• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dukungan Diri, Keluarga dan Masyarakat serta Pengaruhnya Terhadap Pemulihan Penyakit Jantung Koroner (PJK) Bagi Pasien Pria R.S. Pelni Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Dukungan Diri, Keluarga dan Masyarakat serta Pengaruhnya Terhadap Pemulihan Penyakit Jantung Koroner (PJK) Bagi Pasien Pria R.S. Pelni Jakarta"

Copied!
192
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)

DUKUNGAN DIRI, KELUARGA DAN MASYARAKAT

SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PEMULIHAN

PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)

BAG1

PASIEN PRlA R.S. PELNI JAKARTb

OLEH

M.Th. Catharina Sri Hartini

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(103)

M.TH. CATHARINA SRI HARTINI. Dukungan Diri, Keluarga dan Masyarakat Serta Pengaruhnya Terhadap Pemulihan Penyakit Jantung Koroner (PJK) Bagi Pasien Pria Rumah Sakit Pelni Jakarta. Dibimbing oleh HAM. HARDINSYAH, CLARA. M.

KUSHARTO dan MUHAMMAD ZAINI.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dukungan diri, keluarga dan masyarakat bagi upaya pemulihan pcnyaki jantung koroner (PJK). Disain studi yang digunakan ialah cross sectional. Contoh berjumlah 60 orang , kriteria pengambilan contoh : pasien rawat jalan R.S. Pelni

-

~ x a r t a , telah menderita PJK selama 1 tahun , rutin memeriksakan kesehatan 1 bulan sekali, pria umur 35 - 65

tahun, domisili di Jakarta, belum pernah mengalami operasi jantung.

Data yang digunakan adalah data sekunder dari rekaman kesehatan pasien (medical record), dan data primer dari hasil wawancara langsung. Data primer untuk mengidentifikasi sosial ekonomi : umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, status perkawinan. Data tentang riwayat sakit. Faktor risiko PJK diketahui dari : skor iisiko kardio vaskular Jakarta, indeks massa tubuh, dan lemak tlibuh pada mntoh yang masih sakii. Persepsi terhadap kemudahanlkesulitan memperoleh pelayanan medis. Dukungan diri diukur dari motivasi contoh untuk sembuh, Dukungan keluarga diukur dari bantuan moril dan materil yang diberikan keluarga pada pasien PJK. Data tentang dukungan masyarakat diukur dari bantuan rnoril dan materil yang diberikan masyarakat untuk pasien PJK. Dukungan medis dinilai dari tempat berobat contoh setelah mengalami PJK dan jenis pemeriksaan medis.

Sebagian besar contoh berusia 45-54 th. Tingkat pendidikan contoh sebagian besar perguruan tinggi (51.67%). Pekerjaan contoh adalah wiraswasta (36.67%) dan swasta (26.67%). Pendapatan per kapita perbulan antara Rp 976.660

+ Rp 1.237.872. Status perkawinan contoh yang terbanyak adalah menikah ( 96.67

-

%). Jenis penyakit yang paling banyak dialami contoh adalah

hiperkolesterol(51,67%) dengan durasi sakii yang paling banyak S I bulan (70.97%).Frekuensi sakii 5 3 kali dalam satu bulan (80.65%).Hipertensi berada pada urutan kedua sebesar (46.67%) dengan durasi terbanyak 5 1 bulan (75%) dengan frekuensi 5 3 kali dalam 1 bulan sebesar(75%). Skor risiko menurut kqrdio vaskular jakarta diperoleh hasil sebagai berikut:contoh yang memiliki risiko tinggi (98.33%)

pada contoh yang masih sakit maupun yang mulai pulih.Risiko sedang sebesar(l.67%) pada contoh yang masih sakit.Skor risiko berdasqrkan indeks massa tubuh sebesar(46.67%) memiliki risiko sangat rendah pada pntoh yang masih sakit dan yang mulai pulih. Risiko tinggi (3.33%) pada contoh yang masih sakit.

Analisis statistik yang digunakan adalah uji korelasi Spearman's, uji beda ANOVA, analisis regresi berganda dan regresi logistik. Contoh disebut masih sakit apabila melakukan aktidrtas sederhana sudah menimbulkan keluQan, memiliki keluhan bila melakukan aktifitas berlebihan, dalam keadaan istirahat masih tetap merasa sakii dan memiliki keluhan.Sedangkan contoh disebut mulai pulih apabila tidak memiliki keluhan meskipun melakukan aktifitas dan secara umum contoh merasa kesehatannya dalam kondisi baik..

(104)

(P< 0.01). Skor risiko PJK yang masih sakit lebih tinggi dibanding y q g mulai pulih. Ada perbedaan antara skor risiko yang masih sakit dengan yang mvlai pulih (PC 0.05). Skor risiko pada umur yang lebih tinggi, lebih tinggi dibanding pada umur yang rendah (PC O.Ol).Terdapat hubungan positip yang nyata antara riwqyat penyakit dengan kondisi mulai pulih dari PJK (P < 0.01)

Tempat berobat yang paling banyak dikunjungi sebelum berobqt ke spesialis jantung adalah dokter umum (83.87%). Setelah menderita PJK tempat Frobat yang paling banyak dikunjungi adalah dokter spesialis jantung (86.67 %). Sebagian besar contoh (78.33%) berpendapat bahwa dokter Puskesmas sulit dihubungi , sebaliknya semua contoh (100 %) menyatakan dokter rumah sakit paling mudah qihubungi dan (90 %) contoh menilai pelayanan oleh perawat baik. Sekitar separuq dari contoh (51.67 %) memiliki sikap gizi dan kesehatan yang tergolong negatif.Sebagian besar contoh (93.30 %) memiliki praktek gizi dan kesehatan yang tergolong kurang.

Konsumsi ikan, bayam, kangkung , sawi, pepaya, susu non leyak, ketimun pada kelompok yang mulai pulih lebih tinggi dibanding pada kelompol( yang masih sakit. Bahan makanan serta frekuensi makan pada contoh sebelum mendererita PJK memperlihatkan adanya perbedaan dengan makanan yang dikonqumsi setelah menderita PJK.

(105)

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul:

Dukungan Diri, Keluarga dan Masyarakat serta Pengaruhnya terhadap

Pemulihan Penyakit Jantung Koroner (PJK) bagi Pasien Pria

Rumah Sakit PELNl Jakarta

adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan.

Semua sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas

dan dapat diperiksa kebenarannya.

Bogor, Desember 2002

M. Th. Catharina Sri Hartini

(106)

DUKUNGAN DIRI, KELUARGA DAN MASYARAKAT

SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PEMULIHAN

PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)

BAG1 PASIEN PRlA R.S. PELNl JAKARl'4

M.TH. CATHARINA SRI HARTlNl

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains pada

Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluaqga

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(107)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Tesis :Dukungan Diri, Keluarga dan ~ a s ~ a r a k a t ' Serta

Pengaruhnya Terhadap Pemulihan Penyakit

Jantung Koroner (PJK) Bagi Pasien Pria R.S. Pelni Jakarta

Nama : M.Th. Catharina Sri Hartini

NRP : GMK P.21500009

Program Studi : Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga

Menyetujui, 1. Komisi Pembirnbing

9

Dr. Ir. H ~ M . kardinsvah, MS.

Ketua

Anggota Anggota

Mengetahui,

2. Ketua Program Studi Gizi gram Pascasarjana

Masyarakat dan Sumber Keluarga

(108)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas limpahan berkat karunia dan curahan kasih-Nya yang amat besar, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Tesis yang berjudul "Dukungan Diri, Keluarga dan Masyarakat Serta Pengaruhnya Terhadap Pemulihan Penyakit Jantung Koroner (PJK) Bagi Pasien Pria R.S. Pelni

-

Jakarta. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. HAM. Hardinsyah, MS selaku ketua komisi peqnbimbing, Ibu Dr. Clara. M. Kusharto, M.Sc. sebagai anggota komisi pembimbing, dan dr.Muhammad Zaini, Sp.JP sebagai pembimbing dari poli jantung R.S. Pelni- Jakarta, yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan selama penyusunan tesis ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Dr.lr. Hadi Rijadi, MS sebagai dosen penguji. 2. Pihak rnanajemen R.S. Pelni

-

Jakarta.

3. Kepala bagian rekam medik, Ibu Indah, bagian rekam medik rawat jalan, Ibu Fitri dan perawat dibagian poli jantung R.S. Pelni- Jakarta, sr. Hera.

4. Yang tercinta Suami dan anak-anak (Mita, Lita dan Vita), dan keluarga. Semoga hasil penelitian ini memberi manfaat bagi penulis khususnya dan masyarakat pada umumnya.

(109)

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 16 Juni 1961. Menikah d q g a n Ir. Andon Suwito pada tanggal 02 Oktober 1985. Dikaruniai 3 orang putri yaitu Mita (16 tahun), Lita (14 tahun) dan Vita (10 tahun).

Tamat dari IKlP Negeri Jakarta tahun 1985, kemudian mengajar di SMU Santo Paulus Jakarta dan SMU Negeri 23 Jakarta. Pada tahun 198$ mengajar di SLTPN 1 Talang Ubi Pendopo Sumatera Selatan dan diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil dari Kanwil Diknas Propinsi Sumatera Selatan pada tahun 1988. Sejak tahun 1993 pindah ke Pamulang Kabupaten Tangerang dan mulqi mengajar di SLTPN 1 Pamulang pada tahun 1993 sampai sekarang. Mulai Se~tember 2000 penulis terdaftar sebagai mahasiswa, Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Pascasarjana IPB.

(110)

Halaman

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

PENDAHULUAN ... 1 Latar Belakang ... 1

Tujuan ... 3

...

Manfaat 4

TINJAUANPUSTAKA ... 5

...

Pengertian PJK 5

Faktor Risiko PJK

...

6

Dukungan Diri. Keluarga & Masyarakat ... 9

KERANGKA PEMIKIRAN ... 13

...

METODE PENELITIAN 17

Disain Dan Penarikan Contoh ... 17 Populasi Dan Teknik Penarikkan Contoh

...

17 Tempat Dan Waktu Penelitian ... 18 Jenis Dan Cara Pengambilan Data ... 18 Pengolahan Dan Analisis Data ... 24

Definisi Operasional ... 30

HASlL DAN PEMBAHASAN ... 33 ...

Keadaan Umum Lokasi 33

(111)

...

Skor Risiko 47

Persepsi Contoh Terhadap Kemudahanl

...

Kesulitan Memperoleh Pelayanan Medis 50

...

Sikap. Praktek Gizi dan Kesehatan 51

...

Dukungan Terhadap Pasien PJK 52

Jenis Bahan Makanan & Frekuensi Makan ...

57

...

KESIMPULAN DAN SARAN 68

(112)

DAFTAR

TABEL

Halaman

I . Persamaan Regresi untuk menduga

... lemak tubuh orang dewasa

...

2 . Nilai Skor PJK menurut Kardio Vaskular Jakarta

...

3 . Jenis Dan cara Pengumpulan Data

... 4 . Sebaran Contoh Berdasarkan Gejala atau Keluhan

...

.

5 Sebaran Contoh Berdasarkan Umur

...

6 . Sebaran Contoh Berdasarkan Pendidikan

... 7 . Sebaran Contoh Berdasarkan Pekerjaan

8 . Sebaran Contoh Berdasarkan Pendapatan

Perkapita Perbulan ...

... 9 . Sebaran Contoh Berdasarkan Status Perkawinan

...

10 . Sebaran Contoh Berdasarkan Riwayat Sakit

1 1 . Sebaran Contoh Berdasarkan Skor Risiko

Kardio Vaskular Jakarta ...

...

12 . Sebaran Contoh Berdasarkan IMT

13 . Sebaran Contoh Berdasarkan Sikap,

... Praktek, Gizi & Kesehatan

14 . Sebaran Contoh Berdasarkan Tempat Berobat PJK ... 15 . Sebaran Contoh Berdasarkan Dukungan Medis

...

(113)

16 . Sebaran Contoh Berdasarkan Dukungan Diri.

Medis. Masyarakat Dan Keluarga ... 56 17

.

Riwayat Bahan Makanan Sebelum Sakit ... 57 18 . Frekuensi Makan Sebelum & Setelah Sakit ... 58 19 . Makanan yang Dipantang oleh Contoh ... 60 20 . Sebaran Contoh Berdasarkan Jenis Bahan

Dan Konsumsi Makan ... 61 21

.

Hasil Analisis Regresi Berganda ... 65
(114)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

...

1 . Kerangka Pemikiran 16

2 . Data Pasien Poli Jantung R.S Pelni 2001 ... 36 3 . Kunjungan Pasien Poli Jantung RS Pelni 2001 ... 37

4 . Data Jenis Kelamin Pasien Rawat Jalan Poli Jantung ...

RS Pelni 2001 38

5 . Persentase Kemudahan Dan Kesulitan Dihubungi ... 50

(115)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

I.Hasil Uji Korelasi Spearman, Dukungan Keluarga, Dukungan Masyarakat, Dukungan Diri, Dukungan Medis , Pendapatan, Umur, Pendidikan , Skor Riwayat Sakit , Status Mulai Pulih

Dan Jenis Sakit ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... . . . .

.

75

11. Uji ANOVA Umur, Pendidikan, Pendapatan, Dukungan Keluarga, Keluarga, Dukungan Masyarakat, Dukungan Diri, Dukungan Medis IMT, Pendidikan dan Tekanan Darah, Skor risiko dan Konsumsi

(116)

PENDAHULUAN

Latar belakang

Terjadinya transisi epidemiologi di Indonesia, menyebabkan timbulnya masalah penyakit degeneratif, seperti penyakit jantung koroner. Hal ini merupakan beban ganda bagi pemerintah, karena penyakit menular dan gizi kurang masih menjadi masalah penting (Surbakti, 2000). Hasil penelitian pada beberapa rumah sakit di Jakarta, menunjukkan bahwa penderita penyakit jantung koroner, meningkat prevalensinya. Karena itu salah satu kebijakan REPELITA VI bidang kesehatan, sesuai dengan arah yang ditetapkan dalam GBHN 1999, yaitu menurunkan angka kesakitan,kematian,sebagai akibat dari penyakit menular, maupun penyakit tidak menular. Kebijakan Departemen Kesehatan untuk penanggulangan penyakit tidak menular, seperti penyakit jantung koroner, diupayakan tidak melebihi 5.3 per 100

penduduk. Atas dasar tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan pokok program adalah pengamatan (surveilance) penyakit dan pengendalian penyakit, pada tingkat primer, sekunder, tersier, dan peran serta masyarakat

Kenaikan prevalensi penyakit jantung koroner di Indonesia, sebagaimana juga terjadi di negara maju, tampaknya berkaitan dengan meningkatnya status ekonorni,atau pendapatan yang telah melarnpaui tingkat subsisten. Dari hasil penelitian WHO yang dilakukan pada tahun 1997 diperoleh hasil yang membuktikan bahwa penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian utama di dunia. Tercatat 15 juta orang meninggal akibat penyakit tersebut, atau samq dengan 30%

(117)

usia 65 th (Maryono 2000). Hasil penelitian di beberapa rumah sakit di Jakarta thn 1994-1 996 menunjukkan bahwa penyakit jantung koroner, cenderung meningkat prevalensinya. Terdapat 43.7 kasus usia penderita mulai dari 35 tahun, yang merupakan usia produktif. Proporsi terbesar dialami oleh penderiita usia 45-60 tahun. Pada penelitian sebelumnya penyakit jantung koroner masih menduduki urutan dibawah penyakit infeksi dan penyakit parasit (Surbakti, 2000). Kajian di Amerika memberi gambaran tingginya prevalensi penyakit jantung koroner, bahkan menjadi penyebab kematian utama (Lindsay,ef,al, 2001).

Adanya kenyataan yang menunjukkan penyakit jantung koroner ,sebagai penyebab kematian utama baik di Amerika ,maupun di Indonesia,mendorong masyarakat untuk lebih mengenal faktor pencetus penyaki tersebut. Terdapat perbedaan yang sangat mendasar, diantara kehidupan masyarakat di kedua negara tersebut.

Perbedaan aspek sosial budaya, yang mencakup tentang pola makan, jenis bahan makanan, adat-istiadat perlu ditelaah apakah memang menjadi penyebab tingginya prevalensi penyakit jantung koroner. Perubahan gaya hidup, terutama masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan dianggap sebagai salah satu Skor penyebab meningkatnya kasus penyakii jantung koroner (Rakhmat. 2OO?).Saat ini penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian nomor satu di Indonesia. Hal ini disebabkan karena terjadinya penyempitan pembuluh darah, salah satu

penyebabnya adalah konsumsi makanan yang mengandung kolasterol secara beriebihan (Khomsan, 2001).

(118)

moril, maupun materil. Dari beberapa penelitian yang dilakukan di Amerika, menunjukkan bahwa dukungan dari pihak keluarga, dan kawan dapqt mengurangi tingkat keparahan, maupun risiko penyakit tersebut (Lindsay,et.al, 2001).

Publikasi tentang manfaat dukungan diri, keluarga dan masyarakat terhadap upaya Pemulihan penyakit jantung koroner,dari media cetak,mgupun media elektronik masih sangat kurang , oleh karena itu peneliti ingin mengkqji lebih lanjut, keterkaitan antara dukungan din, keluarga dan masyarakat, dalqm pemulihan penyakii jantung koroner, terutama bagi pasien yang telah menderitq sakit selama kurang lebih 1 tahun dengan teratur berobat jalan 1 bulan sekali ke rymah sakit.

Tujuan

Tuiuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dukungan diri, keluarga dan masyarakat pada penderita penyakit jantung koroner.

Tuiuan Khusus

1. Mengidentifikasi sosial ekonomi (pendapatan, pendidikan , status perkawinan

, umur , pekerjaan ), riwayat sakii penderita penyakii jantung koroner ( durasi sakit, frekuensi sakit, tempat berobat ), dan skor risiko penyakit yang dimiliki penderita penyakii jantung koroner

2. Mengidentiikasi persepsi terhadap kemudahanlkesulitan memperoleh pelayanan medis yang diterima penderita penyakit jantung kor~ner.

(119)

4. Menganalisis hubungan dukungan din, keluarga, masyarakat, dan dukungan medis, dengan pemulihan penyakit jantung koroner.

5. Mengidentifikasi jenis bahan makanan dan frekuensi konsuwi makan yang turut membantu pemulihan penyakit jantung koroner.

6. Menganalisis pengaruh dukungan diri, keluarga, masyarakat, dan dukungan medis dalam pemulihan penyakit jantung koroner

Manfaat

(120)

TINJAUAN PUSTAKA

Penyakit Jantung Koroner

Tubuh akan selalu sehat, jika seluruh pembuluh darah dalam kondisi yang lancar, tidak mengalami penyempitan dan penyumbatan (Atherosklerosis). Pembuluh darah merupakan saluran logistik yang memiliki peranan amat penting yaitu menyalurkan oksigen dan tat makanan (Tjondro, 1995). Apabila oksigen dan zat makanan yang diperlukan tubuh untuk menjalankan fungsinya terganggu, maka akan terjadi gangguan pada semua organ tubuh dalam melaksanakiln fungsinya. Pembuluh darah yang bebas dari penyempitan dan penyumbatan membuat tubuh menjadi sehat. Makanan yang sehat berperan membantu pembuluh darah bebas dari penyempitan dan penyumbatan.(Hu ,2000).

Apabila konsumsi lemak dalam hidangan terutama berasal dari asam lemak jenuh melebihi 30 % dari energi total, menimbulkan penyakit yang disebabkan karena kelebihan lemak. Salah satu dari jenis penyakit tersebut adalah penyakit jantung koroner. Penyakii jantung koroner disebabkan karena kelebihan dan penimbunan lemak pada lapisan pembuluh darah di dalam tubuh sehingga menyebabkan terjadinya penyumbatan sebagian atau total dari satu atau lebih pembuluh darah koroner. ( Dixon dan Ernest, 2001). Penyumbatan pembuluh darah koroner terjadi akibat adanya proses asterosklerosis (pengapuran) pada dinding arteri koroner. Bila penyempitan dan pengerasan cukup berat,akan menyebabkan pasokan darah ke jantung tidak cukup jumlahnya sehingga menimbulkan penyakii jantung koroner (Gerhard,2000). Dari hasil penelitian terdahulu dikatahui 34,7 %

(121)

jantung koroner umumnya terjadi seiring dengan bertambahnya usia, perubahan gaya hidup,dan perubahan pola makan (Hu,2000).

Gejala penyakii jantung koroner yang sering dialami pendent? adalah nyeri dada di sebelah kiri dan sesak napas. Rasa nyeri di bagian dada sebelah kiri hilang timbul, dimana kadar nyeri sesuai dengan gradasi penyakit. Tiqgginya kadar kolesterol dalam darah, penyakit darah tinggi, penyakit diabetes melitus, kegernukan, kurangnya gerak tubuh perubahan pola hidup termasuk perubahan pola makan, dianggap sebagai penyebab timbulnya penyakit jantung k~roner (Elroy, 1989).Menghindari kegemukan merupakan tindakan penting yang dapat dilakukan untuk menghindari penyakit jantung koroner. Berat badan yang berlebihan akan menambah beban kerja jantung. Timbunan lemak dalam otot jantung menggangu efisiensi gerakan jantung. Penimbunan lemak disekeliling organ

-

organ abdomen dapat menggangu gerakan diagfragma, keadaan tersebut menambah gejala sesak napas yang terdapat pada penyakit jantung koroner (Gerhard, 2000).

Berbagai penelitian menunjukkan dengan mengurangi kadar kolesterol dalam darah dapat menurunkan risiko penyaki jantung koroner. Di dalam tubuh, kolesterol diangkut ke dalam darah oleh suatu jenis lemak yang disehut lipoprotein. Ada tiga jenis lipoprotein :

1. High Density Lipoprotein Cholesterol ( HDL). Mengandung sebagian besar protein. HDL membawa kolesterol keluar dari pembuluh qarah ke hati,

memiliki kemampuan untuk membuang kelebihan kolesterol gari pembuluh darah arteri dan karena itu disebut dengan "kolesterol baik ". Makin tinggi kadar HDL makin terlindung seseorang dari penyakit jantung k~roner.

(122)

darah dapat mengendap di dinding arteri, menjadi padat, yqng terdiri dari campuran kalsium, fiber dan zat

-

zat lain yang disebut plak. Terbentuknya plak menyebabkan penyakit arterosklerosis. Sebenarnya jantungnya sendiri biasanya sehat, namun saluran darahnya yang tersumbat oleh plak tersebut. Hal ini disebut Coronary Heart Disease atau penyaki jantung lqoroner. Makin besar kadar LDL di dalam darah, risiko penyakii jantung kopner semakin tingi.

3. Very Low Density Lipoprotein Cholesterol. Merupakan suatu senyawa yang digunakan oleh hati untuk membuat LDL. Makin tinggi kadar VLDL dalam hati, makin besar kemungkinan seseorang mengalami penyakit jantung koroner ( Gerhard,2000).

Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi memudahkan segala informasi diterima secara cepat oleh individu. Perubahan gaya hidup yang berhubungan dengan pola makan dimana pola makan gaya asing mulai dominan disukai dan dikonsumsi oleh masyarakat. Hal ini dapat secara bertahap mengubah pola makan tradisionai dengan menu seimbang, menjadi pola makap tinggi lemak karbohidrat, garam dan rendah serat yang memiliki risiko tinggi sebqgai pencetus penyakii jantung koroner.

(123)

laki berpeluang mendapatkan penyakit jantung koroner terutama mulqi pada usia 35

-

54 tahun. Pada wanita mulai usia 55

-

64 tahun, atau setelah wanita mengalami

menopause. Hal ini berkaitan dengan hormon estrogen yang bqrperan untuk mencegah terjadinya aterosklerosis. Setelah wanita mengalami plremenopause, sedikit demi sedikit akan kehilangan hormon estrogen yang sebelumnya melindungi pembuluh darah dari kerusakan yang dapat menimbulkan aterosklerosis.

Faktor resiko penyaki jantung koroner pada wanita bersifat alami hingga dapat dicegah dengan intervensi. Menopause adalah proses alami yang terjadi pada wanita, dimana produksi hormon estrogen mulai berhenti. Bila haid bqrhenti selama 12 bulan berturut-turut tanpa sebab lain kecuali oleh faktor umur, Menopause umumnya terjadi pada wanita saat usia 45-55 tahun. Saat itulah wanita akan mengalami perubahan siklus hormonal yang menimbulkan berbagai keluhan yang tidak menyenangkan. Kondisi ini merupakan penyebab timbulnya pqyakit jantung koroner pada wanita (Gerhard, 2000).

Berkembangnya proses aterosklerosis dipicu oleh faktor risik~ yang dapat diubah seperti misalnya : 1. tekanan darah tinggi ; 2. diabetes mellitus ; 3. obesitas ;

4. merokok ; 5. dislipidemia. Faktor yang tidak dapat diubah ialah: 1 .umur ; 2. jenis kelamin ; 3. keturunan.(Maryono,2000)

Orang yang memiliki kebiasaan merokok mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk mengalami serangan jantung terutama bagi perokok berat atau yang merokok

(124)

kacau. Racun dalam rokok mengurangi kadar kemurnian oksigen yang dihirup oleh perokok, maupun orang yang berada disebelahnya, racun tersebut memiliki daya ikat yang sangat kuat terhadap hemoglobin, ha1 itu akan menimbulkan penyempitan pembuluh darah. Timbul pembengkakan pada bilik kanan jantung @la darah yang diangkut kotor karena jantung dipaksa bekerja lebih keras(Anies,2002).

Dukunnan Keluarqa Dan Masyarakat

Yang dirnaksud dengan dukungan adalah persepsi individu akan kenyamanan, perhatian, penghargaan, atau bantuan yang diberikan ohh orang lain I

kelompok lain. lnteraksi sosial yang positip bagi pasien penyakii jaqtung koroner adalah adanya perhatian, penerimaan sehingga pasien dapat beradaptasi terhadap berbagai rasa nyeri, ketidaknyamanan, dan ketidakmampuan yang dialami berkenaan dengan penyakitnya.

Dukungan yang dimaksud adalah dukungan yang dipersepsikan pasien berdasarkan interpretasinya terhadap perilaku orang lain seperti misalnya keluarga, teman, dokter, dan perawat dalam berinteraksi dengannya (Gottlieb,l994). lnteraksi personal antara pasien dengan lingkungan sekiiarnya, berkaitan erat dengan adanya pernberian dukungan. Dukungan diberikan untuk mengurangi perasaan sedih, lemah, tidak berdaya, yang pada umumnya dialami penderita penyaki jantung koroner. Pemberian dukungan baik moril maupun materil dapat

menumbuhkan, meningkatkan harga diri, rasa percaya diri pasien penyakit jantung koroner dalam menghadapi penyakitnya (Pashkow, 1997).

(125)

dukungan dibanding dari kenalan biasa. Perhatian, kasih sayang adalah bentuk dukungan moril yang diberikan oleh keluarga. Pemberian informasi tqtang penyakit jantung koroner dapat diberikan oleh dokter, perawat, atau sesama penderita penyakit jantung koroner, sebagai salah satu contoh bentuk dukunggn moril yang dapat diberikan (Pashkow,1997). lkatan hubungan antara anggota keluarga, orang- orang diluar anggota keluarga dengan penderita penyakit jantung koroner diperkirakan sebagai salah satu unsur yang memberikan kekuatan kepada penderita untuk menjalani penyakitnya (Muro,2000).

Dukungan yang diberikan oleh anggota keluarga maupun oleh masyarakat dapat berbentuk moril dan materil. Bentuk dukungan moril beypa nasehat, perhatian, kasih sayang. Adanya perasaan disayang, diperhatikan, dihargai dan ditolong menyebabkan pasien penderita penyakit jantung koroner me~iliki perasaan tenang, karena ada orang lain yang masih menunjukkan keperduliaq, menghargai dan menyayangi (Gottlieb,l994). Dukungan keluarga dan masygrakat dapat diberikan dengan cara menjalin hubungan yang akrab antara individu atau sekelompok orang lain dalam suatu jaringan sosial yang dapat dianqalkan. Dalam hubungan tersebut individu merasakan adanya sekelompok orang lain yang dapat memberikan bantuan, perhatian, kasih sayang, penilaian, dan nasehqt yang positif bagi upaya pemulihan penyaki (Gottlieb, 1994). Beberapa contoh dy kungan moril yang dapat diberikan keluarga dan masyarakat antara lain : mengatur pola makan penderita penyaki jantung koroner, memberikan obat dengan teratur, menciptakan lingkungan hidup yang sehat dan tentram, mendoakan pemulihan, memberi nasehat yang berkaitan dengan pemulihan penderita penyaki jantung koroner.

(126)

2001). Menjalin korltak sosial dengan anggota keluarga dan masyarakat diharapkan dapat memberikan kekuatan mod dan materil pada penderita penyakit jantung

koroner. Peningka1:an upaya Pemulihan dan rehabilitasi bagi penderita penyakii ,jantung koroner merupakan bentuk keterlibatan secara langsung dari keluarga,

masyarakat, maupiln pemerintah. (Andrew, 1999).

Dukungan keluarga dan masyarakat yang memiliki keintiman atau keakraban secara emosional dianggap memiliki pengaruh terhadap upaya pemulihan. Selain pasangan hidup, anggota keluarga yang lain seperti misalnya anak, saudara, orang tua, teman dekat, teman kerja, kalangan profesiqnal di bidang kesehatan juga mlerupakan pemberi dukungan baik moril maupun materil bagi penderita penyakit jantung koroner.

Upaya adallah usaha yang dilakukan untuk mencapai suatu maksud, ~memecahkan persoalan, atau mencari jalan keluar (Poerwadarminta, 1999). Upaya (dilakukan sebagai usaha pencapaian kebutuhan pemenuhan din. Mgnusia bukan saja ingin mempertahankan kehidupan, namun juga ingin meningkqtkan kualitas Ikehidupan. Kebutuhan akan pemenuhan din dilakukan melalui berbagai bentuk yaitu :(A) mengemb'angkan dan menggunakan potensi diri yang dimiliki dengan cara yang kreatif, konstlluktif ; (2) memperkaya kualias kehidupan dengaq rnemperluas rentangan kualitas pengalaman serta pemuasan ; (3) membentuk hybungan yang lhangat dan berarti dengan orang lain ; (4) berusaha menjadi individu yang menyenangkan. (Dj~okomoeljant0,2001).

(127)

mempunyai daya pendorong atau ~motivasi bersifat menetap dan mengandung unsur evaluasi,yang timbul dari pengalaman (Djokomoeljanto,2001).

(128)

Dukungan yang diberikan pihak keluarga dan masyarakat, kepada salah satu anggota keluarga yang menderita penyaki jantung koroner, sangat berarti bagi pemulihan penyakit tersebut. Dari penelitian yang dilakukan sebelumnya diketahui bahwa peran keluarga dalam memberi dorongan, perhatian pada pasien dapat mengurangi risiko,dan menurunkan angka kematian (Muro,2000).

Keinginan untuk pulih harus merupakan suatu kebutuhan yang timbul dari dalam diri pasien. Peranan keluarga,dan lingkungan masyarakat untuk menumbuhkan motivasi dalam din penderita penyakit jantung koroner, merupakan sumber kekuatan, untuk mencapai pemulihan.

Persepsi individu berkaitan tlengan penyakii yang dialami yaitu:

(129)

Upaya pemulihan penyakit jantung koroner dapat diperoleh dengan adanya dukungan moril dan materil, dari pihak keluarga , masyarakat, tqnaga medis. Dukungan moril dari keluarga dan masyarakat dapat diwujudkan dalam bentuk mengatur pola makan, memberi motivasi untuk menghentikan kebiasaan merokok dan minum alkohol, rnenganjurkan~ serta ikut melakukan olah raga secara teratur. mengingatkan minum obat sesuai dosis yang dianjurkan, menginqatkan jadwal kunjungan ke dokter, mendoakan pemulihan. Pihak keluargq diharapkan mengupayakan terciptanya suasana kehidupan yang tenang, jauh dari stress.

Adanya partisipasi dari seluruh anggota keluarga dapat merupakan dorongan kearah pemulihan Bantuan berupa materil yang sangat diharapkan dapat berupa uang, pemberian makanan bergizi

, obat- obatan dan transportasi. Yeterlibatan di

masyarakat ikut menentukan kualitas dan kuantitas dukungan yang diterima oleh penderita penyakii jantung koroner. ( Truswell, 2001 ).

Dukungan diri yang dimiliki penderita penyakit jantung horoner dapat mempengaruhi motivasi untuk rrlemperoleh pemulihan dengan Qentuk upaya sebagai berikut : rajin berobat, minwm obat dengan teratur, melakukan kegiatan olah raga, mematuhi anjuran diet, mencari informasi tentang upaya pemuliqan, mengenal lebih dalam tentang penyakit jantung koroner, riwayat sakit.

(130)

generasi selanjutnya. Adanya kesamaan pola makan yang cenderung mengkonsumsi lemak jenuh tir~ggi tidak dapat dirubah secarq mendadak memerlukan sikap yang bijaksana dalam mengatur pola makan keluarga kearah pemilihan bahan makanan yang lebih sehat dan seimbang (Dixon,2001).

(131)

fl

PEMULIHAN PJK

(

7

I

DUKUNGANMEDIS

I

I

I

DUKUNGAN blON I MEDlS

I

I MEDlS

Tempat berobat

I

I

Mengatur pola makan Memberikan Obat Meneman1 r e aolcter

I tJefieiiiafii baiolah irgr

Mempelajari penyebab PJK Memberikan nasehat Mernberikan kasih sayang

I*

Materil

I

Uang Makanan Obat a b a t a n Transport

Moril

I*

I

Memberi nasehat Mengingatkan berobat Memberlltan semangat

* Materil

Uang Makanan Obat-obatan Transport

I

Motivasi untuk sembuh

I

1. OR teratur 2. Zlkirlmedltasl 3. Pengobatan alternatif 4. Rekreasi

6.Obat tradislonal 6. Minum obat teratur 7. Minum Vitamln 8.Mlnum Air Putlh 8 glslhr 9. Anggota kel. Yg PJK 10. Kompllkasl Penyakit

12. Mengenal gejala awal PJK 13. Sadar Usla Lanjut

muaan ieritena 14. Dlskusi dgn dokter 16. Rutln perlksa 16. Kualitas makanan 17. Menu Selmbang 18. Prioritas dlrn kel. 19. Makanan sellngan 20.Mlnum Kopi

-Kardio Vaskular Jakarta

-

Lemak Tubuh

-

lndeks Massa Tubuh

PENDlDlKAN PEKERJAAN PENDAPATAN STATUS PERKAWINAN

KERANGKA PEMlKlRAN

DUKUNGAN DlRl , KELUARGA & MASYARAKAT

(132)

METODE

Disain dan Penarikan Contoh

-

Disain penelitian yang sesuai untuk dapat memahami permasalahan dukungan keiuarga dan sosial dalam Pemulihan penyakit jantung k~roner, adalah cross sectional study yaitu pengamatan yang dilakukan sekaligus pada waktu yang sama dan retrospektif yaitu mencari informasi tentang frekuensi makqn dan riwayat sakit yang pernah dialami sebelum menderita penyakit jantung koroner ( PJK). Kriteria contoh adalah sebagai berikut :

1. Pasien pria usia 35

-

65 tahun.

2. Mengalami atau mulai pulih dari Penyakit Jantung Koroner

3. Menjadi Pasien rawat jalan Poli Jantung RS Pelni Petamburan Jakarta 4. Belum pernah menjalani operasi jantung.

5. Bermukim di wilayah DKI Jakarta.

6. Bersedia di wawancara dan menjadi contoh dalam penelitian iqi.

Populasi dan Teknik Penarikan Contoh.

Populasi target pada penelitian ini adalah semua pasien peqderita jantung koroner di Poli Jantung RS Pelni-Jakarta. Sampel pada penelitian ini ialah: pasien penderita jantung koroner yang berobat jalan di Poli Jantung. Pasien menderita PJK selama 1 tahun dan rutin memeriksa kesehatan 1 (satu) bulan sekali. Pasien penyaki jantung koroner akan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu :

(133)

2. Kelompok yang mulai pulih, tapi masih tetap mengkonsultqsikan kondisi kesehatannya kepada dokter secara rutin.

Setiap kelompok akan diambil sebagai sampel sejumlah 30 orang.

l'empat dan Waktu

-

I. Penelitian dilakukan di Poli Jantung R.S Pelni

-

Jakarta pada bulan Maret

-

Agustus 2002. Proses tabulasi analisis data dan penulisan hasil penelitian

diselesaikan pada bulan November 2002. Penetapan rumah sakit Pelni

-

Jakarta didasarkan karena pertimbangan berikut :

1. R.S Pelni -Jakarta merupakan rumah sakit swasta tipe B+ ,yang ada di wilayah Jakarta. Sebagian besar pasien berasal dari kalangan

menengah keatas.

2. Jenis kelamin pria, merupakan jenis kelamin mayoritas dari penderita penyakit jantung koroner di R.S Pelni

-

Jakarta

3. Pasien penyakit jantung koroner di rumah sakit Pelni -Jakarta pada umumnya berusia > 35 tahun.

4. Pimpinan rumah sakii Pelni

-

Jakarta memberikan kepudahan dan fasilitas dalam persiapan dan pelaksanaan penelitian.

Jenis dan Cara Pennambilan Data

(134)

gizi dan kesehatan, praktek gizi dan kesehatan, dukungan diri, masyarakat, keluarga, medis dan data tentang frekuensi makan.

Data dikumpulkan dengan cara sebagai berikut :

1. Data sekunder: kondisi kesehatan contoh, data diperoleh dari catatan rekam medis (medical record), kajian dokumentasi dan kepustakaan dari publikasi atau laporan instansi yang terkait.

2. Data primer: sosial ekonomi, riwayat sakit, skor risiko kardio vaskular Jakarta, persepsi terhadap kemudahanlkesulitan memperoleh pelayanan medis, sikap gizi dan kesehatan, praktek gizi dan kesehatan, cfukungan diri, dukungan masyarakat, dukungan keluarga, dukungan medis dan frekuensi makan dengan teknik wawancara langsung menggunakan kueqioner.

Penentuan kejadian saki dalam ilwayat sakit contoh berdasarkan penilaian menurut laboratorium Klinik RS Pelni Petamburan Jakarta dengan penilaian sqbagai berikut: Hiperkolesterol ( LDL > 160 mg I dl, HDL < 35 mg / dl, Trigliserida >. 150 ml I dl ).

Hipertensi ( > 140190),tinggi asam urat : kadar asam urat > 3.4 n;lgldl.Diabetes rnellitus : kadar glukosa darah sesudah puasa 10 jam

.

80 mg / dl, 2 jam sesudah makan

>

130 mg 1 dl. Data tentang berat badan diperoleh dengan penimbangan langsung menggunakan alat timbangan injak. Tinggi badan qukur dengan menggunakan microtoise ( data sekunder). Data skor risiko dari lemak tubuh menurut Durnin dan Womesly (1974) membuat penggolongan lemak tubuh menjadi tiga bagian yaitu : kurus (1 0-1 5 %), sedang (1 5-20%), gemuk e 2 0 %).
(135)

dengan posisi contoh berdiri dalam keadaan santai. Pengukuran dilakukan masing- rrlasing 3 kali hasilnya kemudian di rata-rata menggunakan alat yang disebut skinfold caliper merk Lange dengan ketelitian 0.5 mm. Hasil pengukuran tersebut kemudian dihitung dengan cara memasukan nilai densitas tubuh yaqg didapat dari persamaan Sin.

Tabel 1 Persamaan regresi untuk menduga lemak tubuh orang dewasa

Umur

Laki-

Iaki

(Tahun

) a b

>50 1.1715 0.0779

17-72 1.1765 0.0744

Durnin & Womersley ( 1974 )

F%

= persentase lernak tubuh, D

=

densitas tubuh. Densitas (D) : a

-

b

log

C

A = Intercept B = Slope

(136)

Contoh pehitungan:

Contoh A adalah laki

-

laki umur 56 tahun, berat badan 65 Kg, setelah diukur ciidapat total tebal lipatan kulit di 4 bagian tubuh adalah 122 mm. Maka densitas tubuhnya (0)-nya adalah :

[I = 1 .I715

-

0.0779 log 122 = 1.171 5

-

0.0779 ( 2.086 ) = 1 .I715

-

0.1624

=

1.0091

Lemak tubuh ( % ) adalah

= 4951 1.0091

-

450

=

490.53

-

450

=

40.53 %

Berat lemak tubuh :

=

40.531100 x 65 Kg

=

26.34 Kg

Berat bukan lemak :

(137)

Tabel 2 Nilai Skor risiko PJK menurut Kardio Vaskular Jakarta

I

Skor Risiko Jenis kelamin

Wanita Laki

-

laki

Umur ( tahunl 25-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64

Tekanan darah sistoliW diastolik (mmHg

< I 301~85 130-1 391~85-89 140-1 59IC90-99 160-1791<100-109

2 1801~110

lndeks massa tubuh ( ~ a l r n ~ l 125 26-29 230 Merokok Tidak Bebas Perokok Merokok

t

Diabetes Mellitus

Tidak Keteranaan : Nilai Skor 0 I -4 -3 -2 0 1 2 3 0 I 2 3 4 0 I 2 0 3 4 I 0 Ya Aktifitas fisik Tidak ada Ringan Sedang Berat

Risiko rendah: Skor -7 sampai 1

2

2 1 0 -3

Risiko sedang: Skor 2 sampai 4

Kusmana. ( 2002)

[image:137.607.73.492.75.734.2]
(138)

F'enilaian Skor risiko menurut Kardio Vaskular Jakarta adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh Kusmana selama 13 tahun yang dimulai pada tahuq 1988

-

2001 pada 3 Kecamatan di wilayah Jakarta Selatan.

lndeks Massa Tubuh

Skor risiko penyakit jantung koroner dinilai juga dari IMT (Indeks Massa Tubuh). Dikategorikan menjadi 5 tingkatan risiko yaitu: sangat rendah 20-25, rendah 26-30, sedang 31-35, tinggi 36-40, sangat tinggi >40. (WH0,1995).

Tabel 3. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Berat Badan

Tinggi Badan

I

I

merk Lange dengan ketelitian 0.5

1

PENGUMPULAN DATA No.

Penimbangan langsung 2 kali dengan timbangan berat badan injak, merk Sanidata kapasitas 130 kilogram, ketelitian 0.1 kilogram.

Pengukuran langsung 2 kali dengan microtoise ketelitian 0.1

Lemak Tubuh

DATA

cm .

Pengukuran langsung 3 kali dengan alat skin

-

fold caliper

I

pendapatan, status perkawinan,

I

kuesioner Umur, pendidikan, pekerjaan,

I

riwayat sakit. Skor risiko kardio

I

I

mm .

Wawancara menggunakan

/

vascular Jakarta, persepsi

1

I

1

terhadap kemudahanlkesulitan

I

I

1

memperoleh pelayanan medis,

1

I

/

sikap gizi dan kesehatan, praktek

/

I

I

gizi dan kesehatan, dukungan diri,

I

I

/

dukungan keluarga, dukungan

/

I

I

masyarakat, dukungan medis den

I

I

[image:138.616.96.498.271.708.2]
(139)

Pennolahan dan Analisis Data

Analisa data dilakukan dengan analisis deskriptii berbasiskao tabulasi dan analisis kuantitatif I statistik.pengolahan data dilakukan dengan proses coding, editing, data entry dan cleaning. Disajikan dalam bentuk deskripti, tabulasi, serta inferensia data kuantitatif.

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan komputer program : Excel dan "SPSS 10.0 for Windows".

Karakteristik Sosial Ekonomi

Urnur contoh digolongkan menjadi 3 kelompok umur yaitu 35-44 tahun, 45-54 tahun dan 55-64 tahun.

Pendidikan contoh digolongkan menjadi pendidikan menengah (SMU) dan pendidikan tinggi (PT).

Pekerjaan contoh dikelompokan menjadi 4 yaitu ; pegawai negeri sipil (PNS), wiraswasta, pegawai swasta dan pensiunan.

Pendapatan perkapita keluarga diperoleh dari total pendapatan keluarga perbulan dibagi jumlah anggota keluarga. Pengolahan data pendapatan keluarga dilakukan setelah pendapatan perkapita dikategorikan menjadi 5 yaitu sangat rendah< Rp. 500.000,00, rendah > Rp. 500.000,OO

-

Rp. 1.000.000,00,

sedang> Rp. 1.000.000,00

-

Rp. 3.000.000,00, tinggi> Rp. 3.000.000,00

-

Rp 5.000.000,00 dan sangat tinggi > Rp. 5.000.000,00.

Status perkawinan terdapat 3 kategori yaitu menikah, duda dan bujangan.

(140)

bulan dan

2

1 bulan. Frekuensi dikategorikan menjadi 2 yaitu

5

3 kqli dan

1

dari 3

kali. Tempat berobat dikelompokan menjadi 2 ialah dokter umum dan dokter spesialis.

Skor risiko menurut kardio vascular Jakarta diukur dari 3 jenis penilaian yaitu risiko rendah dengan Skor -7 sampai I, risiko sedang Skor 2

-

4 dan risiko tinggi > 5. Skor risiko dari index massa tubuh dinilai berdasarkan 5 pengqolongan Skor

-

risiko. Sangat rendah Skor 20-25, rendah Skor 25-30, sedang 30-35, tinggi 35-40, dan sangat tinggi > 40. lndex massa tubuh (IMT) dengan rumus :

Menurut WHO 1995 skor lemak tubuh dinilai berdasarkan penggolongan sebagai berikut :

kurus = 10-1 5%, normal 15-20%, dan gemuk >20%.

Persepsi terhadap kemudahanlkesulitan memperoleh pelavanan Medis

(141)

S i k a ~ Gizi dan Kesehatan

Dinilai dari Skor yang berasal jawaban atas 15 pertanyaan mengenai pola makan menu seimbang, cara memasak yang dianjurkan, olah raga teratur, kebiasaan minuman beralkohol dan kebiasaan merokok. Penilaian dibagi menjadi 2 yaitu positif dan negatif. positif apabila jumlah jawaban yang benar

2

7596, dan

negatif

5

75%.

Praktek Gizi dan Kesehatan

Dinilai dengan Skor dari jawaban contoh atas 20 pertany~an mengenai makanan seimbang, aktivitas fisik, kebiasaan olah raga, kebiasqan merokok, kebiasaan makan bersama keluarga, dan kebiasaan makan di restoran. Skor tertinggi 20 dan terendah 0. Bila jawaban yang benar > 80% dan menqapat kategori kurang < 80%.

Jenis Bahan Makanan Dan frekuensi Makan

Jenis bahan makanan yang dikonsumsi beserta frekuensi konsumsi makan diperoleh dengan membuat penilaian awal menggunakan metode ~iwayat makan (Dietary History Method)

.

Dalam metode riwayat makan terdapat penggolongan sebagai :berikut : nama bahan makanan dan frekuensi makan

Frekuensi makan dibagi menjadi (1) > 1 ( satu) kali sehari , (2) Sekali sehari (3) 416 kali dalam seminggu , (4) 11 3 kali dalam seminggu , (5) sekali qtau beberapa kali dalam setahun. Perkiraan setiap makan dalam satuan gram.

(142)

makanan dibagi menjadi 6 jenis yaitu : (1) makanan pokok ; (2) lauk pauk ; (3)

sayuran ; (4) buah-buahan ; (5) susu tanpa lemak ; (6) bahan makanan lain-lain misalnya ; gula, kopi, mentega dan minyak.

Dukunnan Diri

Dinilai dari aspek motivasi contoh untuk pulih. Terdapat 20 pertanyaan dengan total skor tertinggi 20 dan skor terendah 0. Pertanyaan yang termasuk dalam dukungan diri untuk pulih yaitu olah raga teratur, zikir qtau meditasi, pengobatan alternatif, rekreasi, obat tradisional, minum obat teratur, minum vitamin, minum air putih 8 gelaslhari, ada atau tidak anggota keluarga yang mengalami PJK, komplikasi penyakit, pengetahuan tentang PJK dan mengenal gejqla awal PJK. Dukungan diri di kategorikan positif apabila jumlah jawaban yang benar 175% dan negatii bila

1

75%.

Dukunnan Masvarakat

Diukur dari aspek moril dan materil. Terdapat 10 pertanyaan dengan Skor tertinggi 10 dan terendah

0.

Pertanyaan yang mengandung aspek moril yaitu memberi nasehat, mengingatkan berobat, dan memberikan semangat. Sedangkan yang bersifat materil misalnya bantuan keuarrgan, obat-obatan, rqakanan serta transport. Penilaian dukungan masyarakat dikategorikan positii apqbila jawaban > 75% dan negatif

5

75%.

-

Dukuncran Keluama

(143)

dokter, mempelajari penyebab PJK, memberi nasehat dan kasih sayang. Sedangkan yang bersifat dukungan materil misalnya uang, makanan, obat-obatan dan transport untuk berobat. Skor tertinggi 20 dan terendah 0. Penilqian dukungan keluarga dikatakan positif apabila jumlah jawaban ~ 7 5 % dan negatif

5

75%.

Pukunclan Medis

Terdapat 2 aspek yang dinilai yaitu jenis pemeriksaan medis dan tempat berobat. Pemeriksaan medis dinilai dengan skor yang dihitung dari jayvaban contoh atas 12 pertanyaan mengenai tinggi badan, berat badan, pemeriksaan perut, pemeriksaan elektro kardiogram, pemeriksaan torax, test tread mill, diberi vitamin, diperiksa Hb, diukur tekanan darah, pemeriksaan detak jantung, nasehat dokter tentang pola makan dan nasehat dokter tentang rencana tindakan Pe~ulihan. Skor tertinggi 24 dan terendah 0. Penilaian dukungan medis dikatakan positii apabila jumlah jawaban

2

75% dan negatif

5

75%.

Tempat berobat dinilai dari tempat yang biasa dikunjungi contoh untuk berobat setelah mengalami penyakit jantung koroner. Terdapat 2 jenis tempat berobat yaitu: berobat pada dokter spesialis jantung dan berobat pada dokter umum. Berobat pada dokter spesialis jantung diberi penilaian positii, sedangkan berobat pada dokter umum diberi penilaian negatif.

Analisis Data

(144)

jantung koroner menggunakan uji regresi berganda. Analisis antara berbagai

(145)

o Contoh

Dukungan keluarga

o Dukungan diri

o Dukungan non medis

Orang yang telah mengalami Pqyakit Jantung Koroner selama 1 tahun

o Dukungan Masyarakat Persepsi contoh yang mengalami Penyakit

Jantung Koroner tentang kenyamanan,

perhatian, penghargaan, atau bantuan yang diberikan oleh orang lain 1 kelompok lain, selain keluarga kepada responden.

Persepsi tentang bantuan yqng diberikan keluarga, baik moril maupun rqateril kepada contoh yang memiliki ikatan perkawinan atau hubungan darah

Upaya yang dilakukan wntoh y w g mengalami PJK untuk menimbulkan dorongqn agar dapat berbuat atau melakukan suqtu tindakan Pemulihan.

o Dukungan medis Persepsi wntoh tentang pelayanqn. medis yang diberikan dokter, ahli gizi,pqrawat yang bemubungan dengan upaya pemylihan.

(146)

o Karakteristik

Moril

o Materil

o

Sosial ekonomi

n PJK

o

Frekuensi makan

o Mulai pulih

Keseluruhan reaksi psikologig dan sosial

seorang atau individu, kehidupan,

emosionalnya, kehidupan mentqlnya, tingkah laku dan reaksi terhadap lingkungannya.

Bantuan berupa sokongan batin yang diberikan pada penderita PJK, misalnya : perhatian, doa, kasih sayang dsb.

Bantuan berupa benda yang diberikan pada penderita PJK, misalnya : uang, makanan, obat-obatan , transportasi dsb

Keadaan sosial dan ekonomi contoh yang meliputi pendapatan, pendidikan, status perkawinan, umur, pekerjaan

Suatu kelainan yang disebabkan oleh terjadinya penyempitan atau penghambatan pembuluh arteri yang mengalirkan darah ke otot jantung. Sering ditandai denqan rasa nyeri atau sesak di dada, yang timbul kgrena jantung kekurangan darah atau suplai oksigen.

Banyak kali makan atau meneraogkan berapa kali makan perhari.

(147)

o

Masih sakit

o Penderita

n

Skor risiko

Contoh yang mengalami PJK dan merasa

keadaan kesehatannya belum membaik

menurut dokter yang memeriksa.

Contoh yang mengalami Penyakit Jantung Koroner dan sedang menjalangi perawatan maupun pengobatan di Poli jantyng RS Pelni Jakarta.

(148)

HASlL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Umum Lokasi

Penelitian dilakukan di Poli Jantung RS Pelni

-

Jakarta dimana rumah sakit ini rnerupakan Badan Usaha Milik Negara atau BUMN yang berlokasi di Jalan A1P.K.S Tubun

no 29-94

.

Jakarta Barat. Berdasarkan surat keputusan Gubernur wilayah DKI- Jakarta no

[I

111-4140/a/10/1975, Kepala Kantor Wilayah Departemen Kesehatan DKI Jakarta rnenunjuk RS Pelni .- Jakarta sebagai rumah sakit rujukkan untuk Jakarta Barat. E3erdasarkan surat keputusan Direktur Utama PT. Pelni no. 36lAPl1984 tanggal 26 Januari '1984, RS Pelni

-

Jakarta adalah rumah sakit kelas B' non pendidikan, mer~pakan usaha sampingan PT. Pelni dengan tugas pokok sebagai berikut:

a. Menyelenggarakan kegiatan pembinaan kesehatan bagi pegawai PT, Pelni dan keluarganya yang berhak

b. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi pensiunan karyawan PT. Pelni sesuai dengan peraturan yang berlaku.

c. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat umum yaqg memerlu kan.

d. Membantu program kesehatan nasional sesuai dengan kebijaksanaan Pemerintah dibidang perumah sakitan.

1.2 Tujuan RS Pelni

-

Jakarta secara umum adalah sebagai berikut :
(149)

yang bermutu dan terjangkau oleh rekanan dan instansi pemakai j%sa pelayanan atau masyarakat.

b. Memberikan pelayanan secara maksimal kepada mereka yang membutuhkan dengan tidak mengabaikan hak pasien.

1.3 Profil RS Pelni . jakarta.

1. Lokasi : J1.AIP.K.S Tubun no.92-94.Petamburan- Jakarta.

2. LuasTanah : 10.000 m2

3. Luas Bangunan' . 30.000 m2

4. Status : Berdasarkan SK Dirut PT. Pelni no. 36lAP11119 RS Pelni merupakan RS- BUMN.

5. Kelas : B' non Pendidikan.

6. Sasaran : Masyarakat dari seluruh tingkatan sosial ekonomi. 7. Jenis Pelayanan :

a) Pelayanan Rawat Jalan :

-

Spesialis

-

Sub Spesialis

-

Umum.

1. tSpesialis Endokrin 7.Spesialis Anak 1 3.Spesialis bedah

:?. Spesialis Paru. 8.Spesialis Jiwa 14.Sub Spesialis Hati Cerqa

13. !Spesialis Ginjal dan 9.Spesialis Syaraf 15.Sub Spesialis Bedah Syaraf Iiipertensi 10.Spesialis Gigi 16.Sub Spesialis Bedah Thorax.

4. tSpesialis Jantung. 11 .Spesialis Kebidanan. l7.Sub Spesialis Bedah Urologi

15. !Spesialis Mata. 12. Spesialis Kulit 18.lnstalasi Gawat Darurat

(150)

b) Pelayanan Rawat Inap.

1. Rawat lnap Umum : Bedah , lnternis , Syaraf dll.

2. Rawat lnap Khusus : Tuberculosis (TBC), Gastroenteritis (G-E) 3. Rawat lnap Anak

4. Rawat lnap Kebidanan

5. Rawat lnap Perinatologi ( Bayi )

6. Rawat lnap ICU I ICCU

Perincian tempat tidur menurut kelas :

Super VIP : 16. ICUllCCU kls 1 : 3

VIP : 17. Kelas 2 : 116

ICU IICCU VIP : 4. ICUIICCU kls2 : 3

Utama : 22. Kelas 3 : 135.

ICUIICCU utama : 4 . ICUllCCU kls 3 : 4

Kelas I : 52. Ruang bayi : 18 box bayi.

c) Pelayanan Penunjang Medis dan Diagnostik :

1 . Apotik 6. Kelasi

2. Gizi 7. Radiologi & CT Scan

3. Fisioterapi 8. Laboratorium

4. Ozonisasi 9. Chemotherapy

5. Tread mill

o Pelayanan Hemodialisa.

(151)

o Kamar bersalin.

o Pelayanan penunjang rumah sakit : Logistik obat

Logistik umum & makanan

Laundri

Teknik umum & elektromedik.

Angkutan ambulan.

Keaclaan umum Poli Jantung.

Poli Jantung RS Pelni

.

Jakarta mempunyai 4 orang tenaga dokter spesialis jantung yang melayani pasien secara bergantian selama 6 hail dalam satu minggu, Berdasarkan data kunjungan pasien rawat jalan periode bulan Januari 2001 sampai dengan Desember 2001, jumlah pasien rawat jalan poli jantung berjumlah 10.032 orang dengan perincian s sbagai berikut (Gambar2 )

Clambar 2. Data Pasien Poli Jantung RS Pelni . 2001.

Partikelir = 221 1

Perusahaan = 3 486 Karyawan Pelni = 262 Pensiunan Pelni = 1 833

(152)

Pasien yang berasal dari berbagai perusahaan di Jakarta yang berobat ke Poli Jantung RS Pelni . mencapai 3 486 orang , merupakan angka tertinggi dari jumlah seluruh pztsiem rawat jalan pada tahun 2001, ha1 ini menunjukkan bahwa RS Pelni

-

Jakarta telah di3erc~ya oleh pihak perusahaan untuk bekerja sama menjalin kontrak &gi pelayanan kesehatan jantung para karyawan dari berbagai instansi tersebut antarq lain : PLN, P'r.KIMIA FARMA, PT. Krakatau Steel, PN Timah dan lainnya (Gambar 2).

Poli Jantung RS Pelni

-

Jakarta juga menjadi pilihan pasien partikelir untuk tempat berobat, ha1 ini antara lain disebabkan oleh kemudahan akses pelayanan yang diberikan d m juga letak RS Pelni

-

Jakarta yang strategis, yaitu berada di dua wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Pusat dan ini dapat terlihat bahwa pasien partikelir menempati urutan kedua dari keseluruhan jumlah pasien ke Poli Jantung tersebut.

Pasien AsKes yang menjalani rawat jalan di Poli jantung RS b l n i

-

Jakarta bcirjurnlah 1833 orang, merupakan urutan ke tiga dan ha1 ini menunjukkan bahwa rumah sakit ini merupakan rumah sakit rujukkan untuk wilayah Jakarta Barat (Gamhar3).

Diata jenis kelamin pasien rawat jalan Poli Jantung RS menunjukkan bahwq pasien rawat pada Poli Jantung RS Pelni

-

Jakarta 70 % adalah berjenis kelamin pria (Ggmbar 4).

Garnbar 3 : Kunjungan Pasien ke Poli Jantung RS Pelni

.

Jakarta 2001

1

-100. .

(153)
[image:153.607.65.504.75.750.2]

Gambar 4. Data Jenis Kelamin Pasien Rawat Jalan Poli Jantung RS Pqlni 2001

Perernpuan LAKI -LAKI

30%

KEADAAN UMUM CONTOH

Kondisi Contoh :

Contoh berjumlah 60 orang, terdiri dari 30 pasien yang masih saki dan 30 pasien yang mulai pulih dari penyakit jantung koroner. Penggolongan kesehatan contoh berdasarkan data catatan rekaman kesehatan dan hasil wawancara langsunq pada wntoh. Pashkow (2000) mengemukakan bahwa terdapat beberapa kriteria klinis berkaitan dengan penerltuan kondisi wntoh yang bersifat subyektif menyangkut masalah keqehatan. Jenis pemeriksaan medis yang dilakukan dokter antara lain: 1) Mendiagnosa ke(uhan pasien ;

. 2) Memeriksa kestabilan tanda tanda vital yang meliputi irama jantung dan tqkanan darah; 3) Rekam jantung ; 4) Test treadmill; 5) Elektro Kardiogram; 6) obat-obatan; 7) Frekuensi kunjungan berobat. Dalam American Heart Association 2000 disebutkan bahwa pada umurrlnya dokter juga menganalisa tanda tanda kelelahan fisik yang dialami oleh pasien, sebagai bahan penilaian status kondisi kesehatan. Beberapa tanda kelelahan fisik yang merupakan acuan penilaian kondisi pasien antara lain:

(154)

3:) Melakukan aktifitas sederhana sudah menimbulkan keluhan.

4;) Dalam keadaan istirahat masih tetap merasa sakit dan memiliki keluhqn. Berdasarkan kriteria tersebut dapat diperoleh penggolongan contoh yang masih saki dan nnulai pulih.

Tabell 4. Sebaran Contoh berdasarkan gejala keluhan

I--

I

FREKUENSI SAKlT

I

GEJALA IKELUHAN

I n l

./o

I n l

./o

I n l

./o

I

dada sebelah kiri

I I I I I I

1

21

1

35.0

1

30

1

50.0

1

9

(

15.0

l ~ y e r i di leher

1

29

1

48.3

1

27

/

45.0

1

4

1

6.7

1

lrasa sakit seperti tertusuk jarum 130

/

50.0 123

1

38.3

1

7

1

11.7

1

nyeri di lengan kin sampai ujung lengan

l ~ y e r i di ulu spt sakit dilambung 130

1

50.0 1 2 1

1

35.0

1

9

1

15.0

I

/ ~ a s a sakit di lenaan kin

39

8

44 4 53

berkunang, pusing setelah istirahat

Dari 60 contoh yang mengalami PJK , 50 % memiliki keluhan nyeri dada sebelah 65.0

13.3 73.3 6.7 88.3

kin, rasa nyeri di leher 45 % , rasa nyeri di lengan kiri sampai ujung lengan 23 %, nyeri di

punggung 73,3 % , rasa tertindih beban berat 16,7 %

,

rasa panas seperti terbakar di 14

44 10 19 6

dada 10% , rasa sakit seperti tertusuk jarum 38.3 % , nyeri di ulu hati 35 % , rasa sakit dilengan kiri 43.3 % muka pucat mata berkunang-kunang , pusing 28.3 % ,msa nyeri tidak

23.3 73.3 16.7 31.7 10.0

hilangl setelah istirahat 11.7 %

.

Gejala atau keluhan tersebut dialami kurqng dari 2 kali sehari. Keluar keringat dingin 61.7 % , nafas susah 65 % , hilang tenaga 75 %. Gejala
(155)

atau keluhan tersebut dialami lebih dari tiga kali dalam sehari. Keluhan yang dialami contoh tersebut merupakan gejala yang sering timbul pada penyakit PJK.

Umur Contoh

Pada umumnya, sebagian besar contoh yang masih sakit terdapat pada kelompok umur 45

-

54 tahun, persentasi 56.67 % .Contoh yang mulai pulih berada pada kelompok umur yang sama yaitu 45 sampai 54 tahun, dengan persentasi 60%, rata-rata 52.37k 6.75 tahun (Tabel 5). Hasil uji ANOVA menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata antara umur contoh yang masih sakit dengan umur contoh yang mulai pulih (Lampiran 2 ). Hasil uji korelasi Spearmans, menunjukkan terdapat hubungan positif nyata antarq umur contoh dengan skor risiko penyaki jantung koroner (r= 0.651; P = 0.000). Hal ini berarti makin [image:155.611.57.523.25.772.2]

tinggi umur contoh, maka makin tinggi skor risiko penyakit jantung koroner yang dimilikinya.

Tabel 5 : Sebaran COI

umur

I

Rataan kSD

~h Berdasarkan Umur Masih Sakit

(n=30)

~ " l a i Pulih

I

Total

Min

-

Maks (35-65) (39-64)

I

(35-65)

Pendidikan Contoh.

(156)

terbanyak adalah jenjang perguruan tinggi, persentase 56.67% atau 17 orang dari 30 orang. Berdasarkan pengelompokkan tersebut , maka sebagian besar c ~ n t o h memiliki tingkat pendidikan perguruan tinggi, dengan persentase 51.67% (Tabel 6). Hasil uji ANOVA

menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang nyata antara pendidikan contoh yang masih sakit dengan pendidikan contoh yang mulai pulih.

Tabel 6 : Sebaran Contoh berdasarkan pendidikan.

Peke rjaan Contoh

Jenis pekerjaan contoh secara umum adalah wiraswasta, yaitu sebesar 36.67%. Pada contoh yang masih sakit maupun yang mulai pulih jenis pekerjaan s&agai pegawai pensiunan memiliki jumlah yang kecil sebesar 13.33 %. Tingkat tekanan pqkerjaan yang tinggi merupakan salah satu penyebab timbulnya stresl adanya stvs membuat

pengeluaran hormon adrenalin lebih banyak, ha1 tersebut berpengaruh pqda timbulnya kekejangan arteri koroner, aliran darah ke otot jantung terganggu ,Hal tersebut memperburuk kondisi kesehatan jantung. (Petch Michel 1995). Jenis pekerjaqn wiraswasta menuntut seseorang untuk mampu bersaing secara ketat guna memperoleh keberhasilan dalam usahanya.Orang cenderung untuk terus bekerja keras mengejar kesuFsesan. Hal ini berdampak pada timbulnya stres emosional menghadapi beban pekerjaan yang semakin

r

Pendidikan SMU PT Total Masih Sakit (n=30) Mulai Pulih n 16 14 30 Total % 53.33 46.67

I 0 0

(157)
[image:157.607.44.510.23.772.2]

berat.Timbul ketidak puasan terhadap sesuatu yang telah dicapqi.Stres yang berkelpanjangan dialami akan mempengaruhi pekerjaan jantung. Jantung bekerja lebih berat ldan meningkatkan risiko tirnbulnya PJK.( Maryon0~2000).

Tabel 7 : Sebaran contoh berdasarkan pekerjaan.

I

I

Masih Sakit Mulai Pulih

I

Total

I

Pekerjaan

Wiraswsta 36.67

I

Peg. Swasta

1

8

1

26.67

t

Pensiunan 3 10.00

Total 3 0 100

Pendapatan Contoh.

(158)

Hasil uji ANOVA untuk pendapatan menunjukkan tidak terdapat pqrbedaan yang nyata antara pendapatan contoh yang masih sakit dengan pendapatan contoh yang mulai pulih (Lampiran 2).

perkapita (n=30) (n=30) (n=60)

per bulan n % n % n %

[image:158.611.46.527.8.774.2]

0 0.00 0 0.00 0 0.00

Tabel 8 : Sebaran contoh berdasarkan pendapatan perkapita perbulan.

I

Rataan

*

SD

1

4.7o6.666.7*1.240.948.8

1

5.246.666,7*1.194.450.7

1

4.976.666,7*1.237.872,2

1

Pendapatan

I

Masih Sakit

Status Perkawinan Contoh

Status perkawinan wntoh terbanyak ialah menikah sebesar 96.67% pada wntoh

Mulai Pu

Gambar

Tabel 2 Nilai Skor risiko PJK menurut Kardio Vaskular Jakarta
Tabel 3. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Gambar 4. Data Jenis Kelamin Pasien Rawat Jalan Poli Jantung RS Pqlni 2001
Tabel 5 : Sebaran COI
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui “Faktor Risiko yang Memengaruhi terjadinya Penyakit Jantung Koroner pada Pasien di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan Tahun 2014”.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rosmiatin (2012) tentang analisis faktor- faktor risiko terhadap kejadian penyakit jantung koroner

Tesis ini berjudul “Faktor Risiko yang Memengaruhi terjadinya Penyakit Jantung Koroner pada Pasien di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan Tahun 2014”.. Penulisan tesis ini

Judul Tesis : FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) PADA LANSIA BEROBAT JALAN DI RSUD LANGSA TAHUN 2014.. Nama Mahasiswa :

EVALUASI RISIKO HIPOKALEMIA DAN ARITMIA AKIBAT PENGGUNAAN INSULIN PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER KOMPLIKASI DIABETES MELLITUS DI PUSAT JANTUNG TERPADU RUMAH

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dukungan keluarga pasien dalam pencegahan sekunder pada pasien dengan penyakit jantung koroner terpasang stent yang terdiri

Judul penelitian : Dukungan Keluarga dalam Pencegahan Sekunder pada Pasien dengan Penyakit Jantung Koroner Terpasang Stent di RSUP H.. Adam

Mengidentifikasi angka kematian di rumah sakit (in-hospital mortality) pasien dengan penyakit jantung koroner (PJK) pada pasien yang menjalani tindakan operasi di RSUP