• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Suami Menurut Istri dalam Pemakaian Alat Kontrasepsi di Rumah Sakit Umum Sundari Medan Tahun 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peran Suami Menurut Istri dalam Pemakaian Alat Kontrasepsi di Rumah Sakit Umum Sundari Medan Tahun 2010"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN SUAMI MENURUT ISTRI DALAM PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI DI RUMAH SAKIT UMUM SUNDARI

MEDAN TAHUN 2010

RASMINA ANGGI PERMATA SARI S. 095102022

KARYA TULIS IMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Judul : Peran Suami Menurut Istri dalam Pemakaian Alat Kontrasepsi di Rumah Sakit Umum Sundari Medan Tahun 2010

Nama Mahasiswa : Rasmina Anggi Permata Sari Sidabutar

NIM : 095102022

Program Studi : D-IV Bidan Pendidik

Pembimbing Penguji

……… ……….Penguji I

Farida Linda Sari S. S.Kep,Ns,M.Kep dr. Isti Ilmiati Pujiati, PKK,MSc,CM-FM

………Penguji II dr. M. Fahdhy, SPOG, MSc

.………..….Penguji III Farida Linda Sari S. S.Kep,Ns,M.Kep

Program D-IV Bidan Pendidik telah menyetujui Karya Tulis Ilmiah ini sebagai bagian dari persyaratan kelulusan untuk Sarjana Sains Terapan untuk D-IV Bidan Pendidik

……… ………

Nur Asnah S, S.Kep, Ns, M.Kep dr. Murniati Manik, Msc, Sp.KK NIP. 19740505 200212 2 001 NIP. 19530719 198003 2 001

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG KTI

Nama : Rasmina Anggi Permata Sari S.

Nim : 095102022

Judul Penelitian : Peran Suami Menurut Istri Terhadap Pemakaian Alat

Kontrasepsi di Rumah Sakit Umum Sundari Medan Tahun 2010

Telah memenuhi persyaratan penyusunan Karya Tulis Ilmiah sesuai Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah Program D-IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara Tahun 2009/2010, dan dapat melakukan ujian sidang hasil KTI.

Medan, Juni 2010 Pembimbing,

(4)

LEMBAR PERNYATAAN

PERAN SUAMI MENURUT ISTRI DALAM PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI DI RUMAH SAKIT UMUM SUNDARI

MEDAN TAHUN 2010

KARYA TULIS ILMIAH

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat Karya orang lain yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan dan sepajang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat orang lain atau diterbitkan orang lain.

Medan, Juni 2010 Yang membuat pernyataan

(5)

SURAT PERNYATAAN EDITOR BAHASA INDONESIA

Nama : Rasmina Anggi Permata Sari S. NIM : 095102022

Judul KTI : Peran Suami Menurut Istri dalam Pemakaian Alat Kontrasepsi di Rumah Sakit Umum Sundari Medan Tahun 2010

Menyatakan bahwa mahasiswa tersebut telah melakukan pengeditan bahasa Indonesia dan telah sesuai dengan Kaidah Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) dalam karya ilmiah.

Medan, Juni 2010 diuji oleh:

(6)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2010 Rasmina Anggi Permata Sari S.

Peran Suami Menurut Istri dalam Pemakaian Alat Kontrasepsi di Rumah Sakit Umum Sundari Medan

Tahun 2010

xii + 38 hal + 1 skema + 4 tabel + 12 lampiran

Abstrak

Paradigma baru program keluarga berencana adalah mewujudkan keluarga berkualitas tahun 2015 dan bertujuan memberdayakan masyarakat untuk membangun keluarga kecil berkualitas, bila ditotal dari seluruh pengguna, peran pria hanya 1,3% saja. Kecilnya angka peran serta tersebut menunjukkan kesan bahwa yang di KB-kan hanya perempuan saja. Pasangan suami istri harus saling mendukung dalam pemilihan dan penggunaan metode kontrasepsi karena kesehatan reproduksi, khususnya keluarga berencana bukan hanya urusan pria atau wanita saja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran suami menurut istri dalam pemakaian alat kontrasepsi sebagai motivator, fasilitator dan edukator. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif dengan besar sampel sebanyak 110 orang dengan metode

convenience sampling. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Agustus 2009 sampai Juni

2010. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yang meliputi data demografi dan pertanyaan mengenai peran suami. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas peran suami menurut istri dalam pemakaian alat kontrasepsi sebagai motivator baik (75.5%), sebagai fasilitator baik (67.3%), dan sebagai edukator baik (63.6%). Diharapkan peningkatan program keluarga berencana tidak hanya menuntut peran kaum perempuan tapi juga mengikutsertakan kaum pria sebagai akseptor.

(7)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat yang telah dilimpahkan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Peran Suami Menurut Istri dalam Pemakaian Alat Kontrsepsi di Rumah Sakit Umum Sundari Medan Tahun 2010”.

Penulisan proposal karya tulis ilmiah ini adalah salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan. Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis mendapatkan banyak sekali bantuan baik material maupun spiritual dari berbagai pihak.

Terima kasih yang tidak terhingga penulis sampaikan juga kepada :

1. dr. Murniati Manik, MSC. Sp. KK, selaku ketua program DIV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

2. dr. Faisal Balatif, selaku Direktur Rumah Sakit Umum Sundari Medan.

3. Ibu Ns. Farida Linda Sari S, S. Kep, M. Kep, selaku dosen pembimbing dalam mengerjakan KTI.

4. Seluruh dosen dan staf D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan yang telah banyak memberikan ilmunya serta tidak pernah bosan mendidik dan mengarahkan penulis.

(8)

vii

Penulis menyadari Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhirnya kepada Allah SWT sajalah penulis berserah diri. Semoga bantuan yang telah diberikan mendapat imbalan dari Allah SWT, Amin yaa rabbal ‘alamin. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.

Medan, Juni 2010

(9)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERRSETUJUAN ... ii

LEMBAR PERNYATAN ... iii

SURAT PERNYATAAN EDITOR ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR SKEMA ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Pertanyaan Penelitian ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Suami ... 6

B. Alat Kontrasepsi ... 6

1. Pengertian Kontrasepsi ... 6

2. Jenis-Jenis Kontrasepsi ... 7

C. Peran Pria dalam Kesehatan Reproduksi ... 15

D. Memahami Peran Pria dalam Keluarga Berencana ... 16

BAB III KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konseptual ... 18

B. Definisi Operasional ... 19

BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 20

B. Populasi dan Sampel ... 20

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 21

D. Pertimbangan Etik Penelitian ... 21

E. Instrumen Penelitian ... 22

(10)

ix

G. Pengumpulan Data ... 24

H. Analisis Data ... 25

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 26

1. Karakteristik Responden ... 26

2. Peran Suami... 29

3. Jawaban Responden ... 30

B. Pembahasan ... 31

1. Peran Suami Sebagai Motivator ... 31

2. Peran Suami Sebagai Fasilitator ... 32

3. Peran Suami Sebagai Edukator ... 33

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 35

B. Saran ... 35

(11)

DAFTAR SKEMA

Halaman Skema 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Peran Suami Menurut Istri Terhadap

(12)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 18 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Akseptor Keluarga Berencana

di RSU Sundari Medan Tahun 2010 ... 26 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Suami Ibu Akseptor Keluarga

Berencana di RSU Sundari Medan Tahun 2010 ... 27 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Akseptor Keluarga Berencana

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Persetujuan Mengadakan Penelitian Lampiran 2. Lembar Pernyataan Content Validity Lampiran 3. Surat Izin Penelitian D-IV Bidan Pendidik Lampiran 4. Surat Persetujuan RSU Sundari Medan

Lampiran 5. Surat Keterangan Telah Selesai Mengadakan Penelitian Lampiran 6. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 7. Kuesioner Penelitian Lampiran 8. Data Hasil Penelitian Lampiran 9. Out Put SPSS

(14)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2010 Rasmina Anggi Permata Sari S.

Peran Suami Menurut Istri dalam Pemakaian Alat Kontrasepsi di Rumah Sakit Umum Sundari Medan

Tahun 2010

xii + 38 hal + 1 skema + 4 tabel + 12 lampiran

Abstrak

Paradigma baru program keluarga berencana adalah mewujudkan keluarga berkualitas tahun 2015 dan bertujuan memberdayakan masyarakat untuk membangun keluarga kecil berkualitas, bila ditotal dari seluruh pengguna, peran pria hanya 1,3% saja. Kecilnya angka peran serta tersebut menunjukkan kesan bahwa yang di KB-kan hanya perempuan saja. Pasangan suami istri harus saling mendukung dalam pemilihan dan penggunaan metode kontrasepsi karena kesehatan reproduksi, khususnya keluarga berencana bukan hanya urusan pria atau wanita saja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran suami menurut istri dalam pemakaian alat kontrasepsi sebagai motivator, fasilitator dan edukator. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif dengan besar sampel sebanyak 110 orang dengan metode

convenience sampling. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Agustus 2009 sampai Juni

2010. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yang meliputi data demografi dan pertanyaan mengenai peran suami. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas peran suami menurut istri dalam pemakaian alat kontrasepsi sebagai motivator baik (75.5%), sebagai fasilitator baik (67.3%), dan sebagai edukator baik (63.6%). Diharapkan peningkatan program keluarga berencana tidak hanya menuntut peran kaum perempuan tapi juga mengikutsertakan kaum pria sebagai akseptor.

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Paradigma baru program keluarga berencana adalah mewujudkan keluarga berkualitas tahun 2015 dan bertujuan memberdayakan masyarakat untuk membangun keluarga kecil berkualitas, menggalang kemitraan dalam peningkatan kesejahteraan, kemandirian dan ketahanan keluarga serta meningkatkan kualitas pelayanan keluarga berencana (Syaifuddin, 2003).

Keberhasilan program keluarga berencana di Indonesia selama tiga dasawarsa ini telah dianggap berhasil di tingkat internasional. Hal ini tampak dari penurunan Angka Kesuburan Total sebesar 50%, yaitu dari 5,6 pada tahun 1967 menjadi 2,8 pada tahun 1997 dan 2,6 pada tahun 2002-2003. Pencapaian ini memberikan kontribusi nyata pada penurunan laju pertumbuhan penduduk 2,31% pada tahun 1980, menjadi 1,98% pada tahun 1990, dan pada tahun 2000 menjadi 1,49%. Demikian pula dilihat dari cakupan pelayanan KB yang telah mencapai 60,3% pada tahun 2002-2003(Depkes RI, 2003).

(16)

KB-2

Dalam program KB nasional, idealnya, penggunaan kontrasepsi merupakan tanggung jawab bersama pria dan wanita sebagai pasangan, sehingga metode kontrasepsi yang dipilih mencerminkan kebutuhan serta keinginan suami istri. Pasangan suami istri harus saling medukung dalam pemilihan dan penggunaan metode kontrasepsi karena kesehatan reproduksi, khususnya keluarga berencana bukan hanya urusan pria atau wanita saja (Suprihastuti, 2000).

Peserta KB di Indonesia masih didominasi oleh perempuan. Pemerintah dengan berbagai sumber daya yang telah ada berupaya untuk meningkatkan kesetaraan pria dalam ber-KB. Namun hasinya masih belum seperti yang diharapkan. Data terakhir pemakaian alat kontrasepsi pada tahun 2002, yaitu : Pil 23,3% ; IUD 11,0% ;Suntikan 49,1% ; Kondom 1,6%, Implant 7,6% ; Tubektomi 6,5% ; Vasektomi 0,7% (BKKBN, 2005).

Perbedaan perempuan dan laki-laki masih menyimpan beberapa masalah, baik dari segi substansi dan kejadian maupun peran yang diemban dalam masyarakat. Perbedaan anatomi biologis antara keduanya cukup jelas. Akan tetapi efek yang timbul akibat perbedaan tersebut menimbulkan perdebatan, Karena ternyata perbedaan jenis kelamin secara biologis melahirkan seperangkat konsep budaya. Interpretasi budaya terhadap perbedaan jenis kelamin inilah yang disebut gender (Umar, 2004).

(17)

terhadap pemakaian kontrasepsi sebanyak 1,3% dari total peserta KB aktif merupakan manifestasi ketidakadilan dan ketidaksetaraan gender (BKKBN, 2005).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Winarti Wahyuni dengan judul penelitian “Peran Suami Dalam Pemilihan Alat Kontrasepsi di Desa Kepatihan Tulangan Sidoarjo” menunjukkan bahwa peran suami sebagai motivator yang baik yaitu 33,29%; peran suami sebagai edukator yang baik yaitu 31,86%, dan peran suami sebagai fasilitator yang baik yaitu 34,85% (Wahyuni, 2002). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Elvina Siregar dengan judul “Gambaran Pengetahuan Suami Tentang Kesertaan

Dalam Ber-KB di Desa Tanjung Gusta Kecamatan Sunggal Tahun 2008” menyatakan

bahwa tingkat pengetahuan suami baik 39,72%, cukup 35,62% dan kurang 24,66% (Siregar, 2008).

Perlunya peningkatan peran suami lebih ditekankan dengan adanya keluhan istri, berkenaan dengan berkurangnya perhatian suami terhadap KB, pengetahuan dan perhatian suami sangat berpengaruh terhadap KB (BKKBN, 2001).

Dengan melihat latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengambil judul peran suami menurut istri dalam pemakaian alat kontrasepsi di Rumah Sakit Umum Sundari Medan.

B. Pertanyaan Penelitian

(18)

4 C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana peran suami menurut istri dalam pemakaian alat kontrasepsi

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah :

a. Mengetahui peran suami menurut istri dalam pemakaian alat kontrasepsi sebagai motivator

b. Mengetahui peran suami menurut istri dalam pemakaian alat kontrasepsi sebagai edukator

c. Mengetahui peran suami menurut istri dalam pemakaian alat kontrasepsi sebagai fasilitator

D. Manfaat Penelitian 1. Praktek Kebidanan

Penelitian ini dapat dijadikan salah satu sumber pendukung pada pelaksanaan penyuluhan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi di pelayanan.

2. Pendidikan Kebidanan

(19)

3. Peneliti Kebidanan

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Peran Suami

Kamus besar bahasa Indonesia mengartikan bahwa suami adalah pria yg menjadi pasangan hidup resmi seorang wanita (istri) yg telah menikah. Sedangkan peran adalah perangkat tingkah yg diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat (KBBI, 2008).

Peran juga merupakan suatu kumpulan norma untuk perilaku seseorang dalam suatu posisi khusus, seperti seorang istri, suami, anak, guru, hakim, dokter, perawat, rohanian, dan sebagainya (Marasmis, 2006).

Jadi yang dimaksud dengan peran suami adalah perangkat tingkah yang dimiliki oleh seorang lelaki yang telah menikah, baik dalam fungsinya di keluarga maupun di masyarakat.

B. Alat Kontrasepsi

1. Pengertian Kontrasepsi

(21)

Dahulu kala pada abad sebelum Masehi, Hipocrates pernah menganjurkan wanita-wanita yang terlambat haid dan kebanyakan anak untuk bekerja lebih keras atau olah raga lebih berat lagi agar mereka mendapat haid lagi. Ada yang mengatakan bahwa abortus atau pengguguran kandungan mungkin merupakan alat kontrasepsi tertua di dunia ini, tetapi abortus ini oleh pandangan agama apa pun tidak dibenarkan dan di anggap berdosa bagi mereka yang melakukan tindakan pengguguran ini, bahkan undang-undang di beberapa negara pun menganggap bahwa perbuatan ini adalah ilegal dan bagi pelakunya dikenakan sanksi hukum (Hellboy, 2008).

2. Jenis-jenis Kontrasepsi

Memilih alat kontrasepsi berdasarkan pertimbangan sebagai berikut (Woolanayu, 2005):

a. Efektifitasnya tinggi

b. Tidak menimbulkan efek samping

c. Daya kerjanya dapat diatur sesuai kebutuhan

d. Tidak menimbulkan gangguan sewaktu melakukan hubungan seksual e. Mudah digunakan

f. Harganya terjangkau

Hampir semua pasangan suami-istri memerlukan perencanaan kehamilan dan sekaligus membatasi jumlah anak. Karena itu, kontrasepsi dibutuhkan. Alasan penggunaan kontrasepsi bisa macam-macam, dari menunda kehamilan, menjarangkan jarak kehamilan, sampai menyetop kehamilan (Yuwielueninet, 2008).

(22)

8

dan hendak menunda kehamilan berikutnya. Atau, ingin berhenti karena anak sudah banyak (Yuwielueninet, 2008).

Seperti kita tahu, ada begitu banyak alat kontrasepsi. Secara garis besar, kontrasepsi itu dibagi dalam tiga bagian besar. Yaitu kontrasepsi mekanik, hormonal, dan kontrasepsi mantap (Yuwielueninet, 2008).

a. Kontrasepsi Mekanik

Dinamakan mekanik karena sifatnya sebagai pelindung. Maksudnya, kontrasepsi ini mencegah bertemunya sperma dan sel telur dalam rahim. Ada beberapa kontrasepsi yang termasuk dalam golongan mekanik ini, yaitu kondom dan diafragma.

1) Kondom

Dulu kondom terbuat dari kulit atau usus binatang. Setiap akan digunakan direndam dulu. Kemudian terbuat dari linen. Kini kondom terbuat dari bahan karet yang tipis dan elastis. Bentuknya seperti kantong.

Fungsi kondom sebenarnya untuk menampung sperma sehingga tidak masuk ke dalam vagina. Perlindungan tersebut efektif 90 persen. Terlebih jika dipakai bersama dengan spermisida (pembunuh sperma). Rata-rata, dari 100 pasangan dalam setahun, sekitar 4 wanita yang hamil.

(23)

2) Diafragma

Kontrasepsi wanita yang mirip kondom. Bentuknya seperti topi yang menutupi mulut rahim. Terbuat dari bahan karet dan agak tebal. Kontrasepsi ini dimasukkan ke dalam vagina, semacam sekat yang dapat mencegah masuknya sperma ke dalam rahim.

Diafragma digunakan jika akan berhubungan seksual. Setelah itu bisa dilepas lagi atau tetap pada tempatnya. Karena bahannya lebih tebal dari kondom, kontrasepsi ini tidak mungkin bocor .

3) Alat Kontrasepsi dalam Rahim

Alat Kontrasepsi dalam Rahim/AKDR/IUD lebih dikenal dengan nama spiral. Berbentuk alat kecil dan banyak macamnya. Ada yang terbuat dari plastik seperti bentuk huruf S (Lippes Loop). Ada pula yang terbuat dari logam tembaga berbentuk seperti angka tujuh (Copper Seven) dan mirip huruf T (Copper T). Selain itu, ada berbentuk sepatu kuda (Multiload). Yang paling terkenal Copper T dan Multiload. Kontrasepsi tersebut jadi pilihan karena kenyamanannya. Modifikasi terbaru Copper T, yaitu Nova T memiliki keunggulan lebih lembut.

Alat kontrasepsi ini dimasukkan ke dalam rahim oleh dokter dengan bantuan alat. Benda asing dalam rahim ini akan menimbulkan reaksi yang dapat mencegah bersarangnya sel telur yang telah dibuahi di dalam rahim. Alat ini bisa bertahan dalam rahim selama 2-5 tahun, tergantung jenisnya dan dapat dibuka sebelum waktunya jika Anda ingin hamil lagi.

(24)

10

pemeriksaan ulang. Apakah itu 2 minggu sekali, 1-2 bulan sekali, atau setiap enam bulan sampai satu tahun setelah pemasangan. Pemakaian kontrasepsi tanpa bahan aktif tembaga (copper) dapat terus berlangsung sampai menjelang menopause. Sedangkan kontrasepsi dengan bahan aktif tembaga, 3-4 tahun harus diganti.

Yang perlu diingat kontrasepsi ini bukanlah alat yang sempurna. Masih ada kekurangannya. Misalnya, kehamilan bisa tetap terjadi, perdarahan, atau infeksi. Mungkin akibat benang dari alat tersebut dapat merangsang mulut rahim sehingga menimbulkan perlukaan dan menganggu dalam hubungan seksual. Pemakaian AKDR juga membuat kita lebih mudah keputihan. Karena itu sebaiknya kontrasepsi ini tidak digunakan jika terdapat infeksi genetalia atau perdarahan yang tidak jelas.

Keuntungannya, alat ini bisa dipakai untuk jangka panjang. Bahkan sama sekali tidak menganggu produksi ASI, jika ibu sedang menyusui. Efektifitas pemakaian kontrasepsi dalam rahim ini, dari seribu pasangan, sekitar 5 wanita dalam setahun akan hamil.

4) Spermisida

(25)

Banyak wanita merasa tak nyaman menggunakan spermasida. Keluhannya, tidak enak dan timbul alergi. Selain itu, pemakaiannya agak merepotkan menjelang hubungan senggama. Pasangan pun sulit mencapai kepuasan (Prawirohardjo. S, 2006).

b. Kontrasepsi Hormonal

Kontrasepsi ini menggunakan hormon, dari progesteron sampai kombinasi

estrogen dan progesteron. Penggunaan kontrasepsi ini dilakukan dalam bentuk pil,

suntikan, atau susuk (Prawirohardjo. S, 2006).

Pada prinsipnya, mekanisme kerja hormon progesteron adalah mencegah pengeluaran sel telur dari indung telur, mengentalkan cairan di leher rahim sehingga sulit ditembus sperma, membuat lapisan dalam rahim menjadi tipis dan tidak layak untuk tumbuhnya hasil konsepsi, saluran telur jalannya jadi lambat sehingga mengganggu saat bertemunya sperma dan sel telur.

1) Pil atau Tablet

Pil bertujuan meningkatkan efektifitas, mengurangi efek samping, dan meminimalkan keluhan. Sebagian besar wanita dapat menerima kontrasepsi ini tanpa kesulitan. Di Indonesia, jenis ini menduduki jumlah kedua terbanyak dipakai setelah suntikan. Pil ini tersedia dalam berbagai variasi. Ada yang hanya mengandung hormon progesteron saja, ada pula kombinasi antara hormon progesteron dan estrogen.

(26)

12

Pada setiap pil terdapat perbandingan kekuatan estrogenik atau progesterogenik, melalui penilaian pola menstruasi. Wanita yang menstruasi kurang dari 4 hari memerlukan pil KB dengan efek estrogen tinggi. Sedangkan wanita dengan haid lebih dari 6 hari memerlukan pil dengan efek estrogen rendah.

Sifat khas kontrasepsi hormonal yang berkomponen estrogen menyebabkan mudah tersinggung, tegang, berat badan bertambah, menimbulkan nyeri kepala, perdarahan banyak saat menstruasi, Sedangkan yang berkomponen progesteron menyebabkan payudara tegang, menstruasi berkurang, kaki dan tangan sering kram, liang senggama kering.

Penggunaan pil secara teratur dan dalam waktu panjang dapat menekan fungsi ovarium. Kerugian lainnya, mungkin berat badan bertambah, juga rasa mual sampai muntah, pusing, mudah lupa, dan ada bercak di kulit wajah seperti vlek hitam. Juga dapat mempengaruhi fungsi hati dan ginjal. Kecuali itu, kandungan hormon estrogen dapat mengganggu produksi ASI.

Keuntungannya, pil ini dapat meningkatkan libido, sekaligus untuk pengobatan penyakit endometriosis. Haid menjadi teratur, mengurangi nyeri haid, dan mengatur keluarnya darah haid. Efektifitas penggunaan pil ini 95-98 persen. Jadi, ada sekitar 7 wanita yang hamil dari 1.000 pasangan dalam setahun.

2) Suntikan

(27)

Salah satu keuntungan suntikan adalah tidak mengganggu produksi ASI. Pemakaian hormon ini juga bisa mengurangi rasa nyeri dan darah haid yang keluar.

Sayangnya, bisa membuat badan jadi gemuk karena nafsu makan meningkat. Kemudian lapisan dari lendir rahim menjadi tipis sehingga haid sedikit, bercak atau tidak haid sama sekali. Perdarahan tidak menentu. Tingkat kegagalannya hanya 3-5 wanita hamil dari setiap 1.000 pasangan dalam setahun.

3) Susuk

Disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan kiri atas. Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus silastik (plastik berongga) dan ukurannya sebesar batang korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul. Kini sedang diuji coba susuk satu kapsul implanon. Di dalamnya berisi zat aktif berupa hormon atau levonorgestrel. Susuk tersebut akan mengeluarkan hormon tersebut sedikit demi sedikit. Jadi, konsep kerjanya menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi migrasi sperma (Prawirohardjo. S, 2006).

Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun (Norplant) dan 3 tahun (Implanon). Sekarang ada pula yang diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi. Efektifitasnya, dari 10.000 pasangan, ada 4 wanita yang hamil dalam setahun.

(28)

14

sulit dikeluarkan karena mungkin waktu pemasangannya terlalu dalam. Hal tersebut dapat menimbulkan infeksi.

c. Kontrasepsi Mantap

Dipilih dengan alasan sudah merasa cukup dengan jumlah anak yang dimiliki. Caranya, suami-istri dioperasi (vasektomi untuk pria dan tubektomi untuk wanita). Tindakan dilakukan pada saluran bibit pada pria dan saluran telur pada wanita, sehingga pasangan tersebut tidak akan mendapat keturunan lagi (Manuaba, 2006).

d. Aman bagi Pasangan Baru Menikah

Pasangan yang baru menikah dan belum berencana punya anak, gunakanlah metode sederhana untuk menunda kehamilan (Yuwielueninet, 2008).

1) Kondom

Sperma yang keluar akan ditampung oleh kondom, sehingga tidak masuk ke dalam rahim. Kegagalan mungkin saja terjadi. Biasanya karena kondom robek dan bocor.

2) Pantang Berkala

Untuk menghindari kehamilan, lakukan hubungan intim hanya saat istri dalam masa tidak subur. Ini bisa dilakukan pada pasangan yang istrinya mempunyai siklus haid teratur. Kerjasama dan pengertian suami sangat dibutuhkan dalam hal ini.

3) Senggama Terputus

(29)

lebih disebabkan suami tidak bisa mengontrol, sehingga sperma tetap saja tertumpah di mulut rahim dan tetap bisa masuk vagina.

C. Peran Pria dalam Kesehatan Reproduksi

Peran dan tanggung jawab pria dalam kesehatan reproduksi khususnya pada Keluarga Berencana (KB) sangat berpengaruh terhadap kesehatan. Keputusan penting seperti siapa yang akan menolong persalinan istri atau metode apa yang akan dipilih oleh istri, kebanyakan masih ditentukan sepihak.

Peranan atau pengaruh yang dapat ditimbulkan oleh orang lain yang berarti seperti anggota keluarga, teman, saudara, dan rekan kerja adalah bagian dari dukungan sosial. Johnson and Johnson berpendapat bahwa dukungan sosial adalah pemberian bantuan seperti materi, emosi, dan informasi yang berpengaruh terhadap kesejahteraan manusia. Dukungan sosial juga dimaksudkan sebagai keberadaan dan kesediaan orang-orang yang berarti, yang dapat dipercaya untuk membantu, mendorong, menerima, dan menjaga individu (Suhita, 2005).

1. Peran Suami Sebagai Motivator

(30)

16

berpengaruh besar dalam pengambilan keputusan menggunakan atau tidak dan metode apa yang akan dipakai.

2. Peran Suami Sebagai Edukator

Selain peran penting dalam mendukung mengambil keputusan, peran suami dalam memberikan informasi juga sangat berpengaruh bagi istri. Peran seperti ikut pada saat konsultasi pada tenaga kesehatan saat istri akan memakai alat kontrasepsi, mengingatkan istri jadwal minum obat atau jadwal untuk kontrol, mengingatkan istri hal yang tidak boleh dilakukan saat memakai alat kontrasepsi dan sebagainya akan sangat berperan bagi isri saat akan atau telah memakai alat kontrasepsi. Besarnya peran suami akan sangat membantunya dan suami akan semakin menyadari bahwa masalah kesehatan reproduksi bukan hanya urusan wanita (istri) saja.

3. Peran Suami Sebagai Fasilitator

Peran lain suami adalah memfasilitasi (sebagai orang yang menyediakan fasilitas), memberi semua kebutuhan istri saat akan memeriksakan masalah kesehatan reproduksinya. Hal ini dapat terlihat saat suami menyediakan waktu untuk mendampingi istri memasang alat kontasepsi atau kontrol, suami bersedia memberikan biaya khusus untuk memasang alat kontrasepsi, dan membantu istri menentukan tempat pelayanan atau tenaga kesehatan yang sesuai.

D. Memahami Peran Pria dalam Keluarga Berencana

(31)
(32)

BAB III

KERANGKA KONSEP PENELITIAN

A. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dalam penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tentang peran suami menurut istri sebagai dalam pemakaian alat kontrasepsi, hal ini digambarkan sebagai berikut :

Peran Suami Sebagai Motivator

Peran Suami Sebagai Fasilitator

Peran Suami Sebagai Edukator

[image:32.612.148.500.297.431.2]

Pemakaian Alat Kontrasepsi

(33)
[image:33.612.108.546.124.632.2]

B. Defenisi Operasional

Tabel 3.1 Defenisi Operasional Variabel Penelitian No Variabel Defenisi Operasional Cara Ukur Hasil Ukur

(Skor)

Skala

1. Peran Suami Sebagai

Motivator

Dukungan dan keputusan suami dalam

mengizinkan istri menggunakan alat kontrasepsi

Kuesioner No. 1 s/d 5

• Baik (3-5) • Buruk

(0-2)

Ordinal

2. Peran Suami Sebagai

Fasilitator

Memfasilitasi atau memberi semua kebutuhan istri saat akan memeriksakan masalah kesehatan reproduksinya

Kuesioner No. 6 s/d 10

• Baik (3-5) • Buruk

(0-2)

Ordinal

3. Peran Suami Sebagai

Edukator

Memberikan informasi bagi istri, ikut pada saat konsultasi,

mengingatkan istri jadwal minum obat atau jadwal untuk kontrol, mengingatkan istri hal yang tidak boleh dilakukan saat memakai alat kontrasepsi

Kuesioner No. 11 s/d 15

• Baik (3-5) • Buruk

(0-2)

(34)

20

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana Peran Suami Menurut Istri dalam Pemakaian Alat Kontrasepsi di Rumah Sakit Umum Sundari Medan.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah wanita akseptor keluarga berencana di Poli Klinik Rumah Sakit Umum Sundari Medan. Jumlah akseptor keluarga berencana di Rumah Sakit Umum Sundari Medan pada bulan November 2009 adalah 153 orang.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah akseptor yang diambil dengan menggunakan cara convenience sampling, yang dilakukan dengan mengambil responden yang tersedia pada saat itu dan telah memenuhi kriteria sampel yang telah ditentukan terlebih dahulu (Notoatmodjo, 2002).

Kriteria penelitian yang ditentukan oleh peneliti adalah wanita akseptor KB di Poli Klinik Rumah Sakit Umum Sundari Medan dan bersedia menjadi responden.

Perhitungan yang digunakan untuk menentukan besarnya sampel, yaitu (Nursalam, 2008) :

) ( 1 N d2

N n

(35)

=

) 05 . 0 ( 153 1

153

2 +

= 110 Keterangan :

n : Besarnya sampel N : Besarnya populasi

d : Tingkat kesalahan yang dipilih (d=0.05)

berdasarkan rumus tersebut, jumlah sampel yang akan digunakan adalah sebanyak 110 orang.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Sundari Medan, karena di Rumah Sakit Umum Sundari Medan memiliki banyak pasien akseptor KB dari berbagai tempat dan latar belakang yang berbeda. Populasi yang besar dan belum pernah dilakukan penelitian tentang peran suami terhadap pemakaian alat kontrasepsi sebelumnya.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus 2009 s/d Juni 2010.

D. Pertimbangan Etika Penelitian

(36)

22

Sundari Medan dalam melakukan penelitian dengan memberikan rekomendasi dari Ketua Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Setelah mendapat persetujuan tersebut, kemudian peneliti akan melakukan penelitian dengan menekankan masalah etika dengan menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan.

Lembar persetujuan penelitian diberikan kepada responden yang akan diteliti. Tujuannya untuk memberikan kebebasan kepada responden penelitian untuk menentukan sendiri keikutsertaannya dalam penelitian serta agar responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian. Setelah itu kuisioner yang digunakan oleh peneliti diberikan kepada responden yang akan diteliti setelah responden menandatangani lembar persetujuan penelitian.

Kerahasiaan responden penelitian juga sangat diperhatikan, dengan tidak mencantumkan nama, hanya mencantumkan kode tertentu pada lembar kuesioner serta hanya peneliti yang mempunyai akses terhadap informasi tersebut.

E. Instrumen Penelitian

1. Kuesioner Data Demografi (Identitas Responden)

(37)

2. Kuesioner tentang Peran Suami

Dalam penelitian peran suami menurut istri dalam pemakaian alat kontrasepsi ini berisi 15 pertanyaan dengan dua pilihan jawaban, ya dan tidak. Jawaban ya memiliki nilai 1 dan jawaban tidak memiliki nilai 0. Kuesioner ini terdiri dari tiga kategori yaitu :

a. Peran suami sebagai motivator : Pertanyaan 1 s/d 5 b. Peran suami sebagai edukator : Pertanyaan 6 s/d 10 c. Peran suami sebagai fasilitator : Pertanyaan 11 s/d 15

F. Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas (kesahihan) adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mengukur aspek yang perlu di ukur. Semakin tinggi validitas suatu alat tes, maka alat tes tersebut semakin mengenai sasarannya atau semakin menunjukkan apa yang seharusnya diukur.

Reliabilitas (keandalan) adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur memperlihatkan hasil yang relatif sama dalam beberapa kali pengukuran terhadap sekelompok subjek yang sama. Hasil pengukuran yang relatif sama menunjukkan bahwa ada tolerasi terhadap perbedaan-perbedaan kecil di antara hasil beberapa kali pengukuran tersebut. Apabila dari waktu ke waktu perbedaan sangat besar, maka hasil pengukuran tidak dapat dipercaya dan dikatakan alat ukur tidak reliable.

(38)

24

keputusan apakah instrument sudah mewakili atau tidak, didasarkan pada pendapat ahli. Uji validitas ini akan dilakukan oleh orang yang ahli dibidangnya. Sedangkan uji reliabilitas pada penelitian ini adalah dengan tekhnik cronbach’s alfa. Instrumen diujikan pada 20 responden yang memenuhi kriteria. Kemudian jawaban dari responden akan diolah dengan menggunakan bantuan komputerisasi (Dempsey, 2002). Hasil uji reliabilitas yang telah dilakukan menunjukkan hasil reliabilitas yajng tinggi dengan hasil perhitungan cronbach’s alfa 0.913 sehingga dapat di tarik kesimpulan semua pertanyaan dalam penelitian ini dinyatakan reliable (hasil terlampir).

G. Pengumpulan Data

Pada tahap awal peneliti akan mengajukan permohonan ijin pelaksanaan penelitian pada institusi pendidikan (Program DIV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan), kemudian permohonan izin yang diperoleh dikirimkan ke tempat penelitian, yaitu Rumah Sakit Umum Sundari Medan. Setelah mendapatkan izin dari direktur rumah sakit, peneliti melakukan studi pendahuluan untuk mengetahui jumlah populasi dan jumlah sampel yang akan diteliti.

(39)

Responden akan diberikan kesempatan untuk bertanya selama pengisian kuesioner bila ada yang tidak dimengerti sehubungan dengan pertanyaan yang ada di dalam kuesioner. Setelah semua pertanyaan dijawab oleh responden, maka kuesioner diambil kembali untuk dianalisis.

H. Analisis Data

(40)

26

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Setelah melakukan pengumpulan data, maka dilakukan pengolahan data dan analisis data. Adapun hasil dari pengolahan data adalah :

1. Karakteristik responden

(41)
[image:41.612.110.548.130.694.2]

Tabel 5.1

Distribusi Karakteristik Ibu Akseptor Keluarga Berencana di Rumah Sakit Umum Sundari Medan

Karakteristik Responden Frekwensi Persentase (%) 1. Usia

• < 30 Tahun • 30-39 Tahun • > 39 Tahun 2. Agama

• Islam

• Kristen Protestan • Kristen Katolik • Hindu

• Budha 3. Suku

• Jawa

• Batak (Toba, Karo, Mandailing, Pak-Pak, Simalungun, dll) • Melayu

• Padang • Aceh • Cina 4. Pendidikan

• Sekolah (SD, SMP,

SMU/sederajat, dll)

• Perguruan Tinggi (DI, DIII, DIV, SI, SII, SIII, dll)

5. Pekerjaan

• Tidak Bekerja/IRT • Bekerja

6. Jenis Alat Kontrasepsi • Suntik

• IUD • Implan • Tubektomi

7. Lama Pemakaian Alat Kontrasepsi • 0-1 Tahun

• >1-2 Tahun • >2 Tahun 8. Jumlah Anak

• 1-2 Orang • >2 Orang

(42)

28

[image:42.612.119.552.293.714.2]

Berdasarkan karakteristik suami ibu akseptor dapat dilihat bahwa dari 110 responden yang diteliti ditemukan mayoritas suami dari ibu akseptor Alat kontasepsi memiliki umur antara 30-39 tahun (64.5%), beragama Islam (70.9%), bersuku Batak (41.8%), berpendidikan sekolah (SD, SMP, SMA/sederajat) (70.0%), dan bekerja sebagai Wiraswasta/Karyawan swasta (83.6%). Adapun distribusi karakteristik suami akseptor keluarga berencana dapat dilihat dari tabel berikut.

Tabel 5.2

Distribusi Karakteristik Suami Ibu Akseptor Keluarga Berencana di Rumah Sakit Umum Sundari Medan

Karakteristik Responden Frekwensi Persentase (%) 1. Usia

• < 30 Tahun • 30-39 Tahun • > 39 Tahun 2. Agama

• Islam

• Kristen Protestan • Kristen Katolik • Hindu

• Budha 3. Suku Suami

• Jawa

• Batak (Toba, Karo, Mandailing, Pak-Pak, Simalungun, dll) • Melayu

• Padang • Aceh • Cina

4. Pendidikan Suami

• Sekolah (SD, SMP,

SMU/sederajat, dll)

• Perguruan Tinggi (DI, DIII, DIV, SI, SII, SIII, dll)

5. Pekerjaan Suami • Tidak Bekerja/IRT • Wiraswasta/Peg. Swasta • Pegawai Negeri Sipil

(43)

2. Peran Suami

(44)

30

Tabel 5.4

Distribusi Jawaban Responden Peran Suami Menurut Istri Dalam Pemakaian Alat Kontrasepsi Di Rumah Sakit Umum Sundari Medan

No Peran Ya Tidak

F % F %

A. Peran suami sebagai motivator

1. Apakah suami anda yang menyuruh anda

menggunakan alat kontrasepsi? 94 85% 16 15% 2. Apakah suami anda yang menyarankan anda

memakai alat kontrasepsi? 98 81% 12 19%

3. Apakah suami anda yang menetukan banyak

anak yang ingin dimiliki? 67 61% 43 39%

4. Apakah suami anda yang menentukan jenis

alat kontrasepsi yang anda pakai? 24 22% 86 78% 5. Apakah suami anda turut memberi saran saat

anda memilih alat kontrasepsi? 81 75% 29 25% B. Peran suami sebagai fasilitator

6. Apakah suami anda selalu menyediakan

waktu saat anda menemui tenaga kesehatan? 82 75% 28 25% 7.

Apakah suami anda mau mendampingi anda melakukan kunjungan ulang untuk alat kontrasepsi yang anda pakai?

70 64% 40 36% 8. Apakah suami anda memberikan biaya

khusus untuk alat kontrasepsi anda? 71 65% 39 35% 9. Apakah suami anda mau mengantarkan anda

menemui tenaga kesehatan? 85 76% 25 24%

10.

Apakah suami anda membantu memilihkan tenaga kesehatan atau tempat pelayanan yang sesuai untuk anda?

65 59% 45 41% C. Peran suami sebagai edukator

11. Apakah suami anda mengetahui jenis alat

kontrasepsi yang anda gunakan? 67 61% 43 39% 12. Apakah suami anda sering mengingakan anda

jadwal kontrol atau jadwal minum obat? 82 75% 28 25% 13. Apakah suami anda mengetahui efek samping

alat kontrasepsi yang anda gunakan? 65 59% 45 41% 14.

Apakah suami anda mengetahui angka kemungkinan hamil dari alat kontrasepsi yang anda pakai?

28 25% 82 75% 15. Apakah suami menanyakan keadaan anda

(45)
[image:45.612.150.503.181.403.2]

Berdasarkan hasil penjumlahan skor jawaban responden, dapat dilihat pembagian peran suami yang baik dan buruk dalam tabel berikut :

Tabel 5.3

Peran Suami Menurut Istri Dalam Pemakaian Alat Kontrasepsi Di Rumah Sakit Umum Sundari Medan

Peran Suami Frekuensi Persentase (%) 1. Sebagai motivator

• Baik • Buruk

83 27

75.5 24.5 2. Sebagai fasilitator

• Baik • Buruk

74 36

67.3 32.7 3. Sebagai edukator

• Baik • Buruk

70 40

63.6 36.4

(46)

32

B. Pembahasan

1. Peran Suami Sebagai Motivator

Setelah dilakukan penelitian mengenai peran suami menurut istri sebagai motivator dalam pemakaian alat kontrasepsi diperoleh sebagai motivator baik sebanyak 83 orang (75.5%) dan buruk 27 orang (24.5%). Hal ini menunjukkan peran suami yang cukup besar menurut istri dalam memberikan motivasi dalam pemakaian alat kontrasepsi.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Suhita (2005) yang menyatakan bahwa dukungan sosial merupakan kesediaan orang yang berarti, dapat dipercaya untuk mendorong, menerima dan menjaga individu. Peran serta suami sebagai motivator yang baik bagi istrinya sangat membantu dalam pelaksanaan program keluarga berencana. Walaupun suami tidak menggunakan setidaknya ia menyadari bahwa tugas memelihara kesehatan reproduksi bukan hanya bagi perempuan saja tetapi pasangan suami istri (BKKBN, 2000). Notoatmodjo (2003), menyatakan bahwa, isi stimulasi yang dikeluarkan sumber (komunikator) kepada penerima (komunikan). Isi stimulasi berupa informasi atau motivasi yang dikeluarkan oleh komunikator, dengan harapan agar direspon secara positif untuk aktif melakukan sesuatu hal berupa perilaku atau tindakan, seperti pemakaian alat kontrasepsi.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Winarti Wahyuni dengan judul penelitian “Peran Suami Dalam Pemilihan Alat

Kontrasepsi di Desa Kepatihan Tulangan Sidoarjo” menunjukkan bahwa peran suami

(47)

orang (30%) memiliki suami dengan pendidikan di Perguruan Tinggi, sesuai pendapat Notoatmodjo (2003) yang mengatakan bahwa, pendidikan mempunyai peranan penting dalam menentukan kualitas manusia. Tingkat pendidikan masyarakat dikaitkan dengan kemampuan dalam menyerap dan menerima informasi dalam bidang kesehatan dan keluarga. Melihat bahwa semakin tinggi pendidikan yang dimiliki responden, maka semakin mudah dan berwawasan luas mengetahui tentang peranannya sebagai motivator untuk istrinya dalam pemalakaian alat kontrasepsi.

Bila dilihat dari jawaban reponden, mayoritas responden menjawab suami yang menyarankan untuk menggunakan alat kontrasepsi sebanyak 85%, menyatakan bahwa suami yang menyuruh untuk menggunakan alat kontrasepsi sebanyak 81% dan menyatakan bahwa suami turut memberi saran saat memilih alat kontrasepsi sebanyak 75%. Hal ini terlihat bahwa peran suami sebagai motivator yang baik atau sebagai penentu kebijakan sangatlah besar di kalangan masyarakat.

2. Peran Suami Sebagai Fasilitator

Hasil penelitian mengenai peran suami menurut istri sebagai fasilitator dalam pemakaian alat kontrasepsi diperoleh sebagai fasilitator yang baik sebanyak 74 orang (67.3%) dan buruk 36 orang (32.7%). Hal ini menunjukkan peran suami yang cukup besar menurut istri dalam memfasilitasi istri untuk pemakaian alat kontrasepsi.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Winarti Wahyuni dengan judul penelitian “Peran Suami Dalam Pemilihan Alat

Kontrasepsi di Desa Kepatihan Tulangan Sidoarjo” menunjukkan bahwa peran suami

(48)

34

karakteristik dan jumlah sampel yang berbeda. Responden yang diteliti sebanyak 92 orang (83.6%) suaminya bekerja sebagai Wiraswasta/Pegawai swasta, dan tidak ada responden yang menyatakan suaminya tidak bekerja. Hal ini berhubungan dengan fungsi suami sebagai fasilitator yang baik untuk pemakaian alat kontrasepsi bagi istri, dengan bekerja maka suami mampu membiayai istri untuk menggunakan alat kontrasepsi sesuai dengan keinginannya.

Hasil jawaban responden mayoritas menjawab suaminya mau mengantarkan responden menemui tenaga kesehatan untuk periksa atau kunjungan ulang sebanyak 76%, menyatakan suaminya selalu menyediakan waktu saat akan menemui tenaga kesehatan sebanyak 75%, dan menyatakan suaminya memberikan biaya khusus untuk penggunaan alat kontrasepsi sebanyak 65%. Hal ini menunjukkan bahwa peran suami cukup baik dalam memberikan perhatian dan mau mendampingi istri untuk melakukan pemeriksaan kesehatan atau pemasangan alat kontrasepsi.

3. Peran Suami Sebagai Edukator

Hasil penelitian mengenai peran suami menurut istri sebagai edukator dalam pemakaian alat kontrasepsi cukup besar dengan 70 orang (63.6%) edukator yang baik dan edukator yang buruk 40 orang (36.4%). Hal ini menunjukkan peran suami yang cukup besar menurut istri dalam memberikan perhatian yang cukup besar bagi istri untuk pemakaian alat kontrasepsi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Elvina Siregar dengan judul “Gambaran Pengetahuan Suami Tentang Kesertaan Dalam Ber-KB di Desa Tanjung

(49)

baik 39,72%, cukup 35,62% dan kurang 24,66% (Siregar, 2008). Dimana dengan baiknya pengetahuan suami tentang Keluarga Berencana maka perannya sebagai sumber pengetahuan, tempat berbagi bagi ibu dalam penggunaan alat kontrasepsinya juga akan baik. Sesuai pendapat Hurlock (2002), bahwa usia dewasa (18-40 tahun) merupakan masa dimana seseorang secara maksimal mencapai prestasi yang memuaskan, pada usia tengah (41-60 tahun) adalah usia tidak produktif lagi. Hal ini sesuai dengan teori bahwa usia reproduktif memang lebih aktif mencari dan mendapatkan informasi dibandingkan usia yang tidak produktif lagi. Mayoritas suami responden berusia 30-39 tahun sebanyak 71 orang (64.5%) karena itu masih dapat berfungsi sebagai edukator yang baik bagi ibu, suami masih aktif untuk mencari informasi dan keterangan yang berhubungan dengan alat kontrasepsi. Namun, hasil ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Winarti Wahyuni dengan judul penelitian “Peran Suam Dalam Pemilihan Alat Kontrasepsi di Desa Kepatihan

Tulangan Sidoarjo” menunjukkan bahwa peran suami sebagai edukator yang baik hanya

31,86%. Kesenjangan dapat terjadi karena lokasi dan karakteristik penelitian yang berbeda.

(50)

36

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai peran suami menurut istri dalam pemakaian alat kontrasepsi di RSU Sundari Medan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Peran suami menurut istri sebagai motivator dalam pemakaian alat kontrasepsi adalah baik, yaitu sebanyak 75.5%.

2. Peran suami menurut istri sebagai fasilitator dalam pemakaian alat kontrasepsi adalah baik, yaitu sebanyak 63.6%.

3. Peran suami menurut istri sebagai edukator dalam pemakaian alat kontrasepsi adalah baik, yaitu sebanyak 67.3%.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka disarankan berbagai hal berikut :

1. Praktek Kebidanan

(51)

2. Peneliti Kebidanan

(52)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. S, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pedekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta

Arman Widodo, 2003. Peningkatan Partisipasi Pria Dan Keluarga Berencana

Berwawasan Gender

BKKBN, 2001. Partisipasi Pria Dalam Keluarga Berencana Dan Kesehatan

Reproduksi. Jakarta

_______, 2004. Panduan Pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi Berwawasan

Gender di Tempat Kerja. Jakarta

_______, 2000. Program Keluarga Berencana Nasional.

Dempsey, P. A & Dempsey, A. D, 2002. Riset Keperawatan : Buku Ajar dan Latihan

Edisi 4. Jakarta : EGC

Eko, 2008. Keikutsertaan Pria Ber-KB Hanya 1,3 Persen Saja. ¶ 1.

Hartanto, 2002. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi,Cetakan Ketig. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan

Hurlock, 2005. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Dalam Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga

Hellboy, 2008. Sejarah Alat Kontrasepsi.

KBBI, 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Manuaba, 2006. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk

Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC

Marasmis, 2006. Ilmu Perilaku Dalam Pelayanan Kesehatan. Surabaya : Airlangga University Press.

Marleni, W. A, 2005. Peran Gender Dalam Pemilihan Alat Kontrasepsi Dilihat Dari

Sudut Pandang Istri Di Puskesmas Helvet Medan. Perpustakaan Universitas

(53)

Notoatmodjo, 2003. Prinsip-prinsip Dasar Ilmu Kesahatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta.

__________, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan

Edisi 2. Jakarta : Salemba Medica

Prawirohardjo. S, 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Tridasa Printer

Siregar, Elvina, 2008. Gambaran Pengetahuan Suami Tentang Kesertaan Dalam

Ber-KB di Desa Tanjung Gusta Kecamatan Sunggal Tahun 2008. Akademi Kebidanan

Bakti Inang Persada Medan

Suhita, 2005. Apa Itu Dukungan Sosial?. ¶ 3.

Suprihastuti, dkk, 2000. Gender dan Kontrasepsi

Wahyuni, 2002. Peran Suami Pada Istri Terhadap Pemakaian Alat Kontrasepsi di Desa

Kepatuhan Tualang Sidoarjo. ¶ 3.

(54)

Lampiran 5

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bernama Rasmina Anggi Permata Sari S./095102022 adalah mahasiswa Program DIV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang ”Peran Suami

Menurut Istri Dalam Pemakaian Alat Kontrasepsi di Rumah Sakit Umum Sundari

Medan”. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir

di Program DIV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Untuk keperluan tersebut, saya memohon kesediaan ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya saya memohon kesediaan ibu untuk mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan ibu.

Partisipasi ibu bersifat sukarela, sehingga bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun. Identitas pribadi ibu dan semua informasi yang diberikan akan dirahasiakan dan hanya akan digunakan untuk penelitian ini.

Terimakasih atas partisipasi ibu dalam penelitian ini.

Medan, Februari 2010

Peneliti Responden,

(55)

Lampiran 6

KUESIONER PENELITIAN PERAN SUAMI MENURUT ISTRI DALAM PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI

DI RUMAH SAKIT UMUM SUNDARI MEDAN

Petunjuk pengisian :

1. Menjawab setiap pertanyaan yang tersedia dengan memberikan tanda checklist (√) dan mengisi titik pada setiap tempat di pertanyaan yang disediakan

2. Menjawab semua pertanyaan yang diberikan dengan benar dan jujur 3. Tiap pertanyaan hanya diisi dengan satu jawaban

4. Bila ada pertanyaan yang kurang mengerti dapat ditanyakan kepada peneliti No. Responden :

A. Kuesioner Data Demografi (Identitas Akseptor) • Data Istri

1. Usia :  <30 Tahun  30-39 Tahun  >39 Tahun 2. Agama :  Islam  Kristen Protestan  Kristen Katolik

 Hindu  Budha

3. Suku :  Jawa  Batak  Melayu

 Padang  Aceh  Cina 4. Pendidikan:  Sekolah (SD, SMP, SMA/Sederajat)

 Perguruan Tinggi (DI, DIII, DIV, SI, SII, SIII, dll) 5. Pekerjaan :  Tidak Bekerja  Wiraswasta/Peg. Swasta

 PNS  TNI/Polri

• Data Suami

1. Usia :  <30 Tahun  30-39 Tahun  >39 Tahun 2. Agama :  Islam  Kristen Protestan  Kristen Katolik

 Hindu  Budha

(56)

 Padang  Aceh  Cina 4. Pendidikan:  Sekolah (SD, SMP, SMA/Sederajat)

 Perguruan Tinggi (DI, DIII, DIV, SI, SII, SIII, dll) 5. Pekerjaan :  Tidak Bekerja  Wiraswasta/Peg. Swasta  PNS  TNI/PolriUsia

• Data Alat Kontrasepsi

1. Jenis alat kontrasepsi yang dipakai : Suntik IUD/Spiral

 AKDR/Implan  Tubektomi/Steril

2. Lama pemakaian :  0-1 Tahun  >1-2 Tahun  > 2 Tahun

3. Jumlah anak :  1-2 Orang

(57)

B. Kuesioner Peran Suami Menurut Istri Dalam Pemakaian Alat Kontrasepsi

NO PERAN YA TIDAK

PERAN SUAMI SEBAGAI MOTIVATOR

1. Apakah suami anda yang menyuruh anda menggunakan alat kontrasepsi?

2. Apakah suami anda yang menyarankan anda memakai alat kontrasepsi?

3. Apakah suami anda yang menetukan banyak anak yang ingin dimiliki?

4. Apakah suami anda yang menentukan jenis alat kontrasepsi yang anda pakai?

5. Apakah suami anda turut memberi saran saat anda memilih alat kontrasepsi?

PERAN SUAMI SEBAGAI FASILITATOR

6. Apakah suami anda selalu menyediakan waktunya saat anda akan menemui tenaga kesehatan?

7. Apakah suami anda mau mendampingi saat anda melakukan kunjungan ulang untuk alat kontrasepsi yang anda pakai? 8. Apakah suami anda memberikan biaya khusus untuk alat

kontrasepsi yang anda pakai?

9. Apakah suami anda mau mengantarkan anda menemui tenaga kesehatan?

10. Apakah suami anda membantu memilihkan tenaga kesehatan atau tempat pelayanan yang sesuai untuk anda?

PERAN SUAMI SEBAGAI EDUKATOR

11. Apakah suami anda mengetahui jenis alat kontrasepsi yang anda gunakan?

12. Apakah suami anda sering mengingatkan anda jadwal kontrol atau jadwal minum obat?

(58)

kontrasepsi yang anda gunakan?

14. Apakah suami anda mengetahui angka kemungkinan hamil dari alat kontrasepsi yang anda pakai?

(59)

Lampiran 2

Lembar Peryataan Content Validity

Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa mahasiswa yang bernama :

Nama : Rasmina Anggi Permata Sari S.

Nim : 095102022

Judul Penelitian : Peran Suami Menurut Istri Dalam Pemakaian Alat Kontrasepsi di Rumah Sakit Umum Sundari Medan

Telah melakukan content uji validitas terhadap kuesioner penelitiannya dengan sebanyak 15 pernyataan.

Medan, Februari 2010

(60)

Lampiran 9

Output SPSS

Reliability

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excluded(

a) 0 .0

Total 20 100.0

a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

(61)

Karakteristik Responden

Statistics

110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Valid Missing N

Usia Istri Usia Suami Agama Suku Istri Suku Suami

Pendidikan Istri Pendidikan Suami Pekerjaan Istri Pekerjaan Suami Jenis Alat Kontrasepsi Lama Pemakaian Alat

Konrasepsi Jumlah Anak

Usia Istri

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Usia <30 Tahun 64 58.2 58.2 58.2

Usia 30-39 Tahun 41 37.3 37.3 95.5

Usia >39 Tahun 5 4.5 4.5 100.0

Total 110 100.0 100.0

Usia Suami

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Usia <30 Tahun 30 27.3 27.3 27.3

Usia 30-39 Tahun 71 64.5 64.5 91.8

Usia >39 Tahun 9 8.2 8.2 100.0

Total 110 100.0 100.0

Agama

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Islam 78 70.9 70.9 70.9

Kristen Protestan 19 17.3 17.3 88.2

Kristen Katolik 11 10.0 10.0 98.2

Budha 2 1.8 1.8 100.0

(62)

Suku Istri

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Jawa 47 42.7 42.7 42.7

Batak (Toba, Karo, Mandailing, Pak-pak,

Simalungun dll 44 40.0 40.0 82.7

Melayu 7 6.4 6.4 89.1

Padang 5 4.5 4.5 93.6

Aceh 4 3.6 3.6 97.3

Cina 3 2.7 2.7 100.0

Total 110 100.0 100.0

Suku Suami

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Jawa 43 39.1 39.1 39.1

Batak (Toba, Karo, MAndailing, Pak-pak,

Simalungun, dll) 46 41.8 41.8 80.9

Melayu 9 8.2 8.2 89.1

Padang 4 3.6 3.6 92.7

Aceh 5 4.5 4.5 97.3

Cina 3 2.7 2.7 100.0

Total 110 100.0 100.0

Pendidikan Istri

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sekolah (SD, SMP,

SMA/sederajat) 80 72.7 72.7 72.7

Perguruan Tinggi (DI,

DIII, DIV, SI, SII, SIII, dll) 30 27.3 27.3 100.0

Total 110 100.0 100.0

Pendidikan Suami

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sekolah (SD, SMP,

SMA/sederajat) 77 70.0 70.0 70.0

Perguruan Tinggi (DI,

(63)

Pekerjaan Istri

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Bekerja/IRT 72 65.5 65.5 65.5

Wiraswasta/Karyawan

Swasta 31 28.2 28.2 93.6

PNS/Pegawai Pemerintah

7 6.4 6.4 100.0

Total 110 100.0 100.0

Pekerjaan Suami

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Wiraswasta/Karyawan

Swasta 92 83.6 83.6 83.6

PNS/Pegawai Pemerintah

13 11.8 11.8 95.5

TNI/POLRI 5 4.5 4.5 100.0

Total 110 100.0 100.0

Jenis Alat Kontrasepsi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Suntikan (1 Bulan

dan 3 Bulan) 63 57.3 57.3 57.3

Implan 19 17.3 17.3 74.5

IUD/AKDR 24 21.8 21.8 96.4

Tubektomi 4 3.6 3.6 100.0

Total 110 100.0 100.0

Lama Pemakaian Alat Kontrasepsi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid < 1 Tahun 96 87.3 87.3 87.3

1-2 Tahun 11 10.0 10.0 97.3

> 2 Tahun 3 2.7 2.7 100.0

(64)

Jumlah Anak

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1-2 Orang 33 30.0 30.0 30.0

3-4 Orang 71 64.5 64.5 94.5

>4 Orang 6 5.5 5.5 100.0

Total 110 100.0 100.0

Peran Suami Statistics Peran Suami Sebagai Motivator Peran Suami Sebagai Fasilitator Peran Suami Sebagai Edukator

N Valid 110 110 110

Missing 0 0 0

Peran Suami Sebagai Motivator

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Baik (Skor 3-5) 83 75.5 75.5 75.5

Buruk (Skor 0-2) 27 24.5 24.5 100.0

Total 110 100.0 100.0

Peran Suami Sebagai Fasilitator

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Baik (Skor 3-5) 74 67.3 67.3 67.3

Buruk (Skor 0-2) 36 32.7 32.7 100.0

Total 110 100.0 100.0

Peran Suami Sebagai Edukator

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Baik (Skor 3-5) 70 63.6 63.6 63.6

Buruk (Skor 0-2) 40 36.4 36.4 100.0

(65)

Lampiran 11

DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. Data Pribadi

1. Nama : Rasmina Anggi Permata Sari Sidabutar 2. Tempat dan Tanggal Lahir : Rantauprapat, 31 Agustus 1987

3. Agama : Islam

4. Nama Ayah : L. R. Sidabutar

5. Nama Ibu : Hj. Rosmawati

6. Status Keluarga : Anak Ke-4 dari 5 Bersaudara

7. Alamat Rumah : Jl. Dewi Sartika No. 103 Rantau Selatan Labuhan Batu

B. Riwayat Pendidikan

1. 1991-1993 : TK Yayasan Kemala Bhayangkari Rantauprapat 2. 1993-1999 : SD Yayasan Kemala Bhayangkari Rantauprapat 3. 1999-2002 : MTs Negeri 1 Rantau Selatan

4. 2002-2005 : SMU Negeri 1 Rantau Selatan

(66)

LEMBAR KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH PROGRAM DIV BIDAN PENDIDIK F. KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Nama Mahasiswa : Rasmina Anggi Permata Sari S.

NIM : 095102022

Judul KTI : Peran Suami Menurut Istri dalam Pemakaian Alat Kontrasepsi di Rumah Sakit Umum Sundari Medan Nama Pembimbing : Farida Linda Sari S. S. Kep, Ns, M. Kep

NIP : 197.80320.200501.2.0003

No. Tanggal Materi Saran

Paraf

Dosen

(67)
(68)

Lampiran 10

JADWAL PENELITIAN

3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Studi pendahuluan

2 Mengajukan judul

3 Menentukan judul

proposal

4 Menyusun proposal

penelitian

5 Seminar proposal

6 Perbaikan proposal

7 Mengajukan izin

penelitian

8 Pengumpulan data

9 Pengolahan data

10 Analisa data

11 Penyusunan laporan

penelitian

12 Sidang KTI

13 Revisi KTI

14 Mengumpulkan KTI

(69)

Correlations

1 1.000** 1.000** .096 .688** .096 .688** .096 .688** .096 -.053 .096 -.053 .096 -.053 .484*

.000 .000 .686 .001 .686 .001 .686 .001 .686 .826 .686 .826 .686 .826 .031

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

1.000** 1 1.000** .096 .688** .096 .688** .096 .688** .096 -.053 .096 -.053 .096 -.053 .484*

.000 .000 .686 .001 .686 .001 .686 .001 .686 .826 .686 .826 .686 .826 .031

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

1.000** 1.000** 1 .096 .688** .096 .688** .096 .688** .096 -.053 .096 -.053 .096 -.053 .484*

.000 .000 .686 .001 .686 .001 .686 .001 .686 .826 .686 .826 .686 .826 .031

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

.096 .096 .096 1 .140 1.000** .140 1.000** .140 1.000** .096 1.000** .096 1.000** .096 .802**

.686 .686 .686 .556 .000 .556 .000 .556 .000 .686 .000 .686 .000 .686 .000

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

.688** .688** .688** .140 1 .140 1.000** .140 1.000** .140 .688** .140 .688** .140 .688** .704**

.001 .001 .001 .556 .556 .000 .556 .000 .556 .001 .556 .001 .556 .001 .001

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

.096 .096 .096 1.000** .140 1 .140 1.000** .140 1.000** .096 1.000** .096 1.000** .096 .802**

.686 .686 .686 .000 .556 .556 .000 .556 .000 .686 .000 .686 .000 .686 .000

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

.688** .688** .688** .140 1.000** .140 1 .140 1.000** .140 .688** .140 .688** .140 .688** .704**

.001 .001 .001 .556 .000 .556 .556 .000 .556 .001 .556 .001 .556 .001 .001

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

.096 .096 .096 1.000** .140 1.000** .140 1 .140 1.000** .096 1.000** .096 1.000** .096 .802**

.686 .686 .686 .000 .556 .000 .556 .556 .000 .686 .000 .686 .000 .686 .000

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

.688** .688** .688** .140 1.000** .140 1.000** .140 1 .140 .688** .140 .688** .140 .688** .704**

.001 .001 .001 .556 .000 .556 .000 .556 .556 .001 .556 .001 .556 .001 .001

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

.096 .096 .096 1.000** .140 1.000** .140 1.000** .140 1 .096 1.000** .096 1.000** .096 .802**

.686 .686 .686 .000 .556 .000 .556 .000 .556 .686 .000 .686 .000 .686 .000

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

-.053 -.053 -.053 .096 .688** .096 .688** .096 .688** .096 1 .096 1.000** .096 1.000** .484*

.826 .826 .826 .686 .001 .686 .001 .686 .001 .686 .686 .000 .686 .000 .031

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

.096 .096 .096 1.000** .140 1.000** .140 1.000** .140 1.000** .096 1 .096 1.000** .096 .802**

.686 .686 .686 .000 .556 .000 .556 .000 .556 .000 .686 .686 .000 .686 .000

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

-.053 -.053 -.053 .096 .688** .096 .688** .096 .688** .096 1.000** .096 1 .096 1.000** .484*

.826 .826 .826 .686 .001 .686 .001 .686 .001 .686 .000 .686 .686 .000 .031

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

.096 .096 .096 1.000** .140 1.000** .140 1.000** .140 1.000** .096 1.000** .096 1 .096 .802**

.686 .686 .686 .000 .556 .000 .556 .000 .556 .000 .686 .000 .686 .686 .000

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

-.053 -.053 -.053 .096 .688** .096 .688** .096 .688** .096 1.000** .096 1.000** .096 1 .484*

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15

Gambar

Gambar 3.1. Kerangka Konsep
Tabel 3.1 Defenisi Operasional Variabel Penelitian
Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Ibu Akseptor Keluarga Berencana
Tabel 5.2 Distribusi Karakteristik Suami Ibu Akseptor Keluarga Berencana
+2

Referensi

Dokumen terkait

Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul Gambaran Kecemasan Suami Menghadapi Istri Bersalin Normal pada Primigravida di Rumah Sakit Bersalin Sundari Medan Tahun 2015. Saya

Dalam penelitian ini, analisis univariat dilakukan terhadap data penelitian tentang pengetahuan ibu dan dukungan suami dengan pemakaian alat kontrasepsi IUD (Intra Uterine

Dapat diketahui bahwa responden yang memiliki perilaku kurang dalam penggunaan alat kontrasepsi banyak ditemukan pada kelompok suami yang tidak mendukung sebesar

Tujuan: Mengetahui tingkat kecemasan suami saat menghadapi istri bersalin normal pada primigravida di Rumah Sakit Bersalin Sundari Tahun 2015.. Metode: Penelitian ini

Tujuan: Mengetahui tingkat kecemasan suami saat menghadapi istri bersalin normal pada primigravida di Rumah Sakit Bersalin Sundari Tahun 2015.. Metode: Penelitian ini

Hubungan Antara Dukungan Suami terhadap Istri dengan Keputusan Penggunaan Alat Kontrasepsi Di Wilayah Kerja Puskesmas Ngemplak Kabupaten Boyolali (Bela Novita Amaris

peran suami istri dalam rumah tangga di Desa Metenggeng Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga. Untuk mengetahui pandangan hukum Islam terhadap istri yang

yang diberikan suami kepada istri untuk menggunakan alat kontrasepsi, dukungan.. tersebut dapat diberikan dengan mengizinkan atau memberi