PENGEMBANGAN MODUL KIMIA BERBASIS PROYEK PADA MATERI HIDROLISIS GARAM DI KELAS XI
SEKOLAH MENENGAH ATAS
Oleh:
Muhammad Ilham NIM 4123131061
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
RIWAYAT HIDUP
iii
PENGEMBANGAN MODUL KIMIA BERBASIS PROYEK PADA MATERI HIDROLISIS GARAM DI KELAS XI
SEKOLAH MENENGAH ATAS
Muhammad Ilham (NIM 4123131061)
ABSTRAK
Pengembangan modul ini bertujuan untuk memperoleh modul berbasis Project Based Learning (PjBL) yang sesuai dengan kriteria penilaian BSNP, mengetahui hasil belajar siswa yang menggunakan modul berbasis proyek lebih tinggi dari nilai KKM, dan untuk mengetahui perkembangan aspek afektif dan aspek psikomotorik siswa. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Talawi T.A. 2015/2016. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh dosen kimia UNIMED yang mengajar kimia umum, seluruh guru kimia SMA Negeri 1 Talawi dan seluruh siswa kelas XI MIA SMA Negeri 1 Talawi yang terdiri dari 4 (empat) kelas. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling untuk modul dan random samplinguntuk mengambil 1 kelas yang dijadikan kelas eksperimen.
Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan Research dan Development (R&D) dengan pretest-postest satu kelompok (One Group Pretest-Postest Design). Penelitian ini menggunakan angket penilaian BSNP dan instrumen tes objektif sebanyak 20 soal yang telah di uji validitas, reabilitas, tingkat kesukaran, daya beda dan distruktor.
Hasil penelitian menunjukkan modul yang dikembangkan memenuhi kriteria BSNP, data yang diperoleh: Kelayakan Isi (3,33), Kelayakan Bahasa (3,46), Kelayakan Penyajian (3,42) dengan kriteria valid dan tidak perlu revisi. Untuk data hasil belajar dianalisis dengan uji-t pihak kanan. Hasil uji t-test untuk hasil belajar diperoleh harga thitung> ttabel (11,8694 > 1,699). Berdasarkan analisis data, maka Ho ditolak dan Ha diterima yaitu hasil belajar kimia siswa yang menggunakan modul berbasisProject Based Learninglebih besar dari nilai KKM (70). Nilai afektif dan psikomotorik siswa juga berkembang, untuk rata-rata nilai afektif siswa yaitu + 73,06 dan rata-rata nilai psikomotorik siswa yaitu + 79,22.
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahhirabbil A’lamin Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allat SWT atas segala berkat dan rahmat-Nya, maka skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi yang berjudul “Pengembangan Modul Kimia Berbasis Proyek Pada Materi Hidrolisis Garam di Kelas XI Sekolah Menengah Atas”.Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di jurusan kimia FMIPA UNIMED.
Dalam penyusunan skripsi ini tentunya penulis tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dra. Anna Juniar, M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Gulmah Sugiharti, M.Pd, Ibu Dr. Murniaty Simorangkir, M.S dan Bapak Dr. Mahmud, M.Sc sebagai dosen penguji yang telah memberikan saran dan arahan demi perbaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak Dr. Zainuddin Muchtar, M.Si. selaku dosen pembimbing akademik dan seluruh Bapak/Ibu dosen staff pegawai jurusan kimia yang telah memberikan ilmu
pengetahuan dan membantu penulis selama perkuliahan. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Staf Tata Usaha, Guru Kimia yaitu Umi Khairiah, S.Pd, Surya Dharma, S.Pd dan siswa/i kelas XI MIA SMA Negeri 1 Talawi yang telah banyak membantu penulis selama proses penelitian berlangsung.
v
Abang saya Harizal terima kasih untuk doa, semangat dan perhatian yang telah diberikan kepada saya.
Ucapan terima kasih penuh cinta untuk Bang Zurlkarnain, Kak Ervi Agustini, dan Adikku Wahyudi yang selama ini memberi semangat, do’a dan selalu menghibur dikala rasa putus asa datang menghampiri. Sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini guna meraih gelar sarjana (S1).
Terima kasih penulis ucapkan kepada sahabat Ibrani Antony Aruan dan Suri Hartati yang senantiasa tanpa bosan terus membantu penulis dikala penulis membutuhkan bantuan. Terima kasih juga untuk teman- teman Kimia Dik-C 2012 UNIMED. Tak lupa untuk teman satu PS saya Febiana Wulandari, yang membantu penulis dalam proses penelitian dan dalam penyusunan skripsi.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menjadi sumber ide kreatif untuk memperkaya ilmu pengetahuan dalam memajukan pendidikan di Negeri ini.
Medan, Agustus 2016 Penulis
vi
2.3.2 Manfaat dan Tujuan Penyusunan Modul 9
2.3.3 Karakteristik Modul 10
2.4 Prinsip Penyusunan Modul 11
2.5 Pengembangan Modul 13
vii
2.6.1 Komponen Kelayakan Isi Buku Teks 15
2.6.2 Komponen Kelayakan Bahasa Buku Teks 15 2.6.3 Komponen Kelayakan Penyajian Buku Teks 15 2.6.4 Komponen Kelayakan Kegrafikan Buku Teks 15
2.7 Model Pembelajaran 16
2.8 Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) 17
2.8.1 Defenisi Pembelajaran Berbasis Proyek 17 2.9 Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek 18 2.10 Peranan Guru dan Peserta Didik dalam Pembelajaran Berbasis
Proyek 19
2.11 Langkah-Langkah Pelaksanaan Project Based Learning (PjBL) 19 2.12 Kelebihan Pembelajaran Berbasis Proyek 21
2.13 Kekurangan Project Based Learning 22
2.14 Hasil Belajar 22
2.15 Kerangka Konseptual 24
2.16 Hipotesis Penelitian 25
BAB III METODE PENELITIAN 26
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 26
3.2 Populasi dan Sampel 26
3.6 Teknik Pengumpulan Data 31
3.7 Instrumen Penelitian 31
3.7.1 Instrumen Penilaian Modul 32
3.7.2 Instrumen Tes Hasil Belajar 32
3.8 Uji Coba Instrumen Tes 33
viii
3.9.1 Uji Peningkatan Hasil Belajar (Gain) 37
3.9.2 Analisis Angket BSNP Standarisasi Modul 37 3.9.3 Analisis Hasil Uji Coba Modul 38
3.9.3.1 Uji Normalitas 38
3.9.3.2 Uji Homogenitas 39
3.9.3.3 Uji Hipotesis 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 41
4.1 Hasil Penelitian 41
4.1.1 Analisis Data Instrumen Penelitian 41
4.1.1.1 Pengembangan Modul 41
4.1.1.1.1 Standarisasi Modul Berbasis Proyek 42
4.1.1.2 Hasil Uji Coba Modul 42
4.1.1.2.1 Validitas Tes 42
4.1.1.2.2 Reabilitas Instrumen Tes 43 4.1.1.2.3 Tingkat Kesukaran Instrumen Tes 43 4.1.1.2.4 Daya Beda Instrumen Tes 43
4.1.1.2.5 Distruktor 43
4.1.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian 44 4.1.2.1 Hasil Kelayakan Modul Berbasis Proyek 44 4.1.2.2 Hasil Uji Coba Modul Berbasis Proyek 44 4.1.2.2.1 Hasil Belajar Kognitif Siswa 44 4.1.2.2.2 Peningkatan Hasil Belajar Siswa (Gain) 46
4.1.2.2.3 Penilaian Aspek Afektif dan Aspek Psikomotorik 47
4.1.3 Analisis Data Penelitian 49
ix
4.1.3.2 Analisis Uji Coba Modul 49
4.1.3.2.1 Uji Normalitas Data 49
4.1.3.2.2 Uji Homogenitas Data 50
4.1.3.2.3 Uji Hipotesis 51
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 56
5.1. Kesimpulan 56
5.2. Saran 56
DAFTAR PUSTAKA 57
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 3.1 Skema Desain Langkah-langkah Standarisasi Modul 30 Gambar 3.2 Skema Desain Penelitian Hasil Belajar Siswa 30 Gambar 4.1 Diagram Perbandingan Nilai Pretest dan Postest Siswa 46 Gambar 4.2 Rata-rata Nilai Afektif Siswa 48
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian 27
Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket BSNP 32
Tabel 3.3 Kriteria Validitas Analisis Nilai Rata-rata Modul 38
Tabel 3.4 Tabel Penolong Untuk Uji Normalitas 39
Tabel 4.1 Hasil Standarisasi Modul Berbasis Proyek 44
Tabel 4.2 Rangkuman Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa 45
Tabel 4.3 Hasil Perolehan Gain Kelas Eksperimen 46
Tabel 4.4 Nilai Rata-rata Afektif dan Psikomotorik Siswa 50
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data 50
Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar Siswa 50
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Silabus Pembelajaran Kimia 60
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 66
Lampiran 3 Kisi-kisi Instrumen Tes (Sebelum Validasi) 92
Lampiran 4 Instrumen Penelitian (Sebelum Validasi) 104
Lampiran 5 Kunci Jawaban Instrumen Tes (Sebelum Validasi) 113
Lampiran 6 Kisi-kisi Instrumen Tes (Setelah Validasi) 114
Lampiran 7 Instrumen Penelitian (Setelah Validasi) 122
Lampiran 8 Kunci Jawaban Instrumen Tes (Setelah Validasi) 127
Lampiran 9 Instrumen Penilaian Modul Oleh Guru dan Dosen 128
Lampiran 10a Modul Hidrolisis Garam 137
Lampiran 10b Kunci Jawaban Proyek 165
Lampiran 11 Perhitungan Uji Validitas Data 170
Lampiran 12 Tabel Validitas Data 174
Lampiran 13 Perhitungan Uji Reliabilitas 175
Lampiran 14 Tabel Reliabilitas Data 176
Lampiran 15 Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 177
Lampiran 16 Tabel Tingkat Kesukaran Tes 178
Lampiran 17 Perhitungan Daya Pembeda Soal 179
Lampiran 18 Tabel Daya Pembeda Butir Tes 181
Lampiran 19 Distruktor 182
Lampiran 20 Tabel Distruktor 183
Lampiran 21 Tabel Kesimpulan Analisis Instrumen Test 184
Lampiran 22 Angket Penilaian BSNP Dosen dan Guru
Lampiran 23 Hasil Penilaian Modul Berbasis Project Based Learning 218
Lampiran 24 Data Penelitian 227
Lampiran 25 Tabel Varian dan Standar Deviasi Pretest-Postest 228
Lampiran 26 Perhitungan Rata-rata, Varians, Dan Standar Deviasi Nilai
Pretest Dan Posttest 229
xiii
Lampiran 28 Perhitungan Rata-rata, Varians, Dan Standar Deviasi Data
Gain 231
Lampiran 29 Perhitungan Uji Normalitas 232
Lampiran 30 Uji Homogenitas 235
Lampiran 31 Pengujian Hipotesis Hasil Belajar 236
Lampiran 32 Data Peningkatan Hasil Belajar (Gain) 238
Lampiran 33 Persentase Peningkatan Hasil Belajar 240
Lampiran 34 Tabel Penilaian Afektif Siswa 241
Lampiran 35 Tabel Penilaian Psikomotorik Siswa 242
Lampiran 36 Tabel Nilai-Nilai r-Product Moment 243
Lampiran 37 Tabel Distribusi Chi Kuadrat (X2) 244
Lampiran 38 Tabel Distribusi-t (Tabel t) 245
Lampiran 39 Jadwal Kegiatan Penelitian 246
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembelajaran kimia di SMA/MA bertujuan agar siswa memiliki
kemampuan antara lain: (1) membangun kesadaran tentang keteraturan dan
keindahan alam sebagai wujud kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, (2) memupuk
sikap ilmiah, (3) memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah
melalui percobaan atau eksperimen, (4) meningkatkan kesadaran terhadap aplikasi
ilmu kimia, (5) memahami konsep-konsep kimia dan saling keterkaitannya, (6)
menerapkan konsep-konsep kimia untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan
sehari-hari, (7) membentuk sikap positif terhadap kimia (Permendikbud Nomor
59, 2014).
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan siswa di SMAN 1 Talawi
diketahui bahwa kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit
karena belajar kimia menuntut siswa dan guru menghubungkan konsep lain yang
membuat hal ini menjadi benar-benar kompleks dan padat dengan konsep. Guru
menampilkan rumus-rumus matematika, simbol kimia, dan pengukuran ilmiah
secara bersamaan untuk menggambarkan fenomena yang tidak jelas bagi siswa.
Selain itu, konsep kimia sering dilihat sebagai konsep abstrak yang tidak berlaku
di luar sekolah seperti struktur atom, laju reaksi, dll (Stieff danWilensky, 2003).
Hasil wawancara siswa dan guru juga menunjukkan bahwa pendekatan
pembelajaran yang digunakan bapak/ibu guru cenderung berpusat pada guru
dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Guru jarang
menggunakan variasi metode pembelajaran. Proses pembelajaran kimia di kelas
cenderung monoton dan kurang menarik. Siswa hanya menerima penjelasan
materi kemudian mengerjakan soal-soal latihan.
Berdasarkan kurikulum 2013, materi hidrolisis garam merupakan materi
dalam pembelajaran kelas XI MIA di semester II. Kompetensi dasar dari dimensi
pengetahuan yaitu menganalisis garam-garam yang mengalami hidrolisis,
sedangkan kompetensi dasar dari dimensi keterampilannya yaitu merancang,
2 menentukan jenis garam yang mengalami hidrolisis (permendikbud No. 59 tahun
2014). Untuk menguasai kompetensi dasar ini, dibutuhkan suatu media
pembelajaran yang berisi tentang kemampuan siswa untuk merancang percobaan,
dan melakukan percobaan hidrolisis garam melalui pendekatan saintifik. Salah
satu media pembelajaran adalah modul. Modul merupakan media instruksional
yang berperan sangat penting dalam pembelajaran. Modul memberikan panduan
instruksional bagi para pendidik yang akan memungkinkan guru mengajar tanpa
harus melihat silabus karena bahan ajar tersebut telah dirancang sesuai dengan
silabus dan kurikulum yang berlaku. Dalam hal ini dipastikan modul akan
memacu proses pembelajaran berjalan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
telah ada (Gultom dkk, 2015).
Pengembangan modul kimia yang diintegrasikan dengan model
pembelajaran inovatif telah banyak dilakukan di semua tingkat satuan pendidikan
(Kurniawati dan Dhamas, 2013; Kusuma dan Kusoro, 2010). Pengembangan
modul yang diintegrasikan dengan model pembelajaran inovatif bertujuan agar
pembelajaran menjadi menyenangkan, dapat mengembangkan kemampuan
berpikir peserta didik dan dapat menjadikan peserta didik untuk belajar aktif agar
pembelajaran berpusat pada siswa (Student Centered). Pengembangan modul juga
harus berdasarkan prasyarat dari badan yang berwenang yaitu Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP) dan kurikulum yang berlaku (Mardapi, 2007).
Salah satu model pembelajaran yang inovatif adalah model pembelajaran
project based learning. Model ini cukup menantang bagi siswa dan dianggap
sebagai suatu model pembelajaran yang efektif untuk membelajarkan siswa secara
aktif karena mereka didorong untuk tidak tergantung sepenuhnya pada guru, tetapi
diarahkan untuk dapat belajar lebih mandiri. Metode pembelajaran berbasis
proyek merupakan metode pembelajaran yang mengacu pada filosofis
konstruktivisme, yaitu pengetahuan merupakan hasil konstruksi kognitif melalui
suatu aktivitas siswa yang meliputi keterampilan maupun sikap ilmiah siswa
sehingga siswa dapat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dan bermakna
melalui pengalaman yang nyata (Siwa dkk, 2013). Kerja proyek memuat
3 sangat menantang dan menuntut siswa untuk merancang, memecahkan masalah,
membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bekerja secara mandiri (Siwa dkk, 2013). Lebih
lanjut menurut Addiin dkk (2014), Model PjBL merupakan salah satu model yang
disarankan diterapkan dalam pembelajaran kimia pada Kurikulum 2013. Hal itu
dikarenakan pada model PjBL ini membuat proyek-proyek yang menghendaki
siswa untuk, (1) memecahkan masalah nyata dan isu-isu yang memiliki
kepentingan untuk orang lain; (2) secara aktif terlibat dalam pembelajaran mereka
dan memilih hal-hal penting selama projek; (3) menunjukkan secara nyata bahwa
mereka telah belajar konsep-konsep kunci dan keterampilan. Untuk meningkatkan
softskillnya, peserta didik perlu diberikan keterampilan memecahkan masalah,
keterampilan teknis, dan keterampilan kognitif, maka metode pembelajaran
berpusat pada peserta didik seperti pembelajaran berbasis proyek adalah tepat.
Menurut Mihardi dkk (2013) PjBL adalah pendekatan yang signifikan dalam
meningkatkan potensi mengubah cara pengajaran dan pembelajaran pasif untuk
memungkinkan siswa dengan alat dan media dukungan yang ada untuk
meningkatkan hasil belajar.
Salah satu hal menarik mengapa project based learning penting untuk
diterapkan ditunjukkan oleh beberapa penelitian yang mendahuluinya. Hasil
penelitian Rose dan Agung Tri Prasetya (2014) membuktikan bahwa strategi
pembelajaran project based learning dengan media modul sangat efektif
diterapkan dalam pembelajaran kimia pokok materi kelarutan dan hasil kali
kelarutan yang ditinjau dari hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik siswa.
Adapun penelitian lain yang dilakukan oleh Ida, dkk (2013) mengenai pengaruh
model pembelajaran berbasis proyek terhadap pemahaman konsep kimia dan
keterampilan berpikir kritis yang menyatakan bahwa bahwa pembelajaran
berbasis proyek dapat meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan
berpikir kritis siswa dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional.
Berdasarkan beberapa masalah dan latar belakang diatas, maka peneliti
tertarik untuk mengembangkan modul pembelajaran kimia SMA berbasis proyek
4 “Pengembangan Modul Kimia Berbasis Proyek Pada Materi Hidrolisis
Garam Di Kelas XI Sekolah Menengah Atas”
1.2. Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka yang menjadi
ruang lingkup masalah dalam penelitian ini adalah pengembangan modul kimia
berbasis proyek pada materi hidrolisis garam di kelas XI Sekolah Menengah Atas.
1.3. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasi permasalahan
dalam penelitian ini adalah:
1. Kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit karena
guru menampilkan rumus-rumus matematika, simbol kimia, dan
pengukuran ilmiah secara bersamaan untuk menggambarkan fenomena
yang tidak jelas bagi siswa
2. Pembelajaran yang digunakan guru masih berpusat pada guru dengan
menggunakan metode ceramah dan tanya jawab sehingga proses
pembelajaran kimia di kelas cenderung monoton dan kurang menarik
3. Keterbatasan sumber belajar yang ada yaitu hanya buku teks yang harus
memperhatikan kesesuaian materi ajar dengan tujuan pengajaran yang ingin
dicapai dalam pembelajaran dan menyediakan fasilitas yang memungkinkan
siswa belajar secara maksimum.
4. Masih kurangnya sumber belajar yang terintegrasi dengan model
pembelajaran yang inovatif
1.4. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bahan ajar yang digunakan adalah modul yang dikembangkan.
2. Pembelajaran dilaksanakan dengan model pembelajaran berbasis proyek.
3. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI semester genap SMA Negeri 1
Talawi Tahun Ajaran 2015/2016.
4. Materi yang diajarkan adalah hidrolisis garam.
5 6. Menyusun dan mengembangkan modul berbasis Project Based Learning
pada materi hidrolisis garam yang sesuai dengan kriteria BSNP
7. Hasil belajar yang diukur adalah hasil belajar kognitif, afektif dan
psikomotorik siswa melalui lembar kerja siswa yang ada dalam modul.
1.5. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah:
1. Apakah modul yang dikembangkan memenuhi kriteria Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP)?
2. Apakah hasil belajar siswa yang menggunakan modul berbasis Project
Based Learning (PjBL)lebih besar dari nilai KKM (kriteria ketuntasan
minimal) yaitu 70?
1.6. Tujuan Penelitian
Yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk memperoleh modul berbasis Project Based Learning pada materi
hidrolisis garam yang sesuai dengan kriteria penilaian BSNP.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang menggunakan modul berbasis
Project Based Learning (PjBL).
1.7. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Bagi peneliti, modul yang dibuat dapat memberikan tambahan wawasan
ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam membuat sumber belajar serta
meningkatkan kompetensinya sebagai calon guru.
2. Bagi guru kimia, sebagai masukan agar menambah wawasan guru untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Bagi peserta didik, bahan ajar dapat memotivasi siswa untuk belajar
mandiri dan dapat meningkatkan hasil belajar
4. Bagi sekolah penelitian pengembangan ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi dalam perbaikan pembelajaran kimia di SMA Negeri 1
6 1.8. Defenisi Operasional
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda dalam memahami setiap
variabel yang ada pada penelitian ini, maka perlu diberi definisi operasional untuk
mengklarifikasi hal tersebut. Adapun definisi operasional dari penelitian adalah:
1. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan.
2. Materi ajar merupakan salah satu sumber belajar yang memberikan
kesempatan cukup besar dalam upaya memperluas kesempatan
memperoleh pendidikan dan meningkatkan mutu proses dan hasil
pembelajaran.
3. Modul adalah alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode,
batasan-batasan materi pembelajaran, petunjuk kegiatan belajar, latihan,
dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik
untuk mencapai kompetensi yang diharapkan dan dapat digunakan secara
mandiri.
4. Project Based Learning(PjBL) adalah pemanfaatan proyek dalam proses
belajar mengajar, dengan tujuan memperdalam pembelajaran, di mana
siswa menggunakan pertanyaan-pertanyaan investigatif dan juga
teknologi yang relevan dengan hidup mereka.
5. Modul berbasis proyek adalah modul yang menekankan pada
pembelajaran kontekstual dengan menggunakan proyek yang meletakkan
peserta didik dalam sebuah peran aktif yaitu sebagai pemecah masalah,
pengambil keputusan, peneliti, dan pembuat dokumen.
6. Hasil belajar adalah hasil kegiatan belajar siswa yang menggambarkan
penguasaan terhadap bahan ajar yang mencakup aspek kognitif yang
terdiri dari C1 (hafalan), C2 (pemahaman), C3 (penerapan), dan C4
(analisis) dan dinyatakan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian, perhitungan data dan pengujian hipotesis,
peneliti memperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Modul yang dikembangkan memenuhi kriteria Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP), dari pengolahan data yang diperoleh: Kelayakan Isi
=3,33; Kelayakan Bahasa =3,46; Kelayakan Penyajian = 3,42; dengan kriteria
valid dan tidak perlu revisi.
2. Dari penelitian yang telah dilakukan dan berdasarkan pengolahan data yang
ada, maka didapat hasil belajar kognitif siswa yang menggunakan modul
berbasis Project Based Learning (PjBL) lebih besar dari nilai KKM.
Kemampuan afektif dan psikomotorik siswa mengalami perkembangan pada
tiap pertemuan dengan rata-rata nilai afektif + 73,06 dan rata-rata nilai
psikomotorik +79,22.
5.2 Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di
atas maka penulis menyarankan hal-hal berikut:
1. Dalam proses pembelajaran untuk mendapatkan hasil belajar siswa,
diharapkan kepada guru bidang studi kimia dapat menggunakan modul
berbasis Project Based Learning sebagai model dan media alternatif, karena
model dan media ini dapat memaksimalkan hasil belajar kimia siswa.
2. Perlunya para guru dan calon guru memanfaatkan kemajuan teknologi untuk
melihat perkembangan yang terjadi guna meningkatkan hasil belajar dalam
mendesain pembelajaran.
3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut
disarankan lebih memperhatikan kelemahan dalam model pembelajaran ini,
dan dapat mengkolaborasikan dengan media yang sejalan dengan
57 DAFTAR PUSTAKA
Addiin, Istiqomah, Tri Redjeki, Sri Retno D.A., (2014), Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) Pada Materi Pokok Larutan Asam dan Basa di Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret
3(4),7-16
Ahmadi. Iif Khoiru, Sofan Amri, Tatik Elisah, (2011), Strategi Pembelajaran
Sekolah Terpadu, Prestasi Pustaka Raya, Jakarta
Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), Penerbit
PT Bumi Aksara, Jakarta.
Belt, S.T., Evans, E.H., McCreedy, T., Overton, T.L., and Summerfield, S., (2002), A Problem Based Learning Approach To Analytical and Applied Chemistry, University Chemistry Education, 6(2), 65-72.
Gultom, Erdiana, Manihar Situmorang, Ramlan Silaban, (2015), Pengembangan
Bahan Ajar Inovatif dan Interaktif Melalui Pendekatan Saintifik Pada Pengajaran Termokimia, Laporan Hasil Penelitian, Pendidikan Kimia Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan. 1-11
Hamid, Hamdani, (2013), Pengembangan Sistem Pendidikan di Indonesia,
Pustaka Setia, Bandung
Ida Ayu Kade Sastrika., I Wayan Sadia., I. W. Mudarawan., (2013), Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Pemahaman Konsep
Kimia Dan Keterampilan Berpikir Kritis, e-Journal Program
Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha3(1), 1-7
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, (2014). Materi Pelatihan Guru
Implementasi Kurikulum 2013 Tahun Ajaran 2014/2015, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta
Kurniawati, Ivatul Laily, Dhamas Mega Amarlita, (2013), Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Masalah Pada Mata Pelajaran Kimia SMA Kelas X Dalam Materi Hidrokarbon, Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA, 3(1), 78-82
Kusuma, Ersanghono, Kusuro Siadi, (2010), Pengembangan Bahan Ajar Kimia Berorientasi Chemo- Enterpreneurship Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Dan Life Skill Mahasiswa, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 4(1),
544-551
Majid, A., (2011), Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru, PT Remaja Rosdakarya, Bandung
58 Mihardi, Satria, Mara Bangun Harahap, Ridwan Abdullah Sani, (2013), The
Effect of Project Based Learning Model With KWL Worksheet on Student Creative Thinking Process in Physics Problems, Journal of Education and Practice, 4(25), 188-200
Peraturan Pemerintah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan No. 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menegah Atas/Madrasah Aliyah
Prastowo, Andi, (2014), Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif:
Menciptakan Metode yang Menarik dan Menyenangkan, Diva Press, Jakarta
Rose, Retha Aliefyan, Agung Tri Prasetya, (2014), Keefektifan Strategi Project
Based Learning Berbantuan Modul Pada Hasil Belajar Kimia Siswa, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 8(2), 1360-1369
Sani, M., dan Joko, J., (2015), Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis Proyek pada Mata Kuliah Pemeliharaan dan Perbaikan Mesin Listrik di
Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Surabaya, Jurnal Pendidikan
Teknik Elektro, 4(1), 259 -267.
Sari, T.D., dan Haryudo, S.I., (2015), Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis Proyek pada Mata Pelajaran Instalasi Penerangan Listrik untuk Mengetahui Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas XI TIPTL SMK Negeri 7 Surabaya, Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, 4(2), 621-627.
Silitonga, P., M., (2011), Statistika: Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, Graha Ilmu, Yogyakarta
Silitonga, Pasar Maulim, (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan
Situmorang, M., (2010), Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Untuk Mata
Pelajaran Kimia, Penerbit FMIPA UNIMED, Medan.
Situmorang, M., (2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi Pembelajaran dan Integrasi Pendidikan Karakter untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa, Proseding Semirata FMIPA Universitas Lampung:
236-246
Siwa, IB., I.W. Muderawan, I.N. Tika, (2013), Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek Dalam Pembelajaran Kimia Terhadap Keterampilan Proses Sains
Ditinjau Dari Gaya Kognitif Siswa, E- Journal Program Pasca Sarjana
Universitas Ganesha, 3(1), 1-13
Stieff, M., and Wilensky, U., (2003), Connected Chemistry-Incorporating
Interactive Simulations into the Chemistry Classroom, Journal of Science
59
Sudjana, N., (2001), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit PT
Remaja Rosdakarya, Bandung.
Sumarni, W., (2015), The Strengths and Weaknesses of the Implementation of
Project Based Learning: A Review, International Journal of Science and
Research, 4(3), 478-484.