• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Adaptasi Penarik Becak Siantar (Studi Kasus Pada Penarik Becak di Kecamatan Siantar Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Adaptasi Penarik Becak Siantar (Studi Kasus Pada Penarik Becak di Kecamatan Siantar Utara)"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA.

Abdillah, Dairusman. 2012.Adaptasi Masyarakat Kutai Terhadap Lingkungan Dalam Menentukan Permukiman di Situs Kota Bangun, Kalimantan Timur.Jurnal Kebudayaan 7(2)135-144. Jakarta: Puslitbang.

Agusyanto, Ruddy. 2007. Jaringan Sosial Dalam Organisasi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Ariyani, Nur Indah. 2013. Strategi Adaptasi Orang Minang Terhadap Bahasa, Makanan, dan Norma Masyarakat Jawa. Jurnal Komunitas 5: (1) 26 - 37. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Azania, Ayu Mircahya Intan. 2013.Strategi Adaptasi Bandar Judi Togel (toto Gelap) di Kota Pasuruan. Jurnal AntrounairDotNet 2: (1) 176 - 179. Surabaya: FISIP UNAIR.

Bennett, J.W. 1976. The ecological transition: cultural anthro pology and human action. New York.Pergamon Press inc.

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Elfira, Devita. 2013. Strategi Adaptasi Transmigran Jawa di Sungai Beremas. Jurnal Sosiologi 1: (1) 1 - 8. Padang, Sumatera Barat: Universitas Negeri Padang .

Haryatno, Dhedy Pri. 2012. Kajian Strategi Adaptasi Budaya Petani Garam. Jurnal Komunitas 4 (2). Semarang: Universitas Negeri Semarang.

(2)

Koentjaraningrat. 2012.Pengantar Ilmu Antropologi.Jakarta: PT. Rineka Cipta. Morlok, Edward K. 1978. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi.Jakarta:

Penerbit Erlangga.

Maleong, Lexy. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Marzali, A. 2003. Strategi Peisan Cikalong dalam Menghadapi Kemiskinan. Jakarta: Penerbit Yayasan Obor Indonesia.

Nasution, Dewi Hartika. 2006. Adaptasi Masyarakat Miskin Terhadap Inflasi Akibat Kenaikan Harga BBM. Jurnal Pemberdayaan Komunitas. 5: (3) 271 - 286. Medan: USU press.

Noviarti, Jamaluddin MD. Jahi & ABD. Rahim MD. Nor. 2011. Kualiti Hidup Nelayan di Sumatera Barat: Kekangan dan Adaptasi. Sari -International Journal of the Malay World and Civilisation 29: (1) 245 - 257. Selangor, Malaysia: Universitas Kebangsaan Malaysia.

Putra, H.S.A. 2003. Ekonomi, Moral, Rasional, dan Politik Dalam Industri Kecil di Jawa. Yokyakarta: Kepel Press.

Ritzer, George & Douglas, J Goodman. 2008. Teori Sosiologi: Dari Teori Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern. Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Satria, Arif & Alfian Helmi. 2012. Strategi Adaptasi Nelayan Terhadap Perubahan Ekologis. Jurnal Makara Sosial Humaniora 16: (1) 68 - 78. Bogor: Fakultas Ekologi Manusia IPB.

Soekanto, Soerjono. 2000. Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Soemarwoto, O. 2004. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta : Djambatan.

(3)

Sri Haryono, Tri Joko. 2005. Strategi Kelangsungan Hidup Nelayan.Jurnal Berkala Ilmu Kependudukan 7: (2) 119 - 128. Surabaya: UNAIR

Sumarti, T. 2007. Kemiskinan Petani dan Strategi Nafkah Ganda Rumahtangga Pedesaan. Sodality: Jurnal Transdisplin Sosiologi, Komunikasi dan Ekologi Manusia. 1(2) 100-115. Bogor : Institut Pertanian Bogor

Wirabuana, Yudha. 2012. Sejarah dan Peranan Becak di Pematang Siantar 1960 2006. Skripsi S1. Medan: USU

UU Republik Indonesia Nomor 5 Tentang Benda Cagar Budaya

Sumber Internet:

http://id.wikibooks.org/wiki/Profil_Becak_di_Indonesia/Asalmuasal becak.diakses 8 November 2013 pukul 10.00 wib.

http://id.wikibooks.org/wiki/Profil_Becak_di_Indonesia/Sejarah_perkembangan_beca k_di_Indonesia. diakses 9 November 2013 pukul 14.00 wib

(4)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dipakai oleh peneliti adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus atau case study. Penelitian kualitatif adalah metode yang bermaksud untuk memahami apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistic (Maleong, 2006). Dengan menggunakan penelitian kualitatif peneliti akan memperoleh informasi atau data secara lengkap dan mendalam mengenai strategi bertahan becak BSA (Birmingham Small Arms) di Kota Pematang Siantar. Metode kualitatif digunakan karena penelitian ini menggambarkan fenomena yang terjadi.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Pematang Siantar, tepatnya di Kecamatan Siantar Utara. Adapun alasan peneliti memilih lokasi tersebut karena lokasi tersebut merupakan salah satu tempat dimana para penarik becak tersebar didaerah tersebut untuk mencari penumpang sehingga memudahkan peneliti untuk mencari informan.

3.3. Unit Analisis dan Informan

3.3.1. Unit Analisis

(5)

peneliti merupakan instrument kunci yang sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif. Untuk itu peneliti secara individu akan turun langsung ke tengah - tengah masyarakat guna memperoleh data dari informan. Dari keseluruhan unit analisis akan diambil informan yang dianggap dapat menjawab permasalahan penelitian ini.

3.3.2. Informan

Informan adalah orang - orang yang menjadi sumber informasi dalam penelitian. Informan penelitian merupakan subjek yang memahami informasi Objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian (Bungin, 2007:76). Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah

1. Para penarik becak BSA yang berada di pangkalan disekitar Kecamatan Siantar Utara. Akan tetapi, peneliti hanya mencantumkan tiga nama informan saja untuk mewakili informan lainnya. Adapun alasan pengambilan informan tersebut, dikarenakan informan ini dianggap cukup untuk memberikan informasi yang diperlukan.

2. Organisasi yang mewadahi penarik becak BSA di Kota Pematang Siantar, yaitu BOM’S ( BSA Owner Motorcycles’ Siantar )

(6)

3.4. Teknik Pengumpulan Data

3.4.1. Data Primer

Teknik pengumpulan data primer adalah peneliti melakukan kegiatan langsung ke lokasi penelitian untuk mencari data - data yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang akan di teliti. Adapun teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara:

1. Observasi atau Pengamatan

Adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan (Bungin, 2007:115). Observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja panca indera mata serta dibantu dengan panca indera lainnya.

2. Wawancara Mendalam

(7)

Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara mendalam terhadap informan pada penarik becak (BSA) Siantar.

3.4.2 Data Sekunder

Teknik pengumpulan data sekunder adalah pengumpulan data yang dilakukan melalui penelitian studi kepustakaan yang diperlukan untuk mendukung data diperoleh buku - buku ilmiah, tulisan ilmiah, laporan penelitian yang berkaitan dengan topik penelitian yang dianggap relevan dan keabsahan dengan masalah yang diteliti.

3.5 Interpretasi Data

Interpretasi data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia, yaitu pengamatan dan wawancara mendalam yang sudah ada dalam catatn lapangan. Data -data yang sudah diperoleh dari lapangan kemudian dikumpulkan untuk dapat dianalisis berdasarkan dukungan teori dan kajian pustaka yang telah disusun, hingga pada akhirnya sebagai laporan penelitian.

3.6 Jadwal Kegiatan

No Kegiatan Bulan

Ke-1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Pra Observasi

2 ACC Judul

(8)

5 Seminar Proposal 6 Revisi Proposal 7 Pengumpulan dan

Analisis Data 8 Bimbingan Skripsi 9 Penulisan Laporan 10 Sidang Meja Hijau

3.7. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini mencakup kemampuan dan pengalaman yang dimiliki oleh peneliti untuk melakukan penelitian ilmiah. Keterbatasan teknis penelitian di lapangan adalah saat mengumpulkan data melalui wawancara mendalam dengan beberapa penarik becak dipangkalan. terkadang terputus. Karena proses wawancara dilakukan sewaktu jam kerja informan, sehingga terkadang ketika penumpang sudah datang maka penarik becak segera harus menghantarkan penumpang ke tujuan maka kerap sekali menyebabkan putusnya wawancara saat komunikasi berlangsung.

(9)
(10)

BAB IV

DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN

4.1 DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1.1 Sejarah Kecamatan Siantar Utara

Landasan hukum sejarah berdirinya kecamatan Siantar Utara

1. Undang - Undang No.5 Tahun 1974 tentang pokok - pokok pemerintahan Daerah. 2. Undang - Undang No.5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Pemerintahan Desa

yang menyangkut Pemerintahan Desa/Kelurahan.

Sebagai tindak lanjut pasal 8 UU No.5 Tahun 1974 lahirlah UU No.5 Tahun 1979 yang mengatur Pemerintahan Desa / kelurahan. salah satu Pasal dalam UU No.5 Tahun 1979 tersebut memuat bahwa setiap Desa / kelurahan berada dibawah Camat / kecamatan.

(11)

Perda tersebut berlaku sebelum dikeluarkannya PP (Peraturan Pemerintah) dengan pembentukan koordinator oleh Gubernur Propinsi Sumatera Utara Tahun 1980 - 1981.

Sebelum pemilu Tahun 1992 terbitlah PP No. 35 Tahun 1982 tanggal 21 Oktober 1982 yang menetapkan koordinator menjadi 7 (Tujuh) Kelurahan Wilayah Kecamatan yaitu:

1. Kelurahan Melayu 2. Kelurahan Martoba 3. Kelurahan Sukadame

4. Kelurahan Sigulang - gulang 5. Kelurahan Kahean

6. Kelurahan Baru 7. Kelurahan Bane

4.1.2 Letak Geografis

(12)

Siantar berwujud daerah perkotaan dengan pertanian berupa sawah dan ladang yang berada di Pinggiran Kota.

Topografi Kota Pematang Siantar merupakan tanah berbukit - bukit dan berlembah serta datar di bagian pusat kota dengan jenis tanah pedsolik berasal dari batuan sedimen. Di sebelah barat dan utara merupakan daerah bergelombang dan di sebelah selatan dan timur merupakan daerah landai dengan kemiringan tanah 0 - 15 % Kota Pematang Siantar termasuk daerah yang beriklim sedang dengan suhu maksimal rata - rata 30,40° C dan Suhu minimal dengan rata - rata 19, 90° C.

Secara administratif Kecamatan Siantar Utara memiliki 7 kelurahan dengan luas 3,65 km². Batas - batas kecamatan Siantar Utara sebagai berikut:

(13)

1. Sebelah Utara berbatas berbatas dengan Kecamatan Siantar Utara 2. Sebelah Selatan berbatas dengan Kecamatan Siantar Barat

3. Sebelah Timur Berbatas dengan Kecamatan Siantar Timur

4. Sebelah Barat berbatas dengan Kecamatan Siantar Barat dan Kecamatan Siantar Martoba

4.1.3 Gambaran Umum Penduduk

Jumlah Penduduk Kecamatan Siantar Utara pada tahun 2008 adalah 51.431 jiwa, dengan 11.177 rumah tangga . Bila digolongkan berdasarkan jenis kelamin yaitu, laki - laki berjumlah 25.388 jiwa dan perempuan 26.043 jiwa. Dari jumlah tersebut bila di klasifikasikan berdasarkan luas wilayah, jumlah penduduk dan kepadatan penduduk, jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan jumlah rumah tangga penduduk adalah sebagai berikut:

(14)

Sumber : BPS Kota Pematang

(15)

Sumber: BPS Kota Pematang S

(16)

4.2 Jumlah Alat Transportasi

4.2.1 Jumlah Alat Transp

Transportasi terkait dan barang yang berpindah selalu memperhitungkan waktu s

Tabel 4.4 Jumlah Angkutan Umum dan S di Kota Pema

Jumlah Alat Transportasi dan Panjang Jalan Kota Pematang Siantar

4.2.1 Jumlah Alat Transportasi

Transportasi terkait erat dengan ketersediaan dan kecepatan mobilitas berpindah dari suatu tempat ke tempat tujuan yang

selalu memperhitungkan waktu secara efektif dan efesien dalam mencapai tujuann

4 Jumlah Angkutan Umum dan Status Kepemilikan Angkutan Umum di Kota Pematang Siantar Dirinci Menurut Jenis Angkutan

(17)

6 Becak bermesin

Berdasarkan data Dinas Perhubungan Kota Pematang Siantar (2003), banyaknya jumlah alat transportasi di Kota Pematang

berjumlah 3.306 unit. sebanyak 566 unit bus kota (14 628 unit(16 persen), taxi sebanyak 55 unit (1 persen), umum sebanyak 231 (6 persen)), becak tidak bermesin (becak

(5 persen), becak bermesin 425 unit (11 persen) dan yang t adalah mopen kota sebanyak 1886 (47 persen).

Pematang Siantar sarana transportasi umum dalam kota dan becak bermesin. Dari angka diatas dapat dilihat perbandingan

(18)

kedua alat transportasi ini sangat jauh berbeda. Mopen kota sebanyak 1886 unit sedangkan becak bermesin hanya berjumlah 425 unit. Angka jumlah mopen yang meningkat berdampak pada penghasilan para penarik becak bermesin. Selain kapasitas penumpang mopen jauh lebih banyak, tarif harga ongkos yang diberikan kepada penumpang juga relatif lebih ekonomis. Faktor ini merupakan penyebab becak bermesin kerap sekali kalah bersaing dengan mopen.

4.2.2 Panjang Jalan

Sarana jalan merupakan instrument penting dalam memperlancar arus pengangkutan barang dan orang yang dapat mendorong kegiatan perekonomian. Seiring dengan meningkatnya mobilitas penduduk, maka prasarana jalan sangat di perlukan guna menunjang kelancaran arus lalu lintas barang dan jasa.

Tabel 4.5 Panjang Jalan Menurut Permukaan Jalan di Kota Pematang Siantar

No Jenis Permukaan Jalan Panjang Jalan (Km)

Persentase (%)

1 Aspal 238,063 80,96

2 Kerikil / Batu 29,434 10,01

3 Tanah 26,549 9,03

(19)

Pada tahun 2003 Km. Dari data diatas dapat sudah hampir seluruhnya aspal; sementara 29,434

sisanya 26,549 Km (9,03 persen) adalah jalan tanah.

Tabel 4.6 Panjang Jalan d sisanya 26,549 Km (9,03 persen) adalah jalan tanah.

Panjang Jalan di Kota Pematang Siantar Berdasarkan Permukaan Jalan dirinci Menurut Kecamatan

i Kota Pematang Siantar Berdasarkan Jenis

(20)

6 Siantar Martoba

Sumber: BPS Kota Pematang Siantar dalam Angka (2003)

Berdasarkan data BPS (2003) diatas dapat diketahui bahwa permukaan Siantar terdapat sekitar 238,063 km(80,961 persen) 29,434 km (10 persen) berbatu/ berkerikil, dan 26,549 km (9,028 persen) tanah

(21)

4.3 Profil Informan

1.Bapak Muhanawi (Penarik Becak Motor BSA di Pangkalan Jl. Patuan Anggi)

Bapak Muhanawi (54 tahun) adalah seseorang penarik becak yang sudah menggeluti profesinya selama 20 tahun. Jenjang pendidikan terakhir Bapak Muhanawi hanya sampai tingkat SMP saja. Saat ini ia memiliki 3 anak, 2 anak laki -laki yang sudah bekerja dan 1 lagi perempuan, masih duduk di bangku kelas 2 SMA. Sedangkan istrinya membuka usaha tambahan berupa warung kecil yang menjual berbagai jajanan dan kebutuhan rumah tangga. Sebelum menjadi penarik becak, bapak Muhanawi dulunya adalah seorang pedagang minyak tanah, akan tetapi usaha itu kemudian dilanjutkan oleh istrinya sampai sekarang ini.

(22)

Becak motor milik bapak Muhanawi berjenis BSA keluaran tahun 1953. Becak tersebut dibelinya senilai Rp.3,5 juta akan tetapi, ia lupa pada tahun berapa becak tersebut dibeli. Setiap harinya bapak Muhanawi mulai beroperasi mencari penumpang antara pukul 05.00 hingga pukul 16.00 Wib. Pangkalan tempat bapak Muhanawi menunggu penumpang terletak di Jl. Patuan Anggi. Kawasan daerah tersebut berdekatan dengan salah satu pasar terbesar di Siantar, yaitu pasar parluasan (Pasar Dwikora). Saat pagi hari, pasar dwikora banyak di kunjungi oleh khalayak ramai untuk membeli berbagai jenis kebutuhan. Sasaran utama para penarik becak yang mangkal di daerah ini adalah para ibu rumah tangga yang sedang berbelanja di pasar parluasan (Pasar Dwikora). Di pasar ini lebih banyak menyediakan berbagai jenis kebutuhan rumah tangga, sehingga tak jarang pengunjungnya kebanyakan ibu -ibu yang ingin berberbelanja.

(23)

Di pangkalan becak tempat bapak Muhanawi mangkal, semua para penarik becak bergiliran dalam menerima penumpang. Sistem pengangkutan penumpang seperti ini juga dilakukan pada semua pangkalan becak yang ada di Kota Pematang Siantar. Manfaat yang diperoleh dari penggunaan teknik ini adalah untuk menghindarinya terjadinya percecokan dalam memperoleh penumpang diantara sesama penarik becak. Karena apabila sudah berebut penumpang maka akan memungkinkan terjadinya “gesekan”. Cara tersebut dilakukan agar pembagian terhadap penumpang lebih merata.

Untuk menangani kerusakan pada becak, bapak Munahawi mempunyai dua altenatif pilihan cara untuk memperbaiki becaknya. Untuk penanganan kerusakan ringan seperti mengencangkan baut biasanya bapak Munahawi lebih memilih untuk memperbaikinya sendiri. Tetapi untuk kerusakan besar, apalagi sampai membubut sparepart maka penanganannya dilakukan oleh pihak bengkel. Nama bengkel tempat bapak Muhanawi biasa menservis becaknya bernama bengkel Leo. Akan tetapi untuk spesialis pembubutan sparepart terletak di jalan Asahan, bernama bengkel Handayani. Sebenarnya bapak Muhanawi mengetahui beberapa bengkel lainnya, akan tetapi kedua bengkel tersebut merupakan bengkel tempat langganannya, dimana menurutnya kedua bengkel tersebut lebih memahami masalah - masalah kerusakan pada becaknya.

(24)

becak BSA harus membubutkannya di bengkel - bengkel khusus yang melayani pembubutan suku cadang BSA. Seperti penuturan bapak muhanawi berikut:

“harga untuk sekali membubutkan Gear (gigi tarik) aja itu Rp.100 ribu, untuk Shock breaker Rp.350 ribu, kalau tempa knalpot harganya dia sekitar Rp.500 ribu. Jadi wajarlah kalau ongkos becak agak mahal sedikit”

Penghasilan yang di peroleh bapak Muhanawi tidak tetap terkadang besar juga terkadang sedikit, semua tergantung banyaknya jumlah penumpang yang menaiki becaknya. Tarif ongkos yang dipatok kepada penumpang pun tidak ada ketetapan, semuanya ditentukan berdasarkan negosiasi antara penumpang dan penarik becak. Biasanya harga ditetapkan berdasarkan jauh dan dekatnya tujuan si penumpang. Rata - rata pendapatan yang diperoleh bapak Muhanawi berkisar kurang lebih mencapai 70 ribu setiap harinya.

Untuk mendapatkan penghasilan lebih, terkadang para penarik becak menarik larut malam. Karena biasanya alat transportasi yang ada kalau larut malam hanyalah becak saja. Ketika menarik becak saat malam hari biasanya bapak Munahawi selalu mengenakan jaket kulitnya, hal ini untuk mencegah dinginnya sengatan udara malam hari. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan bapak Muhanawi berikut :

“kadang aku mau juga narik sampai malam, ya hitung - hitung untuk nambah - nambah pemasukanlah, tapi itu kadang - kadang aja. karena taulah umur udah kayak gini gak terlalu kuat kali lagi, Kalau dulu agak sering. Apalagi kalau malam itu kan disini dingin kali ,terpaksalah awak pake jaket biar gak kedinginan”.

(25)

kemungkinan penyebab berkurangnya penghasilan para penarik becak saat ini disebabkan semakin tingginya jumlah angkot (angkutan umum) yang beroperasi di Kota Pematang Siantar. Angkot menawarkan Tarif ongkos yang relatif lebih murah dibandingkan dengan becak. Hal ini membuat para penarik becak kerap sekali kalah bersaing dalam proses memperoleh penumpang.

Seingat bapak Munahawi dulunya ada perjanjian antara tukang becak dan angkutan umum dalam jam beroperasi, angkutan umum beroperasi pukul 06.00 -18.00 Wib dan becak mulai beroperasi pukul antara -18.00 - larut malam. Akan tetapi perjanjian itu hanyalah perjanjian secara lisan saja, sehingga lama kelamaan peraturan itu mulai hilang dan tidak ada lagi pembatasan terhadap jam - jam beroperasi antara keduanya.

Bapak Munahawi berasumsi bahwa dulu becak BSA pernah mencapai ribuan unit. Namun saat ini yang tertinggal di Kota Pematang Siantar paling hanya berkisar 250 unit saja. Berkurangnya jumlah BSA tersebut diperkirakan dikarenakan beberapa penarik becak sudah menjual becak motor BSA dan menggantikan motor penggerak becak dengan motor pabrikan Cina atau Jepang. Alasan para penarik BSA menjual motor BSA nya cenderung dikarenakan alasan paksaan kondisi ekonomi. Karena penarik becak mempunyai keluarga yang harus dinafkahi.

(26)

bapak Muhanawi harga pasaran becak BSA berkisar diatas 25 jutaan. Pasaran harga ini diketahui oleh bapak Muhanawi karena ia berpengalaman ketika becak motor miliknya pernah ditawari oleh seseorang etnis Tionghoa dengan kisaran harga tersebut. Namun bapak Muhanawi menolak tawaran tersebut. Menurut bapak Muhanawi, tingginya harga becak BSA belakang ini dipengaruhi oleh keunikan dan nilai historis yang terkandung pada becak BSA karena konon sepengetahuan bapak Muhanawi becak BSA adalah benda peninggalan perang dunia kedua. Awalnya Di Kota Pematang Siantar, becak bermotor semuanya menggunakan motor BSA sehingga saat ini becak motor BSA sudah merupakan ikon bagi Kota tersebut.

(27)

2. Bapak Edi (Penarik Becak BSA di Pangkalan Jl. Wahidin)

Bapak Edi (46 tahun) merupakan seorang penarik becak yang sudah menarik becak sejak tahun 1985 atau dapat dikatakan ia sudah menarik becak selama 29 tahun lamanya. Tempat mangkal bapak Edi biasa menunggu penumpang berada di jalan Wahidin bersama dengan teman - teman satu pangkalannya. Di pangkalan becak ini, terdapat juga becak yang motor penggeraknya bukan becak BSA, melainkan motor penggerak pabrikan Jepang dan Cina. Disana mereka terlihat cukup akur walaupun jenis becak berplat hitam tersebut tidak disukai oleh beberapa para penarik becak BSA. Alasan mereka untuk tidak gaduh, karena penarik becak motor Jepang dan Cina itu dulu juga memakai BSA seperti mereka akan tetapi karena tuntutan ekonomi mereka sudah menjualnya. Saat ini Bapak Edi tinggal bersama seorang istri dan dua

(28)

anaknya, salah satu diantaranya laki - laki berumur 7 tahun dan seorang perempuan masih berumur 3 tahun.

Becak yang dikendarai oleh bapak Edi berjenis BSA 500 cc tahun 1941, seharga 350 ribu yang dibelinya tahun 1985 silam. Sebelum mengendarai BSA, pada awalnya bapak Edi pernah menggunakan Harley Davidson sebagai penggerak becaknya. Namun, dikarenakan Harley Davidson boros bahan bakar maka ia pun beralih ke becak BSA. Seperti penuturan bapak Edi berikut:

“dulu pertama kali kubeli becak ini tahun 1985, harganya waktu itu 350 ribu. Kalau dulu, macam Harley Davidson udah pernahnya dulu kami pake itu narik becak yang keras kalinya ngisap minyak, biar irit pake BSA lah jadinya. Makanya kalau sekarang awak nengok orang naik Harley Davidson gak pala heran awak itu lihatnya”

Sebelum berprofesi sebagai penarik becak bapak Edi mengungkapkan bahwa ia pernah menjadi seorang pedagang (tanpa mengucapkan jenis dagangannya) akan tetapi, karena hasil dari bedagang dirasanya kurang memuaskan ia pun beralih profesi menjadi seorang penarik becak. Awal pertama kali menarik becak, pendapatan sebagai penarik becak dulu dirasakan bapak Edi cukup memuaskan tapi beberapa tahun akhir ini bapak Edi merasakan kalau pendapatannya sangat merosot drastis.

“kalau dulu waktu belum banyak kali jumlah angkot di Siantar ini, masih lumayan lah penghasilan kami, masih bisa kami menabung sedikit - sedikit tapi sekarang jangankan jumlah angkot, becak - becak plat hitam pun dah muncul satu - satu padahal sebenarnya kan mana ada izin becak plat hitam bisa dibuat narik penumpang”. Ujar bapak Edi.

(29)

banyak sparepartnya yang asli bisa di hargai lebih mahal lagi. Harga itu di ketahuinya karena baru - baru ini pada tahun 2013 banyak orang datang dari pulau jawa dan bali yang mencarinya dan beberapa teman seperjuangan sebagai penarik becak sudah ada yang menjualnya. Menurut perhitungan bapak Edi saat ini jumlah becak BSA yang berada di Kota Pematang Siantar kurang lebih hanya 300 unit saja.

Biasanya bapak Edi mulai menarik mulai jam 10.00 - pukul 22.00 Wib. Tarif ongkos yang ditetapkannya kepada penumpang tidak ada patokan semua berdasarkan nego antara penarik becak dan penumpang. Seperti penuturan bapak Edi:

“Kalau ongkos gak ada patokannya, semuanya tergantung jauh dekat. Ya, minimal lah 10 ribu. Kebanyakan penumpang kami disini kalau gak karna buru - buru kalau nggak, gak tau dia dimana jalan tempat tujuan paling itunya”

Pendapatan yang diperoleh oleh bapak Edi rata - rata berkisar 50 ribu per hari. Apabila dia masih semangat terkadang ia juga menarik sampai larut malam sekali. karena menurutnya, akan ada saja penumpang yang membutuhkan tumpangan becak. Selain itu apabila sudah larut malam biasanya angkot tidak ada yang beroperasi lagi paling mereka beroperasi sampai jam 9 saja itu pun sudah jarang sekali. Jadi pada waktu - waktu seperti inilah agar menambah penghasilan lebih. Hal tersebut seiring dengan pernyataan Edi berikut:

(30)

Selain mengandalkan pendapatan dari menarik becak, bapak Edi juga memiliki pendapatan tambahan yaitu mengantar jemput anak sekolah. Jadi, keluarga dari si anak yang di antar jemput tadi akan membayar biaya transportasi becak sekitar 200 ribu per bulannya. Seperti perkataan bapak edi berikut:

“kerja sampingan kita gak adanya bang, paling ngantar jemput anak sekolah itu ajanya bg. Itu pun 200 ribu ajanya dikasih orang tua anak itu. Lagi pula karna dekat rumahnya. Ya lumayan lah untuk nambah -nambah uang minyak”.

Seingat bapak Edi dulunya ada perjanjian antara penarik becak dan angkot, yaitu mengenai pembatasan jam beroperasi diantara keduanya. Kalau angkot beroperasinya pukul 06.00 - 18.00 Wib, sedangkan becak beroperasi mulai dari pukul 18.00 - larut malam. Tapi perjanjian itu hanya sebatas lisan saja. Namun, sekarang kedua alat transportasi ini mulai melupakannya sehingga sekarang ini kedua transportasi ini beroperasi tanpa ada ikatan waktu.

Untuk merawat becak tua sejenis BSA memang sungguh sulit, disamping spare part nya tidak ada lagi di jual di pasaran, pabriknya pun sudah lama ditutup. Jadi, untuk mengganti spare part yang sudah rusak biasanya para penarik becak membubutnya di bengkel bubut yang khusus melayani becak BSA. Seperti penuturan bapak Edi berikut:

(31)

Untuk mengurus STNK BSA nya biaya yang dikeluarkan bapak Edi berjumlah 350 ribu. Seperti penuturan bapak Edi:

“Dulu kalau surat becak motor kita mati gak mau polisi itu nangkapnya kalau STNK matilah baru dia mau nangkap itu. Berlakunya peraturan itu mulai dari gubernur Rajainal lah dulu itu mulai berlaku”.

Disamping itu juga Bapak Edi mengatakan bahwa dia dan teman - teman sesama penarik pernah diundang beramai - ramai oleh walikota Pematang Siantar sewaktu kepemimpinan Bapak Zulkifli Harahap sebagai Walikota Pematang Siantar (1989 - 1994) untuk pergi kemedan untuk ikut serta memeriahkan pemberian penghargaan terhadap kota Pematang Siantar. Penghargaan itu diantaranya adalah Piala Wahana, Tata Nugraha dan Piala Kota Adipura. Di medan mereka diajak konvoi beramai - ramai untuk menunjukkan bahwa BSA adalah Ikon kota Pematang Siantar. Namun, saat ini Bapak Edi dan teman - teman merasakan kalau saat ini pemerintah kurang peduli akan nasib mereka. Seperti penuturan bapak Edi berikut:

“cat becak inilah pernah ada bantuan pemerintah, baru inilah berapa bulan yang lewat ada bantuan dari PEMKO sekitar 475 ribu”.

(32)

3. Heri Zakaria (Penarik Becak BSA di Pangkalan Jl. Persatuan)

Bapak Heri (37 Tahun) adalah seorang warga Jl. Bali yang sudah berprofesi sebagai penarik becak mulai tahun 1991. Saat ini dia tinggal bersama seorang istri dan tiga anaknya yang masih duduk di bangku sekolah, Sedangkan istrinya hanya seorang ibu rumah tangga. Profesi sebagai penarik becak digeluti oleh bapak Heri sejak masih lajang. Setelah tamat SMU, bapak Heri pernah bekerja sebagai kuli bangunan, mengetest untuk masuk menjadi militer, dan akhirnya menjadi seorang penarik becak sampai sekarang ini. Alasan bapak Heri menyukai pekerjaan ini karena dia tidak suka di perintah oleh orang lain. Seperti penuturannya berikut:

“Enaknya narik becak ini, awak gak bisa di perintah - perintah sama orang. Terus waktu kerja pun terserah sama kita. kalau mau gak narik dulu bisa, kan gak ada yang mau melarang” ujar bapak Heri

(33)

Motor BSA milik bapak Heri berjenis BSA 350 cc produksi tahun 1953 yang merupakan becak dari peninggalan almarhum ayahnya. Biaya pajak becak bermotor yang harus dikeluarkan setiap waktu pembayarannya senilai Rp.62 ribu. Bapak Heri juga mengatakan bahwa becak BSA mempunyai perbedaan dengan kendaraan bermotor pada umumnya. Seperti penuturannya berikut:

“Orang yang gak biasa, pasti susah peke becak BSA ini. lihat lah kalau seperti engkol dan rem BSA posisi berada di sebelah kiri tidak kayak seperti sepeda motor biasanya dia”. Tutur bapak Heri

Setiap harinya bapak Heri mulai beroperasi menarik becak mulai dari 07.00 Wib - 23.00 Wib. Tempat bapak Heri mangkal berada di Jl.Persatuan namun terkadang juga mangkal di Jl.Gotong Royong. Di pangkalan Jl. Persatuan ini, para penarik becak berplat hitam dan penarik becak BSA tidak memiliki hubungan yang cukup baik. Tak jarang juga diantara mereka sering terjadi pertengkaran adu mulut antara satu dan yang lainnya. Pertengkaran tersebut terjadi karena menurut para penarik becak BSA, jenis motor berplat hitam produk Jepang dan Cina tersebut seharusnya tidak di perbolehkan untuk mengangkut penumpang. Seperti penuturan bapak heri berikut:

“kami gak kompak sama orang itu, terkadang mau juga kami sama orang itu bertengkar adu mulut, tapi kalau berantam belum pernah“.

(34)

diminati oleh masyarakat. Menurut bapak Heri sebenarnya dulu ada kesepakatan antara pihak angkot dengan becak BSA yaitu, angkot hanya bias beroperasi sampai jam 6 sore, sedangkan becak beroperasi mulai jam 6 sore sampai malam hari. Tapi saat ini, beberapa angkot masih saja ada yang beroperasi hingga malam hari.

Penghasilan bapak Heri rata - rata mencapai Rp.100 Ribu per harinya. Menurut pengakuan bapak Heri penghasilan dari menarik becak terbilang cukup memenuhi kebutuhan harian saja. Padahal sewaktu sebelum banyaknya jumlah angkot yang beroperasi di Siantar, penghasilan para penarik becak terbilang cukup memuaskan dan profesi sebagai penarik becak bisa di bilang cukup menjanjikan. Hal ini seiring dengan penuturan bapak Hery berikut:

“Kalau dulu waktu belum banyak kali angkot, 100 ribu itu udah sejahtera kita, karena harga - harga kan masih murah. Kalau sekarang 100 ribu itu masih pas - pas aja nya itu. Minyak aja udah 20 ribu, rokok 20 ribu, belum lagi untuk anak - anak sekolah dan biaya lainnya”.

(35)

Tarif ongkos untuk tumpangan BSA tidak mempunyai ketetapan yang pasti. Tarif ongkos tersebut ditetapkan berdasarkan negosiasi antara penarik becak dan penumpang. Akan tetapi biasanya para penarik becak BSA menetapkan harga ongkos berdasarkan jarak tujuan penumpang tersebut. Biasanya ongkos paling murah untuk sekali menaiki kendaraan BSA paling murah minimal 10 ribu. Menurut bapak Hery, biasa penumpang yang menaiki kendaraannya adalah orang yang ingin mengejar waktu atau tidak mengetahui alamat tujuannya.

Dalam hal perawatan becak, bapak Heri biasanya memperbaiki becaknya sendiri. Tapi, Berhubung karena spare part becak BSA sudah tidak ada lagi di produksi. Biasanya bapak Heri membubutkannya di bengkel Rohim di jalan Tombak. Tidak hanya membubut, bengkel di jalan Rohim ini juga menggunakan sistem kanibalisme dari motor atau mobil lain. Seperti piston contohnya, mereka menggantikannya dengan piston mobil Daihatsu Hijet/ Daihatsu Zebra. Bagian -bagian becak BSA yang biasa dibubut oleh bapak Heri adalah shock depan, gigi tank dan piston.

(36)

“Kalau Ulang Tahun BOMS, kami di bagi - bagikan orang itu nya sembako, baru kemaren ada pembagian uang sebesar 475 ribu dari PEMKO itu pun karena didesak BOMS nya itu maka kami dapat”

4.4. Interpretasi Data

4.4.1. Profesi Penarik Becak BSA Sebagai Mata Pencaharian

Menarik becak merupakan suatu lapangan pekerjaan di sektor informal. Ciri -ciri kegiatan informal adalah mudah masuk, yang artinya setiap orang dapat kapan saja masuk ke jenis usaha informal ini, bersandar pada sumber daya lokal, biasanya usaha milik keluarga, operasi skala kecil, padat karya, ketrampilan diperoleh diluar sistem formal sekolah, tidak diatur dan pasar yang kompetitif. (hhtp:// menegpp.go.id). Peningkatan jumlah becak yang masuk ke Siantar dikarenakan menarik becak manjadi lapangan pekerjaan bagi sebahagian masyarakat Siantar.

(37)

meminjam dengan sistem bagi hasil. Artinya, setiap penghasilan yang di dapat dibagi tiga, untuk pemilik becak, untuk yang membawa dan biaya servis becak itu sendiri. Namun ketidakcocokan tersebut membuat sistem pembagian tersebut tidak berlangsung lama. Akhirnya muncullah sistem sewa atau kontrak dan lain - lain.

Berdasarkan pengalaman bapak Kartiman sebagai penarik becak BSA pada tahun 1960-an, menjelaskan bahwa dulunya pekerjaan sebagai penarik becak merupakan suatu pekerjaan yang cukup menjanjikan bahkan dapat dikatakan hampir semua penarik becak BSA memperoleh penghasilan yang mencukupi. Hal tersebut seperti pernyataan bapak Kartiman berikut:

“kalau dulu, penghasilan sebagai penarik becak perharinya bisa untuk membeli 1 hingga 1,5 kaleng beras. Dan penghasilan 10 hari bisa untuk membeli 1 mayam emas”. (wawancara dengan bapak Kartiman pada 10 Mei 2014 di Kota Pematang siantar)

Masa - masa keemasan para penarik BSA tersebut terjadi dikarenakan pada tahun tersebut masih sedikit angkutan umum yang beroperasi. Jenis - jenis transportasi di masa itu yaitu Gok, sado, dan becak. Berbeda dengan sekarang jumlah angkutan umum sudah semakin banyak bertambah. Jadi, saat ini dapat dikatakan pekerjaan sebagai penarik becak hanya mampu untuk menyambung hidup saja. Hal ini seiring dengan penuturan bapak Hery Zakaria berikut :

(38)

Selain semakin bertambahnya jumlah angkutan umum, munculnya penarik -penarik becak motor baru bermerk Pabrikan Jepang ataupun Cina seperti GL Pro, Honda Win dll, juga turut mempengaruhi penghasilan para penarik becak BSA. Alhasil, beberapa diantara penarik becak BSA pun terfikir untuk menjual motor BSA nya. Berdasarkan informasi yang diperoleh dapat ditarik kesimpulan bahwa para penarik becak menjual motor BSA nya dikarenakan kondisi ekonomi yang memaksa. Ditambah lagi tawaran harga yang cukup menggiurkan dari para peminat Motor BSA membuat para penarik motor BSA tidak mempunyai alasan untuk mempertahan motornya. Setelah menjual motor BSA tersebut biasanya para penarik becak tadi menggantikan motor penggerak becaknya dengan motor pabrikan Jepang ataupun Cina.

4.4.2. Pangkalan Becak Motor BSA

(39)

memungkinkan beberapa diantara mereka membutuhkan jasa pengangkutan para penarik becak.

Pada awalnya keberadaan becak di Kota Pematang Siantar, semuanya menggunakan motor BSA sebagai penggerak becaknya. Namun, saat ini disetiap pangkalan becak yang ada tidak hanya dihuni oleh para penarik becak motor BSA saja, tetapi juga sudah banyak diramaikan dengan kehadiran becak motor pabrikan Jepang ataupun Cina. Munculnya keberadaan becak jenis ini, disebabkan sudah banyaknya para penarik becak yang menjual motor BSA nya dan menggantikannya dengan motor pabrikan Jepang dan Cina. Disamping itu, profesi sebagai penarik becak merupakan salah satu lapangan pekerjaan sektor informal yang mudah dimasuki. Hal ini menyebabkan banyaknya warga Siantar memilih untuk menarik becak. Tindakan tersebut seperti yang dilakukan salah satu penarik becak motor pabrikan Jepang ini yakni, Bapak Pardo Simanjuntak (35 tahun) warga Jalan Pahae Kampung Kristen, Pematang Siantar. Pada awalnya Profesi bapak Pardo adalah Pegawai koperasi. Akan tetapi, karena penghasilan yang diperoleh dianggap tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga, maka ia pun beralih ke profesi sebagai penarik becak. Dengan bermodalkan sebuah motor GL Pro dan ditambahkan “bak penumpang” maka aktivitas sebagai penarik becak pun digeluti setiap harinya.

(40)

Tingginya harga jual BSA tersebut menstimulus masyarakat untuk menjual BSA nya Hal tersebut seperti penuturan bapak Muhanawi berikut:

“sekarang udah banyak juga kawan - kawan penarik BSA lain yang udah menjual BSA nya dan menggantinya dengan motor Honda. Walaupun dia gak pengen menjualnya tapi karna kebutuhan ekonomi keluarga terpaksalah dijual. Kayak awak inilah kalau mau aja awak menjual BSA ini. Disitu ada orang Cina yang mau menampungnya. Nanti dibelinya lah becak ini 25 juta, diperbaiki dia sedikit baru dijualnya entah kemana mana 40 juta”.(wawancara dengan bapak Muhanawi (54 tahun) salah satu penarik becak yang berada di pangkalan Jalan Patuan Anggi pada 20 mei 2014 di Kota Pematang Siantar ).

Hal ini juga seiring dengan pernyataan bapak Arman berikut ini:

“Becak BSA 500 cc ini udah pernah ditawarkan orang 40 juta tapi karna masih sayang awak sama becak ini gak mau awak menjualnya. Tapi kalau ditawar 70 juta terpaksa juga lah dijual apalagi sekarang kan perawatan becak ini agak mahal juga. Tinggal kita beli ajanya motor honda kita pasang lagi bak nya dah bisa kita narik becak lagi”.(wawancara dengan bapak Arman (30 tahun) di pangkalan Jalan Merdeka pada 14 Desember 2014 di Kota Pematang Siantar)

(41)

dimanfaatkan oleh pemiliknya untuk dijual kepada siapapun yang menawarkan dengan harga yang sesuai.

Kehadiran jenis becak baru ini, sebenarnya tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dikalangan para penarik becak BSA yang berada di beberapa pangkalan becak yang ada di Kota Pematang Siantar. Karena menurut mereka, penarik becak motor Jepang atau Cina tersebut merupakan sesama teman penarik becak yang harus menafkahi keluarganya. Namun, di beberapa pangkalan becak perbedaan ini cukup mempengaruhi hubungan sosial yang terjalin diantara mereka, hal ini terjadi karena beberapa penarik becak BSA memandang bahwa kehadiran Jenis becak baru tersebut merupakan halangan ataupun saingan dalam memperoleh penumpang.

Hal tersebut Seperti pernyataan salah seorang informan penarik becak BSA berikut ini:

“kami gak kompak sama orang itu, terkadang mau juga kami sama orang itu bertengkar adu mulut, tapi kalau berantam belum pernah“. (wawancara dengan bapak Heri Zakaria (37 thn) di pangkalan Jalan persatuan pada 10 Mei 2014 di Kota Pematangsiantar).

(42)

2009 Tentang lalu lintas dan angkutan jalan dijelaskan bahwa semua angkutan umum wajib memiliki izin usaha dan berplat kuning. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa becak motor pabrikan Jepang atau Cina tersebut sebenarnya sudah melanggar peraturan yang sudah ditetapkan. Namun, walaupun di pangkalan Jalan Persatuan ini muncul “gesekan” tapi mereka tidak pernah melakukan kontak fisik hanya adu mulut saja.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti di berbagai pangkalan yang ada di Kawasan Kota Pematang Siantar dapat disimpulkan bahwa perselisihan antara sesama penarik becak seperti di Pangkalan Jalan Persatuan tersebut hanya terdapat pada sejumlah kecil pangkalan saja. Di beberapa pangkalan lain, hubungan sosial yang

(43)

terjalin sesama penarik becak cukup baik layaknya hubungan yang terbentuk antara sesama penarik becak. Ketika menunggu penumpang datang, aktivitas yang dilakukan para penarik becak di sekitar kawasan Kota Pematang Siantar adalah bermain catur, memperbaiki kerusakan - kerusakan becak, ngobrol dengan teman, bahkan tak jarang juga mereka membahas politik ataupun kebijakan pemerintah yang ada di Indonesia

4.4.3. Bengkel Becak Motor BSA

Bengkel becak Motor BSA merupakan tempat untuk pemeliharaan, perawatan, perbaikan, modifikasi, serta melakukan pembubutan suku cadang BSA. Di Kota Pematang Siantar, Semua becak BSA merupakan motor tua dengan tahun pembuatan rata - rata 1941 hingga 1956. Selain itu, karena pabriknya sudah ditutup maka suku cadangnya pun sudah tidak ada lagi beredar di pasaran. Jadi, agar becak BSA tetap stabil, maka perawatannya pun harus lebih khusus apabila dibandingkan dengan motor keluaran baru seperti sekarang ini.

(44)

part) seperti lemer boring, gear, shock breaker, ataupun piston para penarik becak

harus melakukannya di bengkel - bengkel khusus BSA.

Setelah Indonesia merdeka, becak motor BSA sebenarnya tidak hanya ada di Kota Pematang Siantar saja namun tersebar diseluruh penjuru tanah air. Akan tetapi karena bengkel khusus yang melayani becak BSA hanya ada di Kota Pematang Siantar saja, maka motor BSA hanya dapat bertahan pada kota ini. Menurut informasi yang diperoleh peneliti dilapangan diketahui bahwa sebelum Kota Padang Sidempuan mengenal becak Vespa, pada awalnya disana lebih dahulu dikenal becak BSA. Namun, karena bengkel khusus yang melayani BSA tidak ada maka alat transportasi becak BSA hanya sebentar saja dapat bertahan di kota tersebut.

Di Kota Pematang Siantar ada lima bengkel dan dua orang yang dianggap berjasa terus melestarikan becak Siantar. Bengkel tersebut antara lain bengkel Handayani, bengkel milik Syafii Leo, bengkel Rahayu, bengkel milik Mbah Sari, dan bengkel bubut milik Rohim. Dua lainnya adalah bengkel khusus dinamo BSA milik Tikno dan bengkel milik Yadi di daerah Karangsari. Sebagai sebuah bagian yang berperan penting dalam mempertahankan keberadaan becak motor BSA, bengkel BSA di Kota Pematang Siantar mempunyai tenaga - tenaga ahli yang memiliki keterampilan dalam membubut suku cadang dan membedah mesin BSA. Kemampuan tersebut di peroleh secara autodidak. Hal tersebut seperti pernyataan bapak Adi berikut :

(45)

setelah itu bengkelnya jadi bengkel becak BSA. Karena dasarku memang sekolah STM, setiap hari kulihat, kemudian kupraktekkan sekarang bengkel ini aku yang melanjutkan”. (wawancara dengan bapak Adi (35 tahun)pemilik bengkel Handayani pada 15 desember 2014 di Kota Pematang Siantar)

Hal ini sejalan dengan bapak Syfe’i berikut:

“keahlian pembubutan sparepart BSA ini dimiliki oleh montir - montir di Siantar belajarnya secara autodidak. Pembubutan suku cadang BSA ini hampir sama layaknya dengan pembubutan seperti biasanaya”(wawancara dengan bapak Syfe’i (pemilik bengkel Leo) pada 8 Mei 2014 di Kota Pematang Siantar)

Semakin berkurangnya jumlah becak motor BSA berdampak buruk terhadap penghasilan para pemilik bengkel. Menurut pengakuan para pemilik bengkel BSA, sewaktu masih banyak becak BSA yang beroperasi di Kota Pematang Siantar, mereka kerap sekali kewalahan menghadapi kunjungan pelanggan yang ingin memperbaiki BSA nya. Namun sekarang ini, dalam dua hari sekali pun belum tentu ada penarik becak yang hadir untuk memperbaiki becaknya.

4.4.4. BOM’S (BSA Owner Motorcycles Siantar) Sebagai Organisasi Penarik Becak BSA di Kota Pematang Siantar

(46)

memajukan anggota - anggotanya yang semuanya merupakan para penarik becak BSA di Kota Pematang Siantar.

Menurut Bapak Kusma Erizal Ginting (Ketua BOM’S Pusat) mengatakan bahwa, Kehadiran BOM’S di tengah masyarakat Pematang Siantar bukan hanya semata sebagai sarana ajang berkumpulnya para pemilik BSA saja, tetapi juga untuk melestarikan sepeda motor BSA yang hampir punah.

BOM’S mulai terbentuk pada 25 Juli 2006 yang lalu, dimana pada saat yang sama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Pemerintah Kota Pematang Siantar berencana menerbitkan peraturan daerah yang memungkinkan sepeda motor baru buatan Jepang dan Cina menggantikan sepeda motor BSA. Dalih pemerintah kota dan

(47)

DPRD, ingin meremajakan becak motor ini. Padahal secara tidak langsung tindakan ini akan menghilangkan Ikon budaya yang semestinya dilestarikan..

Untuk menanggapi Wacana Perda tentang peremajaan BSA tersebut, BOM’S yang beranggotakan para tukang becak dan masyarakat yang peduli akan kelestarian becak BSA pun melakukan berbagai perjuang. Bentuk perjuangan yang dilakukan adalah aksi protes ke jalan dan melakukan penekanan dengan pelayangan surat - surat Somasi ke Pemko dan DPRD Pematangsiantar. Alhasil, wacana Perda mengenai peremajaan becak BSA tersebut pun berhasil digagalkan. Akan tetapi perjuangan BOM’S tidak sampai disitu saja. Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap Bapak Erizal Ginting (Ketua BOM’S) ada beberapa tuntutan yang diajukan oleh BOM’S terhadap pemerintah Kota Pematang Siantar. Tuntutan itu semuanya tergabung kedalam EMTURABS (Empat Tuntutan Rakyat Bikers Becak BSA Siantar) diantaranya yaitu:

1. Memintan dicabutnya perda yang berencana menghapuskan keberadaan becak BSA

2. Meminta diadakan pemutihan terhadap administrasi surat BSA karena sebagian besar BSA tidak memiliki surat disamping itu becak BSA juga merupakan hasil daur ulang dari kendaraan sekutu pada masa lampau.

(48)

4. Meminta dilahirkannya perda oleh DPRD yang berisikan bahwa BSA adalah benda cagar budaya yang harus dilindungi maka untuk itu dilarang terjadinya becak - becak keluar dari Pematang Siantar melalui proses jual beli atau proses apapun.

Dari beberapa butir tuntutan diatas saat ini yang sudah terlaksana hanya point no.1 dan no.2 saja. Seperti penuturan Bapak Erizal Ginting (Ketua BOM’S ) berikut :

“Dari keempat tuntutan tersebut dua hal sudah terpenuhi yaitu point 1 dan 2. Maka pada tahun 2008 semua BSA sudah memiliki surat kepemilikan kendaraan bermotor. Sementara itu, pada point 3 dan 4 masih dalam perjuangan”. (wawancara pada 5 Mei 2014 di Pematangsiantar)

Apabila tuntutan pembuatan perda pada point ketiga sudah berhasil disetujui, maka makna yang terkandung dari tuntutan tersebut adalah menjadikan becak BSA sebagai kendaraan pariwisata satu - satunya sehingga para penarik becak BSA ini mendapatkan penghasilan tambahan. Selain itu, untuk menghindari terjadinya persaingan kendaraan global seperti mopen dan becak buatan Jepang, guna mengantisipasi banyaknya jumlah mopen yang saat ini semakin membludak pertumbuhannya. Secara teknis yang harus dilakukan pemerintah adalah me- manage nya dengan travel perjalanan dan mencetak voucer yang disebarkan dengan lembaga pariwisata sehingga wisatawan yang ingin berkunjung wajib menggunakan kedaraan becak BSA ini sebagai transportasi tour.Seperti tour sejarah, kuliner, maupun agro wisata.

(49)

tersebut merupakan benda cagar budaya. Akan tetapi, karena becak tersebut juga merupakan hak milik pribadi, maka para pemilik becak BSA ini juga berhak memperjual belikan. Oleh karena itu pemerintah harus membelinya dengan dana APBD. Sehingga apabila ada pemilik becak BSA yang ingin menjual ketika di beli maka BSA ini disimpan dan ketika ada masyarakat Siantar yang ingin membeli kembali diwajibkan memiliki beberapa syarat diantaranya, memiliki kartu tanda penduduk (KTP) bukti bahwa merupakan warga kota Pematang Siantar, motor BSA tersebut digunakan sebagai becak, dan apabila ingin menjual kembali maka harus dijual kembali ke pemerintah daerah.

Struktur Organisasi BOM’S 1. Ketua Umum : H. Kusma Erizal Ginting, SH 2. Wakil Ketua : Edi Santoso

3. Wakil Ketua : Nusa Lin/Ahuang (Ketua Divisi Biker) 4. Wakil Ketua : Safii R (Ketua Divisi Becak)

5. Sekretaris : Nur Hadi Wibowo

6. Wakil Sekretaris : Hamdan 7. Wakil Sekretaris : Sugeng PR

8. Bendahara : Glori Losari/ Aseng 9. Wakil Bendahara : Bahari

10. Wakil Bendahara : Rianto Nasution 11. Bidang Organisasi : Supriadi

12. Bidang Humas : Tono 13. Bidang Humas : Loso

(50)

15. Bidang Kes/Log : Suhendra Saputra 16. Bidang Kes/Log : Nazaruddin R

17. Bidang Keg : Hermanto

18. Bidang Keg : Yatmianto 19. Bidang Keg : Edi Wirya, SH

Pada awal keberadaan becak BSA, ada beberapa organisasi paguyuban becak BSA yang ada di Kota Pematang Siantar diantaranya CV Karbevsi (Karyawan becak veteran Siantar Simalungun), CV BPM (Becak Pembangunan Maju), CV Cinta Maju, dan Firma Gabe Mas. Namun saat ini yang masih aktif memperjuangkan keberadaan becak BSA hanyalah BOM’S saja.

(51)

4.4.5. Strategi Adaptasi Penarik Becak BSA

4.4.5.1. Modifikasi Tampilan Becak

Sebelum dijadikan sebagai alat transportasi pengangkutan umum, motor BSA awalnya masih beroda dua. Ciri Khas motor BSA antara lain, pada bagian lampu berangka besar terbuat dari logam dengan bentuk bulat dan lampu sedikit cembung. Bentuk lampu ini masih bertahan dan banyak dipakai hingga motor - motor masa kini. Pada bagian tangki, bentuk tangkinya bulat dengan ukuran besar dan melebar dibagian kiri dan kanan terdapat logo perusahaan. Pada bagian tempat duduk hanya cukup untuk pengemudi saja, dengan bentuk segitiga. Sedangkan pada bagian stang, model yang dipakai sudah menjadi standar pabrikan sepeda motor ini, karena didesain supaya pengemudi merasa nyaman dan mudah membawa motor tersebut. Kemudian untuk menjadikannya sebagai becak ditambahkanlah kabin penumpang.

(52)

bagian body dari bak juga di tambahkan plat besi agar lebih tahan dari air. Tempat duduk penumpang juga diberikan busa, agar penumpang lebih nyaman ketika duduk. Sedangkan pada bagian ban disebelah tempat duduk dipasang penutup sebagai penahan rembesan tanah atau lumpur lalu dibelakang kabin tersebut dibuat sedikit ruang kecil berpagar berpagar besi, berfungsi untuk tempat barang - barang bawaan penumpang seperti bagasi.

Namun, perombakan BSA tersebut hanya dilakukan pada saat awal - awal keberadaan becak bermotor BSA saja. Berdasarkan keterangan para penarik becak BSA, sewaktu mereka membeli becak BSA yang mereka kendarai, sebelumnya memang sudah terpasang lengkap dengan bak penumpangnya. Hal ini seiring dengan penjelasan salah satu pemilik bengkel BSA yakni, bapak Adi (35 tahun) yang

(53)

mengungkapkan bahwa saat ini motor roda dua BSA sudah tidak pernah lagi dirombak untuk dijadikan motor menjadi kendaraaan BSA roda tiga ataupun becak BSA. Malahan justru sebaliknya, sekarang ini BSA roda tiga lah yang dirubah menjadi motor BSA beroda dua oleh kelompok kolektor pencinta motor BSA.

Untuk memperbaiki tampilan becak BSA agar terlihat lebih menarik, beberapa penarik becak BSA mengecat ulang bodi becak, mengganti tenda yang rusak, bahkan menambahkan aksesoris. Tujuan dari tindakan ini adalah untuk membuat penumpang terasa semakin nyaman dan meningkatkan minat penumpang untuk menaiki becak motor BSA. Dari informasi yang diperoleh dari penarik becak dilapangan mengungkapkan bahwa biaya yang harus dikeluarkan untuk pengecatan kembali bodi becak berkisar 400 ribuan. Untuk bagian atap, karena merupakan berbahan terpal maka seiring dengan berjalannya waktu maka kerusakan pun akan terjadi. Biaya yang harus dikeluarkan untuk mengganti terpal yang rusak sebesar 200 ribuan, Sedangkan aksesoris BSA yang biasa dipakai seperti karet tangki seharga 200 - 300 ribuan tergantung modelnya dan lampu mata kucing seharga sekitar 200 ribuan.

(54)

4.4.5.2. Pembuatan Suku Cadang (sparepart) BSA melalui Pembubutan

Sejak perusahaan BSA sudah di tutup pada tahun 1973 maka otomatis suku cadang BSA pun tidak ada lagi beredar dipasaran. Agar motor BSA senantiasa berada pada kondisi yang baik dan dapat difungsikan sebagaimana semestinya, masyarakat Siantar terutama pemilik motor BSA, mulai belajar membedah mesin dan akhirnya mampu menciptakan onderdil sendiri untuk motor BSA. Upaya pembuatan suku cadang sendiri melalui proses pembubutan merupakan salah - satu strategi adaptasi dalam menghadapi kendala kelangkahan suku cadang akibat pabrik BSA yang tidak berproduksi lagi.

Untuk memenuhi kebutuhan akan suku cadang, para penarik becak BSA biasanya memanfaatkan suku cadang kendaraan lain yang dianggap cocok untuk di modifikasi dan dibentuk kembali sesuai dengan suku cadang motor yang diperlukan. Teknik ini dilakukan dengan cara membubut komponen yang ada sehingga sama persis dengan bentuk dan ukuran bagian suku cadang motor BSA yang asli. Kebanyakan spare part BSA dikerjakan secara manual dengan cara pembubutan.

(55)

disadari atau tidak oleh masyarakat, sebenarnya menciptakan keinginan dan harapan -harapan baru dan memberikan cara yang memungkinkan adanya peningkatan kesejahteraan manusia.

Saat ini ciri khas becak BSA yang masih Asli adalah tangki mesin berisi 12 liter dengan logo BSA, stang berkrom, speedometer BSA (kebanyakan sudah tidak berfungsi lagi) dan velg. Mulai dari platina, karburator, busi, tidak ada lagi yang suku cadang asli BSA. Semuanya merupakan hasil pembubutan di bengkel - bengkel yang secara khusus melayani suku cadang BSA. Suku cadang BSA juga sangat mudah ditiru. BSA bisa menerima onderdil dari sepeda motor atau mobil lain. Seperti karburator BSA dapat diganti dengan karburator kawasaki binter atau RX king,

(56)

sedangkan piston BSA dapat digantikan dengan memodifikasi piston daihatsu hijet/ daihatsu zebra.

Proses bubut / Pembubutan adalah proses penghilangan bagian dari benda untuk memperoleh bentuk tertentu. Di sini benda kerja akan diputar / rotasi dengan kecepatan tertentu bersamaan dengan dilakukannya proses pemakanan oleh pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Dengan bermodalkan besi - besi tua dan dikerjakan oleh tangan - tangan kreatif, kualitas spare part yang dihasilkan lebih kuat dan tahan lama dibandingkan spare part buatan pabrik sekarang ini.

Peralatan yang di pergunakan untuk membubut seperti mesin bubut, mesin bor, gerinda, dan travo las. Mesin bubut adalah mesin yang dibuat dari logam, gunanya untuk membentuk benda kerja dengan cara menyayat. Penggunaan mesin bubut juga dapat dihubungkan dengan mesin lain seperti mesin bor (drilling machine), mesin gerinda (grinding machine), mesinfrais (milling machine), mesin sekrap (shaping machine), mesin gergaji ( sawing machine) dan mesin-mesin yang lainnya. Dalam industri otomotif, mesin bubut berperan dalam pembuatan komponen-komponen kendaraan, seperti mur, baut,roda gigi, poros, tromol dan lain sebagainya.

(57)

ini merupakan daftar harga dan jenis suku cadang BSA yang biasa dibubutkan oleh penarik becak ke bengkel becak motor BSA di Kota Pematang Siantar

No Jenis Suku Cadang Harga Pembubutan

1 Gigi tarik (Gear) Rp. 110.000

2 Lemer Boring Rp.500.000

3 Shock breaker Rp.350.000

4 Baut Pengunci Kepala kambing Rp.50.000 5 Ass Depan dan Belakang Komplit Rp.300.000

6 Piston Rp.500.000

7 Sepatu rem Rp.85000

Dari table diatas, dapat disimpulkan bahwa biaya perawatan BSA lebih mahal apabila dibandingkan dengan motor pabrikan sekarang ini, yang suku cadangnya banyak diberedar dipasaran. Pada becak BSA, bagian suku cadang yang sering mengalami kerusakan adalah sepatu rem dan gigi tarik. Hal ini dipengaruhi oleh frekuensi kenerja suku cadang ini banyak bekerja sewaktu motor beroperasi.

4.4.5.3. Memanfaatkan Jaringan Sosial

Jaringan sosial merupakan suatu jaringan tipe khusus, dimana ‘ikatan’ yang menghubungkan satu titik ke titik lain. Berpijak pada jenis ikatan ini, maka secara langsung atau tidak langsung yang menjadi anggota jaringan sosial adalah manusia (person). Manusia sebagai makhluk sosial tidak lepas dari individu lainnya. Mereka

(58)

individu dengan kelompok, maupun antara kelompok dengan kelompok. Dan dalam jaringan sosial ini terdapat kerjasama yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan.

Keterikatan individu para penarik becak dalam hubungan sosial merupakan pencerminan diri sebagai mahluk sosial. Dalam kehidupan, hubungan sosial yang dilakukan oleh sesama antar penarik becak BSA merupakan upaya untuk mempertahankan keberadaanya. Hubungan tersebut bukan hanya melibatkan dua individu, melainkan juga banyak individu. Hubungan antar individu tersebut akan membentuk jaringan sosial yang sekaligus merefleksikan terjadinya pengelompokan sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam jaringan sosial, para penarik becak BSA tergabung kedalam BOM’S.

(59)

tidak bergerak yang merupakan kesatuan atau kelompok, atau bagian -bagiannya, atau sisa - sisanya, yang berumur sekurang- kurangnya 50 tahun serta dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan serta kebudayaan. Perbuatan pemerintah Kota dan DPRD terhadap peremajaan becak BSA itu disadari atau tanpa disadari akan menghilangkan Ikon Kota Pematang Siantar yang seharusnya dilestarikan.

Upaya yang dilakukan oleh para penarik becak BSA untuk mempertahankan keberadaan ataupun eksistensinya ialah melakukan berbagai bentuk perjuangan bersama - sama dengan masyarakat peduli Cagar Budaya BSA yang tergabung kedalam BOM’S, dengan cara berdemonstrasi dan melayangkan surat - surat somasi. Alhasil, kerjasama yang dilakukan berhasil menggagalkan Perda mengenai peremajaan becak tersebut. Peristiwa ini menunujukkan bahwa dalam memanfaatkan sebuah jaringan sosial dapat mempermudah akses individu anggota. Jaringan sosial dapat memberikan pemahaman kepada siapa - siapa para penarik becak BSA mengadakan suatu hubungan dan bekerjasama dalam mengadapi kesulitan hidup

(60)

Namun perjuangan BOM’S, yang semua anggota para penarik becak tidak sampai disitu saja. Saat ini tuntutan yang sedang diperjuangkan mereka adalah meminta dibuatkan Perda tentang kebijakan pemerintah agar BSA menjadi alat transportasi pariwisata satu - satu nya di Kota Pematang Siantar dan juga meminta agar pemerintah membuat sebuah peraturan yang mengatur perlindungan cagar budaya BSA agar tidak keluar dari Kota Pematang Siantar.

Manfaat lain yang diperoleh para penarik becak BSA dalam memanfaatkan jaringan sosial yang mereka ikuti adalah mendapatkan sejumlah bantuan diantaranya sembako, Cat, maupun bantuan berupa dana. Hal tersebut seperti pernyataan bapak Heri Zakaria berikut:

“Kalau Ulang Tahun BOMS, kami di bagi - bagikan orang itu nya sembako, baru kemaren ada pembagian uang sebesar 475 ribu dari PEMKO itu pun karena didesak BOMS nya itu maka kami dapat”(wawancara dengan bapak Heri Zakaria(37 tahun )pada tanggal 10 mei di Kota pematang Siantar)

hal tersebut juga didukung oleh pernyataan bapak Edi berikut:

“cat becak inilah pernah ada bantuan pemerintah, baru inilah berapa bulan yang lewat ada bantuan dari PEMKO sekitar 475 ribu”. (Wawancara dengan bapak Edi (46 tahun) pada tanggal 12 mei di Kota Pematang siantar)

(61)

4.4.5.4. Melakukan Pekerjaan Sambilan

Pekerjaan sambilan merupakan pekerjaan yang dilakukan oleh beberapa penarik becak BSA disamping pekerjaan utamanya sebagai penarik becak. Untuk meningkatkan pendapatan yang diperoleh, beberapa penarik becak BSA melakukan pekerjaan sambilan. Pemilihan usaha sambilan ini dilakukan karena pendapatan yang diperoleh dari menarik becak tidak menentu, sehingga penarik becak melakukan usaha sambilan untuk meningkatkan pendapatan demi mencukupi berbagai kebutuhan hidup. Penentuan melakukan pekerjaan sambilan ini menjadi alternatif yang sangat logis mengingat kebutuhan hidup yang harus dipenuhi.

Hal ini sesuai dengan pendapat (Sumarti, 2007 ) bahwa kemiskinan yang melanda petani karena keterbatasan usaha yang dilakukan dapat dipenuhi minimal dengan strategi nafkah ganda pada petani di pedesaan. Strategi nafkah ganda untuk mengatasi kemiskinan ini sangat tepat, karena disesuaikan dengan situasi kultural, sosial, ekonomi, ekonomi, politik dan ekologi tempat tersebut. Strategi yang diterapkan tersebut didasarkan pada kepentingan ekonomi maupun sosial, yaitu pada tindakan untuk penciptaan peluang usaha dan kerja serta penanggulangan resiko usaha.

(62)

sekolahan tersebut bapak Edi bisa memperoleh Rp.200.000 setiap bulannya sebagai pemasukan tambahannya. Sedangkan bapak Heri hanya dibayarkan Rp. 15.000 per hari untuk setiap antar jemput anak sekolahan tersebut. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan informan - informan berikut:

Seperti perkataan bapak edi berikut:

“kerja sampingan kita gak adanya bang, paling ngantar jemput anak sekolah ajanya. Itu pun 200 ribu nya dikasih orang tua anak itu. Lagi pula karna dekat rumahnya. Ya lumayan lah untuk nambah - nambah uang minyak”. (Wawancara dengan bapak Edi (46 tahun) pada tanggal 12 mei di Kota Pematang siantar)

Hal ini juga didukung pernyataan bapak heri berikut:

“selain uang masukku dari nunggu penumpang di pangkalan ini, setiap hari dari mengantar jemput anak pulang sekolah dapat gaji juga nya aku 15 ribu. Jam - jam 7 pagi kuantarkanlah anak itu kesekolahnya, baru jam 12 siang kujemput lagi. Karna takutnya orang tuanya nyebrang - nyebrang ini apalagi masih anak - anak kan”. (Wawancara dengan bapak Edi (46 tahun) pada tanggal 12 mei di Kota Pematang siantar)

Pemilihan pekerjaan sambilan yang dilakukan para penarik becak BSA di Kecamatan Siantar Utara merupakan pekerjaan sejenis. Hal ini dikarenakan pekerjaan sambilan yang dilakukan berkaitan dengan profesi yang mereka geluti. Namun yang menjadi perbedaannya ialah kemampuan dalam mencari peluang usaha. Pekerjaan sambilan yang dilakukan merupakan penyesuaian perilaku dari para penarik becak.

(63)

tidaknya perilaku yang dilakukan oleh penarik becak dapat dilihat dari keberadaan penarik becak di Kota Pematang Siantar. Perilaku - perilaku yang dilakukan oleh penarik BSA merupakan wujud eksistensinya di Kota Pematang Siantar.

4.4.5.5. Menambah jam Kerja

Sewaktu dulu jumlah alat transportasi dalam kota Di Kota Pematang Siantar masih sangat sedikit yaitu bus Gok, Sado, dan Siantar Bus. Pada awal keberadaan becak di Kota pematang Siantar, profesi sebagai penarik becak merupakan salah satu profesi yang banyak diminati oleh masyarakat. Hasil wawancara dilapangan diperoleh keterangan bahwa, dulu para penarik becak BSA dapat memenuhi kebutuhan sehari - hari, menyisihkan sebagian penghasilan untuk ditabung, dan menyekolahkan anak - anak, bahkan sebagian dari mereka dapat membeli tanah atau beberapa petak sawah. Bisa dikatakan berprofesi sebagai penarik becak merupakan pekerjaan yang menjanjikan.

Namun, kini masa itu hanya merupakan kenangan manis bagi para penarik becak BSA. Banyaknya jumlah angkutan umum seperti angkutan kota (Angkot) dan munculnya becak - becak illegal berplat hitam membuat pemasukan bagi panarik becak BSA sangat turun drastis. Kini, kondisi kehidupan para penarik becak tersebut sangat memprihatinkan. Kebutuhan - kebutuhan kehidupan sehari - hari menjadi sesuatu yang mereka anggap susah untuk di penuhi sekarang ini. Hal ini sesuai dengan penuturan Bapak Heri berikut:

(64)

sekarang 100 ribu itu masih pas - pas aja nya itu. Minyak aja udah 20 ribu, rokok 20 ribu, belum lagi untuk anak - anak sekolah dan biaya lainnya”.(wawancara dengan bapak Heri Zakaria (37 thn) di Pangkalan Jalan Persatuan pada 11Mei di Kota Pematang Siantar)

Padahal sewaktu dulu, ada ikatan perjanjian jam operasi kerja antara penarik becak dan penarik angkot. Untuk angkot jam operasinya antara pukul 06.00 wib -18.00 wib. Sedangkan untuk becak antara pukul -18.00 wib hingga malam hari. Akan tetapi, perjanjian itu hanyalah secara lisan saja. Seiring dengan berjalan waktu perjanjian jam operasi kerja itu pun terlupakan. Secara otomatis transportasi becak semakin kesulitan dalam memperoleh penumpang. Disamping angkot mampu menampung penumpang dalam jumlah yang cukup banyak, tarif ongkos yang ditetapkan juga lebih ekonomis. Maka, untuk dapat menyesuaikan dengan perubahan kondisi yang ada, beberapa penarik becak BSA melakukan strategi adaptasi dengan menarik becak sampai larut malam. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Muhanawi berikut:

“kadang aku mau juga narik sampai malam, ya hitung - hitung untuk nambah - nambah pemasukanlah, tapi itu kadang - kadang aja. karena taulah umur udah kayak gini gak terlalu kuat kali lagi, Kalau dulu agak sering. Apalagi kalau malam itu kan disini dingin kali ,terpaksalah awak pake jaket biar gak kedinginan”.(wawancara dengan bapak Muhanawi (54 thn) di Pangkalan Jalan Patuan Anggi pada 13 mei 2014 di Kota Pematang Siantar)

Pernyataan tersebut juga didukung oleh penjelasan dari bapak Edi berikut:

(65)

becak”.(wawancara dengan bapak Edi (46 thn)di Pangkalan Jalan Wahidin pada 15 Mei di Kota Pematang Siantar)

(66)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Becak BSA (Birmingham Small Arms) merupakan ikon bagi kota Pematang Siantar. Becak di Kota Pematang Siantar memiliki keunikan tersendiri, karena becak BSA merupakan sepeda motor bekas peninggalan tentara sekutu semasa perang dunia ke II ketika berada di Indonesia. Menurut UU No.5 Tahun 1992 motor BSA merupakan salah satu situs cagar budaya yang harus dilindungi dan dipelihara.

(67)

3. Agar dapat mempertahankan keberadaan becak BSA, para penarik becak menggunakan berbagai strategi adaptasi untuk menghadapi halangan - halangan ataupun hambatan. Strategi adaptasi yang digunakan diantaranya yaitu: 1. Untuk menyesuaikan dengan lingkungan yang ada, para penarik becak BSA melakukan strategi adaptasi modifikasi tampilan becak agar dapat memberikan pelayanan yang nyaman kepada penumpang. 2. Upaya pembuatan suku cadang sendiri melalui proses pembubutan merupakan strategi adaptasi yang digunakan oleh para penarik becak BSA dalam menghadapi kendala kelangkahan suku cadang BSA akibat pabrik BSA yang sudah tidak berproduksi lagi. 3. Dalam menghadapi hambatan yang menyangkut eksistensinya, para penarik becak memanfaatkan jaringan sosial dengan melakukan perjuangan. Bentuk perjuangan yang dilakukan adalah aksi protes ke jalan dan melakukan pelayangan surat somasi ke Pemko dan DPRD. Manfaat lain yang diperoleh penarik becak BSA dalam memanfaatkan jaringan sosial yang mereka ikuti adalah adalah mendapatkan sejumlah bantuan diantaranya sembako, Cat, maupun bantuan berupa dana. 4. Sedangkan dalam menghadapi permasalahan ekonomi para penarik becak melakukan strategi adaptasi dengan melakukan pekerjaan sambilan dan menambah jam kerja.

5.2. Saran

(68)

yang menyatakan bahwa benda peninggalan sejarah diatas usia 50 tahun dapat dinyatakan sebagai benda cagar budaya dan wajib dilindungi oleh pemerintah. Menurut undang - undang no.5 tahun 1992, benda cagar budaya adalah buatan manusia, bergerak atau tidak bergerak yang merupakan kesatuan atau kelompok, atau bagian -bagiannya, atau sisa - sisanya, yang berumur sekurang- kurangnya 50 tahun serta dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan serta kebudayaan. Akan tetapi situasi tersebut ironi dangan apa yang diharapkan, ketika BSA sedang berada diambang kepunahan pada tahun 25 juli 2006, pemerintah malah berencana menerbitkan wacana peraturan daerah yang memungkinkan untuk menggantikan BSA dengan sepeda motor produk Jepang ataupun China dengan dalih ingin meremajakan becak motor ini. Padahal secara tidak langsung tindakan ini akan menghilangkan ikon Kota Pematang Siantar yang seharusnya dilestarikan.

Untuk itu BOM’S yang tergabung dengan segenap para penarik becak dan masyarakat yang peduli benda cagar budaya BSA mengharapkan agar pemerintah mau ikut berpartisipasi dalam hal menjaga dan melindungi salah satu situs benda cagar budaya Kota Pematang Siantar ini. Ada beberapa tuntutan yang diajukan terhadap pemerintah Kota Pematang Siantar, diantara yaitu :

1. Memintanya dicabutnya perda yang berencana menghapuskan keberadaan becak BSA

Gambar

Tabel 4.1 Luas Wilayah. Jumlah Penduduk. dan Kepadatan Penduduk Menurut Kelurahan Tahun 2008
Tabel 4.3 Jumlah Rumah TanJumlah Rumah Tangga. Penduduk. dan Rata - rata jiwa Per RuTangga Menurut KelurTangga Menurut Kelurahan Tahun 2008rata jiwa Per Rumah
Tabel 4.5 Panjang Jalan Menurut Permukaan Jalan di Kota Pematang Siantar
Tabel 4.6 Panjang Jalan dPanjang Jalan di Kota Pematang Siantar Berdasarkan
+7

Referensi

Dokumen terkait

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN

PPK memerlukan aliran data yang cepat dan mudah dibaca dalam pembuatan keputusan untuk memastikan pelaksanaan konstruksi on schedule dan on specification.. Laporan kemajuan

[r]

Demikian Berita Acara llasil Evaluasi Penawaran Pengadaan Rehabilitasi Gedung Sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri Bibrik Kabupaten Madiun ini dibuat dengan penuh

[r]

Ds.Rejosari Kec.Kebonsari Telp. Madiun yang bersumber dana dari APBN Tahun 2012 dengan Harga Perkiraan Sendiri GPS) sebesar

DAFTAR PEMBIMBING DAN JADWAL BIMBINGAN TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI KOMPUTERISASI AKUNTANSI STMIK IKMI CIREBON.. TAHUN AKADEMIK 2017

LD.1 HASIL UJI FT-IR BAHAN BAKU ASAM PALMITAT. Gambar D.1 Hasil Uji FT-IR Bahan Baku