• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosiding Lokakarya Nasional Pendidikan Tinggi Pertanian Masa Depan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Prosiding Lokakarya Nasional Pendidikan Tinggi Pertanian Masa Depan"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Sanksi Peianggaran pasal44:

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1987 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1982 Tentang Hak Cipta

1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau mernperbanyaksuatu ciptaan atau memberi izin unruk itu, dipidana dengan pidan'gpenjara paIing lama 7 (tujuh) tahun dadatau denda paling banyak Rp 100.000.000,- (seratus juta rupiah)

(3)

Lokakarya

Nasiona

(4)

GM 050 96.272

6 1996, Percetakan Grasindo, J1. Palmerah Selatan 22-28, Jakarta 10270 Desain Sampul dan Tata-letak oleh QX-Graphic Besign

DiterbiPkan pemma kali oleh Penerbir ITGrasindo Anggota IKAPI, Jakarta, 1996

Hak c i p b dilhdungi Udang-Undang All rights resewed

Dilarang mellgutip atau rnemgerbanyak sebagian atau selumh isi buku tanpa izin tertulis dari penerbit

Editor:

Said RusIi Y. Bayu Krisnamurthi

Yusman Syaukat

K ~ o d i n a t o r Penerbihrtn:

Sudmdajat Pembanm Dekan ID Fakultas Pertanian IPB

(5)

P R A K A T A

B

uku h i berisi tulisan-tulisan danmakalah-mablah ymg telah dipaparkan dan dibahas d a l m "Lokakarya Nasional Pendidikan Tinggi Pertmian Masa Depan" yang berlmgsung di Jakarta 8-10 Desember 1993, beserta rangkuman hasil lokakarya tersebut. Dalam Lokakarya ini, di anbra para pembicara terdapat Menteri Pendidikm dan Kebudayaan dan Menteri Perbnian di samping para tokoh Perguruan Tinggi Pertanian, tokoh di bidang pertmian, Pakar dan para pemiMr lainnya. Para peserta Lokakarya meliputi berbagai kalangan yang berasal' dari Perguman Tinggi Negeri, 'Perguman Tinggi Swasta, Departemen serta dari k m b a g a Swadaya Masyarakat. Dengan demizan selama Lokakarya terhimpun berbagai pemikiran, pmdangan, serta harapan-harapan yang perlu diberi tempat dan dikaji lebih lmjut dalam upaya mewujudkan pendidikan tinggi pertanian masa depan di Indonesia.

Dengan meIllbaca buku h i , sarnpai taraf tertentu dapat diperoleh gmbaran tentang visi pendidikan thggi pertanie~ pada masa depan (PJP 11) yang dilihat oleh berbagai kalangm, di samping ganabaran perkembangannya pada masa lampau (PJP I dan sebelumya). Pendidikan tinggi pertanian pada masa depan di Indonesia berada di tengah-tengah situasi "Proses transfomasi struktur sosial ekonorni dari pertmian ke industrim. Maragan masyarakat terhadap pendidikan tinggi pertmian pada masa depm akan tents berubah sejalan dengan pembahan- pentbahan yang terjadi pada tingkat lokal, regional, nasional dan global. Perubahan-perubahan ini akan mempakan -tangan bagi Perguman Tinggi Pertanian yang perlu mengambil tindakan- tindakan yang sifatnya proaktif. Perguruan Tinggi Pertanianmempakan pelah genting &lam proses mewjudkan sistem pertanian berkelmjutan di Indonesia. Perguruan Tinggi Pertanian juga harus mampu menyelenggarakan Tridharma yang secara berkelanjutan memajukan martabat kemanusiaan dengan fokus pada pengembangan sumberdaya.

Dalam hubungan ini, dalarn lokakarya telah dibahastenhng pengembangan bidang akademikpendidikan tinggi pertanian, pengembangan bidang organisasi (kelembagaan) pendidikan tinggi pertanian, serta penjabaran konsep

"Link

and

March". Hal-ha1 ini pula yang dapat dilihat pada Rangkuman Hasil Lokakarya, di samping hal-ha1 yang bersifat umum.

(6)

dalam mevvujudkan pendidikan tinggi p e m i a n pada masa depan itu. Sebagai kasus, dalam buku ini dapat dilihat gmbaran ringkas tentang Fakultas Pertanian IPB. Diharapkan apa yang telah dihasilkan dalam Lokakarya Nasional itu dapat berkembang secara akumulatif pada masa yang akan datang.

Penerbitan buku ini merupakan bagian dari upaya penyebaran lebih lanjut bahan-bahan dan basil-hasil "bkakarya Nasional Pendidikan Tinggi Pertmian Masa Depan". Dengan terbitnya buku ini diharapkan bahan-bahan dan hasil- hasil lokakarya tersebut dapat menjangkau kalangan peminat (perorangan maupun lernbaga) yang lebih luas.

B u h ini tidak mungkin terbit tanpa duhngan dan peran- serta berbagai pihak. Dalam hubungan h i , pertama penghargaan dan terima kasih dismpaikan kepada para pembicara dalam lokakarya pendidikan tinggi pertmian itu yang makalahnya dapat dibaca dalam buku ini. Kemudian, rasa terima kasih dismpaikm kepada mereka yang berperanserta dalarn lokakarya secara akrif baik yang berasal dari dalam IPB rnaupun dari luar IPB, d m kepada semuapihak yang telah rnendukung terselenggaranya lokakary a baik secara langsung rnaupun secara tidak langsung, serta terwujud dan terbitnya buku ini. Akhimya, kepada Tim Fakultas Pertanian IPB dan Penerbit b u h ini atas kerja samanya yang baik juga diucapkan terima kasih.

Mudah-rnudhan dapat mencapai sasaran yang diharapkan.

Dekan Fabitas Pertanian IPB

(7)

Pro$ Dr. Wardiman Djojonegoro, MenteriPendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Prof: Dr. Ir. Sjarifiddin Baharsjah, Menteri Pertanim Republik Indonesia

Dr. Ir. MwliminNasution, Asisten Menteri Perencanam Pernbangunan Bidang Pengembangan Sumberdaya Manusia

Dr. Ir. Hidayat Syarief, Kepala Bk.o Agarna, Pendidikan, Kebudayam d m Olahraga - Bappenas

Prof: Dr. Ir. Oetit Koswara, Ketua Konsorsium Ilmu-ilmu Pertanian

Dr. Ir. Sjafrida Manwoto, Ketua Panitia Pengarah, Dekan Fakultas Pertanian, Institut PePtanian Bogor

Prof. Dr. Ir. Andi Hakim Nasoetion, Dekan Fakultas Matematika d m Ilmu Pengetahuan Alan, hstitut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Lutfi Ibrahim Nasuh'on, Ketua Lernbaga Penelitim Institut Pertanian Bogor

Dr. Ida Nyoman Oka, Program Nasional Pengendalian Kama Terpadu

Dr. Ir. A.M. Akyas, Dr.

IP:

SadeliNatasasmita, Dr. Ir. Tuhpawana P. Sendjaya,

Fakultas Pertmian Universitas Padjajaran, Bandung

Dr. Ir. iMuslbnin Mustafa, MSc, Fakultas Pertmian Universitas Hasmuddin, Ujung Pandang

Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Lampung

Dr. Ir. Ir.awadi Jamaran, Deputi Ketua Bidang Pengkajian Ilmu Dasar dan Terapan BPP Teknologi

Dr. Ir. Bungaran Saragih d m Dr. Ir. SMH Tampubolon, Fakultas Pertanian hstitut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Soehrtawi dan Dr. Ir. Bambang Guritno, Fakultas Perlanian Universitas Brawijaya, Malang

Prof. Dr. Ir. Kuntjoro, FakuItas Pertmian, Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Supiandi Sabiham, Pernbantu Dekan III F a h l b s Pertanian Institut Pertanian Bogor

Kornisi PPM Fakultas Pertmian, Institut Peatanian Bogor

(8)

...

v

...

PEMBICARA vii

...

NASIL xiv

Pengantar bkakarya Nasional Pendidikan Tinggi

Pertanian Masa Depan (Syafrida Manuwoto)

...

1

1. Smbutan Menteri Pendidikm dan Kebudayaan Pada LoBkarya Nasional Pendidikan Tinggi Pertanian

...

Masa Depan (Wardiman Djojonegoro) 9

2. Pengaraharm Menteri Pertanian Pada Lokakarya Nasional Pendidikan Tinggi Pertanim

...

Masa Depan (Sjarifuddin Baharsjah) 14

3.a Pendidikan Tinggi Pertmian dan Kaitannya Dengan Pengembangan Surnberdaya Manusia d m Tehologi pada PJP II : Pendidikan Tinggi Pertanian

Bemawasan Masa Depan ( M u s l h i n Nasution)

...

23

3.b Pokok Pikiran Mengenai Pembangunan Pendidikan Nasional D a l m PJP II Dengan Penekanan

...

Pada Pendidikan Tinggi (Hidayat Syarief) 34

4. Perkernbangan Pendidikan Tinggi Pertmian di

...

lndonesia (Oetit Koswara) 40

5.a Menuju Pendidikan Tinggi Pertanim Masa Depan

...

(Sjafrida Manuwoto) 59

5.b Dampak Kegiatan Pertanian Masa Depan Terhadap Pendidikan Tinggi Pertmian di Indonesia

(Andi Hakim Nasution)

...

74
(9)

6.a .Pertanian Berkelanjutan dan Kaitannya Dengan Pelaksanaan Kegiatan Pendidikan Tinggi Pertmian

...

(Lutfi I b r a h h Nasution) 87

6.b. Pertanian BerkeIanjutan : Pengalaman Penerapan Konsep PIIT dan Prospek Pengernbangannya d a l m

...

Pendidikan Tinggi Pertanian iIda Nyoman Oka)

7.a Optimasi Pendidikan Tinggi Pertanian dalam Rangka Link and Match Dengan Dunia Ke j a (A.M. Akyas,

Sadeli Natasasmita, dan Tuhpawana P. Sendjaya)

...

7.b Tantangan Pendidikan Tinggi Pertmian Saat hi dan Masa Datang : Penerapan Konsep "Link and Match"

...

(Muslimin Mustafa)

7.c Tantangan Pendidikan Tinggi Pertanian Saat h i dan Masa Mendatang : Penerapan Konsep "Link and

...

Match" (Fahltas Pertanian Universitas Lampung)

8.a Pengernbangan I h u Pengetahuan d m Tehologi dan Kaitannya dengan Pendidikan Tinggi Pertmian

...

(hawadi Djamaran)

8.b Pendidikan Tinggi Pertanian dan Konsep

Pertanian Masa Depan; Agrobisnis dan Agroindustri /-

Uang Bemawasan Lingkungan (Bungaran Saragih

...

&n S.M.H. TampuboIon)

8.c Peran Pendidikan Tinggi Pertmian dalam

Mensuheskan Agribisnis dan Agroindustri Uang Berwawamn Lingkungan (Soekartawi

...

dan B m b m g Guritno)

9.a Penyelenggaraan Program Pendidikan Sistem

...

Mredit Semester (Kuntjoro)

9.b Program Kegiatan Kemahasiswaan Terpadu

(10)

9.c Isu-isu Pokok D a l m Pengembangan PPM Fahltas Pertanian IPB (Komisi PPM Fakultas

.

e r aI )

...

195 I
(11)

, l . Jurusan, Program Studi, &n Jumlah Mahasiswa Baru

(S1) T&un 1993/1994 F a h l t a s Pertanian IPB

...

62

2. Karakaeristik Mahasiswa Baru (S1) Fakultas Pertmian

IPB 1987

-

1992 (persen)

...

63

3. h g k a Efisiensi Edukasi ( M E ) dan Rataan Lama Kelulusan

F a h i t a s Perlanian lPB Tahun 198811989

-

1992/1993

...

64

4. Distribusi Tugas &ir Mahasiswa F a h l t a s Pertanian IPB

Menurut Subsistem Agribisnis (persen)

...

65

5. Distribusi Tugas Akhir Mahasiswa Fahltas Pefianian IPB

Berdasarkan Komoditas (persen)

...

65

6. Distribusi Tugas Akhir Mahasiswa Fakultas Pertanian IPB

Berdasarkan Jenis Penelitian (persen)

...

66

7. Keragaan Pekerjaan Alumni Fagerla IPB (persen)

...

67

9. Jumlah Pejabat Peneliti di Berbagai Instansi

...

169

10. Persenlase Tenaga Kerja Terdidik yang Tidak Terserap dalam

hpangan Ke j a Tahun 1987

...

... .

170

11. Sebaran Mahasisvva SI(S Faperta IPB Menurut Program Studi,

1989/1990, 1990/1991

...

183

12. Sebaran Mahasiswa SKS Angkatan I Faperla IPB pada Semester

(12)

13. Sebaran Mahasiswa SKS h g k a t a n I Faperta IPB pada Semester 111 dan

IV

Menurut Beban SKS dan Perolehan IPK IIka Tidak

Terdapat Perubahan Perolehan IPK (persen)

...

185

14. Sebaran Mahasiswa Paket Angkatan 198811989 Faperta IPB

menurut Perolehan IPK Tingkat II d m III

...

186

15. Sebaran Mahasiswa Paket d m SKS Faperta IPB Menurut

Perolehan IPK (persen)

...

186

-

16. Sebarm Mahasiswa SKS Faperta IPB Menurut Perolehan

IPK (persen)

...

188
(13)

1. Abtraksi Tataan Pohon Ilmu Kelompok Ilmu-Ihu Pertanian,

Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologinya

...

57

2. Skerna Pengelompokan Qbang-cabang Kelornpok Ilmu-

...

ilmu Pertanian 58

3. Kerangka Pernikiran Umum Penelahm Konsep Pendidikan

Thggi Pefianian Masa Depan

...

68 *

4. Lima Pilar Fungsi Pendidikan Tinggi Pertanian

...

71 5. Model Ke j a sarna Anbra Pergunran Tinggi Pertanian dengan

Dunia Usaha AgribisnisIAgroindustri untuk Masa Kini

...

140

6. Model Ke j a sama Perguruan Tinggi dengan Dunia Usaha

Agribisrris/Agroindustri Masa Klnfilasa Datang

...

141

7. Model Ke j a sama antara Perguntm TTinggi Pertanian dengan

Dunia Usaha Agribisnis untuk Masa yang Akan Datang

...

I41

8. Peran Perguruan Tinggi Sebagai ABIC

...

173
(14)

A . U M U M

1. Pendidikan tinggi pertanian Indonesia telah sejak lama berperan d a l m pengembangan sumberdaya manusia serta telah memberikan sumbangan nyata dalam m e n d u h n g perkembangan pertanian dan perkembangan masyarakat Indonesia pada umumnya. Sejarah telah menunjukkan adanya keterkaitan yang erat antara penyelenggaraan pendidikan tinggi pertanian

dan

perkembangan kegiatan pertanian. Dalam hal hi telah terjadi serangkaian proses penyesuaian dalam berbagai ha1 tennasuk pengorganisasian, kurihlurn, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat. Hal ini juga seiring dengan perkembangan berbagai produk pemndangan pendidikan yang b e r l a h .

2. Sejalan dengan perjalanan sejarah tersebut, saat ini telah disadari perlunya reorientasi dan refomasi dalam penyelenggaraan kegiatan pendidikan tinggi pertanian, dikaitkan dengan tantangan, masaiah, dan kendala yang dihadapi sehubungan dengan perkembangan pembangunan nasional, perkembangan kegiatan pertmian, perkembangan keilmuan pertanian, dan perkembangan faktor-faktor internal pelaksanapendidikan thggi pertanian sendiri.

3. Pembangunan nasional yang dititikberatkan pada pembangunan ekonomi seiring dengan peningkatan halitas sumberdaya manusia menghendaki fungsi pendidikan tinggi pertanian yang mencakup lima hal, yaitu: (1) mengembangkan sumberdaya manusia yang berkualitas, maju, produktif, dan profesional; (2) mendukung terciptanya pertanian tangguh; (3) rnendukung perkembangan industri; (4) melakukan penemuan, pengembangan, dan penerapan ilmu dan teknologi; dan (5) turut memelihara kelestarian Iingkungan bidup. Kelima fungsi tersebut perlu diwjudkan dalam setjiap kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat.

4. Beberapa fenomena penting yang berkaitan dengan pembangunan nasional yang periu diperhatikan adaIah: (1) rneningkatnya persaingan temtama &lam bentuk persaingan global, (2) sumberdaya manusia yang berkualitas tinggi dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan tehologi yang terus berkembang telah menjadi sumber perkembangan ekonorni, dan (3) usaha peningkahn kesejahteraan masyarakat diiahkan dengan peningkatan pendapatan melalui peningkahn nilai tambah & l a setiap kegiatan ekonomi dengan indbstrialisasi.

xiv

(15)

5. Kegiatan pertanian telah berkembang pesat sejalan dengan perkembangan masyarakat secara keseluruhan. Perkembangan tersebut mencahp: (1) perkernbangan kondisi kegiatan pertanian sendiri sehubungan dengan ketersediaan sumberdaya lahan yang semakin sempit, bermasalah, dan mengbadapi kompetisi tinggi dengan sumberdaya lain; ( 2 ) semakin seriusnya masalah yang dihadapi petani sehubungan dengan usaha peningkatan kesejahteraannya dan usaha untuk keluar dari belenggu "kegureman"; (3) peningkatan tuntutan dan permintaan terhadap keragaman jenis, mutu produk yang tinggi dan dapat dijaga kepastiannya, kesinambungan produksi, dan sebagainya; (4) peningkatan tuntutan untuk melaksanakan kegiatan pertanian yang bernilai tinggi sekaligus yangdapat melestarikan lingkungan; dan (5) peningkatan tuntutan adanya keterkaitan antara kegiatan pertanian dan kegiatan lain, baik dilihat dari kepentingan kegiatan pertanian sendiri maupun kepentinganpembangunm secara keseiumhan.

6. Sehubungan dengan ha1 di atas pembangunan seluruh sistem pertanian

(agricultural system) semra komprehensif dan terpadu dinilai sebagai strategi yang tepat, dengan penekanan pada pendekatan aspek bisnis dari setiap usaha pertanian dalam konsep sistem agribisnis (agribusiness system). Dalam ha1 ini agribisnis dapat diartikan sebagai usaha untuk meningkatkan niiai tarnbah pada setiap bagian kegiatan pertanian. Dan sejalan dengan perkembangan serta keberhasilan pembangunan pertanian selama ini maka agribisnis juga dilihat sebagai "cara baru memandang pertmian".

7. Perkembangan keilmuan pertanian secara internasional juga telah menunjukkan adanya reorient& baik &lam falsafah d

organisasi, keterhtannya dengan kegiatan

dan

keihuan lain,

dan

sebagainya. Sebagai catatan, perlu diperhatikan bahwa perkembangan tersebut hams dipelajari secara mendalam agar relevan dengan tuntutan dengan pengembangan keihuan pertanim

d m

kondisi pertanian Indonesia.

8. Kegiatan pendidikan pertanian memiliG sifat strategis dan di dalam pendidikan tinggi pertanian sendiri juga dihadapi berbagai tantangan, seperti: (1) kelangkaan sumberdaya manusia, khususnya tenaga dosen dengan halifikasi seperti yang diharapkan, ( 2 ) keterbatasan sarana dan prasarana pendidikan, dan (3) kelembagaan d a l m benwk berbagai peraturan dan kebtjaksanaan masih rnemerlukan penjabaran lebih lmjut jika dilihat dari kepentingm operasional d m keragaman kondisi perguruan tinggi yang ada.

(16)

a. Dalam pendidikan tinggi pertanian, kegiatan pertanian perlu disampaikan dengan wawasan yang utuh sebagai suatu sistem, tidak sebagai subsistem atau disiplin yang terpisah-pisah.

b. Pendebtan pendidikan yang dilakukan hendaknya bersifat sebagai suatu kegiatan yang dapat memadubn antara pengembmgm i h u dan pemecahan masalah, serta dengan pola pendidikan yang berorientasi pada peserta pendidikan (learner centered).

c. Organisasi pendidikan perlu dibangun secara luwes dan tidak terikat pada orientasi atau pada disiplin iImu tertentu yang berlebihan. 6. Konsep linkandmatch (keterkaitan dan kesepadanan) perlu dijabarkan

leb& lmjut. D a l m ha1 ini konsep tersebut juga perlu mengacu pada keterkaitm dan kesepadanan pendidikan pertanian dan usaha yang progresif d a l m pengembangan sistem pertanian; demikian pula antara kondisi sekarang dan masa depan, serta antar berbagai organisasi pendidikan tinggi.

e. Penjabaran link and jnatch juga perlu diwujudkan dengan menyelrnbangkan ararah untukmenghasilh iulusan yang &pat berfungsi sebagai pengelola kegiatan usaha pertanian dan pengembangan i h u

,

dengan tetap memperhatikan kondisi pasar tenaga kerja. f. angan pendidikan pertanian perlu dilihat sebagai bagian dari

penunjang pengembangan teknologi unggulan yang memiliki keterkaitan erat dengan kegiatan pertanian, yaitu biotehologi, elebronika, numerical science, kedirgantaaan, material sciences,

dan kebaharian, sesuai dengan kapasilas d m disiplin ilmunya. di atas perlu dijabarkan leb t dalarn kerangka pengembangan kegiatan akademik, organisasi, d m kihusus mengenai pnerapan konsep "keterhtan danan" (linkandmtch) bagi kegiatan pertanian. Beberapa pokok i masing-masing p k o k kegiatan di atasmencangkup: pengembangan bidang akademikpendidikan ti n g g i p e d a n ; pengmbarmganbidang kdembagaan pendidikan tinggi pewan;serta penjabarm konsep [kink and mtch bagi pendidikan tin& pertanian.

B. PENGEMBMGm BIDANG EMIK PENDIDP

llNGGH PERTMPAN

1. Perlunya kesehbangan antara pandurn kurikulum inti (60 persen) dengan keluwesan kuriblum muat;mn lokal (40 persen) dari jumlah total beban yang diberikan kepada mahasiswa (144-160 Sk(S).

(17)

alternatif kombinasi rnata kuIiah yang sesuai dan pelaksanaan tugas terstruktur yang relevan.

3. Substansi pendidikan perlu ditingkatkan sehingga bemutu, d m updated dengan pendekatan holistik di bidang sistem pemnian, agribisnis, dan agroindustri, serta pentbangunan pertmian yang berkelanjutan dengan

resource and technological

-

base approach secara terpadu.

4. Pengembangan dan penjabaran Pola Ilmiah Pokok yang sesuai dilihat dari berbagai pertimbangan, khususnya dengan kondisi perguman tinggi dan lingkungan setempat.

5. Pengembangan agenda penelitian yang berkhasanab. ilmu pengetahuan d m tetap berorientasi kebutuhan.

6. Pengabdian pada masyarakat dilakukan s e w a terpadu untuk menjawab pemsalahan spesifik setempat dengan menitikberatkm pada keunggulan komparatif perguruan tinggi yang bersanghtm.

7. Perlu dikembangkan silabus ilmu-ilmu dasar dari keilmuan yang dikembangkan pada suatu laboratorium atau program studi. D a l m ha1 ini pemahman atas prinsip-prinsip dasar fisika, biologi, kimia, matematika, sosiologi, budaya, dan ekonomi dapat menjadi basis bagi pemahaman atas proses-proses dasar yang terjadi pada pertanian.

8. Perlu dikembangkan silabus ilmu-ilmu terapan yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan pernbangunan pemnim, antara lain penyampaian materi Pengendalian Hama Terpadu (PWT), Sistern Agribisnis, Pembmgunan Perlanian Berkelanjutan, Pengembangan Teknologi Tepat Guna, dan lain-lain.

9. Perlu dikembangkan kegiatan pendidikan untukpetani dan pelaku kegiatan permian lain, yang pa& masa yang akan datang diperErakan akan semakin tinggi kebuhhannya sejalan dengan peningkatan pendidikm masyarakat. Dalam ha1 ini pola dan materi Sekolab. Lapang Pengendalian Hama Terpadu (Sum) dirn Lrahbator Bisnis Permian mempakan alernatif model yang sangat penting.

10. Perlu diperhatikan keterkaibn antara materi ajaran pada jenjang S-0, S-1, S-2, d m S-3.

11. Orientasi Pendidikan Tinggi Pertmian Masa Depan dibangun berdasarkan pemikiran sebagai berikut:

a. Pendidikan tinggi pertanian berorientasi pada:

(1) prtanian masa depan, yaitu kegiatanpertanian yangberkelanjutan dengan menekankan pa& aspekbisnis serta pendekatan pertanian sebagai suatu sistem.

(18)

pengetahuan dan teknologi pertanian serta dapatbertindaksebagai source of information bagi kegiatan pertanian.

b. Berdasarkan orientasi tersebut maka kelvaran pendidikan tinggi p e m i a n diarahkan untuk memiliki paduan kernmpuan akademik dan profesionaf. yang dapat digunakan untuk menjawab tantangan lapangan kerja.

c. Pendidikan tinggi pertanian juga harus berorientasi pada hal-hal yang bersifat proaktif dan progresif dalam rnenjawab tantangan masa depan, di sarnping mampu cepat tanggap dan reaktif terhadap kondisi masa kini.

12. Ruang Lhgkup Pendidikan Tinggi Pertanian Masa Depan mencakup pernikirm pokok sebagai berikut:

a. Kegialan pendidikan tinggi pertanian melihat pertanian sebagai suatu sistern, sehingga dalam pendidikm tinggi pertanian, kegiatanpertmian perlu disarnpaikan dengan wawasan yang utuh sebagai suatu sistem, tidak sebagai subsistem atau disiplin yang terpisah-pisah.

b. Kegiatan pendidikan tinggi pertanian mencakup pengembangan dan penyampaian ilmu pengetahum, teknologi, d m ketermpilan yang dapat menjadi bekal bagi lulusan dalam perannya sebagai pengelola kegiatan usaha pertanian serta penernu dan pengembang ilmu p e n g e a u m dan teknologi.

13. Pola Pelabnaan Pendidikan Tinggi Pertanian Masa Depan mencakup pemikirm pokok sebagai berikut:

a. Pendidikan tinggi pertanian dilaksanakan dengm mengacu kepada peserta didik, dengan tetap berpedoman pada undang-undang dan ketentuan-ketentuan yang berlaku, yaitu dengan mempertirnbangkan relevansi, efisiensi, pemerataan, dan halitas pelaksanaan pendidikan. Dalarn ha1 h i penegasan mengenai kemampuan keahlian apa yang diharapkan dapat dhiiiki lulusm rnerupakan faktor yang sangat menentukan.

b. Pelaksanaan pendidikan tinggi perhnian diterjemahkan d a l m bentuk pengembangan kurikulum inti (60 persen) dan kurikulum muatan lokal (40 persen). Kurikulum muatan lokal dikernbangkan dalam benbk berbagai mata kuliah pilhan yang substansinya mengacu pada (a) tuntutan GBHN, (b) keMoasan daerah, (c) Pola Ilmiah Pokok, (d) tuntutan masyarakat dan mahasiswa, (e) pengembangan sistem pertanim d m agribisnis yang berkelanjutan, dan ( f ) pengembangan teknologi unggulan.

(19)

a. Pendidikan, penelitian, d m pengabdian pada masyarakat dilaksanakan dengan acuan yang sama dengan pola pendidikan di atas, yaitu mengacu pada (a) tuntutan GBNN, (b) kekhasan daerah, (e) Pola I h i a h Pokok,

(d) tuntutan masyaraht dan mahasiswa, (e) pengernbangan sistem

pertanim dan agribisnis yang berkelanjutan, dan ( f ) pengembangan tehologi unggulan.

b. Penerapan Sistem Kredit Semester secara konsehen merupakm arah p l a gelaksanaan pendidikan tinggi pertanian, walaupun disadari masih banyak menghadapi kendala dan masalah sehinggga pelaksmaamya tidak dapat dipaksakan tetapi melalui tahapan yang sesuai.

c. Pengembangan agenda penelitian yang b e r ~ a s m a h ilmu pengetahuan dan tetap berorientasi kebutuhan. Kegiatan penelitian bidang sosial ekonomi pertanian perlu ditingkatkan dimensi keilmuannya, sedangkan penelitian bidang teknis pertanian perSu ditingkatkan orientasi pemenuhan kebutuhan masyarakatnya. Hal ini terkait pula dengan pengusahaan surnber dana penelitian. D a l m ha1

bi

perlu diperhatikan keseirnbangan antara penelitian yang memerlukan pendekatan multi- disiplin dan penelitian terspesialisasi.

d. Pengabdian kepada masyarakat dilakukan secara terpadu untuk menjawab permasalahan spesifik setempat dengan menitikberatkm pada keunggulan ko~lrparatif perguman tinggi yang bersmghtan. e. Diperlukan suatu usaha yang komprehensif untuk mengatasi masalah

keterbatasan sumberdaya tenaga pengajar (dosen) yang memiliki halifikasi sesuai dengan tuntutan pendidikan pertanian masa depan. Beberapa ha1 yang dapat dipertimbangkan adalah pembinaan awal sejak masih mahasiswa d m pemikiran ulang atas kriteria pemilihm mion dosen, serta perencanaan yang matang mengenai pengembangan staf melalui pendidikm lanjutan.

15. Agenda kegiatan selanjutnya bagi pengembangan sistem pendidikan tinggi permian adalah:

a. Diperlukan suatu forum komunikasi untukmendiskusikan penjabaran feb& lanjut dari berbagai isu dan pokokpemikran yang telah dihasilkan pada lokakarya hi.

b. Diperlukan penjabaran lebih lanjut mengenai tehologi unggulan bidang pertanim.

c. Diperlukan pemikiran dan konsep yang lebih jelas mengenai konsep pendidikan bagi petani.

(20)

C,

PENGEMBMGAN B I W G K_ELEMBA PENDIDI mNGGI B E R T A N W

1. Pengembangan keorgan,isasian pendidikan tinggi pertanian diarahkan agar bersifat fungsional. Pengembangan struktur baru sebaiknya dilakukan hanya bila memang benar-benar digerlukan.

2. Pengembangan fasilitas belajar yang lebih layak temasuk pengembangan kebun perwbaan yang berfungsi sebagai teaching farming bagi problem based learning.

3. Pengembangan dosen-dosen yang bukan hanya berhalifikasi ilmuwan tetapi juga eendekiawan. Pengajar pendidikan tinggi di bidang pertanian hams aktif menjadi penemu pengetahuan di b i d a n ~ y a .

4. Tuntutan pembentukan program studi, jurusan, bahkan fakultas perlu dilihat dalam derajat argumentasi kebutuhan yang tinggi serta surnberdaya penunjang yang tersedia.

(21)

Forum komunikasi perguruan tinggi pertanian tersebut antara lain juga diharapkan dapat membahas usaha pengembangan dosen-dosen perguruan tinggi pertmian yang bukan hanya berhalifikasi ilmuwan tetapi juga cendekiawan, melalui pengusahaan berbagai kesempatm pendidikan lanjutan. Pengajar pendidikan tinggi pertanian perlu d i s i a p h aktif menjadi penemu baru di bidangnya.

6 . Agar terjadi alokasi sumberdaya (surnberdaya rnanusia, dana, dan fasllitas) yang optirnal d a l m pelaksanaw kegiatan akademik, pengenabmgan dan penataan organisasi pendidikan tinggi pemiarm hams melihat keserasian antara yang bersifat fungsional dan yang bersifat struktural.

7. Untuk fasilitas belajar yang lebih layak perlu pengembangan kebun percobaan yang berfungsi sebagai teaching farm dan social laboratory (desa bhaan) bagi problem solving based learnkg.

8. Diperlukan suatu peta kondisi perguman tinggi pertanian Indonesia sebagai basis penentuan program pengembangannya.

KONSEP LINK AND M T C H BAG1 TPNGGI PERTANPAN

1. Link and match bidang pertaniw diartikan sebagai strategi operasional &lam peningkatan relevansi pendidikan, d m konsep ini merupakan Gara berpikir yang sistematis dalam membangun sistem pendidikan yang relevan dingan kebutuhan pernbangunan dan tetap memperhatikm unsur-unsur pemerataan kesempatan, rnutu, d m efisiensi pendidikan. Link diartikan sebagai suatu keadaan di rnana pendidikan mempunyai kaitan fungsional dengan kebuhhan pembangunan baik dilhat dari konsep, kebijaksanaan, perencanaan, dan pelahanam program-progrannnya, dan sebaliknya. Sedangkan match adalah suatu keadaan di mana program-program yang dikembangkan, dibina, dan dilahmakm dalarn sistem pendidikan nasional &pat menghasilkan keIuaran pendidikan yang mampu memenuhi mntutan pembangunan d m perkernbangan masyarakat, baik dari segi jenis, jumlah, maupun rnutu yang diprasyaratkar,.

2. Berdaszkan pengertian di atas, pokok-pokok pemifiran link and match di bidang pertmian adalah sebagai berikut:

a. Pengertian link and match mengandung konsep eksternal dan internal, sehingga kondisi link and match yang belum tercapai sepenuhnya saat sekarang antara l a k disebabkan oleh adanya asimetri hternal (sistem hrikulum) dan eksternal (lokasi dan pemerataan pendidikan).

(22)

c. Pengembangan penelitian untuk melakukan pernetaan potensi daerah &lam kegiatan usaha pertanian atau agribisnis.

d. Pengembangan tehologi bagi kegiam b m yang saleable dan memiliki geluang bisnis yang nyata.

e. Mengembanghn mekmisme ke j a s m a yang baik di antara tripalrite

(perguman tinggi, pernerintah, d m swasta) d a l m rnenyelesaikan behagai masalah yang dihadapi masyarakat pada umumnya.

f. Mengembangbra kerja s m a perguruan tinggi dengan swasta yang sarnpai batas-bats tertentu dimjudkan dengm melakukan pembahasan bersma d a l m hal identifikasi kebutuhm penelitian, pelatihan, dan pengajaran. Pada awalnya kerja sama ini dapat diarahkan bagi kegiatan kursus-hrsus singkat yang Iebih mud& penyesuaiannya.

g. Pendebtan kelembagaan yang terencana dan bemawasan ke depan diperlukan bagi pengembangan keterkaitan dan kesepadanan antara perguman tinggi dengan swasta, khususnya dalam pengembangan agribisnis dan agroindustri. Pendekatan ini dapat mencakup pula berbagai keikutsertaan pemerintah.

h. Pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang diaahkan bagi penerapan pro- gram linkandmatch hendaknya d i a h k a n bagi pengembangan ekonorni pedesaan dan ekonomi kerakyatan.

i. Ukuraan keberhasilm link and match tidak hanya berdasarkan luIusan sebagai output, tetapi juga berdasarkan output dari hasil penelitian dan gengabdim pada masyarakat yang dilakukan oleh dosen pendidikan tinggi pertanian.

j. Pelaksanaan link and match tidak hanya tanggung jawab lernbaga

pendidikan tinggi, tetapi juga bnggung jawab pemerinhh dan swash.

3. Kebijaksanaan pengembangan konsep link and match bidang pertmian mencakup hal-ha1 sebagai berikut:

3.1 Kebijaksanaan

a. Bendidikan: Melibatkan tenaga-tenaga pengyar/praktek dari kaiangmmasyar&atluarperguman tinggi (peme~ntah

dan

swash/ dunia usaha) sebagai dosen tamu.

b. Penelitian: Joint research activities (perguruan tinggi dan dunia bisnis), misalnya mewajibkan pengusabha s w s t a b e a r untuk memberikan fasilitas bagi kegiatan penelitian sebagairnana telah diwajibkan bagi perusaham-perusaham BUMN.

c. Pengabdim: Melakukan kegiatan-kegiatan seminar, lokakarya, dan kaji tindak yang selaIu dikaitkan dengan pihak-pihak pemerintah d m dunia usaha (swasta).

(23)

3.2 Strategi

a. Lebih meningkatkan pusat-pusat studi/pengkaji;, 1 (Pusat Studi

Pembangunan, Pusat Studi Wanita, Pusat Stu.- Lingkungan, Pusat Pengkajian Usaha Kecil, Pusat Pengkajian Manajemen, dan sebagainya), yang mengkaitkan dunia usaha d m pemerintah dalam pendidikan tinggi.

b. Mengihtsertakan pihak luar pendidikan tinggi dalarn kegiatan Tri Dharma (swasta dan Pemda masuk kampus).

c. Mendirikan land-grant university, di mana Pemda dan dunia usaha i h t terlibat untuk keperluan penelitian, pendidikan, dan sumberdaya bagi lembaga pendidikan. Dewan pembina dan penyantun lembaga ini terdiri dari unsur pemerintah dan dunia usaha sehingga mereka lebih peduli dengan kelanearan dunia pendidi kan

.

d. Melabanakan studiutn generale yang diberikan oleh para ahli dari pihak pemerintah dan dunia usaha.

e. Membentuk satuan tugas (advisory commitee) dan semacamnya yang beranggotakan unsur pemerintah dan dunia usaha.

3.3 Program

a. Melaksanakan praktek lapangan dengan topik atau masalah khusus yang berkaitm dengan kegiatan pembangunan atau dunia uwha. b. Magang bagi dosen dan mahasiswa.

c. Mengarahkan program dan pasca yang lebih dititikberatkan pa& konsep link and match.

d. Kurikulum inti dan muatan lokal hams fleksibel agar lulusan m a q u berpikir logis dan analitis. S e b a n y a k m u n g ~ n ditawarkan mata kuliah pilihan yang sesuai dengan pola ilmiah pokok.

e. Pembinaan kegiaBn lingkar kampus, menekankan pada link and match bagi masyarakat di sekitar kampus.

(24)
(25)

1. Universitas Andalas 2. Universitas Benghlu 3. Universim Brawijaya 4. Universitas a n d r a w a s h 5. Universitas Gajah Mada

6. Universitas Hasmuddin

7. Universitas Halu Oleo 8. Universitas Jernber 9. Universitas J m b i 10. Universitas Lampung

11. Universitas Larnbung Mangkurat 12. Universitas M u l a w m m 13. Universitas Nusa Cendana 14. Universitas Pajajaran 15. Universitas Balangkaraya 16. Universitas Pattimura

17. Universitas Riau

18. Universitas Sebelas Maret 19. Universitas Sudiman 20. Universitas Sriwijaya 21. Universim Syiah Kluaia 22. Universiw Sumatera Utara

23. Universitas Sam Ratulangi

24. Universitas Udayana 25. hstitut Pertanian Bogor

Peqoruian Tinggi Swash

1. Universitas Djuanda, Bogor

2. Universitas Muhamadiyah, Yogyakarta

3. Universitas Medan Area, Medan 4. Universitas 17 Agustus'45, Jakarta

(26)

8. Universitas Palembang, Palernbang 9. Universitas Dhanna Agung, Medm 10. Universitas Muhamadiyah, Palernbang 11. Universitas Katolik St.Thomas, Medan

12. SekoPah Tinggi Teknologi Pertanian, Banda A ~ e h 13. Universitas Muhamadiyah, Jakarta

14. UNBAR, Bandung l5. UPVISU, Medm

16. Universita H m P Nornemen, Medan 17. UniveHsitas Muhamadiyah, Pontimak 18. STIP-GK, M u m Bulian, Jarnbi

19. UISU, Medan

20. Universitas Borobudur, Jakarta

21. Universitas Muhamadiyah, Sumatera Barat 22. Universitas Panea Bhaki, Pontimak

23. Universitas Bung Natta, Padang

24. Universitas Kristen Artha Wacana, Kupang 25. Universitas Muslim ]Indonesia, Ujung Pandang

26. Univesitas I s l m Nusmtara, Bandung 27. Universitas'45, Ujung Pandmg

28. Universitas Mercu Buana, Jakarta

Departemen

1. DepaPternen Pertanian

2. Departernen Transrnigrasi dan PemuGmm Permbah Hutan

3. Departemen Koperasi

4. Departemen BAPPENAS 5. Departemen Kehutanan 6. Depasternen Pekerjaan Urnurn

7. Departemen Pendidikan d m Kebudayan

Lembaga Swadaya Masyarabt

1. Bina Swadaya

2. LP3ES

3. KONPNALINDO

4. Pesantren Darul FaIah

5. Kuperda

6. World Vision International

(27)

Ketua : Dr.Ir. S j a f ~ d a Manuwoto S e k r e k s E : Dr.Ir. Bonar M. Shaga

S e k r e ~ s

II

: Ir. Yayok B. Krisnmufibi, MS h g o t a : Prof.Dr.Ir. Oetit Koswara

Prof.Dr.Ir. Kuntjoro Dr.Ir. Aunu Rauf Dr.Ir. Bunamr Dr.1~. MA. ehozin Ir. h l n i Nasoetion, MS 1Dr.I.r. Budi Tjahjono B.Ir. Sudiman Y h y a Dr.Ir. Sudarsono Dr.Ir. Ratna Megawmgi

Ketua : Dr.Ir. Bonar M. Slnaga WaEl Ketua : Dr.Ir. S l m e t Susanto S e k r e e s I :

h.

Nurhayati, MSc

Bendahaa I : Ir. Yayuk Farida Baliwati, MS &=oh : Ir. Aris Munmdar, MS

Dra. Khursatul Munib&

Ir.

f keu Tanzaa

Ir.

Eala

M.

KolopaKng, MS Dr.&. Bonar M. Slnaga

Ir.

Yayok B. Krknmukthi, MS

Dr.Ir. Slamet Susmto &. Euis Sunarti Ir. Fredim Tonny, MS

Ir.

Mi

Numansyah

Ir.

Yayuk Farida Baliwati, MS

Ir. Syaiful h w a r , MS

Ir.

Djuara P. Lubis, MS

Ir.

Ruly Anwar
(28)

Peserta: Kelornpok I

K e t u a : Dr.

Ir.

Nursami Pusposedjojo

P.J. Perurnusan : Dr.Ir. Budi Tjahjono

Noblis :

Ir.

Y.

Bayu Uisnamurthi, MS Ir. Nurfaayati, MSe

1.

Lr.

Hery Sutejo

2. EProf.Dr. Nyornan Sutjipta 3. Dr.&. Athaillah Mursyid

4.

Ir.

Retno Nuningsih, MS

5. ProEDr. Ahmad Surkati 6 . Dr.&. Nursamsi Busposedjojs 7.

Ir.

Faiml Makrnur Muhi 8.

Ir.

Supragto,

klSc

9. Rof.Dr. Sarsidi Sastrosuma j o 10.

Ir.

Sumihw Hutapea, MS

11. Dr. h r o n Zahri, MS 12. Prof-Dr. J.Paruntu, MS

13. Dr.Ir.Neng& N.Subadiyasa, MS 14.

Ir.

Yayok B. Krisnmurthi, MS 15.

Ir.

Ibrahim Dmuwikzsa, MS

16. Prof.Dr. Pudjiwati Sajogyo

17. Dr.Ir. Sadeli Nabsasmita

18. Brof.Dr. Kuntjoro

19. Dr.Ir. Barnbang Guritno 20.

fr.

Ny. BaIllbang Sigit

21. Ir.Retno Setiawati, MS 22. k. H.Aminardi, MS 23. Er.

M. Jarnil Alli, MS

24.

Ir.

Dartius, MS

25. k. Adonis Mawadi 26. Dr. AA. Mattjik

27.

k.

Farida

28.

Ir.

Kusmini, MS

29. Dr. A. Kastanya, MS

30. Er. Soetadi

(29)

Peserta: K e I o q o k

II

K e t u a : Dr.Ir. Muchilis Muchtar

P.J. Perurnusan : Dr.Ir. Sudimaw Uahya

Notulis : Ir. Lala M. Kolopafing, MS Dra. Khursaal Munibah

I.

Ir.

Jery Nendrik 2. Ir. R. Sihotang, MS 3.

fr.

M.

Atnh Dha, MSG

4. Dr.

Ir.

Wamn Djuned, MSc

5. IProf.Dr. Rudolf S. Sinaga 6. Dr.Ir. Tohmi

7.

Ir.

h h i Nasution, MS

8. Er. M.E. Saija, MS 9. E)r.Pr. Aunu Rauf

10. Dr.Ir. Kooswardhono M. 11.

Ir.

Suprapto, MSG 12. Dr.Ir. Sudjanvo

13. Dr.Ir. H. Arslbo Ma, MS 14.

Ir.

Zulkmain Husny, MS 15. It. Susijahadi, MS

16.

Ir.

T. Marzuka: Jacob

17. Dra. Khursahl Munib&

1 8. Dr.Ir. M.A.aozin

19. Prof.Dr.G.A.Wattimena

20.

Ir.

Burhanuddin Samad, SH

21.

Ir.

Sam Sumartono

22.

Ir.

Soetiarti S.B., MSG. 23.

Ir.

Hanafi Nur

24.

Ir.

Mkmda Sapardan 25. Ir. K.A. Aziz, MSc

26.

IP.

Nadiyono, MS
(30)

KEEBMPOK 1ZI:PENJAB KONSEP

"LINK

ANI)

rnT&IIT9

Peserta: Kelompok III

K e t u a : Dr.Ir. Aos M. Akyas

P.J. Perumusm : Dr.Ir. Bunasor Smim Notulis :

Ir.

Fredian Tonny, MS

Ir.

Yayuk

F.

Baliwati, MS

1. Ir. L a z h a r Zen, MSc 2. Dr.1~. Mansur Ma'shum 3. Dr.Ir. Sudarsono

4. la. Punvito

5.

Ir.

Wawan Meraman, MS 6. Dr.Ir. J.M. Sibggang, MS

7.

Ir.

Zulbfli Alamsyah, MSc 8. Dr.Ir. m i n i M. Daroes 9. Dr.Ir. Soekardawi 10. Dr.Ir. Abdi Wahab

11. Prof.Dr. Sajogjo

12.

Ir.

Frenk A. Paifiki, MS 13. Dr.Ir. Edhi Martono, MSc 14. Dr.Ir. Sri Djuniwati W.

15. Prof.Dr.Rusmilah Suseno 16. &. H.Ndahmud Harnundu, MSc

17. Dr.Ir. Tuhpawma P.Sendjaya

18. Ir.Yayuk F.Baliwati, MS 19. Ir.Fredian Tonny, MS 20. Dr.Zainal

Mu

21. Rof.Dr.Sjmsoe'oed S. 22.

Ir.

Arlius, MS

23. k. M. Ridwan, MS 24. Ir.Zainul B.%man, MSc 25. Dr.Ir. Bunasor Sanim 26. hof.Dr.N.Rachmad H.

27. Ir. Darun

28. Dr.Ir.Zulfifli Lubis 29.

Ir.

M.Idrus h i n u d d i n 30. Ir. J.R.Kamita, MS 31.

k.

Tri Waluyo, M.Agr. 32. Dr.Ir. Soleh Solahuddin

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antidiabetes ekstrak etanol daun papasan ( Coccinia grandis (L.) Voigt) pada tikus putih yang diinduksi aloksan..

Zat padat dengan tingkat donor yang ditempati elektron berada di bawah pita energi kosong adalah

Puji syukur Alhamdulillah hanya untuk Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan nikmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Lengkapi Target SKP dengan mengisi pada cell yang berwarna hijau muda, yang lainnya akan terisi secara otomatis.. Anda cukup mengisi pada kolom kwantitas dengan angka

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Faktor internal (minat) yang melatarbelakangi anak tidak siap melanjut ke pendidikan tinggi di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan

Contoh soal UN lainnya di http://www.mahiroffice.com/... Contoh soal UN lainnya

Tumbuhan paku berguna bagi kehidupan Tumbuhan paku menghasilkan spora Tumbuhan lumut tidak

Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial yaitu, “Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja

Pengerusi Jawatankuasa Pertanian dan Industri Asas layan di negeri ini mem- Taninegeri,RazaliSaadberka- inta agar Jabatan Perikatan ta, persatuan nelayandi neg- ‘menghalalkan’ aktiviti