• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PR. HF PRIMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PR. HF PRIMA"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

TERHADAP KINERJA KARYAWAN PR. HF PRIMA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi dan Bisnis

Oleh :

Sari Anggraeni Widyastuti 09610095

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)
(4)

Surat Pernyataan

Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Sari Anggraeni widyastuti NIM : 09610095

Jurusan : Manajemen

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang

Dengan ini menyatakan yang sebenar-benarnya bahwa:

1. Tugas akhir dengan judul PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PR. HF. PRIMA MALANG adalah hasil karya saya dan dalam naskah tugas akhir ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, baik sebagian ataupun keseluruhan, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini disebutkan sumber kutipan dan daftar pustaka.

2. Apabila ternyata di dalam tugas akhir ini dapat dibuktikan unsur-unsur PLAGIASI saya bersedia tugas akhir ini DIGUGURKAN dan gelar akademik yang saya peroleh DIBATALKAN, serta diproses sesuai ketentuan hukum yang berlaku.

3. Tugas akhir ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK BEBAS ROYALTI NON EKSKLUSIF.

Demikian pernyataan saya buat dengan sebenar-benarnya untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Malang, 18 Januari 2014 Yang Menyatakan

Sari Anggraeni Widyastuti

(5)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat serta hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

Skripsi yang berjudul “PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PR. HF PRIMA

MALANG” disusun untuk memenuhi serta melengkapi syarat memperoleh gelar Kesarjanaan di bidang Ekonomi, program studi Manajemen pada Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis berusaha memberi sebaik mungkin namun demikian, penulis menyadari akan kemampuan dan keterbatasan pengetahuan serta pengalaman penulis. Skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

(6)

2. Dra. Aniek Rumijati, MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen Universitas Muhammadiyah Malang dan dosen pembimbing I yang telah memberikan pengarahan serta membimbing dengan sabar dalam penyelesaian skripsi ini. 3. Dra. Siti Nurhasanah, M Si selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan

pengarahan dan membimbing dengan sabar dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Drs. Marsudi, M.Si selaku Dosen Wali yang telah banyak membantu penulis selama kuliah di Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen.

5. Bapak/ibu Dosen Jurusan Manajemen yang telah memberikan berbagai materi perkuliahan hingga penulis selesai dalam menempuh gelar Sarjana Ekonomi. 6. Ayahanda (H.A. Kusaeri), Mama (Hj. Lilik Kustrianingsih), serta Adik-adikku

tersayang (Sherlie Mega Anisa & M. Sagga Putra Prahara) yang telah memberikan bantuan material maupun spiritual sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah ini.

7. Suamiku serta anakku (Muslimin & M. Daffa) yang telah memberikan dorongan dan bantuan secara langsung maupun tidak langsung kepada penulis dalam menempuh kuliah di Universitas Muhammadiyah Malang.

8. Temen-temenku di Manajemen B 2009 terutama Friska, Feni, Amy & Uut yang selalu mensupport saya.

(7)

menyadari akan kemampuan dan keterbatasan pengetahuan, kekurangan-kekurangan yang lain serta pengalaman penulis dalam menyusun skripsi ini maka dari itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan skripsi ini.

Malang, 18 Januari 2014

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN... iii

KARTU KENDALI KONSULTASI ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Batasan Masalah... 7

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 8

1. Tujuan Penelitian ... 8

2. Kegunaan Penelitian... 8

(9)

B. Landasan Teori ... 11

1.Definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 11

2.Pentingnya Program Keselamatan Kerja ... 12

3.Sumber atau Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja ... 15

4.Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 16

5.Pengertian Kinerja ... 17

6.Tujuan Penilaian Kinerja... 18

7.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja ... 19

8.Penilaian Kinerja ... 19

9.Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Kinerja Karyawan ... 21

C. Kerangka Pikir ... 23

D. Hipotesis ... 24

BAB III. METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 25

B. Jenis Penelitian ... 25

C. Data dan Sumber Data ... 25

D. Teknik Pengumpulan Data ... 26

E. Populasi dan Sampel ... 26

F. Variabel dan Definisi Operasional ... 28

(10)

H. Teknik Pengujian Instrumen ... 32

I. Analisis data dan Uji Hipotesis ... 33

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 37

1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 37

2. Personalia ... 38

3. Struktur Organisasi ... 39

4. Proses Produksi ... 47

B. Hasil Temuan ... 51

C. Hasil Uji Instrumen ... 56

D. Hasil Analisis Data ... 59

1. Hasil Analisis Rentang Skala ... 59

2. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 65

3. Uji Analisis... 69

4. Pembahasan ... 71

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 76

B. Saran ... 77

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Model Kerangka Pikir Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Terhadap Kinerja ... 23

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PR. HF Prima Malang ... 40

Gambar 4.2 Bagan Proses Produksi PR. HF Prima Malang ... 50

Gambar 4.3 Hasil Kurva Uji F ... 69

(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Data Kecelakaan dan Kesehatan Kerja Para Karyawan Bagian

Produksi Tahun 2012 ... 5

Tabel 1.2 Target dan Realisasi Produksi Tahun 2008-2012 (Dalam Ball) ... 6

Tabel 2.1 Perbedaan dan Persamaam Penelitian Terdahulu dan Sekarang ... 10

Tabel 3.1 Jumlah Sampel Penelitian ... 27

Tabel 3.2 Rentang Skala... 34

Tabel 4.1 Jumlah Tenaga Kerja PR. HF PRIMA Malang ... 38

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 51

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 52

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 53

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan ... 54

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja... 55

(13)

Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas ... 57

Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas ... 58

Tabel 4.10 Variabel Keselamatan Kerja ... 59

Tabel 4.11 Variabel Kesehatan Kerja ... 62

Tabel 4.12 Variabel Kinerja Karyawan... 64

Tabel 4.13 Hasil Analisis Regresi Berganda ... 66

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Angket Penelitian 2. Skor Hasil Penelitian 3. Hasil Distribusi Frekuensi 4. Hasil Uji Validitas

5. Hasil Reability

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi, Penerbit Rineka Cipta: Jakarta.

Cascio, W.F, 1992, Managing Human Resources – Productivity Quality Of Work Life, Profits, Edisi ke-3, McGraw-Hill, United States.

Mathis dan Jackson, 2002, Pengelolaan Sumber Daya Manusia, ed. 10, Penerbit Salemba empat, Jakarta.

Mangkunegara, 2004, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, PT. Refika Aditama, Bandung.

_____________2006, Evaluasi Kinerja SDM, PT. Refika Aditama, Bandung.

_____________2006, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Cetakan Kedua, PT. Remaja Rosdakarya Offset, Bandung

Marwansyah, 2010, Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Kedua, ALFABETA, Bandung.

Sugiono, 2002, Metodologi Penelitian Administrasi, Edisi Ketiga, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Sutrisno, Edy, 2010, Budaya Organisasi, Penerbit Kencana Prenada Media Group, Surabaya.

Umar, Husein, 2000, Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi, Edisi Revisi, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Salah satu asset yang harus dimiliki oleh perusahaan adalah sumber daya manusia yang menjadi prioritas utama dalam perhatian manajemen, karena sumber daya manusia sebagai penggerak utama jalannya suatu perusahaan. Orang-orang (manusia) merupakan elemen yang selalu membuat perencanaan, mendesain, inovatif serta mengambil keputusan manajemen. Sumber daya manusia membuat sumber daya perusahaan dapat bekerja. Karyawan adalah orang-orang yang ada di dalam perusahaan yang berkaitan langsung dengan pekerjaannya. Setiap pekerjaan selalu mengandung potensi risiko bahaya dalam bentuk kecelakaan kerja atau penyakit kerja. Besarnya potensi kecelakaan dan penyakit kerja tersebut tergantung dari jenis produksi, teknologi yang terpakai, bahan yang digunakan, tata ruang dan lingkungan bangunan serta kualitas manajemen dan tenaga-tenaga pelaksana (Payaman, 2011:163).

Kasus-kasus kecelakaan dan penyakit kerja di seluruh dunia termasuk di Indonesia masih cukup besar. Kecelakaan dan penyakit kerja tersebut mengakibatkan banyak pekerja meninggal, cacat dan mengidap penyakit kronis sehingga tidak mampu lagi bekerja. Dengan kondisi fisik yang menurun atau menjadi tidak mampu lagi bekerja, penghasilan pun akan berkurang atau menjadi tidak ada.

(17)

2

Pada umumnya para karyawan menginginkan kerja yang aman dan sehat yang ditimbulkan dari lingkungan pekerjaan. Namun demikian, perusahaan terkadang beranggapan bahwa kecelakaan kerja suatu peristiwa yang tidak dapat dihindari. Mereka memahami akibat itu timbul karena minimnya peralatan dan kurangnya keterampilan karyawan menggunakan peralatan sebagai akibat kurangnya pelatihan. Situasi diatas menuntut perusahaan untuk membangun sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), karena pengeluaran perusahaan lebih besar apabila terjadi kecelakaan kerja dibandingkan dengan upaya pencegahannya. Upaya-upaya pencegahan tersebut tentunya untuk mensejahterahkan kehidupan kerja karyawannya agar karyawan merasa aman dalam melaksanakan pekerjaan dan dapat meningkatkan kinerjanya. Konsep keselamatan dan kesehatan kerja bukan sesuatu yang baru bagi banyak perusahaan dan menjadi tanggung jawab perusahaan untuk melindungi karyawannya. Seseorang yang sehat, tidak bermasalah dengan kondisi fisik atau mental dan emosional, akan dapat melaksanakan aktivitasnya secara normal. Keselamatan dan kesehatan kerja sesuatu yang diinginkan oleh setiap organisasi/perusahaan. Perusahaan besar umumnya memiliki bagian yang menangani bidang keselamatan dan kesehatan kerja, sementara di perusahaan kecil ditangani langsung oleh manajernya.

(18)

3

perusahaan. Perusahaan yang melaksanakan program keselamatan kerja akan terdapat sedikit karyawan yang mengalami cidera jangka pendek atau jangka panjang akibat pekerjaan mereka.

Kinerja merupakan sebuah prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja atau hasil dari pekerjaan. Jadi kinerja merupakan hasil atau keluaran dari proses. Kinerja karyawan sangat erat dengan cara mengadakan penilaian trerhadap suatu pekerjaan sehingga perlu ditetapkan standar kinerja. Kinerja karyawan dapat dipengaruhi oleh faktor internal yaitu dari diri sendiri dan faktor eksternal yaitu perusahaan tempat karyawan tersebut bekerja. Kinerja karyawan dapat juga dinilai dari apa yang dilakukan oleh para karyawan dalam proses kerjanya, apakah sesuai dengan standar yang ditentukan oleh perusahaan. Seorang karyawan yang menyalahi aturan kerja akan menurunkan kinerja yang dapat merugikan perusahaan. Kinerja menjadi sangat tergantung pada kesadaran tiap-tiap karyawan. Untuk meningkatkan kinerja karyawan suatu perusahaan wajib untuk menjaga keberadaan sumber daya manusia dengan mengefektifkan dan mengefisienkan serta meningkatkan kinerja karyawan tersebut dengan memberikan jaminan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja.

(19)

4

perusahaan yang menjadikan sering terjadi permasalahan mengenai gangguan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan. Berdasarkan data perusahaan dapat diketahui bahwa pada tahun 2012 telah terjadi kecelakaan kerja yaitu mengenai kecelakaan dalam proses produksi, dimana terdapat karyawan yang terkena mesin pemotong dalam proses produksi. Karyawan juga sering mengalami permasalahan terkait dengan kesehatan kerja yaitu seringnya karyawan sesak nafas, batuk dan penyakit pernafasan yang lain.

Apabila dikaitkan dengan kondisi tata ruang kerja (layout) mesin yang terdapat diperusahaan menunjukkan bahwa selama ini perusahaan kurang sepenuhnya memperhatikan keselamatan kerja karyawan, dimana mesin-mesin produksi belum terlindungi dengan aman sehingga dapat membahayakan tenaga kerja. Pencahayaan dalam hal ini mengenai lampu-lampu penerangan yang disediakan oleh perusahaan telah mencukupi kebutuhan karyawan untuk bekerja. Apabila dikaitkan dengan peraturan kerja yang ditetapkan oleh perusahaan selama ini, perusahaan belum mampu memberikan jaminan kedisiplinan kerja terkait dengan peraturan yang harus ditaati oleh karyawan sehingga masih terdapat karyawan yang melakukan pelanggaran peraturan kerja. Namun demikian apabila dikaitkan dengan nilai asuransi maka perusahaan mengikut sertakan para karyawan pada program asuransi namun demikian persalahannya yaitu dalam proses klaim yang dilakukan para karyawan sering merasakan adanya kesulitan.

(20)

5

menggangu aktivitas operasional karyawan. Sedangkan untuk fasilitas fisik diperusahaan yaitu mengenai ventilasi udara dan pelayanan kesehatan sangat diperhatikan oleh perusahaan dan untuk kebutuhan air minum dan mencuci bahan baku produksi perusahaan telah menyediakan air bersih sesuai dengan kebutuhan karyawan dan perusahan. Adapun secara sistematis data mengenai kecelakaan dan kesehatan kerja pada tahun 2012 dapat disajikan pada tabel 1.1.

Tabel 1.1

Data Kecelakaan Kerja Karyawan

Bagian Produksi Tahun 2012

(21)

6

Berdasarkan kondisi tersebut maka dapat diketahui bahwa pada tahun 2012 para karyawan benar-benar mengalami permasalahan terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja yang dialami. Rata-rata kecelakaan kerja yang terjadi karena terkena mesin pemotong/ jari tergunting dan tersengat aliran listrik. Kecelakaan kerja yang terjadi pada tahun 2012 menyebabkan 1 orang harus diamputasi jari kelingkingnya karena tercepit mesin pemotong (terjadi pada bulan Desember) dan selebihnya hanya menyebabkan luka ringan. Beberapa gangguan kesehatan kerja yang sering dialami oleh para karyawan yaitu sesak nafas, batuk dan penyakit saluran pernafasan yang lain dengan intensitas setiap bulan terdapat karyawan yang merasakan penyakit tersebut.

(22)

7

produksi tidak pernah tercapai. Secara lengkap data mengenai target dengan realisasi produksi dapat disajikan pada tabel 1.2.

Tabel 1.2

Target dan Realisasi Produksi

Tahun 2008-2012

(Dalam Ball)

Tahun Target Realisasi Deviasi

2008 400.000 400.210 210

2009 450.000 450.300 300

2010 500.000 498.000 (2.000) 2011 550.000 546.500 (3.500) 2012 600.000 585.750 (14.250) Sumber: PR. HF PRIMA Malang

(23)

8

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan PR. HF PRIMA Malang?

2. Bagaimana kinerja karyawan PR. HF PRIMA Malang?

3. Apakah keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PR. HF PRIMA Malang?

4. Variabel manakah yang lebih kuat berpengaruh terhadap kinerja karyawan PR. HF PRIMA Malang?

C. Batasan Masalah

Agar masalah yang diteliti tidak melebar, maka perlu diberikan batasan masalah dalam penelitian ini yaitu teori keselamatan dan kesehatan kerja menggunakan teori Mangkunegara (2006). Sedangkan teori kinerja karyawannya oleh Wilson Bangun (2012). Teori ini mencakup jumlah pekerjaan, kualitas pekerjaaan, ketepatan waktu, kehadiran dan kemampuan bekerja sama.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah:

a. Untuk mengetahui pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di PR. HF PRIMA Malang.

(24)

9

c. Untuk menganalisis pengaruh signifikan keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan PR. HF PRIMA Malang.

d. Untuk mengetahui variabel mana yang lebih kuat berpengaruh terhadap kinerja karyawan PR. HF PRIMA Malang.

2. Kegunaan Penelitian

a. Bagi perusahaan, diharapkan dapat memberi masukan yang positif bagi perusahaan terkait khususnya dalam upaya meningkatkan kinerja karyawan melalui keselamatan dan kesehatan kerja.

(25)

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Penelitian Terdahulu

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Argha Dwi

Wijayansha (2012) dengan Judul “Pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja

terhadap kinerja karyawan bagian produksi pada PR. Putra Gemilang Malang”. Adapun tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui apakah pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

Berdasarkan koefisien regresi dari masing-masing variabel dapat diketahui besarnya pengaruh masing-masing variabel, untuk keselamatan kerja diperoleh angka sebesar 0,369, dan variabel kesehatan kerja diperoleh angka sebesar 0,353, dengan demikian dapat dikatakan bahwa keselamatan kerja paling berpengaruh terhadap kinerja karyawan bagian produksi pada PR Putra Gemilang Malang.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Bawon Riki Hayati

(2011) dengan Judul “Pengaruh pelaksaan keselamatan dan kesehatan kerja

terhadap kinerja karyawan bagian produksi pada PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Lawang-Malang”, menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel keselamatan dan kesehatan kerja dengan kinerja karyawan bagian produksi pada PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal

(26)

11

Lawang-Malang. Adapun secara sistematis hasil penelitian terdahulu yang digunakan dalam penelitian ini dapat disajikan pada tabel 2.1

Tabel 2.1

Perbedaan dan Persamaam Penelitian Terdahulu dan

Sekarang

Nama Peneliti

Judul Variabel Teknik

Analisis Nusantara Unit Patal Lawang-Malang

(27)

12

sama-sama menggunakan variabel terikat yaitu kinerja. Sedangkan perbedaannya pada obyek dan jumlah sampel penelitian.

B. Landasan Teori

1. Definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Istilah keselamatan dan kesehatan kerja merupakan satu makna dalam secara kongkretnya, Mangkunegara (2006:161) mengemukakan bahwa dalam bidang kepegawaian kedua istilah tersebut dibedakan atas keselamatan kerja dan kesehatan kerja. Keselamatan kerja menunjukkan kondisi aman selamat atas penderitaan, kerusakaan atau kerugian di tempat kerja. Risiko keselamatan merupakan aspek-aspek dan lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar, kerugian alat tubuh, penglihatan dan pendengaran.

Sedangkan kesehatan kerja menunjukkan pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja (Mathis, 2002:245). Risiko kesehatan merupakan faktor-faktor dalam lingkungan yang bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan, lingkungan yang dapat membuat stress emosi atau gangguan fisik. Praktek manajemen kesehatan di perusahaan bertujuan untuk memelihara kesejahteraan individu secara menyeluruh.

(28)

13

perlindungan terhadap fasilitas pengusaha dan peralatan yang ada dan akses-akses yang tidak sah dan untuk melindungi para karyawan ketika sedang bekerja atau sedang melaksanakan penugasan pekerjaan. Dari pengertian tersebut bahwa disamping menjaga serta melindungi fasilitas perusahaan, keamanan juga menyentuh pemberian bantuan emergency bagi para karyawan yang sedang melakukan perjalanan dinas dan gangguan yang mungkin timbul.

2. Pentingnya Program Keselamatan Kerja

Terdapat tiga alasan penting mengapa program keselamatan kerja merupakan keharusan bagi setiap perusahaan untuk melaksanakannya, antara lain:

1 Moral

(29)

14

2 Hukum

Undang-undang tentang ketenagakerjaan merupakan jaminan bagi setiap pekerja untuk menghadapi risiko kerja yang dihadapinya yang ditimbulkan pekerjaan. Setiap negara memiliki undang-undang tentang ketenagakerjaan, tetapi memiliki perbedaan mengenai tanggung jawab atas bagian-bagian yang menjadi beban yang harus ditanggung para pemberi kerja. Namun, memiliki kesamaan dalam hal tujuan yaitu melindungi pekerja atas keselamatan dan kesehatan pekerja dalam menjalankan tugasnya.

(30)

15

para pekerjanya. Demikian pula, para pekerja berkewajiban untuk menggunakan alat pelindung diri sesuai peraturan serta mematuhi semua persyaratan tentang keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan oleh perusahaan. Berdasarkan undang-undang, ketentuan-ketentuan, dan peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh ppemerintah, hal-hal yang berkaotan dengan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh para pemberi kerjadan dipatuhi oleh pekerja itu sendiri. Berbagai bentuk kasus kecelakaan terjadi di Indonesia setiap tahunnya akibat tidak melaksanakan dan mematuhi undang-undang dan ketentuan-ketentuan tentang ketenagakerjaan.

3 Ekonomi

(31)

16

perhitungan akibat kecelakaan kerja yang diderita para pekerja.

Disamping biaya pengobatan yang merupakan tanggungan perusahaan, terdapat biaya lain seperti hilangnya hari kerja karyawan, waktu kerja karyawan lain hilang karena menjenguk karyawan yang cidera,biaya pemeriksaan lanjutan, dan gaji dibayar penuh walaupun tidak bekerja. Jumlah biaya-biaya ini bias mencapai tiga kali lipat dari biaya pengobatan awal. Oleh karena itu, suatu kewajiban bagi pemberi kerja untuk melindungi para karyawan dari kecelakaan kerja. Dapat dikatakan pula bahwa tingginya tingkat kecelakaan kerja yang dialami karyawan dalam suatu perusahaan menggambarkan kegagalan supervisor dalam menjalankan tugasnya.

3. Sumber atau Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja

a. Kondisi yang tidak aman

(32)

17

tersebut adalah tidak dikenakannya alat pelindung dan peralatan yang semestinya digunakan, kecorobohan, bekerja tidak sesuai prosedur kerja, kurangnya pengetahuan dan pengalaman kerja. Para supervisor dituntut agar dapat mengawasi pekerja untuk melakukan seluruh petunjuk kerja dalam mengurangi resiko kecelakaan kerja.

b. Tindakan tidak aman

Kebanyakan pekerja mengalami kecelakaan kerja diakibatkan tindakan manusia atau pekerja, seperti melaksanakan pekerjaan tidak mengikuti petunjuk penggunaan alat atau material, tidak menggunakan pelindung diri, membuang benda sembarangan, tidak mengamankan peralatan dengan baik, bekerja pada posisi dan kecepatan tidak aman dan bekerja dengan ceroboh.

Tindakan tidak aman

Fisik Kondisi tidak aman

Lingkungan Sumber: Cascio Managing Human Resources (3rd Ed) 1992.h.553 4. Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Mangkuprawira dan Hubeis (2007) menyatakan bahwa untuk menerapkan strategi dan program memperkecil maupun menghilangkan kecelakaan kerja, maka beberapa pendekatan sistematis yang dilakukan secara terintegrasi agar manajemen program keselamatan dan kesehatan kerja berjalan efektif, yaitu:

(33)

18

1. Pendekatan keorganisasian a) Merancang pekerjaan

b) Mengembangkan dan melaksanakan kebijakan program c) Menggunakan komisi keselamatan dan kesehatan kerja d) Mengkoordinasi investigasi kecelakaan

2. Pendekatan teknis

a) Merancang kerja dan peralatan kerja b) Memeriksa peralatan kerja

c) Menerapkan prinsip-prinsip ergonomi 3. Pendekatan individu

a) Memperkuat sikap dan motivasi tentang keselamatan dan kesehatan kerja

b) Menyediakan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja

c) Memberikan penghargaan kepada karyawan dalam bentuk program insentif

5. Pengertian Kinerja

(34)

19

Mangkunegara (2004:67), mengemukakan kinerja atau prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicaapi oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

6. Tujuan Penilaian Kinerja

Tujuan evaluasi kinerja adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja organisasi melalui peningkatan kinerja dari SDM organisasi. Secara lebih spesifik, tujuan kinerja adalah:

1. Meningkatkan saling pengertian antara karyawan tentang persyaratan kinerja

2. Mencatat dan mengakui hasil kerja seorang karyawan, sehingga mereka termotivasi untuk berbuat yang lebih baik, atau sekurang-kurangnya berprestasi sama dengan prestasi yang terdahulu

3. Memberikan peluang kepada karyawan untuk mendiskusikan keinginan dan aspirasinya dan meningkatkan kepedulian terhadap pekerjaan yang diembannya sekarang

4. Mendefinisikan atau merumuskan kembali sasaran masa depan, sehingga karyawan termotivasi untuk berprestasi sesuai dengan potensinya

(35)

20

7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Menurut Henry Simamora dalam Mangkunegara (2006:14), kinerja dipengaruhi oleh tiga faktor:

1 Faktor individual yang terdiri dari:

a. Kemampuan dan keahlian b. Latar belakang

c. Demografi

2 Faktor psikologis yang terdiri dari:

a. Persepsi b. Attitude c. Personality d. Pembelajaran e. Motivasi

3 Faktor organisasi yang terdiri dari:

a. Sumber daya b. Kepemimpinan c. Penghargaan d. Struktur e. Job design 8. Penilaian Kinerja

(36)

21

pekerjaan harus dapat diukur dan dipahami secara jelas. Suatu pekerjaan dapat diukur melalui jumlah, kualitas, ketepatan waktu mengerjakannya, kehadiran, kemampuan bekerja sama yang dituntut suatu pekerjaan tertentu.

a. Jumlah pekerjaan. Dimensi ini menunjukkan jumlah pekerjaan yang dihasilkan individu atau kelompok sebagai persyaratan yang menjadi standar pekerjaan. Setiap pekerjaan memiliki persyaratan yang berbeda sehingga menuntut karyawan harus memenuhi persyaratan tersebut baik pengetahuan, keterampilan, maupun kemampuan yang sesuai. Berdasarkan persyaratan pekerjaan tersebut dapat diketahui jumlah karyawan yang dibutuhkan untuk dapat mengerjakanny, atau setiap karyawan dapat mengerjakan berapa unit pekerjaan.

b. Kualitas pekerjaan. Setiap karyawan dalam perusahaan harus memenuhi persyaratan tertentu untuk dapat menghasilkan pekerjaan sesuai kualitas yang dituntut suatu pekerjaan tertentu. Karyawan memiliki kinerja baik bila dapat menghasilkan pekerjaan sesuai persyaratan kualitas yang dituntut pekerjaan tersebut.

(37)

22

mempengaruhi jumlah dan kualitas hasil pekerjaan. Pada dimensi ini, karyawan dituntut untuk dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. d. Kehadiran. Suatu jenis pekerjaan tertentu menuntut kehadiran

karyawan dalam mengerjakannyasesuai waktu yang ditentukan. Ada tipe pekerjaan yang menuntut kehadiran karyawan selama delapan jam sehari untuk lima hari kerja seminggu. Kinerja karyawan ditentukan oleh tingkat kehadiran karyawan dalam mengerjakannya. e. Kemampuan bekerja sama. Tidak semua pekerjaan dapat diselesaikan

oleh satu karyawan saja. Untuk jenis pekerjaan tertentu mungkin harus diselesaikan oleh dua orang karyawan atau lebih, sehingga membutuhkan kerja sama antar karyawan. Kinerja karyawan dapat dinilai dari kemampuannya bekerjasama dengan rekan kerja lainnya. 9. Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Kinerja

Karyawan

(38)

23

Dalam teori yang dikemukakan oleh Mathis dan Jackson (2005:185) yaitu performance “ability x support” yang menyatakan gambaran kinerja seseorang, maka diperlukan pengkajian khusus tentang kemampuan dan motivasi. Motivasi mulai dibentuk dari sikap seorang karyawan dalam menghadapi situasi kerja. Uraian di atas menunjukkan bahwa kinerja seseorang dipengaruhi oleh kondisi fisik dan mentalnya. Seseorang yang memiliki kondisi fisik yang baik, memiliki daya tahan tubuh yang tinggi tercermin dari kegairahan bekerja sehingga kinerjanya meningkat.

Menurut Suma’mur (2009:67) bahwa dalam pencapaian

kinerja karyawan diperlukan program keselamatan dan kesehatan kerja, dengan fungsi: (1) Melindungi karyawan terhadap kondisi yang membahayakan keselamatan dan kesehatan kerja, (2) Membantu penyesuaian mental/fisik karyawan sehingga karyawan sehat dan produktif, (3) Membantu tercapainya dan terpeliharanya derajat kesehatan fisik dan mental serta kinerja karyawan setinggi-tingginya.

(39)

24

C. Kerangka Pikir

Kerangka pemikiran adalah dasar penelitian yang disintesiskan dari fakta-fakta, observasi dan telaah kepustakaan, yang memuat teori, dalil, atau konsep-konsep yang dikemukakan oleh Mangkunegara (2006:161) dan teori Wilson (2012:231) sebelumnya, maka dapat disusun suatu kerangka pemikiran yang menggambarkan keterkaitan antara keselamatan dan kesehatan kerja dan kinerja

Gambar 2.1

Model Kerangka Pikir

Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja

Variabel kinerja (Y)

Variabel keselamatan kerja (X1) Indikator:

 Tata ruang kerja (layout)  Pencahayaan

 Adanya alat pengaman  Peraturan ditempat kerja  Asuransi kecelakaan

Variabel kesehatan kerja (X2) Indikator:

 Kebersihan lingkungan kerja

 Tersedianya air bersih  Adanya ventilasi udara  Tersedianya pelayanan

(40)

25

Dari kerangka pikir menunjukkan adanya hubungan konseptual antara keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan. Keselamatan kerja memiliki tolak ukur yaitu: Layout, pencahayaan, adanya alat pengaman, peraturan ditempat kerja, asuransi kecelakaan. Kesehatan kerja juga memiliki tolak ukur meliputi kebersihan lingkungan kerja, tersedianya air bersih, adanya ventilasi udara, tersedianya layanan kesehatan. Sedangkan kinerja karyawan meliputi jumlah pekerjaan, kualitas pekerjaan, ketepatan waktu, kehadiran, dan kemampuan bekerjasama.

D. Hipotesis

Berdasarkan penelitian terdahulu teori-teori mengenai permasalahan tentang keselamatan dan kesehatan kerja yang berkaitan dengan kinerja karyawan dapat diberikan suatu hipotesis atau dugaan sementara yang perlu dikaji kebenarannya lebih lanjut. Hipotesis tersebut adalah:

1. Keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PR. HF PRIMA Malang.

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2
Gambar 2.1 Model Kerangka Pikir

Referensi

Dokumen terkait

melalui kuesioner, Motif Anggota Komunitas Couchsurfing Surabaya dalam mengakses Website Couchsurfing adalah motif information, motif website preference, motif

independent variables. Independent variable used is the structure of assets, sales growth, firm size, profitability, and dividend policy. The dependent variable is

Dalam penelitian ini metode terse- but dignuakan untuk dapat mendapatkan suatu fakta mengenai adanya pemanfaatan sampah sebagai produk karena sampah meru- pakan salah satu fenomena

Pada bagian ini menjelaskan dimana jarak lokasi peralatan pemantau dengan bangunan dan pohon tertinggi, lebih kurang dari 10 kali tinggi bangunan atau pohon tersebut.. a)

Before the presence of UNCLOS 1982, the states only recognize the rights of transit passage at territorial sea, so that after UNCLOS 1982 there are two rights of transit

Proses desain akan dilanjutkan pada langkah perwujudan desain. Perwujudan ini merupakan langkah perancang untuk mulai menggambar wujud komponen-komponen yang ingin dibuat.

Dari keempat jenis ikan Channidae tersebut di atas, kalau diurutkan berdasarkan panjang dan berat tubuh, maka dapat diurutkan sebagai berikut : urutan pertama,

Setelah melakukan analisis pada PO Jan Kiong dan untuk mengatasi permasalahan yang diuraikan sebelumnya, dengan rancangan usulan ini diharapkan dapat membantu dalam pengolahan