LAMPIRAN 1
Perusahaan yang menjadi sampel penelitian
ALMI √ √ √ √ √ √ 1 Tabulasi Variabel Independen dan Dependen
2 ASII 0,01 45,59 0,014354168 132,26 96,16 7,89 2,6 3 AUTO 0,02 53,08 0,009881561 133,19 41,87 9,44 2,08 4 GGRM 0,92 28,67 0,07187073 162,02 75,21 16,24 3,66 5 GJTL 0,1 12,91 0,074527562 201,63 168,12 4,51 0,84 6 INDF 0,02 49,72 -0,0118273 180,74 108,45 12,48 1,45 7 INDS 0,44 28,49 0,081347723 291,22 24,85 6,98 0,58 8 KLBF 0,009 43,14 0,038543992 340,36 26,56 21,61 9,3 9 LION 0,24 42,47 0,06859725 369,47 35,16 11,04 1,14 10 LMSH 25,18 25,94 0,04443026 556,79 20,67 6,38 0,55 11 SKLT 0,12 16,77 0,027681859 118,38 116,20 10,75 1,36 12 SMSM 8,36 42,7 418,580631 211,2 52,54 36,75 5,97 13 TCID 0,136 44,99 0,129229105 179,82 44,39 13,58 2,8 14
TRST 1,19 45,45
Lampiran 3
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 51
Normal Parametersa,b Mean 0E-7 Std. Deviation 1.61334903
Most Extreme Differences
Absolute .146
Positive .146
Negative -.140
Kolmogorov-Smirnov Z 1.046
Asymp. Sig. (2-tailed) .224
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Nilai Koefisien Korelasi
ROE .001 1.968E-006 -1.125E-005 -4.750E-005 -5.132E-005 2.617E-005
DPR 1.968E-006 .000 6.076E-007 -2.194E-006 .000 1.590E-005
CR -1.125E-005 6.076E-007 2.287E-006 8.698E-007 2.587E-006 1.873E-006
IOS -4.750E-005 -2.194E-006 8.698E-007 1.998E-005 -5.653E-006 -8.949E-007
MOWNS -5.132E-005 .000 2.587E-006 -5.653E-006 .001 3.791E-005
DER 2.617E-005 1.590E-005 1.873E-006 -8.949E-007 3.791E-005 1.658E-005
Coefficient Correlationsa
Model ROE DPR CR IOS MOWNS DER
1
Correlations
ROE 1.000 .006 -.253 -.361 -.055 .219
DPR .006 1.000 .036 -.043 .437 .345
CR -.253 .036 1.000 .129 .054 .304
IOS -.361 -.043 .129 1.000 -.040 -.049
MOWNS -.055 .437 .054 -.040 1.000 .292
DER .219 .345 .304 -.049 .292 1.000
Covariances
ROE .001 1.968E-006 -1.125E-005 -4.750E-005 -5.132E-005 2.617E-005
DPR 1.968E-006 .000 6.076E-007 -2.194E-006 .000 1.590E-005
CR -1.125E-005 6.076E-007 2.287E-006 8.698E-007 2.587E-006 1.873E-006
IOS -4.750E-005 -2.194E-006 8.698E-007 1.998E-005 -5.653E-006 -8.949E-007
MOWNS -5.132E-005 .000 2.587E-006 -5.653E-006 .001 3.791E-005
DER 2.617E-005 1.590E-005 1.873E-006 -8.949E-007 3.791E-005 1.658E-005
Hasil Uji Durbin-Watson
a. Predictors: (Constant), ROE, DPR, CR, IOS, MOWNS, DER
b. Dependent Variable: PBV
Hasil Uji Regresi Berganda
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
Adjusted Predicted Value -3911.0410 6.3630 -74.3239 547.99447 51
Residual -3.57470 5.76885 .00000 1.61335 51
Std. Residual -2.079 3.354 .000 .938 51
Stud. Residual -2.539 3.446 .031 1.043 51
Deleted Residual -5.33304 3917.01099 76.77942 548.49802 51
Stud. Deleted Residual -2.717 3.987 .048 1.104 51
Mahal. Distance .527 49.020 5.882 7.949 51
Cook's Distance .000 741032.500 14530.075 103765.301 51
Centered Leverage Value .011 .980 .118 .159 51
DER -.009 .004 -.312 -2.161 .036 .678 1.476
ROE .102 .029 .485 3.475 .001 .724 1.382
a. Dependent Variable: PBV
Hasil Uji F
a. Dependent Variable: PBV
b. Predictors: (Constant), ROE, DPR, CR, IOS, MOWNS, DER
Hasil Uji t
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
Titik Persentase Distribusi F untuk Probabilita = 0,05
df untuk penyebut
(N2)
df untuk pembilang (N1)
DAFTAR PUSTAKA
Al-Najjar, Basil. 2009. Dividend Behavior and Smoothing New Evidence from Jordanian Panel Data. Studies in Economicsand Finance. 26: 182-197. Arthur Keown J, David Scott F, Jhon Martin D, William Petty J, 2002,Dasar–
Dasar Manajemen Keuangan,Penerbit Salemba Empat, Jakarta
Astriani, Eno Fuji, 2014.”Pengaruh kepemilikan manajerial, leverage, profitabilitas, Ukuran perusahaan dan investment opportunity set terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek IndonesiaTahun 2009-2011”.Skripsi.Universitas Negeri Padang, Padang.
Anzlina, Corry Winda, 2010. “ Pengaruh tingkat likuiditas, solvabilitas, aktivitas, profitabilitas terhadap nilai perusahaan real estate dan property di BEI tahun 2006-2008”.Skripsi. Universitas Sumatera Utara , Medan.
Brigham, F Eugene dan Joel F Houston, 2006. Dasar-dasar manajemen Keuangan terjemahan Ali Akbar Yuliato, Buku satu, Edisi sepuluh, Salemba Empat, Jakarta
Darsono dan Ashari. 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan.Jakarta : Salemba Empat
Dj, Alfredo Mahendra, 2011. “Pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan (kebijakan deviden sebagai variabel moderating ) pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia”.Tesis. Universitas Udayana, Bali.
Erlina, 2011. Metodologi Penelitian: Untuk Akuntansi, USU PRESS, Medan Hardiningsih, Pancawati. 2009. Determinan Nilai Perusahaan. Jurnal JAI, Vol.5,
No.2,Juli2009: 231-250. Semarang.
Helmi, Syafrizzal Situmorang dan Lufti, Muslich 2011. Analisis Data. USU Press 2012. Medan.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Cetakan Kedua,Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
James C, Van Horne dan John M. Wachowicz. 2005. Prinsip-prinsipManajemen Keuangan.Edisi kedua belas. Jakarta: Salemba Empat.
Jensen & Meckling, 1976, The Theory of The Firm: Manajerial Behaviour, Agency Cost, and Ownership Structure, Journal of Financial and Economics,
3:305-360
J.Fred Weston dan Eugene F. Brigham. (2008).Dasar-dasar Manajemen Keuangan(2thed). Jakarta:Erlangga
Jonathan, Sarwono. 2006.Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.Yogyakarta:GrahaIlmu
Jusuf Soewadji. 2012. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Kallapur, S. & Trombley, M. A. (1999). The Association Between Investment Opportunity Set Proxies and Relized Growth. Journal of Business Finance & Accounting,26 (3) &(4), 505-519.
Malkiel, Burton G., dan Yexiao Xu, 2004, Idiosyncratic Risk and Security Returns, Working Papers, The Annual Meetings of the American Finance Association.
Mangatar, Maryam., dan Ali Muhammad,2015, An Analysis of the Influence of Ownership structure Investment,Liquidity and Risk to Firm Value: Evidence fromIndonesia,American Journal of Economics and Business Administration.
Martono dan D. Agus Harjito. 2005. Manajemen Keuangan. Penerbit Ekonisia: Yogyakarta.
Myers, Stewart C., 1977, "Detenninants of Corporate Borrowing", Journal of Financial Economics, No.5, pp 147-155.
Ni Luh Putu rassri Gayatri dan I KetutMustanda.2014. “Pengaruh srtuktur modal,kebijakan deviden dan keputusan investasi terhadap nilaiperusahaan”. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas udayana, Bali.
manufaktur di BEJ, Tesis: Program Magister Manajemen STIE STIKUBANK Semarang
Salvatore, Dominick . 2005. Managerial economics . Fifth Edition. Singapore : Thomson Learning
Senda, Fransiska Dhoru,2013.”Pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan intusional,kebijakan deviden, profitabilitas, leverage financial dan investment opportunity set terhadap nilai perusahaan.
Septia, Ade Winda. 2015.“Pengaruh Profitabilitas, Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Kebijakan Deviden terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur di BEI”. Skripsi.Yogyakarta: Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta.
Hasohan , Mahitin (2011).” Pengaruh perputaran asset terhadap nilai perusahaan”.Skripsi.Medan: Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara.
Smith, C.W. Jr. dan R.L. Watts. 1992.“The Investment Opportunity Set and Corporate Financing, Dividend, and Compensation Policies”. Journal of Financial Economics 32: 263--292.
Soebintoro Sujoko,2007.”Faktor struktur kepemilikan saham, leverage , faktor intern dan faktor ekstern terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur dan non manufaktur di Bursa Efek Jakarta”Jurnal manajemen dan kewirausahaan vol. 9 no:1 maret 2007 :41-48.Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi .Universitas Kristen Petra
Sugiyono, 2006, Statistika Untuk Penelitian,Cetakan Ketujuh, Bandung: CV. Alfabeta.
Sumitasi, Siti Aisjah, Dwita Ayu Rizqia.”Effect of managerial
ownership,financial levarage, profitabilty, firm size, and investment opportunity on deviden policy and firm value”. Postgraduate Program, Faculty of Economics and Business, Brawijaya University
Wulandari, Dwi Retno (2014),”Pengaruh Profitabilitas, Operating Leverage, Likuiditas terhadap Nilai Perusahaan dengan Struktur Modal sebagai
Intervening”,Accounting Analysis Journal,Universitas Negeri Semarang. Yadnyana, I Ketut dan Wati, Ni Wayan Alit. (2010). ”Struktur Kepemilikan,
Kebijakan Dividen Dan Nilai Perusahaan manufaktur yang go public”, Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.15, No.1 Januari 2011, hlm. 58–65.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif yaitu penelitian yangbertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiono 2006:11).Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah
Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Deviden, Investment Opportunity Set,
Likuiditas, Solvabilitas dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yag terdaftar di BEI
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penulis mengumpulkan dan menganalisis data yang di butuhkan daam
penelitian ini dari berbagai macam sumber seperti dari internet, jurnal-jurnal ilmiah, buku-buku teks, dan dari berbagai sumber lainnya yang berhubungan
dengan penelitian ini, sehingga tempat di lakukannya penelitian ini tidak
dapat dinyatakan secara spesifik.
3.3 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel yang diteliti harus didefenisikan secara operasional agar lebih
mudah dicari hubungannya antara satu variabel dengan lainnya dan
pengukurannya. Dilihat dari sudut pandang hubungannya variabel yang
digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen, variabel
3.3.1 Variabel independen
Variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel
stimulus atau variabel yang mempengaruhi variabel lain (Sarwono,
2006:54). Variabel ini merupakan variabel yang variabelnya diukur,
dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya
dengan suatu gejala yang diobservasi. Variabel independen dalam
penelitian ini adalah :
A. Kepemilikan Manejerial
Struktur kepemilikan manajerial adalah tingkat kepemilikan saham
oleh pihak manajemen yang secara aktif terlibat di dalam pengambilan
keputusan. Pengukurannya dilihat dari besarnya proporsi saham yang
dimiliki manajemen pada akhir tahun yang disajikan dalam bentuk
persentase (Yadnyana dan Wati, 2011). Apabila dirumuskan ke dalam
persamaan matematis maka diperoleh persamaan sebagai berikut
(Sudarma dalam Borolla, 2011) :
�����������������������������������
B. Kebijakan deviden
Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh
perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen
atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi
di masa datang(Sartono, 2001). Dividen dapat dibagikan dalam bentuk
tunai (cash dividend), aktiva yang lain (property dividend), surat hutang (notes dividend), ataupun saham(stock dividend). Kebijakan dividen didasarkan pada pertimbangan kepentingan pemegang saham dan juga
kepentingan perusahaan. Apabila dirumuskan ke dalam persamaan
matematis maka diperoleh persamaan sebagai berikut (Al-Najjar,2009):
DPR/ Deviden Payout Ratio = ���������������������
��������������������������%
C. Investment Opportunity Set
IOS adalah keputusan investasi dalam bentuk aktiva yang dimiliki
perusahaan dan tersedianya peluang investasi dimasa yang akan datang
. IOS di proksikan dengan :
CAPBVA = ���������������−���������������−�
����������� ���% Keterangan :
CAPBVA = Capital expenditure to book value asset ( Dana yang digunakan untuk memperoleh asset )
BV of fixed asset t = Nilai buku asset tetap tahun sebelum
Rasio Capital Expenditure to total asset (CAPEX/A) menggunakan investasi rill sebagai ukuran nilai buku aktiva tetap dan tambahan aktiva
tetap. Rasio ini di proksikan sebagai rasio yang mencerminkan adanya
peluang investasi, (investment opportunity set) bagi suatu perusahaan melalui kesempatan adanya tambahan modal pada nilai investasi rill
berupa aktiva tetap. Rasio CAPX/A menunjukan adanya aliran
tambahan modal saham produktifnya. Rasio ini melihat adanya aliran
tambahan modal saham ini perusahaan. Dengan tambahan aliran modal
saham ini perusahaan dapat menggunakannya untuk tambahan investasi
aktiva produktifnya. Semakin besar aliran tambahan modal saham,
semakin besar kemampuan perusahaan untuk memfaatkannya sebagai
tambahan investasi sehingga perusahaan tersebut mempunyai
kesempatan dapat bertumbuh.
D. Likuiditas
Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini dapat dihitung
melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva
lancar atau aktiva likuid. Rasio lancar mengukur kemampuan
perusahaan memenuhi utang jangka pendeknya dengan menggunakan
Current Ratio = �����������
�����������
×
���
%
E. Solvabilitas
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Rasio ini disebut
juga rasio leverage. Menurut Darsono dan Ashari (2005 : 54) “rasio sovabilitas adalah rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajibannya jika perusahaan tersebut dilikuidasi”.
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang membandingkan utang perusahaan dengan total ekuitas. DER merupakan financial leverage yang dipertimbangkan sebagai variabel keuangan karena secara teoritis menunjukkan resiko suatu perusahaan sehingga
berdampak pada ketidakpastian harga saham.Solvabilitas di proksikan
dengan :
DER/ Debt Equity to Ratio = ��������������
����������
×
���
F. Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba Profitabilitas yang meningkat laba yang ditahan
peminjaman dan hutang akan menurun . Profitabilitas di proksikan
dengan :
ROE(Return on Equity) = �����������
�����������
×
���
%
Rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan menggunakan
ekuitasnya dalam memperoleh laba bersih bagi pemegang saham .
Investor menanamkan modal pada perusahaan dengan tujuan untuk
mendapatkan return . semakin tinggi profitabilitas perusahaan akan
menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat pengembalian terhadap
investasi yang dilakukan oleh investor . Dengan laba yang makin tinggi
maka semakin besar deviden yang diterima oleh pemegang saham
sehingga memberikan sinyal positif bagi investor untuk
menginvestasikan modalnya kepada perusahaan . Semakin banyak
investor berinvestasi akan menjadikan nilai perusahaan meningkat dan
dengan laba yang tinggi , harga saham per lembar yang juga semakin
3.3.2 Variabel dependen
NILAI PERUSAHAAN
Tujuan utama perusahaan menurut Salvatore ( 2005: 9 )
adalah “ untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan ( value
of the firm ) “. Bagi perusahaan yang telah menerbitkan saham di pasar
modal , harga saham yang diperjualbelikan di bursa merupakan
indikator nilai perusahaan . Penilaian para investor atas saham disebuah
perusahaan , salah satunya dipengaruhi oleh return yang diberikan oleh
perusahaan tersebut . Harga saham yang tinggi membuat nilai
perusahaan juga tinggi . Kenaikan harga saham dipicu oleh semakin
tingginya penilaian investor atas saham tersebut . Disisi lain , kenaikan
harga saham secara otomatis akan meningkatkan kemakmuran
pemegang saham tersebut . Dengan demikian , apabila terjadi kenaikan
harga pasar saham maka nilai perusahaan pun akan meningkat . Rasio
ini mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen
danorganisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus
tumbuh (Brigham, 1999: 92)
PBV = �����������������������
�����������������������
Keterangan :
TABEL 3.1
DEFENISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN
No Variabel Defenisi Pengukuran Skala
1 Kepemilikan
Capital Expenditure to Total Assets (CAPX / A) hutang jangka pendek
Current Ratio
DER/ Debt Equity to Ratio
��������������
ROE/ Return on Equity
3.4 POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN
Populasi adalah sekelompok unsur atau elemen yang dapat berbentuk
manusia, lembaga atau institusi, sesuatu hal, gejala, atau berbentuk konsep
yang menjadi objek penelitian (Soewadji, 2012).Populasi dalam penelitian ini
adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
pada periode 2012-2014. Total perusahaan Manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2014 adalah sebanyak 144
perusahaan(lampiran 1)
Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling, mangambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria
sebagai berikut :
1. Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama periode 2012, 2013, dan 2014 dan semua perusahaan tersebut
menerbitkan laporan tahunan untuk periode 2012, 2013, dan 2014.
2. Perusahaan tidak keluar (delisting) dari BEI selama periode
pengamatan.
3. Perusahaan sampel memiliki data yang lengkap terkait dengan
semua variabel yang diteliti.
4. Perusahaan telah membayar dividen secara berturut-turut selama
5. Perusahaan tersebut memiliki saham manajerial selama periode
2012-2014
6. Perusahaan tersebut menghasilkan laba selama periode 2012-2014
Berdasarkan teknik purposive sampling diperoleh 17 sampel untuk 3 tahun
penelitian dengan 51 unit analisis observasi (tabel 3.2 dan Lampiran 1)
Tabel 3.2 Pemilihan Sampel
Keterangan Jumlah
Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2012-2014 144
Jumlah perusahaan yang delisting periode 2012-2014 (3)
Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan secara lengkap dan menggunakan
mata uang rupiah periode 2012-2014 (36)
Perusahaan telah membayar dividen tunai selama periode 2012-2014 (13)
Perusahaan tersebut memiliki saham manajerial selama periode 2012-2014 (23)
Jumlah perusahaan yang mengalami laba periode 2012-2014 (52)
Jumlah sampel terpilih 17
Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
3.5Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dan
merupakan data sekunder yang informasinya diperoleh secara tidak langsung
dari perusahaan.Penelitian ini menggunakan jenis data panel (pooled data),
yakni gabungan antara data runtut waktu (time series) dan data silang (cross
section).Dikatakan data gabungan karena data dalam penelitian ini terdiri atas
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan tahunan
perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian.Laporan tahunan
perusahaan diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia.
3.6 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu metode dokumentasi.
Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan
dengan mengumpulkan data sekunder serta informasi-informasi yang
digunakan dalam penelitian yang berasal dari dokumen.Pengumpulan data
yang dilakukan dengan mendownload dar
data mengenai laporan tahunan perusahaan manufaktur sesuai dengan periode
pengamatan.
3.7 Metode Analisis Data
Data penelitian ini dianalisis dan diuji dengan uji statistik yaitu statistik
desktiptif, uji asumsi klasik, dan analisis regresi untuk pengujian hipotesis
penelitian.
3.7.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui tingkat kepemilikan
manajerial, investment opportunity set, profitabilitas dan nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
Pengukuran statistik deskriptif ini meliputi jumlah sampel, nilai
bervariasi dari rata-rata. Maksimum digunakan untuk mengetahui
jumlah terbesar data yang bersangkutan. Standar deviasi digunakan
untuk mengetahui seberapa besar data bersangkutan bervariasi dari
rata-rata.
3.7.2 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji
kelayakan atas model regresi yang digunakan dalam ini.Pengujian ini
juga dimaksudkan untuk memastikan bahwa data yang dihasilkan
berdistribusi normal dan di dalam model regresi yang digunakan tidak
terdapat multikolinearitas.Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas,
uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas dan uji autokolerasi.
3.7.2.1 Uji Normalitas
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresivariabel terikat dan variabel bebas mempunyai distribusi
normal atautidak, nilai residualnya mempunyai distribusi normal
atau tidak.Data yang baik adalah data yang berdistribusi normal.
Uji normalitas dilakukan dengan tiga pendekatan yaitu
pendekatan histogram, pendekatan grafik, dan pendekatan
Kolmogorov-Smirnov. Pendekatan histogram menguji normalitas
dengan kurva normal yaitu kurva yang memiliki ciri-ciri khusus,
salah satunya yaitu memiliki mean, median, dan modus yang
Data yang normal akan terlihat pada grafik histogram yang
berbentuk lonceng (Situmorangdan Lufti, 2012). Pendekatan
grafik yaitu dengan melihat scatter plot terlihat titik mengikuti
data disepanjang garis diagonal yang berarti data tersebur
berdistribusi normal.Pendekatan Kolmogorov-Smirnov dilakukan
untuk menilai apakah data yang disepanjang garis diagonal
berdistribusi normal. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka data
berdistribusi normal.
3.7.2.2Uji Multikolinearitas
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah di dalam
modelregresi ditemukan adanya korelasi antara variabel
bebas.Untuk mendeteksiada tidaknya multikolinearitas dapat
dilakukan dengan melihat toleransi variabel dan variance inflation factor(VIF). Ketentuan suatu model regresi tidak terdapat gejala multikolinearitas adalah jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) < 10 dan Tolerance> 0,1.
3.7.2.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali, 2013). Model regresi
heterokedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heterokedastisitas yaitu dengan melihat grafik plot antara nilai
prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan
residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya pola tertentu pada
grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y
adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y
prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di – studentized. Dasar analisis : a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada
membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar
kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
heterokedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik
menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
terjadi heterokedastisitas.
3.7.2.4 Uji Autokorelasi
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah di dalam
modelregresi linier ditemukan adanya korelasi antar kesalahan
penggangu pada periode t dengan kesalahan penggangu pada periode t-1.Autokorelasi terjadi karena penelitian yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya (Ghozali,2013).
Metode untuk mendeteksi autokorelasi ada empat yaitu, metode
grafik, metode Runs Test, percobaan d dari Durbin-Watson, dan The
jika nilai hitung berada diantara nilai tabel dan 4 – nilai tabel (du
<dw< 4 – du).
3.7.3Analisis Regresi
Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis dengan
menggunakan alat analisis statistik yakni:
1. Analisis regresi linier berganda
Penelitian ini memiliki satu variabel dependen yaitu nilai perusahaan
dan variabel independen terdiri dari kepemilikan manajerial, ,kebijakan
deviden,investment opportunity set, likuiditas, solvabilitas dan
profitabilitas. Maka dapat dibuat persamaan sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 +b4X4+b5X5+b6X6+e
keterangan :
Y : Nilai perusahaan
a : Harga Konstan
e : disturbance erorr
b1, b2, b3 : Koefisien regresi
X1 : Kepemilikan Manajerial
X2 : Kebijakan Deviden
X3 : Investment Opportunity Set
X4 : Likuiditas
X6 : Profitabilitas
3.7.4 Pengujian Hipotesis
3.7.4.1 Uji Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk menguji signifikansi koefisien regresi
secara keseluruhan dan pengaruh variabel bebas secara bersama
– sama. Ketentuan yang digunakan dalam Uji F yaitu :
a. Apabila F hitung < F tabel maka Ha diterima dan H0
ditolak artinya tidak ada pengaruh antara variabel bebas secara
simultan terhadap variabel terikat.
b. Apabila F hitung > F tabel maka Ha diterima dan H0
ditolak artinya ada pengaruh antara variabel bebas secara
simultan terhadap variabel terikat. Jika signifikansi F lebih kecil
dari α( 0,05 ) maka dapat diakatakan bahwa ada pengaruh yang
signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara
simultan.
3.7.4.2 Uji Parsial ( Uji t)
Uji statistik t dalam penelitian ini digunakan untuk menguji
signifikansi koefisien variabel bebas dalam memprediksi
variabel terikat. Tingkat signifikansi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 0,05. Ketentuan yang digunakan dalam uji t
1. Jika t hitung > ttabel atau probabilitas lebih kecil dari
tingkat signifikansi (Sig. < 0,05), maka variabel independen
secara parsial berpengaruh sigifikan terhadap variabel dependen.
2. Jika t hitung < ttabel atau probabilitas lebih besar dari
tingkat signifikansi (Sig. > 0,05), maka variabel independen
secara parsial tidak berpengaruh sigifikan terhadap variabel
dependen.
3.7.4.3 Uji R2 atauKoefisien Determinasi
Menurut Ghozali (20011:87) Koefisien determinasi (R2)
pada intinyamengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabeldependen. Nilai (R2) yang kecil
berarti kemampuan variabel-variabel independendalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekatisatu berarti varibel-variebel indenpenden memberikan
hampir semua informasiyang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel dependen. Secara umumkoefisien determinasi
untuk data silang (crsoss section) relatif rendah karenaadanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan,
sedangkan untukdata runtut waktu (time siries) biasanya
memiliki nilai koefisien determinasi yangtinggi.Menurut
biasterhadap jumlah variabel independen yang dimaksudkan ke
dalam model. Olehkarena itu dianjurkan untuk menggunakan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskriptif Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2012-2014.Data yang digunakan
merupakan data sekunder berupa data laporan keuangan yang dapat diakses dari
situs BEI, ya
menggunakan purposive sampling, sehingga diperoleh sampel sebanyak 51 perusahaan. Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menginput
dan menghitung data dengan Microsoft Excel dan melakukan pengujian denganmenggunakan aplikasi SPSSversi20.0.
4.2 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata (mean), dan nilai standar deviasi. Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan dalam perhitungan
statistik deskriptif adalahkepemilikan manajerial, kebijakan deviden, investment opportunity set, likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan nilai perusahaan . Berdasarkan analisis statistik deskriptif diperoleh gambaran sampel sebagai
Tabel 4.1
Hasil Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PBV 51 .28 9.30 2.4555 2.04762
MOWNS 51 .01 25.61 4.7533 8.67580
DPR 51 1.93 138.16 37.2863 24.85356
IOS 51 -.04 418.58 8.2577 58.60587
CR 51 1.24 934.46 238.7776 181.17639
DER 51 15.02 401.13 77.1702 72.55104
ROE 51 .02 42.33 13.6082 9.72280
Valid N (listwise) 51
Dari hasil pengujian diatas diketahui bahwa :
1. Jumlah unit analisis (N) dalam penelitian ini adalah sebanyak 51 unit
analisis yang terdiri dari 17 perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI
dari tahun 2012 sampai 2014.
2. Variabel dependen Nilai Perusahaan yang diproksikan dengan Price to Book Value (PBV) memiliki nilai minimum 0,28 dan nilai maksimum 9.30.Nilai rata-rata (mean) 2.4555 dengan standar deviasi sebesar 2.04762.
3. Variabel independen yang pertama. Kepemilikan Manajerial yang
diproksikan dengan Managerial Owners (MOWNS) memiliki nilai minimum 0.01 dan nilai maksimum 25.61.Nilai rata-rata(mean) 4.7533
dengan standar deviasi sebesar 8.67580
4. Variabel independen yang kedua. Kebijakan Deviden yang diproksikan
nilai maksimum 138.16. Nilai rata-rata (mean) 37.2863 dengan standar
deviasi sebesar 24.85356.
5. Variabel independe yang ketiga. Investment Opportunity Set yang di
proksikan Capital Expenditure to Total Asset (CAPEX/A) memiliki nilai minimum -0.04 dan nilai maksimum 418.58. Nilai rata-rata(mean) 8.2577
dengan standar deviasi 58.60587.
6. Variabel independen yang keempat. Likuiditas yang diproksikan dengan
Current Ratio (CR) memiliki nilai minimum 1.24 dan nilai maksimum 934.46. Nilai rata-rata (mean) 238.7776 dengan standar deviasi 181.17639.
7. Variabel independen yang kelima. Solvabilitas yang diproksikan dengan
Debt Equity to Ratio (DER) memiliki nilai minimum 15.02 dan nilai maksimum 401.13. Nilai rata-rata (mean) 77.1702 dengan standar deviasi
72.55104.
8. Variabel independen yang keenam. Profitabilitas yang diproksikan dengan
Return on Equity ( ROE) memiliki nilai minimum 0.02 dan nilai maksimum 42.33. Nilai rata-rata (mean) 13.6082 dengan standar deviasi
9.72280.
4.3 Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data tersebut
dilakukan melalui analisa statistik yaitu dengan menggunakan
pendekatan Kolmogorov-Smirnov test.Jika nilai sig.>0,05,maka H0
ditolak,artinya data terdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai
sig<0,05,maka H0 gagal ditolak, artinya data tidak terdistribusi normal.
Hasil pengujian normalitas dengan menggunakan pendekatan
Kolmogorov-Smirnov test adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
Normal Parametersa,b Mean 0E-7 Std. Deviation 1.61334903
Most Extreme Differences
Absolute .146
Positive .146
Negative -.140
Kolmogorov-Smirnov Z 1.046
Asymp. Sig. (2-tailed) .224
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber :Output SPSS 20.0, diolah peneliti, 2016
Berdasarkan tabel 4.2 diatas diperoleh nilai Kolmogorov – Smirnov
sebesar 1046 dan signifikan pada 0,224 sehingga dapat disimpulkan
bahawa data dalam model regresi berdistribusi normal, dimana nilai
b. Uji Multikolinearitas
Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Ketentuan suatu
model regresi tidak terdapat gejala multikolinearitas adalah jika nilai
Variance Inflation Factor (VIF) < 10 dan Tolerance> 0,1. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3
a. Dependent Variable: PBV
Sumber: Output SPSS 20.0, diolah peneliti, 2016
Dari tabel diatas terlihat nilai Tolerance setiap variabel independen
berada diatas 0,10 (Tol > 0,10) dan nilai VIF setiap variabel
disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen
dalam model regresi.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji grafik plot dan
uji statistik. Dalam penelitan ini digunakan uji grafik plot untuk melihat
apakah data berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji
heteroskedastisitas dapat dilihat pada grafik scatterplot dibawah ini.
Berdasarkan grafik scatterplot pada gambar 4.1 dapat dilihat
bahwa titik-titik tersebar secara acak baik diatas maupun dibawah
angka 0 pada sumbu Y dan tidak membentuk pola tertentu yang berarti
tidak terjadi heterokedastisitasdan model regresi layak dipakai untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan
d. .Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terjadi korelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1 (sebelumnya). Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan
menggunakan uji Durbin-Watson dan uji Runs Test. Bila nilai Durbin-Watson (DW) terletak diantara batas atas atau Upper Bound (DU) dan 4-DU, maka dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi, positif atau
negatif. Untuk pengujian yang dilakukan dengan Runs Test, Jika nilai sig. > 0,05 maka disimpulkan tidak ada autokorelasi. Hasil uji
autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin - Watson dapat dilihat
dalam tabel berikut.
a. Predictors: (Constant), ROE, DPR, CR, IOS, MOWNS, DER
b. Dependent Variable: PBV
Berdasarkan tabel 4.3,dapat dilihat hasil uji autokorelasi diperoleh
nilai d sebesar 1,948. Angka ini berada diantara du dan 4-du (1,6754<
1,948 < 2,3246), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
autokorelasi.
Berikut ini merupakan hasil dari uji Runs Test.
Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 51
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation 1.61334903
Most Extreme Differences
Absolute .146
Positive .146
Negative -.140
Kolmogorov-Smirnov Z 1.046
Asymp. Sig. (2-tailed) .224
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Output SPSS 20.0, diolah peneliti, 2016
4.4 Analisis Regresi
Analisis regresi digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier
berganda. Regresi inier berganda ditujukan untuk menentukan hubungan linier
antar beberapa variabel bebas yang biasa disebut X1, X2, X3 dan seterusnya
dengan variabel terikat yang disebut Y. Penelitian ini memiliki satu variabel
dependen yaitu nilai perusahaan dan variabel independen terdiri dari kepemilikan manajerial, kebijakan deviden, investment opportunity set, likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas
Tabel 4.6
Hasil Uji Regresi Berganda
Dari hasil pengujian pada Tabel 4.6 diatas dapat diperoleh
model persamaan linier berganda, yaitu :
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 2.548 .937 2.721 .009
MOWNS -.029 .032 -.122 -.905 .371 .773 1.294
DPR .001 .011 .016 .120 .905 .750 1.333
IOS .002 .004 .066 .513 .610 .862 1.160
CR -.003 .002 -.273 -2.040 .047 .788 1.269
DER -.009 .004 -.312 -2.161 .036 .678 1.476
ROE .102 .029 .485 3.475 .001 .724 1.382
Y = 2.548-0.029X1+0.001 X2+0.002X3-0.003X4
-0.009X5+0.102X6+e
Model persamaan linier berganda diatas dapat diinterpretasikan
sebagai berikut :
1. Nilai konstanta sebesar 2.548 artinya apabila nilai variabel independen
kepemilikan manajerial, kebijakan dividen, investment opportunity set, likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas bernilai nol maka nilai variabel dependen nilai perusahaan konstan di2.548.
2. Kepemilikan manajerial memiliki koefisien regresi sebesar -0.029, hal ini menunjukkan bahwa jika variabel kepemilikan manajerial bertambah satu
satuan, maka variabel nilai perusahaan juga mengalami penurunan sebesar
0.029.
3. Kebijakan deviden memiliki koefisien regresi sebesar 0.001, hal ini
menunjukkan bahwa jika variabel kepemilikan manajerial bertambah satu
satuan, maka variabel nilai perusahaan juga mengalami kenaikan sebesar
0001.
4. Investment opportunity set memiliki koefisien regresi sebesar 0.002, hal
ini menunjukkan bahwa jika variabel kepemilikan manajerial bertambah
satu satuan, maka variabel nilai perusahaan juga mengalami
5. Likuditas memiliki koefisien regresi sebesar -0.003, hal ini menunjukkan
bahwa jika variabel kepemilikan manajerial bertambah satu satuan, maka
variabel nilai perusahaan juga mengalami penurunan sebesar 0.003.
6. Solvabilitas memiliki koefisien regresi sebesar -0.009, hal ini
menunjukkan bahwa jika variabel kepemilikan manajerial bertambah satu
satuan, maka variabel nilai perusahaan juga mengalami penurunan sebesar
0.009.
7. Profitabilitas memiliki koefisien regresi sebesar 0.102, hal ini
menunjukkan bahwa jika variabel kepemilikan manajerial bertambah satu
satuan, maka variabel nilai perusahaan juga mengalami kenaikan sebesar
0.102.
4.7 Pengujian Hipotesis
Pada penelitian ini peneliti melakukan pengujian hipotesis dengan
menggunakan pengujian uji signifikansi simultan (Uji-F), uji signifikansi parsial
(Uji-t) dan uji koefisien determinasi (R2).
a. Uji Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk menguji signifikansi koefisien regresi
secara keseluruhan dan pengaruh variabel bebas secara
bersama-sama.Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak
digunakan statistik F (uji F). Jika F hitung< F tabel dan nilai Sig. > 0,05, maka
dependen, sedangkan jika F hitung> F tabel dan nilai Sig. < 0,05, maka
variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Tabel 4.7
Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 79.493 6 13.249 4.479 .001b
Residual 130.145 44 2.958
Total 209.637 50
a. Dependent Variable: PBV
b. Predictors: (Constant), ROE, DPR, CR, IOS, MOWNS, DER
Dari uji F yang telah dilakukan diperoleh Fhitung sebesar 4.479 sedangkan
Ftabel sebesar 2,80. Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil tersebut
maka. Fhitung lebih besar dari Ftabel (4.479> 2,80) dan signifikansi penelitian
lebih kecil dari 0,05 ( 0,001< 0,05) dengan demikian Ha diterima.
Uji Parsial ( Uji t)
Uji t digunakan untuk menguji signifikansi koefisien variabel bebas dalam
memprediksi variabel terikat. Uji ini dilakukan dengan membandingkan thitung
dengan ttabel dengan ketentuan sebagai berikut:
H0 diterima dan Ha ditolak, jika thitung< ttabel untuk a = 5%
Jika tingkat signifikansi dibawah 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Tingkat
signifikansinya (0,000) < 0,05 berarti masing-masing variabel independen
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel dependen.
Tabel 4.8 Hasil Uji t
T tabel dalam penelitian ini adalah sebesar 2,01174. Dari hasil Uji Signifikan
Parsial (t) di atas dapat dijelaskan pengaruh variabel independen secara parsial,
yaitu:
1. Kepemilikan manajerial
Dilihat dari signifikansinya, kepemilikan manajerial memiliki nilai signifikansi
lebih besar dari 0,05 (0,371> 0,05). Maka dari hasil analisa tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan
terhadap terhadap nilai perusahaan. Ini menunjukkan bahwa H0ditolak dan
Haditerima
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
2. Kebijakan deviden
Dilihat dari signifikansinya, kebijakan deviden memiliki nilai signifikansi lebih
besar dari 0,05 (0,905 > 0,05). Maka dari hasil analisa tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa kebijakan deviden tidak berpengaruh signifikan terhadap
terhadap nilai perusahaan. Ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima.
3. Investment opportunity set
Dilihat dari signifikansinya, Investment opportunity set memiliki nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,610 > 0,05). Maka dari hasil analisa tersebut
dapat diambil kesimpulan bahwa investment opportunity set tidak berpengaruh
signifikan terhadap terhadap nilai perusahaan . Ini menunjukkan bahwa H0ditolak
dan Haditerima.
4. Likuiditas
Dilihat dari signifikansinya, likuiditas memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari
0,05 (0,047 < 0,05). Maka dari hasil analisa tersebut dapat diambil kesimpulan
bahwa likuiditas berpengaruh signifikan terhadap terhadap kebijakan dividen. Ini
menunjukkan bahwa H0 diterima dan Ha ditolak.
5. Solvabilitas
Dilihat dari signifikansinya, solvabilitas memiliki nilai signifikansi lebih kecil
dari 0,05 (0,036 < 0,05). Maka dari hasil analisa tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap terhadap
kebijakan dividen. Ini menunjukkan bahwa H0 diterima dan Ha ditolak.
6. Profitabilitas
Dilihat dari signifikansinya profitabilitas memiliki nilai signifikansi lebih kecil
bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap terhadap nilai perusahaan.
Ini menunjukkan bahwa H0 diterima dan Ha ditolak.
c. Uji Koefisien Determinasi (Uji R2)
Koefisien determinasi (R2) menunjukkan seberapa besar variabel
independen menjelaskan variabel dependennya.Apabila nilai R2semakin
mendekati satu, maka variabel-variabel independen memberikan semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.Hasil
output SPSS dapat dilihat pada tabel 4.8 dibawah ini.
Tabel 4.9
Hasil Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .616a .379 .295 1.71984 2.321
a. Predictors: (Constant), ROE, DPR, CR, IOS, MOWNS, DER
b. Dependent Variable: PBV
Dari tabel 4.8 diatas diketahui nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,616
yang berarti bahwa korelasi atau hubungan nilai perusahaan (variabel dependen)
dengan kepemilikan manajerial, kebijakan deviden, investment opportunity set, likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas (variabel independen) mempunyai hubungan yang cukup erat, yaitu sebesar 61,6%. Besarnya pengaruh variabel
nilai perusahaan ditunjukkan oleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,295, artinya variabel kepemilikan manajerial, kebijakan dividen, investment opportunity set, likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen sebesar 29,5% sisanya sebesar 70,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang
tidak termasuk dalam penelitian ini.
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil uji statistik F yang dilakukan, menunjukkan bahwa variabel
kepemilikan manajerial, kebijakan dividen, investment opportunity set, likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas berpengaruh signifikan secara simultan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun
2012-2014.
Pada pengujian statistik uji t, secara parsial kepemilikan manajerial,
kebijakan deviden, investment opportunity set tidak berpengaruh signifikan
dengan nilai perusahaaan sedangkan likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas
berpengaruh signifikan dengan nilai perusahaan.
Pembahasan pengaruh masing-masing variabel independen terhadap
variabel dependen secara parsial dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengaruh Kepemilikan manajerial terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan pengujian secara parsialmenunjukkan bahwa variabel kepemilikan
manajerial memiliki koefisien sebesar 2.721 dan nilai t hitungsebesar -0.905
sedangkan t tabelsebesar 2,01174, maka thitung<ttabel yaitu -0,905< 2,01174. Nilai
dapat disimpulkan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadapnilai perusahaan. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Senda (2013) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan sedangkan pada penelitian Rizqia, et al (2014) terjadi
inkonsitensi penelitian yang menyatakan kepemilikan manajerial memiliki
pengaruh terhadap nilai perusahaan.
2. Pengaruh Kebijakan deviden terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan pengujian secara parsialmenunjukkan bahwa variabel kebijakan
deviden memiliki koefisien sebesar 2.721 dan nilai t hitungsebesar 0.120sedangkan
t tabelsebesar 2,01174, maka thitung<ttabel yaitu 0.102< 2,01174. Nilai
signifikansikekebijakan devidenlebih besar dari 0,05 yaitu 0,905>0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kepemilikan deviden tidak berpengaruh signifikan terhadapnilai perusahaan. Hasil ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan
oleh Senda (2013) dan Rizqia, et al(2014) dimana kebijakan deviden berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
3. Pengaruh Investment Opportunity Set terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan pengujian secara parsialmenunjukkan bahwa variabel Investment
Opportunity Set memiliki koefisien sebesar 2.721 dan nilai t hitungsebesar 0.513
sedangkan t tabelsebesar 2,01174, maka thitung<ttabel yaitu 0.513< 2,01174. Nilai
signifikansiinvestment opportunity set lebih besar dari 0,05 yaitu 0,610>0,05,
berpengaruhsignifikan terhadapnilai perusahaan. Hasil ini mendukung penelitian
yang dilakukan oleh Senda (2013), Sibouni dan Pourali (2015) menyatakan bahwa
Investment opporunity set tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan sedangkan
menurut Rizqia (2013) terjadi inkonsistensi penelitan dimana peneliti menyatakan
bahwa Investment opportunity set berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
4. Pengaruh Likuiditas terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan pengujian secara parsialmenunjukkan bahwa variabel likuiditas
memiliki koefisien sebesar 2.721 dan nilai t hitungsebesar -2.040 sedangkan t
tabelsebesar 2,01174, maka thitung<ttabel yaitu -2.040< 2,01174. Nilai
signifikansiLikuiditas lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,047<0,05, maka dapat disimpulkan bahwa likuiditasberpengaruh signifikan terhadapnilai perusahaan. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Anzlina (2013) menyatakan
bahwa likuiditas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan sedangkan
Mangatar dan Ali (2015) terjadi inkonsistensi penelitian dimana peneliti
menyatakan bahwa likuiditas tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan .
5. Pengaruh Solvabilitas terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan pengujian secara parsialmenunjukkan bahwa variabel solvabilitas
memiliki koefisien sebesar 2.721 dan nilai t hitungsebesar -2.161sedangkan t
tabelsebesar 2,01174, maka thitung<ttabel yaitu -2.161< 2,01174. Nilai
signifikansisolvabilitas lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,036<0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa solvabilitas berpengaruh signifikan terhadapnilai
(2014) terjadi inkonsistensi penelitian dimana peneliti menyatakan bahwa
solvabilitas tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
6. Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan pengujian secara parsialmenunjukkan bahwa variabel Profitabilitas
memiliki koefisien sebesar 2.721 dan nilai t hitungsebesar 3.475 sedangkan t
tabelsebesar 2,01174, maka thitung<ttabel yaitu 3.475 < 2,01174. Nilai
signifikansiProfitabilitas lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,001<0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadapnilai
perusahaan. Hasil ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Astriani
(2014) terjadi inkonsistensi yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari uraian dan penjelasan sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:
1. Penelitian terhadap perusahaan manufakturyang terdaftar di BEI
pada periode pengamatan dari tahun 2012-2014 diperoleh 17
perusahaan yang memenuhi kriteria sehingga menjadi 51 unit
análisis.
2. Berdasarkan hasil penelitian,menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial, kebijakan deviden, investment opporutniy set, likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas secara simultanberpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan .
3. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwaa kepemilikan
manajerial, kebijakan deviden, investment opportunity set secara
parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan .
4. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukan bahwa likuiditas,
solvabilitas dan profitabilitas berpengaruh secara parsial terhadap
nilai perusahaan.
5.2 Batasan masalah
1. Analisis data yang digunakan hanya perusahaan manufaktur saja
2. Periode pengamatan dalam penelitian ini terbatas, karena hanya
mencakup tahun 2012-2014
3. Dalam penelitian ini terdapat beberapa data yang tidak lengkap
atau tidak tersedia sehingga akhirnya memperkecil sampel
penelitian.
4. Penelitian ini hanya menggunakan enam variabel independen, yaitu
kepemilikan manajerial, kebijakan deviden, investment opportunity
set, likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas sebagai variabel
independen tersebut hanya dapat mempengaruhi variabel dependen
(Nilai perusahaan) sebesar 29.5%, oleh sebab itu masih terdapat
sekitar 70,5% faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebijakan
dividen yang tidak digunakan dalam penelitian ini.
5.3 Saran
Berdasarkan hasil pengujian dan kesimpulan penelitian ini, maka dapat
diberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Untuk penelitian selanjutnya dapat memasukkan variabel tambahan
yang tidak digunakan dalam penelitian ini sehingga dengan
menambah variabel akan lebih baik yang diduga dapat
2. Memperluas penelitian dengan menambah sampel penelitian dari
seluruh perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia.
3. Periode pengamatan yang lebih panjang sehingga hasil yang
diperoleh akan lebih dapat digeneralisasi dan akan lebih
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Landasan Teori
2.1.1.Teori Keagenan
Teori Keagenan (agency theory) dikemukakan oleh Jensen dan Meckling (1976).Teori keagenan menjelaskan mengenai hubungan
antara pemegang saham dan manajer yang digambarkan dalam
hubungan principal dan agent.Selain itu dibahas pula isu-isu yang berkaitan dengan hubungan principal dan agent, serta adanya pemisahan kepemilikan dan pengendalian dalam perusahaan.Agency theory menganalisis kepentingan dan perilaku dari manajer dengan maksud agar manajer bertindak dan membuat keputusan sesuai dengan
kepentingan pemegang saham.
Jensen dan Meckling (1976) mendefenisikan hubungan keagenan
yang terjadi pada satu atau lebih orang (pemilik atau principals) mengangkat orang lain (agent) untuk melakukan beberapa jasa atas kepentingannya dan memberikan kekuasaan dalam pengambilan
keputusan. Pemisahan antara kepemilikan dan pengendalian
menimbulkan konflik antarkelompok dalam perusahaan disebut sebagai
tujuan pemegang saham. Pada dasarnya para pemegang saham berharap
agar manajemen akan bertindak atas kepentingan pemegang saham
sehingga memberikan wewenang kepada manajer. Namun manajer
cenderung mengutamakan kepentingan pribadinya daripada
kepentingan pemegang saham. Untuk meminimalkan agency conflict, terdapat biaya yang perlu dikeluarkan oleh pemegang saham agar
manajemen dapat bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang
saham yang disebut sebagai agency cost.
Agency cost terdiri dari 3 bentuk yang dikemukakan olehJensen dan Meckling (1976), yaitu :
1. monitoring cost, merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memonitor dan mengendalikan perilaku manajemen,
2. bonding cost, merupakan biaya untuk mengikat pengeluaran manajemen,
3. residual loss, yaitu pengurangan kekayaan pemilik akibat adanya perbedaan antara keputusan manajemen dan keputusan yang
seharusnya dibuat untuk memaksimalkan kekayaan pemilik.
2.1.2. Signalling Theory
Sinyal menurut Brigham dan Houston (2001: 36) merupakan “suatu
tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan yang memberikan
petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang
ekonomi dan keuangan yang menggunakan informasi yang asimetris
antara perusahaan dengan pihak luar karena manajemen lebih banyak
mengetahui tentang prospek perusahaan dan peluang masa depan
dibandingkan pihak luar (investor). Sinyal ini berupa informasi
mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk
merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau
informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik
daripada perusahaan lain.
1.1.3.Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial merupakan kepemilikan atas saham
perusahaan yang dimiliki oleh manajemen. Semakin besar kepemilikan
manajerial dalam perusahaan maka manajemen akan lebih giat untuk
meningkatkan kinerjanya karena manajemen mempunyai tanggung
jawab untuk memenuhi keinginan dari pemegang saham yang tidak lain
adalah dirinya sendiri. Dalam laporan keuangan keadaan ini
ditunjukkan dengan besarnya persentase kepemilikan saham perusahaan
oleh manajer, karena hal ini merupakan informasi penting bagi
pengguna laporan keuangan sehingga informasi tersebutakan
diungkapkan dalam catatan ataslaporan keuangan.
Konflik keagenan menyebabkan penurunan nilai perusahaan dan
akan mempengaruhi kekayaan dari pemegang saham. Peningkatan nilai
perusahaan dengan pihak lain yang meliputi shareholder maupun
stakeholder dalam membuat keputusan-keputusan keuangan dengan tujuan memaksimumkan modal kerja yang dimiliki. Berdasarkanagency theory, hubungan antara pemegang saham dengan manajer digambarkan sebagai hubungan antara agent dengan principal.Manajer sebagai agent
dan pemilik perusahaan sebagai principal.Agent diberikan mandat atau kepercayaan oleh principal untuk menjalankan bisnis perusahaan demi kepentingan principal.Dengan demikian, keputusan manajer adalah keputusan yang bertujuan untuk memaksimalkan sumber daya
perusahaan. Perusahaan akan dirugikan jika manajer bertindak untuk
kepentingannya sendiri dan bukan untuk kepentingan pemegang saham.
Keadaan inilah yang memunculkan konflik keagenan antara manajer
dengan pemilik perusahaan.Masing-masing pihak memiliki tujuan dan
memiliki risiko yang berbeda berkaitan dengan perilakunya. Manajer
apabila gagal menjalankan fungsinya akanberisiko tidak ditunjuk lagi
sebagai manajer perusahaan, sementara pemegang saham akan berisiko
kehilangan modalnya apabila salah memilih manajer. Hal ini
merupakan konsekuensi dari pemisahan antara fungsi kepemilikan
dengan pengelolaan (Jensen dan Meckling, 1976).
1.1.4.Kebijakan Deviden
Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh
atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi
di masa datang(Sartono, 2001). Kebijakan deviden merupakan salah
satu return yang diperoleh pemegang saham dalam kegiatan menanam
modal di perusahaan selain capital again. Kebijakan deviden mengenai
keputusan apa yang akan diambil oleh perusahaan terhadap laba yang
diperoleh perusahaan apakah akan dibagikan kepada pemegang saham
sebagai deviden atau akan ditahan dalam bentuk laba yang akan
berguna untuk investasi yang akan datang. Apabila perusahaan memilih
untuk membagikan laba perusahaannya sebagai deviden, maka akan
mengurangi laba ditahan dan selanjutnya akan mengurangi total sumber
dana intern dan internal financing. Sebaliknya apabila laba yang diperoleh perusahaan digunakan sebagai laba ditahan, maka
kemampuan pembentukan dana intern perusahaan akan semakin besar
(Ningsih dan Lin,2012).
Apabila perusahaan meningkatkan pembayaran deviden, maka dapat
di artikan oleh investor sebagai sinyal harapan manajemen tentang
membaiknya kinerja perusahaan dimasa yang akan datang sehingga
kebijakan deviden berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Menurut beberapa referensi, seperti Brigham dan Houston (2001)
dan Keown etal. (2000) ada tiga pandangan teori yang biasa digunakan sebagai landasan dalammenentukan kebijakan dividen. Ketiga teori
1. Dividend Irrelevance Theory
Pendukung utama teori ini adalah Merton Miller dan Franco
Modigliani(1961) . Mereka berpendapat bahwa nilai sebuah perusahaan
akan tergantunghanya pada kemampuan perusahaan memperoleh laba
dari aset perusahaan, bukanpada bagaimana laba tersebut akan dibagi
menjadi dividen dan saldo laba ditahan.
2. A Bird in the Hand Theory
Teori ini dicetuskan oleh Myron Gordon dan John Lintner (1963)
yang berpendapat bahwa pembagian dividen berpengaruh secara positif
terhadap nilai perusahaan. Teori ini mengacu pada konsep time value of money dimana dividen saat ini seharusnya memiliki nilai yang lebih tinggi dibanding capital gain dimasa depan.
3. Tax Preference Theory
Teori ini menyebutkan bahwa sebenarnya pembagian dividen
merugikan investor. Hal ini dikarenakan adanya pajak yang harus
dibayar ketika dividen dibagikan. Lain halnya dengan capital gain yang tidak perlu membayar pajaksampai saham terjual. Sesuai dengan
konsep time value of money makapembayaran pajak pada masa yang akan datang lebih menguntungkandibandingkan dengan pembayaran
1.1.5.Invesment Opportunity Set
Menurut Martono dan Harjito (2005: 137) investasi merupakan
“penanaman dana yang dilakukan oleh suatu perusahaan ke dalam suatu
asset (aktiva) dengan harapan memperoleh pendapatan dimasa yang akan datang”. Sedangkan istilah Investment Opportunity Set (IOS) atau set peluang investasi pertama kali diperkenalkan oleh Myers (1977)
yang berkaitan dalam mencapai tujuan perusahaan. Menurut Myers
(1977) investment opportunity set memberikan petunjuk yang lebih luas dimana nilai perusahaan sebagai tujuan utama tergantung pada
pengeluaran perusahaandi masa yang akan datang. Investment opportunity set (IOS) merupakan suatu kombinasi antara aktiva yang dimiliki (asset in place) dan pilihan investasi di masa yang akan datang dengan net present value positif. Investment opportunity set (IOS) sebagai pilihan investasi masa depan yang tidak hanya ditunjukkan
dengan adanya proyek-proyek perusahaan saja tetapi juga dengan
kemampuan perusahaan yang lebih tinggi untuk memperoleh
keuntungan. Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai
pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi.
Peluang investasi memberi sinyal positif tentang pertumbuhan
perusahaan di masa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga
Perusahaan dengan Investment Opportunity Set (IOS)tinggi cendrung dinilai positif oleh investor karena memilikipeluang pertumbuhan yang
tinggi. Dengan Investment Opportunity Set (IOS)yang tinggi maka nilai perusahaan akan meningkat karena lebih banyak investor yang tertarik
berinvestasi dengan harapan memperoleh return yang lebih besar di masa yang akan datang. Apabila perusahaan salah di dalam pemilihan
investasi, maka kelangsungan hidup perusahaan akan terganggu dan hal
ini tentunya akan mempengaruhi penilaian investor terhadap nilai
perusahaan. Untuk itu, sebaiknya manajer (keuangan) hendaknya
menjaga pertumbuhan investasi agar dapat mencapai tujuan perusahaan
melalui kesejahteraan pemegang saham sehingga dapat meningkatkan
nilai perusahaan.
IOS tidak dapat diobservasi secara langsung (laten) sehingga dalam
perhitungannya menggunakan proksi.Beberapa proksi yang digunakan
dalam menghitung IOS (Kallapur dan Trombley, 2001), yaitu:
a. Proksi berdasarkan harga
Perusahaan yang tumbuh akan memiliki nilai pasar yang relatif lebih
tinggi dibandingkan dengan aktiva riilnya (asset in place). b. Proksi berdasarkan investasi
Proksi berdasarkan investasi yaitu suatu level kegiatan yang tinggi
investasi ini diharapkan dapat memberikan peluang investasi yang
semakin besar pada perusahaan yang bersangkutan di masa mendatang.
c. Proksi berdasarkan varian
Proksi berdasarkan varian yaitu suatu opsi akan lebih bernilai
menggunakan variabilitas ukuran untuk memperkirakan opsi yang
tumbuh, seperti variabilitas return yang mendasari peningkatan aktiva.
1.1.6.Likuiditas
Likuiditas adalah rasio yang memperhatikan hubungan kas
perusahaan dan aktiva lancar lainnya terhadap kewajiban lancarnya
menurut Weston dan Brigham (2010), demikian juga menurut Malkiel
dan Xu (2004) yang menyatakan bahwa likuiditas memainkan peranan
penting terhadap harga suatu aset. Apabilia jumlah aktiva lancar terlalu
kecil maka akan menimbulkan likuid, sedangkan apabila jumlah aktiva
lancar terlalu besar menyebabkan timbulnya dana yang menganggur
(iddle cash) semua ini berpengaruh kepada jalannya operasi perusahaan. Selain masalah tersebut perusahaan juga dihadapkan pada
masalah penentuan sumber dana. Jika perusahaan menggunakan lebih
banyak hutang dibanding modal maka tingkat solvabilitas akan
menurun karena beban bunga yang harus ditanggung juga meninkat.
1.1.7.Solvabilitas
Menurut Munawir(2012), solvabilitas adalah kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila
perusahaan tersedut di likuidasikan, baik kewajiban jangka pendek
maupun jangka panjang. Berdasarkan Pecking Order Theory menurut Stewart C. Myers (1984), semakin besar rasio solvabilitas menunjukan
bahwa semakin besar biaya yang harus ditanggung perusahaan untuk
memenuhi kewajiban yang dimilikinya. Hal ini dapat menurunkan
profitabilitas yang dimiliki oleh perusahaan. Jadi semakin tinggi
solvabilitas perusahaan maka kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba akan semakin rendah.
Menurut Brigham dan Houstan (2006:101), seberapa jauh
perusahaan menggunakan pendanaan melalui utang (financial leverage)
akan memiliki tiga implikasi penting, yaitu:
1. Dengan memperoleh dana melalui utang, para pemegang saham
dapat mempertahankan kendali mereka atas perusahaan tersebut dengan
sekaligus membatasi investasi yang mereka berikan
2. Kreditor akan melihat pada ekuitas atau dana yang diperoleh
sendiri sebagai suatu batasan keamanan sehingga semakin tinggi
proporsi dari jumlah modal yang diberikan pemegang saham maka
3. Jika perusahaan mendapatkan hasil dari investasi yang didanai
dengan dana hasil pinjaman lebih besar daripada bunga yang
dibayarkan, maka pengembalian dari modal pemilik akan diperbesar,
atau diungkit (leveraged)
Pihak yang paling berkepentingan terhadap rasio solvabilitas
perusahaan adalah kreditur dan pemegang saham.Semakin besar jumlah
pendanaan yang berasal dari kreditur, semakin tinggi resiko perusahaan
tidak dapat membayar seluruh kewajiban dan bunganya. Bagi
pemegang saham, semakin tinggi rasio solvabilitas, semakin rendah
tingkat pengembalian yang akan diterima pemegang saham karena
perusahaan harus melakukan pembayaran bunga sebelum laba
dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen
Solvabilitas perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan
beberapa indikator rasio seperti debt ratio (debt to total asset ratio), debt to equity ratio, time interest earned ratio, dan fixed charge coverage ratio. Namun penelitian ini hanya berfokus pada debt to equity ratio.