PENERAPAN PROGRAM SENYUM MANDIRI LEMBAGA RUMAH ZAKAT DALAM KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI
KECAMATAN MEDAN DENAI
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Menyelesaikan
Pendidikan Strata 1 (S-1) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Oleh:
KHADAFI
080902056
DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL Nama : Khadafi
N I M : 080902056
ABSTRAK
PENERAPAN PROGRAM SENYUM MANDIRI LEMBAGA RUMAH ZAKAT DALAM KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI
KECAMATAN MEDAN DENAI
(Skripsi ini terdiri dari 6 bab, 104 halaman, 23 tabel, 17 kepustakaan dan lampiran)
Penelitian ini berjudul “Penerapan Program Senyum Mandiri Lembaga Rumah Zakat Dalam Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kecamatan Medan Denai”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Penerapan Program Senyum Mandiri Lembaga Rumah Zakat Dalam Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kecamatan Medan Denai. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi teori bagi penulis sendiri, pembaca, dan khususnya bagi pihak Lembaga sebagai referensi terhadap pengembangan kebijakan maupun model pelaksanaan kegiatan pemberdayaan di Kecamatan Medan Denai.
Penelitian dilakukan di masyarakat yang mengikuti Program Senyum Mandiri Rumah Zakat yang dilaksanakan di Kecamatan Medan Denai. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dimana semua warga yang mengikuti program Senyum Mandiri Rumah Zakat yaitu sebanyak 13 orang, diambil datanya. Teknik pengumpulan data dengan studi kepustakaan dan studi lapangan. Program pemberdayaan ditinjau dari pelatihan keterampilan, pemberian bantuan sarana usaha, permodalan, serta pendampingan rutin. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan disusun dalam bentuk tabel tunggal setelah itu dijelaskan secara kualitatif.
Hasil penelitian yang dilakukan memperlihatkan bahwa dalam penerapan program Senyum Mandiri Rumah Zakat dapat disimpulkan program pemberian pelatihan ketrampilan dirasa kurang mendapat minat dari warga peserta program , namun pendampingan maupun pemberian konsultasi berjalan baik dan mendapat respon positif dari warga peserta program. Program Senyum Mandiri ini juga sangat berperan terhadap peningkatan kondisi sosial ekonomi warga yang mengikutinya. Pihak lembaga Rumah Zakat harus lebih memperhatikan kekurangan dalam pelayanan yang diberikan kepada warga dan pengembangan yang lebih baik lagi terhadap bidang pelayanan lainnya agar tujuan program ini dapat tercapai secara maksimal.
UNIVERSITY OF NORTH SUMATERA
FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE DEPARTMENT OF SOCIAL WELFARE SCIENCE Name : Khadafi
NIM : 080902056
ABSTRACT
APPLICATION OF SENYUM MANDIRI OF RUMAH ZAKAT ORGANIZATION PROGRAM IN THE SOCIAL LIFE OF PUBLIC
ECONOMICS IN SUBDISTRICT MEDAN DENAI
(This thesis is composed of 6 chapters, 104 pages, 23 table, 17 libraries, and attachments)
This study , entitled " Application of Senyum Mandiri of Rumah Zakat Organization Program In The Social Life of Public Economics In Sub Terrain Denai " . This study aims to determine how the Implementation of Self- Organization Smile Alms Houses In The Social Life of Public Economics In Subdistrict Medan Denai . The results of this study are expected to be a reference source for the theory of the author, reader , and especially for the Institute as a reference to the model of policy development and implementation in the district of Medan Denai empowerment .
The study was conducted in the community who follow an Senyum Mandiri Rumah Zakat program are held at the District Medan Denai . This research is a descriptive study , in which all citizens Senyum Mandiri Rumah Zakat program are as many as 13 people , the data retrieved . Data collection techniques to the study of literature and field studies . Empowerment program in terms of skills training , business facilities aid , capital, and routine assistance . The data obtained were then analyzed and compiled in the form of a single table after it is explained qualitatively .
Results of research conducted showed that the application of the Senyum Mandiri Rumah Zakat program concluded training program providing skills perceived lack of interest from residents of program participants , however, mentoring and consultancy work well and received a positive response from the citizens of program participants . The Senyum Mandiri program also contributes to the improvement of the socioeconomic conditions of the people who follow it . Rumah Zakat organizations should pay more attention to deficiencies in the services provided to citizens and better development of the field of other services that can be achieved objectives of this program to the fullest .
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada Allah SWT
yang telah memberikan penulis kesehatan, kemampuan, dan kemudahan dalam
menjalani kehidupan penulis, khususnya dalam penulisan skripsi ini. Shalawat
beriring salam penulis hadiahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kita
harapkan syafa’atnya di Yaumil Akhir kelak. Adapun judul skripsi ini adalah
“Penerapan Program Senyum Mandiri Lembaga Rumah Zakat Dalam Kehidupan
Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kecamatan Medan Denai.
Tanpa disadari dalam penulisan skripsi ini begitu banyak pihak-pihak yang
membantu penulis baik dalam materi maupun moril hingga skripsi ini bisa
diselesaikan. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Allah SWT, tanpa rahmat, hidayah, kekuatan, dan kemudahan yang telah
diberikan-Nya, skripsi ini tidak akan pernah ada.
2. Kedua orang tua penulis, yaitu Bapak Syahrum dan Ibu Rohana. Doa,
dukungan, dan wajah mereka berdua menjadi penambah kekuatan dan
semangat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Prof. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Hairani, S.Sos, M.SP, selaku Ketua Departemen Ilmu Kesejahteraan
5. Bapak Agus Suriadi, S.Sos, MA, selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah memberikan banyak bimbingan dan arahan serta waktunya dalam
penulisan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen FISIP USU khususnya kepada Dosen-dosen Departemen
Ilmu Kesejahteraan Sosial yang telah begitu baik membagi pengetahuan
kepada penulis dari awal semester 1 hingga selesainya penulisan skripsi
ini.
7. Kakak dan abang penulis yaitu Kak Netti, Kak Neli, Bang Dedi, Bang Epo
yang selalu memberikan motivasi kepada penulis dan sebagai tempat
berbagi keluh kesah khususnya selama proses penyelesaian skripsi ini.
8. Para pimpinan dan staf lembaga Rumah Zakat yang telah memberikan
kesempatan kepada penuis untuk melakukan penelitian di lembaga Rumah
Zakat ini. Khususnya kepada Pak Safril Hasibuan selaku
penanggungjawab program Senyum Mandiri Rumah Zakat yang telah
begitu banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian guna
penyelesaian skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kemajuan
lembaga Rumah Zakat.
9. Para warga peserta program Senyum Mandiri Rumah Zakat yang telah
meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam pengerjaan
penelitian guna penyelesaian skripsi ini. Semoga usaha bapak dan ibu
sekalian semakin berkembang dan penuh keberkahan.
10.Kawan-kawan seperjuangan Kessos angkatan 2008 semuanya yang telah
USU, khususnya kepada kawan-kawan Kubu 78 (Prie, Hardi, Gok, Amril,
Karlos, Andi, dan yang lainnya). Sukses buat kita semua.
11.Kawan-kawan senior dan junior Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial
yang selalu memperjuangkan nama baik Kessos FISIP USU dalam segala
hal.
Besar harapan penulis skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang
membacanya. Dengan penuh kerendahan hati, penulis menyadari bahwa
skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun ke
depannya. Akhir kata penulis mengucapkan sekian dan terima kasih.
Medan, Februari 2014
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 7
1.3 Tujuan Penelitian ... 8
1.4 Manfaat Pnelitian ... 8
1.5 Sistematika Penulisan ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11
2.1 Pengertian Program ... 11
2.2 Pemberdayaan Masyarakat ... 12
2.4 Kemiskinan ... 16
2.5 Program Senyum Mandiri Rumah Zakat ... 19
2.5.1 Program Senyum Mandiri ... 19
2.5.2 Program Senyum Mandiri Di Kecamatan Medan Denai ... 20
2.6 Kesejahteraan Sosial ... 20
2.7 Kerangka Pemikiran ... 23
2.8 Definisi Konsep ... 26
2.9 Definisi Operasional ... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 29
3.1 Tipe Penelitian ... 29
3.2 Lokasi Penelitian ... 29
3.3 Populasi ... 29
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 30
3.5 Teknik Analisa Data ... 31
BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENEITIAN ... 32
4.1 Kecamatan Medan Denai ... 32
4.1.2 Penduduk ... 33
4.2 Lembaga Rumah Zakat ... 35
4.2.1 Sejarah Singkat Berdirinya Rumah Zakat ... 35
4.2.2 Program-Program Rumah Zakat ... 43
4.2.3 Visi dan Misi Rumah Zakat ... 54
4.2.4 Budaya Organisasi Rumah Zakat ... 56
4.2.5 Lambang Rumah Zakat ... 57
4.2.6 Struktur Organisasi Rumah Zakat ... 58
BAB V ANALISA DATA ... 60
5.1 Analisis Karakteristik Responden ... 61
5.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 61
5.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 62
5.1.3 Karakterisitik Responden Berdasarkan Agama ... 62
5.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan ... 63
5.1.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan .... 64
5.1.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anak ... 65
5.2 Analisis Deskriptif Bantuan Dalam Program Senyum Mandiri ... 66
5.2.1 Frekuensi Mengikuti Pelatihan ... 67
5.2.2 Pemahaman Materi Pelatihan ... 68
5.2.3 Hubungan Pelatihan Dengan Penigkatan Kualitas Kelimuan . 68 5.2.4 Pengaruh Bimbingan Terhadap Semangat Bekerja ... 69
5.2.5 Kepuasan Terhadap Bantuan Sarana Usaha ... 70
5.2.6 Tingkat Kesulitan Dalam Memperoleh Bantuan ... 70
5.2.7 Pengaruh Bantuan Terhadap Peningkatan Produk Usaha ... 71
5.2 8 Pengecekan Rutin Sarana Usaha ... 72
5.2.9 Perbaikan Kerusakan Sarana Usaha ... 72
5.2.10 Kecukupan Pinjaman Dana ... 75
5.2.11 Kepuasan Dalam Pinjaman Dana ... 76
5.2.12 Penggunaan Dana Pinjaman Untuk Keperluan Lain ... 76
5.3 Analisis Deskriptif Sosial Ekonomi Keluarga Responden ... 77
5.3.1 Peningkatan Pendapatan/penghasilan Tiap Bulan ... 77
5.3.2 Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari ... 78
5.3.4 Status Tabungan ... 80
5.3.5 Kepemilikan Penyakit Kronis ... 80
5.3.6 Pengobatan Ketika Sakit ... 81
5.3.7 Pengalaman Mengalami Penyakit Yang Membutuhkan Biaya Besar Ketika Mengikuti Program ... 82
5.3.8 Intensitas Makan Dalam Sehari ... 82
5.3.9 Biaya Makan Dalam Sehari... 83
5.3.10 Intensitas Konsumsi Buah Dalam Seminggu ... 84
5.3.11 Intensitas Membeli Pakaian Dalam Setahun ... 85
5.3.12 Jumlah Anak Yang Masih Bersekolah ... 85
5.3.13 Kendala Dalam Pendidikan Anak ... 86
5.3.14 Kemudahan Dalam Pembiayaan Pendidikan Anak Setelah Mengikuti Program ... 87
5.3.15 Pendidikan Di Luar Sekolah ... 87
5.3.16 Pemenuhan Kebutuhan Buku Sekolah Anak ... 88
5.3.17 Status Kepemilikan Rumah ... 89
5.4 Hasil Analisa Data ... 91
BAB VI PENUTUP ... 100
6.1 Kesimpulan ... 100
6.2 Saran ... 102
DAFTAR PUSTAKA ... 103
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Persebaran Penduduk Kecamatan Medan Denai ... 32
Tabel 4.2 Sarana Pendidikan di Kecamatan Medan Denai ... 33
Tabel 4.3 Sarana Kesehatan di Kecamatan Medan Denai ... 34
Tabel 4.4 Sarana Ibadah di Kecamatan Medan Denai ... 34
Tabel 4.5 Daftar Kantor Rumah Zakat di Indonesia ... 39
Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 61
Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 62
Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir . 64 Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anak ... 65
Tabel 5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan ... 66
Tabel 5.6 Frekuensi Mengikuti Pelatihan ... 67
Tabel 5.7 Hubungan Pelatihan Dengan Penambahan Pengetahuan Baru ... 68
Tabel 5.8 Pengaruh Bimbingan Terhadap Semangat Bekerja ... 69
Tabel 5.9 Peningkatan Pendapatan/Penghasilan Tiap Bulan ... 77
Tabel 5.10 Pendapatan Bersih Dalam Sehari ... 79
Tabel 5.11 Intensitas Makan Dalam Sehari ... 82
Tabel 5.12 Biaya Pangan Dalam Sehari ... 83
Tabel 5.13 Intensitas Konsumsi Buah Dalam Seminggu ... 84
Tabel 5.14 Jumlah Anak Yang Masih Bersekolah ... 85
Tabel 5.15 Kendala Dalam Pendidikan Anak ... 86
Tabel 5.17 Jumlah Kepala Keluarga Yang Tinggal Serumah ... 89
Tabel 5.18 Tipe Bangunan Rumah ... 90
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL Nama : Khadafi
N I M : 080902056
ABSTRAK
PENERAPAN PROGRAM SENYUM MANDIRI LEMBAGA RUMAH ZAKAT DALAM KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI
KECAMATAN MEDAN DENAI
(Skripsi ini terdiri dari 6 bab, 104 halaman, 23 tabel, 17 kepustakaan dan lampiran)
Penelitian ini berjudul “Penerapan Program Senyum Mandiri Lembaga Rumah Zakat Dalam Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kecamatan Medan Denai”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Penerapan Program Senyum Mandiri Lembaga Rumah Zakat Dalam Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kecamatan Medan Denai. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi teori bagi penulis sendiri, pembaca, dan khususnya bagi pihak Lembaga sebagai referensi terhadap pengembangan kebijakan maupun model pelaksanaan kegiatan pemberdayaan di Kecamatan Medan Denai.
Penelitian dilakukan di masyarakat yang mengikuti Program Senyum Mandiri Rumah Zakat yang dilaksanakan di Kecamatan Medan Denai. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dimana semua warga yang mengikuti program Senyum Mandiri Rumah Zakat yaitu sebanyak 13 orang, diambil datanya. Teknik pengumpulan data dengan studi kepustakaan dan studi lapangan. Program pemberdayaan ditinjau dari pelatihan keterampilan, pemberian bantuan sarana usaha, permodalan, serta pendampingan rutin. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan disusun dalam bentuk tabel tunggal setelah itu dijelaskan secara kualitatif.
Hasil penelitian yang dilakukan memperlihatkan bahwa dalam penerapan program Senyum Mandiri Rumah Zakat dapat disimpulkan program pemberian pelatihan ketrampilan dirasa kurang mendapat minat dari warga peserta program , namun pendampingan maupun pemberian konsultasi berjalan baik dan mendapat respon positif dari warga peserta program. Program Senyum Mandiri ini juga sangat berperan terhadap peningkatan kondisi sosial ekonomi warga yang mengikutinya. Pihak lembaga Rumah Zakat harus lebih memperhatikan kekurangan dalam pelayanan yang diberikan kepada warga dan pengembangan yang lebih baik lagi terhadap bidang pelayanan lainnya agar tujuan program ini dapat tercapai secara maksimal.
UNIVERSITY OF NORTH SUMATERA
FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE DEPARTMENT OF SOCIAL WELFARE SCIENCE Name : Khadafi
NIM : 080902056
ABSTRACT
APPLICATION OF SENYUM MANDIRI OF RUMAH ZAKAT ORGANIZATION PROGRAM IN THE SOCIAL LIFE OF PUBLIC
ECONOMICS IN SUBDISTRICT MEDAN DENAI
(This thesis is composed of 6 chapters, 104 pages, 23 table, 17 libraries, and attachments)
This study , entitled " Application of Senyum Mandiri of Rumah Zakat Organization Program In The Social Life of Public Economics In Sub Terrain Denai " . This study aims to determine how the Implementation of Self- Organization Smile Alms Houses In The Social Life of Public Economics In Subdistrict Medan Denai . The results of this study are expected to be a reference source for the theory of the author, reader , and especially for the Institute as a reference to the model of policy development and implementation in the district of Medan Denai empowerment .
The study was conducted in the community who follow an Senyum Mandiri Rumah Zakat program are held at the District Medan Denai . This research is a descriptive study , in which all citizens Senyum Mandiri Rumah Zakat program are as many as 13 people , the data retrieved . Data collection techniques to the study of literature and field studies . Empowerment program in terms of skills training , business facilities aid , capital, and routine assistance . The data obtained were then analyzed and compiled in the form of a single table after it is explained qualitatively .
Results of research conducted showed that the application of the Senyum Mandiri Rumah Zakat program concluded training program providing skills perceived lack of interest from residents of program participants , however, mentoring and consultancy work well and received a positive response from the citizens of program participants . The Senyum Mandiri program also contributes to the improvement of the socioeconomic conditions of the people who follow it . Rumah Zakat organizations should pay more attention to deficiencies in the services provided to citizens and better development of the field of other services that can be achieved objectives of this program to the fullest .
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kemiskinan merupakan gambaran kehidupan di banyak negara
berkembang, mencakup lebih dari satu milyar penduduk dunia, baik itu di daerah
pedesaan maupun di perkotaan. Kemiskinan merupakan permasalahan yang
diakibatkan oleh kondisi nasional suatu negara dan situasi global. Indonesia
menghadapi masalah yang cukup besar di berbagai bidang, baik bidang sosial
ekonomi, kependudukan maupun lingkungan hidup. Semua ini akibat dari
berbagai kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada peningkatan
kesejahteraan rakyat. Dampak dari berbagai kebijakan tersebut adalah semakin
banyaknya penduduk miskin di Indonesia.
Kemiskinan merupakan persoalan struktural dan multi dimensional yang
mencakup politik, sosial, ekonomi, aset dan lain-lain. Salah satu ciri umum dari
kondisi fisik masyarakat miskin adalah tidak memiliki akses ke sarana dan
prasarana lingkungan yang memadai dengan kualitas perumahan dan permukiman
yang jauh dari standar kelayakan dan mata pencaharian yang tidak menentu.
Dimensi ekonomi misalnya rendahnya penghasilan sehingga tidak mampu untuk
memenuhi kebutuhan hidup keluarga sampai batas yang layak. Selain itu dimensi
Kemiskinan senantiasa menarik perhatian berbagai kalangan, baik para
akademisi maupun para praktisi. Berbagai teori, konsep dan pendekatan pun terus
menerus dikembangkan untuk menyibak tirai dan misteri kemiskinan ini. Di
Indonesia masalah kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa relevan
untuk dikaji terus-menerus. Ini bukan saja karena masalah kemiskinan telah ada
sejak lama dan masih hadir di tengah-tengah kita saat ini, melainkan pula karena
kini gejalanya semakin meningkat sejalan dengan krisis multidimensional yang
masih dihadapi oleh bangsa Indonesia (Suharto, 2006:131).
Indonesia memiliki jumlah penduduk yang sangat besar. Dalam pendataan
penduduk oleh Kementerian Dalam Negeri, jumlah penduduk Indonesia terhitung
31 Desember 2010 mencapai 259.940.857. Jumlah ini terdiri atas 132.240.055
laki-laki dan 127.700.802 perempuan. (BPS : 2013)
Pada bulan Maret 2013, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan
pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia
mencapai 28,07 juta orang (11,37 persen), berkurang sebesar 0,52 juta orang
dibandingkan dengan penduduk miskin pada September 2012 yang sebesar 28,59
juta orang (11,66 persen). Dikatakan penduduk miskin dilihat dari tingkat
pengeluaran per kapita per bulan sebesar Rp211.726,- atau sekitar Rp7000,- per
hari. (BPS : 2013)
Jumlah penduduk miskin di Sumatera Utara pada September 2012
sebanyak 1.378.400 orang (10,41 persen), angka ini berkurang sebanyak 28.800
berjumlah 1.407.200 orang (10,67 persen). Selama periode Maret 2012 -
September 2012, penduduk miskin di daerah pedesaan berkurang 28.900 orang
(dari 738.000 orang pada Maret 2012 menjadi 709.100 orang pada September
2012), sedangkan di daerah perkotaan pada September 2012 berjumlah 669.300
orang dan relatif tidak berbeda dengan kondisi Maret 2012. Penduduk miskin di
daerah perkotaan pada Maret 2012 sebesar 10,32 persen, turun menjadi 10,28
persen pada September 2012. Begitu juga dengan penduduk miskin di daerah
perdesaan, yaitu dari 11,01 persen pada Maret 2012 menjadi 10,53 persen pada
September 2012. Pada September 2012 garis kemiskinan Sumatera Utara secara
total sebesar Rp271.738,- per kapita per bulan. Untuk daerah perkotaan, garis
kemiskinannya sebesar Rp295.080,- dan untuk daerah perdesaan sebesar
Rp249.165,- per kapita per bulan. (BPS Sumut : 2013)
Namun jika dibandingkan dengan jumlah penduduk yang cukup banyak,
tingkat kemiskinan ini masih terbilang cukup besar. Salah satu penyebab
banyaknya jumlah penduduk miskin di indonesia adalah tingkat pengangguran di
negara ini masih cukup tinggi. Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan tingkat
pengangguran terbuka di Indonesia pada Februari 2012 mencapai 6,32% atau 7,61
juta orang. Jumlah ini turun 6% dari Februari 2011 yang sebesar 8,12 juta orang.
Kemiskinan dan pengangguran menjadi masalah yang penting saat ini di
Indonesia, sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia.
Masalah kemiskinan ini sangatlah kompleks dan bersifat multidimensional,
Indonesia yang merupakan Negara berkembang. Kemiskinan telah membuat
jutaan anak tidak bisa merasakan pendidikan, kesulitan membiayai kesehatan,
kurangnya tabungan dan investasi, dan masalah lain yang menjurus ke arah
tindakan kekerasan dan kejahatan.
Berbagai cara yang dilakukan untuk mengatasi masalah kemiskinan
dengan menghabiskan dana yang sangat besar. Di Indonesia saja, biaya
penanggulangan kemiskinan terus meningkat dari tahun ke tahun dari sebesar Rp
18 triliun pada tahun 2004 menjadi Rp 23 triliun pada tahun 2005. Pada tahun
2006, anggaran ini melonjak hampir dua kali lipat menjadi Rp 42 triliun dan untuk
tahun 2007 dialokasikan sebesar Rp 51 triliun (Suharto, 2006:72).
Dalam rangka menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia, pemerintah
telah melakukan berbagai kebijakan, salah satunya adalah dengan cara
memberdayakan masyarakat. Pemberdayaan berarti mengurangi beban
masyarakat. Masyarakat bisa bekerja dengan kompetensi mereka masing-masing.
Kelahiran konsep pemberdayaan masyarakat seringkali dikaitkan dengan
gugatan terhadap kegagalan-kegagalan pembangunan khususnya di negara dunia
ketiga. Selain itu, perkembangan pemberdayaan masyarakat sering dikaitkan
dengan LSM atau organisasi non pemerintah dan organisasi-organisasi sosial.
Namun sebenarnya, di Indonesia cikal bakal kelahiran LSM atau organisasi non
pemerintah telah lahir pada masa kolonialisme. Tahun 1890 misalnya ada Mardi
Karya, sebuah organisasi yang dibentuk oleh Suryopranoto yang berkecimpung
politik. Lahirnya Budi Utomo juga memiliki karakter yang sama dengan LSM
atau organisasi non pemerintah saat ini. Dua contoh lembaga ini tidak berorientasi
pada keuntungan, namun kerja-kerja yang dilakukan semata-mata untuk
kesejahteraan masyarakat. Harus diakui memang, karakter organisasi yang lahir
pada masa kolonialisme dengan masa kemerdekaan memang berbeda, namun
kesamaannya adalah spirit bekerja untuk masyarakat tetap ada (Nainggolan, 2004:
107).
Aspek penting dalam suatu program pemberdayaan masyarakat adalah
program yang disusun sendiri oleh masyarakat, mampu menjawab kebutuhan
dasar masyarakat, mendukung keterlibatan kaum miskin dan kelompok yang
terpinggirkan lainnya, dibangun dari sumber daya lokal, sensitif terhadap
nilai-nilai budaya lokal, memperhatikan dampak lingkungan, tidak menciptakan
ketergantungan, berbagai pihak terkait terlibat (instansi pemerintah, lembaga
penelitian, perguruan tinggi, LSM, swasta dan pihak lainnya), serta dilaksanakan
secara berkelanjutan.
Rumah Zakat Indonesia merupakan sebuah lembaga swadaya masyarakat
yang memfokuskan pada pengelolaan zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf secara
profesional dengan menitikberatkan program pendidikan, kesehatan, pembinaan
komunitas dan pemberdayaan ekonomi sebagai penyaluran program unggulan.
Memulai kiprahnya sejak Mei 1998 di Bandung, lembaga yang awalnya bernama
Dompet Sosial Ummul Quro (DSUQ) ini,dan mengalami perubahan nama
semakin kuat ketika lembaga ini telah mendapat sertifikasi pengukuhan sebagai
lembaga amil zakat nasional berdasarkan SK Menteri Agama RI No. 157 pada
tanggal 18 Maret 2003. Perkembangan cabang pun tumbuh secara cepat. Hingga
awal 2006, Rumah Zakat Indonesia yang dipelopori oleh Ustadz Abu Syauqi dan
tim, telah memiliki kantor pusat di Bandung dan 28 titik kantor pelayanan di 12
propinsi utama di Indonesia. (wikipedia, diakses 16.20 29 Mei 2013).
Selain menerima titipan zakat, infaq dan sodaqoh, Rumah Zakat juga
menjalankan beberapa program utama yang menjadi implementasi dari
pengelolaan dana zakat, infaq, dan sodaqoh yang berhasil dihimpun.
Program-program tersebut yaitu Senyum Juara (pendidikan), Senyum Sehat (kesehatan)
dan Senyum Mandiri (kemandirian, kewirausahaan). Adapula program yang
dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu yaitu Senyum Ramadhan dan
Superqurban.
Senyum Mandiri merupakan salah satu program Rumah Zakat yang
berupaya untuk memandirikan masyarakat melalui serangkaian proses
pemberdayaan masyarakat. Program ini terdiri dari beberapa sub program yakni
Balai Bina Mandiri, Kelompok Usaha Kecil Menengah (KUKMI), Sarana Usaha
Mandiri, Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Agro, dan Pelatihan Skill Produktif.
Pada Rumah Zakat cabang Kota Medan, program Senyum Mandiri ini
dilaksanakan pada 3 lokasi, salah satunya adalah di Kecamatan Medan Denai.
Medan Denai merupakan pusat sentra kerajinan produksi lokal di kota Medan,
Mapping yang dilakukan pihak Rumah Zakat terhadap keadaan masyarakat di
sana, masih kurang dilakukan pembinaan terhadap proses produksi dan pemasaran
produk kerajinan mereka. Adapun di antara ketiga lokasi yang menjadi sasaran
program Senyum Mandiri Rumah Zakat, di Kecamatan Medan Denai ini
merupakan lokasi yang memiliki waktu proses program berjalan yang terlama
dari dua lokasi lainnya, yaitu program sudah berjalan selama 10 bulan. Selain itu,
Rumah Zakat Indonesia merupakan lembaga penghimpun dan penyalur zakat
terbesar di kota Medan yang memiliki visi ”Menjadi Lembaga Amil Zakat
Bertaraf Internasional Yang Unggul dan Terpercaya”. Maka, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian berjudul “Penerapan Program Senyum Mandiri
Lembaga Rumah Zakat Dalam Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat di
Kecamatan Medan Denai.”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang sebelumnya maka yang menjadi
permasalahan adalah bagaimana Penerapan Program Senyum Mandiri Lembaga
Rumah Zakat Dalam Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat di Kecamatan
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini diselenggarakan dengan tujuan: Untuk mengetahui
Penerapan Program Senyum Mandiri Lembaga Rumah Zakat Dalam Kehidupan
Sosial Ekonomi Masyarakat di Kecamatan Medan Denai.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut :
1) Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan dan memberi
informasi baru bagi lembaga maupun bagi para stakeholder terkait
guna peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui program
pemberdayaan masyarakat.
2) Secara pribadi untuk menerapkan ilmu-ilmu yang diperoleh sebagai
mahasiswa Departemen Kesejahteraan Sosial FISIP USU serta
menambah wawasan keilmuan dan pengalaman bagi peneliti.
3) Bagi Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial, penelitian diharapkan
dapat menambah referensi dan sebagai bahan kajian dan perbandingan
bagi para mahasiswa yang tertarik terhadap pengaruh program
1.5 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika dalam penelitian ini sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah,
ruang lingkup masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta
sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan uraian dan teori-teori yang berkaitan dengan
penelitian, kerangka pemikiran, defenisi konsep dan defenisi
operasional, juga hipotesis.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan tentang tipe penelitian, lokasi penelitian,
populasi, teknik pengumpulan data dan teknik analisa data.
BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini berisikan tentang gambaran umum lokasi penelitian yang
berhubungan dengan masalah objek yang akan diteliti.
BAB V : ANALISA DATA
Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari hasil
BAB VI : PENUTUP
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran atas penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Program
Program adalah unsur pertama yang harus ada demi terciptanya suatu
kegiatan. Di dalam program dibuat beberapa aspek, disebutkan bahwa di dalam
setiap program dijelaskan mengenai :
1) Tujuan kegiatan yang akan dicapai.
2) Kegiatan yang diambil dalam mencapai tujuan.
3) Aturan yang harus dipegang dan prosedur yang harus dilalui.
4) Perkiraan anggaran yang dibutuhkan.
5) Strategi pelaksanaan.
Melalui program, maka segala bentuk rencana akan lebih terorganisir dan
lebih mudah untuk dioperasionalkan. Hal ini sesuai dengan pengertian program
yang diuraikan. Suatu program adalah kumpulan proyek-proyek yang
berhubungan telah dirancang untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
harmonis dan secara integral untuk mencapai sasaran kebijaksanaan tersebut
Menurut Charles O.Jones, pengertian program adalah cara yang disahkan
untuk mencapai tujuan. Beberapa karakteristik tertentu yang dapat membantu
seseorang untuk mengidentifikasi suatu aktivitas sebagai program atau tidak
yaitu:
1) Program cenderung membutuhkan staf, misalnya untuk melaksanakan
atau sebagai pelaku program.
2) Program biasanya memiliki anggaran tersendiri, program kadang bisa
juga diidentifikasikan melalui anggaran.
3) Program memiliki identitas sendiri, yang bila berjalan secara efektif
dapat diakui oleh publik.
Program terbaik di dunia adalah program yang didasarkan pada model
teoritis yang jelas, yakni : sebelum menentukan masalah sosial yang ingin diatasi
dan memulai melakukan intervensi, maka sebelumnya harus ada pemikiran yang
serius terhadap bagaimana dan mengapa masalah itu terjadi dan apa yang menjadi
solusi terbaik (Jones,1996:295).
2.2 Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan yang dalam bahasa Inggris “empowerment” bermakna
pemberian kekuasaan karena power bukan sekadar daya, tetapi juga kekuasaan,
sehingga kata daya tidak saja bermakna mampu tetapi juga mempunyai kuasa.
proses, pemberdayaan mempunyai tiga tahapan yaitu penyadaran,
pengakapasitasan dan pendayaan. Seperti pendapat Hikmat (2001) yang
menyatakan pemberdayaan masyarakat tidak hanya mengembangkan potensi
ekonomi rakyat, tetapi juga peningkatan harkat martabat, rasa percaya diri dan
harga dirinya, serta terpeliharanya budaya setempat.
Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya mempersiapkan masyarakat
seiring dengan upaya memperkuat kelembagaan masyarakat, agar mampu
mewujudkan kemajuan, kemandirian dan kesejahteraan. Menurut Hikmat
(2001:3) konsep pemberdayaan dalam wacana pembangunan masyarakat selalu
dihubungkan dengan konsep mandiri, partisipasi, jaringan kerja dan keadilan.
Pemberdayaan masyarakat adalah upaya meningkatkan harkat dan martabat
lapisan masyarkat yang sekarang dalam kondisi tidak mampu melepaskan diri dari
perangkap kemiskinan dan ketidakberdayaan.
Dalam program pemberdayaan penting juga diperhatikan modal sosial
yang dimiliki masyarakat setempat. Seperti yang dinyatakan oleh Fukuyama
(2002) dalam Hasbullah (2006: 8), modal sosial adalah segala sesuatu yang
membuat masyarakat bersekutu untuk mencapai tujuan bersama atas dasar
kebersamaan dan didalamnya diikat oleh nilai-nilai dan norma-norma yang
tumbuh dan dipatuhi. Situasi ini akan menjadi kunci bagi keberhasilan program
pemberdayaan yang terdapat di wilayah tersebut.
Hardina (2007) dalam Matias (2011) mengemukakan bahwa
untuk menganalisis keadaan dan kesanggupan serta masalah-masalah yang perlu
diselesaikan. Menurutnya, prinsip pemberdayaan masyarakat adalah pengalaman
dan pengetahuan masyarakat tentang keberadaannya yang sangat luas dan berguna
serta harapan mereka untu menjadi lebih baik. Sedangkan titik tolak
pemberdayaan masyarakat adalah untuk memandirikan masyarakat agar mampu
meningkatkan derajat hidupnya, mengoptimumkan segala sumber daya yang ada
pada mereka dan yang ada pada lingkungan mereka.
2.3 Sosial Ekonomi Masyarakat
Kondisi sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur
secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur
sosial masyarakat. Pemberian posisi ini disertai dengan seperangkat hak dan
kewajiban yang harus dipenuhi oleh si pembawa status. Tingkat sosial merupakan
faktor non ekonomis seperti budaya, pendidikan, umur dan jenis kelamin.
Sedangkan tingkat ekonomi seperti pendapatan, jenis pekerjaan, pendidikan dan
investasi.
Sosial ekonomi dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berkaitan
dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat, antara lain dalam sandang, pangan,
perumahan, pendidikan, kesehatan, dan lainnya. Pemenuhan kebutuhan yang
dimaksud berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.
Kehidupan sosial ekonomi harus dipandang sebagai sistem sosial, yaitu
satu kesatuan. Kehidupan sosial adalah kehidupan bersama manusia atau kesatuan
manusia yang hidup dalam pergaulan. Interaksi ini pertama terjadi pada keluarga.
Ada terjadi hubungan antara ayah, ibu, dan anak. Dari adanya interaksi antara
anggota keluarga maka akan muncul hubungan dengan masyarakat luar. Pola
hubungan interaksi ini tentu saja dipengaruhi lingkungan dimana masyarakat
tersebut bertempat tinggal. Di dalam masyarakat pedesaan kita ketahui interaksi
yang terjadi lebih erat dibandingkan dengan perkotaan. Pada masyarakat yang
yang hidup di perkotaan hubungan interaksi biasanya lebih dieratkan oleh status,
jabatan atau pekerjaan yang dimiliki. Hal ini menyebabkan terjadinya stratifikasi
sosial dalam masyarakat.
Melly G.Tan mengatakan untuk melihat kedudukan sosial ekonomi adalah
pekerjaan, penghasilan, dan pendidikan. Berdasarakan ini masyarakat dapat
digolongkan kedalam kedudukan sosial ekonomi rendah, sedang, dan tinggi
seperti di bawah ini :
1) Golongan masyarakat berpenghasilan rendah, yaitu masyarakat yang
menerima pendapatan lebih rendah dari keperluan untuk memenuhi
tingkat hidup minimal mereka perlu mendapatkan pinjaman dari orang
lain.
2) Golongan masyarakat yang berpenghasilan sedang, yaitu pendapatan
harga cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok dan tidak dapat
3) Golongan masyarakat yang berpenghasilan tinggi, yaitu selain dapat
memenuhi kebutuhan pokok, juga sebagian dari pendapatan itu dapat
ditabungkan dan digunakan untuk kebutuhan yang lain. (Tan dalam
Koentjaraningrat,1981:35).
Adapun maksud dari pengertian sosial ekonomi masyarakat dalam
penelitian ini adalah tingkat perubahan kemajuan atau peningkatan hasil
pendapatan masyarakat yang ikut tergabung dalam program Senyum Mandiri
Rumah Zakat.
2.4 Kemiskinan
Berbicara persoalan kemiskinan merupakan fenomena yang bersifat
multidimensional. Pada prinsipnya kemiskinan bukan sekedar fenomena, tetapi
merupakan proses yang tereduksi dari berbagai faktor (Sulistiyani; 2004).
Kemiskinan menjadi isu yang sangat sentral dan menjadi fenomena dimana-mana.
Selama ini kemiskinan diasumsikan bahwa orang miskin tidak mampu menolong
dirinya sendiri. Kemiskinan dipandang sebagai gejala rendahnya kesejahteraan.
Ilmuwan sosial mengaitkan konsep kemiskinan dengan konsep kelas, stratifikasi
sosial, struktur sosial dan bentuk-bentuk definisi sosial lainnya (Soetomo; 2006).
Hal yang juga dijumpai dalam pengukuran kemiskinan , konsep tentang taraf
hidup atau “lefel of living” misalnya tidak cukup hanya melihat tingkat
pendapatan, akan tetapi juga perlu melihat tingkat pendidikan, kesehatan,
dapat dilihat dari aspek non ekonomis sebagai indikator yang dominant.
Pembangunan ini dikehendaki agar pembangunan dilihat dari aspek manusianya
(improvement of human life) dengan demikian pembangunan seharusnya
diperuntukkan bagi semua pihak dan semua lapisan masyarakat, serta paling tidak
mengandung tujuan:
1. Memperbaiki hal-hal yang berkaitan dengan penopang hidup warga
masyarakat.
2. Memperbaiki kondisi sosial kehidupan yang memungkinkan
terpenuhinya kebutuhan harga diri.
3. Adanya kebebasan termasuk didalamnya kebebasan dari penindasan,
ketidakadilan, kesengsaran serta kemelaratan (Goulet, dalam Soetomo;
2006).
Boedi Somedi menyatakan untuk memberi pemahaman konseptual
terdapat 2 pengertian kemiskinan:
1. Secara kualitatif yaitu kemiskinan merupakan suatu kondisi yang didalamnya
hidup manusia yang tidak bermartabat atau hidup manusia yang tidak layak
sebagai manusia.
2. Secara kuantitatif yaitu kemiskinan merupakan suatu kondisi dimana hidup
manusia serba kekurangan atau dengan bahasa lazim disebut tidak berharta
Di dalam membicarakan masalah kemiskinan kita akan menemukan
beberapa istilah kategori kemiskinan seperti:
1. Kemiskinan absolut yaitu seseorang yang dikatakan miskin apabila tidak
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya untuk memelihara fisiknya dan
untuk dapat bekerja .
2. Kemiskinan relatif yaitu kemiskinan yang muncul jika kondisi
seseorang atau sekelompok orang dibandingkan dengan kondisi orang
atau sekelompok orang lain.
3. Kemiskinan struktural yaitu kemiskinan yang timbul akibat adanya
suatu kekuatan yang berada diluar seseorang atau sekelompok orang
yang membelenggu, yang memaksa seseorang atau sekelompok orang
tersebut agar tetap menjadi miskin.
4. Kemiskinan situasional yaitu kemisinan yang terjadi jika seseorang atau
sekelompok orang tinggal di daerah yang tidak menguntungkan
misalnya daerah yang tanahnya tidak subur, oleh karenanya menjadi
miskin.
5. Kemiskinan kultural yaitu kemiskinan yang dikarenakan budaya atau
kultur masyarakat setempat yang menghendaki tetap miskin.
Memahami kemiskinan untuk lebih lanjut perlu diketahui dan ditelusuri
latar belakang, dengan mengetahui latar belakang kemiskinan akan lebih mudah
(BPS) memberikan definisi kemiskinan, seseorang/keluarga dikatakan miskin
apabila memiliki kategori sebagai berikut:
1. Luas bangunan kurang dari 8m2,
2. Jenis lantai hunian bukan berasal dari keramik, traso, tegel, ubin atau semen.
per ubin atau semen,
3. Tidak memiliki fasillitas jamban /wc,
4. Konsumsi lauk pauk tidak bervariasi,
5. Tidak mampu membeli pakaian minimal 1 set pertahun untuk setiap anggota
keluarga,
6. Tidak memiliki aset rumah tangga seperti lemari.
2.5 Program Senyum Mandiri Rumah Zakat
2.5.1 Program Senyum Mandiri
Program Senyum Mandiri merupakan salah satu program Lembaga Rumah
Zakat yang berupaya untuk memandirikan masyarakat melalui serangkaian proses
pemberdayaan masyarakat. Program ini terdiri dari beberapa sub program yakni
Balai Bina Mandiri, Kelompok Usaha Kecil Menengah (KUKMI), Sarana Usaha
1) Balai Bina Mandiri
Program pemberdayaan masyarakat dengan melakukan set up infrastruktur
dan sarana penunjang aktivitas pemberdayaan komunitas dan lingkungan di
wilayah ICD binaan Rumah Zakat dan mitra. Aktivitas di Balai Bina Mandiri
berdasarkan pemetaan potensi sumber daya di masing-masing wilayah dan
didampingi SDM Member Relationship Officer (MRO).
2) Kelompok Usaha Kecil Mandiri (KUKMI)
Program pemberdayaan dan pendampingan ekonomi berbasis usaha mikro
member program, dalam bentuk pengadaan modal dan/atau infrastruktur serta
sarana penunjang aktivitas usaha yang telah dimilikinya. Bantuan sarana usaha
dan modal yang diberikan, berdasarkan hasil pemetaan kebutuhan usaha para
anggota KUKMI. Adapun jumlah anggota KUKMI sebanyak 10-20 orang
tergantung jenis usahanya.
3) Sarana Usaha Mandiri
Program pemberdayaan ekonomi, dalam bentuk pengadaan infrastruktur &
sarana penunjang aktivitas masyarakat dalam kegiatan usahanya. Bantuan sarana
usaha yang diberikan, berdasarkan hasil penilaian kelayakan usaha
masing-masing calon member pemberdayaan.
4) Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Agro
Merupakan program pemberdayaan ekonomi masyarakat di bidang ternak,
Ternak Domba
8 (delapan) penerima manfat yang akan mendapatkan intervensi program berupa:
- Set up infrastruktur ternak,
- pemberian modal dan operasional penggemukkan ternak domba selama 3 bulan,
- pendampingan usaha.
Ternak Sapi
30 penerima manfaat yang akan mendapatkan intervensi program berupa:
- Set up infrastruktur ternak,
- pemberian modal dan operasional penggemukkan ternak sapi,
- pendampingan usaha.
5) Pelatihan Skill Produktif
Program peningkatan kapasitas skill produktif pemuda sebagai modal
menjadi pengusaha. Penekanan program ini pada pengembangan potensi lokal
2.5.2 Program Senyum Mandiri Rumah Zakat di Kecamatan Medan Denai
Kecamatan Medan Denai merupakan salah satu lokasi pelaksanaan
program Senyum Mandiri Rumah Zakat cabang Medan. Di lokasi ini, bentuk
program yang dijalankan adalah Program Balai Bina Mandiri, Kelompok Usaha
Kecil Mandiri (KUKMI), dan Sarana Usaha Mandiri. Bentuk bantuan yang
diberikan yaitu berupa pelatihan ketrampilan, penyediaan sarana usaha, dan
permodalan. Warga yang ingin bergabung dalam program ini harus mengajukan
diri terlebih dahulu. Kemudian akan dilakukan survei oleh pihak Rumah Zakat
tentang kelayakan untuk bergabung ke program Senyum Mandiri tersebut.
Adapun yang menjadi penilaiannya antara lain :
- Keluarga Miskin.
- Memiliki usaha yang sedang berjalan.
- Memiliki kendala ekonomi dalam menjalankan usaha.
2.6 Kesejahteraan Sosial
2.6.1 Pengertian Kesejahteraan Sosial
Secara harfiah kesejahteran sosial mengandung makna yang luas dan
mencakup dan mencakup berbagai segi pandangan atau ukuran-ukuran tertentu
tentang suatu hal yang menjadi cirri utama dari pengertian tersebut. Kesejahteraan
aman sentosa, sedangkan kesejahteraan berarti suatu keadaan sejahtera, aman,
keselamatan, ketenteraman dan kemakmuran.
Secara yuridis konsepsional, pengertian kesejahteraan sosial termuat
dalam UU No. 11 Tahun 2009 tentang ketentuan-ketentuan pokok kesejahteraan
sosial, pasal 1 ayat 1 adalah sebagai berikut :
“Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual,
dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri,
sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.”.
2.7 Kerangka Pemikiran
Kemiskinan dan pengangguran menjadi masalah yang penting saat ini di
Indonesia. Salah satu upaya untuk mengatasi pengangguran tersebut adalah
dengan melakukan program pemberdayaan masyarakat. Aspek penting dalam
suatu program pemberdayaan masyarakat adalah mampu menjawab kebutuhan
dasar masyarakat, mendukung keterlibatan kaum miskin dan kelompok yang
terpinggirkan lainnya, dibangun dari sumber daya lokal, sensitif terhadap
nilai-nilai budaya lokal, memperhatikan dampak lingkungan, tidak menciptakan
ketergantungan, serta dilaksanakan secara berkelanjutan.
Rumah Zakat Indonesia merupakan sebuah lembaga swadaya masyarakat
yang memfokuskan pada pengelolaan zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf secara
komunitas dan pemberdayaan ekonomi sebagai penyaluran program unggulan.
Salah satu program Lembaga Rumah Zakat yang bergerak di bidang
pemberdayaan mayarakat adalah Program Senyum Mandiri.
Kecamatan Medan Denai merupakan salah satu lokasi yang menjadi
sasaran program Senyum Mandiri Rumah Zakat di Kota Medan. Adapun bentuk
pemberdayaan masyarakat yang dijalankan di lokasi ini yaitu program pelatihan
ketrampilan, sarana usaha, dan permodalan yang diberikan kepada masyarakat
Kecamatan Medan Denai yang tergabung dalam program ini.
Medan Denai merupakan pusat sentra kerajinan produksi lokal di kota
Medan, seperti kerajinan tas, sepatu, dan pakaian. Namun, berdasarkan hasil
Social Mapping yang dilakukan pihak Rumah Zakat terhadap keadaan masyarakat
di sana, masih kurang dilakukan pembinaan terhadap proses produksi dan
pemasaran produk kerajinan mereka. Maka, penelitian ini berfokus pada
penerapan program Senyum Mandiri Rumah Zakat ini terhadap tingkat sosial
BAGAN ALUR PEMIKIRAN
Program Senyum Mandiri
Rumah Zakat
Kegiatan program meliputi :
- Pelatihan Ketrampilan
- Sarana Usaha
- Permodalan
Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat
- Penghasilan / pendapatan
- Sandang dan pangan
- Perumahan
- Pendidikan
2.8 Definisi Konsep
Konsep adalah istilah atau defenisi yang digunakan untuk menggambarkan
secara abstrak, kejadian, keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat
perhatian ilmu sosial. Defenisi konsep bertujuan untuk merumuskan istilah-istilah
yang digunakan secara mendasar agar tercipta suatu persamaan persepsi dan
menghindari salah pengertian yang dapat mengaburkan penelitian.
Penelitian ini dimaksud untuk mengetahui penerapan program Senyum
Mandiri Lembaga Rumah Zakat dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat di
kecamatan Medan Denai. Oleh karena itu, untuk menghindari kesalahpahaman
dalam penelitian ini maka penelti merumuskan dan mendefenisikan istilah-istilah
yang dipergunakan secara mendasar agar tercipta suatu persamaan persepsi dan
tidak muncul salah pengertian pemakaian istilah yang dapat mengkaburkan tujuan
penelitian.
Adapun konsep-konsep yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Sosial ekonomi adalah keadaan suatu masyarakat yang ditinjau dari segi sosial
ekonomi seperti tingkatan pendapatan, kondisi perumahan, kondisi kesehatan,
pendidikan, sandang, dan kualitas pangan.
2. Program Senyum Mandiri merupakan salah satu program lembaga Rumah
Zakat yang berupaya untuk memandirikan masyarakat melalui serangkaian
proses pemberdayaan masyarakat. Untuk program yang dilaksanakan di
Kecamatan Medan Denai, rangkaian program yang dilakukan adalah Program
Usaha Mandiri. Bentuk bantuan yang diberikan yaitu berupa pelatihan
ketrampilan, penyediaan sarana usaha, dan permodalan.
3. Masyarakat adalah golongan besar atau kecil terdiri dari beberapa manusia,
yang atau dengan sendirinya bertalian secara golongan dan pengaruh
mempengaruhi satu sama lain.
2.9 Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan seperangkat petunjuk atau kriteria atau
operasi yang lengkap tentang apa yang harus diamati dan bagaimana
mengamatinya dengan memiliki rujukan-rujukan empiris. Bertujuan untuk
memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian di lapangan. Maka perlu
operasionalisasinya dari konsep-konsep yang menggambarkan tentang apa yang
harus diamati. (Ulber Silalahi, 2009:120).
Definisi operasional merupakan petunjuk bagaimana suatu variabel diukur,
dengan membaca defenisi operasional dalam suatu penelitian,seorang peneliti
akan tahu pengukuran suatu variabel, sehingga ia dapat mengetahui baik buruknya
suatu pengukuran tersebut ( Singarimbun, 1989: 46 ). Berdasarkan hal tersebut
maka di dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel bebas adalah sejumlah gejala atau unsur yang
menentukan ada atau munculnya gejala atau unsur yang lain. Sedangkan variabel
Variabel bebas (x) yaitu program Senyum Mandiri Lembaga Rumah
Zakat, memiliki dimensi :
a. Pelatihan ketrampilan,
b. Sarana usaha,
c. Permodalan.
Variabel terikat (y) yaitu sosial ekonomi masyarakat berupa segala
kegiatan dan upaya masyarakat untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya,
meliputi:
a. Peningkatan penghasilan atau pendapatan.
b. Pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari berupa kebutuhan sandang dan
pangan.
c. Perumahan yaitu kondisi rumah masyarakat baik permanen, semi permanen dan
status kepemilikan rumah.
d. Pendidikan yaitu kemampuan dalam penyediaan dana atau biaya pendidikan
baik pendidikan formal maupun non formal.
e. Kesehatan yaitu kemampuan untuk memberikan jaminan kesehatan terhadap
keluarga indikatornya kemampuan untuk membeli obat- obatan dan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif (kualitatif), yaitu penelitian yang menggambarkan secara tepat
sifat-sifat suatu keadaan subjek atau objek. Penelitian deskriptif dalam pelaksanaannya
lebih terstruktur, sistematis, dan terkontrol. Peneliti memulai dengan subjek yang
jelas dan mengadakan penelitian atas populasi atau sampel dari subjek tersebut
untuk menggambarkannya secara akurat. (Silalahi, 2009 : 28)
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Medan Denai, Kota Medan.
Pemilihan lokasi ini karena Kecamatan Medan Denai merupakan salah satu lokasi
yang dijadikan sasaran program Senyum Mandiri Rumah Zakat dan masih
berjalan sampai saat ini.
3.3 Populasi
Populasi adalah jumlah keseluruhan unit analisis, yaitu objek yang akan
adalah seluruh warga yang tergabung dalam program Senyum Mandiri Rumah
Zakat di Kecamatan Medan Denai. Adapun jumlah warga yang masuk dalam
program ini adalah sebanyak 13 warga. Maka populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh warga yang tergabung dalam program tersebut, yakni berjumlah 13 orang.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk dapat informasi atau data yang dibutuhkan penelitian ini, maka
peneliti menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :
1. Studi kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data atau informasi menyangkut
masalah yang diteliti dengan mempelajari dan menelaah buku, majalah, surat
kabar, tulisan yang ada kaitannya terhadap masalah yang diteliti.
2. Studi lapangan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh mealui penelitian
dengan turun langsung ke lokasi penelitian untuk mencari fakta yang berkaitan
dengan masalah yang diteliti, yaitu:
a. Observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti
untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai objek penelitian.
b. Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan
menyebarkan angket berupa daftar pertanyaan tertutup dan terbuka
untuk dijawab oleh warga yang mengikuti program Senyum Mandiri
c. Wawancara, yaitu dimaksudkan untuk mengajukan pertanyaan secara
tatap muka dengan warga yang mengikuti program Senyum Mandiri
Rumah Zakat yang bertujuan untuk melengkapi data yang diperoleh.
3. Data sekunder, yaitu data yang bersumber lembaga Rumah Zakat yang terkait
dengan program Senyum Mandiri Rumah Zakat.
3.5 Teknik Analisis Data
Proses pengolahan data atau analisis data tergolong proses yang cukup
panjang. Langkah awal pengolahan data adalah mempelajari dan memahami
jawaban responden. Analisa data adalah proses menjadikan data memberikan
pesan kepada pembaca. Melalui analisa data, maka data yang diperoleh tidak lagi
diam melainkan “berbicara”. Analisa data menjadikan data itu mengeluarkan
maknanya sehingga para pembaca tidak hanya mengetahui data tersebut,
melainkan juga mengetahui apa yang ada di balik data tersebut. (Siagian,
2011:223)
Dalam penelitian ini, teknik analisa data yang digunakan adalah teknik
analisa data deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu dengan cara
mengumpulkan, mengelola, menyajikan, dan menjabarkan hasil penelitian. Data
yang diperoleh dari lapangan dikelompokkan dan lebih disederhanakan dengan
sistematis untuk membuat deskripsi yang lebih jelas tentang penerapan program
BAB IV
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
4.1 Kecamatan Medan Denai
4.1.2 Letak Geografis
Kecamatan Medan Denai adalah salah satu dari 21 kecamatan di kota
Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Kecamatan Medan Denai berbatasan dengan
Kecamatan Medan Kota dan Kecamatan Medan Area di sebelah barat, Kabupaten
Deli Serdang di timur, Kecamatan Medan Amplas di selatan, dan Kecamatan
Medan Tembung di utara.
Kecamatan Medan Denai mempunyai luas wilayah 8,85 km2. Berikut ini
adalah daftar kelurahan yang ada di Medan Denai dan persebaran penduduknya.
No Kelurahan Luas (M2) Penduduk Kepadatan
1
Tegal Sari Mandala I
Tegal Sari Mandala II
Tegal Sari Mandala III
1,27
Jumlah penduduk Kecamatan Medan Denai berdasarkan hasil sensus
penduduk 2009 sebanyak 57,859 dengan tingkat kepadatan antar 17.323
jiwa/km2. Penduduk Kecamatan Medan Denai sebagian besar (91%) beragama
Islam, dan sisanya (9%) terbagi dalam agama lain.
Berdasarkan data sarana dan prasarana umum Kecamatan Medan Denai
yang tersedia di kecamatan ini, terdapat beberapa fasilitas umum, adapun data –
data adalah sebagai berikut.
Tabel 4.2
Sarana pendidikan di Kecamatan Medan Denai
No Kelurahan TK SD SMP SMA PTN/S
Tegal Sari Mandala I
Tegal Sari Mandala II
Tegal Sari Mandala III
Tabel 4.3
Sarana kesehatan di Kecamatan Medan Denai
No Kelurahan RS Puskesmas Pustu BKIA Posyandu
1
Tegal Sari Mandala I
Tegal Sari Mandala II
Tegal Sari Mandala III 2
Sarana ibadah di Kecamatan Medan Denai
No Kelurahan Mesjid Musholla Gereja Kelenteng
1
Tegal Sari Mandala I
Tegal Sari Mandala II
Tegal Sari Mandala III
4.2 Lembaga Rumah Zakat
4.2.1 Sejarah Singkat Berdirinya Rumah Zakat
Rumah Zakat merupakan salah satu lembaga sosial keagamaan yang
memfokuskan pada pengelolaan zakat, infak, sedekah, wakaf, dan juga mengelola
dana-dana CSR (Corporate Social Responsibility) perusahaan. Terbentuknya
Lembaga Amil Zakat ini merupakan prakarsa dari seorang tokoh da’i muda
Bandung bernama Abu Syauqi. Bersama dengan beberapa rekan di kelompok
pengajian Majlis Ta'lim Ummul Quro, Ustadz Abu Syauqi membentuk suatu
lembaga sosial yang fokus pada pengumpulan dana-dana untuk bantuan
kemanusiaan. Pada tanggal 2 Juli 1998, kesepakatan tersebut melahirkan suatu
organisasi bernama Dompet Sosial Ummul Quro. Ketika itu, sekretariat Dompet
Sosial Ummul Quro bertempat di Jalan Turangga 33 Bandung sekaligus sebagai
tempat pengajian Majlis Ta’lim Ummul Quro. Seiring dengan aktivitas dakwah
yang terus mereka lakukan, jamaah pengajian semakin berkembang, sehingga
mereka menggunakan Masjid Al Manaar Jl. Puter Bandung sebagai tempat kajian
rutin.
Adanya dukungan masyarakat yang terus meluas mendorong Ustadz Abu
Syauqi untuk melakukan pengelolaan organisasi ini menjadi lebih baik. Pada
tahun 1999, Kantor sekretariat Dompet Sosial Ummul Quro berpindah ke Jalan
Dederuk 30 Bandung. Letak sekretariat organisasi ini mendekat ke forum
berhasil dilakukan Dompet Sosial Ummul Quro terkumpul sebanyak 0,8 Milyar
rupiah.
Antusiasme masyarakat akan perlunya organisasi kemanusiaan semakin
meningkat. Masyarakat memandang misi sosial ini penting untuk diteruskan
bahkan untuk kiprah yang lebih luas lagi. Maka, dirintislah program beasiswa
pendidikan yatim dan dhuafa, layanan kesehatan, rehabilitasi masyarakat miskin
kota, dan lain-lain. Pemekaran Dompet Sosial Ummul Quro mulai dilakukan
dengan membuka kantor cabang Yogyakarta pada bulan Mei tahun 2000 di Jalan
Veteran 9. Pencapaian donasi selama tahun 2000 meningkat tajam dibandingkan
tahun sebelumnya, yaitu terkumpul 2,1 Milyar rupiah. Pada Februari 2001, kantor
cabang Dompet Sosial Ummul Quro Jakarta resmi berdiri di Jalan Ekor Kuning
Rawamangun, Jakarta Timur. Hingga tahun 2002, penerimaan donasi meningkat
menjadi 4,19 Milyar rupiah.
Identitas organisasi Dompet Sosial Ummul Quro sebagai Lembaga Amil
Zakat semakin diperkuat. Pada tahun 2003, Dompet Sosial Ummul Quro berubah
nama menjadi Rumah Zakat Indonesia Dompet Sosial Ummul Quro seiring
dengan turunnya SK Menteri Agama RI No. 157 pada tanggal 18 Maret 2003
yang mensertifikasi organisasi ini sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional. Bulan
Mei 2003, Rumah Zakat Indonesia Dompet Sosial Ummul Quro hadir di ibukota
Jawa Timur, Surabaya. Pada tahun 2003, Perolehan donasi terus meningkat
Pada tahun 2004, ekspansi Rumah Zakat Indonesia Dompet Sosial Ummul
Quro mulai melebar ke Sumatera dengan didirikannya kantor cabang Pekanbaru,
Riau. Untuk meningkatkan mutu pelayanan, organisasi ini mulai mengembangkan
sistem Teknologi Informasi. Hampir seluruh kantor cabang telah tersambung
secara online. Pada tahun 2004, Lembaga Amil Zakat ini menguatkan branding
lembaga dengan nama Rumah Zakat Indonesia. Kepercayaan masyarakat semakin
tumbuh, donasi terkumpul sebanyak Rp 8,92 M.
Memasuki tahun 2005, pertumbuhan cabang Rumah Zakat meningkat
pesat. Tsunami Aceh yang terjadi 26 Desember 2004 membuka akses Rumah
Zakat Indonesia lebih berperan di Sumatera. Cabang-cabang baru pun dibuka :
cabang Aceh, Medan, Padang, Palembang, Batam berdiri. Di Jawa, berdiri pula
kantor cabang Semarang, ditambah jaringan kantor cabang pembantu di Bekasi,
Bogor, Depok, Jakarta Selatan, Cirebon, Solo. Cabang Pekanbaru juga
berekspansi dengan memiliki kantor cabang pembantu Duri dan Dumai. Sistem
informasi lembaga sosial ini juga mulai masuk ke jaringan on-line, mulai dari
transaksi on-line, absensi on-line, hingga penggunaan beberapa software
keuangan. Penerimaan donasi meningkat tajam khususnya dari bantuan
masyarakat untuk program rehabilitasi pasca tsunami Aceh, tercatat Rp 45,26 M
donasi terkumpulkan.
Pada tahun berikutnya, pengembangan program semakin disempurnakan
termasuk dengan mengganti istilah Departemen Empowering menjadi Direktorat
(program kepemudaan), dan EcoCare (program pemberdayaan ekonomi).
Pengelolaan program-program yang dilakukan dengan konsep terintegrasi dan
berkelanjutan berbasis komunitas. ICD (Integrated Community Development)
merupakan tempat yang difokuskan untuk penyaluran yang terintegrasi yakni
pendidikan, kesehatan, pelatihan kepemudaan, dan pemberdayaan ekonomi secara
terpadu berbasis komunitas. Dengan Mustahik Relation Officer (MRO) sebagai
SDM pendamping, ICD menjadi pusat penyaluran program sehingga program
lebih terukur, dan terkontrol. Di tahun ini pula Rumah Zakat Indonesia
melebarkan layanan program pendidikan dengan menyelenggarakan Sekolah
Dasar Juara yang bersifat gratis.
Program komunikasi dan promosi dikembangkan lebih massif melalui
televisi. Lembaga amil zakat ini meluncurkan TV komersial perdana berjudul
“Saya Percaya Rumah Zakat” menggandeng endorser Helmy Yahya. Pada tahun
yang sama, program Gelar Budaya Zakat (GBZ) Menuju Indonesia Sadar Zakat
2008 kembali digelar, kali ini diselenggarakan di 10 kota. Hasil komunikasi dan
fokus program berkorelasi positif terhadap pencapaian donasi hingga terkumpul
50,16 Milyar rupiah.
Selain meningkatkan program-program pendidikan, kesehatan, pelatihan
kepemudaan, dan pemberdayaan ekonomi untuk masyarakat, pembelajaran untuk
menjadi organisasi yang amanah dan profesional terus dilakukan, salah satunya
dengan penguatan program-program Human Capital. Rumah Zakat Indonesia
melakukan program seperti EAZI (Executive Amil Zakat Indonesia), ADP (Amil
sebagai upaya peningkatan kapasitas Rumah Zakat Indonesia. Kegiatan
peningkatan kapasitas ini terbukti efektif kompetensi memenuhi tuntutan profesi
dan masyarakat. Kepercayaan terus tumbuh, dari pencapaian donasi berhasil
terkumpulkan donasi sebesar 71,40 Milyar rupiah. Untuk memberikan edukasi
lebih luas kepada masyarakat tentang zakat dan filantropi, Rumah Zakat Indonesia
mengadakan road show Gelar Budaya Zakat yang hadir di 19 kota.
Tahun 2009 bisa disebut sebagai tahun ekspansi mengingat dalam 1
semester langsung dibuka 14 cabang baru sehingga menambah total jumlah
jaringan sebanyak 45 kantor.
No Kantor Alamat
1 Pusat Jl. Turangga No 25C Bandung
2 Jakarta – Matraman Jl. Matraman Raya No. 148 Blok A1 No. 5 Jakarta Timur
3 Jakarta – Thamrin Basement Floor R.05, Jl. M. H. Thamrin Kav. 3 Jakarta Pusat
4 Jakarta – Rasuna Rasuna Office Park No. LR 02 Apartemen Taman Rasuna Tower dan Jl. HR. Rasuna Said Kuningan Jakarta Selatan
5 Jakarta – Kebon Jeruk Bussines Park Kebon Jeruk, Jl. Raya Meruya Ilir No. 88 Blok E2 No. 15 Jakarta Barat
6 Jakarta – Kebayoran
Baru
Jl. Wijaya I / 22 Kebayoran Baru Jakarta Selatan
7 Jakarta – Harsono Jl. Harsono RM No. 15 Ragunan Jakarta Selatan
8 Jakarta – Kelapa Gading Jl. Kelapa Hibrida Raya Blok QJ 9 No. 11 Kelapa Gading
9 Jakarta – Pondok Indah Jl. Margaguna No. 9 Pondok Indah
11 Tangerang Jl. Beringin Raya No. 144 B Perumnas I
16 Cilegon Jl. Letjend. R. Suprapto (Jl. Raya Anyer) No. 25 G
17 Bandung – Turangga Jl. Turangga No. 33 Bandung
18 Bandung – Dago Jl. Ir. K. Juanda No. 91 Bandung
19 Bandung – Pasteur Jl. Pasirkaliki No. 237 Bandung
20 Bandung – Antapani Jl. Terusan Jakarta No. 77 Antapani Bandung
21 Cimahi Jl. Gedung Empat No. E3 Gatot Subroto
Cimahi
22 Cirebon Jl. Kartini No. 70 Cirebon
23 Semarang Jl. Dr. Sutomo No. 53 Semarang
24 Yogyakarta Jl. Veteran No. 9 Yogyakarta
25 Solo Jl. Kali Larangan No. 39 Solo
32 Banda Aceh Ruko Lamlagang Jl. Sultan Malikul Saleh
Lamlagang Banda Aceh
34 Medan - Gatot Subroto Jl. Gatot Subroto No. 112 Kec. Medan Barat
35 Padang Jl. Diponegoro No. 15 F Kota Padang
36 Palembang Jl. Angkatan 45 No. 3158 Palembang
37 Pekanbaru Jl. T. Tambusai/Nangka No. 34 D Kel. Jadirejo Kec. Sukajadi
38 Bandar Lampung Jl. Jendral Sudirman No. 59 Rawa Laut 35127 Bandar Lampung
39 Batam Komp. Lotus Garden Blok A No. 8 Batam
Center
40 Banjarmasin Jl. Sultan Adam No. 12 Rt. 45 Banjarmasin
41 Pontianak Jl. Irian No. 35 Pontianank Selatan
42 Samarinda Jl. Kuranji No. 58B Moh Yamin (Depan RRI
Segiri) Samarinda
43 Balikpapan Jl. Komplek Balikpapan Baru Blok D 4 No. 6 Balikpapan
44 Makassar Jl. A. P. Pettarani Komp. New Zamrud Blok
G.2 Makassar
45 Jayapura Jl. Perumnas I No. 25 Wamena
Tahun ini juga menjadi tahun pertama pasca 10 tahun pertama milestone
Rumah Zakat Indonesia. Untuk penguatan organisasi Rumah Zakat Indonesia,
maka dikokohkanlah organisasi baru pemberdayaan, yaitu : Rumah Sehat
Indonesia (pengelola program kesehatan), Rumah Juara Indonesia (pengelola
program pendidikan), Rumah Mandiri Indonesia (pengelola program kemandirian
ekonomi). Peningkatan jumlah unit layanan terus dilakukan. Hingga akhir tahun
telah berdiri 8 Sekolah Juara dan 7 Rumah Bersalin Gratis. Pada pertengahan
2009, Virda Dimas Ekaputra menyerahkan tongkat esafet kepemimpinan kepada
Zakat berupaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada para mitra dan
donatur. Caranya adalah dengan terlebih dahulu mengembangkan skill para amil
melalui beragam pelatihan hingga studi banding ke lembaga ataupun perusahaan
yang ada di luar dan dalam negeri.
Pengelolaan zakat dan filantropi yang semakin baik dan profesional yang
dilakukan Rumah Zakat Indonesia mendapat apresiasi dari masyarakat sehingga
mendapatkan sejumlah penghargaan antara lain penghargaan dari Karim Business
Consulting yang menempatkan Rumah Zakat Indonesia sebagai LAZNAS
(Lembaga Amil Zakat Nasional) Terbaik ke-2 dalam Islamic Social
Responsibility (ISR) Award 2009. Penghargaan juga datang dari IMZ (Indonesia
Magnificence of Zakat) yang menganugerahi Rumah Zakat Indonesia sebagai The
Best Organization in Zakat Development. Pencapaian donasi hingga mencapai
107, 3 Milyar rupiah berhasil dikumpulkan Rumah Zakat indonesia dan
menjadikan Rumah Zakat Indonesia sebagai Organisasi Pengelola Zakat terbesar
pengumpulan donasinya se-Indonesia.
Pada tanggal 5 April 2010, Lembaga sosial ini resmi meluncurkan brand
baru RUMAH ZAKAT, menggantikan brand sebelumnya RUMAH ZAKAT
INDONESIA. Rumah Zakat meyakini bahwa untuk mencapai lebih banyak
kebaikan, maka perubahan adalah sebuah keniscayaan. Oleh karena itulah tahun
ini Rumah Zakat hadir dengan sebuah identitas baru sebagai bentuk komitmen
menyempurnakan diri agar tampil lebih baik dalam melayani bangsa dan menjadi
Selain meresmikan brand baru, Rumah Zakat juga mengusung tiga brand
value baru : Trusted, Progressive dan Humanitarian. Organisasi ini juga
menajamkan karakter menuju “World Class Socio-Religious Non Governance
Organization (NGO)”. Perubahan pada Rumah Zakat tak hanya sekedar
tranformasi bentuk logo serta nama yang semula Rumah Zakat Indonesia, kini
menjadi Rumah Zakat. Tapi juga kepada nilai dan budaya kerja yang menjadi
semangat di dalam diri setiap amil. Brand baru yang diusung Rumah Zakat saat
ini melahirkan wajah baru dari program pemberdayaan masyarakat. Jika
sebelumnya ada empat fokus program yakni EduCare, HealthCare, YouthCare,
dan EcoCare, maka untuk saat ini keempatnya bertransformasi menjadi Senyum
Juara, Senyum Sehat dan Senyum Mandiri.
4.2.2 Program – Program Rumah Zakat
Berikut ini merupakan program-program yang diusung Rumah Zakat
dalam upaya peningkatan pemberdayaan dan pelayanan kepada masyarakat.
1. Senyum Juara
Senyum Juara adalah sebuah program yang bertujuan menghadirkan
program pendidikan berkualitas dan pengembangan life skill yang
mendorong anak menjadi mandiri. Progam Senyum Juara terdiri dari :