Sumber : Twitter @teribajakmedan, dan instagram : @teribajakmedan
Tampilan Blog Teri Bajak
Sumber : Instagram : @anggitaclay
Tampilan Instagram Labella Outlet
Sumber : Instagram : @superbigtwin, twitter : @superbigtwin
Tampilan Instagram Allco Pomade
Sumber : Instagram : @maccaronirin
Tampilan Instagram 061 Store
Sumber : Facebook : Molen Arab
Tampilan Instagram Molen Arab
Buku :
Anoraga, Pandji dan Djoko Sudantoko. 2002. Koperasi, Kewirausahaan dan
Usaha Kecil. Jakarta : Rineka Cipta.
Barakatullah, Abdul Halim, Teguh Prasetyo. 2005. Bisnis E-commerce (Studi
Sistem Keamanan dan Hukum di Indonesia). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
C. Laudon, Kenneth & P. Laudon, Jane. 2005. Sistem Informasi Manajemen Mengelola Perusahaan Digital. Edisi 8. Yogyakarta: Andi Offset.
Hartono, Bambang. 2013. Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer.
Jakarta: Rineka Cipta.
Hidayat, Taufik, 2008. Panduan Membuat Toko Online dengan OSCommerce,
Jakarta: Mediakita.
Hubeis, Musa. 2009. Prospek Usaha Kecil dalam Wadah Inkubator Bisnis. Jakarta: Ghalia Indonesia.
MADCOMS. 2009. Bisnis Sukses Lewat Internet. Yogyakarta: Andi Offset.
Moleong, Maxy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Mulyanto, Agus. 2009. Sistem Informasi Konsep & Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka
Strange, Carol Anne. 2010. Berani Memulai & Menjalankan Bisnis Internet.
Jakarta: Tiga Kelana.
Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.
Sumihardjo, Tumar. 2008. Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Melalui Pengembangan Daya Saing Berbasis Potensi Daerah. Bandung: Penerbit
Fokusme.
Sunyoto, Danang. 2015. Keunggulan Bersaing (Competitive Advantage). Jakarta :
CAPS (Center for Academic Publishing Service).
Sunarto, Andi. 2009. Seluk Beluk E-Commerce (Panduan Bagi Pemula Untuk
Menjual Produknya Melalui Internet). Jogjakarta: Garai Ilmu.
Suyanto, M. 2003. Strategi Periklanan Pada E-Commerce Perusahaan Top
Dunia. Yogyakarta: Andi Offset.
Tambunan, Tulus. 2002. Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia Beberapa Isu
Penting. Salemba Empat: Jakarta.
Tambunan, Tulus. 2009. Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia. Salemba
Empat: Jakarta.
Turban, Effraim, Lee, King, dan Chung, 2000. Electronic Commerce : A
Managerial Perspective. Person Education Inc., Upper Saddle River
Jurnal :
Almilia, Luciana Spica dan Lidia Robahi. 2007. “Penerapan E-commerce Sebagai Upaya Meningkatkan Persaingan Bisnis Perusahaan”.
Surabaya : STIE Perbanas.
Maryama, Siti.2013. “ Penerapan E-Commerce dalam Meningkatkan Daya Saing Usaha”. Jakarta : STIE Ahmad Dahlan.
Prabandari, Sri Palupi dan Misbahuddin Azzuhri. 2011. dengan judul “efektivitas penggunaan e-commerce sebagai penunjang aktifitas bisnis pada usaha kecil menengah (UKM) di malang raya”. Malang : Universitas
Brawijaya.
Skripsi
Khasanah, Siti Nur.2007. “Efektivitas Penerapan E-commerce pada Perhotelan Studi Pada Hotel Sahid Surabaya”. Malang : Universitas Islam Negeri (UIN).
Situs Internet :
Jackslabs, 2015. “Pengguna Sosial Media “. Diakses tanggal 30 Maret 2016 dari
indonesia-tahun-2015/
Pratiwi, Hesti. 2013. “Peluang E-Commerce di Indonesia”. Diakses tanggal 15
maret 2016 dari https://dailysocial.id/post/andi-s-boediman-peluang-e-commerce-di-indonesia-luar-biasa/
Wikipedia, 2016. “Internet”. Diakses tanggal 16 maret 2016 dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Internet
Kementrian Koperasi dan UKM Republik Indonesia 2016. “Kriteria UKM”.
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif
dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Analisis data dilakukan secara
kualitatif, yaitu dengan mendeskripsikan jawaban responden yang kemudia
disajikan dalam bentuk tabel, distribusi frekuensi dan grafik. Dalam penelitian
kualitatif deskriptif, peneliti berusaha menguraikan secara detail kebenaran dan
fakta-fakta berdasarkan data-data yang diperoleh.
Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data tidak dipandu oleh teori,
tetapi dipandu oleh fakta yang ditemukan dilapangan. Analisis data yang
dilakukan bersifat induktif berdasarkan fakta yang ditemukan kemudian dapat
dikonstruksikan menjadi hipotesis atau teori. Analisis data dalam penelitian
kualitatif dilakukan sejak peneliti menyusun proposal, melaksanakan
pengumpulan data di lapangan, sampai peneliti mendapatkan seluruh data
(Sugiyono, 2014).
Sementara itu, dilihat dari teknik penyajian datanya penelitian
menggunakan pola deskriptif. Pendekatan deskriptif adalah penelitian yang
dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang siapa, apa, kapan dan bagaimana
yang berkaitan dengan objek penelitian.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada 10 UKM yang berada di kota Medan.
Penelitian akan dimulai pada bulan april 2016 dan lama penelitian sesuai dengan
3.3 Sumber Data
Objek penelitian ini adalah 10 unit UKM yang berbasis di kota Medan,
dan telah menggunakan metode e-commerce dalam operasional usahanya, yaitu :
1. Teri Bajak
2. Anggita Clay
3. Labella outlet
4. Super Big Twin Pizza
5. Allco Pomade
sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, dan tindakan,
selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.
Sumber data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh secara
langsung mengenai objek penelitian. Sumber data diperoleh dari informan dan
kegiatan observasi partisipatif yang dilakukan peneliti bersama dengan subjek
penelitian.
Informan yang dimaksudkan berasal dari subjek penelitian langsung yaitu
pelaku UKM. Dalam penelitian ini informan diperoleh melalui key person karena
informan penelitian. Sehingga dengan menggali data dari key person dirasa lebih efektif dan efisien dalam proses pengumpulan data.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Untuk dapat menguraikan dengan jelas tujuan penelitian yang telah
dirumuskan, maka kegiatan pengumpulan data sangat penting. Artinya penekanan
objek/subjek dan muatan data yang diperoleh memerlukan langkah-langkah yang
akurat dan sistematis guna dijadikan acuan dalam mengelola data/informasi yang
berhubungan dengan penelitian.
Berkaitan dengan penelitian ini, teknik pengumpulan data dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
1. Studi Lapangan (Data Primer)
Yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan cara mengumpulkan
informasi langsung dari objek penelitian dengan menggunakan metode khusus
yaitu :
A. Wawancara, yaitu wawancara dimana peneliti menetapkan sendiri masalah
dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan dengan tujuan untuk
mencari jawaban atas permasalahan yang dirumuskan. Data didapat
langsung dari sumber informan yang berkenaan dengan masalah penelitian
dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan langsung
dari subjek/objek atau sumber informasi yang dicari.
B. Observasi, adalah melakukan pengamatan secara langsung, meliputi
kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu subjek/objek dengan
2. Studi Kepustakaan (Data Sekunder)
Yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh dari sumber-sumber baku
seperti buku, jurnal, karya ilmiah, situs internet, dan sebagainya yang
berhubungan dengan materi penelitian.
3.5 Teknik Analisis Data
Menurut Miles dan Huberman (Sugiyono, 2014) analisis data kualitatif
dilakukan secara interaktif dan berlangung secara terus-menerus sampai tuntas
sehingga datanya sudah jenuh.Aktifitas dalam analisis data yaitu:
1. Reduksi data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting,dicari tema dan polanya. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya.
2. Penyajian Data
Melalui penyajian data, maka data dapat terorganisasikan, tersusun dalam
pola hubungan sehingga akan mudah difahami.Penyajian data bisa
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,
dan sejenisnya namun yang paling sering adalah dengan teks yang bersifat
naratif.
3. Verifikasi
Verifikasi atau penarikan kesimpulan adalah merupakan temuan baru
berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih
3.6 Definisi Konsep
Definisi konsep yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah :
1. E-commerce
Merupakan kosep baru dalam dunia bisnis dimana bisnis dijalankan
melalui media internet. E-commerce membuat aktifitas bisnis lebih praktis
karena dapat menghubungkan penjual dan pembeli tanpa harus bertemu.
2. Daya Saing
Merupakan hasil dari segala usaha yang dilakukan perusahaan untuk
mecapai keunggulan dibidang harga, kualitas pelayanan dan lain-lain.
Perusahaan berlomba-lomba untuk lebih unggul dibandingkan perusahaan
HASIL PENELITIAN
082273690722 - / @anggitaclay /
@anggitaclayart Ridaardila 73cd456 -
3 Thalita Eka Labella
@Labellaoutlet 76588c2 -
5 Juan Utama
rin Jl. Keladi no. 37 082160790004
- / @maccaronirin /
Perdamaian no. 1 0811600771
molenarab/ @
4.2 Deskripsi Objek Penelitian 4.2.1 Teri Bajak
Gambar 4.1 Logo Teri Bajak
Sumber : Teri bajak (2016)
Teri bajak merupakan UKM yang menjual oleh-oleh khas medan berupa
olahan ikan teri yang diolah dengan sambal atau biasa disebut sambal teri kacang.
Teri Bajak mengangkat makanan tradisional ke dalam kemasan modern yang praktis,
mudah dibawa dan disimpan kembali serta tahan hingga satu bulan. Toko Teri bajak
terletak di area strategis yaitu Merdeka walk dan bandara kualanamu, selain itu
produk teri bajak dapat juga dibeli di beberapa swalayan di kota medan.
Tabel 4.2
Jenis-jenis Produk dan Harga Teri Bajak
Jenis Produk Harga Satuan
Teri medan sambal merah /rawit 150 gram Rp. 40.000
Teri belah sambel merah/rawit 150 gram Rp. 40.000
Teri belah kacang sambal merah/rawit 150 gram Rp. 40.000
Teri Mentah 200 gram Rp. 25.000
Teri Medan 500 gram Rp. 70.000
Teri Medan 1 kg Rp. 130.000
Kue Bawang Teri 200 gram Rp. 20.000
Kue Bawang Teri 1 kg Rp. 95.000
Orong-orong Bajak 500 gram Rp. 25.000
Sumber : Teri bajak (2016)
Menurut pemilik, target pasar teri bajak adalah orang-orang di luar kota
medan yang berkunjung ke medan dan mencari makanan khas untuk dijadikan
oleh-oleh. Karena itu, pemilik usaha ini memilih menggunakan e-commerce sebagai senjata utama dalam menarik perhatian konsumen.
Awalnya pemilik memanfaatkan aplikasi twitter untuk memasarkan produk dengan membuat tweet menarik tentang produknya. Pemilik juga membuat akun
facebook karena dirasa lebih dapat menampilkan gambar produk teri bajak. Kemudian disusul dengan dibuatnya blog dan website, dan yang terakhir adalah membuat akun instagram khusus teri bajak.
Dalam menerima pesanan, pemilik menggunakan blackberry masangger (bbm), line, dan whatsapp untuk memudahkan konsumen yang memiliki keterbatasan
Melalui wawancara dengan pemilik, di awal penggunaan e-commerce dianggap mampu meningkatkan omzet penjualan sebanyak 30% dari omzet yang
didapat sebelum menggunakan e-commerce dimana omzet yang didapat lebih dari 10
juta rupiah per bulannya. Dengan menggunakan e-commerce pemilik mengaku dapat menghemat waktu untuk melakukan transaksi jual beli sehingga dapat mengerjakan
hal lain di waktu yang sama. Pemilik mengungkapkan dengan penggunaan
e-commerce, konsumen terus bertambah dengan semakin mudahnya akses jual beli
yang dilakukan.
“Sekarang orang luar medan yang pernah di bawain oleh-oleh dari
keluarganya yang beli di kami mulai banyak yang mesan dari line. Mereka tau kontak teri bajak dari kemasan yang ada di cantumkan media social dan line. Tapi sering salah pahamlah soalnya kan mesannya dari chat gak sejelas kalo ngomong langsung ” (wawancara pada 7 juni 2016)
Dengan memanfaatkan e-commerce, pemilik juga berusaha meyakinkan pelanggan bahwa teri bajak adalah oleh-oleh khas medan yang terpercaya dengan
mengendorse artis untuk mempromosikan produknya. Ini dapat di lihat pada blog yang menampilkan pelawak tukul arwana yang sedang memegang kemasan teri
4.2.2 Anggita Clay
Anggita clay art adalah salah satu usaha yang bergerak dibidang kerjainan
clay yang dibingkai yaitu miniature clay in frame. Clay adalah keterampilan tangan
yang menggunakan beberapa bahan tepung dan lem kayu, yang diolah menjadi
adonan dan diberi warna sesuai keinginan. Dari adonan tersebut, dapat dibentuk pola
sesuai dengan pesanan seperti halnya minatur.
Usaha yang berdiri pada februari 2013 ini menawarkan berbagai tema clay
frame yaitu tema birthday, anniversary, wedding, graduation, kelahiran bayi, dan lain-lain sehingga sangat cocok untuk dijadikan kado atau souvenir. Tujuan utama
produk anggita clay adalah membuat konsumen menyimpan kenangan dalam sebuah
bingkai berbentuk miniature clay.
Tabel 4.3
Jenis-jenis Produk dan Harga Anggita Clay
Produk Ukuran Harga
Mini 16 x 21 cm Rp. 150.000
Small 28 x 33 cm Rp. 200.000
Medium 33 x 38 cm Rp. 250.000
Large 38 x 43 cm Rp. 300.000
Clay dengan Frame Ukir - Rp. 220.000
Mini Lovelyclay 30 x 30 cm Rp. 275.000
Lovelyclay 20 inch Rp. 500.000
Dalam usaha mengenalkan produknya secara luas, pemilik sering mengikuti
event yang diadakan oleh dinas umkm kota medan juga event yang diadakan di kampus-kampus. Pemilik juga memasarkan produknya melalui penggunaan
e-commerce dengan membuat akun instagram dan twitter khusus anggita clay.
Dalam wawancara, pemilik mengungkapkan penggunaan instagram dan
twitter sangat efektif membantu pemasaran produk ini. Miniature clay sangat jarang ditemui karena pembuatannya yang sulit dan proses pengerjaan yang lama. Dalam
setiap promosinya anggita clay selalu menekankan produknya murah dan berkualitas.
Harga menjadi keunggulan tersendiri bagi anggita clay untuk bersaing dengan usaha
sejenis karena usaha lain yang sejenis biasanya mematok harga yang lebih mahal.
“Setelah buka instagram ada aja yang kontak kami dari line. Katanya liat di
instagram trus nanya harga. Jarang ada kerajinan clay yang promosi
dinstagram di medan. Apalagi kami sering ikut acara-acara ukm gitu jadi kalo minat langsung chat kami atau liat instagram” (wawancara pada 17 mei
2016)
Proses pemesanan dapat dilakukan melalui line dan bbm yang saat ini masih dikelola oleh pemilik sendiri. Calon konsumen yang tertarik cukup menginvite salah satu kontak pemilik kemudian pemilik akan mengirimkan contoh gambar clay yang
sudah jadi disertai dengan price list (daftar harga). Selanjutnya calon konsumen akan
produksi dilakukan setelah konsumen melakukan pembayaran melalui rekening
pemilik.
Produk anggita clay adalah handmade dan hasilnya tidak bisa 100% sama
dengan konsep yang telah dibuat sebelumnya maka hambatan yang dirasakan paling
sering adalah salah paham antara pemilik dan konsumen dalam hal desain. Karena
pendeskripsian konsep yang diinginkan konsumen melalui chat line atau bbm kadang
tidak sejelas apabila berbicara secara langsung.
4.2.3 Labella outlet
Gambar 4.2 Logo Labella Outlet
Sumber : Labella Outlet (2016)
Labella outlet adalah salah satu jenis UKM yang bergerak di bidang fashion, yang menjual produk-produk kebutuhan sandang wanita yang berlokasi di JL Karya
Bakti No. 4, Medan. Lokasi Labella outlet dekat dengan pemukiman penduduk dan
berada persis di depan kampus UISU Medan. Karena itu, target pasar utama dari
Awalnya, Labella outlet hanya menjual pakaian yang berasal dari Jakarta dan
bandung. Pemilik kemudian mengikuti trend yang sedang berkembang saat itu yaitu
trend baju impor. Maka beralihlah Labella Outlet menjadi toko yang menjual
berbagai pakaian wanita impor dari Bangkok, Thailand.
Tabel 4.4
Jenis-jenis Produk dan Harga di Labella Outlet
Jenis Produk Harga
Blouse dan Blazer Rp 95.000 s/d Rp 250.000
Dress Rp 95.000 s/d Rp 250.000
Pashmina & Jilbab Rp 35.000 s/d Rp 45.000
Celana Rp 95.000 s/d Rp 155.000
Tas Rp 75.000 s/d Rp 150.000
Aksesoris Rp 50.000 s/d Rp 100.000
Sepatu & Sendal Rp 100.000 s/d Rp 200.000
Sumber : Labella Outlet (2016)
Sistem yang ada pada toko ini berawal dari system penjualan PO (Pre Order).
Pre Order adalah sistem penjualan secara berkala dimana pelanggan atau konsumen
membayar dahulu lalu barang datang pada saat yang ditentukan. Pre Order ini
merupakan suatu sistem penjualan yang membutuhkan kepercayaan antara penjual
dan pembeli. Pembeli memberikan kepercayaan sepenuhnya pada penjualan untuk
barang yang dipesan.
Oleh karena itu pemilik mulai menerapkan e-commerce dalam menjalankan
adalah instagram kemudian menerima pesanan melalui blackberry masangger (bbm)
dan line. Dalam wawancara, pemilik merasa bahwa semenjak menggunakan e-commerce pada tahun 2013 jumlah orderan meningkat sampai 2 kali lipat hingga
pemiliki harus merekrut pegawai sebagai admin yang bertanggung jawab menerima
pesanan dari bbm dan line.
Pemilik juga mengungkapkan bahwa tidak menjadi masalah memiliki banyak
pesaing yang menjual produk yang sama karena pemilik selalu melakukan strategi
pemasaran online yang menarik konsumen.
“Pesaing memang banyak apalagi kami masih lumayan baru jual bau
Bangkok. Tapi Alhamdulillah orderan selalu ada aja. Harga yang kami tawarkan masi wajar , kalau beli banyak kami kasi diskon, apalagi kami uda punya toko jadi konsumen lebih percaya belanja di kami “ (wawancara pada
4.2.4 Super Big Twin Pizza
Gambar 4.3
Logo Super Big Twin Pizza
Sumber : Super Big Twin Pizza (2016)
Usaha ini diawali dari kedua pemilik yang ingin berlibur tapi tidak
mempunyai cukup uang. Alhasil mereka mencoba untuk berjualan pizza dengan
ukuran standart. Usai mendapatkan uang yang mencukupi untuk kebutuhan berlibur,
pemilik memutuskan untuk berhenti berjualan. Sepulang dari berlibur keduanya
kemudian mendapatkan pekerjaan di dua perusahaan yang berbeda. Namun mereka
merasa tak nyaman atas pekerjaannya, dan akhirnya memutuskan untuk berhenti..
Setelahnya pada 2012, mereka kembali membuka usaha pizza dengan konsep yang
berbeda. Hingga akhirnya mereka sepakat untuk menjalankan usaha Pizza yang
Tabel 4.5
Jenis-jenis Produk dan Harga di Super Big Twin Pizza
Produk Harga Produk Harga
Medium Large
Supreme Rp. 160.000 Rp. 215.000 Tropical Garden Rp. 280.000
Supreme Super Spicy Rp. 165.000 Rp. 220.000 Retro Burger 24pc Rp. 120.000
Fat Lovers Rp. 155.000 Rp. 200.000 Retro Burger 30pc Rp. 145.000
Fat Lovers Super Spicy Rp. 160.000 Rp. 205.000 Double Bad Rp. 100.000
Chick and Beef Rp. 170.000 Rp. 215.000 Calzone Rp. 85.000
Mozza Corn Rp. 175.000 - Rolling Tempura Rp. 90.000
Supertown ( 6 Taste) Rp. 185.000 Rp. 245.000
3 Taste Rp. 165.000 Rp. 220.000
Superman (8 Taste) Rp. 200.000 Rp. 260.000
Chicken Rawr Rp. 185.000 -
2 Taste Budha Rp. 185.000 -
March Meat Rp. 205.000 Rp. 275.000
Tuna Kingdom Rp. 185.000 Rp. 245.000
Sumber :Super Big Twin Pizza (2016)
Dalam hal pemasaran, kedua pemilik sangat mengandalkan e-commerce. Mereka mengakui bahwa dengan dibuatnya akun facebook, twitter dan instagram
khusus Super Big Twin Pizza, Jumlah pesanan meningkat. Banyak yang tertarik
Pizza juga menawarkan menu khusus yang hanya bisa dipesan dalam satu hari. Inilah
yang membuat konsumen setia selalu melihat ulang akun instagram Super Big Twin Pizza. Untuk memudahkan konsumen yang ingin memesan, pemilik juga membuat
blog khusus.
“Di instagram banyak di upload testimony dari orang yang beli supaya jadi
pancingan buat orang lain. Jadi biasanya mereka tertarik beli karna lihat kawannya yang upload poto megang pizza besar. Di blog cuma khusus
menampilkan gambar dan harga. Karena menu nya kan banyak jadi biar gampang mereka pilih.” (wawancara pada 20 mei 2016)
Untuk memudahkan pemesanan, pemilik juga membuat akun line khusus.
Konsumen yang ingin membeli cukup menyebutkan menu dan ukuran yang
4.2.5 Allco Pomade
Gambar 4.4 Logo Allco Pomade
Sumber : Allco Pomade (2016)
Berawal dari ketertarikannya memakai pomade, pemiliki mulai membuat
usaha sampingan yaitu kaka pomade. Kaka pomade seperti halnya supermarket yang
menjual berbagai macam merk pomade mulai dari produksi dalam dan luar negeri.
Saat itu, pemilik masih menjadi agen yang mengambil barang dari distributor untuk
dijual kembali. Melihat tinggiinya minat beli konsumen terhadap produk pomade di
kaka pomade, kemudian pemilik berfikir untuk menciptakan merk pomade produksi
sendiri dan menjadi distributor resmi sebuah produk. Tak butuh waktu lama, pemilik
akhirnya memproduksi allco pomade.
Tabel 4.6
Jenis-jenis Produk dan Harga di Allco Pomade
Produk Ukuran Harga
Pomade all variant 50 gram Rp. 50.000
Pomade all variant 120 gram Rp. 130.000
Allco pomade resmi didirikan pada tahun 2015. Pemilik menyadari bahwa
pemasaran pomade harus menggunakan srategi yang tepat. Apalagi sekarang banyak
merk pomade yang sudah lebih dulu terkenal. Maka itu, pemilik memilih menerapkan
e-commerce dalam bisnisnya.
“E-Commerce itu kan modalnya kepercayaan. Gimana caranya konsumen
percaya kalo allco pomade itu bagus. Sekarang kami juga memposisikan diri jadi distributor dan berkat pemasaran dari e-commerce ini kami uda punya 7 agen di seluruh wilayah Indonesia” (wawancara pada 2 juni 2016)
Dengan menerapkan e-commerce kini agen allco pomade sudah tersebar di 7 wilayah di Indonesia yaitu Medan, Surabaya, Padang, Pekanbaru, Riau, Sibolga,
Jambi, Kisaran dan Palembang. Omzet penjualan pun meningkat lebih dari 100%
dengan pendapatan 9 sampai 10 juta per bulan.
Untuk melayani pembelian eceran, pemilik membuat akun line @ yang di
kelola oleh admin. Sedangkan untuk pembelian dalam jumlah besar, pemilik memilih
untuk menggunakan aplikasi bbm. Serta untuk melayani pertanyaan seputar keagenan
4.2.6 Macaronirin
Gambar 4.5 Logo Maccaronirin
Sumber : Maccaronirin (2016)
Berawal dari hobi dibidang tata boga, ririn selaku pemilik macaronirin mulai
serius menekuni usaha makanan ringan rumahan. Dengan modal seadanya, pada
tahun 2012 ririn mulai membuka usaha yang fokus awalnya hanya menjual macaroni
panggang atau biasa disebut macaroni schotel saja. Promosi yang dilakukan hanya
sebatas menawarkan kepada saudara dan teman-teman terdekat. Ririn juga sering
mengikuti event-event yang diadakan oleh dinas umkm kota medan untuk mempromosikan produknya. Sejak itu, usaha macaronirin mulai dikenal secara luas.
Macaronirin terus berinovasi dalam hal menarik konsumen. Salah satunya
adalah dengan menambah variasi menu yang ditawarkan. Harga yang relatif murah
itu. Pesanan tidak hanya datang dari orang-orang terdekat saja, tetapi sudah sampai
pada kantor-kantor yang sedang mengadakan acara.
Tabel 4.7
Jenis-jenis Produk dan Harga di Maccaronirin
Produk Harga Produk Harga
Maccaroni Schotel small Rp. 25.000 Beef lasagna medium Rp. 80.000
Maccaroni Schotel oval Rp. 55.000 Puding Roti + toping Rp. 15.000 –
Rp. 18.000
Maccaroni Schotel medium Rp. 70.000 Tortilla Bolognaise Rp. 15.0000
Beef lasagna small Rp. 30.000 Tortilla Barbeque Rp. 25.000
Beef lasagna oval Rp. 65.000
Sumber : Maccaronirin (2016)
Pada tahun 2013, macaronirin mulai menerapkan e-commerce dalam usaha
meningkatkan volume penjualannya. Dimulai dengan membuat akun bbm khusus maccaronirin dan mengundang pelanggan nya bergabung dalam grup bbm. Kemudian
membuat akun instagram khusus maccaronirin serta akun line.
Melalui wawancara yang dilakukan, pemilik menuturkan bahwa semenjak
membuka akun instagram, omzet meningkat sampai dua kali lipat dikarenakan
jumlah pesanan mulai meningkat pula.
„‟Pesanan gak cuma datang dari orang-orang sekitar medan tapi sampai
belum aman dan takut basi, kami belum berani kirim ke luar kota”.
(wawancara pada 7 mei 2016)
Dengan adanya akun line dan bbm kini maccaronirin dapat menerima orderan
kapan saja. Konsumen yang ingin memesan dapat menghubungi via chat line atau
bbm dan akan di kerjakan keesokan harinya. Untuk memudahkan distribusi pesanan dan menjaga kualitas produk tetap baik, maccaronirin juga bekerjasama dengan agen
delivery medan untuk mengantar pesanan konsumen sampai di tujuan.
4.2.7 061 Store
Gambar 4.6 Logo 061 Store
061 Store merupakan salah satu toko yang menjual kebutuhan sandang pria.
Didirikan pada awal tahun 2015 dengan konsep toko sederhana yang terletak persis di
halaman rumah pemilik. Produk yang ditawarkan bervariasi, mulai dari baju, kemeja,
tas, sepatu, hingga kebutuhan pria yang popular saat ini, pomade.
Letak toko yang terletak di dalam komplek perumahan dan kurang strategis di
pahami pemilik sebagai hambatan dalam menjual produk. Konsumen yang datang
hanya berasal dari sekitar area toko. Untuk itu, pemilik segera beralih membuat toko
online di instagram atau dengan kata lain pemilik mulai menerapkan e-commerce dalam menjalankan usahanya. Instagram dianggap bisa mempromosikan produk 061
store, karena menurut pemilik instagram dapat menampilkan foto-foto produk secara
jelas lengkap dengan informasi produk tersebut.
Tabel 4.8
Jenis-jenis Produk dan Harga di 061 Store
Produk Harga
Sepatu Rp 195.000
Kemeja Rp 125.000
Celana Rp 140.000
Tas Rp 70.000
Pomade Rp 70.000
Kaos Rp 80.000
Melalui instagram, pemilik secara rutin mengupload foto yang terlebih dahulu
diedit pencahayaannya agar terlihat lebih menarik. Juga disertai dengan informasi
mengenai produk, seperti harga, ukuran, warna dan lain-lain. Pemilik juga
menginformasikan format pemesanan untuk memudahkan konsumen dalam memesan
barang. Pemesanan barang di lakukan melalui line dan bbm.
Dalam wawancara, pemilik mengakui bahwa manfaat terbesar e-commerce bagi 061 Store adalah konsumen dapat membeli produk tanpa harus mendatangi toko
secara langsung. Hanya dengan melihat produk saja konsumen dapat melakukan
pembelian dengan mudah. Dalam segi persaingan dengan usaha sejenis, pemilik
mengaku dapat lebih menunjukan keberadaan tokonya.
4.2.8 Molen Arab
Gambar 4.7 Logo Molen Arab
Usaha molen arab mulai dirintis sejak tahun 2013, dengan modal 2,5 juta.
Usaha ini berawal dari kesulitan pemilik untuk membayar uang kontrakan rumah
kemudian berfikir untuk mencari penghasilan sendiri walaupun saat itu pemilik masih
berstatus sebagai mahasiswa. Moleh arab merupakan olahan pisang modern yang
diselimuti adonan tepung.
Resep yang digunakan didapat dari internet yang kemudian dimodifikasi oleh
pemilik. Pemilik mengakui sempat gagal sampai 5 kali tapi karena usaha pantang
menyerah akhirnya jadilah resep molen arab seperti sekarang ini. Rasanya sama
seperti molen pisang biasanya yang membedakan hanyalah ukurannya yang lebih
besar dan rasa yang bevariasi.
Awalnya pemilik hanya membawa 50 potong molen yang rencananya akan
dijual kepada teman-teman kampus. Ternyata respon konsumen sangat bagus, hanay
dalam satu jam molen arab telah habis terjual. Dari hanya 50 potong molen
diproduksi setiap harinya, kemudian berkembang menjadi 400 potong. Hingga saat
ini kapasitas produksi mencapai 2000 potong perharinya.
Tabel 4.9
Jenis-jenis Produk dan Harga Molen Arab
Produk Harga
Molen Arab original Rp. 4.000
Molen Arab coklat Rp. 5.000
Molen Arab keju Rp. 6.000
Molen Arab durian Rp. 6.000
Molen Arab kacang Rp. 6.000
Sumber : Molen Arab (2016)
Target pasar utama molen arab pada awalnya adalah mahasiswa USU.
Penjualan dilakukan dengan system reseller. Molen arab di jual di beberapa fakultas di USU dengan ciri khas penjualnya membawa keranjang dengan logo molen arab.
Pada awal kemunculannya pemilik memang sudah berfikir untuk menerapkan
e-commerce dengan membuat akun web, facebook, instagram dan twitter, tetapi hanya sebagai identitas saja. kemudian pada tahun 2015, ketika krisis ekonomi mulai
mempengaruhi daya beli mahasiswa, pemilik mulai berfikir cara baru untuk
mengembangkan usahanya.
“Pas tahun 2015 itu omset kami menurun drastis, bisa dibilang sampai minus
karena mahasiswa lebih milih beli makan (nasi) daripada beli snack.
Disitulah kami berfikir untuk serius menggunakan e-commerce. Dan ga sampe 3 bulan, usaha kami mulai naik lagi dan kerugian tertutupi”
(wawancara pada 9 juni 2016)
Pemilik mengakui setelah menerapkan e-commerce omset yang diperoleh
meningkat hingga 100%. Tampilan web diperbaharui, Instagram, twitter dan
facebook dikelola secara rutin, akun bbm dan line kini sudah dikelola oleh admin
datang dari kalangan mahasiswa USU saja, tetapi juga warga kota medan. Bahkan,
orang-orang dari luar kota yang berkunjung ke medan menyempatkan diri untuk
membeli molen arab sebagai buah tangan.
“Ada orderan dari luar medan tapi kami gak berani kirim karena molen arab
ini kan gorengan. Memang gak basi tapi rasanya udah pasti berubah, jadi kami batasi pemesanan cuma dari daerah medan aja untuk sekarang ini.”
(wawancara pada 9 juni 2016)
4.2.9 Rittykett_
Gambar 4.8 Logo Rittykett
Rittykett merupakan singkatan dari 3 produk terlaris yaitu risol, roti, dan
kroket. Usaha ini berawal dari hobby ibu dari pemilik yang senang membuat kue
untuk acara arisan keluarga. Karena rasanya yang enak dan bentuknya yang menarik,
akhirnya banyak pesanan yang datang dari orang-orang terdekat. Dari sinilah pemilik
mencoba untuk serius dalam mengelola usaha toko kuenya.
Pada tahun 2013 rittykett mulai di buka tepat didepan rumah si pemilik
dengan hanya menjual 4 jenis kue tetap yaitu risol, roti goreng isi ayam, kue sus dan
kroket. Respon dari masyarakat sekitar ternyata cukup bagus terbukti dengan makin
banyaknya pesanan untuk acara-acara kecil seperti acara ulang tahun, arisan, buka
puasa dan lain-lain.
Tabel 4.10
Jenis-jenis Produk dan Harga di Rittykett
Produk Harga Produk Harga
Risol Rogut Ayam Rp. 2.000 Pie Buah Rp. 3.500
Risol Ayam Rp. 2.000 Dadar Gula Putih Rp. 1.500
Risol Burger Rp. 3.000 Dadar Gula Merah Rp. 1.500
Risol mayones Rp. 4.000 Dadar Vla Rp. 1.500
Risol sayur/jagung Rp. 1.500 Lapis Rp. 1.500
Kroket kentang ayam Rp. 2.000 Putu Ayu Rp. 1.500
Kroket ketan ayam Rp. 2.500 Klepon/malaka Rp. 1.500
Roti Gulung Sosis Rp. 3.500 Angku/kueku Rp. 3.000
Lemper ayam Rp. 2.500 Brownis Kukus Rp. 2.500
Semar Mendem Rp. 3.000 Brownis Panggang Rp. 2.500
Sus Coklat Rp. 2.500 Bika Ambon Rp. 3.000
Elair Rp. 3.000 Bolu Kukus Rp. 3.000
Pie Susu Rp. 2.500 Donat mini toping
kacang/seres/coklat
Rp. 2.000
Sumber : Rittykett (2016)
Melihat respon yang positif, pemilik mulai memasarkan produknya melalui
penggunaan e-commerce. Dimulai dengan membuat akun instagram dan facebook. Kemudian untuk memudahkan konsumen mengenali produknya, pemilik memberikan
logo pada kotak kue dengan mencantumkan akun media sosialnya.
Dalam wawancara yang dilakukan, pemilik mengaku jumlah pelanggannya
terus bertambah sejak menerapkan e-commerce. Pesanan mulai datang dari berbagai
macam kalangan, mulai dari acara seminar, sidang, acara pembukaan kantor,
pernikahan dan lain-lain. Pesanan yang datang tidak hanya dari masayarakat sekitar
medan saja, tetapi juga dari luar kota.
“Kalau untuk pesanan dari luar kota saya kirim risol mentah jadi tinggal
goreng saja. Biasanya mereka tau rittykett_ dari kawannya juga yang tinggal di medan dan udah pernah rasa jadi mau beli lagi”(wawancara pada 18 mei
4.2.10 Barnes Food
Gambar 4.9 Logo Barnes Food
Sumber : Barnes Food (2016)
Barnes food merupakan usaha di bidang kuliner. Awalnya barnes food
bernama barnes tumpeng yang khusus menjual aneka tumpeng. Tetapi seiring
berjalannya waktu barnesfood juga menjual kue tradisional, maka pemilik mengganti
nama usahanya menjadi barnes food. Menurut pemilik, barnes food berarti pekerja
keras dalam bahasa primbon jawa.
Pemilik mengakui bahwa awalnya sama sekali tidak memiliki keahlian dan
pengalaman membuat tumpeng. Satu waktu, organisasi yang diikuti pemilik
menantangnya untuk membuat tumpeng ulang tahun., langsung saja pemilik berani
dan mendapat sambutan positif dari orang-orang sekitarnya. Hal itulah yang menjadi
latar belakang berdirinya barnes food.
Tabel 4.11
Jenis-jenis Produk dan Harga di Barnes Food
Produk Harga Produk Harga
Mini Tumpeng 1 orang Rp. 35.000 Midi Tumpeng 7 orang Rp. 250.000
Mini Tumpeng 2 orang Rp. 80.000 Midi Tumpeng 8 orang Rp. 285.000
Mini Tumpeng 3 orang Rp. 100.000 Midi Tumpeng 9 orang Rp. 320.000
Mini Tumpeng 4 orang Rp. 135.000 Midi Tumpeng 10 orang Rp. 350.000
Midi Tumpeng 5 orang Rp. 180.000 Big Size Tumpeng Tampah Rp. 550.000
Midi Tumpeng 6 orang Rp. 210.000
Sumber : Barnes Food (2016)
Pemilik barnes food menyadari bahwa bisnis tumpeng dan kue tradisional
sudah banyak di lakoni para pesaingnya. Tetapi itu tidak menyurutkan langkah
pemilik barnes food untuk terus mengembangkan usahanya. Pada akhir tahun 2014
pemilik mulai menggunakan e-commerce dalam usahanya. Dimulai dengan mempromosikan produk tumpeng di facebook pribadinya kemudian membuka akun
khusus barnes food di facebook dan instagram.
“awalnya saya upload foto-foto tumpeng pesanan orang di facebook saya.
Karena kan facebook saya sudah punya banyak teman dan banyak yang nanya akhirnya saya bikin akun khusus barnesfood di instagram dengan email yang sama jadi kawan di facebook bisa langsung add saya di
Untuk menerima pesanan dan mempermudah hubungan komunikasi dengan
konsumen, pemilik barnes food juga membuat akun bbm dan line. Proses pengantaran
produk sampai ke konsumen dilakukan sendiri oleh pemilik, tetapi terkadang juga
mengandalkan ojek online (go-jek).
“Line @ itu sangat membantu sekali kak. Dalam sekali klik konsumen bisa
lihat menu dan harga. Jadi konsumen tinggal pilih, gak perlu nanya harga
lagi. Trus kalo ada informasi kayak buat menu baru bisa langsung di share dari line @ dan konsumen bisa langsung dapat informasinya”
4.3 Penyajian Data
4.3.1 Motif yang Mendorong Pelaku Usaha kecil dan Menengah dalam Menerapkan e-commerce
Dari wawancara penulis kepada 10 UKM di kota Medan, diperoleh motif atau
alasan yang mendasari UKM dalam menerapkan e-commerce. Kesemua jawaban mengenai motif yang di berikan pemilik UKM tersebut penulis rangkum dalam 7
motif yaitu :
1. Mempromosikan produk.
2. Mendapatkan pelanggan baru melalui akses ke pasar global yang lebih luas.
3. Membangun merk sehingga menciptakan citra positif terhadap perusahaan.
4. Meningkatkan daya saing dengan sesama UKM.
5. Menghemat biaya dalam penggunaan tenaga kerja.
7. Memuaskan pelanggan dengan memberikan pelayanan tanpa batas waktu dan
jangkauan yang luas.
Hasil selengkapnya tentang motif yang mendasari 10 UKM di Kota Medan
dalam menerapkan e-commerce dapat dilihat pada gambar 4.10
Gambar 4.10
Motif yang Mendorong Pelaku UKM dalam Menerapkan e-commerce
Sumber : Data Primer yang diolah (2016)
Dari gambar di atas dapat diketahui seberapa besar motif UKM untuk
menerapkan e-commerce. Dengan presentasi terbesar yaitu 100 % mempromosikan produk, motif membangun merk 92%, menghemat biaya dan memuaskan pelanggan
berada pada persentasi yang sama yaitu 82 %, meningkatkan daya saing dengan
e-UKM sejenis 78%, yang terakhir memperluas jaringan bisnis untuk mendapat agen
dan distributor sebesar 66 %.
4.3.2 Manfaat dan Hambatan dalam Penerapan e-commerce bagi pelaku Usaha Kecil dan Menengah
Manfaat Penerapan E-commerce
Dari wawancara penulis kepada 10 UKM di kota Medan, diperoleh manfaat
yang dirasakan dalam menerapkan e-commerce. Kesemua jawaban mengenai manfaat
yang di berikan pemilik UKM tersebut penulis rangkum dalam 7 manfaat yaitu :
1. Meningkatan Omzet Penjualan
2. Peningkatan jumlah Pelanggan
3. Perluasan jangkauan Bisnis
4. Sarana Promosi
5. Peluang Terbukanya Bisnis Baru
6. Kepuasan pelanggan
7. Kemudahan dalam berhubungan dengan konsumen
Hasil selengkapnya tentang manfaat yang dirasakan 10 UKM di Kota Medan
Gambar 4.11
Manfaat Penerapan E-commerce bagi UKM
Sumber : Data Primer yang diolah (2016)
Dari gambar di atas dapat diketahui manfaat terbesar yang dirasakan UKM
adalah kemudahan dalam berhubungan dengan konsumen 96%, sarana promosi 92%,
meningkatkan omzet penjualan 88%, peningkatan jumlah pelanggan 86%, kepuasan
pelanggan 80%, peluang terbukanya bisnis baru 76%, dan terakhir perluasan
jangkauan bisnis 74%.
Hambatan Penerapan E-commerce
Dari wawancara penulis kepada 10 UKM di kota Medan, diperoleh hambatan
yang dirasakan UKM dalam menerapkan e-commerce. Kesemua jawaban mengenai
hambatan yang di berikan pemilik UKM tersebut penulis rangkum dalam 4 hambatan
1. Sumber daya manusia yang terbatas
2. Kurangnya Informasi mengenai e-commerce
3. Biaya ISP (internet service provider) yang masih mahal
4. Cara memasarkan produk
Hasil selengkapnya tentang hambatan yang dirasakan 10 UKM di Kota Medan
dalam menerapkan e-commerce dapat dilihat pada gambar 4.12
Gambar 4.12
Hambatan Penerapan E-commerce bagi UKM
Sumber : Data Primer yang diolah (2016)
Dari gambar diatas, dapat diketahui hambatan terbesar yang dirasakan UKM
adalah cara memasarkan produk 72%, biaya internet service provider yang mahal
60%, kurangnya informasi mengenai e-commerce 58% dan yang terakhir SDM yang
terbatas 56%.
Biaya ISP yang mahal Cara Memasarkan Produk
4.3.3 Peranan / Penerapan e-commerce dalam Meningkatkan Daya Saing Usaha kecil dan Menengah
Lama Penerapan E-commerce
Lama penerapan e-commerce dihitung sejak UKM pertama kali menerapkan e-commerce dalam usahanya. Hasil selengkapnya tenang lama penggunaan
e-commerce oleh UKM dapat dilihat pada tabel 4.12.
Tabel 4.12
Lama Penerapan E-commerce Lama Penerapan Jumlah %
< 1 tahun 3 30 %
1 – 5 tahun 7 70 %
> 5 tahun 0 0
10 100 %
Sumber : Data Primer yang diolah (2016)
Berdasarkan data di atas diperoleh bahwa sebanyak 3 UKM menerapkan atau
menggunaka e-commerce kurang dari satu tahun. 7 UKM menerapkan atau
menggunaka e-commerce antara 1 sampai dengan 5 tahun. Dan tidak ada UKM yang
Omzet Penjualan UKM
Omzet yang dimaksud dalam penelitian ini adalah omzet penjualan yang
berhasil diperoleh UKM per bulan. Hasil selengkapnya tentang omzet penjualan
dapat dilihat pada tabel 4.13.
Tabel 4.13
Omzet Penjualan UKM
Omzet penjualan / bulan Jumlah %
< Rp. 5.000.000 1 10 %
Rp. 5.000.000 – Rp. 10.000.000 6 60 %
> Rp. 10.000.000 2 20 %
10 100 %
Sumber : Data Primer yang diolah (2016)
Presentase tertinggi adalah UKM yang omzet penjualannya berkisar antara
5.000.000 sampai dengan 10.000.000 yaitu 60 % sedangkan presentase yang terendah
adalah dengan omzet penjualan dibawah Rp. 5.000.000 yaitu sebesar 10% sedangkan
20 % lainnya beromzet diatas Rp. 10.000.000.
Penggunaan E-Commerce dalam Mempengaruhi Omzet UKM
Yang dimaksud penggunaan e-commerce dalam mempengaruhi omzet UKM
adalah seberapa besar pengaruh penerapan e-commerce dalam pendapatan UKM
Tabel. 4.14
Penggunaan E-Commerce dalam Mempengaruhi Omzet UKM
Keterangan Jumlah %
Omzet meningkat > 100% 7 70 %
Omzet meningkat < 100% 3 30 %
Omzet Tetap 0 0 %
Omzet Menurun 0 0
10 100 %
Sumber : Data Primer yang diolah (2016)
Dari tabel diatas diketahui bahwa sebanyak 7 UKM mengaku setelah
menggunakan e-commerce omzet usahanya meningkat diatas 100 %, 3 UKM lainnya
mengaku omzet nya meningkat diatas 100% dan tidak ada satupun UKM yang
mengaku omzetnya tetap maupun turun.
Biaya yang Dikeluarkan untuk E-Commerce
Biaya yang dimksudkan disini adalah biaya yang dikeluarkan dalam
menerapkan e-commerce meliputi biaya pulsa, paket internet, pengelolaan web dan
Tabel 4.15
Biaya yang Dikeluarkan untuk E-Commerce
Biaya Jumlah %
< Rp. 1.000.000 9 90 %
= Rp. 1.000.000 1 10 %
> Rp. 1.000.000 0 0
10 100 %
Sumber : Data Primer yang diolah (2016)
Dari tabel diatas dapat diketahui, 9 UKM mengeluarkan biaya kurang dari Rp.
1.000.000 untuk e-commerce, dan satu UKM mengaku mengeluarkan uang sebesar Rp. 1000.000 untuk e-commerce.
Jumlah Pelanggan Tetap dalam 6 Bulan Terakhir
Jumlah pelanggan yang dimaksud adalah jumlah pelanggan yang telah
membeli produk ukm lebih dari satu kali. Hasil selengkapnya tentang jumlah
pelanggan tetap dalam 6 bulan terakhir dapat dilihat pada tabel 4.16
Tabel 4.16
Jumlah Pelanggan Tetap dalam 6 Bulan Terakhir
Pelanggan Jumlah %
> 100 pelanggan 5 50 %
50 – 100 pelanggan 4 40 %
< 50 pelanggan 1 10 %
10 100 %
Dari tabel di atas dapat di ketahui bahwa 5 UKM memiliki 100 pelanggan
tetap dalam 6 bulan terakhir, 4 UKM memilik 50 sampai dengan 100 pelanggan dan
1 UKM memilik kurang dari 50 pelanggan dalam 6 bulan terakhir.
Tempat Asal Pelanggan
Ditinjau dari tempat asal pelanggan UKM, dapat diketahui bahwa pelanggan
yang berasal dari kota medan sekitarnya sebesar 80%, Pelanggan yang berasal dari
luar provinsi sumatera utara sebesar 10 % , dan pelanggan yang berasal dari luar
pulau sumatera sebesar 10% sedangkan pelanggan yang berasal dari luar indonesia
sebesar 0 %. Tempat asal pelanggan selengkapnya disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 4.17
Tempat Asal Pelanggan
Asal Jumlah %
Kota Medan dan Sekitarnya 8 80 %
Luar Provinsi Sumatera Utara 1 10 %
Luar Pulau Sumatera 1 10%
Luar Indonesia 0 0
10 100 %
4.4Analisis Data
Pada analisis data, penulis akan menjabarkan data yang telah diperoleh
melalui wawancara dan observasi kepada objek penelitian yaitu 10 UKM di kota
Medan sesuai dengan kerangka teori yang telah di buat sebelumnya.
Dari 10 UKM yang menjadi objek penelitian ini kesemuanya masuk dalam
kelompok e-commerce Business-to-consumere (B2C). Dimana produk dari objek
penelitian ini sudah dapat langsung dipakai atau dikonsumsi oleh konsumen. Dan
system penjualannya langsung kepada konsumen akhir tanpa melalui perantara.. Hal
ini sesuai dengan tiga kelompok besar e-commerce menurut Laudon (2005:163)
yaitu: Business-to-consumere (B2C), Business-to-business (B2B),
Consumer-to-consumer (C2C).
Dalam penerapannya 10 UKM yang menjadi objek dalam penelitian ini
memliki komponen standar e-commerce sesuai dengan yang dikemukakan Hidayat (2008:7) yaitu:
1. Produk : Produk yang dijual oleh objek dalam penelitian ini berupa
miniature clay, makanan, pakaian, dan pomade.
2. Tempat menjual produk (a place to sell) : tempat menjual produk dalam
objek penelitian ini selain toko konvensional adalah website, blog, media sosial (instagram, twitter, facebook).
3. Cara menerima pesanan : Pesanan di terima melalui aplikasi chat line, line
@, whatsapp dan bbm.
5. Metode pengiriman dilakukan dengan system kurir seperti JNE, TIKI,
POS, GO-JEK dan lain-lain.
6. Customer service atau pelayanan konsumen dilakukan melalui e-mail,
chat bbm, line, line @, dan whatsapp.
Proses transaksi e-commerce yang dilakukan oleh objek dalam penelitian ini
sesuai dengan proses transaksi e-commerce dalam buku Strategi Periklanan Pada
E-Commerce Perusahaan Top Dunia (Suyanto, 2003:46) yaitu : produk ditunjukkan kepada konsumen melalui web, blog dan media sosial lainnya (show). Kemudian konsumen melakukan register atau menghubungi pemilik untuk melakukan pemesanan. Setelah pemesanan dilakukan, langkah selanjutnya adalah pembayaran
(payment) melalui transfer atau pembayaran cash ke toko konvensional. Selanjutnya akan di tanyakan identitas konsumen untuk proses verifikasi, dan yang terakhir
barang akan dikirim kepada konsumen (deliver)
Motif atau alasan dengan persentasi paling besar yaitu 100% (sangat
diharapkan) yang mendasari 10 UKM yang menjadi objek dalam penelitian adalah
mempromosikan produk. E-commerce dianggap sebagai cara terbaik untuk melakukan promosi melihat kecendrungan masyarakat yang kini senang berbelanja
dengan proses cepat dan mudah.
Motif selanjutnya adalah membangun merk 92% (sangat diharapkan), dengan
menerapkan e-commerce pemilik UKM berharap dapat membangun merk dan
melekat di benak masyarakat. Motif menghemat biaya 82% (sangat diharapkan) yaitu
pemilik UKM berharap dapat menghemat biaya tenaga kerja karena dalam penerapan
82% (sangat diharapkan), dengan penerapan e-commerce pemilik UKM berharap dapat memuaskan keinginan pelanggan untuk berbelanja kapanpun dan dimanapun.
Kemudian meningkatkan daya saing 72% (diharapkan), pemilik UKM
berharap dengan menerapkan e-commerce dapat menjadi salah satu kekuatan dalam bersaing dengan UKM lain yang sejenis. Motif Memperluas jaringan, yaitu pemilik
UKM berharap dapat menemukan pemasok baru atau agen baru untuk menyuplai
kebutuhan produksi usahanaya tetapi hal ini bukan menjadi harapan tertinggi UKM
dengan hanya mendapat presentasi 60% (netral).
Hal yang sangat bermanfaat dengan presentasi 96% yaitu kemudahan dalam
berhubungan dengan konsumen. E-commerce membuktikan bahwa untuk
berhubungan dengan konsumen bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja yang tentu
saja berbeda dengan toko konvensional yang mempunyai batas waktu pelayanan.
Kemudian menurut objek dalam penelitian ini, e-commerce sangat bermanfaat
sebagai sarana promosi dengan presentasi 92%, disusul dengan peningkatan omzet
penjualan 88%, peningkatan jumlah pelanggan 86%, kepuasan pelanggan 80%.
Peluang terbukanya bisnis baru 76% dan perluasan jangkauan bisnis 74% dianggap
biasa saja bagi pemilik UKM.
Hal yang menghambat dalam penerapan e-commerce bagi 10 UKM dalam penelitian ini adalah cara memasarkan produk dengan persentasi 72%. Pemilik UKM
mengaku masih mencari cara yang pas untuk memasarkan produknya melalui
Kemudian biaya internet service provider ditanggapi pemilik UKM masih wajar dengan persentasi 60% (netral). Harga ISP dianggap masih wajar mengingat
banyaknya manfaat yang didapat melalui penerapan e-commerce. Kurangnya
informasi mengenai e-commerce juga ditanggapi netral oleh pemilik UKM karena penggunaan e-commerce masih bisa dipelajari melalui buku dan sumber informasi
internet. Dan yang terakhir Sumber daya manusia yang terbatas 56% juga ditanggapi
netral karena beberapa pemilik UKM dalam penelitian ini mengelola situs
e-commerce nya sendiri dan sebagian yang lain mempekerjakan karyawan khusus (admin).
Dalam hal meningkatkan daya saing 10 UKM yang menjadi objek dalam
penelitian ini sudah memanfaatkan tekhnologi dalam menjalankan usahanya.
Tekhnologi merupakan salah satu prasyarat utama dalam meningkatkan daya saing
menurut tambunan (2009:105). Tekhnologi yang dimaksud adalah penerapan system
jual beli online dimana pada awalnya objek dalam penelitian ini hanya membuka toko
konvensional. Dapat dilihat pada tabel 4.10, 3 UKM sudah menerapkan e-commerce
kurang dari satu tahun dan 7 lainnya menerapkan e-commerce selama 1 sampai dengan 5 tahun. Dalam penerapan e-commerce, 9 UKM mengeluarkan biaya kurang
dari Rp. 1.000.000 dalam sebulan dan 1 UKM mengeluarkan biaya Rp.1.000.000.
Peningkatan daya saing dapat dilihat pada jumlah pelanggan tetap dalam 6
bulan terahir. 5 UKM memiliki lebih dari 100 pelanggan tetap, 4 UKM memiliki
50-100 pelanggan tetap dan 1 UKM memiliki kurang dari 50 pelanggan tetap dalam 6
bulan terakhir. Peningkatan daya saing juga dapa dilihat pada omzet yang meningkat.
UKM yang omzetnya tetap atau menurun.3 UKM mengaku omzetnya meningkat
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan tujuan penulis yaitu untuk mengetahui motif, manfaat dan
hambatan yang dirasakan UKM serta mengetahui sejauh mana penerapan
E-commerce dalam meningkatkan daya saing UKM, maka yang menjadi kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Motif atau alasan yang mendasari UKM menerapkan E-commerce adalah
sebagai berikut mempromosikan produk 100%, membangun merk 92%,
menghemat biaya dan memuaskan pelanggan berada pada persentasi yang
sama yaitu 82 %, meningkatkan daya saing dengan UKM sejenis 78%,
yang terakhir memperluas jaringan bisnis untuk mendapat agen dan
distributor sebesar 66 %.
2. Manfaat paling besar yang dirasakan UKM adalah kemudahan dalam
berhubungan dengan konsumen 96%, sarana promosi 92%, meningkatkan
omzet penjualan 88%, peningkatan jumlah pelanggan 86%, kepuasan
pelanggan 80%, peluang terbukanya bisnis baru 76%, dan terakhir
perluasan jangkauan bisnis 74%..
3. Hal yang dirasa paling menghambat UKM dalam menerapkan E-commerce adalah cara memasarkan produk 72%, biaya internet service
provider yang mahal 60%, kurangnya informasi mengenai E-commerce 58% dan yang terakhir SDM yang terbatas 56%.
4. Peningkatan daya saing dapat dilihat pada omzet yang meningkat. Setelah
5. menurun. 3 UKM mengaku omzetnya meningkat kurang dari 100% dan 7
lainnya mengaku omzetnya meningkat lebih dari 100%.
6. Dalam penerapan E-commerce, objek dalam penelitian ini menerima
pesanan melalui aplikasi chat Line, Line @, Whatsapp dan BBM. Menjual
produk melalui Website, Blog, media sosial (Instagram, Twitter,
Facebook). Serta cara pembayaran dilakukan dengan CoD (Cash on Delivery) dan transfer.
5.2 Saran
Setelah melakukan penelitian terhadap 10 UKM di Kota Medan, Penulis
memiliki beberapa saran yaitu :
1. Pengelolaan media sosial yang khusus menerima pesanan seperti
Whatsapp, Line dan BBM agar lebih dioptimalkan dengan membuat akun khusus usaha dan tidak dicampurkan dengan akun pribadi.
2. Memperbaharui tampilan media social yang khusus untuk
mempromosikan produk seperti Facebook, Instagram, Twitter, Blog dan
Website secara berkala agar konsumen selalu mendapat hal-hal baru saat berkunjung.
3. Memperbaharui informasi produk dan harga pada media social yang
khusus untuk mempromosikan produk seperti Facebook, Instagram, Twitter, Blog dan Website secara berkala untuk memenuhi rasa ingin tahu
konsumen yang ingin berbelanja.
4. Meningkatkan pelayanan dengan merespon secara cepat pertanyaan yang
5. Menanyakan kembali kesan konsumen setelah berbelanja sehingga
konsumen merasa lebih dekat. Dan mengumpan kembali kesan konsumen
(testimony) tersebut ke media social seperti Facebook, Instagram, Twitter,
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 E-Commerce
2.1.1 Pengertian E-Commerce
E-commerce adalah bagian dari ruang yang dikenal dengan e-business. Dalam hal ini e-commerce dipandang sebagai penerapan dari e-business, dalam kaitannya dengan proses penjualan dan pembelian produk serta layanan. Aspek ini
mencakup pertukaran data (data exchange) selama proses transaksi yang berhubungan dengan pengelolaan aktifitas pembayaran.
Menurut Jullian Ding dalam Halim (2005;11), e-commerce merupakan suatu transaksi komersial yang dilakukan antara penjual dan pembeli atau dengan
pihak lain dalam hubungan perjanjian yang sama untuk mengirimkan sejumlah
barang, pelayanan, atau peralihan hak dimana komersial ini terdapat didalam
media elektronik (media digital) yang secara fisik tidak memerlukan pertemuan
para pihak dan keberadaan media ini dalam public network (sistem tertutup). Jadi
dapat disimpulkan bahwa e-commerce adalah kegiatan jual beli di dunia maya tanpa perlu berhubungan secara langsung
Pengertian dari e-commerce menurut Kalakota dan Whinston (Suyanto, 2003:11) dapat ditinjau dalam 4 perspektif berikut yaitu :
1. Dari perspektif komunikasi, e-commerce adalah pengiriman barang, layanan,
informasi atau pembayaran melalui jaringan komputer atau melalui peralatan
2. Dari perspektif proses bisnis, e-commerce adalah aplikasi dari teknologi yang
menuju otomatisasi dari transaksi bisnis dan aliran kerja.
3. Dari perspektif layanan, e-commerce merupakan suatu alat yang memenuhi
keinginan perusahaan, konsumen dan manajemen untuk memangkas biaya
layanan (service cost) ketika meningkatkan kualitas barang dan meningkatkan
kecepatan layanan pengiriman.
4. Dari perspektif online, e-commerce menyediakan kemampuan untuk membeli
dan menjual barang ataupun informasi melalui internet dan sarana online
berikutnya.
Seluruh definisi yang dijelaskan di atas pada dasarnya memiliki kesamaan
yang mencakup komponen transaksi (pembeli, penjual, barang, jasa dan
informasi), subyek dan obyek yang terlibat, serta media yang digunakan (dalam
hal ini adalah internet).
2.1.2 Manfaat E-commerce
Manfaat yang di dapat melalui penerapan e-commerce antara lain :
1. Bagi Penjual :
a) Memperluas pangsa pasar (market place) hingga ke pasar nasional dan internasional.
b) Dengan biaya operasi yang minim, sebuah perusahaaan dapat dengan
mudah menemukan lebih banyak pelanggan, pemasok (supplier) yang
lebih baik dan partner bisnis yang paling cocok dari seluruh dunia.
c) Penjual tidak memerlukan modal besar untuk mencari lokasi, membangun
d) Efisiensi tenaga kerja, bisnis online hanya memerlukan beberapa tenaga kerja dengan kemampuan yang dapat diandalkan.
e) E-commerce menurunkan biaya pembuatan, pemrosesan, pendistribusian,
penyimpanan, dan pencarian informasi yang menggunakan kertas.
2. Bagi Konsumen :
a) E-commerce memungkinkan pelanggan untuk berbelanja atau melakukan transaksi selama 24 jam sehari sepanjang tahun dari hampir setiap lokasi.
b) E-commerce memberikan lebih banyak pilihan kepada pelanggan, mereka
bisa memilih berbagai produk dari banyak vendor.
c) E-commerce menyediakan produk dan jasa yang tidak mahal kepada
pelanggan dengan cara mengunjungi banyak tempat dan melakukan
perbandingan secara cepat.
d) Pelanggan bisa menerima informasi yang relevan secara detil dalam
hitungan detik, bukan lagi hari atau minggu.
2.1.3 Pengelompokkan E-Commerce
Ada beberapa cara pengelompokan transaksi e-commerce. Salah satunya adalah dengan melihat sifat partisipan dalam transaksi e-commerce. Menurut Laudon (2005:163) tiga kelompok besar e-commerce adalah :
1. Business-to-consumere (B2C).
Mencakup penjualan barang-barang dan jasa antar bisnis. Transaksi bisnis ini
meliputi produk yang diperjualbelikan mulai dari produk barang dan jasa baik
dalam bentuk berwujud maupun dalam bentuk elektronik atau digital yang
2. Business-to-business (B2B).
Bisnis ke bisnis merupakan sistem komunikasi bisnis antar pelaku bisnis atau
dengan kata lain transaksi secara elektronik antar perusahaan (dalam hal ini
pelaku bisnis) yang dilakukan secara rutin dan dalam kapasitas atau volume
produk yang besar
3. Consumer-to-consumer (C2C).
Konsumen ke konsumen merupakan transaksi bisnis secara elektronik yang
dilakukan antar konsumen untuk memenuhi suatu kebutuhan tertentu dan pada
saat tertentu pula.
2.1.4 Komponen E-Commerce
E-commerce memiliki beberapa komponen standar yang dimiliki dan tidak dimiliki transaksi bisnis yang dilakukan secara offline, yaitu (Hidayat, 2008:7):
1. Produk: Banyak jenis produk yang bisa dijual melalui internet seperti
komputer, buku, musik, pakaian, mainan, dan lain-lain.
2. Tempat menjual produk (a place to sell): tempat menjual adalah internet
yang berarti harus memiliki domain dan hosting.
3. Cara menerima pesanan: email, telpon, sms dan lain-lain.
4. Cara pembayaran: Cash, cek, bank draft, kartu kredit, internet payment (misalnya paypal).
5. Metode pengiriman: pengiriman bisa dilakukan melalui paket, salesman, atau didownload jika produk yang dijual memungkinkan untuk itu (misalnya
6. Customer service: email, formulir on-line, FAQ, telpon, chatting, dan lain-lain.
2.1.5 Proses Transaksi E-Commerce
Agar sebuah perdagangan antar pembeli dan penjual dapat dilakukan,
maka harus ada satu proses tertentu. Proses transaksi e-commerce bisa mencakup
tahap-tahap sebagai berikut (Suyanto, 2003:46):
1. Show
Penjual menunjukkan produk atau layanannya di situs yang dimiliki, lengkap
dengan detail spesifikasi produk dan harganya. Hal ini bertujuan untuk
memudahkan konsumen dalam menerima informasi atas barang yang ingin
dibeli.
2. Register
Konsumen melakukan register atau mendaftar untuk memasukkan data-data
identitas, alamat pengiriman dan lain-lain.
3. Order
Setelah konsumen memutuskan produk apa yang diinginkan, langkah
selanjutnya adalah melakukan order pembelian. Dapat dilakukan dengan menghubungi si penjual melalui kontak yang tertera atau jika mengorder dari
situs web dapat mengikuti langkah-langkah pembelian pada situs tersebut.
4. Payment
5. Verification
Verifikasi data konsumen adalah konsumen diminta untuk mengisi kembali
data-data pembayaran seperti, nomer rekening atau kartu kredit.
6. Deliver
Produk yang dipesan dan sudah di bayar oleh konsumen (transfer) maka
kemudian akan dikirimkan oleh penjual melalui kurir ke alamat konsumen.
2.1.6 Hambatan E-Commerce di Indonesia
Penerapan e-commerce di Indonesia masih menghadapi banyak kendala. Kendala-kendala yang dihadapi bangsa Indonesia dalam penerapan e-commerce
adalah sebagai berikut :
1. Pemahaman Dunia Teknologi Informasi yang Masih Kurang.
Harus diakui bahwa masyarakat Indonesia masih belum sepenuhnya
memahami teknologi informasi. Sejauh ini, masih dikenal sebatas masyarakat
kota dan umumnya baru dinikmati oleh generasi muda.
2. Tingginya Cybercrime
Cybercrime dapat diartikan sebagai tindak pelanggaran hukum di lingkup teknologi informasi. Jenis dari cybercrime yaitu kasus carding, penipuan,
pembajakan situs, menyebarkan virus dan worm, pembajakan software, serta mencoba menjadi cracker, hacker, dan lain-lain.
3. Ketegasan Peraturan dan Perundang-undangan
Semua kasus yang terjadi di dunia maya membutuhkan ketegasan aturan yang
andal. Dapat dikatakan bahwa saat ini kemampuan aparat penegak hukum di
Indonesia masih terbatas dalam mengatasi kasus-kasus cybercrime.
4. Masih Mahalnya Infrastruktur Jaringan.
Biaya pemasangan dan penggunaan internet dirasa masih mahal bagi sebagian
masyarakat. Kualitas jaringan internet di Indonesia masih jauh dari kata
“memuaskan” jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga.
2.2 Daya Saing
2.2.1 Pengertian Daya Saing
Daya saing berhubungan dengan bagaimana efektivitas suatu perusahaan
di pasar persaingan, dibandingkan perusahaan lain yang menawarkan produk atau
jasa yang sama. Menurut Z. Heflin Frinces dalam Danang Sunyanto (2014:30)
daya saing merupakan hasil puncak dari berbagai keunggulan dan nilai lebih yang
dimiliki untuk membuat sesuatu baik berupa organisasi, produk maupun jasa.
Keunggulan tersebut dilahirkan dari proses kerja dan kinerja yang dilakukan
dengan tingkat kualitas yang baik dengan konsep manajemen profesional modern
ditambah adanya kontribusi dari berbagai sumber daya terbaik.
Dalam persepkitif bisnis, daya saing dikonsepsionalisasikan sebagai
kumpulan dari hasil proses kerja dan kinerja yang berwujud dalam berbagai
keunggulan komparatif seperti kualias, harga, pelayanan, kemasan, penyampaian,
dan lain-lain serta berbagai fungsi manajemen yang menyatu ke dalam satu
bentuk organisasi atau produk atau jasa yang kemudian melahirkan satu jati diri
baru organisasi atau produk atau jasa sebagai suatu kondisi yang terbaiknya.
Menurut Porter (1995:5) mengatakan:”competition is at the core of the