• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN (PPMK) DI KOTA BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN (PPMK) DI KOTA BANDAR LAMPUNG"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

STRATEGY OF SOCIETY EMPOWERMENT THROUGH THE VILLAGE SOCIETY EMPOWERMENT PROGRAM (PPMK) IN THE

CITY OF BANDAR LAMPUNG

By

CHERRYA DAMARA

Research Strategy of society empowerment through the village society empower-ment program (PPMK) in Bandar Lampung City was aimed at determining, ( 1 ) the effectiveness of empowerment strategies PPMK ( 2 ) the benefits of revolving fund programs and computer training through PPMK in Bandar Lampung. This research was qualitative research with 49 research subjects. The results showed, strategies of Society Empowerment ( PPMK ) through computer training and revolving funds was effective, since the implementation of the carried out activiti-es were suitable with the general guidelinactiviti-es PPMK such as, utilization of funds for productive business were 80 %, the amount of funds that had been appropriate for running the business were 71.43%. The result of computer trainings, used by participants to get a job were 79.58 % , the materials application of Microsoft Word and Microsoft Exel that had given appropriately amounting to 67.86 %. The benefits for the participants after the revolving fund was the participants can use the received funds to increase business capital, to develop and to promote the business , then to fulfill the household necessity whereas the benefits for the participants after the computer program were getting knowledge, getting certificates that can use for applying a job and for opening a new computer businesses.

(2)

ABSTRAK

STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN (PPMK)

DI KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh

CHERRYA DAMARA

Penelitian strategi pemberdayaan masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat kelurahan (PPMK) di Kota Bandarlampung ini bertujuan untuk (1) mengetahui efektifitas strategi pemberdayaan masyarakat (PPMK) di Kota Bandarlampung melalui pelatihan komputer dan dana bergulir, (2) mengetahui manfaat yang diperoleh peserta setelah mengikuti program dana bergulir dan pelatihan komputer melalui PPMK di Bandarlampung. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan subjek penelitian sebanyak 49 orang. Hasil penelitian menunjukkan Strategi pemberdayaan masyarakat (PPMK) melalui pelatihan komputer dan dana bergulir efektif, karena pelaksanaan kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan pedoman umum PPMK seperti pemanfaatan dana untuk usaha produktif sebesar 80%, jumlah dana telah sesuai untuk berjalannya usaha sebesar 71,43%. Pada pelatihan komputer peserta memanfaatkan hasil pelatihan untuk memperoleh pekerjaan sebesar 79,58%, materi pengaplikasian Microsoft Word dan Microsoft Exel yang diberikan telah sesuai pedoman yaitu sebesar 67,86%. Manfaat yang diperoleh peserta setelah adanya dana bergulir adalah peserta dapat menggunakan dana yang diterima untuk menambah modal usaha,

mengembangkan dan memajukan usaha, serta untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Manfaat yang diperoleh peserta setelah mengikuti program pelatihan komputer diantaranya peserta memperoleh ilmu pengetahuan, sertifikat yang didapat digunakan untuk melamar pekerjaan, dan membuka usaha baru di bidang komputer.

(3)

STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN (PPMK)

DI KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh

CHERRYA DAMARA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PERTANIAN

Pada

Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN (PPMK)

DI KOTA BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh

CHERRYA DAMARA

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir pada tanggal 23 Mei 1992 di Bandar Lampung sebagai anak pertama dari pasangan Bapak Ir. Iskandar dan Ibu Darma Febriany.

Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) di TK. Trisula Bandar Lampung tahun 1997, pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 2 (teladan) Bandar Lampung tahun 2004, pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Bandar Lampung tahun 2007 dan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 2 Bandar Lampung tahun 2010. Selanjutnya pada tahun 2010 penulis melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi pada Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Penulis melaksanakan kegiatan praktik umum 30 (tiga puluh) hari di Perum Bulog Divisi Regional Lampung pada tahun 2013. Pada tahun 2014 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama 40 (empat puluh) hari di Kecamatan Kalianda, Lampung Selatan.

(8)

Unila periode 2011-2012, Ketua Komisi C Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Fakultas Pertanian Unila selama dua periode 2012-2013 dan 2013-2014, Ketua Bidang Sosial Budaya Lembaga Studi Mahasiswa Pertanian (LS MATA) periode 2011-2012 dan Ketua Bidang PTKP Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Pertanian Unila periode 2014-2015. Penulis juga pernah mengikuti

pelatihan-pelatihan yaitu Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK), Latihan Kepemimpinan Manajemen Tingkat Dasar (LKMTD), Latihan Kewirausahaan (LK), Pelatihan Dakwah Mahasiswa Islam (LDMI), Basic Training I HMI (LK I), Latihan

(9)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala curahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, teladan bagi seluruh umat

manusia. Penulis menyadari bahwa penulis tidak dapat menyelesaikan skripsi ini tanpa bantuan, nasihat, serta saran-saran yang membangun dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan rendah hati penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Ir. Dewangga Nikmatullah, M.S., sebagai pembimbing utama atas

kesabaranya serta kesediaanya untuk memberikan saran, kritik, dan bimbingan dalam proses penyelesaian skripsi.

2. Ir. Indah Nurmayasari, M.Sc., sebagai pembimbing kedua atas kesabaranya serta kesediaanya untuk memberikan saran, kritik, dan bimbingan dalam proses penyelesaian skripsi.

(10)

4. Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

5. Dr. Ir. F.E. Prasmatiwi, M.P., selaku Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Lampung.

6. Seluruh Staf pengajar dan administrasi di lingkup Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

7. Keluarga tercinta, Mama Darma Febriany dan Papa Iskandar tercinta, serta satu-satunya adikku tersayang Dava Dhipendra dan seluruh keluarga yang selalu memberikan kasih sayang yang tak akan tergantikan oleh apapun dan siapapun, semangat dan perhatian yang luar biasa, dukungan baik moril maupun materil, serta doa yang tidak putus-putusnya untukku dalam menjalankan kehidupan dan dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Alm. Akas Daud yang tak sempat melihat cucu tertuanya mencapai gelar sarjana serta Ombay Rahmawaty yang tak putus-putusnya memberikan doa yang luar biasa.

9. Seseorang yang selalu menemaniku, Anniya Mutiara Tsani, S.Pd terima kasih telah memberikan masukan, bantuan, doa, tenaga, serta semangat yang luar biasa 10. Sahabat-sahabat garis keras angkatan 2010 yang sangat luar biasa memotivasiku

(11)

11. Rekan-rekan SOSEK 2004-2013 yang tak dapatku tuliskan satu persatu disini, namun percayalah kalian semua tertulis selalu di dalam hati ini, Terima kasih atas segala bantuannya.

12. Rekan-rekan HMI Komisariat Pertanian Unila yang telah memberikanku ilmu yang amat luar biasa pentingnya terima kasih atas segala bantuannya, tetap Yakin Usaha Sampai untuk selamanya.

13. Rekan-rekan DPM, BEM, dan juga Himaseperta dari periode 2011-2014 yang telah memberikan arti sebuah perjalanan organisasi di indahnya dunia kampus selama penulis kuliah.

14. Seluruh mahasiswa-mahasiswi Fakultas Pertanian Unila yang selalu membuatku semangat untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

15. Seluruh pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu per satu, semoga Allah SWT membalas semua kebaikan kalian selama ini

Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik untuk lebih baik ke masa yang akan datang.

Bandar Lampung, 17 Januari 2015 Penulis

(12)

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR TABEL ... I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Kegunaan Penelitian ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Strategi ... 9

B. Efektivitas ... 10

C. Pemberdayaan Masyarakat ... 11

1. Pengertian pemberdayaan Masyarakat ... 11

2. Strategi dan Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat ... 14

D. Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) ... 17

E. Kerangka Pikir ... 18

III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 21

B. Jenis Penelitian ... 22

C. Tempat Penelitian ... 22

D. Subjek dan Objek Penelitian ... 22

E. Teknik Pengumpulan Data ... 25

F. Sumber Data ... 27

G. Langkah-Langkah Penelitian ... 28

H. Keabsahan dan Keajegan Penelitian ... 28

I. Teknik Analisis Data ... 30

IV. GAMBARAN UMUM TENTANG OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) di Kota Bandar Lampung ... 32

1. Latar Belakang Berdirinya PPMK ... 32

2. Visi dan Misi ... 33

3. Asas dan Prinsip ... 34

(13)

5. Struktur Organisasi PPMK ... 38

B. Gambaran Umum Kelurahan Penerima PPMK ... 38

1. Profil Kelurahan ... 38

2. Demografi Kelurahan ... 42

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Efektivitas Strategi Pemanfaatan Dana Bergulir PPMK 1. Pemanfaatan Dana Bergulir ... 47

2. Nominal Dana Bergulir Untuk Kelangsungan Usaha ... 51

3. Tingkat Kemanfaatan Dana Bergulir ... 53

B. Analisis Efektivitas Strategi Program Pelatihan Komputer 1. Tingkat Kemanfaatan Pelatihan Komputer ... 61

2. Kecukupan Materi Ajar ... 63

3. Manfaat Pelatihan Komputer ... 68

C. Konsep Keberdayaan PPMK ... 74

VI. KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 78

B. Saran ... 79 DAFTAR PUSTAKA

(14)

DAFTAR GAMBAR

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jumlah Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi

Lampung 2008 – 21012 ... 3

2. Daftar Kecamatan dan Kelurahan di Kota Bandar Lampung ... 24

3. Jumlah Penduduk Kelurahan Penelitian Menurut Usia ... 42

4. Keadaan Penduduk Kelurahan Penelitian Menurut Tingkat Pendidikan ... 43

5. Jumlah Sarana Pendidikan Di Daerah Penelitian ... 43

6. Keadaan Penduduk Di Kelurahan Penelitian Berdasarkan Mata Pencarian . 44 7. Jumlah Sarana Ekonomi Di Daerah Penelitian ... 45

8. Jumlah Sarana Kesehatan Di Daerah Penelitian ... 45

9. Jumlah Sarana Sosial Di Daerah Penelitian ... 46

10.Pemanfaatan Dana Bergulir ... 49

11.Jumlah Nominal Dana Bergulir untuk Kelangsungan Usaha ... 53

12.Daftar Nama Peminjam Dana Bergulir PPMK ... 57

13.Tingkat Kemanfaatan Dana Bergulir ... 58

14.Perbandingan Pedoman dan Kondisi Riil Dana Bergulir ... 59

15.Tingkat Kemanfaatan Pelatihan Komputer ... 63

16.Kecukupan Materi Ajar ... 64

17.Jadwal Pelatihan Komputer ... 66

(16)
(17)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemiskinan merupakan problematika kemanusiaan yang telah mendunia dan hingga kini masih menjadi isu sentral di belahan bumi mana pun. Selain bersifat laten dan aktual, kemiskinan adalah penyakit sosial ekonomi yang tidak hanya dialami oleh negara-negara berkembang melainkan negara maju seperti Inggris dan Amerika Serikat. Negara Inggris mengalami kemiskinan di penghujung tahun 1700-an pada era kebangkitan revolusi industri di Eropa. Amerika Serikat bahkan mengalami depresi dan resesi ekonomi pada tahun 1930-an dan baru setelah tiga puluh tahun kemudian Amerika Serikat tercatat sebagai negara adidaya dan terkaya di dunia (Apriliyanti, 2013).

Masalah kemiskinan di Indonesia menjadi salah satu masalah yang belum sepenuhnya bisa dipecahkan oleh pemerintah sejak dulu hingga sekarang. Secara umum, kemiskinan didefinisikan sebagai kondisi saat seseorang atau sekelompok orang tak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk

(18)

2 ketersediaan lapang pekerjaan yang cukup bagi seluruh penduduk. Dalam hal ini, Indonesia tergolong sebagai salah satu negara yang berada dalam garis

kemiskinan. Karenanya masih banyak sekali penghasilan yang dimiliki penduduknya yang menurut standar internasional masih kurang. Rendahnya tingkat kehidupan sering digunakan sebagai alat ukur dalam kesejahteraan warganya atau masyarakatnya.

Kemiskinan biasanya terjadi karena individu tidak mampu memberdayakan potensi dirinya secara maksimal untuk mencapai kesejahteraan dalam kehidupan secara mandiri. Kemiskinan yang diderita oleh masyarakat Indonesia tidak hanya masalah keuangan, tetapi masalah keahlian hidup, karena keahlian dapat mem-buat masyarakat menjadi survive dalam menjalani hidup dan mencapai apa yang diinginkan. Tanpa keahlian hidup masyarakat tidak akan mendapatkan peluang untuk memenangkan perlombaan hidup yang semakin keras (Machendrawaty, 2001).

Kemiskinan dapat dibedakan menjadi tiga pengertian yaitu kemiskinan absolut, kemiskinan relatif dan kemiskinan kultural. Seseorang termasuk golongan miskin absolut apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum: pangan, sandang, kesehatan, papan, dan pendidikan. Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan namun masih berada di bawah kemampuan

(19)

3 2008). Berikut tabel jumlah penduduk miskin Kabupaten/Kota di Provinsi

Lampung dari tahun 2008 sampai tahun 2012.

Tabel 1. Jumlah Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung 2008-2012 (dalam ribuan)

No Kabupaten/Kota 2008 2009 2010 2011 2012

1 Lampung Barat 86,1 79,5 71,8 67,9 64,80

2 Tanggamus 179,3 174,9 98,0 92,7 88,40

3 Lampung Selatan 351,2 222,5 187,9 177,7 169,5

4 Lampung Timur 228,4 206,3 200,4 189,5 180,8

5 Lampung Tengah 242,0 230,7 197,7 187,0 178,4

6 Lampung Utara 182,9 171,0 164,7 155,8 148,6

7 Way Kanan 84,1 79,2 76,6 72,5 69,2

8 Tulang bawang 90,9 86,8 43,0 40,7 38,8

9 Pesawaran - 100,9 81,5 77,1 73,5

10 Pringsewu - - 45,4 43,0 41,0

11 Mesuji - - 16,2 15,3 14,6

12 Tulang Bawang Barat - - 19,1 18,1 17,3

13 Kota Bandar Lampung 130,9 123,9 128,6 121,6 116,3

14 Kota Metro 22,1 21,2 20,1 19,0 18,10

Provinsi Lampung 1. 597,8 1. 496,9 1. 479,9 1. 298,7 1. 219,3

(20)

4 Pengembangkan potensi masyarakat miskin memerlukan suatu strategi dalam hal penanggulangan kemiskinan. Pertama, penciptaan kesempatan berkaitan dengan sasaran pemulihan ekonomi makro, perwujudan pemerintahan yang baik, dan peningkatan pelayanan umum. Kedua, pemberdayaan masyarakat berkaitan dengan penyediaan akses masyarakat miskin ke sumberdaya ekonomi dan keterlibatan mereka dalam pengambilan keputusan. Ketiga, peningkatan kemampuan berkaitan dengan sasaran peningkatan pelayanan pendidikan,

kesehatan pangan, perumahan agar masyarakat memiliki produktivitas. Keempat, perlindungan sosial berkaitan dengan sasaran pemberian jaminan kehidupan bagi masyarakat yang mengalami cacat fisik, fakir miskin, dan kehilangan pekerjaan sehingga berpotensi menjadi miskin (Martaja, 2000).

Krisis ekonomi yang terjadi telah menyadarkan semua pihak bahwa pendekatan dan cara yang dipilih dalam penanggulangan kemiskinan selama ini perlu diperbaiki, yaitu ke arah pengokohan kelembagaan pengembangan masyarakat. Keberdayaan kelembagaan masyarakat ini dibutuhkan dalam rangka membangun organisasi masyarakat yang benar-benar mampu menjadi wadah perjuangan kaum miskin, yang mandiri dan berkelanjutan dalam menyuarakan aspirasi serta

kebutuhan mereka dan mampu mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kebijakan publik di tingkat lokal, baik aspek sosial, ekonomi maupun lingkungan, termasuk perumahan dan pemukiman (Syafe’i, 2008).

(21)

5 masyarakat tersebut biasanya dikenal dengan istilah pemberdayaan (empower-ment) masyarakat. Pemberdayaan berpusat pada rakyat sehingga rakyat berperan aktif dalam proses pemberdayaan tersebut. Pemberdayaaan masyarakat bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang mandiri, mampu menggali dan memanfaat-kan potensi-potensi yang ada di daerahnya, dan membantu masyarakat untuk terbebas dari keterbelakangan atau kemiskinan. Pemberdayaan masyarakat tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, karena yang menjadi subjek dari pemberdayaan adalah masyarakat desa itu sendiri, sedangkan pemerintah hanya sebagai fasilitator (PNPM Mandiri, 2006).

Salah satu program pemberdayaan yang digulirkan oleh Pemerintah Kota Bandar Lampung adalah Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK). PPMK adalah program lanjutan dari pelaksanaan PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) Mandiri Perkotaan. Sasaran PPMK difokuskan kepada peningkatan pendapatan keluarga miskin yang tergabung dalam KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) melalui dukungan komponen program pember-dayaan masyarakat. Dalam PPMK proses pemberpember-dayaan lebih ditujukan untuk menigkatkan keahliaan dan keterampilan anggota KSM sehingga menjadi kelompok usaha yang mandiri dengan dukungan LKM/BKM (Lembaga

(22)

6 Ruang lingkup kegiatan program PPMK ini adalah kegiatan pelayanan sosial bagi KSM melalui kegiatan pengembangan kapasitas KSM (pelatihan, sosialisasi, vocational & on the job training, dll) dan kontribusi pelayanan ekonomi bagi KSM melalui dana bergulir bagi KSM unggulan (KSM peserta PPMK yang memenuhi kriteria). Kegiatan pengembangan KSM dalam hal pelatihan yaitu, pelatihan keterampilan komputer, merupakan bagian dari kegiatan masyarakat yang diberikan untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan dapat menggali kemampuan yang ada pada diri mereka.

Zaman sekarang ini pekerjaan banyak membutuhkan lulusan yang menguasai komputer. Diharapkan ketika mereka lulus dari sekolah atau perguruan tinggi mereka dapat bekerja di bidang komputer atau sesuai dengan pekerjaan yang diinginkan. Pelatihan keterampilan ini diberikan selama tiga bulan sampai terampil mengoperasikan komputer. Materi yang diberikan yaitu teori, praktek dan ujian. Untuk dana bergulir merupakan bantuan langsung masyarakat untuk meningkatkan kehidupan masyarakat yang digulirkan hanya bagi KSM peserta PPMK. Alokasi pagu BLM (Bantuan Langsung Masyarakat) PPMK maksimum Rp100.000.000,00 per Kelurahan/Desa peserta, jumlah realisasi untuk setiap KSM sepenuhnya tergantung pada kelayakan proposal masing-masing KSM dengan ketentuan maksimum Rp30.000.000,00 untuk setiap KSM dan maksimum Rp5.000.000 untuk setiap anggota KSM.

Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) ini pertama kali

(23)

7 masyarakat kelurahan melalui pendekatan Tribina yang meliputi Bina Fisik

Lingkungan, Bina Sosial, dan Bina Ekonomi. PPMK ini sangat berguna untuk membantu pemerintah dalam memberdayakan masyarakat miskin. Oleh karena diperlukan kajian terhadap efektivitas dan manfaat pemberdayan masyarakat melalui Program Pembedayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) sebagai instansi lokal dalam pemberdayaan masyarakat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana efektivitas strategi pemberdayaan masyarakat yang dilakukan Pemerintah Kota Bandar Lampung dalam Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) melalui pelatihan komputer dan dana bergulir ?

2. Bagaimana manfaat yang diperoleh peserta PPMK setelah mengikuti pelatihan komputer dan dana bergulir melalui PPMK di Kota Bandar Lampung ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Untuk mengetahui efektivitas strategi pemberdayaan masyarakat di Kota Bandar Lampung yang dilakukan oleh PPMK melalui pelatihan komputer dan dana bergulir.

(24)

8

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini berguna untuk:

1. Bahan masukan dan evaluasi, sehingga dapat meningkatkan kualitas dalam pemberdayaan masyarakat setempat.

(25)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Strategi

Ditinjau secara segi etimologi, kata strategi berasal dari Yunani yaitu Strategos yang mengambil dari kata strator yang berarti militer dan ag yang berati memimpin. Pada konteks awalnya, strategi diartikan sebagai generalship atau siasat yang dilakukan oleh para jendral dalam membuat rencana untuk

menaklukkan musuh dan memenangkan perang (Purnomo dan Zulkiflimansyah, 1999).

Arti lain dari kata strategi yang masih berasal dari Yunani, yaitu strategos yang berarti jendral (Steiner dan Minner, 2000). Strategi pada mulanya berasal dari peristiwa peperangan, yaitu sebagai suatu siasat untuk mengalahkan musuh. Namun pada akhirnya strategi berkembang untuk semua kegiatan organisasi termasuk keperluan ekonomi, sosial, budaya dan agama (Rafi’udin dan Djalil, 2001).

(26)

10 1. Menurut Effendy (1999), strategi pada hakikatnya adalah perencanaan dan

manajemen untuk mencapai suatu tujuan.

2. Menurut Chandler, 1962 (dalam Supriyono,1985), strategi adalah penentuan dasar goals jangka panjang dan tujuan pemberdayaan masyarakat serta pemakaian cara-cara bertindak dan alokasi sumber-sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan.

3. Menurut Siagian, S (1986), strategi adalah cara yang terbaik untuk

mempergunakan dana, daya dan tenaga yang tersedia, sesuai dengan tuntutan perubahan lingkungan.

Dari pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan tentang strategi yaitu: a. Strategi merupakan suatu kesatuan rencana yang terpadu, yang

dipergunakan untuk mencapai tujuan organisasi.

b. Penyusunan strategi perlu dihubungkan dengan lingkungan organisasi, sehingga dapat disusun kekuatan strategi organisasi.

c. Pencapaian tujuan organisasi, memerlukan alternatif strategi yang dipertimbangkan dan harus dipilih.

B. Efektivitas

Efektivitas adalah seberapa baik pekerjaan yang dilakukan, sejauh mana orang menghasilkan keluaran sesuai dengan yang diharapkan. Ini berarti bahwa apabila suatu pekerjaan dapat diselesaikan dengan perencanaan, baik dalam waktu, biaya maupun mutunya, maka dapat dikatakan efektif. (Ravianto, 1989)

(27)

11 Efektivitas disebut juga efektif, apabila tercapainya tujuan atau sasaran yang telah ditemukan sebelumnya. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Caster I. Bernard, efektivitas adalah tercapainya sasaran yang telah disepakati bersama (Bernard, 1992:207).

Kemudian menurut Martoyo (1998:4) menyatakan bahwa efektivitas dapat pula diartikan sebagai suatu kondisi atau keadaan, di mana dalam memilih tujuan yang hendak dicapai dan sarana yang digunakan, serta kemampuan yang dimiliki adalah tepat, sehingga tujuan yang diinginkan dapat dicapai dengan hasil yang memuaskan. Pengertian efektivitas secara umum menunjukan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut sesuai dengan pengertian efektivitas menurut Hidayat (1986) yang menjelaskan bahwa efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target

(kuantitas,kualitas dan waktu) telah tercapai. Di mana makin besar presentase target yang dicapai, makin tinggi efektivitasnya. Dari pengertian-pengertian efektivitas tersebut dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

C. Pemberdayaan Masyarakat

1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan adalah mengembangkan diri dari keadaan tidak atau kurang berdaya menjadi berdaya, guna mencapai kehidupan yang lebih baik.

(28)

12 mereka. Pemberdayaan juga dapat diartikan sebagai suatu proses yang relatif terus berjalan untuk meningkatkan kepada perubahan (Adi, 2000).

Pemberdayaan bisa diartikan sebagai perubahan kepada arah yang lebih baik, dari tidak berdaya menjadi berdaya. Pemberdayaan terkait dengan upaya peningkatan hidup ketingkat yang lebih baik. Pemberdayaan adalah meningkatkan

kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya yang dimiliki, tentunya dalam menentukan tindakan kearah yang lebih baik lagi (Diana, 1997). Secara teknis istilah pemberdayakan dapat disamakan dengan istilah

pengembangan. Pemberdayaan umat atau masyarakat didefinisikan sebagai upaya untuk membangkitkan potensi umat Islam ke arah yang lebih baik, baik dalam kehidupan sosial, politik, maupun ekonomi (Machendrawaty dan Syafe’i, 2001).

Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya yang dimiliki dengan mendorong, memberikan motivasi dan meningkatkan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta berupaya mengembangkannya (Sumodiningrat, 1997). Istilah pemberdayaan yang dipakai oleh Handoko (1997) adalah “Pengembangan”, yaitu suatu usaha jangka panjang untuk memperbaiki pemecahan masalah dan melakukan pembaharuan. Dalam Ensiklopedia Indonesia, daya adalah

kemampuan melakukan sesuatu atau kemampuan untuk bertindak. Pemberdaya-an sebagai proses pengambilPemberdaya-an keputusPemberdaya-an oleh orPemberdaya-ang-orPemberdaya-ang yPemberdaya-ang secara konse-kuen melaksanakan keputusan tersebut. Orang-orang yang telah mencapai tujuan kolektif diberdayakan melalui kemandiriannya, bahkan merupakan “keharusan”

(29)

13 keterampilan serta sumberdaya lainnya dapat diakumulasi dalam rangka mencapai tujuan mereka tanpa bergantung pada pertolongan dari hubungan eksternal.

Payne, 1997 (dalam Maharani, 2012) mengemukakan bahwa suatu pemberdayaan (empowerment) pada intinya, ditujukan guna membantu klien memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan ia lakukan yang terkait dengan diri mereka, termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan. Hal ini dilakukan melalui peningkatan

kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya yang ia miliki, antara lain transfer daya dari lingkungannya.

Shardlow, 1998 (dalam Alrasyid, 2007) melihat bahwa berbagai pengertian yang ada mengenai pemberdayaan pada intinya membahas bagaimana individu,

kelompok ataupun komunitas berusaha membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka. Prinsip ini pada intinya mendorong klien untuk menentukan sendiri apa yang harus ia lakukan dalam kaitan dengan upaya mengatasi

permasalahan yang ia hadapi sehingga klien mempunyai kesadaran dan kekuasaan penuh dalam membentuk hari depannya.

Pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkain kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjukkan pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial, yaitu masyarakat miskin yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai

(30)

14 bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, maupun menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.

Dari pengertian di atas, maka disimpulkan bahwa yang dimaksud pemberdayaan adalah sebuah gerakan penguatan sosial agar masyarakat yang tadinya lemah, baik dalam bidang sosial, ekonomi serta politik, diberdayakan sehingga membang-kitkan kesadaran masyarakat tersebut dan meningkatkan potensi yang mereka miliki dan guna membangun serta menentukan tindakan berdasarkan keinginan mereka secara mandiri melalui strategi dan pendekatan tertentu yang dapat menjamin keberhasilan hakiki dalam bentuk kemandirian.

2. Strategi dan Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat

Proses pemberdayaan umumnya dilakukan secara kolektif dan tidak ada literatur yang menyatakan bahwa proses pemberdayaan terjadi dalam relasi satu lawan satu antara pekerja sosial dan klien dalam setting pertolongan perseorangan.

Meskipun pemberdayaan seperti ini dapat meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan diri klien, hal ini bukanlah strategi utama pemberdayaan. Namun demikian, tidak semua intervensi pekerja sosial dapat dilakukan melalui

(31)

15 Pelaksanaan proses dan pencapaiaan tujuan pemberdayaan dicapai melalui

penerapan pendekatan pemberdayaan yang dapat disingkat menjadi 5 P menurut Suharto, 1997 ( dalam Jadmiko, 2011) yaitu:

a. Pemungkinan: menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang secara optimal. Pemberdayaan harus mampu membebaskan masyarakat dari sekar-sekar kultural dan struktural yang hambat.

b. Penguatan: memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki masyarakat salam memecahkan masalah dan memenuhi

kebutuhan-kebutuhannya. Pemberdayaan harus mampu menumbuh kembangkan segenap kemampuan dan kepercayaan diri masyarakat yang menunjang kemandirian mereka.

c. Perlindungan: melindungi masyarakat terutama kelompok-kelompok lemah agar tidak tertindas oleh kelompok kuat, menghindari terjadinya persaingan yang tidak sempurna (apalagi tidak sehat) antara yang kuat dan lemah, dan mencegah terjadinya eksploitasi kelompok kuat terhadap kelompok lemah. Pemberdayaan harus diarahkan pada penghapusan segala jenis diskriminasi dan dominasi yang tidak menguntungkan rakyat kecil.

d. Penyokongan: memberikan bimbingan dan dukungan agar masyarakat mampu menjalankan peranan dan tugas-tugas kehidupannya. Pemberdayaan harus mampu menyokong masyarakat agar tidak terjatuh ke dalam keadaan dan posisi yang semakin lemah dan terpinggirkan.

(32)

16 masyarakat. Pemberdayaan harus mampu menjamin keselarasan dan

keseimbangan yang memungkinkan setiap orang memperoleh kesempatan berusaha.

Dubois dan Miley (1992) memiliki beberapa cara atau teknik yang lebih spesifik yang dapat dilakukan dalam pemberdayaan masyarakat:

a. Membangun relasi pertolongan yang merefleksikan respon empati, menghargai pilihan dan hak klien menentukan nasibnya sendiri

(self-determination), menghargai perbedaan dan keunikan individu, menekankan kerja sama klien (client partnerships)

b. Membangun komunikasi yang menghormati martabat dan harga diri dari klien, mempertimbangkan keragaman individu, berfokus pada klien, dan menjaga kerahasiaan klien.

c. Memecahkan masalah yang memperkuat partisipasi klien dalam semua aspek proses pemecahan masalah, memnghargai hak-hak klien, merangkai tantangan-tantangan sebagai kesempatan belajar dan melibatkan klien dalam pembuatan keputusan dan evaluasi.

d. Merefleksikan sikap dan nilai profesi pekerjaan sosial melalui ketaatan terhadap kode etik profesi, keterlibatan dalam pengembangan profesional, riset, dan perumusan kebijakan, penerjemah kesulitan-kesulitan pribadi ke dalam isu-isu publik, penghapusan segala bentuk diskriminasi dan

(33)

17 Dalam konteks pekerjaan sosial, pemberdayaan (Suharto, 2005) dapat dilakukan melalui tiga aras atau matra pemberdayaan (empowerment setting): mikro, mezzo, dan makro.

1. Aras Mikro. Pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individu melalui bimbingan, konseling, stress management, crisis intervention. Tujuan

utamanya adalah membimbing atau melatih klien dalam menjalankan tugas-tugas kehidupannya. Model ini sering disebut sebagai pendekatan yang Berpusat pada Tugas (task centered approach).

2. Aras Mezzo. Pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok klien. Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai media intervensi. Pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok, biasanya digunakan sebagai strategi dalam meningkatkan kesadaran. Pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap klien agar memiliki kemampuan memecahkan permasalahan yang dihadapinnya.

(34)

18

D. Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK)

PPMK merupakan program pemberdayaan masyarakat melalui penyediaan bantuan yang diberikan secara langsung kepada masyarakat dan penyalurannya memanfaatkan institusi kemasyarakatan yang ada di tingkat kelurahan. PPMK dirancang untuk mempercepat upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat dan berunsur komunitas seperti Dewan kelurahan, Rukun Warga (RW) dan lembaga kemasyarakatan (Dinas Sosial Kota Bandar Lampung, 2013).

Hakekat PPMK adalah memberikan peranan jauh lebih besar kepada masyarakat untuk merencanakan, melaksanakan dan mengawasi serta diharapkan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat baik dalam bentuk pemikiran tenaga maupun finansial. Sasaran PPMK adalah warga masyarakat yang berdomisili di Bandar Lampung dan memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) Provinsi Lampung, mempunyai usaha kecil, kelompok maupun individu yang memerlukan bantuan modal dan perbaikan fisik lingkungan serta penanggulangan masalah sosial.

E. Kerangka Pikir

(35)

19 Strategi atau pendekatan yang umum digunakan dalam program pemberdayaan masyarakat adalah aras mikro, aras mezzo, dan aras makro. Strategi yang

(36)
(37)

III. METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui dan memahami strategi pemberda-yaan masyarakat di kelurahan yang berada di kota Bandar Lampung, dan untuk memahami langkah-langkah serta bagaimana efektivitas dan manfaat

pemberdayaan masyarakat dalam proses pengentasan kemiskinan. Karena itu penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Sebagaimana yang dikutip oleh Meleong (2001) bahwa pendekatan kualitatif adalah prosedur sebuah penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Penggunaan pendekatan penelitian kualitatif ini mempunyai beberapa alasan yakni bersifat luwes atau fleksibel, menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dengan objek penelitian, serta memberi kemungkinan bagi

(38)

22

B. Jenis Penilitian

Jenis Penelitian ini adalah deskriptif. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Mardalis (2002), penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan, memaparkan, mencatat, menganalisis, dan menginterpretasikan kondisi ini terjadi atau ada. Data-data yang diperoleh berasal dari hasil observasi, wawancara dengan informan, catatan lapangan, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha menggambarkan dan menganalisis secara menyeluruh strategi pemberdayaan masyarakat melalui Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) di kelurahan yang berada di Kota Bandar Lampung.

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelurahan yang berada di Bandar Lampung yang menggulirkan Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK). Alasan lokasi tersebut dipilih karena Bandar Lampung telah melaksanakan program lanjutan dari pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan (Dinas Sosial Kota Bandar Lampung, 2013).

D. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah peneliti itu sendiri yang dalam hal ini memperoleh informasi secara langsung dari pengurus PPMK di tujuh

(39)

23 Kedamaian, dan Kelurahan Campang Raya), Kecamatan Tanjung Karang Timur (Kelurahan Kota Baru dan Kelurahan Kampung Sawah), dan

Kecamatan Teluk Betung Utara (Kelurahan Pahoman dan Kelurahan Sumur Batu). Sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif, teknik pemilihan lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sample

(Meleong, LJ, 2001). Teknik purposive sampling tersebut dimaksudkan untuk memberikan keleluasaan kepada peneliti dalam menyeleksi lokasi yang sesuai dengan tujuan penelitian.

(40)
[image:40.595.140.486.105.754.2]

24 Tabel 2. Daftar Kecamatan dan Kelurahan di Kota Bandar Lampung

No. Kecamatan Kelurahan/Desa

1. Kedaton Kedaton

Sidodadi Sukamenanti Sukamenanti Baru

2. Kedamaian Kedamaian

Bumi Kedamaian Tanjung Agung Raya Tanjung Raya Tanjung Gading

3. Kemiling Sumberejo

Sumber Sejahtera Kemiling Permai Kemiling Raya Beringin Raya

4. Panjang Panjang Utara

Panjang Selatan Pidada

5. Rajabasa Gedong Meneng

Rajabasa Nyunyai Rajabasa Pemuka 6. Sukabumi

Sukabumi Sukabumi Indah Campang Raya Nusantara Permai Campang Jaya

7. Sukarame Sukarame

Sukarame Baru Way Dadi 8. Tanjung Karang Barat

Lebak Budi Gedong Air Gunung Agung 9. Tanjung Karang Pusat Palapa

Durian Payung Gotong Royong 10. Tanjung Karang Timur Kota Baru

Sawah Lama Sawah Brebes Kebon Jeruk

11. Tanjung Senang Perumnas Way Kandis Tanjung Senang

12. Enggal Enggal

(41)

25 2. Objek Penelitian

Objek penelitian tentang efektivitas strategi pemberdayaan masyarakat dalam PPMK dan manfaat yang dirasakan oleh peserta PPMK dalah Informan. Informasi mengenai efektivitas strategi dan manfaat yang dirasakan peserta PPMK diperoleh secara langsung dari pengurus PPMK yang terdiri dari instruktur pelatihan komputer, ketua dana bergulir, ketua dewan keluaran, peserta pelatihan komputer, dan anggota peminjam dana bergulir, yang selanjutnya disebut informan. Hal terpenting di sini bukanlah jumlah informan khususnya, melainkan potensi dari tiap kasus untuk memberikan pemahaman teoritis yang lebih baik mengenai aspek yang dipelajari.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang objektif maka dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengumpulan data yang bersifat kualitatif, dengan langkah-langkah sabagai berikut :

1. Observasi

Observasi adalah usaha untuk memperoleh dan mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan terhadap suatu kegiatan secara akurat ,serta mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan

hubungan antara aspek dalam fenomena tersebut. 2. Wawancara

(42)

26 yang berada di Bandar Lampung yang mengikuti pinjaman dana bergulir dan peserta pelatihan komputer yang digulirkan oleh PPMK.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi yaitu peneliti mengumpulkan, membaca dan mempelajari berbagai macam bentuk data tertulis baik yang berupa laporan PPMK, buku panduan pelaksanaan PPMK, laporan bulanan dan laporan tahunan kelurahan yang berada di Kota Bandar Lampung serta data-data lain di perpustakaan yang dapat dijadikan bahan analisis untuk hasil dalam penelitian ini. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data yang telah didokumentasikan dalam bentuk tulisan dan arsip.

4. FGD (Focus Group Discussion)

Focus Group Discussion (FGD) atau diskusi kelompok terarah adalah suatu proses pengumpulan informasi suatu masalah tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok (Irwanto, 1998). Diskusi kelompok terarah adalah wawancara dari sekelompok kecil orang yang dipimpin oleh seorang

narasumber atau moderator yang secara halus mendorong peserta untuk berani berbicara terbuka dan spontan tentang hal yang dianggap penting yang

berhubungan dengan strategi dan manfaat pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh PPMK melalui pelatihan komputer dan dana bergulir.

(43)

27 Tujuan FGD adalah untuk memperoleh masukan maupun informasi mengenai strategi dan manfaat pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh PPMK melalui pelatihan komputer dan dana bergulir, setelah masukan diperoleh kemudian dianalisa.

F. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data primer dan data sekunder.

a. Data Primer terbagi menjadi dua sumber data, yaitu:

1. Utama, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian, yaitu diperoleh dari pengurus PPMK yang terdiri dari instruktur pelatihan komputer, ketua dana bergulir, dan ketua dewan kelurahan (perwakilan dari ketua PPMK).

2. Pendukung, yaitu data yang diperoleh dari peserta pelatihan komputer dan anggota peminjam dana bergulir.

b. Data Sekunder

(44)

28

G. Langkah-langkah Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Melakukan observasi awal di Dinas Sosial Provinsi Lampung untuk

mengetahui kelurahan mana saja yang melaksanakan program PPMK dan menentukan subyek penelitian

2. Mengembangkan pedoman wawancara 3. Melakukan observasi pada kelurahan sampel 4. Melakukan wawancara

5. Melakukan kegiatan dokumentasi 6. Melakukan kegiatan FGD

7. Menganalisis data

8. Membuat kesimpulan dan saran

H. Keabsahan dan Keajegan Penelitian

Kriteria keabsahan dan keajegan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Keabsahan Konstruk (Construct Validity) a. Triangulasi Data

(45)

29 b. Triangulasi Pengamat

Adanya pengamat di luar peneliti yang turut memeriksa hasil pe-ngumpulan data. Pada penelitian ini, dosen pembimbing penelitian bertindak sebagai pengamat (expert judgement) yang memberikan masukan terhadap hasil pengumpulan data.

c. Triangulasi Teori

Penggunaan berbagai teori yang berlaianan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memenuhi syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan dibandingkan dengan hasil penelitian.

d. Triangulasi Metode

Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode wawancara, metode observasi, dan dokumentasi. Pada penelitian ini, peneliti melakukan metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi dan dokumentasi pada saat wawancra dilakukan.

2. Keajegan (Reliabilitas)

(46)

30

I. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data tentang keterlaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) melalui Pelatihan

Komputer dan Dana Bergulir. Data yang terkumpul berupa data hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data meliputi penyeleksian data melalui deskripsi atau gambaran singkat dan pengelompokan data dilakukan ke dalam kualifikasi yang telah ditentukan.

2. Penyajian Data

Penyajian data dilakukan dalam rangka mengorganisasikan data yang merupakan kegiatan penyusunan informasi secara sistematik dari reduksi data sehingga memudahkan membaca data.

3. Triangulasi Data

Triangulasi dilakukan untuk mengecek keabsahan data. Triangulasi data dilakukan dengan cara mencocokkan semua data yang diperoleh dari semua sumber yang telah diperoleh, yaitu hasil observasi, hasil wawancara,

dokumentasi, dan FGD untuk menarik kesimpulan.

4. Penarikan Kesimpulan

(47)

31 Secara rinci, kegiatan analisis data dari sumber-sumber informasi hasil penelitian tersebut dilakukan sebagai berikut:

1. Analisis Data Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran

Analisis data tentang pelaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) melalui Pelatihan Komputer dan Dana Bergulir diperoleh dari data hasil observasi yang dilakukan selama proses penelitian. Data tentang keterlaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) melalui Pelatihan Komputer dan Dana Bergulir ini dianalisis secara deskriptif.

2. Data Hasil Wawancara

Aspek yang dinilai dari wawancara adalah sikap masyarakat terhadap

terlaksananya Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) melalui Pelatihan Komputer dan Dana Bergulir. Analisis terhadap hasil wawancara dengan masyarakat diharapkan dapat membantu untuk mengetahui hal-hal apa saja yang dirasakan selama mengikuti pelatihan komputer dan dana bergulir.

3. Analisis data hasil FGD (Focus Group Discussion)

Aspek yang dinilai dari FGD adalah sikap, respon, dan tanggapan masyarakat terhadap keterlaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK). Interaksi diantara peserta merupakan dasar untuk memperoleh informasi. Peserta mempunyai kesempatan yang sama untuk mengajukan dan memberikan pernyataan, menanggapi, komentar maupun mengajukan

(48)

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Gambaran Umum Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) di Kota Bandar Lampung

1. Latar Belakang Berdirinya PPMK

Krisis ekonomi yang berkepanjangan pasca tahun 1998 berdampak sangat serius pada tataran kehidupan masyarakat luas, antara lain bertambahnya jumlah penduduk miskin, meningkatnya angka pengangguran dan menurunnya daya beli masyarakat. Pemerintah melalui berbagai program dan sektor saat ini menurunkan dana lewat bantuan luar negri, APBN dan APBD untuk mengatasi dampak krisis dan sekaligus dalam rangka percepatan pembangunan (petunjuk teknis

pelakanaan PPMK kota).

PPMK pertama kali digulirkan tahun 2012 di 25 Kelurahan se-Bandar Lampung sebagai Pilot Project/ Proyek Percontohan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat kelurahan melalui

pendekatan Tribina yang meliputi Bina Fisik Lingkungan, Bina Sosial dan Bina Ekonomi. PPMK merupakan program yang diharapkan dapat memfasilitasi dan mendorong perwujudan misi pemberdayaan

(49)

33 Program ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan menurunnya kondisi kehidupan masyarakat dengan cara memberikan peran yang lebih besar kepada masyarakat untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi kegiatan yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kesejahtraan semua komponen masyarakat yang ada. Dengan demikian diharapkan PPMK akan merangsang keterlibatan anggota masyarakat dari semua strata baik dalam bentuk pemikiran maupun tenaga sehingga masyarakat tidak hanya sebagai penerima dan pengguna tetapi lebih sebagai pelaku pembangunan.

2. Visi dan Misi

Adapun visi dan misi Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) adalah sebagai berikut:

a. Mengembangkan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan menuju masyarakat Indonesia yang sejahtera.

b. Meningkatkan kesejahtraan rakyat melalui upaya perbaikan prasarana dan sarana dasar lingkungan, pengembangan ekonomi produktif dan pembukaan lapangan kerja baru serta program sosial lainnya.

c. Membangun/melaksanakan kegiatan yang mampu memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dalam berbagai aspek kehidupan.

(50)

34 antara potensi kebutuhan masyarakat dengan arah dan kebijakan pemerintah dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.

3. Asas dan Prinsip a. Asas

Pelaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) berasaskan:

1) Keadilan yang berarti PPMK bermanfaat secara proporsional kepada seluruh masyarakat di Kelurahan.

2) Kejujuran yang berarti PPMK dilaksanakan dengan hati nurani yang tulus dan ikhlas serta terbuka oleh semua unsur yang terkait. 3) Kemitraan yang berarti terciptannya kerjasama antara unsur yang

terkait dengan kegiatan PPMK

4) Kesederhanaan artinya seluruh proses kegiatan yang

diselenggarakan melalui prosedur yang sederhana, mudah, cepat, dan tepat, serta tertib administrasi

5) Kesetaraan berpartisipasi artinya memberikan kesempatan yang sama dalam pelaksanaan PPMK kepada masyarakat tanpa membedakan ras, agama, suku, jenis kelamin, golongan, dan kelompok.

b. Prinsip

(51)

35 1) Demokrasi artinya pengambilan keputusan pengelolaan PPMK

melalui musyawarah untuk mufakat.

2) Partisipasi yang berarti seluruh unsur pegelola dan masyarakat ikut aktif dalam pelaksanaan kegiatan PPMK.

3) Transparan artinya pemberian dn penyebarluasan informasi pengelolaan PPMK kepada masyarakat dan unsur yang terkait. 4) Akuntabel yang berarti seluruh kegiatan PPMK harus dapat

dipertanggungjawabkan.

5) Desentralisasi artinya memberikan kepercayaan kepada masyarakat dalam pengelolaan pembangunan wilayah Kelurahan melalui lembaga masyarakat.

6) Kesinambungan artinya hasil kegiatan PPMK dapat dilestarikan dan ditumbuh kembangkan oleh masyarakat sendiri melalui lembaga masyarakat.

7) Efisiensi yang berarti pencapaian tujuan sesuai dengan anggaran yang tersedia.

8) Efektif yang berarti hasil program sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

4. Tujuan dan Sasaran

a. Tujuan

(52)

36 1) Tujuan umum pelaksanaan PPMK adalah untuk meningkatkan

kesejahtraan masyarakat Kelurahan melalui pendekatan Tribina yang meliputi Bina Fisik Lingkungan, Bina Sosial, dan Bina Ekonomi.

2) Tujuan Khusus pelaksanaan PPMK adalah: a) Bina Fisik Lingkungan:

i. Terwujudnya sarana dan prasarana lingkungan berskala mikro yang memadai.

ii. Terwujudnya kemandirian dan kepedulian masyarakat untuk memperbaiki dan menata lingkungannya.

iii.Terwujudnya swadaya dan gotong royong masyarakat dalam penataan dan perbaikan lingkungan.

b) Bina Sosial

i. Meningkatkan kemampuan daya saing anggota masyarakat ii. Meningkatnya peran serta lembaga kemasyarakatan dalam

menghimpun dan mengembangkan kemampuan masyarakat. iii. Meningkatnya kesetiakawanan sosial, kepedulian sosial, dan

kerjasama antar unsur masyarakat. c) Bina Ekonomi

i. Meningkatnya pendapatan masyarakat berpenghasilan rendah.

ii. Menumbuhkan dan mengembangkan usaha mikro. iii. Membangun dan mengembangkan potensi ekonomi

(53)

37

b. Sasaran

Sasaran PPMK dibagi menjadi dua sasaran yaitu umum dan khusus, adalah sebagai berikut:

1) Sasaran umum pelaksanaan PPMK adalah masyarakat RW, masyarakat kelurahan dan lingkungannya.

2) Sasaran khusus pelaksanaan PPMK adalah: a) Bina Fisik Lingkungan:

i. Prasarana dan sarana mikro yang tidak layak atau rusak ii. Prasarana dan sarana yang belum ada dan sangat dibutuhkan

masyarakat. b) Bina Sosial

i. anggota masyarakat yang kurang terampil ii. lembaga masyarakat yang kurang berdaya

iii.anggota masyarakat yang terkena musibah bencana c) Bina Ekonomi

(54)

38

5. Struktur Organisasi PPMK

B. Gambaran Umum Kelurahan Penerima PPMK 1. Profil Kelurahan

Kelurahan Tanjung Gading adalah salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Kedamaian, Bandar Lampung. Kelurahan Tanjung Gading mempunyai luas wilayah 165 ha, yang dibagi menjadi 10 RT (rukun tetangga), kelurahan ini berbatasan dengan Kelurahan Tanjung Raya di sebelah utara, Kelurahan Bumi Kedamaian di sebelah timur, Kelurahan Garuntang di sebelah selatan dan Kelurahan Pahoman di sebelah Barat. Luas wilayah Kelurahan Tanjung Gading terdiri dari tanah milik adat seluas 55 ha, tanah sertifikat seluas 75 ha, dan tanah milik negara seluas 35 ha, ini di peruntukan menjadi lahan pertanian seluas 1 ha, perumahan seluas 123 ha, industri seluas 30 ha, fasilitas umum seluas 13 ha, dan pemakaman seluas 1 ha.

Lurah

Dewan Kelurahan

Ketua

(55)

39 Kelurahan Kota Baru adalah salah satu kelurahan yang berada di

Kecamatan Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung. Kelurahan Kota Baru mempunyai luas wilayah 135 ha, yang dibagi menjadi 8 RT (rukun tetangga), kelurahan ini berbatasan dengan Kelurahan Rawa Laut di sebelah utara, Kelurahan Kedamaian di sebelah timur, Kelurahan Tanjung Gading di sebelah selatan dan Kelurahan Tanjung Agung di sebelah Barat. Luas wilayah Kelurahan Kota Baru terdiri dari tanah milik adat seluas 47 ha, tanah sertifikat seluas 68 ha, dan tanah milik negara seluas 20 ha, ini di peruntukan menjadi lahan perumahan seluas 105 ha, industri seluas 9 ha, fasilitas umum seluas 20 ha, dan pemakaman seluas 1 ha.

(56)

40 Kelurahan Pahoman adalah salah satu kelurahan yang berada di

Kecamatan Enggal, Bandar Lampung. Kelurahan Pahoman mempunyai luas wilayah 47 ha, yang dibagi menjadi 9 RT (rukun tetangga),

kelurahan ini berbatasan dengan Kelurahan Rawa Laut di sebelah utara, Kelurahan Tanjung Gading di sebelah timur, Kelurahan Kupang Raya di sebelah selatan dan Kelurahan Enggal di sebelah Barat. Luas wilayah Kelurahan Pahoman terdiri dari tanah milik adat seluas 5 ha, tanah sertifikat seluas 30 ha, dan tanah milik negara seluas 12 ha, ini di peruntukan menjadi lahan perumahan seluas 40 ha, industri seluas 2 ha, fasilitas umum seluas 4 ha, dan pemakaman seluas 1 ha.

Kelurahan Rawa Laut adalah salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Enggal, Bandar Lampung. Kelurahan Rawa Laut mempunyai luas wilayah 90 ha, yang dibagi menjadi 18 RT (rukun tetangga), kelurahan ini berbatasan dengan Kelurahan Kota Baru di sebelah utara, Kelurahan Sumur Batu di sebelah timur, Kelurahan Pahoman di sebelah selatan dan Kelurahan Enggal di sebelah Barat. Luas wilayah Kelurahan Rawa Laut terdiri dari tanah milik adat seluas 15 ha, tanah sertifikat seluas 52,5 ha, dan tanah milik negara seluas 22,5 ha, ini di peruntukan menjadi lahan pertanian seluas 1 ha, perumahan seluas 73 ha, industri seluas 6 ha, fasilitas umum seluas 9 ha, dan pemakaman seluas 1 ha.

(57)

41 mempunyai luas wilayah 97 ha, yang dibagi menjadi 18 RT (rukun tetangga), kelurahan ini berbatasan dengan Kelurahan Kota Baru di sebelah utara, Kelurahan Tanjung Gading di sebelah timur, Kelurahan Kedamaian di sebelah selatan dan Kelurahan Rawa Laut di sebelah Barat. Luas wilayah Kelurahan Tanjung Raya terdiri dari tanah milik adat seluas 10 ha, tanah sertifikat seluas 81 ha, dan tanah milik negara seluas 6 ha, ini di peruntukan menjadi lahan perumahan seluas 83 ha, industri seluas 1,5 ha, fasilitas umum seluas 8 ha, dan pemakaman seluas 0,5 ha.

Kelurahan Kedamaian adalah salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Kedamaian, Bandar Lampung. Kelurahan Kedamaian mempunyai luas wilayah 172 ha, yang dibagi menjadi 12 RT (rukun tetangga), kelurahan ini berbatasan dengan Kelurahan Tanjung Gading di sebelah utara, Kelurahan Sawah Brebes di sebelah timur, Kelurahan Bumi Kedamaian di sebelah selatan dan Kelurahan Kota Baru di sebelah Barat. Luas wilayah Kelurahan Kedamaian terdiri dari tanah milik adat seluas 72 ha, tanah sertifikat seluas 69 ha, dan tanah milik negara seluas 31 ha, ini di peruntukan menjadi lahan pertanian seluas 2 ha, perumahan seluas 123 ha, industri seluas 27 ha, fasilitas umum seluas 19 ha, dan pemakaman seluas 1 ha.

(58)

42

2. Demografi Kelurahan

[image:58.595.135.518.194.403.2]

Jumlah penduduk menurut usia di tujuh kelurahan penelitian dapat dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Jumlah Penduduk Kelurahan Penelitian Menurut Usia No. Nama

Kelurahan

Usia

0-4 5-6 7-13 14-16 17-24 25-54 >55 1. Tanjung

Gading

250 200 250 420 1.260 1571 126

2. Kota

Baru

243 282 232 540 1173 1513 230 3. Sawah

Brebes

490 520 838 907 2337 2815 452 4. Pahoman 70 110 515 725 947 1001 100 5. Rawa laut 380 300 1281 1124 874 2273 182 6. Tanjung

Raya

342 312 364 431 1162 4212 298 7. Kedamaian 224 228 622 631 2594 4182 256 Jumlah 1999 1952 4102 4778 10347 17567 1644 Sumber: Monografi Kelurahan, 2013

(59)
[image:59.595.133.513.124.335.2]

43 Tabel 4. Keadaan Penduduk Kelurahan Penelitian Menurut Tingkat

Pendidikan No. Nama

Kelurahan

Tingkat Pendidikan

TS TT SD SD SMP SMA PT

1. Tanjung Gading

24 33 103 183 896 848

2. Kota

Baru

15 17 32 244 973 923

3. Sawah Brebes

19 74 83 250 1945 767

4. Pahoman 7 28 32 90 743 965

5. Rawa laut 21 29 101 197 1373 663

6. Tanjung Raya

28 48 208 470 1543 698

7. Kedamaian 34 41 133 173 1896 948

Jumlah 148 270 692 1607 9369 5812

Sumber: Monografi Kelurahan, 2013

Sarana pendidikan yang terdapat di tujuh kelurahan penelitian, terdapat 11 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), 15 Taman Kanak-kanak (TK), 16 Sekolah Dasar (SD), 12 Sekolah Menengah Pertama (SMP), 12 Sekolah Menengah Atas (SMA), dam 3 Perguruan Tinggi (PT). Jumlah sarana pendidikan tersebut dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini.

Tabel 5. Jumlah Sarana Pendidikan Di Daerah Penelitian No. Nama

Kelurahan

Tingkat Pendidikan

PAUD TK SD SMP SMA PT

1. Tanjung Gading

2 2 1 - 1 -

2. Kota

Baru

1 1 2 3 3 1

3. Sawah Brebes

1 1 4 - - -

4. Pahoman 3 4 3 1 2 -

5. Rawa laut 2 4 4 7 5 -

6. Tanjung Raya

1 1 1 - - 1

7. Kedamaian 1 2 1 1 1 1

Jumlah 11 15 16 12 12 3

[image:59.595.134.512.527.732.2]
(60)

44 Keadaan penduduk di tujuh kelurahan penelitian berdasarkan mata

[image:60.595.133.505.356.564.2]

pencaharian,sejumlah 5884 orang bekerja sebagai PNS, 4575 orang bekerja sebagai Karyawan Swasta (KS), 4744 orang bekerja sebagai Wirausaha (W), 3066 orang bekerja sebagai Buruh (B), 427 orang bekerja sebagai Pertukangan (TKG), 2196 orang sudah Pensiun (P) dan 764 orang sebagai Pengangguran (PGR). Dilihat dari jumlah tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk Kelurahan di daerah penelitian adalah bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Tabel 6. Keadaan Penduduk Di Kelurahan Penelitian Berdasarkan Mata Pencaharian

No. Nama Kelurahan

Mata Pencaharian

PNS KS W B TKG P PGR

1. Tanjung Gading

609 455 690 43 74 124 82

2. Kota

Baru

677 335 598 20 30 212 57

3. Sawah Brebes

255 678 778 1375 15 382 325

4. Pahoman 977 580 430 - 80 230 23

5. Rawa laut 1994 672 350 78 63 500 54 6. Tanjung

Raya

573 1200 1408 1497 118 554 127 7. Kedamaian 799 655 490 53 47 194 96

Jumlah 5884 4575 4744 3066 427 2196 764 Sumber: Monografi Kelurahan, 2013

Berdasarkan jumlah sarana ekonomi yang terdapat di kelurahan penelitian, terdapat 202 buah warung (W), 7 buah toko (T), 54 buah tempat makan (TM), 15 buah industri (I) dan 7 buah koperasi (K) dan 37 buah angkutan darat (AD). Keberadaan sarana ekonomi tersebut dianggap cukup

(61)
[image:61.595.134.513.112.320.2]

45 Tabel 7. Jumlah Sarana Ekonomi Di Daerah Penelitian

No. Nama Kelurahan

Jenis Sarana Ekonomi

W T TM I K AD

1. Tanjung Gading

26 9 7 2 3 3

2. Kota

Baru

32 15 12 1 2 5

3. Sawah Brebes

20 3 4 2 - 5

4. Pahoman 42 17 12 3 8

5. Rawa laut 31 15 7 4 - 8

6. Tanjung Raya

20 5 6 1 - 5

7. Kedamaian 31 8 6 2 2 3

Jumlah 202 72 54 15 7 37

Sumber: Monografi Kelurahan, 2013

[image:61.595.135.518.525.720.2]

Berdasarkan jumlah sarana kesehatan terdapat 31 buah bidan, 24 buah posyandu, 33 buah dokter dan 7 buah poliklinik dan 3 puskesmas. Keberadaan lembaga-lembaga tersebut sangat membantu masalah kesehatan pada masyarakat setempat. Jumlah sarana kesehatan di tujuh daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 8 berikut ini.

Tabel 8. Jumlah Sarana Kesehatan Di Daerah Penelitian

No Nama

Kelurahan

Jenis Sarana Kesehatan

Bidan Posyandu Dokter Poliklinik Pukesmas 1. Tanjung

Gading

4 4 1 1 -

2. Kota Baru 3 3 3 1 -

3. Sawah Brebes

2 2 3 1 1

4. Pahoman 9 4 12 1 1

5. Rawa laut 5 3 9 1 1

6. Tanjung Raya

3 5 3 1 -

7. Kedamaian 5 3 2 1 -

Jumlah 31 24 33 7 3

(62)
[image:62.595.136.513.258.466.2]

46 Berdasarkan jumlah sarana sosial, terdapat 7 buah PKK, 8 buah Karang Taruna, 7 buah Pramuka Gudep, 7 buah Desa Wisma, 7 lembaga PPMK. Keberadaan lembaga-lembaga tersebut sangat membantu masyarakat setempat, terutama masalah kemiskinan. Jumlah sarana sosial di tujuh daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 9 berikut ini.

Tabel 9. Jumlah Sarana Sosial Di Daerah Penelitian

No Nama

Kelurahan

Jenis Sarana Sosial PKK Karang

Taruna

Pramuka Gudep

Desa Wisma

PPMK 1. Tanjung

Gading

1 1 1 1 1

2. Kota Baru 1 1 1 1 1

3. Sawah Brebes

1 1 1 1 1

4. Pahoman 1 1 1 1 1

5. Rawa laut 1 2 1 1 1

6. Tanjung Raya

1 1 1 1 1

7. Kedamaian 1 1 1 1 1

Jumlah 7 8 7 7 7

(63)

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di tujuh kelurahan mengenai strategi pemberdayaan masyarakat di Kota Bandar Lampung melalui PPMK dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Strategi pemberdayaan masyarakat (PPMK) melalui pelatihan komputer dan dana bergulir efektif, karena pelaksanaan kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan pedoman umum PPMK seperti 80% peserta dana bergulir telah

memanfaatkan dana tersebut untuk usaha ekonomi produktif dan membuka lapangan kerja baru, dan 71,43% peserta dana bergulir menyatakan bahwa jumlah dana telah sesuai untuk berjalannya usaha. Pada pelatihan komputer peserta memanfaatkan hasil pelatihan untuk memperoleh pekerjaan sebesar 79,58%, materi Microsoft Word dan Microsoft Exel yang diberikan dinilai telah sesuai oleh 67,86% peserta.

(64)

79

B. Saran

Saran-saran peneliti terhadap strategi peberdayaan masyarakat kelurahan (PPMK) melalui program dana bergulir dan pelatihan komputer:

1. Strategi pemberdayaan masyarakat melalui PPMK diharapkan dapat terus berjalan agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Bandar Lampung.

2. Strategi pemberdayaan masyarakat melalui program dana bergulir efektif diberikan kepada usaha mikro seperti penjual sayur dan pejual jamu, sedangkan strategi pemberdayaan melalui pelatihan komputer efektif diberikan kepada remaja yang siap untuk bekerja.

(65)

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi Rukminto. 2000. Pemberdayaan Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas. Jakarta: Fakultas Ekonomi UI, Cet. Ke-1. _______________ 2002. Pemikiran-pemikiran Dalam Pembangunan

Kesejahteraan Sosial. Fakultas Ekonomi UI.

Effendy, Onong Uchjana. 1999. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Alrasyid, M. Harun. 2007. Konstruksi Model Pemberdayaan Keluarga Berbasis Jaringan. [online]. Tersedia:

http://portalgaruda.org/download_article.php?article=19507&val=1231. [21 Januari 2014].

Arifin, K. 2011. Pengertian Kemiskinan. [online]. Tersedia: http://khairilanwarsemsi.blogspot.com. [21 Januari 2014]. Apriliyanti, Diana. 2013. Terjadinya Kemiskinan, Pengangguran dan

Kesenjangan Ekonomi di Indonesia. [online]. Tersedia:

http://dianaapriliyanti.blogspot.com/2013/12/terjadinya-kemiskinan pengangguran-dan.html. [21 Januari 2014].

Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. 2013. Lampung Dalam Angka. [online]. Tersedia: http://lampung.bps.go.id/publikasi/buku/lda2013/index.html#/2/. [26 Maret 2014].

Bernard, I, Chaster. 1992. Organisasi dan Manajemen Struktur. Jakarta: Gramedia.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Diana. 1997. Perencanaan Sosial Negara Berkembang. Yogyakarta: Gajah Mada

(66)

81 Dinas Sosial Kota Bandarlampung. 2013. Pedoman Teknis Pelaksanaan PPMK.

[online]. Tersedia:

http://www.p2kp.org/pustaka/files/LO_PEDOMAN_TEKNIS_PPMK_re _final.pdf . [21 Januari 2014].

Dubois, B. dan Miley, K.K. 1992. Social Work: An Empowering Profession. Boston: Allyn and Bacon

Hondoko, T. Hani. 1997. Manajemen. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Hidayat. 1986. Teori Efektifitas Dalam Kinerja Karyawan. Yogyakarta: Gajah

Mada University Press

Irwanto, Ph.D. 1998. Focus Group Discussion (FGD) Sebuah Pengantar Praktis. Jakarta: Pusat Kajian Pembangunan Masyarakat Universitas Katolik Indonesia atma Jaya.

Jadmiko, Winardi. 2011. Pemberdayaan Masyarakat. [online]. Tersedia:

http://ciptamukti.blogspot.com/2011/12/pemberdayaan-masyarakat.html. [21 Januari 2014].

Korten, C. David. 2001. Contributions Toward Theory and Planning Framework, Pembangunan Yang Memihak Rakyat. Jakarta: Lembaga Studi

Pembangunan.

Machendrawaty, N. dan Syafe’i, A.A. 2001. Pengembangan Masyarakat Islam. Bandung: Rosda Karya.

Maharani, A. 2012. Pemberdayaan Masyarakat.[online]. Tersedia: http://dkijakarta.bkkbn.go.id/ViewArtikel.aspx?ArtikelID=21. [21 Januari 2014]

Mardalis. 2002. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara.

Martaja. 2000. Menyimak Peta Kemiskinan. Jakarta: Sinar Harapan

Martoyo, Susilo. 1998. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE. Meleong, Lexyi. J. 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosda Karya.

PNPM Mandiri. 2006. Pengertian dan Tujuan. [online]. Tersedia:

http://www.pnpm-mandiri.org/index.php?option=com-content&view=article&id=54&Itemid=267. [21 Januari 2014].

(67)

82

Rafi’udin dan Djalill, M.A. 2001. Prinsip Dakwah dan Strategi Dakwah.

Bandung: Pustaka Setia.

Ravianto, 1989. Produktivitas dan Seni Usaha. Jakarta: PT. Binaman Teknika Aksara.

Syafe’i, Agus Ahmad. 2008. Metode Pengembangan Dakwah. Bandung: Pustaka

Setia

Siagian, Sondang. 1986. Analysis Serta Perumusan kebijakan dan strategi Organisasi. Jakarta: PT Gunung Agung.

Steiner, G dan Minner J. 2000. Manajemen Strategi. Jakarta: Erlangga

Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: PT Refika Aditama.

Sumodiningrat, Gunawan. 1997. Pengembangan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Bina Rena Pariwara.

_____________________. 1999. Pemberdayaan Masyarakat dan Jaringan Pengaman Sosial. Jakarta: PT GramediaPustaka Utama

Gambar

Tabel 1.  Jumlah Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi     Lampung 2008-2012 (dalam ribuan)
Tabel 2.  Daftar Kecamatan dan Kelurahan di Kota Bandar Lampung
Tabel 3.  Jumlah Penduduk Kelurahan Penelitian Menurut Usia
Tabel 4.  Keadaan Penduduk Kelurahan Penelitian Menurut Tingkat Pendidikan
+4

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini yaitu (1) Mengetahui bagaimana bentuk program kegiatan Pemberdayaan Masyarakat PNPM Mandiri di Kelurahan Sekaran (2) Mengetahui bagaimana

Pelaksanaan bantuan stimulan melalui program bedah rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah, Kota Bandar Lampung dilaksanakan untuk mewujudkan perumahan

Fokus penelitian yaitu Implementasi Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir di Kelurahan Mangunharjo Kecamatan Tugu Kota Semarang, peneliti mengambil situs

Fokus penelitian yaitu Implementasi Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir di Kelurahan Mangunharjo Kecamatan Tugu Kota Semarang, peneliti mengambil situs

Kelurahan Pinang Jaya, Kota Bandar Lampung merupakan daerah kawasan yang dapat dijadikan lokasi percontohan untuk pemberdayaan masyarakat dalam hal pengembangan

Peningkatan pendapatan masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat di wilayah Medayu Utara Kelurahan Medokan Ayu, Kecamatan Rungkut Kota Surabaya dilakukan melalui

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa strategi komunikasi yang digunakan oleh Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Loa Bakung Samarinda dalam mensosialisasikan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui program pemberdayaan yang dilaksanakan oleh Inisiatif Zakat Indonesia IZI sebagai lembaga amil zakat di kota Bandar Lampung, bagaimana strategi