FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
SIMPANAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA
BANK SYARIAH DI INDONESIA
T E S I S
Oleh
R O N A L D Y U L I A N T O
107018012
SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
SIMPANAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA
BANK SYARIAH DI INDONESIA
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Ekonomi Pembangunan pada Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
R O N A L D Y U L I A N T O
107018012/EP
SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul Tesis : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH DI INDONESIA
Nama Mahasiswa : Ronald Yulianto Nomor Pokok : 107018012
Program Studi : Ilmu Ekonomi Pembangunan
Menyetujui, Komisi Pembimbing
Prof. Dr. Sya’ad Afifunddin, M.Ec Ketua
Irsyad Lubis, SE, M.SOC, Sc, Ph.D Anggota
Ketua Program Studi,
Prof. Dr. Sya’ad Afifunddin, M.Ec
Direktur
Prof. Dr. Erman Munir, M.Sc
Telah diuji pada
Tanggal : 26 Agustus 2013
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Dr. Sya’ad Afifuddin, M.Ec Anggota : 1. Irsyad Lubis, SE, M.Soc, Sc, Ph.D
PERNYATAAN
Judul Tesis
“FAKTOR
-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DEPOSITO
MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH DI INDONESIA”
Dengan ini penulis menyatakan bahwa tesis ini disusun sebagai syarat untuk
memperoleh gelar Magister Ekonomi Pembangunan pada Program Studi Ilmu
Ekonomi Pembangunan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara adalah
benar merupakan hasil karya penulis sendiri.
Adapun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian
tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan tesis ini, telah penulis
cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika
penulisan ilmiah.
Apabila di kemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian tesis ini
bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian
tertentu, penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang
penulis sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku.
Medan, September
2013
Penulis, \
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DEPOSITO
MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH DI INDONESIA
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi deposito mudharabah pada Bank Syariah di Indonesia. Beberapa faktor yang diduga mempengaruhi jumlah deposito mudharabah adalah inflasi, tingkat bunga deposito konvensional, Financing to Deposit Ratio (FDR), Produk Domestik Bruto (PDB) pada bank syariah, bagi hasil deposito mudharabah. Metode analisis yang digunakan dalam penelitan ini adalah menggunakan Path Analysis atau Analisis Jalur. Metode ini untuk mengetahui kontribusi pengaruh langsung maupun tidak langsung antara variabel eksogen terhadap variabel endogen dengan pengolahan data variabel melalui program SPSS 17.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersumber dari Badan Pusat Stastistik (BPS) dan Bank Indonesia. Periode observasi penelitian ini yaitu periode bulan Januari 2009 hingga Desember 2012. Variabel yang digunakan pada penelitian ini variabel endogenous jumlah deposito mudharabah, variabel intervening adalah bagi hasil deposito mudharabah, variabel exogenous inflasi, suku bunga deposito bank umum konvensional, Financing to Deposit Ratio dan Produk Domestik Bruto.
Hasil penghitungan menggunakan analisis jalur menunjukkan bahwa variabel exogenous tingkat inflasi, Financing to Deposit Ratio dan Produk Domestik Bruto terhadap varibel intervening bagi hasil deposito mudharabah tidak berpengaruh signifikan termasuk juga variabel intervening terhadap jumlah deposito mudharabah. Bahwa variabel tingkat inflasi dan Financing to Deposit Ratio signifikan secara statistik dan memiliki hubungan negatif terhadap jumlah deposito mudharabah. Variabel suku bunga bank umum konvensional dan Produk Domestik Bruto signifikan secara statistik dan memiliki hubungan positif terhadap jumlah deposito mudharabah bank syariah di Indonesia selama periode observasi.
FACTORS AFFECTING MUDHARABA DEPOSITS
AT SHARIA BANK IN INDONESIA
ABSTRACT
This study aims to analyze the factors that affect the mudaraba deposits at sharia banks in Indonesia. Several factors are thought to influence the amount of mudarabah deposits are inflation, interest rate on conventional deposits, Financing to Deposit Ratio (FDR), Gross Domestic Product (GDP) in sharpie banks, profit sharing mudarabah deposits. The method of analysis used in this research is to use Path Analysis. This method to determine the contribution of direct and indirect influence between exogenous variables on endogenous variables with the variable data processing through SPSS 17.
The data used in this study is a secondary data sourced from the Central Bureau Statistical (BPS) and Bank Indonesia. The observation period of this study, namely the period from January 2009 to December 2012. Variables used in this study endogenous variables Mudaraba deposits, intervening variable is the result of Mudaraba deposits, exogenous variable inflation, interest rates on bank deposits Conventional, Financing to Deposit Ratio and Gross Domestic Product. Results of a calculation using path analysis showed that the inflation rate and exogenous variables Financing to Deposit Ratio and Gross Domestic Product against intervening variable sharing Mudaraba deposits including also had no significant effect on the number of intervening variables Mudaraba deposits. That the rate of inflation and Financing to Deposit Ratio variables are statistically significant and negatively related to the amount of mudaraba deposits. Variable interest rates conventional banks and Gross Domestic Product is statistically significant and positively related to the amount of mudaraba deposits of Islamic banks in Indonesia during the period of observation.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan
judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Simpanan Deposito Mudharabah Pada Bank Syariah di Indonesia”.
Banyak pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini, sehingga penulis tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc, (CTM), Sp.A(K), Selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Erman Munir, MSc., sebagai Direktur Sekolah Pascasarjana USU yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di program studi Magister Ekonomi Pembangunan.
3. Bapak Prof. Dr. Syaad Afifuddin, SE, M.Ec sebagai Ketua Program Studi Magister Ekonomi Pembangunan sekaligus Ketua Pembimbing.
4. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc, Sc, Ph.D. sebagai Ketua Program Studi S-1 Ekonomi Pembangunan sekaligus Komisi Pembimbing.
5. Bapak Dr. Muslich Lutfi, MBA, Dr. Rahmanta, M.Si, dan Dr. Dede Ruslan, M.Si selaku Komisi Penguji atau Pembanding.
6. Orang tua dan keluarga saya yang telah banyak membantu dan memberikan dukungan kepada saya dalam penyusunan tesis.
7. Buat orang yang paling spesial “Istriku Tercinta” Nila Susanti, terima kasih atas segala pengorbanan, pengertian, perhatian dan semangat yang tiada akhir sehingga Penulis termotivasi dalam mengerjakan tesis ini. Teristimewa buat anakku Muhammad Ataillah semoga kelak menjadi anak yang shaleh.
8. Seluruh staf pengajar dan pegawai administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Khususnya Program Magister Ekonomi Pembangunan.
9. Teman-teman seangkatan dan seperjuangan di Program Magister Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara angkatan XIX Tahun 2010, terima kasih telah memberikan banyak masukan, saran, kritik dan semangat kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar nantinya menjadi lebih baik dan sempurna. Akhirnya penulis memohon agar Allah SWT memberikan limpahan rahmat dan hidayah-NYA dan semua pihak yang telah memberikan bantuannya selama ini.
Medan, Juli
2013
Penulis
RIWAYAT HIDUP
1. Nama : Ronald Yulianto
2. Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta, 11 Juli 1981 3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Status : Menikah
6. Pekerjaan : Karyawan Bank Syariah Mandiri 7. Nama istri : Nila Susanti
8. Nama orang tua :
Ayah : Alm. Aziz Can
Ibu : Siti Zamra
9. Pendidikan
a. Tahun 1987-1993 : SD Negeri 09 Jakarta Pusat. b. Tahun 1993-1996 : SLTP Negeri 93 Jakarta Pusat. c. Tahun 1996-2000 : SMU Taman Madya Jakarta Pusat
d. Tahun 2002-2007 : Universitas Negeri Riau Jurusan Ekonomi Pembangunan Pekanbaru.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
RIWAYAT HIDUP ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL...………...………
vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
DAFTAR SINGKATAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 15
1.3 Manfaat Penelitian ... 16
1.4 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 18
2.1 Pengertian Bank dan Bank Syariah ... 18
2.2 Konsep Bunga Bank ... 19
2.3 Jenis Bunga Bank ... 20
2.4 Pengertian Mudharabah ... 21
2.5 Deposito Mudharabah ... 22
2.6 Jenis Mudharabah ... 23
2.7 Rukun dan Syarat Mudharabah ... 24
2.8 Inflasi ... 25
2.9 Pengertian Bagi Hasil ... 26
2.10 Metode Bagi Hasil ... 27
2.11 Faktor yang Mempengaruhi Bagi Hasil Mudharabah ... 28
2.12 Hubungan Tingkat Suku Bunga Deposito Konvensional dan Tingkat Bagi Hasil Bank Syariah ... 29
2.13 Financing to Deposit Ratio ... 29
2.14 Pendapatan Nasional (PDB) ... 30
2.15 Penelitian Sebelumnya ... 32
2.16 Kerangka Konseptual ... 38
BAB III METODE PENELITIAN ... 43
3.1 Ruang Lingkup Penelitian ... 43
3.2 Jenis dan Sumber Data ... 43
3.2.1 Populasi dan Sampel ... 44
3.2.2 Identifikasi Variable ... 44
3.2.3 Definisi Variable ... 44
3.4 Pengolahan Data ... 45
3.5 Model Analisis ... 46
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 51
4.1 Gambaran Umum ... 51
4.2 Deskripsi Variabel ... 53
4.3 Hasil Penelitian ... 55
4.3.1 Evaluasi terhadap Pemenuhan Asumsi Analisis Jalur ... 56
4.3.2 Pengujian Validitas Model ... 57
4.3.3 Hasil Analisis Regresi ... 58
4.3.4 Perhitungan Pengaruh ... 60
4.4 Analisis Jalur Model Trimming ... 62
4.5 Pembahasan ... 86
4.6 Implikasi Penelitan ... 94
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 96
5.1 Kesimpulan ... 96
5.2 Saran ... 97
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
1.1 Komposisi Dana Pihak Ketiga Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah (Miliar Rupiah)... 6
1.2 Persentase Pertumbuhan Deposito Mudharabah pada Bank Syariah di Indonesia (2008 – 2012)... 7
1.3 Ekivalen Tingkat Imbalan/Bagi Hasil/fee/Bonus Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah... 9
1.4 Nilai FDR Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah... 11
1.5 Suku Bunga Rata-rata DPK Bank Umum... 13
3.1 Besarnya Pengaruh Langsung, Tidak Langsung serta Pengaruh Total Antar Variabel... 49
4.1 Statistik Deskriptif... 53
4.2 Ringkasan Model... 57
4.3 Hasil Analisis Regresi... 59
4.4 Besarnya Pengaruh Langsung, Tidak Langsung serta Pengaruh Total Antar Variabel... 62
4.5 Annova Model 1 - Sub-Struktur 1... 113
4.6 Coefficients Model 1 - Sub-Struktur 1... 114
4.7 Summary Model 1 - Sub-Struktur 1... 114
4.8 Annova Model 1 - Sub-Struktur 2... 115
4.9 Coefficient Model 1 - Sub-Struktur 2... 115
4.10 Summary Model 1 - Sub-Struktur 2... 116
4.11 Annova Model 2 - Sub-Struktur 1... 116
4.12 Coefficient Model 2 - Sub-Struktur 1... 117
4.13 Summary Model 2 - Sub-Struktur 1... 117
4.14 Rangkuman Annova Model 1 – Sub Struktur 1... 118
4.15 Rangkuman Annova Model 2 – Sub Struktur 1... 118
4.17 Rangkuman Coefficients Model 2 – Sub Struktur 1... 119
4.18 Rangkuman Summary Model 1 – Sub Struktur 1... 120
4.19 Rangkuman Summary Model 2 – Sub Struktur 1... 120
4.20 Rangkuman Hasil Korelasi... 121
4.21 Anova Model 2 – Sub-struktur 2... 122
4.22 Coefficients Model 2 – Sub-Struktur 2... 122
4.23 Summary Model 2 – Sub-Struktur 2... 123
4.24 Rangkuman Annova Model 1 – Sub Struktur 2... 123
4.25 Rangkuman Annova Model 2 – Sub Struktur 2... 124
4.26 Rangkuman Coefficients Model 1 – Sub Struktur 2... 124
4.27 Rangkuman Coefficients Model 2 – Sub Struktur 2... 125
4.28 Rangkuman Summary Model 1 – Sub Struktur 2... 125
4.29 Rangkuman Summary Model 2 – Sub Struktur 2... 126
4.30 Rangkuman Hasil Korelasi... 127
4.31 Koefisien Jalur, Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung, Pengaruh Total dan Pengaruh Bersama Bunga Bank (X2), Berpengaruh Secara Signifikan terhadap Jumlah Deposito Mudharabah... 128
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman
1.1 Pertumbuhan dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah... 8
2.1 Metode Bagi Hasil... 27
2.2 Kerangka Konseptual... 41
3.1 Gambar Hubungan Struktur X1, X2,X3,X4 terhadap Y dan Z... 46
4.1 Hasil Koefisien Diagram Jalur... 59
4.2 Hubungan Sub-Struktur X1,X2,X3 dan X4 terhadap Y... 64
4.3 Hubungan Sub-Struktur X1, X2, X3,X4 dan Y terhadap Z... 64
4.4 Hubungan Kausal Empris Sub-Struktur 1 Variabel terhadap Y... 80
4.5 Hubungan Kausal Empris Sub-Struktur 2 Variabel , terhadap Z... 80
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul Halaman
Lampiran 1 Data Mentah... 103
Lampiran 2 Analisis Deskriptif... 104
Lampiran 3 Hasil Uji Curve Fit Inflasi Terhadap Bagi Hasil Deposito
Mudharabah Periode Januari 2009-Desember 2012... 104
Lampiran 4 Hasil Uji Curve Fit Suku Bunga Bank Konvensional Terhadap Bagi Hasil Deposito Mudharabah Periode Januari
2009 – Desember 2012... 105
Lampiran 5 Hasil Uji Curve Fit FDR Terhadap Bagi Hasil Deposito
Mudharabah Periode Januari 2009- Desember 2012... 106
Lampiran 6 Hasil Uji Curve Fit PDB Terhadap Bagi Hasil Deposito
Mudharabah Periode Januari 2009- Desember 2012... 106
Lampiran 7 Hasil Uji Curve Fit Inflasi terhadap Total Deposito
Mudharabah Periode Januari 2009- Desember 2012... 107
Lampiran 8 Hasil Uji Curve Fit Bunga Bank Konvensional terhadap Total
Deposito Mudharabah Periode Januari 2009- Desember 2012. 108
Lampiran 9 Hasil Uji Curve Fit FDR Terhadap Total Deposito
Mudharabah Periode Januari 2009 - Desember 2012... 108
Lampiran 10 Hasil Uji Curve Fit PDB Terhadap Total Deposito
Mudharabah Periode Januari 2009 - Desember 2012... 109
Lampiran 11 Hasil Uji Curve Fit Bagi Hasil terhadap Total Deposito
Mudharabah Periode Januari 2009 - Desember 2012... 110
Lampiran 12 Hasil Uji Regresi Pengaruh Inflasi, Suku Bunga dan FDR
Terhadap Bagi Hasil Deposito Mudharabah Periode Januari
2009- Desember 2012... 110
Lampiran 13 Hasil Uji Regresi Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, FDR dan
Bagi Hasil Terhadap Total Deposito Mudharabah Periode
Lampiran 14 Tabel Model Summary Pengaruh FDR, Inflasi, dan Bunga
Bank Konvensional terhadap Bagi Hasil Deposito
Mudharabah... 112
Lampiran 15 Tabel Model Summary Pengaruh FDR, Inflasi, Bunga Bank
Konvensional dan Bagi Hasil Terhadap Jumlah Deposito
Mudharabah... 113
Lampiran 16 Tabel Anova X1 (Inflasi), X2 (Bunga Bank), FDR (X3) dan
PDB (X4) terhadap Bagi Hasil (Y) Pada Model 1
Sub-Struktur 1... 113
Lampiran 17 Tabel Koesfisien Inflasi (X1), Suku Bunga (X2), FDR (X3)
dan PDB (X4) terhadap Bagi Hasil Deposito Mudharabah (Y)
pada Model 1 dan Sub-Struktur 1... 114
Lampiran 18 Tabel Summary Model 1 Sub-Struktur 1 Inflasi (X1), Suku
Bunga (X2), FDR (X3) dan PDB (X4) Terhadap Bagi Hasil
Deposito Mudharabah... 114
Lampiran 19 Tabel Annova Inflasi (X1), Suku Bunga (X2), FDR (X3),
PDB (X4) dan Bagi Hasil (Y) terhadap Jumlah Deposito
Mudharabah (Z) pada Model 1 dan Sub-Struktur 2... 115
Lampiran 20 Tabel Koefisien Inflasi (X1), Suku Bunga (X2), FDR (X3),
PDB (X4) dan Bagi Hasil (Y) terhadap Jumlah Deposito
Mudharabah (Z) pada Model 1 dan Sub-Struktur 2... 115
Lampiran 21 Tabel Summary Model 1 pada Sub-Struktur 2 Inflasi (X1),
Suku Bunga (X2), FDR (X3), PDB (X4) Dan Bagi Hasil (Y)
terhadap Jumlah Deposito Mudharabah (Z)... 116
Lampiran 22 Tabel Annova Model 2 Variabel Eksogen Adalah Suku
Bunga (X2) Terhadap Variabel Dependen/Endogen Bagi
Hasil (Y) pada Model 2 dan Sub-Struktur 1... 116
Lampiran 23 Tabel Koefesien Model Setelah Dilakukan Metode Trimming Variabel Eksogen Adalah Suku Bunga (X2) terhadap
Variabel Dependen/Endogen Bagi Hasil (Y) pada Model 2
Lampiran 24 Tabel Summary Model Suku Bunga (X2), terhadap Bagi
Hasil (Y) pada Model 2 dan Sub-Struktur 1... 117
Lampiran 25 Tabel Rangkuman Annova Model Inflasi (X1), Suku Bunga
(X2), FDR (X3) dan PDB (X4) terhadap Bagi Hasil (Y) Pada
Model 1 dan Sub-Struktur... 118
Lampiran 26 Tabel Rangkuman Annova Model Inflasi (X1), Suku Bunga
(X2), FDR (X3) dan PDB (X4) terhadap Bagi Hasil (Y) pada
Model 2 dan Sub-Struktur 1... 118
Lampiran 27 Tabel Rangkuman Koefisien Model Inflasi (X1), Suku Bunga
(X2), FDR (X3) dan PDB (X4) terhadap Bagi Hasil (Y) pada
Model 2 dan Sub-Struktur 1... 119
Lampiran 28 Tabel Rangkuman Koefisien Model Suku Bunga (X2)
terhadap Bagi Hasil (Y) Pada Model 2 dan Sub-Struktur 1... 119
Lampiran 29 Tabel Rangkuman Summary Model Inflasi (X1), Suku Bunga
(X2), FDR (X3), PDB (X4) terhadap Bagi Hasil (Y) Pada
Model 2 dan Sub-Struktur1... 120
Lampiran 30 Tabel Rangkuman Summary Model Suku Bunga (X2)
terhadap Bagi Hasil (Y) Pada Model 2 dan Sub-Struktur 1... 120
Lampiran 31 Tabel Rangkuman Hasil Korelasi Inflasi (X1), Suku Bunga
(X2), FDR (X3), PDB (X4), Bagi Hasil (Y) dan Deposito
Mudharabah (Z)... 121
Lampiran 32 Tabel Annova Model Inflasi (X1), Suku Bunga (X2), FDR
(X3) dan PDB (X4) terhadap Deposito Mudharabah (Z)... 122
Lampiran 33 Tabel Koefisien Model Inflasi (X1), Suku Bunga (X2), FDR
(X3) dan PDB (X4) terhadap Deposito Mudharabah (Z)... 122
Lampiran 34 Tabel Summary Model Inflasi (X1), Suku Bunga (X2), FDR
(X3) dan PDB (X4) terhadap Deposito Mudharabah (Z)... 123
Lampiran 35 Tabel Rangkuman Annova Model Inflasi (X1), Suku Bunga
(X2), FDR (X3), PDB (X4) dan Bagi Hasil (Y) terhadap
Deposito Mudharabah (Z)... 123
Lampiran 36 Tabel Rangkuman Annova Model Inflasi (X1), Suku Bunga
Mudharabah (Z)... 124
Lampiran 37 Tabel Rangkuman Koefisien Model Inflasi (X1), Suku Bunga
(X2), FDR (X3), PDB (X4) dan Bagi Hasil (Y) terhadap
Deposito Mudharabah (Z)... 124
Lampiran 38 Tabel Koefisien Model Inflasi (X1), Suku Bunga (X2), FDR
(X3) dan PDB (X4) terhadap Deposito Mudharabah (Z)... 125
Lampiran 39 Tabel Koefisien Model Inflasi (X1), Suku Bunga (X2), FDR
(X3), PDB (X4) dan Bagi Hasil (Y) terhadap Deposito
Mudharabah... 125
Lampiran 40 Tabel Rangkuman Summary Model Inflasi (X1), Suku Bunga
(X2), FDR (X3) dan PDB (X4) terhadap Deposito
Mudharabah (Z)... 126
Lampiran 41 Tabel Rangkuman Hasil Korelasi Inflasi (X1), Suku Bunga
(X2), FDR (X3), PDB (X4) dan Bagi Hasil (Y) terhadap
Deposito Mudharabah... 127
Lampiran 42 Tabel Koefisien Jalur, Pengaruh Langsung dan Tidak
Langsung,Pengaruh Total dan Pengaruh Bersama Inflasi
(X1), Bunga Bank (X2), FDR (X3) dan PDB (X4)
Berpengaruh Secara Signifikan Terhadap Jumlah Deposito
DAFTAR SINGKATAN
BPS = Badan Pusat Statistik
BPRS = Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
CAR = Capital Adequacy Ratio
DPK = Dana Pihak Ketiga
DSN = Dewan Syariah Nasional
FDR = Financing to Deposit Ratio
GDP = Gross Domestic Product
PDB = Produk Domestik Bruto
KLBI = Kredit Likuiditas Bank Indonesia
LDR = Loan to Deposit Ratio
MUI = Majelis Ulama Indonesia
NPF = Non Performing Financing
PBI = Peraturan Bank Indonesia
RBH = Return Bagi Hasil
RI = Republik Indonesia
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DEPOSITO
MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH DI INDONESIA
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi deposito mudharabah pada Bank Syariah di Indonesia. Beberapa faktor yang diduga mempengaruhi jumlah deposito mudharabah adalah inflasi, tingkat bunga deposito konvensional, Financing to Deposit Ratio (FDR), Produk Domestik Bruto (PDB) pada bank syariah, bagi hasil deposito mudharabah. Metode analisis yang digunakan dalam penelitan ini adalah menggunakan Path Analysis atau Analisis Jalur. Metode ini untuk mengetahui kontribusi pengaruh langsung maupun tidak langsung antara variabel eksogen terhadap variabel endogen dengan pengolahan data variabel melalui program SPSS 17.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersumber dari Badan Pusat Stastistik (BPS) dan Bank Indonesia. Periode observasi penelitian ini yaitu periode bulan Januari 2009 hingga Desember 2012. Variabel yang digunakan pada penelitian ini variabel endogenous jumlah deposito mudharabah, variabel intervening adalah bagi hasil deposito mudharabah, variabel exogenous inflasi, suku bunga deposito bank umum konvensional, Financing to Deposit Ratio dan Produk Domestik Bruto.
Hasil penghitungan menggunakan analisis jalur menunjukkan bahwa variabel exogenous tingkat inflasi, Financing to Deposit Ratio dan Produk Domestik Bruto terhadap varibel intervening bagi hasil deposito mudharabah tidak berpengaruh signifikan termasuk juga variabel intervening terhadap jumlah deposito mudharabah. Bahwa variabel tingkat inflasi dan Financing to Deposit Ratio signifikan secara statistik dan memiliki hubungan negatif terhadap jumlah deposito mudharabah. Variabel suku bunga bank umum konvensional dan Produk Domestik Bruto signifikan secara statistik dan memiliki hubungan positif terhadap jumlah deposito mudharabah bank syariah di Indonesia selama periode observasi.
FACTORS AFFECTING MUDHARABA DEPOSITS
AT SHARIA BANK IN INDONESIA
ABSTRACT
This study aims to analyze the factors that affect the mudaraba deposits at sharia banks in Indonesia. Several factors are thought to influence the amount of mudarabah deposits are inflation, interest rate on conventional deposits, Financing to Deposit Ratio (FDR), Gross Domestic Product (GDP) in sharpie banks, profit sharing mudarabah deposits. The method of analysis used in this research is to use Path Analysis. This method to determine the contribution of direct and indirect influence between exogenous variables on endogenous variables with the variable data processing through SPSS 17.
The data used in this study is a secondary data sourced from the Central Bureau Statistical (BPS) and Bank Indonesia. The observation period of this study, namely the period from January 2009 to December 2012. Variables used in this study endogenous variables Mudaraba deposits, intervening variable is the result of Mudaraba deposits, exogenous variable inflation, interest rates on bank deposits Conventional, Financing to Deposit Ratio and Gross Domestic Product. Results of a calculation using path analysis showed that the inflation rate and exogenous variables Financing to Deposit Ratio and Gross Domestic Product against intervening variable sharing Mudaraba deposits including also had no significant effect on the number of intervening variables Mudaraba deposits. That the rate of inflation and Financing to Deposit Ratio variables are statistically significant and negatively related to the amount of mudaraba deposits. Variable interest rates conventional banks and Gross Domestic Product is statistically significant and positively related to the amount of mudaraba deposits of Islamic banks in Indonesia during the period of observation.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perbankan adalah salah satu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama
yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan memberikan jasa-jasa
lainnya. Menurut UU RI No 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang
perbankan, dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan,
yaitu menghimpun dana,menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya.
Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok bank
sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan
menghimpun dana, berupa mengumpulkan dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas
jasa yang menarik seperti, bunga dan hadiah sebagai rangsangan bagi masyarakat.
Kegiatan menyalurkan dana, berupa pemberian pinjaman kepada masyarakat.
Sedangkan jasa-jasa perbankan lainnya diberikan untuk mendukung kelancaran
kegiatan utama tersebut.
Dunia perbankan di Indonesia saat ini semakin maju dan berkembang.
Produk perbankan saat ini sudah semakin banyak dan beragam menawarkan Jasa
layanannya. Produk yang beragam ini tidak hanya dari indrustri perbankan
konvensional namun juga dari perbankan syariah. Saat ini perbankan syariah
tumbuh semakin pesat dan berkembang, selain itu produk yang ditawarkannya
juga semakin beragam. Masyarakat Indonesia saat ini tidak kesulitan dalam
Bank Indonesia memperkirakan pangsa pasar bank syariah bisa tumbuh 10 persen
atau dua kali lipat dan menyaingi bank konvensional lima tahun mendatang
(www.tempo.co, 2012).
Perkembangan perbankan syariah yang cukup pesat ini juga tidak terlepas
dari karakteristik perbankan syariah yang memiliki ketahanan dari krisis. Di
tengah deraan krisis global, perbankan syariah masih bisa bertahan dibandingkan
dengan perbankan konvensional. Alasannya, perbankan syariah melakukan
aktivitas riil yang lebih aman, sementara perbankan konvensional banyak
menggunakan produk dengan tingkat spekulasi dan derivative. Ekonomi syariah lebih tahan terhadap guncangan inflasi. Inflasi disumbangkan dari tiga hal utama
yaitu penawaran, permintaan dan impor. Sementara ekonomi syariah
membutuhkan adanya jaminan (underlying asset). Kemungkinan inflasi disumbangkan dari suplai dan impor. "Underlying asset mengurangi kemungkinan
inflasi (Vianews.com, 2009).
Keberadaan bank syariah dalam sistem perbankan Indonesia berawal dari
hasil loka karya yang membahas tentang bunga bank dan perbankan di Cisarua
Bogor tanggal 19-22 Agustus 1990. Secara formal keberadaan bank syariah di
Indonesia dimulai sejak tahun 1992 yaitu dengan berdirinya Bank Muamalat.
Bank Muamalat merupakan Bank Syariah pertama di Indonesia. Pada awal
pendiriannya, keberadaan bank syariah ini belum mendapat perhatian yang
optimal dalam industri perbankan nasional serta belum dikenal secara meluas di
kalangan masyarakat Indonesia.
Perbankan syariah di Indonesia memiliki landasan hukum. Landasan hukum
sebagai “bank dengan sistem bagi hasil”, dan tidak terdapat suatu rincian landasan
hukum yang jelas serta yang membahas tentang jenis usahanya. Sangat jelas
tercermin dalam Undang-Undang No.7 tahun 1992, dimana pembahasan
perbankan dengan sistem bagi hasil hanya diuraikan sepintas lalu. Kemudian sejak
tahun 1998, disahkan Undang-Undang No.10 tahun 1998 tentang perubahan atas
Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang perbankan, yang mengizinkan bank
konvensional untuk membuka unit usaha syariah atau mengkonversi diri menjadi
bank syariah, menjadi pendorong pertumbuhan perbankan syariah nasional.
Pada era ini pula mulai berlaku dual banking system, yaitu bank konvensional dan bank syariah bisa beroperasi secara bersama-sama di dunia
perbankan Indonesia. Landasan hukum perbankan syariah di Indonesia yang
komprehensif baru muncul pada bulan Juli tahun 2008 ketika disahkannya Undang-Undang No.21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah. Bank Syariah
adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan
jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang
pengoperasiannya disesuaikan dengan syariat Islam (Muhammad, 2005:13).
Hal yang menjadi perbedaan utama antara bank syariah dengan bank
konvensional adalah bank syariah tidak menerapkan sistem bunga dalam
operasionalnya, melainkan penerapan bagi hasil. Penerapan bagi hasil ini sesuai
dengan kaidah hukum syariah (Islam). Penerapan prinsip bagi hasil pada bank
syariah berlaku pada seluruh produk yang ditawarkan, baik berupa produk
penghimpunan dana, maupun produk penyaluran dana berupa pembiayaan.
Produk-produk itulah yang ditawarkan oleh bank syariah kepada nasabah atau
hasil adalah bentuk return (perolehan kembaliannya) dari kontrak investasi, dari
waktu ke waktu, tidak pasti dan tidak tetap. Besar-kecilnya perolehan kembali itu
bergantung pada hasil usaha yang benar-benar terjadi. Dapat dikatakan bahwa
sistem bagi hasil merupakan salah satu praktik perbankan syariah (Adiwarman
Karim, 2004, 191).
Praktek perbankan secara garis besar memiliki jenis kegiatan usaha bank
syariah dapat dibagi ke dalam tiga kategori utama yaitu penghimpunan dana
(funding), penyaluran dana (lending), dan pelayanan jasa.
a. Penghimpunan Dana (Funding)
Dalam penghimpunan dana, bank syariah melakukan mobilisasi dan
investasi tabungan untuk membangun perekonomian dengan cara yang adil
sehingga keuntungan dijamin bagi semua pihak. Tujuan mobilisasi dana
merupakan hal penting karena islam secara tegas mengutuk penimbunan tabungan
dan menuntut pengunaan sumber dana secara produktif dalam rangka mencapai
tujuan sosial ekonomi islam. Dalam hal ini bank syariah melakukannya tidak
dengan prinsip bunga (riba), melainkan dengan prinsip-prinsip yang sesuai dengan
syariat islam, terutama mudharabah (bagi hasil) dan wadiah (titipan). Sumber dana bank syariah selain dari kegiatan penghimpunan dana, tentunya juga dari
modal disetor sehingga secara keseluruhan sumber dana bank syariah dapat dibagi
menjadi (Antonio, 2001:15) :
1. Modal
2. Rekening giro
3. Rekening tabungan
5. Rekening investasi khusus dan
6. Obligasi syariah
b. Penyalualuran Dana (Lending)
Dalam menyalurkan dana, bank syariah dapat memberikan berbagai bentuk
pembiayaan. Pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah mempunyai lima
bentuk utama, yaitu mudharabah dan musyarakah (dengan pola bagi hasil),
murabahah dan salam (dengan pola jual beli), dan ijarah (dengan pola sewa operasional maupun finansial). Selain kelima bentuk pembiayaan ini, terdapat
berbagai bentuk pembiayaan yang merupakan turunan langsung atau tidak
langsung dari kelima bentuk pembiayaan di atas. Bank syariah juga memiliki
bentuk produk pelengkap yang berbasis fee-based service seperti qardh dan jasa keuangan lainnya.
c. Jasa Pelayanan
Selain menjalankan transaksi untuk mencari keuntungan, bank syariah juga
melakukan transaki yang tidak untuk mencari keuntungan. Transaki ini tercakup
dalam jasa pelayanan fee based income. Beberapa bentuk layanan jasa yang
disediakan oleh bank Syariah untuk nasabahnya, antara lain jasa keuangan, agen,
dan jasa non keuangan. Termasuk dalam jasa keuangan, antara lain Wadi’ah yad dhamanah atau titipan (dalam bentuk giro dan tabungan), wakalah (pelimpahan kekuasaan kepada bank untuk bertindak mewakili nasabah), kafalah (jaminan
yang diberikan seseorang untuk menjamin pemenuhan kewajiban pihak kedua),
hiwalah (pengalihan dana atau utang dari depositor atau ke penerima atau kreditur), rahn (pinjaman dengan jaminan atau gadai atau mortgage), shorf (jual
Produk penghimpunan dana merupakan salah satu produk penting bagi bank
syariah dalam memperoleh sumber dana dan untuk mendukung fungsinya sebagai
lembaga intermediasi. Salah satu produk penghimpunan dana adalah deposito
Mudharabah. Deposito Mudharabah adalah suatu akad kerjasama atau persetujuan kongsi usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh dana (100%) dan pihak kedua (mudharib) bertanggung
jawab atas pengelolaan usaha dimana keuntungannya dibagikan sesuai dengan
rasio bagi hasil yang telah disepakati bersama (Adiwarman Karim, 2008: 205).
Berikut ini adalah tabel berupa komposisi dana pihak ketiga Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha Syariah. Hal ini menggambarkan perkembangan
perbankan syariah dari tahun ke tahun.
Tabel. 1.1. Komposisi dana pihak ketiga bank umum syariah dan unit usaha syariah (miliar rupiah)
No Produk
Tahun
2008
Tahun
2009
Tahun
2010
Tahun
2011
Desember
2012
1 Giro iB- Akad Wadiah 4,238 6,202 9,056 12,006 17,708
2 Tabungan Ib 12,471 16,475 22,908 32,602 45,072
a. Akad Wadiah 958 1,538 3,338 5,394 7,449
b. Akad Mudharabah 11,513 14,937 19,570 27,208 37,623
3 Deposito iB- Akad
Mudharabah
20,143 29,595 44,072 70,806 84,732
a. 1 bulan 14,325 19,794 31,873 50,336 53,700
b. 3 bulan 1,919 4,544 6,165 10,629 17,653
c. 6 bulan 1,827 1,758 2,294 4,186 6,421
d. 12 bulan 2,066 3,497 3,738 5,609 6,953
e. > 12 bulan 6 1 3 49 5
Komponen dana pihak ketiga bank syariah ada tiga jenis produk, yaitu
tabungan deposito yang menerapkan prinsip mudharabah serta giro yang menerapkan prinsip wadi’ah. Pada Tabel 1.1 menunjukkan komposisi dana pihak ketiga perbankan syariah periode tahun 2008 sampai Desember 2012.
Berdasarkan tabel tersebut diatas komponen terbesar dalam dana pihak ketiga
bank syariah adalah deposito mudharabah. Pertumbuhan deposito mudharabah
pada bank syariah di Indonesia lebih rinci ditampilkan dalam Tabel 1.2.
Tabel 1.2. Persentase pertumbuhan deposito mudharabah
pada bank syariah di Indonesia (2008 – 2012)
Tahun
Deposito
Mudharabah
Growth %
2008 20,143 -
2009 29,595 46.92%
2010 44,072 48.92%
2011 70,806 60.66%
2012 73,320 3,55%
Sumber: Statistik Perbankan Syariah, BI (data telah diolah)
Pada Tabel 1.2 menggambarkan persentase pertumbuhan deposito
mudharabah periode tahun 2008 sampai Desember 2012 dimana pada tahun 2011
mengalami growth yang cukup significant. Pada tahun 2011 meningkat sebesar 60,66%, namun pada tahun 2012 growth pertumbuhan deposito mudharabah
Sumber:Statistik Perbankan Syariah, Bank Indonesia, 2013
Gambar 1.1. Pertumbuhan dana pihak ketiga perbankan syariah
Gambar 1.1. menunjukkan perbandingan sumber dana pihak ketiga bank
syariah di Indonesia periode tahun 2008 sampai Desember 2012. Terlihat jelas
deposito mudharabah menunjukkan pencapaian yang tertinggi dibandingkan dana
pihak ketiga lainnya. Komponen terbesar dalam deposito mudharabah adalah deposito mudharabah berjangka 1 (satu) bulan.
Ada hal yang tetap menjadi perhatian, bahwa pertumbuhan deposito pada
tahun 2012mengalami penurunan. Berdasarkan Tabel 1.2, pertumbuhan tertinggi
dicapai pada tahun 2011 yaitu mencapai 60,66% pertahun. Pada periode
sebelumnya, yaitu periode tahun 2009 - 2010, pertumbuhan deposito mudharabah rata-rata hanya 48,92% pertahun. Penurunan growth yang cukup signifikan terjadi
0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 80000 90000 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Des-12
Giro iB- Akad Wadiah
Tabungan iB
a. Akad Wadiah
b. Akad Mudharabah
Deposito iB- Akad Mudharabah a. 1 bulan
b. 3 bulan
c. 6 bulan
d. 12 bulan
pada tahun 2012 yaitu sebesar 57,11% dari sebesar 60,66% pada tahun 2011
menjadi sebesar 3,55% pada tahun 2012. Artinya adalah walaupun secara absolute deposito mudharabah mengalami peningkatan, namun secara growth terjadi
penurunan persentase. Hal ini mengindikasikan terdapat penurunan yang cukup
signifikan pertumbuhan deposito mudharabah pada tahun 2012 dibandingkan dengan periode tahun-tahun sebelumnya.
Pertumbuhan deposito mudharabah tidak terlepas dari tingkat bagi hasil. Seperti diketahui return atas simpanan deposito yang diberikan bank kepada
deposan lebih besar dibandingkan dengan tabungan maupun giro sehingga ini
menjadi daya tarik deposan untuk menyimpan dananya pada instrumen deposito.
Berikut disajikan tabel tingkat bagi hasil deposito mudharabah.
Tabel. 1.3. Ekivalen tingkat imbalan/bagi hasil/fee/bonus bank umum syariah dan unit usaha syariah
Sumber: Statistik Perbankan Syariah, Bank Indonesia, 2013
Tabel 1.3 menunjukkan rata-rata ekuivalen tingkat imbalan/bagi hasil/fee bonus bank umum syariah dan unit usaha syariah. Tingkat imbalan/bagi hasil/fee
No Produk
Tahun
2008
Tahun
2009
Tahun
2010
Tahun
2011
Desember
2012
1 Giro iB- Akad Wadiah 1,18% 0,96% 1,20% 2,04% 0,92%
2 Tabungan iB 3,61% 2,76% 3,06% 3,21% 2,37%
3 Deposito iB-
Akad
Mudharabah
a. 1 bulan 8,22% 6,92% 6,90% 7,14% 6,06 %
b. 3 bulan 9,10% 7,25% 6,68% 7,71% 6,17%
c. 6 bulan 8,67% 8,44% 7,15% 8,95% 6,76%
d. 12 bulan 8,34% 9,06% 7,32% 6,30% 6,27%
[image:30.595.109.512.438.671.2]bonus yang besar adalah dari deposito mudharabah. Ekuivalen adalah indikasi
tingkat imbalan dari suatu penanaman dana atau penghimpunan bank pelapor.
Tingkat bagi hasil tertinggi adalah pada tahun 2011 untuk deposito dengan jangka
waktu lebih 12 bulan, bagi hasil yang diberikan adalah sebesar 48,14% dan
deposito jangka waktu 1 bulan sebesar 7,14%. Pada bulan Desember 2012 terjadi
penurunan persentase bagi hasil yang cukup signifikan untuk deposito dengan
jangka waktu lebih 12 bulan, bagi hasil yang diberikan sebesar 6,49% dan
deposito jangka waktu 1 bulan sebesar 6,06%. Terlihat jelas bahwa tingkat bagi
hasil bank umum syariah dan unit usaha syariah terjadi penurunan persentase bagi
hasil pada bulan Desember 2012
Menurut hasil analisis Ulfah (2010), kenaikan jumlah dana pihak ketiga
disebabkan karena beragamnya produk-produk yang dimiliki perbankan syariah
dan pelayanan yang relatif baik. Pertumbuhan jumlah DPK juga menunjukan
semakin banyaknya masyarakat yang menyimpan dananya di bank-bank syariah.
Hal ini juga menunjukan tingkat kepercayaan masyarakat pada bank syariah.
Tahun 1999 memang merupakan tahun yang penuh tantangan dalam sistem
keuangan, baik global maupun domestik. Krisis finansial yang bermula tahun
1998 telah mengganggu stabilitas sistem keuangan dan berdampak negatif
terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini menandakan bahwa perbankan
syariah sendiri masih cukup rentan kinerja dan performanya terhadap perbankan
konvensional dan variabel-variabel makroekonomi seperti inflasi, jumlah uang
beredar, Sertifikat Bank Indonesia, serta investasi lain seperti saham.
Hal ini didukung oleh penelitian Haron dan Azmi (2005) yang
komposit, GDP, dan jumlah uang beredar dalam pengaruhnya terhadap dana pihak
ketiga. yang menunjukkan bahwa inflasi berhubungan negatif dengan deposito
yang dihimpun bank.
Penghimpunanan dana pihak ketiga merupakan benchmark dalam penilaian kinerja bagi perbankan syariah. Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja
perbankan syariah. Menurut Hasibuan (2006:87) menyatakan bahwa selain
dipengaruhi oleh faktor-faktor internal bank itu sendiri, kinerja perbankan syariah
juga dipengaruhi oleh indikator indikator moneter dan finansial lainnya. Untuk
pelaksanaan fungsi intermediasi sendiri, bank syariah masih baik dengan posisi
financing to deposit ratio (FDR) yang tinggi. Sehingga, hal ini turut
mempengaruhi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK). Berikut disajikan tabel
[image:32.595.162.463.442.636.2]1.4 nilai FDR bank umum syariah dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012.
Tabel. 1.4 Nilai FDR bank umum syariah dan unit usaha syariah
Tahun
Financing Deposit
Ratio (FDR)
Pertumbuhan
2008 103,65 -
2009 89,70 -13,45 %
2010 89,67 -0,03 %
2011 88,94 -0,81 %
2012 97,16 9,24 %
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia, Bank Indonesia, 2013
Berdasarkan tabel 1.4 diatas diketahui bahwa nilai FDR perbankan syariah
teritinggi pada tahun 2008 yaitu sebesar 103,65% dan pada tahun 2012 mengalami
97,16%. Pertumbuhan sudah memenuhi batas ketentuan nilai minimal likuiditas
rasio dalam hal ini BI yaitu batas bawah 78% dan batas atas sebesar 100%.
Artinya FDR perbankan syariah sudah pada range yang sesuai dengan ketentuan.
Hal ini membuktikan bahwa perbankan syariah dapat menjalankan fungsi
intermediasi dan juga mengelola resiko likuiditas. Tetapi jika dilihat dari sisi lain
FDR yang tinggi dapat juga dikatakan bahwa perbankan syariah mengalami
likuiditas yang sangat ketat. Likuiditas yang sangat ketat akan menimbulkan
risiko likuiditas yang tinggi. Resiko likuiditas yang tinggi ini sangat beresiko jika
perbankan syariah tidak bisa mengelolanya dengan baik.
Likuditas ini salah satu sumbernya adalah dari dana pihak ketiga.
Penghimpunan dana pihak ketiga bank syariah yang paling besar adalah dari
deposito mudharabah. Tingginya tingkat persaingan dalam menghimpun dana dari masyarakat karena masyarakat masih familiar dengan bank konvensional
yang menjanjingan bunga yang tinggi. Meskipun demikian, seperti yang telah
diketahui bahwa tren meningkatnya suku bunga konvensional menyebabkan
adanya peningkatan risiko displacement fund (pengalihan dana dari bank syariah
ke bank konvensional) yang dihadapi oleh bank syariah. Hal ini menyebabkan
pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) perbankan syariah mengalami sedikit
kemunduran (Oktaviana, 2007).
Berdasarkan hal tersebut diatas bahwasannya terdapat tren meningkatknya
suku bunga konvensional menyebabkan adanya pengalihan dana dari bank
syariah. Berikut disajikan tabel suku bunga rata-rata dana pihak ketiga bank
Tabel. 1.5 Suku bunga rata-rata DPK bank umum
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia, Bank Indonesia, 2013
Berdasarkan tabel 1.5 diatas bahwa suku bunga bank konvensional relative lebih rendah. Pada bulan Desember tahun 2012 suku bunga deposito untuk jangka
waktu 1 bulan sebesar 5,59% sementara jangka waktu lebih sama dengan 12 bulan
sebesar 6,05% relative tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya tahun 2011 sebesar 6,99%.
Secara keseluruhan perkembangan perbankan syariah di Indonesia beberapa
tahun terakhir ini berkembang cukup pesat termasuk pertumbuhan dana pihak
ketiga. Sampai akhir bulan Desember 2012 total deposito mudharabah adalah sebesar Rp 73,320 milyar. Total Asset pada akhir bulan Desember 2012 sebesar
Rp 195,018 (Statistik Perbankan Syariah 2012).
Perkembangan ini karena dapat dikatakan penghimpunan dana dari
masyarakat seperti deposito mudharabah dapat dikatakan relatif lebih mudah jika
dibandingkan dengan sumber dana lainnya, selain itu dapat dilakukan secara
efektif dengan memberikan bagi hasil yang relatif lebih tinggi dan memberikan
berbagai fasilitas yang menarik lainnya dan pelayanan yang memuaskan.
Keuntungan lain dari dana yang bersumber dari masyarakat adalah jumlahnya
No Produk Tahun
2008
Tahun
2009
Tahun
2010
Tahun
2011
Desember
2012
1 Giro 2,90 % 2,39 % 2,23 % 2,22 % 2,12%
2 Tabungan 3,11% 2,79 % 2,92 % 2,45 % 1,91%
3 Simpanan
Berjangka
a. 1 bulan 10,71 % 6,77 % 6,64 % 6,71 % 5,59 %
b. 3 bulan 11,17 % 7,45 % 6,94 % 7,06 % 5,90 %
c. 6 bulan 10,32 % 7,89 % 7,07 % 7,13 % 6,04 %
yang tidak terbatas, baik berasal dari perseorangan (rumah tangga), perusahaan
maupun lembaga masyarakat lainnya. Sedangkan kerugiannya adalah biayanya
relatif lebih mahal jika dibandingkan dengan dana dari modal sendiri, misalnya
untuk biaya promosi.
Deposito mudharabah memiliki porsi terbesar dalam komponen dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank syariah di Indonesia. Bisa dikatakan bahwa
deposito mudharabah ini menjadi produk unggulan dalam menghimpun dana pihak ketiga bagi bank syariah di Indonesia. Jumlah besaran nominal deposito
mudharabah pada bank syariah di Indonesia tidak terlepas dari peran masyarakat sebagai deposan. Sebagai deposan, masyarakat dapat memilih untuk
menempatkan uang yang dimilikinya pada produk simpanan yang beragam, yaitu
deposito di bank syariah.
Deposito mudharabah mengalami pertumbuhan positif dari tahun ke tahun,
namun secara growth terjadi penurunan pada 2012. Terjadinya penurunan growth ini dapat memberikan pengaruh dalam jangka panjang bagi perbankan syariah.
Terutama dalam hal likuiditas, bila bank syariah kesulitan dalam hal likuiditas
maka hal ini akan menjadi kendala dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga
intermediasi yakni menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam
bentuk pinjaman atau pembiayaan yang sesuai dengan syariah.. Pembiayaan
tersebut diharapkan dapat menggerakkan usaha sektor riil yang sdan meningkatkan roda perekonomian bangsa dan kesejahteraan bagi masyarakat.
Mayoritas masyarakat Indonesia adalah muslim tentu menjadi nilai tambah bagi
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka penulis bermaksud
untuk melakukan penelitian dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Deposito Mudharabah Bank Syariah Di Indonesia”. 1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalahnya adalah
sebagai berikut :
a. Apakah tingkat inflasi berpengaruh terhadap bagi hasil deposito
mudharabah berjangka 1 bulan?
b. Apakah suku bunga deposito bank konvensional berjangka 1 bulan
berpengaruh terhadap bagi hasil deposito mudharabah berjangka 1
bulan?
c. Apakah Finance to Deposit Ratio bank syariah berpengaruh terhadap bagi hasil deposito mudharabah berjangka 1 bulan?
d. Apakah Produk Domestik Bruto berpengaruh terhadap bagi hasil
deposito mudharabah berjangka 1 bulan?
e. Apakah tingkat bagi hasil berjangka 1 bulan berpengaruh terhadap
volume deposito mudharabah berjangka 1 bulan?
f. Apakah tingkat inflasi berpengaruh terhadap volume deposito
mudharabah berjangka 1 bulan?
g. Apakah suku bunga deposito bank konvensional berjangka berpengaruh
terhadap volume deposito mudharabah berjangka 1 bulan?
i. Apakah Produk Domestik Bruto berpengaruh terhadap volume deposito
mudharabah berjangka 1 bulan.
1.3. Manfaat Penelitian
Permasalahan di atas menuntut untuk sebuah manfaat dari penelitian ini
yang mungkin manfaat ini dapat diperoleh antara lain :
a. Memberikan pengetahuan bagi masyarakat umum bahwa ekonomi
syariah melalui perbankan syariah adalah suatu pilihan utama
menyimpan dananya yang banyak memberikan manfaatnya bagi
masyarakat.
b. Memberikan masukan berupa informasi dan mungkin juga saran kepada
pihak-pihak yang berkompeten dalam hal perbankan syariah, maupun
masyarakat umum mengenai suku bunga, inflasi, FDR, PDB dan bagi
hasil terhadap volume deposito mudharabah di Bank syariah.
c. Memberikan pengetahuan dan pemahaman pada penulis tentang
perbankan syariah khususnya pengaruh bagi hasil, suku bunga, inflasi,
FDR, PDB terhadap deposito mudharabah di Bank syariah.
d. Bagi akademisi, hasil penelitian ini diharapkan menambah referensi
untuk penelitian sejenisnya, pemasyarakatan ilmu ekonomi syariah dan
memacu motivasi untuk melakukan penelitian sejenis.
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Menganalisis apakah tingkat inflasi berpegaruh terhadap bagi hasil
b. Menganalisis apakah bunga bank konvensional berpengaruh terhadap
bagi hasil deposito mudharabah
c. Menganalisis apakah FDR berpengaruh terhadap bagi hasil deposito
mudharabah.
d. Menganalisis apakah PDB berpengaruh terhadap bagi hasil deposito
mudharabah.
e. Menganalisis apakah tingkat inflasi berpegaruh terhadap volume deposito
mudharabah.
f. Menganalisis apakah tingkat bunga bank konvensional berpegaruh
terhadap volume deposito mudharabah.
g. Menganalisis apakah FDR berpengaruh terhadap volume deposito
mudharabah.
h. Menganalisis apakah PDB berpengaruh terhadap volume deposito mudharabah.
i. Menganalisis apakah tingkat bagi hasil berpengaruh terhadap volume
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Bank
Bank berasal dari kata Italia banco yang artinya bangku. Bangku inilah yang dipergunakan oleh bangkir untuk melayani kegiatan operasionalnya kepada para
nasabah. Istilah bangku secara resmi dan populer menjadi bank (Malayu
Hasibuan, 2002:1).
Dalam kegiatan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang
kegiatan utamanya menerma simpanan giro, tabungan, dan deposito. Kemudian
bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya. Disamping itu bank dikenal juga sebagai tempat untuk
menukar uang, memindahkan uang atau menerima segala macam bentuk
pembayaran dan setoran seperti pembayaran listrik, telepon, air pajak, uang kuliah
dan pembayaran lainnya. Menurut Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998
tentang perbankan dalam bukunya (Kasmir, 2002:23) yang berjudul Bank dan
Lembaga Keuangan Lainnya, “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana
dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak”.
Bank Syariah adalah Bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran (UU No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7 tahun
dikemukakan. menurut (Muhammad, 2002:13), Bank Islam ( Syari‟ah) adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa – jasa
lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang
pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam.
Berdasarkan definisi tersebut diatas bahwasannya pengertian dan funsi bank
adalah sama antara bank konvensional dengan bank syariah. Hanya saja bank
syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan
dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang
pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syari'ah Islam.
Simpanan/DPK Menurut UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan
(Pasal1) disebutkan bahwa, “Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh
masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk
giro, deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Sebagai lembaga keuangan yang menjalankan fungsi intermediasi, maka bank harus menjalankan fungsinya sebagai motor penggerak roda perekonomian. Bank
harus memiliki sumber likuiditas yang memadai yang dihimpun dari dana
masyarakat dalam bentuk simpanan giro, deposito, tabungan, dan bentuk lainnya.
Dana yang dihimpun harus disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk
pinjaman atau pembiayaan.
2.2 Konsep Bunga Bank
Menurut Kasmir (2008:131) “Bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa
yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah
yang membeli atau menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga
dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman)”.
Menurut Rahman (2001:173) tingkat bunga adalah: “Harga yang harus dibayarkan
terhadap pinjaman uang dan besarnya ditentukan pula oleh besarnya permintaan
dan penawaran uang.”
Pengertian diatas dapat dijabarkan bahwa bunga bank diperoleh nasabah
dari penyimpanan uangnya di bank (dana pihak ketiga), baik itu berupa giro,
tabungan maupun deposito. Uang dari nasabah yang disimpan di bank tersebut
kemudian disalurkan kembali oleh bank kepada nasabah peminjam (debitur).
pinjaman tersebut dikenakan bunga kepada nasabah peminjam (debitur).
2.3 Jenis Bunga Bank
Dalam kegiatan perbankan sehari-hari ada dua macam bunga yang diberikan
kepada nasabahnya (Kasmir, 2008:131-132), yaitu sebagai berikut.
1. Bunga simpanan
Bunga yang diberikan sebagai balas jasa bagi nasabah yang menyimpan
uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan harga yang harus dibayar bank
kepada nasabahnya. Sebagai contoh jasa giro, bunga tabungan dan bunga
deposito.
2. Bunga pinjaman
Adalah bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus
dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank. Sebagai contoh bunga kredit. Kedua
macam bunga diatas merupakan komponen utama faktor biaya dan pendapatan
bagi bank. Selain itu, baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman
bunga simpanan tinggi, maka secara otomatis bunga pinjaman juga terpengaruh
ikut naik dan demikian pun sebaliknnya.
Jadi ada 2 (dua) jenis bunga yaitu bunga simpanan dan pinjaman. Bunga
simpanan relative lebih rendah dibandingkan dengan bunga pinjaman karena merupakan pendapatan jasa bagi bank dan resiko lebih tinggi. Selisih bunga
simpanan dan pinjaman itulah keuntungan dari bank. Bunga simpanan yaitu
contoh: giro, tabungan dan deposito. Bunga deposito lebih tinggi dibandingkan
dengan bunga giro maupun tabungan.
2.4Pengertian Mudharabah
Syafii Antonio (2001:95), mendifinisikan mudharabah sebagai berikut:
Kata mudharabah berasal dari kata darb, berarti memukul atau berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah proses seseorang
memukulkan kakinya dalam menjalankan usahanya. Secara teknis al-mudharabah
adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola.
Mudharabah berasal dari kata adhdharbu fil ardhi, yaitu bepergian untuk urusan dagang. Terjemahan Al Quran dalam surat 73 ayat 20, “merekabepergian di muka bumi mencari karunia Allah”. disebut juga qiradh yang berasal dari kata al qardhu yang berarti al qath’u (potongan) karena pemilik memotong sebagian hartanya untuk diperdagangkan dan memperoleh sebagian keuntungan. Secara
teknis mudharabah adalah akad kerjasama usaha antar dua pihak dimana pihak pertama (shahibul mal) menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lainnya
kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung
oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola.
Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si
pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut.
Landasan hukum, Al Quran :
Dan jika dari orang-orang berjalan dimuka bumi mencari sebagian karunia
Allah SWT (Terjemahan Al Quran, al-Muzzamil (73):20). Apabila telah ditunaikan shalat maka bertebaranlah kamu dimuka bumi dan carilah karunia
Allah SWT (Terjemahan Al Quran. al-Jumuah (63):10). Al-Hadis:
Diriwayakan dari Abbas bahwa Abbas bin Abdul Muthalib jika memberikan
dana ke miktra usahanya secara mudharabah ia mensyaratkan agar dananya tidak dibawa mengarungi lautan, menuruni lembah yang berbahaya, atau membeli ternak. Jika menyalahi aturan tersebut yang bersangkutan bertanggung
jawab atas dana tersebut kepada Rasulullah SAW dan Rasulullah pun membolehkannya (Hr. Thabrani). Dari Shalih bin Suaib ra bahwa Rasulullah saw
bersabda, “Tiga hal yang didalamnya terdapat keberkatan : jual beli secara
tangguh, muqaradhah (mudharabah), dan mencampuradukkan dengan tepung
untuk keperluan rumah bukan untuk dijual (Hr. Ibnu Majah).
2.5 Deposito Mudharabah
Deposito adalah simpanan dana berjangka yang penarikannya hanya dapat
dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan
bank. Deposito yang dibenarkan secara Syariah adalah deposito yang berdasarkan
Sedangkan menurut Wiroso (2005:54) adalah “simpanan yang penarikannya
hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan
dengan bank yang bersangkutan. Adapun jenis deposito adalah deposito berjangka
biasa dan depsito berjangka otomatis (Automatic Roll Over).
1. Deposito berjangka biasa, yaitu deposito yang berakhir pada jangka
waktu yang diperjanjikan, perpanjangan hanya dapat dilakukan setelah
ada permohonan baru/ pemberitahuan dari nasabah.
2. Deposito berjangka otomatis, atau dikenal dengan Automatic Roll Over
(ARO), yaitu deposito yang pada waktu jatuh temponya, secara otomatis
akan diperpanjang untuk jangka waktu yang sama tanpa pemberitahuan
dari nasabah.
Menurut Adiwarman Karim (2004:110) deposito mudharabah hanya dapat dicairkan dengan jangka waktu yang telah disepakati, deposito yang diperpanjang
setelah jatuh tempo akan diperlakukan sama seperti deposito baru, tetapi apabila
dalam akad sudah dicantumkan perpanjangan otomatis maka tidak perlu dibuat
akad baru.
Berdasarkan definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa deposito
mudharabah adalah merupakan investasi nasabah penyimpan yang penarikannya
hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu dan dapat dilakukan
perpanjangan otomatis atau dengan pemberitahuan sesuai kesepakatan bersama.
2.6 Jenis Mudharabah
Mudharabah terbagi menjadi dua jenis yaitu mudharabah mutlaqah dan mudharabah muqayyadah (Muhammad Syafii Antonio, 2001: 97). Berikut ini
a. Mudharabah Mutlaqah
Transaksi mudharabah mutlaqah adalah bentuk kerjasama antara shahibul maal dan mudharib yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh
spesifikasi jenis usaha, waktu dan daerah bisnis.
b. Mudharabah Muqayyadah
Transaksi mudharabah muqayyadah adalah bentuk kerjasama antara
shahibul maal dan mudharib, dimana mudharib dibatasi dengan jenis usaha, waktu dan tempat usaha.
2.7Rukun dan Syarat Mudharabah
Menurut Jumhur Ulama berpendapat bahwa rukun mudharabah,
sebagaimana juga jenis pengelolaan usaha lainnya, memiliki tiga rukun,yaitu:
1. Adanya dua pelaku atau lebih, yaitu shahibul maal (pemilik modal) dan mudharib (pengelola).
2. Objek transaksi kerjasama, yaitu modal, usaha dan keuntungan.
3. Pelafalan perjanjian (shighat). Shighat adalah, ungkapan yang berasal dari kedua belah pihak pelaku transaksi yang menunjukkan keinginan
melakukannya. Shighat ini terdiri dari ijab qabul.
Adapun bentuk-bentuk mudharabah yang dilakukan yang dilakukan dalam
perbankan syariah dari penghimpunan dan penyaluran dana adalah:
1. Tabungan Mudharabah. Yaitu simpanan pihak ketiga yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat atau beberapa kali sesuai dengan perjanjian.
penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu (jatuh
tempo), dengan mendapatkan imbalan bagi hasil.
3. Investasi Mudharabah antar Bank. Yaitu sarana kegiatan investasi jangka
pendek dalam rupiah antar peserta pasar uang antar bank syariah
berdasarkan prinsip mudharabah dimana keuntungan akan dibagikan kepada kedua belah pihak (pembeli dan penjual sertifikat IMA)
berdasarkan nisbah yang telah disepakati bersama.
2.8 Inflasi
Secara umum inflasi berarti kenaikan tingkat harga secara umum dari
barang/komoditas dan jasa selama suatu periode waktu tertentu. Inflasi dapat
dianggap sebagai fenomena moneter karena terjadi penurunan nilai unit
perhitungan moneter terhadap suatu komoditas. Definisi oleh para ekonom
modern adalah kenaikan yang menyeluruh dari jumlah uang yang harus
dibayarkan terhadap barang-barang komoditas dan jasa (Adiwarman Karim,
2008:35). Dengan demikian terjadinya penurunan daya beli uang atau decreasing purchasing power of money. Oleh karena itu, pengambilan bunga uang sangatlah
logis sebagai kompensasi penurunan daya beli uang selama dipinjamkan.
Argument tersebut memang sangat tepat seandainya dalam dunia ekonomi yang
terjadi hanyalah inflasi saja tanpa deflasi atau stabil.
Menurut para ekonom Islam (Adiwarman Karim, 2008:139), inflasi
berakibat buruk bagi perekonomian karena:
1. Menimbulkan gangguan terhadap fungsi uang, terutama terhadap fungsi
tabungan (nilai simpan) dan fungsi pembayaran di muka, serta fungsi dari
keuangan akibat dari beban inflasi tersebut. Inflasi juga telah
mengakibatkan terjadinya inflasi kembali, atau dengan kata lain „self
feeding inflation‟.
2. Melemahkan semangat menabung dan sikap terhadap menabung dari
masyarakat (turunnya dari Marginal Propensity to Save).
3. Meningkatkan kecenderungan untuk berbelanja terutama untuk non
primer dan barang-barang mewah naiknya (marjinal to Propensity to Consume).
4. Mengarahkan investasi pada hal-hal yang non produktif yaitu penumpukan kekayaan (hoarding) seperti: tanah, bangunan, logam
mulia, mata uang asing dengan mengorbankan investasi kearah produktif
seperti: pertanian, indrustrial, perdagangan, transportasi, dan lainnya.
Berdasarkan uraian atau definisi tersebut di atas inflasi memiliki sisi
negative karena mengakibatkan menurunnya nilai pendapatan riil masyarakat. Hal
ini sangat dirasakan dampaknya oleh masyarakat yang berpenghasilan tetap,
namun disisi lain inflasi juga dapat memberikan stimulus bagi kalangan
pengusaha.
2.9 Pengertian Bagi Hasil
Secara syariah, prinsip bagi hasil (profit sharing) berdasarkan pada kaidah mudharabah. Dengan penabung, bank akan bertindak sebagai mudharib (pengelola dana) sementara penabung sebagai shahibul maal (penyandang dana).
Di sisi lain, dengan peminjam dana, bank Islam akan bertindak sebagai
shahibul maal sementara peminjam akan berfungsi sebagai mudharib
Artinya prinsip yang dikedepankan dalam mudharabah adalah bagi hasil.
Bagi hasil antara penabung yang notabene penyandang dana dengan mudharib sebagai pengelola dana. Deposan tentu saja ingin mengharapkan hasil yang
menguntungkan atas dananya yang dikelola oleh mudharib.
Muhammad (2005:111) menyatakan bahwa: “Bank Islam harus mampu
memberikan bagi hasil kepada penyimpan dana minimal sama dengan atau lebih
besar dari suku bunga yang berlaku dibank konvensional. Ini adalah konsep ideal
yang diharapkan dapat dicapai oleh bank syariah dalam menjalankan aktivitasnya.
Sebab masyarakat sekarang masih selalu membandingkan tingkat bunga yang
berlaku dibank konvensional. Jika bagi hasil yang diberikan oleh bank syariah
lebih kecil dari suku bunga, maka dimungkinkan banyak nasabah bank syariah
yang mengundurkan diri. Demikian pula sebaliknya jika bank syariah meminta
kepada nasabah.”
2.10 Metode Bagi Hasil ( Revenue Sharing )
Pendapatan netto yang dibagihasilkan antara shahibul maal ( nasabah ) dengan mudharib ( bank ) adalah pendapatan dari aktiva produktif yang di biayai
[image:48.595.113.542.540.735.2]oleh dana pihak ketiga ( sahibul maal )(Abdullah Karim, 2004 : 396 ).
Gambar 2.1 Metode Bagi Hasil
Dana Pihak
Ketiga
Giro Tabungan Deposito
Modal Bank
1. Jual Beli 2. Sewa Menyewa 3. Bagi Hasil
1. Penempatan pada bank syariah lain 2. Surat