• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN RESTORAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN : STUDI KASUS PADA DUA RESTORAN DI KOMPLEKS PERTOKOAN WAY HALIM PERMAI KOTA BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS TINGKAT PELAYANAN RESTORAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN : STUDI KASUS PADA DUA RESTORAN DI KOMPLEKS PERTOKOAN WAY HALIM PERMAI KOTA BANDAR LAMPUNG"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

SATISFACTION: A STUDY CASE OF TWO RESTAURANT’S IN THE BUSINESS COMPLEX WAY HALIM PERMAI BANDAR LAMPUNG CITY

By: Dwi Aryanti

Population and economic growth in Bandar Lampung has been increasing the demand of restaurants. Consequently, competition among restaurants in Bandar Lampung has been increasing in order to get their customers. The main goal of

this research is to find out the difference between the customers’ expectation and

the restaurant’s performance. Data were obtained form questioning respondents from two restaurants in the business area of Way Halim Permai, Bandar Lampung. Data were analyzed using the Importance Performance Analysis (IPA). It is revealed that both Restaurant A and Restaurant B were under performed in two atributes, i.e. restaurant comfort and hospitality. Spesifically, Restaurant A was under performed in the taste of its food and Restaurant B was under performed in cleanness and tidiness, restroom availability,and wastafel/washing stand availability.

(2)

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN RESTORAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN : STUDI KASUS PADA DUA RESTORAN DI

KOMPLEKS PERTOKOAN WAY HALIM PERMAI KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh Dwi Aryanti

Pertumbuhan populasi dan ekonomi di Bandar Lampung telah meningkatkan kebutuhan akan restoran. Hal ini menyebabkan kompetisi antar restoran di Bandar Lampung meningkat dalam mendapatkan konsumen. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan antara harapan konsumen dan kinerja restoran. Data diperoleh dari wawancara langsung kepada konsumen dari dua restoran di kompleks pertokoan Way Halim Permai, Bandar Lampung. Data dianalisis dengan metode Importance Performance Analysis (IPA). harapan pelanggan terhadap atribut kenyamanan restoran dan keramahan pramusaji, di kedua restoran yang di teliti lebih tinggi dibandingkan dengan skor kinerjanya. Secara khusus, di Restoran A atribut yang belum sesuai dengan harapan pelanggan adalah kesesuaian rasa, sedangkan pada Restoran B yakni kebersihan dan kerapihan, ketersediaan toilet, dan ketersediaan tempat cuci tangan.

(3)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai pusat kegiatan ekonomi, pemerintahan dan pendidikan di Provinsi

Lampung, Kota Bandar Lampung mempunyai kepadatan penduduk yang tinggi

yakni sebesar 4.619 jiwa/km2. Pada 2011, jumlah peduduk di Bandar Lampung

adalah sebanyak 891.374 jiwa dengan laju pertumbuhannya sebesar 1,55 persen

per tahun (BPS Bandar Lampung, 2012). Hal ini menjadi salah satu penyebab

peningkatan permintaan terhadap berbagai barang dan jasa.

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung saat ini cukup signifikan. Salah

satu indikatornya dapat di lihat dari PDRB Provinsi Lampung yakni rata-rata

5,88% per tahun dari 2008 sampai 2011 (BPS 2012, diolah). Pada periode

yang sama, laju pertumbuhan ekonomi untuk Kota Bandar Lampung jauh

lebih tinggi dibandingkan dengan Provinsi Lampung, yakni 6,53% per tahun.

Pertumbuhan penduduk dan ekonomi di Bandar Lampung ini mempengaruhi

peningkatan terhadap permintaan berbagai barang dan jasa. Selanjutnya,

peningkatan ini mendukung munculnya berbagai usaha untuk memenuhi

peningkatan permintaan tersebut. Dengan banyaknya usaha tersebut, baik

usaha yang lama maupun yang baru dapat memberikan banyak alternatif

(4)

Restoran merupakan salah satu jasa yang juga meningkat permintaannya.

Seiring dengan peningkatan ini, selain restoran yang sudah ada semakin

meningkatkan usahanya, juga restoran-restoran baru muncul. Sebagai contoh,

pada 2011 restoran baru muncul di Bandar Lampung ada sebanyak 61

restoran (BPS Bandar Lampung, 2012).

Meningkatnya jumlah usaha restoran saat ini menimbulkan tingkat

persaingan yang terjadi semakin ketat. Hal ini menuntut restoran untuk

mengatur strategi pemasaran yang tepat agar dapat menarik perhatian dan

mendapatkan konsumen sebanyak mungkin. Salah satu strategi yang dapat

dilakukan yaitu dengan melakukan marketing mix atau bauran pemasaran

(Kotler , 2000). Strategi bauran pemasaran (marketing mix) merupakan suatu

strategi pemasaran yang mengkombinasikan berbagai variabel atau kegiatan

dalam menetapakan produk, harga, promosi, dan distribusi yang dapat

dikendalikan oleh perusahaan.

Menurut Kotler (2005), pemasaran merupakan proses sosial yang dengan

mana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas

mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Oleh

karena itu perlu diketahui perilaku konsumen dalam menentukan strategi

pemasaran yang tepat pada perusahaan.

Mengidentifikasi karakteristik pelanggan, mengetahui tanggapan konsumen

terhadap atribut-atribut produk, dan pengukuran tingkat kepuasan konsumen

(5)

lebih efisien dan lebih efektif. Apabila konsumen merasa tidak puas terhadap

suatu pelayanan yang disediakan, maka pelayanan tersebut dapat dipastikan

tidak efektif dan tidak efisien.

Menurut Bitta dalam buku Simamora (2005) menyatakan bahwa perilaku

konsumen merupakan suatu proses pengambilan keputusan yang

mensyaratkan aktivitas individu untuk mengevaluasi, memperoleh,

menggunakan atau mengukur barang dan jasa. Selain itu faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi penentu keputusan konsumen yaitu lingkungan,

perbedaan individu dan proses psikologis

Bagi perusahaan - perusahaan yang bergerak di bidang industri makanan,

kepuasan konsumen merupakan faktor yang penting untuk diteliti, karena hal

ini akan berkaitan dengan bagaimana mempertahankan konsumen dari produk

mereka. Kepuasan konsumen sebagai evaluasi secara sadar menyangkut

apakah kinerja produk relatif bagus atau jelek atau apakah produk

bersangkutan cocok atau tidak cocok dengan pemakaiannya (Tjiptono, 2004).

Kepuasan konsumen merupakan hasil yang dirasakan oleh konsumen yang

mengalami kinerja sebuah perusahaan sesuai dengan harapannya. Konsumen

merasa puas jika harapan mereka terpenuhi, dan merasa sangat gembira jika

harapan mereka terlampaui. Kepuasan konsumen muncul dari dalam hati

konsumen dengan perasaan senang atau kecewa setelah membandingkan

persepsi terhadap kinerja suatu produk dengan harapan - harapannya. Oleh

(6)

faktor penting dalam menentukan suatu kebijakan dalam mengembangkan

pangsa pasarnya.

B. Perumusan Masalah

Meningkatnya pertumbuhan penduduk dan ekonomi di Bandar Lampung ini

mempengaruhi laju permintaan akan barang dan jasa. Selanjutnya,

peningkatan ini mendukung munculnya berbagai usaha untuk memenuhi

peningkatan permintaan tersebut seperti restoran. Meningkatnya jumlah

restoran, menimbulkan persaiangan antar restoran yang terjadi semakin ketat.

Seiring dengan bertambahnya pesaing yang semakin ketat, membuat pihak

restoran untuk mampu membuat strategi dalam mempertahankan konsumen.

Salah satu strategi mempertahankan konsumen yaitu dengan memberikan

kepuasan yang tinggi melalui pelaksanaan strategi pemasaran. Apabila antara

pelayanan yang dijanjikan pihak restoran dengan kepuasan yang dirasakan

konsumen tidak berkesesuaian, maka timbul masalah bagi pihak manajemen

dalam mencapai tujuan perusahaan. Masing–masing restoran yang dijadikan

restoran memiliki perbedaan walaupun tipis sekali. Hal ini terlihat dari menu

utama yang disajikan pada masing–masing restoran yang berbeda serta

beberapa fasilitas yang disediakan oleh pihak restoran. Untuk menjaga

kerahasiaan maka peneliti tidak menyebutkan nama dua restoran yang dipilih

sebagai lokasi penelitian pengambilan data.

Berdasarkan kondisi tersebut pihak restoran perlu mengetahui tingkat

(7)

upaya - upaya perbaikan dan peningkatan kepuasan pelanggan. Berdasarkan

uraian sebelumnya maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah :

1. bagaimana harapan konsumen terhadap pelayanan yang diinginkan pada

restoran ?

2. bagaimana persepsi konsumen terhadap kinerja yang diberikan oleh

restoran ?

3. bagaimana kesesuaian kinerja restoran terhadap harapan konsumen ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

1. mengetahui harapan konsumen

2. mengetahui persepsi konsumen terhadap kinerja yang diberikan oleh

restoran

3. mengetahui kesesuaian antara kinerja restoran terhadap harapan

konsumen.

D. Kegunaaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

1. perusahaan sebagai bahan informasi dan bahan pertimbangan dalam

menentukan strategi pemasaran di waktu yang akan datang

(8)
(9)

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Konsep Pemasaran

Pemasaran merupakan sebuah proses sosial yang bertumpu pada pemenuhan

kebutuhan individu dan kelompok dengan menciptakan pertukaran sehingga

memberikan kepuasan yang maksimal. Menurut Philip Kotler (2005),

pemasaran adalah proses sosial individu dan kelompok mendapatkan apa

yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan

secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak

lain.

Menurut Kotler (2000), bauran pemasaran (Marketing Mix) adalah kelompok

kiat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran

pemasarannya dalam pasar sasaran. Ada empat konsep alternatif dalam

aktivitas pemasaran, yaitu:

a. Product (Produk)

Merupakan suatu bentuk penawaran organisasi atau perusahaan jasa yang

ditujukan untuk mencapai tujuan melalui pemuasan kebutuhan dan

(10)

b. Price (Harga)

Harga merupakan elemen dari bauran pemasaran yang bersifat fleksibel,

dimana suatu saat harga akan stabil dalam waktu tertentu tetapi dalam

seketika harga dapat juga meningkat atau. Harga adalah sejumlah uang

yang harus dibayar oleh konsumen atau pengguna untuk mendapatkan

produk.

c. Promotion (Promosi)

Promosi merupakan kegiatan terakhir dari marketing mix yang sangat

penting karena sekarang ini kebanyakan pasar lebih banyak bersifat pasar

pembeli di mana keputusan terakhir terjadinya transaksi jual beli sangat

dipengaruhi oleh konsumen

d. Place (Saluran Distribusi )

Merupakan keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap

jasa bagi para pelanggan. Tempat dimana produk tersedia dalam sejumlah

saluran distribusi dan outlet yang memungkinkan konsumen dapat dengan

mudah memperoleh suatu produk (Jerome Mc-Carthy dalam Fandy

Tjiptono , 2004).

Rencana strategi pemasaran untuk perusahaan merupakan serangkaian

rencana jangka panjang yang didasarkan pada analisis dan diagnosis

lingkungan internal serta eksternal yang selanjutnya memformulasikan hasil

analisis tersebut menjadi sebuah keputusan strategis yang merupakan saran

(11)

produk, dan pasar yang harus dilayani, fungsi yang harus dilaksanakan, dan

kebijakan utama yang diperlukan untuk mencapai sasaran.

2. Perilaku Konsumen

Konsumen adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli atau

memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadi (Kotler, 2000).

Sedangkan menurut Undang-Undang Perlindungan Konsumen

(Undang-undang Republik Indonesia No. 8 Tahun 1999 tentang perlindungan

Konsumen). Konsumen merupakan setiap orang pemakai barang atau jasa

yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi diri sendiri, keluarga, orang lain,

maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.

Schiffman dan Kanuk (1994) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai

perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli,

menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang

mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka. Suatu proses

keputusan pembelian akan melewati tahap-tahap pembelian. Menurut Ujang

Sumarwan (2005), tahap-tahap pembelian terdiri dari :

a. Pengenalan Kebutuhan

Merupakan tahap awal dimana seseorang merasa memiliki kebutuhan dan

keinginan yang harus dipenuhi.

b. Mencari informasi

(12)

informasi berkaitan dengan produk yang akan dibelinya. Ada yang

diperoleh dari pengalaman sendiri, tetapi ada juga yang mencari lewat

jalur komersil seperti melalui iklan di media cetak dan elektronik.

c. Evaluasi alternatif

Setelah memiliki informasi yang cukup lengkap, kemudian konsumen

mengevaluasi alternatif yang ada kemudian dipertimbangkan.

d. Keputusan pembelian

Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas

merek-merek yang ada dalam kumpulan pilihan. Konsumen tersebut akan

membentuk nilai untuk membeli produk yang paling disukai.

e. Perilaku setelah pembelian

Aspek pasca pembelian konsumen akan mengevaluasi terhadap alternative

yang telah dipilih apakah telah memenuhi kebutuhan dan harapan setelah

digunakan.

3. Kepuasan Pelanggan

Menurut Kotler (2000), kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan

seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang ia rasakan

dibandingkan dengan harapannya. Dari definisi tersebut dapat ditarik

kesimpulan bahwa pada dasarnya pengertian kepuasan konsumen mencakup

perbedaan antara harapan dan kinerja atau hasil yang dirasakan ( Engel, et al.,

(13)

Dalam mengevaluasi kepuasan terhadap produk, jasa, atau perusahaan

tertentu, konsumen umumnya mengacu pada berbagai faktor atau dimensi.

Sementara itu dalam mengevaluasi jasa yang bersifat intangible, konsumen

umumnya menggunakan beberapa atribut atau faktor berikut (Parasuraman, et

al., 1985) :

a. Bukti langsung (tangible), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai

serta sarana komunikasi.

b. Kehandalan (reliability), yakni kemampuan memberikan pelayanan yang

dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan.

c. Daya tanggap (responsiveness), yaitu keinginan para staff dan karyawan

untuk membantu para konsumendan memberikan pelayan dengan tanggap.

d. Jaminan (assurance), mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan,

dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staff, bebas dari bahaya,

resiko atau keragu-raguan.

e. Empati (emphaty), meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan,

komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para

pelanggan.

Pada prinsipnya kepuasan konsumen itu dapat diukur dengan berbagai

macam metode dan teknik. Menurut Kotler (2000), mengidentifikasi 3

metode untuk mengukur kepuasan konsumen yaitu sebagai berikut :

1) Sistem keluhan dan saran

Pada metode ini, media yang digunakan bisa berupa kotak saran yang

(14)

dilewati pelanggan), kartu komentar (yang bisa diisi langsung maupun

yang bisa dikirim via pos kepada perusahaan), saluran telepon khusus

bebas pulsa, dan lain-lain.

2) Survei kepuasan pelanggan

Survei dilakukan baik dengan wawancara langsung, maupun melalui

media pos, ataupun telepon. Melalui survei perusahaan akan memperoleh

tanggapan dan umpan balik ( feedback ) secara langsung dari konsumen

dan juga memberikan tanda ( signal ) positif bahwa perusahaan menaruh

perhatian terhadap para pelanggannya.

3) Analisis konsumen yang hilang ( Lost Customer Analiysis )

Pada metode ini, perusahaan akan menghubungi para konsumen yang telah

berhenti membeli atau yang telah pindah pemasok agar dapat memahami

mengapa hal itu terjadi dan supaya dapat mengambil kebijakan perbaikan/

penyempurnaan selanjutnya. Seperti melakukan promosi agar konsumen

kembali tertarik pada produk perusahaan.

4. Restoran

Menurut keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1098/Menkes/SK/VII/2003, tentang persyaratan higienis sanitasi rumah

makan dan restoran. Restoran merupakan salah satu jenis usaha jasa pangan

yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan yang permanen dilengkapi

dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan,

penyajian dan penjualan makanan dan minuman bagi umum di tempat

(15)

Seiring dengan perubahan waktu, restoran pun mengalami perkembangan

jenis baik dari segi jenis hidangan ataupun pelayanan. Oleh sebab itu

restoran terus berubah-ubah mengikuti perkembangan zaman dan selera

pembeli karena pola hidup seseorang atau masyarakat yang berubah-ubah.

Torsina (2000) membagi jenis Restoran ke dalam sepuluh jenis restoran yang

ada sekarang, yaitu:

a. Family Conventional

Restoran yang ditujukan pada tradisi keluarga. Prioritas utamanya adalah

menyediakan menu makanan dan minuman yang enak, suasana yang

nyaman, dan harga yang bersahabat.

b. Fast Food

Restoran ini lebih menekankan pada kecepatan penyajian. Makanan dan

minuman yang dipesan akan segera tersedia dalam waktu yang singkat.

Jenis menu relatif terbatas dan harga yang ditawarkan relatif tidak mahal.

c. Speciality Restaurants

Restoran ini menyajikan menu dan suasana yang khas, berkualitas, dan

menarik perhatian. Harga yang relatif mahal.

d. Cafetaria

Pengunjung kafe relatif banyak dan homogen tergantung dari menu yang

disajikan. Hal ini disebabkan karena kafe biasanya didirikan di dalam

perkantoran, sekolah, pabrik, swalayan dan tempat-tempat keramaian

(16)

e. Coffee Shop

Ditandai dengan pelayanan secara cepat dan pergantian tempat duduk yang

cepat. Untuk menarik perhatian pengunjung yang akan makan siang atau

coffe break, lokasi utamanya ditempatkan di gedung perkantoran atau di

pusat perbelanjaan dengan traffic pejalan yang tinggi.

f. Gourmet

Restoran berkelas yang ditujukan bagi pelanggan yang menginginkan

pelayanan yang tinggi dan bergengsi. Ruangannya didekorasi untuk

menciptakan suasana yang nyaman dan bersifat artistik.

g. Etnik

Restoran ini dicirikan dengan menyajikan menu makanan yang bersasal

dari daerah tertentu yang spesifik. Pakaian seragam dari pelayannya

disesuaikan dengan asal daerah makanan dan minuman.

h. Snack Bar

Restoran ini melayani orang-orang yang ingin makanan kecil atau jajan

dan ukuran ruangan relatif kecil. Penyajian yang ditawarkan berupa eat in

(makan di Restoran) dan take out (Makanan dibungkus), sehingga mereka

dapat memperoleh volume penjualan yang baik.

i. Buffet

Berupa swalayan, tapi untuk produk wine, liquor dan bir dapat dilayani

dengan khusus. Buffet dicirikan dengan berlakunya satu harga untuk

(17)

j. Drive In/Drive Thru or Parking

Pelanggan yang berkendara dengan menggunakan mobil tidak perlu keluar

dari mobilnya. Pesanan diantar hingga ke mobil untuk eat in (sementara

parkir) dan jenis makanan yang disajikan pun dikemas secara praktis.

5. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu mengenai perilaku konsumen telah banyak dilakukan

dengan berbagai atribut yang berbeda – beda. Dalam hal ini atribut yang

digunakan memiliki tingkat kualitas yang berbeda tergantung penilaian oleh

para konsumen. Penelitian terdahulu yang diambil sebagai bahan kajian

merupakan penelitian tentang perilaku konsumen, dimensi dan atribut–atribut

yang dianggap penting oleh konsumen untuk menentukan kepuasannya.

Beberapa hasil penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 1.

Penelitian yang dilakukan oleh Soemawinata (2010) terdapat sembilan belas

atribut keragaman yang digunakan pada penelitian ini berdasarkan

Importance Performance Analysis (IPA) yang berkaitan dengan tingkat

harapan dan kinerja atribut, terdapat lima atribut pada kuadran I (prioritas

utama) yaitu harga produk, kemudahan dan kecepatan transaksi, pendingin

ruangan (AC), keramahan pramusaji dan kecepatan merespon keluhan

pengunjung. Pada kuadran IV (berlebihan) terdapat dua atribut yaitu lokasi

(18)

Tabel 1. Penelitian Terdahulu

No Peneliti Hasil Penelitian

1 Toto Dimensi responsiveness (daya tanggap)

merupakan dimensi yang dianggap penting oleh para nasabah Bank Mandiri dan Bank BCA. Sedangkan dimensi Empathy merupakan

dimensi yang dianggap menjadi prioritas rendah oleh para nasabah.

2 Mathew Joseph Dimensi Accessibility merupakan dimensi yang dianggap penting oleh para nasabah. Sedangkan dimensi feedback / complaints, customised merupakan dimensi yang dianggap menjadi prioritas rendah.

3 Ugur Yavas Faktor staff quality, integrity / trustworthiness, fees, location menjadi salah satu faktor yang harus dipertahankan prestasinya oleh bank.

4 Soemawinata Dari kelima atribut yaitu reliability, assurance, responsiveness, empathy,dan tangibles

menunjukkan pengaruh positif terhadap variabel kepuasan pelanggan.

5 Dewi Atribut yang terdapat pada prioritas utama yaitu kenyamanan menjadi salah satu prioritas utama yang diinginkan oleh konsumen terhadap kepuasannya.

6 Novian Variabel Rasa, kesigapan pramusaji dan kecepatan merespon menjadi faktor utama konsumen dalam pemutusan pembelian.

7 Weny Variabel yang menentukan kepuasan restoran adalah citarasa produk, kenyamanan tempat, lokasi strategis dan kemudahan memesan dan membayar

8 Andari Atribut rasa memiliki tingkat harapan yang tertinggi pada kepuasan konsumennya

Konsumen dalam menentukan tempat pilihannya dipengaruhi oleh dimensi

responsiveness (daya tanggap) dan dimensi Accessibility yang dapat dilihat

(19)

menyatakan bahwa dimensi daya tanggap dan dimensi Accessibility menjadi

periorits utama dalam memilih bank.

Dewi (2009) yang melakukan penelitian tentang “Analisis Sikap dan

Kepuasan Komsumen Restoran Death By Chocolate And Spaghetti Bogor”.

Analisis IPA menjelaskan bahwa atribut yang mendapat prioritas utama untuk

diperbaiki adalah kenyamanan restoran. Damanik (2008) melakukan

penelitian yang berjudul Analisis Sikap Dan Preferensi Konsumen Terhadap

Coffee Shop De Koffie-Pot Bogor. Tujuan konsumen berkunjung ke Coffee

Shop De Koffie-Pot bukan hanya untuk menikmati minuman kopi dan

makanan yang disajikan, namun juga untuk menikmati suasana di Coffee

Shop tersebut. Untuk uji diskriminan terdapat empat faktor yang paling

membedakan karakteristik konsumen dalam mengambil keputusan

melakukan kunjungan ke Coffee Shop, yaitu kemudahan proses pembayaran,

harga, pendapatan perbulan dan dengan siapa responden berkunjung ke

Coffee Shop.

Novian (2009) melakukan penelitian yang berjudul Analisis Proses

Keputusan Pembelian Dan Kepuasan Konsumen Terhadap Mid East Cafe

Lounge And Sisha, Bogor. Metode yang digunakan untuk analisis tingkat

harapan dan kepuasan pelanggan adalah metode Importance Performance

Analysis (IPA) dilengkapi dengan Customer Satisfaction Index (CSI). Dari

hasil penelitian Novian atribut yang perlu ditingkatkan kembali dalam jangka

pendek adalah atribut-atribut pada kuadran satu yang meliputi ukuran atau

porsi, keramahan dan kesopanan dan paket promosi dapat menaikkan tingkat

(20)

konsumen berada pada level sangat puas. Atribut-atribut yang ada pada

kuadran dua seperti rasa, kesigapan pramusaji dan kecepatan merespon harus

dipertahankan prestasinya.

Adapun persamaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian yang

dilakukan penulis adalah alat analisis yang digunakan sama yaitu alat analisis

deskriptif, Importance Performance Analysis (IPA). Penelitian terdahulu

mengenai kepuasan konsumen telah banyak dilakukan tetapi hanya satu

restoran yang diteliti, maka penelitian ini mengkaji dua restoran. Identifikasi

karakteristik responden yang sama dengan penelitian sebelumnya yaitu dilihat

dari segi usia responden, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan,

status pernikahan, tempat tinggal, dan tingkat pendapatan. Perbedaan

penelitian ini dengan penelitian-penelitian terdahulu adalah jumlah restoran

yang di teliti, tempat, latar belakang masalah dan atribut yang digunakan.

B. Kerangka Pemikiran

Semakin pesatnya persaingan antara bisnis restoran membuat para pengusaha

restoran berlomba - lomba untuk memberikan kepuasan bagi para

konsumennya. Dengan demikian, kepuasan konsumen menjadi prioritas

utama dimana tingkat harapan dan pelaksanaan kinerja yang dilakukan oleh

pengusaha restoran harus sesuai dengan harapan konsumen. Pemenuhan

harapan tersebut akan menciptakan kepuasan bagi konsumen.

Kepuasan konsumen diperoleh dengan membandingkan kinerja yang

diberikan dengan harapan yang diinginkan konsumen terhadap atribut –

(21)

pihak restoran akan melihat karakteristik konsumen dalam menilai kinerja

restoran terhadap harapan yang diinginkan oleh konsumen.

Selanjutnya, perbedaan antara kinerja dengan harapan menurut konsumen,

dianalisis menggunakan analisis kinerja dan harapan. Tingkat kepuasan

konsumen kemudian diukur menggunakan metode IPA (Importance

Performance Analisys). Dengan menggunakan metode tersebut pihak restoran

akan mengetahui apakah kinerja pelayanan yang diberikan oleh restoran telah

sesuai atau malah sebaliknya tidak sesuai. Berikut kerangka pemikiran

analisis pelayanan restoran terhadap kepuasan di Kompleks Pertokoan Way

Halim Permai Bandar Lampung yang disajikan pada Gambar 1 yaitu :

Gambar 1. Kerangka pemikiran analisis pelayanan restoran terhadap kepuasan pelanggan di Kompleks Pertokoan Way Halim Permai Kota Bandar Lampung

(22)

Atribut merupakan suatu bagian dari variabel. Atribut yang terdapat pada

bagian ini merupakan unsur atau faktor yang mempengaruhi kepuasan

konsumen. Atribut yang digunakan pada penelitian ini ditentukan dengan

mengkaji penelitian terdahulu sebagai referensi dan sebagian dengan cara

menentukan sendiri. Penelitian terdahulu diambil sebagai bahan referensi

karena telah diuji validitas dan reliabilitas. Setelah atribut penelitian telah

ditentukan, maka atribut tersebut selanjutnya dilakukan uji validitas dan uji

reliabilitas untuk mengetahui kevalidan dalam mengukur kepuasan

konsumen, jika nilai atribut yang didapat belum valid maka dilakukan

pengujian ulang sampai diperoleh hasil yang valid dan dapat dipercaya.

Tabel 2. Atribut kepuasan konsumen

Jenis Pelayanan Atribut

Produk Kesesuaian rasa Kehalalan Keragaman menu Ketersedian menu Konsistensi menu Kesesuaian harga

Karyawan Kecepatan dan kemudahan dalam melayani pemesanan

Keadilan pelayanan ( tidak diskriminasi ) Ketelitian pencatatan pemesanan

Ketelitian perhitungan pembayaran Ketanggapan terhadap ketidaksesuaian Kerapihan pramusaji

Keramahan pramusaji

Fasilitas Kesesuaian lokasi restoran ( strategis ) Kebersihan dan kerapihan restoran Keserasian dekorasi ruangan

Ketersediaan variasi pilihan tempat duduk Ketersediaan toilet

(23)
(24)

III. METODE PENELITIAN

A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional

Konsep dasar dan definisi operasional merupakan semua pengertian yang

digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sesuai tujuan

peneitian.

Konsumen adalah seseorang yang menggunakan barang atau jasa yang dalam

hal ini adalah produk makanan dan minuman.

Pelayanan adalah suatu aktivitas yang terjadi secara langsung antara

seseorang kepada orang lain yang diberikan dalam memuaskan konsumen.

Kepuasan merupakan suatu respon positif seseorang dimana hasil kinerja

yang diberikan telah sesuai atau lebih dibadingkan dengan harapannya.

Atribut merupakan suatu gabungan atau satuan variabel.

Harapan konsumen adalah sesuatu yang diinginkan oleh konsumen terhadap

kinerja yang diberikan kepadanya, apabila yang dirasakan olehnya telah

(25)

Kesesuaian merupakan hasil yang diperoleh antara apa yang diinginkan oleh

konsumen dengan apa yang mereka peroleh dari pelayanan yang diberikan

telah sesuai atau sama.

Persepi merupakan suatu proses penginterpretasian yang dilakukan oleh

konsumen terhadap produk dan jasa yang telah diberikan oleh restoran.

B. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian pada dasarnya sama dengan penelitian lainnya, yaitu

memilih dan merumuskan masalah, memilih subyek dan instrumen

pengukuran, memilih desain penelitian, melaksanakan prosedur, menganalisis

data, dan merumuskan kesimpulan. Adapun diagram prosedur penelitian

dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Diagram prosedur penelitian Menentukan atribut

Uji validitas tiap atribut pada 30 responden

Uji Relibilitas pada 30 responden

Kuisioner penelitian

Wawancara Restoran A dan B

Analisis Data

- Mengetahui harapan konsumen - Mengetahui kinerja restoran - Mengetahui kesesuaian - IPA

(26)

C. Data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer. Data primer

diperoleh dari responden konsumen restoran melalui wawancara langsung

dengan menggunakan kuesioner.

D. Metode Analisis Data

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survei yang

bersifat deskriptif. Metode survei merupakan suatu cara pendekatan dengan

mempergunakan teknik yang berhubungan dengan survei. Penelitian

memusatkan diri pada pemecahan masalah secara aktual. Data dikumpulkan,

disusun, dijelaskan, dan dianalisis.

Penelitian ini dilakukan terhadap konsumen sebagai responden yang sudah

pernah melakukan santap makan di Restoran A dan B. Karakteristik

konsumen dan persepsi konsumen terhadap restoran akan dianalisis dengan

menggunakan analisis deskriptif. Analisis atribut akan dianalisis melakukan

pengukuran harapan dan kinerja dengan menggunakan metode Importance

Performance Analysis (IPA).

Importance Performance Analysis (IPA) merupakan suatu teknik penerapan

yang digunakan untuk mengukur atribut dari harapan dan kinerja itu sendiri

yang berguna untuk pengembangan program pemasaran yang efektif.

Dengan analisis tersebut akan diperoleh atribut-atribut apa saja yang menurut

konsumen penting dan kinerjanya buruk, sehingga akan memperbaiki kinerja

(27)

kinerja menggunakan skala 5 tingkat (Likert) terhadap harapan, yaitu sebagai

berikut :

Tabel 3. Skala Nilai Bobot (Skala Likert) dari jawaban responden

Kinerja Bobot Jawaban (skala likert )

Harapan

Sangat Baik 5 Sangat Penting

Baik 4 Penting

Cukup Baik 3 Cukup Penting

Tidak Baik 2 Tidak Penting

Sangat Tidak Baik 1 Sangat Tidak Penting

Berdasarkan hasil penilaian harapan dan hasil penilaian kinerja akan

dihasilkan suatu perhitungan mengenai tingkat kesesuaian antara tingkat

harapan dan tingkat pelaksanaannya oleh Restoran A dan B. Tingkat

kesesuaian adalah hasil perbandingan skor kinerja pelaksanaan dengan skor

harapan. Tingkat kesesuaian inilah yang akan menentukan urutan prioritas

peningkatan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan.

Sebelum data yang didapatkan dari hasil kuesioner ini diolah, maka terlebih

dahulu dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner. Pengujian

kuesioner akan dilakukan kepada 30 responden diluar dari responden

penelitian. Tujuan pengujian ini yaitu untuk mengetahui apakah isi dari

butir-butir pertanyaan tersebut sudah sah (valid) dan handal (reliable). Apabila

data dari butir-butir pertanyaan tersebut sudah valid dan reliable maka data

tersebut dapat digunakan untuk mengukur kandungan instrumen yang ada.

(28)

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur

tersebut untuk mengukur sesuatu yang ingin diukur. Adapun cara

mengujinya dengan mengkorelasikan tiap-tiap atribut terhadap total

seluruh atribut yang ada. Apabila secara statistik signifikan maka atribut

tersebut valid dan sebaliknya jika tidak signifikan maka atribut tersebut

tidak digunakan dalam penelitian atau tidak valid (Ghozali, 2005).

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui kereliabelan dari

atribut-atribut yang diajukan pada responden dalam kuesioner Menurut Ghozali

(2005) reliabilitas digunakan untuk mengetahui kereliabelan dari

atribut-atribut yang diajukan pada responden dalam kuesioner. Kuesioner yang

telah di uji reliabilitas apabila digunakan pada lokasi dan waktu yang

berbeda maka akan memperoleh hasil yang sama. Adapun cara

mengujinya dengan koefisien korelasi yang dibagi dalam dua grup.

Selanjutnya total skor seluruh atribut grup 1 dikorelasikan (korelasi

product moment) dengan grup 2. Apabila secara statistik signifikan maka

reliabel dan sebaliknya.

Metode IPA menggambarkan tentang kinerja suatu restoran dibandingkan dengan

harapan yang diinginkan oleh konsumennya. Menurut Supranto (2001) Metode

(29)

1. Tingkat kesesuaian

di mana : Tki = Tingkat kesesuian responden

Xi = Skor penilaian kinerja restoran

Yi = Skor penilaian harapan restoran

2. Rata-rata kinerja dan harapan seluruh pelanggan

di mana :

=

= Skor rata-rata tingkat harapan

= Jumlah skor tingkat kinerja

= Jumlah skor tingkat harapan

n = Jumlah responden

3. Rata-rata kinerja dan harapan seluruh atribut

di mana K = Banyaknya atribut yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan.

Selanjutnya tingkat unsur-unsur tersebut akan dijabarkan dan dibagi menjadi

empat bagian ke dalam diagram kartesius seperti pada Gambar 3. Berikut ini

adalah gambar dari diagram kartesius, yang dibagi menjadi 4 kuadran dengan

(30)

Priotas Utama Pertahankan Prestasi

I II

Prioritas Rendah Berlebihan

III IV

[image:30.595.131.510.82.359.2]

Gambar 3. Diagram Kartesius

Keterangan :

1) Kuadran I menunjukkan faktor atau atribut yang dianggap mempengaruhi

kepuasan pelanggan, termasuk unsur-unsur jasa yang dianggap sangat

penting, namun manajemen perusahaan belum melaksanakannya sesuai

keinginan pelanggan.

2) Kuadran II menunjukkan unsur jasa pokok yang telah berhasil

dilaksanakan oleh pihak perusahaan, untuk itu wajib dipertahankannya.

Dianggap sangat penting dan sangat memuaskan.

3) Kuadran III menunjukkan beberapa faktor yang kurang penting

pengaruhnya bagi pelanggan, pelaksanaannya oleh perusahaan biasa-biasa

saja. Dianggap kurang penting dan kurang memuaskan. Y

H

a

r

a

p

a

n

X

(31)

4) Kuadran IV menunjukkan faktor yang mempengaruhi pelanggan kurang

penting, akan tetapi pelaksanaanya berlebihan oleh pihak perusahaan.

Dianggap kurang penting tetapi sangat memuaskan.

E. Penentuan Responden

Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

sampel peluang ( probability sampling), dimana pengambilan sampel

memperhitungkan peluang atau kemungkinan unit sampel dipilih atau tidak.

Teknik probability sampling yang dipilih adalah metode simple random

sampling. Metode simple random sampling yaitu pengambilan sampel dari

populasi yang dilakukan secara acak dengan setiap sample memiliki

kesempatan yang sama. Responden dalam penelitian ini adalah konsumen

pada Restoran A dan B. Penelitian ini merupakan penelitian sampel, yaitu

terdapat 60 sampel yang digunakan pada penelitian ini.

Penelitian ini dilakukan di Restoran A dan B pertimbangan karena Restoran

A dan B merupakan salah satu restoran yang baru dibuka di Lampung.

Meskipun Restoran A dan B baru didirikan sudah banyak konsumen yang

datang ke restoran tersebut. Oleh karena itu perlu diadakan analisis kepuasan

konsumen untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumennya.

Batasan responden dalam penelitian ini yaitu dengan karakteristik sebagai

berikut:

1. Memilih konsumen yang bersedia diwawancarai dengan panduan

(32)

2. Konsumen yang sedang makan atau telah makan di Restoran A atau B,

3. Pria/wanita di atas 17 tahun dengan pertimbangan di atas umur 17 tahun

seseorang sudah dapat memberikan pendapat.

F. Lokasi penelitian, dan Waktu Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan di dua Restoran A dan B di Kompleks Pertokoan

Way Halim Permai Bandar Lampung. Pemilihan lokasi dilakukan secara

sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa di daerah ini terdapat

beberapa restoran yang cukup digemari oleh masyarakat Bandar Lampung.

Waktu pengumpulan data dilakukan pada bulan April - Mei 2013. Untuk

menjaga kerahasiaan maka tidak menyebutkan nama dua restoran yang dipilih

(33)

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Harapan pelanggan terhadap kenyamanan restoran dan keramahan

pramusaji, di kedua restoran yang diteliti dibandingkan dengan kinerja.

Secara khusus, di Restoran A atribut yang belum sesuai dengan harapan

pelanggan adalah kesesuaian rasa, sedangkan untuk Restoran B yakni

kebersihan dan kerapihan; ketersediaan toilet ; dan ketersediaan cuci

tangan.

2. Kinerja restoran yang dinilai memuaskan yaitu kesesuian harga, kecepatan

dan kemudahan dalam melayani pemesanan, kebersihan dan kerapihan

restoran, ketersediaan toilet, kesesuaian rasa, kehalalan, ketelitian

perhitungan pembayaran, kerapihan pramusaji, dan kesesuaian lokasi

restoran.

3. Kesesuaian kinerja masing–masing restoran terhadap harapan konsumen

secara keseluruhan dianggap memuaskan, dengan rata-rata kesesuaian

(34)

1. Sebaiknya masing–masing pihak restoran lebih memperhatikan kinerja

dari karyawannya agar dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.

Untuk itu, perusahaan sebaiknya mengurangi yang berlebihan dan fokus

terhadap perbaikan kinerja yang dianggap konsumen belum memenuhi

harapan konsumen

2. Pihak restoran perlu mengadakan analisis kepuasan konsumen secara

berkala untuk mengetahui perkembangan kesesuaian kinerja restoran dan

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Andari .2005. Analisis Perilaku Konsumen dan Implikasinya pada Strategi bauran

Pemasaran Restoran Tradisional” (Studi Kasus di Restoran Galuga 3, Kota

Bogor). Skripsi. Program Studi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. 2012. Bandar Lampung Dalam Angka 2011. BPS. Bandar Lampung.

Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. 2012. Produk Domestic Regional Bruto Provinsi Lampung Menurut Penggunaan 2012. BPS. Bandar Lampung.

Damanik AM. 2008. Analisis Sikap dan Preferensi Konsumen Terhadap Coffe Shop De Kaoffie-Pot Bogor. Skripsi. Program Studi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Dewi EM. 2009. Analisis Sikap dan Kepuasan Konsumen Restoran Death by Chocolate and Spaghetti Bogor. Skripsi. Program Studi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Ghozali. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Universitas Diponegoro. Semarang.

Kotler, Philip. 2000. Marketing Management: Millenium Edition. 2nd Edition. Prentice Hall.

Kotler, P. 2005. Manajemen Pemasaran (Terjemahan). Jilid I. Jakarta : PT Indeks Kelompok Gramedia.

Novian MH. 2009. Analisis Proses Keputusan Pembelian dan Kepuasan Konsumen Terhadap Mid East Cafe Lounge And Sisha, Bogor. Skripsi. Program Studi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

(36)

Soemawinata DK. 2010. Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Restoran Ayam Goreng Fatmawati di Kota Bogor Jawa Barat. Skripsi. Program Studi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sumarwan, U. 2003. Perilaku Kosumen : Teori dan Penerapannya Dalam Pemasaran. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Simamora, B. 2005. Analisis Multivariat Pemasaran. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama.

Tjiptono, Fandi. 2004. Manajemen Jasa. Yogyakarta : Andi Ofset.

Torsina, F. 2000. Usaha Restoran yang Sukses. Jakarta : Buana Ilmu Populer.

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen dan Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta 2006. Bandung : Citra Umbara.

Gambar

Gambar 1. Kerangka pemikiran analisis pelayanan restoran terhadap  kepuasan pelanggan di Kompleks Pertokoan Way Halim Permai Kota Bandar Lampung
Tabel 2. Atribut kepuasan konsumen
Gambar 2. Diagram prosedur penelitian
Tabel 3. Skala Nilai Bobot (Skala Likert) dari jawaban responden
+2

Referensi

Dokumen terkait

: sejauh hak-hak itu dilihat pada dirinya sendiri hak-hak itu harus sepenuhnya dijamin, tetapi karena dalam kenyataan kehidupan masyarakat hak-hak itu baik saling menunjang

Jika mengacu pada kawasan pantai terangkat di Indonesia bagian timur, undak laut terendah terbentuk pada interglasial akhir (125.000 tahun lalu) dimana undak laut berada

Pemodelan GWBPR dengan pembobot Adaptive Bisquare Kernel membentuk 4 kelompok kab/kota berdasarkan kesamaan variabel prediktor yang signifikan baik pada kasus kusta PB

Hasil pengolahan data tentang (1) masalah belajar peserta didik yang pindah ke SMA Adabiah Padang berada pada kategori sedikit dengan persentase 55%, tentang tuntutan

Kewajiban pebelajar; bersih hati, hendaklah tujuan belajar itu mendekatkan diri dengan Tuhan, tabah dalam memperoleh ilmu pengetahuan dan supaya merantau, menghormati guru.. Pelajaran

Sejak 2010 sampai saat ini, di Pulau Lombok program ini baru dikembangkan di Kabupaten Lombok Timur dan di Kabupaten Lombok Utara di 20 Desa ‘rawan bencana.’ Beberapa capaian

 World Bank memproyeksikan ekonomi global tumbuh 4,0% di tahun 2021, dibandingkan estimasi pertumbuhan tahun 2019 yang terkontraksi 4,3% dengan asumsi vaksinasi dilakukan

Fluktuasi harga saham cenderung mempengaruhi minat investasi pada perusahaan yang bersangkutan. Harga saham dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik secara mikro