• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Program Senyum Mandiri Lembaga Rumah Zakat Dalam Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kecamatan Medan Denai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Penerapan Program Senyum Mandiri Lembaga Rumah Zakat Dalam Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kecamatan Medan Denai"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PROGRAM SENYUM MANDIRI LEMBAGA RUMAH ZAKAT DALAM KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI

KECAMATAN MEDAN DENAI

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Menyelesaikan

Pendidikan Strata 1 (S-1) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Oleh:

KHADAFI

080902056

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL Nama : Khadafi

N I M : 080902056

ABSTRAK

PENERAPAN PROGRAM SENYUM MANDIRI LEMBAGA RUMAH ZAKAT DALAM KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI

KECAMATAN MEDAN DENAI

(Skripsi ini terdiri dari 6 bab, 104 halaman, 23 tabel, 17 kepustakaan dan lampiran)

Penelitian ini berjudul “Penerapan Program Senyum Mandiri Lembaga Rumah Zakat Dalam Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kecamatan Medan Denai”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Penerapan Program Senyum Mandiri Lembaga Rumah Zakat Dalam Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kecamatan Medan Denai. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi teori bagi penulis sendiri, pembaca, dan khususnya bagi pihak Lembaga sebagai referensi terhadap pengembangan kebijakan maupun model pelaksanaan kegiatan pemberdayaan di Kecamatan Medan Denai.

Penelitian dilakukan di masyarakat yang mengikuti Program Senyum Mandiri Rumah Zakat yang dilaksanakan di Kecamatan Medan Denai. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dimana semua warga yang mengikuti program Senyum Mandiri Rumah Zakat yaitu sebanyak 13 orang, diambil datanya. Teknik pengumpulan data dengan studi kepustakaan dan studi lapangan. Program pemberdayaan ditinjau dari pelatihan keterampilan, pemberian bantuan sarana usaha, permodalan, serta pendampingan rutin. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan disusun dalam bentuk tabel tunggal setelah itu dijelaskan secara kualitatif.

Hasil penelitian yang dilakukan memperlihatkan bahwa dalam penerapan program Senyum Mandiri Rumah Zakat dapat disimpulkan program pemberian pelatihan ketrampilan dirasa kurang mendapat minat dari warga peserta program , namun pendampingan maupun pemberian konsultasi berjalan baik dan mendapat respon positif dari warga peserta program. Program Senyum Mandiri ini juga sangat berperan terhadap peningkatan kondisi sosial ekonomi warga yang mengikutinya. Pihak lembaga Rumah Zakat harus lebih memperhatikan kekurangan dalam pelayanan yang diberikan kepada warga dan pengembangan yang lebih baik lagi terhadap bidang pelayanan lainnya agar tujuan program ini dapat tercapai secara maksimal.

(3)

UNIVERSITY OF NORTH SUMATERA

FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE DEPARTMENT OF SOCIAL WELFARE SCIENCE Name : Khadafi

NIM : 080902056

ABSTRACT

APPLICATION OF SENYUM MANDIRI OF RUMAH ZAKAT ORGANIZATION PROGRAM IN THE SOCIAL LIFE OF PUBLIC

ECONOMICS IN SUBDISTRICT MEDAN DENAI

(This thesis is composed of 6 chapters, 104 pages, 23 table, 17 libraries, and attachments)

This study , entitled " Application of Senyum Mandiri of Rumah Zakat Organization Program In The Social Life of Public Economics In Sub Terrain Denai " . This study aims to determine how the Implementation of Self- Organization Smile Alms Houses In The Social Life of Public Economics In Subdistrict Medan Denai . The results of this study are expected to be a reference source for the theory of the author, reader , and especially for the Institute as a reference to the model of policy development and implementation in the district of Medan Denai empowerment .

The study was conducted in the community who follow an Senyum Mandiri Rumah Zakat program are held at the District Medan Denai . This research is a descriptive study , in which all citizens Senyum Mandiri Rumah Zakat program are as many as 13 people , the data retrieved . Data collection techniques to the study of literature and field studies . Empowerment program in terms of skills training , business facilities aid , capital, and routine assistance . The data obtained were then analyzed and compiled in the form of a single table after it is explained qualitatively .

Results of research conducted showed that the application of the Senyum Mandiri Rumah Zakat program concluded training program providing skills perceived lack of interest from residents of program participants , however, mentoring and consultancy work well and received a positive response from the citizens of program participants . The Senyum Mandiri program also contributes to the improvement of the socioeconomic conditions of the people who follow it . Rumah Zakat organizations should pay more attention to deficiencies in the services provided to citizens and better development of the field of other services that can be achieved objectives of this program to the fullest .

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada Allah SWT

yang telah memberikan penulis kesehatan, kemampuan, dan kemudahan dalam

menjalani kehidupan penulis, khususnya dalam penulisan skripsi ini. Shalawat

beriring salam penulis hadiahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kita

harapkan syafa’atnya di Yaumil Akhir kelak. Adapun judul skripsi ini adalah

“Penerapan Program Senyum Mandiri Lembaga Rumah Zakat Dalam Kehidupan

Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kecamatan Medan Denai.

Tanpa disadari dalam penulisan skripsi ini begitu banyak pihak-pihak yang

membantu penulis baik dalam materi maupun moril hingga skripsi ini bisa

diselesaikan. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT, tanpa rahmat, hidayah, kekuatan, dan kemudahan yang telah

diberikan-Nya, skripsi ini tidak akan pernah ada.

2. Kedua orang tua penulis, yaitu Bapak Syahrum dan Ibu Rohana. Doa,

dukungan, dan wajah mereka berdua menjadi penambah kekuatan dan

semangat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Prof. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Hairani, S.Sos, M.SP, selaku Ketua Departemen Ilmu Kesejahteraan

(5)

5. Bapak Agus Suriadi, S.Sos, MA, selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah memberikan banyak bimbingan dan arahan serta waktunya dalam

penulisan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen FISIP USU khususnya kepada Dosen-dosen Departemen

Ilmu Kesejahteraan Sosial yang telah begitu baik membagi pengetahuan

kepada penulis dari awal semester 1 hingga selesainya penulisan skripsi

ini.

7. Kakak dan abang penulis yaitu Kak Netti, Kak Neli, Bang Dedi, Bang Epo

yang selalu memberikan motivasi kepada penulis dan sebagai tempat

berbagi keluh kesah khususnya selama proses penyelesaian skripsi ini.

8. Para pimpinan dan staf lembaga Rumah Zakat yang telah memberikan

kesempatan kepada penuis untuk melakukan penelitian di lembaga Rumah

Zakat ini. Khususnya kepada Pak Safril Hasibuan selaku

penanggungjawab program Senyum Mandiri Rumah Zakat yang telah

begitu banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian guna

penyelesaian skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kemajuan

lembaga Rumah Zakat.

9. Para warga peserta program Senyum Mandiri Rumah Zakat yang telah

meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam pengerjaan

penelitian guna penyelesaian skripsi ini. Semoga usaha bapak dan ibu

sekalian semakin berkembang dan penuh keberkahan.

10.Kawan-kawan seperjuangan Kessos angkatan 2008 semuanya yang telah

(6)

USU, khususnya kepada kawan-kawan Kubu 78 (Prie, Hardi, Gok, Amril,

Karlos, Andi, dan yang lainnya). Sukses buat kita semua.

11.Kawan-kawan senior dan junior Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial

yang selalu memperjuangkan nama baik Kessos FISIP USU dalam segala

hal.

Besar harapan penulis skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang

membacanya. Dengan penuh kerendahan hati, penulis menyadari bahwa

skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat

mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun ke

depannya. Akhir kata penulis mengucapkan sekian dan terima kasih.

Medan, Februari 2014

Penulis

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Pnelitian ... 8

1.5 Sistematika Penulisan ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1 Pengertian Program ... 11

2.2 Pemberdayaan Masyarakat ... 12

(8)

2.4 Kemiskinan ... 16

2.5 Program Senyum Mandiri Rumah Zakat ... 19

2.5.1 Program Senyum Mandiri ... 19

2.5.2 Program Senyum Mandiri Di Kecamatan Medan Denai ... 20

2.6 Kesejahteraan Sosial ... 20

2.7 Kerangka Pemikiran ... 23

2.8 Definisi Konsep ... 26

2.9 Definisi Operasional ... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 29

3.1 Tipe Penelitian ... 29

3.2 Lokasi Penelitian ... 29

3.3 Populasi ... 29

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 30

3.5 Teknik Analisa Data ... 31

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENEITIAN ... 32

4.1 Kecamatan Medan Denai ... 32

(9)

4.1.2 Penduduk ... 33

4.2 Lembaga Rumah Zakat ... 35

4.2.1 Sejarah Singkat Berdirinya Rumah Zakat ... 35

4.2.2 Program-Program Rumah Zakat ... 43

4.2.3 Visi dan Misi Rumah Zakat ... 54

4.2.4 Budaya Organisasi Rumah Zakat ... 56

4.2.5 Lambang Rumah Zakat ... 57

4.2.6 Struktur Organisasi Rumah Zakat ... 58

BAB V ANALISA DATA ... 60

5.1 Analisis Karakteristik Responden ... 61

5.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 61

5.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 62

5.1.3 Karakterisitik Responden Berdasarkan Agama ... 62

5.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan ... 63

5.1.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan .... 64

5.1.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anak ... 65

(10)

5.2 Analisis Deskriptif Bantuan Dalam Program Senyum Mandiri ... 66

5.2.1 Frekuensi Mengikuti Pelatihan ... 67

5.2.2 Pemahaman Materi Pelatihan ... 68

5.2.3 Hubungan Pelatihan Dengan Penigkatan Kualitas Kelimuan . 68 5.2.4 Pengaruh Bimbingan Terhadap Semangat Bekerja ... 69

5.2.5 Kepuasan Terhadap Bantuan Sarana Usaha ... 70

5.2.6 Tingkat Kesulitan Dalam Memperoleh Bantuan ... 70

5.2.7 Pengaruh Bantuan Terhadap Peningkatan Produk Usaha ... 71

5.2 8 Pengecekan Rutin Sarana Usaha ... 72

5.2.9 Perbaikan Kerusakan Sarana Usaha ... 72

5.2.10 Kecukupan Pinjaman Dana ... 75

5.2.11 Kepuasan Dalam Pinjaman Dana ... 76

5.2.12 Penggunaan Dana Pinjaman Untuk Keperluan Lain ... 76

5.3 Analisis Deskriptif Sosial Ekonomi Keluarga Responden ... 77

5.3.1 Peningkatan Pendapatan/penghasilan Tiap Bulan ... 77

5.3.2 Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari ... 78

(11)

5.3.4 Status Tabungan ... 80

5.3.5 Kepemilikan Penyakit Kronis ... 80

5.3.6 Pengobatan Ketika Sakit ... 81

5.3.7 Pengalaman Mengalami Penyakit Yang Membutuhkan Biaya Besar Ketika Mengikuti Program ... 82

5.3.8 Intensitas Makan Dalam Sehari ... 82

5.3.9 Biaya Makan Dalam Sehari... 83

5.3.10 Intensitas Konsumsi Buah Dalam Seminggu ... 84

5.3.11 Intensitas Membeli Pakaian Dalam Setahun ... 85

5.3.12 Jumlah Anak Yang Masih Bersekolah ... 85

5.3.13 Kendala Dalam Pendidikan Anak ... 86

5.3.14 Kemudahan Dalam Pembiayaan Pendidikan Anak Setelah Mengikuti Program ... 87

5.3.15 Pendidikan Di Luar Sekolah ... 87

5.3.16 Pemenuhan Kebutuhan Buku Sekolah Anak ... 88

5.3.17 Status Kepemilikan Rumah ... 89

(12)

5.4 Hasil Analisa Data ... 91

BAB VI PENUTUP ... 100

6.1 Kesimpulan ... 100

6.2 Saran ... 102

DAFTAR PUSTAKA ... 103

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Persebaran Penduduk Kecamatan Medan Denai ... 32

Tabel 4.2 Sarana Pendidikan di Kecamatan Medan Denai ... 33

Tabel 4.3 Sarana Kesehatan di Kecamatan Medan Denai ... 34

Tabel 4.4 Sarana Ibadah di Kecamatan Medan Denai ... 34

Tabel 4.5 Daftar Kantor Rumah Zakat di Indonesia ... 39

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 61

Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 62

Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir . 64 Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anak ... 65

Tabel 5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan ... 66

Tabel 5.6 Frekuensi Mengikuti Pelatihan ... 67

Tabel 5.7 Hubungan Pelatihan Dengan Penambahan Pengetahuan Baru ... 68

Tabel 5.8 Pengaruh Bimbingan Terhadap Semangat Bekerja ... 69

Tabel 5.9 Peningkatan Pendapatan/Penghasilan Tiap Bulan ... 77

Tabel 5.10 Pendapatan Bersih Dalam Sehari ... 79

Tabel 5.11 Intensitas Makan Dalam Sehari ... 82

Tabel 5.12 Biaya Pangan Dalam Sehari ... 83

Tabel 5.13 Intensitas Konsumsi Buah Dalam Seminggu ... 84

Tabel 5.14 Jumlah Anak Yang Masih Bersekolah ... 85

Tabel 5.15 Kendala Dalam Pendidikan Anak ... 86

(14)

Tabel 5.17 Jumlah Kepala Keluarga Yang Tinggal Serumah ... 89

Tabel 5.18 Tipe Bangunan Rumah ... 90

(15)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL Nama : Khadafi

N I M : 080902056

ABSTRAK

PENERAPAN PROGRAM SENYUM MANDIRI LEMBAGA RUMAH ZAKAT DALAM KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI

KECAMATAN MEDAN DENAI

(Skripsi ini terdiri dari 6 bab, 104 halaman, 23 tabel, 17 kepustakaan dan lampiran)

Penelitian ini berjudul “Penerapan Program Senyum Mandiri Lembaga Rumah Zakat Dalam Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kecamatan Medan Denai”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Penerapan Program Senyum Mandiri Lembaga Rumah Zakat Dalam Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kecamatan Medan Denai. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi teori bagi penulis sendiri, pembaca, dan khususnya bagi pihak Lembaga sebagai referensi terhadap pengembangan kebijakan maupun model pelaksanaan kegiatan pemberdayaan di Kecamatan Medan Denai.

Penelitian dilakukan di masyarakat yang mengikuti Program Senyum Mandiri Rumah Zakat yang dilaksanakan di Kecamatan Medan Denai. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dimana semua warga yang mengikuti program Senyum Mandiri Rumah Zakat yaitu sebanyak 13 orang, diambil datanya. Teknik pengumpulan data dengan studi kepustakaan dan studi lapangan. Program pemberdayaan ditinjau dari pelatihan keterampilan, pemberian bantuan sarana usaha, permodalan, serta pendampingan rutin. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan disusun dalam bentuk tabel tunggal setelah itu dijelaskan secara kualitatif.

Hasil penelitian yang dilakukan memperlihatkan bahwa dalam penerapan program Senyum Mandiri Rumah Zakat dapat disimpulkan program pemberian pelatihan ketrampilan dirasa kurang mendapat minat dari warga peserta program , namun pendampingan maupun pemberian konsultasi berjalan baik dan mendapat respon positif dari warga peserta program. Program Senyum Mandiri ini juga sangat berperan terhadap peningkatan kondisi sosial ekonomi warga yang mengikutinya. Pihak lembaga Rumah Zakat harus lebih memperhatikan kekurangan dalam pelayanan yang diberikan kepada warga dan pengembangan yang lebih baik lagi terhadap bidang pelayanan lainnya agar tujuan program ini dapat tercapai secara maksimal.

(16)

UNIVERSITY OF NORTH SUMATERA

FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE DEPARTMENT OF SOCIAL WELFARE SCIENCE Name : Khadafi

NIM : 080902056

ABSTRACT

APPLICATION OF SENYUM MANDIRI OF RUMAH ZAKAT ORGANIZATION PROGRAM IN THE SOCIAL LIFE OF PUBLIC

ECONOMICS IN SUBDISTRICT MEDAN DENAI

(This thesis is composed of 6 chapters, 104 pages, 23 table, 17 libraries, and attachments)

This study , entitled " Application of Senyum Mandiri of Rumah Zakat Organization Program In The Social Life of Public Economics In Sub Terrain Denai " . This study aims to determine how the Implementation of Self- Organization Smile Alms Houses In The Social Life of Public Economics In Subdistrict Medan Denai . The results of this study are expected to be a reference source for the theory of the author, reader , and especially for the Institute as a reference to the model of policy development and implementation in the district of Medan Denai empowerment .

The study was conducted in the community who follow an Senyum Mandiri Rumah Zakat program are held at the District Medan Denai . This research is a descriptive study , in which all citizens Senyum Mandiri Rumah Zakat program are as many as 13 people , the data retrieved . Data collection techniques to the study of literature and field studies . Empowerment program in terms of skills training , business facilities aid , capital, and routine assistance . The data obtained were then analyzed and compiled in the form of a single table after it is explained qualitatively .

Results of research conducted showed that the application of the Senyum Mandiri Rumah Zakat program concluded training program providing skills perceived lack of interest from residents of program participants , however, mentoring and consultancy work well and received a positive response from the citizens of program participants . The Senyum Mandiri program also contributes to the improvement of the socioeconomic conditions of the people who follow it . Rumah Zakat organizations should pay more attention to deficiencies in the services provided to citizens and better development of the field of other services that can be achieved objectives of this program to the fullest .

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kemiskinan merupakan gambaran kehidupan di banyak negara

berkembang, mencakup lebih dari satu milyar penduduk dunia, baik itu di daerah

pedesaan maupun di perkotaan. Kemiskinan merupakan permasalahan yang

diakibatkan oleh kondisi nasional suatu negara dan situasi global. Indonesia

menghadapi masalah yang cukup besar di berbagai bidang, baik bidang sosial

ekonomi, kependudukan maupun lingkungan hidup. Semua ini akibat dari

berbagai kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada peningkatan

kesejahteraan rakyat. Dampak dari berbagai kebijakan tersebut adalah semakin

banyaknya penduduk miskin di Indonesia.

Kemiskinan merupakan persoalan struktural dan multi dimensional yang

mencakup politik, sosial, ekonomi, aset dan lain-lain. Salah satu ciri umum dari

kondisi fisik masyarakat miskin adalah tidak memiliki akses ke sarana dan

prasarana lingkungan yang memadai dengan kualitas perumahan dan permukiman

yang jauh dari standar kelayakan dan mata pencaharian yang tidak menentu.

Dimensi ekonomi misalnya rendahnya penghasilan sehingga tidak mampu untuk

memenuhi kebutuhan hidup keluarga sampai batas yang layak. Selain itu dimensi

(18)

Kemiskinan senantiasa menarik perhatian berbagai kalangan, baik para

akademisi maupun para praktisi. Berbagai teori, konsep dan pendekatan pun terus

menerus dikembangkan untuk menyibak tirai dan misteri kemiskinan ini. Di

Indonesia masalah kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa relevan

untuk dikaji terus-menerus. Ini bukan saja karena masalah kemiskinan telah ada

sejak lama dan masih hadir di tengah-tengah kita saat ini, melainkan pula karena

kini gejalanya semakin meningkat sejalan dengan krisis multidimensional yang

masih dihadapi oleh bangsa Indonesia (Suharto, 2006:131).

Indonesia memiliki jumlah penduduk yang sangat besar. Dalam pendataan

penduduk oleh Kementerian Dalam Negeri, jumlah penduduk Indonesia terhitung

31 Desember 2010 mencapai 259.940.857. Jumlah ini terdiri atas 132.240.055

laki-laki dan 127.700.802 perempuan. (BPS : 2013)

Pada bulan Maret 2013, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan

pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia

mencapai 28,07 juta orang (11,37 persen), berkurang sebesar 0,52 juta orang

dibandingkan dengan penduduk miskin pada September 2012 yang sebesar 28,59

juta orang (11,66 persen). Dikatakan penduduk miskin dilihat dari tingkat

pengeluaran per kapita per bulan sebesar Rp211.726,- atau sekitar Rp7000,- per

hari. (BPS : 2013)

Jumlah penduduk miskin di Sumatera Utara pada September 2012

sebanyak 1.378.400 orang (10,41 persen), angka ini berkurang sebanyak 28.800

(19)

berjumlah 1.407.200 orang (10,67 persen). Selama periode Maret 2012 -

September 2012, penduduk miskin di daerah pedesaan berkurang 28.900 orang

(dari 738.000 orang pada Maret 2012 menjadi 709.100 orang pada September

2012), sedangkan di daerah perkotaan pada September 2012 berjumlah 669.300

orang dan relatif tidak berbeda dengan kondisi Maret 2012. Penduduk miskin di

daerah perkotaan pada Maret 2012 sebesar 10,32 persen, turun menjadi 10,28

persen pada September 2012. Begitu juga dengan penduduk miskin di daerah

perdesaan, yaitu dari 11,01 persen pada Maret 2012 menjadi 10,53 persen pada

September 2012. Pada September 2012 garis kemiskinan Sumatera Utara secara

total sebesar Rp271.738,- per kapita per bulan. Untuk daerah perkotaan, garis

kemiskinannya sebesar Rp295.080,- dan untuk daerah perdesaan sebesar

Rp249.165,- per kapita per bulan. (BPS Sumut : 2013)

Namun jika dibandingkan dengan jumlah penduduk yang cukup banyak,

tingkat kemiskinan ini masih terbilang cukup besar. Salah satu penyebab

banyaknya jumlah penduduk miskin di indonesia adalah tingkat pengangguran di

negara ini masih cukup tinggi. Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan tingkat

pengangguran terbuka di Indonesia pada Februari 2012 mencapai 6,32% atau 7,61

juta orang. Jumlah ini turun 6% dari Februari 2011 yang sebesar 8,12 juta orang.

Kemiskinan dan pengangguran menjadi masalah yang penting saat ini di

Indonesia, sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia.

Masalah kemiskinan ini sangatlah kompleks dan bersifat multidimensional,

(20)

Indonesia yang merupakan Negara berkembang. Kemiskinan telah membuat

jutaan anak tidak bisa merasakan pendidikan, kesulitan membiayai kesehatan,

kurangnya tabungan dan investasi, dan masalah lain yang menjurus ke arah

tindakan kekerasan dan kejahatan.

Berbagai cara yang dilakukan untuk mengatasi masalah kemiskinan

dengan menghabiskan dana yang sangat besar. Di Indonesia saja, biaya

penanggulangan kemiskinan terus meningkat dari tahun ke tahun dari sebesar Rp

18 triliun pada tahun 2004 menjadi Rp 23 triliun pada tahun 2005. Pada tahun

2006, anggaran ini melonjak hampir dua kali lipat menjadi Rp 42 triliun dan untuk

tahun 2007 dialokasikan sebesar Rp 51 triliun (Suharto, 2006:72).

Dalam rangka menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia, pemerintah

telah melakukan berbagai kebijakan, salah satunya adalah dengan cara

memberdayakan masyarakat. Pemberdayaan berarti mengurangi beban

masyarakat. Masyarakat bisa bekerja dengan kompetensi mereka masing-masing.

Kelahiran konsep pemberdayaan masyarakat seringkali dikaitkan dengan

gugatan terhadap kegagalan-kegagalan pembangunan khususnya di negara dunia

ketiga. Selain itu, perkembangan pemberdayaan masyarakat sering dikaitkan

dengan LSM atau organisasi non pemerintah dan organisasi-organisasi sosial.

Namun sebenarnya, di Indonesia cikal bakal kelahiran LSM atau organisasi non

pemerintah telah lahir pada masa kolonialisme. Tahun 1890 misalnya ada Mardi

Karya, sebuah organisasi yang dibentuk oleh Suryopranoto yang berkecimpung

(21)

politik. Lahirnya Budi Utomo juga memiliki karakter yang sama dengan LSM

atau organisasi non pemerintah saat ini. Dua contoh lembaga ini tidak berorientasi

pada keuntungan, namun kerja-kerja yang dilakukan semata-mata untuk

kesejahteraan masyarakat. Harus diakui memang, karakter organisasi yang lahir

pada masa kolonialisme dengan masa kemerdekaan memang berbeda, namun

kesamaannya adalah spirit bekerja untuk masyarakat tetap ada (Nainggolan, 2004:

107).

Aspek penting dalam suatu program pemberdayaan masyarakat adalah

program yang disusun sendiri oleh masyarakat, mampu menjawab kebutuhan

dasar masyarakat, mendukung keterlibatan kaum miskin dan kelompok yang

terpinggirkan lainnya, dibangun dari sumber daya lokal, sensitif terhadap

nilai-nilai budaya lokal, memperhatikan dampak lingkungan, tidak menciptakan

ketergantungan, berbagai pihak terkait terlibat (instansi pemerintah, lembaga

penelitian, perguruan tinggi, LSM, swasta dan pihak lainnya), serta dilaksanakan

secara berkelanjutan.

Rumah Zakat Indonesia merupakan sebuah lembaga swadaya masyarakat

yang memfokuskan pada pengelolaan zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf secara

profesional dengan menitikberatkan program pendidikan, kesehatan, pembinaan

komunitas dan pemberdayaan ekonomi sebagai penyaluran program unggulan.

Memulai kiprahnya sejak Mei 1998 di Bandung, lembaga yang awalnya bernama

Dompet Sosial Ummul Quro (DSUQ) ini,dan mengalami perubahan nama

(22)

semakin kuat ketika lembaga ini telah mendapat sertifikasi pengukuhan sebagai

lembaga amil zakat nasional berdasarkan SK Menteri Agama RI No. 157 pada

tanggal 18 Maret 2003. Perkembangan cabang pun tumbuh secara cepat. Hingga

awal 2006, Rumah Zakat Indonesia yang dipelopori oleh Ustadz Abu Syauqi dan

tim, telah memiliki kantor pusat di Bandung dan 28 titik kantor pelayanan di 12

propinsi utama di Indonesia. (wikipedia, diakses 16.20 29 Mei 2013).

Selain menerima titipan zakat, infaq dan sodaqoh, Rumah Zakat juga

menjalankan beberapa program utama yang menjadi implementasi dari

pengelolaan dana zakat, infaq, dan sodaqoh yang berhasil dihimpun.

Program-program tersebut yaitu Senyum Juara (pendidikan), Senyum Sehat (kesehatan)

dan Senyum Mandiri (kemandirian, kewirausahaan). Adapula program yang

dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu yaitu Senyum Ramadhan dan

Superqurban.

Senyum Mandiri merupakan salah satu program Rumah Zakat yang

berupaya untuk memandirikan masyarakat melalui serangkaian proses

pemberdayaan masyarakat. Program ini terdiri dari beberapa sub program yakni

Balai Bina Mandiri, Kelompok Usaha Kecil Menengah (KUKMI), Sarana Usaha

Mandiri, Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Agro, dan Pelatihan Skill Produktif.

Pada Rumah Zakat cabang Kota Medan, program Senyum Mandiri ini

dilaksanakan pada 3 lokasi, salah satunya adalah di Kecamatan Medan Denai.

Medan Denai merupakan pusat sentra kerajinan produksi lokal di kota Medan,

(23)

Mapping yang dilakukan pihak Rumah Zakat terhadap keadaan masyarakat di

sana, masih kurang dilakukan pembinaan terhadap proses produksi dan pemasaran

produk kerajinan mereka. Adapun di antara ketiga lokasi yang menjadi sasaran

program Senyum Mandiri Rumah Zakat, di Kecamatan Medan Denai ini

merupakan lokasi yang memiliki waktu proses program berjalan yang terlama

dari dua lokasi lainnya, yaitu program sudah berjalan selama 10 bulan. Selain itu,

Rumah Zakat Indonesia merupakan lembaga penghimpun dan penyalur zakat

terbesar di kota Medan yang memiliki visi ”Menjadi Lembaga Amil Zakat

Bertaraf Internasional Yang Unggul dan Terpercaya”. Maka, peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian berjudul “Penerapan Program Senyum Mandiri

Lembaga Rumah Zakat Dalam Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat di

Kecamatan Medan Denai.”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang sebelumnya maka yang menjadi

permasalahan adalah bagaimana Penerapan Program Senyum Mandiri Lembaga

Rumah Zakat Dalam Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat di Kecamatan

(24)

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini diselenggarakan dengan tujuan: Untuk mengetahui

Penerapan Program Senyum Mandiri Lembaga Rumah Zakat Dalam Kehidupan

Sosial Ekonomi Masyarakat di Kecamatan Medan Denai.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut :

1) Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan dan memberi

informasi baru bagi lembaga maupun bagi para stakeholder terkait

guna peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui program

pemberdayaan masyarakat.

2) Secara pribadi untuk menerapkan ilmu-ilmu yang diperoleh sebagai

mahasiswa Departemen Kesejahteraan Sosial FISIP USU serta

menambah wawasan keilmuan dan pengalaman bagi peneliti.

3) Bagi Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial, penelitian diharapkan

dapat menambah referensi dan sebagai bahan kajian dan perbandingan

bagi para mahasiswa yang tertarik terhadap pengaruh program

(25)

1.5 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika dalam penelitian ini sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah,

ruang lingkup masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta

sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan uraian dan teori-teori yang berkaitan dengan

penelitian, kerangka pemikiran, defenisi konsep dan defenisi

operasional, juga hipotesis.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang tipe penelitian, lokasi penelitian,

populasi, teknik pengumpulan data dan teknik analisa data.

BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang gambaran umum lokasi penelitian yang

berhubungan dengan masalah objek yang akan diteliti.

BAB V : ANALISA DATA

Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari hasil

(26)

BAB VI : PENUTUP

Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran atas penelitian

(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Program

Program adalah unsur pertama yang harus ada demi terciptanya suatu

kegiatan. Di dalam program dibuat beberapa aspek, disebutkan bahwa di dalam

setiap program dijelaskan mengenai :

1) Tujuan kegiatan yang akan dicapai.

2) Kegiatan yang diambil dalam mencapai tujuan.

3) Aturan yang harus dipegang dan prosedur yang harus dilalui.

4) Perkiraan anggaran yang dibutuhkan.

5) Strategi pelaksanaan.

Melalui program, maka segala bentuk rencana akan lebih terorganisir dan

lebih mudah untuk dioperasionalkan. Hal ini sesuai dengan pengertian program

yang diuraikan. Suatu program adalah kumpulan proyek-proyek yang

berhubungan telah dirancang untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang

harmonis dan secara integral untuk mencapai sasaran kebijaksanaan tersebut

(28)

Menurut Charles O.Jones, pengertian program adalah cara yang disahkan

untuk mencapai tujuan. Beberapa karakteristik tertentu yang dapat membantu

seseorang untuk mengidentifikasi suatu aktivitas sebagai program atau tidak

yaitu:

1) Program cenderung membutuhkan staf, misalnya untuk melaksanakan

atau sebagai pelaku program.

2) Program biasanya memiliki anggaran tersendiri, program kadang bisa

juga diidentifikasikan melalui anggaran.

3) Program memiliki identitas sendiri, yang bila berjalan secara efektif

dapat diakui oleh publik.

Program terbaik di dunia adalah program yang didasarkan pada model

teoritis yang jelas, yakni : sebelum menentukan masalah sosial yang ingin diatasi

dan memulai melakukan intervensi, maka sebelumnya harus ada pemikiran yang

serius terhadap bagaimana dan mengapa masalah itu terjadi dan apa yang menjadi

solusi terbaik (Jones,1996:295).

2.2 Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan yang dalam bahasa Inggris “empowerment” bermakna

pemberian kekuasaan karena power bukan sekadar daya, tetapi juga kekuasaan,

sehingga kata daya tidak saja bermakna mampu tetapi juga mempunyai kuasa.

(29)

proses, pemberdayaan mempunyai tiga tahapan yaitu penyadaran,

pengakapasitasan dan pendayaan. Seperti pendapat Hikmat (2001) yang

menyatakan pemberdayaan masyarakat tidak hanya mengembangkan potensi

ekonomi rakyat, tetapi juga peningkatan harkat martabat, rasa percaya diri dan

harga dirinya, serta terpeliharanya budaya setempat.

Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya mempersiapkan masyarakat

seiring dengan upaya memperkuat kelembagaan masyarakat, agar mampu

mewujudkan kemajuan, kemandirian dan kesejahteraan. Menurut Hikmat

(2001:3) konsep pemberdayaan dalam wacana pembangunan masyarakat selalu

dihubungkan dengan konsep mandiri, partisipasi, jaringan kerja dan keadilan.

Pemberdayaan masyarakat adalah upaya meningkatkan harkat dan martabat

lapisan masyarkat yang sekarang dalam kondisi tidak mampu melepaskan diri dari

perangkap kemiskinan dan ketidakberdayaan.

Dalam program pemberdayaan penting juga diperhatikan modal sosial

yang dimiliki masyarakat setempat. Seperti yang dinyatakan oleh Fukuyama

(2002) dalam Hasbullah (2006: 8), modal sosial adalah segala sesuatu yang

membuat masyarakat bersekutu untuk mencapai tujuan bersama atas dasar

kebersamaan dan didalamnya diikat oleh nilai-nilai dan norma-norma yang

tumbuh dan dipatuhi. Situasi ini akan menjadi kunci bagi keberhasilan program

pemberdayaan yang terdapat di wilayah tersebut.

Hardina (2007) dalam Matias (2011) mengemukakan bahwa

(30)

untuk menganalisis keadaan dan kesanggupan serta masalah-masalah yang perlu

diselesaikan. Menurutnya, prinsip pemberdayaan masyarakat adalah pengalaman

dan pengetahuan masyarakat tentang keberadaannya yang sangat luas dan berguna

serta harapan mereka untu menjadi lebih baik. Sedangkan titik tolak

pemberdayaan masyarakat adalah untuk memandirikan masyarakat agar mampu

meningkatkan derajat hidupnya, mengoptimumkan segala sumber daya yang ada

pada mereka dan yang ada pada lingkungan mereka.

2.3 Sosial Ekonomi Masyarakat

Kondisi sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur

secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur

sosial masyarakat. Pemberian posisi ini disertai dengan seperangkat hak dan

kewajiban yang harus dipenuhi oleh si pembawa status. Tingkat sosial merupakan

faktor non ekonomis seperti budaya, pendidikan, umur dan jenis kelamin.

Sedangkan tingkat ekonomi seperti pendapatan, jenis pekerjaan, pendidikan dan

investasi.

Sosial ekonomi dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berkaitan

dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat, antara lain dalam sandang, pangan,

perumahan, pendidikan, kesehatan, dan lainnya. Pemenuhan kebutuhan yang

dimaksud berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.

Kehidupan sosial ekonomi harus dipandang sebagai sistem sosial, yaitu

(31)

satu kesatuan. Kehidupan sosial adalah kehidupan bersama manusia atau kesatuan

manusia yang hidup dalam pergaulan. Interaksi ini pertama terjadi pada keluarga.

Ada terjadi hubungan antara ayah, ibu, dan anak. Dari adanya interaksi antara

anggota keluarga maka akan muncul hubungan dengan masyarakat luar. Pola

hubungan interaksi ini tentu saja dipengaruhi lingkungan dimana masyarakat

tersebut bertempat tinggal. Di dalam masyarakat pedesaan kita ketahui interaksi

yang terjadi lebih erat dibandingkan dengan perkotaan. Pada masyarakat yang

yang hidup di perkotaan hubungan interaksi biasanya lebih dieratkan oleh status,

jabatan atau pekerjaan yang dimiliki. Hal ini menyebabkan terjadinya stratifikasi

sosial dalam masyarakat.

Melly G.Tan mengatakan untuk melihat kedudukan sosial ekonomi adalah

pekerjaan, penghasilan, dan pendidikan. Berdasarakan ini masyarakat dapat

digolongkan kedalam kedudukan sosial ekonomi rendah, sedang, dan tinggi

seperti di bawah ini :

1) Golongan masyarakat berpenghasilan rendah, yaitu masyarakat yang

menerima pendapatan lebih rendah dari keperluan untuk memenuhi

tingkat hidup minimal mereka perlu mendapatkan pinjaman dari orang

lain.

2) Golongan masyarakat yang berpenghasilan sedang, yaitu pendapatan

harga cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok dan tidak dapat

(32)

3) Golongan masyarakat yang berpenghasilan tinggi, yaitu selain dapat

memenuhi kebutuhan pokok, juga sebagian dari pendapatan itu dapat

ditabungkan dan digunakan untuk kebutuhan yang lain. (Tan dalam

Koentjaraningrat,1981:35).

Adapun maksud dari pengertian sosial ekonomi masyarakat dalam

penelitian ini adalah tingkat perubahan kemajuan atau peningkatan hasil

pendapatan masyarakat yang ikut tergabung dalam program Senyum Mandiri

Rumah Zakat.

2.4 Kemiskinan

Berbicara persoalan kemiskinan merupakan fenomena yang bersifat

multidimensional. Pada prinsipnya kemiskinan bukan sekedar fenomena, tetapi

merupakan proses yang tereduksi dari berbagai faktor (Sulistiyani; 2004).

Kemiskinan menjadi isu yang sangat sentral dan menjadi fenomena dimana-mana.

Selama ini kemiskinan diasumsikan bahwa orang miskin tidak mampu menolong

dirinya sendiri. Kemiskinan dipandang sebagai gejala rendahnya kesejahteraan.

Ilmuwan sosial mengaitkan konsep kemiskinan dengan konsep kelas, stratifikasi

sosial, struktur sosial dan bentuk-bentuk definisi sosial lainnya (Soetomo; 2006).

Hal yang juga dijumpai dalam pengukuran kemiskinan , konsep tentang taraf

hidup atau “lefel of living” misalnya tidak cukup hanya melihat tingkat

pendapatan, akan tetapi juga perlu melihat tingkat pendidikan, kesehatan,

(33)

dapat dilihat dari aspek non ekonomis sebagai indikator yang dominant.

Pembangunan ini dikehendaki agar pembangunan dilihat dari aspek manusianya

(improvement of human life) dengan demikian pembangunan seharusnya

diperuntukkan bagi semua pihak dan semua lapisan masyarakat, serta paling tidak

mengandung tujuan:

1. Memperbaiki hal-hal yang berkaitan dengan penopang hidup warga

masyarakat.

2. Memperbaiki kondisi sosial kehidupan yang memungkinkan

terpenuhinya kebutuhan harga diri.

3. Adanya kebebasan termasuk didalamnya kebebasan dari penindasan,

ketidakadilan, kesengsaran serta kemelaratan (Goulet, dalam Soetomo;

2006).

Boedi Somedi menyatakan untuk memberi pemahaman konseptual

terdapat 2 pengertian kemiskinan:

1. Secara kualitatif yaitu kemiskinan merupakan suatu kondisi yang didalamnya

hidup manusia yang tidak bermartabat atau hidup manusia yang tidak layak

sebagai manusia.

2. Secara kuantitatif yaitu kemiskinan merupakan suatu kondisi dimana hidup

manusia serba kekurangan atau dengan bahasa lazim disebut tidak berharta

(34)

Di dalam membicarakan masalah kemiskinan kita akan menemukan

beberapa istilah kategori kemiskinan seperti:

1. Kemiskinan absolut yaitu seseorang yang dikatakan miskin apabila tidak

dapat memenuhi kebutuhan hidupnya untuk memelihara fisiknya dan

untuk dapat bekerja .

2. Kemiskinan relatif yaitu kemiskinan yang muncul jika kondisi

seseorang atau sekelompok orang dibandingkan dengan kondisi orang

atau sekelompok orang lain.

3. Kemiskinan struktural yaitu kemiskinan yang timbul akibat adanya

suatu kekuatan yang berada diluar seseorang atau sekelompok orang

yang membelenggu, yang memaksa seseorang atau sekelompok orang

tersebut agar tetap menjadi miskin.

4. Kemiskinan situasional yaitu kemisinan yang terjadi jika seseorang atau

sekelompok orang tinggal di daerah yang tidak menguntungkan

misalnya daerah yang tanahnya tidak subur, oleh karenanya menjadi

miskin.

5. Kemiskinan kultural yaitu kemiskinan yang dikarenakan budaya atau

kultur masyarakat setempat yang menghendaki tetap miskin.

Memahami kemiskinan untuk lebih lanjut perlu diketahui dan ditelusuri

latar belakang, dengan mengetahui latar belakang kemiskinan akan lebih mudah

(35)

(BPS) memberikan definisi kemiskinan, seseorang/keluarga dikatakan miskin

apabila memiliki kategori sebagai berikut:

1. Luas bangunan kurang dari 8m2,

2. Jenis lantai hunian bukan berasal dari keramik, traso, tegel, ubin atau semen.

per ubin atau semen,

3. Tidak memiliki fasillitas jamban /wc,

4. Konsumsi lauk pauk tidak bervariasi,

5. Tidak mampu membeli pakaian minimal 1 set pertahun untuk setiap anggota

keluarga,

6. Tidak memiliki aset rumah tangga seperti lemari.

2.5 Program Senyum Mandiri Rumah Zakat

2.5.1 Program Senyum Mandiri

Program Senyum Mandiri merupakan salah satu program Lembaga Rumah

Zakat yang berupaya untuk memandirikan masyarakat melalui serangkaian proses

pemberdayaan masyarakat. Program ini terdiri dari beberapa sub program yakni

Balai Bina Mandiri, Kelompok Usaha Kecil Menengah (KUKMI), Sarana Usaha

(36)

1) Balai Bina Mandiri

Program pemberdayaan masyarakat dengan melakukan set up infrastruktur

dan sarana penunjang aktivitas pemberdayaan komunitas dan lingkungan di

wilayah ICD binaan Rumah Zakat dan mitra. Aktivitas di Balai Bina Mandiri

berdasarkan pemetaan potensi sumber daya di masing-masing wilayah dan

didampingi SDM Member Relationship Officer (MRO).

2) Kelompok Usaha Kecil Mandiri (KUKMI)

Program pemberdayaan dan pendampingan ekonomi berbasis usaha mikro

member program, dalam bentuk pengadaan modal dan/atau infrastruktur serta

sarana penunjang aktivitas usaha yang telah dimilikinya. Bantuan sarana usaha

dan modal yang diberikan, berdasarkan hasil pemetaan kebutuhan usaha para

anggota KUKMI. Adapun jumlah anggota KUKMI sebanyak 10-20 orang

tergantung jenis usahanya.

3) Sarana Usaha Mandiri

Program pemberdayaan ekonomi, dalam bentuk pengadaan infrastruktur &

sarana penunjang aktivitas masyarakat dalam kegiatan usahanya. Bantuan sarana

usaha yang diberikan, berdasarkan hasil penilaian kelayakan usaha

masing-masing calon member pemberdayaan.

4) Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Agro

Merupakan program pemberdayaan ekonomi masyarakat di bidang ternak,

(37)

Ternak Domba

8 (delapan) penerima manfat yang akan mendapatkan intervensi program berupa:

- Set up infrastruktur ternak,

- pemberian modal dan operasional penggemukkan ternak domba selama 3 bulan,

- pendampingan usaha.

Ternak Sapi

30 penerima manfaat yang akan mendapatkan intervensi program berupa:

- Set up infrastruktur ternak,

- pemberian modal dan operasional penggemukkan ternak sapi,

- pendampingan usaha.

5) Pelatihan Skill Produktif

Program peningkatan kapasitas skill produktif pemuda sebagai modal

menjadi pengusaha. Penekanan program ini pada pengembangan potensi lokal

(38)

2.5.2 Program Senyum Mandiri Rumah Zakat di Kecamatan Medan Denai

Kecamatan Medan Denai merupakan salah satu lokasi pelaksanaan

program Senyum Mandiri Rumah Zakat cabang Medan. Di lokasi ini, bentuk

program yang dijalankan adalah Program Balai Bina Mandiri, Kelompok Usaha

Kecil Mandiri (KUKMI), dan Sarana Usaha Mandiri. Bentuk bantuan yang

diberikan yaitu berupa pelatihan ketrampilan, penyediaan sarana usaha, dan

permodalan. Warga yang ingin bergabung dalam program ini harus mengajukan

diri terlebih dahulu. Kemudian akan dilakukan survei oleh pihak Rumah Zakat

tentang kelayakan untuk bergabung ke program Senyum Mandiri tersebut.

Adapun yang menjadi penilaiannya antara lain :

- Keluarga Miskin.

- Memiliki usaha yang sedang berjalan.

- Memiliki kendala ekonomi dalam menjalankan usaha.

2.6 Kesejahteraan Sosial

2.6.1 Pengertian Kesejahteraan Sosial

Secara harfiah kesejahteran sosial mengandung makna yang luas dan

mencakup dan mencakup berbagai segi pandangan atau ukuran-ukuran tertentu

tentang suatu hal yang menjadi cirri utama dari pengertian tersebut. Kesejahteraan

(39)

aman sentosa, sedangkan kesejahteraan berarti suatu keadaan sejahtera, aman,

keselamatan, ketenteraman dan kemakmuran.

Secara yuridis konsepsional, pengertian kesejahteraan sosial termuat

dalam UU No. 11 Tahun 2009 tentang ketentuan-ketentuan pokok kesejahteraan

sosial, pasal 1 ayat 1 adalah sebagai berikut :

“Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual,

dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri,

sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.”.

2.7 Kerangka Pemikiran

Kemiskinan dan pengangguran menjadi masalah yang penting saat ini di

Indonesia. Salah satu upaya untuk mengatasi pengangguran tersebut adalah

dengan melakukan program pemberdayaan masyarakat. Aspek penting dalam

suatu program pemberdayaan masyarakat adalah mampu menjawab kebutuhan

dasar masyarakat, mendukung keterlibatan kaum miskin dan kelompok yang

terpinggirkan lainnya, dibangun dari sumber daya lokal, sensitif terhadap

nilai-nilai budaya lokal, memperhatikan dampak lingkungan, tidak menciptakan

ketergantungan, serta dilaksanakan secara berkelanjutan.

Rumah Zakat Indonesia merupakan sebuah lembaga swadaya masyarakat

yang memfokuskan pada pengelolaan zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf secara

(40)

komunitas dan pemberdayaan ekonomi sebagai penyaluran program unggulan.

Salah satu program Lembaga Rumah Zakat yang bergerak di bidang

pemberdayaan mayarakat adalah Program Senyum Mandiri.

Kecamatan Medan Denai merupakan salah satu lokasi yang menjadi

sasaran program Senyum Mandiri Rumah Zakat di Kota Medan. Adapun bentuk

pemberdayaan masyarakat yang dijalankan di lokasi ini yaitu program pelatihan

ketrampilan, sarana usaha, dan permodalan yang diberikan kepada masyarakat

Kecamatan Medan Denai yang tergabung dalam program ini.

Medan Denai merupakan pusat sentra kerajinan produksi lokal di kota

Medan, seperti kerajinan tas, sepatu, dan pakaian. Namun, berdasarkan hasil

Social Mapping yang dilakukan pihak Rumah Zakat terhadap keadaan masyarakat

di sana, masih kurang dilakukan pembinaan terhadap proses produksi dan

pemasaran produk kerajinan mereka. Maka, penelitian ini berfokus pada

penerapan program Senyum Mandiri Rumah Zakat ini terhadap tingkat sosial

(41)

BAGAN ALUR PEMIKIRAN

Program Senyum Mandiri

Rumah Zakat

Kegiatan program meliputi :

- Pelatihan Ketrampilan

- Sarana Usaha

- Permodalan

Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat

- Penghasilan / pendapatan

- Sandang dan pangan

- Perumahan

- Pendidikan

(42)

2.8 Definisi Konsep

Konsep adalah istilah atau defenisi yang digunakan untuk menggambarkan

secara abstrak, kejadian, keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat

perhatian ilmu sosial. Defenisi konsep bertujuan untuk merumuskan istilah-istilah

yang digunakan secara mendasar agar tercipta suatu persamaan persepsi dan

menghindari salah pengertian yang dapat mengaburkan penelitian.

Penelitian ini dimaksud untuk mengetahui penerapan program Senyum

Mandiri Lembaga Rumah Zakat dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat di

kecamatan Medan Denai. Oleh karena itu, untuk menghindari kesalahpahaman

dalam penelitian ini maka penelti merumuskan dan mendefenisikan istilah-istilah

yang dipergunakan secara mendasar agar tercipta suatu persamaan persepsi dan

tidak muncul salah pengertian pemakaian istilah yang dapat mengkaburkan tujuan

penelitian.

Adapun konsep-konsep yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Sosial ekonomi adalah keadaan suatu masyarakat yang ditinjau dari segi sosial

ekonomi seperti tingkatan pendapatan, kondisi perumahan, kondisi kesehatan,

pendidikan, sandang, dan kualitas pangan.

2. Program Senyum Mandiri merupakan salah satu program lembaga Rumah

Zakat yang berupaya untuk memandirikan masyarakat melalui serangkaian

proses pemberdayaan masyarakat. Untuk program yang dilaksanakan di

Kecamatan Medan Denai, rangkaian program yang dilakukan adalah Program

(43)

Usaha Mandiri. Bentuk bantuan yang diberikan yaitu berupa pelatihan

ketrampilan, penyediaan sarana usaha, dan permodalan.

3. Masyarakat adalah golongan besar atau kecil terdiri dari beberapa manusia,

yang atau dengan sendirinya bertalian secara golongan dan pengaruh

mempengaruhi satu sama lain.

2.9 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan seperangkat petunjuk atau kriteria atau

operasi yang lengkap tentang apa yang harus diamati dan bagaimana

mengamatinya dengan memiliki rujukan-rujukan empiris. Bertujuan untuk

memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian di lapangan. Maka perlu

operasionalisasinya dari konsep-konsep yang menggambarkan tentang apa yang

harus diamati. (Ulber Silalahi, 2009:120).

Definisi operasional merupakan petunjuk bagaimana suatu variabel diukur,

dengan membaca defenisi operasional dalam suatu penelitian,seorang peneliti

akan tahu pengukuran suatu variabel, sehingga ia dapat mengetahui baik buruknya

suatu pengukuran tersebut ( Singarimbun, 1989: 46 ). Berdasarkan hal tersebut

maka di dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan

variabel terikat. Variabel bebas adalah sejumlah gejala atau unsur yang

menentukan ada atau munculnya gejala atau unsur yang lain. Sedangkan variabel

(44)

Variabel bebas (x) yaitu program Senyum Mandiri Lembaga Rumah

Zakat, memiliki dimensi :

a. Pelatihan ketrampilan,

b. Sarana usaha,

c. Permodalan.

Variabel terikat (y) yaitu sosial ekonomi masyarakat berupa segala

kegiatan dan upaya masyarakat untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya,

meliputi:

a. Peningkatan penghasilan atau pendapatan.

b. Pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari berupa kebutuhan sandang dan

pangan.

c. Perumahan yaitu kondisi rumah masyarakat baik permanen, semi permanen dan

status kepemilikan rumah.

d. Pendidikan yaitu kemampuan dalam penyediaan dana atau biaya pendidikan

baik pendidikan formal maupun non formal.

e. Kesehatan yaitu kemampuan untuk memberikan jaminan kesehatan terhadap

keluarga indikatornya kemampuan untuk membeli obat- obatan dan

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif (kualitatif), yaitu penelitian yang menggambarkan secara tepat

sifat-sifat suatu keadaan subjek atau objek. Penelitian deskriptif dalam pelaksanaannya

lebih terstruktur, sistematis, dan terkontrol. Peneliti memulai dengan subjek yang

jelas dan mengadakan penelitian atas populasi atau sampel dari subjek tersebut

untuk menggambarkannya secara akurat. (Silalahi, 2009 : 28)

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Medan Denai, Kota Medan.

Pemilihan lokasi ini karena Kecamatan Medan Denai merupakan salah satu lokasi

yang dijadikan sasaran program Senyum Mandiri Rumah Zakat dan masih

berjalan sampai saat ini.

3.3 Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan unit analisis, yaitu objek yang akan

(46)

adalah seluruh warga yang tergabung dalam program Senyum Mandiri Rumah

Zakat di Kecamatan Medan Denai. Adapun jumlah warga yang masuk dalam

program ini adalah sebanyak 13 warga. Maka populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh warga yang tergabung dalam program tersebut, yakni berjumlah 13 orang.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk dapat informasi atau data yang dibutuhkan penelitian ini, maka

peneliti menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

1. Studi kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data atau informasi menyangkut

masalah yang diteliti dengan mempelajari dan menelaah buku, majalah, surat

kabar, tulisan yang ada kaitannya terhadap masalah yang diteliti.

2. Studi lapangan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh mealui penelitian

dengan turun langsung ke lokasi penelitian untuk mencari fakta yang berkaitan

dengan masalah yang diteliti, yaitu:

a. Observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti

untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai objek penelitian.

b. Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan

menyebarkan angket berupa daftar pertanyaan tertutup dan terbuka

untuk dijawab oleh warga yang mengikuti program Senyum Mandiri

(47)

c. Wawancara, yaitu dimaksudkan untuk mengajukan pertanyaan secara

tatap muka dengan warga yang mengikuti program Senyum Mandiri

Rumah Zakat yang bertujuan untuk melengkapi data yang diperoleh.

3. Data sekunder, yaitu data yang bersumber lembaga Rumah Zakat yang terkait

dengan program Senyum Mandiri Rumah Zakat.

3.5 Teknik Analisis Data

Proses pengolahan data atau analisis data tergolong proses yang cukup

panjang. Langkah awal pengolahan data adalah mempelajari dan memahami

jawaban responden. Analisa data adalah proses menjadikan data memberikan

pesan kepada pembaca. Melalui analisa data, maka data yang diperoleh tidak lagi

diam melainkan “berbicara”. Analisa data menjadikan data itu mengeluarkan

maknanya sehingga para pembaca tidak hanya mengetahui data tersebut,

melainkan juga mengetahui apa yang ada di balik data tersebut. (Siagian,

2011:223)

Dalam penelitian ini, teknik analisa data yang digunakan adalah teknik

analisa data deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu dengan cara

mengumpulkan, mengelola, menyajikan, dan menjabarkan hasil penelitian. Data

yang diperoleh dari lapangan dikelompokkan dan lebih disederhanakan dengan

sistematis untuk membuat deskripsi yang lebih jelas tentang penerapan program

(48)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Kecamatan Medan Denai

4.1.2 Letak Geografis

Kecamatan Medan Denai adalah salah satu dari 21 kecamatan di kota

Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Kecamatan Medan Denai berbatasan dengan

Kecamatan Medan Kota dan Kecamatan Medan Area di sebelah barat, Kabupaten

Deli Serdang di timur, Kecamatan Medan Amplas di selatan, dan Kecamatan

Medan Tembung di utara.

Kecamatan Medan Denai mempunyai luas wilayah 8,85 km2. Berikut ini

adalah daftar kelurahan yang ada di Medan Denai dan persebaran penduduknya.

No Kelurahan Luas (M2) Penduduk Kepadatan

1

Tegal Sari Mandala I

Tegal Sari Mandala II

Tegal Sari Mandala III

1,27

(49)

Jumlah penduduk Kecamatan Medan Denai berdasarkan hasil sensus

penduduk 2009 sebanyak 57,859 dengan tingkat kepadatan antar 17.323

jiwa/km2. Penduduk Kecamatan Medan Denai sebagian besar (91%) beragama

Islam, dan sisanya (9%) terbagi dalam agama lain.

Berdasarkan data sarana dan prasarana umum Kecamatan Medan Denai

yang tersedia di kecamatan ini, terdapat beberapa fasilitas umum, adapun data –

data adalah sebagai berikut.

Tabel 4.2

Sarana pendidikan di Kecamatan Medan Denai

No Kelurahan TK SD SMP SMA PTN/S

Tegal Sari Mandala I

Tegal Sari Mandala II

Tegal Sari Mandala III

(50)

Tabel 4.3

Sarana kesehatan di Kecamatan Medan Denai

No Kelurahan RS Puskesmas Pustu BKIA Posyandu

1

Tegal Sari Mandala I

Tegal Sari Mandala II

Tegal Sari Mandala III 2

Sarana ibadah di Kecamatan Medan Denai

No Kelurahan Mesjid Musholla Gereja Kelenteng

1

Tegal Sari Mandala I

Tegal Sari Mandala II

Tegal Sari Mandala III

(51)

4.2 Lembaga Rumah Zakat

4.2.1 Sejarah Singkat Berdirinya Rumah Zakat

Rumah Zakat merupakan salah satu lembaga sosial keagamaan yang

memfokuskan pada pengelolaan zakat, infak, sedekah, wakaf, dan juga mengelola

dana-dana CSR (Corporate Social Responsibility) perusahaan. Terbentuknya

Lembaga Amil Zakat ini merupakan prakarsa dari seorang tokoh da’i muda

Bandung bernama Abu Syauqi. Bersama dengan beberapa rekan di kelompok

pengajian Majlis Ta'lim Ummul Quro, Ustadz Abu Syauqi membentuk suatu

lembaga sosial yang fokus pada pengumpulan dana-dana untuk bantuan

kemanusiaan. Pada tanggal 2 Juli 1998, kesepakatan tersebut melahirkan suatu

organisasi bernama Dompet Sosial Ummul Quro. Ketika itu, sekretariat Dompet

Sosial Ummul Quro bertempat di Jalan Turangga 33 Bandung sekaligus sebagai

tempat pengajian Majlis Ta’lim Ummul Quro. Seiring dengan aktivitas dakwah

yang terus mereka lakukan, jamaah pengajian semakin berkembang, sehingga

mereka menggunakan Masjid Al Manaar Jl. Puter Bandung sebagai tempat kajian

rutin.

Adanya dukungan masyarakat yang terus meluas mendorong Ustadz Abu

Syauqi untuk melakukan pengelolaan organisasi ini menjadi lebih baik. Pada

tahun 1999, Kantor sekretariat Dompet Sosial Ummul Quro berpindah ke Jalan

Dederuk 30 Bandung. Letak sekretariat organisasi ini mendekat ke forum

(52)

berhasil dilakukan Dompet Sosial Ummul Quro terkumpul sebanyak 0,8 Milyar

rupiah.

Antusiasme masyarakat akan perlunya organisasi kemanusiaan semakin

meningkat. Masyarakat memandang misi sosial ini penting untuk diteruskan

bahkan untuk kiprah yang lebih luas lagi. Maka, dirintislah program beasiswa

pendidikan yatim dan dhuafa, layanan kesehatan, rehabilitasi masyarakat miskin

kota, dan lain-lain. Pemekaran Dompet Sosial Ummul Quro mulai dilakukan

dengan membuka kantor cabang Yogyakarta pada bulan Mei tahun 2000 di Jalan

Veteran 9. Pencapaian donasi selama tahun 2000 meningkat tajam dibandingkan

tahun sebelumnya, yaitu terkumpul 2,1 Milyar rupiah. Pada Februari 2001, kantor

cabang Dompet Sosial Ummul Quro Jakarta resmi berdiri di Jalan Ekor Kuning

Rawamangun, Jakarta Timur. Hingga tahun 2002, penerimaan donasi meningkat

menjadi 4,19 Milyar rupiah.

Identitas organisasi Dompet Sosial Ummul Quro sebagai Lembaga Amil

Zakat semakin diperkuat. Pada tahun 2003, Dompet Sosial Ummul Quro berubah

nama menjadi Rumah Zakat Indonesia Dompet Sosial Ummul Quro seiring

dengan turunnya SK Menteri Agama RI No. 157 pada tanggal 18 Maret 2003

yang mensertifikasi organisasi ini sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional. Bulan

Mei 2003, Rumah Zakat Indonesia Dompet Sosial Ummul Quro hadir di ibukota

Jawa Timur, Surabaya. Pada tahun 2003, Perolehan donasi terus meningkat

(53)

Pada tahun 2004, ekspansi Rumah Zakat Indonesia Dompet Sosial Ummul

Quro mulai melebar ke Sumatera dengan didirikannya kantor cabang Pekanbaru,

Riau. Untuk meningkatkan mutu pelayanan, organisasi ini mulai mengembangkan

sistem Teknologi Informasi. Hampir seluruh kantor cabang telah tersambung

secara online. Pada tahun 2004, Lembaga Amil Zakat ini menguatkan branding

lembaga dengan nama Rumah Zakat Indonesia. Kepercayaan masyarakat semakin

tumbuh, donasi terkumpul sebanyak Rp 8,92 M.

Memasuki tahun 2005, pertumbuhan cabang Rumah Zakat meningkat

pesat. Tsunami Aceh yang terjadi 26 Desember 2004 membuka akses Rumah

Zakat Indonesia lebih berperan di Sumatera. Cabang-cabang baru pun dibuka :

cabang Aceh, Medan, Padang, Palembang, Batam berdiri. Di Jawa, berdiri pula

kantor cabang Semarang, ditambah jaringan kantor cabang pembantu di Bekasi,

Bogor, Depok, Jakarta Selatan, Cirebon, Solo. Cabang Pekanbaru juga

berekspansi dengan memiliki kantor cabang pembantu Duri dan Dumai. Sistem

informasi lembaga sosial ini juga mulai masuk ke jaringan on-line, mulai dari

transaksi on-line, absensi on-line, hingga penggunaan beberapa software

keuangan. Penerimaan donasi meningkat tajam khususnya dari bantuan

masyarakat untuk program rehabilitasi pasca tsunami Aceh, tercatat Rp 45,26 M

donasi terkumpulkan.

Pada tahun berikutnya, pengembangan program semakin disempurnakan

termasuk dengan mengganti istilah Departemen Empowering menjadi Direktorat

(54)

(program kepemudaan), dan EcoCare (program pemberdayaan ekonomi).

Pengelolaan program-program yang dilakukan dengan konsep terintegrasi dan

berkelanjutan berbasis komunitas. ICD (Integrated Community Development)

merupakan tempat yang difokuskan untuk penyaluran yang terintegrasi yakni

pendidikan, kesehatan, pelatihan kepemudaan, dan pemberdayaan ekonomi secara

terpadu berbasis komunitas. Dengan Mustahik Relation Officer (MRO) sebagai

SDM pendamping, ICD menjadi pusat penyaluran program sehingga program

lebih terukur, dan terkontrol. Di tahun ini pula Rumah Zakat Indonesia

melebarkan layanan program pendidikan dengan menyelenggarakan Sekolah

Dasar Juara yang bersifat gratis.

Program komunikasi dan promosi dikembangkan lebih massif melalui

televisi. Lembaga amil zakat ini meluncurkan TV komersial perdana berjudul

“Saya Percaya Rumah Zakat” menggandeng endorser Helmy Yahya. Pada tahun

yang sama, program Gelar Budaya Zakat (GBZ) Menuju Indonesia Sadar Zakat

2008 kembali digelar, kali ini diselenggarakan di 10 kota. Hasil komunikasi dan

fokus program berkorelasi positif terhadap pencapaian donasi hingga terkumpul

50,16 Milyar rupiah.

Selain meningkatkan program-program pendidikan, kesehatan, pelatihan

kepemudaan, dan pemberdayaan ekonomi untuk masyarakat, pembelajaran untuk

menjadi organisasi yang amanah dan profesional terus dilakukan, salah satunya

dengan penguatan program-program Human Capital. Rumah Zakat Indonesia

melakukan program seperti EAZI (Executive Amil Zakat Indonesia), ADP (Amil

(55)

sebagai upaya peningkatan kapasitas Rumah Zakat Indonesia. Kegiatan

peningkatan kapasitas ini terbukti efektif kompetensi memenuhi tuntutan profesi

dan masyarakat. Kepercayaan terus tumbuh, dari pencapaian donasi berhasil

terkumpulkan donasi sebesar 71,40 Milyar rupiah. Untuk memberikan edukasi

lebih luas kepada masyarakat tentang zakat dan filantropi, Rumah Zakat Indonesia

mengadakan road show Gelar Budaya Zakat yang hadir di 19 kota.

Tahun 2009 bisa disebut sebagai tahun ekspansi mengingat dalam 1

semester langsung dibuka 14 cabang baru sehingga menambah total jumlah

jaringan sebanyak 45 kantor.

No Kantor Alamat

1 Pusat Jl. Turangga No 25C Bandung

2 Jakarta – Matraman Jl. Matraman Raya No. 148 Blok A1 No. 5 Jakarta Timur

3 Jakarta – Thamrin Basement Floor R.05, Jl. M. H. Thamrin Kav. 3 Jakarta Pusat

4 Jakarta – Rasuna Rasuna Office Park No. LR 02 Apartemen Taman Rasuna Tower dan Jl. HR. Rasuna Said Kuningan Jakarta Selatan

5 Jakarta – Kebon Jeruk Bussines Park Kebon Jeruk, Jl. Raya Meruya Ilir No. 88 Blok E2 No. 15 Jakarta Barat

6 Jakarta – Kebayoran

Baru

Jl. Wijaya I / 22 Kebayoran Baru Jakarta Selatan

7 Jakarta – Harsono Jl. Harsono RM No. 15 Ragunan Jakarta Selatan

8 Jakarta – Kelapa Gading Jl. Kelapa Hibrida Raya Blok QJ 9 No. 11 Kelapa Gading

9 Jakarta – Pondok Indah Jl. Margaguna No. 9 Pondok Indah

(56)

11 Tangerang Jl. Beringin Raya No. 144 B Perumnas I

16 Cilegon Jl. Letjend. R. Suprapto (Jl. Raya Anyer) No. 25 G

17 Bandung – Turangga Jl. Turangga No. 33 Bandung

18 Bandung – Dago Jl. Ir. K. Juanda No. 91 Bandung

19 Bandung – Pasteur Jl. Pasirkaliki No. 237 Bandung

20 Bandung – Antapani Jl. Terusan Jakarta No. 77 Antapani Bandung

21 Cimahi Jl. Gedung Empat No. E3 Gatot Subroto

Cimahi

22 Cirebon Jl. Kartini No. 70 Cirebon

23 Semarang Jl. Dr. Sutomo No. 53 Semarang

24 Yogyakarta Jl. Veteran No. 9 Yogyakarta

25 Solo Jl. Kali Larangan No. 39 Solo

32 Banda Aceh Ruko Lamlagang Jl. Sultan Malikul Saleh

Lamlagang Banda Aceh

(57)

34 Medan - Gatot Subroto Jl. Gatot Subroto No. 112 Kec. Medan Barat

35 Padang Jl. Diponegoro No. 15 F Kota Padang

36 Palembang Jl. Angkatan 45 No. 3158 Palembang

37 Pekanbaru Jl. T. Tambusai/Nangka No. 34 D Kel. Jadirejo Kec. Sukajadi

38 Bandar Lampung Jl. Jendral Sudirman No. 59 Rawa Laut 35127 Bandar Lampung

39 Batam Komp. Lotus Garden Blok A No. 8 Batam

Center

40 Banjarmasin Jl. Sultan Adam No. 12 Rt. 45 Banjarmasin

41 Pontianak Jl. Irian No. 35 Pontianank Selatan

42 Samarinda Jl. Kuranji No. 58B Moh Yamin (Depan RRI

Segiri) Samarinda

43 Balikpapan Jl. Komplek Balikpapan Baru Blok D 4 No. 6 Balikpapan

44 Makassar Jl. A. P. Pettarani Komp. New Zamrud Blok

G.2 Makassar

45 Jayapura Jl. Perumnas I No. 25 Wamena

Tahun ini juga menjadi tahun pertama pasca 10 tahun pertama milestone

Rumah Zakat Indonesia. Untuk penguatan organisasi Rumah Zakat Indonesia,

maka dikokohkanlah organisasi baru pemberdayaan, yaitu : Rumah Sehat

Indonesia (pengelola program kesehatan), Rumah Juara Indonesia (pengelola

program pendidikan), Rumah Mandiri Indonesia (pengelola program kemandirian

ekonomi). Peningkatan jumlah unit layanan terus dilakukan. Hingga akhir tahun

telah berdiri 8 Sekolah Juara dan 7 Rumah Bersalin Gratis. Pada pertengahan

2009, Virda Dimas Ekaputra menyerahkan tongkat esafet kepemimpinan kepada

(58)

Zakat berupaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada para mitra dan

donatur. Caranya adalah dengan terlebih dahulu mengembangkan skill para amil

melalui beragam pelatihan hingga studi banding ke lembaga ataupun perusahaan

yang ada di luar dan dalam negeri.

Pengelolaan zakat dan filantropi yang semakin baik dan profesional yang

dilakukan Rumah Zakat Indonesia mendapat apresiasi dari masyarakat sehingga

mendapatkan sejumlah penghargaan antara lain penghargaan dari Karim Business

Consulting yang menempatkan Rumah Zakat Indonesia sebagai LAZNAS

(Lembaga Amil Zakat Nasional) Terbaik ke-2 dalam Islamic Social

Responsibility (ISR) Award 2009. Penghargaan juga datang dari IMZ (Indonesia

Magnificence of Zakat) yang menganugerahi Rumah Zakat Indonesia sebagai The

Best Organization in Zakat Development. Pencapaian donasi hingga mencapai

107, 3 Milyar rupiah berhasil dikumpulkan Rumah Zakat indonesia dan

menjadikan Rumah Zakat Indonesia sebagai Organisasi Pengelola Zakat terbesar

pengumpulan donasinya se-Indonesia.

Pada tanggal 5 April 2010, Lembaga sosial ini resmi meluncurkan brand

baru RUMAH ZAKAT, menggantikan brand sebelumnya RUMAH ZAKAT

INDONESIA. Rumah Zakat meyakini bahwa untuk mencapai lebih banyak

kebaikan, maka perubahan adalah sebuah keniscayaan. Oleh karena itulah tahun

ini Rumah Zakat hadir dengan sebuah identitas baru sebagai bentuk komitmen

menyempurnakan diri agar tampil lebih baik dalam melayani bangsa dan menjadi

(59)

Selain meresmikan brand baru, Rumah Zakat juga mengusung tiga brand

value baru : Trusted, Progressive dan Humanitarian. Organisasi ini juga

menajamkan karakter menuju “World Class Socio-Religious Non Governance

Organization (NGO)”. Perubahan pada Rumah Zakat tak hanya sekedar

tranformasi bentuk logo serta nama yang semula Rumah Zakat Indonesia, kini

menjadi Rumah Zakat. Tapi juga kepada nilai dan budaya kerja yang menjadi

semangat di dalam diri setiap amil. Brand baru yang diusung Rumah Zakat saat

ini melahirkan wajah baru dari program pemberdayaan masyarakat. Jika

sebelumnya ada empat fokus program yakni EduCare, HealthCare, YouthCare,

dan EcoCare, maka untuk saat ini keempatnya bertransformasi menjadi Senyum

Juara, Senyum Sehat dan Senyum Mandiri.

4.2.2 Program – Program Rumah Zakat

Berikut ini merupakan program-program yang diusung Rumah Zakat

dalam upaya peningkatan pemberdayaan dan pelayanan kepada masyarakat.

1. Senyum Juara

Senyum Juara adalah sebuah program yang bertujuan menghadirkan

program pendidikan berkualitas dan pengembangan life skill yang

mendorong anak menjadi mandiri. Progam Senyum Juara terdiri dari :

Gambar

Tabel 4.2
Tabel 4.4
Tabel 5.1
Tabel 5.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

tercantum jelas dalam Dasa Darma pramuka ke sembilan yaitu pramuka itu bertanggungjawab dan dapat dipercaya. Dalam kepramukaan bertanggungjawab berarti bahwa setiap

Guna menjamin pembayaran dari seluruh jumlah uang yang oleh sebab apapun juga terutang dan wajib dibayar oleh Perseroan kepada Pemegang Obligasi berupa Piutang Performing,

menjadi 50 juta m3 Nilai Eksport kayu menjadi sebesar US$ 20 Milyar Nilai Eksport TSL menjadi sebesar Rp. Nilai Eksport HHBK menjadi sebesar

Angket motivasi belajar diisi setelah siswa selesai mengerjakan postes, data angket motivasi belajar siswa digunakan untuk mengetahui motivasi belajar siswa kelas

[Mulakan jawapan anda untuk semua soalan pada muka surat yang baru.] You may answer a question either in Bahasa Malaysia or in English.. [Anda dibenarkan menjawab soalan sama ada

pemungkinan yang dilakukan pada Pemberdayaan Perempuan Kelompok Wanita Tani sudah dilakukan dengan baik dan memberikan dampak pada peningkatan ekonomi keluarga

Pada gambar 1 model waterfall memiliki alur terurut yaitu mulai dari 1) Analisis, analisa Kebutuhan Perangkat Lunak, proses pengumpulan kebutuhan dilakukan secara intensif

Metode terbaik dalam penyelesaian model rangkaian resisitor, induktor dan kapasitor (RLC) adalah metode Adams Bashforth Moulton. Kata kunci : Rangkaian RLC, Metode