• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODUL KIMIA BERBASIS PROYEK PADA MATERI HIDROLISIS GARAM DI KELAS XI SEKOLAH MENENGAH ATAS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN MODUL KIMIA BERBASIS PROYEK PADA MATERI HIDROLISIS GARAM DI KELAS XI SEKOLAH MENENGAH ATAS."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MODUL KIMIA BERBASIS PROYEK PADA MATERI HIDROLISIS GARAM DI KELAS XI

SEKOLAH MENENGAH ATAS

Oleh:

Muhammad Ilham NIM 4123131061

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

RIWAYAT HIDUP

(4)

iii

PENGEMBANGAN MODUL KIMIA BERBASIS PROYEK PADA MATERI HIDROLISIS GARAM DI KELAS XI

SEKOLAH MENENGAH ATAS

Muhammad Ilham (NIM 4123131061)

ABSTRAK

Pengembangan modul ini bertujuan untuk memperoleh modul berbasis Project Based Learning (PjBL) yang sesuai dengan kriteria penilaian BSNP, mengetahui hasil belajar siswa yang menggunakan modul berbasis proyek lebih tinggi dari nilai KKM, dan untuk mengetahui perkembangan aspek afektif dan aspek psikomotorik siswa. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Talawi T.A. 2015/2016. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh dosen kimia UNIMED yang mengajar kimia umum, seluruh guru kimia SMA Negeri 1 Talawi dan seluruh siswa kelas XI MIA SMA Negeri 1 Talawi yang terdiri dari 4 (empat) kelas. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling untuk modul dan random samplinguntuk mengambil 1 kelas yang dijadikan kelas eksperimen.

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan Research dan Development (R&D) dengan pretest-postest satu kelompok (One Group Pretest-Postest Design). Penelitian ini menggunakan angket penilaian BSNP dan instrumen tes objektif sebanyak 20 soal yang telah di uji validitas, reabilitas, tingkat kesukaran, daya beda dan distruktor.

Hasil penelitian menunjukkan modul yang dikembangkan memenuhi kriteria BSNP, data yang diperoleh: Kelayakan Isi (3,33), Kelayakan Bahasa (3,46), Kelayakan Penyajian (3,42) dengan kriteria valid dan tidak perlu revisi. Untuk data hasil belajar dianalisis dengan uji-t pihak kanan. Hasil uji t-test untuk hasil belajar diperoleh harga thitung> ttabel (11,8694 > 1,699). Berdasarkan analisis data, maka Ho ditolak dan Ha diterima yaitu hasil belajar kimia siswa yang menggunakan modul berbasisProject Based Learninglebih besar dari nilai KKM (70). Nilai afektif dan psikomotorik siswa juga berkembang, untuk rata-rata nilai afektif siswa yaitu + 73,06 dan rata-rata nilai psikomotorik siswa yaitu + 79,22.

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahhirabbil A’lamin Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allat SWT atas segala berkat dan rahmat-Nya, maka skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi yang berjudul “Pengembangan Modul Kimia Berbasis Proyek Pada Materi Hidrolisis Garam di Kelas XI Sekolah Menengah Atas.Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di jurusan kimia FMIPA UNIMED.

Dalam penyusunan skripsi ini tentunya penulis tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dra. Anna Juniar, M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Gulmah Sugiharti, M.Pd, Ibu Dr. Murniaty Simorangkir, M.S dan Bapak Dr. Mahmud, M.Sc sebagai dosen penguji yang telah memberikan saran dan arahan demi perbaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak Dr. Zainuddin Muchtar, M.Si. selaku dosen pembimbing akademik dan seluruh Bapak/Ibu dosen staff pegawai jurusan kimia yang telah memberikan ilmu

pengetahuan dan membantu penulis selama perkuliahan. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Staf Tata Usaha, Guru Kimia yaitu Umi Khairiah, S.Pd, Surya Dharma, S.Pd dan siswa/i kelas XI MIA SMA Negeri 1 Talawi yang telah banyak membantu penulis selama proses penelitian berlangsung.

(6)

v

Abang saya Harizal terima kasih untuk doa, semangat dan perhatian yang telah diberikan kepada saya.

Ucapan terima kasih penuh cinta untuk Bang Zurlkarnain, Kak Ervi Agustini, dan Adikku Wahyudi yang selama ini memberi semangat, do’a dan selalu menghibur dikala rasa putus asa datang menghampiri. Sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini guna meraih gelar sarjana (S1).

Terima kasih penulis ucapkan kepada sahabat Ibrani Antony Aruan dan Suri Hartati yang senantiasa tanpa bosan terus membantu penulis dikala penulis membutuhkan bantuan. Terima kasih juga untuk teman- teman Kimia Dik-C 2012 UNIMED. Tak lupa untuk teman satu PS saya Febiana Wulandari, yang membantu penulis dalam proses penelitian dan dalam penyusunan skripsi.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menjadi sumber ide kreatif untuk memperkaya ilmu pengetahuan dalam memajukan pendidikan di Negeri ini.

Medan, Agustus 2016 Penulis

(7)

vi

2.3.2 Manfaat dan Tujuan Penyusunan Modul 9

2.3.3 Karakteristik Modul 10

2.4 Prinsip Penyusunan Modul 11

2.5 Pengembangan Modul 13

(8)

vii

2.6.1 Komponen Kelayakan Isi Buku Teks 15

2.6.2 Komponen Kelayakan Bahasa Buku Teks 15 2.6.3 Komponen Kelayakan Penyajian Buku Teks 15 2.6.4 Komponen Kelayakan Kegrafikan Buku Teks 15

2.7 Model Pembelajaran 16

2.8 Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) 17

2.8.1 Defenisi Pembelajaran Berbasis Proyek 17 2.9 Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek 18 2.10 Peranan Guru dan Peserta Didik dalam Pembelajaran Berbasis

Proyek 19

2.11 Langkah-Langkah Pelaksanaan Project Based Learning (PjBL) 19 2.12 Kelebihan Pembelajaran Berbasis Proyek 21

2.13 Kekurangan Project Based Learning 22

2.14 Hasil Belajar 22

2.15 Kerangka Konseptual 24

2.16 Hipotesis Penelitian 25

BAB III METODE PENELITIAN 26

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 26

3.2 Populasi dan Sampel 26

3.6 Teknik Pengumpulan Data 31

3.7 Instrumen Penelitian 31

3.7.1 Instrumen Penilaian Modul 32

3.7.2 Instrumen Tes Hasil Belajar 32

3.8 Uji Coba Instrumen Tes 33

(9)

viii

3.9.1 Uji Peningkatan Hasil Belajar (Gain) 37

3.9.2 Analisis Angket BSNP Standarisasi Modul 37 3.9.3 Analisis Hasil Uji Coba Modul 38

3.9.3.1 Uji Normalitas 38

3.9.3.2 Uji Homogenitas 39

3.9.3.3 Uji Hipotesis 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 41

4.1 Hasil Penelitian 41

4.1.1 Analisis Data Instrumen Penelitian 41

4.1.1.1 Pengembangan Modul 41

4.1.1.1.1 Standarisasi Modul Berbasis Proyek 42

4.1.1.2 Hasil Uji Coba Modul 42

4.1.1.2.1 Validitas Tes 42

4.1.1.2.2 Reabilitas Instrumen Tes 43 4.1.1.2.3 Tingkat Kesukaran Instrumen Tes 43 4.1.1.2.4 Daya Beda Instrumen Tes 43

4.1.1.2.5 Distruktor 43

4.1.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian 44 4.1.2.1 Hasil Kelayakan Modul Berbasis Proyek 44 4.1.2.2 Hasil Uji Coba Modul Berbasis Proyek 44 4.1.2.2.1 Hasil Belajar Kognitif Siswa 44 4.1.2.2.2 Peningkatan Hasil Belajar Siswa (Gain) 46

4.1.2.2.3 Penilaian Aspek Afektif dan Aspek Psikomotorik 47

4.1.3 Analisis Data Penelitian 49

(10)

ix

4.1.3.2 Analisis Uji Coba Modul 49

4.1.3.2.1 Uji Normalitas Data 49

4.1.3.2.2 Uji Homogenitas Data 50

4.1.3.2.3 Uji Hipotesis 51

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 56

5.1. Kesimpulan 56

5.2. Saran 56

DAFTAR PUSTAKA 57

(11)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1 Skema Desain Langkah-langkah Standarisasi Modul 30 Gambar 3.2 Skema Desain Penelitian Hasil Belajar Siswa 30 Gambar 4.1 Diagram Perbandingan Nilai Pretest dan Postest Siswa 46 Gambar 4.2 Rata-rata Nilai Afektif Siswa 48

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian 27

Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket BSNP 32

Tabel 3.3 Kriteria Validitas Analisis Nilai Rata-rata Modul 38

Tabel 3.4 Tabel Penolong Untuk Uji Normalitas 39

Tabel 4.1 Hasil Standarisasi Modul Berbasis Proyek 44

Tabel 4.2 Rangkuman Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa 45

Tabel 4.3 Hasil Perolehan Gain Kelas Eksperimen 46

Tabel 4.4 Nilai Rata-rata Afektif dan Psikomotorik Siswa 50

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data 50

Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar Siswa 50

(13)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus Pembelajaran Kimia 60

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 66

Lampiran 3 Kisi-kisi Instrumen Tes (Sebelum Validasi) 92

Lampiran 4 Instrumen Penelitian (Sebelum Validasi) 104

Lampiran 5 Kunci Jawaban Instrumen Tes (Sebelum Validasi) 113

Lampiran 6 Kisi-kisi Instrumen Tes (Setelah Validasi) 114

Lampiran 7 Instrumen Penelitian (Setelah Validasi) 122

Lampiran 8 Kunci Jawaban Instrumen Tes (Setelah Validasi) 127

Lampiran 9 Instrumen Penilaian Modul Oleh Guru dan Dosen 128

Lampiran 10a Modul Hidrolisis Garam 137

Lampiran 10b Kunci Jawaban Proyek 165

Lampiran 11 Perhitungan Uji Validitas Data 170

Lampiran 12 Tabel Validitas Data 174

Lampiran 13 Perhitungan Uji Reliabilitas 175

Lampiran 14 Tabel Reliabilitas Data 176

Lampiran 15 Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 177

Lampiran 16 Tabel Tingkat Kesukaran Tes 178

Lampiran 17 Perhitungan Daya Pembeda Soal 179

Lampiran 18 Tabel Daya Pembeda Butir Tes 181

Lampiran 19 Distruktor 182

Lampiran 20 Tabel Distruktor 183

Lampiran 21 Tabel Kesimpulan Analisis Instrumen Test 184

Lampiran 22 Angket Penilaian BSNP Dosen dan Guru

Lampiran 23 Hasil Penilaian Modul Berbasis Project Based Learning 218

Lampiran 24 Data Penelitian 227

Lampiran 25 Tabel Varian dan Standar Deviasi Pretest-Postest 228

Lampiran 26 Perhitungan Rata-rata, Varians, Dan Standar Deviasi Nilai

Pretest Dan Posttest 229

(14)

xiii

Lampiran 28 Perhitungan Rata-rata, Varians, Dan Standar Deviasi Data

Gain 231

Lampiran 29 Perhitungan Uji Normalitas 232

Lampiran 30 Uji Homogenitas 235

Lampiran 31 Pengujian Hipotesis Hasil Belajar 236

Lampiran 32 Data Peningkatan Hasil Belajar (Gain) 238

Lampiran 33 Persentase Peningkatan Hasil Belajar 240

Lampiran 34 Tabel Penilaian Afektif Siswa 241

Lampiran 35 Tabel Penilaian Psikomotorik Siswa 242

Lampiran 36 Tabel Nilai-Nilai r-Product Moment 243

Lampiran 37 Tabel Distribusi Chi Kuadrat (X2) 244

Lampiran 38 Tabel Distribusi-t (Tabel t) 245

Lampiran 39 Jadwal Kegiatan Penelitian 246

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembelajaran kimia di SMA/MA bertujuan agar siswa memiliki

kemampuan antara lain: (1) membangun kesadaran tentang keteraturan dan

keindahan alam sebagai wujud kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, (2) memupuk

sikap ilmiah, (3) memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah

melalui percobaan atau eksperimen, (4) meningkatkan kesadaran terhadap aplikasi

ilmu kimia, (5) memahami konsep-konsep kimia dan saling keterkaitannya, (6)

menerapkan konsep-konsep kimia untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan

sehari-hari, (7) membentuk sikap positif terhadap kimia (Permendikbud Nomor

59, 2014).

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan siswa di SMAN 1 Talawi

diketahui bahwa kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit

karena belajar kimia menuntut siswa dan guru menghubungkan konsep lain yang

membuat hal ini menjadi benar-benar kompleks dan padat dengan konsep. Guru

menampilkan rumus-rumus matematika, simbol kimia, dan pengukuran ilmiah

secara bersamaan untuk menggambarkan fenomena yang tidak jelas bagi siswa.

Selain itu, konsep kimia sering dilihat sebagai konsep abstrak yang tidak berlaku

di luar sekolah seperti struktur atom, laju reaksi, dll (Stieff danWilensky, 2003).

Hasil wawancara siswa dan guru juga menunjukkan bahwa pendekatan

pembelajaran yang digunakan bapak/ibu guru cenderung berpusat pada guru

dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Guru jarang

menggunakan variasi metode pembelajaran. Proses pembelajaran kimia di kelas

cenderung monoton dan kurang menarik. Siswa hanya menerima penjelasan

materi kemudian mengerjakan soal-soal latihan.

Berdasarkan kurikulum 2013, materi hidrolisis garam merupakan materi

dalam pembelajaran kelas XI MIA di semester II. Kompetensi dasar dari dimensi

pengetahuan yaitu menganalisis garam-garam yang mengalami hidrolisis,

sedangkan kompetensi dasar dari dimensi keterampilannya yaitu merancang,

(16)

2 menentukan jenis garam yang mengalami hidrolisis (permendikbud No. 59 tahun

2014). Untuk menguasai kompetensi dasar ini, dibutuhkan suatu media

pembelajaran yang berisi tentang kemampuan siswa untuk merancang percobaan,

dan melakukan percobaan hidrolisis garam melalui pendekatan saintifik. Salah

satu media pembelajaran adalah modul. Modul merupakan media instruksional

yang berperan sangat penting dalam pembelajaran. Modul memberikan panduan

instruksional bagi para pendidik yang akan memungkinkan guru mengajar tanpa

harus melihat silabus karena bahan ajar tersebut telah dirancang sesuai dengan

silabus dan kurikulum yang berlaku. Dalam hal ini dipastikan modul akan

memacu proses pembelajaran berjalan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang

telah ada (Gultom dkk, 2015).

Pengembangan modul kimia yang diintegrasikan dengan model

pembelajaran inovatif telah banyak dilakukan di semua tingkat satuan pendidikan

(Kurniawati dan Dhamas, 2013; Kusuma dan Kusoro, 2010). Pengembangan

modul yang diintegrasikan dengan model pembelajaran inovatif bertujuan agar

pembelajaran menjadi menyenangkan, dapat mengembangkan kemampuan

berpikir peserta didik dan dapat menjadikan peserta didik untuk belajar aktif agar

pembelajaran berpusat pada siswa (Student Centered). Pengembangan modul juga

harus berdasarkan prasyarat dari badan yang berwenang yaitu Badan Standar

Nasional Pendidikan (BSNP) dan kurikulum yang berlaku (Mardapi, 2007).

Salah satu model pembelajaran yang inovatif adalah model pembelajaran

project based learning. Model ini cukup menantang bagi siswa dan dianggap

sebagai suatu model pembelajaran yang efektif untuk membelajarkan siswa secara

aktif karena mereka didorong untuk tidak tergantung sepenuhnya pada guru, tetapi

diarahkan untuk dapat belajar lebih mandiri. Metode pembelajaran berbasis

proyek merupakan metode pembelajaran yang mengacu pada filosofis

konstruktivisme, yaitu pengetahuan merupakan hasil konstruksi kognitif melalui

suatu aktivitas siswa yang meliputi keterampilan maupun sikap ilmiah siswa

sehingga siswa dapat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dan bermakna

melalui pengalaman yang nyata (Siwa dkk, 2013). Kerja proyek memuat

(17)

3 sangat menantang dan menuntut siswa untuk merancang, memecahkan masalah,

membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan

kesempatan kepada siswa untuk bekerja secara mandiri (Siwa dkk, 2013). Lebih

lanjut menurut Addiin dkk (2014), Model PjBL merupakan salah satu model yang

disarankan diterapkan dalam pembelajaran kimia pada Kurikulum 2013. Hal itu

dikarenakan pada model PjBL ini membuat proyek-proyek yang menghendaki

siswa untuk, (1) memecahkan masalah nyata dan isu-isu yang memiliki

kepentingan untuk orang lain; (2) secara aktif terlibat dalam pembelajaran mereka

dan memilih hal-hal penting selama projek; (3) menunjukkan secara nyata bahwa

mereka telah belajar konsep-konsep kunci dan keterampilan. Untuk meningkatkan

softskillnya, peserta didik perlu diberikan keterampilan memecahkan masalah,

keterampilan teknis, dan keterampilan kognitif, maka metode pembelajaran

berpusat pada peserta didik seperti pembelajaran berbasis proyek adalah tepat.

Menurut Mihardi dkk (2013) PjBL adalah pendekatan yang signifikan dalam

meningkatkan potensi mengubah cara pengajaran dan pembelajaran pasif untuk

memungkinkan siswa dengan alat dan media dukungan yang ada untuk

meningkatkan hasil belajar.

Salah satu hal menarik mengapa project based learning penting untuk

diterapkan ditunjukkan oleh beberapa penelitian yang mendahuluinya. Hasil

penelitian Rose dan Agung Tri Prasetya (2014) membuktikan bahwa strategi

pembelajaran project based learning dengan media modul sangat efektif

diterapkan dalam pembelajaran kimia pokok materi kelarutan dan hasil kali

kelarutan yang ditinjau dari hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik siswa.

Adapun penelitian lain yang dilakukan oleh Ida, dkk (2013) mengenai pengaruh

model pembelajaran berbasis proyek terhadap pemahaman konsep kimia dan

keterampilan berpikir kritis yang menyatakan bahwa bahwa pembelajaran

berbasis proyek dapat meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan

berpikir kritis siswa dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional.

Berdasarkan beberapa masalah dan latar belakang diatas, maka peneliti

tertarik untuk mengembangkan modul pembelajaran kimia SMA berbasis proyek

(18)

4 “Pengembangan Modul Kimia Berbasis Proyek Pada Materi Hidrolisis

Garam Di Kelas XI Sekolah Menengah Atas”

1.2. Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka yang menjadi

ruang lingkup masalah dalam penelitian ini adalah pengembangan modul kimia

berbasis proyek pada materi hidrolisis garam di kelas XI Sekolah Menengah Atas.

1.3. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasi permasalahan

dalam penelitian ini adalah:

1. Kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit karena

guru menampilkan rumus-rumus matematika, simbol kimia, dan

pengukuran ilmiah secara bersamaan untuk menggambarkan fenomena

yang tidak jelas bagi siswa

2. Pembelajaran yang digunakan guru masih berpusat pada guru dengan

menggunakan metode ceramah dan tanya jawab sehingga proses

pembelajaran kimia di kelas cenderung monoton dan kurang menarik

3. Keterbatasan sumber belajar yang ada yaitu hanya buku teks yang harus

memperhatikan kesesuaian materi ajar dengan tujuan pengajaran yang ingin

dicapai dalam pembelajaran dan menyediakan fasilitas yang memungkinkan

siswa belajar secara maksimum.

4. Masih kurangnya sumber belajar yang terintegrasi dengan model

pembelajaran yang inovatif

1.4. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bahan ajar yang digunakan adalah modul yang dikembangkan.

2. Pembelajaran dilaksanakan dengan model pembelajaran berbasis proyek.

3. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI semester genap SMA Negeri 1

Talawi Tahun Ajaran 2015/2016.

4. Materi yang diajarkan adalah hidrolisis garam.

(19)

5 6. Menyusun dan mengembangkan modul berbasis Project Based Learning

pada materi hidrolisis garam yang sesuai dengan kriteria BSNP

7. Hasil belajar yang diukur adalah hasil belajar kognitif, afektif dan

psikomotorik siswa melalui lembar kerja siswa yang ada dalam modul.

1.5. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah:

1. Apakah modul yang dikembangkan memenuhi kriteria Badan Standar

Nasional Pendidikan (BSNP)?

2. Apakah hasil belajar siswa yang menggunakan modul berbasis Project

Based Learning (PjBL)lebih besar dari nilai KKM (kriteria ketuntasan

minimal) yaitu 70?

1.6. Tujuan Penelitian

Yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk memperoleh modul berbasis Project Based Learning pada materi

hidrolisis garam yang sesuai dengan kriteria penilaian BSNP.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang menggunakan modul berbasis

Project Based Learning (PjBL).

1.7. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti, modul yang dibuat dapat memberikan tambahan wawasan

ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam membuat sumber belajar serta

meningkatkan kompetensinya sebagai calon guru.

2. Bagi guru kimia, sebagai masukan agar menambah wawasan guru untuk

meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Bagi peserta didik, bahan ajar dapat memotivasi siswa untuk belajar

mandiri dan dapat meningkatkan hasil belajar

4. Bagi sekolah penelitian pengembangan ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi dalam perbaikan pembelajaran kimia di SMA Negeri 1

(20)

6 1.8. Defenisi Operasional

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda dalam memahami setiap

variabel yang ada pada penelitian ini, maka perlu diberi definisi operasional untuk

mengklarifikasi hal tersebut. Adapun definisi operasional dari penelitian adalah:

1. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan.

2. Materi ajar merupakan salah satu sumber belajar yang memberikan

kesempatan cukup besar dalam upaya memperluas kesempatan

memperoleh pendidikan dan meningkatkan mutu proses dan hasil

pembelajaran.

3. Modul adalah alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode,

batasan-batasan materi pembelajaran, petunjuk kegiatan belajar, latihan,

dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik

untuk mencapai kompetensi yang diharapkan dan dapat digunakan secara

mandiri.

4. Project Based Learning(PjBL) adalah pemanfaatan proyek dalam proses

belajar mengajar, dengan tujuan memperdalam pembelajaran, di mana

siswa menggunakan pertanyaan-pertanyaan investigatif dan juga

teknologi yang relevan dengan hidup mereka.

5. Modul berbasis proyek adalah modul yang menekankan pada

pembelajaran kontekstual dengan menggunakan proyek yang meletakkan

peserta didik dalam sebuah peran aktif yaitu sebagai pemecah masalah,

pengambil keputusan, peneliti, dan pembuat dokumen.

6. Hasil belajar adalah hasil kegiatan belajar siswa yang menggambarkan

penguasaan terhadap bahan ajar yang mencakup aspek kognitif yang

terdiri dari C1 (hafalan), C2 (pemahaman), C3 (penerapan), dan C4

(analisis) dan dinyatakan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh

(21)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian, perhitungan data dan pengujian hipotesis,

peneliti memperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Modul yang dikembangkan memenuhi kriteria Badan Standar Nasional

Pendidikan (BSNP), dari pengolahan data yang diperoleh: Kelayakan Isi

=3,33; Kelayakan Bahasa =3,46; Kelayakan Penyajian = 3,42; dengan kriteria

valid dan tidak perlu revisi.

2. Dari penelitian yang telah dilakukan dan berdasarkan pengolahan data yang

ada, maka didapat hasil belajar kognitif siswa yang menggunakan modul

berbasis Project Based Learning (PjBL) lebih besar dari nilai KKM.

Kemampuan afektif dan psikomotorik siswa mengalami perkembangan pada

tiap pertemuan dengan rata-rata nilai afektif + 73,06 dan rata-rata nilai

psikomotorik +79,22.

5.2 Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di

atas maka penulis menyarankan hal-hal berikut:

1. Dalam proses pembelajaran untuk mendapatkan hasil belajar siswa,

diharapkan kepada guru bidang studi kimia dapat menggunakan modul

berbasis Project Based Learning sebagai model dan media alternatif, karena

model dan media ini dapat memaksimalkan hasil belajar kimia siswa.

2. Perlunya para guru dan calon guru memanfaatkan kemajuan teknologi untuk

melihat perkembangan yang terjadi guna meningkatkan hasil belajar dalam

mendesain pembelajaran.

3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut

disarankan lebih memperhatikan kelemahan dalam model pembelajaran ini,

dan dapat mengkolaborasikan dengan media yang sejalan dengan

(22)

57 DAFTAR PUSTAKA

Addiin, Istiqomah, Tri Redjeki, Sri Retno D.A., (2014), Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) Pada Materi Pokok Larutan Asam dan Basa di Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret

3(4),7-16

Ahmadi. Iif Khoiru, Sofan Amri, Tatik Elisah, (2011), Strategi Pembelajaran

Sekolah Terpadu, Prestasi Pustaka Raya, Jakarta

Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), Penerbit

PT Bumi Aksara, Jakarta.

Belt, S.T., Evans, E.H., McCreedy, T., Overton, T.L., and Summerfield, S., (2002), A Problem Based Learning Approach To Analytical and Applied Chemistry, University Chemistry Education, 6(2), 65-72.

Gultom, Erdiana, Manihar Situmorang, Ramlan Silaban, (2015), Pengembangan

Bahan Ajar Inovatif dan Interaktif Melalui Pendekatan Saintifik Pada Pengajaran Termokimia, Laporan Hasil Penelitian, Pendidikan Kimia Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan. 1-11

Hamid, Hamdani, (2013), Pengembangan Sistem Pendidikan di Indonesia,

Pustaka Setia, Bandung

Ida Ayu Kade Sastrika., I Wayan Sadia., I. W. Mudarawan., (2013), Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Pemahaman Konsep

Kimia Dan Keterampilan Berpikir Kritis, e-Journal Program

Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha3(1), 1-7

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, (2014). Materi Pelatihan Guru

Implementasi Kurikulum 2013 Tahun Ajaran 2014/2015, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta

Kurniawati, Ivatul Laily, Dhamas Mega Amarlita, (2013), Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Masalah Pada Mata Pelajaran Kimia SMA Kelas X Dalam Materi Hidrokarbon, Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA, 3(1), 78-82

Kusuma, Ersanghono, Kusuro Siadi, (2010), Pengembangan Bahan Ajar Kimia Berorientasi Chemo- Enterpreneurship Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Dan Life Skill Mahasiswa, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 4(1),

544-551

Majid, A., (2011), Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar

Kompetensi Guru, PT Remaja Rosdakarya, Bandung

(23)

58 Mihardi, Satria, Mara Bangun Harahap, Ridwan Abdullah Sani, (2013), The

Effect of Project Based Learning Model With KWL Worksheet on Student Creative Thinking Process in Physics Problems, Journal of Education and Practice, 4(25), 188-200

Peraturan Pemerintah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan No. 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menegah Atas/Madrasah Aliyah

Prastowo, Andi, (2014), Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif:

Menciptakan Metode yang Menarik dan Menyenangkan, Diva Press, Jakarta

Rose, Retha Aliefyan, Agung Tri Prasetya, (2014), Keefektifan Strategi Project

Based Learning Berbantuan Modul Pada Hasil Belajar Kimia Siswa, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 8(2), 1360-1369

Sani, M., dan Joko, J., (2015), Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis Proyek pada Mata Kuliah Pemeliharaan dan Perbaikan Mesin Listrik di

Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Surabaya, Jurnal Pendidikan

Teknik Elektro, 4(1), 259 -267.

Sari, T.D., dan Haryudo, S.I., (2015), Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis Proyek pada Mata Pelajaran Instalasi Penerangan Listrik untuk Mengetahui Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas XI TIPTL SMK Negeri 7 Surabaya, Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, 4(2), 621-627.

Silitonga, P., M., (2011), Statistika: Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, Graha Ilmu, Yogyakarta

Silitonga, Pasar Maulim, (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan

Situmorang, M., (2010), Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Untuk Mata

Pelajaran Kimia, Penerbit FMIPA UNIMED, Medan.

Situmorang, M., (2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi Pembelajaran dan Integrasi Pendidikan Karakter untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa, Proseding Semirata FMIPA Universitas Lampung:

236-246

Siwa, IB., I.W. Muderawan, I.N. Tika, (2013), Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek Dalam Pembelajaran Kimia Terhadap Keterampilan Proses Sains

Ditinjau Dari Gaya Kognitif Siswa, E- Journal Program Pasca Sarjana

Universitas Ganesha, 3(1), 1-13

Stieff, M., and Wilensky, U., (2003), Connected Chemistry-Incorporating

Interactive Simulations into the Chemistry Classroom, Journal of Science

(24)

59

Sudjana, N., (2001), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit PT

Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sumarni, W., (2015), The Strengths and Weaknesses of the Implementation of

Project Based Learning: A Review, International Journal of Science and

Research, 4(3), 478-484.

Gambar

Gambar 3.1 Skema Desain Langkah-langkah Standarisasi Modul
Tabel 3.1  Rancangan Penelitian
Tabel Validitas Data
Tabel Penilaian Afektif Siswa

Referensi

Dokumen terkait

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS PROYEK ( PROJECT BASED LEARNING) PADA MATERI FLUIDA STATIS UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWAi. KELAS X

Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia SMA Kelas Xl Pada Materi Hidrolisis Garam Sesuai Model Pembelajaran Penemuan dan Berbasis Proyek.. Dengan ini menyatakan

Pengembangan bahan ajar ini bertujuan untuk mengetahui bahan ajar yang digunakan memenuhi kriteria BSNP, mengetahui hasil belajar siswa yang dibelajarkan

Tujuan dari penggunaan modul berbasis multipel representasi pada materi garam hidrolisis ini adalah untuk mencapai tujuan dari penggunaan produk yaitu sebagai modul yang

Respon siswa terhadap modul pembelajaran berbasis hasil penelitian yang telah dikembangkan menyatakan bahwa penggunaan modul berbasis hasil penelitian dapat membantu siswa

Setelah diuji coba kecil kepada 15 siswa dan 3 orang guru, terdapat saran untuk modul Kimia berbasis inkuiri terbimbing, salah satu saran nya adalah untuk merevisi

Setelah dilakukan revisi sebelumnya (revisi I dan II) maka didapatkannya produk akhir e-modul pembelajaran kimia berbasis Problem Solving dengan menggunakan aplikasi

Pengembangan e-modul berbasis STEM ini sangat layak digunakan diperkuat oleh penelitian yang relevan yang mengungkapkan bahwa pada nilai pretest sebelum menggunakan bahan ajar berbasis