PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN BUASBUAS (Premna pubescens. Blume) TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH DAN
GAMBARAN HISTOLOGI PANKREAS TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI ALOKSAN
Oleh : Nisfa Hanim NIM 4122220014 Program Studi Biologi
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii
PengaruhEkstrak Etanol DaunBuasbuas (Premna pubescens.Blume)Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah dan Gambaran Histologi Pankreas
Tikus Putih Jantan(Rattus norvegicus)yang Diinduksi Aloksan
Nisfa Hanim (4122220014) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian ekstrak etanol daun Buasbuas (Premna pubescens Blume)/EEP terhadap (i) penurunan kadar gula darah (KGD), (ii) kenaikan berat badan (BB) dan (iii) perbaikan gambaran histologi pankreas pada tikus diabetes melitus (DM). Jenis penelitian adalah eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial menggunakan 20 ekor tikus putih jantan (Rattus norvegicus) galur Wistar yang dibagi dalam lima kelompok: (i) kontrol negatif/ non diabetes melitus (KN), (ii) kontrol positif (KD), (iii) kontrol ekstrak/ kelompok non DM yang diberi EEP 200 mg/kg BB (KE), (iv) kelompok DM yang diberi EEP 200 mg/kg BB (P2), dan (v) kelompok DM yang diberi EEP 300 mg/kg BB (P3). Kondisi DM didapatkan dengan induksi aloksan dosis 150 mg/kg BB yang diinjeksi secara intraperitoneal. Pengukuran KGD dilakukan menggunakan glukometer dua hari setelah diinduksi aloksan. Tikus dengan KGD ≥ 200 mg/dl dinyatakan mengalami diabetes. Kemudian tikus DM (kecuali KD) diberi EEP setiap hari sekali selama 28 hari secara oral menggunakan jarum sonde. Pembuatan Ekstrak menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Pengukuran KGD dan BB dilakukan setiap empat hari sekali pada pagi hari. Pada akhir perlakuan, tikus dibedah dan diambil pankreasnya untuk dijadikan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin-eosin (HE). Data KGD dan BB yang diperoleh dianalisis menggunakan uji ANAVA satu arah dan dilanjutkan dengan uji Tukey menggunakan SPSS 21.0. Hasil menunjukkan EEP dosis 200 mg/kg BB menurunkan KGD dan menaikkan BB secara signifikan (P<0.05), namun EEP dosis 300 mg/kg BB tidak memberikan pengaruh terhadap penurunan KGD maupun kenaikan BB tikus DM. Gambaran histologi pankreas tikus DM yang diberi EEP dosis 200 dan 300 mg/kg BB menunjukkan terjadinya perbaikan dibandingkan tikus DM (KD). Pemberian EEP dosis 200 mg/kg BB pada tikus normal tidak memberikan pengaruh terhadap KGD, BB maupun gambaran histologi pankreas.
iv
The Effect Of Ethanolic Extract of Buasbuas Leaves (Premna pubescens.Blume)On Blood Glucose Levels Decreaseand Histologyof The Pancreasin White MaleRats
(Rattus norvegicus) That Induced Alloxan
Nisfa Hanim (4122220014) ABSTRACT
The aim of this research to analyze the effect of ethanolic extract of Buasbuas leaves (Premna pubescens. Blume)/ (EEP) to (i) decrease the blood glucose levels (KGD), (ii) increase the body weight (BW), and (iii) repair appearance of histology pancreatic in diabetic rats (DM). This is experimental research with non factorial Complete Random Design (RAL) using 20 white male rats (Rattus norvegicus) strain Wistar that divided into 5 groups: (i) negative control group (KN), (ii) positive control group (KD), (iii) non DM group was treated with 200 mg/kg BW of EEP (KE), (iv) DM group was treated with 200 mg/kg BW of EEP (P2), and (v) DM group was treated with 300 mg/kg BW of EEP. DM was induced intraperitoneal injection of alloxan (150 mg/kg BW). Blood glucose levels was measured use glucometer two days after alloxan induction. Rats with KGD ≥ 200 mg/dl otherwise had diabetic. Furthermore, diabetic rats has given EEP treatment (except KD) once a day in the morning for 28 days. The treatment has given using sonde needle. The extracts was used macerated with 96% ethanol solvent. The measurement of blood glucose levels and body weight of rats was conducted every four days. The measurement of blood glucose levels and body weight should be done every morning. At the end of treatment, the rats were dissected and the pancreas taken to used as a histological preparations stained with hematoxylin-eosin (HE). Data were analysed using one way ANOVA then continued with Tukey test using SPSS 21.0. Data analysis showed that EEP treatment EEDB dose 200 mg/kg BW decrease the blood glucose levels and increase body weight significantly (P<0.05), however EEP doses 300 mg/kg BW have no effect on blood glucose levels and body weight in diabetic rats. Pancreatic histology in diabetic rats that had been given EEP dose 200 and 300 mg/kg BW showed an inprovement compared diabetic rats (KD). EEP teatment dose 200 mg/kg BW in normal rats did not give effect on KGD, BB and histology of the pancreas.
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan kasih sayang-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini pada waktunya. Skripsi ini
berjudul “Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Buasbuas (Premna pubescent. Blume)
Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah dan Gambaran Histologi Pankreas Tikus
Putih Jantan (Rattus norvegicus) yang Diinduksi Aloksan”. Kiranya skripsi ini
dapat bermanfaat bagi rekan mahasiswa, para sivitas akademik dan masyarakat.
Skripsi ini tentu saja masih jauh dari kesempurnaan, karenanya penulis
mengharapkan saran berupa ide dan kritik yang membangun agar skripsi ini
menjadi lebih baik.
Dalam kesempatan ini , penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada
Ibu Dr. Martina Restuati, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
mendukung, membimbing dan mendanai penelitian serta proses penyelesaian
skripsi ini. Terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.Si., M.Sc,
Bapak Drs. Zulkifli Simatupang, M.Pd dan Ibu Dr. Melva Silitonga, MS. selaku
dosen penguji yang telah banyak memberikan bimbingan dan ide baru dalam
proses penyelesaian skripsi ini. Terimakasih kepada Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd
selaku Dekan FMIPA beserta staf, kepada Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd dan Ibu
Endang S. Gultom, S.Si, M.Si Apt. selaku ketua dan sekretaris Jurusan Biologi.
Terimakasih juga penulis sampaikan kepada kepada Ibu Dra. Meida Nugrahalia,
M.Sc selaku kepala Laboratorium Biologi serta staf, kepada Drs. Marudut Sinaga
M.Si selaku kepala Laboratorium Kimia UNIMED juga serta staf. Terimakasih
kepada Ibu Nafia, S.Si. selaku penanggung jawab pemeriksaan histologi
laboratorium Anatomi dan Patologi USU yang telah banyak membimbing selama
proses penelitian berlangsung. Terimakasih kembali kepada Bapak Drs. Zulkifli
Simatupang selaku pembimbing akademik yang telah memberikan nasihat dan
motivasi kepada penulis selama berada di bangku perkuliahan. Terimakasih
kepada semua Dosen di Jurusan Biologi yang telah banyak membimbing selama
perkuliahan khususnya kepada Ibu Dra. Meida Nugrahalia, M.Sc, Bapak Hendro
vi
Terimakasih yang teristimewa untuk keluarga tercinta yaitu Ayahanda
Amir Syarifuddin dan Ibunda Farida Hanum, atas kasih sayang serta dukungan
materi dan doa yang diberikan setiap hari. Terimakasih kepada adik-adik
tersayang Ahmad Fahruzi, Rizka Sari, Abdul Hafiz dan Alvi Mahra serta Irma
Yana (sepupu) yang juga senantiasa memberikan dukungan semangat dan do’a
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih juga penulis
sampaikan kepada seluruh pihak yang telah mendukung dan membantu penulis
selama masa penelitian dan penyelesaian skripsi ini, namun tidak dapat penulis
sebutkan secara rinci.
Penulis telah berupaya maksimal dalam penyusunan skripsi ini, namun
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna
perbaikan skripsi ini menjadi lebih baik. Akhir kata penulis mengucapkan
terimakasih kiranya skripsi ini bermanfaat dalam menambah khasanan ilmu
pengetahuan.
Medan, Agustus 2016
vii
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Abstract iv
Kata Pengantar v
Daftar Isi vii
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Identifikasi Masalah 3
1.3. Batasan Masalah 3
1.4. Rumusan Masalah 4
1.5. Tujuan Penelitian 4
1.6. Manfaat Penelitian 4
1.7. Definisi Operasional 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1. Metabolit Sekunder Tanaman Buasbuas 6
2.2. Potensi Senyawa Flavonoid sebagai Antioksidan dan Antidiabetes 8
2.3. Patologi Diabetes Melitus 10
2.4. Anatomi Pankreas 11
2.4.1. Fisiologi Pulau-pulau Langerhans 12
2.4.2. Perbandingan Histologi Pankreas Normal dan Diabetes oleh 15 Diabetogenik
2.5. Mekanisme Kerja Hormon 17
2.6. Pengaturan Sekresi Insulin 18
2.6.1. Efek Insulin dalam Meningkatkan Ambilan, Penyimpanan dan 19 Penggunaan Glukosa oleh Hati
2.6.2. Efek Insulin atas Metabolisme Lemak dan Protein 21
2.7. Deskripsi dan Sistematika Tikus Putih 25
2.8. Aloksan 26
2.9. Kerangka Pemikiran 28
2.10. Hipotesis Penelitian 29
BAB III METODE PENELITIAN 30
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 30
viii
3.3. Alat dan Bahan Penelitian 30
3.4. Rancangan Percobaan 31
3.5. Desain Penelitian 31
3.6. Variabel Penelitian 32
3.6.1. Variabel Bebas 32
3.6.2. Variabel Terikat 32
3.7. Prosedur Penelitian 32
3.7.1. Persiapan Kandang dan Pengadaan Tikus 32
3.7.2. Aklimatisasi Tikus Putih 32
3.7.3. Pembuatan Larutan dan Penentuan Dosis Aloksan 33 3.7.4. Pembuatan dan Penentuan Dosis Pemberian Ekstrak Etanol Daun 34
Buasbuas (Premna pubescens. Blume) (EEP)
3.8. Parameter Penelitian 36
3.8.1. Berat Badan 36
3.8.2. Kadar Gula Darah 36
3.8.3. Histologi Pankreas 37
3.9. Teknik Analisis Data 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 40
4.1. Hasil Penelitian 40
4.1.1. Berat Badan Tikus 40
4.1.2. Kadar Gula Darah Tikus Diabetes 42
4.1.3. Gambaran Histologi Pankreas 44
4.2. Pembahasan 48
4.2.1. Pengaruh EEP Terhadap Berat Badan Tikus 48 4.2.2. Pengaruh EEP Terhadap Kadar Gula Darah Tikus Diabetik 51 4.2.3. Pengaruh EEP Terhadap Gambaran Histologi Pankreas 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 54
5.1. Kesimpulan 54
5.2. Saran 54
DAFTAR PUSTAKA 54
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Tanaman Buasbuas (Premna pubescens. Blume) 6 Gambar 2.2. Rumus bangun apigenin (a) dan rumus bangun luteolin (b) 7
Gambar 2.3. Struktur Flavonoid 8
Gambar 2.4. Histologi Pankreas (Pewarnaan HE) 15 Gambar 2.5. Ultrastruktur Sel Beta Pulau Langerhans Pankreas 16
(Induksi Aloksan)
Gambar 2.6. Aloksan 26
Gambar 3.1. Skema Pembuatan EEP 34
Gambar 4.1. Perubahan Berat Badan pada Tikus Perlakuan 40 Per Empat Hari Pengamatan
Gambar 4.2. Pengaruh EEP Terhadap Berat Badan Tikus Diabetes 41 Induksi Aloksan
Gambar 4.3. Perubahan Kadar Gula Darah pada Tikus Perlakuan 42 Per Empat Hari Pengamatan
Gambar 4.4. Pengaruh EEP Terhadap Kadar Gula Darah Tikus 43 Diabetes Induksi Aloksan
Gambar 4.5. Histologi Pankreas (KN) 45
Gambar 4.6. Histologi Pankreas (KE) 45
Gambar 4.7. Histologi Pankreas (KD) 46
Gambar 4.8. Histologi Pankreas (P2) 47
x
DAFTAR TABEL
Halaman
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Data Deskriptif, Analisis Variansi dan Uji Tukey Pengaruh 64 EEP Terhadap Berat Badan Tikus
Lampiran 2. Data Deskriptif, Analisis Variansi dan Uji Tukey Pengaruh 70 EEP Terhadap Berat Badan Tikus
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Diabetes merupakan salah satu penyakit yang kerap terjadi pada masyarakat
saat ini. Ketua Federasi Diabetes Internasional untuk kawasan Asia Fasifik yakni
Profesor Nam Cho, dalam diskusi pada 13 November 2014, telah menyebutkan
bahwa besarnya jumlah penderita diabetes di Indonesia, menempatkan negeri ini
berada pada peringkat ke lima dunia dengan angka 9,1 juta jiwa (Subarkah, 2014).
Menurut WHO, pada tahun 2014 secara global sekitar 9% orang dewasa berusia
18 tahun atau lebih memiliki kadar gula darah yang tinggi (menderita diabetes),
dan di tahun 2012, diabetes merupakan penyebab langsung dari kematian 1,5 juta
jiwa dan lebih dari 80% angka kematian yang disebabkan oleh diabetes terjadi di
negara dengan ekonomi rendah sampai menengah. Kondisi yang lazim ini
merupakan salah satu bentuk penyakit yang menimpa kira-kira 2% populasi, dan
kurang lebih satu diantara 10.000 anak (Spektor dan Spektor, 1993). Menurut
berbagai penelitian yang telah dilakukan di Indonesia, tingkat kekerapan penderita
penyakit diabetes melitus berkisar antara 1,2%-2,3% dari jumlah penduduk yang
berusia di atas 15 tahun (Mahendra et al., 2008).
Diabetes biasa dikenal sebagai The Silent Killer, disebabkan karena banyak
orang yang tidak menyadari bahwa dirinya telah terkena diabetes, sehingga
terlambat untuk ditangani. Adapun gejala diabetes yang jarang disadari oleh
penderita diabetes ialah merasa cepat haus, lebih sering buang air kecil, cepat
lelah dan bobot badan yang turun drastis. Secara hematologi, indikator seseorang
dikatakan diabetes dapat dilihat dari kadar gula darah, kadar insulin darah, kadar
kolesterol, kadar HDL dan LDL di dalam darah penderita dengan menghitung
indeks atherogenik. Sedangkan secara histopatologi, dapat dilihat dari pankreas,
hati, ginjal, dan pembuluh darah.
Mahendra et al (2008) telah mengemukakan bahwa pengobatan dan
pemeliharaan kesehatan diabetes melitus ini telah menghabiskan dana yang cukup
2
dalam pengobatan dan pemeliharaan kesehatan untuk diabetes. Besaran dana
tersebut setara dengan sepersepuluh dari nilai layanan kesehatan secara total dan
seperempat dari pengeluaran asuransi kesehatan di Amerika. Besarnya biaya
tersebut dikarenakan penderita diabetes harus rutin melakukan penyuntikan
insulin (untuk penderita DM tipe I) serta pemberian obat hipoglikemik oral (untuk
penderita DM tipe II).
Saat ini telah banyak dilakukan penelitian terhadap tumbuhan yang
berpotensi obat, dan selanjutnya diketahui bahwa potensi tersebut disebabkan oleh
kandungan antioksidan yang dimiliki tumbuhan. Antioksidan diketahui mampu
memperbaiki sekresi insulin (Winarsi dan Purwanto, 2010). Salah satu senyawa
yang mampu bertindak sebagai antioksidan adalah flavonoid. Senyawa flavonoid
memiliki efek biologis yang sangat kuat dalam menghambat penggumpalan
keping-keping sel darah, merangsang produksi Nitrit Oksida (NO) yang berperan
melebarkan pembuluh darah, dan juga menghambat pertumbuhan sel kanker.
Flavonoid sebagai salah satu kelompok senyawa fenolik berperan dalam
mencegah kerusakan sel dan komponen selularnya oleh radikal bebas reaktif
(Redha, 2010) serta berperan sebagai antidiabetes dan antiatherogenik (Winarsi et
al., 2013)
Buasbuas adalah salah satu tanaman yang sampai saat ini belum banyak
diketahui khasiatnya oleh masyarakat. Pemanfaatan tanaman ini masih terbatas
hanya pada masyarakat melayu yang biasa menjadikannya sebagai lalapan atau
dicampurkan dalam masakan. Melalui wawancara, diketahui bahwa buasbuas
telah diyakini mampu membuat tubuh awet muda dan berkhasiat obat. Restuati et
al (2014) melaporkan bahwa senyawa flavonoid yang terdapat dalam buasbuas
adalah luteolin dan apigenin. Senyawa apigenin diketahui memiliki aktivitas
sebagai antihiperglikemik (Thiruvenkatasubramaniam dan Jayakar, 2010) dan
sejumlah penelitian praklinis mengenai luteolin telah menunjukkan bahwa
senyawa tersebut memiliki berbagai aktivitas biologis, salah satunya sebagai
antidiabetes (Lazaro, 2009)
Berdasarkan informasi di atas, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
3
pubescens. Blume) terhadap penurunan kadar gula darah dan gambaran histologi
pankreas pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus) yang diinduksi aloksan.
Selain memiliki kekerabatan yang dekat dengan manusia secara anatomi dan
fisiologi, penggunaan tikus putih sebagai hewan coba dikarenakan mudah
penanganannya, mudah untuk dikontrol dan cenderung lebih tenang. Aloksan
digunakan sebagai diabetogenik dengan mengganggu sistem kerja sel β pankreas
sehingga menyebabkan penurunan sekresi hormon insulin yang berperan sebagai
glucose transporter (Sherwood, 2001; Dewi et al, 2014).
1.2. Identifikasi Masalah
Dari uraian pada bagian latar belakang, dapat diidentifikasi tiga
permasalahan pokok yang muncul sebagai berikut: (1) jumlah penderita diabetes
terus meningkat, baik secara regional maupun global; (2) biaya pengobatan
terhadap diabetes tergolong mahal (suntik insulin dan obat hipoglikemik), namun
tidak bersifat menyembuhkan dan memberikan efek samping yang buruk bagi
kesehatan organ lain; (3) Potensi buasbuas sebagai antihiperglikemia/antidiabetes
belum dikaji secara ilmiah.
1.3. Batasan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada (1) berat badan (penimbangan
berat badan tikus dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 09.00 WIB sebelum
pemberian perlakuan); (2) kadar gula darah (pengukuran kadar gula darah
dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 08.00 WIB setelah dipuasakan selama ±
satu jam); (3) gambaran histologi pankreas (morfologi umum histologi pulau
langerhans); dan (4) ekstrak etanol daun buasbuas (diperoleh melalui ekstraksi
maserasi menggunakan pelarut etanol 96% dengan dosis pemberian 200 dan 300
4
1.3. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini:
1. Apakah ekstrak etanol daun buasbuas (Premna pubescens. Blume)
berpengaruh terhadap kenaikan berat badan tikus putih (Rattus norvegicus)
yang diinduksi aloksan?
2. Apakah ekstrak etanol daun buasbuas (Premna pubescens. Blume)
berpengaruh terhadap penurunan kadar gula darah tikus putih (Rattus
norvegicus) yang diinduksi aloksan?
3. Apakah ekstrak etanol daun buasbuas (Premna pubescens. Blume)
berpengaruh terhadap perbaikan gambaran histologi pankreas tikus putih
(Rattus norvegicus) yang diinduksi aloksan?
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis:
1. Pengaruh ekstrak etanol daun buasbuas (Premna pubescens. Blume) terhadap
kenaikan berat badan tikus putih (Rattus norvegicus) yang diinduksi aloksan.
2. Pengaruh ekstrak etanol daun buasbuas (Premna pubescens. Blume) terhadap
penurunan kadar gula darah tikus putih (Rattus norvegicus) yang diinduksi
aloksan.
3. Pengaruh ekstrak etanol daun buasbuas (Premna pubescens. Blume) terhadap
perbaikan gambaran histologi pankreas tikus putih (Rattus norvegicus) yang
diinduksi aloksan.
1.5. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Memberikan informasi tentang pengaruh buasbuas (Premna pubescens. Blume)
terhadap kadar gula dan gambaran histologi pankreas diabetes.
2. Sebagai referensi tambahan bagi peneliti/pelajar yang sedang memperdalam
ilmu histopatologi, khususnya pada penyakit diabetes.
3. Menambah wawasan khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang tanaman obat
5
1.6. Definisi Operasional
Definisi operasional pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ekstrak Etanol Buasbuas: Hasil ekstraksi sari tanaman (Buasbuas) yang
dilarutkan dalam pelarut polar etanol 96% melalui
ekstraksi maserasi, kemudian diuapkan
menggunakan rotary evaporator untuk membuang
kandungan etanol sehingga menghilangkan efek
toksik etanol yang dilakukan di laboratorium (dosis
200 dan 300 mg/Kg BB)
2. Kadar Gula Darah : Kadar gula darah diukur menggunakan glukometer
(merk Autocheck) yang dilakukan pada pagi hari
(sekitar pukul 08.00 WIB) dan merupakan kadar
gula darah puasa (selama ± satu jam)/ (KGD
Normal = 90 mg/dL3; KGD diabetes ≥ 200
mg/dL3)
3. Pankreas : Pengambilan organ pankreas dilakukan setelah
pemberian perlakuan selama 28 hari dengan
melakukan dislokasi pada leher tikus
4. Aloksan : Zat toksik yang digunakan untuk memicu
terjadinya diabetes pada hewan coba, yang dapat
diperoleh di toko kimia (dosis yang digunakan
dalam penelitian sebesar 150 mg/Kg BB)
5. Berat Badan : Berat badan tikus yang digunakan dalam penelitian
berkisar antara 150-250 gr dan pengambilan data
berat badan tikus dilakukan pada pagi hari (sekitar
54
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan, yaitu:
1. Pemberian Ekstrak etanol daun buasbuas (Premna pubescens. Blume)/ EEP
pada dosis 200 mg/kg BB berpengaruh pada peningkatan berat badan tikus
diabetes yang diinduksi aloksan.
2. Pemberian EEP dosis 200 mg/kg BB berpengaruh pada penurunan kadar gula
darah tikus diabetes yang diinduksi aloksan.
3. Pemberian EEP dengan kedua variasi dosis (200 mg/kg BB dan 300 mg/kg
BB) berpengaruh pada perbaikan gambaran histologi pankreas (morfologi
umum pulau Langerhans) tikus diabetes induksi aloksan (pewarnaan HE).
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan, penulis memberikan beberapa saran sebagai
berikut:
1. Perlu dilakukan uji untuk mengetahui pengaruh tingkat keparahan
hiperglikemia (angka ketinggian kadar gula darah awal hewan coba diabetes)
terhadap kerja EEP sebagai antihiperglikemia.
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk menguji potensi EEP dalam
mencegah terjadinya kerusakan pankreas dengan memberikan perlakuan
55
DAFTAR PUSTAKA
Asiimwe, S., Anna-Karin Borg-Karlsson., Ndukui James Gakunga. (2014). Chemical Composition and Toxicological Evaluation of The Aqueous Leaf Extract of Plectranthus amboinicus Lour.Spreng. International Journal of Pharmaceutical Science Invention. 3 (2): 19-27.
Aulanni’am, A., Roosdiana. and N.L. Rahmah. 2012. The Potency of Sargassum duplicatum Bory Extract on Inflammatory Bowel Disease Therapy in Rattus norvegicus. Journal of Life Sciences. 6:144-154.
Banks, W.J. 1993. Applied Veterinary Histology 3rded. USA : Mosby. pp 6.
Basoeki, Soedjono. 1988. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidikan Tinggi.
Bevelender, Gerrit dan Judith A. Ramalay. 1979. Dasar-dasar Histologi. Jakarta: Erlangga.
Bosenberg dan Zyl. 2008. The Mechanism of Action of Oral Antidiabetic Drugs: A Review of Recent Literature. The Journal of Endocrinology, Metabolism and Diabetes of South Africa. 13 (3): 80-88.
Boudreau, M.D., H.W. Taylor., D.G. Baker., J.C.Means. 2006. Dietary exposure to 2-aminoanthracene induces morphological and immunocytochemical changes in pancreatic tissues of fisher-344 rats. Toxicol Sci. 93: 50-61.
Butler, Linda K. 1995. Regulation of Blood Glucose Levels in Normal and Diabetic Rats. Division of Biological Sciences University of Texas at Austin.
Cuppett, S., M. Schrepf and C. Hall III. 1954. Natural Antioxidant – Are They Reality. Dalam Foreidoon Shahidi: Natural Antioxidants, Chemistry, Health Effect and Applications, AOCS Press, Champaign, Illinois: 12-24.
Deng, S., M. Vatamanjuk., X. Huang., N. Doliba., M.M.Lian., A. Frank., E. Velidededeogluand., J. F. Markmann. 2004. Structural and Functional Abnormalities in the Islets Isolated From Type 2 Diabetic Subjects. Diabetes. 53: 624-632.
56
Elayat, A.A., Nanggar, M.M., dan Tahir, M. 1995. An Immunocytochemical andMorphometricStudy of Rat Pancreatic Islet. Journal of AnalyticalChemistry.186: 629-637.
Geneser, Finn. 1994. Buku Teks Histologi. Jakarta: Binarupa Aksara.
Global Health Observatory (GHO) data dalam website http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs312/en/ diakses pada 13 Oktober 2015.
Guyton. 1987. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.
Ganong, W.F. 1995. Fisiologi Kedokteran. 14thed. Jakarta: Penerbit BukuKedokteran EGC: 313-314.
https://id.wikipedia.org/wiki/Pirimidina diakses pada 20 Desember 2015.
Harborne, J. B. 1987. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan). Bandung: ITB.
Herlina, Ersi. 2013. Diabetes Kandas Berkat Herbal. Jakarta: Fmedia.
Husni, Saidatul. 2005. Pemencilan, Identifikasi dan Penilaian Aktiviti Antioksidan Flavonoid daripada Daun Morinda citrifolia (Mengkudu) dan Premna citrifolia (Bebuas). Skripsi. Fakultas Sains Universiti Putra Malaysia.
Jorns, A., R. Munday., M. Tiegeand., S. Lenzen. 1997. Comparative toxicity of alloxan, N-alkylalloxans and ninhydrin to isolated pancreatic islet in vitro. J. Endocrinol. 155: 283-293.
Ko, N. F., Chu, C. C., Lin, C. N., Chang, C. C., Teng, C. M. 1998. Isoorientin-6″ -O-glucoside, a water-soluble antioxidant isolated from Gentiana arisanensis. Biochimica.1398 (2): 81-90.
Lazaro, M. L. 2009. Distribution and Biological Activities of the Flavonoid Luteolin (Mini Review). Medical Chemistry. 9: 31-59.
Lenzen, S. 2008. The Mechanisms of Alloxan and Streptozotocin InducedDiabetes. Diabetologia. 51:216–226.
Lesson, C.R., Leeson,T.S., and Paparo, A.A. 1996. Histologi. Cetakan V. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC: 380-383.
57
Marizsa, Y. 2011. Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun Bangunbangun (Plectranthus amboinicus (Lour) Spreng) Sebagai Preventif dan Kuratif terhadap Efek Toksik Rhodamin B Pada Hati Tikus Putih (Rattus norvegicus). Skripsi. Program Studi Biologi Universitas Negeri Medan
Nagaraja, H. S., Anupama, B. K.dan Jeganathan, P. S. 2006. Stress Responses in Albino Rats. The Journal of Physiologycal Science. 19 (2): 8-15.
National Center for Biotechnology Information. Alloxan. dalam https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/5781 diakses pada 20 Desember 2015.
Nesti, D. R. 2015. Morfologi, Morfometri dan Distribusi Sel Imunoreaktif Insulin dan Glukagon pada Pankreas Tikus (Rattus norvegicus) Obesitas. Tesis. Program Studi Pascasarjana Sain Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan UGM.
Nugroho, A. E. 2006. Hewan Percobaan Diabetes Melitus: Patologi dan Mekanisme Aksi Diabetogenik (Review). Biodiversitas. 7 (4): 378-382).
P. A, et al. Pengaruh Pemberian Ekstrak Curcuma longa L Terhadap Tie Inteleukin-6 dan Gambaran Histologi Pankreas pada Tikus (Rattus norvegicus) Model Diabetes Melitus Tipe 1. Program Kedokteran Hewan Uniersitas Brawijaya Malang.
Prasetiawan, Eka. 2015. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Biji Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.) Pada Jaringan Hati dan Ginjal Tikus Model Diabetes: Studi Imunohistokimia. Tesis. Program Studi Anatomi dan Perkembangan Hewan Intitut Pertanian Bogor.
Preira, D. F., Cazarolli, L. H., Lavado, C., Mengatto, V., Figueiredo.,Guedes, A., Pizzolatti, M. G., Silva. 2011. Effect of Flavonoids on Alpha-glucosidase Activity: Potential Targets for Glucose Homeostasis. Nutrition. 27: 111-117.
Rees, D, A. and Alcolado, J. C. 2005. Animal models of diabetes mellitus. Diabetic Medicine. 22: 359-370.
Redha, Abdi. 2010. Flavonoid: Struktur, Sifat Antioksidatif dan Peranannya dalam Sistem Biologis. Jurnal Belian. 9 (2): 196-202.
Ressang AA. 1963. Patologi Khusus Veteriner. Denpasar : Bali Cattle Desease Investigation Unit.
58
pubescens) as immunostimulant on rats (Rattus novegicus). American Journal of BioScience.2(6): 244-250.
Runiana, EKA D. I. F. 2009. Distribusi Sel Insulin Pankreas pada Tikus Hiperglikemia yang Diberi Diet Tempe. Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor.
Sastrohamidjojo, Hardjono. 1996. Sintesis Bahan Alam. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Sherwood, Lauralae. 2001. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem Edisi 2. Jakarta: Penerbit Kedokteran EGC.
Smith danAdanlawo. 2012. Hypoglycemic Effect of Saponin from The Root of Graciniakola (Bitter kola) on Alloxan-induced Diabetic Rats. Journal of Drug Delivery & Therapeutics. 2 (6): 9-12.
Sipahutar, H. 2011. Mikroteknik. Medan: FMIPA UNIMED.
Spektor, W.G. dan T. D. Spektor. 1993. Pengantar Patologi Umum. Yogyakarta: UGM.
Studiawan, Herra. dan Santosa, M. H. 2005. Uji Aktivitas Penurunan Kadar Glukosa Darah Ekstrak Daun Eugenia polyantha pada Mencit yang Diinduksi Aloksan. Media Kedokteran Hewan. 21 (2): 62-65.
Suarsana, Nyoman., Priosoeryanto, B. P., Bintang, M. dan Wresdiyati, T. 2010. Profil Glukosa Darah dan Ultrastruktur Sel Beta Pankreas Tikus yang Diinduksi Senyawa Aloksan. JJTV. 15 (2): 118-123.
Sunarsih, Endang S., Djatmika. dan Nilawati, Sri. Pengaruh Infusa Murbei (Morus alba L)Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Diabetes Karena Pemberian Aloksan. Fakultas Kedokteran UNDIP dan STIF Semarang.
Subarkah, Taufik. 2014. Indonesia Peringkat 5 Jumlah Penderita Diabetes dalam website http://gaya.tempo.co/read/news/2014/11/14/060621870/ diakses pada 13 Oktober 2015.
Syaifuddin. 2002 . Struktur & Komponen Tubuh Manusia. Jakarta: Widya Medika.
59
Taebe, Burhanudin., Rendalinggi, E. A., Manggau, M. A. dan Usmar. 2012. Uji Efek Hipoglikemik Kombinasi Ekstrak Etanol Propolis dan Ekstrak Etanol Sarang Semut (Myrmecodia pendens Merr & Perry) pada Mencit (Mus musculus). 16 (3): 151-158.
Thiruvenkatasubramaniam, R. dan Jayakar, B. 2010. Anti-hyperglikemic and anti-hyperlidemic activities of Premna corymbosa (Burm.F.) Rottl on Streptozotocin induced diabetic rats. Der Pharmacia Lettre. 2 (1) 505-509.
Uray, Amelia Dayatri. 2009. Profil Selβ Pulau Langerhans JaringanPankreas Tikus Diabetes Mellitusyang DiberiVirgin Coconut Oil (VCO).Skripsi. Fakultas akedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor.
Velayutham A. B, P., Liu, Dongmin.dan Gilbert, Elizabeth R.. 2013. Recent advances in understanding the anti-diabetic actions ofdietary flavonoids. J Nutr Biochem. 24 (11).
Walde, S.S., Dohle, C., Schott-Ohly, P.dan Gleichmann, H. 2002. Molecular target structures in alloxan-induced diabetes in mice. Life Sciences. 71. 1681–1694.
Watkins, D., Cooperstein, SJ. dan Lazarow, A. 2008. Effect of alloxan on permeability of pancreatic islet tissue in vitro.American Journal of Physiology. 207: 436-440.
Wheater, P.R., Burkitt, H.G., Daniels, V.G. 1979. Functional Histology. London:Lonh Grup Limited.
Wilson, G.L., Patton, N.J., McCord, J.M., Mullins, D.W.dan Mossman, B.T. 1984. Mechanisms of streptozotocin- and alloxan-induced damage in rat βcells. Diabetologia. 27(6):587-591.
Winarsi, Hery. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Yogyakarta: Kanisius.
Winarsi, H. dan Purwanto, A. 2010. Soy germed protein plus Zn as an inducer insulin secretion on type-2 diabetes mellitus. Hayati Journal of Biosciences. 17: 120-124.
Winarsi, Hery., Sasongko, N. D., Purwanto, A. dan Nuraeni, I. 2013. Ekstrak Daun Kapulaga Menurunkan Indeks Atherogenik dan Kadar Gula Darah Tikus Diabetes Induksi Alloxan. Agritech. 33 (3): 273-280.
60
Wulangi, Kartolo S. 1993. Prinsip-prinsp Fisiologi Hewan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidikan Tinggi.