• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Terapi Musik Bagi Siswa SD Terhadap Kecemasan Belajar Matematika Kelas V SD Negeri No. 060886 dan 060889 Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas Terapi Musik Bagi Siswa SD Terhadap Kecemasan Belajar Matematika Kelas V SD Negeri No. 060886 dan 060889 Medan"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

Peneliti : Siska Riantiarni Trg

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Efektivitas Terapi Musik Bagi Siswa SD Terhadap Kecemasan Belajar Matematika Kelas V SD Negeri No. 060886 dan kelas V SD Negeri No.

060889 Medan

Saya adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang melakukan penelitian ini. Saya akan melakukan penelitian dengan judul “Efektivitas Terapi Musik Bagi Siswa SD Terhadap Kecemasan Belajar Metematika Kelas V SD Negeri No. 060886 dan kelas V SD Negeri No. 060889 Medan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi efektivitas terapi musik bagi siswa SD terhadap kecemasan belajar matematika kelas V SD Negeri No. 060886 dan kelas V SD Negeri No. 060889 Medan. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Anak akan diberikan terapi musik terhadap kecemasan belajar matematika. Data demografi terdiri dari jenis kelamin, urutan anak dalam keluarga, jumlah saudara, pekerjaan orang tua dan suku. Lembar observasi terdiri dari kuesioner kecemasan belajar matematika sebelum terapi musik dan hasil nilai tugas matematika siswa setelah diberikan terapi musik. Penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi saudara sebagai responden, kerahasiaan informasi yang diberikan akan dijaga dan digunakan untuk kepentingan peneliti.

(2)

Jika saudara bersedia menjadi responden penelitian, silahkan menandatangani surat persetujuan ini pada tempat yang telah disediakan dibawah ini sebagai bukti kesukarelaan saudara. Terima kasih atas partisipasi saudara untuk penelitian ini.

Tanda tangan : Inisial Responden :

(3)

INSTRUMEN PENELITIAN

Kode :

Kuesioner 1 : Data Demografi Petunjuk Pengisian :

1. Adik diharapkan bersedia menjawab semua pertanyaan yang ada. 2. Berikan tanda benar ( √ ) pada salah satu jawaban yang sesuai. 3. Jika ada hal yang kurang jelas, silahkan bertanya pada peneliti.

Identitas Siswa

1. Jenis kelamin : 1. Laki-laki ( ) 2. Perempuan ( ) 2. Urutan anak ke : 1. Pertama ( )

2. Kedua ( ) 3. Ketiga ( ) 4. Keempat ( ) 5. Kelima ( ) 6. Keenam ( )

3. Jumlah saudara : 1. 1 orang ( ) 4. 4 orang ( ) 2. 2 orang ( ) 5. 5 orang ( ) 3. 3 orang ( ) 6. 6 orang ( ) 4. Pekerjaan orang tua : 1. Pegawai Negeri ( ) 5. Bertani ( )

(4)

5.Suku bangsa :

□ Batak

□ Melayu

□ Jawa

□ Aceh

□ Minang

(5)

Kuesioner 2: Kecemasan Belajar Matematika 1. Saya senang belajar matematika.

2. Saya belajar matematika di rumah sebelum belajar di sekolah. 3. Saya tidak suka belajar

matematika.

4. Saya bisa menjawab soal matematika dengan baik.

5. Saya merasa khawatir ketika belajar matematika.

6. Saya gemetar ketika memulai pelajaran matematika.

7. Saya suka menunduk bila guru matematika bertanya tentang pelajaran matematika.

8. Saya takut dihukum bila tidak dapat menyelesaikan soal matematika oleh guru.

9. Ketika belajar matematika saya suka ke kamar mandi untuk buang air kecil.

10. Saya sering berkeringat bila belajar matematika.

(6)

pelajaran matematika.

12. Saya sering gugup ketika guru menyuruh saya mengerjakan soal matematika di kelas.

13. Saya gemetar ketika harus menyelesaikan soal pelajaran matematika di kelas.

14. Saya ragu dapat menyelesaikan soal matematika.

15. Saya takut menjadi bahan tertawaan jika tidak mampu menyelesiakan soal matematika. 16. Saya tidak mau mengerjakan soal

matematika karena takut gagal. 17. Saya khawatir kalau hasil

pekerjaan matematika saya jelek. 18. Saya tidak yakin mampu

menyelesaikan tugas matematika sendiri.

19. Setiap belajar matematika saya berharap waktu cepat selesai. 20. Saya mengulangi pelajaran

(7)

Kuesioner Soal Matematika

Ubahlah pecahan decimal menjadi pesen(9-12)

9. 0,08 = . . . .

10. 00,04 = . . . .

11.0,007 = . . . .

12. 0,123 = . . . .

Mengubah pecahan biasa ke decimal(13-16)

13. 16/ 20 = . . . .

14. 13/15 = . . . .

15.17/50 = . . . .

16.5/8 = . . . .

Mengubah persen ke pecahan biasa (17-20)

17. 34% = . . . .

19.7% = . . . .

20.9% = . . . .

Mengubah pecahan biasa ke persen (21-24)

21.8/5 = . . . .

22.5/20 = . . . .

23. 6/10 = . . . .

24.18/30 = . . . .

Menjumlahkan bilangan decimal (25- 30)

Mengurangkan bilangan decimal (31 - 36)

Mengalikan bilangan decimal (37-42)

37.4,2 X 15 = . . . .

(8)

40.2,34 x 4,2 = . . . .

Menjumlahkan pecahan biasa(47- 52)

47. 2/8 + 1/4 = . . . .

Mengerurangkan pecahan (53 - 56)

53. 3/5 – 2/4 = . . . .

54. 5/6 – 3/7 = . . . .

55. 6/7 – 1/6 – 2/7 = . . . .

56. 2/5 – 1/4 – 1/10 = . . . .

Menjumlahkan pecahan biasa dan pecahan campuran (57 - 64)

57. 4/3 + 2/5 = . . . .

Membagikan pecahan (65- 68)

(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)

Reliability Soal Matematika

a. Listwise deletion based on all variables in the

(20)
(21)
(22)
(23)
(24)

Reliability Kecemasan

a. Listwise deletion based on all variables in the

(25)
(26)

Output nilai MM pertemuan 1 060886 Medan

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

Pair 1 pre -

post

-.900 .718 .161 -1.236 -.564 -5.604 19 .000

Output nilai MM pertemuan 2 060886 Medan

(27)

Paired Samples Test

Output nilai MM pertemuan 3 060886 Medan

Paired Samples Statistics

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 pre -

post

(28)

Output nilai MM pertemuan 4 060886 Medan

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 pre -

post

-1.000 1.170 .262 -1.547 -.453 -3.823 19 .001

Output nilai MM pertemuan 5 060886 Medan

(29)

Paired Samples Correlations Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 pre -

post

-.900 1.210 .270 -1.466 -.334 -3.327 19 .004

Output nilai MM pertemuan 6 060886 Medan

Paired Samples Statistics

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1 pre -

post

(30)

Output nilai MM pertemuan 7 060886 Medan

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1 pre -

post

-.950 1.191 .266 -1.507 -.393 -3.567 19 .002

Output nilai MM pertemuan 8 060886 Medan

(31)

Paired Samples Test

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 pre -

post

-.900 1.071 .240 -1.401 -.399 -3.758 19 .001

Output nilai MM pertemuan 9 060886 Medan

Paired Samples Statistics

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1 pre -

post

(32)

Output Nilai Belajar Pertemuan 1 060889

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 pre 2.75 20 .910 .204

post 3.40 20 .883 .197

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 pre & post 20 .655 .002

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tail Mean

Std.

Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1 pre -

post

-.650 .745 .167 -.999 -.301 -3.901 19 .001

Output Nilai Belajar Pertemuan 2 060889

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 pre 2.55 20 .999 .223

post 3.50 20 .761 .170

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

(33)

Paired Samples Test

Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1 pre -

post

-.950 1.146 .256 -1.486 -.414 -3.707 19 .001

Output Nilai Belajar Pertemuan 3 060889

Paired Samples Statistics

Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1 pre -

post

(34)

Output Nilai Belajar Pertemuan 4 060889

Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1 pre -

post

-.950 1.191 .266 -1.507 -.393 -3.567 19 .002

Output Nilai Belajar Pertemuan 5 060889

(35)

Paired Samples Test

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 pre -

post

-.700 .657 .147 -1.007 -.393 -4.765 19 .000

Output Nilai Belajar Pertemuan 6 060889

Paired Samples Statistics

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 pre -

post

(36)

Output Nilai Belajar Pertemuan 7 060889

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 pre 2.20 20 1.152 .258

post 3.00 20 .973 .218

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 pre & post 20 .657 .002

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed) Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1 pre -

post

-.800 .894 .200 -1.219 -.381 -4.000 19 .001

Output Nilai Belajar Pertemuan 8 060889

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 pre 2.20 20 1.609 .360

(37)

Paired Samples Correlations

Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1 pre -

post

-.800 .894 .200 -1.219 -.381 -4.000 19 .001

Output Nilai Belajar Pertemuan 9 060889

Paired Samples Statistics

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1 pre -

post

(38)

Output Independen

Group Statistics

jk N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

post 1 20 29.95 3.300 .738

2 20 28.75 4.575 1.023

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances

t-F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean D

post Equal variances assumed 1.196 .281 .951 38 .347

Equal variances not

assumed

(39)

TAKSASI DANA

1. Persiapan Proposal

a. Biaya mengeprint : Rp. 100.000,-

b. Foto kopi sumber-sumber tinjauan pustaka : Rp. 100.000,- c. Perbanyak proposal : Rp. 100.000,-

d. Biaya internet : Rp. 200.000,-

e. Sidang proposal : Rp. 100.000,-

2. Pengumpulan Data

a. Survei Awal : Rp. 50.000,-

b. Transportasi : Rp. 100.000,-

c. Penggandaan Kuisioner : Rp. 150.000,-

d. Cendera Mata : Rp. 200.000,-

3. Analisa Data dan Penyusunan Laporan Penelitian

a. Biaya kertas dan tinta printer : Rp. 150.000,-

b. Penjilidan : Rp. 100.000,-

(40)

Daftar Riwayat Hidup

Nama : Siska Riantiarni Trg

Tempat/Tanggal Lahir : Bangun Purba/ 16 Januari 1991

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jl. Karya Dusun IV Bangun Purba

Riwayat Pendidikan :

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian edisi revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Dahlan, Supiyudin. (2004). Seri Statistik Statistika Untuk Kedokteran Dan Kesehatan Uji Hipotesis Dengan Menggunakan SPSS Program 12

Jam.Jakarta: Bina Mitra Pres

Dimyati., & Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Djohan. (2006). Terapi Musik Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Galang Press. Komang, Ratih. (2012). Hubungan Tingkat Kecemasan Terhadap Koping Siswa

SMUN 16 Dalam Menghadapi Ujian Nasional. Diambil tanggal 14 Juli 2013 dari http://ww.google.co.id.

Kozier, Barbara., Erb, Glenora., Berman, Audrey., & Snyder, S.J. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik Volume 1. Jakarta: EGC.

Kozier, Barbara., Erb, Glenora., Berman, Audrey., & Snyder, S.J. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik Volume 2. Jakarta: EGC.

Margianti, E.S., Basuki, Heru., & Susan, Dessie Ratnawati. (-). Kecemasan Ibu Menghadapi Anak Sulung Pada Usia Remaja. Diambil tanggal 14 Juli 2013. http://ww.google.co.id.

(42)

Notoadmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Notoadmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Nurlaila, Siti. (2011). Pelatihan Efikasi Diri Untuk Menurunkan Kecemasan pada Siswa/siswi Yang Akan Menghadapi UAN.Universitas Muhamadiyah Pdf.Diunduh tanggal 1 Juli 2013.

Nursalam. (2009). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.

Polit & Hungler. (1995). Essensial of Nursing Research. Philadelpia : Lippincott Company.

Purba, J.M., Wahyuni S.E., Daulay W., & Nasution, M.L. (2012). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Psikososial Dan

Gangguan Jiwa Edisi Kedua. Medan: USU Press.

Rusmawati, D., & Dewi, E.K. (2011). Pengaruh Terapi Musik dan Gerak Terhadap Penurunan Kesulitan Perilaku Siswa SD Dengan Gangguan

ADHD. Diambil pada 25 September 2012 undip.ac.id.

Sahrizal, Rudi. (2012). Tujuh Mata Pelajaran untuk SD di Kurikulum Baru 2013. www.sdn105pekanbaru.sch.id/index.php.

Sari, Nur Salam. (2005). Musik dan Kecerdasan Otak Bayi. Bogor: KH. Kharisma Buku Aksara.

(43)

Setiadi. (2007). Konsep dan penulisan riset keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sheppard, Philip (2007). Music Makes Your Child Smarter. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Slameto. (2003). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Soedjadi, R. (2000). Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Direktorat Jenderal Pendidikan Nasional.

Suryanah. (1996). Keperawatan Anak Untuk Siswa SPK. Jakarta: EGC.

Susanti, D.W., & Rohmah F.A. (2011). Efektivitas Terapi Musik Dalam Menurunkan Kecemasan Matematika (Math Anxiety) Pada Siswa Kelas XI.

Diambil pada 22 September 2012 dari http://ww.google.co.id.

Wahyuni, A.S. (2007). Statistika Kedokteran (disertai dengan aplikasi SPSS). Jakarta: Bamboedoea Communication.

(44)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN 3.1.Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah hubungan yang berkaitan antara satu konsep dengan konsep yang lainnya dengan masalah-masalah yang akan diteliti. Kerangka konsep ini berguna untuk menghubungkan dan menjelaskan secara panjang lebar tentang suatu topik yang dibahas (Setiadi, 2007).

Kerangka konseptual dalam penelitian ini menggambarkan bahwa variabel dependen (terikat) dipengaruhi oleh variabel independen (bebas), dimana terapi musik (variabel independen) mempengaruhi terhadap kecemasan belajar matematika (variabel dependen) siswa kelas V SD Negeri No.060886 Medan.

Dari uraian tersebut, maka dapat digambarkan kerangka konsep penelitian sebagai berikut :

Kecemasan belajar siswa kelas V SD Negeri No. 060886 dan

060889 Medan (Post Test) diukur dari hasil tugas yang diberikan selama tiga minggu

dimana satu minggu tiga kali pertemuan.

Mengukur kecemasan belajar matematika siswa kelas V SD

Negeri No. 060886 dan 060889 Medan (Pre Test) dari

kuesioner kecemasan MM dan hasil tugas matematika

(45)

Keterangan :

: Diteliti : Hubungan

Skema 3.1. Kerangka penelitian efektivitas terapi musik bagi siswa SD terhadap kecemasan belajar matematika kelas V SD Negeri No. 060886 dan kelas V SD Negeri No. 060889 Medan.

(46)

coboy junior di terdiri dari 4 positif dan 16 negatif.

(47)

3.3. Hipotesa Penelitian

Hipotesa yang dibuktikan dari penelitian ini dapat dirumuskan menjadi hipotesa alternatif (Ha). Hipotesa ada dua yaitu

1. Ada pengaruh terapi musik terhadap kecemasan belajar matematika pada siswa kelas V SD Negeri No. 060886 dan SD Negeri No. 060889 Medan 2. Ada perbedaan kecemasan belajar matematika pada siswa kelas V SD

(48)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi eksperimen dengan menggunakan pre post test design untuk mengidentifikasi pengaruh terapi musik bagi siswa kelas V SD Negeri No. 060886 Medan dan kelas V SD Negeri No. 060889 Medan terhadap kecemasan belajar matematika. Penelitian ini menggunakan dua kelompok subjek dimana kelompok tersebut diobservasi sebelum dilakukan intervensi kemudian diobservasi lagi sesudah intervensi. Rancangan ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Pre test Perlakuan Post test

01 X(a) 02

01 X(b) 02

Keterangan :

01= pengukuran sebelum perlakuan

02= pengukuran setelah perlakuan

(49)

4.2. Populasi dan Sampel

4.2.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah anak siswa kelas V SD Negeri No. 060886 Medan yang berjumlah 35 orang dan kelas V SD Negeri No. 060889 yang berjumlah 33 orang.

4.2.2. Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang terjangkau yang digunakan menjadi subjek penelitian. Penentuan besar sampel dalam penelitian ini yaitu dengan Rumus:

N n : Besar sampel

n= N : Besar Populasi

1 + N (d)2 d : Tingkat signifikansi (p) 35+33

n=

1+ 68 (0.1)2 n= 40,47619 n=40 orang n=40/2=20 orang

(50)

Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah: 1. Anak bersedia menjadi responden.

2. Anak kelas V SD Negeri No.060886 Medan yang rangking 1-20. 3. Anak kelas V SD Negeri No. 060889 Medan yang rangking 1-20 4. Siswa sehat fisik dan tidak sakit.

5. Siswa dapat berbahasa Indonesia yang baik.

6. Mengikuti pretest dan postest yang dilakukan oleh peneliti. 4.3. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan 18 Maret 2013 sampai bulan 22 April 2013 di ruangan sekolah siswa kelas V SD Negeri No. 060886 Medan dan kelas V SD Negeri No. 060889 Medan. Dilakukan di sekolah ini karena dekat dengan kos berhubungan dengan jadwal kuliah yang padat, dan tempatnya mudah dijangkau atau strategis.

4.4. Pertimbangan Etik

(51)

tidak memaksa dan tetap menghormati hak-hak tanpa ada tekanan fisik maupun psikologis.

Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan nama lengkap tetapi mencantumkan inisial atau memberi kode pada masing-masing lembar kuesioner pengumpulan data. Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dan hanya kelompok data tertentu saja yang disajikan sebagai hasil penelitian.

4.5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini dengan menggunakan pengumpulan data demografi, kuesioner kecemasan belajar matematika dan melihat lembar observasi hasil tugas siswa.

4.5.1. Kuesioner Data Demografi

Kuesioner data demografi disusun oleh peneliti yang terdiri dari jenis kelamin, urutan anak dalam keluarga, jumlah saudara, pekerjaan orangtua dan suku bangsa. Data demografi responden digunakan untuk menggambarkan karakteristik responden.

4.5.2. Kuesioner Kecemasan Belajar Matematika

(52)

matematika, dimana berdasarkan statistik dan tinjauan pustaka menurut Peplau maka dibagi menjadi 4 kelas. Dimana cemas ringan 1-15, cemas sedang 16-30, cemas berat 31-45 dan panik 46-60.

4.5.3. Soal Belajar Matematika

Pengaruh terapi musik terhadap kecemasan belajar matematika diukur dengan menggunakan lembar observasi yang terdiri dari 72 soal matematika yang disusun berdasarkan kerjasama peneliti dengan guru kelas V SD Negeri No.060886 Medan dan kelas V SD Negeri No. 060889 Medan. Ini dilakukan selama sembilan kali pertemuan.

4.6. Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Uji validitas ini dilakukan oleh staf dosen bagian keperawatan jiwa USU dengan strata magister. Dilakukan dengan cara mengajukan kuesioner kecemasan belajar matematika kepada penguji validitas kemudian dikoreksi. Setelah dikoreksi pernyataan yang tidak valid diganti langsung oleh penguji validitas. Nilai uji validitas adalah 0,94. Coefisient (r) berada diantara 0.00 dan 1.00. Jika coefisient validity index mencapai 0,70 maka instrumen sudah dikatakan valid (Polit & Hungler, 1995).

(53)

Dilakukan pada sekolah ini karena memiliki hampir sama karakteristik dengan sekolah yang diteliti. Ketiga sekolah ini saling bergandengan. Pada proses penelitian ini kuesioner kecemasan belajar matematika menggunakan komputerisasi dengan analisis cronbach alpha karena menggunakan skala likert yang merupakan skor non dikotomi. Nilai reliabel kuesioner belajar matematika yaitu 0,757, sedangkan nilai reliabel soal matematika 0,733 dengan jumlah responden 27.

4.7. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan di kelas V SD Negeri No.060886 dan kelas V SD Negeri No. 060889 Medan selama bulan Maret 2013 sampai April 2013. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah yaitu mengajukan permohonan izin kepada bagian pendidikan Fakultas Keperawatan USU Medan. Setelah itu mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian kepada kepala sekolah SD Negeri No.060886 dan kelas V SD Negeri No. 060889 Medan. Sesudah izin penelitian diberikan, peneliti mendata anak siswa kelas V SD untuk dijadikan responden. Kemudian peneliti menjelaskan tentang tujuan, manfaat penelitian dan proses penelitian yang akan dilakukan serta dampak yang mungkin terjadi selama dan setelah proses pengumpulan data.

(54)

Sesudah anak bersedia menjadi responden penelitian maka peneliti memberikan informed consent kepada responden untuk ditandatangani. Setelah itu peneliti memberikan kuesioner data demografi dan kuesioner kecemasan matematika selama 15 menit. Kuesioner demografi digunakan untuk mengetahui karakteristik responden. Kuesioner kecemasan belajar matematika digunakan untuk mengetahui ada atau tidak kecemasan siswa belajar matematika. Bila ada dilihat tingkat kecemasan dari cemas ringan 1-15, cemas sedang 16-30, cemas berat 31-45 dan panik 45-60. Setelah kuesioner kecemasan belajar matematika dikumpul siswa menyelesaikan tugas matematika dengan sebelum diberikan terapi musik (pre-test) selama 30 menit dan melihat nilai yang diperoleh siswa dari tugas matematika. Guru membuat contoh soal lalu memberikan soal matematika kepada siswa kelas V SD. Peneliti mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan selama terapi musik seperti laptop dan speaker.Terapi musik diberikan selama 30 menit ketika siswa menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru (post-test).

Peneliti menggunakan responden yang ranking 1-20, bila tidak hadir diganti dengan ranking 21 sampai seterusnya. Peneliti pengumpulan data dilakukan selama sembilan kali pertemuan. Seminggu dilakukan sebanyak tiga kali selama tiga minggu.

4.8. Analisa Data

(55)

data responden kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan menggunakan komputer; (3) tahap klasifikasi yang dilakukan berdasarkan atribut responden;(4)tahap tabulasi data dilakukan untuk meminimalkan penjelasan pertanyaan deskriptif dan dilakukan dengan menggunakan komputer. Analisa data terdiri dari analisa univariat dan analisa bivariat.

8.1. Analisa Univariat

Analisa univariat yang digunakan adalah analisa statistik deskriptif untuk menyajikan karakteristik responden dari kuesioner demografi, kuesioner kecemasan belajar matematika dan hasil nilai tugas matematika yang diberikan kepada siswa kelas V SD Negeri No. 060886 dan kelas V SD Negeri No.060889 Medan. Karakteristik responden terdiri dari jenis kelamin, urutan anak dalam keluarga, jumlah saudara, pekerjaan orang tua dan suku. Karakteristik responden, kuesioner kecemasan belajar matematika dan hasil nilai tugas matematika yang diberikan kepada siswa tersebut ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase.

8.2. Analisa Bivariat

(56)
(57)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

Pengumpulan data dilakukan dari tanggal 18 Maret sampai dengan 22 April 2013. Jumlah sampel yang didapat sebagai responden yang memenuhi kriteria penelitian adalah sebanyak 20 responden. Penyajian data meliputi deskriptif karakteristik responden, kuesioner kecemasan belajar matematika dan nilai tugas matematika sebelum dan sesudah dilakukan terapi musik.

Pada bab ini akan diuraikan data hasil penelitian dan pembahasan mengenai efektivitas terapi musik bagi sekolah 1 (di kelas V SD Negeri No. 060886) dan sekolah 2 (di kelas V SD Negeri No. 060889 Medan).

1.1. Analisa Univariat

1.1.1. Karakteristik Responden

Hasil penelitian tentang data demografi pada siswa sekolah 1 dan sekolah 2 pada tanggal 18 Maret sampai dengan 22 April 2013. Dari 20 orang responden di setiap sekolah maka diperoleh karakteristik dan data demografi sebagai berikut:

(58)

Tabel 5.1. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Responden Kelas V SD Negeri No. 060886 Medan (n=20)

Karakteristik Responden Frekuensi Persentase(%)

4. Pekerjaan Orangtua

Pegawai Negeri 1 5

(59)

Hasil penelitian tentang karakteristik responden di SD Negeri No. 060889 Medan dapat dilihat pada tabel 5.2.

Tabel 5.2. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Responden Kelas V SD Negeri No. 060889 Medan (n=20)

Karakteristik Responden Frekuensi Persentase(%)

4. Pekerjaan Orangtua

Berdagang 4 20

(60)

5.1.2. Kecemasan Belajar Matematika

Tabel 5.3. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kecemasan Belajar Matematika Sebelum dan Setelah Dilakukan Terapi SD Negeri No. 060886 Medan (n=20)

Tingkat Kecemasan Sebelum Intervensi

Hasil penelitian di kelas V SD Negeri No. 060886 Medan sebelum intervensi menunjukkan bahwa responden dengan tingkat cemas sedang 0 orang (0%), cemas berat 14 orang (70%), panik 6 orang (30%). Sesudah dilakukan intervensi responden dengan tingkat cemas sedang 12 orang (60%), cemas berat 8 orang (40%), panik 0 orang (0%).

Tabel 5.4. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kecemasan Belajar Matematika Sebelum dan Setelah Dilakukan Terapi SD Negeri No. 060889 Medan (n=20)

Tingkat Kecemasan Sebelum Intervensi

(61)

Tabel 5.5. Distribusi Responden Kecemasan Belajar Matematika di SD Negeri No. 060886 Medan Berdasarkan Nilai Matematika

Hasil Nilai Matematika

Pre Test Post Test

Mean SD Mean SD

Pertama 2,35 1.040 3,25 786 Kedua 0,95 826 3,10 852 Ketiga 2,65 1.137 3,95 224 Keempat 2,65 1.182 3,65 489 Kelima 2,45 1.317 3,35 745 Keenam 1,75 851 2,90 788 Ketujuh 2,70 979 3,65 585 Kedelapan 2,45 999 3,35 813 Kesembilan 2,25 1.293 3,35 933

Hasil nilai matematika di kelas V SD Negeri No. 060886 Medan sebelum dilakukan terapi musik menunjukkan rata-rata nilai nilai lebih rendah dibanding dengan nilai matematika setelah dilakukan terapi musik.

Tabel 5.6. Distribusi Kecemasan Belajar Matematika di SD Negeri No. 060889 Medan Berdasarkan Nilai Matematika

Hasil Nilai Matematika

Pre Test Post Test

Mean SD Mean SD

(62)

Ketiga 2,80 1.152 3,90 308 Keempat 2,45 1.191 3,40 681 Kelima 1,80 1.105 2,50 761 Keenam 1,45 1.234 2,95 887 Ketujuh 2,20 1.152 3,00 973 Kedelapan 2,20 1.609 3,00 858 Kesembilan 2,65 1.424 3,70 657

Hasil nilai matematika di kelas V SD Negeri No. 060889 Medan sebelum dilakukan terapi musik menunjukkan rata-rata nilai nilai lebih rendah dibanding dengan nilai matematika setelah dilakukan terapi musik.

1.2. ANALISA BIVARIAT

1.2.1. Kecemasan Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri No. 060886 dan Kelas V SD Negeri No. 060889 Medan Berdasarkan Kuesioner Belajar Matematika Sebelum dan Sesudah Dilakukan Terapi Musik

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kelas V SD Negeri No. 060886 dan kelas V SD Negeri No. 060889 Medan pada tanggal 18 Maret sampai dengan 22 April 2013. Dari 20 orang responden di setiap sekolah maka diperoleh kecemasan belajar matematika sebagai berikut:

Tabel.5.7. Efektivitas Terapi Musik Terhadap Kecemasan Belajar Siswa Kelas V SD Negeri No. 060886 Medan (n = 20)

(63)

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kecemasan belajar siswa sebelum diberi terapi musik rata-rata 42,60 dan SD = 5.413. Setelah diberi terapi musik rata-rata = 29,60 dan SD = 4.547. Hasil uji statistik diperoleh beda mean 13.000 dan nilai P = 0,000. Maka dapat disimpulkan ada pengaruh signifikan sebelum dan sesudah dilakukan terapi musik terhadap kecemasan belajar matematika pada siswa kelas V SD Negeri No. 060886 Medan.

Tabel.5.8. Efektivitas Terapi Musik Terhadap Kecemasan Belajar Siswa Kelas V SD Negeri No. 060889 Medan (n = 20)

Variabel Mean SD Beda Mean Nilai P Pre 43,40 8.268 7.800 0,000 Post 35,60 5.933

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kecemasan belajar siswa sebelum diberi terapi musik rata-rata 43,40 dan SD = 8.268. Setelah diberi terapi musik rata-rata = 35,60 dan SD =5.933. Hasil uji statistik diperoleh beda mean 7.800 dan nilai P = 0,000. Maka dapat disimpulkan ada pengaruh signifikan sebelum dan sesudah dilakukan terapi musik terhadap kecemasan belajar matematika pada siswa kelas V SD Negeri No. 060889 Medan.

1.2.2. Kecemasan Belajar Metematika Siswa Kelas V SD Negeri No. 060886 dan Kelas V SD Negeri No. 060889 Medan Berdasarkan Hasil Belajar Matematika Sebelum dan Setelah Dilakukan Terapi Musik

Berdasarkan metode dalam penelitian ini, proses pengambilan data dalam penelitian dilakukan sebanyak sembilan kali dengan data pre-test dan post-test.

(64)

Variabel Mean SD Beda Mean Nilai P Pre 2.25 1.293 -1.100 0,000 Post 3.35 933

Pengaruh terapi musik terhadap kecemasan belajar matematika berdasarkan hasil penelitian diperoleh kecemasan belajar siswa sebelum diberi terapi musik rata-rata 2,25 dan SD = 1.293. Setelah diberi terapi musik rata-rata = 3,35 dan SD = 933. Hasil uji statistik diperoleh beda mean -1.100 dan nilai P = 0,000. Maka dapat disimpulkan ada pengaruh signifikan sebelum dan sesudah dilakukan terapi musik terhadap kecemasan belajar matematika pada siswa kelas V SD Negeri No. 060886 Medan.

Tabel. 5.10. Efektivitas Terapi Musik Terhadap Kecemasan Belajar Siswa Berdasarkan Nilai Matematika Kelas V SD Negeri No. 060889 Medan (n = 20)

Variabel Mean SD Beda Mean Nilai P Pre 2.65 1.424 -1.050 0,001 Post 3.70 657

Pengaruh terapi musik terhadap kecemasan belajar matematika berdasarkan hasil penelitian diperoleh kecemasan belajar siswa sebelum diberi terapi musik rata-rata 2,65 dan SD = 1.424. Setelah diberi terapi musik rata-rata = 3,70 dan SD = 657. Hasil uji statistik diperoleh beda mean -1.050 dan nilai P = 0,001. Maka dapat disimpulkan ada pengaruh signifikan sebelum dan sesudah dilakukan terapi musik terhadap kecemasan belajar matematika pada siswa kelas V SD Negeri No. 060889 Medan.

(65)

Pengaruh terapi musik terhadap kecemasan belajar matematika berdasarkan perbedaan kecemasan belajar siswa sekolah 1 dan sekolah 2 setelah dilakukan terapi. Sekolah 1 rata-rata 29,95 dan SD = 3.300. Sekolah 2 rata-rata = 28,75 dan SD = 4.575. Hasil uji statistik diperoleh beda mean 1.200 dan nilai P = 0,347. Maka dapat disimpulkan tidak ada pengaruh signifikan antara sekolah 1 dan sekolah 2 sesudah dilakukan terapi musik terhadap kecemasan belajar matematika.

2. Pembahasan

2.1. Karakteristik Responden SD Negeri No. 060886 dan SD Negeri No. 060889 Medan

Dari hasil penelitian di kelas V SD Negeri No. 060886 Medan berdasarkan jenis kelamin diperoleh laki-laki sebanyak 11 orang dan perempuan sebanyak 9 orang. Namun sebaliknya dari hasil penelitian di kelas V SD Negeri No. 060889 Medan berdasarkan jenis kelamin diperoleh laki-laki sebanyak 9 orang dan perempuan sebanyak 11 orang. Hasil penilaian kecemasan belajar pada pelajaran matematika menunjukkan bahwa kecemasan anak perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan anak laki-laki (Ratih, 2012).

(66)

lebih meningkat dari pada laki-laki, karena perempuan sangat mencemaskan ketidakmampuannya dan lebih sensitif (Ratih,2012).

Berdasarkan urutan kelahiran dalam keluarga di kelas V SD Negeri No.060886 Medan, masing-masing sebanyak 7 orang responden merupakan anak pertama dan anak ketiga dalam keluarga. Sedangkan yang lainnya merupakan anak anak kedua, dan kelima. Anak kedua 5 orang dan anak kelima 1 orang sebanyak orang, anak keempat sebanyak 4 orang dan anak kelima sebanyak 1 orang. Anak sulung dan anak tengah merupakan anak yang dianggap sebagai contoh bagi adik-adiknya. Pola asuh terhadap anak sulung, tengah dan bungsu tidak dibeda-bedakan. Orang tua harus memberi limpahan perhatian dan kasih sayang yang sama porsinya kepada mereka. Begitu juga peluang, harapan dan ambisi, tidak boleh ditujukan kepada anak semata-mata berdasarkan urutan lahirnya, melainkan harus melihat potensi, bakat dan minat masing-masing anak.

(67)

Ciri-ciri umum anak sulung yaitu sebagai berikut berperilaku secara matang karena berhubungan dengan orang dewasa, benci terhadap fungsinya sebagai teladan bagi adik-adiknya dan sebagai pengasuh mereka, cenderung mengikuti kehendak dan tekanan kelompok dan mudah dipengaruhi untuk mengikuti kehendak orangtua, mempunyai perasaan kurang aman dan benci

sebagai akibat dari lahirnya adik dan sekarang menjadi pusat perhatian, mengembangkan kemampuam memimpin sebagai akibat dari harus memikul tanggung jawab dirumah. Dari itu anak sulung memiliki tingkat kecemasan yang tinggi dibanding anak tengah dan bungsu (Margianti,-)

Berdasarkan pekerjaan orang tua di kelas V SD Negeri No.060886 Medan, sebagian besar siswa memiliki orang tua yang bekerja sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 14 orang, sedangkan yang lainnya merupakan PNS sebanyak 1 orang, berdagang sebanyak 3 orang, pengusaha sebanyak 1 orang dan karyawan sebanyak 1 orang.

(68)

Orang tua yang bekerja sebagai karyawan disuatu instansi pemerintahan atau swasta, usaha penjualan dan usaha jasa walaupun pendapatannya tidak begitu besar namun waktu bekerja tidak begitu padat sehingga masih mempunyai waktu untuk memperhatikan pendidikan anaknya (Darmadi, 2006). Oleh karena itu jenis pekerjaan juga berpengaruh terhadap perhatian yang diberikan orang tua terhadap anak. Slameto (2003) mengatakan bahwa yang penting dalam keluarga adalah relasi antara orang tua dan anak. Selain itu juga relasi antara anak dengan saudaranya atau dengan keluarga lain yang turut mempengaruhi proses belajar anak.

2.2. Kecemasan Belajar Matematika Berdasarkan Tingkat Kecemasan SD Negeri No. 060886 dan SD Negeri No. 060889 Medan Sebelum dan Sesudah Dilakukan Terapi Musik

Berdasarkan penelitian di kelas V SD Negeri No. 060886 setiap responden memiliki tingkat kecemasan yang berbeda-beda sebelum diberikan terapi musik tergantung dari tingkat kecemasannya menghadapi pelajaran matematika. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa kecemasan yang tergolong berat sebanyak 14 orang (70%) dan panik sebanyak 6 orang (30%). Sesudah diberikan terapi musik kecemasan siswa turun menjadi cemas sedang sebanyak 12 orang (60%) dan cemas berat sebanyak 8 orang (40%). Hal ini berarti tingkat kecemasan setiap orang berbeda – beda baik dalam lingkungan sekolah maupun disetiap tempat.

(69)

sesuai dengan hasil penelitian bahwa kecemasan yang tergolong berat sebanyak 13 orang (65%) dan panik sebanyak 7 orang (35%). Sesudah diberikan terapi musik kecemasan siswa turun menjadi cemas sedang sebanyak 6 orang (30%), cemas berat 13 orang (65%) dan panik 1 orang (5%). Hal ini berarti tingkat kecemasan antara kelas V SD Negeri No. 060886 dan kelas V SD Negeri No.060889 Medan berbeda-beda.

Berdasarkan tingkat kecemasan sedang yaitu meningkatkan status gairah seseorang yang mengekspresikan tegang, khawatir, gemetar. Berdasarkan tingkat berat yaitu tidak mampu berfokus pada apa yang terjadi yang dapat menimbulkan cemas dan kemampuan belajar terganggu. Tingkat kecemasan panik yaitu yang sangat membebani dan menakutkan sehingga seseorang kehilanagn kendali,ketidakmampuan belajar dan berkeringat (Kozier, 2011).

2.3. Kecemasan Belajar Matematika Berdasarkan Nilai Belajar Matematika SD Negeri No. 060886 dan SD Negeri No. 060889 Medan Sebelum dan Sesudah Dilakukan Terapi Musik

Berdasarkan hasil penelitian pertama sampai kesembilan sebelum dan sesudah diberikan terapi musik menunjukkan sebagian rata-rata nilai matematika siswa yang berbeda-beda sebelum dan sesudah dilakukan terapi musik di kelas V SD Negeri No. 060886 dan SD Negeri No. 060889 Medan. 2.4. Kecemasan Belajar Matematika SD Negeri No. 060886 dan SD Negeri

No. 060889 Medan Sebelum dan Sesudah Dilakukan Terapi Musik

(70)

matematika siswa tersebut izin ke toilet karena cemas, takut ketika disuruh menyelesaikan soal matematika, menunduk bila guru bertanya, takut dihukum bila tidak dapat menyelesaikan soal matematika, berkeringat, gugup ketika belajar matematika.

Setelah dilakukan terapi musik kecemasan siswa menjadi berkurang, prestasi belajar mereka meningkat, kondisi mereka menjadi lebih baik ketika mempelajari matematika. Hal ini berarti terapi musik sangat mempengaruhi tingkat pembelajaran siswa terhadap pembelajaran matematika dan juga dapat mempengaruhi tingkat kecemasan siswa terhadap matematika yang ada dalam diri mereka.

Pada sekolah SD Negeri No.060889 Medan sebelum dilakukan terapi musik merasa gugup, ketakutan, gemetar, keringatan masih sangat tinggi. Tetapi setelah dilakukan terapi musik tingkat merasa gugup, ketakutan, keringatan siswa telah menurun, siswa semakin lebih santai dan lebih senang belajar matematika. Hal ini berarti bahwa terapi musik juga sangat berpengaruh bagi siswa untuk menghadapi pelajaran matematika karena dengan adanya terapi musik,tingkat kecemasan siswa semakin berkurang.

(71)

yang mengganggu kemampuan individu untuk berfikir jernih, memecahkan masalah, dan memenuhi tuntutan dari lingkungannya (Nurlaila, 2011).

2.5. Kecemasan Belajar Matematika Berdasarkan Nilai Belajar Matematika SD Negeri No. 060886 dan SD Negeri No. 060889 Medan Sebelum dan Sesudah Dilakukan Terapi Musik

Aspek ini berkaitan dengan tingkat kesulitan tugas yang harus diselesaikan seseorang dari tuntutan sederhana, moderat sampai yang membutuhkan performansi maksimal (sulit). Aspek tersebut memiliki implikasi terhadap pemilihan tingkah laku yang dicoba atau yang akan dihindari. Individu akan mencoba tingkah laku yang dirasa mampu dilakukan dan akan menghindari tingkah laku yang berada di luar batas kemampuan yang dirasakannya (Nurlaila, 2011).

Berdasarkan hasil penelitian pada setiap pertemuan pertama sampai kesembilan di kelas V SD Negeri No. 060886 dan kelas V SD Negeri No. 060889 Medan diperoleh nilai P < 0,05. Hal ini berarti terapi musik berpengaruh terhadap hasil belajar matematika. Kendalanya guru membiarkan peneliti menguasai kelas, sehingga kelas sedikit rebut tetapi walaupun begitu guru tetap mengontrol siswanya.

(72)

kebiasaan belajar yang baik. Sebagian orang berpendapat bahwa test sering kali menimbulkan kecemasan dan mengganggu belajar (Slameto, 2003).

Saran yang dapat membantu pelaksanaan test tanpa cemas yaitu: test harus dimasukkan bukan untuk menghukum siswa yang gagal tetapi mencapai harapan-harapan guru dan orangtua, hindari menentukan berhasil atau tidaknya siswa hanya dari hasil satu test, membuat catatan pribadi pada setiap lembar jawaban test yang menyarankan siswa untuk tetap berusaha dengan baik atau harus meningkatkan usahanya, yakinkan bahwa setiap pertanyaan mengukur hal yang penting yang telah diajarkan kepada siswa, hindari pelaksanaan ujian tanpa pemberitahuan, jadwalkan pertemuan-pertemuan pribadi dengan siswa sesering mungkin untuk mengurangi kecemasan dan untuk mengarahkan belajar apabila perlu, hindari membanding-bandingkan siswa karena dapat menyinggung perasaan, tekankanlah kelebihan-kelebihan siswa bukan kelemahannya, rahasiakan nilai-nilai siswa dari siswa lainnya (Slameto, 2003). Terapi musik efektiv dalam menurunkan kecemasan matematika pada siswa (Susanti, 2011)

2.6. Perbedaan Kecemasan Belajar Matematika Setelah Terapi Musik Berdasarkan Nilai Matematika Pada Kelas V SD Negeri No.060886 dan SD Negeri No.060889 Medan

Berdasarkan uji independent t-test pada dua sekolah diperoleh nilai P >

(73)
(74)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 20 orang siswa di setiap sekolah di kelas V SD Negeri No. 060886 Medan dan kelas V SD Negeri No. 060889 Medan sebelum dan sesudahdilakukan terapi musik dari tanggal 18 Maret sampai dengan 22 April Medan maka disimpulkan :

1. Berdasarkan karakteristik responden pada penelitian dikelas V SD Negeri No. 060886 adalah mayoritas laki-laki, urutan anak kesatu dan ketiga, jumlah saudara ke empat, pekerjaan orangtua wiraswasta dan suku jawa. Karakteristik responden pada penelitian dikelas V SD Negeri No. 060889 adalah mayoritas perempuan, urutan anak ketiga, jumlah saudara ke tiga, pekerjaan orangtua wiraswasta dan suku jawa.

2. Berdasarkan tingkat kecemasan dikelas V SD Negeri No. 060886 dan kelas V SD Negeri No. 060889 Medan sebelum diberi terapi musik mengalami cemas berat, setelah dilakukan terapi musik cemas siswa berkurang menjadi cemas sedang dan sebagian cemas berat.

(75)

4. Berdasarkan kecemasan dikelas V SD Negeri No. 060886 dan kelas V SD Negeri No. 060889 Medan sebelum dan setelah dilakukan terapi musik mengalami ternyata berpengaruh terhadap kecemasan belajar matematika. 5. Berdasarkan hasil belajaar matematika dikelas V SD Negeri No. 060886 dan

kelas V SD Negeri No. 060889 Medan sebelum dan setelah dilakukan terapi musik mengalami ternyata berpengaruh terhadap kecemasan belajar matematika.

6. Berdasarkan perbedaan nilai matematika terhadap kecemasan siswa belajar matematika setelah dilakukan terapi musik menunjukkan hasil uji statistik diperoleh nilai P= 0,347 (p>0,05) berarti tidak ada perbedaan antara di kelas V SD Negeri No. 060886 dan kelas V SD Negeri No. 060889 Medan.

2. Saran

Adapun saran dari hasil penelitian ini adalah: 2.1. Guru

Disarankan kepada guru matematika agar menggunakan terapi musik sebagai metode untuk mengurangi kecemasan belajar matematika.

2.2. Peneliti Selanjutnya

- Diharapkan peneliti selanjutnya memperhatikan penyebab yang mempengaruhi kecemasan siswa belajar matematika.

(76)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terapi Musik

2.1.1. Definisi Terapi Musik

Terapi musik adalah penggunaan musik sebagai alat terapi untuk memperbaiki, memelihara, dan meningkatkan keadaan mental, fisik dan emosi. Terapi musik adalah cara yang mudah dan yang bermanfaat positif bagi tubuh, psikis, serta meningkatkan daya ingat dan hubungan sosial (Djohan, 2006). Musik adalah segala sesuatu yang menyenangkan, mendatangkan kecerian, mempunyai irama (ritme), melodi, timbre (warna suara) tertentu untuk membantu tubuh dan pikiran saling bekerja sama. Musik memberikan nuansa yang bersifat menghibur, menumbuhkan suasana yang menenangkan dan menyenangkan seseorang (Sari, 2005).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rusmawati & Dewi (2011) bahwa waktu yang digunakan bagi siswa SD 50 menit selama 6 kali pertemuan digunakan pada anak gangguan ADHD. Menurut pusat riset terapi musik 2011 ada dua sesi yang perlu dilakukan setiap hari. Pertama adalah sesi pemprograman pikiran, yaitu meluangkan waktu 5-10 menit setiap hari untuk melakukan proses pemprograman ulang pikiran yang disesuaikan dengan tujuan dan masalahnya masing-masing.

(77)

maka peneliti menggunakan waktu 30 menit untuk melakukan terapi musik bagi siswa terhadap kecemasan belajar matematika yang dilakukan selama tiga minggu dimana satu minggu tiga kali pertemuan.

2.1.2. Jenis Terapi Musik

Perkembangan dan kemajuan teknologi juga semakin meningkatkan jenis-jenis musik. Jenis-jenis-jenis musik yang sudah diteliti yang dapat dimanfaatkan untuk merangsang otak adalah (Satiadarma, 2004) :

2.1.2.1.Musik Klasik

Musik klasik dapat berguna untuk merangsang otak, dimana semakin banyak yang diserap otak maka semakin beragam kemampuan manusia. Masyarakat hendaknya waspada akan keterbatasan musik dalam memberikan dampak khusus pada individu. Secara umum, beberapa jenis musik klasik dianggap memiliki dampak yang relatif oleh beberapa orang. Musik klasik memilki kesan dan dampak psikologi yang relatif sama, seperti menimbulkan kesan rileks, santai dan memberikan dampak menenangkan (Satiadarma, 2004).

Para peneliti menganggap bahwa musik klasik yang memicu otak untuk menyelesaikan masalah secara cepat. Oleh karena itu mendengar musik klasik kemungkinan dapat memberikan dampak yang berbeda pada otak daripada mendengarkan jenis musik yang lain (Sari, 2005).

2.1.2.2.Musik Barok

(78)

positif dalam bermain. Musik barok cenderung mendorong anak untuk berani mengeksplorasi dalam suasana yang menggembirakan. Jadi dengan mendengar musik barok dapat meningkatkan kreatif anak dengan imajinasi (Satiadarma, 2004). Musik barok adalah musik yang paling cocok untuk belajar, mengulang, dan saat berkonsentrasi (Setyawan, 2006).

2.1.2.3.Musik Nature Sound

Musik nature sound merupakan bentuk penggabungan dari musik klasik dengan pendengaran suara-suara alam, seperti suara ombak lautan atau gemersik pepohonan. Iringan musik dapat membangkitkan asosiasi stimulasi sebagai sarana memperkuat imajinasi atau khayalan (Satiadarma, 2004).

2.1.2.4.Ayat Suci

(79)

2.1.2.5. Musik Pop

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) musik pop adalah musik dengan irama yang sederhana sehingga mudah dikenal dan disukai oleh orang umum. Shuker (2005) juga mendefinisikan musik pop sebagai musik yang mudah diperoleh, berorientasi pada komersil, menekankan pada chorus atau ulangan lagu yang mengesankan dan lirik yang menyenangkan dengan tema romantis. Estetika musik pop pada dasarnya konservatif. Menurut Frith (dalam Shuker 2005) musik pop berkaitan dengan nada yang popular dan pengekspresian perasaan sehari-hari seperti cinta, kehilangan, dan cemburu.

2.1.3. Manfaat Musik

Musik dapat bermanfaat untuk merangsang dan mengaktifkan fungsi otak secara fisik. Musik adalah pengatur yang baik untuk membentuk tubuh dan pikiran untuk saling bekerjasama. Musik berguna untuk memberi pengulangan yang menguatkan pembelajaran dan memberi ketukan yang berirama yang membantu koordinasi, memberi pola yang membimbing guna mengantisipasi apa yang terjadi, memberi kata-kata yang menyatukan bahasa dan kemampuan membaca, memberi melodi yang menarik hati dan perhatian dengan kegembiraan, musik dapat membuat hati menjadi tenang, dan juga memberikan rangsangan (Sari, 2005).

(80)

matematika, kreativitas personal, keterampilan sosial, kesehatan dan fisik (Sheppard, 2007).

2.1.4. Rangsangan dan Efek Musik Terhadap Fungsi Otak

Musik secara aktif dapat berpengaruh pada perkembangan mental dan fisiologis otak yang membantu pembentukan jalur- jalur syaraf yang berhubungan dalam otak dengancara mendorong terbentuknya hubungan antarsel otak. Contohnya saluran informasi saluran informasi utama diantara kedua belahan otak yang dikenal sebagai corpus callosum, tumbuh lebih besar sebagai hasil dari stimulasi musik. Hal ini menghasilkan hubungan yang lebih efisien di antara kedua bagian otak, kemudian menghasilkan koordinasi yang lebih baik antara belahan kiri dan kanan otak. Dengan demikian terbentuklah proses mental dan fisik yang yang baik termasuk di dalamnya koordinasi tangan dan kemampuan melakukan berbagai macam tugas.

Seorang bayi yang belum dilahirkan mengalami pertumbuhan 100.000 sel saraf dalam otak setiap menitnya dan pada saat otak sudah dewasa didalamnya terdapat lebih dari 100 miliar sel. Sembilan puluh persen sel tidak banyak bekerja, tugasnya adalah melekatkan diri pada neuron yang merupakan sel otak yang melakukan semua pekerjaan. Setiap neuron terdiri dari sebuah saluran pusat yang disebut dengan nukleus. Nukleus adalah kontak pengontrol yang mengirimkan sinyal pada jalur-jalurnya (Sheppard, 2007).

(81)

serta memberi ketenangan dan membantu seseorang untuk melakukan motivasi pada diri sendiri. Merangsang rekognisi (mengenali kembali) juga salah satu cara yang cukup kompleks yang dapat merangsang penginderaan yang akan disampaikan keotak dengan menggunakan sinyal saraf, lalu otak menganalisa sinyal yang dikirim oleh penginderaan (Satiadarma, 2004).

Musik menimbulkan gelombang vibrasi yang menimbulkan stimulasi pada gendang pendengaran. Stimulasi di transmisikan susunan syaraf pusat di sentral otak yang merupakan gudang ingatan, lalu hypothalamus mengatur segala sesuatunya untuk mengaitkan music dengan respon ttertentu (Setyawan, 2006). Jika seseorang yang mendengar irama musik, maka individu akan merespon dengan berbagai macam reaksi misalnya merangsang berfikir ritmis. Oleh karena itu, tidak dapat dipungkiri bahwa musik mengandung irama atau ritmis ketika seseorang mendengar musik. Maka seseorang akan mengawali proses berpikir secara ritmis seperti mengikuti irama musik, bergerak kecil dengan irama musik (Satiadarma, 2004).

2.2. Anak Usia Sekolah

2.2.1.Definisi Anak Usia Sekolah

(82)

berakhir ketika anak mengalami pubertas yang mendapat gigi yang permanen. Disinilah masa pertumbuhan anak yang pesat (Wong, 2009).

Usia sekolah merupakan usia anak dimana anak mulai berkenalan dengan ragam musik di lingkungan sosialnya secara lebih luas. Pada tahap inilah proses perkembangan anak yang ditandai dari percepatan perkembangan motorik, kognitif, dan sosial. Anak yang mengikuti persiapan pada usia prasekolah dalam pendidikan formal cenderung membuat anak berkembang lebih cepat daripada sebelumnya. Usia sekolah merupakan usia yang baik untuk belajar bermain musik. Sesungguhnya musik merupakan bentuk rangsangan yang menyenangkan. Perasaan terpaksa sering timbul akibat beberapa hal, seperti sikap orang tua yang memaksakan belajar memainkan alat musik tertentu, sikap guru musik yang kurang tanggap terhadap proses perkembangan anak, dan kecemasan guru akan kemungkinan gagal memberikan pendidikan musik dengan baik (Satiadarma, 2004).

2.2.2. Tugas Perkembangan Anak Usia Sekolah

(83)

menjadi jelas. Praremaja terjadi karakteristik yang tumpang tindih antara masa kanak-kanak pertengahan dan awal masa remaja (Wong, 2008).

2.2.2.1. Perkembangan Fisik Anak Usia Sekolah

Perkembangan psikososial menurut Freud yaitu dimana anak-anak membina hubungan kerjasama dengan teman seusianya dan mulai tertarik dengan lawan jenis (Kozier, 2011). Menurut Erikson individu berkembang mulai untuk menciptakan, mengembangkan, dan memanipulasi sesuatu. Rasa pencapaian melibatkan kemampuan untuk bekerjasama, bersaing dengan orang lain, dan melakukan koping dengan masyarakat (Wong, 2008).

2.2.2.2. Perkembangan Kognitif Anak Usia Sekolah

Perkembangan kognitif pada anak mengalami kemajuan dari apa yang mereka lihat sampai alasan mengapa penilaian tersebut diberikan. Kemampuan untuk mengingat simbol dan menggunakan simpanan memori mengenai pengalaman masa lalu. Salah satu tugas kognitif yang utama yaitu menguasai konsep konservasi (Wong, 2008).

2.2.2.3. Perkembangan Moral Anak Usia Sekolah

(84)

2.2.2.4. Perkembangan Spiritual Anak Usia Sekolah

Perkembangan spiritual pada anak usia sekolah mempunyai batasan berfikir yang masih konkret, tetapi pelajar yang baik dan memiliki kemauan besar untuk mengenal Tuhan. Mereka tertarik dengan konsep neraka dan surga dan dengan perkembangan kesadaran diri dan perhatian terhadap peraturan. Bila melakukan kesalahan maka diberi hukuman (Wong, 2008).

2.3.Kecemasan

2.3.1. Definisi Kecemasan

Kecemasan adalah keadaan tegang yang memuncak dimana dapat menimbulkan gelisah dan kehilangan kendali akibat adanya penilaian yang subjektif dari proses komunikasi interpersonal (Nasir, 2011). Kecemasan dialami oleh semua orang dalam menjalani kehidupannya dan ini merupakan suatu yang wajar karena setiap orang memiliki keinginan yang dapat berjalan dengan lancar (Purba, 2012).

(85)

ketika memasuki lingkungan baru, ketika disuruh tampil ke depan kelas, ketika disuruh sebagai petugas upacara dan lain sebagainya (Sheppard, 2007).

2.3.2. Penyebab Kecemasan

Penyebab kecemasan pada individu berdasarkan teori yaitu teori psikoanalitik, interpersonal, perilaku, biologi, kajian keluarga. Menurut Freud dari teori psikoanalitik ini konflik yang terjadi antara dua eleman pribadi Id dan Super ego dimana Id mewakili insting sedangkan super ego menggambarkan hati nurani seseorang dan dikembangkan oleh norma budaya seseorang. Teori interpersonal timbul karena adanya penerimaan dan penolakan yang berhubungan dengan trauma masa pertumbuhan seperti kehilangan, perpisahan yang mengakibatkan seseorang tidak berdaya. Teori perilaku dimana frustasi yang dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Teori biologi mengatakan bahwa otak mengandung reseptor khusus yang mungkin mengatur kecemasan. Keluarga juga mempengaruhi kecemasan dari seseorang, misalnya keluarga yang bersifat otoriter (Purba, 2012).

2.3.3.Tingkatan Cemas

Peplau membagi tingkat kecemasan menjadi empat tingkatan mulai dari ringan, sedang, berat dan juga panik. Disetiap tingkatan memiliki karakteristik yang berbeda-beda tergantung dengan bagaimana dia dapat menerima kondisi tersebut yang ada (Purba, 2012).

(86)

sedang maka meningkatkan stasus gairah kesatu titik ketika mengekspresikan tegang, cemas, khawatir (Kozier, 2011).

Kecemasan berat cenderung memusatkan pada suatu terinci dan spesifik dan tidak dapat dipikirkan oleh hal lain, perilakunya ditujukan untuk mengurangi ketegangan dan memiliki banyak pemusatan pemikiran. Sedangkan panik berhubungan dengan ketakutan, teror. Orang yang panik tidak dapat melakukan sesuatu walaupun ada pengarahan. Bila panik maka terjadi peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang, dan kehilangan pemikiran yang rasional (Purba, 2012)

2.4.Kecemasan Belajar Matematika 2.4.1.Definisi

Kecemasan adalah respon yang tidak menyenangkan, dimana gelisah dan akan dialami oleh semua orang dan tidak diinginkan (Purba, 2012). Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkahlaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003).

(87)

bertambah dan semakin bercampur satu sama lainnya. Matematika dapat juga didefenisikan sebagai cabang ilmu pengetahuan eksakta dan terorganisir secara sistematik,pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi (Soedjadi, 2000).

Dari Pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kecemasan siswa pada matematika merupakan keadaan emosi siswa yang dicirikan dengan kegelisahan, kekhawatiran, dan ketakutan ketika siswa menghadapi pelajaran matematika.

2.4.2. Gejala Kecemasan Matematika

(88)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum menikah. Ini ditetapkan berdasarkan pertimbangan usaha kesejahteraan sosial, kematangan pribadi, dan kematangan mental seorang anak dicapai pada usia 21 tahun (Suryanah, 1996). Menurut Havighurst salah satu tugas dan perkembangan anak yaitu mengembangkan keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung (Kozier, 2010). Salah satu cara untuk mengembangkan keterampilan tersebut adalah melalui pendidikan formal di sekolah.

Program pendidikan di Indonesia mengharuskan anak-anak belajar sembilan tahun. Mulai dari Sekolah Dasar selama 6 tahun, lalu Sekolah Menengah Pertama yang lama pendidikannya 3 tahun, dan Sekolah Menengah Atas yang lama pendidikannya juga 3 tahun (Soedjadi, 2000). Usia sekolah biasanya berumur 6-12 tahun dengan pendidikan dasar (Wong, 2008).

(89)

Faktor yang berpengaruh buruk terhadap prestasi akademik siswa adalah cemas. Contohnya siswa pulang tanpa izin karena bosan belajar, tidak membuat pekerjaan rumah, takut dengan pelajaran sehingga ia cemas di kelas (Zainab, 2010). Kecemasan dapat mempengaruhi tingkah laku siswa. Siswa dengan tingkat kecemasannya yang tinggi, tidak sebaik siswa dengan tingkat kecemasan yang rendah. Ditandai dengan tantangan, kesulitan, penilaian prestasi, dan batasan waktu. Siswa dengan tingkat kecemasan yang tinggi mempunyai banyak kesalahan dibanding dengan siswa dengan kecemasan yang rendah (Slameto, 2003).

Cara untuk mengurangi kecemasan dapat dilakukan dengan mendengar musik. Musik merupakan salah satu cara untuk menciptakan suasana yang nyaman pada anak. Pengaruh musik terhadap pertumbuhan anak tidak hanya dimulai sejak anak lahir tetapi bahkan sejak masih berada dalam kandungan ibu, karena bayi yang masih berumur 18 minggu dalam kandungan sudah mulai mengenali suara yang berbicara kepadanya (Sari, 2004). Sebelum bayi lahir ia mempunyai serangkaian informasi tentang musik yang meliputi nada, ritme, dan juga warna suara (Sheppard, 2007).

(90)

belajar pecahan dengan menggunakan musik memberikan nilai 100% lebih tinggi daripada siswa yang belajar secara biasa saja (Sheppard, 2007).

Tercapai tidaknya tujuan pengajaran salah satunya adalah terlihat dari prestasi belajar yang diraih siswa. Dengan prestasi yang tinggi, para siswa mempunyai indikasi berpengetahuan yang baik (Dimyati, 2006).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Susanti & Rohmah (2011) yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas musik klasik dalam menurunkan kecemasan belajar matematika yang berjumlah 14 orang. Hasil analisis data menunjukkan ada penurunan skor yang signifikan antara pre test (sebelum mendapatkan perlakuan) dan post test (sesudah mendapatkan perlakuan) pada kelompok eksperimen (KE) yang mengindikasikan musik klasik efektif dalam menurunkan kecemasan belajar matematika pada siswa. Kecemasan belajar matematika dapat menurun seiring siswa mendengarkan musik klasik sambil belajar matematika.

(91)

hiperaktif Indonesia. Pengumpulan data dilakukan dengan mempergunakan observasi langsung, video kamera dan behavioral check list.

Cara untuk meningkatkan perkembangan otak, dapat dilakukan dengan berbagai metode yang bijaksana antara lain dengan memberi rangsangan suara, yang termasuk didalamnya musik. Proses awal anak belajar musik telah berlangsung sejak periode kehidupan sehingga musik merupakan sarana belajar. Selain itu, musik juga mempengaruhi perkembangan dan aktivitas kerja otak, merangsang pertumbuhan kemampuan nalar anak, serta mempengaruhi proses encoding dalam fungsi nalar (kognitif). Musik merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan untuk merangsang pertumbuhan fungsi otak anak agar menjadi lebih baik (Satiadarma, 2004).

Terapi musik ini sudah pernah diteliti pada siswa kelas XI, tetapi pada anak SD belum dilakukan penelitian efektivitas terapi musik bagi siswa SD terhadap kecemasan belajar matematika. Terapi musik juga pernah diberikan pada anak sekolah dasar tetapi pada anak yang dengan gangguan ADHD (attention deficit/hyperactivity disorder).

(92)

1.2. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang di atas, maka masalah dalam penelitian ini adalah apakah terapi musik efektif bagi siswa SD terhadap kecemasan belajar matematika kelas V SD Negeri No.060886 Medan.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi efektivitas terapi musik bagi siswa SD terhadap kecemasan belajar matematika kelas V SD Negeri No.060886 dan kelas V SD Negeri No. 060889 Medan.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi karakteristik responden siswa kelas V SD Negeri No. 060886 Medan dan kelas V SD Negeri No. 060889 Medan.

2. Mengidentifikasi tingkat kecemasan belajar matematika siswa kelas V SD Negeri No. 060886 Medan sebelum dan sesudah dilakukan terapi musik.

3. Mengidentifikasi tingkat kecemasan belajar matematika siswa kelas V SD Negeri No. 060889 Medan sebelum dan sesudah dilakukan terapi musik.

4. Mengidentifikasi kecemasan belajar matematika siswa kelas V SD Negeri No.060886 Medan sebelum dan sesudah diberikan terapi musik berdasarkan nilai matematika.

(93)

6. Mengidentifikasi efektivitas terapi musik terhadap kecemasan belajar matematika siswa kelas V SD Negeri No.060886 Medan.

7. Mengidentifikasi efektivitas terapi musik terhadap kecemasan belajar matematika siswa kelas V SD Negeri No.060889 Medan.

8.Mengidentifikasi efektivitas terapi musik terhadap kecemasan belajar matematika siswa kelas V SD Negeri No.060886 Medan berdasarkan hasil matematika.

9.Mengidentifikasi efektivitas terapi musik terhadap kecemasan belajar matematika siswa kelas V SD Negeri No.060889 Medan berdasarkan hasil matematika.

10. Mengidentifikasi perbedaan kecemasan belajar matematika setelah dilakukan terapi musik berdasarkan nilai matematika siswa kelas V SD Negeri No.060886 Medan dan kelas V SD Negeri No. 060889 Medan sesudah diberikan terapi musik.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1.4.1. Bagi siswa

(94)

1.4.2. Bagi guru

Penelitian ini dapat memperbaiki kecemasan siswa belajar matematika di kelas, sehingga dapat menurunkan permasalahan yang di hadapi oleh guru dengan pemberian terapi musik.

1.4.3. Bagi pelayanan keperawatan

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tambahan dalam pembuatan

intervensi bagi pelayanan keperawatan anak khususnya kecemasan belajar pada anak.

1.4.4. Bagi penelitian selanjutnya

(95)

Judul : Efektivitas Terapi Musik Bagi Siswa SD Terhadap Kecemasan Belajar Matematika Kelas V SD Negeri No. 060886 dan 060889 Medan

Nama mahasiswa : Siska Riantiarni Trg NIM : 091101064

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep) Tahun : 2013

Abstrak

(96)

EFEKTIVITAS TERAPI MUSIK BAGI SISWA SD

TERHADAP KECEMASAN BELAJAR MATEMATIKA

KELAS V SD NEGERI NO. 060886 DAN 060889

MEDAN

SKRIPSI

OLEH

SISKA RIANTIARNI TRG

091101064

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(97)
(98)

Judul : Efektivitas Terapi Musik Bagi Siswa SD Terhadap Kecemasan Belajar Matematika Kelas V SD Negeri No. 060886 dan 060889 Medan

Nama mahasiswa : Siska Riantiarni Trg NIM : 091101064

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep) Tahun : 2013

Abstrak

Terapi musik adalah alat terapi untuk memperbaiki, memelihara, dan meningkatkan keadaan mental, fisik dan emosi. Kecemasan siswa pada matematika merupakan yang dicirikan dengan kegelisahan, kekhawatiran, dan ketakutan ketika siswa menghadapi pelajaran matematika. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi efektivitas terapi musik bagi siswa SD Negeri No. 060886 Medan dan SD Negeri No. 060889 Medan. Peneliti ini dilakukan pada bulan Maret sampai April 2013 dengan desain penelitian adalah Quasi Eksperimen menggunakan pre post test design. Jumlah responden adalah 40 orang dengan jumlah masing-masing 20 di setiap sekolah dengan teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Jenis musik yang digunakan pada SD Negeri N0 060886 adalah musik barok. Sedangkan pada SD Negeri No. 060889 adalah musik pop yaitu coboy junior. Hasil penelitian di SD Negeri No. 060886 tentang data demografi diperoleh mayoritas laki- laki 11 orang, urutan anak pertama adalah 7 orang, pekerjaan orangtua wiraswasta adalah 14 orang, jumlah saudara tiga adalah 8 orang, suku Jawa adalah 13 orang dan hasil penelitian tentang kuesioner kecemasan belajar matematika mayoritas cemas berat adalah 14 orang sebelum diberikan terapi musik. Analisa data dilakukan dengan pairet t-test dan independent t-test. Berdasarkan uji paired t-test terdapat kecemasan belajar matematika di SD Negeri No. 060886 Medan. Diperoleh nilai P= 0,000 (p< 0,05) yang berarti bahwa ada pengaruh terapi musik terhadap kecemasan belajar matematika. Hasil penelitian di SD Negeri No. 060889 tentang data demografi diperoleh mayoritas perempuan 11 orang, urutan anak pertama adalah 10 orang, pekerjaan orangtua wiraswasta adalah 12 orang, jumlah saudara tiga adalah 11 orang, suku Jawa adalah 11 orang dan hasil penelitian tentang kuesioner kecemasan belajar matematika mayoritas cemas berat adalah 13 orang sebelum diberikan terapi musik. Berdasarkan uji paired t-test terdapat kecemasan belajar matematika di SD Negeri No. 060889 Medan. Diperoleh nilai P= 0,000 (p< 0,05) yang berarti bahwa ada pengaruh terapi musik terhadap kecemasan belajar matematika. Hasil uji independent t-test digunakan untuk membandingkan perbedaan kecemasan belajar matematika di SD Negeri No. 060886 dan SD Negeri No. 060889 Medan menunjukkan nilai P=0,347 (P > 0,05) yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara SD Negeri No. 060886 dan SD Negeri No. 060889 Medan. Dari hasil penelitian disarankan kepada institusi pendidikan agar menggunakan terapi musik sebagai salah satu intervensi yang efektif untuk menurunkan kecemasan belajar matematika.

Gambar

Tabel 1. Defenisi operasional variabel penelitian
Tabel 5.1.
Tabel 5.2.
Tabel 5.4. Distribusi Responden Berdasarkan  Tingkat Kecemasan Belajar Matematika Sebelum  dan Setelah Dilakukan Terapi SD Negeri No
+5

Referensi

Dokumen terkait

Virtual private network (VPN) atau saluran komunikasi khusus yang efisien menggunakan jaringan internet.VPN digunakan bagi yang membutuhkan ruang sendiri di internet

Kerangka itu menyebut tiga hal yang pada tahap pertama merupakan isi kepriba- dian yang pokok, yaitu: (1) aneka wama kebutuhan organik diri sendiri, aneka-warna kebutuhan

Hadir Direktur atau yang dikuasakan dengan membawa surat kuasa (yang tercantum dalam akta perusahaan) dan membawa stempel perusahaan. Demikian atas perhatian dan kehadiran

Manusia memelihara hewan untuk berbagai macam kepentingan, mulai dari hobi atau kesenangan, mencari keuntungan (sebagai salah bentuk kegiatan ekonomi), dan melindungi agar

Berdasarkan Pembukaan Dokumen Penawaran dan Evaluasi Penawaran Rehabilitasi Ruang Kelas (Rusak Ringan) MTsN Lawang Kabupaten Malang, dengan ini kami undang Saudara

Demikian Pengumuman ini kami sampaikan, apabila ada peserta yang berkeberatan atas pengumuman ini dapat menyampaikan sanggahan atas penetapan pemenang kepada

[r]

a) Peraturan Bank Indonesia No. 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 perihal &#34;Perubahan Ketiga atas Surat Edaran Bank Indonesia No. 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 perihal