yang memperoleh kriteria baik dan persentase tingkat motivasi belajar siswa pada pra siklus yaitu 16,7%. Pada siklus I pertemuan 1, dari 30 orang siswa terdapat 9 orang (30%) yang memperoleh kriteria kurang, 9 orang siswa (30%) memperoleh kriteria cukup dan hanya terdapat 12 orang siswa (40%) yang memperoleh kriteria baik dengan persentase tingkat motivasi belajar secara klasikal pada siklus I pertemuan 1 yaitu sebesar 40%. Pada siklus I pertemuan 2 diperoleh data dari 30 orang siswa, terdapat 4 orang (13,3%) yang memperoleh kriteria kurang, 9 orang siswa (30%) memperoleh kriteria cukup dan hanya terdapat 17 orang siswa (56,7%) yang memperoleh kriteria baik dan persentase tingkat motivasi belajar secara klasikal pada siklus I pertemuan 2 yaitu 56,7%. Kemudian mengalami peningkatan pada siklus II pertemuan 1, terdapat 7 orang siswa (23,3%) memperoleh kriteria cukup, terdapat 17 orang siswa (56,7%) yang memperoleh kriteria baik dan 6 orang siswa (20%) mendapatkan kriteria yang sangat baik, persentase tingkat motivasi belajar secara klasikal pada siklus II pertemuan 1 yaitu menjadi 76,7%. Pada siklus II pertemuan 2 terdapat 3 orang siswa (10%) memperoleh kriteria cukup, 20 orang siswa (66,7%) yang memperoleh kriteria baik dan 7 orang (23,3%) memperoleh kriteria sangat baik, dengan persentase tingkat motivasi belajar secara klasikal yaitu 90%. Dari 30 orang siswa, hasil dari nilai rata-rata angket siswa pada siklus I yaitu 75,36 dan meningkat pada siklus II menjadi 85,03.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi yang merupakan salah
satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Medan.
Dalam penyusunan skripsi ini banyak mendapat hambatan, namun karena
dukungan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikannya. Dengan
ikhlas dan kerendahan hati peneliti mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing, Bapak Drs. Robenhart Tamba, M.Pd yang penuh perhatian dan
kesabaran membimbing peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.
Ucapan terima kasih yang teristimewa dan tak terhingga peneliti sampaikan
kepada kedua orang tua, Muhammad Safrin dan Asnita yang telah memberikan
kasih sayang dan tak henti-hentinya berdoa untuk keberhasilan peneliti. Pada
kesempatan ini juga, peneliti ingin menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya
berkat dukungan serta bimbingannya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku rektor Universitas Negeri
Medan
2. Bapak Dr. Nasrun, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan
3. Bapak Prof. Dr. Yusnadi, MS selaku Wakil Dekan I, Bapak Drs. Aman
Simare-mare, MS selaku Wakil Dekan II, dan Bapak Drs. Edidon
Hutasuhut, M.Pd selaku Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Medan.
4. Bapak Drs. Khairul Anwar, M.Pd selaku Ketua Jurusan PPSD Fakultas Ilmu
iii
5. Ibu Dr. Naeklan Simbolon, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan PPSD Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan dan selaku dosen pembimbing
akademik yang telah membimbing penulis dari awal hingga akhir
perkuliahan.
6. Bapak Drs. Robenhart Tamba, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah penuh kesabaran dan perhatian memberikan bimbingan, pengarahan,
petunjuk demi terselesaikannya skripsi ini.
7. Bapak Prof. Dr. Yusnadi, MS, Ibu Dra. Rosliana Sitompul, M.Pd dan Ibu
Dra. Nurmayani, M.Ag selaku dosen penyelaras dan penguji skripsi yang
telah banyak memberikan saran dan masukan kepada peneliti dalam
penulisan skripsi ini.
8. Bapak Drs. Ingan Pulung Ginting selaku Kepala Sekolah di SD Negeri
060948 Medan Labuhan yang telah memberikan izin pelaksanaan penelitian
dan Bapak Erpan Sihotang, S.Pd selaku Wali Kelas IV SD Negeri 060948
Medan Labuhan.
9. Sahabat-sahabat peneliti yaitu Erwina, Indah, Wyndha, Fatimah, Putri Nur,
Nuraqlia, Nurbaina serta yang teristimewa Mhd. Suko Wiyoto yang selalu
memberikan motivasi kepada saya untuk segera menyelesaikan skripsi.
10. Teman-teman kelas B1 Reguler 2012 dan teman-teman PPL di SD Negeri
101771 Tembung serta teman-teman lainnya yang telah berbagi suka dan
duka bersama peneliti selama perkuliahan.
Medan, Maret 2016
iv
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK... i
KATA PENGANTAR... ii
DAFTAR ISI... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang Masalah... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 6
1.3 Batasan Masalah... 6
1.4 Rumusan Masalah ... 6
1.5 Tujuan Penelitian ... 7
1.6 Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
2.1 Kerangka Teoritis ... 8
2.1.1 Pengertian Pendekatan Pembelajaran... 8
2.1.2 Pengertian Contextual Teaching and Learning... 9
2.1.2.1 Asas- Asas Contextual Teaching and Learning... 11
2.1.2.2 Langkah-Langkah Penerapan Pendekatan CTL.... 15
2.1.2.3 Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan CTL... 16
2.1.3 Pengertian Belajar... 17
2.1.4 Pengertian Motivasi ... 18
2.1.4.1 Ciri- Ciri Motivasi ... 19
v
2.1.4.3 Bentuk-Bentuk Motivasi di Sekolah ... 20
2.1.4.4 Upaya Meningkatkan Motivasi... 21
2.1.5 Pembelajaran Imu Pengetahuan Alam ... 22
2.1.5.1 Gaya ... 23
2.2 Kerangka Konseptual ... 24
2.3 Hipotesis Tindakan ... 26
BAB III METODE PENELITIAN... 27
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27
3.2 Jenis Penelitian ... 27
3.3 Subjek dan Objek Penelitian ... 27
3.4 Definisi Operasional Variabel ... 27
3.5 Desain Penelitian ... 28
3.6 Prosedur Penelitian ... 30
3.6.1 Siklus I... 30
3.6.2 Siklus II ... 33
3.7 Alat Pengumpulan Data ... 35
3.8 Teknik Analisis Data ... 38
3.9 Tingkat Keberhasilan Penelitian ... 40
3.10 Jadwal Penelitian ... 41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN... 42
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 42
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 43
4.3 Hasil Penelitian Siklus I Pertemuan 1 dan 2 ... 45
4.4 Hasil Penelitian Siklus II Pertemuan 1 dan 2 ... 62
vi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 82
5.1 Kesimpulan ... 82
5.2 Saran ... 84
DAFTAR PUSTAKA... 85 LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar ... 36
Tabel 3.2 Kriteria Tingkat Motivasi Belajar Siswa dalam % ... 39
Tabel 3.3 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 41
Tabel 4.1 Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa Pra Siklus ... 44
Tabel 4.2 Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 1 ... 50
Tabel 4.3 Persentase Motivasi Belajar Siswa Secara Klasikal pada Siklus I Pertemuan 1 ... 51
Tabel 4.4 Lembar Observasi Kegiatan Mengajar Guru Siklus I Pertemuan 1.53 Tabel 4.5 Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 2 ... 57
Tabel 4.6 Persentase Motivasi Belajar Siswa Secara Klasikal pada Siklus I Pertemuan 2 ... 58
Tabel 4.7 Hasil Angket Siswa Siklus I ... 60
Tabel 4.8 Lembar Observasi Kegiatan Mengajar Guru Siklus I Pertemuan 2...61
Tabel 4.9 Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus II Pertemuan 1 .... 66
Tabel 4.10 Persentase Motivasi Belajar Siswa Secara Klasikal pada Siklus II Pertemuan 1 ... 67
Tabel 4.11 Lembar Observasi Kegiatan Mengajar Guru Siklus II Pertemuan 1... 69
viii
Tabel 4.13 Persentase Motivasi Belajar Siswa Secara Klasikal pada Siklus II
Pertemuan 2 ... 74
Tabel 4.14 Hasil Angket Siswa Siklus II... 76
Tabel 4.15 Lembar Observasi Kegiatan Mengajar Guru Siklus II
Pertemuan 2... 77
Tabel 4.16 Hasil Persentase Motivasi Belajar Siswa Siklus I dan
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Skema Pelaksanaan Tindakan Kelas Model Kemmis dan
Mc.Taggart ... 29
Gambar 4.1 Peneliti memberikan pengarahan dan memberikan motivasi kepada siswa untuk aktif dalam pembelajaran... 47
Gambar 4.2 Siswa diminta untuk menyebutkan macam-macam gaya dari Gambar-gambar yang disediakan ... 48
Gambar 4.3 Salah satu dari siswa mencontohkan bahwa gaya terjadi pada saat mendorong meja... 48
Gambar 4.4 Grafik motivasi belajar siswa pada siklus I pertemuan 1 ... 51
Gambar 4.5 Peneliti mengabsen daftar kehadiran siswa ... 56
Gambar 4.6 Grafik motivasi belajar siswa pada siklus I pertemuan 2 ... 58
Gambar 4.7 Siswa diminta membaca materi yang dipelajari dari buku... 63
Gambar 4.8 Antusias siswa dalam membuat kesimpulan dari materi yang dipelajari ... 65
Gambar 4.9 Grafik motivasi belajar siswa pada siklus II pertemuan 1 ... 67
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1... 86Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 2... 94
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan 1... 102
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan 2... 109
Lampiran 5 Lembar Observasi Guru Siklus I... 117
Lampiran 6 Lembar Observasi Guru Siklus II... 123
Lampiran 7 Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa Pra Siklus ... 125
Lampiran 8 Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus I ... 127
Lampiran 9 Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus II... 131
Lampiran 10 Lembar Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus I ... 135
Lampiran 11 Lembar Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus II ... 137
Lampiran 12 Nama-Nama Siswa Kelas IV SD NegerI 060948 Medan Labuhan... 139
Lampiran 13 Rekapitulasi Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa Pra Siklus... 140
Lampiran 14 Rekapitulasi Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 1...141
Lampiran 15 Rekapitulasi Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 2... 142
Lampiran 16 Rekapitulasi Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus II Pertemuan 1... 143
Lampiran 17 Rekapitulasi Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus II Pertemuan 2... 144
Lampiran 18 Rekapitulasi Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus I... 145
Lampiran 19 Rekapitulasi Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus II ... 146
Lampiran 20 Dokumentasi Penelitian... 147
Surat Izin Penelitian dari UNIMED
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan alam. IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang
disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan
yang dilakukan oleh manusia sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
IPA merupakan wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri,
alam sekitar dan prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di
dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut bertujuan agar peserta didik dapat
memperoleh pengalaman langsung sehingga dapat menambah kekuatan untuk
menerima, menyimpan, dan menerapkan konsep yang telah dipelajarinya. Ilmu
Pengetahuan Alam juga dapat melatih siswa berpikir kritis dan objektif. Berpikir
kritis dan objektif dapat membuat siswa untuk lebih memahami dan memaknai
materi pelajaran yang dipelajari.
Pada proses pembelajaran, diharapkan siswa mampu untuk lebih
memahami dan memaknai materi pembelajaran dengan baik. Untuk mencapai
tujuan tersebut, guru harus dapat memberikan motivasi dan dorongan kepada
siswa dalam proses pembelajaran dan guru harus kreatif dalam mengelola
kegiatan pembelajaran. Hal tersebut dilakukan agar pengembangan materi
pelajaran dapat diserap oleh peserta didik dengan baik sehingga tujuan pengajaran
2
dapat tercapai dengan baik pula. Dalam mengelola kegiatan pembelajaran, guru
harus dapat menciptakan suasana lingkungan belajar yang aktif, nyaman dan
menyenangkan. Mengajar bukanlah semata-mata untuk makna penyampaian ilmu
pengetahuan kepada siswa saja, akan tetapi juga terkandung makna penciptaan
lingkungan didalamnya.
Lingkungan belajar yang aktif, nyaman dan menyenangkan merupakan
lingkungan belajar yang memungkinkan siswa dengan guru berinteraksi secara
penuh untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Motivasi belajar merupakan
salah satu faktor penting dalam proses pembelajaran. Motivasi belajar penting
bagi siswa dan juga bagi guru. Motivasi belajar bagi siswa berperan penting untuk
menyadarkan kedudukan siswa pada awal belajar, proses dan hasil akhir
pembelajaran. Selain itu, digunakan untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran
dan membesarkan semangat belajar siswa. Siswa yang memiliki motivasi belajar
yang rendah akan berbeda dengan siswa yang memiliki motivasi belajar yang
tinggi. Hal tersebut terlihat dari kegiatan siswa saat mengikuti pembelajaran di
kelas pada saat guru mengajar.
Motivasi belajar juga penting diketahui oleh seorang guru. Seorang guru
harus memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi belajar pada siswa.
Hal tersebut dilakukan agar guru dapat memelihara dan membangkitkan semangat
siswa untuk belajar. Guru juga dapat mengetahui dan memahami motivasi belajar
siswa di kelas yang bermacam ragam. Mulai dari sikap acuh tak acuh pada
pelajaran, ada yang bermain dan cepat merasa bosan pada pelajaran sehingga
tidak memusatkan perhatian terhadap pelajaran tetapi ada juga yang memusatkan
3
Guru sebagai motivator siswa, harus dapat memahami kondisi siswa
tersebut agar siswa tidak cepat merasa bosan dalam belajar sehingga tujuan
pembelajaran yang dikehendaki dapat tercapai dengan baik. Proses belajar
diselenggarakan di lingkungan formal atau sekolah dimaksudkan untuk
mengarahkan perubahan pada diri siswa agar terencana baik dalam pengetahuan,
sikap dan keterampilan. Terciptanya interaksi dan hubungan timbal balik
merupakan salah satu syarat penting dalam keberlangsungan proses pembelajaran.
Hal tersebut dapat terlaksana jika proses belajar mengajar direncanakan dan
dilaksanakan secara professional dengan memiliki kemampuan mengelola
komponen pembelajaran.
Interaksi dalam proses pembelajaran mempunyai arti yang lebih luas, tidak
sekedar hubungan antara guru dengan siswa, tetapi berupa interaksi edukatif.
Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran,
melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar. Pada
proses pembelajaran, guru dan siswa saling berinteraksi dan bekerjasama dalam
menciptakan suasana kelas yang aktif dan menyenangkan. Pada proses
pembelajaran sangat diperlukannya interaksi antara guru dan siswa dalam
mencapai suatu tujuan. Agar tujuan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan,
maka sangat diperlukan interaksi yang positif yang terjadi antara guru dengan
siswa. Salah satu interaksi dalam pembelajaran adalah bagaimana cara guru dalam
meningkatkan motivasi belajar dari siswa. Maka dari itu, dalam proses
pembelajaran diperlukan pendekatan pembelajaran yang dapat mengupayakan
bagaimana cara siswa berinteraksi dengan lingkungannya terutama berinteraksi
4
Setelah peneliti melakukan observasi di SD Negeri 060948 Medan
Labuhan, peneliti melihat rendahnya aktivitas belajar siswa terutama pada
pelajaran IPA. Hal tersebut tampak pada rendahnya pemahaman siswa terhadap
konsep materi yang diajarkan karena tingkat motivasi belajar siswa yang masih
rendah. Pada proses pembelajaran yang berlangsung, terlihat hanya 5 orang siswa
(16,7%) yang memiliki kriteria motivasi baik, sebanyak 13 orang siswa (43,3%)
memiliki kriteria motivasi cukup dan 12 orang siswa (40%) memiliki kriteria
motivasi kurang. Kriteria –kriteria tersebut dilihat berdasarkan indikator-indikator
motivasi belajar. Rendahnya motivasi belajar siswa dapat disebabkan oleh faktor
orang tua, faktor guru dan faktor siswa itu sendiri.
Faktor dari orang tua misalnya orang tua kurang memperhatikan
perlengkapan sekolah anaknya misalnya alat tulis maupun buku pelajaran yang
dibutuhkan dalam belajar. Hal tersebut mengakibatkan siswa akan sulit mengikuti
pelajaran pada saat proses belajar. Faktor dari guru yang terlihat di lapangan dapat
dilihat dari kurangnya kemampuan guru menciptakan lingkungan kelas yang aktif
dan menyenangkan. Hal tersebut berasal dari guru yang kurang menerapkan
pendekatan pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk belajar. Guru juga
kurang menggunakan media dalam menjelaskan materi pelajaran sehingga siswa
kurang termotivasi dan tidak tertarik mengikuti pelajaran yang disampaikan.
Siswa cepat merasa bosan sehingga tidak tercipta suasana kelas yang aktif dan
menyenangkan.
Untuk dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi tersebut,
maka guru diharapkan dapat mengatasi hal tersebut dengan melakukan perbaikan
5
terutama dalam menguasai materi yang diajarkan guru dengan menggunakan
pendekatan pembelajaran. Sebuah pendekatan tersebut diharapkan dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa dengan membuat proses pembelajaran
menjadi lebih menarik dan tidak membosankan. Guru yang professional juga akan
tercermin dalam pelaksanaan tugas-tugasnya ditandai dengan keahlian yang
dimilikinya baik dalam materi, metode, strategi maupun pendekatan. Salah
satunya yaitu sebuah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah pendekatan yang
menekankan bahwa siswa merupakan pemegang peran dalam proses kegiatan
pembelajaran dan guru merupakan motivator yang berusaha membuat siswa
terdorong dan tertarik akan materi pelajaran dan juga fasilitator yang
memfasilitasi siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran.
Pendekatan Contextual Teaching and Learning adalah salah satu
pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa
secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan
menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata, sehingga mendorong siswa
untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Hal tersebut akan
memotivasi siswa untuk belajar aktif dan siswa lebih memahami dan memaknai
materi yang dipelajari.
Maka, atas dasar inilah peneliti mengadakan penelitian dengan judul
:“Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning dalam
6
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti dapat mengidentifikasi
beberapa masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Siswa kurang memahami materi pelajaran IPA disebabkan oleh rendahnya
motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA.
2. Guru kurang menerapkan pendekatan pada saat proses pembelajaran akibatnya
siswa kurang berinteraksi dengan lingkungan belajarnya.
3. Guru kurang menggunakan media pada saat mengajar akibatnya siswa kurang
tertarik pada materi pelajaran yang disampaikan.
1.3 Batasan Masalah
Agar penelitian ini dapat berjalan baik, lancar dan terarah maka peneliti
membuat batasan masalah. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut : Penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pokok gaya di kelas IV SD Negeri 060948 Medan Labuhan T.A 2015/2016.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah “Apakah dengan menerapkan pendekatan Contextual
Teaching and Learning dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata
pelajaran IPA materi pokok gaya di kelas IV SD Negeri 060948 Medan Labuhan
7
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi belajar siswa
pada mata pelajaran IPA materi pokok gaya dengan menerapkan pendekatan
Contextual Teaching and Learning di kelas IV SD Negeri 060948 Medan
Labuhan T.A 2015/2016.
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil dari pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut:
1. Bagi siswa, melalui penerapan pendekatan Contextual Teaching and
Learning dapat meningkatkan motivasi belajar siswa terutama pada
pelajaran IPA.
2. Bagi guru, dapat menjadi bahan masukan mengenai pendekatan
Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa pada pelajaran IPA.
3. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan untuk meningkatkan mutu
pendidikan dalam mendidik siswa.
4. Bagi peneliti, menambah wawasan dan pengetahuan dengan menggunakan
pendekatan Contextual Teaching and Learning di dalam kegiatan
pembelajaran yang berlangsung.
5. Sebagai bahan referensi dan masukan bagi civitas akademik Fakultas Ilmu
82
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian yang dilakukan dengan
menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa yang dilakukan oleh peneliti di Kelas IV SD Negeri
060948 Medan Labuhan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning pada
kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran IPA dapet meningkatkan
motivasi belajar siswa pada materi pokok “Gaya” di kelas IV SD Negeri
060948 Medan Labuhan.
2. Motivasi belajar siswa meningkat setelah diberi tindakan dan diamati dengan
lembar observasi siswa dan angket motivasi belajar siswa.
3. Pada lembar observasi pada pra siklus dari 30 orang siswa terdapat 12 orang
(40%) yang memperoleh kriteria kurang, 13 orang siswa (43,3%) memperoleh
kriteria cukup dan hanya terdapat 5 orang siswa (16,7 %) yang memperoleh
kriteria baik dan persentase motivasi secara klasikal pada pra siklus yaitu
16,7%
4. Pada lembar observasi siswa pada siklus I terdapat 9 orang siswa (30%)
memperoleh kriteria motivasi kurang, 9 orang siswa (30%) memperoleh
kriteria motivasi cukup dan 12 orang siswa (40%) memperoleh kriteria
motivasi baik dan persentase motivasi siswa secara klasikal pada siklus I
83
pertemuan 1 sebesar 40% dan tergolong sedang dan masih kurang tinggi pada
pertemuan 1.
5. Pada pertemuan 2 motivasi belajar siswa meningkat terdapat 4 orang siswa
(13,3%) memperoleh kriteria motivasi kurang, 9 orang siswa (30%)
memperoleh kriteria motivasi cukup, 17 orang siswa (56,7%) memperoleh
kriteria motivasi baik dengan persentase motivasi siswa secara klasikal sebesar
56,7%.
6. Walaupun sudah meningkat namun motivasi belajar siswa belum sesuai
dengan hasil yang diinginkan. Maka perlu dilakukan tindakan selanjutnya
yaitu pada siklus II. Data yang diperoleh dari lembar observasi pada
pertemuian 1 juga meningkat tidak terdapat siswa (0%) yang memperoleh
kriteria motivasi kurang, terdapat 3 orang siswa (10%) memperoleh kriteria
motivasi cukup, 20 orang siswa (66,7%) memperoleh kriteria motivasi baik
dan 7 orang siswa (23,3%) memperoleh kriteria motivasi sangat baik dengan
persentase motivasi belajar secara klasikal yaitu 76,7% dan tergolong tinggi
namun belum sesuai target yang ingin dicapai.
7. Data yang diperoleh dari lembar observasi pada siklus II pada pertemuan II,
tidak terdapat siswa (0%) yang memperoleh kriteria motivasi kurang, 3 orang
siswa (10%) memperoleh kriteria motivasi cukup, 20 orang siswa (66,7%)
memperoleh kriteria motivasi baik dan 7 orang siswa (23,3%) memperoleh
kriteria motivasi sangat baik dan didapatkan persentase motivasi belajar siswa
secara klasikal sebesar 90%. Maka sudah sesuai dengan target yang diinginkan
84
8. Dari hasil perhitungan observasi guru pada siklus I pertemuan 1 peneliti
memperoleh nilai 70,3 dengan kriteria baik dan meningkat di pertemuan 2
menjadi 78,12 dengan kriteria baik. Dari hasil tersebut belum mencapai target
yang diinginkan maka dilakukan tindakan selanjutnya yaitu pada siklus II .
Pada siklus II pertemuan 1, terjadi peningkatan menjadi 85,9 dengan kriteria
baik dan pada pertemuan 2, peneliti memperoleh nilai 87,5 dengan kriteria
baik. Untuk angket pada siklus 1, dari 30 orang siswa didapatkan nilai
rata-rata kelas yaitu 75,36. Kemudian meningkat dan hasil dari nilai rata-rata-rata-rata
angket siswa pada siklus II yaitu 85,03.
5.2Saran
Berdasarkan dari kesimpulan yang telah dipaparkan, maka sesuai dengan
pengalaman melaksanakan penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan, maka
peneliti menyusun saran-saran sebagai berikut:
1. Kepala sekolah memberikan pelatihan pelatihan untuk meningkatkan
keterampilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan menerapkan
pendekatan Contextual Teaching and Learning.
2. Kepada guru, disarankan agar dapat menerapkan pendekatan Contextual Teaching
and Learning untuk dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
3. Kepada siswa untuk dapat mempertahankan dan lebih meningkatkan motivasi
belajar siswa agar menjadi lebih baik lagi.
4. Kepada peneliti lain yang ingin menguji keefektifan pendekatan Contextual
Teaching and Learning pada materi yang berbeda ataupun pada kelas yang
berbeda disarankan agar memperhatikan dan memahami setiap langkah-langkah
85
DAFTAR PUSTAKA
A.M, Sardiman. 2010. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Pers.
Arikunto, S. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Aqib, Zainal, dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.
Dewi, Rosmala. 2010. Profesionalisasi Guru Melalui PTK. Medan: Pasca Sarjana Unimed.
Djamarah, S. Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Noor, Julianyah. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana.
Istarani dan Muhammad Ridwan. 2015. 50 Tipe Strategi dan Teknik Pembelajaran Kooperatif. Medan: Media Persada.
Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif . Yogyakarta: Ar - Ruzz Media.
Siregar, Eveline. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Takari, Enjah. 2009. Pembelajaran IPA dengan SAVI dan Konstektual. Sumedang: Genesindo.