• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA MATERI TEKANAN ZAT CAIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA MATERI TEKANAN ZAT CAIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA MATERI TEKANAN ZAT CAIR UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Pada Program Pendidikan Fisika

Oleh:

LIA WINDARI

NIM.8136175010

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

LIA WINDARI. Pengembangan Bahan ajar Fisika Berbasis Discovery Learning Pada Materi Tekanan Zat Cair untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2016

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah bahan ajar yang dikembangkan dapat meningkatkan respon dan hasil belajar siswa dengan menggunakan pengembangan bahan ajar SMP/MTs berbasis Discovery Learning pada materi Tekanan Zat Cair.

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan penelitian pengembangan Research and Development (R&D). Sampel penelitian ini adalah satu kelas yaitu kelas VIII -2 MTsN Binjai dengan jumlah siswa 31 siswa. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data ada tiga yaitu dengan menggunakan lembar validasi bahan ajar berupa angket dan kemudian di validkan oleh tim ahli, untuk menilai respon siswa pada bahan ajar instrumen yang digunakan berupa angket yang dibagikan pada setiap pertemuan dan untuk melihat hasil belajar siswa digunakan Pretes dan Postes pada setiap pertemuan.

(6)

ii ABSTRACT

LIA WINDARI. Development of Instructional Materials Subject Matter Physics On Pressure Fluid Discovery-Based Learning Can improve student learning outcomeusing.Graduate Program, State University of Medan.2016.

The purpose of this study was to analyze whether the teaching materials developed can improve responsiveness and student learning outcomeusing SMP/MTs development of teaching materials based on the pressure fluid dynamic discovery learning.

The research method was Research and Development (R&D) research. The research sample was randomly selected by gamble the existing eight classes with the number of students 31 students. The used instrument were three namely using the validation sheet of teaching materials in questioner type and then validated by the expert team, to assess the students’ response in teaching materials so the used instrument was questioner given in each meeting and also to find out the students’ learning outcomes used evaluation assessment Pretes and Postes in the end of each meeting.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji Syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan pertolongan-NYA tesis yang berjudul “ Pengembangan Bahan Ajar Fisika berbasis Discovery Learning Pada Materi Tekanan Zat cair untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa “ dapat selesai ditulis. Penulis menyadari tesis ini dapat selesai berkat adanya bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih sebesar – besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Sahyar, M.S., M.M selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika Pascasarjana dan Pembimbing I yang selalu setia memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan tesis ini.

2. Bapak Prof. Dr. Nurdin Bukit, M.Si selaku pembimbing II yang selalu memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan tesis ini.

3. Bapak Dr. Karya Sinulingga, M.Si selaku narasumber guna kesempurnaan tesis ini. 4. Bapak Dr. Makmur Sirait, M.Si selaku narasumber guna kesempurnaan tesis ini. 5. Ibu Dr. Eva Marlina Ginting, M.Si selaku narasumber guna kesempurnaan tesis ini. 6. Ibu Kepala Sekolah MTsN Binjai yang telah memberikan izin kepada penulis untuk

melakukan penelitian.

7. Seluruh pegawai perpustakaan UNIMED yang telah memberikan kemudahan dan bantuan kepada penulis dalam membaca dan peminjaman buku – buku.

(8)

iv

9. Orang tuaku tercinta , Sugiarman dan Darminah yang telah memberikan segala semangat dan perjuangan hidup yang telah ditanamkan di jiwaku, serta kepada Saudara – saudariku yang telah memberikan dukungan kepada penulis.

10. Rekan – rekan mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Fisika Kelas A serta rekan – rekan kerjaku di MTsN Binjai dan SMPIT Al Fityah.

Do’a dan harapan penulis semoga Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang membalas kebaikan dan bantuan yang telah saudara – saudari berikan kepada penulis.

Akhir kata penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat kepada para pembacanya.

Binjai, April 2016 Penulis

(9)

v DAFTAR ISI

Abstrak i

Abstrac ii

Kata Pengantar iii

Daftar isi v

Daftar Tabel vii

Daftar Gambar viii

Daftar Lampiran ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 10

1.3 Batasan Masalah ... 11

1.4 Rumusan Masalah ... .... 11

1.5 Tujuan Penelitian ... 11

1.6 Manfaat Penelitian ... 12

1.7 Definisi Operasional ... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoritis ... 16

2.1.1.1 Hakikat Belajar ... 16

2.1.1.2 Bahan Ajar ... 19

2.1.1.3 Modul ... 36

2.1.1.4 Pembelajaran Discovery ... 48

2.1.1.5 Hasil Belajar………... 60

2.1.2 Penelitian yang Relevan...………. 61

2.2 Kerangka Konseptual……….. .... 63

2.3 Hipotesis Penelitian… ... 66

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 67

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 67

3.3 Jenis Penelitian ... 67

3.4 Prosedur Penelitian ... 68

3.4.1 Persiapan Penelitian ... 68

3.4.2 Standarisasi Modul Yang Dikembangkan ... 68

3.4.3 Pengembangan Modul Fisika ... 69

3.4.4 Uji coba Modul Fisika Yang Dikembangkan ... 71

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 71

(10)

vi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian... ... 80

4.1.1 Hasil Validasi Bahan Ajar Oleh Validator ... 81

4.1.2 Hasil Penilaian Guru terhadap bahan Ajar ... 94

4.1.3 Hasil Uji Coba Kelompok Kecil... 95

4.1.4 Data Hasil Belajar Pretes dan Postes... ... 97

4.1.4.1 Perhitungan Indeks Gain Terhadap Hasil Belajar ... 98

4.1.5 Hasil Penilaian Observasi Aktivitas Belajar Siswa ... 100

4.1.6 Hasil respon Belajar Siswa ... 106

4.2 Pembahasan hasil Penelitian... 119

4.2.1 Peningkatan Hasil belajar Fisika siswa dengan menggunakan bahan ajar fisika berbasis Discovery learning... 119

4.2.2 Peningkatan Hasil Aktivitas belajar siswa dengan Menggunakan bahan ajar fisika berbasis Discovery learning... 123

4.2.3 Peningkatan Hasil Respon belajar siswa dengan menggunakan bahan ajar fisika berbasis Discovery learning... 127

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan... ... 129

5.2 Saran... 131

(11)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel Format Evaluasi Modul ... 42

Tabel 2.1.2 Penelitian Yang Relevan ... 61

Tabel 3.1. Persentase kriteria kesesuaian indikator karakter ... 73

Tabel 3.2 Uji validitas tes hasil belajar... 75

Tabel 3.3 Uji Reliabilitas tes... 76

Tabel 3.4 Kategori Aktivitas Bahan Ajar ... 77

Tabel 3.5 Kriteria Interpretasi Skor Penilaian Respon ... 78

Tabel 3.6 Interpretasi Indeks Gain ... 79

Tabel 4.1 Saran Perbaikan Media dan Bahan Ajar Oleh Tim Ahli ... 81

Tabel 4.2 Saran Perbaikan Materi dan Bahan Ajar Oleh Tim Ahli... 83

Tabel 4.3 Rekaman materi dan Media modul... ... 86

Tabel 4.4 Hasil Validasi Dan Materi Bahan Ajar ... 93

Tabel 4.5 Persentase rata-rata penilaian siswa pada uji kelompok kecil .... 96

Tabel 4.6 Data deskreftif statistik prites dan postes ... 97

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan indeks gain hasil belajar siswa ... 99

Tabel 4.8 Nilai aktifitas belajar siswa ... 101

Tabel 4.9 Hasil rata-rata nilai persentase aktifitas belajar siswa ... 106

Tabel 4.10 Hasil Respon Belajar Siswa pada Pertemuan I ... 107

Tabel 4.11 Hasil Respon Belajar Siswa pada Pertemuan II ... 110

Tabel 4.12 Hasil Respon Belajar Siswa pada Pertemuan III ... 112

Tabel 4.13 Hasil Respon Belajar Siswa pada Pertemuan IV ... 114

Tabel 4.14 Persentase hasil respon siswa setiap indikator ... 116

(12)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Model Pengembangan ADDIE... 44

Gambar 2.2.Alur penelitian dan pengembangan ... 48

Gambar 3.1. Prosedur dan tahapan penelitian dan pengembangan modul . 70 Gambar 4.1.Perolehan persentase penilaian uji coba kelompok kecil pada setiap indikator ... 96

Gambar 4.2. Nilai Hasil Belajar pada setiap pertemuan... 98

Gambar 4.3. Rerata gain hasil belajar siswa... 100

Gambar 4.4. Diagram hasil penilaian aktifitas belajar siswa... 102

Gambar 4.5. Peningkatan hasil respon belajar siswa terhadap materi dan format modul... 117

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya

penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta – fakta, konsep – konsep,

atau prinsip – prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.

Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari

diri sendiri dan alam sekitar serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam

menerapkannya di dalam kehidupan sehari – hari. Proses pembelajaran IPA

menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung untuk mengembangkan

kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

Pendidikan IPA diarahkan untuk proses penemuan dan berbuat sehingga dapat

membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang

alam sekitar.

IPA adalah pelajaran yang penting karena ilmunya dapat diterapkan langsung

dalam masyarakat. Menurut Srini M.Iskandar (Hidayati, 1997) beberapa alasan

pentingnya mata pelajaran IPA yaitu IPA berguna bagi kehidupan atau pekerjaan

siswa dikemudian hari, bagian dari kebudayaan bangsa, melatih siswa berpikir

kritis dan mempunyai nilai – nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi dapat

membentuk pribadi siswa secara keseluruhan.

(14)

2

Carin dan Sund (Hidayati, 1993) mendefinisikan IPA sebagai

pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum atau

universal, dan berupa kumpulan data dan hasil observasi dan eksperimen.

Merujuk pada pengertian IPA tersebut maka dapat disimpulakn bahwa hakikat

IPA memiliki empat unsur utama, yaitu : (1) sikap; rasa ingin tahu tentang benda,

fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan

masalah baru yang dapat dipecahkann melalui prosedur yang benar, IPA bersifat

open-ended. (2) proses : prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah;

metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau

percobaan, evaluasi, pengukuran dan penarikan kesimpulan. (3) produk: berupa

fakta, prinsip, teori dan hukum. (4) aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep

IPA dalam kehidupan sehari – hari. Keempat unsur itu merupakan ciri IPA yang

utuh yang sebenarnya tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Dalam proses pembelajaran IPA keempat unsur itu diharapkan dapat

muncul, sehingga siswa dapat mengalami proses pembelajaran secara utuh,

memahami fenomena alam melalui kegiatan pemecahan masalah, metode ilmiah

dan meniru cara ilmuwan bekerja dalam menemukan fakta baru. Kecendrungan

pembelajaran IPA pada masa kini adalah siswa hanya mempelajari IPA sebagai

produk, menghafalkan konsep, teori dan hukum. Keadaan ini diperparah oleh

pembelajaran yang berorientasi pada tes/ujian. Akibatnya IPA sebagai proses,

sikap dan aplikasi tidak tersentuh dalam pembelajaran.

Usaha yang dilakukan untuk membantu siswa dalam pembelajaran IPA

salah satunya adalah dengan menggunakan bahan ajar yang mencakup keempat

(15)

3

Kemajuan pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin

berkembang pesat dipengaruhi oleh sumber belajar. Sumber belajar di

tengah-tengah masyarakat dapat berupa perpustakaan, taman bacaan, pusat kegiatan

belajar masyarakat, radio, buku, televisi, warung internet atau sumber belajar

lainnya yang mengandung pesan/isi dengan kebutuhan masyarakat setempat.

(Sitepu, 2014).

Sumber belajar seperti buku ajar sangat penting dilakukan pengembangan

dalam segi isi, bahasa, gambar dan lain-lain. Dimana kegunaan untuk dilakukan

pengembangan bahan ajar untuk membuat daya tarik pembaca atau pun pemakai

bahan ajar. Dengan buku ajar yang menarik, mudah dimengerti dari segi bahasa,

maka pembaca atau pun pengguna lebih cepat mendapat pesan dan maksud bahan

ajar tersebut.

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu

guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan

yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. (National

Center for Vocational Education Research Ltd/National Center for Competency Based Training).

Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis

tertulis baik maupun tidak sehingga tercipta lingkungan suasana yang

memungkinkan siswa untuk belajar. (Daryanto, 2014) Dalam pembelajaran di

kelas seorang guru juga sebaiknya memiliki bahan ajar yang tepat. Bahan ajar

juga menjadi salah satu faktor pendukung terwujudnya pembelajaran yang efisien.

Bahan ajar yang sinergis dan berjalan sesuai dengan model pembelajaran yang

(16)

4

Pembelajaran juga di pengaruhi oleh metode yang digunakan oleh guru dalam

pembelajaran. Salah satu metode yang membuat pembelajaran yang PAIKEM

adalah metode discovery .Bahan ajar yang sesuai dengan model pembelajaran menjadi hal penting agar pembelajaran dapat bermanfaat dan mencapai tujuannya.

Sani (2013) pembelajaran discovery merupakan metode pembelajaran kognitif yang menuntut guru lebih kreatif menciptakan situasi yang dapat

membuat peserta didik belajar aktif menemukan pengetahuannya sendiri. Metode

discovery learning ini sesuai dengan teori Bruner yang menyarankan agar peserta didik belajar secara aktif untuk membangun konsep dan prinsip. Kegiatan

discovery melalui kegiatan eksperimen dapat menambah pengetahuan dan keterampilan peserta didik secara simultan.

Menurut Westwood (Sani, 2014) pembelajaran dengan metode discovery akan efektif jika terjadi hal – hal berikut : Proses belajar dibuat secara terstruktur

dengan hati – hati, siswa memiliki pengetahuan dan keterampilan awal untuk

belajar, guru memberikan dukungan yang dibutuhkan siswa untuk melakukan

penyelidikan.

Menurut Sardiman (Kemendikbud, 2013) menyatakan bahwa dalam

mengaplikasikan metode Discovery guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif dan

mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan .

Dengan mengaplikasikan metode Discovery secara berulang-ulang dapat meningkatkan kemampuan penemuan diri individu yang bersangkutan.

(17)

5

aktif dan kreatif. Kondisi seperti ini ingin merubah kegiatan belajar mengajar

yang teacher oriented menjadi student oriented. Pada akhirnya yang menjadi tujuan dalam metode Discovery menurut Bruner adalah hendaklah guru memberikan kesempatan kepada muridnya untuk menjadi seorang problem solver, seorang scientist, historian, atau ahli matematika. Melalui kegiatan tersebut siswa akan menguasainya, menerapkan, serta menemukan hal-hal yang bermanfaat bagi

dirinya.

Dalam pendapat Bruner menyebutkan bahwa dalam metode Discovery bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, siswa dituntut untuk melakukan

berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan,

menganalisis, mengintegrasikan, mengorganisasikan bahan serta membuat

kesimpulan-kesimpulan (Kemendikbud, 2013).

Terdapat sejumlah alasan, mengapa perlu dikembangkan bahan ajar, yakni

antara lain; ketersediaan bahan sesuai tuntutan kurikulum, karakteristik sasaran,

dan tuntutan pemecahan masalah belajar. Pengembangan bahan ajar harus

memperhatikan tuntutan kurikulum, artinya bahan belajar yang akan kita

kembangkan harus sesuai dengan kurikulum. Pada kurikulum tingkat satuan

pendidikan, standard kompetensi lulusan telah ditetapkan oleh pemerintah, namun

bagaimana untuk mencapainya dan apa bahan ajar yang digunakan diserahkan

sepenuhnya kepada para pendidik sebagai tenaga profesional.

Dalam hal ini, guru dituntut untuk mempunyai kemampuan

mengembangkan bahan ajar sendiri. Untuk mendukung kurikulum, sebuah bahan

ajar bisa saja menempati posisi sebagai bahan ajar pokok atau pun suplementer.

(18)

6

Sedangkan bahan ajar suplementer adalah bahan ajar yang dimaksudkan untuk

memperkaya, menambah ataupun memperdalam isi kurikulum (Ditjen

Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, 2008).

Bahan ajar berfungsi sebagai: (a) Pedoman bagi guru yang akan

mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus

merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa, (b)

Pedoman bagi Siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses

pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya

dipelajari/dikuasainya, (c) Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil

pembelajaran.

Sebuah bahan ajar paling tidak mencakup antara lain : (a) Petunjuk belajar

(Petunjuk siswa/guru), (b) Kompetensi yang akan dicapai (c) Content atau isi

materi pembelajaran, (d) Informasi pendukung, (e) Latihan-latihan, (f) Petunjuk

kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK), (g) Evaluasi, (h) Respon atau balikan

terhadap hasil evaluasi (Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,

2008).

Menurut Sungkono, dkk (2003) Pengembangan bahan ajar penting

dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi pembelajaran. Bahan

ajar yang dikembangkan tersebut memiliki peran penting baik bagi guru maupun

siswa. Dalam mengembangkan bahan ajar khususnya modul guru perlu

memperhatikan prosedur dan komponen-komponen modul. Komponen-komponen

tersebut meliputi tinjauan mata pelajaran, pendahuluan, kegiatan belajar, latihan,

(19)

7

Pemanfaatan modul dalam proses pembelajaran disuatu kelas dapat dilakukan

pada sistem pembelajaran individual maupun klasikal.

Kebanyakan guru di Indonesia masih mengandalkan buku teks pelajaran

sebagai acuan dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran serta dalam

melakukan evaluasi hasil belajar siswa. Adapun buku – buku yang beredar dan

digunakan di sekolah – sekolah SMP/MTs di Binjai antara lain adalah Erlangga,

Tiga serangkai, Bumi Aksara. Dari pengamatan peneliti di sekolah MTsN Binjai,

bahwa guru masih memakai buku teks dari penerbit dari tahun ke tahun hingga

sekarang, seperti buku penerbit Tiga Serangkai bahkan ditemukan di beberapa

sekolah di Binjai, buku yang digunakan oleh guru masih tahun terbitan lama, guru

belum mampu untuk membuat modul sendiri, bahan ajar / buku yang digunakan

dari penerbit masih belum selaras dengan model pembelajaran. Oleh karena itu

buku pelajaran atau modul perlu disusun sesuai dengan perkembangan teori-teori

pedagogik dan mengintegrasikannya dengan inovasi-inovasi dalam mengajar

sehingga proses pembelajaran menjadi efektif, kreatif dan menyenangkan.

Penelitian yang terkait bahan ajar ataupun modul yang telah dilakukan,

beberapa diantaranya adalah sebagai berikut: Menurut Fitri (2013) menyatakan

bahwa :Penggunaan modul Fisika berbasis domain pengetahuan sains dapat

meningkatkan pemahaman siswa dengan persentase ketuntasan siswa 84%. Selain

itu, penggunaan modul dapat mengoptimalkan minds-on siswa. Rerata minds-on

siswa adalah 43,52 dengan kategori “baik”. Dengan demikian, modul Fisika

berbasis domain pengetahuan sains dengan pendekatan CTL layak digunakan

(20)

8

Wahyudi dalam penelitiannya menyatakan bahwa : Proses Pengembangan

bahan ajar berbasis Problem Based Learning diperoleh rata-rata respon siswa 91,80% dengan kriteria sangat baik .

Ellen Pranandya dalam penelitian PTKnya menyatakan “ Pembelajaran

menggunakan bahan ajar berbasis guided discovery dapat meningkatkan respon

positif siswa dan meningkatkan aktivitas belajar siswa “.

Wibowo menyatakan bahwa: bahan ajar fisika berbasis model

pembelajaran REACT pada pokok bahasan fluida untuk siswa SMA kelas XI

memiliki kriteria layak.

Arisanto, (2014) dalam penelitianya menggunakan Pengembangan bahan

ajar berbasis integratif untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada siswa. Nilai validasi bahan ajar adalah 100% menunjukkan bahan ajar sangat

valid dan memiliki karakteristik dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis

dan prestasi belajar.

Dalam penelitian Afriyadi (2009) menyimpulkan 1. Penggunaan bahan

ajar berbasis multimedia interaktif dapat meningkatkan efektifitas pembelajaran

pada mata kuliah Konsep Dasar IPA 1 2. Penerapan bahan ajar berbasis

multimedia interaktif dapat mempermudah pemahaman mahasiswa dalam belajar,

membuat mahasiswa lebih aktif untuk menyelesaikan tugas yang diberikan, serta

memberikan rasa puas pada mahasiswa. 3. Respon mahasiswa terhadap

penggunaan bahan ajar berbasis multimedia interaktif berada pada tingkat positif,

dengan rata-rata 84,01% mahasiswa menyatakan senang.

Menurut Rahmaniyah (2014) dalam penelitiannya bahwa bahan ajar

(21)

9

dikembangkan telah memenuhi kriteria valid dan layak digunakan. Revisi produk

dilakukan berdasarkan komentar dan saran yang diberikan oleh validator dan

kelompok kecil. Dalam penelitian Dewi (2012) Pengembangan Modul

Pembelajaran Fisika Inti Berbasis Multimedia Dengan Swishmax Sebagai Media

Belajar Mandiri Mahasiswa, layak digunakan sebagai media belajar mandiri

mahasiswa.

Winarni (2012) menyatakan bahwa: (1) kualitas modul yang

dikembangkan termasuk dalam kategori “sangat baik” dilihat dari komponen

materi, bahasa dan gambar, penyajian, dan kegrafisan berdasarkan validator dari

ahli dan teman sejawat; (2) modul yang dikembangkan, dapat meningkatkan hasil

belajar siswa. Rata-rata nilai siswa sesudah menggunakan modul lebih tinggi

daripada rata-rata nilai siswa sebelum menggunakan modul.

Menurut Hidayanto (2013) dalam penelitian pengembangan bahan ajar

Berbasis Realistic Mathematic Education efektif dan layak diaplikasikan untuk membangun kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi fungsi. bahan

ajar ini lebih efektif pada siswa kelompok atas, dengan demikian aplikasi bahan

ajar ini akan lebih efektif untuk pembelajaran pada golongan siswa kelompok atas

atau pada kelas unggulan di sekolah.

Winarni menyatakan bahwa: (1) kualitas modul yang dikembangkan

termasuk dalam kategori “sangat baik” dilihat dari komponen materi, bahasa dan

gambar, penyajian, dan kegrafisan berdasarkan validator dari ahli dan teman

sejawat; (2) modul yang dikembangkan, dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Rata-rata nilai siswa sesudah menggunakan modul lebih tinggi daripada rata-rata

(22)

10

Jakpar (2013) menyatakan bahwa hasil belajar yang dibelajarkan dengan

menggunakan buku ajar lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang dibelajarkan

dengan buku teks. Buku ajar yang dikembangkan itu juga memberikan

sumbangan praktis terutama bagi guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran.

Buku ajar dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi guru dalam menyampaikan

materi pelajaran fisika.

Berdasarkan pemikiran diatas, penggunaan bahan ajar dengan

menggunakan metode pembelajaran discovery dapat menjadi daya tarik untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian penulis sangat tertarik untuk

meneliti dan mengkaji permasalahan ini lebih lanjut dalam tesis yang berjudul

“ Pengembangan Bahan Ajar Fisika Berbasis Discovery Learning Pada

Materi Tekanan Zat Cair untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa ”.

1.2. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, ditemukan

beberapa identifikasi masalah antara lain:

1. Siswa merasa bosan terhadap bahan ajar yang kurang inovatif.

2. Siswa menganggap fisika itu susah di karenakan buku-bukunya berisi

rumus-rumus seperti matematika dan belum dilengkapi dengan eksperimen.

3. Hasil belajar siswa masih rendah.

4. Guru sering memakai buku teks yang ada untuk mengajar dari tahun ke tahun.

(23)

11

1.3. Pembatasan Masalah

Mengingat keluasan ruang lingkup permasalahan seperti yang telah

diidentifikasi diatas, maka penelitian ini perlu dibatasi supaya apa yang diteliti

menjadi lebih terfokus pada permasalahan yang mendasar dan memberikan

dampak yang luas terhadap hasil belajar apabila permasalahan ini diteliti.

Penelitian ini dibatasi pada: bahan ajar berupa modul, respon siswa, hasil belajar

siswa, metode pembelajaran yang digunakan metode discovery , uji yang digunakan adalah uji terbatas.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang telah di

kemukakan diatas, penulis dapat mengajukan pertanyaan penelitian, yaitu:

1) Bagaimana mengembangkan bahan ajar fisika berbasis discovery learning yang dapat meningkatkan hasil belajar ?

2) Bagaimana peningkatan hasil belajar fisika siswa setelah menggunakan modul

fisika berbasis discoverylearning?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah:

1. Untuk pengembangan bahan ajar fisika berbasis discovery learning pada materi tekanan zat cair.

2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan

(24)

12

1.6.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan masukan bagi peneliti dalam mengembangkan modul yang

dapat mendukung proses pembelajaran fisika.

2. Sebagai referensi bagi guru dalam menggunakan modul yang sesuai untuk

mendukung kegiatan pembelajaran.

3. Bahan masukan bagi penelitian selanjutnya.

1.7. Defenisi Operasional

Untuk menghindari kemungkinan timbulnya pengertian dan penafsiran

maka penulis perlu memberikan batasan terhadap pengertian dari beberapa istilah

yang terdapat dalam judul. Adapun istilah-istilah yang perlu penulis jelaskan

adalah sebagai berikut:

Pembelajaran Discovery

Pembelajaran discovery adalah pembelajaran yang menekankan pada pembelajaran siswa aktif dalam menemukan konsep sendiri (Kemendikbud,

2013). Pembelajaran discovery merupakan suatu metode pembelajaran yang dikembangkan oleh J.Bruner berdasarkan pada pandangan kognitif tentang

pembelajaran dan prinsip – prinsip konstruktivis. Menurut Slavin (Widiadnyana,

dkk, 2014) siswa belajar melalui keterlibatan aktif dengan konsep – konsep dan

prinsip – prinsip, dan guru mendorong siswa untuk mendapatkan pengalaman

dengan konsep – konsep dan prinsip – prinsip, serta mendorong siswa untuk

mendapatkan pengalaman dengan melakukan kegiatan yang memungkinkan

(25)

13

dalam discovery siswa didorong untuk belajar sendiri secara mandiri. Pada dasarnya discovery tidak jauh berbeda dengan pembelajaran inquiry, namun pada

discovery masalah yang diperhadapkan kepada siswa semacam masalah yang direkayasa oleh guru, sehingga siswa tidak harus mengerahkan seluruh pikiran

dan keterampilannya untuk mendapatkan temuan – temuan di dalam masalah itu

melalui proses penelitian (Kemendikbud, 2013). Adapun prosedur yang harus

dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar discovery learning secara umum menurut Syah (Kemendikbud, 2013) adalah : (1) Stimulasi/Pemberian

Rangsangan, (2) Pernyataan / Identifikasi Masalah, (3) Pengumpulan data, (4)

Pengolahan data, (5) Verifikasi / Pembuktian, (6) Generalisasi / menarik

kesimpulan.

Bahan Ajar

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu

guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar atau merupakan

seperangkat materi yang disusun secara sistematis sehingga tercipta

lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar. (Panduan

Pengembangan Bahan Ajar).

Adapun jenis Bahan Ajar : 1. Bahan ajar pandang ( visual ) terdiri atas

bahan cetak (printed) seperti handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur,

leaflet, wallchart, foto/gambar dan non cetak seperti model/maket, 2. Bahan ajar

dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam dan compact disk audio, 3.

Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact disk, film, 4.

Bahan ajar multimedia interaktif seperti CAI, CD multimedia pembelajaran

(26)

14

ajar cukup luas, oleh karena itu dalam penelitian ini difokuskan pada pembuatan

modul fisika SMP.

Modul

Modul menurut Cece Wijaya (Daryanto, Dwicahyo, 2014) dapat dipandang

sebagai paket program yang disusun dalam bentuk satuan tertentu guna keperluan

belajar. Departemen Pendidikan Nasional dalam bukunya “ Teknik Belajar

dengan Modul “, mendefinisikan modul sebagai suatu kesatuan bahan belajar

yang disajikan dalam bentuk “self-instruction”, artinya bahan belajar yang disusun

di dalam modul dapat dipelajari siswa secara mandiri dengan bantuan yang

terbatas dari guru atau orang lain.

Menurut B.Suryosubroto (Daryanto, Dwicahyo, 2014) modul adalah sejenis

satuan kegiatan belajar yang terencana, didesain guna membantu siswa

menyelesaikan tujuan – tujuan tertentu.

Jadi, dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa modul merupakan bahan

belajar terprogram yang disusun sedemikian rupa dan disajikan secara terpadu,

sistematis serta terperinci. Dengan mempelajari materi modul, siswa diarahkan

pada pencarian suatu tujuan melalui langkah – langkah belajar tertentu karena

modul merupakan paket program untuk keperluan belajar. Satu paket program

modul terdiri dari komponen – komponen, yaitu : Pedoman guru, lembar kegiatan

(27)

15

Penelitian dan Pengembangan

Penelitian dan Pengembangan adalah penelitian dan pengembangan yang

digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk

tersebut. Menurut ADDIE Langkah-langkah penggunaan penelitian dan

pengembangan: (1) analysis, (2) Design, (3) Development, (4) Implementation, (5)

Evaluation (Prawiradilaga, 2004).

Sugiyono (2010) menyatakan langkah – langkah penelitian dan

pengembangan menggunakan metode Research and Development (R&D) adalah

sebagai berikut : (1) Potensi dan masalah, (2) Pengumpulan data, (3) Desain

Produk, (4) Validasi Desain, (5) Revisi Desain, (6) Ujicoba Produk, (7) Revisi

(28)

132

DAFTAR PUSTAKA

Anurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta

Afryadi. 2009.Pengembangan Material Berbasis Multimedia Untuk Peningkatan Efektifitas Pengajaran Konsep Dasar IPA di PGSD S1Universitas

Almuslim. Almuslim University.

Anis, T.F. 2014. Pengembangan lembar kerja siswa (LKS) fisika berbasis

discovery materi pokok hukum newton untuk siswa SMA kelas X. UIN

Sunan Kalijaga.Yogyakarta.

Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta:Penerbit Bumi Aksara.

Arisanto, I., Suyudi, A. &Yuliati, L. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Integratif Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa Pada

Mata Pelajaran Fisika Kelas X Sma Materi Optik. Universitas Negeri

Malang.

Branch, R. M., 2009. Instructional Design: The ADDIE Approach.Department od Educational Psycholology and Instructional Technology University of Georgia. USA: Springer.

Bruner, J. 1996. The Culture of Education. Cambridge, MA: Harvard University Press.

Bruner, J. 1966. Toward a theory of instruction. Cambridge, MA: Harvard University Press.

Belawati, Tian. 2003. Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta : Pusat Penelitian Universitas Terbuka

Carey&Dick. 2005. The Sistematic Design Of Instruction. Sixth Edition. United States of America.

Daryanto, Dwicahyono. A. 2014. Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.

Dewi, A. R., Widjianto&Haryoto, D. 2012. Pengembangan Modul

Pembelajaran Fisika Inti Berbasis Multimedia Dengan Swish max Sebagai Media Belajar Mandiri Mahasiswa Fisika Fmipa Um.Universitas Negeri Malang.

Dimyati Dan Mudjiono, (2010), Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta

(29)

133

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, (2008),

Panduan Pengembangan Bahan Ajar, Direktorat Pembinaan Sekolah

Menengah Atas, Jakarta.

Fitri, L. A., Kurniawan, E. S. &Ngazizah. N .2013. Pengembangan Modul Fisika pada Pokok Bahasan Listrik Dinamis Berbasis Domain Pengetahuan Sains untuk Mengoptimalkan Minds-On Siswa SMA Negeri 2

Purworejo Kelas X Tahun Pelajaran 2012/2013. Universitas

Muhammadiyah Purworejo.

Fitri, R, U, Desrita, Handoko, E. 2015. Pengembangan modul berbasis Discovery

– Inquiry untuk fisika SMA kelas XII Semester 2. Jurnal Volume I no.1

hal. 1. Universitas Airlangga

Gulo. W, 2005. StrategiBelajarMengajar, Cet.III, Jakarta: Grasindo

Hake, Richard.R. 1999. Analyzing Change/Gain Scores, Dept. of Physics, Indiana University 24245 Hatteras Street, Woodland Hills, CA, 91367 USA

Hamalik,O (2009), Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara

Harahap, M. 2013. Strategi Belajar Mengajar Fisika., Program Studi Pendidikan Fisika. Universitas Negeri Medan, Medan.

Herlanti, Y., (2006), Pengaruh Penyajian Teknik Historis terhadap Pemahaman

dan Retensi Siswa, Jurnal Pendidikan IPA: Metamorfosa 1: 1-13.

Hidayanto, T.&Irawan, E. B. 2013. PengembanganBahan Ajar Berbasis

Realistic Mathematic Education Untuk Membangun Kemampuan

Komunikasi Matematis Siswa Smp Kelas Viii Pada Materi Fungsi.

Universitas Nergeri Malang.

Hidayati. D. 2013. Pengembangan LKS IPA Terpadu berbasis potensi lokal untuk

siswa SMP / MTs kelas VIII., Skripsi. UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta.

Kemendikbud. 2013. Model Pembelajaran Penemuan ( Discovery learning ). Jakarta

Jakpar.M.2013. Pengembangan bahan ajar siswa untuk membelajarkan materi

fisika kelas X SMA Swasta Nur Azizi Tanjung Morawa., Tesis,

Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

Jaya, S. P. S. 2012. pengembangan modul fisika kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar fisika peserta didik kelas x semester 2 dismk negeri 3

singaraja.,Tesis, Program PascaSarjana Universitas Pendidikan

(30)

134

Pohan, L. M. 2010. Studi buku pegangan dalam kaitannya dengan hasil belajar

fisika siswa SMA di kecematan Barus.,Tesis, program pascasarjana

Universitas Negeri Medan.

NRC, 2000. National Sains Education Standard, Wasington. D. C: National Academi Press.

Prawiradilaga, D.S. 2004. Prinsip Desain Pembelajaran, UniversitasNegeri Jakarta.

Rahayu, P., Sriyono. &Ngazizah. N. 2013. Pengembangan Worksheet Dengan Pendekatan Guided Inquiry Pada Pokok Bahasan Suhu Dan Kalor Untuk Mengoptimalkan Domain Proses Sains SiswaKelas X Sma N 11

Purworejo Tahun Pelajaran 2012/2013. Program Study

PendidikanFisika, Universitas Muhammadiah Purworejo

Rahmaniyah, A., Arief, M. &Afandy. D. 2014. Pengembangan Bahan Ajar BerbasisE-Learning Pada Materi Hidrokarbon Dan Minyak Bumi Kelas X

Semester 2. UniversitasNegeri Malang.

Rostiyah, N. K. 2001. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: RinekaCipta.

Sannah, N.I, Kadaritna, N, Tania Lisa. 2015. Pengembangan LKS dengan model

discovery learning pada materi teori atom Bohr. 2015. Jurnal Volume 4

no.1, hal.1. Universitas Airlangga.

Sani, R. A.2013. Pembelajaran Saintifik untuk implementasi kurikulum 2013. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sani, R. A. 2012. Pengembangan Laboratorium Fisika. Medan: UNIMED PRESS

Sanjaya, W. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses

Pendidikan,Cetke 2, Jakarta: Kencana.

Sitepu, B. P. 2008.Buku Teks Pelajaran Berbasis Aneka Sumber, Jurnal

Pendidikan Penabur 10: 95-102

Sitepu, B. P. 2014. Pengembangan Sumber Belajar.Cet I- Jakarta: Rajawali Pers.

Sholihah, M., Purwaningsih, E. & Winarto. 2014.Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Konstruktivisme Dengan Mengoptimalkan Kecerdasan Majemuk Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan

Prestasi Belajar Siswa Smp Bab Bunyi. UniversitasNegeri Malang.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

(31)

135

Sugiyono.2006. Metode Penelitian Pendidikan.Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2010. Statistika penelitian.Bandung :Alfabeta.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana.

Wahyudi, B.S., Haryadi. S. &Hariani. S. A.2014.PengembanganBahan Ajar Berbasis Model Problem Based Learning Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Kelas X Sma Negeri Grujugan Bondowoso. Universitas Jember.

Wibowo, H. A. C., Purwaningsih, E. &Yudiyanto.2013.Pengembangan Bahan Ajar Fisika Berbasis REACT (Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, Transferring) Pada Pokok Bahasan FluidaUntuk Siswa

SMA Kelas XI, Universitas Negeri Malang.

Winarni. 2012.pengembangan modul berbasis inkuiri terbimbing pada pokok

bahasan kalor untuk SMA/MA kelas X. Program

PascaSarjanaUniversitasSebelasMaret. Surakarta.

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._Pend._Luar_Biasa/195705101985031-Endang_Rusyani/Desain_Pembelajaran.pdf

Gambar

Gambar  2.1. Model Pengembangan ADDIE...............................................  Gambar  2.2.Alur penelitian dan pengembangan ........................................
gambar, penyajian, dan kegrafisan berdasarkan validator dari ahli dan teman

Referensi

Dokumen terkait

Bersedia dan setuju untuk menandatangani pelepasan semua hak cipta dari logo tersebut dan yang akan menjadi hak FK-UNJANI serta melepaskan FK-UNJANI dari

Pada hari ini Jum’at Tanggal Lima Belas Bulan Agustus Tahun Dua Ribu Empat Belas (15-08-2014), berdasarkan Berita Acara Penetapan Pemilihan Langsung Nomor

Berdasarkan penelitian mengenai hubungan Adversity Quotient (AQ) dengan nilai OSCE pada mahasiswa angkatan 2013 Fakultas Kedokteran Universitas Riau dapat disimpulkan

Mengenai realitas gejala pada kasus diatas tentang jual beli barang rosok tidak menggunakan alat timbang di Kebonharjo Semarang Utara sebagaimana dideskripsikan

Rekomendasi dari penelitian ini adalah diharapkan: (1) Untuk Guru Mengingat adanya pengaruh yang signifikan pendekatan keterampilan proses terhadap prestasi belajar

keterampilan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran yang ditujukkan dengan: 1) Meningkatnya kemampuan dalam memberikan penjelasan sederhana. seperti kekampuan bertanya

kesempatan ini penulis mengucapkan terim kasih yang sebesar-besarnya kepada

dalam Dasim Budimansyah (Editor), Prosiding Seminar Lintas-Disiplin dalam Produksi Ilmu Pengetahuan Implikasinya untuk Keharusan Gela r-gelar Kesarjanaan Linier Guna