• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB Ix

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB Ix"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tidak ada kebahagiaan yang berjalan mulus, mungkin itu adalah kalimat pertama

yang dapat mendeskripsikan tidak ada hal yang sempurna, begitupun dalam

kehidupan keluarga, tidak selamanya dalam kehidupan keluarga berjalan harmonis

seperti yang diidamkan setiap anggota keluarganya, masalah sering kali muncul

sebagai bentuk ujian maupun manifest pola tingkah laku yang muncul dalam

keluarga. Berbagai masalah muncul sebagai bentuk konflik dalam keluarga.

Membina suatu keluarga yang harmonis merupakan tujuan dari semua keluarga

yang ada di dunia ini. Kehidupan yang saling mendukung antara ayah , ibu dan anak

baik di saat suka dan duka selalu didambakan oleh setiap keluarga dan juga oleh

mereka yang baru membina bahtera rumah tangga. Hal inipun terucapkan dalam janji

perkawinan dimana setiap keluarga haruslah saling mendampingi dalam berbagai

situasi sampai ajal memisahkan mereka. Tetapi kadangkala kenyataan berbicara lain

sehubungan dengan tujuan keluarga ini. Seringkali anggota keluarga cenderung

menghadapi dan berusaha menyelesaikan permasalahannya sendiri-sendiri tanpa

melibatkan anggota keluarga yang lain sehingga fungsi komunikasi yang seharusnya

dapat saling membantu proses penyelesaian masalah tidak bekerja dengan baik,

padahal jika kita memandang keluarga sebagai satu kesatuan, keluarga adalah sistem

yang saling melengkapi bukan subtitusi, jika ada salah satu sistem yang terganggu

maka secara langsung maupun tidak langsung keadaan sistem yang lain akan

terganggu. Tentunya bukan penyelesaian yang diperoleh , tetapi keretakan hubungan

rumah tangga yang harus dihadapi. Untuk menghadapi berbagai permasalahan hidup,

keluarga haruslah selalu membuka diri untuk sebuah komunikasi walaupun

permasalahan yang harus diselesaikan sangatlah berat karena kunci dari semua pintu

(2)

1.2 Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang ingin di ungkap dalan makalah ini adalah sebagai

berikut :

a. Apa Asumsi dasar dari rasional emotif theraphy:

b. Bagaimana pandangan rasional emotif theraphy tentang keluarga:

c. Apa saja tujuan konseling rasional emotif theraphy terhadap keluarga ;

d. Bagaimana penerapan teknik rational emotif theraphy dalam keluarga;

1.3 Metode Penulisan

Dalam penyusunan makalah ini penulis menggunakan metode studi pustaka,

dimana penulis mengkaji beberapa literatur yang relevan dengan pembahasan serta

mencari informasi melalui media internet.

1.4 Sistematika Penulisan

Makalah ini terdiri dari empat bab. Bab I merupakan pendahuluan yang berisi

latar belakang, rumusan masalah, metode penulisan, serta sistematika penulisan. Bab

II merupakan isi dari Rasional Emotif Theraphy dalam Keluarga. Bab III merupakan

simulasi yang terdiri dari skrip skenario dan Satuan kegiatan layanan bimbingan dan

konseling (SKLBK). Bab IV merupakan penutup yang berisi mengenai kesimpulan

Referensi

Dokumen terkait

pola tingkah laku atau tindakan para anggota Gerakan Pramuka akan menjadi lebih baik, sesuai dengan tujuan dan sasaran dari pendidikan Gerakan Pramuka seperti

Konstruksi sikap maupun tingkah laku bentuk-bentuk penolakan maupun penerimaan ini terlihat muncul dalam cuplikan adegan dalam tiap scene film ataupun tulisan- tulisan

Pola pikir yang salah disini adalah pola pikir negatif yang muncul pada diri individu, yang memunculkan persepsi yang akan merubah sikap atau tingkah laku seseorang, sebagai

b) Pendidikan merupakan proses belajar mengajar yang pada dasarnya melibatkan tingkah laku individu maupun kelompok. Pendidikan akan membentuk seperangkat tingkah laku,

Tingkah laku mengikuti betina merupakan tingkah laku dimana rusa Timor jantan akan mengikuti dan berkeliling disekitar rusa Timor betina hingga muncul perkelahian antar pejantan

daripada orang lain hingga dapat menebak bagaimana tingkah laku anggota EXO ketika melakukan sesuatu, selain itu kesan persahabatan muncul karena adanya rasa kedekatan

 Adalah proses mencatat setiap kemunculan tingkah laku yang dijadikan target dalam suatu periode pengamatan tertentu.  Mencatat berapa kali kemunculan tingkah laku selama

Desensitisasi sistematis digunakan untuk menghapus tingkah laku yang diperkuat secara negatif dalam situasi menghadapi ujian, dan menyertakan pemunculan tingkah laku