Data Pribadi
Nama : Ipunk Mardiansyah Pratama
Tempat / tanggal lahir : Bandung, 27 Maret 1995
Agama : Islam
Jenis kelamin : Laki-Laki
Stasus : Belum menikah
Tinggi Badan : 181 cm
Berat Badan : 76 kg
Email : ipunkmar@gmail.com
Pendidkan
2000 – 2006 SD Negeri Mochammad Toha Bandung 2006 – 2009 SMP Negeri 33 Bandung
2009 – 2012 SMA Negeri 17 Bandung
PENGARUH PROFITABILITAS DAN KEBIJAKAN DEVIDEN
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2012-2015
(The Effect of Profitability and Dividend Policy on Corporate Values in Banking Companies Listed in Indonesia Stock Exchange Period 2012-2015)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Jenjang Strata 1
Program Studi Manajemen
Disusun Oleh :
IPUNK MARDIANSYAH PRATAMA
21212052
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
vi
Puji dan syukur bagi Allah SWT, Tuhan yang menguasai segala kekuasaan
dan pemiliki segala ilmu.Dengan sifat Maha Pengasih dan Penyayang-Nya
memberikan keuasaan, ilmu kepada siapa yang dikehendaki-Nya.Atas
Kehendak-Nya jualah Alhamdulillahirabbil‘alamin penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.
Skripsi dengan judul “Pengaruh Profitabilitasdan Kebijikan Deviden terhadap Nilai PerusahaanpadaPerusahaan Perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2015”disusun guna memenuhi syarat
kelulusan dalam memperoleh gelar Sarjana (S1) pada Program Studi Manajemen,
Fakultas Ekonomi, Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung.
Selama penyusunan Skripsi ini, tidak sedikit bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak, khususnya kepada pembimbing skripsi Ibu Windi Novianti, SE.,
M.M yang telah meluangkan waktu disela kesibukan beliau sebagai dosen
UNIKOM untuk memberikan bimbingan, arahan, dukungan dan motivasi untuk
dapat menghasilkan karya yang dapat dimanfaatkan oleh orang lain, sehingga
dapat diselesaikannya Skripsi ini dengan tepat waktu. Selanjutnya dengan rasa
tulus penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
vii
Selanjutnya dengan rasa tulus penulis ingin mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan semangat baik berupa
material maupun spiritual.
1. Allah SWT yang telah memberikan pertolongan dan kemudahan sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas ini.
2. Dr. Ir. H. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia.
3. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec. Lic, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia.
4. Dr. Raeni Dwi Santy, SE., M.Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia dan Dosen Wali
penulis.
5. Para penguji yang memberikan pengarahan serta masukan yang dapat
menyempurnakan Skripsi ini.
6. Para karyawan Bursa Efek Indonesia yang telah banyak membantu dalam
penyelesaian Skripsi ini.
7. Seluruh dosen pengajar yang telah memberikan ilmu kepada penulis
mudah-mudahan ilmu yang diajarkan bermanfaat dan menjadi amal
kebaikan.
8. Ibunda dan Ayahanda tercinta yang tanpa batas memberikan kasih sayang,
doa dan dukungan lain yang tidak bisa disebutkan satu-persatu kepada
viii
10.Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan
satu-persatu terima kasih atas dorongan, do’a, serta motivasi yang sangat berharga bagi penulis.
Akhir kata penulis sampaikan bahwa ilmu yang bermanfaat akan menjadi
penolong kita diakhirat. Meski jauh dari kesempurnaan, mudah-mudahan Skripsi
yang penulis susun ini dapat memberikan manfaat bagi diri penulis pada
khususnya dan para pembaca pada umumnya.Amin yaa robbal a’lamin. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Bandung,September 2016 Penulis
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI... ix
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 8
1.2.1.Identifikasi Masalah ... 8
1.2.2.Rumusan Masalah ... 8
1.3. Maksud dan Tujuan Penulisan ... 9
1.4. Kegunaan Hasil Penelitian ... 10
1.4.1.Praktis ... 10
1.4.2.Akademis ... 11
x
2.1.2. Kebijakan Dividen ... 15
2.1.3. Nilai Perusahaan ... 22
2.1.4. Penelitian Terdahulu ... 23
2.1.5. Pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan deviden ... 25
2.1.6. Pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan ... 26
2.1.7. Pengaruh kebijakan deviden terhadap nilai perusahaan ... 27
2.1.8. Pengaruh Profitabilitas kebijakan deviden terhadap nilai perusahaan ... 28
2.2.Hipotesis ... 30
BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 31
3.1. Objek Penelitian ... 31
3.2. Metode Penelitian ... 32
3.2.1. Desain Penelitian ... 34
3.2.2. Operasionalisasi Variabel ... 36
3.2.3.Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 39
3.2.3.1.Sumber Data ... 39
3.2.3.2.Teknik Penentuan Data ... 40
3.2.4.Teknik Pengumpulan Data ... 42
3.2.5.Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 45
3.2.5.1.Rancangan Analisis ... 45
3.2.5.1.1Analisis Deskriptif (Kualitatif) ... 45
xi
3.2.5.1.3.Uji Asumsi Klasik ... 47
3.2.5.1.4.Analisis Jalur (Path Analysis)... 50
3.2.5.1.5Analisis Koefisiensi Korelasi ... 52
3.2.5.1.6 Koefisiansi Determinasi ... 53
3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ... 54
BAB 4HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 60
4.1.Gambaran Umum Perusahaan ... 60
4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 60
4.1.1.1.Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia ... 60
4.1.2. Struktur Organisasi Perusahaan ... 74
4.2. Analisis Deskriptif ... 78
4.2.1. Perkembangan Rata-rata Profitabilitas pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015 ... 78
4.2.2. Perkembangan Rata-rata Kebijakan Deviden Dividend Payout Ratio (DPR) pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015 ... 89
4.2.3. Perkembangan Rata-rata Nilai Perusahaan Price Earning Ratio pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015 ... 97
4.3. Analisis Verifikatif ... 103
4.3.1.Uji Asumsi Klasik ... 103
4.3.2.Analisis Korelasi ... 109
4.3.3.Analisis Jalur ... 115
4.3.4.Analisis Koefisien Determinasi ... 118
xii
BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN ... 130 5.1.Kesimpulan ... 130
5.2.Saran ... 132
DAFTAR PUSTAKA ... DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...
134
DAFTAR PUSTAKA
Amaliya Viya Kartika, 2015 “Pengaruh Return On Assets, Return On Equity Dan
Assets Growth Terhadap Dividend Payout Ratio (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012”. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 1 No. 2 Januari 2015|
Ansori, Mokhamat dan Denica, 2010. “Pengaruh Keputusan Investasi Keputusan Pendanaan dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan yang Tergabung dalam Jakarta Islamic Index Studi pada Bursa Efek Indonesia (Bei)”. Jurnal Analisis
Manajemen 4, 153-175.
Arikunto, Suharsimi, 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta, Jakarta.
Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin,2006.Statistika Dalam Penelitian. Bandung : Pustaka Setia.
Ayuningtias, Dwi. 2013. “Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan: Kebijakan Dividen dan Kesempatan Investasi sebagai Variabel Antara”. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi 1, 37-57.
Endang Purwaningrum, 2011 “Factors Affecting Price Earning Ratio Of
Company’s Share In The Manufacture Sector”. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, Vol 10, No. 1, Juni 2011 : 47-51
Elon Davit Riadi, 2013 “Pengaruh Faktor Debt To Equity Ratio, Return On Equity Dan Total Assets Terhadap Price Earning Ratio (Per) Pada Perusahaan Otomotif Dan Komponen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia(Bei)” Jurnal Ekonomi UNP
Fakhruddin Dan Hadiyanto, sopian. 2001. Perangkat dan Model Analisis Investasi di Pasar Modal. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Gujarati, Damodar. 2003. Ekonometrika Dasar : Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.
Husein Umar, 2005. Metode Penelitian. Jakarta : Salemba Empat.
Jonathan, Sarwono, (2005), Panduan Cepat dan Mudah SPSS 12. Penerbit: CV.Andi: Yogyakarta.
Mardiyati, Umi dan Gatot Nazir Ahmad “Pengaruh Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Periode 2005-2010”. Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI) |Vol. 3, No. 1, 2012.
Mardiyanto, Handoyo. 2009. Intisari Manajemen Keuangan. Jakarta: PT Grasindo.
Mashuri. 2008. Penelitian Verifikatif. Yogyakarta: Penerbit A.
Rasyid, Abdul “Effects of ownership structure, capital structure, profitability and company’s growth towards firm value”. International Journal of Business and Management Invention www.ijbmi.org || Volume 4 Issue 4|| April. 2015”.
Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung Alfabeta.
Sugiyono.(2009). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. CV.Alfabeta:Bandung.
Sugiyono.(2011). Metode penelitian pendidikan. Bandung:Alfabeta.
Sumiati , Siti Aisjah dan Dwita Ayu Rizqia “Effect of Managerial Ownership, Financial Leverage, Profitability, Firm Size, and Investment Opportunity on Dividend Policy and Firm Value”. Research
Journal of Finance and Accounting Vol.4, No.11, 2013.
Wirajaya, Ary dan Ayu Sri Mahatma Dewi “Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Pada Nilai Perusahaan”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 4.2 (2013): 358-372.
Yuki Fegriadi, 2013 “Pengaruh Ratio Keuangan terhadap Price Earning Ratio pada Perusahaan Penghasil Bahan Baku dan Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011”. Jurnal Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas
Maritim Raja
(www.sobatbaru.blogspot.co.id/2010/05/nilai-perusahaan.html ) Di akses oleh Ipunk Mardiansyah tanggal 24 februari 2016.
136
(www.bca.co.id/id/Tentang-BCA/Hubungan-Investor/Laporan-Tahunan) Di akses oleh Ipunk Mardiansyah tanggal 24 Juli 2016.
(www.bni.co.id/id-id/hubinvestor/kinerjakeuangan/laporantahunan.aspx) Di akses oleh Ipunk Mardiansyah tanggal 24 Juli 2016.
(www.cnnindonesia.com/ekonomi/20160125131459-92-106467/npl-naik-laba-bersih-bni-turun-jadi-rp91-triliun-pada-2015/) Di akses oleh Ipunk Mardiansyah tanggal 24 Juli 2016.
(www.bri.co.id/report/fr) Di akses oleh Ipunk Mardiansyah tanggal 24 Juli 2016. (www.kinerjabank.com/analisa-kinerja-keuangan-bri-per-31-desember-2014/) Di
akses oleh Ipunk Mardiansyah tanggal 24 Juli 2016.
(www.btn.co.id/id/content/Hubungan-Investor/Laporan-Tahunan) Di akses oleh Ipunk Mardiansyah tanggal 24 Juli 2016.
(www.kinerjabank.com/analisa-kinerja-keuangan-bank-danamon-per-31-desember-2013/) Di akses oleh Ipunk Mardiansyah tanggal 24 Juli 2016.
(www.danamon.co.id/Home/AboutDanamon/InformasiInvestor/AnnualReport/tab id/258/language/en-US/Default.aspx) Di akses oleh Ipunk Mardiansyah tanggal 24 Juli 2016.
(www.britama.com/index.php/2015/10/laba-bersih-bdmn-bank-danamon-mencapai-rp189-triliun-q3-2015/) Di akses oleh Ipunk Mardiansyah tanggal 24 Juli 2016.
(www.finansial.bisnis.com/read/20150215/90/402794/ini-penyebab-laba-bank-bjb-turun-195) Di akses oleh Ipunk Mardiansyah tanggal 24 Juli 2016.
(www.kinerjabank.com/analisa-kinerja-keuangan-bank-mandiri-per-31-desember-2014/) Di akses oleh Ipunk Mardiansyah tanggal 24 Juli 2016. (www.bankwoorisaudara.com/content/12) Di akses oleh Ipunk Mardiansyah
tanggal 24 Juli 2016.
(www.bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/11/13/0740572/Ini.Dampak.Kenaik an.BI.Rate) Di akses oleh Ipunk Mardiansyah tanggal 26 Juli 2016.
(www.keuangan.kontan.co.id/news/bni-senang-setoran-dividen-bank-bumn-dipangkas-10) Di akses oleh Ipunk Mardiansyah tanggal 26 Juli 2016.
(www.finansial.bisnis.com/read/20150324/90/415177/dividen-btn-paling-kecil-dibanding-bank-bumn-lainnya) Di akses oleh Ipunk Mardiansyah tanggal 26 Juli 2016.
(www.keuangan.kontan.co.id/news/bpd-minta-penurunan-rasio-dividen-1) Di akses oleh Ipunk Mardiansyah tanggal 27 Juli 2016.
(www.keuangan.kontan.co.id/news/rasio-dividen-bank-bumn-turun-jadi-25) Di akses oleh Ipunk Mardiansyah tanggal 27 Juli 2016.
(www.finansial.bisnis.com/read/20140217/90/203670/ini-alasan-pemerintah-restui-penurunan-dividen-bank-bumn) Di akses oleh Ipunk Mardiansyah tanggal 27 Juli 2016.
(www.dream.co.id/dinar/ini-penyebab-laba-bank-merosot-tahun-2015-1512305.html) Di akses oleh Ipunk Mardiansyah tanggal 27 Juli 2016.
(www.market.bisnis.com/read/20160225/191/522636/review-kinerja-meneropong-saham-saham-bank-bumn) Di akses oleh Ipunk Mardiansyah tanggal 27 Juli 2016.
(www.beritasatu.com/pasar-modal/132501-ini-pemicu-saham-sektor-keuangan-turun-nyaris-5.html) Di akses oleh Ipunk Mardiansyah tanggal 28 Juli 2016.
(www.cnnindonesia.com/ekonomi/20160203181112-92-108683/bri-cetak-laba-rp252-triliun-pada-2015/) Di akses oleh Ipunk Mardiansyah tanggal 28 Juli 2016.
14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN,
DAN HIPOTESIS
2.1Kajian pustaka
2.1.1 Profitabilitas
Profitabilitas atau laba merupakan pendapatan dikurangi beban dan
kerugian selama periode pelaporan. Analisis mengenai profitabilitas sangat
penting bagi kreditor dan investor ekuitas. Bagi kreditor, laba merupakan sumber
pembayaran bunga dan pokok pinjaman. Sedangkan bagi investor ekuitas, laba
merupakan salah satu faktor penentu perubahan nilai efek. Hal yang terpenting
bagi perusahaan adalah bagaimana laba tersebut bisa memaksimalkan pemegang
saham bukan seberapa besar laba yang dihasilkan oleh perusahaan.
(Menurut Saidi (2004) dalam, Ayu Sri Mahatma 2013:363) , Profitabilitas
adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Para investor
menanamkan saham pada perusahaan adalah untuk mendapatkan return. Semakin
tinggi kemampuan perusahaan memperoleh laba, maka semakin besar return yang
diharapkan investor, sehingga menjadikan Nilai Perusahaan menjadi lebih baik.
(Menurut Brigham dan Houston dalam Dwi Ayuningtias 2013 : 39) juga
dan keputusan dalam perusahaan. Setiap perusahaan yang didirikan, tentu
diorientasikan untuk mendapatkan laba dengan tidak mengorbankan kepentingan
pelanggan untuk mendapatkan kepuasan. Perolehan laba merupakan ukuran
keberhasilan kinerja finansial perusahaan. (Kaplan dan Norton dalam Dwi
Ayuningtias 2013 : 39) menyatakan bahwa, “Ukuran kinerja finansial
memberikan petunjuk apakah strategi perusahaan, implementasi dan
pelaksanaannya memberikan kontribusi atau tidak kepada peningkatan laba
perusahaan.”
Rasio ini menilai sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan seumber
daya yang dimiliki untuk mampu memberikan laba atas ekuitas.
Adapun rumus return on equity (ROE) adalah :
2.1.2 Kebijakan Deviden
Kebijakan Deviden adalah berkaitan dengan penentuan pembagian laba untuk dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai Deviden dan untuk
mendukung operasional, sehingga laba tersebut harus ditahan di dalam perusahaan
(retained earning) (Riyanto, dalam Dwi Ayuningtias 2013:40). Retained earning
merupakan salah satu dari sumber dana yang paling penting untuk membiayai
pertumbuhan perusahaan, sedangkan Deviden merupakan aliran kas yang
dibayarkan kepada para pemegang saham, dimana keduanya berasal dari laba
16
Setiap perusahaan, di satu pihak menginginkan adanya pertumbuhan bagi
perusahaan, dan di lain pihak juga ingin membayarkan Deviden kepada para
pemegang saham. Itulah sebabnya, manajemen perusahaan hendaknya dapat
membuat Keebijakan Deviden yang tepat, dalam artinya menentukan berapa
persen laba yang harus diberikan kepada para pemegang saham sebagai Deviden
dan berapa persen laba yang harus ditahan untuk mendukung pertumbuhan atau
investasi, sehingga kepentingan para pemegang saham dan perusahaan dapat
terpenuhi semua. Oleh karena penentuan Kebijakan Deviden tersebut tidak
mudah, maka biasanya perusahaan menggunakan media Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS) untuk membuat keputusan tersebut penting
Menurut Litner dalam Widyantoro, 1995:19, dalam Mokhamat Anshori
2010:158 Kebijakan Deviden merupakan kebijakan yang sangat penting bagi
manajer keuangan karena melibatkan dua pihak yaitu pemegang saham dan
perusahaan yang dapat mempunyai kepentingan berbeda. Deviden diartikan
sebagai pembayaran kepada pemegang saham oleh perusahaan atas keuntungan
yang diperolehnya baik dalam bentuk uang kas atau yang lain misalnya Deviden
saham (stock dividends) dan Deviden ekstra (ekstra dividends). Kebijakan
Deviden adalah kebijakan, stabilitas Deviden dan pertumbuhan Deviden. Apabila
Deviden akan dibayarkan semua, kepentingan cadangan akan terabaikan,
sebaliknya apabila laba akan ditahan semua tanpa ada pembagian Deviden,
kepentingan pemegang saham akan uang kas terabaikan. Untuk menjaga kedua
kepentingan, manajer keuangan dapat menempuh Kebijakan Deviden yang
Menurut Brigham dan Gapenski dalam Widyantoro (1995:18), dalam
Mokhamat Anshori 2010:158 diartikan bahwa Kebijakan Deviden merupakan
keputusan pembayaran Deviden yang mempertimbangkan maksimalisasi harga
saham saat ini dan akan datang. Dalam penentuan besar kecilnya Deviden yang
akan dibayarkan ada perusahaan yang sudah merencanakan dengan menetapkan
target Dividend Payout Ratio yang didasarkan atas perhitungan keuntungan yang
diperoleh setelah dikurangi pajak. Untuk dapat membayar Deviden dibuat suatu
rencana pembayarannya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Kebijakan Deviden :
1. Peraturan hukum
a. Peraturan mengenai laba bersih menentukan bahwa Deviden dapat dibayar
dari laba tahun-tahun yang lalu dan laba tahun berjalan.
b. Peraturan mengenai tindakan yang merugikan modal. Melindungi para
kreditur, dengan melarang pembayaran Deviden yang berasal dari modal
membagikan investasinya bukan membagikan kruntungannya.
c. Perturan mengenai tak mampu bayar. Perusahaan boleh tidak membayar
Deviden jika tidak mampu (bangkrut, jumlah hutang lebih besar daripada
jumlah harta).
2. Posisi Likuiditas
Laba ditahan biasanya diinvestasika dalam bentuk aktiva yang diperlukan
untuk menjalankan usaha. Laba ditahan dari tahun-tahun terdahulu sudah
diinvestasikan dalam bentuk mesin dan peralatan, persediaan dan barang-barang
18
perusahaan yang keuntungannya luar biasa mungkin saja tidak dapat membayar
Deviden karena keadaan likuditasnya. Memang perusahaan yang sedang tumbuh
biasanya betul-betul kekurangan dana. Dalam situas seperti itu mungkin
perusahaan memutuskan untuk tidak membayar Deviden dalam bentuk uang
tunai.
3. Membayar Pinjaman
Jika perusahaan telah membuat pinjaman untuk memperluas usahanya atau
untuk pembiayaan lainnya maka ia dapat melunasi pinjamannya pada saat jatuh
tempo atau ia dapat menyisihkan cadangan-cadangan untuk melunasi pinjaman itu
nantinya. Jika diputuskan bahwa pinjaman itu akan dilunasi maka biasnya harus
ada laba ditahan.
4. Kontrak Pinjaman
Kontrak pinjaman, apalagi jika menyangkut pinjama jangka panjang,
seringkali membatasi kemampuan perusahaan untuk membayar Deviden tunai.
Pembatasan-pembatan itu yang dimaksudkan untuk melindungi para kreditur:
a. Deviden yang akan datang hanya boleh dibayar dari keuntungan yang
diperoleh sesudah ditandatanganinya kontrak pinjaman (artinya tidak
boleh dibayarkan dari laba lalu ditahan).
b. Deviden tidak boleh dibayarkan jika modal kerja bersih jumlahnya lebih
kecil dari suatu jumlah tertentu. Begitu pula persetujuan mengeai saham
biasa tidak boleh dibayarkan sebeum semua Deviden preferen selesai
5. Pengembagan aktiva
Semakin cepat pertumbuhan perusahaan, smekain besar kebutuhannya
untuk membiayai pengembangan aktiva perusahaan. Semakin banyak dana yang
dibutuhkan dikemudain hari, semakin banyak laba yang harus ditahan dan tidak
dibayarkan. Apabila ingin menambah modal dari luar maka sumber alami yang
tersedia adalah para pemegang sham sekarang, yang sudah mengenal perusahaan.
Jika keuntungannya dibayarkan kepasa mereka sebagai Deviden dan terkena tarif
pajak perorangan yang tinggi, maka hanya sebagian saja yang dapat ditanam
kembali.
6. Tingkat pengembalian
Tingkat pengembalian atas asset menentukan pembagian laba dalam
bentuk Deviden yang dapat digunakan oleh pemegang saham baik ditanamkan
kembali di dalam perusahaan maupun ditempat lain.
7. Stabilitas keuntungan
Perusahaan yang keuntungan relatif teratur seringkali dapat
memperikarakn bagaimana keuntungan di kemudian hari. Maka perusahaan
seperti itu kemungkinan besar akan membagikan keuntungannya dalam bentuk
Deviden dalam persentase yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan
yang keuntungannya berfluktuasi. Perusahaan yang tidak teratur tidak yakin betul,
apakah harapan keuntungannya dalam tahun-tahun mendatang dapat terlaksana,
karena itu dari keuntungannya yang sekarang ini akan ditahan suatu bagian yang
cukup besar. Sebab Deviden yang agak rendah lebih mudah dipertahankan apabila
20
8. Pasar modal
Perusahaan besar yang sudah mantap, dengan profitabilitas yang tinggi
dan keuntungan yang teratur, dengan mudah dapat masuk ke pasar modal atau
memperoleh macam-macam dana dari luar untuk pembiayaannya. Perushaan kecil
yang masih baru atau yang agak gegabah adalah terlalu berisiko bagi para calon
debitur. Sebab kemapuannya untuk meningkatkan modal atau untuk memperoleh
pinjaman dari pasar modal adalah terbatas, dan untuk mebiayai operasinya ia
harus menahan laba lebih banyak. Karena itu perusahaan yang sudah mantap akan
mempunyai tingkat Deviden yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan
kecil atau yang masih baru.
9. Kendali perusahaan
Jika perusahaan hanya memperluas usahanya dari pembiayaan intren maka
pembayarn Deviden akan berkurang. Kebijakan ini dijalankan atas petimbangan
bahwa menambah modal dengan menjual saham biasa akan mengurangi
pengendalian atas perusahaan itu oleh golongan pemegang saham yang kini
sedang berkuasa. Selain itu penjualan saham tambahan akan memperbesar resiko
berfluktuasinya keuntungsn bagi para pemegang saham.
10.Keputusan kebijakan Deviden
Hampir semua perusahaan ingin mempertahankan Deviden per saham
pada tingkat yang konstan. Tetapi naiknya Deviden selalu terlambat,
dibandingkan dengan naiknya keuntungan. Artinya Deviden itu baru akan
menetap dan nampakn cukup permanen. Sekali Deviden sudah naik, maka segala
daya dan upaya akan dikerhakan, supaya tingkatan yang baru itu dapat terus
dipertahankan. Jika keuntungannya kemudian merosot, tingkat Deviden yang baru
itu sementara akan tetap dipertahankan, sampai betul-betul menjadi jelas bahwa
keuntungannya memang tak pulih kembali (Sundjaja dan Inge Barlian, 2002 : )
Besar rasio pembayaran Deviden tunai kepada para pemegang saham
ditunjukkan melalui Dividend Payout Ratio (DPR). Penelitian ini menetapkan
Dividend Payout Ratio sebagai proksi Kebijakan Deviden, didasarkan suatu
pertimbangan bahwa DPR lebih populer untuk mengukur persentase Deviden
tunai yang diberikan badan usaha kepada para pemegang saham atas laba per
lembar saham yang dihasilkan dalam periode akuntansi, dari pada rasio Deviden
lainnya, sebagai mana yang dilakukan (Sudarsi dan Suharli dalam Dwi
Ayuningtias 2013 : 39)
Menurut Fakhruddin dan Hadianto dalam Dwi Ayuningtias 2013 : 39,
“Dividend payout ratio adalah rasio antara Deviden yang dibayarkan
dibandingkan dengan jumlah laba bersih per lembar saham yang diperoleh
perusahaan.” Besarnya Dividend Payout Ratio dijadikan ukuran oleh para investor
yang hendak menanam modal pada saham di bursa efek. Hal ini dikarenakan
perusahaan yang memiliki Dividend Payout Ratio besar menunjukkan perusahaan
tersebut memiliki kinerja finansial yang baik. Perusahaan yang memberikan
Deviden dalam jumlah relatif besar akan melahirkan sentimen positif pada para
investor, dan akan membuat para investor termotivasi untuk menanam modal
22
Kebijakan Deviden adalah keputusan manajemen perusahaan terbuka yang
terdaftar di BEI berkaitan dengan pembagian Deviden kepada para pemegang
saham atas laba yang dihasilkan. Kebijakan Deviden dalam penelitian ini diproksi
melalui Dividend Payout Ratio (DPR), yaitu rasio antara Dividend Per Share
(DPS) dengan Earning Per Share (EPS). Data DPR sudah tersaji di ICMD, diukur
menggunakan skala rasio, yang dinyatakan dengan satuan persen (%), atau dapat
dihitung secara manual dengan rumus sebagai berikut (Fakhruddin dan Hadianto,
2001):
2.1.3 Nilai Perusahaan
Dalam mengambil keputusan keuangan, manajer keuangan perlu
menentukan tujuan yang harus dicapai. Keputusan keuangan yang tepat dapat
memaksimumkan Nilai Perusahaan sehingga mampu meningkatkan kemakmuran
pemilik perusahaan. Nilai perusahaan sendiri merupakan harga yang bersedia
dibayar oleh calon pembeli apabila perusaahaan tersebut dijual.
Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan
terbuka, yang sering dikaitkan dengan harga saham (Sujoko dan Soebiantoro,
2007 dalam Dwi Ayuningtias 2013 : 41). Harga saham yang tinggi membuat Nilai
Perusahaan juga tinggi. Adapun yang dimaksud dengan harga saham di sini
disebut harga penutupan (clossing price). (Fakhruddin dan Hadianto, 2001:316
dalam Dwi Ayuningtias 2013:41),
Menurut Jensen (2001) dalam Ayu Sri Mahatma 2013:361, untuk
memaksimalkan Nilai Perusahaan tidak hanya nilai ekuitas saja yang
diperhatikan, tetapi sumber keuangan seperti hutang maupun saham preferennya.
Indikator yang mempengaruhi Nilai Perusahaan:
PER yaitu rasio yang mengukur seberapa besar perbandingan antara harga saham
perusahaan dengan keuntungan yang diperoleh para pemegang saham. ( Sutrisno,
2000 dalam Mohammad Usman,2001 dalam Malla Bahagia,2008). Rumus yang
digunakan adalah :
2012 Kebijakan Deviden yang diproksikan dengan variabel Dividend payout ratio (DPR) secara parsial memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan manufaktur yang diproksikan dengan PBV. 2 Dwi
2013 1. Profitabilitas berpengaruh positif terhadap Kebijakan Deviden.
24
Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011
secara signifikan terhadap Nilai Perusahaan
3. Profitabilitas, Kebijakan Hutang dan Kebijakan Deviden bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan
4 Ary Wirajaya
Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan pada Nilai Perusahaan
2013 Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa struktur modal berpengaruh negatif dan signifikan pada Nilai Perusahaan, Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan pada Nilai Perusahaan dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh pada nilai perusahaan.
5 Sumiati Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Financial Leverage, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, dan Peluang Investasi Terhadap Kebijakan Dividen dan Nilai perusahaan
2013 1. Profitabilitas memiliki efek positif terhadap kebijakan dividen
2. Profitabilitas memiliki efek positif pada nilai perusahaan
2015 1. kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan
2. kepemilikan institusional memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan
3. struktur modal tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan
2.1.5 Pengaruh Profitabilitas terhadap Kebijakan Deviden
Tujuan para investor menanam modal pada saham perusahaan-perusahaan
terbuka adalah untuk mendapatkan Deviden. Kebijakan Deviden merupakan salah
satu kebijakan manajer keuangan yang berkaitan dengan pembayaran Deviden
kepada para pemegang saham, yang keberadaannya sangat tergantung dari
perolehan laba perusahaan (Riyanto, 2001:265 dalam Dwi Ayuningtias 2013:42).
Sujoko dan Soebiantoro (2007) dalam Dwi Ayuningtias 2013:42, menjelaskan
bahwa profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan yang baik,
terutama dalam memberikan dividen kepada para pemegang saham, sehingga
investor akan merespon positif sinyal tersebut dan nilai perusahaan akan
meningkat. Hasil penelitian Andriyani (2008) dan Dwiaji (2011) dalam Dwi
Ayuningtias 2013:42 menemukan bukti bahwa Profitabilitas mempunyai
pengaruh positif signifikan terhadap Kebijakan Dividen. Profitabilitas Return on
Equity (ROE) memiliki pengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio (DPR).
Artinya apabila Profitabilitas Return on Equity (ROE) meningkat maka Dividend
Payout Ratio (DPR) juga akan meningkat. Sebaliknya, apabila Profitabilitas
Return on Equity (ROE) mengalami penurunan maka Dividend Payout Ratio
(DPR) juga akan mengalami penurunan. Profitabilitas Return on Equity (ROE)
merupakan rasio profitabilitas yang menggambarkan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan bersih setelah pajak dengan menggunakan modal
sendiri. Semakin tinggi Profitabilitas Return on Equity (ROE) maka semakin
tinggi tingkat keuntungan pemilik perusahaan.Tingkat keuntungan pemilik
26
meningkatkan kemampuan perusahaan dalam membayar dividen. (Amaliya Viya
Kartika 2015 : 8)
2.1.6 Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan
Profitabilitas yang tinggi mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham. Semakin besar
keuntungan yang diperoleh semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk
membayarkan dividennya, dan hal ini berdampak pada kenaikan nilai perusahaan.
Dengan rasio profitabilitas yang tinggi yang dimilki sebuah perusahaan akan
menarik minat investor untuk menanamkan modalnya diperusahaan. (Ayu Sri
Mahatma 2013:365). Dalam hasil penelitian di atas dapat dilihat bahwa
profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
perkembangan nilai Profitabilitas perusahaan yang telah mampu
diproduksi oleh Aneka Konsumen Industri Barang selama lima tahun terakhir
selalu meningkat , sehingga menunjukkan bahwa rasio Profitabilitas memiliki
efek yang baik terhadap perusahaan yang diteliti terutama dalam efektivitas
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas
perusahaan. Kondisi ini menunjukkan bahwa prospek perusahaan yang baik
karena ada potensi untuk meningkatkan keuntungan perusahaan, sehingga
investor akan berpikir bahwa itu adalah sinyal positif, meningkatkan kepercayaan
mereka dan memimpin mereka untuk meningkatkan permintaan saham
perusahaan, sehingga secara tidak langsung akan meningkatkan harga saham dan
Profitabilitas Return on Equity (ROE) berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap Nilai Perusahaan Price Earning Ratio (PER). Hal ini menerangkan
bahwa bertambahnya Profitabilitas Return on Equity (ROE) malah menurunkan
Nilai Perusahaan Price Earning Ratio (PER). berarti kemampuan perusahaan
memperoleh laba masih diragukan oleh investor dalam mengambil keputusan.
(Fery (2005) dan Meygawan (2012) dalam Elon David Riada 2013 : 8)
2.1.7 Pengaruh Kebijakan Deviden terhadap Nilai Perusahaan
Kebijakan Deviden berkaitan dengan kebijakan perusahaan mengenai
seberapa besar Deviden yang harus dibagikan kepada para pemegang saham dari
laba yang dibukukan. Pemberian Deviden memberikan informasi atau isyarat
mengenai kinerja finansial perusahaan di pemandangan para investor. Jika
perusahaan memiliki rasio pembayaran Deviden yang stabil, atau bahkan
meningkat, maka akan dapat melahirkan sentimen positif pada para investor, yang
dapat meningkatkan harga saham perusahaan (Sujoko dan Soebiantoro, 2007
dalam dwi ayuningtias, 2013:43). Dimana meningkatnya harga saham akan dapat
meningkatkan Nilai Perusahaan, karena nilai perusahaan adalah perbandingan
harga saham dengan nilai buku saham (Fakhruddin dan Hadianto, 2001 dalam
Dwi Ayuningtias, 2013:43). Hasil penelitian Wahyudi dan Pawestri (2006) dalam
Dwi Ayuningtias, 2013:43 menemukan bukti bahwa Kebijakan Deviden
mempunyai pengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan, walaupun tidak
signifikan.
Sebagian besar perusahaan yang berkomitmen untuk membagikan
28
dapat mempengaruhi nilai harga saham perusahaan. Itu karena Deviden
mencerminkan prospek perusahaan untuk mendapatkan keuntungan di masa
depan .
Kebijakan Deviden diharapkan untuk memberikan sinyal positif mengenai
kondisi kebijakan dividen yang dapat meningkatkan nilai perusahaan (Baker et al.,
1985; Baker and Powell, 1999; Suranta and Machfoedz, 2003; Omran and
Pointon, 2004; Dasilas et al., 2009, Mai, 2010 dalam Sumiati 2013:122).
Kebijakan Deviden berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai
Perusahaan Price Earning Ratio (PER) Kebijakan dividen menyangkut keputusan
untuk membagikan laba atau menahannya guna diinvestasikan kembali di dalam
perusahaan. Kebijakan dividen yang optimal pada suatu perusahaan adalah
kebijakan yang menciptakan keseimbangan antara dividen saat ini dan
pertumbuhan di masa yang akan datang sehingga memaksimumkan harga saham.
Kenaikan / penurunan harga saham di pasar ini akan berdampak pada nilai Nilai
Perusahaan Price Earning Ratio (PER) saham tersebut. (Yuki Fegriadi 2013 : )
2.1.8 Pengaruh Profitabilitas dan Kebijakan Deviden terhadap Nilai Perusahaan
Perusahaan yang berhasil memperoleh laba yang besar dan manajer
keuangan dapat mengelola laba tersebut melalui keputusan keuangan yang tepat,
baik penerapan keputusan investasi, keputusan pendanaan, maupun kebijakan
dividen, maka akan direspon positif oleh investor dan nilai perusahaan menjadi
meningkat (Wahyudi dan Pawestri, 2006 dalam Dwi Ayuningtias 2013:43).
Ayunimgtias, 2013:43) yang menyatakan bahwa profitabilitas yang tinggi
menunjukkan prospek perusahaan yang baik, sehingga investor akan merespon
positif sinyal tersebut dan nilai perusahaan meningkat. Hasil penelitian Soliha dan
Taswan (2002) dalam Dwi Ayuningtias, 2013:43 membuktikan bahwa
profitabilitas mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas dengan melandaskan pada teori-teori dari
berbagai pendapat para ahlinya, maka dirumuskan paradigma penelitian yang
terlihat pada gambar sebagai berikut :
30
Gambar 2.2 Paradigma Penelitian
2.2 Hipotesis
Dari penelitian yang diperoleh, maka dapat diketahui hipotesis terhadap Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. yaitu bahwa ;
H1: “Terdapat Pengaruh dari Profitabilitas terhadap Kebijakan Deviden pada
Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.”
H2 : “ Terdapat Pengaruh dari Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan pada
Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.”
H3: “ Terdapat Pengaruh dari Kebijakan Deviden terhadap Nilai Perusahaan pada
Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.”
H4 : “ Terdapat Pengaruh dari Profitabilitas dan Kebijakan Deviden terhadap Nilai
Perusahaan pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.” Profitabilitas
(X1)
Nilai Perusahaan (Y)
31
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Pengertian dari objek penelitian menurut Husein Umar dalam Umi
Narimawati (2010:29) adalah:
“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi
obyek penelitian.Juga di mana dan kapan penelitian dilakukan.Bisa juga
ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”.
Penjelasan objek penelitian menurut Sugiyono (2010:41) yaitu:
Sebelum peneliti memilih variabel yang akan diteliti perlu melakukan studi
pendahuluan terlebih dahulu pada objek yang akan diteliti. Jangan sampai terjadi
membuat rancangan penelitian dilakukan di belakang meja, dan tanpa mengetahui
terlebih dahulu permasalahan yang ada di objek penelitian.
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan objek
penelitian, yaitu : Profitabilitas menggunakan Return On Equity (ROE) dan
Kebijakan Deviden menggunakan Devidend Payout Ratio (DPR) sebagai variabel
bebas (variabel Independen). Nilai Perusahaan menggunakan Price Earning Ratio
32
Penelitian dilakukan pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Untuk mengetahui bagaimana hubungan dari Profitabilitas dan
Kebijakan Deviden terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3.2 Metode Penelitian
Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan
prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin. Metodologi juga merupakan
analisis teoritis mengenai suatu cara atau metode. Penelitian merupakan suatu
penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga
merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki
masalah tertentu yang memerlukan jawaban. Hakekat penelitian dapat dipahami
dengan mempelajari berbagai aspek yang mendorong penelitian untuk melakukan
penelitian. Setiap orang mempunyai motivasi yang berbeda, di antaranya
dipengaruhi oleh tujuan dan profesi masing-masing. Motivasi dan tujuan
penelitian secara umum pada dasarnya adalah sama, yaitu bahwa penelitian
merupakan refleksi dari keinginan manusia yang selalu berusaha untuk
mengetahui sesuatu. Keinginan untuk memperoleh dan mengembangkan
pengetahuan merupakan kebutuhan dasar manusia yang umumnya menjadi
motivasi untuk melakukan penelitian.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Menurut Sugiyono (2008:147) mengemukakan:
Metode analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang
telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum atau generalisasi.
Sedangkan penelitian verifikatif menurut Masyhuri (2008:45) adalah Memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan
atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi
masalah yang serupa dengan kehidupan.
Definisi kuantitatif menurut Sugiyono (2008:16), menerangkan bahwa: Metode kuantitatif bertolak dari studi pendahuluan dari objek yang akan diteliti
(preliminary study) untuk mendapatkan yang betul-betul masalah yang harus
digali melalui studi pendahuluan melalui fakta-fakta empiris.
Tujuan dari metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif
adalah untuk membuat suatu uraian secara sistematis mengenai fakta-fakta dan
sifat-sifat dari objek yang diteliti kemudian menggabungkan antar variabel yang
terlibat di dalamnya.
Berdasarkan konsep diatas, maka dapat disimpulkan bahwa metode
deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif merupakan metode yang
bertujuan menggambarkan benar tidaknya fakta-fakta yang ada serta menjelaskan
tentang hubungan antar variabel yang diselidiki dengan cara mengumpulkan data,
mengolah, menganalisis, dan menginterpretasi data dalam pengujian hipotesis
34
untuk menguji lebih dalam mengenai Pengaruh Profitabilitass dan Kebijakan
Deviden terhadap Nilai Perusahaan serta menguji teori dengan pengujian suatu
hipotesis apakah diterima atau ditolak.
Untuk terlaksananya penelitian dalam metode di atas, diperlukan data
sebagai bahan penyesuaian antara teori dan harapan dengan kenyataan yang ada.
Untuk hal tersebut diperlukan verifikasi data yang dibutuhkan, selanjutnya
diadakan teknik pengumpulan data sebagai langkah-langkah untuk mendapatkan
data yang baik, dibuatlah kerangka analisis data.
Metode deskriptif digunakan untuk menjelaskan kondisi Profitabilitas,
Kebijakan Deviden dan Nilai Perusahaan pada Perusahaan Perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan metode verifikatif digunakan untuk
menguji pengaruh Profitabilitas dan Kebijakan Deviden terhadap Nilai
Perusahaan pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3.2.1 Desain Penelitian
Dalam melakukan penelitian, perlu dibuat desain penelitian yang bertujuan
agar data dan informasi yang diperoleh lengkap dan akurat. Selain itu dalam
melakukan suatu penelitian sangat diperlukan perencanaan dan perancangan
penelitian, sehingga penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan
sistematis sesuai yang diharapkan penulis.
Menurut Husein Umar (2005:30) adalah sebagai berikut :
Desain penelitian adalah semua proses yang dilakukan dalam perencanaan
Dalam penelitian ini, penulis menerapkan desain penelitian mencakup
proses-proses berikut ini:
1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian,
selanjutnya menetapkan judul penelitian.
2. Mengidentifikasi masalah tentang pengaruh profitabilitas dan Kebijakan
Deviden terhadap Nilai Perusahaan.
3. Menetapkan rumusan masalah dalam penelitian tersebut.
4. Menetapkan tujuan dari penelitian tersebut.
5. Menentukan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan
teori.
6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang
digunakan.
7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan
data
8. Melakukan analisis data.
36
Desain penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.1 Desain Penelitian
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Untuk mempermudah mendapatkan data yang diperlukan bagi penilaian
masalah yang diteliti, perlu adanya operasionalisasi variabel. Operasionalisasi
variabel yaitu memecah variabel-variabel yang terkandung dalam masalah
tersebut diatas menjadi bagian-bagian yang paling kecil, sehingga dapat diketahui
klasifikasi ukurannya.
Sesuai dengan judul penelitian mengenai Pengaruh Profitabilitas dan
Kebijakan Deviden terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia., terdapat tiga variabel dalam penelitian ini,
yaitu :
1. Variable Independent (X1) atau variabel bebas yaitu variabel yang
mempengaruhi variabel lainnya dan merupakan variabel yang menjadi sebab
X1 Profitabilitas
X2 Kebijakan
Deviden
perubahan atau timbulnya variable dependent (terikat). Data yang menjadi
variabel bebas (Variabel X1) adalah Profitabilitas.
2. Variable Independent (X2) atau variabel bebas yaitu variabel yang
mempengaruhi variabel lainnya dan merupakan variabel yang menjadi sebab
perubahan atau timbulnya variable dependent (terikat). Data yang menjadi
variabel bebas (Variabel X2) adalah Kebijakan Deviden.
3. Variable Dependent atau variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Data yang menjadi variabel
terikat (Variabel Y) adalah Nilai Perusahaan.
Variabel, indikator, skala pengukuran yang digunakan baik untuk variabel X1,
variabel X2 maupun variabel Y dalam penelitian ini dapat dilihat pada table
berikut:
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Konsep variabel Indikator Ukuran Skala Sumb er dalam , Profitabilitas adalah kemampuan
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data
Sumber data yang diperlukan dalam penelitian dibagi dalam dua jenis,
yaitu sebagai berikut:
1. Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian
dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada
subjek sebagai sumber informasi yang dicari. Data primer ini disebut juga dengan
Data Tangan Pertama.
2. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung
diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Data sekunder ini disebut juga
dengan Data Tangan Kedua. Data Sekunder biasanya berwujud data dokumentasi
atau data laporan yang telah tersedia. Data primer dan data sekunder, dapat pula
digolongkan menurut jenisnya sebagai data kuantitatif yang berupa angka-angka
dan data kualitatif yang berupa kategori-kategori.
sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder, di mana
data yang diperoleh penulis merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung,
artinya data-data tersebut berupa data yang telah diolah lebih lanjut dan yang
disajikan oleh pihak lain. Data-data yang digunakan diperoleh selama 4 tahun
40
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat
diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam
pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden (orang yang
merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis
maupun lisan). Apabila menggunakan observasi, maka sumber datanya bisa
berupa benda, gerak atau proses sesuatu. Apabila peneliti menggunakan
dokumentasi, maka dokumen atau catatan yang menjadi sumber data.
Sehubungan dengan wilayah sumber data yang dijadikan subjek penelitian,
maka dikenal 3 jenis penelitian yaitu :
1. Populasi
menurut Sugiyono (2008, 115) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi yang digunakan penulis adalah berupa laporan keuangan
dari 8 perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2004, 73), pengertian sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dari beberapa pendapat
tersebut dapat ditarik kesimpulan, sample adalah: bagian dari populasi yang
Penulis mempunyai kriteria terhadap sampel yang akan diteliti yaitu berdasarkan :
1. Data yang diambil merupakan data keuangan yang terdapat di www. idx.co.id
Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2012-2015.
2. Sampel yang diambil berupa 8 Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI
periode 2012-2015 karena dianggap sudah representatif (mewakili) untuk
diuji.
Sampel penelitian adalah laporan keuangan Perusahaan Perbankan
sebanyak 8 perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia selama 4 tahun
yaitu dari tahun 2012 sampai dengan 2015. Total sampel 32 data.
Pooled data.
3. Teknik Sampling
Menurut Sugiyono (2010:118) menjelaskan bahwa:
“Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel”. Untuk menentukan
sampel yang akan diteliti terdapat berbagai teknik sampling yang dapat
digunakan. Untuk teknik pengambilan sampel yang akan dilakukan oleh penulis
yang sesuai dengan judul yang diteliti adalah sampling jenuh (sensus). Pengertian
dari sampling jenuh atau sensus menurut Sugiyono (2008:122) adalah: “Sampling jenuh atau sensus adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel.”
Untuk menentukan sampel yang akan diteliti terdapat berbagai teknik
sampling yang digunakan. Teknik yang akan digunakan oleh penulis yang sesuai
42
Sugiyono (2009:84) menyatakan bahwa :
“Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel.”
Adapun jenis nonprobability samplling yang digunakan oleh penulis
adalah sampling purposive. Menurut Sugiyono (2009:85) sampling purposive adalah : “Teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu” Untuk itu
penulis mempunyai kriteria terhadap sampel yang akan diteliti yaitu berdasarkan :
1. Data yang diambil merupakan laporan keuangan Perusahaan Perbankan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2. Data yang diambil adalah 32 sample data dari 8 perusahaan pada periode
2012-2015 dikarenakan terjadi suatu fenomena pada empat tahun terakhir.
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode observasi,
wawancara, dan angket. Sedangkan pengumpulan data sekunder dilakukan
melalui studi kepustakaan atau analisis media massa. Berikut ini di uraikan data
melalui angket, wawancara, observasi, kepustakaan, tes dan analisis media massa
1. Angket ( kuesioner )
Kuesioner atau angket merupakan alat pengumpulan data yang berupa daftar
pertanyaan yang disusun sedemikian rupa untuk di jawab responden, pertanyaan
tersebut cukup terperinci dan lengkap.
a. Angket langsung adalah angket jika daftar pertanyaan itu dikirim secara
langsung kepada responden yang dimintai pendapat tentang dirinya sendiri
b. Angket tidak langsung adalah angket jika daftar pertanyaan itu dikirim
kepada seseorang yang di mintai keterangan untuk mengutarakan keadaaan
orang lain
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan atau Tanya jawab antara peneliti dan
narasumber dengan tujuan untuk memperoleh data, wawancara bisa dilakukan
secara berhaapan maupun dengan menggunakan telepon. Wawancara dapat
dilakukan secara terstruktur dan tidak terstruktur.
Wawancara terstruktur adalah wawancara yang dilakukan dengan
menggunakan daftar pertanyaan yang telah dirumuskan sebelumnya secara
tertulis, bahkan kadang-kadang jawabannya pun telah di sediakan.
Sedangkan wawancara yang tidak terstruktur aalah wawancara secara bebas
yang tidak berpedoman daftar pertanyaan yang dipersiapkan sebelumnya. Salah
satu syarat yang harus dimiliki oelh pewawancara adalah mampu membina
hubungan baik dengan responden dan mampu menjelaskan maksud dan tujuan
penelitian yang dilakukan.
3. Observasi
Observasi adalah pengumpulan data melalui pengamatan secara langsung
kepalangan, tujuan observasi adalah memperoleh berbagai actual dari lapangan
44
a. Observasi partisipasi adalah observasi yang melibatkan peneliti secara
langsung dalam kegiatan pengamatan di lapangan, kelemahannya yaitu adanya
kecendrungan peniliti terlampau terlimbat dalam situasi itu.
b. Obersevasi nonpartisipasi adalah observasi yang dalam pelaksanaannya tidak
melibatkan peneliti sebagai partisipan, kelemahannya, kehadiran dapat
mempengaruhi sikap dan perilaku orang di amati
4. Kepustakaan
Mengumpulan data melalui kepustakaan yaitu kegiatan mengumpulkan
data dengan cara menelaah buku-buku kepustakaan , seperti surat kabar, majalah
dan dokumentasi lainnya.
Kepustakaan di gunakan dlam keseluruhan penelitian sejak awal hingga
sampai akhir penelitian dengan vara memamfaatkan berbagai macam pustaka
yang relevan dengan fenomena social yang telah di cermati.
5. Tes
Tes adalah pengumpulan data yang sifatnya mengevaluasi hasil proses (
pre test dan post tes ) , instrumentnya dapat berupa soal-soal ujian atau soal-soal
tes
6. Analisis isi media massa
Pengumpulan data melalui isi media massa merupakan bagian dari studi
kepustakaan, pengumpulan data melalui analasis isi media massa tidak kalah
pentingnya dengan kegiatan pengumpulan data melalui studi kepustakaan.
apabila jenis media massa, tanggal terbitnya, dan penulis artikelnya di sebutkan
dalam karya tulis hasil penelitian
3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis
3.2.5.1 Rancangan Analisis
Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan
cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih penting
dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami
oleh diri sendiri maupun orang lain. Peneliti melakukan analisa terhadap data
yang telah diuraikan dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif.
3.2.5.1.1 Analisis Deskriptif (Kualitatif)
Analisis deskriptif ini akan memberikan gambaran tentang suatu data yang
akan diteliti sehingga dapat membantu dalam mengetahui karakterisitik data
sampel. Adapun dalam penelitian ini analisis deskriptif dilakukan oleh penulis
untuk menjawab rumusan masalah pada point pertama, point kedua dan point
ketiga, yaitu mengetahui bagaimana pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Deviden
dan Nilai Perusahaan yang ada pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia, dan point keempat yaitu seberapa besar pengaruh
profitabilitas dan Kebijakan Deviden terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan
46
Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang lebih lengkap dari
variabel X1 (Profitabilitas) dan X2 (Kebijakan Deviden) dengan menggunakan
perhitungan persentase yang diolah dari laporan keuangan yang telah
dipublikasikan oleh Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. periode 2012-2015 di http://www.idx.co.id
Dan untuk menghitung perkembangan dari Profitabilitas, Kebijakan
Deviden dan Nilai Perusahaan tersebut untuk setiap tahunnya digunakan rumus
sebagai berikut :
Keterangan :
Th n = Perkembangan tahun n
Th n-1 = Perkembangan tahun n-1
3.2.5.1.2 Analisis Verifikatif (Kuantitatif)
Analisis kuantitatif adalah analisis pengolahan data berbentuk angka
(numeric). Dalam hal ini penulis melakukan analisis pada laporan keuangan
neraca dan laba rugi yang terdapat pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Dari hasil analisis tersebut akan didapat analisis pengaruh
Profitabilitas dan Kebijakan Deviden terhadap Nilai Perusahaan.
����� � =�ℎ −�ℎ −
3.2.5.1.3 Uji Asumsi Klasik
Dalam mencari keabsahan analisis regresi berganda, peneliti ini akan diuji
dengan menggunakan uji asumsi klasik, yang bertujuan untuk mengetahui apakah
model regresi yang diperoleh dapat menghasilkan estimator yang baik. Adapun ke
empat uji asumsi klasik itu adalah :
1. Uji Normalitas
Uji normalitas untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen atau
keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak. Model regresi yang
baik hendaknya berdistribusi normal atau mendekati normal. Mendeteksi apakah
data terdistribusi normal atau tidak dapat diketahui dengan menggunakan
penyebaran data melalui sebuah grafik. Jika data menyebar disekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya, model regresi memenuhi asumsi
normalitas (Husein Umar, 2011:181).
Dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan profitabilitas
(Asymtotic Significance), yaitu:
a) Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal.
b) Jika probabilitas < 0.05 maka populasi tidak berdistribusi secara normal.
2. Uji Multikolinieritas
Menurut Frisch, suatu model regresi dikatakan terkena masalah
multikolinearitas bila terjadi hubungan linear yang sempurna atau mendekati
sempurna diantara beberapa atau semua variabel bebasnya. Akibatnya model
tersebut akan mengalami kesulitan untuk melihat pengaruh variabel bebas
48
Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti, 2011:198). Jika terdapat korelasi yang
kuat antara sesame variabel independen maka konsekuensinya adalah:
1) Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir.
2) Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga.
Dengan demikian berarti semakin besar korelasi diantara sesama variabel
independen, maka tingkat kesalahan dari keofisien regresi semakin besar, yang
mengakibatkan standar error nya semakin besar pula. Cara yang digunakan untuk
mendeteksi ada tidaknya multikolineatritas adalah dengan menggunakan Variance
Inflation Facrors (VIF). Menurut Gujarati (2003:362), jika nilai VIF nya kurang
dari 10 maka dalam data tidak terdapat multikoliniearitas.
3. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Gujarati (2005:406), situasi heteroskedastisitas akan menyebabkan
penaksiran koefisien regresi menjadi tidak efisien dan hasil taksiran dapat menjadi
kurang atau melebihi dari yang semestinya. Dengan demikian, agar
koefisien-koefisien regresi tidak menyesatkan, maka situasi heterosjedastisitas digunakan
uji Rank Spearman yaitu dengan mengkorelasi masing-masing variabel bebas
terhadap nilai absolut dari residual. Jika nilai koefisien korelasi dari
masing-,masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari resudial (error) ada yang
signifikan, maka kesimpulannya terdapat heteroskedastisitas (varian dari residual
tidak homogen).
Selain itu, dengan menggunakan program SPSS, heteroskedastisitas juga
bisa dilihat dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel
seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka telah
terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika tidak membentuk pola tertentu yang
teratur, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
4. Uji Autokorelsi
Autokorelasi didefinisikan sebagai korelasi antar observasi yang diukur
berdasrkan deret waktu dalam model regresi atau dengan kata lain error dari
observasi yang satu dipengaruhi oleh error dari observasi yang sebelumnya.
Akibat dari adanya autokorelasi dalam model regresi, koefisien yang diperoleh
menjadi tidak efisien, artinya tingkat kesalahannya menjadi sangat besar dan
koefisien regresi menjadi tidak stabil. Untuk menguji ada tidaknya autokorelasi,
dari data residual terlebih dahulu dihitung nilai statisik Durbin Watson (D-W).
Kriteria uji: bandingkan nilai D-W dengan nilai d dari tabel Durbin-Watson:
a) Jika D-W < dL, atau D-W > 4 – dL, kesimpulannya pada data terdapat
autokorelasi.
b) Jika du < D-W < 4 – du, kesimpulannya pada data tidak terdapat
autokorelasi.
c) Tidak ada kesimpulan jika dL ≤ D-W ≤ dL≤ D-W ≤ 4 - dL. Apabila hasil uji
Durbin – Watson tidak dapat disimpulkan apakah terdapat autokorelasi
50
3.2.5.1.4 Analisis Jalur (Path Analysis)
Menurut Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin (2006:259) mengemukakan bahwa:
Analisis jalur (path analysis) digunakan apabila secara teori kita yakin
berhadapan dengan masalah yang berhubungan sebab akibat. Tujuanya adalah
menerangkan akibat langsung dan tidak langsung seperangkat variabel, sebagai
variabel penyebab, terhadap variabel lainnya yang merupakan variabel akibat.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa path analysis
merupakan metode yang digunakan untuk mengetahui pengaruh langsung atau
tidak langsung antara variabel eksogen dengan variabel endogen. Peneliti menggunakan analisis jalur (path analysis) karena peneliti ingin memastikan apakah ada pengaruh Profitabilitas dan Kebijakan Deviden terhadap Nilai
perusahaan. Adapun model analisis jalur yaitu :
Gambar 3.2 Model Analisis Jalur Keterangan :
X1 = Profitabilitas
X2 = Kebijakan Deviden
X1
X2
Y
ε
Rx1x2
Pyx1
Y = Nilai Perusahaan
Rx1x2 = Koefisien Korelasi Profitabilitas terhadap Kebijakan Deviden
PYx1= Koefisien jalur Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan
PYx2 = Koefisien jalur Kebijakan Deviden terhadap Nilai Perusahaan
ε = Pengaruh faktor lain
Dalam analisis jalur, untuk mengetahui besarnya koefisien jalur X terhadap Y
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Susun matriks korelasi antar variabel independen, dalam penelitian ini yang
menjadi variabel independen adalah Profitabilitas (X1) dan Kebijakan Deviden
(X2).
X1 X2
R=
X1 RX1X1 RX1X2
X2 RX1X2 RX2X2
b. Hitung invers dari matriks korelasi antara variabel independen Profitabilitas (X1)
dan Kebijakan Deviden (X2)
c. Untuk memperoleh koefisien jalur, kalikan invers dari matriks korelasi variabel
independen dengan variabel dependen
=
X
52
3.2.5.1.5 Analisis Koefisien Korelasi
Analisis korelasi ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dua
variabel, yaitu antara variabel independent dan variabel dependent adapun korelasi
yang digunakan dalam analisis ini yaitu korelasi pearson product moment dimana
variabelnya berskala rasio. Rumus analisis korelasi adalah :
Keterangan :
X = Profitabilitas dan Kebijakan Deviden
Y = Nilai Perusahaan
n = Jumlah tahun
Nilai koefisien korelasi sederhana r terletak antara -1 dan +1 sebagai indikator ada
tidaknya hubungan, dapat dinyatakan sebagai berikut :
Artinya :
r = -1, menyatakan terdapat hubungan antara Profitabilitas (X1) dan
Kebijakan Deviden (X2) terhadap Nilai Perusahaan (Y) pada Perusahaan
Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Kuat dan negatif.
r = 0, menyatakan tidak terdapat hubungan antara Profitabilitas (X1) dan
Kebijakan Deviden (X2) terhadap Nilai Perusahaan (Y) pada Perusahaan
Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
� = 2 −
− 2 2 − 2
r = +1, menyatakan terdapat hubungan antara Tingkat Pengembalian
Modal (X1) dan Nilai Tambah Ekonomi (X2) terhadap Harga Saham (Y)
pada perusahaan asuransi yang tergabung di BEI Kuat dan positif.
Untuk dapat memberi interprestasi terhadap kuatnya hubungan itu maka
digunakan pedoman seperti tertera pada berikut ini :
Tabel 3.2
Interprestasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,00 Sangat Kuat
Sumber : Sugiono (2008:184)
Korelasi dapat positif atau negatif. Korelasi positif menunjukkan arah
yang sama hubungan antar variabel, artinya jika variabel X1 dan X2 besar, maka
variabel Y semakin besar pula. Sebaliknya korelasi negatif menunjukkan arah
yang berlawanan, artinya jika variabel X1 dan X2 besar, maka variabel Y menjadi
kecil.
3.2.5.1.6 Koefisiansi Determinasi
Analisis Koefisiensi Determinasi (KD) digunakan untuk melihat seberapa
besar variabel independen (X) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y) yang
dinyatakan dalam persentase. Besarnya koefisien determinasi dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut: