FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANAK MELAKUKAN TINDAK PIDANA PENCURIAN
(Studi Kasus di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Anak Medan)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH :
LISNA PERIYANTI SIMARMATA NIM : 1123371037
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
RIWAYAT HIDUP
A. RiwayatPribadi
1. Nama : Lisna Periyanti Simarmata
2. Tempat/TanggalLahir : Medan, 15 Februari 1984 3. Alamat : Jl. Pengilar IV LK-I medan
4. JenisKelamin : Perempuan
5. Agama : Kristen Protestan
6. AnakKe : 3 dari 7 Bersaudara
B. Data Orang Tua
Nama Orang Tua
1. Ayah : Osmer Simarmata
2. Ibu : Merdiana br. Hutabarat
Pekerjaan Orang Tua
1. Ayah : Wiraswasta
2. Ibu : Ibu Rumah Tangga
Alamat Orang Tua : Jl. Pengilar IV LK-I medan
C. RiwayatPendidikan
1. Pendidikan SD : SDN 064972 Medan Lulus SD Tahun : 1990-1996
2. Pendidikan SMP : SMP Swasta Musda Medan Lulus SMP Tahun : 1996-1999
3. Pendidikan SMA : SMK Swasta Methodist Tanjung Morawa
i
ABSTRAK
Lisna Periyanti Simarmata, NIM 1123371037. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANAK MELAKUKAN TINDAK PIDANA
PENCURIAN (STUDI KASUS DI LEMBAGA
PEMASYARAKATAN KLAS IIA ANAK MEDAN). Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan, Pendidikan Luar Sekolah, Universitas Negeri Medan, 2016.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah faktor ekonomi keluarga merupakan permasalahan utama yang mempengaruhi anak melakukan tindak pidana pencurian dalam studi kasus di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Anak Medan. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi anak melakukan tindak pidana pencurian dalam Studi Kasus di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Anak Medan.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori tentang kenakalan remaja menurut Kartono (2001) yaitu “ wujud kenakalan remaja diantaranya
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa atas rahmat dan hidayah-Nya yang telah memberikan nikmat kesehatan sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan dengan waktu yang telah
direncanakan. Adapun judul skripsi ini adalah, ’’Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Anak Melakukan Tindak Pidana Pencurian (Studi Kasus di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Anak Medan”).
Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan mempertahankan Ujian
Skripsi Pada Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Universitas Negeri Medan. Dalam
penyelesaian Skripsi ini, penulis banyak mengalami kesulitan. Namun berkat,
bantuan berbagai pihak penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari
dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan oleh penulis.
Akhirnya, peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita
semua dan menjadi bahan masukan bagi perkembangan dunia pendidikan khususnya
pendidikan luar sekolah.
Medan, Juli 2016
Penulis,
iii
UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam penulisan skripsi ini banyak kendala yang dihadapai penulis, namun
semua itu dapat diatasi karena bantuan yang sangat tulus dari berbagai pihak,
terutama dosen pembimbing Bapak Drs. Faber Simorangkir, MS yang memberikan
bimbingan dengan penuh perhatian, kesabaran dan motivasi atas kekurangan penulis
dari awal penulisan skripsi ini hingga selesai skripsi ini.
Dalam kesempatan ini penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri
Medan, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
melaksanakan studi di Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Dr. Nasrun, MS, selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Medan
3. Bapak Prof. Dr. Yusnadi, MS, Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Medan dan sekaligus selaku dosen penguji
penulis yang memberikan masukan-masukan hingga skripsi ini selesai
4. Bapak Dr. Aman Simaremare, MS, selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan
Keuangan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan
5. Bapak Drs. Edidon Hutasuhut, M.Pd selaku Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan.
6. Kepada Ibu Dra. Rosdiana, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Luar
iv
dan pikiran untuk membimbing dan mengarahkan penulis selama dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
7. Bapak Drs. Faber Simorangkir, MS selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan, dan
memberikan saran yang bermanfaat dalam penulisan skripsi ini.
8. Bapak Dr. Sudirman, SE, M.Pd selaku sekretaris Jurusan Pendidikan Luar
Sekolah Universitas Negeri Medan dan sebagai dosen penguji yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan mengarahkan
penulis selama ini dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
9. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Universitas Negeri Medan
yang telah memberikan ilmu selama mengikuti perkuliahan dan seluruh staf
tata usaha Fakultas Ilmu Pendidikan yang banyak membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini
10.Kakak Surya Indrawati, M.Pd yang telah banyak membantu dalam
penyelesaian administrasi mahasiswa dalam surat menyurat.
11.Yang teristimewa kepada Ayah Bundaku O. Simarmata dan M. Br. Hutabarat
(Op. Nanda) yang selalu memotivasi dan telah memberikan doa sepanjang
perjalananku, membesarkan, mendidik dan yang tidak kenal lelah dalam
memenuhi segala kebutuhan baik berupa moril maupun material sehingga
akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
12.Buat Suamiku Tercinta Englis Lumban Gaol (Papi Tere), terima kasih
kuucapkan buat semua pengorbanan, kesabaran, dan cinta kasih yang telah
v
Kezia, dan Kevin, terima kasih karena selalu memberikan doa yang terbaik
buat mami.
13.Buat seluruh keluarga ku tersayang, Herianto Simarmata, Susi
Simarmata/Pemil Hutabarat, Natalia Simarmata/Christopel Sinaga, Nopel
Simarmata/Aris Sinamo, Noviantika Simarmata dan Nico Simarmata yang
telah memberi semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
14.Terima kasih Kuucapkan Kepada Mertua ku Tersayang, Amang dan Inang
(Op. Joyana), Bpk.Joyana/Istri, Bpk.David/Istri, Rotua Lumban Gaol,
Bpk.Steven/Istri, dan Doni Lumban Gaol yang telah memberi semangat
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
15.Terima kasih Kuucapkan Kepada Tulang dan Nantulang “Praeses M.
Hutabarat dan Br. Manurung” beserta keluarga dan Tulang dan Nantulang
L.Hutabarat/Br.Tampubolon beserta keluarga dan kepada Pak Tua Br.
Sitorus/Br. Hutabarat beserta keluarga yang telah memberi semangat kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
16.Kepada Ibu Ketua Yayasan PKBM AGAPE, Ibu Dra. Libora Lumbantoruan,
yang telah memberikan saya peluang untuk melaksanakan pendidikan di
bangku perkuliahan di Universitas Negeri Medan.
17.Buat PLS KONVERSI’12 selaku teman seperjuangan penulis dalam
menyelesaikan skripsi yaitu Bpk. Binsar Damanik S.Pd, Putri Gultom. S.Pd,
Diyah Ayu, Epi Karina Lingga, Farida Has S.Pd, Latifah, Listar S.Pd,
vi
Rayani S.Pd , Rona Rives Sihombing SPd, Rusmawati, Sri Ratna SPd, Tantry,
Tengku Fahmi S.Pd.
18.Buat Teman-Teman PLS Reguler/Ekstensi yaitu Ucup alias Yusuf Hidayat
S.Pd, Desi Kunata Solin S.Pd (Butet), Hilda S.Pd dan teman seperjuangan
dalam menyelesaikan skripsi dan lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu, penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Terima kasih atas bantuan, doa dan bimbingan yang telah saya terima selama ini,
semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan RahmatNya kepada kita semua.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Juli 2016 Penulis,
vii
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 8
1.3 Batasan Masalah ... 9
1.4 Rumusan Masalah... 9
1.5 Tujuan Penelitian ... 10
1.6 Manfaat Penelitian ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11
2.1 Kajian Teori ... 11
2.2 Pengertian Anak ... 11
2.3 Pengertian Tindak Pidana ... 12
2.4 Pengertian Pencurian ... 14
2.5 Pengertian Tindak Pidana Pencurian ... 15
2.6 Unsur-unsur Tindak Pidana Pencurian... 16
2.7 Tindak Pidana Pencurian Yang Dilakukan Anak... 21
2.8 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Anak Melakukan Tindak Pidana Pencurian...23
2.8.1 Faktor Ekonomi Keluarga ... 25
2.8.2 Faktor Keluarga Broken Home ...25
2.8.3 Faktor Pendidikan Anak ...29
2.8.4 Faktor Lingkungan Sosial ...31
viii
BAB III METODE PENELITIAN ... 35
3.1 Jenis Penelitian ... 35
3.2 Lokasi Penelitian ...36
3.3 Populasi dan Sampel ... 36
3.3.1 Populasi ...36
3.3.2 Sampel ...37
3.4 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 37
3.4.1 Variabel Penelitian ...37
3.4.2 Defenisi Operasional ...37
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 38
3.5.1 Angket ...38
3.6 Teknik Analisis Data ... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39
4.1 Hasil Penelitian ... 39
4.2 Pembahasan ... 56
4.3 Upaya Penanggulangan Tindak Pidana Pencurian Yang Dilakukan Oleh Anak ... 61
4.3.1 Upaya Preventif ... 63
4.3.2 Upaya Represif ... 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 66
5.1 Kesimpulan ... 66
5.2 Saran ... 68
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam diri manusia selalu terdapat ketidak puasan, oleh sebab itu ia akan
berusaha mencari sesuatu dengan segala upaya memenuhi kepuasannya, baik dari
segi materiil maupun spiritual. Sebagai usahanya mewujudkannya, manusia
berusaha melakukan aktivitas-aktivitas dalam kehidupannya sebagai anggota
masyarakat. Aktivitas tersebut antara lain bekerja sebagai pegawai negeri,
pedagang, pelayan, petani dan masih banyak lagi pekerjaan lain untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia sebagai anggota masyarakat. Walaupun begitu
banyaknya aktivitas yang bersifat baik dan positif, tetapi ada juga manusia yang
justru cenderung memilih sebaliknya, asalkan memberikan keuntungan dan
kepuasaan lahir dan batin bagi dirinya. Akibatnya tidak jarang manusia semacam
itu akan terlibat dalam kejahatan. Hal ini disebabkan dalam mencapai
keinginannya, tidak memperdulikan akibat negatif yang akan menimpa dirinya
sendirinya, keluarga bahkan secara keseluruhan.
Anak merupakan generasi penerus bangsa yang mempunyai hak dan
kewajiban ikut serta membangun Negara dan Bangsa Indonesia . Anak adalah
asset bangsa yang akan menentukan nasib dimasa depan. Oleh karena itu, kualitas
mereka sangat ditentukan oleh proses dan bentuk perlakuan terhadap mereka
dimasa kini. Seiring dengan perkembangan jaman, perlindungan terhadap anak
semakin dituntut pelaksanaannya termasuk perlindungan anak atas hak
2
Anak Indonesia adalah manusia yang harus dibesarkan dan dikembangkan
sebagai manusia seutuhnya, sehingga mempunyai kemampuan untuk
melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai warga Negara yang rasional dan
bertanggung jawab.
Yang dimaksud anak menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak Pasal 1 ayat 1 adalah : Seseorang yang belum berusia
18 (delapan belas) tahun termasuk anak yang masih dalam kandungan. Sejalan
dengan hal tersebut Keputusan Presiden (Keppres) No.36 Tahun 1990 tentang
Ratifikasi Konvensi Hak Anak (KHA) yang termasuk anak adalah setiap manusia
yang berusia dibawah 18 (delapan belas) tahun kecuali berdasarkan
Undang-undang lain yang berlaku bagi anak-anak ditentukan bahwa manusia dewasa
lebih awal. Memang disadari bahwa hak-hak anak dijamin dan dipenuhi, terutama
menyangkut kelangsungan hidup, tumbuh kembang dan berbagai aspek
kehidupan. Namun dalam hal kehidupan masyarakat kompleksitas permasalahan
menyertai kehidupan anak, baik aspek pendidikan, kesehatan, maupun perlakuan
yang tidak adil dipandang dari segi hukum, agama maupun moralitas
kemanusiaan.
Kondisi buruk bagi anak ini dapat berkembang terus mempengaruhi
hidupnya lebih lanjut dalam bernegara dan bermasyarakat. Situasi seperti ini dapat
membahayakan Negara, padahal maju atau mundurnya suatu bangsa sangat
tergantung bagaimana bangsa itu memperlakukan dan mendidik anak-anaknya.
Oleh karena itu, perlindungan anak perlu mendapatkan perlakuan khusus di dalam
3
Salah satu persoalan yang sering muncul dalam kehidupan masyarakat
ialah tentang kejahatan. Masalah kejahatan merupakan masalah pribadi dalam
kehidupan umat manusia, karena ia berkembang sejalan dengan perkembangan
peradapan umat manusia. Sejarah perkembangan manusia sampai saat ini ditandai
oleh berbagai usaha manusia untuk mempertahankan kehidupannya, dimana
kekerasan sebagai suatu fenomena dalam usaha mencapai tujuan yang bersifat
perorangan, berkaitan dengan masalah kejahatan itu sendiri, bahkan ia telah
membentuk suatu ciri tersendiri dalam studi tentang kejahatan berupa pencurian
dalam masyarakat. Ironisnya karena pencurian dilakukan oleh anak yang
merupakan generasi bangsa dimasa datang kelak.
Saat ini banyak dijumpai anak-anak yang berperilaku menyimpang.
Perilaku menyimpang anak ini jelas tampak kini di tengah-tengah masyarakat.
Lingkungan masyarakat memiliki peranan yang sangat besar terhadap timbulnya
niat anak untuk melakukan pencurian, karena lingkungan ini adalah lingkungan
tempat anak dibesarkan dan lingkungan pergaulan anak. Apabila anak hidup
dalam lingkungan yang sering terjadi kejahatan, anak akan meniru perbuatan
tersebut. Kenyataan-kenyataan ini menunjukkan bahwa perilaku mereka sudah
sangat mengkhawatirkan dan merupakan masalah yang berbahaya. Tindak
kriminal ini agak cenderung memprihatinkan peningkatannya terutama dari segi
kualitas. Hal ini dapat pada berita-berita di media massa, media cetak dan
elektronik terutama tentang tindak pidana pencurian yang dilakukan anak. Tetapi
tanpa kita sadari, anak melakukan tindak pidana pencurian juga disebabkan karena
anak lebih cenderung mencontoh atau meniru dari media cetak dan media
4
masayarakat dan aparat pemerintah dalam mengatasi tindak pidana pencurian
tersebut. Komisi Nasional Perlindungan Anak ( KOMNAS PA) yang diakses dari
website (http://metro.news.viva.co.id) mencatat sebanyak 2.008 kasus kriminalitas
yang dilakukan anak usia sekolah terjadi disepanjang kuartal tahun 2012. Jumlah
itu meliputi berbagai jenis kejahatan seperti pencurian, tawuran, dan pelecehan
seksual yang dilakukan siswa SD hingga SMA. Dari data yang diperoleh Komnas
PA, pada 2010 terjadi 2.413 kasus kriminal anak usia sekolah. jumlah itu
kemudian meningkat di 2011 yakni sebanyak 2.508 kasus.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik jumlah penduduk Indonesia tahun
2011 adalah 241.628.359.728 jiwa, tahun 2010 jumlahnya 237.641.326 jiwa dan
tahun 2009 jumlahnya 231.710.482 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk miskin
Indonesia meningkat tajam dari tahun ketahun. Badan Pusat Statistik mencatat
jumlah penduduk miskin Indonesia tahun 2011 yaitu 29.089.642 jiwa sementara
tahun 2010 jumlahnya 27.782.529 jiwa dan tahun 2009 jumlahnya 25.982.637
jiwa (yang diakses dari website www.bps.go.id) dari data diatas tampak jelas
perbedaan yang sangat signifikan antara jumlah peduduk miskin dan penduduk
yang mampu. Kesenjangan inilah yang bisa berdampak buruk terhadap kehidupan
masyarakat Indonesia.
Di Indonesia masalah kenakalan remaja dirasa telah mencapai tingkat
meresahkan masyarakat. Kondisi ini memberi dorongan kuat kepada pihak-pihak
yang bertanggung jawab mengenai masalah ini, baik kelompok edukatif dan
dilingkungan sekolah, kelompok yuridis dan lawyer di bidang penyuluhan dan
penegakan hukum, pimpinan/tokoh masyarakat di bidang pembinaan kehidupan
5
pembinaan, penciptaan dan pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat.
Faktor lain yang tidak dapat dikesampingkan adalah peranan masyarakat dan
keluarga di dalam menunjang hal ini.
Ketika terjadi kenakalan yang dilakukan oleh anak bahkan sampai
mengarah kepada tindak pidana seperti pencurian, tentunya itu sangat meresahkan
warga masyarakat karena masyarakat akan merasa ketidaknyamanan dalam
lingkungannya, keadaan seperti itu tentu tidak diinginkan oleh setiap warga
masyarakat sehingga masyarakat cenderung melakukan peningkatan kewaspadaan
dan upaya-upaya penanggulangan agar tindak pidana seperti pencurian khususnya
yang dilakukan oleh anak bisa berkurang.
Menurut Undang-undang No.3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak
Pasal 2 disebutkan bahwa anak nakal adalah :
(a) Anak yang melakukan tidak pidana
(b) Anak yang melakukan perbuatan yang dinyatakan terlarangbagi anak,
baik menurut peraturan perundang-undangan maupun menurut
peraturan hukum lain yang hidup dan berlaku dalam masyarakat yang
bersangkutan.
Dalam menanggulangi dan menyikapi berbagai perbuatan dan tingkah laku
anak nakal, perlu mempertimbangkan kedudukan anak dengan segala ciri dan
sifatnya yang khas. Walaupun anak telah dapat menentukan sendiri langkah
perbuatan berdasarkan pikiran, perasaan, dan kehendaknya, tetapi keadaan sekitar
dapat mempengaruhi perilakunya. Oleh karena itu anak, orangtua, dan masyarakat
6
dan pengembangan perilaku tersebut. Mengingat sifatnya yang khusus
memberikan landasan hukum yang bersifat nasional bagi generasi muda dan
penerapan sanksi pidana terhadap pencegahan terjadinya tindak pidana pencurian
yang dilakukan anak tersebur melalui tatanan peradilan khusus bagi anak yang
mempunyai perilaku yang menyimpang dan melakukan pelanggaran hukum.
Pemerintah Indonesia telah meratifikasi Konvensi Hak Anak melalui
Keppres No.3 Tahun 1990. Pemerintah juga menerbitkan Undang-Undang Nomor
3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak dan Undang-undang No.5 Tahun 1998
sebagai ratifikasi terhadap konversi menentang penyiksaan dan perlakuan atau
penghukuman lain yang kejam, tidak manusiawi atau merendahkan martabat
manusia. Selain itu, Pemerintah menetapkan Undang-undang No. 23 Tahun 2002
Tentang Perlindungan Anak. Dan yang paling baru yaitu Undang-undang No. 11
Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Semua instrument hukum
nasional ini dimaksudkan untuk memberikan jaminan perlindungan secara lebih
kuat ketika mereka berhadapan dengan hukum dan harus menjalani proses
peradilan.
Pada saat ini, maraknya kasus pencurian diberbagai lingkungan
masyarakat pelaku utama yang sering kita temui adalah anak yang masih dibawah
umur atau sering juga anak yang masih dalam batas usia sekolah. Dimana setelah
dilakukan penelusuran berbagai alasan yang mereka sebutkan sebagai alasan
mengapa mereka melakukan hal tersebut, salah satu yang menjadi contohnya
adalah karena kurang terpenuhinya kebutuhan ekonomi mereka sehingga mereka
7
yang semakin tinggi sehingga merekapun turut mengikuti kemajuan zaman
dengan melakukan tindakan yang melanggar hukum tersebut.
Akibat dari perbuatan mereka tersebut, banyak anak-anak yang melakukan
tindakan pidana pencurian tersebut meresahkan masyarakat dan melaporkan
tindakan tersebut kepada pihak kepolisian. Secara tidak langsung, karena hal
demikian masa depan anak menjadi taruhannya. Anak akan terpengaruh psikologi
perkembangannya, anak akan sulit untuk diterima dimasyarakat lainnya dan
dalam pergaulannya sehari-hari anak menjadi malu untuk bersosialisasi dengan
teman sebayanya. Kenakalan remaja yang sering terjadi di masyarakat bukanlah
suatu keadaan yang berdiri sendiri. Kenakalan remaja timbul karena adanya
beberapa sebab dan tiap-tiap sebab dapat ditanggulangi dengan cara-cara tertentu.
Inilah yang kemudian menjadi dasar mengapa perlu ada perlakuan yang
khusus kepada anak baik anak sebagai korban maupun anak sebagai pelaku tindak
pidana, makanya perlu ada perhatian khusus terhadap anak mengingat anak adalah
calon generasi pelanjut masa depan yang seharusnya diberikan perhatian dan
perlakuan yang lebih khusus bukan hanya oleh orang tua tetapi juga oleh
pemerintah. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul : “ Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Anak Melakukan Tindak Pidana Pencurian ( Studi Kasus di Lembaga Permasyarakatan Klas IIA Anak Medan).
1.2 Identifikasi Masalah
Menurut Baswori dan Soedjarwo (2009:45) Masalah adalah suatu keadaan
8
situasi yang menimbulkan tanda tanya dan dengan sendirinya memerlukan upaya
mencari sesuatu jawaban.
Masalah tindak pidana pencurian merupakan salah satu pokok didalam
Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP). Banyak faktor yang dapat
menyebabkan seseorang anak melakukan kesalahan atau pelanggaran-pelanggaran
terhadap norma, apabila ditelusuri dalam bagian pendahuluan diatas maka dapat
diidentifikasi berbagai faktor yang dapat mempengaruhi seorang anak untuk
melakukan tindakan melanggar aturan-aturan dan norma bahkan sampai anak
tersebut terpaksa dihukum.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi faktor-faktor
yang mempengaruhi anak melakukan tindak pidana pencurian, yaitu:
1. Pengaruh media cetak dan media elektronik yang berdampak negatif
terhadap perkembangan moral anak sehingga melakukan pencurian
2. Lingkungan masyarakat yang memberikan dampak negatif.
3. Orangtua tidak dapat memenuhi kebutuhan anak sehingga melakukan
pencurian
1.2 Batasan Masalah
Setiap penelitian tentunya akan dibatasi setiap masalah yang akan diteliti
supaya hasil penelitiannya lebih jelas dan tidak mengambang, seperti yang
dikemukakan oleh Baswori dan Soedjarwo (ibid : 36) bahwa “ Untuk kepentingan
penulisan karya ilmiah, sesuatu yang perlu diperhatikan adalah masalah penelitian
sedapat mungkin diusahakan tidak terlalu luas. Masalah yang luas akan
9
lingkupnya dipersempit, maka dapat diharapkan analisa secara luas dan
mendalam.
Adapun yang dapat dijadikan sebagai pembatasan masalah dalam
penelitian ini adalah : Faktor-faktor yang mempengaruhi anak melakukan tindak
pidana pencurian.
1.3 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Faktor-faktor apa saja
yang mempengaruhi anak sehingga melakukan tindak pidana pencurian
1.4 Tujuan Penelitian
Dalam setiap penelitiannya tentu akan memiliki tujuan yang dijadikan
sebagai dasar pemecahan masalah yanhg dimaksud, supaya hasil penelitiannya
lebih tepat dan mudah dipahami. Dengan demikian yang menjadi tujuan penelitian
ini adalah : Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi anak melakukan
tindak pidana pencurian.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat bagi penulis
Untuk memperluas wawasan dan pengetahuan atau pemahaman dan
melatih diri untuk menerapkan ilmu pengetahuan dengan memecahkan
problema-problema yang ada pada masyarakat terhadap kejahatan pada umumnya dan
10
2. Manfaat bagi masyarakat
Sebagai masukan kepada masyarakat dalam upaya untuk mengatasi
terjadinya tindak pidana pencurian.
3. Bagi lingkungan perguruan tinggi
Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa dalam meneliti masalah yang
66
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dan hasil pengolahan data yang telah
dilakukan, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi anak melakukan tindak pidana
pencurian adalah :
a. Faktor Ekonomi Keluarga
Faktor ekonomi keluarga merupakan faktor yang sangat
mempengaruhi anak melakukan tindak pidana pencurian. Seiring
dengan perkembangan kemajuan teknologi, kebutuhan dan keinginan
anak menjadi sangat tinggi sementara keluarga tidak bisa
memenuhinya, nafsu ingin memiliki yang diinginkan si anak membuat
anak mencari jalan pintas untuk memenuhi keinginannya dengan cara
mencuri.
b. Faktor Keluarga Broken Home
Keluarga Broken Home (keluarga yang tidak harmonis) menjadi salah
satu penyebab anak melakukan kejahatan. Ketidakharmonisan
keluarga disebabkan karena orangtua sering bertengkar dan
orangtuanya bercerai. Ketika orangtua sering bertengkar dan bercerai,
membuat psikologi anak menjadi terganggu, tertekan batin sehingga
67
pada akhirnya membawa si anak melakukan tindakan kejahatan,
seperti pencurian.
c. Faktor Pendidikan Anak
Pendidikan anak merupakan salah satu faktor penunjang anak
melakukan kejahatan khususnya pencurian. Ketika anak tidak
mengikuti pendidikan formal sesuai dengan usianya, menyebabkan
pengatahuan anak akan berkurang dan mental anak juga tidak stabil
sehingga berpeluang besar bagi untuk melakukan kejahatan pencurian
karena tidak berpikir panjang untuk melakukan pencurian dan resiko
yang akan dihadapinya.
d. Faktor Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial berpengaruh juga terhadap perkembangan
kepribadian anak. Lingkungan yang baik membawa dampak positif
bagi perkembangan kepribadian anak, tapi justru sebaliknya jika
lingkungan sosialnya tidak baik maka akan berdampak negatif
terhadap kepribadian anak tersebut. Ketika anak tidak dibekali
pendidikan moral dan agama dengan baik yang didapatkan disekolah
dan keluarganya, apalagi ditambah anak kurang mendapat kasih
sayang dan perhatian dari orangtua, maka akan sangat mudah
terpengaruh terhadap lingkungan sosial yang tidak baik, yang
memungkinkan si anak leluasa melakukan tindakan kejahatan berupa
pencurian.
2. Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah untuk menanggulangi kejahatan
68
a. Secara Preventif
- Meningkatkan kesadaran keluarga
- Meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam bidang perekonomian
- Memperdalam pendidikan agama
- Menyediakan perpustakaan dan tempat rekreasi yang sehat
- Meningkatkan kesadaran hukum
b. Secara Represif
Yang memegang perananpenting dalam hal ini adalah pihak kepolisian.
Orang-orang dewasa yang ditetapkan oleh Undang-Undang untuk bertugas
dalam bidang penangkapan, pengusutan dan pemeriksaan terhadap
anak-anak yang melakukan kejahatan.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka penulis
memberikan saran sebagai berikut :
1. Mengingat pentingnya upaya pembinaan yang dilakukan oleh Lembaga
Pemasyarakatan, diharapkan untuk menambah sarana dan prasarana di
Lembaga Pemasyarakatan seperti Ruangan agar disesuaikan kapasitas
orang, Ruang baca, buku, ruangan pelatihan keterampilan, serta peralatan
keterampilan agar diperbanyak
2. Agar Pemerintah memberikan anggaran yang cukup kepada Lembaga
Pemasyarakatan agar kegiatan pembinaan berjalan secara maksimal dan
pola pelayanan publik yang cepat dan tepat yang sesuai dengan asas good
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku:Atmasasmita, Romli. H. 2005. Teori dan Kapita Selekta Kriminologi. Bandung : Refika Aditama.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. Rineka Cipta.
Soedjarwo. Baswori. 2009. Manajemen Penelitian Sosial. Bandung. Mandar Maju.
Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Fathoni. 2006. Metodologi Penelitian. Bandung. Refika Aditama.
Lamintang, P.A.F. 1997. Dasar-dasar Hukum Pidana Indonesia. Bandung. Citra Aditya.
Moeljatno. 2002. Asas-asas Hukum Pidana. Jakarta. Rineka Cipta
Mujiyono. 2000. Menanggulangi Kenakalan Remaja. Jakarta. Balai Pustaka.
Nasution, S. 2010. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Soesilo. R. 2004. Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP). Bogor. Politeia
Soedjarwo.Baswori. 2009. Metodologi Penelitian. Bandung. Alfabeta.
Sudarsono. 2004. Kenakalan Remaja. Jakarta. Balai Pustaka
Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung. Penerbit Tarsito
Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabeta
Suyanto, Bagong. 2013. Masalah Sosial Anak. Jakarta. Kencana Prenada Media Group.
Tim Penyusun. 2015. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan. Medan : UNIMED.
Tohirin. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling. Jakarta : Grafindo Persada.
Umar. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabeta.
Sumber Internet:
Fauzi, R. Pengaruh Keluarga Broken Homen Pada Anak 2.
http://rizkyfauzi19.blogspot.com/2012/05/pengaruh-keluarga-broken-home-pada- anak.html. diakses tanggal 12 Desember 2012.Online
Haryanto. Keluarga Sebagai Wadah Pendidikan Pertama.
http://belajarpsikologi.com.keluarga-sebagai-wadah-pendidikan-pertama/. Diakses tanggal 12 Desember 2012. Online
Suryawan, A. Arafat, T. Psikologi Anak Terhadap Perceraian (Broken Home). http://thaufanarafat.blog.esaunggul.ac.id/2012/06/08/psikologi-anak-terhadap- perceraian-broken-home/. Diakses tanggal 12 Desember 2012.Online
Sumber Perundang-undangan :
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2003 Tentang Perlindungan Anak.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.
Sumber Skripsi :
LAMPIRAN
ANGKET PENELITIAN
A.
PETUNJUK PENGISIAN ANGKET
1. Pilihlah salah satu jawaban yang menurut pendapat saudara benar dan berikan tanda
silang (X) pada salah satu jawaban.
2. Jawablah pertanyaan dengan jujur dan tidak terpengaruh orang lain.
B. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. Jenis Kelamin :
3. Umur :
4. Jenjang Pendidikan Terakhir :
C. PERTANYAAN
1. Bagaimana keadaan keluarga saudara?
a. Baik-baik saja
b. Orangtua bercerai
c. Orangtua sering bertengkar
d. Lainnya...(sebutkan)
2. Bagaimana keadaan ekonomi keluarga saudara?
a. Kaya
b. Sederhana
c. Miskin
3. Apa pekerjaan orangtua saudara?
a. PNS
b. Karyawan
c. Wiraswasta
d. Buruh harian Lepas
4. Berapa penghasilan keluarga saudara perbulan?
a. ≥ Rp. 3.000.000
b. Rp. 1.500.000 – Rp. 3.000.000
c. Rp. 1.000.000 – Rp. 1.500.000
d. Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000
5. Mengapa saudara mencuri?
a. Karena tidak punya uang untuk makan
b. Karena ingin membeli barang yang bermerek
c. Karena ada kesempatan
d. Lainnya...(sebutkan)
6. Sudah berapa kali saudara mencuri?
a. 1 kali
b. 2-3 kali
c. ≥ 4 kali
7. Apa jenis barang yang saudara curi?
a. Uang
b. Labtop/Komputer
c. Handphone
d. Lainnya...(sebutkan)
a. Mall/Plaza/Mini market
b. Pasar
c. Sekolah
d. Rumah orang lain
9. Siapa yang mengajak saudara mencuri?
a. Niat sendiri
b. Teman sebaya
c. Orang dewasa
d. Orangtua
10.Ketika melakukan pencurian, apakah saudara selalu menggunakan kekerasan?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
11.Apakah saudara masih sekolah?
a. Ya
b. Tidak
12.Setelah dipenjara, apakah saudara menyesali perbuatan saudara?
a. Ya
b. Tidak
13.Apakah pembinaan yang dilakukan oleh Lembaga Pemasyarakatan sudah maksimal?
a. Sangat maksimal
b. Cukup maksimal
c. Kurang maksimal
14.Selama di Lembaga Pemasyarakatan, apakah saudara sering mendapatkan perlakuan
a. Sangat sering
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
15.Apa yang saudara lakukan setelah keluar dari Lembaga Pemasyarakatan?
a. Melanjutkan sekolah
b. Bekerja
c. Kursus keahlian