• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kadar Asam Lemak n-6 dari Minyak Jagung terhadap Kinerja Pertumbuhan Ikan Kerapu Tikus, Cromileptes altivelis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kadar Asam Lemak n-6 dari Minyak Jagung terhadap Kinerja Pertumbuhan Ikan Kerapu Tikus, Cromileptes altivelis"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)

PENGARUH KABAR ASAM LEMAK

rt-6

DAM MINYAK

JAGUNG TE-DAB

Kl[NERJA BEWTUMBUHAN

IKAN KERAPU TZKUS,

Cromileptes

attivelis

OLEH

:

RESMAYETI

PURBA

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN

BOGOR

(63)

RESMAYETI PUIRBA. Pengad Kadar Asam Lemak n-6 dari Minyak Jagung Terhadap Kinerja Pertumbuhan Tkan Kerapu Tikus, Cmmileptes altiwelis. Dibimbing oleh Dr.

Tr.

Tng Mokoginta, MS dm Dr. Ir. D d Jusadi, MSc.

Tujuan penelitian adalah men&patkan kadar asam lemak n-6 c h i minyak jagung dalam pakan yang &pat meningkatkan kinerja pertumbuhan ikan kerapu tikus, Cromileptes altivelis. Di &am penelitian ini sebagai perIakuan addah

kadar

minyak jagrtng dab111 pakan yaitu 0.0Y0, 0.70Y0, 1.704?, 2.70Y0

dan

3 . 7 W untuk rnempemleh kadar asam lem& n-6 yang

be*

yaitu 0.094, 0.5%, 1 .ON, 1.5% dan 2.W.

Tiap

per3akmn tmdrri dart rfari 3 d-angan. Pakan peneltian mempunyai kandungan protein dm energi yang m a .

Ikan

uji yang d i g u d a n d a b ikan kerapu tikits den* BoBot ma-tab 10.00 2 0.20 g. ikm dipelihm den* kepdaatan

&an

10 ekor/wac&, diberi pakan 2 M i seM ('gi dan sore) secara at sutinlim, selama 60 hari.

Hasil penelitim mmunjukkan Mwa

~~

m h p k jagung M a m palcan

dm

0.7W.7W0 &pat meningbkan kadar asam iemak n-6 tubuh ikan kerapu eikus, kemudiau k d w asam iem& n-6

tub&

twutl dengan penam- kadar minyak jagung sebesm 2.70%. Peubah rdensi protein, reknsi lemak, hju pertmnbuhan harim, efisiensi @an pada perE&-uan

kadat

rninyak jagung palcan sebesar 2.70% den* kandungm

mm

lem& n-6 se6esar 1.5% membe&an b s i l y m g lebih tin@
(64)

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul :

Pengarub kadar

asarn

lemak n-6 dm minyak jagung tehadap hnerja pertumbuhan ikan kerapu tikus, Cromileptes altivelis.

Adalah benar merupakan hasil kwya saya sendiri dan belum p e d dipublihikan. Semua sumber data dm infomasi yang chgunakan telah dinyatakan

secara jelas dan dap& diperiksa kebe-ya

(65)

Judul Tesis : PENGARUH KADAR ASAM LEMAK n-6 DARI

MINYAK JAGUNG TERHADAP KINERJA

PERTUMBUHAN IKAN KERAPU TIKUS,

Cromileptes altivelis

N a m a : RESMAYETI PURBA

N R P : P. 195.00015

PROGRAM STUD1 : Ilmu Perairan

Menyetujui :

Komisi Pembimbing

f l

-

Dr. Ir. Inp Moko~inta, MS. Ketua

Mengetahui,

i p

Dr. I

.

Dedi Jusadi MSc. Anggota

Ketua Program Studi r Program Pascasarjana

Ilmu Perairan

(66)

RIWAYAT HIDUP

RESMAWE'FP

PUaElA

dilahirkan di Pekanbaru pada tanggal 2 Mei 1963,

anak dari pasangan T. Purba (Almarhum) dan K. Situmeang. Penulis

menyelesaikan pendidikan dasar di SD Seruni Pekanbaru, pada Tahun 1975,

pendidikan menengah

p m a

Bj SMP Negeri V Pekanbaru psrda ta.hw 1979 dan

pendidikan menengah atas SMA Negeri 1 Pekanbaru pada tahun 1982.

Penulis memperoleh gelar Sarjana Perikaaan dari Program Studi Budidaya

Perikanan, Fakultas Perikanan, Universitas Riau, Pekanbaru pada tahun 1988. Sejak

tahun 1988 penulis ciiangktlt sebagai ststf penditi

di

IP2TP Bojonegam, Semg.

Jabatan peneliti penulis sekarang adalah Peneliti Madya. Pada bulan September

2000 penulis mendapaf kesempafan unfuk mengikufi pendidikan Program

Pascasiqana di Institut Pertanian Bogor yang chbiayai Beasiswa Proyek PAATP dari

(67)

PRAKATA

Penulis mengucapkan puji syukur atas karunia dan bimbinganNya, dengan

selesainya laporan penelitian be judul " Pengaruh kadar asam Iemak n-6

dari

rninyak

jagung terhadap kinerja pertumbuhan ikan kerapu tikus, Cronzileptes altivelzs.

Laporan ini disusun krdasakan hasil penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei

2002 sampai Juli 2002.

Pada

kesempatan ini penulis mengucapkm terimakasih kepada :

1. ibu Dr. Ir. Ing Mokoginta, MS, selaku Ketua Komisi Pembimbing

2. Bapak Dr. Ir. Dedi Jusadi, MSc, selaku Anggota Ko~nisi Pembi~nbing

Yang telah m e m b e r h saran dan &an serta bimbingannya selama penelitian

hingga selesainya penulisan laporan ini.

Un& suami, Drs. Coster Napitupulu dm anakku tercinta, Karel Cores yang

telah banyak memberikan doa dan pengorbanan serta pengertian selama kuliah

sampai selesainya penyusunan laporan ini, Orang nLaku dan saudara-saudaraku

terkasih di Pekanbaru, terimakasih atas doa

dan

bantuannya.

Penulis mengucapkan temnakasih, kepada Kepala Litbang Pertanian, Pemimpm

Proyek PAATP, Bapak Kepala lPZTP Bojenegara, yang telah memberi kesempatan

dan

biaya bagi penulis untuk menyelesaikan pendichkan. Penulis juga menympaikan

terimakasih kepada teman-teman AIR 2000, khususnya kelompok Nutn'si yang telah

memberi masuklcan selama penelitian

dan

penyusunan laporan ini.

Semoga tesis ini &pat bemanfaat, segala kritik dan saran yang bersifat

rnernpehiki tulisan sangat penulis hargai.

Bogor, Nopember 2002

(68)

DAFTAR IS1

DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR GAMBAR PENDAHULUAN Latar Belakang

Pendekatan dan Perumusan Masalah Tujuan dan Manfaat Penelitian Hipotesis

TINJAUAN PUSTAKA Kebutuhan Nutrisi

Lemak dan Asam Lemak Esensial Darah Ikan

Lingkungan Hidup

BAHAN DAN METODE PENELLITIAN

Pakan Uji

Pemeliharaan Ikan

Pengukuran Hemolisis Darah Ikan Analisis Kimia

Analisis Statistik Peubah yang Diuji

KASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Pembahasan

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan Saran

(69)

DAFTAR TABEL

...

1. Komposisi bahm pidm pene1ith.n (%) 12

2. Hasii analisis proksimat dan

kadar

asam

lemak

...

palcan penelitjan (% bobot kering) 12

3. Rafa-rata konsumsi pakan (KP), retensi protein

(RP), retensi Iemak

(RL),

laju pertumbuhan harim (LPH)

dan

efisiensi pakan (EP) selarna

paelitian

...

17

4. Komposisi asam iemak ( % area) tubuh

ikan

awal

ifan

akhir penelitian

...

19 5. Komposisi proksimat tub& lkan di akhir

...

19

penelitian

(70)

1. Komposisi asam lemak minyak ikan (% area) ... 28

2. Komposisi asam lemak pakan penelitian (% area) ... 29

3. Komposisi vitamin mix clan mineral mix ... 30 4. Rata-rata bobot ikan kerapu tikus selama ... 3 1

penelitian

5. Suhu, salinitas, pH, ammoniak, nitrit clan oksigen ... 32 terlarut selama penelitian

...

6. Prosedur analisis hemolisis darah ikan kerapu 32

tikus

7. Analisis kadar protein pakan

dan

tub& ikan ... 33 kerapu tikus

...

8. Analisis kadar lemak pakan

dan

tubuh ikan 34 kerapu tikus

...

9. Analisis kadar abu pakan dan tubuh ikan kerapu 34

tikus

10. Analisis serat kasar pakan dan tubuh ikan kerapu ... 35

tikus

11. Analisis kadar air pakan dan tub& ikan kerapu ... 35 tlkus

12. Analisis asam lemak pakan dan tub& ikan ... 36

kerapu tikus

13. Data nilai konsurnsi pakan

(KP),

retensi protein ... 37 (RP), retensi lemak (RL), laju pertumbuhan

harian (LPH) dan efisiensi pakan (EP) selama penelitian

(71)

15

.

Hasil analisis sidik ragam retensi protein ... 3 8 16 . Hasil analisis sidik ragam retensi lemak ... 38 17

.

Hasil analisis ragam laju pertumbuhan harian ... 39 18 . Hasil analisis ragam efisiensi pakan ... 39 19. Data hernolisis darah ikan kerapu tikus (%) ... 40 20 . Rata-rata hail analisis proksimat tubuh ikan di ... 41
(72)

Usaha pembesaran ikan kerapu tikus, f :romileptes ultlve11.s yang dilakukan oleh

petani masih mengandalkan pakan i h n rucak sebagai sumber p h . Kendaia bagi petani dalam penggunaan ikan rucah adalah ketersediaannya yang dipengaruhi

musim. Upaya penggunaan @an dtennatif dengan penyusunan dan pengaturan

fbrmula pakan yang sesuai dengan kehutuhan nutrisi ikan kerapu tiku?, diharapkan

dapat lebih mengoptimalkan pertumbuhan ikan.

Pertumbuhan ikan te ja& karena adanya kelebrhan energi dari yang dgunakan

untuk kebutuhan hidup pokok. Jika kondisi lingkungan hidup optimal, maka

pertumbuhan t kan ditentukan sleh pakan yang dtben kan. Pertumbuhan ikan

maksimat apabila k e b u t h n nutrien seperti protein, karbahidrat, l e d vitamin dan

mineral serta kebutuhan energi terpenuhi dengan baik.

Lemak pakan, sebagai saiah satu nutrien yang diperlukan oleh ikan memiliki

peranan pentrng &lam tubuhnya. Selain sebagai sumber energi, lemak pakan juga

sebagai sumber asarn Iemak esensial yang rnerupakan salah satu kornponen penting

yang dapat mempengaruht pertumbuhan i d . Asam lemak esensial dapat

meningkatkan p e r h u n b b adafah dalam

hal

fungsinya sebagai komponen membran

sel dimatfa fluiditasnya sangat rnenentukan transpor nutrien metalui rnembran sel

tersebut, sehingga proses metabolisme di daiam tubuh ikan berjalan normal (Hepher,

19110). Fungsi lain asam lemak esensid addah sebagai komponen fosfolipid dan

(73)

Selanj utnya Mayes et at., ( 1999) menyatakan bahwa asam lemak esensial merupakan

komponen awd pembentuk senyawa-senyawa prostanoid yaitu prostaglandin,

prostasiklin, tromboksan dan leukotrin. Asam lemak esensial akan berperan optimum

untuk pertumbuhan ikan bila tersedia dalam pakan sesuai dengan kebutuhan ikan,

baik j umlah maupun jenisnya.

Penggunaan sumber lemak yang tepat untuk memenuhi kebutuhan akan asam

lemak esensial dapat meningkatkan pertumbuhan. Asam lemak esensial dapat

bersumber dari lemak nabati dan hewani pada ikan. Pada pembuatan pakan ikan,

minyak ikan biasa digunakan sebagai sumber asam lemak n-3, minyak jagung

sebagai sumber asam lemak n-6, dan minyak kelapa sebagai sumber asam lemak

jenuh.

Pada penyediaan pakan buatan ikan kerapu tikus, C,'romilepte.~ alt~velrs

digunakan minyak ikan sebagai surnber asam lemak n-3 dan n-6, namun diduga kadar

asam lemak n-6 dalam minyak ikan belum mencukupi kebutuhannya. Ikan kerapu

tikus, sebagai ikan laut memerlukan asam lemak n-3 untuk pertumbuhan dan

kelangsungan hidup, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa asam lemak n-6 juga

diperlukan. Oleh karena itu, percobaan untuk meningkatkan asam lemak n-6 dalam

pakan dengan menambahkan minyak jagung perlu dilakukan. Kadar asam lemak n-3

dan n-6 pakan optimum diharapkan dapat mengoptimalkan peranan asam-asam lernak

tersebut, sehingga dapat pula meningkatkan pertumbuhan ikan kerapu tikus,

(74)

Pendebtan dan Perurnusan Masalah

Lemak pakan memiliki peranan penting pada pertumbuhan ikan. Sebagai

surnber energi, lemak pakan merupakan sparrmg effect bag1 protein, Peranan lemak

pakan yang lain adalah sebagai surnber asarn lernak esensial yang tidak dapat

disintesis dalam tub& sehngga hams diperoleh melalui pakan.

Asam lemak esensial berperan sebagai struktur membran sel yang akan

mempengaruhi fluiditas membran serta enztm-enzim tertentu pada membran sel.

Kadar asarn lemak esensial optimal dapat rneningkatkan fluiditas mernbran sel dan

mengaktifkan enzim-emzim pada membran sei tersebut, s e h g g a memudahkan

transpor nutrien

dari

dan

ke luar sel, yang akhirnya akan menunjang proses

metabol isme secara keseluruhan. Asam lemak esensial juga sebagai bahan dasar

dalarn produksi senyawa-senyawa prostanoid seperti prostaglandin, trornboksan,

prostasiklin dan leukotrin (Mayes et- al., 1999). Selanjutnya, prostanoid tersebut

berperan pula pada fungsi fisiolops tubuh.

Asam lemak esensial akan berperan pa& pertumbuhan apabila ikan

rnernperoleh cukup surnber energi dan rnateri untuk rnenunjang kehidupannya.

Apabila energi yang tersedia cukup, asam lemak esensial dan protein dalam pakan

akan dimanfaatkan untuk mendukung pertumbuhan. Sebaliknya, jika energi yang

dibutuhkan tidak mencukupi maka sebagian asam lemak esensial dan protein akan

dikatabolisrne untuk rnencukupi kebutuhan energi.

Penarnbahan asam lemak esensial yang bersumber dari minyak ikan, minyak

(75)

pertumbuhan ikan. &an bandeng (5 mg) mencapai perturnbuhan optimum, apabila

diberi campuran mrnyak cod

dan

minyak kelapa I:l (Alava, f 998). Kombinasi

minyak ikan

dan

minyak jagung membenkan respon pertumbuhan udang yang lebih

baik (Xu et al., 1994). Rusttnt (2001) melaporkan bahwa tkan kerapu tikus (5 g)

dapat tumbuh dengan baik bila ditambahkan lesitin kedelai sebesar 1.14% ke dalam

lemak pakan ~0.00h. Si& (2002) mendapatkan pemberian fosEatidi&olin kedelai sebesar 1.23% &lam lemak pakan 12.0% &pat meningkatkan prtumbuhan ikan

kerapu tikw (3.99 g). Oleh karena i t y pakan buatan ikan kerapu tikus yang surnber

asam lemak esensialnya hanya dari minyak ikan perlu ditambahkan minyak jagung

sehingga dapat menkgkadmn kinerja pertttmbulran ikan.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian adalah mendapatkan kadar minyak jagung yang dapat

menghasilkan asarn fern& FZ-6 yang optiniutn dalam pakan b a g pertumbuhan ikan

kerapu tikus, Cromileptes altivelis. Sedangkan rnwaat penefitian adalah memberikan

tambahan inforrnasi tentang kebutuhan akan asarn lemak n-6 yang optimum dalam

pakan ikan kerapu tikus yang dapat dijdikan sebagai dasar penyusunan msum.

Hipotesis

Pada kondisi tingkungan optimal dan pakan dengan kandungan nutrisi yang

cukup dan seimbang, maka pemberian minyak jagung yang menghasilkan asam

lemak n-6 pada kadar tertentu dafam pakan dapat nyata memn&admn kinerja

(76)

TINJAUAN PUSTAKA

Kebutuhan Nutrisi

Pakan adalah salah satu faktor biologis yang sangat penting bagi ikan. Pada

budidaya intensif, pemberian pakan buatan hams mengandung semua nutrien yang

&perlukan seperti protein, lemak, karbohdrat, vitamin 8an mineral serta asam lemak

esensial dalam jumlah cukup

dan

berimbang.

Ikan memperoleh energi utama dari protein. Protein adalah bahan organik

terbesar di Warn jaringan ikan, bra-bra mencapai 65-790 total bobot kering dasar

(Hepher, 199U). Protein selam sebagai sumber energi juga m e ~ p a k a n penyusun

utama membran se1 sehgai struktur mekarrik, karier ddam transpor aktif

dan

sehgai

enzim datarn tubuh dan molekul reseptor yang ada pada membran sel. &an

mengkonsumsi protein untuk memasok asarn amino yang digunakan oleh jaringan

untuk sintesis protein baru. Kebutuhan protein untuk ikan laut yang bersifat

karnivora pa& umwnnya tinggi (Boonyaratpalin, f 997). Kebutwhan optimum untuk pertumbuhan ikan kerapu iikus, Oomrleptes ultivelrs (5-10 g) adalah 54.2% (Giri et

al., 1999).

Karbohidrat dibutuhkan ikan karnivor untuk keseimbangan dengan protein dan

sebagai zat pengikat daiam pembuatan pakan (NRC, 1993). &an kerapu tikus, Cmtleptes altivel~s (5- 10 g) membutuhkan karbohidrat 10- 14% (Giri et al., 1994). Watanabe (1988) menyatakan bahwa karbohidrat yang dapat dimanfaatkan serta baik

(77)

Mineral diperlukan d a b pakan ikan &lam jumlah relatif sedikit, akan tetapi

pen- untuk mempertabankan kondisi tub& n o d dan juga diperlukan mtuk

pembentwkan kerangka tulang (Watanabe, 1997). Vitamin adalah senyawa organik

yang sangat kompfek, dibutuhkan dafam jumfah yang sangat kecif untuk pertwnbuhan

dan metabofisme umumnya. Boonyaratpalin (1997) melaporkan bahwa ikan kerapu,

E'mepkeIus tauvia membutubkan L-ascorbyl-2-phosphate-Mg sebesar 30 mgCkg

pakan untuk pertumbuhan normal. Sedangkan Subyakto (2000) memperoleh

kebutuhan vitamin C &lam Irentuk APM sebesar 25 rnglkg pakan untuk pertumbuhan dan mengatasi stres pada ifcan kerapu tikus, Cromileptes ultivelis.

Lemak dan Asam Lemak Esensbf

Lemdk pakan merupakan sumber energi dan swnber asam lemak esensial bagi

ikan. Lemak &pat menyedialcan energi pemeliharaan metablime, sehingga

sebagian besar protein &pat dimanfaatkan untuk pertumbuhan

dan

perkembangan

tubuh yang rrormai W C , 1993). Watanabe (1 988) melaporkan bahwa i d , seiain sebagai sumber energi juga digunakan untuk struktur sel, mempertatmnkan integritas pa& biamembran. Kebutuhan lemak cialam pakan mtuk ikan kerapu tikus (5-10 g)

k m a k p&m merupakan sumber asam lemak esensiai yang dapat

mernpengaruhi pertumbufmn itcan Asam Iemak khususnya dan Iipid pa& umumnya berpengaruh sangat komplek yang bhubungan dengan berbagai fungsi, yang

(78)

pada biomembran sel. Keberadaan asam lemak esensial tersebut pada biomembran sel

dapat menjaga dan memperbaiki fluiditas membran sehingga fungi metalmiisme

tetap krjalan normal. Fluiditas mernbran sel sangat bergantung kepada

kesetmbangan antara

asam

femak jenuh

dan

ttdak jenuh sebagai komponen senyawa fosfolipid. Keberadaan asam lemak tak jenuh yang tinggi dalam membran sel, akan

membuat membm ti& teqampat, sehingga memurfahkao nutrien dan ion meIewati

2:zm3:rw, Fcsfc!i~ic! rn::zpzd.mg ass- lemak yang mempunyai potensi sebagai

lipofilik (gugusan yang dapat menarik lemak) dan jugs mempunyai kemmpuan sebagai hrdrujubrk (gugus penolak air). Dengan demikian, keberadaan a t - a t yang h t &am Iemak dapat ke Iuar ban masuk ke &lam sel. Fasfblipid m e m m

peranan sebagai karier asam lemak &dam &mih

cfan

r n e m u e a n terjadinya

transpr &if moiekd-mcllekuI

dan

ion-ion meiewati sel membran (Ptiiang

d m

Qojosoebagio, 1996).

Kamposisi asam Iemak esensid berasat

dari

kelompok pofy mamated

fattfr

acids (PUFA)

ctan

high& unscrturutedfuny acrds (tFCPFA) yang krperan penting pada

proses metaboiisrne membm set (Bhagavan, 1992). Asam Iemak esensiaf berperan penting dalam mengaktifkan kerja enzim

( ~ a k 3

ATP-ase pada membran sel

(Hepher, 1990). Penamhhu asam

E

d

esensiaI tersebut cfapat meningkztkan

fieksibilitas

cfan

pmiabilitas membm sel sehingga &pat pula meningkatkan

akttvitas enzim dan transportasi ion-ion ice dafam sel.

Sumber lemak pairan akan menentukan kualitas dan kuantitas asam lemak

esensiai y m g terkaudung di ddamnya. %yak ikau hut kaya akan asam temak PI-3 ,

(79)

lemak linoleat se'banyak 53-6Vh7 sedangkan minyak kelapa mengandung asam

Iemak jenuh sebesr 88.P/0 (Linder, 1992). Sumber asam Eemak yang t e p t dapat

meningkzttkan prtumbutran ikan. &an bandeng (5 mg) m e m a p i prturnbuhan

optimum, a@ib dtberi camput-an mtnyak kefapa dan mtnyak tkan cad f : I (Alava, 1998). Penambahan minyak ikan menhaden dan minyak jagung cukup baik untuk

meningkatkan kekebalan dau peittxnbuhan ikan chamel catfish (Fradossi dau

Lovell, 1994). Kombinasi minyak ikan dan minyak jagung

akan

memberikan respon pertumbhn udang yang iebih baik, dibandtngkan dengan pemberian mastng-masing

minyak (Xu, et ul., 1994).

Kebutufian asam lemak rr-3 bagi pertumbuhau ikan kerapu tikus, Cromtleptes

altivells seksar 1.4% pala lemak @an 7.8% (Suwirya et crl., 2001). &an glthead

seabream membutuhkan f .O asarrt femak rt-3 p d a iemak p k a n f 0.090

(h

et a[.,

1996). fkan kerapu tikus, thmrleptes alt~vel~s dapat tumbuh lebih baik, bila

ditambhkau asam lemak pid sebesar J .5% yang bersumber dari fosWko1in kedelai pada lemak pkm 12.00? (Siarah, 2002)

Asam lemak n-3 dan n-6 pakan opttmal akan menghasttkan sel membran iebth permiabel sehingga dapat rnentnrjimg laju trzmspcrrtasi nutxien

cfari

luar ke dalam sel. Kelar~caran trmspor nutrien, sepFti lemak ban asam amino dari luar ke dalam sel

akibat permiabilitas sel yang baik a k a rnempengadi penyimpmm lemak dan

protein tubuh. Keberadaan asam iemak n-6 dan 12-3 dt dalam jaringan saltng bersaing

dalam sistem enn'rnatik tubuh, dim- peningkatan satu jenis

asam

Iemak menyebabkan terjadinya pemuunan reaksi elongasi dari jcnis asam lemak yang lain
(80)

Kekurangan dan kefebihan asam lemak esensial berpengaruh terhadap

pertumbdan, efisiensi pak-ao (Boonyrat-palin, 1997). KeEebifian asam l e d esensid

dari kebutuhan a k a menghasiflran pertumbuhan yang renctah, konversi pakan yang

tinggi, k&r protein dan k&r Iemak tubuh yang rendah (Hendryanto, 2000).

Kefebihan dan kekurangan asam lemak esensid rnengakibatkan rnembran sel tidak

b e b g s i dan rnetabolisme terganggu sehingga jxrtumbuhm ikan menjadi rendah

(Castel et al., 1994).

Darah Ikan

MI merupakan suatu cairan tub& yang terdapat &lam pen~buluh darah clan

berhubungan dengan sistem perbhamm tubuh. Pertahanan tersebut diIakukan deh

sel-set darah putth dan organ lam seperti hat1 yang mampu menetralisir bahan-bahan

toksit yang masuk. %I-sel darah yang disebut juga komponen struktural dads terdiri dari seI darah merah dan sel darah putih serta keping-kepir~g darah dan plasma darah. K e d m st- se1

darah

memh meliputi penyusutdLn sel

darah

seperti u .seI

darah lebih kecil dan bentuknya tidak beraturan (lisis). 3umiah sel darah yang Itsis

dapat digunakan sebagai indikator tingkat permiabiIitas m e m h set (Kiron et a[.,

1994). Fungsi darah adallah transportasi oksigen, karbondioksida, hormon, nutrien,

sekresi sisa-sisa metaboIime, menjaga k e s e i m b g n suhu tubuh,

asam

dan basa

tubuh dan air dalam tubuh, pengaturan sistem pertahanan tubuh clan proses

(81)

Lingkungan Hidup

Agar ikan kerapu tik.;us hidup dan t t r m h h den- ba& W t a s air

harus

berada pada &saran yang optimum. Suhu air mempenganrhi suhu tub& &an,

selanjutnya akan rnempengamhi laju rnetabalisme dan laju perturnbuhan. Gika suhu

meningkat maka kebutuhan pakan untuk pemeitiharaan tubuh meningkat, sehingga

ikan Zebih aktif rnendaptkan p k m &dam j d a h yang lebih banyak. Menurut Purba

dan Waspada (1994) suhu optimum mtuk pmeliharaan &an kerapu tikus,

(,iomiZeptees altiveli.~ antara 27.5-3 1

.so

C , sedangkan oksigen terlarut dalarn air antara

4-6 ppm dapat rnemberikan kondisi yang aman untuk perturnbuhan ikan kerapu tikus.

(82)

BAHAN DAN METODE ItENELfffAN

Pakan Uji

Pakan uji yang digtrnakan &lam penelitian ini ada 5 macam berbentuk pekt.

Pelet dikeringkan dengan -fieez dryer dan dishpan pda suhu 4" sebelum clan selama penelitian bedangsung. Pakan tersebut mengandung kadar asam lemak n-3

yang samzt yaitu 1.4% (Suwirya et a)., 2001). Mnyak keIapa sebsyai s u m k r

asann

iemak jenuh ditamhhkan pada pakan untuk mencukupkan jumlah total lemak pakan

menjadi I l.W/o. Minyak jagung dimprnkan pa& @an &am j d a h berbeda

yaitu 0.00, 0.70, 1.70, 2.70 dan 3.70% bertujuan untuk rnemperoleh asam lemak n-6

yang berbeda yaitu 0.0, 0.5, 1.0, 1.5 dan 2.0%, sedan&an minyak ikan sebagai

sumber asam lemak n-3 ditambahkan pada pakan &am jumlah yang sama sebesar

7.29%.

Sumber protein pakan menggudcan tepung &an dan tepung rebon den-

isoprotein dan isoenergi. Sebelum pakan dibuat, Qlakukan anafisis proksimat

t e h d a p bahan baku pakan. Kornposisi asam tern& minyak ikan yang digunakan

disajikan pa& Lampiran I. Komposisi Man peny-rrsun @an disajikan pada Tabel I.

Hasil analisis proksimat dan kandungan asam lemak pakan &pat dilihat pada Tabel

(83)

Tabei I. Komposisi bahan pakan penelitian (%)

[image:83.593.161.549.95.301.2]

Ketermgan: *) Kompsisi mineral mix drtn vitamin mix krtera pard8 Lampiran 3.

Tabel 2. Easil andisis proksimat (% bobot Bering) dam kadar asam kmak (%) p a h n peneiitizrn

1

BETN

1

18.52

1

18.22 18.50

1

18.16 18..34

1

[

Kadar asam lemak n-6

1

0.00

1

0.50

1

1.00

I

1.50

1

2.00

1

Total Energi (KcaUg)

f

3.550

Kadar asam lemak n-3

1

1.40

Pemeliharaan lkan

Hewan uji ymg &@an dalam penelitian ini yaitu ikan kerapu tikus, Cromileptes ad6ivelrs dengan bobot rata-rata 10.00

+

0.20 g. Ikan uji yang digunakan

sudah &pat menerima pakm buatan dengan baik, sehingga adaptasi h y a I minggu. Banyaknya ikan yang dipelihara Mam setiap wadah ialah 10 ekor. Penempatan ikan

(84)

ke dafarn wadah dilakukan secara acak, begitu pula penempatan wadahnya (Steel dan

Tome, 1991). Wadah penelitian benrp

bak

yang terbuat

dari

drum plasdk dengan

volume air kira-lura 100 liter yang dilengkapi dengan sistem air mengalir dengan

debit 400 mlhenit. Jum fah bak yang dipnakan sebanyak 1 5 buah.

Air yang digunakan sebagai media hidup ikan berasal dari laut melalui mesin

pomp, yang sebelumnya disaring dengan pasir

dan

ijuk. Kemudian

dari

bak filter air

did~rkan dengan pipa @on. Setiap pagi dan sore (pukul 7.00 dan 16.00 WIB) sebelum ikan diberi pakan, dasar wadah disipcm. Pemberian pakan diiakukan sampai ikan kenyang atau sampai ikan tidak rnau rnenerirna pakan lagi (at satiation), dengan

frekuensi pemberian 2 kali sehari. Banyaknya pakan yang dimakan dams percobaan

dicatat mtuk mengetahui tingkat konsumsi pakan. Untuk mengetahui pertumbuhan

ikan, dilakukan pengukuran bobot ikan uji settap 15 hari. &an d i p e t i h sefama 60

hari. Data lengkap bobot ikan selarna peneIitian disajikan pada Lampiran 4.

Pengukuran suhu air dilakukan pagi dan sore hari, sedangkan dinitas diukur

sehatl sekali. Hasil p a e a n suhu 30.00~, salinitas 32.0 ppt, pH 8.21-8.32, oksigen 5.06-5.27 ppm, amoniak 0.32-0.35 ppm dan nitrit 0.04 ppm. Data iengkap

parameter air dapat dilihat pada Lampiran 5.

Pengukuran EemoIisis Darah Ikan

Pengukuran demjat hemofisis darah ikan kerapu tikus, Crornileptes altivells

dilakukan untuk mengetsrhui apakah a& pengar& penarnbahan minyak. jagung

terhadap permiabilitas sel manbran sebagai salah satu indikator sistem keja

(85)

ikan dilakukan pada akhir penelitian dengan mengambii sampei darah ikan dari

masing-masing perlakuan sebanyak 2 ekor. Analisis dilakukan di Laboratorium

Biomd-Serang. Adapun prosedur andisisnya disajikan pada Lampiran 6 w o n et

al., 1 994).

Analisis proksimat terhadap bahan penyuswl M a n dilakukan pada awal

penelitian, sedan@ analisis tub& ikan dilakukan pa& awal

dan

akhir penelitian.

Analisis tersebut meliputi kadar prutein kasar, lemak kasar, serat kasar, abu, air dan

BETN. Analisis proksimat diiakukan di bboratoriurn Nutrisi

lkan

FakuZtas

Perikanan dan Kelautan, lnstitut Pertanian Bogor. Analisis proksimat untuk protein

kasar dilakukan dengan metode KjeldEraf, lemak kasar dengan metode ekstraksi

dengan alat Soxhlet, abu melalui pemmasan sampel dalam tanur pa& suhu 400-600~

C, serat kasar menggunakan metode pelamtan sampel dengan asam dan b a a kuat

sera pemanasan, dan kadar air dengan metode pemanasan &lam w e n pada suhu

105- 1 10% (Takeuchi, 1988). Adapun rnetode analisis tersebut disajikan pada Lampiran 7,8,9,10,11. Pahitungan BETN menggunakan nunus :

BEIEN = 100

-

(KA+KYK+KLK+K,!,K+Ka&+SK) (BEIN = baban ekstrak tanpa

nitrogen, E;P = kadar air, KPK = kadar protein kasar,

KLK=

kadar lemak kasar, Kab

= kadar abu,

SK

= serat kasar).

AnaIisis komposisi asam lemak &am pakan serta ikan dilakukan

(86)

lemak dilakakan di Laboratorium Kimia Balai Mutu Barang Hasil-Hasil Perikanan,

Muara Baru, Jakarta. Prosedm analisis asam lemak disajikan pa& Lampiran 12.

Analisis Statistik

Percobaan yang dilakukan dirancang dengan menggunakan rancangan acak

lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan tiga ulangan. Sebagai perlakuan adalah kadar

minyak jagung yang berbeda yaitu 0.0O0/o, 0.70%, 1.70%, 2.70%, 3.70% dari total

lem& @an. Analisis ragam (uji F) dilakukan untuk mengetahui pengaruh pakan uji

terhadap setiap peubah yang diukur tersebut. Jika terdapat perbedaan antar perlakuan

dilanjutkan dengan uji BNT. Peubah-peubah yang diuji secara stastistik adalah laju

pertumbuhan harian, efisiensi pemberian pakan, retensi lemak, retensi protein dan

konsumsi pakan, sedangkan komposisi asam lemak tubuh, stastus darah ikan

dianalisis seem desknptif

Peubah yang Diuji

Untuk mengetahui pengaruh pakan terhadap ikan, peubah yang berkaitan

dengan pertumbuhan dan pakan uji diukur? ialah : laju pertumbuhan h a n , efisiensi

pakan, retensi protein, retensi lemak Laju peitumbuhan harian dihrtung dengan

menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Huisman (1 976).

~ t = ~ o ( 1 + 0 , 0 1 a ) f dengan :

a = laju pertumbuhan W a n (%)

-

Wo = bobot rata-rata ikan pada awd percobaan (g) Wt = bobot rata-rata pada akhir percobaan (g)

(87)

Efisiensi pakan dihitung den* menggunakan rumus yang dikemukakan oleh

Takeuchi (1 988).

dengan : e = Efisiensi pemberian pakan (96) Wf = Bsbot ikan pada a i r percobaan (g) Wo = Bobot ikm pada awal percobam (g)

D = Jumlah bob& ikan yang mati selama perwbaan (g) F = Jumlah bobot pakan yang dikonsumsi selama percobaan

(g &dam bobot kering)

Retensi Protein (RP) dan Retensi Lemak (RL) dihitung dengan menggunakan

nunus

ymg dikemukakan aleh Takeuchi (1 988).

Pertambahan bobot protein tubuh (g)

RP-

x 100%

Bobot total protein yang dikonsumsi (g)

Pertambaban bobot Iemak tubuh (g)

RI,= x 100 %

(88)

HASIL

DAN

PENBAHASAN

Hasil

Nilai rata-rata konsumsi palran, retensi protein, retensi lernak, laju pertumbuhan

harian serta efisiensi pakan disajikan pada Tabel 3 dan data Iengkapnya berada pada Lm* 33, 14, 15, 56, 57 58. Tabel 3 mempdihatkan bahwa nilai retmsi protein, retensi lemak, laju pertumbuban harian dan &siensi pakan pa& pakan D {kabar minyak jagung 2.70%, n-6 1.5%) febik tinggi dihdingkan

dari

pakan E (3.70%, n-6 2.0% ),

C

(t.70%, n-6 1.0%), B (0.70%, n-6 0.5%) dan A (0.00%, n-6

O.OQO/oo). P e n m asam lmak esensid ddam p d m terbdap kinerja patumbuhan

berkore'lasi dengan nilai rata-mta hemolisis seI

darah

ikan sepxb yang clisajikan pada

Gmbar 1 dan data lengkapnya pada Lampiran 19.

Tabel 3. Rata-mta konsumsi prkan (KP), retcnsi protein (RP), rettnsi km.k (RLh laju

ptrhmtmlhan itadan fW33) -8an efbiemi pakan ((E9) sehtma pendiiba

1

EF' (Yo)

I

31.68+o.7sd

1

44.51+4.19'

1

4~.84?2.22~

1

61.36+1.3ga

1

45.3W.6Ob

1

[image:88.599.127.553.440.581.2]
(89)

Konsentrasi NaCl (%)

I

Gamhr 1. WWi m4a-mta W i s i s d a d i b m k m p u tikus -Bi akbir penditian

Dari Gambar 1 terlihat bahwa jumlah sel darah merah yang lisis (pecahnya

se1 darah m m h ) l&ih sdikit terjadi pada pakan D (kadar minyak jagung 2.7096, n-6

1.5%), kemuriian disusul oleh pakan E (3.70%, n-6 2.0%), C (1.70%, n-6 1.0%), B

(0.W!, 11-6 0.5%) dan ymg terbanyak pada pakan A (0.0W/o, n-6 0.00%).

Data kompsisi asam lemak tubuh ikan kerapu tikus, Cromileptes altivelis

&pat dilihat p d a Tak14, sdmgkan data komposisi proksimat t&uh dsajikan pada

Tabel 5 dan data s e l e n m y a pada Lampiran 20. Dari Tabel 4 terlihat bahwa kadar

minyak j a p g yang M e d a pa& pabin A (0.000?, 12-6 O.W?), B (0.70%, n-6 0.5%), C (1.70, n-6 1.0%), D (2.70%, n-6 1.5%) c€an E (3.70%, n-6 2.0%)

inenghasilkan ka& qsam lemak n-6 tubuh yang juga berbda. Kadar asam lemak n-6

tubuh terendah dihasilkm oleh @can A (kadar mmyak jagung 0.00%, n-6 0.00%),

sedangkm asm lmak n-6

tnbnh

tmhggi dihasiIkm oleh p a l m D (kadeu minyak [image:89.593.169.525.60.294.2]
(90)

TaM

4,

Data

h a d ambis asam

iemak

(% a m ) t u b h ikan di aair penetititln

Tabel 5. Komposisi proksimat tubnh ikan di akhir penelitian (% bobot kering)

[image:90.599.107.547.109.582.2]
(91)

Tab1 5 memperiihatkan bahwa protein dan lemak t u h h ikan lebih tingg

setelah penelitian d i W n g awal penelitian. Sebaliknya, kandungan air tubuh lebih

rendah pada d d n ~ penefitian dibmding awd penelitian. Pakan D (kadar minyak

jagung 2.70%, n-6 1.5%) menghasilkan kadar protein clan kadar lemak yang lebih

tinggi dibandingkan dari pakan A (0.W?, n-6 O.Wh),

B

(0.'90%, n-6 0.5%), C

(1.70%, n-6 1.0%) dan E (3.70%, n-6 2.0%). Kadar air paling tendah dihasi1ka.n

oleh pakan D (kadar minyak jagung 2.70%, n-6 1.5%) dan kadar air paling tinggi dihasilkan oleh pakan A (0.00%, n-6 0.00%).

Kadar asam lemak esensial &lam pakan optimal, maka fungsi membran sel

juga optnnal. Penman a m lemak esensid tersebut &lam tnbuh

ikan

kmpu tikus

dibuktikan dari data hemolisis

dm&

ikan (Garnbw 1). Kiron et oZ., (1994)

WWSI j d a h sef &ah yang iisis dapat dijabikan inchkator tingkat permiabiIitas membran sei. Pakan D (kadar minyak jagung 2.7096, n-6 1.5%)

nmgh&ikan pcmmaWs m m b sel yaeng tingp, ktmudim disusd oleh pakan E

(3.70%, n-6 2.0%),

C

(1.70%, n-6 1.0%), pakan B (0.70%, n-6 0.5%) dan pakan A

(O.SO%, 72-6 0.0%) seh.ingga nil6 hernoiisis dam41 juga yang paling rendah.

SeIanjutnya, asarn lemak esensial pada @an D (kadar minyak jagung 2.7096,

716 1.5%) dqat b m r n flui&s ~rn-emlmn sel sehngga ~

(92)

sef tersebut akan menunjang metablime seam kesefmhan sehingga sintesis

protein

datam

sel ti@, yang akhirnya betakibat kepada p e r t u m b b ikan yang

lebih baik.

Asam lemak esensid yang merupakan bagian dari fosfolipid terdapat pada

m e m h n sel. K-hn asam fenak esensial pa& membran sel akan

mempengmhi sikt fluiditas membran dan mempehiki @si membran (Bell er a[.,

1986). Selanptnya ffniditas membm &an 'benpengaauh terhadap aktivitas enzim

yang terdapat pada membran, seperti N ~ + / K + ATP-ase (Hepher, 1990). Bhagavan (1992) mnyatakan

trahwa

asam femak esemial terutama dari kelompok

PWA

dan

HUFA mempunyai peranan yang pen€ing untuk proses mtabolisnw sel

di

dafam

tntrnh. Mayes ez' al., (1999) meqatakan b,atfova asm imak esmsial, tenttama aralridonat (C20:4n-6) merupakan prekursor prostaglandin mF2a yang dapat mempengambi r e p l h ~ i s~1. Sehin iht, lxhmpa jenk pxstagfandin hinnya

mempunyai fungsi indukrsi dan pengaturan tmnspor ion, terutama pada bagian insang

yang berhubungan dengan proses pengatman mineral dan osmoreguhi.

Adzmyti perman asam lemak esensial tersebut

di titas

secaTa keseluruhan dapat

meningkatb metabofisme d a m sel, yang secara tidak langsung akan

rrrra@&$lrajl ~e~lyimpanan prate-ifi

mbuh

ymg 3ebih tinggi.

Ktdaan

ini terlifiat dari nilai retensi protein dm laju pertumbub harian ikan kerapu tikus pada pakan D

{k*

minyak jagung 2.7096, n-6 1.5%) 1eW tin& dibandingkan pada pakan

lainnya, sehingga menghasilkan effisiensi p a h yang lebih tinggi pula (Tabel 3).

Kmudim

biSa

ditinjau

dari

m e ,

diduga shgim

dari

lemak pada pakan D
(93)

pmtmdmhan selain mtuk p e m d n icebutuhn dasar, sedangkan sebagian besar

protein dimanfaah oieh ikan untuk pertumbuh dengan baik, karena Iemak

rnempkm spnring Mect h g i prutein daim penggunaan energ.

Hal

ini

rnengindikasikan

pula bahwa wtuk rnendapabn pertumbuhan optimum ikan kerapu

tikus, dapat dimtzahkan asam ianak

n-6

sebesar 1.5% yang lornumber dari minyak

jagung sebanyak 2.70% ke dalam lemak pakan 14.14%. Siarah (2002) meIaporkan

b&wa pena~nbahan asam lemak n-6 sebesar 1.5% yang b m d dari fosfatidrlkolin

kedelai sebesar 1.23% dalarn lemak pakan 12.0% menghasilkan patumbuhan ikan

b p u tikus yang l&ih balk. Bila dibandingkan basil pemlitian ini dengan basil penelitian Siarah (2002) tersebut, maka terdapat persamaan pada jurnfah asam lemak

n-6 gang dhgrmakan yaitu 1.5%. N a m bmbeda pada

Jnmlah

minyak jagung dm

fosfatidilkolin kedelai yang ditamb- ke daiam lemak pakan. Perbedaan ini

disehbkan

OM

asam lemak 72-6

dari

minyak jagung ditrerikan daiam bentuk

trigliserida, sedangkan fbsfatidilkolin kedelai diberikan dalam bentuk fosfolipid. Oleh

karena itu, untuk rnendapalkan asam iernak 12-6 sebesar 1.5%, rnaka jumlah miny*

jagmg ymg bitamb;strkan

ke

dahm pakan I&& banyak dari pada hfatidilkolin

kedelai

.

Pakan A (kadar minyak jagung 0.0%, n-6 0.0%), B (0.70%, n-6 0.5%), C

(1.7W0, n-6 1.DQh) dan E (3.70%, n-6 2.0%) rnenghmikan kadar pro-teintohh lebih

rendab dan

kadar

air

Iebih tinggi dibandingkan dengan kaciar protein tub& pada

pakan

D

(2.7096, n-6 1.5%). Biduga

dalam

p k a n A (kadar minyak jagung 0.096, n-6

0.0%), B (kadar minyak jagung 0.7%, n-6 0.5%), dan C (kadar minyak jagung 1.70%,

(94)

(1988) saiah satu gejala defisiensi hsam lenlak lesemia1 adahh kadar protein tub&

ymg rendah dan kadar air yang tinggi. Kadar asam Iemak esensial yang kurang

dalam pakan a k a menyebabkan m e m h sel ti& opbmal sehgga mmbran sel

tidak berfUngsi dengan b i k , Keadaan ini

akan

menganggu aktivitas enzimenzim

pada manbran sel, sehingga sintesis protein &lam se1 juga rendah yang akhirnya

berakibat kepada rendahnya laju pertumbuhan harian ikan kerapu tikus. Laju

pmtmnhhan h i a n yang rendah pada palakmxn pada pakan A (kartar mmyak jagung

O.O%, n-6 O.O%),

B

(kadar

rninyak jagung 0.70%, n-6 0.5%), C (kadar minyak jagung 1.7094, n-6 1.0%) b k i b a t p d a efisiensi pakan yang rendah pula.

Pada

pdakuan

pakan E (kadar minyak jagung 3.70%, n-6 2.0%) laju pertumbuhan harian mu16 mermrun karena kadar asam lemak 12-6 dalam pakan suckah bdebih, sehngga

pengamhnya sama seperti pada feJwangan asam lemak n-6. Keadaan ini mentlnjukkan b h w a untuk pertumbuhan optrmal, ikan b p u tikus mmbutu&n

asam lemak n-6 sebesar 3.5%

ddam

pakan. PeneliPian yang dilakukan terhadap spesies ikan lain temyata menunjukkan hasil yang sarna, yaitu ikan gillthead

seabeam (Ibeas et al. 19961, i>anbeng (!Java

dan Kanazawa,

19%), ikm turbot
(95)

Kesimpdan

Minyak jagung sdmar 2.70% &lam kmak pakan 14.14% dapat menghasilkan

kadar asam lemak n-6 yang optimum bagi pertumbuhan ikan kerapu tikus,

Cromiieptes aEtivelis.

Saran

Unhxk f d a s i pakan ikan kerapu tikus, Cromiieptes uftipelis

ukuran

10 g,

dapat ditambahkan assun lemak n-6 sebesar 1.5% yang bersumber dari ainyak jagung

(96)

Alava,

V.R.

1998. Effect of salinity, dietary lipid source on growth of milkdish (Chanos chanos) fry. Aquaculture, 167:229-236.

Alava, V.R and A. XUnwawa. 19%. Effect of dietary fafty acids on growth of miiMish (Chanos chmus) fry in tnacki& wzrter. Aquaculture, 167:229-236.

Bhagavan,

N.V.

1992. Medical biochemistry. Department of biochemistry and biophysics. John. A.

Born

School of Medicine, University of Hawai. Jones and

Barlett Publisher. London. 465 pp,

Bell, M.V., R.J. H m h m and J.R. Saqpt. 1986. The role of polyunsaturated fatty acids in fish. Mini Review. Comp. Biochem. Physiology. 83%:711-719.

Bmnyaratjnfin,

M.

1997. Nutrient reqairements of marine fwd fish cultured in Southeast Asia. Aquaculture, 15 1 : 283-3 13.

Castell, f.

D.,

J.

6.

Beli, D. R. Twher, and J.R. Sargent. 1 9 4 . Eff'ect of purified diets containing different c o m b ~ o n of arachidonic and docodexaenoic acid on survival, growth and htty acid composition of juvenile turbot (Scopthalamos

mcrximtls). Aquacuiture, 128:3 15-333.

Fmalossi,

D.M

and Loveil, R.T. 1994. Dietary lipid sources influence responses of channel cathfish (Icht~11urus punctutw) to challenge with the pathogen Edivardsiellu ictaluri. Aqrmculture, 1 19287-298.

Giri, N.A.,

K.

Suwirya dm Marzuqi. 1999. Kebrrtuhan prolein, Iemak dan vitamin C ,

untuk

jumil ikan kmpu

t.ikus

(CmmiIeptes altiveis). 3urnal Penefitian Petikanan Indonesia, 5 (3): 38-45.

Hepfier,

B.

19%. Nllaitiion of pond fishes. Cambridge tfnicpex-sity Press. Cambridge, New York. 388 pp.

Hendry,

Y.

2000. Pengads kombinasi kadar minyak ikan, minyak kelapa dan minyak jagung &lam p&an ie:rha&p komposisi asam lemak tub&

dam

pcrtmnbuhan

ikan jelawat (Lepfobarbus haeveni). Tesis. Program Pascasarjana TPB. 60 hal.

(97)

I b ,

C.

M.S.,

izquerdo, and A. Lore11u).lYY6. Effect of different levels of n-3 HUFA on growth and fatty acid composition of juvenile gilthead seabream ( S p m mrata). Aquacuiture, 127: 177-1 88.

Kiron, V. Takeuchi and T. Watanabe. 1994.

The

osmotic fragiliiy of erythrocytes in raiabow trout under different dietary fatty acid status. Fisheries Science, 60

(1):93-95.

Li, M.H., D. J. Wise, M.R. Johson, and

E. H.

Robinson. 1994. Dietary manhaden oil reduced resistence of channel catfish (ictalurus punctatw) to Edwardsiella

ictaluri. Aquaculture, 128:335-344.

Linder, M. C. 1992. hokimia nutrisi dm me-hblisme. Penr=.rjemah:Aminud&n Prakkasi. Penerbit Universitas Indonesia. 200 haiaman.

N

~

Research Council

d

(NRC). 1993.

Nutrient

requimnent of warm water fishes. National Academy of Science. Washington, D.C. 114 pp.

Mayes, P.A., D. W. M d n ,

V.

W. Rodwell, dm D. K. Gmnner. 1999. Biokimia Harper's review of biochemistry. Alih W a : Iyan Dannawan. EGC. Penerbit &Iku Kedokteran, Jakarta. 722 hal.

Piliang

W.G,

dan

S. Djojosoebagio. 1996. Fisiologi nutrisi volume I. Universitas Indonesia.

Furba, R. dan Waspada. 1995. Perkembangan awal dan pemefibaraan larva ikan kerapu tikus (Cromileptes altzvelis). Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, 3 (2): 15-22.

Rustini, I. 2001. Pengaruh kadar fosfolipid dan Iemak yang berbeda &lam pakan eerhadap efisiensi pakan dm prkmbuhan juvenil ikan kerapu tjkus

(Cromileptes altivelis). Skripsi. Fak. Perilcanan dan Ilmu Kelautan.

IPB.

50

halaman.

Siarah, M. 2002. Pengaruh kadar fosfatidilkolin keddai pakan yang berbeda terhadap k m j a pertumbuhan ikan kerapu tikus (Cromileptes alfivelis) Tesis Program Pascasarjana. IPB. 57 halaman.

(98)

Subyakto, S. 2000. Penganrh kstdar

E

-Ascorbyl-2-Phosphate- Magnesium (APM)

pakan terhadap kadar vitamin

C

hati, asam lemak n-6 dan n-3 dan rasio h y & ~ o l i n / profin tub& dan klnerja perhrmbuhan serta mpon stres juvenil

ikan kerapu tikus (Cromileptes altivelis). Tesis Program Pascasarjana, IPB. Bogor. 90 hal.

Suwirya, K.N. A, Giri dan M m i . 2001. Pengaruh n-3 HUFA terhadslp pertum'buhan dan efisiensi pakrtn juwana ikan kerqm tikus (Cromiteptes altivelis). Teknologi Budidaya Laut

dan

Pengembangan Sea Farming Indonesia. P.201-205.

Takeuchi, T. 1988. Laborabry work-chemical evaluation of dietary nutiens, p. 179- 233 In: Wa-bmabe (ed.) Fish d o n and maricuhxue. Kanagawa International Fisheries Training Centre. Japan International Cooperation Agency (JTCA), Japan.

Watanabe, T. 1988. Fish nutrition and maricutture. Department of Aquatic Biosciences. Tokyo University of Fisheries. JICA 223 pp.

Watamk, T,, V. Kiron and S, Satoh. 1997. Trace minerals in fsh nutition. Aquaculture, 151: 105-207.

(99)

Lampiran 1. &mposisi asam lemak minyak ikan

(100)
(101)
(102)
(103)

Lampiran 5.

Suhu, salinitas, pH, amoniak, nitrit dan oksigen terlarut selama

penelitian.

Lampiran 6 . Prosedur analisis hemolisis dsuah ikan kerapu tikus (Kiron et al., 1994)

1. 20 ul sampel

darah

diasnbij dengan pipet berskala 0.5, dimasukkan dalm tabung yang berjumlah 5 buah. Kemuclim &tambahkm masing-masing 1 m m NaCl dengan konsentmi 0.2, 0.3, 0.4 dan 0.5 aim. Kemudian digoyang, biarkan selama 30 menit.

2. Setting spektrofotometer pada paajang gelombang 566-567

untuk

melihat pengaruh tekanan osmotik sel darah.

3. Darah dimas* ke dalm hemasitometer

cian

ditutup dengan kaca penutup. Selanjutnya dimati dan ttihitung jumlah sel dm& yang mengalami perubahan. Penghitungan sel darah me& yang mengalami perubahan bentuk Iisis, mengkemt d i l m pada 5 kotak kecil hemasitometer
(104)

Lampiran 7. Analisis kadar protein pakan dan tubuh ikan kerapu tikus (metode semi micro Kjeldahl, Takeuchi, 1988).

1. 0.5 - 1.0 grsun sampel ditimbang dan dirnmddcan kedalam labu Kjeldahl, dan

salah satu labu digunakan sebagai blanko, dirnana pada labu itu tidak dimasukan sampel.

2. Kedalam labu no. 1 ditarnbahkan 3 gram katalis (K2S04

+

CuS04. 5H20) dengan rasio 9: 1, dan 10 ml H2S04 pekat.

3. Labu no. 2 dipanaskan 3-4 jam, sarnpai cairan dalam labu berwarna hijau, setelah itu pemamsan diperpanjang 30 menit lagi.

4. Larutan didinginkan, falu ditambahkan air destilata 30 ml. Kemudian larutan no. 2

dim-

keiabu takar, tamWan iamtan destiiata sampai volume ianrtan menjadi 100 ml.

5. Dilakukan proses destilasi untuk membebaskan kembdi yang b e d dari p s e s ddestruk pada nornor 4.

6. Labu erlenmeyer diisi f 0 ml H2S04 0.05 N dan ditambahkan 2-3 tetes indikator (metyl red/methyJm blue) dipersiapkan sebagai penampung

NH3

yang d i b e b a h dari labu no. 4.

7. Labu destilasi diisi 5

rnl

larutan nomor 4, Idu ditambah larutan sodium hydroxide 30 %.

8. P e m a n m dengan ustp terhadap labu destifasi (no.7) dilakukan minimum 10 menit setelah kondensasi uap terlihat pada kondensor.

9. Lanztan ddam labu erjenmeyer dititrasi dengan 0.05

N

Jarutan sodium

hydroxide.

10. 96 protein = 0.0007* x (Vb - Vs) x

F

x 6.25

**

x 20

...

x 500

S

Ketmgan : Vs = rnl0.05 N titar NaOH

untuk

sampel Vb = mI titar NaOH untuk blangko

F = f&w jroreksi dari 0.05

N

larutan Na0H

S = bobot sampel (g)

*

= setiap mi 0.05

N

NaOH

equivalent dengan 0.0007 g

nitrogen

(105)

Lampiran 8. Analisis kadar lemak pakan

dan

tubuh ikan kerapu tikus (metode ether ekstraksi Soxhlet, Takeuchi, 1988).

1. Labu ekstmksi dipanaskan pada suhu 110°C selama 1 jam. Kemudian didinginkan selama 30 menit

&lam

eksikanor. Panaskan kembali selama 30 menit, 3alu dinginkan, kemudian drtimbzmg. Proses tersebut diulang sampai tidak

ada

perbedaan bobot labu lebih dari 0.3 mg. Bobot labu ekstraksi (A).

2.

1-2

g sampel dimasukan kedalam tabung filter, lalu dipanaskan pada suhu 90- 100°C selarna 2-3 jam.

3. Tempat tabung filter pada no. 2 ke dafam ekstraksi dari afat SoxchIet. Kernudian Qsmbungkan kondensor 1 a h ekstnlksi pada no. 1 yang telah diisi 100 ml petroleum ether.

4. Panaskan ether pada labu ekstraksi drmgan menggunakan water bath, suhu 70°C selama 16 jam.

5. Panaskan labu ekstraksi pada suhu 1 O O T , kemudian ditimbang (B) % - A

6. % Lemak= x 100 %

Berat sampel

Lampiran 9. Analisis kadar abu pakan dan tubuh ikan kerapu tikus (Takeuchi, 1988)

1. Cawan porselen dipanaskan pada suhu 6 O W selama 1 jam dengan menggunakan muffle furnace, kemudian dibiarkan pa& suhu muffle fixmace t m m sampai

110"C, lalu cawan porseIin dikeluarkan dan disimpan dalam eksikator selama 30 menit, lalu ditimbang (A)

2. Masukan sampel ldu ditirnbang (B), penirnbangan sampai empat desimal.

3. Panaskan &lam mufne i b a c e pada suhu 6000C, sampai h h a n krwarna putih 4. Cawan porselen dikeluarkan Ialu didinginkan dalam eksikator selama 30 menit,

Mu

ditimbaflg (C).

C - A

5 . O/o k&m abu =

---

x 100 %
(106)

Lampiran 10. Analisis serat kasar pakan

dan

tubuh ikan kerapu tikus (Takeuchi, 1988)

1. Kertas filter dipmaskan dalam oven selama 1 jam gada suhu 1 lOaC, didinginkan &lam eksikator lalu ditirnbang (A).

2. Demikian juga cawan porselen dipmaskan seperti pada prosedur no. 1 pada analisis amonia, ldu ditimbang.

3. Sampel sebanyak 1-2 g ditimbang ldu dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Ditambahkan H2S04 0.3 N, ialu dipanaskan selama 30 menit. Setelah itu

ditambahkan lag^ NaOK 1.5 sebanyak 25 mI lalu dipanaskan lagi 30 menit.

4. Lanitan pa& no. 3 dimring, lalu dicuci berturut-turut dengan 50 ml air panas, 50

mJ

&So4

0.3 N, 50 ml air panas

dan

25 mi aceton.

5. Kertas saring dan isinya dimasuhn ke &jam cawan porselen,

M u

dikeringkan

selama 1 jam, lalu dishpan dalam eksikator dan ditimbang (Y). Kemudian

dspijarkan,

didinMan

M u

ditimbang (Z).

Y - Z - A

6. % saxit kasar = x 100 %

X

Lampiran 1 I. Analisis kadar air pakan dan tubuh ikan kerapu tikus (Takeuchi, 1988).

1, Cawan porselen d i p m a s h pada suhu 105°C selama 3 jam

2. M a n seberat A gram dimasukkan ke dalam cawan dan ditimbang (X

gram).

3. Cawan yang sudah berisi bahan dimasukkan &lam oven pada suhu 105°C selama 3 jam, shnjutnya didinginbn daiam cksikator dan ditimbng

(Y

gram).
(107)

Lampiran 12. Analisis asam l m k palm rtan

tutnth

ikan kerapu tikus (Takeuchi, 1988)

1. Timbang 0.25-0.50 sampel, masukkan kedalam labu erlemeyer ukuran 100-200

ml.

2. Tambahkan 50

ml

ethanolic KOH 1 N dan batu didih 2-3 butir.

3. Ternpatian ke &lam

aiat

ironsensor

dan

panaskan secara periahan sarnbil diaduk-aduk Bi zrtas slat steam bath selma 30-60 menit (reflux pada suhu 80'

C).

4. Setelah didingkkan pindahkan sarnpel hasif penyabunan ke dahn alat pemisah (1 50 m1 sepatm funnel).

5. Ambahkm beberapa tetes larutan methyl-orange sew indikator

dan

tzsmlxbkan sedikit farutan HCl 1 N.

4.

Kemudian tambahkan 100 ml ethyl-ester, Iafu dikocok dengan kuat (1 menit) hinggg manberikan lapisan terpisah

7. Keluarkan lapisan bawah, ulangi pencucian lapisan ether bagian atas dmgan destilasi air (3-5 menit), sehingga hilang keasamamya dan tamtrahkan anhidrous Na2S04 (sodium sdfat) wrtuk menghlangkan air.

8. Pindahkan lapisan ether ke ddam Iabu dan biarkan terjadi evaporasi hingga kering

9. Tambahkan reagen 7 mi B F 3 - m h o f (boron trifluoride-metahno]; 140 g BF3/L rne.ttranol) untuk pengmingan reside.

19. Tempatkan pa& konsensor

dan

setelah out djdihkan selama 2 menit dan tambahkan 5 ml h e m e ke Mam kmseflsor, Seismjutnya didihkan selama 1

menit.

1 1. Hindari dafi panas, keluarkan

dari

konsensor dan tarn- secukupnya larutan jenuh NaCl untuk mengapunghn lanrtan hexme dm4 methyl-ester dalam labu. 12. Pindahkan 1 ml lapism hexane yang paling atas Ice dalam test

tube.

Tambahkaa

sedikit anhidrm Na2S04 wit& menghlangkan air.

13. Injeksikan secara langsung larutan hexane kering ke dalam gas kromatografi 14. Standart actan coiumn; &&ui komposisi methyl-ester. Tempmtw column

(108)
(109)

Eampiran 14

.

b i l analisis sidik ragam konsumsi pakan

*

berbeda nyata

Uji Lanjut BNT pengar& rninyak jagung terhadap konswnsi @an

Lampiran I5 . Hasil anaIisis sidik ragam retensi protein

**

berbeda sangat nyata

BNT 0.05

a a a a a Perlakuan 3.70 2.70 1.70

(110)

Lampiran 16. Hasil analisis sidik ragam retensi lemak

**

berbeda sangat nyata

Uji lanjut

BNT

penganrh minyak jagung terhadap retensi lemak.

Lampiran 17. Hasil andisis sidik ragam laju pertumbuhi harian BNT 0.05 a

b

c c d Perlakuan 2.70 3.70 0.70 1.70 0.00

Uji lanjut BNT pengar& rninyak jagmg terhadap laju pertumbuhan harian. Rata-rata 20.70 19.69 11.59 10.19 8.95

(111)

Lampiran 18. Hail analisis sidik ragam efisiensi pakan

Galat

I

10

1

50.723

1

5.072

1

I

Total

1

14

1

1380.941

1

I

Sumber

Keragaman , Perlakuan

**

berbeda sangat nyata

Uji lanjut

BNT

pengaruh minyak jagung terhadap efisiensi

paEcan

db

4

Lampiran 19. Data hemolisis darah ikan kerapu .tikus (%) JK

1330.218

BNT 0.05

a b

b

b

c Perlakuan 2.70 1.70 3.70 0.70 0.00 Rata-rata 61.36 45.84 45.39 44.5 1 31.68

KT

332.554

F.ht

65.563**

F. tab (0.05)

(112)

Gambar

Tabel 2. Easil andisis proksimat (% bobot Bering) dam kadar asam kmak
Tabel 3. Rata-mta konsumsi prkan (KP), retcnsi protein (RP), rettnsi km.k (RLh laju
Tabel 5 dan data selenmya pada Lampiran 20. Dari Tabel 4 terlihat bahwa kadar
Tabel 5. Komposisi proksimat tubnh ikan di akhir penelitian (% bobot kering)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

 Jumlah keberangkatan (embarkasi) penumpang angkutan laut dalam negeri melalui pelabuhan laut Tanjung Emas Semarang pada bulan Juni 2015 sebanyak 7.663 orang, turun

Jenis penelitian ini adalah studi kasus yang bersifat penelitian deskriftif kualitatif yang menafsirkan serta menggambarkan keadaan sesuai dengan kenyataan yang

Apabila penentuan dan pemilihan tower crane tidak sesuai dengan keadaan di lapangan maka produktivitas dari pada tower crane tersebut akan berkurang hal ini

“ PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus Pada Kampung Batik Laweyan Surakarta)”...

Informasi tersebut juga dapat digunakan untuk membantu penyusunan. anggaran yang akurat karena bawahan mampu

dibuat. b) Calon kandidat melakukan tes multiple choice yang telah disediakan sistem. c) Siswa memilih kandidat melalui sistem yang telah dibuat. d) Memanfaatkan data siswa sebagai

biasanya digunakan untuk menunjukkan klaim yang akan dilunasi dengan uang. Penagihan adalah suatu kegiatan melakukan tagihan kepada seseorang atau kelompok,. agar