• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Perilaku, Pernikahan Sedarah (Consanguineous Marriages) Dan Modifikasi Makanan Lokal Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kajian Perilaku, Pernikahan Sedarah (Consanguineous Marriages) Dan Modifikasi Makanan Lokal Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN PERILAKU, PERNIKAHAN SEDARAH (

CONSANGUINEOUS

MARRIAGES

) DAN MODIFIKASI

MAKANAN LOKAL

PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2

MUKSIN PASAMBUNA

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi berjudul Kajian Perilaku, Pernikahan Sedarah (Consanguineous Marriages) dan Modifikasi Makanan Lokal pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2015

(4)

RINGKASAN

MUKSIN PASAMBUNA. Kajian Perilaku, Pernikahan Sedarah (Consanguineous Marriages) dan Modifikasi Makanan Lokal pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2. Dibimbing oleh DADANG SUKANDAR, YAYUK FARIDA BALIWATI dan DRAJAT MARTIANTO.

Prevalensi penderita Diabetes Melitus (DM) di Sulawesi Utara tergolong tinggi di Indonesia sebesar (8,1%) sementara angka Nasional hanya sebesar (5,7%) (Kementerian Kesehatan RI 2010). Prevalensi penderita DM di Kota Kotamobagu sebagai salah satu kota di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2011-2012 sangat tinggi, hal ini ditunjukkan dari data di RS Datoe Binangkang penderita DM yang rawat jalan sebesar 64 orang (38.32%) dan rawat inap 103 orang (61.67%); di RSU Monompia rawat jalan 1 orang dan rawat inap 72 orang (13,72%), sedangkan di lima puskesmas tahun 2011 diperoleh 229 orang terdiagnosis DM Tipe 2 yang meningkat menjadi 292 orang pada tahun 2012 (Dinas Kesehatan Kota Kotamobagu 2012).

Penyakit DM dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain keturunan, pola makan yang buruk, aktifitas fisik rendah, kebiasaan merokok dan pernikahan sedarah (consanguineous marriages). Kelima faktor tersebut diduga penyebab meningkatnya penyakit DM di Provinsi Sulawesi Utara. Pernikahan sedarah (consanguineous marriages) sudah menjadi budaya di Provinsi Sulawesi Utara. Pola makan di Sulawesi Utara khususnya di Kota Kotamobagu sebagian besar tinggi karbohidrat seperti kolak jagung muda (kolak toigu molunow), sagu kukus (inambal), nasi bungkus (inolut), sagu panggang (dinangoi), singkong rebus (bage’ binangoan). Aktifitas fisik masyarakat di Provinsi Sulawesi Utara terutama di Kota Kotamobagu tergolong rendah dibarengi dengan kebiasaan merokok khususnya pada laki-laki. Namun demikian ada makanan lokal yang berpotensi untuk direkomendasikan pada penderita DM Tipe 2, yaitu sayuran gedi bening (yondog ginolagag).

Sehubungan dengan prevalensi DM di Provinsi Sulawesi Utara khususnya di Kota Kotamobagu, maka Kota Kotamobagu dipilih sebagai lokasi penelitian. Adapun tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor risiko DM terhadap kadar glukosa darah (KGD) penderita DM Tipe 2 dan menganalisis pengaruh modifikasi makanan lokal yang dapat menurunkan KGD penderita DM Tipe 2 di Kota Kotamobagu.

(5)

adalah penderita DM Tipe 2, faktornya bersifat kualitatif, yaitu modifikasi makanan lokal yang terdiri atas dua taraf, yaitu makanan lokal yang dimodifikasi diberikan kepada penderita DM Tipe 2, kedua adalah makanan lokal yang tidak dimodifikasi dimana penderita DM Tipe 2 dibebaskan mengonsumsi makanan seperti biasanya. Dalam percobaan ini replikasi sebanyak 13 kali, yaitu 13 penderita DM Tipe 2 yang diberikan modifikasi makanan lokal dan 13 penderita DM Tipe 2 diberikan makanan seperti biasanya.

Hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan faktor-faktor risiko DM yang berpengaruh terhadap KGD penderita DM Tipe 2 adalah aktifitas fisik ringan (meningkatkan KGD), riwayat DM ibu (meningkatkan KGD), penggunaan obat DM (menurunkan KGD), umur (menurunkan KGD), aktifitas fisik berat (menurunkan KGD) dan IMT (meningkatkan KGD). Secara keseluruhan faktor-faktor risiko DM tersebut berpengaruh sebesar 46,65% terhadap KGD penderita DM Tipe 2 dengan rincian aktifitas fisik ringan (11,7%), riwayat DM ibu (7,9%), penggunaan obat DM (8,5%), umur (6,9%), aktifitas fisik berat (6,7%) dan IMT (5,0%).

Hasil ANCOVA dan Duncan menunjukkan bahwa modifikasi makanan lokal dapat menurunkan KGD penderita DM Tipe 2 sebesar 93,3 mg/dL dari KGD 262,1 mg/dL ke 169,4 mg/dL . Namun demikian modifikasi makanan lokal belum menunjukkan pengaruh terhadap kadar HbA1c (IFCC, NGSP), kadar total kolesterol dan kadar trigliserida. Simpulan, faktor-faktor risiko DM yang berpengaruh terhadap KGD penderita DM Tipe 2 di Kota Kotamobagu meliputi aktifitas fisik ringan, riwayat DM ibu, penggunaan obat DM, umur, aktifitas fisik berat dan IMT yang berpengaruh nyata pada taraf 10%. Modifikasi makanan lokal dapat menurunkan KGD pada penderita DM Tipe 2 dan terdapat perbedaan nyata dengan uji lanjut Duncan. Saran, perlu dilakukan penyuluhan secara efektif faktor-faktor risiko yang dapat menurunkan KGD penderita DM Tipe 2 di Kota Kotamobagu. Perlu sosialisasi yang baik modifikasi makanan lokal yang dapat menurunkan KGD penderita DM Tipe 2 di Kota Kotamobagu.

(6)

SUMMARY

MUKSIN PASAMBUNA. Study on Behavior, Consanguineous Marriages and Local Food Modification among Type 2 Diabetes Mellitus Patients. Supervised by DADANG SUKANDAR, YAYUK FARIDA BALIWATI and DRAJAT MARTIANTO.

The prevalence of diabetes mellitus (DM) patients in North Sulawesi in Indonesia is relatively high 8.1% while the national data only 5.7% (Ministry of Health 2010). The prevalence of Type 2 DM patients in Kotamobagu as one of the cities in North Sulawesi province from 2011 to 2012 was very high, it is shown from the data in the RS Datoe Binangkang Type 2 DM patients were outpatient 64 people (38.32%) and inpatient were 103 people (61.67% ), Monompia general hospital outpatient and inpatient were 72 people (13.72%), however in the five Community Health Centers in 2011 was from 229 people diagnosed with Type 2 DM patients increased to 292 people in 2012 (Kotamobagu City Health Office 2012).

DM disease can be caused by various factors such as heredity, poor diet, low physical activity, smoking habits and consanguineous marriages. These five factors are thought to cause increased illness DM in North Sulawesi. Consanguineous marriages has became a culture in the province of North Sulawesi. Diet in North Sulawesi, especially consumpt high carbohydrates in Kotamobagu City such as corn compote (kolak toigu molunow), steamed sago (inambal), rice wrapper (inolut), baked sago (dinangoi), boiled cassava (bage' binangoan). Physical activity communities in North Sulawesi province relatively low in Kotamobagu City join with the habit of smoking, especially in males. However, there is a potential for local food that is recommended with Type 2 DM patients is gedi vegetables (yondog ginolagag).

Related to the prevalence of DM in North Sulawesi province, especially in Kotamobagu City, as a reason Kotamobagu City was chosen as a location for research. The aim of this study was to analyze the risk factors DM on blood glucose level among Type 2 DM patients in Kotmobagu City and to analyze the effect of giving local food modification to decrease blood glucose level Type 2 DM patients in Kotamobagu City.

(7)

Type 2 DM patients were given local food modification and 13 Type 2 DM patients were given food as usual.

Results of multiple linear regression analysis showed that risk factors DM that were influenced by blood glucose level Type 2 DM patients was mild physical activity (blood glucose level increase), history of diabetes mother (blood glucose level increase), the usage of drugs DM (blood glucose level decrease), aging (blood glucose level decrease), strenuous physical activity (blood glucose level decrease) and BMI (blood glucose level increase). Overall risk factors DM lead to 46.65% of blood glucose level with details of mild physical activity was 11.7%, maternal history of diabetes was 7.9%, drug usage DM was 8.5%, aging was 6.9%, heavy physical activity was 6.7% and BMI was 5.0%.

Duncan and ANCOVA result showed that local food modification can decrease BGL Type 2 DM patients was 93.3 mg/dL from blood glucose level 262.1 mg / dL to 169.4 mg / dL. However, local food modification was not shown the effect on HbA1c (IFCC, NGSP) level, cholesterol total level and triglyceride level. In conclusion, risk factors DM that influence blood glucose level in Type 2 DM patients in Kotamobagu City include mild physical activity, history of diabetes mother, diabetes medication usage, aging, physical activity and BMI real effect on the level of 10%. Local food modification can decrease blood glucose level Type 2 DM patients. There was a significant difference with Duncan test. It was recommended that concelling needs to be done effectively for tackling risk factor DM would decrease glucose blood level Type 2 DM patients. In addition, It was Needed a good socialization of local food modification which decrease blood glucose level Type 2 DM patients in Kotamobagu City.

(8)

Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB

(9)

Disertasi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor

pada

Program Studi Ilmu Gizi Manusia

KAJIAN PERILAKU, PERNIKAHAN SEDARAH (

CONSANGUINEOUS

MARRIAGES

) DAN MODIFIKASI

MAKANAN LOKAL

PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2015

(10)

Penguji pada Ujian Tertutup : 1. Dr dr Adi Teruna Effendi, SpPD, PhD 2. Dr Ir Budi Setiawan, MS

(11)

Judul Desertasi : Peningkatan Status Gizi Anak Gizi Kurang (3–5 Tahun) melalui Pemberian Biskuit Berbasis Blondo, Tepung Ikan Gabus, dan Tepung Beras Merah

Nama : Slamet Widodo

NIM : I162100011

Disetujui Komisi Pembimbing

Dr Ir Hadi Riyadi MS Ketua

Prof Dr Ir Ikeu Tanziha MS Prof Dr Ir Made Astawan MS Anggota Anggota

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Ilmu Gizi Manusia

Prof Dr Ir Ali Khomsan MS Dr Ir Dahrul Syah MScAgr

(12)
(13)

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor pada Program Studi Ilmu Gizi Manusia Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini berjudul Kajian Perilaku, Pernikahan Sedarah (Consanguineous Marriages) dan Modifikasi Makanan Lokal Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2.

Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Prof Dr Ir Dadang Sukandar, MSc sebagai Ketua Komisi Pembimbing, Dr Ir Yayuk Farida Baliwati, MS dan Dr Ir Drajat Martianto, MSi sebagai Anggota Komisi Pembimbing yang telah memberikan masukan, arahan, bimbingan dan dorongan moril selama penelitian dan penulisan karya ilmiah ini. Kepada Dekan Sekolah Pascasarjana IPB, Dekan Fakultas Ekologi Manusia IPB, Ketua Departemen Gizi Masyarakat, Ketua Program Studi Ilmu Gizi Manusia dan segenap dosen yang telah memberikan wawasan ilmu selama penulis mengikuti perkuliahan. Kepada Dr dr Adi Teruna Effendi, SpPD, PhD sebagai penguji pada ujian tertutup dan Dr Ir Budi Setiawan, MS sebagai penguji pada ujian tertutup dan sidang promosi program doktor, serta Prof (R) Dr Djoko Susanto, SKM sebagai penguji pada sidang promosi program doktor diucapkan terima kasih.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Kepala Badan PPSDM Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Direktur Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Manado (Semuel Layuk, SKM, MKes), Ketua Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Manado yang telah memberikan kesempatan dan motivasi bagi penulis untuk melanjutkan pendidikan di Institut Pertanian Bogor.

Ucapan terima kasih pula disampaikan kepada Walikota Kota Kotamobagu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Kotamobagu, Kepala Puskesmas (Gogagoman, Motoboi Kecil, Kotobangon, Bilalang dan Upai), Direktur BPRS Datoe Binangkang Kotamobagu dan Direktur RSU Monompia Kotamobagu yang telah memberikan ijin dan kesempatan bagi penulis untuk melaksanakan penelitian. Kepada Kementerian Pendidikan RI atas bantuan dana penelitian dari Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) melalui penelitian strategis IPB T.A. 2012/2013. Kepala Cabang Prodia Kotamobagu dan karyawannya atas bantuan dan kerjasama sebagai laboratorium pemeriksaan dan pengukuran sampel darah penderita DM Tipe 2.

Terima kasih diucapkan untuk teman-teman angkatan 2010 Program Studi Ilmu Gizi Manusia (Nur Rahman, Betty Yosephin, Ainia Herminiati, Tetty H. Doloksaribu, Slamet Widodo, Dadi H. Maskar) atas kebersamaan dan motivasi selama menempuh pendidikan. Semua mahasiswa Program studi GMA angkatan 2011-2014 yang turut memberikan semangat dan dukungan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih terdapat kekurangan sehingga penulis sangat mengharapkan masukan dan saran untuk kesempurnaan karya ilmiah ini.

(14)
(15)

DAFTAR ISI

2 HUBUNGAN ANTARA PERILAKU DAN PERNIKAHAN SEDARAH (CONSANGUINEOUS MARRIAGES) DENGAN

KADAR GLUKOSA DARAH PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2

Pendahuluan 7

Metode 8

Hasil dan Pembahasan 17

Simpulan 61

(16)

DAFTAR TABEL

1. Jumlah populasi dan contoh secara proposional penderita DM

Tipe 2 10

2. Rincian jenis, cara dan instrumen pengumpulan data penelitian hubungan perilaku dan pernikahan sedarah dengan KGD

penderita DM Tipe 2 12

3. Karakteristik penderita DM Tipe 2 berdasarkan jenis kelamin,

umur dan sosial ekonomi 19

4. Riwayat diabetes dari penderita DM Tipe 2 20 5. IMT dan rataan KGD penderita DM Tipe 2 22 6. Rataan konsumsi zat gizi, AKG, tingkat kecukupan energi dan

protein serta tingkat konsumsi energi dan protein penderita

DM Tipe 2 26

7. Rataan konsumsi zat gizi, AKG, tingkat kecukupan zat gizi

(kalsium, fosfor, besi vitamin A, vitamin C) penderita DM Tipe 2 27 8. Tingkat konsumsi zat gizi (energi dan protein) penderita DM

Tipe 2 di Kota Kotamobagu 28

9. Konsumsi zat gizi berdasarkan kecukupan Ca, P, Fe pada

penderita DM Tipe 2 28

10.Kontribusi konsumsi zat gizi dan AKG (%) makanan lokal pada

penderita DM Tipe 2 29

11.Kebiasaan konsumsi dan jumlah hari penderita DM Tipe 2 konsumsi sayuran, buah dan hasil olahnya pada penderita DM

Tipe 2 31

12.Kebiasaan konsumsi minyak/lemak, makanan ringan dan minum teh/kopi dari penderita DM Tipe 2 di Kota Kotamobagu 31 13.Identifikasi jenis, jumlah, komposisi zat gizi dan IG makanan

lokal sumber karbohidrat per porsi di Kota Kotamobagu 33 14.Identifikasi jenis, jumlah, komposisi zat gizi dan IG makanan

lokal sumber protein per porsi di Kota Kotamobagu 36 15.Identifikasi jenis, jumlah, komposisi zat gizi dan IG makanan

lokal sumber serat per porsi di Kota Kotamobagu 39 16.Identifikasi jenis, jumlah, komposisi zat gizi dan IG makanan

selingan/ringan lokal per porsi di Kota Kotamobagu 42 17.Tingkat aktifitas fisik dan rataan KGD penderita DM Tipe 2 45 18.Jenis aktifitas fisik menurut waktu beraktifitas dalam seminggu

minimal 10 menit yang berhubungan dengan pekerjaan penderita DM Tipe 2 47 19.Jenis aktifitas fisik menurut waktu beraktifitas dalam seminggu

minimal 10 menit yang berhubungan dengan transportasi

atau perjalanan penderita DM Tipe 2 48

20.Aktifitas fisik yang berhubungan dengan pekerjaan di rumah dan mengasuh keluarga dalam seminggu mininal 10 menit

(17)

21. Aktifitas fisik berhubungan dengan rekreasi penderita DM Tipe 2 50 22. Aktifitas fisik yang berhubungan dengan duduk saat bekerja,

kuliah dan meluangkan waktu baik duduk di meja kerja, diskusi

dengan teman, menonton TV penderita DM Tipe 2 51 23. Kebiasaan merokok dan rataan KGD penderita DM Tipe 2 53 24. Rataan jumlah batang rokok yang dihisap menurut kebiasaan

merokok/mengunyah tembakau setiap hari penderita DM Tipe 2 55 25. Tipe pernikahan sedarah (consanguineous marriages) dan KGD

puasa serta KGD sewaktu penderita DM Tipe 2 58

26. Uji Anova keseluruhan model 59

27. Model regresi linier beberapa faktor risiko yang mempengaruhi

KGD penderita DM Tipe 2 60 28. Rincian jenis, cara dan instrumen pengumpulan data penelitian

eksperimen 65

29. Pengaruh modifikasi makanan lokal terhadap resistensi insulin,

risiko diabetes dan efek lainnya 66

30. Jenis makanan lokal IG rendah (IG<55) pada penderita DM Tipe 2

di Kota Kotamobagu 68

31. Pola pemberian makanan penderita DM Tipe 2 70 32. Standar menu makanan lokal konsumsi sehari (energi 1500 kkal)

pada penderita DM Tipe 2 71

33. Daftar bahan penukar 73

34. Daftar makanan dengan IG rendah sebagai bahan penukar digunakan

pada penderita DM Tipe 2 74

35. Target pengendalian DM 79

36. Kriteria HbA1c 80

37. Klasifikasi total kolesterol dan trigliserda 80 38. Komposisi zat gizi pangan lokal (daun gedi kecil dan pisang goroho)

yang digunakan sebagai pangan uji 83

39. Jenis pangan lokal yang digunakan sebagai pangan uji 83 40. Incrumental AUC min dan rataan IG makanan lokal sayuran gedi

bening (yondog ginolagag) pada penderita DM Tipe 2 86 41. Jumlah contoh (n), SD, IG minimum dan maksimum makanan lokal sayuran gedi bening (yondog ginolagag) pada penderita DM Tipe 2 88 42.Rataan peubah respon yang diukur dan nilai p (kontrol,

perlakuan) di awal dan akhir percobaan pada penderita DM Tipe 2 90 43. Rataan pengukuran peubah respon penderita DM Tipe 2 tanpa

modifikasi makanan lokal sebagai kontrol dan dengan modifikasi

makanan lokal sebagai perlakuan di awal percobaan 92 44. Rataan dan selisih pengukuran peubah respon penderita DM Tipe 2

tanpa modifikasi makanan lokal sebagai kontrol dan dengan

modifikasi makanan lokal sebagai perlakuan di akhir percobaan 92 45. Sidik peragam KGD (mg/dL) dengan uji ANCOVA 96

46. Analisis uji beda Duncan KGD (mg/dL) 96

47. Sidik peragam kadar HbA1c-IFCC (mol/mmol) dengan

uji ANCOVA 97

(18)

49. Sidik peragam kadar HbA1c-NGSP (%) dengan uji ANCOVA 98 50.Analisis uji beda Duncan HbA1c-NGSP (%) 99 51.Sidik peragam kadar total kolesterol (mg/dL) dengan

uji ANCOVA 100 52.Analisis uji beda Duncan total kolesterol (mg/dL) 100 53.Sidik peragam kadar trigliserida (mg/dL) dengan uji ANCOVA 100 54.Analisis uji beda Duncan trigliserida (mg/dL) 101 55.Pengaruh modifikasi makanan pada resistensi insulin dan risiko

diabetes 105

DAFTAR GAMBAR

1. Kerangka pemikiran 3

2. Skema alur penelitian Kajian Perilaku, Pernikahan Sedarah

(Consanguineous Marriages) dan Modifikasi Makanan Lokal pada penderita Diabetes Melitus Tipe 2 6 3. Alur penentuan populasi dan contoh pada penelitian survei 9

4. Kurva hipotesis penelitian eksperimen 78

5. Skema rancangan percobaan pengaruh modifikasi makanan lokal terhadap KGD, kadar HbA1c (IFCC, NGSP), kadar total

kolesterol dan kadar trigliserida penderita DM Tipe 2 81 6. Jenis pangan/makanan lokal khas Kota Kotamobagu 84 7. Hasil pemeriksaan KGD (0 menit, 30 menit, 60 menit, 90 menit,

120 menit) penderita DM Tipe 2 85

DAFTAR LAMPIRAN

1. Analisis model regresi linear dan uji Anova 123 2. Uji Ancova dan uji beda Duncan beberapa peubah respon

yang diukur pada penderita DM Tipe 2 125

Referensi

Dokumen terkait

Berwujud merupakan “Penampilan fasilitas fisik, dan personal dalam pelayanan” ( Parasuraman, Zeithaml dan Berry dalam Tjitono, 2011: 174-175). Jika dimensi ini dirasakan oleh

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengembangan silabus matematika kelas X SMA Islam Terpadu Nurhidayah Surakarta yang meliputi kesiapan dan dukungan

Pada kondisi sumber daya ikan melimpah, hasil tangkapan yang diperoleh oleh nelayan dapat lebih banyak walaupun dengan upaya penangkapan yang kecil.. Trend CPUE

Simpulan Penelitian: Terdapat penurunan derajat nyeri haid primer pada mahasiswi FK UNS setelah diberikan hipnosis dibandingkan dengan sebelum diberikan

Keseluruhan kampanye tersebut diharapkan akan mampu meningkatkan kesadaran bahwa Power Nap (tidur siang yang singkat) bisa membantu meningkatkan konsentrasi karyawan

Seperti telah diutarakan, novel ini adalah novel biasa tentang obsesi, ambisi, harta dan cinta --- dengan kata lain, tema yang diusung oleh pengarang novel ini adalah

Jurusan Kedokteran akan menjamin bahwa sumber daya yang diperlukan untuk mendukung proses utama dalam menyediakan jasa layanan pendidikan sumber daya manusia di bidang

Seiring dengan kebutuhan jaman dibutuhkan perencanaan hotel transit, dipilih pada lahan bekas bangunan Kereta Api yang dijadikan sebagai bangunan konversi, letaknya yang