• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Kuantitatif Bakteri Koliformpada Air Bersih dengan Metode MPN (Most Probable Number) di Kecamatan Sei Bamban

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Uji Kuantitatif Bakteri Koliformpada Air Bersih dengan Metode MPN (Most Probable Number) di Kecamatan Sei Bamban"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1.Flowsheet

Pembuatan Media Lactose Broth Double

Ditimbang seksama media Lactose Broth Double sebanyak 52 gr. Dimasukkan ke dalam beaker gelas.

Dilarutkan dalam 1 liter aquadest. Dimasukkan magnetic stirrer.

Dipanaskan di atas hot plate sampai larut.

Dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi tabung durham masing-masing 5 mL dalam 5 tabung.

Disterilkan di dalam oven dengan tekanan atm pada suhu 121oC selama 15 menit.

Setelah dingin disimpan di tempat yang bersih dan kering.

(2)

Pembuatan Media Lactose Broth Single

Ditimbang seksama media Lactose Broth Single sebanyak 13 gr. Dimasukkan ke dalam beaker gelas.

Dilarutkan dalam 1 liter aquadest. Dimasukkan magnetic stirrer.

Dipanaskan di atas hot plate sampai larut.

Dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi tabung durham masing-masing 10 mL dalam 10 tabung.

Disterilkan di dalam oven dengan tekanan atm pada suhu 121oC selama 15 menit.

Setelah dingin disimpan di tempat yang bersih dan kering.

(3)

Pembuatan Media Brilliant Green Lactose Broth

Ditimbang seksama media Brilliant Green Lactose Broth sebanyak 40 gr.

Dimasukkan ke dalam beaker gelas. Dilarutkan dalam 1 liter aquadest. Dimasukkan magnetic stirrer.

Dipanaskan di atas hot plate sampai larut.

Dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi tabung durham masing-masing 10 mL.

Disterilkan di dalam oven dengan tekanan atm pada suhu 121oC selama 15 menit.

Setelah dingin disimpan di tempat yang bersih dan kering.

(4)

Uji Penduga (Presumtif Test)

Pada tes penduga digunakan media Lactose Broth. Tes penduga dilakukan dengan 2 cara, yaitu single dan double.

Single: 13 gr Lactose Broth dalam 1 liter aquadest.

Caranya: Siapkan 10 buah tabung reaksi yang telah diisi dengan tabung durham dengan posisi terbalik. 10 tabung diisi dengan masing-masing 10 mL media.

Double: 52 gr Lactose Broth dalam 1 liter aquadest.

Caranya: Siapkan 5 buah tabung reaksi yang telah diisi dengan tabung durham dengan posisi terbalik. 5 tabung diisi dengan masing-masing 10 mL media.

(5)

Sampel

Masukkan sampel yang sudah dihomogenkan secara aseptik ke dalam masing-masing tabung media Lactose Broth, lalu goyang rak tabung supaya sampel air dan media bercampur rata.

Inkubasikan pada inkubator pada suhu 35oC selama 24 jam, jika positif akan terbentuk gas atau asam.

Inkubasikan dilanjutkan sampai 48 jam bila tidak ada reaksi gas atau asam. Bila tetap tidak terbentuk gas dalam waktu 48 jam, maka uji penduga dinyatakan negatif.

Tabung-tabung yang positif dilanjutkan ke uji penegasan.

(6)

Uji Penegasan (Confirmed Test)

Setiap tabung yang positif pada uji penduga dikocok agar merata. Kemudian dipindahkan dengan jarum ose ke dalam media

Brilliant Green Lactose Broth (BGLB).

Inkubasi pada inkubator pada suhu 35oC selama 24 jam. Reaksi dinyatakan positif bila terbentuk gas atau asam dalam tabung.

Inkubasi dilanjutkan sampai 48 jam bila tidak ada reaksi gas. Bila tetap tidak terbentuk gas dalam waktu 48 jam, maka uji penegasan dinyatakan negatif.

Hitung MPN total koliform dengan menggunakan tabel MPN dari jumlah tabung Brilliant Green Lactose Broth (BGLB) yang positif.

(7)

Lampiran 2. Tabel nilai MPN

Nilai jumlah perkiraan terdekat (MPN) koliform untuk kombinasi bila digunakan 5 buah tabung dari 10 mL, 5 buah tabung dari 1 mL, dan 5 buah tabung dari 0,1 mL dengan 95% batas kepercayaan.

Jumlah tabung yang positif MPN / 100 mL

Lebih rendah Lebih tinggi

(8)

5 0 2 43 15 114

5 1 0 33 11 93

5 1 1 46 16 120

5 1 2 63 21 154

5 2 0 49 17 126

5 2 1 70 23 168

5 2 2 94 28 219

5 3 0 79 25 187

5 3 1 109 31 263

5 3 2 141 37 343

5 3 3 176 44 503

5 4 0 130 35 302

5 4 1 172 43 486

5 4 2 221 57 698

5 4 3 278 90 849

5 4 4 345 117 999

5 5 0 240 68 754

5 5 1 348 118 1005

5 5 2 542 180 1405

5 5 3 918 303 3222

5 5 4 1609 635 5805

(9)

Lampiran 3. Tabel Baku Mutu Mikrobiologi Air

Nomor: 416/MENKES/PER/IX/1990 Tanggal: 3 September 1990

No Jenis parameter

Satuan Kadar maksimal yang diperbolehkan

Keterangan

1. Total koliform

Jumlah per 100 mL sampel

50 Bukan Air

(10)

Lampiran 4. Alat Percobaan

Timbangan Analitik Hot Plate

(11)

Lampiran 5. Media Percobaan

Media BGLB Media LB

(12)

Lampiran 6. Hasil Uji Bakteri Koliform

Hasil Uji Pendugaan

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Cappuccino, J.G., dan Natalie, S. (2013). Manual Laborartorium Mikrobiologi

Edisi 8. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Hal. 329-333.

Fardiaz, S. (1992). Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Hal. 126-127, 143.

Gabriel, J.F. (2001). Fisika Lingkungan. Jakarta: Hipokrates. Hal. 85-86.

Kristanto, P. (2013). Ekologi Industri. Edisi kedua.Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Hal. 24-25.

Novel, S.S., Asri, P.W., dan Ratu, S. (2010). Praktikum Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Trans Info Media. Hal. 120.

Nugroho, A. (2006). Bioindikator Kualitas Air. Jakarta: Universitas Trisakti. Hal. 9, 21-24.

Nurwantoro, dan Abbas, S.D. (1997). Mikrobiologi Pangan Hewani Nabati. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 14, 69.

Sunu, P. (2001). Melindungi Lingkungan Dengan Menerapkan Iso 14001. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Hal. 113.

Sumantri, A. (2010). Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Kencana. Hal. 6, 34-36. Suriawiria, U. (1996). Mikrobiologi Air. Bandung: Alumni. Hal. 5-6, 24-25, 79. Sutrisno, T. (2004). Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Hal. 4, 79.

Volk, W.A., dan Margaret, F.W. (1989). Mikrobiologi Dasar Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga. Hal. 261.

Waluyo, L. (2007). Mikrobiologi Umum. Malang: UPT. Penerbitan Universitas Muhammadiyah. Hal. 21, 304-306.

(14)

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Tempat

Pemeriksaan bakteri koliform pada air bersih dilakukan di Laboratorium Biologi Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Medan yang bertempat di Jalan K.H. Wahid Hasyim No.15 Medan.

3.2 Sampel

Sampel yang digunakan adalah air bersih dari air sumur yang diambil di Kecamatan Sei Bamban. Dengan nomor sampel 82/B/AB, 131/B/AB, dan 217/B/AB.

3.3 Alat

Alat timbang analitik, alat gelas, bola pipet, bunsen, hot plate, inkubator, kapas, magnetic stirrer, jarum ose, otoklaf, oven, pipet volume 10 mL, rak tabung, tabung durham, tabung reaksi.

3.4 Bahan

Sampel air bersih, media lactose broth (LB), aquadest, media brilliant

green lactose broth (BGLB).

3.5 Pembuatan Media

3.5.1 Media Lactose Broth (LB)

A. Pembuatan Media lactose broth double

(15)

stirrer, dipanaskan di atas hot plate sampai larut. Dimasukkan ke dalam tabung

reaksi yang berisi tabung durham masing-masing 5 mL dalam 5 tabung. Disterilkan di dalam oven dengan tekanan 1 atm pada suhu 121oC selama 15 menit, setelah dingin di simpan di tempat yang bersih dan kering.

B. Pembuatan Media lactose broth single

Ditimbang seksama media lactose brothsebanyak 13 gram. Dimasukkan ke dalam beaker gelas, dilarutkan dalam 1 liter aquadest. Dimasukkan magnetic

stirrer, dipanaskan di atas hot plate sampai larut. Dimasukkan ke dalam tabung

reaksi yang berisi tabung durham masing-masing 10 mL dalam 10 tabung. Disterilkan di dalam oven dengan tekanan 1 atm pada suhu 121oC selama 15 menit, setelah dingin di simpan di tempat yang bersih dan kering.

3.5.2 Media Brilliant Green Lactose Broth (BGLB)

Ditimbang seksama media brilliant green lactose broth sebanyak 40 gram. Dimasukkan ke dalam beaker gelas, dilarutkan dalam 1 liter aquadest. Dimasukkan magnetic stirrer, dipanaskan di atas hot plate sampai larut. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi tabung durham masing-masing 10 mL. Disterilkan di dalam oven dengan tekanan 1 atm pada suhu 121oC selama 15 menit, setelah dingin di simpan di tempat yang bersih dan kering.

3.6 Prosedur Analisa

A. Uji Pendugaan (Presumtif test)

1. Pada uji pendugaan digunakan media lactose broth.Ujipendugaan dilakukan dengan 2 cara, yaitu single dan double.

(16)

Caranya : Siapkan 10 buah tabung reaksi yang telah diisi dengan tabung durham dengan posisi terbalik. 10 tabung tersebut diisi dengan masing-masing 10 mL media.

double : 52 gram lactose broth dalam 1000 mL aquadest.

Caranya : Siapkan 5 buah tabung reaksi yang telah diisi dengan tabung durham dengan posisi terbalik. 5 tabung tersebut diisi dengan masing-masing 10 mL media.

2. Masukkan sampel yang telah dihomogenkan dengan cara aseptik ke dalam masing-masing tabung media LB.

3. Tabung-tabung dalam rak digoyang secara perlahan, agar sampel air dan media

dapat tercampur dengan merata.

4. Inkubaasikan pada inkubator pada suhu 35oC selam 24 jam. Reaksi dinyatakan positif bila terbentuk asam dan gas dalam tabung durham. Bila tidak ada terbentuk asam dan gas, inkubasi dilanjutkan sampai 48 jam.

5. Bila pada tabung durham tidak terbentuk asam dan gas dalam waktu 48 jam, maka uji pendugaan dinyatakan negatif. Bila pada tabung durham terbentuk asam dan gas dalam waktu 48 jam, maka uji pendugaan dinyatakan positif. 6. Kemudian tabung-tabung yang positif dilanjutkan ke uji penegasan.

B.Uji Penegas (Confirmed test)

1. Setiap tabung yang positif pada uji perkiraan dikocok, kemudian dipindahkan dengan menggunakan jarum ose ke dalam media brilliant green lactose broth. 2. Inkubasikan pada inkubator pada suhu 35oC selam 24 jam. Reaksi dinyatakan

(17)

3. Bila pada tabung durham tidak terbentuk gas dalam waktu 48 jam, maka uji penegasan dinyatakan negatif. Bila pada tabung durham terbentuk gas dalam waktu 48 jam, maka uji penegasan dinyatakan positif.

(18)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Hasil pengujian yang dilakukan terhadap air bersih dari Kecamatan Sei Bamban dapat dilihat pada Tabel 4.1:

Tabel 4.1 Hasil pengamatan bakteri kolifrom Sampel Kode sampel Tes

Dari data di atas dapat dilihat jumlah koliform pada sampel dengan mencocokkan pada tabel MPN (Lampiran 2, halaman 30).

(19)

Uji penegasan bertujuan untuk memastikan apakah sampel yang positif pada uji pendugaan benar-benar mengandung bakteri koliform. Media yang digunakan adalah brilliant green lactose broth.Pengujian dilakukan dengan cara memindahkan sampel yang positif pada uji pendugaan, dengan menggunakan jarum ose ke dalam media brilliant green lactose broth (Suriawiria,1996).

Dari hasil dapat diketahui bahwa sampel air bersih nomor 28/B/AB, 131/B/AB, dan nomor 217/B/AB dengan hasil pendugaannya adalah 4-0-0, 4-2-3, dan 5-5-4. Sedangkan hasil untuk penegasannya adalah 1-0-0, 2-2-0, dan 4-1-2 dengan angka MPN yang diperoleh adalah 2/100 mL, 9,3/100 mL, dan 26/100 mL yang memenuhi persyaratan sebagai air bersih. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.416/MENKES/PER/I/1990 angka MPN untuk bakteri koliform adalah 50/100 mL.

Air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari sebaiknya air yang memenuhi kriteria sebagai air bersih. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (1990) menentukan air bersih sebagai air yang dapat dipergunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi kesehatan dan dapat diminum jika telah dimasak terlebih dahulu (Waluyo,2009).

(20)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari uji yang dilakukan diperoleh hasil dari sampel nomor 82/B/AB, 131/B/AB, dan 217/B/AB dengan angka MPN adalah 2/100 mL, 9,3/ 100 mL, dan 26/100 mL. Sehingga dapat disimpulkan bahwa uji bakteri koliform pada air bersih dengan nomor sampel 82/B/AB, 131/B/AB, dan 217/B/ABmemenuhi persyaratan sesuai baku mutu mikrobiologi air untuk bakteri koliform menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.416/MENKES/PER/IX/1990 adalah 50/100 mL.

5.2 Saran

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air

Air merupakan materi esensial dalam kehidupan. Tidak ada satu pun makhluk hidup di dunia ini yang tidak membutuhkan air. Sel hidup misalnya, baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan sebagian besar tersusun oleh air, yaitu lebih dari 75% isi sel tumbuhan-tumbuhan atau lebih dari 67% isi sel hewan, tersusun oleh air. Kebutuhan air untuk keperluan sehari-hari, berbeda untuk tiap tempat dan tingkat kehidupan. Semakin tinggi taraf kehidupan, semakin meningkat pula jumlah kebutuhannya (Suriwiria, 1996).

Berdasarkan catatan dari Departemen Kesehatan, rata-rata keperluan air adalah 60 liter perkapita, yaitu mandi 30 liter, mencuci 15 liter, masak 5 liter, minum 5 liter, dan sisanya keperluan lain. Sejalan dengan kemajuan dan peningkatan taraf kehidupan, tidak bisa dihindar adanya peningkatan jumlah kebutuhan air khususnya keperluan rumah tangga, sehingga berbagai cara dan usaha telah banyak dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut (Suriwiria, 1996).

2.1.1 Penggolongan Air

Berdasarkan peruntukannya, air pada sumber air dapat dikategorikan menjadi empat golongan, yaitu:

1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung, tanpa diolah terlebih dahulu.

(22)

3. Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.

4. Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, dan dapat digunakan untuk usaha perkotaan, industri, dan listrik tenaga air (Kristanto, 2013).

2.1.2 Air Bersih

Air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari sebaiknya air yang memenuhi kriteria sebagai air bersih. Air bersih merupakan air yang dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak terlebih dahulu. Persyaratan ini telah ditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia melalui No.416/MENKES/PER/IX/1990 (Waluyo, 2009).

Di samping sumber air yang harus dilindungi, sarana air bersih juga harus dilindungi. Sarana air bersih adalah sarana yang dapat menghasilkan air bersih seperti sumur gali, sumur pompa tangan dangkal dan dalam, penampungan air hujan, perlindungan mata air, dan sistem perpipaan. Salah satu kurang baiknya sarana air bersih tidak terlindung dari pencemaran. Bila sarana air bersih dibuat memenuhi persyaratan kesehatan, maka diharapkan pencemaran dapat dikurangi, sehingga kualitas air yang diperoleh menjadi lebih baik (Waluyo, 2009).

2.1.3 Persyaratan dalam Penyediaan Air Bersih

(23)

Kesehatan Republik Indonesia (1990) menentukan air bersih sebagai air yang dapat dipergunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Parameter koliform total harus mencapai 50/100 mL untuk air bukan perpipaan dan 10/100 mL untuk air perpipaan (Waluyo,2009).

2.1.4 Sumber Air Bersih

Air yang berada di permukaan bumi ini dapat berasal dari berbagai sumber. Berdasarkan letak sumbernya, air dapat dibagi menjadi air permukaan, air tanah, air angkasa, air sumur, dan mata air.

a. Air Permukaan

Secara umum air permukaan dibagi menjadi air sungai, air rawa atau air danau. Air sungai umumnya mempunyai derajat pengotoran yang tinggi. Penggunaanya sebagai air minum harus melalui proses panjang, sedangkan air danau kebanyakan berwarna yang disebabkan oleh zat organik yang telah membusuk. Air ini umumnya mendapat pengotoran selama pengalirannya. Pengotoran tersebut misalnya oleh lumpur, batang kayu, dan daun.

b. Air Tanah

(24)

dan waktu tinggal yang lama tersebut, air tanah akan sulit untuk pulih kembali jika mengalami pencemaran.

c. Air Angkasa (Air Hujan)

Air angkasa merupakan sumber utama air di bumi. Untuk menjadikan air hujan sebagai sumber air minum hendaknya pada waktu menampung air hujan jangan dimulai pada saat hujan mulai turun, karena masih banyak mengandung kotoran. Air tersebut cenderung mengalami pencemaran ketika berada di atmosfer, pencemaran yang berlangsung di atmosfer tersebut dapat disebabkan oleh partikel debu, mikroorganisme, dan gas.

d. Mata Air

Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya kepermukaan tanah. Mata air yang berasal dari air tanah dalam, hampir tidak terpengaruh oleh musim dan memiliki kualitas yang sama dengan air sumur. Berdasarkan munculnya kepermukaan tanah dibagi menjadi rembesan dan umbul. Rembesan adalah dimana air keluar dari lereng-lereng. Umbul adalah dimana air ke luar ke permukaan pada suatu dataran (Waluyo,2009).

e. Air Sumur

(25)

sedikit dipengaruhi kontaminasi yang mempunyai kedalaman 12-40 meter (Gabriel, 2001).

2.1.5 Kriteria Kualitas Air

Air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari adalah air yang memenuhi kriteria sebagai air bersih. Ada pernyataan air jernih belum tentu bersih. Air bersih merupakan air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Persyaratan ini telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia melalui Permenkes RI/416/Menkes/Per/IX/1990. Parameter mikrobiologik ada dua parameter, yakni:

a. Koliform tinja; air yang mengandung koliform tinja berarti air tersebut telah tercemar oleh tinja. Tinja ini sangat potensial untuk menularkan penyakit yang berhubungan dengan air.

b. Koliform total; bila air mengandung bakteri kelompok ini akan dapatmengakibatkan penyakit-penyakit saluran pencernaan. Kuman koliformtotal tidak sepenuhnya apatogen, beberapa tipe menyebabkan disentri pada bayi (Waluyo, 2007).

2.2 Kelompok Kehidupan Dalam Air

(26)

A. Mikroba yang Menguntungkan:

a. Kehadiran plankton (fitoplankton & zooplankton) di dalam air merupakan makanan utama ikan-ikan kecil, sehingga keberadaanya tanda kesuburan pada perairan.

b. Mikroalga berklorofil dapat berfotosintesis berpotensi menghasilkan oksigen.

Dalam air, kegiatan fotosintesis tersebut akan menambah kadar oksigen di dalamnya, sehingga nilai kerutan oksigen akan naik.

c. Banyak bakteri dan cendawan di dalam badan air berfungsi sebagai dekomposer, artinya mempunyai kemampuan merombak atau menguraikan senyawa yang berada di dalam badan air (Waluyo, 2009).

B. Mikroba yang Merugikan

a. Mikroba penghasil toksin yang berbahaya, misalnya Clostridium (anaerob),

Pseudomonas, Salmonella, Staphylococcus (aerobik).

b. Jasad-jasad renik patogen berbahaya bila ada di dalam badan air, seperti

Salmonella, Shigella, Vibrio, Entamoeba, dan lain sebagainya.

c. Menimbulkan bau busuk pada air, bila air tersebut disimpan. Hal ini disebabkan adanya bakteri balerang, misalnya Thiobacillus yang mempunyai kemampuan mereduksi sulfat menjadi H2S. Kondisi demikian biasanya di pemukiman baru yang asalnya persawahan (Waluyo, 2009).

2.2.1 Pencemaran Air

(27)

lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Sumantri, 2010).

Penyebab terjadinya pencemaran dapat berupa masuknya makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam air sehinnga menyebabkan kualitas air tercemar. Masukan tersebut berupa buangan bersifat rutin, misalnya buangan limbah cair. Indikator pencemaran air salah satunya adalah pengamatan secara biologis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan mikroorganisme yang ada dalam air, terutama ada tidaknya bakteri patogen (Sumantri, 2010).

Air normal tidak berwarna, tampak bersih, bening, dan jernih. Bila kondisi air warnanya berubah, maka hal tersebut merupakan salah satu indikasi air telah tercemar. Akan tetapi, tidak semua air yang bening dan jernih dapat dipastikan tidak tercemar, karena banyak zat beracun tidak mengakibatkan perubahan warna (Sunu, 2001).

2.2.2 Sumber Pencemaran Air

Air merupakan substrat yang paling parah akibat pencemaran. Berbagai sumber pencemar air yaitu:

a. Sumber Domestik, merupakan sampah yang sehari-hari dihasilkan akibat kegiatan manusia secara langsung. Sumber pencemaran domestik berasal dari rumah tangga, perkampungan, pasar, sekolah, pemukiman, rumah sakit, dan lain sebagainya.

(28)

sampah peternakan, dan lain sebagainya. Baik secara langsung maupun tidak langsung kedua pencemar tersebut mempengaruhi kualitas air. Pengaruhnya adalah untuk air minum, air industri, dan untuk keperluan lainnya (Waluyo, 2009).

Pencemaran domestik memasuki badan air sebagian besar diakibatkan oleh kehadiran jasad renik, contohnnya bakteri koli. Bakteri tersebut dapat dijadikan indikator pencemar biologis dan kehadirannya pada benda yang berkaitan dengan manusia sangant tidak diharapkan. Bila bakteri jenis tersebut terdapat pada suatu benda menandakan benda telah tercemar oleh materi fekal (tinja, feses manusia). Bakteri koli merupakan salah satu jenis kelompok bakteri yang kehadirannya sangat dihindari pada suatu benda yang berhubungan dengan manusia (Waluyo, 2009).

2.2.5 Penyebaran Mikroba Pencemar Air

(29)

2.3 Koliform

Bakteri koliform berbentuk batang, bersifat gram negatif, aerob dan fakultatif anaerob serta tidak membentuk spora. Kelompok bakteri ini mempunyai berbagai sifat biokimia. Oleh karena itu adanya pengaruh perubahan lingkungan dapat menyulitkan dalam menentukan jenisanya. Bakteri yang termasuk koliform adalah Citrobacter, Providensia, Enterobacter aerogenes (Aerobacter aerogenes)dan sebagainya (Nurwantoro dan Djarijah, 1997).

Bakteri coli adalah organisme yang biasa hidup di dalam pencernaan manusia atau hewan yang berdarah panas. Terutama terdapat dalam air permukaan, dan air yang telah tercemar oleh kotoran manusia. Bakteri koliform dipakai sebagai indikator organisme untuk mengetahui apakah air telah tercemar oleh tinja manusia atau kotoran hewan, karena mudah ditemukan dengan cara yang sederhana, tidak berbahaya, sulit hidup lebih lama dari patogen yang lainnya (Sutrisno, 2004).

Mikroba yang paling umum digunakan sebagai petunjuk adanya pencemaran oleh kotoran hewan/manusia (tinja) adalah bakteri koliform. Hal ini disebabkan mikroba tersebut merupakan bakteri yang terdapat di dalam saluran pencernaan hewan/manusia (Nurwantoro dan Djarijah, 1997).

2.3.1 Pembagian Koliform

Bakteri Koliform dapat dibedakan menjadi 2 grup yaitu: a. Koliform fekalmisalnya Escherichia coli.

(30)

E. Coli merupakanbakteri yang berasal dari kotoran manusia atau hewan

berdarahpanas lainnya. Sedangkan E. Aerogenes biasanya ditemukan pada hewan atau tanaman-tanaman yang telah mati (Fardiaz, 1992).

2.3.2 Dampak Negatif Bakteri Koliform

Gejala kesehatan dapat berupa diare, kram, mual, penyakit kuning, sakit kepala, dan kelelahan (Gejala ini sebagaimanapun mungkin disebabkan oleh sejumlah faktor lain yang tidak berhubungan dengan bakteri dalam air minum). Air terkontaminasi dengan bakteri tidak boleh digunakan untuk minum atau memasak, kecuali jika dipanaskan sampai mendidih selama minimal satu menit(Fardiaz, 1992).

2.4 Analisis Metode Most Probable Number (MPN)

MPN adalah suatu metode untuk menetapkan adanya bakteri koliformdalam air dan memperoleh indeks berdasarkan tabel MPN untuk menyatakan perkiraan jumlahkoliform dalam sampel. Prinsip pengerjaan dengan melakukan uji pendugaan (Presumtive Test) dengan menggunakan set tabung 3-3-3 atau 5-5-5 kaldu laktosa. Dilanjutkan dengan uji penguat (Confirmed Test) dan terakhir dilakukan uji pelengkap (Completed Test) (Novel, dkk, 2010).

(31)

Tabung yang positif dari setiap kelompok pengenceran dicatat dan hasilnya dalam bentuk nilai MPN/100 mL ditentukan berdasarkan angka yang tertera dalam tabel MPN (Nugroho, 2006).

Selain metode MPN terdapat metode lain yaitu metode hitungan cawan, di mana media yang digunakan adalah media padat. Dalam metode MPN media yang digunakan adalah media cair di dalam tabung reaksi. Dalam metode MPN, pengenceran harus dilakukan lebih tinggi daripada pengenceran dalam hitungan cawan (Fardiaz, 1992).

2.4.1 Uji Penduga (Presumtif Test)

Merupakan uji spesifik untuk mendeteksi bakteri koliform. Di sini uji penduga menggunakan sistem 5-5-5 tabung. Air yang akan diuji ditambahkan ke dalam kaldu fermentasi laktosa yang didalamnya diberi sebuah tabung durham terbalik. Tabung-tabung berisi media laktosa ini diinkubasikan dengan sampel air sebanyak 10 mL, 1 mL, dan 0,1 mL. Gas yang terbentuk di dalam tabung durham merupakan petunjuk terhadap dugaan adanya bakteri koliform di dalam sampel (Cappuccino dan Sherman, 2013).

Media yang digunakan adalah kaldu laktosa ( Lactose Broth). Tes ini dikatakan positif jika setelah diinkubasi dengan suhu 35oC selama 24 jam, laktosa yang telah difermentasi akan berubah warna dan terbentuk gas yang ditampung oleh tabung durham yang diletakkan terbalik (Nugroho, 2006).

Uji pendugaan dapat menggunakan nilai duga terdekat MPN (Most

Probable Number), yang ditentukan dengan menghitung jumlah tabung setiap

(32)

tetap tidak terbentuk gas, dihitung sebagai tabung negatif. Jumlah tabung yang positif dihitung pada masing-masing seri. MPN penduga dapat dihitung dengan melihat tabel MPN 5-5-5 tabung (Cappuccino dan Sherman, 2013).

2.4.2 Uji Penegas (Confirmed Test)

Merupakan uji lanjutan dari uji penduggan. Dari tabung yang positif pada uji pendugaan, dilakukan uji menggunakan media BGLB (Brilliant green lactose

broth) yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan sebaliknya,

dapat mempercepat pertumbuhan bakteri gram negatif seperti koliform (Nugroho, 2006).

Semua tabung yang mengandung gas dalam kaldu laktosa harus diperiksa ulang untuk menyakinkan bahwa gas itu dihasilkan oleh fermentasi laktosa. Hal ini dilakukan dengan memindahkan media sebanyak satu lingkaran jarum ose dari tabung dalam uji pendugaan yang menunjukkan gas ke dalam tabung fermentasi yang berisi kaldu laktosa yang hijau berkilauan. Tabung-tabung tersebut di inkubasi pada suhu 35oC 24 jam, dan pembentukan gas dapat dilihat dari tabung durham yang terbalik dari fermentasi kaldu laktosa (Volk dan Wheeler, 1989).

2.4.3 Uji Pelengkap (Completed Test)

Uji lengkap dilakukan untuk melihat apakah hasil yang didapat benar-benar bakteri koliform. Dari suspensi bakteri koliform diinokulasikan menggunakan jarum ose, ke dalam tabung yang berisikan Lactose Broth dan tabung durham. Digoreskan pada agar miring Nutrient Agar, diinkubasikan pada suhu 35oC selama 24 jam. Koloni yang membentuk gas didalam tabung Lactose

(33)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme (makhluk) kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang dan hanya dapat dilihat dengna mikroskop (bahasa Yunani: micros = kecil, bios = hidup, dan logos = ilmu). Organisme kecil itu disebut dengan mikroorganisme. Mikrobiologi merupakan bagian ilmu dari biologi, tersusun oleh banyak disiplin ilmu. Bagian dari mikrobiologi yang mempelajari peranan mikroorganisme di dalam lingkungan adalah mikrobiologi lingkungan. Lingkungan yang dimaksud terutama terdiri dari air, tanah, dan udara (Waluyo, 2009).

Mikrobiologi air adalah mikrobiologi yang mempelajari kehidupan di dalam lingkungan air. Kehidupan mikroba pada lingkungan air dapat berada di air laut, air tawar, air limbah, air bersih, air minum, dan sebagainya. (Waluyo, 2009).

Air sangat penting (esensial) untuk pertumbuhan dan kehidupan semua mikroba, karena air merupakan bagian terbesar dari sel mikroba yaitu menyusun 70%-80%. Air berfungsi sebagai pelarut, alat pengangkut, dan reaksi biokimia didalam sel (Nurwantoro dan Djarijah, 1997).

(34)

hari dan air minum haruslah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan No.416/MENKES/PER/IX/1990 untuk jumlah bakteri koliform adalah 50/100 mL. Adapun persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologi, dan radiologi. Sehingga apabila air bersih tersebut digunakan dalam kehidupan sehari-hari tidak akan menimbulkan efek samping bagi kesehatan tubuh apabila diolah terlebih dahulu untuk dikonsumsi (Kepmenkes No.416/MENKES/PER/IX/1990).

Adanya bakteri koliform di dalam makanan atau minuman menunjukkan kemungkinan adanya mikroorganisme yang bersifat enteropatogenik atau toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan. Bakteri koliform dapat menyebabkan terjadinya diare, mual, dan kuman bakteri koliform total tidak sepenuhnya apatogen, beberapa tipe menyebabkan disentri pada bayi (Waluyo, 2007).

Metode MPN adalah salahsatu metode untuk menetapkan adanya bakteri koliformdalam air dan memperoleh indeks berdasarkan tabel MPN untuk menyatakan perkiraan jumlahkoliform dalam sampel. Metode MPN mampu menghitung bakteri dalam jumlah yang sangat rendah. Metode ini memungkinkan untuk menduga populasi mikroorganisme tanpa menghitung jumlah sel atau koloni (Novel, dkk, 2010).

1.2 Tujuan

(35)

1.3 Manfaat

Uji kuantitatif koliform bermanfaat untuk menambah wawasan dari penulis agar dapat mengetahui cara menguji bakteri koliform yang terdapat pada air bersih serta pengaruhnya terhadap kualitas suatu air bersih.

(36)

UJI KUANTITATIF BAKTERI KOLIFORM PADA AIR BERSIH DENGAN METODE MPN (MOST PROBABLE NUMBER) DI

KECAMATAN SEI BAMBAN

ABSTRAK

Air bersih merupakan air yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan akan menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Air bersih dapat tercemar oleh bakteri koliform yang merupakan bakteri berbahaya. Pada umumnya bakteri koliform berasal dari saluran pencernaan manusia, hewan dan tumbuhan yang telah mati. Dampak negatif yang ditimbulkan dari bakteri koliform pada kesehatan manusia adalah penyakit diare. Tujuan penulisan tugas akhir ini untuk mengetahui jumlah bakteri koliform yang terdapat di dalam sampel air bersih dan untuk mengetahui air bersih yang dianalisis memenuhi persyaratan baku mutu mikrobiologi air No.416/MENKES/PER/IX/1990.

Sampel yang digunakan adalah air bersih dari sumur yang berada di kecamatan Sei Bamban, dengan nomor sampel 82/B/AB, 131/B/AB, dan 217/B/AB. Pemeriksaan sampel dilakukan di laboratorium BTKL PP kelas I Medan dengan menggunakan metode MostProbable Number (MPN)yang mampu menghitung bakteri dalam jumlah yang sangat rendah.

Hasil yang diperoleh dari sampel nomor 82/B/AB, 131/B/AB, dan 217/B/AB angka MPN adalah 2/100 mL, 9,3/ 100 mL, dan 26/100 mL. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI tentang Baku Mutu Mikrobiologi AirNo.416/MENKES/PER/IX/1990 kadar maksimum yang diperbolehkan untuk parameter bakterikoliform adalah 50/100 mL.

Dengan demikian sampel nomor 82/B/AB, 131/B/AB, dan sampel nomor217/B/ABmemenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No.416/MENKES/PER/IX/1990.

(37)

UJI KUANTITATIF BAKTERI KOLIFORMPADA AIR

BERSIH DENGAN METODE MPN (Most Probable Number)DI

KECAMATAN SEI BAMBAN

TUGAS AKHIR

OLEH:

NOVITA MARICE

NIM 132410029

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

ANALIS FARMASI DAN MAKANAN

FAKULTAS FARMASI

(38)
(39)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan nikmat dan anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Uji Kuantitatif Bakteri Koliformpada Air Bersih dengan Metode MPN (Most Probable Number) di Kecamatan Sei Bamban”. Tujuan penyusunan tugas akhir ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan di Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.Tugas akhir ini disusun berdasarkan apa yang penulis lakukan pada praktek kerja lapangan (PKL).

Selama menyusun tugas akhir ini, penulis menerima banyak bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak antara lain:

1. Ibu Dr.Masfria, M.S., Apt., sebagai Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Marianne, S.Si., M.Si., Apt., selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh perhatian hingga Tugas Akhir ini selesai.

3. Bapak Prof. Dr. Jansen Silalahi, M.App.Sc., Apt., selaku ketua Program Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi USU.

4. Bapak Edy Suwarso, Dr., SU., Apt., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang memberikan nasehat akademis setiap semester.

(40)

6. Dosen dan Pegawai Fakultas Farmasi Program Diploma III Analis Farmasi dan Makanan yang berupaya mendukung kemajuan mahasiswa.

7. Sahabat-sahabat penulis Hayati, Estika, Lannora, Safita, Wirda, Chris, Dwi, Novadan teman-teman mahasiswa Analis Farmasi dan Makanan2013 yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang memberikan dukungan dan semangat selama perkuliahan maupun diluar perkuliahan.

Teristimewa, ucapan terima kasih kepada Ayahanda tercinta Jasmar Marpaung dan ibunda tersayang Riana Siahaan, yang telah membesarkan dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang dan cinta, memberikan restu serta materi yang tak ternilai harganya dengan apapun beserta kakak dan abang: Meirini Marpaung, Jacky Marpaung, Alm.Sunny Marpaung dan Donna Marpaung yang memberikan doa dan dukungan untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini tidak luput dari kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tugas akhir ini. Akhir kata, penulis berharap tugas akhir ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak yang memerlukan. Amin.

Medan, Agustus2016 Penulis,

(41)

SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT Saya yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama : Novita Marice

Nomor Induk Mahasiswa : 132410029

Program Studi : D-III Analis Farmasi dan Makanan

Judul Tugas Akhir : Uji Kuantitatif Bakteri Koliform Pada Air Bersih Dengan Metode MPN (Most

Probable Number) di Kecamatan Sei

Bamban

Dengan ini menyatakan bahwa tugas akhir ini ditulis berdasarkan data dari hasil pekerjaan yang saya lakukan sendiri, dan belum pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar AhliMadya di perguruan tinggi lain, dan bukan plagiat karena kutipan yang ditulis telah disebutkan sumbernya di dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari ada pengaduan dari pihak lain karena di dalam tugas akhir ini ditemuka plagiat karena kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia menerima sanksi apapun oleh Program Studi D-III Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara, dan bukan menjadi tanggung jawab pembimbing.

Demikianlah surat pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan jika diperlukan sebagaimana mestinya.

Medan, Agustus 2016 Yang membuat pernyataan,

(42)

UJI KUANTITATIF BAKTERI KOLIFORM PADA AIR BERSIH DENGAN METODE MPN (MOST PROBABLE NUMBER) DI

KECAMATAN SEI BAMBAN

ABSTRAK

Air bersih merupakan air yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan akan menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Air bersih dapat tercemar oleh bakteri koliform yang merupakan bakteri berbahaya. Pada umumnya bakteri koliform berasal dari saluran pencernaan manusia, hewan dan tumbuhan yang telah mati. Dampak negatif yang ditimbulkan dari bakteri koliform pada kesehatan manusia adalah penyakit diare. Tujuan penulisan tugas akhir ini untuk mengetahui jumlah bakteri koliform yang terdapat di dalam sampel air bersih dan untuk mengetahui air bersih yang dianalisis memenuhi persyaratan baku mutu mikrobiologi air No.416/MENKES/PER/IX/1990.

Sampel yang digunakan adalah air bersih dari sumur yang berada di kecamatan Sei Bamban, dengan nomor sampel 82/B/AB, 131/B/AB, dan 217/B/AB. Pemeriksaan sampel dilakukan di laboratorium BTKL PP kelas I Medan dengan menggunakan metode MostProbable Number (MPN)yang mampu menghitung bakteri dalam jumlah yang sangat rendah.

Hasil yang diperoleh dari sampel nomor 82/B/AB, 131/B/AB, dan 217/B/AB angka MPN adalah 2/100 mL, 9,3/ 100 mL, dan 26/100 mL. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI tentang Baku Mutu Mikrobiologi AirNo.416/MENKES/PER/IX/1990 kadar maksimum yang diperbolehkan untuk parameter bakterikoliform adalah 50/100 mL.

Dengan demikian sampel nomor 82/B/AB, 131/B/AB, dan sampel nomor217/B/ABmemenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No.416/MENKES/PER/IX/1990.

(43)

DAFTAR ISI

2.1.3 Persyaratan Dalam Penyediaan air Bersih ... 5

2.1.4 Sumber Air Bersih ... 6

2.1.5 Kriteria Kualitas Air ... 8

2.2 Kelompok Kehidupan Dalam Air ... 8

(44)

2.1.3 Penyebaran Mikroba Penccemar Air ... 11

2.3 Koliform ... 12

2.3.1 Pembagian Koliform ... 12

2.3.2 Dampak Negatif Bakteri Koliform ... 13

2.4 Analisis Metode Most Probable Number (MPN) ... 13

2.4.1 Uji Penduga (Presumtif Test) ... 14

2.5.2 Media Brilliant Green Lactose Broth (BGLB) ... 17

(45)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

(46)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Flowsheet ... 24

2 Tabel Nilai MPN ... 30

3 Tabel Baku Mutu Mikrobiologi Air ... 32

4 Alat Percobaan ... 33

5 Media Percobaan ... 34

Gambar

Tabel 4.1 Hasil pengamatan bakteri kolifrom Sampel Kode sampel Tes

Referensi

Dokumen terkait

Banjir Discovery Learning Mengidentifikasi keuntungan ndan kerugian serta bahayanya - Ketepatan penjelasan perbedaan hidrologi sungai, potamologi, limnologi, daan banjir.. essai

(3) Pemberdayaan masyarakat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan Desa, forum musyawarah Desa, lembaga

berbagai instrumen praktikum geografi tanah geografi tanah 2 Mahasiswa mampu menganalisis ciri-ciri morfologi tanah Morfologi tanah (warna dan tekstur tanah)

(3) PINDesKel sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diikuti oleh juara perlombaan desa dan kelurahan tingkat provinsi dan.

Penulisan skripsi dengan judul “ Program Penyadaran Kebersihan Lingkungan Berbasis Bank Sampah Pada Masyarakat Pesisir di Kelurahan Belawan Sicanang Kecamatan Medan Belawan ”

Penulisan skripsi dengan judul “Program Penyadaran Kebersihan Lingkungan Berbasis Bank Sampah Pada Masyarakat Pesisir di Kelurahan Belawan Sicanang Kecamatan Medan Belawan”

Apabila implementor dari Puskesmas Jetis memiliki disposisi yang baik, maka implementor akan dapat menjalankan kebijakan Jaminan Persalinan tersebut dengan baik

Saat ini PINA Center yang berada di Kementerian PPN/Bappenas berperan untuk memberikan informasi perkembangan proyek-proyek kepada para investor dalam rangka