• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Pemanfaatan Koleksi Kitab Kuning Pada Perpustakaan Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Evaluasi Pemanfaatan Koleksi Kitab Kuning Pada Perpustakaan Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Medan"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI PEMANFAATAN KOLEKSI KITAB KUNING PADA PERPUSTAKAAN PONDOK PESANTREN

AR-RAUDHATUL HASANAH MEDAN

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Studi untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam

Bidang Studi Ilmu Perpustakaan

Oleh

Putri Sari Ramadhani 100709066

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA

(2)

LEMBARAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Evaluasi Pemanfaatan Koleksi Kitab Kuning Pada Perpustakaan Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Medan

Oleh : Putri Sari Ramadhani NIM : 100709066

Dosen Pembimbing I : Ishak, SS, M.Hum

NIP : 19670424 200112 1 001 Tanda Tangan :

Tanggal :

Dosen Pembimbing II: Dra. Zurni Zahara Samosir, M. Si NIP : 19560716 197903 2 002

Tanda Tangan :

(3)

LEMBARAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : Evaluasi Pemanfaatan Koleksi Kitab Kuning Pada Perpustakaan Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Medan

Oleh : Putri Sari Ramadhani NIM : 100709066

Ketua Jurusan Departemen Ilmu Perpustakaan Ketua Jurusan : Dr. Irawaty A. Kahar, M. Pd NIP : 19511119 198601 2 001 Tanda Tangan :

Tanggal :

Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Ketua Jurusan : Dr. Syahron Lubis, M.A NIP : 19511013 197603 1 001 Tanda Tangan :

(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya ini adalah karya orisinal dan belum pernah dimuat dalam media publikasi lain maupun disajikan sebagai suatu tulisan untuk memperoleh suatu kualifikasi tertentu.

Penulis membedakan dengan jelas antara pendapat maupun gagasan yang bukan dari penulis dengan mencantumkan tanda kutip.

Medan, September 2014

(5)

ABSTRAK

Putri Sari Ramadhani. 2014. Evaluasi Pemanfaatan Koleksi Kitab Kuning Pada Perpustakan Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Medan. Medan : Departemen Studi Ilmu Perpustakaan Dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan koleksi kitab kuning pada Perpustakaan Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah dan untuk Mengetahui persepsi santri/ santriwati terhadap koleksi kitab kuning.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh santri/santriwati tingkat aliyah di Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah dengan jumlah 1.080 santri/santriwati. Untuk pengambilan sampel peneliti menggunakan metode Stratified Random Sample (Sampel Berstrata) dan rumus Taro Yamane dengan tingkat kepercayaan 10% sehingga diperoleh jumlah sampel sebesar 91 santri/ santriwati. Dalam hal ini penulis menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian yang akan disebarkan dilingkungan Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (27%) santri/ santriwati tidak pernah memanfaatkan koleksi kitab kuning. (39%) santri/ santriwati kadang-kadang meminjam kitab kuning di perpustakaan dan sebagian kecil lainnya sering meminjam kitab kuning di perpustakaan. Maka dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan koleksi kitab kuning pada Perpustakaan Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah masih sangat rendah.

(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala Rahmat dan Hidayahnya yang telah memberi kemampuan dan kekuatan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Evaluasi Pemanfaatan Koleksi Kitab Kuning Pada Perpustakaan Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Medan.

Ucapan teristimewa penulis ucapkan untuk Ayah tercinta Baharuddin Tami yang selalu memberi motivasi dan materi kepada penulis serta senantiasa mendukung dan mendoakan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, dan juga untuk mamak tercinta Maimunah yang selalu memberi semangat dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Serta penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Drs. Syahron Lubis, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd, selaku Ketua Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi.

3. Bapak Ishak, SS, M.Hum, selaku Pembimbing I yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran serta dengan penuh kesabaran mengarahkan dan memberikan bimbingan kepada penulis selama menulis skripsi.

4. Ibu Dra. Zurni Zahara Samosir, M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan waktu kepada penulis.

5. Seluruh staf pengajar pada Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang membimbing dan memberikan ilmunya kepada penulis.

(7)

7. Seluruh keluarga besar almarhum Bapak Mas’ud yang telah mendukung penulis.

8. Spesial buat sahabat-sahabat ku Uty, Hafni, Susi, Nisa, Nita dan Rirint yang selalu ada dalam suka dan duka penulis selama penulis kuliah dan menyelesaikan skripsi.

9. Buat kak mimi yang telah memberikan motivasi serta memberikan masukan bagi penulis dalam penulisan skripsi ini.

10.Seluruh teman-teman seperjuangan stambuk 2010 yang telah berjuang bersama dalam menyelesaikan studi pada Program Studi Ilmu Perpustakaan ini.

11.Rina yang telah membantu penulis dalam memperoleh informasi tentang Perpustakaan Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah.

Semoga yang telah mereka berikan bagi penulis dalam menyelesaikan studi dan penulisan skripsi ini dapat bermanfaat, dan semoga mereka mendapat imbalan yang besar dari Allah SWT. Amin.

Penulis menyadari sepenuhnya keterbatasan maupun kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi menuju kesempurnaan pada penelitian selanjutnya. Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkanya.

Medan, Agustus 2014

Penulis,

(8)

DAFTAR ISI

2.2.1 Tujuan Dan Fungsi Perpustakaan Sekolah/ Madrasah ... 11

2.3 Koleksi Perpustakaan ... 12

2.3.1 Fungsi Koleksi Perpustakaan ... 13

2.3.2 Komponen-Komponen Koleksi ... 14

2.3.3 Jenis Koleksi Perpustakaan ... 14

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

(9)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 29

4.1 Analisis Deskriptif ... 29

4.1.1 Pelayanan Perpustakaan ... 29

4.1.1.1 Sikap Pustakawan Terhadap Pengguna ... 29

4.1.1.2 Penyusunan Kitab Kuning Di Rak ... 30

4.1.1.3 Pustakawan Membantu Mencarikan Kitab Kuning Di Rak ... 31

4.1.1.4 Waktu Buka Perpustakaan ... 32

4.1.2 Peminjaman Kitab Kuning ... 32

4.1.2.1 Kitab Kuning Yang Di Pinjam Santri/ Santriwati Selama 1 Minggu ... 33

4.1.2.2 Jumlah Koleksi Kitab Kuning Pada Perpustakaan Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah ... 33

4.1.2.3 Santri/ Santriwati Meminjam Kitab Kuning ... 35

4.1.3 Membaca Kitab Kuning Di Tempat ... 35

4.1.3.1 Santri/ Santriwati Membaca Kitab Kuning Di Perpustakaan ... 36

4.1.3.2 Santri/ Santriwati Yang Tidak Pernah Meminjam Atau Membaca Kitab Kuning Di Perpustakaan ... 37

4.1.3.3 Alasan Santri/ Santriwati Yang Tidak Pernah Meminjam Atau Membaca Kitab Kuning Di Perpustakaan ... 37

4.1.3.4 Santri/ Santriwati Membaca Kitab Kuning Di Perpustakaan Selama 1 Minggu ... 38

4.1.3.5 Waktu Yang Digunakan Santri/ Santriwati Pada Saat Membaca Kitab Kuning Di Perpustakaan ... 39

4.1.3.6 Santri/ Santriwati Berdiskusi Mengenai Materi Kitab Kuning ... 40

4.1.3.7 Guru Mengajak Santri/ Santriwati Belajar Kitab Kuning Di Perpustakaan Selama 1 Bulan ... 41

4.1.3.8 Santri/ Santriwati Membaca Kitab Kuning Setiap Kali Berkunjung Ke Perpustakaan ... 42

4.1.4 Mencatat Informasi Dari Kitab Kuning ... 43

4.1.4.1 Kitab Kuning Dalam Membantu Menyelesaikan Tugas Rumah ... 43

4.1.4.2 Santri/ Santriwati Dalam Meringkas Isi Kitab Kuning ... 44

4.1.4.3 Santri/ Samtriwati Menggunakan Kitab Kuning Dalam Menjawab Soal-Soal Ujian ... 45

4.1.5 Memperbanyak Informasi Dari Kitab Kuning (Menggunakan Jasa Foto Copy) ... 46

(10)

4.1.5.2 Guru Membagikan Foto Copy Isi Kitab Kuning Untuk

Dipelajari Bersama ... 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 49

5.1 Kesimpulan ... 49

5.2 Saran ... 51

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah Santri/ Santriwati Aliyah Pondok Pesantren Ar-Raudhatul

Hasanah ... 24

Tabel 3.2 Jumlah Sampel Secara Berstrata ... 26

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Variabel Pemanfaatan Kitab Kuning ... 27

Tabel 4.1 Sikap Pustakawan Terhadap Pengguna ... 30

Tabel 4.2 Penyusunan Kitab Kuning Di Rak ... 30

Tabel 4.3 Frekuensi Pustakawan Membantu Mencarikan Kitab Kuning Di Rak ... 31

Tabel 4.4 Frekuensi Waktu Buka Perpustakaan ... 32

Tabel 4.5 Frekuensi Kitab Kuning Yang Di Pinjam Santri/ Santriwati Selama 1 Minggu ... 33

Tabel 4.6 Jumlah Koleksi Kitab Kuning Pada Perpustakaan Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah ... 34

Tabel 4.7 Frekuensi Santri/ Santriwati Meminjam Kitab Kuning ... 35

Tabel 4.8 Frekuensi Santri/ Santriwati Membaca Kitab Kuning Di Perpustakaan ... ... 36

Tabel 4.9 Santri/ Santriwati Yang Tidak Pernah Meminjam Atau Membaca Kitab Kuning Di Perpustakaan ... 37

Tabel 4.10 Alasan Santri/ Santriwati Yang Tidak Pernah Meminjam Dan Membaca Kitab Kuning Di Perpustakaan ... 38

Tabel 4.11 Frekuensi Santri/ Santriwati Membaca Kitab Kuning Di Perpustakaan Selama 1 Minggu ... 38

Tabel 4.12 Frekuensi Waktu Yang Digunakan Santri/ Santriwati Pada Saat Membaca Kitab Kuning Di Perpustakaan ... 39

Tabel 4.13 Frekuensi Santri/ Santriwati Berdiskusi Mengenai Materi Kitab Kuning ... 40

Tabel 4.14 Frekuensi Guru Mengajak Santri/ Santriwati Belajar Kitab Kuning Di Perpustakaan Selama 1 Bulan ... 41

Tabel 4.15 Frekuensi Santri/ Santriwati Membaca Kitab Kuning Setiap Kali Berkunjung Ke Perpustakaan ... 42

Tabel 4.16 Kitab Kuning Dalam Membantu Menyelesaikan Tugas Rumah ... 43

Tabel 4.17 Frekuensi Santri/ Santriwati Dalam Meringkas Isi Kitab Kuning ... 44

Tabel 4.18 Frekuensi Santri/ Santriwatimenggunakan Kitab Kuning Dalam Menjawab Soal-Soal Ujian ... 45

Tabel 4.19 Frekuensi Santri/ Santriwati Memfoto Copy Isi Kitab Kuning Yang Dibutuhkan ... 46

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Pemanfaatan Koleksi Kitab Kuning ... 54

(13)

ABSTRAK

Putri Sari Ramadhani. 2014. Evaluasi Pemanfaatan Koleksi Kitab Kuning Pada Perpustakan Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Medan. Medan : Departemen Studi Ilmu Perpustakaan Dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan koleksi kitab kuning pada Perpustakaan Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah dan untuk Mengetahui persepsi santri/ santriwati terhadap koleksi kitab kuning.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh santri/santriwati tingkat aliyah di Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah dengan jumlah 1.080 santri/santriwati. Untuk pengambilan sampel peneliti menggunakan metode Stratified Random Sample (Sampel Berstrata) dan rumus Taro Yamane dengan tingkat kepercayaan 10% sehingga diperoleh jumlah sampel sebesar 91 santri/ santriwati. Dalam hal ini penulis menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian yang akan disebarkan dilingkungan Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (27%) santri/ santriwati tidak pernah memanfaatkan koleksi kitab kuning. (39%) santri/ santriwati kadang-kadang meminjam kitab kuning di perpustakaan dan sebagian kecil lainnya sering meminjam kitab kuning di perpustakaan. Maka dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan koleksi kitab kuning pada Perpustakaan Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah masih sangat rendah.

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan merupakan kebutuhan pokok yang harus dimiliki setiap anak sejak dini agar menjadi generasi yang cerdas dan bermanfaat. Pendidikan dapat kita peroleh secara formal dan informal. Perpustakaan merupakan salah satu sarana untuk memperoleh pendidikan informal. Perpustakaan yang terorganisasi secara baik, secara langsung atau pun tidak langsung dapat memberikan kemudahan bagi proses belajar mengajar secara informal bagi masyarakat sekitar.

Karena terdapat berbagai jenis masyarakat yang harus dilayani oleh perpustakaan, maka perpustakaan dibagi menjadi beberapa jenis yaitu salah satunya adalah perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah adalah suatu lembaga yang memang dirancang khusus untuk pengajaran para murid (siswa) di bawah pengawasan para guru. Untuk memperoleh sistem pengajaran yang lebih baik, maka setiap lembaga sering melakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan yang telah di capai oleh suatu program.

(15)

sedikit 5% dari anggaran belanja operasional sekolah/madrasah atau belanja barang di luar belanja pegawai dan belanja modal untuk pengembangan perpustakaan.

Kitab kuning merupakan kitab yang di karang oleh ulama dari hasil ijtihad mereka untuk memecahkan masalah-masalah yang terkandung dalam dua pegangan umat beragama islam, yaitu Al-Qur’an dan Hadist. Kitab kuning merupakan faktor penting yaitu selain sebagai pedoman tata cara keberagamaan, kitab kuning difungsikan juga oleh kalangan pesantren sebagai referensi dalam mensikapi segala tantangan kehidupan.

Kitab kuning merupakan kitab-kitab tradisional yang berisi pelajaran-pelajaran Agama Islam yang diajarkan pada setiap pondok pesantren, yaitu yang dikatakan kitab kuning yaitu meliputi kitab tauhid, hadist, tafsir, sejarah, fiqih, Nahwu, Sharraf, Ushul Fiqh, Tasawwuf, balanghah dan lainnya. Kitab-kitab tersebut dikenal juga dengan kitab gundul, karena tidak memiliki harakat (tanda baca). Disebut kitab kuning dikarenakan memang kitab-kitab tersebut telah lama dimakan usia sehingga warna kertas berubah menjadi kuning. Namun kitab-kitab ini sebagian tetap di produksi menggunakan kertas berwarna kuning. Walaupun ada juga yang di cetak menggunakan kertas berwarna putih.

Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah merupakan sebuah pondok pesantren yang berdiri di atas tanah wakaf yang telah berkembang seluas ±8 hektar yang memiliki program Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah yang memiliki akreditasi A. Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah memiliki sekitar 3147 santri/santriwati.

(16)

BPAD, dana bos, dan wakaf siswa. Proses peminjaman dan pengolahan buku pada Perpustakaan Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah masih menggunakan sistem manual.

Perpustakaan Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah membedakan koleksinya menjadi 3(tiga) bagian yaitu buku berbahasa arab, buku agama berbahasa Indonesia dan buku umum. Dalam hal ini koleksi Perpustakaan Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah diklasifikasikan menggunakan DDC ringkas.

Dari hasil observasi, kebanyakan koleksi yang dimiliki Perpustakaan Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah adalah buku berbahasa arab/kitab kuning, hal tersebut terlihat dari jumlah koleksi kitab kuning pada perpustakaan putra adalah 741 judul dan 5.345 eksemplar dan koleksi kitab kuning pada perpustakaan putri adalah 293 judul dan 2.173 eksemplar. Namun minat siswa terhadap kitab kuning sangat rendah, hal ini terlihat dari bukti peminjaman koleksi bahwa santri/santriwati sering meminjam buku fiksi.

Koleksi kitab kuning pada Perpustakaan Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah yaitu meliputi kitab tauhid, hadist, tafsir, sejarah, fiqih, Nahwu, Sharraf, Ushul Fiqh, Tasawwuf, balanghah dan lainnya. Namun hanya dua kitab saja yang masuk ke dalam kurikulum yaitu fiqih dan hadist. Sementara mempelajari kitab-kitab tersebut merupakan sumber referensi baku dalam disiplin keilmuan islam.

Dari permasalahan diatas maka penulis akan melakukan penelitian tentang

“ Evaluasi Pemanfaatan Koleksi Kitab Kuning Pada Perpustakaan Pondok Pesantren

Ar-Raudhatul Hasanah Medan.”

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Pemanfaatan Koleksi Kitab Kuning Perpustakaan Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah ?

(17)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Mengetahui pemanfaatan Koleksi kitab kuning pada Perpustakaan Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :

1. Instansi yang diteliti, dalam hal ini adalah Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah yaitu sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk lebih meningkatkan kualitas perpustakaan dalam pemanfaatan koleksi kitab kuning. 2. Peneliti selanjutnya, sebagai referensi apabila melakukan penelitian lanjutan

yang berhubungan dengan evaluasi pemanfaatan koleksi kitab kuning.

3. Peneliti, untuk menambah pengetahuan dan wawasan serta pemahaman peneliti tentang evaluasi pemanfaatan koleksi kitab kuning.

1.5. Ruang Lingkup

(18)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1. Evaluasi

Menurut pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau penafsiran (Echols dan Shadily 2000, 220). Beberapa definisi evaluasi yang dapat diperoleh dari buku-buku yang ditulis oleh ahlinya, Antara lain:

Definisi evaluasi yang di tulis oleh (Arikunto 2002, 1) menyatakan bahwa: Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi pihak decision maker untuk menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan.

Sedangkan menurut (Ajick 2009, 2) menjelaskan bahwa:

Evaluasi adalah penggunaan teknik penelitian untuk mengukur kebutuhan pemakai serta tujuan-tujuan yang dapat mencapai suatu program dalam proses mengoleksi, menganalisa dan mengartikan informasi atau sebagai bentuk instruksi.

Sedangkan (Uzer 2003, 120) mengatakan bahwa :

Evaluasi adalah suatu proses yang ditempuh seseorang untuk memperoleh informasi yang berguna untuk menentukan mana dari dua hal atau lebih yang merupakan alternatif yang diinginkan, karena penentuan atau keputusan semacam ini tidak diambil secara acak, maka alternatif-alternatif itu harus diberi nilai relatif, karenanya pemberian nilai itu harus memerlukan pertimbangan yang rasional berdasarkan informasi untuk proses pengambilan keputusan.

Menurut (Umar 2002, 36):

(19)

antara keduanya, serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh.

Dari pengertian evaluasi di atas, maka evaluasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan yang telah di capai suatu program kerja.

2.1.1. Tujuan Dan Fungsi Evaluasi

Menurut Weiss (1972) dalam Euske (1984:69) tujuan evaluasi atau evaluation adalah:

1. Continuing or discontinuing a program;

2. Imroving practices and procedures of a program;

3. Adding or dropping specific strategies and tecnigues within a program or operation.

4. Instituting similar operations or programs elsewhere;

5. Allocating resources among competing operation and programs; 6. Accepting or rejecting a program approach or theory.

Dengan kata lain tujuan evaluasi adalah:

1. Kelanjutan atau pemutusan sebuah program;

2. Peningkatan pelaksanaan dan prosedur sebuah program;

3. Penambahan atau penurunan strategi khusus tanpa sebuah program atau operasional;

4. Persamaan lembaga operasional atau program ditempat lain;

5. Pengalokasian sumber daya atau persaingan opeasional dan program; 6. Penerimaan atau penolakan sebuah pendekatan program atau teori.

(20)

Dari beberapa tujuan evaluasi di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan evaluasi adalah untuk memberikan pendekatan yang lebih baik dalam memberikan informasi untuk perbaikan dan pengembangan sebuah program.

Evans dan Sapponaro (2005) secara lebih ringkas menyebutkan perpustakaan melakukan evaluasi untuk tiga alasan, yaitu :

a. Untuk mengembangkan program pengadaan yang cerdas dan realistis berdasarkan pada data koleksi yang sudah ada.

b. Untuk menjadi bahan pertimbangan pengajuan anggaran untuk pengadaan koleksi berikutnya.

c. Untuk menambah pengetahuan staf pengembangan koleksi terhadap keadaan koleksi.

2.1.2. Metode Evaluasi

Bonn (dalam Evans, 2000) memberikan lima pendekatan umum terhadap evaluasi, yaitu:

1. Pengumpulan data statistik semua koleksi yang dimiliki 2. Pengecekan pada daftar standar seperti katalog dan bibliografi

3. Pengumpulan pendapat dari pengguna yang biasa datang ke perpustakaan 4. Pemeriksaan koleksi langsung

5. Penerapan standar, pembuatan daftar kemampuan perpustakaan dalam penyampaian dokumen, dan pencatatan manfaat relatif dari kelompok khusus.

Pedoman untuk mengevaluasi koleksi perpustakaan yang dikeluarkan oleh American Library Association (ALA's Guide to the Evaluation of Library Collections) membagi metode kedalam ukuran-ukuran terpusat pada koleksi dan ukuran-ukuran terpusat pada penggunaan. Ada pun metode itu adalah:

1. Metode Terpusat pada Koleksi

(21)

a. Pencocokan terhadap daftar tertentu, bibliografi, atau katalog.

Metode dengan menggunakan daftar pencocokan (checklist) merupakan cara lama yang telah digunakan oleh para pelaku evaluasi.

b. Penilaian dari pakar

Metode ini tergantung pada keahlian seseorang untuk melakukan penilaian dan penguasaan terhadap subjek yang dinilai. Dalam metode ini pemeriksaan terhadap koleksi dalam hubungannya terhadap subjek yang akan dievaluasi. Biasanya metode ini berfokus pada penilaian terhadap kualitas seperti kedalaman koleksi, kegunaannya terkait dengan kurikulum atau penelitian, serta kekurangan dan kekuatan koleksi.

c. Perbandingan data statistik

Perbandingan diantara institusi bermanfaat untuk data evaluasi. Namun ada keterbatasan disebabkan oleh perbedaan institusional dalam tujuan, program-program, dan populasi yang dilayani.

d. Perbandingan pada berbagai standar koleksi

Tersedia berbagai standar yang diterbitkan untuk hampir setiap jenis perpustakaan. Standar itu memuat semua aspek dari perpustakaan, termasuk mengenai koleksi. Standar itu ada yang menggunakan pendekatan kuantitatif, ada pula yang menggunakan pendekatan kualitatif.

2. Metode Terpusat pada Penggunaan

Pada metode ini terdapat beberapa cara untuk melakukan evaluasi koleksi, yaitu:

a. Melakukan kajian sirkulasi

(22)

sirkulasi juga memberikan gambaran yang layak mewakili penggunaan koleksi.

b. Meminta pendapat pengguna

Survei untuk mendapatkan data persepsi pengguna tentang kecukupan koleksi baik secara kualitatif maupun kuantitatif merupakan salah satu data yang sangat berguna dalam program evaluasi koleksi.

c. Menganalisis statistik pinjam antar perpustakaan.

Bila pengguna sebuah perpustakaan banyak menggunakan perpustakaan lain bisa jadi ada masalah dengan koleksi perpustakaan tersebut.

d. Melakukan kajian sitiran.

Metode ini dapat digunakan untuk mengevaluasi koleksi perpustakaan perguruan tinggi dan khusus dengan menggunakan sejumlah contoh dari publikasi penelitian yang sesuai dengan tujuan perpustakaan.

e. Melakukan kajian penggunaan di tempat (ruang baca).

Melengkapi data yang diperoleh pada kajian sirkulasi, kajian terhadap buku dan jurnal yang dibaca di tempat/rnang baca perlu dilakukan. Kajian dapat dilakukan dengan menghitung buku dan jurnal yang ada di meja baca setelah selesai dibaca pengguna pada kurun waktu tertentu.

f. Memeriksa ketersediaan koleksi di rak.

Pustakawan perlu melakukan pengumpulan data mengenai ketersediaan koleksi di rak pada kurun waktu tertentu. Maksud dari pengumpulan data ini untuk mengetahui seberapa tinggi bahan pustaka yang dicari pengguna tersedia di rak koleksi. Bila persentase penemuan tinggi, bisa berarti bahwa koleksi khusus untuk melakukannya.

(23)

2.2. Perpustakaan Sekolah/ Madrasah

Secara hakiki perpustakaan sekolah/ madrasah adalah sarana pendidikan yang turut menentukan pencapaian lembaga penaungnya. Oleh karena itu, perpustakaan sekolah merupakan salah satu komponen yang turut menentukan pencapaian tujuan yang telah di tetapkan. dengan demikian, perpustakaan harus diciptakan sedemikian rupa agar benar-benar berfungsi sebagai penunjang proses belajar-mengajar. dalam kaitan ini (Mudyana dan Royani 1976, 1) mengemukakan bahwa perpustakaan sekolah ialah sarana penunjang pendidikan yang bertindak di satu pihak sebagai pelestarian ilmu pengetahuan, dan di lain pihak sebagai sumber bahan pendidikan yang akan diwariskan kepadagenerasi yang lebih muda. Secara nyata perpustakaan sekolah merupakan sarana untuk proses belajar dan mengajar bagi guru maupun bagi murid.

(Hasugian 2009, 78) mengemukakan perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang dikelola serta terdapat di sekolah dengan tujuan membantu sekolah untuk mencapai tujuannya. Menurut (Prastowo 2012, 45) perpustakaan sekolah sesungguhnya adalah sarana penunjang pendidikan di sekolah yang berupa kumpulan bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan buku.

Dalam manifesto kebijakan IFLA/ UNESCO mengenai pedoman perpustakaan sekolah mengemukakan bahwa :

Perpustakaan sekolah adalah sebuah jasa yang ditujukan kepada semua angggota komunitas sekolah yaitu peserta didik, guru, administrator, komite sekolah dan orang tua murid. Semua kelompok tersebut memerlukan keterampilan komunikasi dan kerjasama secara khusus. Pengguna utama perpustakaan sekolah adalah peserta didik dan guru, di samping kelompok profesional lainnya seperti para administrator dan komite sekolah.

Menurut Standar Nasional Indonesia 7329 : 2009

(24)

merupakan pusat sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan.

Menurut( Supriyadi 1982, 5) :

Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang diselenggarakan di sekolah guna menunjang program belajar mengajar di lembaga pendidikan formal tingkat sekolah baik sekolah dasar maupun sekolah menengah, baik sekolah umum maupun sekolah lanjutan.

Menurut (Montague 1977, 487):

School library is an organized collection of books placed in a school for the use of teacher or pupils but usually for pupils. It may comprise books of reference and or books for home reading, and be in the care of a professional librarians, teacher librarian.

Berdasarkan pendapat tersebut, jelaslah bahwa perpustakaan sekolah/ madrasah harus didayagunakan oleh guru dan murid dan biasanya lebih dipersiapkan untuk para murid. Perpustakaan sekolah berisi koleksi buku-buku yang diorganisasi, berada di sebuah sekolah untuk menunjang proses belajar-mengajar.

2.2.1. Tujuan Dan Fungsi Perpustakaan Sekolah/ Madrasah

Tujuan didirikannya perpustakaan sekolah/ madrasah tidak terlepas dari tujuan diselenggarakannya pendidikan sekolah secara keseluruhan, yaitu untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik (siswa atau murid), serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan menengah.

Sejalan dengan hal tersebut di atas, maka tujuan perpustakaan sekolah/ madrasah menurut (Yusuf dan Suhendar 2005, 3) adalah sebagai berikut:

1. Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca para siswa. 2. Membantu menulis kreatif bagi para siswa dengan bimbingan guru dan

pustakawan.

3. Menumbuhkembangkan minat dan kebiasaan membaca para siswa.

(25)

5. Mendorong, memelihara, dan member semangat membaca dan semangat belajar bagi para siswa.

6. Memperluas, memperdalam dan memperkaya pengalaman belajar para siswa. 7. Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui kegiatan

membaca.

Fungsi perpustakaan sekolah/ madrasah lebih di tekankan kepada fungsi edukatif dan fungsi rekreatif. Hal ini dilandasi dengan suatu perkiraan bahwa pemakai perpustakaan sekolah meliputi murid-murid TK sampai siswa sekolah menengah (Sinaga 2007, 25).

Menurut (Bafadal 2006, 6) perpustakaan sekolah memiliki beberapa fungsi, yaitu:

1. Fungsi edukatif

Didalam perpustakaan sekolah disediakan buku-buku baik buku-buku fiksi maupun non fiksi. adanya buku-buku tersebut dapat membiasakan murud-murid belajar mandiri tanpa bimbingan guru, baik secara individual maupun berkelompok.

2. Fungsi informatif

perpustakaan yang sudah maju tidak hanya menyediakan bahan-bahan pustaka yang berupa buku-buku, tetapi juga menyediakan bahan-bahan yang bukan berupa buku (non book material) seperti majalah, bulletin, surat kabar, pamflet, guntingan artikel, peta dan sebagainya.

3. Fungsi tanggung jawab administratif

Fungsi ini tampak pada kegiatan sehari-hari di perpustakaan sekolah, di mana setiap ada peminjaman dan pengembalian buku selalu dicatat oleh guru pustakawan. Setiap murid yang akan masuk ke perpustakaan sekolah harus menunjukkan kartu anggota atau kartu pelajar.

4. Fungsi riset

Sebagai mana telah dijelaskan terdahulu, bahwa di dalam perpustakaan tersedia banyak bahan pustaka.adanya bahan pustaka yang lengkap, murid-murid dan guru-guru melakukan riset, yaitu mengumpulkan data atau keterangan-keterangan yang diperlukan.

5. Fungsi rekreatif

(26)

2.3. Koleksi Perpustakaan

Koleksi perpustakaan atau library collection diartikan sebagai keselurukan bahan-bahan pustaka yang dibina dan dikumpulkan oleh suatu perpustakaan melalui upaya pembelian, sumbangan, pertukaran, atau membuat sendiri dengan tujuan untuk disajikan dan didayagunakan oleh seluruh pemakai perpustakaan (Sinaga 2007, 37). Menurut (Prastowo 2012, 116) bahwa koleksi perpustakaan pada dasarnya adalah sekumpulan bahan pustaka, baik yang berbentuk buku maupun nonbuku, yang dikelola sedemikian rupa oleh suatu perpustakaan (sekolah) untuk turut serta menjamin kelancaran dan keberhasilan kegiatan proses pembelajaran di sekolah.

Pengertian koleksi perpustakaan menurut Proyek Pembakuan Sarana Pendidikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1983:13) yaitu :

koleksi perpustakaan sekolah adalah sekumpulan sumber informasi dalam berbagai bentuk yang telah dipilih sesuai dengan tujuan program sekolah yang bersangkutan, mencakup dan menunjang semua bidang studi, memberikan pengetahuan umum yang sesuai dengan tingkat kecerdasan, kemampuan baca, dan perkembangan jiwa murid dan tuntutan profesi guru.

Menurut Standar Nasional Indonesia 7329 : 2009 “koleksi perpustakaan

adalah semua materi perpustakaan yang dikumpulkan, diolah, disimpan, ditemukembali dan didayagunakan bagi pengguna untuk memenuhi kebutuhan

informasi untuk pembelajaran”.

Menurut (Yusuf 2005, 22) dijelaskan bahwa “Koleksi perpustakaan adalah

sejumlah bahan atau sumber-sumber informasi, baik berupa buku ataupun bahan bukan buku, yang dikelola untuk kepentingan proses belajar dan mengajar di sekolah

(27)

2.3.1. Fungsi Koleksi Perpustakaan

Koleksi perpustakaan merupakan modal dasar yang senantiasa memerlukan pengembangan agar dapat mengikuti gerak kemajuan bidang pendidikan. Dengan demikian, dalam pengembangan koleksi perpustakaan, seorang pustakawan harus berpedoman kepada fungsi dan koleksi. Dalam hal ini, Thompson mengutip pendapat (Randall dan Goodrich 1970, 47) mengenai fungsi koleksi diantaranya adalah :

a. Reference Function ( Fungsi Referens ).

Fungsi Referens adalah koleksi perpustakaan yang bisa memberikan rujukan tentang berbagai informasi secara cepat, tepat dan akurat bagi para pemakainya.

b. Curricular Function ( Fungsi Kurikular ).

Fungsi kurikular adalah koleksi bahan-bahan yang mampu mendukung kurikulum.

c. General Function ( Fungsi Umum ).

Fungsi koleksi yang bersifat umum ini berkaitan dengan pelestarian bahan pustaka serta hasil budaya manusia secara keseluruhan yang diharapkan akan berguna bagi kehidupan seluruh manusia untuk selama-lamanya.

2.3.2. Komponen-Komponen Koleksi

(28)

Kelompok kedua adalah komponen tambahan. Kelompok koleksi ini dimaksudkan untuk melengkapi dan menunjang komponen dasar. Komponen tambahan penting diperhatikan apabila komponen dasar telah memadai dan mampu memenuhi bebutuhan dan tuntutan para pemakainya.

2.3.3. Jenis Koleksi Perpustakaan

Menurut (Darmono 2001, 52) beberapa jenis koleksi perpustakaan sebagai sumber belajar yang mungkin dapat dijangkau perpustakaan adalah :

1. Buku

Buku merupakan koleksi yang paling umum yang dihimpun perpustakaan. (Hasugian 2009, 67) mengatakan Buku adalah salah satu media yang dapat digunakan untuk merekam pengetahuan dan berbagai informasi lainnya. Buku terdiri dari buku

fiksi dan buku non fiksi. Menurut (Perpustakaan Nasional RI 1992, 19) “Buku fiksi adalah buku cerita ciptaan seseorang pengarang berdasarkan khayalan”. Yang

termasuk kedalam golongan buku fiksi antara lain yaitu fiksi umum, fiksi ilmiah, dan fiksi sastra. Contohnya adalah novel, cerpen, komik dan lain-lain.

Menurut pandapat Yusuf (2005: 10) “Buku non fiksi adalah mereka ditulis berdasarkan fakta atau kenyataan alam dan budaya sekitar kita”. Contoh dari buku

non fiksi adalah buku teks atau buku pelajaran dan buku refrensi yang berupa kamus, ensiklopedia, buku tahunan, buku pedoman, almanak, indeks, bibliografi, abstrak, dan atlas.

2. Koleksi Referens

(29)

Menurut (Yusuf dan Suhendar 2005, 12) “Koleksi Referensi adalah buku yang memuat informasi secara khusus sehingga dapat menjawab atau menunjukkan

secara langsung bagi pembacanya”. Contoh koleksi referensi yaitu kamus,

ensiklopedia, buku tahunan, buku pedoman, direktori, almanak, atlas dan lain sebagainya.

3. Sumber Geografi

Sumber geografi sangat diperlukan oleh perpustakaan. Jenis koleksi ini berisi informasi tentang daerah, iklim, cuaca, ketinggian tempat, bahan tambang, hutan, hasil pertanian daerah tertentu, laut, hasil laut, gunung, gurun, curah hujan untuk daerah tertentu.

4. Jenis Serial (Terbitan Berkala)

Pada umumnya terbitan berkala berupa majalah dan Koran. Majalah dan Koran diperlukan sebagai koleksi perpustakaan karena keduanya berisi berita aktual yang meliputi berbagai aspek kehidupan manusia. Majalah biasanya di terbitkan mingguan, dua mingguan atau bahkan bulanan. Menurut (Yusuf dan Suhendar 2005, 21) koleksi terbitan berkala yaitu berupa pamflet, brosur, kliping, gambar atau lukisan dan globe.

5. Bahan Pandang Dengar (Audio Visual)

(30)

2.3.4. Pengadaan Koleksi

Pengadaan koleksi adalah proses menghimpun bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi perpustakaan. Koleksi yang diadakan hendaknya relevan dengan minat dan kebutuhan, lengkap, dan terbitan mutakhir, agar tidak mengecewakan masyarakat yang dilayani. Koleksi perpustakaan berasal dari berbagai macam sumber, seperti hadiah, tukar-menukar, titipan, dan pembelian.

Menurut (Basuki 1993, 222) Pengadaan Koleksi Perpustakaan adalah sebagai berikut:

a. Pembelian yaitu Pemesanan langsung dapat dilakukan pada penerbit ataupun pada toko buku.

b. Pertukaran yaitu Pustaka tertentu tidak dapat dibeli ditoko buku, hanya dapat diperoleh melalui pertukaran ataupun hadiah.

c. Hadiah yaitu Karena kondisi sosial ekonomi yang masih belum sepenuhnya berkembang, tradisi pengembnagan perpustakaan dengan melalui sumbangan atau hadiah masih belum memasyarakat.

d. Keanggotaan Organisasi yaitu Kadang–kadang perpustakaan ataupun badan induk perpustakaan menjadi anggota sebuah perhimpunan atau organisasi.

2.3.5. Pemanfaatan Koleksi

Istilah pemanfaatan terdiri dari kata manfaat. Kata manfaat sering juga diartikan sebagai guna/faedah. Menurut (Departemen Pendidikan Nasional 2005, 711) pemnfaatan berarti proses, cara perbuatan memanfaatkan. Pemanfaatan koleksi perpustakaan dapat berarti proses atau perbuatan memanfaatkan koleksi di ruang baca (in library use) dan meminjam koleksi dari bagian sirkulasi perpustakaan (out libarary use).

(31)

1. Meminjam

Biasanya pengguna melakukan peminjaman melalui meja sirkulasi perpustakaan setelah mendapatkan buku yang ia inginkan. Dengan melakukan peminjaman, pengguna memiliki waktu lebih banyak untuk membaca buku yang ia pinjam. Buku tersebut dapat diperpanjang masa peminjamannya dan kemudian dikembalikan lagi kemeja sirkulasi.

2. Membaca di tempat

Bagi pengguna yang memiliki waktu luang cenderung membaca di ruang baca perpustakaan. Pengguna dapat memilih beberapa buku untuk dibaca dan menghabiskan waktunya pada perpustakaan.

3. Mencatat informasi dari buku

Terkadang pengguna hanya melakukan pencatatan informasi yang ia dapat dari koleksi. Dengan cara seperti ini, pengguna mendapatkan informasi ringkas tentang berbagai masalah dari berbagai buku berbeda.

4. Memperbanyak (menggunakan jasa foto copy)

Dengan memanfaatkan fasilitas mesin foto copy, pengguna dapat memiliki sendiri informasi-informasi yang ia inginkan. Cara seperti ini biasanya dilakukan oleh pengguna yang memiliki waktu terbatas untuk ke perpustakaan.

Adapun (Lasa 2005, 317) menyatakan “bahwa pemanfaatan koleksi seperti banyaknya peminjam dan jumlah yang dipinjam biasanya digunakan sebagai salah

satu unsur untuk mengetahui efektifitas suatu perpustakaan”.

Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa pemanfaatan koleksi dapat dilakukan dengan cara meminjam, membaca di tempat, mencatat informasi dari buku serta memperbanyak (menggunakan jasa foto copy).

2.3.6. Pengembangan Koleksi

(32)

Sedangkan menurut (Sutarno 2006, 113) agar perpustakaan dapat membangkitkan minat baca pengguna, maka sudah seharusnya koleksi perpustakaan memberikan ciri dan warna sebagai berikut :

1. Memberikan ciri bagi jenis perpustakaan yang dibentuk. Misalnya perpustakaan umum, koleksinya mencakup semua disiplin ilmu dan dimaksudkan untuk dipakai oleh semua lapisan masyarakat, sehingga penekanannya terletak pada variasi jenis koleksi.

2. Merupakan daya tarik dan perhatian bagi pengunjung, artinya koleksi yang makin lengkap dan dengan terbitan yang relative baru, akan dapat memberikan kesempatan yang makin besar kepada pengunjung untuk memilih dan memperoleh informasi terkini.

3. Meningkatkan citra dan gambaran atas performs dan kinerja perpustakaan.

Sedangkan menurut (Soetminah 1992, 257) menyatakan bahwa :

Pengembangan koleksi menetapkan kegiatan kerja perpustakaan yang berupa tugas menyediakan sumber informasi dan memberikan pelayanan informasi kepada pemakai, sesuai dengan kebutuhan dan minatnya maka setiap perpustakaan mempunyai cara tersendiri dalam melaksanakan pengembangan koleksi.

2.3.7. Pemeliharaan Koleksi

Menurut (Bafadal 2006, 120) dalam rangkaian kegiatan pemeliharaan buku-buku perpustakaan sekolah ada dua kegiatan, yaitu mencegah kemungkinan-kemungkinan timbulnya kerusakan dan memperbaiki buku-buku yang telah rusak.

1. Mencegah kerusakan

(33)

yang harus dilakukan agar koleksi tidak rusak. Ada dua faktor yang membuat koleksi rusak.

Pertama adalah faktor manusia. Murid-murid atau pengunjung lainnya yang tidak sadar akan pentingnya buku sering kali merusak buku-buku yang ada di perpustakaan. Misalnya mencoret-coret halaman buku, merobek halaman buku, serta sering sekali terjadi ketika sedang belajar di perpustakaan murid-murid menumpakkan air atau makanan pada buku yang sedang di baca. Cara mengatasinya adalah pustakawan menjelaskan kepada murid akan pentingnya buku. Serta menerapkan peraturan untuk tidak makan dan minum di perpustakaan.

Kedua adalah faktor alamiah, misalnya adalah kelembaban udara, air, api, jamur, debu, sinar matahari dan serangga. Untuk menatasinya adalah dengan mengatur penerangan dan ventilasi, menyemprotkan bahan kimia pada buku serta melarang pengunjung membawa makanan dan merokok di dalam ruangan perpustakaan.

2. Perbaikan buku

(Bafadal 2006, 122) mengemukakan bahwa usaha perbaikan buku bermacam-macam, bergantung pada jenis kerusakannya. Biasanya yang sering dilakukan antara lain:

a. Memperbaiki buku-buku yang sobek

b. Memperbaiki buku-buku yang sebagian halamannya lepas c. Memperbaiki buku-buku yang punggungnya rusak

d. Menjilid buku-buku yang jilidnya rusak e. Dan sebagainya

(34)

2.3.8. Koleksi Kitab Kuning

Kitab kuning merupakan hasil karya Ulama terkenal pada abad pertengahan, sehingga kitab kuning dinamakan juga dengan kitab Islam klasik yang dibawa dari Timur Tengah pada awal abad ke-dua puluh dan sering juga di sebut dengan kitab kuno (Bruinessen 1995, 132).

Menurut (Yafie 1994, 51) :”Kitab kuning adalah Kitab-kitab yang dipergunakan oleh dunia pesantren yang ditulis dengan huruf Arab dengan bahasa Arab atau Melayu, Jawa, Sunda, dan hurufnya tidak diberi tanda baca (harakat, syakal)" sedangkan Menurut (Rahardjo 1985, 55) "Kitab kuning adalah karya tulis Arab yang ditulis oleh para sarjana Islam sekitar abad pertengahan, dan sering disebut

juga dengan Kitab kuno”.

Pendapat Rahardjo tersebut hampir sama dengan pendapat (Wahid 1999, 222) yang menyatakan bahwa :

kitab kuning adalah kitab-kitab yang ditulis oleh ulama-ulama “asing”, tetapi secara turun-temurun menjadi refrence yang dipedomani oleh para ulama

Indonesia sebagi karya tulis yang “independen”, dan ditulis oleh ulama Indonesia sebagai komentar atau terjemahan atas kitab karya ulama.

Dalam hal ini (Departemen Agama RI 2003, 32) juga mengemukakan bahwa: Kitab kuning secara etimologi adalah kitab-kitab karya ulama yang dicetak diatas kertas berwarna kuning. Dikalangan pondok pesantren

sendiri, disamping istilah kitab kuning, beredar juga istilah “kitab klasik”, untuk menyebut jenis kitab yang sama. Kitab-kitab tersebut pada

umumnya tidak diberi harakat/syakal, sehingga sering juga disebut “kitab

gundul”. Ada juga yang menyebut dengan “kitab kuno”, karena rentang

waktu sejarah yang sangat jauh sejak disusun/ditertibkan sampai sekarang.

Menurut (Nasuha 1989, 41) bahwa :

(35)

Menurut (Zubaidi 2002, 9), bahwa :

Kitab kuning adalah kitab atau buku berbahasa Arab yang membahas ilmu pengetahuan agama Islam seperti fiqih, ushul fiqih, tauhid, akhlak, tasawwuf, tafsir al-Qur’an dan ulumul Qur’an, hadis dan ulumul hadis, dan sebagainya yang ditulis oleh Ulama-ulama salaf dan digunakan sebagai bahan pengajaran utama di pondok pesantren.

(Nasula 2000, 260) juga mengemukakan bahwa :

Adapun ruang lingkup materi kitab kuning adalah ilmu-ilmu agama (Al-ulum ad-diniyah) yang ditulis dengan menggunakan pendekatan naqli dan pendekatan aqli. Materi kitab kuning dalam segala macam dan bentuknya diproses melalui metode-metode penalaran yang dikenal dalam dunia keilmuan, yakni deduktif, induktif, genetika, dan dialektika.

Adapun rinciannya sebagai berikut :

1. Metode deduktif (istinbath). Metode ini banyak digunakan untuk menjabarkan dalil-dalil keagaam menjadi masalah-masalah fiqh, terutama yang dihasilkan melalui ushul fiqh aliran mutakallimin.

2. Metode induktif (istiqra’i) adalah mengambil kesimpulan umum dari soal-soal khusus. Metode ini juga dipergunakan oleh ahli fiqh untuk menetapkan suatu hukum.

3. Metode genetika (takwini) adalah cara berfikir mencari kejelasan suatu masalah dengan melihat sebab-sebab terjadinya, atau melihat sejarah kemunculan masalah itu.

4. Metode dialektika (jadali) adalah cara berfikir yang uraiannya diangkat dari pertanyaan atau pertanyaan seseorang yang dipertanyakan.

(36)
(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Menurut Arikunto (2010:3) Penelitian Deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Perpustakaan Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah yang terletak di jl. Jamin Ginting Km 11 Paya Bundung Medan Sumatera Utara.

3.3. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek/subyek penelitian. Menurut (Sugiyono

2006, 90) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

(38)

Tabel 3.1 Jumlah santri/santriwati aliyah Pondok Pesantren

(39)

3.4. Sampel

Mengingat jumlah santri/ santriwati yang sangat banyak, maka sulit untuk mengevaluasi keseluruhan populasi maka ditentukanlah sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010:174).

Untuk pengambilan sampel penelitian, peneliti menggunakan rumus Taro Yamane (Arikunto, 2010:176) dengan tingkat kepercayaan 10% yaitu:

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi yang di ketahui d = presisi yang ditetapkan

Diketahui jumlah populasi adalah seluruh santri/santriwati aliyah Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah yaitu sebanyak 1.080 santri/santriwati dan presisi yang ditetapkan sebesar 10% maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah :

= = 91

(40)

Untuk menentukan kriteria sampel, peneliti mengggunakan metode Stratified Random Sampling dengan pengambilan sampel berdasarkan kelas, yaitu:

Tabel 3.2 Jumlah Sampel Secara Berstrata

NO KELAS RUMUS HASIL PEMBULATAN

3.5. Ksi-Kisi Variabel Pemanfaatan Koleksi Kitab Kuning

Menurut (Arikunto 2006, 178), “kisi-kisi kuesioner merupakan identifikasi terhadap variabel yang ada dalam merumuskan judul penelitian, kemudian

menjabarkan variabel menjadi sub variabel”. Oleh karena itu, untuk mempermudah

(41)

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Variabel Pemanfaatan Koleksi Kitab Kuning

3. Membaca kitab kuning di tempat

Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan data dengan cara :

a. Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

b. Studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan data dari buku, jurnal, laporan tahunan dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan penelitian.

3.7. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

(42)

2. Sumber data sekunder, yang bersumber dari buku-buku teks, buku-buku teori, hasil penelitian, majalah, jurnal ilmiah dan arsip-arsip resmi yang terkait dengan masalah penelitian.

3.8. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini, Data yang diperoleh dari hasil observasi, kuesioner dan studi kepustakaan kemudian diolah. Analisis data dilakukan untuk mengetahui pemanfaatan koleksi kitab kuning pada Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Penyajian hasil penelitian dengan table distribusi frekuensi dan persentase. Untuk menghitung hasil frekuensi dibuat dalam persentase dengan menggunakan rumus menurut (Sudijono 2001, 40), rumus persentase yang dipakai yaitu:

P = x 100%

Dimana : P = Persentase F = Frekuensi

n = Jumlah Responden/Sample

Berdasarkan rumusan tersebut akan diperoleh porsentase dan distandarkan dengan tolak ukur yang telah ditentukan. Adapun tolak ukur yang digunakan untuk menginterpretasikan besarnya persentase yang didapat menurut (Supardi 1979, 20) yaitu :

1 - 25 % : Sebagian kecil 26-49 % : Hampir setengah 50 % : Setengah

(43)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dipaparkan hasil kuesioner yang telah disebarkan kepada Santri/ Santriwati Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Medan. Dalam hal ini, penyusunan pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner yaitu menggunakan indikator-indikator yang telah ditentukan.

4.1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dalam pembahasan ini berdasarkan indikator – indikator yang diukur, yaitu faktor pemanfaatan koleksi kitab kuning, antara lain :

(a) pelayanan perpustakaan (b) peminjaman kitab kuning

(c) membaca kitab kuning di tempat (d) mencatat informasi dari kitab kuning

(e) memperbanyak informasi dari kitab kuning (menggunakan jasa foto copy)

4.1.1. Pelayanan Perpustakaan

Untuk mengukur frekuensi indikator pelayanan perpustakaan, penulis telah menyusun sebanyak 4 item pertanyaan untuk di jawab santri/ santriwati yaitu:

(1) Sikap pustakawan terhadap pengguna (2) Penyusunan kitab kuning di rak

(3) Pustakawan membantu mencarikan kitab kuning di rak (4) Waktu buka perpustakaan

4.1.1.1Sikap Pustakawan Terhadap Pengguna

(44)

Tabel 4.1 Sikap pustakawan terhadap pengguna

Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi (F) (40%) menyatakan bahwa sikap pustakawan terhadap pengguna sangat baik, 34 responden (37%) menyatakan bahwa sikap pustakawan terhadap pengguna baik, 13 responden (14%) menyatakan bahwa sikap pustakawan terhadap pengguna kurang baik, 8 responden (9%) menyatakan bahwa sikap pustakawan terhadap pengguna tidak baik.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa hampir setengah dari santri/ santriwati menyatakan bahwa sikap pustakawan terhadap pengguna sangat baik. Sehingga santri/ santriwati sering ke perpustakaan.

4.1.1.2Penyusunan Kitab Kuning Di Rak

Untuk mengetahui apakah penyusunan kitab kuning sesuai dengan nomor kelas yang sudah ditentukan, dapat di lihat pada tabel berikut :

Tabel 4.2 Penyusunan Kitab Kuning Di Rak

(45)

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 91 responden, 7 responden (8%) menyatakan bahwa penyusunan kitab kuning sangat sesuai dengan nomor kelas yang sudah ditentukan, 29 responden (32%) menyatakan bahwa penyusunan kitab kuning sesuai dengan nomor kelas yang sudah ditentukan, 43 responden (47%) menyatakan bahwa penyusunan kitab kuning kurang sesuai dengan nomor kelas yang sudah ditentukan, 12 responden (13%) menyatakan bahwa penyusunan kitab kuning tidak sesuai dengan nomor kelas yang sudah ditentukan.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa hampir setengah dari santri/ santriwati menyatakan bahwa penyusunan kitab kuning kurang sesuai dengan nomor kelas yang sudah ditentukan. Sehingga santri/ santriwati agak sulit menemukan kitab kuning yang di butuhkan.

4.1.1.3Pustakawan Membantu Mencarikan Kitab Kuning Di Rak

Untuk mengetahui pernahkah pustakawan membantu mencarikan kitab kuning yang dibutuhkan, dapat di lihat pada tabel berikut :

Tabel 4.3 Frekuensi Pustakawan Membantu Mencarikan Kitab Kuning Di Rak

(46)

responden (14%) menyatakan bahwa pustakawan tidak pernah membantu santri/ santriwati untuk mencari kitab kuning yang dibutuhkan.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa hampir setengah dari santri/ santriwati menyatakan bahwa pustakawan sering membantu santri/ santriwati untuk mencari kitab kuning yang dibutuhkan. Sehingga diketahui bahwa pustakawan Perpustakaan Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah melakukan tugasnya dengan baik.

4.1.1.4Waktu Buka Perpustakaan

Untuk mengetahui apakah perpustakaan selalu buka pada waktu yang dijadwalkan, dapat di lihat pada tabel berikut :

Tabel 4.4 Frekuensi Waktu Buka Perpustakaan

(47)

4.1.2. Peminjaman Kitab Kuning

Untuk mengukur frekuensi indikator peminjaman kitab kuning, penulis telah menyusun sebanyak 3 item pertanyaan untuk di jawab santri/ santriwati yaitu:

(1) Kitab kuning yang di pinjam santri/ santriwati selama 1 minggu

(2) Jumlah koleksi kitab kuning pada perpustakaan Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah

(3) Santri/ santriwati meminjam kitab kuning

4.1.2.1Kitab Kuning Yang Di Pinjam Santri/ Santriwati Selama 1 Minggu Dalam hal ini untuk mengetahui berapa jumlah kitab kuning yang santri/ santriwati pinjam selama 1 minggu dapat di lihat dalam tabel berikut :

Tabel 4.5 Frekuensi Kitab Kuning Yang Di Pinjam Santri/Santriwati Selama 1 Minggu

Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi (F)

(48)

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa santri/ santriwati masih sangat jarang meminjam kitab kuning karena hampir setengah dari santri/ santriwati meminjam kitab kuning di perpustakaan sebanyak 1-2 buku selama 1 minggu dan hanya sebagian kecil saja yang meminjam > 6 buku selama 1 minggu.

4.1.2.2Jumlah Koleksi Kitab Kuning Pada Perpustakaan Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah

Untuk mengetahui apakah jumlah koleksi kitab kuning di perpustakaan pondok pesantren ar-raudhatul hasanah memadai untuk di pinjam santri/ santriwati dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.6 Jumlah Koleksi Kitab Kuning Pada Perpustakaan Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah

Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi (F)

(49)

Hasanah, 3 responden (4%) menyatakan bahwa koleksi kitab kuning di perpustakaan tidak memadai untuk di pinjam Santri/ Santriwati Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah sedangkan 25 responden (27%) tidak pernah meminjam dan membaca kitab kuning di perpustakaan.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa sebagian dari santri/ santriwati mengatakan koleksi kitab kuning di perpustakaan memadai dan sebagian lagi mengatakan koleksi kitab kuning di perpustakaan kurang memadai untuk di pinjam Santri/ Santriwati Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah. Pendapat santri/ santriwati berbeda-beda dikarenakan pengaruh dari banyaknya santri/santriwati tidak pernah meminjam kitab kuning sehingga kurang tahu seberapa banyak koleksi kitab kuning yang ada di perpustakaan.

4.1.2.3Santri/ Santriwati Meminjam Kitab Kuning

Dalam hal ini untuk mengetahui pernahkah santri/ santriwati meminjam koleksi kitab kuning dapat di lihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.7 Frekuensi Santri/ Santriwati Meminjam Koleksi Kitab Kuning

(50)

Dari keterangan di atas dapat diketahui bahwa santri/ santriwati di Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah pada umumnya tidak pernah meminjam kitab kuning di perpustakaan dan hanya sebagian kecil saja yang sering meminjam kitab kuning padahal kitab kuning difungsikan juga oleh kalangan pesantren sebagai referensi dalam mensikapi segala tantangan kehidupan.

4.1.3. Membaca Kitab Kuning Di Tempat

Untuk mengukur frekuensi indikator membaca kitab kuning di tempat, penulis telah menyusun sebanyak 8 item pertanyaan untuk di jawab santri/ santriwati yaitu :

(1) Santri/ santriwati membaca kitab kuning di perpustakaan

(2) Santri/ santriwati yang tidak pernah meminjam atau membaca kitab kuning di perpustakaan

(3) Alasan santri/ santriwati tidak pernah meminjam atau membaca kitab kuning di perpustakaan.

(4) Santri/santriwati membaca kitab kuning di perpustakaan selama 1 minggu (5) Waktu yang digunakan santri/ santriwati pada saat membaca kitab kuning di

perpustakaan.

(6) Santri/ santriwati berdiskusi mengenai materi kitab kuning

(7) Guru mengajak santri/ santriwati belajar kitab kuning di perpustakaan selama 1 bulan

(8) Santri/ santriwati membaca kitab kuning setiap kali berkunjung ke perpustakaan

4.1.3.1Santri/ Santriwati Membaca Kitab Kuning Di Perpustakaan

(51)

Tabel 4.8 Frekuensi Santri/ Santriwati Membaca Kitab Kuning Di Perpustakaan

Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi (F)

Persentase (%) Apakah Anda pernah membaca

kitab kuning di perpustakaan ?

Selalu 6 7%

Sering 12 13%

Kadang-kadang 47 52%

Tidak Pernah 26 28%

Jumlah 91 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 91 responden, 6 responden (7%) selalu membaca kitab kuning di perpustakaan, 12 responden (13%) sering membaca kitab kuning di perpustakaan, 47 responden (52%) kadang-kadang membaca kitab kuning di perpustakaan sedangkan 26 reponden (28%) tidak pernah membaca kitab kuning di perpustakaan.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa santri/ santriwati Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah pada umumnya jarang membaca kitab kuning di perpustakaan, padahal seharusnya santri/ santriwati rajin membaca kitab kuning karena kitab kuning merupakan pedoman tata cara keberagamaan serta sebagai referensi dalam mensikapi segala tantangan kehidupan.

4.1.3.2Santri/ Santriwati Yang Tidak Pernah Meminjam Atau Membaca Kitab Kuning Di Perpustakaan

(52)

Tabel 4.9 Santri/ Santriwati Yang Tidak Pernah Meminjam Atau Membaca Kitab Kuning Di Perpustakaan

Pertanyaan Jawaban Frekuensi (F)

Persentase (%)

Mengapa Anda tidak pernah meminjam atau membaca kitab kuning ?

Tidak Tertarik 20 22%

Tidak pernah ke

perpustakaan 5 5%

Jumlah 25 27%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 91 responden, 25 responden (27%) tidak pernah meminjam atau membaca kitab kuning di perpustakaan. Dari 25 responden, 20 responden (22%) tidak tertarik membaca kitab kuning di perpustakaan dan 5 responden (5%) tidak pernah ke perpustakaan.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pada umumnya santri/ santriwati Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah tidak pernah meminjam dan membaca kitab kuning di perpustakaan dikarenakan tidak tertarik untuk meminjam dan membaca kitab kuning.

4.1.3.3Alasan Santri/ Santriwati Tidak Pernah Meminjam Atau Membaca Kitab Kuning Di Perpustakaan

(53)

Tabel 4.10 Alasan Santri/ Santriwati Tidak Pernah Meminjam Atau Membaca Kitab Kuning Di Perpustakaan

Pertanyaan Jawaban Frekuensi

(F)

Persentase (%) Berikan alasan Anda mengapa

Anda tidak pernah meminjam atau membaca kitab kuning ?

Tidak paham 20 22%

Tidak pernah ke

perpustakaan 5 5%

Jawab 25 27%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 91 responden, 25 responden (27%) tidak pernah meminjam atau membaca kitab kuning di perpustakaan. Dari 25 responden, 20 responden (22%) member alasan tidak pernah membaca kitab kuning di perpustakaan dikarenakan tidak paham dengan isi kitab kuning dan 5 responden (5%) tidak pernah ke perpustakaan.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pada umumnya santri/ santriwati di Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah tidak tertarik untuk meminjam dan membaca kitab kuning di perpustakaan karena tidak paham dengan isi dari kitab kuning dikarenakan kitab kuning menggunakan bahasa arab.

4.1.3.4Santri/Santriwati Membaca Kitab Kuning di Perpustakaan Selama 1 Minggu

(54)

Tabel 4.11 Frekuensi Santri/Santriwati Membaca Kitab Kuning di Perpustakaan Selama 1 Minggu

Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi (F)

Santri/ santriwati yang tidak pernah meminjam dan membaca kitab seminggu, 10 responden (11%) membaca kitab kuning di perpustakaan sebanyak 5-6 kali dalam seminggu, 5 responden (6%) membaca kitab kuning di perpuatakaan >6 kali dalam seminggu sedangkan 25 responden (27%) tidak pernah meminjam dan membaca kitab kuning di perpustakaan.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa santri/ santriwati Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah jarang membaca kitab kuning di perpustakaan hal ini dapat di lihat dari hampir setengah dari santri/ santriwati membaca kitab kuning di perpustakaan sebanyak 1-2 kali dalam seminggu.

4.1.3.5Waktu Yang Digunakan Santri/ Santriwati Pada Saat Membaca Kitab Kuning Di Perpustakaan.

(55)

Tabel 4.12 Frekuensi Waktu Yang Digunakan Santri/ Santriwati Pada Saat Membaca Kitab Kuning Di Perpustakaan

Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi (F)

Santri/ santriwati yang tidak pernah meminjam dan membaca kitab kuning pada saat membaca kitab kuning di perpustakaan, 11 responden (12%) menggunakan waktu selama 1-2 jam pada saat membaca kitab kuning di perpustakaan, 5 responden (6%) menggunakan waktu selama > 2 jam pada saat membaca kitab kuning di perpustakaan sedangkan 25 responden (27%) tidak pernah meminjam dan membaca kitab kuning di perpustakaan.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa santri/ santri Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah sangat jarang membaca kitab kuning di perpustakaan hal tersebut dapat di lihat dari hampir setengah santri/ santriwati menggunakan waktu selama kurang dari 30 menit menit pada saat membaca kitab kuning di perpustakaan.

4.1.3.6Santri/ Santriwati Berdiskusi Mengenai Materi Kitab Kuning

(56)

Tabel 4.13 Frekuensi Santri/ Santriwati Berdiskusi Mengenai Materi Kitab Kuning

Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi (F) mengenai materi kitab kuning ?

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 91 responden, 4 responden (5%) selalu berdiskusi dengan teman-temannya mengenai materi kitab kuning, 18 responden (20%) sering berdiskusi dengan teman-temannya mengenai materi kitab kuning, 35 responden (38%) kadang-kadang berdiskusi dengan teman-temannya mengenai materi kitab kuning, 9 responden (10%) tidak pernah berdiskusi dengan teman-temannya mengenai materi kitab kuning sedangkan 25 responden (27%) tidak pernah meminjam dan membaca kitab kuning di perpustakaan.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa hampir setengah dari santri/ santriwati jarang berdiskusi dengan teman-temannya mengenai materi kitab kuning padahal kegiatan tersebut sangat bagus untuk dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan santri/ santriwati dalam keberagamaan serta mempermudah dalam memahami isi kitab kuning.

4.1.3.7Guru Mengajak Santri/ Santriwati Mempelajari Kitab Kuning Di Perpustakaan Selama 1 Bulan

(57)

Tabel 4.14 Frekuensi Guru Mengajak Santri/ Santriwati mempelajari Kitab Kuning Di Perpustakaan Selama 1 Bulan

Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi (F) mempelajari kitab kuning di perpustakaan ?

1-2 kali 46 51%

3-4 kali 13 14%

5-6 kali 3 3%

>6 kali 4 5%

Santri/ santriwati yang tidak pernah meminjam dan membaca kitab perpustakaan selama 1 bulan, 13 responden (14%) guru mengajak santri/ santriwati 3-4 kali mempelajari kitab kuning di perpustakaan selama 1 bulan, 3 responden (3%) guru mengajak santri/ santriwati 5-6 kali mempelajari kitab kuning di perpustakaan selama 1 bulan, 4 responden (5%) guru mengajak santri/ santriwati > 6 kali mempelajari kitab kuning di perpustakaan selama 1 bulan sedangkan 25 responden (27%) tidak pernah meminjam dan membaca kitab kuning di perpustakaan.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar guru masih kurang peduli dengan pelestarian pemanfaatan kitab kuning di perpustakaan hal tersebut dapat di lihat dari jarangnya guru mengajak santri/ santriwati belajar kitab kuning di perpustakaan.

4.1.3.8Santri/ Santriwati Membaca Kitab Kuning Setiap Kali Berkunjung Ke Perpustakaan

(58)

Tabel 4.15 Frekuensi Santri/ Santriwati Membaca Kitab Kuning Setiap Kali Berkunjung Ke Perpustakaan

Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi (F)

Santri/ santriwati yang tidak pernah meminjam dan membaca kitab kuning di perpustakaan

25 27%

Jumlah 91 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 91 responden, 8 responden (9%) selalu membaca kitab kuning setiap kali berkunjung ke perpustakaan, 9 responden (10%) sering membaca kitab kuning setiap kali berkunjung ke perpustakaan, 43 responden (47%) kadang-kadang membaca kitab kuning setiap kali berkunjung ke perpustakaan, 6 responden (7%) tidak pernah membaca kitab kuning setiap kali berkunjung ke perpustakaan sedangkan 25 responden (27%) tidak pernah meminjam dan membaca kitab kuning di perpustakaan.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pada umumnya santri/ santriwati jarang membaca kitab kuning setiap kali berkunjung ke perpustakaan dan hanya sebagian kecil saja yang rajin membaca kitab kuning di perpustakaan. Seharusnya apabila santri/ santriwati memiliki waktu luang, sebaiknya santri/ santriwati membaca kitab kuning untuk menambah wawasan tentang keberagamaan.

4.1.4. Mencatat Informansi Dari Kitab Kuning

Untuk mengukur frekuensi indikator mencatat informasi dari kitab kuning, penulis telah menyusun sebanyak 3 item pertanyaan untuk di jawab santri/ santriwati yaitu :

(59)

(2) Santri/ Santriwati Dalam Meringkas Isi Kitab Kuning

(3) Santri/ Santriwati Menggunakan Kitab Kuning Dalam Menjawab Soal-Soal Ujian

4.1.4.1Kitab Kuning Dalam Membantu Menyelesaikan Tugas Rumah

Untuk mengetahui apakah kitab kuning membantu santri/ santriwati dalam menyelesaikan tugas rumah, dapat di lihat pada tabel berikut :

Tabel 4.16 Kitab Kuning Dalam Membantu Menyelesaikan Tugas Rumah

Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi (F)

Santri/ santriwati yang tidak pernah meminjam dan membaca kitab kuning di perpustakaan

25 27%

Jumlah 91 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 91 responden, 20 responden (22%) menyatakan kitab kuning sangat membantu dalam menyelesaikan tugas rumah, 35 responden (38%) menyatakan kitab kuning membantu dalam menyelesaikan tugas rumah, 5 responden (6%) menyatakan kitab kuning kurang membantu dalam menyelesaikan tugas rumah, 6 responden (7%) menyatakan kitab kuning tidak membantu dalam menyelesaikan tugas rumah sedangkan 25 responden (27%) tidak pernah meminjam dan membaca kitab kuning di perpustakaan.

(60)

4.1.4.2Santri/ Santriwati Dalam Meringkas Isi Kitab Kuning

Untuk mengetahui pernahkah santri/ santriwati ditugaskan untuk meringkas isi dari kitab kuning, dapat di lihat pada tabel berikut :

Tabel 4.17 Frekuensi Santri/ Santriwati Dalam Meringkas Isi Kitab Kuning

Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi (F)

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 91 responden, 6 responden (7%) selalu ditugaskan untuk meringkas isi kitab kuning, 13 responden (14%) sering ditugaskan untuk meringkas isi kitab kuning, 19 responden (21%) kadang-kadang ditugaskan untuk meringkas isi kitab kuning, 28 responden (31%) tidak pernah ditugaskan untuk meringkas isi kitab kuning sedangkan 25 responden (27%) tidak pernah meminjam dan membaca kitab kuning di perpustakaan.

Gambar

Tabel 3.1 Jumlah santri/santriwati aliyah Pondok Pesantren
Tabel 3.2 Jumlah Sampel Secara Berstrata
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Variabel Pemanfaatan Koleksi Kitab Kuning
Tabel 4.2    Penyusunan Kitab Kuning Di Rak
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kerusuhan yang terjadi di sampit hanyalah salah satu rangkaian peristiwa kerusuhan yang terjadi oleh suku Madura yang sejak berdirinya Kalimantan Tengah telah melakukan lebih dari

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik melakukan asuhan kebidanan secara continuity of care pada ibu hamil, bersalin, neonatus, nifas hingga keluarga

As a result, how the modelling of the power grid infrastructure with Microgrid connected renewable energy resources are controlled and discussed here and the result of

Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan yang melanggar aturan perintah atau larangan yang dinyatakan dengan Rambu Lalu Lintas sebagaimana dimaksud

Pokja ULPD Kepulauan Riau melaksanakan Pelelangan Seleksi Sederhana untuk paket pekerjaan Jasa Konsultan Perencana Kontruksi Fisik Rehabilitasi Rumah Dinas pada

4-6 Manifestasi klinis klasik dari malrotasi pada bayi baru lahir adalah muntah hijau dengan atau tanpa distensi abdomen yang berhubungan dengan obstruksi duodenum atau

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sains pada Program Studi Biologi Departemen Pendidikan Biologi. Fakultas Pendidikan

Pada tahap pra-penelitian yang dilakukan, terdapat beberapa kegiatan yaitu penyiapan alat dan bahan yang akan digunakan, penanaman bibit tanaman Vetiveria