• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS IV SD NEGERI 060948 MEDAN LABUHAN T.A 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS IV SD NEGERI 060948 MEDAN LABUHAN T.A 2015/2016."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS IV SD NEGERI 060948 MEDAN LABUHAN

T.A 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan

Pra Sekolah dan Sekolah Dasar

Oleh :

RINI SORAYA NIM: 1123111078

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSIT

AS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

RIWAYAT HIDUP

Nama : RINI SORAYA

Tempat/ Tanggal Lahir : Medan, 05 Desember 1994

Alamat : Jl. Young Panah Hijau Medan Marelan

Jenis Kelamin : Perempuan

Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Anak ke- : 2 dari 3 bersaudara

Nama Orang Tua

Ayah : Muhammad Safrin

Ibu : Asnita

Nama Saudara Kandung

Abang : Reza Fauzy

Adik : Heri Bukhari

Pendidikan Formal

No Nama Sekolah Tempat Tahun Tamat

1 TK Swasta Dr. Wahidin Sudirohusodo Medan 2000

2 SD Swasta Dr. Wahidin Sudirohusodo Medan 2006

3 SMP Negeri 39 Medan Medan 2009

4 SMA Negeri 16 Medan Medan 2012

(6)

i

ABSTRAK

RINI SORAYA, 1123111078, Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA di Kelas IV SD Negeri 060948 Medan Labuhan T.A 2015/2016. Skripsi, FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN, 2016.

Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah rendahnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA khususnya pada materi pokok “Gaya”. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pokok gaya dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning di kelas IV SD Negeri 060948 Medan Labuhan T.A 2015/2016.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dalam 2 siklus dan 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 060948 Medan Labuhan T.A 2015/2016 yang berjumlah 30 orang siswa. Objek dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa pada materi pokok gaya. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan observasi dan angket.

Berdasarkan analisis data pada pra siklus, dari 30 orang siswa terdapat 12 orang (40%) yang memperoleh kriteria kurang, 13 orang siswa (43,3%) memperoleh kriteria cukup dan hanya terdapat 5 orang siswa (16,7 %) yang memperoleh kriteria baik dan persentase tingkat motivasi belajar siswa pada pra siklus yaitu 16,7%. Pada siklus I pertemuan 1, dari 30 orang siswa terdapat 9 orang (30%) yang memperoleh kriteria kurang, 9 orang siswa (30%) memperoleh kriteria cukup dan hanya terdapat 12 orang siswa (40%) yang memperoleh kriteria baik dengan persentase tingkat motivasi belajar secara klasikal pada siklus I pertemuan 1 yaitu sebesar 40%. Pada siklus I pertemuan 2 diperoleh data dari 30 orang siswa, terdapat 4 orang (13,3%) yang memperoleh kriteria kurang, 9 orang siswa (30%) memperoleh kriteria cukup dan hanya terdapat 17 orang siswa (56,7%) yang memperoleh kriteria baik dan persentase tingkat motivasi belajar secara klasikal pada siklus I pertemuan 2 yaitu 56,7%. Kemudian mengalami peningkatan pada siklus II pertemuan 1, terdapat 7 orang siswa (23,3%) memperoleh kriteria cukup, terdapat 17 orang siswa (56,7%) yang memperoleh kriteria baik dan 6 orang siswa (20%) mendapatkan kriteria yang sangat baik, persentase tingkat motivasi belajar secara klasikal pada siklus II pertemuan 1 yaitu menjadi 76,7%. Pada siklus II pertemuan 2 terdapat 3 orang siswa (10%) memperoleh kriteria cukup, 20 orang siswa (66,7%) yang memperoleh kriteria baik dan 7 orang (23,3%) memperoleh kriteria sangat baik, dengan persentase tingkat motivasi belajar secara klasikal yaitu 90%. Dari 30 orang siswa, hasil dari nilai rata-rata angket siswa pada siklus I yaitu 75,36 dan meningkat pada siklus II menjadi 85,03.

(7)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan

karunia Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi yang merupakan salah

satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Medan.

Dalam penyusunan skripsi ini banyak mendapat hambatan, namun karena

dukungan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikannya. Dengan

ikhlas dan kerendahan hati peneliti mengucapkan terima kasih kepada dosen

pembimbing, Bapak Drs. Robenhart Tamba, M.Pd yang penuh perhatian dan

kesabaran membimbing peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.

Ucapan terima kasih yang teristimewa dan tak terhingga peneliti sampaikan

kepada kedua orang tua, Muhammad Safrin dan Asnita yang telah memberikan

kasih sayang dan tak henti-hentinya berdoa untuk keberhasilan peneliti. Pada

kesempatan ini juga, peneliti ingin menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya

berkat dukungan serta bimbingannya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku rektor Universitas Negeri

Medan

2. Bapak Dr. Nasrun, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan

3. Bapak Prof. Dr. Yusnadi, MS selaku Wakil Dekan I, Bapak Drs. Aman

Simare-mare, MS selaku Wakil Dekan II, dan Bapak Drs. Edidon

Hutasuhut, M.Pd selaku Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Drs. Khairul Anwar, M.Pd selaku Ketua Jurusan PPSD Fakultas Ilmu

(8)

iii

5. Ibu Dr. Naeklan Simbolon, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan PPSD Fakultas

Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan dan selaku dosen pembimbing

akademik yang telah membimbing penulis dari awal hingga akhir

perkuliahan.

6. Bapak Drs. Robenhart Tamba, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

telah penuh kesabaran dan perhatian memberikan bimbingan, pengarahan,

petunjuk demi terselesaikannya skripsi ini.

7. Bapak Prof. Dr. Yusnadi, MS, Ibu Dra. Rosliana Sitompul, M.Pd dan Ibu

Dra. Nurmayani, M.Ag selaku dosen penyelaras dan penguji skripsi yang

telah banyak memberikan saran dan masukan kepada peneliti dalam

penulisan skripsi ini.

8. Bapak Drs. Ingan Pulung Ginting selaku Kepala Sekolah di SD Negeri

060948 Medan Labuhan yang telah memberikan izin pelaksanaan penelitian

dan Bapak Erpan Sihotang, S.Pd selaku Wali Kelas IV SD Negeri 060948

Medan Labuhan.

9. Sahabat-sahabat peneliti yaitu Erwina, Indah, Wyndha, Fatimah, Putri Nur,

Nuraqlia, Nurbaina serta yang teristimewa Mhd. Suko Wiyoto yang selalu

memberikan motivasi kepada saya untuk segera menyelesaikan skripsi.

10. Teman-teman kelas B1 Reguler 2012 dan teman-teman PPL di SD Negeri

101771 Tembung serta teman-teman lainnya yang telah berbagi suka dan

duka bersama peneliti selama perkuliahan.

Medan, Maret 2016

(9)

iv

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Batasan Masalah... 6

1.4 Rumusan Masalah ... 6

1.5 Tujuan Penelitian ... 7

1.6 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Kerangka Teoritis ... 8

2.1.1 Pengertian Pendekatan Pembelajaran... 8

2.1.2 Pengertian Contextual Teaching and Learning... 9

2.1.2.1 Asas- Asas Contextual Teaching and Learning... 11

2.1.2.2 Langkah-Langkah Penerapan Pendekatan CTL.... 15

2.1.2.3 Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan CTL... 16

2.1.3 Pengertian Belajar... 17

2.1.4 Pengertian Motivasi ... 18

2.1.4.1 Ciri- Ciri Motivasi ... 19

(10)

v

2.1.4.3 Bentuk-Bentuk Motivasi di Sekolah ... 20

2.1.4.4 Upaya Meningkatkan Motivasi... 21

2.1.5 Pembelajaran Imu Pengetahuan Alam ... 22

2.1.5.1 Gaya ... 23

2.2 Kerangka Konseptual ... 24

2.3 Hipotesis Tindakan ... 26

BAB III METODE PENELITIAN... 27

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27

3.2 Jenis Penelitian ... 27

3.3 Subjek dan Objek Penelitian ... 27

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 27

3.5 Desain Penelitian ... 28

3.6 Prosedur Penelitian ... 30

3.6.1 Siklus I... 30

3.6.2 Siklus II ... 33

3.7 Alat Pengumpulan Data ... 35

3.8 Teknik Analisis Data ... 38

3.9 Tingkat Keberhasilan Penelitian ... 40

3.10 Jadwal Penelitian ... 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN... 42

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 42

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 43

4.3 Hasil Penelitian Siklus I Pertemuan 1 dan 2 ... 45

4.4 Hasil Penelitian Siklus II Pertemuan 1 dan 2 ... 62

(11)

vi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 82

5.1 Kesimpulan ... 82

5.2 Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA... 85 LAMPIRAN

(12)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar ... 36

Tabel 3.2 Kriteria Tingkat Motivasi Belajar Siswa dalam % ... 39

Tabel 3.3 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 41

Tabel 4.1 Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa Pra Siklus ... 44

Tabel 4.2 Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 1 ... 50

Tabel 4.3 Persentase Motivasi Belajar Siswa Secara Klasikal pada Siklus I Pertemuan 1 ... 51

Tabel 4.4 Lembar Observasi Kegiatan Mengajar Guru Siklus I Pertemuan 1.53 Tabel 4.5 Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 2 ... 57

Tabel 4.6 Persentase Motivasi Belajar Siswa Secara Klasikal pada Siklus I Pertemuan 2 ... 58

Tabel 4.7 Hasil Angket Siswa Siklus I ... 60

Tabel 4.8 Lembar Observasi Kegiatan Mengajar Guru Siklus I Pertemuan 2...61

Tabel 4.9 Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus II Pertemuan 1 .... 66

Tabel 4.10 Persentase Motivasi Belajar Siswa Secara Klasikal pada Siklus II Pertemuan 1 ... 67

Tabel 4.11 Lembar Observasi Kegiatan Mengajar Guru Siklus II Pertemuan 1... 69

(13)

viii

Tabel 4.13 Persentase Motivasi Belajar Siswa Secara Klasikal pada Siklus II

Pertemuan 2 ... 74

Tabel 4.14 Hasil Angket Siswa Siklus II... 76

Tabel 4.15 Lembar Observasi Kegiatan Mengajar Guru Siklus II

Pertemuan 2... 77

Tabel 4.16 Hasil Persentase Motivasi Belajar Siswa Siklus I dan

(14)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Skema Pelaksanaan Tindakan Kelas Model Kemmis dan

Mc.Taggart ... 29

Gambar 4.1 Peneliti memberikan pengarahan dan memberikan motivasi kepada siswa untuk aktif dalam pembelajaran... 47

Gambar 4.2 Siswa diminta untuk menyebutkan macam-macam gaya dari Gambar-gambar yang disediakan ... 48

Gambar 4.3 Salah satu dari siswa mencontohkan bahwa gaya terjadi pada saat mendorong meja... 48

Gambar 4.4 Grafik motivasi belajar siswa pada siklus I pertemuan 1 ... 51

Gambar 4.5 Peneliti mengabsen daftar kehadiran siswa ... 56

Gambar 4.6 Grafik motivasi belajar siswa pada siklus I pertemuan 2 ... 58

Gambar 4.7 Siswa diminta membaca materi yang dipelajari dari buku... 63

Gambar 4.8 Antusias siswa dalam membuat kesimpulan dari materi yang dipelajari ... 65

Gambar 4.9 Grafik motivasi belajar siswa pada siklus II pertemuan 1 ... 67

(15)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1... 86

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 2... 94

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan 1... 102

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan 2... 109

Lampiran 5 Lembar Observasi Guru Siklus I... 117

Lampiran 6 Lembar Observasi Guru Siklus II... 123

Lampiran 7 Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa Pra Siklus ... 125

Lampiran 8 Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus I ... 127

Lampiran 9 Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus II... 131

Lampiran 10 Lembar Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus I ... 135

Lampiran 11 Lembar Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus II ... 137

Lampiran 12 Nama-Nama Siswa Kelas IV SD NegerI 060948 Medan Labuhan... 139

Lampiran 13 Rekapitulasi Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa Pra Siklus... 140

Lampiran 14 Rekapitulasi Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 1...141

Lampiran 15 Rekapitulasi Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 2... 142

Lampiran 16 Rekapitulasi Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus II Pertemuan 1... 143

Lampiran 17 Rekapitulasi Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus II Pertemuan 2... 144

Lampiran 18 Rekapitulasi Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus I... 145

Lampiran 19 Rekapitulasi Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus II ... 146

Lampiran 20 Dokumentasi Penelitian... 147

Surat Izin Penelitian dari UNIMED

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu pengetahuan yang

berhubungan dengan alam. IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang

disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan

yang dilakukan oleh manusia sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja

tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.

IPA merupakan wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri,

alam sekitar dan prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di

dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut bertujuan agar peserta didik dapat

memperoleh pengalaman langsung sehingga dapat menambah kekuatan untuk

menerima, menyimpan, dan menerapkan konsep yang telah dipelajarinya. Ilmu

Pengetahuan Alam juga dapat melatih siswa berpikir kritis dan objektif. Berpikir

kritis dan objektif dapat membuat siswa untuk lebih memahami dan memaknai

materi pelajaran yang dipelajari.

Pada proses pembelajaran, diharapkan siswa mampu untuk lebih

memahami dan memaknai materi pembelajaran dengan baik. Untuk mencapai

tujuan tersebut, guru harus dapat memberikan motivasi dan dorongan kepada

siswa dalam proses pembelajaran dan guru harus kreatif dalam mengelola

kegiatan pembelajaran. Hal tersebut dilakukan agar pengembangan materi

pelajaran dapat diserap oleh peserta didik dengan baik sehingga tujuan pengajaran

(17)

2

dapat tercapai dengan baik pula. Dalam mengelola kegiatan pembelajaran, guru

harus dapat menciptakan suasana lingkungan belajar yang aktif, nyaman dan

menyenangkan. Mengajar bukanlah semata-mata untuk makna penyampaian ilmu

pengetahuan kepada siswa saja, akan tetapi juga terkandung makna penciptaan

lingkungan didalamnya.

Lingkungan belajar yang aktif, nyaman dan menyenangkan merupakan

lingkungan belajar yang memungkinkan siswa dengan guru berinteraksi secara

penuh untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Motivasi belajar merupakan

salah satu faktor penting dalam proses pembelajaran. Motivasi belajar penting

bagi siswa dan juga bagi guru. Motivasi belajar bagi siswa berperan penting untuk

menyadarkan kedudukan siswa pada awal belajar, proses dan hasil akhir

pembelajaran. Selain itu, digunakan untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran

dan membesarkan semangat belajar siswa. Siswa yang memiliki motivasi belajar

yang rendah akan berbeda dengan siswa yang memiliki motivasi belajar yang

tinggi. Hal tersebut terlihat dari kegiatan siswa saat mengikuti pembelajaran di

kelas pada saat guru mengajar.

Motivasi belajar juga penting diketahui oleh seorang guru. Seorang guru

harus memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi belajar pada siswa.

Hal tersebut dilakukan agar guru dapat memelihara dan membangkitkan semangat

siswa untuk belajar. Guru juga dapat mengetahui dan memahami motivasi belajar

siswa di kelas yang bermacam ragam. Mulai dari sikap acuh tak acuh pada

pelajaran, ada yang bermain dan cepat merasa bosan pada pelajaran sehingga

tidak memusatkan perhatian terhadap pelajaran tetapi ada juga yang memusatkan

(18)

3

Guru sebagai motivator siswa, harus dapat memahami kondisi siswa

tersebut agar siswa tidak cepat merasa bosan dalam belajar sehingga tujuan

pembelajaran yang dikehendaki dapat tercapai dengan baik. Proses belajar

diselenggarakan di lingkungan formal atau sekolah dimaksudkan untuk

mengarahkan perubahan pada diri siswa agar terencana baik dalam pengetahuan,

sikap dan keterampilan. Terciptanya interaksi dan hubungan timbal balik

merupakan salah satu syarat penting dalam keberlangsungan proses pembelajaran.

Hal tersebut dapat terlaksana jika proses belajar mengajar direncanakan dan

dilaksanakan secara professional dengan memiliki kemampuan mengelola

komponen pembelajaran.

Interaksi dalam proses pembelajaran mempunyai arti yang lebih luas, tidak

sekedar hubungan antara guru dengan siswa, tetapi berupa interaksi edukatif.

Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran,

melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar. Pada

proses pembelajaran, guru dan siswa saling berinteraksi dan bekerjasama dalam

menciptakan suasana kelas yang aktif dan menyenangkan. Pada proses

pembelajaran sangat diperlukannya interaksi antara guru dan siswa dalam

mencapai suatu tujuan. Agar tujuan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan,

maka sangat diperlukan interaksi yang positif yang terjadi antara guru dengan

siswa. Salah satu interaksi dalam pembelajaran adalah bagaimana cara guru dalam

meningkatkan motivasi belajar dari siswa. Maka dari itu, dalam proses

pembelajaran diperlukan pendekatan pembelajaran yang dapat mengupayakan

bagaimana cara siswa berinteraksi dengan lingkungannya terutama berinteraksi

(19)

4

Setelah peneliti melakukan observasi di SD Negeri 060948 Medan

Labuhan, peneliti melihat rendahnya aktivitas belajar siswa terutama pada

pelajaran IPA. Hal tersebut tampak pada rendahnya pemahaman siswa terhadap

konsep materi yang diajarkan karena tingkat motivasi belajar siswa yang masih

rendah. Pada proses pembelajaran yang berlangsung, terlihat hanya 5 orang siswa

(16,7%) yang memiliki kriteria motivasi baik, sebanyak 13 orang siswa (43,3%)

memiliki kriteria motivasi cukup dan 12 orang siswa (40%) memiliki kriteria

motivasi kurang. Kriteria –kriteria tersebut dilihat berdasarkan indikator-indikator

motivasi belajar. Rendahnya motivasi belajar siswa dapat disebabkan oleh faktor

orang tua, faktor guru dan faktor siswa itu sendiri.

Faktor dari orang tua misalnya orang tua kurang memperhatikan

perlengkapan sekolah anaknya misalnya alat tulis maupun buku pelajaran yang

dibutuhkan dalam belajar. Hal tersebut mengakibatkan siswa akan sulit mengikuti

pelajaran pada saat proses belajar. Faktor dari guru yang terlihat di lapangan dapat

dilihat dari kurangnya kemampuan guru menciptakan lingkungan kelas yang aktif

dan menyenangkan. Hal tersebut berasal dari guru yang kurang menerapkan

pendekatan pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk belajar. Guru juga

kurang menggunakan media dalam menjelaskan materi pelajaran sehingga siswa

kurang termotivasi dan tidak tertarik mengikuti pelajaran yang disampaikan.

Siswa cepat merasa bosan sehingga tidak tercipta suasana kelas yang aktif dan

menyenangkan.

Untuk dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi tersebut,

maka guru diharapkan dapat mengatasi hal tersebut dengan melakukan perbaikan

(20)

5

terutama dalam menguasai materi yang diajarkan guru dengan menggunakan

pendekatan pembelajaran. Sebuah pendekatan tersebut diharapkan dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa dengan membuat proses pembelajaran

menjadi lebih menarik dan tidak membosankan. Guru yang professional juga akan

tercermin dalam pelaksanaan tugas-tugasnya ditandai dengan keahlian yang

dimilikinya baik dalam materi, metode, strategi maupun pendekatan. Salah

satunya yaitu sebuah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa.

Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah pendekatan yang

menekankan bahwa siswa merupakan pemegang peran dalam proses kegiatan

pembelajaran dan guru merupakan motivator yang berusaha membuat siswa

terdorong dan tertarik akan materi pelajaran dan juga fasilitator yang

memfasilitasi siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran.

Pendekatan Contextual Teaching and Learning adalah salah satu

pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa

secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan

menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata, sehingga mendorong siswa

untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Hal tersebut akan

memotivasi siswa untuk belajar aktif dan siswa lebih memahami dan memaknai

materi yang dipelajari.

Maka, atas dasar inilah peneliti mengadakan penelitian dengan judul

:“Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning dalam

(21)

6

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti dapat mengidentifikasi

beberapa masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Siswa kurang memahami materi pelajaran IPA disebabkan oleh rendahnya

motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA.

2. Guru kurang menerapkan pendekatan pada saat proses pembelajaran akibatnya

siswa kurang berinteraksi dengan lingkungan belajarnya.

3. Guru kurang menggunakan media pada saat mengajar akibatnya siswa kurang

tertarik pada materi pelajaran yang disampaikan.

1.3 Batasan Masalah

Agar penelitian ini dapat berjalan baik, lancar dan terarah maka peneliti

membuat batasan masalah. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut : Penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pokok gaya di kelas IV SD Negeri 060948 Medan Labuhan T.A 2015/2016.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah “Apakah dengan menerapkan pendekatan Contextual

Teaching and Learning dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata

pelajaran IPA materi pokok gaya di kelas IV SD Negeri 060948 Medan Labuhan

(22)

7

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi belajar siswa

pada mata pelajaran IPA materi pokok gaya dengan menerapkan pendekatan

Contextual Teaching and Learning di kelas IV SD Negeri 060948 Medan

Labuhan T.A 2015/2016.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil dari pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat sebagai berikut:

1. Bagi siswa, melalui penerapan pendekatan Contextual Teaching and

Learning dapat meningkatkan motivasi belajar siswa terutama pada

pelajaran IPA.

2. Bagi guru, dapat menjadi bahan masukan mengenai pendekatan

Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan motivasi belajar

siswa pada pelajaran IPA.

3. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan untuk meningkatkan mutu

pendidikan dalam mendidik siswa.

4. Bagi peneliti, menambah wawasan dan pengetahuan dengan menggunakan

pendekatan Contextual Teaching and Learning di dalam kegiatan

pembelajaran yang berlangsung.

5. Sebagai bahan referensi dan masukan bagi civitas akademik Fakultas Ilmu

(23)

82

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian yang dilakukan dengan

menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning dalam meningkatkan

motivasi belajar siswa yang dilakukan oleh peneliti di Kelas IV SD Negeri

060948 Medan Labuhan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning pada

kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran IPA dapet meningkatkan

motivasi belajar siswa pada materi pokok “Gaya” di kelas IV SD Negeri

060948 Medan Labuhan.

2. Motivasi belajar siswa meningkat setelah diberi tindakan dan diamati dengan

lembar observasi siswa dan angket motivasi belajar siswa.

3. Pada lembar observasi pada pra siklus dari 30 orang siswa terdapat 12 orang

(40%) yang memperoleh kriteria kurang, 13 orang siswa (43,3%) memperoleh

kriteria cukup dan hanya terdapat 5 orang siswa (16,7 %) yang memperoleh

kriteria baik dan persentase motivasi secara klasikal pada pra siklus yaitu

16,7%

4. Pada lembar observasi siswa pada siklus I terdapat 9 orang siswa (30%)

memperoleh kriteria motivasi kurang, 9 orang siswa (30%) memperoleh

kriteria motivasi cukup dan 12 orang siswa (40%) memperoleh kriteria

motivasi baik dan persentase motivasi siswa secara klasikal pada siklus I

(24)

83

pertemuan 1 sebesar 40% dan tergolong sedang dan masih kurang tinggi pada

pertemuan 1.

5. Pada pertemuan 2 motivasi belajar siswa meningkat terdapat 4 orang siswa

(13,3%) memperoleh kriteria motivasi kurang, 9 orang siswa (30%)

memperoleh kriteria motivasi cukup, 17 orang siswa (56,7%) memperoleh

kriteria motivasi baik dengan persentase motivasi siswa secara klasikal sebesar

56,7%.

6. Walaupun sudah meningkat namun motivasi belajar siswa belum sesuai

dengan hasil yang diinginkan. Maka perlu dilakukan tindakan selanjutnya

yaitu pada siklus II. Data yang diperoleh dari lembar observasi pada

pertemuian 1 juga meningkat tidak terdapat siswa (0%) yang memperoleh

kriteria motivasi kurang, terdapat 3 orang siswa (10%) memperoleh kriteria

motivasi cukup, 20 orang siswa (66,7%) memperoleh kriteria motivasi baik

dan 7 orang siswa (23,3%) memperoleh kriteria motivasi sangat baik dengan

persentase motivasi belajar secara klasikal yaitu 76,7% dan tergolong tinggi

namun belum sesuai target yang ingin dicapai.

7. Data yang diperoleh dari lembar observasi pada siklus II pada pertemuan II,

tidak terdapat siswa (0%) yang memperoleh kriteria motivasi kurang, 3 orang

siswa (10%) memperoleh kriteria motivasi cukup, 20 orang siswa (66,7%)

memperoleh kriteria motivasi baik dan 7 orang siswa (23,3%) memperoleh

kriteria motivasi sangat baik dan didapatkan persentase motivasi belajar siswa

secara klasikal sebesar 90%. Maka sudah sesuai dengan target yang diinginkan

(25)

84

8. Dari hasil perhitungan observasi guru pada siklus I pertemuan 1 peneliti

memperoleh nilai 70,3 dengan kriteria baik dan meningkat di pertemuan 2

menjadi 78,12 dengan kriteria baik. Dari hasil tersebut belum mencapai target

yang diinginkan maka dilakukan tindakan selanjutnya yaitu pada siklus II .

Pada siklus II pertemuan 1, terjadi peningkatan menjadi 85,9 dengan kriteria

baik dan pada pertemuan 2, peneliti memperoleh nilai 87,5 dengan kriteria

baik. Untuk angket pada siklus 1, dari 30 orang siswa didapatkan nilai

rata-rata kelas yaitu 75,36. Kemudian meningkat dan hasil dari nilai rata-rata-rata-rata

angket siswa pada siklus II yaitu 85,03.

5.2Saran

Berdasarkan dari kesimpulan yang telah dipaparkan, maka sesuai dengan

pengalaman melaksanakan penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan, maka

peneliti menyusun saran-saran sebagai berikut:

1. Kepala sekolah memberikan pelatihan pelatihan untuk meningkatkan

keterampilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan menerapkan

pendekatan Contextual Teaching and Learning.

2. Kepada guru, disarankan agar dapat menerapkan pendekatan Contextual Teaching

and Learning untuk dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

3. Kepada siswa untuk dapat mempertahankan dan lebih meningkatkan motivasi

belajar siswa agar menjadi lebih baik lagi.

4. Kepada peneliti lain yang ingin menguji keefektifan pendekatan Contextual

Teaching and Learning pada materi yang berbeda ataupun pada kelas yang

berbeda disarankan agar memperhatikan dan memahami setiap langkah-langkah

(26)

85

DAFTAR PUSTAKA

A.M, Sardiman. 2010. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Pers.

Arikunto, S. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Aqib, Zainal, dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.

Dewi, Rosmala. 2010. Profesionalisasi Guru Melalui PTK. Medan: Pasca Sarjana Unimed.

Djamarah, S. Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Noor, Julianyah. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana.

Istarani dan Muhammad Ridwan. 2015. 50 Tipe Strategi dan Teknik Pembelajaran Kooperatif. Medan: Media Persada.

Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif . Yogyakarta: Ar - Ruzz Media.

Siregar, Eveline. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Takari, Enjah. 2009. Pembelajaran IPA dengan SAVI dan Konstektual. Sumedang: Genesindo.

Gambar

Tabel 4.14 Hasil Angket Siswa Siklus II......................................................

Referensi

Dokumen terkait

source CRS (concatenated coordinate operation) = source CRS (coordinate operation step 1) target CRS (coordinate operation step i) = source CRS (coordinate operation step i+1); i =

RANCANGAN PERKAP TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN PELANGGARAN DISIPLIN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA.. NO NASKAH RANCANGAN PERKAP USUL

Sensor yang digunakan adalah “PING)))™ Ultrasonic Range Finder ”, buatan Parallax. Agar sensor ini dapat digunakan untuk mengukur jarak dibutuhkan sebuah

diartikan : sebagai keseluruhan kegiatan usaha yang dijalankan oleh orang atau badan secara teratur dan terus menerus, yaitu berupa kegiatan mengadakan.. barang-barang atau

penyelenggaraan CEAPAD II merupakan penegasan komitmen dan dukungan.. Pemerintah Indonesia terhadap Palestina, serta memperjelas posisi Indonesia Indonesia

1. Beberapa dari para ahli ekonomi Eropa tahun 1870-an yang dikelompokkan dalam Mashab Austria, mengemukakan teori tentang perilaku konsumen dan teori itu dikenal sebagai

CONTOH KASUS UJI DUNCAN PADA RAK..

Pertama , birokrasi diartikan sebagai ” government by bureaus” yaitu pemerintahan biro oleh pegawai yang diangkat oleh pemegang kekuasaan, pemerintah atau pihak atasan dalam