• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kualitas Data Terhadap Implementasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak Dengan Pendekatan Business Intelligence System Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Di Wilayah Kota Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kualitas Data Terhadap Implementasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak Dengan Pendekatan Business Intelligence System Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Di Wilayah Kota Bandung"

Copied!
147
0
0

Teks penuh

(1)

The Influence Of Data Quality On The Implementation

Directorate General Taxation Information System

With Business Intelligence System Approach

At Bandung Small Taxpayers Office

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

NAMA : I KOMANG DENIE UDISUMERTHA NIM : 21107024

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)

vi

Data yang berkualitas merupakan data yang dapat dipakai oleh penggunanya atau dapat dikatakan pula bahwa data tersebut akurat,relevan, lengkap, terpercaya dan tepat waktu. SIDJP merupakan sistem informasi dalam administrasi perpajakan di lingkungan kantor modern DJP dengan menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak yang dihubungkan dengan suatu jaringan kerja di kantor pusat. Sedangkan Business Intelligence System merupakan sistem berbasis kecerdasan yang berfungsi mengubah data dalam suatu organisasi ke dalam bentuk pengetahuan dan kemudian menggunakan pengetahuan tersebut untuk mendukung pengambilan keputusan organisasi.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Kualitas Data terhadap Implementasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak dengan pendekatan Business Intelligence System pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Kota Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Untuk mengetahui pengaruh Kualitas Data terhadap Implementasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak dengan pendekatan Business Intelligence System digunakan pengujian statistik. Pengujian statistik yang digunakan adalah perhitungan korelasi Person Product Moment, koefisien determinasi, uji hipotesis dan juga bantuan aplikasi SPSS 14.0 for windows.

Dari analisis data diperoleh hasil koefisien korelasi sebesar 0,696. Hal ini menunjukkan adanya hubungan korelasi positif yang cukup kuat antara kualitas data dengan Implementasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak dengan pendekatan Business Intelligence System pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di wilayah kota Bandung. Penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa kualitas data berpengaruh signifikan terhadap Implementasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak dengan pendekatan Business Intelligence System pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di wilayah kota Bandung.

(3)

v ABSTRACT

Data quality is that can be used by users or can be said also the data is accurate, relevant, complete, trust and timelines. Directorate General Taxation Information Systeman information system in the administration of taxation in modern Directorate General Taxation office by using hardware and software that is connected to network at headquarters. While Business Intelligence System is a system based on intelligence that serves to change the data within an organization into form knowledge and then use knowledge to support decision-making organization.

The purpose of this study to determine the influence Data Quality on the Implementation Directorate General Taxation Information System with Business Intelligence System Approach. The method used in this research is descriptive and verification method. To determine the influence of Data Quality on Implementation Directorate General Taxation Information System with Business Intelligence System Approach used statistical tests. The test statistic used is the calculation of Person Product Moment correlation, coefficient of determination, hypothesis testing and also help of SPSS 14.0 for windows applications.

From at study it is found that the correlation coefficient is 0,696. It shows that there is positive strong enough correlation between data quality and Implementation Directorate General Taxation Information System with Business Intelligence System Approach at Bandung Small Tax Payers Office. The study shows empirical proof that data quality gives significant influence to Implementation Directorate General Taxation Information System with Business Intelligence System Approach at Bandung Small Tax Payers Office.

(4)

vii

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, serta senantiasa memberikan kesehatan, kemampuan, dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.

Skripsi ini di maksudkan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam menempuh program studi Strata 1 pada program studi Akuntansi Fakultas Ekonomi di Universitas Komputer Indonesia Bandung (UNIKOM). Dimana judul yang diambil yaitu: “PENGARUH KUALITAS DATA TERHADAP IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DENGAN PENDEKATAN BUSINESS INTELLIGENCE SYSTEM PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA DI WILAYAH KOTA BANDUNG”.

Penulis tidak bisa memungkiri bahwa dalam menyusun Skripsi ini, penulis menemukan hambatan dan kesulitan, namun berkat bimbingan Ibu Siti Kurnia Rahayu, SE., M.Ak., Ak. Selaku Dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu guna membimbing, mengarahkan, dan memberikan petunjuk yang sangat berharga demi selesainya penyusunan skripsi ini, akhirnya dengan doa, semangat penulis mampu melewatinya.

Dalam kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu:

(5)

viii

4. Ely Suhayati, SE., M.Si. selaku Dosen Wali Kelas Akuntansi-1, sekaligus penguji sidang.

5. Kedua orang tuaku yang selalu memberikan doa dengan penuh kasih sayang, keikhlasan dan kesabaran serta pengorbanan yang tiada henti mendorong dan selalu memberi semangat penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh Staff Dosen Pengajar UNIKOM yang telah membekali penulis dengan pengetahuan.

7. Lukman Effendi selaku Kepala Kantor Bagian Umum Wilayah DJP Jawa Barat I yang telah memberikan ijin penelitian di KPP Wilayah Kota Bandung. 8. Andri S. sebagai petugas seksi PDI di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas yang telah memberikan data dan informasi dalam penyusunan skripsi.

9. Seluruh kepala Sub Bagian Umum di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Wilayah Kota Bandung.

10. Seluruh Staff Kantor Pelayanan Pajak Pratama Wilayah Kota Bandung yang telah bersedia menyediakan waktu dan tempat kepada penulis untuk melakukan pengumpulan data guna penyusunan skripsi.

(6)

ix

13. Semua teman-teman kelas AK-1 (2007) yang tidak penulis sebutkan.

14. Seluruh pihak-pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan kemampuan penulis, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dalam penulisan ke depannya. Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Bandung, Agustus 2011 Penulis

(7)

1

Pada era globalisasi seperti sekarang ini, teknologi informasi sudah menjadi pilihan utama untuk menciptakan sistem informasi dalam suatu organisasi yang tangguh dan mampu melahirkan keunggulan kompetitif di tengah persaingan yang semakin ketat. Peranan teknologi informasi dalam berbagai aspek kegiatan bisnis dapat dipahami karena sebagai sebuah teknologi yang menitikberatkan pada pengaturan sistem informasi dengan penggunaan komputer. Sistem informasi dapat memenuhi kebutuhan informasi dunia bisnis dengan cepat, tepat, relavan dan akurat. Penyelesaian suatu pekerjaan akan lebih cepat dan menghasilkan output yang relevan dan akurat terutama dalam hal pemrosesan dan pengolahan data yang berhubungan dengan kegiatan organisasi (Wilkinson dan Cerullo, 1997).

(8)

Business Intelligence System (BIS) merupakan sistem dan aplikasi yang

berfungsi untuk mengubah data-data dalam suatu perusahaan atau organisasi (data operasional, data transaksional, atau data lainnya) ke dalam bentuk pengetahuan. Aplikasi ini melakukan analisis data-data di masa lampau, menganalisisnya dan kemudian menggunakan pengetahuan tersebut untuk mendukung keputusan dan perencanaan organisasi. Lingkungan BIS meliputi semua perkembangan, pengolahan informasi, dan dukungan kegiatan yang dibutuhkan untuk memberikan informasi bisnis yang handal dan sangat relevan dan kemampuan analitis bisnis untuk bisnis. Menurut DJ Power (2002) Business Intelligence merupakan konsep dan metode bagaimana untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan bisnis berdasarkan sistem yang berbasiskan data. BI seringkali dipersamakan sebagaimana briefing books, report and query tools, dan sistem informasi eksekutif. BI merupakan sistem

pendukung pengambilan keputusan yang berbasiskan data-data. Business intelligence system merupakan suatu sistem penerapan sistem teknologi informasi. Business

intelligence system merupakan sistem kecerdesan yang mampu memanajerial

kumpulan data yang nantinya akan menghasilkan output informasi. Dalam Direktorat Jenderal Pajak, sistem business intelligence merupakan bentuk dari Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP). SIDJP mempunyai konsep sistem informasi modern dengan mengedepankan kemudahan akses secara terbuka, menyediakan informasi dan sebagai proses pengambilan keputusan dari suatu aktifitas.

(9)

Dibuatnya SIDJP adalah sebagai penunjang modernisasi di bidang business process yang mencakup penyempurnaan sistem dan prosedur perpajakan, sistem pengawasan, sistem pelayanan, serta sistem penyuluhan, Ditjen Pajak juga telah menyempurnakan program modernisasi melalui bidang teknologi informasi dengan SIDJP. Hal tersebut mencakup peluncuran produk-produk e-system, yaitu e-registration (pendaftaran NPWP secara online), MP3 (Monitoring Pelaporan Pembayaran Pajak), MPN (Modul Penerimaan Negara), e-filing (pelaporan SPT secara online), dan pengembangan Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) lainnya. Selain itu juga tersedia sistem informasi terpadu atau Integrated Information System yang dapat diakses melalui situs www.pajak.go.id.

Masalah yang muncul pada saat SIDJP diimplementasikan, salah satunya adalah diterapkan e-registration yang dibuat untuk memudahkan wajib pajak dalam mendaftarkan dirinya. Melalui sistem ini, wajib pajak dapat mendaftar dan mengakses data perpajakannya tanpa batas waktu dan tempat. Sistem e-registration hanya sistem pendaftaran dan perubahan data wajib pajak melalui internet yang terhubung langsung secara online dengan Ditjen Pajak. Wajib pajak hanya perlu membuka situs Ditjen Pajak dan mengisi kolom isian yang sudah disediakan. Setelah semua isian terlengkapi, Ditjen Pajak akan melakukan validasi data. Fasilitas e-registration ini juga didukung fasilitas e-SPT. Melalui e-SPT ini, wajib pajak akan

(10)

Masalah yang ada dalam penerapan sistem online adalah koneksi data. sebagai contoh pada Kantor Pajak Pratama di wilayah Tangerang Selatan, Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang yaitu masalah terputusnya jaringan koneksi data ke kantor pusat DJP untuk pembuatan NPWP online yang dipicu transisi jaringan dari provider. Untuk sementara KPP hanya bisa melakukan perekaman secara offline akibatnya data NPWP baru tidak akan tersimpan di database kantor pusat, KPP harus menunggu sampai jaringan kembali normal. Jika koneksi data dalam keadaan normal bisa menyelesaikan 500 pembuatan kartu NPWP setiap harinya. Namun karena kejadian ini kerugiannya untuk kantor pajak hanya beban draft pendaftaran NPWP yang menumpuk karena data wajib pajak tidak bisa terekam di database kantor Pusat DJP. (http://www.iserpong.com; 2010).

Selain itu sistem online juga diterapkan pada MPN, MPN merupakan sistem online antara DJP, Bank dan Depkeu yang saling terintegrasi. MPN merupakan analisis online antar pihak terkait dalam hal ini Ditjen Perbendaharaan, Ditjen Pajak dan Bank Persepsi. Kelemahan sistem ini yaitu belum mampu mengatasi jam sibuk (rush hour) seperti pada batas akhir pembayaran pajak. (Chandra Budi, 2011, Revitalisasi Sistem Pembayaran Pajak. http://www.pajak.go.id)

(11)

pembayaran pajak-belum memenuhi syarat minimal yang ditentukan dalam kerja sama antara Depkeu dan bank. "Ada yang mengklaim semua kantor cabang sudah online, tapi nyatanya tidak. Tapi yang paling parah, kemampuan TI mereka tidak seandal yang kita bayangkan semula," katanya. Problem-problem semacam itulah yang membuat sistem MPN bermasalah, akibatnya nanti kualitas dari ouput MPN bisa saja tidak akurat. (Sigit Pramudito: 2008 Shortfall pajak 2007 Rp14 triliun; Tambal sulam perbaikan sistem MPN)

Selain itu masalah pada pengimplementasi sistem informasi tersebut secara internal antara lain adalah Sistem informasi belum terintegrasi. Pengembangan Sistem Informasi oleh vendor Jatis hanya fokus untuk menggantikan SIP, terdapat masalah pada migrasi data dari SIP/SIPMod ke SIDJP, Inefisiensi pemrosesan data dan data redundancy, transfer of knowledge dan source code SIDJP tidak dilakukan dengan baik oleh Jatis. (Dimas. B Putra, 2009, Perkembangan SI DJP, http://dimasbesmaputra.blogspot.com)

(12)

melakukan data mining pada database sistem lama. Kesimpulan tentative, terdapat kegagalan migrasi data. (Dimas. B Putra, 2009, Perkembangan SI DJP, http://dimasbesmaputra.blogspot.com)

Dalam SIDJP terdapat dua penekanan, yaitu pembentukan profil wajib pajak dan manajemen kasus. Profiling wajib pajak adalah kegiatan memuktakhirkan data wajib pajak guna memudahkan proses pengawasan kewajiban perpajakan wajib pajak. Sedangkan manajemen kasus merupakan cara penanganan, mengorganisasikan, mengkoordinasikan kasus perpajakan yang terjadi. Dengan adanya penekanan manajemen kasus dalam SIDJP maka akan mempermudahkan tugas para aparat pajak karena dalam SIDJP telah terdapat acuan / standar yang digunakan dalam menangani sebuah kasus perpajakan.

(13)

Adanya kasus dapat dipicu oleh sistem atau dengan adanya permohonan dari wajib pajak seperti e-reg, e-spt, atau dari adanya alat keterangan. Pemacu dari sistem berupa surat paksa, surat teguran, surat sita, surat tagihan pajak, spmkp, spmib, pelaksanaan putusan banding, dan lain-lain. Dengan adanya manajemen kasus akan semakin meningkatkan kinerja operasional dari para pengguna sistem informasi untuk dapat melaksanakan tugas-tugasnya. Apabila terjadi input dalam sistem yang memicu adanya kasus tertentu maka sistem akan memberikan notifikasi pada pegawai maupun atasan yang berkepentingan untuk melakukan tugas-tugas yang bersangkutan. Dengan sistem yang terkomputerisasi maka pengerjaannya pun menjadi terstandarisasi, lebih mudah diawasi, dan akuntabilitasnya dapat terjaga. Tidak hanya digunakan sebagai sistem informasi dalam pelayanan perpajakan, SIDJP sebagai suatu sistem informasi ditujukan untuk dapat melayani seluruh kegiatan organisasi. Direktorat Jenderal Pajak sebagai suatu bagian pemerintahan memiliki fungsi-fungsi operasional, di bidang perpajakan, juga berkaitan dengan jalannya organisasi itu sendiri yakni kepegawaian, keuangan, perlengkapan, dan sekretariat. SIDJP diarahkan untuk dapat menunjang seluruh kegiatan tersebut, walaupun pada kenyataannya belum dapat sepenuhnya operasional dengan kendala kendala yang ada. (Dimas. B Putra, 2009, Perkembangan SI DJP, http://dimasbesmaputra.blogspot.com)

(14)

Karena SIDJP mengandalkan jaringan, maka server itu sangat penting bagi SIDJP yang merupakan sistem yang terintegrasi ke seluruh Indonesia. Akibatnya KPP bisa terganggu masalah akses informasi dan kesulitan mendapat data yang sifatnya penting dan mendesak. (Andri,17 Maret 2011)

Implementasi Sistem Informasi DJP dalam era modernisasi perpajakan membutuhkan input data yang berkualitas agar hasil yang diperoleh dapat mengakomodir kepentingan pengambil keputusan dan sesuai dengan harapan dibangunnya sistem informasi tersebut. Business Intelligence System harus memperhatikan pada kualitas data dari sistem dengan penyajian data dengan cara tertentu. Jika data masukan tidak memenuhi tingkat kualitas tertentu itu tidak realistis untuk mengharapkan bahwa kegunaan dari proyek dan aplikasi dapat dilakukan secara teknis dengan sempurna menghasilkan informasi yang berkualitas. Dengan data berkualitas rendah, aplikasi yang digunakan akan sering ditinggalkan pengguna, karena user tidak berupaya meningkatkan kualitas padahal masalah kunci keberhasilan sistem ada dalam fungsi dan keberhasilan Business Intelligence System. Konsekuensi yang biasanya terwujud dari produktivitas sistem dengan input poor data akan menghasilkan informasi yang lebih banyak kesalahan ketika tugas-tugas rutin yang menggunakan data dari sistem operasi. (Bozidar Kralj: 2008).

Ketiadaan kualitas data akan menghambat kemampuan organisasi untuk mengakumulasi dan mengelola pengetahuan dengan efektif. Kualitas data bagi mailing list manager, data disebut berkualitas apabila e-mail memiliki alamat

(15)

manager, data disebut berkualitas apabila akurat mengumpulkan aktivitas pelanggan.

Bagi industri medis, data disebut berkualitas apabila sanggup mencatat setiap riwayat kesehatan. Secara umum dapat disimpulkan bahwa data yang berkualitas adalah data yang memenuhi kebutuhan pengguna. (Eduardus Primus Rosari, 2010, Mengukur Kualitas Data, http://www.sharingvision.biz)

Direktorat Jenderal Pajak berkaitan dengan upaya pengimplementasi SIDJP yang baik adalah menjaga data, tujuan dilakukannya kegiatan ini adalah agar data Master File Wajib Pajak/PKP terjaga validitas dan kualitasnya, selain dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada Wajib Pajak, khususnya penyampaian informasi dan bimbingan perpajakan melalui layanan interaktif (call center) secara berkesinambungan sebagai pelaksanaan hak dan kewajiban perpajakan juga untuk tertib administrasi dan kemudahan pengawasan terhadap Wajib Pajak.

(16)

Pasal 34 Undang-undang KUP, bahkan bagi petugas pajak yang melanggarnya dikenakan sanksi pidana (Pasal 41 UU KUP). (Oki Hendrias Fajar, 2011 http://www.pajakonline.com/)

Kantor pelayanan pajak memiliki fungsi menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan para wajib pajak. (http://.staff.ui.ac.id/internal2011).. Data merupakan alat ukur untuk menunjang suatu aktifitas, Kantor Pelayanan Pajak dalam hal ini berusaha mendapatkan data wajib pajak yang berkualitas, tapi dalam prakteknya tidak semudah itu. Data SPT contohnya, selama ini pengisian SPT secara manual seringkali menimbulkan masalah dan memakan waktu antara satu hingga tiga bulan. Sering pula terjadi kesalahan dari wajib pajak sehingga membuat data SPT tidak valid.(Robert Pakpahan, 2010; http://www.metrotvnews.com/)

(17)

sangat sedikit, alhasil perekaman SPT sangat membutuhkan waktu yang lama. (Andri, 2 Mei 2011).

Direktur Transformasi Proses Bisnis Direktorat Jenderal Pajak Robert Pakpahan mengatakan bahwa DJP membuat sistem yang nantinya juga dapat terintegrasi dengan lembaga lain dalam menciptakan keterbukaan administrasi perpajakan di Indonesia. DJP menginginkan adanya perbaikan sistem informasi, peningkatan kualitas data, maupun pembenahan sistem administrasi pajak. Tujuannya ialah muncul peningkatan mutu pelayanan dan memunculkan data reliable yang dapat memberikan rasa aman dan keadilan (Robert Pakpahan, 2010, http://bataviase.co.id/). Hal ini selaras dengan fungsi Kantor Pelayanan Pajak yang merupakan unit kerja yang memberikan pelayanan publik dan bertugas mengumpulan dan mengolah data, penyajian informasi perpajakan, penggalian potensi pajak, serta ekstensifikasi Wajib Pajak.

Walaupun ada peningkatan jumlah wajib pajak yang terdaftar, DJP juga menemui kendala lain yaitu hingga saat ini, belum adanya data wajib pajak akurat yang dimiliki DJP. DJP masih harus mengcross-check data dengan pihak ketiga seperti Badan Pusat Statistik atau pun pihak lainnya. (Robert Pakpahan, 2010, http://www.tempointeraktif.com)

(18)

kurang, tidak menyertakan copy SSP apabila kurang bayar, sampai ada pula yang lupa menandatangani SPTnya sendiri saat di laporkan. Problem ini tentunya menjadi kendala pegawai pajak. Karena apabila SPT itu tidak benar atau tidak lengkap maka harus dipisahkan lebih dulu dan diteliti kembali apabila SPT sudah benar-benar lengkap. Akibatnya pegawai pajak bekerja dua kali untuk meneliti satu SPT, hal ini tentunya menjadi pemborosan waktu kerja karena kerja pegawai pajak menjadi tidak efektif dan efisien. (Andri,17 Maret 2011)

Andri juga menambahkan data yang masuk ke KPP tidak hanya dari wajib pajak bisa pula dari pihak ketiga seperti keterangan, data dari PPAT, hasil pemeriksaan dan sebagainya. Data yang diterima haruslah data valid, apabila ada sebuah data yang tidak valid atau kualitasnya jelek maka akan berpengaruh ke informasi yang dihasilkan. (Andri,17 Maret 2011)

(19)

I.2 Identifikasi Masalah

1. Data yang diterima oleh KPP masih ada yang tidak valid, tidak lengkap. 2. DJP masih belum punya data yang akurat.

3. Perekaman data SPT memerlukan waktu yang lama.

4. Di dalam SIDJP terdapat kendala yang ada dalam implementasinya yaitu seperti sistem informasi belum terintegrasi, migrasi data dari SIPMod ke SIDJP.

5. Pegawai Pajak (user) menemui kendala masalah proses data menggunakan SIDJP yang dirasa masih lambat..

6. Apabila beban kerja SIDJP tinggi maka cenderung menjadi lamban.

7. Sistem informasi penerimaan negara menemui masalah mengenai koneksi secara online dengan pihak ketiga (bank).

8. Kualitas laporan penerimaan (MPN) kurang akurat I.3 Rumusan Masalah

Adapun beberapa rumusan masalah dari penelitian penulis yang dilaksanakan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Kota Bandung adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Kualitas Data pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Kota Bandung.

(20)

3. Bagaimana Pengaruh Kualitas Data terhadap Implementasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak dengan Pendekatan Business Intelligece System pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Kota Bandung.

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.4.1 Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data mengenai kualitas data dan Implementasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak dengan Pendekatan Business Intelligece System.

1.4.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari rumusan permasalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui Kualitas Data pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Kota Bandung.

2. Untuk mengetahui Implementasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak sebagai bentuk Business Intelligence System pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Kota Bandung.

3. Untuk mengetahui bagaimana Pengaruh Kualitas Data terhadap Implementasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak dengan Pendekatan Business Intelligece System pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Kota

(21)

I.5 Kegunaan Penelitian

Dengan adanya penelitian ini penulis mengharapkan hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak antara lain:

1.5.1 Kegunaan Akademis 1. Bagi peneliti

Peneliti mengharapkan hasil penelitian dapat bermanfaat dan selain itu untuk menambah pengetahuan, juga memperoleh gambaran langsung bagaimana Pengaruh Kualitas Data Terhadap Implementasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak dengan Pendekatan Business Intelligence System Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Wilayah Kota Bandung.

2. Bagi KPP Pratama di Wilayah Kota Bandung

Dengan penelitian ini dapat memberikan pandangan bagi instansi tentang Pengaruh Kualitas Data Terhadap Implementasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak dengan Pendekatan Business Intelligence System Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Wilayah Kota Bandung.

3. Bagi pihak lain

(22)

1.5.2 Kegunaan Praktis

Sebagai tambahan informasi mengenai Pengaruh Kualitas Data Terhadap Implementasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak dengan Pendekatan Business Intelligence System Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Wilayah

Kota Bandung.

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.6.1 Lokasi Penelitian

Penulis melaksanakan penelitian di Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Kota Bandung. Adapun tanggal pelaksanaan penelitian yakni mulai tanggal 25 April. Dengan lokasi 5 KPP yang beralamat sebagai berikut:

Tabel 1.1 Lokasi Penelitian

No Nama KPP Alamat

(23)

1.6.2 Waktu Penelitian 2.Membuat outline dan proposal skripsi 3.Mengambil formulir penyusunan skripsi 4.Menentukan tempat penelitian

II

Tahap Pelaksanaan

(24)

18

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Pajak

Terdapat bermacam-macam pengertian pajak yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah pengertian pajak menurut Rochmat Soemitro (2009:1) adalah :

“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum”.

Pengertian pajak menurut P.J.A. Andriani yang dikutip oleh Siti Kurnia Rahayu (2010:22) adalah :

“Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarkan menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapatkan prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan”. Sedangkan menurut Erly Suandy (2006:1) menyatakan bahwa definisi pajak adalah:

“Pajak merupakan pungutan berdasarkan undang-undang oleh pemerintah,

yang sebagian dipakai untuk penyediaan barang dan jasa publik”.

(25)

2.1.2 Kualitas Data

Organisasi melakukan kegiatannya bergantung pada data, hampir semua organisasi modern tergantung pada data dan menciptakan banyak sekali data. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan organisasi akan data, manajemen atas program data yang komprehensif sangat penting.

Menurut Andi Supangat (2008:2) pengertian data adalah:

“Data adalah bentuk jamak dari datum, yang dapat diartikan sebagai

informasi yang diterima yang bentuknya dapat berupa angka, kata-kata atau dalam bentuk lisan dan tulisan lainya”.

Sedangkan menurut Sigit Winaryo dan Sujana Ismaya (2003:139) data adalah:

“Data adalah bahan nyata yang dijadikan dasar kajian”

Menurut Azhar Susanto (2008:38)

“Data adalah fakta atau apapun yang dapat digunakan sebagai input

dalam menghasilkan informasi. Data bisa berupa bahan untuk diskusi, pengambilan keputusan, perhitungan, atau pengukuran”.

Dari beberapa definisi diatas dapat dipahami bahwa data merupakan bahan nyata yang dijadikan dasar kajian yang bentuknya dapat berupa angka, kata-kata atau dalam bentuk lisan dan tulisan lainya yang digunakan sebagai input dalam menghasilkan informasi.

(26)

by researchers working in the discipline. Data quality is a multidimensional

concept as data itself is multidimensional”. Definisi modern kualitas data memiliki

kerangka acuan yang lebih luas dan lebih banyak atribut dibanding karakteristik jelas atas akurasi data.

Joseph Redman dalam Karolyn Kerr (2004) :

“Data are of high quality if they are fit for their intended uses in

operations, decision making, and planning. Data are fit for use if they are

free of defects and possess desired features”.

Data ini berkualitas tinggi jika mereka cocok untuk penggunaan dalam operasi, pembuatan keputusan, dan perencanaan. Data cocok untuk digunakan jika mereka bebas dari cacat dan mendukung fitur.

Selanjutnya Jack E. Olson (2008:234) memberikan ukuran mengenai kualitas data yaitu:

“The quality of data is measured againts a number of dimension;

accuracy, relevan, timeliness, completeness, trust and accessibility. The

accuracy dimension is the foundation measures of quality of data”.

Kualitas data diukur terhadap sejumlah dimensi; akurasi, relevan, ketepatan waktu, kelengkapan, kepercayaan dan aksesibilitas. Dimensi ketepatan mengukur pondasi dari kualitas data

(27)

“Data quality is multidimensional, and involves data management,

modelling and analysis, quality control and assurance, storage and

presentation”.

Kualitas Data adalah multidimensi, dan melibatkan manajemen data, pemodelan dan analisis, kontrol kualitas dan jaminan, penyimpanan dan penyajian Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas data merupakan suatu ukuran tertentu bahan nyata yang dijadikan dasar kajian yang bentuknya dapat berupa angka, kata-kata atau dalam bentuk lisan dan tulisan lainya. Data yang memiliki kualitas yang tinggi merupakan data yang dapat dipakai oleh penggunanya atau dapat dikatakan pula bahwa data tersebut dapat mensupport sistem yang digunakan serta dapat pula mengekspresikan kebijakan management. Data disebut berkualitas apabila data tersebut merupakan data yang pasti dan valid. Data sangat strategis, karena itu digunakan untuk baik internal maupun eksternal pengambilan keputusan

2.1.3 Implementasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak Dengan Pendekatan Business Intelligence System

2.1.3.1 Pengertian Sistem Informasi

(28)

Informasi menurut para ahli, seperti: Menurut Nash dan Robert yang diterjemahkan oleh La Midjan dan Azhar Susanto (2003:8):

“Sistem informasi adalah kombinasi dari manusia, fasilitas atau alat teknologi, media prosedur dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting, proses atas transaksi-transaksi tertentu dan rutin, membantu manajemen dan pemakai intern dan ekstern serta menyediakan dasar pengambilan keputusan yang tepat”.

Kemudian menurut Krismiaji (2005:16) :

“Sistem Informasi adalah cara yang diorganisir untuk mengumpulkan, memasukan, mengelola, mengendalikan dan melaporkan informasi sedemikian rupa sehingga sebuah organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.

Sedangkan menurut Walkinson (2000:8) adalah:

“A formal information system is framework by which coordinate recources collect, process control and manage data throught successive stage in order to finish information via a communication network to various user for one more purposes”.

Sebuah sistem informasi formal adalah kerangka di mana koordinasi kumpulan sumber daya, pengendalian proses dan mengelola data berpikir tahap berturut-turut dalam rangka untuk menyelesaikan informasi melalui jaringan komunikasi untuk berbagai pengguna untuk satu tujuan.

(29)

2.1.3.2 Komponen – Komponen Sistem Informasi

Berikut ini merupakan komponen - komponen sistem informasi adalah:

1. Hardware

Hardware merupakan peralatan phisik yang dapat digunakan untuk

mengumpulkan, memasukan, memproses, menyimpan dan mengeluarkan hasil pengolahan data dalam bentuk informasi. Sedangkan pada komponen hardware terdiri dari:

1) Bagian Input (Input Device)

Peralatan input merupakan alat-alat yang dapat digunakan untuk memasukan data kedalam komputer. Ada beberapa contoh peralatan yang dapat digunakan untuk memasukan data, seperti:

a. Keyboard

Keyboard digunakan untuk memasukan data dalam bentuk teks (ASCII) ke komputer.

b. Mouse

Mouse marupakan alat yang dapat digunakan sebagai pointer.

c. Scanner

Scanner merupakan alat yang dapat digunakan untuk memasukan data

dalam bentuk image (gambar). d. Kamera Digital (Digital Camera)

Kamera Digital (Digital Camera) merupakan alat yang dapat digunakan untuk menyimpan data gambar.

(30)

Kamera Video (Video Camera) digunakan untuk menyimpan data gambar yang dapat bergerak dan juga bersuara.

f. Optical Code Recognition (OCR)

Optical Code Recognition (OCR) digunakan untuk membaca barcode.

g. Touch Screen

Touch Screen digunakan untuk menunjuk memilih sesuatu yang ada dilayar dengan menggunakan telunjuk.

h. Floppy Disk

Floppy Disk digunakan untuk memasukan dan menyimpan data backup dalam suatu sistem informasi akuntansi.

i. Hardisk

Hardisk digunakan untuk memasukan dan menyimpan data backup.

j. Digitizer

Digitizer merupakan alat yang digunakan untuk menggambar langsung

ke komputer.

2) Bagian Pengolahan Utama dan Memori a. Prosesor (Processor/CPU)

Prosesor (Processor/CPU) merupakan jantungnya komputer. b. Memori (Memory)

(31)

c. Bus

Bus merupakan kabel-kabel yang tersusun dengan rapi sekali dan

digunakan sebagai menghubungkan antara CPU dengan primary storage.

d. Cache Memory

Cache Memory berfungsi sebagai bufer (media penyesuai) antara CPU

yang berkecepetan tinggi dan memory yang memiliki kecepaan lebih rendah.

e. Motherboard/Mainboard

Motherboard/Mainboard berfungsi sebagai tempat penampungan komponen-komponen pendukung suatu sistem komputer.

f. Driver Card

Driver Card berfungsi untuk memperluas kemampuan (ekspansion) suatu sistem komputer.

3) Bagian output a. Printer

Printer merupakan peralatan-peralatan yang digunakan untuk mengeluarkan informasi hasil pengolahan data.

b. Layar monitor

(32)

c. Head mount display (HMD)

Head mount display (HMD) merupakan alat yang digunakan untuk

menanyangkan hasil pengolahan data atau informasi dlam bentuk visual pada monitor yang ditempelkan didepan mata.

d. LCD (Liquid Cristal Display Projector)

LCD (Liquid Cristal Display Projector) merupakan alat yang digunakan untuk menayangkan hasil pengolahan data atau informasi dengan cara memencarkanya atau memproyeksikan ke dinding atau bidang lainnya yang vertical.

e. Speaker

Merupakan alat yang digunakan untuk mengeluarkan hasi pengolahan data atau informasi dalam bentuk suara.

4) Bagian komunikasi

Peralatan komunikasi adalah peralatan-peralatan yang harus digunakan agar komunikasi data bisa berjalan dengan baik.

2. Software

Software adalah kumpulan dari program-program yang digunakan

(33)

Perangkat lunak sistem merupakan kumpulan dari perangkat lunak yang digunakan untuk mengendalikan sistem komputer yang meliputi sistem operasi (operating system), interpreter dan compiller (kompiler). 1. Operating system

Berfungsi untuk mengendalikan hubungan antra komponen-komponen yang terpasang dalam suatu sistem komputer misalnya antara keyboard dengan CPU, dengan layar monitor dan lain-lain.

Jenis-jenis program dalam sistem operasi: a. Bootstrap loader

b. Diagnostic test

c. Operating system exsecutive d. BIOS

e. Utility program f. File maintenance Fungsi sistem operasi

Sistem operasi memilki beberapa fungsi diantaranya:

a. Menjalankan komputer saat komputer pertama dinyalakan b. Menjalankan program aplikasi

c. Menjalankan program utility d. Mengelola file

e. Menjalankan mode batch (menumpuk data sebelum diolah).

(34)

2. Interpreter dan compiller

Interpreter merupakan software yang berfungsi sebagai penterjemah

bahasa yang dimengerti oleh manusia kedalam bahasa yang dimengerti oleh komputer (bahasa mesin) perintah per perintah.

Sedangkan kompiller berfungsi untuk menterjemahkan kedalam bahasa yang dipahami oleh manusia kedalam bahasa yang dipahami oleh komputer secara langsung satu file.

3. Perangkat lunak aplikasi

Perangkat lunak aplikasi atau sering juga disebut sebagai (paket aplikasi) merupakan software jadi yang siap untuk digunakan. Software ini dibuat oleh perusahaan perangkat lunak tertentu (software house) baik dari dalam maupun dari luar negeri yang umumya berada di amerika. Perangkat lunak aplikasi dibuat untuk membantu masalah yang relatif umum karena itu sangatlah wajar kalau software-software ini tidak dapat memenuhi kebutuhan spesifik setiap pengguna komputer.

3. Brainware

Brainware merupakan sumber daya yang terlibat dalam pembuatan

sistem informasi pengumpulan dan pengolahan data, pendistribusian dan pemanfaatan informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi tersebut. 1. Pemilik sistem informasi

(35)

bertanggung jawab terhadap biaya dan waktu yang digunakan untuk pengembangan serta pemeliharaan sistem informasi, mereka juga berperan sebagai pihak penentu dalam menentukan diterima atau tidaknya sistem informasi.

2. Pemakai sistem informasi

Para pemakai sistem informasi sebagian besar merupakan orang-orang yang hanya akan menggunakan sistem informasi yang telah dikembangkan seperti operator dan menejer (end user). Para pemakai sistem informasi tersebut untuk menentukan:

a. Masalah yang harus dipecahkan b. Kesempatan yang harus diambil c. Kebutuhan yang harus dipenuhi, dan

d. Batasan-batasan bisnis yang harus termuat dalam sistem informasi. Mereka juga cukup memperhatikan tayangan aplikasi dikomputer baik dalam bentuk form input maupun outputnya.

4. Prosedur

(36)

menjalankan suatu fungsi tertentu. Dengan adanya prosedur yang memadai maka dapat dilakukan pengendalian terhadap aktivitas perusahaan. Pada saat suatu prosedur telah ditetapkan untuk diterapkan maka barang siapa yang tidak melakukannya dapat dianggap sebagai pelanggaran.

Aktivitas merupakan fungsi dari sistem informasi. Melakukan aktivitas pada dasarnya melakukan suatu kegiatan berdasarkan informasi yang masuk dan persepsi yang dimiliki tentang informasi tersebut.

Fungsi merupakan aktivitas yang mendukung operasi bisnis perusahaan. Pemilik sistem melihat bisnis mereka berdasarkan tujuan organisasi dan lebih spesifik kesasaran yang harus dicapai. Sasaran merupakan target yang lebih spesifik dengan kriteria yang jelas untuk membantu mencapai tujuan.

5. Database

Database merupakan fakta baik berupa angka maupun tulisan yang digunakan sebagai input informasi.

Sistem pengolahan database dilakukan secara Batch daan pengolahan online.

a. Pengolahan secara Batch

(37)

b. Pengolahan secara Online

Merupakan sistem pengolahan data transaksi dimana setiap data yang masuk secara langsung satu persatu diolah. Pada saat yang bersamaan biasanya juga dilakukan proses untuk memperbaharui file master. Pengolahan online dikembangkan untuk memperoleh informasi yang selalu mutakhir.

6. Teknologi Jaringan Komunikasi

Sisem telekomunikasi merupakan kumpulan hardware dan software yang sesuai (compatible) yang disusun untuk mengkomunikasikan berbagai macam informasi dari satu lokasi kelokasi yang lain. Sistem telekomunikasi saat ini dapat mengirimkan informasi baik dalam berntuk teks, image, suara, maupun bentuk video.

Komponen sistem telekomunikasi:

a. komputer (host) untuk mengolah informasi

b. terminal yang memantau peralatan input output untuk mengirim dan menerima data

c. saluran komunikasi (kabel, telepon, udara)

d. pengolah komunikasi (comunication prosesor, modem, controller,

multiplexser, dan front end prosessor) yang membantu mengirimakan dan

menerima data.

(38)

Fungsi sistem telekomunikasi

Fungsi dari sistem telekomunisaksi adalah untuk mengirimkan dan menerima data dari suatu lokasi ke lokasi yang lain. Sitem telekomunikasi harus melakukan beberapa fungsi yang terpisah yang tidak kelihatan oleh orang yang menggunakannya. Sistem telekomunikasi mengirimkan informasi, membangun penghubung antara pengirim dan penerima, menyampikkan pesan dengan cara yang paling efisien, melakukan pengolahan awal untuk menjamin bahwa informasi akan sampai pada penerima yang tepat, melakukan pengecekan terhadapat data yang dikirim dan memperbaiki format yang salah, merubah format dari format yang satu ke format yang lain.

2.1.3.3 Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak

Di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak Sistem Informasi ini disebut dengan nama Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak atau yang lebih dikenal dengan SIDJP. SIDJP merupakan sistem informasi dalam administrasi perpajakan di lingkungan kantor modern DJP dengan menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak yang dihubungkan dengan suatu jaringan kerja di kantor pusat yang memiliki tujuan utama untuk menghasilkan profile Wajib Pajak yang bisa menjadi alat pendukung terciptanya data Wajib Pajak yang akurat dengan mengerahkan partisipasi berbagai pihak dalam melakukan monitoring (Pegawai Pajak) terhadap data Wajib Pajak.

(39)

(BIS) merupakan suatu sistem informasi berbasis kecerdasan. Basis kecerdasan yang dimaksud adalah kecerdasan manusia dan teknologi yang dibangun dalam sistem tersebut. Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) sudah mengadop sistem berbasis kecerdasan tersebut, Business Intelligence System (BIS) maksudnya adalah sistem operasi bisnis suatu instansi/perusahaan yang berbasis kecerdasan baik kecerdasan yang membuat maupun output informasi yang dihasilkan.

2.1.3.4 Pengetian Business Intelligence System

Menurut DJ Power (2002) Business Intelligence adalah:

Business Intelligence describes a concept and method of how to improve the quality of business decision-making based on system-based data. BI is often equated as briefing books, report and query tools and executive information systems. BI is a decision support system based data”

Business Intelligence menjelaskan tentang suatu konsep dan metode bagaimana untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan bisnis berdasarkan sistem yang berbasiskan data. BI seringkali dipersamakan sebagaimana briefing books, report and query tools, dan sistem informasi eksekutif. BI merupakan sistem pendukung pengambilan keputusan yang berbasiskan data-data.

Sedangkan menurut Williams & Williams (2007) adalah:

“BI is a set of business information and business analyses within the context of key business processes that lead to decisions and actions. In particular, BI means leveraging information assets within key business processes to achieve improved business performance”.

Business Intelligence adalah seperangkat informasi bisnis dan analisis

(40)

tindakan. Dalam hal tertentu, Business Intelligence berarti meningkatkan aset informasi dalam proses bisnis utama untuk mencapai peningkatan kinerja bisnis.

Menurut Arnotts dan Pervan (2005:71) mendefinisikan Business Intelligence System yaitu:

“Business Intelligence System is a term that is defined in the industry means that different software vendors and in accordance with the organizations that have been consulted before its design in accordance with their product. Business Intelligence System is also a review of approaches to support decisions in the organization”

Business Intelligence System merupakan suatu istilah yang didefinisikan

dalam industri berarti bahwa vendor perangkat lunak yang berbeda dan sesuai dengan organisasi yang telah dikonsultasikan sebelum perancangannya sesuai dengan produk mereka. Business Intelligence System juga merupakan kajian

pendekatan untuk mendukung keputusan dalam organisasi. Menurut Lonnqvist dan Pirttimaki (2006:32) Business Intelligence System

adalah:

An organized and systematic process by which organizations acquire, analyze, and disseminate information from both internal and external information sources significant for their business activities and for decision-making”.

Pengorganisasian dan proses sistematis yang diselenggarakan oleh organisasi, dan menyebarkan informasi penting dari internal maupun eksternal untuk kegiatan bisnis mereka dan untuk pengambilan keputusan.

(41)

melakukan analisis data-data di masa lampau, menganalisisnya dan kemudian menggunakan pengetahuan tersebut untuk mendukung keputusan dan perencanaan organisasi. Lingkungan Business Intelligence System meliputi semua perkembangan, pengolahan informasi, dan dukungan kegiatan yang dibutuhkan untuk memberikan informasi bisnis yang handal dan sangat relevan dan kemampuan analitis bisnis untuk kegiatan bisnis organisasi dan untuk pengambilan keputusan.

2.1.3.5 Elemen-Elemen dalam Business Intelligence System

1. Data Warehouse

Data warehouse diwajibkan untuk mengekstrak informasi untuk pengambilan keputusan. Proyek Data warehouse yang berhasil dirancang untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan bisnis yang diajukan oleh pengguna. Stakeholder kunci yang diwawancarai dalam serangkaian pertemuan kelompok fokus dan diminta untuk memberikan informasi sebagai berikut:

• Masalah dengan data / laporan

• Data elemen (dimensi kandidat) yang diperlukan untuk mendukung informasi

perusahaan di seluruh kebutuhan

• Laporan frekuensi dan metode distribusi yang diinginkan (elektronik, berbasis

web, kertas)

• Jumlah data historis yang dibutuhkan

• Data hirarki

• Pengguna informasi

(42)

• Kunci tolak ukur kinerja

• Sukses kriteria (untuk mengukur kiriman proyek)

Data warehouse merupakan tempat penyimpanan untuk ringkasan dari data historis yang diambil dari basis data-basis data yang tersebar di suatu organisasi. Data warehouse mengumpulkan semua data perusahaan dalam satu tempat agar dapat diperoleh pandangan yang lebih baik dari suatu proses bisnis/kerja dan meningkatkan kinerja organisasi. Data warehouse mendukung proses pembuatan keputusan manajemen.

Adapun karakteristik Data warehouse adalah sebagai berikut: a. Subject Oriented atau berorientasi pada subyek.

Sebuah data warehouse dikatakan berorientasi pada subyek karena data disusun sedemikian rupa sehingga semua elemen data yang terkait dengan event/objek yang sama dihubungkan

b. Time-variant, artinya bahwa perubahan data ditelusuri dan dicatat sehingga laporan dapat dibuat dengan menunjukkan waktu perubahannya

c. Non Volatile berarti bahwa data yang telah disimpan tidak dapat berubah. Sekali committed, data tidak pernah ditimpa/dihapus. Data akan bersifat static, hanya dapat dibaca dan disimpan untuk kebutuhan pelaporan

d. Integrated, artinya data warehouse akan mencakup semua data operasional organisasi yang disimpan secara konsisten.

(43)

membutuhkan struktur data dari data warehouse yang berbeda dengan database sistem operasional biasa.

2. Data Mining

Data Mining seringkali diartikan dengan “menulis banyak laporan dan

query”. Namun pada kenyataannya kegiatan data mining tidak melakukan pembuatan laporan dan query sama sekali. Data mining dilakukan dengan tool khusus, yang mengeksekusi operasi data yang telah didefinisikan berdasarkan model analisis. Data mining adalah ekstraksi informasi atau pola yang penting atau menarik dari data yang

berada pada basis data yang besar yang selama ini tidak diketahui tetapi mempunyai potensi informasi yang bermanfaat.

Konsep data mining muncul dikarenakan timbulnya data explosion akibat dari penumpukan data oleh sistem pengolahan basis data terpadu di suatu organisasi. Proses data mining menggunakan berbagai perangkat analisis data untuk menemukan pola dan hubungan dalam data yang mungkin dapat digunakan untuk membuat prediksi yang valid. Data mining menganalisis data untuk menemukan informasi yang tersembunyi pada sejumlah besar data yang disimpan. Data mining merupakan proses yang berbeda dengan analisis statistik biasa.

Hasil dari operasi data mining berupa tabel-tabel dan file-file yang berisi data analisis yang dapat diakses dengan query dan reporting tools. Terdapat empat operasi umum data mining yaitu:

(44)

b. Link Analysis, yang digunakan untuk mencari hubungan antara record-record pada basis data.

c. Database Segmentation, yang digunakan untuk mengelompokkan record-record yang berhubungan ke dalam segmen-segmen. Pengelompokkan ini merupakan langkah pertama dari pemilihan data, sebelum operasi data mining lainnya dilakukan.

d. Deviation Detection, yang digunakan untuk mencari record-record yang dipandang tidak normal dan memberikan alasan untuk anomali tersebut.

3. OLAP (Online Analytical Processing)

OLAP merupakan kunci dari BI, yang digunakan untuk menganalisisis data dan informasi yang pada akhirnya akan menjadi dasar basis Decision Support System (DSS) dan Expert Infotmation System (EIS). Beberapa aktivitas yang dapat

dilakukan melalui OLAP antara lain seperti : melakukan query, meminta laporan yang ad hoc, mendukung analisis statistik, analisis interaktif, serta membangun aplikasi multimedia.

OLAP merupakan proses komputer yang memungkinkan pengguna dapat dengan mudah dan selektif memilih dan melihat data dari sudut pandang yang berbeda-beda. Data pada OLAP disimpan dalam basis data multidimensi. Jika pada basis data relasional terdiri dari dua dimensi, maka pada basis data multidimensi terdiri dari banyak dimensi yang dapat dipisahkan oleh OLAP menjadi beberapa sub atribut.

(45)

membutuhkan analisis tren. Dengan menggunakan open database connectivity (ODBC), data dapat diimpor dari basis data relasional menjadi suatu basis data multidimensi untuk OLAP.

Berdasarkan struktur basis datanya OLAP dibedakan menjadi 3 kategori utama :

a. Multidimensional Online Analytical Processing (MOLAP)

Multidimensional Online Analytical Processing (MOLAP) adalah OLAP yang secara langsung mengarah pada basis data multidimensi. MOLAP memproses data yang telah disimpan dalam array multidimensional di mana semua kombinasi data yang mungkin dicerminkan, masing-masing di dalam suatu sel yang dapat diakses secara langsung.

b. Relational Online Analytical Processing (ROLAP)

Relational Online Analytical Processing (ROLAP) adalah suatu format pengolahan OLAP yang melakukan analisis data secara dinamis yang disimpan dalam basis data relasioanal bukan pada basis data multidimensi. ROLAP merupakan bentuk teknologi dari OLAP yang paling berkembang. c. Hybrid Online Analytical Processing (HOLAP)

(46)

4. Manfaat Business Intelligence System

Business Intelligence System mengacu pada komputer berbasis-teknik

yang digunakan dalam menggali, dan menganalisis data bisnis. Teknologi BIS memberikan pandangan historis, saat ini, dan prediksi operasi bisnis. Fungsi umum dari teknologi intelijen bisnis melaporkan, pengolahan analisis online, analisis data mining, kinerja manajemen bisnis, benchmarking, pertambangan teks, dan analisis prediktif. Bisnis intelijen bertujuan untuk dukungan yang lebih baik pengambilan keputusan bisnis. Jadi sistem BI bisa disebut sebagai sistem pendukung keputusan (DSS). Meskipun istilah business intelligence sering digunakan sebagai sinonim untuk intelijen kompetitif, karena keduanya pengambilan keputusan dukungan, BIS menggunakan teknologi, proses, dan aplikasi untuk menganalisis kebanyakan internal data terstruktur dan proses bisnis sementara intelijen kompetitif yang dilakukan dengan mengumpulkan, menganalisis dan menyebarkan informasi dengan atau tanpa dukungan dari teknologi dan aplikasi, dan berfokus pada semua sumber informasi dan data (tidak terstruktur atau terstruktur), sebagian besar eksternal, tetapi juga internal untuk perusahaan, untuk mendukung pengambilan keputusan.

Beberapa manfaat mengimplementasikan BI dikemukakan oleh Mike Stedman yang dikutip dari Djoni Darmawikarta (2003:105) adalah sebagai berikut:

(47)

Business Intelligence System dapat diterapkan untuk tujuan bisnis berikut

dalam rangka mendorong nilai bisnis:

1. Measurement, program yang menciptakan hirarki metrik kinerja dan benchmarking yang menginformasikan pemimpin bisnis tentang kemajuan ke

arah tujuan bisnis.

2. Analytics, program yang membangun proses kuantitatif untuk sebuah bisnis untuk sampai pada keputusan optimal dan untuk melakukan Bisnis Knowledge Discovery. Sering meliputi data mining, analisis statistik, analisis

prediktif, pemodelan prediktif, pemodelan proses bisnis

3. Reporting/Enterprise Reporting, program yang membangun infrastruktur Strategis Pelaporan untuk melayani pengelolaan strategis bisnis, bukan Operasional Pelaporan. Sering melibatkan Data visualisasi, Eksekutif sistem informasi, OLAP.

4. Collaboration/Collaboration platform, program yang mendapat area yang berbeda (baik di dalam dan di luar bisnis) untuk bekerja bersama melalui berbagi data dan Electronic Data Interchange.

(48)

2.1.4 Konsep Penghubung

Adapun beberapa konsep penghubung yang penulis pakai dalam penelitian ini diantaranya Witarto (2004:8) yang mengatakan bahwa:

“Sistem informasi dapat disebut baik, jika usernya rajin memasukan dan memeriksa data dari waktu ke waktu, jika operatornya rajin memeriksa kebenaran proses-proses pengolahan data yang ada didalamnya, serta jika pimpinan organisasinya mudah mengakses informasi tentang kinerja sistem, serta didasarkan pada data yang akurat dan mutakhir”.

Gorgan Vasile dan Oancea Mirela (2008) mengatakan bahwa:

“In order to make decisions that support the strategy of a business, the decision makers must confide in data they analyze. Business intelligence system projects improve with rich quality of data in the phase of data warehouse's feeding. In order to increase the quality of data a series of steps must be followed”.

Dalam rangka untuk membuat keputusan yang mendukung strategi bisnis, para pembuat keputusan harus menceritakan data yang mereka analisis. Proyek sistem intelijen Bisnis meningkat dengan kualitas kaya akan data dalam fase pemberian gudang data. Dalam rangka meningkatkan kualitas data serangkaian langkah harus diikuti.

Demikian pula Naveen K. Vodapalli (2009) yang mengatakan bahwa:

“Although there could be many factors that could affect the implementation process of a BI system, the result shows that the following are the critical success factors for business intelligence implementation: Business-driven methodology and project management Clear vision and planning, Committment management support and sponsorship, Data management and data quality”.

(49)

dan manajemen proyek visi yang jelas dan perencanaan, dukungan komitmen manajemen dan sponsor, manajemen data dan kualitas data.

Jennifer Hubley (2001) mengatakan bahwa:

“Information and data quality is fundamental to Business Intelligence System. Information quality is the level of accuracy, completeness, auditability and consistency of data (you may refer what is data quality for some more perspective)”.

Informasi dan kualitas data merupakan dasar untuk Business Intelligence System. Kualitas informasi adalah tingkat akurasi, kemampuan untuk diaudit

kelengkapan, dan konsistensi data.

2.2 Kerangka Pemikiran

Untuk menunjang reformasi dibidang perpajakan Direktorat Jenderal Pajak mengadakan kegiatan modernisasi perpajakan yang bertujuan meningkatkan kualitas pelayanan administrasi perpajakan. Salah satu modernisasi yang dilakukan adalah dibidang teknologi informasi yaitu dengan dibuatnya Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP).

(50)

Business intelligence system (BIS) merupakan sistem dalam suatu

organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.

Business Inteligence adalah istilah umum untuk aplikasi, platform,

peralatan, dan teknologi yang mendukung proses eksplorasi data bisnis, hubungan data, dan tren. Business Inteligence menyediakan seorang eksekutif dengan tepat waktu dan informasi akurat untuk lebih memahami bisnisnya dan untuk membuat lebih informatif, waktu keputusan bisnis.

Dalam sebuah sistem bisnis inteligen ini banyak faktor yang mempengaruhi implementasinya, salah satunya adalah kualitas data. Kualitas data merupakan dasar untuk Business Intelligence System. Kualitas data menjadi faktor penentu agar informasi yang dihasilkan lewat Bussiness Intelligence system dapat berkualitas.

Organisasi mengembangkan dan mengadopsi serangkaian proses teknologi yang konsisten, yang melembagakan kualitas data sebagai aset strategis, dan proses bisnis untuk membuat competitive advantage yang konsisten. Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi proses implementasi sistem Business Intelligence, kualitas data merupakan salah satu faktornya.

(51)

satu-satunya aset yang benar-benar unik dalam sebuah perusahaan. Data sangat strategis, karena itu digunakan untuk baik internal maupun eksternal pengambilan keputusan.

Melihat kebutuhan organisasi atas manajemen data, karena data yang berasal dari sumber yang berbeda memerlukan teknik manajemen yang berbeda pula. Faktor yang menjadi kontribusi hal tersebut tidak sederhana dalam menempatkan nilai ekonomi terhadap sumber daya dari data tersebut secara komprehensif adalah organisasi yang memiliki strategi kualitas data dan dapat mengatasi banyak masalah mengenai data yang berkualitas dalam organisasi.

Dengan demikian kualitas data mempunyai pengaruh dalam proses implementasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) sebagai bentuk Business Intelligence System. SIDJP yang mengadopsi sitem berbasis kecerdasan

membutuhkan data yang berkualitas agar nantinya dapat mengeluarkan output yang berkualitas pula. Dengan adanya kualitas data yang baik diharapkan implementasi SIDJP sebagai bentuk Business Intelligence System juga akan berjalan dengan baik sesuai yang rencanakan Direktorat Jenderal Pajak sebelumnya

(52)

Berdasarkan penjelasan pada kerangka pemikiran di atas maka skema kerangka pemikiran adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1

KUALITAS DATA BERPENGARUH TERHADAP IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK (SIDJP) DENGAN

PENDEKATAN BUSINESS INTELLIGENCE SYSTEM

1.Business intelligence system projects improve with rich quality of data (Gorgan Vasile dan Oancea Mirela:2008)

2.Many factors that could affect the implementation process of a BI system, the result shows that the following are the critical success factors for business intelligence implementation: data quality (Naveen K. Vodapalli:2009)

3.Data quality is fundamental to Business Intelligence System (Jennifer Hubley:2001)

4.The way to a better quality of Business Intelligence Relatively little attention during the various BI (Business intelligence) projects is payed on data quality from production systems (Bozidar Kralj:2009)

(53)

2.3 Hipotesis

Hipotesis menurut Sugiyono (2010:93) adalah:

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta

empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data”.

(54)

48

Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan jawaban maupun solusi dari permasalahan yang terjadi.

Adapun pendapat Sugiyono (2006:13) menjelaskan pengertian objek penelitian adalah sebagai berikut;

“Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan

tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid dan reliable

tentang suatu hal (variabel tertentu)”.

Maka yang akan diteliti dalam penyusunan skripsi ini adalah Kualitas Data dan Implementasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak dengan Pendekatan Business Intelligence System.. Penelitian ini dilakukan oleh peneliti di Kantor

Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Kota Bandung. 3.2 Metode Penelitian

(55)

hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.

Sugiyono (2010;2) mengemukakan metode penelitian sebagai berikut:

“Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.”

Berdasarkan pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. Cara ilmiah didasarkan pada ciri-ciri keilmuan , data yang diperoleh terhadap informasi tertentu, dan kegunaannya untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah.

Pengertian metode deskriptif yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010:29) adalah sebagai berikut;

“Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan

atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk

membuat kesimpulan yang lebih luas”.

Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan rumusan masalah ke satu dan masalah kedua. Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan masalah-masalah yang ada dan sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga data tersebut akan dikumpulkan, dianalisis dan diproses lebih lanjut sesuai dengan teori-teori yang telah dipelajari, jadi dari data tersebut akan ditarik kesimpulan.

(56)

“Metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk

menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan.” Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik. Penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh Variabel X terhadap Y yang diteliti. Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.

3.2.1 Desain Penelitian

Desain Penelitian adalah rancangan penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian, karena langkah dalam melakukan penelitian mengacu kepada desain penelitian yang telah dibuat.

Menurut Sugiyono (2008:13) dapat disimpulkan proses penelitian meliputi: 1. Sumber masalah

2. Rumusan masalah

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan 4. Pengajuan hipotesis

5. Metode penelitian

6. Menyusun instrumen penelitian 7. Kesimpulan

(57)

1. Sumber masalah

Membuat identifikasi masalah berdasarkan latar belakang penelitian sehingga mendapatkan judul sesuai dengan masalah yang ditemukan. Identifikasi masalah yang diperoleh dari adanya fenomena yang terjadi, seperti peranan Kualitas Data yang mempengaruhi Implementasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) dengan Pendekatan Business Intelligence System.

2. Rumusan masalah

Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data. Proses penemuan masalah merupakan tahap penelitian yang paling sulit karena tujuan penelitian tidak dapat dilakukan dengan baik jika masalahnya tidak dirumuskan secara jelas. Berikut rumusan masalah:

1. Bagaimana Kualitas Data pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Kota Bandung.

2. Bagaimana Implementasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak dengan Pendekatan Business Intelligence System pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Kota Bandung.

(58)

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan

Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (berhipotesis), maka peneliti dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan masalah dan berpikir. Selain itu penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara terhadap masalah penelitian (hipotesis). Telaah teoritis mempunyai tujuan untuk menyusun kerangka teoritis yang menjadi dasar untuk menjawab masalah atau pertanyaan penelitian yang merupakan tahap penelitian dengan menguji terpenuhinya kriteria pengetahuan yang rasional.

4. Pengajuan hipotesis

Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secara empiris (factual) maka jawaban itu disebut hipotesis. Hipotesis yang dibuat pada penelitian ini adalah Kualitas Data berpengaruh terhadap Implementasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) dengan Pendekatan Business Intelligence System.

5. Metode penelitian

Dalam melakukan penelitian penulis menggunakan metode deskriptif dan verifikatif. Metode deskriptif digunakan untuk menjawab rumusan masalah pertama dan kedua, yaitu:

(59)

2. Bagaimana Implementasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak dengan Pendekatan Business Intelligence System pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Kota Bandung.

Sedangkan metode verifikatif digunakan untuk menjawab rumusan masalah ketiga, yaitu Bagaimana pengaruh Kualitas Data terhadap Implementasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak dengan Pendekatan Business Intelligece System pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Kota Bandung.

6. Menyusun instrument penelitian

Setelah metode penelitian yang sesuai dipilih, maka peneliti dapat menyusun instrument penelitian. Instrument ini digunakan sebagai alat pengumpul data. Instrument pada penelitian ini berbentuk kuesioner, untuk pedoman wawancara atau observasi. Sebelum digunakan untuk pengumpulan data, maka instrument penelitian harus terlebih dahulu diuji validitas dan realibilitasnya. Dimana validitas digunakan untuk mengukur sejauh mana pengukuran tersebut dapat dipercaya. Setelah data terkumpul maka selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang diajukan dengan teknik statistik tertentu. Selanjutnya peneliti menganalisis dan mengambil sampel untuk melakukan penelitian mengenai:

Gambar

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.2 Operasional Variabel
Tabel 3.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ya, saya ingin menyertai Cash Plus Assurance (“CPA”) yang ditaja jamin oleh Sun Life Malaysia Assurance Berhad [Syarikat], yang dilesenkan dan dikawal selia oleh Bank Negara

Meanwhile Personal Control dimension assessed not good enough with 4-point negative AG valuable statements, specifically in statement of the instr uctions and

jadwal LPSE akan dilakukan Pembuktian Kualifikasi terhadap paket pekerjaan Belanja Modal.. Pembangunan Gedung Kantor Dinas Peternakan ukuran 28 m x 20,5 m pada

4.2 Menjelaskan isi kandungan surat Al-Qadr tentang malam Lailatul Qadr secara sederhana. 5 Memahami arti hadits tentang

It is shown how different agroforestry systems vary in their attractiveness in terms of carbon sequestration, returns to land and labour and employment potential.. A twenty-year

mengubah data pada lembar kerja dari grafik yang telah dibuat, menjadi grafik yang dinamis untuk digunakan dalam presentasi dan

[r]

Doi Saket Chiang Mai” consisted of the review of literature as follow: 2.1 Marketing Strategies 2.1.1 Definition 2.1.2 Marketing Strategy Process 2.2 Digital Marketing Strategies

Abstract A WFS server that claims to be conformant with the DGIWG Transactional (Locking) WFS profile shall provide Abstract elements with the following value: This server