iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan berkat-Nya yang telah diberikan kepada penulis hingga penelitian ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Gelombang Elektromagnetik di Kelas X Semester II SMA Raksana Medan
T.A 2013/2014”. Adapun skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Ida Wahyuni, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Beliau telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal hingga akhir penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Sehat Simatupang, M.Si, Bapak Dr. Makmur Sirait, M.Si, dan Bapak Winsyahputra, M.Si sebagai dosen penguji 1, 2, dan 3 yang telah memberikan masukan dan saran-saran selama penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D, selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis selama perkuliahan, dan selaku Dekan FMIPA Unimed.
Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen serta Staf Pegawai Jurusan Fisika yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. H. Situmorang selaku kepala sekolah SMA Raksana Medan, dan Ibu J. Simanjuntak selaku guru bidang studi Fisika di SMA Raksana Medan yang telah banyak membantu dan membimbing penulis selama penelitian dan para guru serta staf administrasi yang telah memberikan kesempatan dan bantuan kepada penulis selama melakukan penelitian.
v
Santina dan Setia saya ucapkan terima kasih banyak, saya juga mengucapkan terima kasih banyak kepada adik-adik Ganbatte SG (Megawati dan Meyanti) serta kepada Kakak rohani sayaK’FitriSilalahi, M.Si, dan K’DewiSidabutar, S.Pd dan tak lupa kepada juga kepada teman-teman Kost Durung 196b (Kak Ika , Debora, Dame, Loren, Adik Gusti, Adik Lima dan Adik Cleo) terima kasih, serta kepada seluruh mahasiswa Pendidikan Fisika ’10 A yang senantiasa mendukung penulis dengan doa dan motivasi untuk tetap semangat dalam menyelesaikan dan memperbaiki skripsi ini.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, baik dari segi isi, tulisan maupun kualitasnya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki skripsi ini. Akhir kata penulis mengharapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan.
Medan, 24 Juli 2014 Penulis,
iii
PE NGARUH MO DE L PE MBELAJARAN KOO PERATI F T I PE TEAM GAME TOUR NAMENT (T GT ) TE RHADAP H ASIL
BELAJAR S ISWA PADA MATERI GE LOMBANG ELEKTROMAGNETIK KELAS X SEMESTER II
SMA RAKSANA MEDAN T.A 2013/2014
Herta Ruminta Siahaan (NIM 4103121031)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa, aktifitas siswa selama mengikuti pembelajaran, dan pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament (TGT) pada materi pokok Gelombang Elektromagnetik di SMA Raksana Medan.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Control Group Pretest-Postest Design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Raksana Medan. Sampel penelitian diambil 2 kelas yang ditentukan dengan teknik cluster random sampling, yaitu kelas X-1 (kelas eksperimen) dan kelas X-2 (kelas kontrol) yang masing-masing kelas berjumlah 35 siswa. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda dengan jumlah 20 soal dan lembar observasi untuk aktivitas. Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t dua pihak untuk pretes dan uji Wilcoxon untuk postes.
Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen adalah 22,57 dengan standar deviasi 10,25 dan nilai rata-rata pretes kelas kontrol adalah 25,28 dengan standar deviasi 8,65, dengan uji F diperoleh Fhitung sebesar 1,40 dan Ftabelsebesar 1,76. Karena Fhitung < Ftabel (1,40< 1,76), maka hasil pretes untuk kedua kelas mempunyai varians yang sama (homogen). Kemudian diperoleh ttabel < thitung< ttabel (-1,997 < -1,194< 1,997) maka disimpulkan bahwa kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen sama dengan kemampuan awal siswa pada kelas kontrol. Setelah itu kedua kelas diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen dengan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament (TGT) dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Setelah pembelajaran selesai diberikan diperoleh nilai rata-rata postes kelas eksperimen adalah 66,28 dengan standar deviasi 10,31 dan nilai rata-rata postes kelas kontrol adalah 64,85 dengan standar deviasi 12,51. Data kelas eksperiman tidak berdistribusi normal. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji Wilcoxon pada α= 0,05 dan n1=n2=35 diperoleh Zhitung< Ztabelatau -2,15 < -1,96 sehingga diperoleh kesimpulan bahwa ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok gelombang elektromagnetik di SMA Raksana Medan. Pada kelas eksperimen diperoleh rata-rata aktivitas siswa dari pertemuan I s/d II sebesar 71,83 dengan kategori cukup aktif dan pada kelas kontrol diperoleh rata-rata aktivitas siswa dari pertemuan I s/d II sebesar 50,98 dengan kategori kurang aktif.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar viii
Daftar Tabel ix
Daftar Lampiran x
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 5
1.3. Batasan Masalah 6
1.4. Rumusan Masalah 6
1.5. Tujuan Penelitian 7
1.6. Manfaat Penelitian 7
1.7. Defenisi Operasional 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis 9
2.1.1. Pengertian Belajar 9
2.1.2. Hasil Belajar 9
2.1.3 Aktivitas Belajar 10
2.1.4 Model Pembelajaran Kooperatif 11
2.1.5. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT 14
2.1.6 Permainan Ular Tangga 16
2.1.7. Pembelajaran Konvensional 18
2.1.8. Materi Pelajaran 19
2.1.9. Peneliti yang Relevan 27
2.2. Kerangka Konseptual 28
2.3. Hipotesis 31
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi danWaktu Penelitian 32
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 32
3.3 Variabel Penelitian 32
3.4 Jenis dan Desain Penelitian 33
3.5 Prosedur Penelitian 33
3.6 Instrumen Penelitian 36
3.6.1 Tes Hasil Belajar 36
3.6.2 Instrumen Aktivitas 37
3.7. Persyaratan Instrumen 39
vii
3.8 Teknik Analisis Data 40
3.8.1 Menghitung Mean dan Standar Deviasi 40
3.8.2 Uji Normalitas 40
3.8.3 Uji Homogenitas 41
3.8.4 Uji Hipotesis 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 44
4.1.1 Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen Dan 44 Kelas Kontrol
4.1.2 Observasi Perkembangan Aktivitas Siswa 46 di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
4.1.3 Uji Persyarat Analisis Data 48
4.1.3.1 Uji Normalitas 48
4.1.3.2 Uji Homogenitas 49
4.1.3.3 Hasil Pengujian Hipotesis 49
4.2 Pembahasan 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 57
5.2 Saran 58
DAFTAR PUSTAKA 59
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Tahapan Pembelajaran Kooperatif 13
Tabel 2.2. Pengelompokkan Gelombang Radio 27
Tabel 2.3. Peneliti Terdahulu 27
Tabel 3.1. Pretest-Postest Group Design 33
Tabel 3.2. Tabel Spesifikasi Materi GEM 36
Tabel 3.3. Kriteria Kemampuan Siswa 37
Tabel 3.4. Indikator Penilaian Aktivitas Siswa 37
Tabel 4.1. Rata-rata nilai pretes dan postes kedua kelas 44
Tabel 4.2. Hasil pretes kelas eksperimen dan kelas control 44
Tabel 4.3. Hasil postes kelas eksperimen dan kelas kontrol 45
Tabel 4.4. Kriteria Penilaian Aktivitas Siswa 47
Tabel 4.5. Aktivitas Siswa Kelas Kontrol Dan Eksperimen 47
Tabel 4.6. Ringkasan Perhitungan Uji Normalitas 48
Tabel 4.7. Ringkasan perhitungan uji homogenitas 49
Tabel 4.8. Ringkasan perhitungan uji hipotesis pretes 50
Tabel 4.9. Ringkasan perhitungan uji hipotesis dengan 51
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Penempatan Pada Meja Turnamen 16
Gambar 2.2 Papan Permainan Ular Tangga 17
Gambar 2.3 Medan Listrik dan Medan Magnetik 20
Gambar 2.4 Skema Percobaan Hertz 21
Gambar 2.5 Spektrum Gelombang Elektromagnetik 22
Gambar 2.6 Contoh Hasil Rontgen Tulang Manusia 24
Gambar 2.7 Spektrum Cahaya Tampak 25
Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian 35
Gambar 4.1 Diagram batang data pretes kelas eksperimen 45
dan kelas kontrol SMA Raksana Medan
Gambar 4.2 Diagram batang data postes kelas eksperimen 46
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 61
Lampiran 2 Tes Hasil Belajar 94
Lampiran 3 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar 99
Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa 109
Lampiran 5 Rubrik Penilaian Aktivitas 119
Lampiran 6 Observasi Penilaian Aktivitas 121
Lampiran 7 Format Kuis TGT 122
Lampiran 8 Lembar Game 128
Lampiran 9 Data Pretes Kelas Kontrol 130
Lampiran 10 Data Pretes Kelas Eksperimen 132
Lampiran 11 Perhitungan Mean dan Standar Deviasi Pretes 134
Lampiran 12 Uji Normalitas dan Homogenitas Data Pretes 135
Lampiran 13 Uji Hipotesis Data Pretes 139
Lampiran 14 Data Postes Kelas Kontrol 141
Lampiran 15 Data Postes Kelas Eksperimen 143
Lampiran 16 Perhitungan Mean dan Standar Deviasi Postes 145
Lampiran 17 Uji Normalitas Postes 146
Lampiran 18 Uji Hipotesis DataPostes 149
Lampiran 19 Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen 153
Lampiran 20 Aktivitas Siswa Kelas Kontrol 157
Lampiran 21 Tabel Nilai Kritis Lilifors 161
Lampiran 22 Tabel Distribusi z 162
Lampiran 23 Tabel Nilai Kritis Uji Wilcoxon 163
Lampiran 24 Tabel Distribusi t 164
Lampiran 25 Tabel Distribusi F 165
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang amat
penting untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara, karena
pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas
sumber daya manusia. Di Indonesia, pendidikan berfungsi mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Pidarta,
2007).
Pendidikan juga merupakan kunci pembangunan suatu bangsa.
Berhasilnya pembangunan di bidang pendidikan akan sangat berpengaruh
terhadap pembangunan di bidang lainnya. Oleh karena itu, pendidikan harus
dikelola semaksimal mungkin baik secara kualitas maupun kuantitas. Guru
merupakan ujung tombak dalam meningkatkan kualitas pendidikan, dimana guru
akan melakukan interaksi langsung dengan peserta didik dalam pembelajaran di
ruang kelas. Melalui proses belajar dan mengajar inilah berawalnya kualitas
pendidikan. Artinya secara keseluruhan kualitas pendidikan berawal dari kualitas
pembelajaran yang dilaksanakan guru di dalam kelas.
Berkembangnya pendidikan sudah pasti berpengaruh terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Dalam perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, ilmu pengetahuan alam (IPA) memegang
peranan yang sangat penting. Hal ini disebabkan IPA merupakan ilmu yang
mencari tahu tentang fenomena alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya
penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau
prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik
untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan
2
pembelajaran menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar peserta didik menjelajahi dan memahami alam
sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat
yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
Fisika merupakan salah satu cabang IPA yang mendasari perkembangan
teknologi maju dan konsep hidup harmonis dengan alam. Perkembangan pesat di
bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dipicu oleh temuan di
bidang fisika material melalui penemuan piranti mikroelektronika yang mampu
memuat banyak informasi dengan ukuran sangat kecil. Sebagai ilmu yang
mempelajari fenomena alam, fisika juga memberikan pelajaran yang baik kepada
manusia untuk hidup selaras berdasarkan hukum alam. Pengelolaan sumber daya
alam dan lingkungan serta pengurangan dampak bencana alam tidak akan
berjalan secara optimal tanpa pemahaman yang baik tentang fisika.
Pengajaran fisika juga merupakan salah satu bagian dari IPA yang penting
bagi siswa. Hal ini tercantum dalam fungsi dan tujuan mata pelajaran di tingkat
SMA yang menyatakan bahwa mata pelajaran fisika merupakan sarana:
i) Menyadarkan keindahan dan keteraturan alam untuk meningkatkan keyakinan terhadap Tuhan YME, ii) Memupuk sikap ilmiah yang mencakup; jujur dan objektif terhadap data, terbuka dalam menerima pendapat berdasarkan bukti-bukti tertentu, kritis terhadap pernyataan ilmiah, dan dapat bekerja sama dengan orang lain, iii) Memberi pengalaman untuk dapat mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan; merancang dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data, menyusun laporan, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara tertulis dan lisan, iv) Mengembangkan kemampuan berpikir analitis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelsaikan masalah baik secara kulaitatif maupun kuantitatif, v) Menguasai pengetahuan, konsep dan prinsip fisika, serta memiliki pengetahuan keterampilan dan sikap ilmiah. (Depdiknas, 2006)
Tujuan pembelajaran fisika tersebut akan tercapai jika proses
pembelajaran berjalan dengan baik. Namun pada kenyataanya yang terjadi di
lapangan masih belum sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diharapkan.
Berdasarkan studi pengamatan yang dilakukan peneliti saat melaksanakan
3
diperoleh bahwa pembelajaran fisika di sekolah tersebut masih berpusat pada
guru. Guru belum melibatkan siswa secara optimal. Dari wawancara dengan
beberapa siswa, mereka juga beranggapan bahwa fisika adalah pelajaran yang
sangat sulit dan membosankan serta jarang disukai.
Dari hasil wawancara dengan ibu Simanjuntak salah seorang guru fisika di
SMA Raksana Medan, guru tersebut mengatakan model pembelajaran yang sering
dipakai guru adalah pembelajaran langsung dan kooperatif. Metode yang sering
digunakan adalah ceramah, demonstrasi dan mengerjakan soal-soal. Terkadang
beberapa siswa juga mengeluh ketika ada tugas diskusi, disebabkan kerja sama
antar siswa yang masih kurang. Salah satu kelas X yang diampuh oleh beliau dari
36 siswa hanya 10 orang saja yang mampu mencapai nilai di atas KKM (70) dan
selebihnya masih di bawah KKM. Rata-rata hasil belajar fisika siswa semester 1
adalah 68,7.
Hal ini disebabkan metode mengajar fisika yang disajikan kurang tepat
sehingga kurang menarik minat siswa untuk belajar fisika. Dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran fisika tersebut, guru seharusnya menciptakan
susana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, membangun gagasan
langsung, sehingga belajar merupakan proses aktif siswa dalam membangun
pengetahuannya sendiri. Guru juga harus menggunakan model-model
pembelajaran yang karakteristiknya student center learning (SCL) agar tercipta
pembelajaran yang dapat dinikmati peserta didik, yakni peserta didik merasa
nyaman dan asyik dalam pembelajaran dan diharapkan dapat meningkatkan hasil
belajarnya.
Menyikapi masalah di atas, perlu adanya upaya yang dilakukan oleh guru
untuk menggunakan model pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran
di kelas sesuai dengan materi yang disampaikan. Model pembelajaran kooperatif
tipe Team Games Tournament (TGT) merupakan salah satu model pembelajaran
kooperatif yang dikembangkan untuk melibatkan siswa dalam menelaah dan
memahami materi dengan bermain dan bertanding atau disebut turnamen
akademik. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah suatu pendekatan
4
sama sebagai suatu tim untuk memecahkan masalah, menyelesaikan tugas atau
untuk mencapai tujuan bersama.
Adapun alasan peneliti memilih model pembelajaran kooperatif tipe TGT
ini adalah pada pembelajaran kooperatif tipe TGT ini siswa dilatih
keterampilan-keterampilan untuk membantu sesama temannya untuk bekerja sama dengan baik,
adanya penghargaan yang harus diberikan kepada kelompok yang kinerjanya baik,
keberhasilan kelompok bergantung pada keberhasilan individu sehingga setiap
kelompok tidak bisa bergantung pada anggota lain, dengan adanya suatu
permainan dalam kelompok kecil diharapkan siswa aktif dan memperoleh
tambahan pengetahuan dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan
konsep materi yang diajarkan khususnya konsep pada materi fisika.
Model pembelajaran kooperatif tipe TGT sudah pernah diteliti oleh
mahasiswa sebelumnya yaitu oleh Lubis (2010) dari hasil penelitian yang
dilakukan oleh Lubis di SMP Negeri 18 Medan, bahwa pada saat diberikan
pretest, pencapaian tes hasil belajar fisika pada materi pokok Pemuaian adalah
dengan nilai rata-rata kelas eksperimen 45,3. Setelah dilakukan pembelajaran
dengan menggunakan model kooperatif tipe TGT pada dengan nilai rata-rata kelas
eksperimen 73,3. Rata-rata nilai keseluruhan aktivitas belajar siswa adalah 63,3
termasuk kategori aktif.
Ramadhani (2011) juga melakukan penelitian model pembelajaran
kooperatif TGT di SMA Negeri 17 Medan menyatakan bahwa ada pengaruh yang
signifikan terhadap hasil belajar fisika dengan model pembelajaran kooperatif tipe
TGT yaitu dapat dilihat dari nilai rata-rata pretes 48,3 menjadi 7,38, Rata-rata
nilai keseluruhan aktivitas belajar siswa kelas model adalah 70,3 dan kelas guru
70,7 termasuk kategori aktif. Gultom (2012) juga yang melakukan penelitian di
SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan, didapat bahwa pada saat diberikan pretest,
pencapaian tes hasil belajar fisika pada materi pokok Zat dan Wujudnya adalah
dengan nilai rata-rata 45,37. Setelah dilakukan pembelajaran dengan
menggunakan model kooperatif tipe TGT pada dengan nilai rata-rata 70,78.
Namun penelitian tersebut juga memiliki kelemahan seperti penelitian
5
dalam kelompok dan kurang dalam membimbing siswa. Gultom juga mengalami
hal sama, jumlah siswa dalam kelas eksperimen yang melebihi membuat peneliti
kurang maksimal dalam membimbing siswa, serta penggunaan wajtu yang kurang
efektif.
Adapun yang membedakan penelitian ini dengan sebelumnya adalah
peneliti membuat papan permainan ular tangga dan word square sebagai media
dalam turnamen. Menurut Nugrahani (2007) media ular tangga dinilai sangat
efektif untuk mengulang (review) bab-bab tertentu dalam pelajaran yang dianggap
paling sulit untuk dipahami oleh siswa dan kurang efektif apabila disampaikan
secara verbal. Secara psikologis, ular tangga terbukti dapat meningkatkan
kemampuan anak-anak untuk berinteraksi dengan kehidupan social
Word square merupakan permainan yang memadukan kemampuan
menjawab pertanyaan dengan kejelian dalam mencocokan jawaban pada
kotak-kotak jawaban (Farida, 2009). Peneliti membuat sejumlah pertanyaan terpilih
sehingga dapat merangsang siswa berpikir kritis dan melatih sikap teliti. Dengan
media game ular tangga dan word square dapat membuat siswa terlibat dengan
cepat dalam belajar serta mengurangi kebosanan dan dalam mengingat materi
fisika yang telah diajarkan.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan
judul: “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games
Tournament) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gelombang
Elektromagnetik di Kelas X Semester II SMA Raksana Medan T.A
2013/2014”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi identifikasi
masalah adalah sebagai berikut :
1. Hasil belajar siswa untuk fisika di sekolah masih di bawah KKM
2. Model pembelajaran yang diterapkan guru kurang bervariasi
3. Kerja sama antar siswa dalam pembelajaran masih kurang.
6
5. Siswa belum terlibat secara optimal dalam proses pembelajaran
1.3. Batasan Masalah
Karena luasnya permasalahan yang berkaitan dengan pembelajaran ini,
maka penulis membuat batasan masalah sebagai berikut :
1. Model pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini adalah model
pembelajaran kooperatif tipe TGT.
2. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Gelombang
Elektromagnetik
3. Siswa yang diteliti adalah siswa Kelas X Semester II SMA Raksana
Medan T.P. 2013/2014
4. Media permainan yang digunakan adalah ular tangga dan word square.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana hasil belajar siswa pada materi Gelombang Elektromagnetik di
kelas X Semester II SMA Raksana Medan dengan menggunakan model
kooperatif tipe TGT.
2. Bagaimana hasil belajar siswa pada materi Gelombang Elektromagnetik
di kelas X Semester II SMA Raksana Medan dengan menggunakan
pembelajaran konvensional.
3. Bagaimana aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi pokok
Gelombang Elektromagnetik
4. Bagaimana aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran
menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok Gelombang
Elektromagnetik
5. Adakah pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT terhadap hasil belajar siswa pada materi gelombang
7
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penelitian ini dimaksudkan
untuk :
1. Mengetahui hasil belajar siswa pada materi Gelombang Elektromagnetik
di kelas X Semester II SMA Raksana Medan dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT.
2. Mengetahui hasil belajar siswa pada materi Gelombang Elektromagnetik
di kelas X Semester II SMA Raksana Medan dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional.
3. Mengetahui aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi pokok
Gelombang Elektromagnetik
4. Mengetahui aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran
menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok Gelombang
Elektromagnetik
5. Mengetahui adanya pengaruh yang signifikan penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap hasil belajar siswa pada materi
gelombang elektromagnetik di kelas X Semester II SMA Raksana Medan.
1.6 Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini, maka peneliti mengharapkan tulisan ini dapat
bermanfaat sebagai :
1. Sebagai bahan informasi hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi Gelombang
Elektromagnetik di Kelas X SMA Raksana Medan
2. Sebagai bahan informasi alternatif pemilihan model pembelajaran dalam
proses pembelajaran oleh guru fisika.
1.7. Definisi Operasional
1. Hasil Belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
8
2. Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT adalah salah satu tipe atau
model pembelajaran yang melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa ada
perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya, dan
57
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi gelombang elektromagnetik di kelas X semester II SMA Raksana Medan memberikan peningkatan hasil belajar siswa.
2. Penerapan model pembelajaran konvensional pada materi gelombang elektromagnetik di kelas X semester II SMA Raksana Medan juga memberikan peningkatan hasil belajar siswa namun tidak sebaik model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata hasil belajar kelas control. 3. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi gelombang
elektromagnetik di kelas X semester II SMA Raksana Medan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.
4. Penerapan model pembelajaran konvensional pada materi gelombang elektromagnetik di kelas X semester II SMA Raksana Medan juga dapat meningkatkan aktivitas siswa namun peningkatannya sangat kecil. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata aktivitas belajar siswa di kelas kontrol untuk dua kali pertemuan adalah 50,97% berkategori kurang aktif dan rata-rata aktivitas belajar siswa di kelas eksperimen untuk dua kali pertemuan adalah 71,83 % berkategori aktif.
58
5.2. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian di atas, maka penulis memberikan saran untuk memperbaiki kualitas hasil belajar siswa antara lain:
1. Bagi calon guru dan guru fisika yang ingin menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT sebaiknya mengatur waktu dengan baik sesuai yang telah direncanakan.
2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang model pembelajaran kooperatif tipe TGT sebaiknya membawa lebih dari dua observer untuk membantu peneliti dalam melaksanakan games agar games dapat berlangsung tertib.
59
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., (2007), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), Bumi Aksara, Jakarta.
Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), Bumi Aksara, Jakarta.
Depdiknas, (2006), Kurikulum SMA: GBPP Mata Pelajaran Fisika Kelas I, II,III, Depdiknas, Jakarta
Depdiknas, (2007), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ke-2, Balai Pustaka, Jakarta
Dimyati, dan Mudjiono, (2006), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.
Farida, D.S., (2009), Penggunaan Media Word Square Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Kosa Kata Siswa Kelas XI SMA 02 Muhammadiyah Wuluhan Jember , Jurnal Ilmu Kependidikan
Gultom, V., (2012), Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams-Games-Tournament) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Materi Pokok Zat Dan Wujudnya Kelas VII SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan T.P 2012/2013, Skripsi, Jurusan Fisika FMIPA, UNIMED, Medan
Hamdani, (2011), Strategi Belajar Mengajar, Pustaka Setia, Bandung.
Indrajit, D., (2009), Mudah dan Aktif Belajar Fisika untuk Kelas X SMA/MA, Pusat Perbukuan Depdiknas, Jakarta
Kanginan, M., (2007), Fisika untuk SMA Kelas X Semester 2, Erlangga, Jakarta.
Lubis, N.A., (2010), Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournaments) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Pemuaian Di Kelas VII Semester II SMP Negeri 18 Medan T.P. 2009/2010, Skripsi, Jurusan Fisika FMIPA, UNIMED, Medan
60
Nugrahani, R., (2007), Media Pembelajaran Berbasis Visual Berbentuk Permainan Ular Tangga Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar Mengajar Di Sekolah Dasar, Jurnal Ilmu Kependidikan, Jilid 36, No.1
Pidarta, M., (2007), Landasan Kependidikan: Stimulus Ilmu Pendidikan Becorak Indonesia, PT Rineka Cipta, Jakarta
Ramadhani, J., (2011), Penerapan Perangkat Pembelajaran Berbasis Konstruktivisme Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Selama Kegiatan Belajar Mengajar Di SMA Medan T.P. 2010 / 2011, Skripsi, Jurusan Fisika FMIPA, UNIMED, Medan.
Rusman, (2011), Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Sanjaya, W., (2008), Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana Prenada Media Group, Jakarta
Sardiman, A., M., (2008), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta
Saripudin, A., Rustawan, D., dan Suganda, A., (2009), Praktis Belajar Fisika 1, Pusat Perbukuan Depdiknas, Jakarta
Slavin, R., E., (2010), Cooperative Learning Teori, Riset,dan Praktik, Penerbit Nusa Media, Bandung
Smaldino, S.E., Lowther, L.D., dan Russel, J.D., (2011), Instructional Tecnology and Media For Learning: Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar, Kencana Prenada Media Group, Jakarta
Sudjana., (2005), Metode Statistika, Tarsito, Bandung
Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung