• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN PERAWATAN PAYUDARA (BREAST CARE) DENGAN VIDEO COMPACT DISC (VCD) DIBANDING DENGAN PHANTOM TERHADAP PENGETAHUAN DAN MOTIVASI BELAJAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN PERAWATAN PAYUDARA (BREAST CARE) DENGAN VIDEO COMPACT DISC (VCD) DIBANDING DENGAN PHANTOM TERHADAP PENGETAHUAN DAN MOTIVASI BELAJAR"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN PERAWATAN

PAYUDARA (BREAST CARE) DENGAN VIDEO COMPACT DISC

(VCD) DIBANDING DENGAN PHANTOM TERHADAP

PENGETAHUAN DAN MOTIVASI BELAJAR

(Pada Mahasiswa D – III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan An – Nur Purwodadi)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-2

Minat Utama Kedokteran Keluarga Program Studi Pendidikan Profesi Kesehatan

Diajukan oleh : ANITA LUFIANTI

S540809301

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN PERAWATAN

PAYUDARA (BREAST CARE) DENGAN VIDEO COMPACT DISC (VCD)

DIBANDING DENGAN PHANTOM TERHADAP

PENGETAHUAN DAN MOTIVASI BELAJAR

(Pada Mahasiswa Program Studi D – III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan An- Nur Purwodadi)

Disusun Oleh:

Anita Lufianti NIM S540809301

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Dewan Pembimbing:

Jabatan Nama Tanda Tangan

Pembimbing I Prof.Dr.Didik Tamtomo,dr., PAK., MM.,M.Kes……… NIP. 194803131976101001

Pembimbing II Dr. Nunuk Suryani., M. Pd ……… NIP. 196611081990032001

Mengetahui

Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan

(3)

commit to user

PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN PERAWATAN

PAYUDARA (BREAST CARE) DENGAN VIDEO COMPACT DISC (VCD)

DIBANDING DENGAN PHANTOM TERHADAP PENGETAHUAN DAN MOTIVASI BELAJAR (Pada Mahasiswa D – III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan An – Nur Purwodadi)

Tesis Di usun oleh : ANITA LUFIANTI

NIM. S540809301

Telah disetujui dan disahkan oleh Tim penguji Tesis Pada tanggal : 18 Januari 2011

Dewan penguji :

Jabatan Nama TandaTangan

Ketua Prof. Dr. Ambar Mudigdo, dr., Sp.PA(K) ... NIP. 194903171976091001

Sekretaris Ir. Ruben Dharmawan, dr.,M.Sc.,Ph.D ... NIP. 195111201986011001 Studi Magister NIP. 1948031319761011001

Kedokteran Keluarga

(4)

commit to user

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Tesis dengan judul ”

PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN PERAWATAN PAYUDARA

(BREAST CARE) DENGAN VIDEO COMPACT DISC (VCD) DIBANDING

DENGAN PHANTOM TERHADAP PENGETAHUAN DAN MOTIVASI

BELAJAR (Pada Mahasiswa D- III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

An – Nur Purwodadi)”. Proposal Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi salah

satu persyaratan untuk mencapai derajat sarjana S2, Minat Utama Kedokteran

Keluarga, Program Studi Pendidikan Profesi Kesehatan , Pascasarjana Universitas

Sebelas Maret.

Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan rasa

terimakasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Moch. Syamsulhadi, dr., Sp.KJ(K), selaku Rektor Universitas

Sebelas Maret beserta jajarannya yang telah memberikan kesempatan dan

fasilitas untuk mengikuti pendidikan di Pascasarjana Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

2. Prof. Drs. Suranto, MSc. Ph.D, selaku Direktur Program Pasca Sarjana

Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan kesempatan dan

(5)

commit to user iii

3. Prof. Dr. Didik G Tamtomo,dr., PAK., MM., M.Kes Selaku Ketua

Program Studi Pendidikan Profesi Kesehatan dan Pembimbing I yang

telah memberikan bimbingan kepada kami dalam penyusunan penelitian.

4. Ibu Dr. Hj. Nunuk Suryani, M.Pd selaku pembimbing II yang telah

memberikan arahan dalam penyusunan penelitian ini.

5. Para Ketua Program Studi, Dosen dan seluruh responden yang telah

banyak membantu dalam penelitian ini.

6. Suamiku dan putra – putraku terkasih, Hendrik Budi Prasetyo, Kenzo

Paramarafsya Radith Prasetyo dan Kenstano Qafkharu Dante Prasetyo

karena keikhlasan doa, dukungan dan segala pengorbanannya kepada

penulis.

7. Ayahanda H. Soenyoto dan Ibunda Hj. Lasmi yang telah mengijinkan dan

tidak pernah berhenti mendoakan serta mendukung penulis dalam

menjalani pilihan ini

8. Teman – teman seperjuangan angkatan 2009 dan semua pihak yang tidak

dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dan memberikan

dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan ini.

Semoga segala amal kebaikan yang telah diberikan akan mendapatkan

pahala dari Allah SWT dan semoga tesis ini dapat memberikan sumbangan

pengetahuan dalam upaya peningkatan program kesehatan remaja.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

(6)

commit to user

Penulis iv

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL...i

LEMBAR PENGESAHAN...ii

KATA PENGANTAR...iii

DAFTAR ISI...v

DAFTAR TABEL...vii

DAFTAR GAMBAR...viii

DAFTAR LAMPIRAN...ix

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang...1

B. Perumusan Masalah...3

C. Tujuan Penelitian...4

D. Manfaat Penelitian...5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...6

A. Landasan Teori...6

(7)

commit to user \v

2. Prestasi Belajar...15

3. Pengetahuan...27

4. Motivasi...32

5. Media Pembelajaran...50

6. Masase Payudara...58

B. Penelitian Relevan...61

C. Kerangka Berpikir...62

D. Hipotesis...65

BAB III METODE PENELITIAN...66

A. Metode dan Desain Penelitian...66

B. Waktu dan Tempat Penelitian...66.

C. Populasi, Sampel dan Sampling...67

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional...68

E. Pengumpulan Data...69

F. Pengujian Alat Ukur...71

G. Uji Persyaratan Analisis...73

H. Analisa Data...74

BAB IV HASIL, ANALISIS DAN PEMBAHASAN...75

A. Deskripsi Data Penelitian...75

(8)

commit to user vi

C. Analisa Data...91

D. Pembahasan...92

E. Keterbatasan Penelitian...97

BAB V PENUTUP...99

A. Kesimpulan...99

B. Implikasi...99

C. Saran...100

DAFTAR PUSTAKA...101

LAMPIRAN...104

(9)

commit to user

ABSTRAK

Anita Lufianti, NIM S540809308, 2010, Perbedaan Pengaruh Pembelajaran

Perawatan Payudara (Breast Care) dengan Video Compact Disc(VCD) Dibanding dengan Phantom terhadap Pengetahuan dan Motivasi Belajar (Pada Mahasiswa D – III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan An – Nur Purwodadi) Komisi Pembimbing 1: Prof.Dr.Didik Tamtomo, dr., M. Kes., MM., PAK 2. Dr. Nunuk Suryani, M. Pd, Tesis : Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat utama Pendidikan Profesi Kesehatan, Program Pascasarjana, Universitasi Sebelas Maret

Tujuan: Mengetahui perbedaan motivasi dan pengetahuan antara

mahasiswa yang mendapatkan pembelajaran dengan media Video Compact Disc (VCD) dibanding dengan Phantom pada pembelajaran masase payudara di STIKES An – Nur purwodi

Metode: Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif

dengan desain jenis Eksperimental dengan Pendekatan pre – post test design. Subyek penelitian adalah selurah mahasiswa Prodi D III Keperawatan STIKES An-Nur Purwodadi tingkat II angkatan 2008 sejumlah 76 mahasiswa yang terdiri dari dua kelas. Penelitian dilaksanakan bulan desember 2010 di STIKES An – Nur Purwodadi. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dan test sedangkan analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Mann- Whitney test dengan α= 0,05 dan uji Wilcoxon dengan p≤0,05

Hasil: Pengujian dengan Mann-Whitney tes terhadap pengetahuan dan

motivasi setelah pembelajaran mendapatkan nilai z= - 2,343 (sig 0,019) dan nilai z=-2,410 (sig 0,831), yang mengandung makna ada perbedaan pengetahuan pada kedua kelompok dan tidak ada perbedaan motivasi yang signifikan pada kedua kelompok, pengujian dengan wilcoxon didapatkan p=0,00 pada kedua media yang digunakan yang mengandung makna bahwa kedua media tersebut bagus untuk digunakan

Kesimpulan: Terdapat perbedaan pengetahuan mahasiswa yang

mendapatkan pembelajaran dengan media VCD dibanding penggunaan media phantom pada pembelajaran masase payudara di STIKES An- Nur Purwodadi dan tidak ada perbedaan motivasi antara mahasiswa yang mendapat pembelajaran dengan media VCD dan Phantom.

(10)

commit to user

ABSTRACT

Anita Lufianti, NIM S540809301,2010:Title The Difference of Effect of The

Breast Care Learning With The Video Compact Disc (VCD) Compared To The Learning with The Phantom on The Learning Achievement and Knowledge at The STIKES An-Nur Purwodadi, Commission supervisor 1. Prof. Dr. Didik Tamtomo., dr., M. Kes., MM., PAK.2 Dr. Nunuk Suryani, M. Pd,Thesis: Master of Family Medicine, The main Interest in Health Profession education, Graduate Program, University of Sebelas Maret

The Objectives: of the research are to know the difference of knowledge

and achievement between the students instructed with the video compact disk media and those instructed with the phantom media in the breast care learning at STIKES An- Nur Purwodadi

Methode: This research used a quantitative method with the experimental

design of pre post –post design. It was conducted at the STIKES An-Nur Purwodadi on december 2010.the subject of the research were all 76 students in Grade II(the student of 2008).the subject were divided into two groups. The data gathered through questioner and test.they were analyzed by using Mann- Whitney

test with α=0,05 and wilcoxon test with p≤0,05

Result: The result of the analysis on the students achievement and

motivation following the experimentation are z=-2,343 )sig 0,019) and z= - 2,410 (sig 0,831) respectively. Such research indicate that there is difference of achievement of the two groups, and there is not any significant difference of motivation of the groups. The wilcoxon have a result p= 0,00 in the both of the media are good to use.

Conclusion: Based of the result of the analysis , a conclusion is drawn that

there is difference of achievement between the students instructed with the video compact disk media and those instructed with the phantom media in the breast care masage learning at STIKES An- Nur Purwodadi,and there not any significant difference of motivation between the students instructed with the video compact disk media and those instructed with the phantom media in the breast care masage learning at STIKES An-Nur Purwodadi.

(11)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyelengaraan pendidikan tinggi bidang kesehatan dituntut untuk dengan

Cepat merespon proses yang kompleks dan berkelanjutan dalam menghasilkan

lulusan yang mempunyai kemampuan dapat bekerja sesuai bidang ilmunya dan

diterima di masyarakat secara baik dan benar (Tim Kerja Direktorat Pembinaan

akademik dan Kemahasiswaan, 2005:41). Pendidikan program D-lll keperawatan.

adalah suatu pendidikan yang bertujuan menghasilkan perawat praktisi pemula

(Ahli Madya Keperawatan) yang cukup terampil dalam mengelola masalah

kesehatan, memiliki landasan profesi yang kokoh, bermakna menumbuhkan dan

membina sikap, tingkah laku,dan kemampuan profesional keperawatan untuk

melakukan praktik keperawatan ilmiah.

Untuk mencapai tujuan tersebut maka berbagai keterampilan perlu

dikembangkan baik secara teori, praktik maupun dalam tatanan nyata praktik

keperawatan di klinik. Terkait dengan hal tersebut dalam pembelajaran klinik

dipengaruhi oleh banyak hal antara lain (l) penetapan Rumah Sakit atau

puskesmas profesional utama dan Rumah Sakit lain sebagai jaringan praktek, (2)

adanya komunitas keperawatan yang mampu menciptakan iklim yang kondusif

dan adanya model peran (3) Tujuan instruksional yang jelas dan menentukan

(12)

commit to user

2002). Oleh sebab itu diharapkan dalam kegiatan pengalaman belajar klinik

keperawatan terencana sesuai dengan fungsi dan kompetensi yang ditetapkan oleh

lembaga atau institusi pendidikan dapat dikuasai oleh peserta didik dengan

optimal (Yusuf; 2001).

Tahap profesi atau pengalaman belajar klinik merupakan upaya untuk

memberikan kesempatan pada peserta didik menerapkan ilmu yang di pelajari

dikelas kekeadaan nyata guna mendapatkan pengalaman nyata untuk mencapai

kemampuan profesional (Intelektual, Teknikal, dan Interpersonal)

(Nursalam,2002). Namun akibat terbatasnya lahan praktik, maka pencapaian

kompetensi klinik menjadi sangat kurang memuaskan. Berdasarkan evaluasi yang

diselenggarakan terhadap 60 ketrampilan klinik mahasiswa lulusan Prodi D- III

Keperawatan STIKES ANNUR Purwodadi pada tahun 2009, diperoleh kisaran

rata-rata hanya 78 % ketrampilan yang dapat dicapai oleh mahasiswa. Dari sisi

target diperoleh hanya sekitar 42 % Dari target pengalaman praktik yang dapat

dicapai oleh mahasiswa (Stikes Annur, 2006).

Dalam keperawatan kegiatan masase payudara (breast care) merupakan

salah satu kegiatan yang sangat perlu dikuasai karena merupakan salah satu

kompetensi bagi tenaga D-lll Keperawatan (PPNI Jawa Tengah, 1999). Masase

Payudara adalah kegiatan memasase payudara dengan gerakan – gerakan tertentu

dengan berbagai tujuan, seperti melancarkan Air Susu Ibu (ASI), mencegah

terjadinya engorgement, mencegah terjadinya mastitis. Dalam hasil evaluasi yang

dilakukan pada praktik di RSUD Purwodadi pada tahun 2009, didapatkan hanya 8

(13)

commit to user

masase payudara. Situasi ini menggambarkan bahwa praktik klinik saat ini tidak

cukup membantu mahasiswa dalam mencapai ketrampilan kinik sehingga perlu

dilakukan upaya lain bagi pengembangan ketrampilan mahasiswa.

Salah satu bentuk pendidikan keperawatan yang dilakukan adalah dengan

pendekatan media pembelajaran dimana dosen melakukan pembelajaran

menggunakan sarana audiovisual untuk menunjukkan bagaimana prosedur masase

payudara pada pasien.. Penggunaan media pembelajaran dilakukan dengan tujuan

mengoptimalkan proses pembelajaran dengan harapan hasil serapan pengetahuan

dan ketrampilan mahasiswa menjadi lebih optimal.

Berdasar pada hal diatas maka peneliti bermaksud menyelenggarakan

penelitian tentang perbandingan motivasi dan pengetahuan mahasiswa yang

mendapatkan pembelajaran dengan media video dengan menggunakan media

phantom pada pembelajaran perawatan payudara / masase payudara di Prodi D-III

Keperawatan STIKES ANNUR Purwodadi

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan rumusan penelitian

sebagai berikut:

1. Adakah perbedaan Pengetahuan antara mahasiswa yang mendapatkan

pembelajaran dengan media video dengan mahasiswa yang menggunakan

media phantom pada pembelajaran Masase payudara di Prodi D-III

(14)

commit to user

2. Adakah perbedaan motivasi antara mahasiswa yang mendapatkan

pembelajaran dengan media video dengan mahasiswa yang menggunakan

media phantom pada pembelajaran Masase payudara di Prodi D-III

Keperawatan STIKES ANNUR Purwodadi?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui perbedaan pengetahuan dan motivasi antara mahasiswa

yang mendapatkan pembelajaran dengan media video dengan mahasiswa yang

menggunakan media phantom pada pembelajaran masase payudara di Prodi

D-III Keperawatan STIKES ANNUR Purwodadi?

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi perbedaan pengetahuan antara mahasiswa yang

mendapatkan pembelajaran dengan media video dengan mahasiswa yang

menggunakan media phantom pada pembelajaran masase payudara di Prodi

D-III Keperawatan STIKES ANNUR Purwodadi?

b. Mengidentifikasi perbedaan motivasi antara mahasiswa yang mendapatkan

pembelajaran dengan media video dengan mahasiswa yang menggunakan

media phantom pada pernbelajaran masase payudara di Prodi D-III

(15)

commit to user D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini merupakan sarana pengembangan pcngalaman penelitian dan

diharapkan berguna sebagai dasar/ landasan bagi penelitian berikutnya.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi bagi pengembangan

proses penyelenggaraan pendidikan di lingkungan masase payudara di Prodi

D-III Keperawatan STIKES ANNUR Purwodadi?

3. Bagi profesi keperawatan

Untuk mengembangkan profesi keperawatan, khususnya dalam pengembangan

(16)

commit to user

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Belajar

a. Pengertian

Belajar adalah kegiatan yang bertujuan untuk perubahan tingkah laku, baik

yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi

segenap aspek organisme atau pribadi (Djamarah dan Zain, 2006: 11).

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:295) Belajar adalah kegiatan

individu memperoleh pengetahuan, perilaku dan ketrampilan dengan cara

mengolah bahan belajar. Dalam belajar tersebut individu menggunakan ranah-

ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Akibat dari belajar tersebut maka

kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik makin bertambah baik. Cronbach

dalam Sardiman (2005:20) memberikan definisi : " Learning is shown by a

change in behavior us a result of experience". (Belajar adalah memperlihatkan

perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari pengalaman). Harold Spears dalam

Sardiman (2005:20) memberikan batasan: "Learning is to observe, to read, to

initiate, to try something themselves, to listen, to follow direction". (Belajar adalah

mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan,

mcngikuti petunjuk/arahan). Geoch dalam Sardiman (2005:20), mengatakan

:"Learning is a change in performance as a result of practice". (Belajar adalah

(17)

commit to user

Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar itu senantiasa

merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan

misalnya dengan membaca" mengamati, mendengarkan, meniru dan lain

sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik kalau si subyek belajar itu mengalami

atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Belajar sebagai kegiatan

individu sebenamya merupakan rangsangan-rangsangan individu yang dikirim

kepadanya oleh lingkungan. Dengan demikian terjadinya kegiatan belajar yang

dilakukan oleh seorang individu dapat dijelaskan dengan rumus antara individu

dan lingkungan.

Slameto (2003:2) mengungkapkan bahwa belajar adalah suatu proses

usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya. Hal ini berarti bahwa peningkatan kualitas dan

kuantitas tingkah laku seseorang diperlihatkan dalam bentuk bertambahnya

kualitas dan kuantitas kemarnpuan seseorang dalarn berbagai bidang. Dalam

proses belajar, apabila seseorang tidak mendapatkan suatu peningkatan kualitas

dan kuantitas kemampuan, maka orang tersebut sebenamya belum mengalami

proses belajar atau dengan kata lain ia mengalami kegagalan di dalam proses

belajar.

Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan

kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin

dicapai. Untuk meningkatkan prestasi belajar yang baik perlu diperhatikan kondisi

(18)

commit to user

diri siswa, seperti kesehatan, keterarnpilan, kemapuan dan sebagainya. Kondisi

eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia, misalnya ruang

belajar yang bersih, sarana dan prasaran belajar yang memadai.

b. Ciri belajar

Ciri belajar yang baik menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:8) adalah :

l) memperoleh hasil belajar dan pengalarnan hidup

2) terjadi proses intemal dalam diri pebelajar

3) terjadi jika pebelajar merniliki motivasi yang kuat

c. Peran pengajar dalam belajar

Peranan pengajar sebagai pendidik profesional sesungguhnya sangat

kompleks, tidak terbatas pada saat berlangsungnya interaksi edukatif dalam kelas,

yang lazim disebut sebagai proses belajar mengajar. Menurut James B Brown

dalam Suryosubroto (2002:3) tugas dan peranan guru antara lain: menguasai dan

mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan mempersiapkan pelajaran

sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa.

Untuk dapat melaksanakan tugas mengajar dengan baik, guru harus

memiliki kemampuan profesional yaitu terpenuhnya l0 kompetensi guru yang

meliputi (Suryosubroto, 2002:4):

a) Menguasai bahan

1) menguasai bahan bidang studi dalam kurikulum sekolah

2) menguasai bahan pengayaan/ penunjang bidang studi

b) Mengelola program belajar mengajar

(19)

commit to user

2) mengenal dan dapat menggunakan prosedur instruksional dengan tepat

3) melaksanakan program belajar mengajar

4) mengenal kemampuan anak didik

c) Mengelola kelas

l) mengatur tata ruang kelas untuk pelajaran

2) menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi

d) Menggunakan media atau sumber

l) mengenal, memilih dan menggunakan alat media

2)membuat alat bantu pelajaran yang sederhana

3) menggunakan perpustakaan dalam proses belajar mengajar

4) menggunakan micro teaching untuk unit program pengenalan lapangan

e) Menguasai landasan pendidikan

f) Mengelola interaksi belajar mengajar

g) Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pelajaran

h) Mengenal fungsi layanan bimbingan dan penyuluhan

1) mengenal fungsi dan layanan program bimbingan dan penyuluhan

2) menyelenggarakan layanan bimbingan dan penyuluhan

i) Mengenal dan menyelenggarakan administrasi pendidikan

j) Memahami prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna keperluan

pengajaran

d. Teori belajar

Terdapat beberapa teori dalam belajar. Dimjati dan Mudjiono (1999:9-17)

(20)

commit to user l) Belajar Menurut Pandangan Skinner

Skinner dalam Dimjati dan Mudjiono (1999) berpandangan bahwa belajar

adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih

baik. Sebaliknya, jika ia tidak belajar maka responnya menurun.

Dalam belajar ditemukan adanya hal berikut:

a) Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respons pebelajar

b) respon pebelajar

c) konsekuensi yang bersifat menguatkan respons tersebut. Pemerkuat terjadinya

stimulus yang menguatkan konsekuensi tersebut.

Menurut skinner, pengajar perlu memperhatikan dua hal penting yaitu:

a) pemilihan stimulus yang bersilat diskrirninatif

b) penggunaan penguatan

Adapun langkah pembelajaran berdasarkan teori kondisioning operan

adalah sebagai berikut:

a) pertama, mempelajari keadaan kelas. Pengajar mencari dan menemukan

perilaku siswa yang positif atau negatif. Perilaku positif akan diperkuat dan

perilaku negatif akan diperlemah atau dikurangi

b) kedua, membuat daftar penguat positif. Pengajar mencari perilaku yang lebih

disukai oleh siswa, perilaku yang kena hukuman dan kegiatan luar sekolah

yang dapat dijadikan sebagai penguat.

c) ketiga, memilih dan menentukan urutan tingkah laku yang dipelajari serta

(21)

commit to user

d) keempat, membuat program pembelajaran. Program pembelajaran berisi

urutan perilaku yang dikehendaki, penguatan, waktu mempelajari perilaku

dan evaluasi. Dalam melaksanakan program pembelajaran, guru mencatat

perilaku dan penguat yang berhasil dan tidak berhasil. Ketidakberhasilan itu

menjadi catatan penting bagi modifikasi perilaku selanjutnya.

2) Belajar menurut Gagne

Gagne dalam Dimyati dan Mudjiono (1999) mengungkapkan belajar

merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah

belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Timbulnya

kapabilitas tersebut adalah dari : (l) stimulasi yang berasal dari lingkungan dan (2)

proses kognitif yang dilakukan oleh pebelajar. Dengan demikian belajar adalah

seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati

pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru.

Gagne juga mengungkapkan bahwa belajar terdiri dari tiga komponen

penting, yaitu : kondisi internal, kondisi eksternal dan hasil belajar. Belajar adalah

keadaan internal dan proses kognitif siswa.dengan stimulus dari lingkungan.

Proses kognitif tersebut terdiri atas informasi verbal, keterampilan intelektual,

ketrampilan motorik, sikap dan siasat kognitif.

3) Belajar menurut pandangan Piaget

Piaget dalam Dimyati dan Mudjiono (1999) berpendapat bahwa

pengetahuan dibentuk oleh individu sebab individu melakukan interaksi terus -

(22)

commit to user

adanya interaksi dengan lingkungan maka fungsi intelektual semakin

berkembang.

Perkembangan intelektual meliputi tahap-tahap berikut:

l) sensori motor (0-2 tahun)

2) praoperasional (2-7 tahun)

3) operasional konkret (7-l I tahun)

4) operasional formal (diatas I I tahun)

Pada tahap sensori motor anak mengenal lingkungan dengan kemampuan

sensorik dan motorik. Anak mengenal lingkungan dengan penglihatan,

penciuman, pendengaran, perabaan dan menggerak-gerakannya. pada tahap pra-

operasional,. anak mengandalkan diri pada persepsi tentang realitas. Ia telah

mampu menggunakan simbol, bahasa, konsep sederhana berpartisipsi, mernbuat

gambar dan mengolong-golongkan. Pada tahap operasional konkret anak dapat

mengembangkan pikiran logis. Ia dapat mengembangkan penalaran logis

walaupun kadang memecahkan masalah secara trial dnn error. pada tahap operasi

formal anak dapat berfikir abstrak seperti pada orang dewasa.

Menurut Piaget, pembelajaran terdiri dari empat langkah yaitu:

a) menentukan topik yang dapat dipelajari oleh anak sendiri

b) memilih atau mengembangkan aktivitas kelas dengan topik tersebut

c) mengetahui adanya kesempatan bagi guru untuk mengemukakan pemyataan

yang menunjang proses pemecahan masalah

d) menilai pelaksanaan tiap kegiatan, memperhatikan keberhasilan, dan

(23)

commit to user 4) Belajar menurut Rogers

Rogers dalam Dimyati dan Mudjiono (1999) mengungkapkan bahwa

praktek pendidikan yang baik menekankan pada siswa yang belajar, bukan pada

pengajaran. Praktek tersebut ditandai dengan guru yang dominan dan pelajar yang

hanya menghafalkan pelajaran. Rogers mengungkapkan pentingnya guru

memperhatikan prinsip pendidikan, yaitu:

a) menjadi manusia berarti memiliki kekuatan wajar untuk belajar. Siswa

harus belajar tentang hal-hal yang tidak ada artinya

b) siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya

c) Pengorganisasian bahan pelajaran berarti mengorganisasikan bahan dan

ide baru, sebagai bagian yang bermakna bagi siswa

d) belajar yang optimal akan terjadi, bila siswa berpartisipasi secara

bertanggung jawab dalam proses belajar

e) belajar yang bemakna dalam masyarakat modem berarti belajar tentang

proses-proses belajar, keterbukaan belajar mengalami sesuatu, bekerja sama

dengan melakukan pengubahan diri secara terus-menerus

f) belajar mengalami (experiental learning) dapat terjadi, bila siswa

mengevaluasi dirinya sendiri. Belajar mengalami dapat memberi peluang untuk

belajar kreatif, self evaluation dan kritik diri. hal ini berarti bahwa evaluasi dari

(24)

commit to user

g) belajar rnengalami menuntut keterlibatan siswa secara penuh dan

sungguh-sungguh.

e. Faktor yang mempengaruhi belajar/ pembelajaran

Hasil belajar dipengaruhi oleh banyak f'aktor (Slameto: 2003). Faktor

tersebut saling berkaitan dan bersinergi mempengaruhi hasil belajar. Secara umum

faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah kondisi anak, bahan belajar,

kegiatan belajar, metode belajar, alat dan sumber belajar serta evaluasi.

l) Kondisi siswa

Kondisi siswa meliputi derajat kesehatan, tingkat intelegensi, motif dan

tujuan serta gaya belajar dan lingkungan pendukung (social support) dalam

keluarga.

2) Bahan belajar

Menurut Sudirman dalam Abdul Bari Djamarah dan Aswan Zain (2006)

Bahan adalah salah satu sumber belajar bagi siswa. Bahan yang disebut sebagai

sumber belajar (pengajaran) ini adalah sesuatu yang membawa pesan untuk tujuan

pengajaran. Bahan belajar merupakan unsur inti yang ada dalam kegiatan belajar

mengajar, karena bahan pelajaran itu yang diupayakan untuk dikuasai anak

pebelajar. Bahan belajar dapat mempengaruhi motivasi belajar. Biasanya aktivitas

belajar dan motivasi akan berkurang jika bahan belajar kurang menarik perhatian.

3) Kegiatan belajar

Kegiatan belaiar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan. Segala

sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar

(25)

commit to user

pengajaran, kegiatan belajar akan mcnentukan sejauh mana tujuan yang telah,

ditetapkan dapat tercapai (Abdul Bari Djamarah dan Aswan zain, 1996). Dalam

kegiatan belajar mengajar, guru dan pebelajar terlibat dalam suatu interaksi

dengan bahan pelajaran sebagai mediumnya.

4) Metode belajar

Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar metode diperlukan oleh guru

dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah

pembelajaran berakhir (Djamarah dan Zain,1996)

5) Alat dan sumber belajar

Yang dimaksud dengan alat dan sumber belajar adalah segala sesuatu yang

dapat dipergunakan scbagai tempat dimana bahan pengajaran terdapat atau asal

untuk belajar seseorang (Djamarah dan Zain:1996)

6) Evaluasi

Menurut Brown dalam Abdul Hari Djamarah dan Aswan Zain (1996)

evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari

sesuatu. Dengan evaluasi maka diharapkan dapat menentukan seberapa jauh taraf

penguasaan dan kemajuan pebelajar dalam menguasai tujuan belajar.

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian

Menurut Adi Negoro dalam Sunarto (2009), prestasi adalah segala jenis

(26)

commit to user

Nasution dalarn Ridwan (2008) menyatakan prestasi belajar adalah:

Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat.

Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni:

kognitif, affektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang

memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria

tersebut. Menurut W.J.S Purwadarminto dalam Sunarto (2009) menyatakan

bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai sebaik - baiknya menurut

kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap hal - hal yang dikerjakan atau

dilakukan.

Berdasar pada uraian diatas, prestasi belajar adalah hasil belajar yang telah

dicapai menurut kemampuan yang tidak dimiliki dan ditandai dengan

perkembangan serta perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang diperlukan

dari belajar dengan waktu tertentu, prestasi belajar ini dapat dinyatakan dalam

bentuk nilai dan hasil tes atau ujian. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak

dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses,

sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian

prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu

sendiri. Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda

sesuai dengan pandangan yang mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda

itu dapat kita temukan satu titik persamaan. Sehubungan dengan prestasi belajar,

Ngalim Poerwanto (2004:28) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu "hasil

yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan

(27)

commit to user

Selanjutnya Winkel dalam Sunarto (2009) mengatakan bahwa "prestasi

belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa

dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya"

Sedangkan menurut S. Nasution dalam Sunarto (1999) mengungkapkan prestasi

belajar adalah: "Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan

berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni:

kognitif, afektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan

jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut."

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi

belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki pelajar dalam menerima"

menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar

mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu

dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau

raport setiap bidang studi setelah rnengalami proses belajar rnengajar. Prestasi

belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat

memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.

Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran

terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor

setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan

instrumen tes atau instrumen yang relevan. Jadi prestasi belajar adalah hasil

pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol,

huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap

(28)

commit to user

terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor

setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan

instrumen tes yang relevan.

b. Faktor - faktor yang mempengaruhi prestasi

Setiap aktifitas yang dilakukan oleh seseorang tentu ada faktor - faktor

yang mempengaruhinya, baik yang cenderung rnendorong maupun yang

menghambat. Demikian juga dialami belajar, faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar siswa Itu adalah sebagai berikut (Ahmadi,1998 72 ):

1 ) Faktor internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Faktor ini

dapat dibagi dalam beberapa bagian, yaitu :

a) Faktor lntelegensi

Menurut Kartono dalam Sunarto (2009) kecerdasan merupakan salah satu

aspek yang penting, dan sangat menentukan berhasil tidaknya studi seseorang.

Kalau seorang murid mempunyai tingkat kecerdasan normal atau di atas normal

maka secara potensi ia dapat mencapai prestasi yang tinggi. Slameto (1995:56)

mengatakan bahwa tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada

yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. Muhibbin (1999:135)

berpendapat bahwa semakin tinggi kemampuan intelegensi seseorang siswa maka

semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya semakin rendah

kemarmpuan intelegensi seseorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk

(29)

commit to user

kecerdasan yang tinggi merupakan faktor yang sangat penting bagi seorang anak

dalam usaha belajar.

Intelegensi dalam arti sempit adalah kemampuan untuk mencapai prestasi

di sekolah yang didalamnya berpikir perasaan. Intelegensi ini memegang peranan

yang sangat penting bagi prestasi belajar siswa. Karena tingginya peranan

intelegensi dalam mencapai prestasi belajar maka guru harus memberikan

perhatian yang sangat besar terhadap bidang studi yang banyak membutuhkan

berpikir rasiologi untuk mata pelajaran matematika.

b) Faktor Minat

Minat adalah kecenderungan yang mantap dalam subyek untuk rnerasa tertarik

pada bidang tertentu. Siswa yang kurang beminat dalam pelajaran tertentu akan

menghambat dalam belajar. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk

memperhatikan dan mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki

seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa sayang. Menurut

winkel dalarn Sunarto (2009) minat adalah "kecenderungan yang menetap dalam

subjek untuk merasa tertarik pada bidang/ hal tertentu dan merasa senang

berkecimpung dalam bidang itu." Selanjutnya Slameto (1995:57) mengemukakan

bahwa minat adalah "kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan

terus yang disertai dengan rasa sayang."

Kemudian Sardiman (1992:76) mengemukakan minat adalah "suatu

kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi

(30)

commit to user

sendiri." Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah bahwa minat besar pengaruhnya

terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang menarik minat siswa lebih

mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk

menambah minat seorang siswa di dalam menerima pelajaran di sekolah siswa

diharapkan dapat mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri. Minat

belajar yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi

terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa

yang diinginkannya dapat tercapai sesuai dengan keinginannya.

c) Faktor Keadaan Fisik dan Psikis

Keadaan fisik menunjukkan pada tahap pertumbuhan, kesehatan jasmani,

keadaan alat - alat indera dan lain sebagainya. Keadaan psikis menunjuk pada

keadaan stabilitas / labilitas mental siswa, karena fisik dan psikis yang sehat

sangat berpengaruh positif terhadap kegiatan belajar mengajar dan sebaliknya.

Kecerdasan/intelegensi

Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk

menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya- Kemampuan ini sangat

ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan

kecakapan sesuai dengan tingkat pcrkembangan scbaya. Adakalanya

perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu

anak dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah

(31)

commit to user

sebayanya. Oleh karena itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal

yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar.

d) Bakat

Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai

kecakapan pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh

Ngalim Purwanto (1986:28) bahwa "bakat dalam hal ini lebih dekat pengertiannya

dengan kata aptitude yang berarti kecakapan, yaitu mengenai kesanggupan-

kesanggupan tertentu." Kartono dalam Sunarto (2009) menyatakan bahwa "bakat

adalah potensi atau kemampuan kalau diberikan kesempatan untuk dikembangkan

melalui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata." Menurut Syah Muhibbin

(1999:136) mengatakan "bakat diartikan sebagai kemampuan individu untuk

melakukan tugas tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan."

Dari pendapat di atas jelaslah bahwa tumbuhnya keahlian tertentu pada

seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya sehubungan dengan

bakat ini dapat mempunyai tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi

tertentu. Dalam proses belajar terutama belajar keterampilan, bakat memegang

peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. Apalagi

seorang guru atau orang tua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang

tidak sesuai dengan bakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut.

e) Motivasi

Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut

(32)

commit to user

Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar

motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar

seorang anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar.Nasution

dalam Sunarto (2009) rnengungkapkan motivasi adalah segala daya yang

mendorong seseorang untuk rnelakukan sesuatu." Sedangkan Sardiman (1992:77)

mengatakan bahwa "motivasi adalah menggerakkan siswa untuk melakukan

sesuatu atau ingin melakukan sesuatu."

Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam

yaitu (a) motivasi instrinsik dan (b) motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik

dimaksudkan dengan motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang yang

atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan sesuatu pekerjaan belajar.

Sedangkan motivasi ekstrinsik dirnaksudkan dengan motivasi yang datangnya dari

luar diri seseorang siswa yang menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan

belajar.

Dalam memberikan motivasi seorang guru harus berusaha dengan segala

kemampuan . yang ada untuk mengarahkan perhatian siswa kepada sasaran

tertentu. dengan adanya dorongan ini dalam diri siswa akan timbul inisiatif

dengan alasan mengapa ia menekuni pelajaran. Untuk membangkitkan rnotivasi

kepada mereka, supaya dapat melakukan kegiatan belajar dengan kehendak

sendiri dan belajar secara aktif.

2) Faktor Eksternal

Faktor Eksternal adalah faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi

(33)

commit to user a) Faktor Guru

Guru sebagai tenaga berpendidikan rnemiliki tugas menyelenggarakan

kegiatan belajar rnengajar, membimbing, rnelatih, mengolah, meneliti dan

mengembangkan serta memberikan pelajaran teknik karena itu setiap guru harus

memiliki wewenang dan kemampuan profesional, kepribadian dan

kemasyarakatan.

Guru juga rnenunjukkan flexibilitas yang tinggi yaitu pendekatan didaktif

dan gaya memimpin kelas yang selalu disesuaikan dengan keadaan, situasi kelas

yang diberi pelajaran, sehingga dapat rnenunjang tingkat prestasi siswa

semaksimal mungkin.

b) Faktor Lingkungan Keluarga

Lingkungan keluarga turut mempengaruhi kemajuan hasil kerja bahkan

mungkin dapat dikatakan menjadi faktor yang sangat penting, karena sebagian

besar waktu belajar dilaksanakan di rumah, keluarga kurang mendukung situasi

belajar. Seperti kericuhan keluarga, kurang perhatian orang tua kurang

perlengkapan belajar akan mempengaruhi berhasil tidaknya belajar.

c) Faktor Sumber - Sumber Belajar

Salah satu faktor yang menunjang keberhasilan dalam proses belajar

adalah tersedianya sumber belajar yang memadai. Sumber belajar itu dapat berupa

media / alat bantu belajar serta bahan baku penunjang. Alat bantu belajar

merupakan semua alat yang dapat digunakan untuk membantu siswa dalam

(34)

commit to user

konkret, mudah dipaharni, hemat waktu dan tenaga serta hasil yang lebih

bermakna.

Menurut slameto (1995:60) faktor ekstern yang dapat mempengaruhi

belajar adalah keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat

a) Keadaan Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat

seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Slameto

bahwa: Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama.dan utama. Keluarga yanng

sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam

ukuran besar yaitu pendidikan bangsa negara dan dunia. Adanya rasa aman dalam

keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa arnan

itu membuat seseorang akan terdorong untuk belajar secart aktif, karena rasa

aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah

motivasi untuk belajar.

Hasbullah dalam Sunarto (2009) mengatakan: Keluarga merupakan

lingkungan pendidikan yang pertama karena dalam keluarga inilah anak pertama-

tama mendapatkan pendidikan dan bimbingan, sedangkan tugas utama dalam

keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak

dan pandangan hidup keagamaan. Mermperhatikan pernyataan diatas, orang tua

hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga. Sedangkan

sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan informal ke

lembaga-lembaga formal memerlukan kerjasama yang baik antara orang tua dan

(35)

commit to user

kerjasama yang perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus menaruh perhatian

yang serius tentang cara belajar anak di rumah. Perhatian orang tua dapat

memberikan dorongan dan motivasi sehingga anak dapat belajar dengan tekun.

Karena anak memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk

belajar.(Sunarto, 2009)

b) Keadaan Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat

penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan

sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan

sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa

alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan

mempengaruhi hasil-haril belajarnya. Kartono dalam Sunarto (2009)

mengemukakan "guru dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang akan

diajarkan, dan rnemiliki tingkah laku. yang tepat dalam mengajar." Oleh sebab itu,

guru harus dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan, dan

memiliki metode yang tepat dalam mengajar.

c) LingkunganMasyarakat

Selain orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang tidak

sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalam proses pelaksanaan

pendidikan. Karena lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap

perkembangarr pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih

banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada.(Slameto, 2005).

(36)

commit to user

hari seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan

lingkungannya. Oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal di suatu

lingkungan temannya yang rajin belajar maka kemungkinan besar hal tersebut

akan membawa pengaruh pada dirinya, sehingga ia akan turut sebagaimana

temannya.

c. Alat untuk mengukur keberhasilan belajar

Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes

prestasi belajar. Menurut Saifudin Anwar (2005 : 8-9) mengemukakan tentang tes

prestasi belajar bila dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap keberhasilan

seseorang dalam belajar. Testing pada hakikatnya menggali informasi yang dapat

digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Tes prestasi belajar berupa tes

yang disusun secara terencana untuk mengungkap performasi maksimal subyek

dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan

pendidikan formal tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan harian, tes

formatif, tes sumatif bahkan ebtanas dan ujian-ujian masuk perguruan tinggi.

Pengukuran adalah suatu kegiatan untuk mengidentifikasi besar kecilnya

obyek atau gejala. Berbicara masalah pengukuran tidak bisa terlepas dari kegiatan

evaluasi yang mana evaluasi yang mana evaluasi merupakan kelanjutan setelah

Dilakukan prosesi pengukuran. Menurut winkel dalam Ridwan (2000), evaluasi

berarti penentuan sampai berapa jauh sesuatu berharga bermutu atau bernilai.

Evaluasi terhadap hasil belajar yang dicapai oleh pebelajar dan terhadap proses

belajar mengajar mengandung penilaian terhadap hasil belajar atau proses belajar

(37)

commit to user

dua bentuk evaluasi yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi

formatif adalah penggunaan tes selama proses belajar mengajar masih

berlangsung, sehingga diperoleh umpan balik mengenai kemajuan yang telah

tercapai sedang yang dimaksud evalusi sumatif yaitu penggunaan tes tes pada

akhir status periode pengajaran tertentu" yang meliputi beberapa unit pelajaran

atau semua unit pelajaran yang diajarkan dalam satu semester, bahkan mungkin

pada saat satu bidang studi selesai dipelajari.

Fungsi evaluasi belajar adalah untuk menimbulkan motivasi pada

siswa,memberikan umpan balik kepada siswa, memberi umpan balik pada tenaga

pengajar, memberi informasi pada orang tua memperoleh informasi tentang

kelulusan dan mempertanggungjawabkan suatu program studi. Pelaksanaan

evaluasi dapat dilakukan dengan ujian tertulis, lisan, kuis, praktik maupun

presentasi hasil dari penugasan. Hasil dari kegiatan evaluasi berupa nilai atau

dinyatakan dalam indek prestasi (lP).

3. Konsep Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi rnelalui

panca indera manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman dan raba,

sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Soekidjo

Notoatmodjo, 1997 : 127-128).

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia. Pengetahuan

(38)

commit to user

untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Pengetahuan tersebut

diperoleh baik dari pengalaman langsung maupun melalui pengalaman orang lain.

b. Aspek pengetahuan

Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2005:50-51) pengetahuan memiliki enam

tingkatan yang bergerak dari sederhana sampai pada kompleks yaitu :

1) Tahu (Know)

Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu,

"tahu" ini adalah rnerupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja

untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari orang lain:

menyebutkan, menguraikan; mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan rnateri tersebut

secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat

rnenjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya

terhadap obyek yang dipelajari.

3) Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

(39)

commit to user

diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus-rumus, metode

prinsip dalam konteks atau situasi yang lain.

4) Analisis (Analysis)

Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan rnateri atau suatu

obyek kedalam komponen-komponen tetapi masih di dalam struktur organisasi

tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat

dilihat dari penggunaan kata-kata kerja : dapat menggambarkan (membuat bagan),

membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

5) Sintetis (Synthetis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain sintetis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru

dari formulasi yang ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian

terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan terhadap

suatu materi atau objek. Penilaian - penilaian itu didasarkan pada kriteria yang

ditentukan sendiri atau rnenggunakan kriteria yang telah ada.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan yang

dimiliki oleh seseorang. Faktor tersebut dapat dikategorikan dalam faktor internal

(40)

commit to user 1) Faktor internal

yaitu faktor yang terdapat dalam diri manusia/ individu. Faktor ini

meliputi : umur dan tingkat perkembangan, pengalaman pribadi dan keluasan

mendapat akses informasi, serta rnelalui pendidikan baik formal maupun

nonformal (Suryosubroto, 2002:1 4).

Urnur dan tingkat perkembangan seseorang akan mempengaruhi tingkat

pengetahuannya, hal ini dikarenakan dua faktor yaitu faktor kematangan dan

faktor pengalaman, Seorang yang sudah dewasa memiliki kematangan fungsi otak

dan proses fikir sehingga mampu melakukan analisis, sintesis maupun melakukan

evaluasi terhadap obyek. Sedangkan dari sisi pengalaman semakin tinggi umur

seseorang maka kemungkinan untuk mendapatkan pengalaman yang

memungkinkan bertambahnya pengetahuan seseorang.

Pengalaman dapat menjadi sumber pengetahuan. Sebagaimana

diungkapkan oleh Pitono Suparto, dkk (2000: 17) bahwa pengetahuan dapat

diperoleh dari relevasi dan common sense yang dapat terjadi manakala seseorang

berinteraksi dengan lingkungan

Pendidikan adalah proses dimana seseorang mendapatkan ilmu dari suatu

interaksi antara pengajar dan pebelajar untuk mencapai tujuan melalui metode dan

cara-cara tertentu yang terencana. Melalui proses pendidikan memungkinkan

terjadinya transfer pengetahuan, baik berupa ilmu pengetahuan maupun sharing

pengalaman dan termasuk didalamnya upaya-upaya untuk rnendapatkan

(41)

commit to user 2) Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berada di luar tubuh manusia/ yang

dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang.

Adapun faktor eksternal yang dapat mempengaruhi pengetahuan antara

lain : adat dan kebiasaan, hukum dan regulasi, media informasi, sumber informasi

Adat dan kebiasaan dalam masyarakat dapat menjadi norma dalam

masyarakat dan dianggap sebagai sesuatu yang benar adanya. Adat dan tanggapan

dalam masyarakat dapat diturunkan dan diwariskan sebagai pengetahuan. Hal ini

sebagaimana diungkapkan Walitzer dalam Pitono Suparto dkk (2000:17) bahwa

pengetahuan dapat diturunkan karena adanya kekuasaan.

Ketersediaan sumber informasi sangat mempengaruhi penerimaan

informasi dan pengetahuan individu. Sumber informasi dapat berupa orang tua,

guru, teman dan masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk lisan maupun tulisan.

Salah satu sumber informasi yang tidak kalah penting adalah petugas kesehatan

dalam perannya sebagai pendidik. Petugas kesehatan berperan untuk memberikan

informasri yang spesifik/ khusus mengenai masalah kesehatan dan perilaku sehat

yang diperlukan bagi masyarakat.

Media informasi dapat mempengaruhi kedalaman pencapaian pengetahuan

individu. Menurut Soekidjo Notoatmodjo (1993: 109) semakin komplek media

semakin besar mampu memberikan dampak bagi pebelajar. Semakin banyak

indera yang digunakan untuk menerima sesuatu semakin jelas pula pengetahuan

(42)

commit to user

tingkatan-tingkatan kemampuan media dalam memberikan stimulus dan

penerimaan bagi tiap individu.

4. Motivasi

a- Pengertian motivasi

Motivasi berpangkal dari kata rnotif yang dapat diartikan sebagai daya

penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivita- aktivitas

tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai

suatu kondisi intern (kesiapsiagaan) (Sutikno, 2005).

Menurut Ahmad Sudradjat (2008) motivasi dapat diartikan sebagai

kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan

entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari

dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu

(motivasi ekstrinsik).

Menurut Ensiklopedi Wikipedia, motivasi adalah : the activation or

energization of goal-oriented hehavior. Motivation is said to be intrinsic or

extrinsic, atau suatu aktivasi atau energy yang menggerakkan pencapaian tujuan,

yang terdiri atas motivasi intrinsik dan ekstrinsik.

Romano (2007) mengungkapkan bahwa kata motivasi berasal dari kata

lain “movere", yang berarti menggerakkan. Motivasi didefinisikan sebagai:

internal drive that actives behavior and gives it direction and gives it direction,

atau dorongan interna yang mengaktifasi dan rnengarahkan perilaku.

Menurut Mc. Donald dalam sutikno (2005), motivasi adalah perubahan

(43)

commit to user

didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Berdasarkan pengertian yang

dikemukakan oleh Mc. Donald mengandung tiga elemen/ciri pokok dalam

motivasi itu, yakni motivasi itu mengawalinya terjadinya perubahan energi,

ditandai dengan adanya feeling, dan dirangsang karena adanya tujuan.

Adanya keinginan dan kebutuhan diri individu memotivasi individu

tersebut untuk memenuhinya. Individu yang merasa haus mengarahkan

perilakunya untuk minum, demikian pula mahasiswa yang merasa perlu mendapat

ilrnu akan berusaha untuk belajar.

Istilah yang lain yang sering digunakan dalam menggambarkan motivasi

adalah motif. Motif rnerupakan suatu pengertian yang merupakan penggerak,

keinginan, rangsangan, hasrat, pembangkit tenaga" alasan dan dorongan dalam

diri manusia yang menyebabkan dia berbuat sesuatu. Motif atau motive dalam

bahasa inggris berasal dari kata "motion" yang berarti berakan atau sesuatu yang

bergerak. Gerakan tersebut dikaitkan dengan sesuatu yang dilakukan manusia,

yaitu perbuatan dan periiaku (Sunaryo, 2004:135).

b. Macam-Macam Motif

Menurut Sunaryo (2004:138) secara unum terdapat dua macam motif yaitu

nrotif prirner dan motif sekunder. Motif primer atau motif dasar adalah motif yang

tidak dapat dipelajari dan merupakan insting untuk mempertahankan

kelangsungan hidup serta mengembangkan keturunan. Motif ini sering disebut

dengan drive. Dorongan muncul dari dalam diri individu dengan tujuan untuk

mempertahankan hidup misalnya dorongan untuk makan, karena adanya rasa

(44)

commit to user

untuk mempertahankan keturunan. Dorongan dari luar, atau disebut juga

dorongan umum dapat timbul sebagai respon terhadap lingkungan seperti rasa

takut rasa ingin tahu serta kasih sayang.

Motif sekunder adalah motif yang dapat dimodifikasi, dikembangkan dan

dipelajari seiring dengan pengalaman yang diperoleh individu. Misalnya motif

mendapat nilai yang baik mendorong seorang siswa untuk belajar, dan

sebagainya.

Abu Ahmadi (1999) mengungkapkan bahwa motif dapat digolongkan

dalam tiga macam yaitu:

l) Motif biologis atau motif biogenetis

Motif biologis atau motif biogenetis adalah motif yang berkembang dalam

diri individu yang berasal dari kebutuhan individu untuk mempertahankan

kelangsungan hidupnya sebagai mahluk sosial. Kebutuhan ini rnelingkupi seluruh

mahluk hidup termasuk manusia. Yang termasuk motif ini adalah rasa haus, lapar,

lelah, dingin dan sebagainya.

2) Motif sosiologis atau motif sosiogenetis

Adalah motif yang didapat dari lingkungan atau kebudayaan tempat

individu berada dan berkembang serta dipelajari. Motif ini dapat juga diartikan

sebagai motif yang dipelajari atas dasar interaksi individu sebagai mahluk social

yang hidup di masyarakat. Motif jenis ini dapat dipelajari, dimodifikasi dan

dikembangkan sesuai dengan corak budaya di lingkungan. Misalnya keinginan

(45)

commit to user 3) Motif teologis atau teogenetis

Motif teogenetis adalah motif yang mendorong seseorang untuk

berhubungan dengan yang maha pencipta atau sesuatu yang dianggap menguasai

Cirinya. Misalnya : keinginan untuk beribadah haji, keinginan berdoa dan minta

Pengampunan dosa, dan sebagainya.

Mod Worth dan Marquis dalam Abu Ahmadi (1999) membagi motif

menjadi:

l) Motif yang berhubungan dengan organic dan berasal dari dalam diri, misalnya

motif makan, minum, bernafas, seksual dan istirahat.

2) Motif yang berasal dari lingkungan, yaitu timbul setelah manusia melakukan

interaksi dengan lingkungan dan berasal dari luar diri individu. Motif ini

dibedakan lagi dalarn :

a) Motif Darurat

Motif darurat atau emergency motive adalah motif yang membutuhkan

tindakan cepat dan segera dalam memenuhinya karena tuntutan situasi

lingkungan. Misalnya motif melawan ancaman, motif melepaskan diri dari

bahaya dan kesulitan serta motif berkompetisi

b) Motif Obyektif

Motif obyektif atau objective motive adalah motif yang terkait langsung dengan

lingkungan baik orang maupun benda. Misalnya keinginan memiliki sepeda

(46)

commit to user

Abraham Maslow dalam Sunaryo (2004:139) mengungkapkan motif

dibagi menjadi:

1) Motif kekurangan

Motif kekurangan (deficit motive) adalah motif yang berfungsi untuk mengatasi

peningkatan ketegangan organisme sebagai akibat kekurangan suatu hal. Motif ini

menyangkut kebutuhan fisiologis dan rasa aman serta mendorong perilaku yang

mendesak pada individu untuk memenuhinya. contoh motif ini adalah rasa lapar

(kekurangan makanan), rasa sesak (kekurangan oksigen), rasa nyeri (gangguan

organ) dan sebagainya.

2) Motif Pertumbuhan

Motif pertumbuhan atau being motives adalah motif yang mendorong

individu mengungkapkan potensinya. Motif ini memperkaya kehidupan dengan

banyak belajar dan mencari pengalaman sehingga menambah semangat

hidup,misalnya belajar di sekolah atau mencari pengalaman di luar negeri. Motif

pertumbuhan dapat menjdi motif utama apabila motif kekuranga sudah terpenuhi

c. Teori Motivasi

Landy dan Becker dalam Stonner dkk (1996: 58) mengungkapkan terdapat

lima macam teori motivasi. Teori ini meliputi teori kebutuhan, teori keadilan,

penguatan, teori harapan dan teori pencapaian tujuan. Kelima teori motivasi ini

mengmukakan bagaimana motivasi terbentuk, namun tidak semuanya benar -

(47)

commit to user l) Teori Kebutuhan

Teori kebutuhan memfokuskan pada apa yang dibutuhkan individu untuk

hidup secara berkecukupan. Teori ini berfokus pada pemahaman bahwa seseorang

menjadi termotivasi jika belum mencapai kebutuhan/ mencapai kepuasan tertentu

dalam kehidupannya. Kebutuhan yang telah terpuaskan bukan lagi menjadi

motivator bagi seseorang (Stonner, 1996 : 139).

Abraham Maslow mengembangkan hirarki kebutuhan, yang

mengelompokkan kebutuhan menjadi lima macam sebagaimana digambarkan

pada hirarki berikut:

Garnbar 2.1 Hirarki Kebutuhan maslow

Maslow berpendapat bahwa individu akan termotivasi untuk memenuhi

kebutuhan yang paling menoniol atau paling kuat bagi mereka hingga kurun

waktu tertentu; dimulai dari kebutuhan fisik yang paling mendasar dan seterusnya

berjenjang sampai pada kebutuhan yang lebih tinggi. Kebutuhan Sosial

Aktualisasi Diri

Harga Diri

Kebutuhan aman dan nyaman

(48)

commit to user

Maslow berpendapat bahwa jika seluruh kebutuhan terpenuhi maka

individu akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi diri dimana

mereka akan mencari makna dan melakukan pengembangan pribadi dan secara

aktif mencari tanggungjawab baru. Misalnya seorang siswa yang telah terpenuhi

kebutuhan fisiknya, dan mendapat nilai yang baik mungkin berminat menjadi

ketua OSIS agar rnendapat pengakuan dari lingkungan.

Clayton Alfelder dalam Stoner (1996) rnengungkapkan bahwa motivasi

dapat diukur dengan hirarki kebutuhan, namun Alfelder menggunakan kategori

kebutuhan yang berbeda yaitu:

a) Kebutuhan eksistensi

Yang dimaksud dengan kebutuhan eksistensi adalah kebutuhan dasar dari

Maslow.

b) Kebutuhan keterkaitan yaitu kebutuhan untuk melakukan hubungan dengan

orang lain

c) Kebutuhan pertumbuhan, yaitu kebutuhan akan kreatifitas pribadi atau

pengaruh produktif.

Teori kebutuhan dari Alfelder inilah yang sering disebut juga sebagai teori

ERG (Excistence, Relatedness and Growth). Alfelder menekankan bahwa jika

kebutuhan yang lebih tinggi mengalami kekecewaan maka kebutuhan yang lebih

rendah akan kembali walaupun telah terpuaskan. Sementara menurut Maslow jika

seseorang telah merasa mcncapai suatu kebutuhan maka kehilangan kekuatan

(49)

commit to user

hirarki kebutuhan sementara Alfelder memandang orang bergerak naik turun pada

hirarki kebutuhan dari waktu ke waktu (Stoner, 1996)

John W. Atkinson dalam Romano (2007) mengungkapkan bahwa ada tiga

macam dorongan mendasar dalam diri seseorang yang termotivasi yaitu :

kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement), kebutuhan kekuatan (need

for power) serta kebutuhan untuk berafiliasi (need for affiliation) Keseimbangan

dari ketiga dorongan ini bervariasi dari satu orang ke orang lain,Ada orang yang

memiliki kebutuhan prestasi yang kuat dan pada orang lain rnemiliki kebutuhan

afiliasi yang kuat.

Prof. Dr. David C. McClelland, psikolog dari Universitas Harvard pada

tahun 1961 ,rnerilis sebuah teori yang disebut motivasi berprestasi. Teori ini

bermakna suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan suatu aktivitas

dengan sebaik-baiknya agar mencapai prestasi dengan predikat terpuji. Dari

penelitiannya dapat disimpulkan terdapatnya hubungan yang positif antara

motivasi berprestasi dengan pencapaian prestasi. Artinya, manajer yang

rnempunyai motivasi berprestasi tinggi cenderung memiliki prestasi kerja tinggi

dan sebaliknya mereka yang prestasi kerjanya rendah dimungkinkan karena

motivasi berprestasinya juga rendah. Dan ternyata, motivasi berprestasi seseorang

sangat berhubungan dengan dua faktor, yaitu tingkat kecerdasan (lQ) dan

kepribadian. Artinya, orang akan mempunyai motivasi berprestasi tinggi bila

memiliki kecerdasam yang memadai dan kepribadian yang dewasa. Ia akan

mampu mencapai prestasi rnaksimal. Hal ini karena ia didukung oleh dua

Gambar

gambar dan mengolong-golongkan. Pada tahap operasional konkret anak dapat
Gambar                                                   kata                                               integrasi mata Gambar
Gambar 2.4. Kerangka Konseptual
Tabel 3.1 Indikator Butir Soal dan Jumlah Soal pengetahuan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sumber data sekunder untuk significant others adalah keluarga dari remaja yang didampingi yaitu ibunya NV berusia 40 tahun sebagai informan 1 dan ibunya BI berusia 46 tahun

Pada awal pembelajaran dimulai dengan salam dan berdo’a menurut agama masing-masing, kmudian diteruskan dengan presensi siswa, memotivasi, memberikan apresepsi, dan

Tujuan penelitian ini adalah melihat potensi antara pakan konsentrat dan kulit ari kedelai pada hijauan terhadap pertambahan bobot tubuh rusa timor ( Cervus timorensis ) di

d. Kualitas Sumber Daya Manusia e. Tingkat pendapatan penduduk 2) Mengoptimalkan aset Desa. Optimalisasi penggunaan dan pemanfaatan aset desa dapat dilakukan dengan

Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa perubahan deformasi memiliki korelasi terhadap perubahan tutupan lahan pada pra dan pasca erupsi Gunung Merapi, karena

Penelitian ini dapat memberi pengetahuan bahwa anak tunagrahita yang bersekolah harus mendapat perhatian khusus karena mereka memiliki beberapa keterbatasan seperti dalam

Konflik bila ditinjau secara teoritis dapat dipahami bahwa dapat terjadi bukan hanya secara horizontal tetapi juga vertikal atau struktural karena masing-masing aktor

Proses EDM merupakan proses pengerjaan material yang dikerjakan dengan memanfaatkan loncatan bunga api listrik (  spark  ) yang terjadi pada celah diantara elektroda dan