FAKTOR-FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI ANAK
TIDAK SIAP MELANJUT KE PENDIDIKAN TINGGI DI
KELURAHAN SEMPAKATA KECAMATAN MEDAN
SELAYANG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi
Sebagian Persyaratan Memperolah
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
VRANSISCA BR BARUS
NIM. 3103131076
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
vi
ABSTRAK
Vransisca Br Barus, NIM 3103131076. Faktor-Faktor Yang
Melatarbelakangi Anak Tidak Siap Melanjut Ke Pendidikan Tinggi Di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang. Skripsi, Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 2014.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Faktor internal (minat) yang melatarbelakangi anak tidak siap melanjut ke pendidikan tinggi di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang. (2) Faktor eksternal (sosial ekonomi orang tua) yang melatarbelakangi anak tidak siap melanjut ke pendidikan tinggi di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang.
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2014 di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak tamatan SMA/sederajat yang tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi sebanyak 430 anak. Sampel ditentukan 15% dari jumlah populasi, sehingga ada sebanyak 65 anak tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, yang diambil dengan acak sederhana. Teknik yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah komunikasi tak langsung dengan menggunakan angket.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan berkat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi yang berjudul Faktor-Faktor Yang Melatarbelakangi Anak Tidak Siap Melanjut
Ke Pendidikan Tinggi Di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang. Adapun
tujuan skripsis ini untuk memenuhi salah satu persyaratan bagai mahasiswa S1 guna
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu
Sosial Universitas Negeri Medan.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak memiliki
kelemahan, namun karena bantuan dari berbagai pihak maka skripsi ini dapat
diselesaikan , oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri
Medan
2. Bapak Dr. H. Restu, MS, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
3. Bapak Drs. W. Lumbantoruan, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi.
4. Ibu Dra. Asnidar, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi
5. Ibu Dra. Tumiar Sidauruk, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak membantu penulis dalam memberikan bimbingan dan motivasi bagi
penulis.
6. Bapak Drs. Maringan Sirait, SU, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
membimbing penulis selama menyelesaikan studi di Jurusan Pendidikan Geografi
7. Bapak Drs. Muhammad Arif, M.Pd, selaku Dosen Penguji yang telah memberi
masukan dan saran kepada penulis
8. Bapak Drs. Mbina Pinem, M.Si, selaku Dosen Penguji yang telah memberi
masukan dan saran kepada penulis
9. Bapak/Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Geografi yang telah membekali penulis
dengan begitu banyak pengetahuan selama di bangku perkuliahan
10. Bapak Drs. Hasan Basri, MM, selaku kepala Badan Penelitian Dan Pengembangan
Kota Medan yang memberikan izin dan kemudahan untuk penulis melakukan
iv
11. Bapak Zulfakhri Ahmadi S.Sos, selaku camat Kecamatan Medan Selayang yang
memberikan izin dan kemudahan untuk penulis melakukan penelitian
12. Bapak Enoh.P.Tavip, S.Sos, M.Si, selaku lurah Kelurahan Sempakata yang
memberikan izin dan kemudahan untuk penulis melakukan penelitian
13. Bapak Hajat Siagian selaku Tata Usaha Jurusan Pendidikan Geografi yang
memberikan banyak motivasi, informasi serta bantuannya
14. Kepada kedua orang tua penulis yang penulis sangat cintai, terimakasih buat
motivasi, doa, dan juga semangat yang selalu diberikan untuk penulis mulai dari
awal kuliah sampai akhir penulis bisa sampai di penyelesaian skripsi ini.
15. Terima kasih juga buat Teman-teman B-Reguler 2010 tersayang, Ame, Tari, Fitri,
Karo bersaudara, Tri Ade, Rika, Kala, Defa dan semuanya yang telah banyak
melewati waktu bersama selama menjalani perkuliahan, dan juga yang turut
memberikan dukungannya
16. Sahabat tersayang Khairun Nisya dan teman-teman PPLT Laguboti SMANSALA
yang selalu memberikan dukungannya kepada penulis
17. Teristimewa buat Benhart M Napitupulu yang juga selalu membantu, memberikan
motivasi dan semangat untuk penulis
Akhir kata semoga Tuhan memberikan berkatnya kepada semua yang sudah
membantu penulis. Semoga skripsi ini bermanfaat kepada pembaca, khususnya Jurusan
Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Medan, Agustus 2014
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v
ABSTRAK ... vi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 35
A. Lokasi Penelitian ... 35
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 35
C. Variable Penelitian dan Defenisi Operasional ... 35
D. Teknik Pengumpul Data ... 36
E. Teknik Analisis Data ... 37
BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN ... 38
A. Kondisi Fisik ... 38
B. Kondisi Non Fisik ... 39
viii
A. Hasil Penelitian ... 52
B. Pembahasan ... 74
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 82
B. Saran ... 83
DAFTAR PUSTAKA ... 84
LAMPIRAN ... 86
ix
DAFTAR TABEL
No Uraian hal
1. Penggunaan Lahan di Kelurahan Sempakata 2012 ... 39
2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Lingkungan Di Kelurahan Sempakata 2012 ... 40
3. Komposisi Penduduk Menurut Usia Di Kelurahan Sempakata 2012 ... 42
4. Komposisi Penduduk Menurut Suku Bangsa Di Kelurahan Sempakata 2012 ... 43
5. Komposisi Penduduk Menurut Agama Di Kelurahan Sempakata 2012 ... 44
6. Komposisi Penduduk Menurut Jenjang Pendidikan Di Kelurahan Sempakata 2012 ... 45
7. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Di Kelurahan Sempakata 2012 ... 46
8. Sarana Pendidikan Di Kelurahan Sempakata 2012 ... 47
9. Jumlah Sarana Kesehatan Di Kelurahan Sempakata 2012 ... 48
10. Karakteristik Responden menurut umur Di Kelurahan Sempakata 2014 .... 53
11. Karakteristik Responden Berdasarkan Suku Bangsa Di Kelurahan Sempakata 2014 ... 53
12. Universitas Yang Ingin Dituju ... 54
13. Meminta Melanjutkan Pendidikan Kepada Orang Tua... 55
14. Mencari Informasi Perguruan Tinggi ... 56
15. Mengikuti Ujian Masuk Ke Perguruan Tinggi ... 56
16. Faktor Internal (minat) ... 57
17. Tanggapan Mengenai Pendidikan ... 59
18. Pendidikan Bekal Anak Bekerja ... 59
19. Pendapat Terhadap Kelanjutan Pendidikan ... 60
20. Lulusan Perguruan Tinggi Mudah Mendapat Pekerjaan ... 60
21. Faktor Eksternal (Persepsi Orang tua) ... 61
22. Orang Tua Mengawasi Anak Belajar ... 62
23. Orang Tua Membantu Menyelesaikan Masalah Dalam Mengerjakan Tugas ... 62
x
25. Dorongan Orang Tua Untuk Melanjutkan Pendidikan ... 63
26. Faktor eksternal (Motivasi Orang tua) ... 64
27. Pendidikan Formal Terakhir Ayah ... 65
28. Pendidikan Formal Terakhir Ibu ... 65
29. Pekerjaan Ayah ... 66
30. Pekerjaan Ibu ... 67
31. Penghasilan Perbulan Orang Tua ... 68
32. Kekanyaan Lain Yang Nilainya > Rp.500.000,00 ... 68
33. Luas Tanah atau Pekarangan Orang Tua ... 69
34. Jumlah Saudara ... 69
35. Jumlah Saudara Yang Melanjut ke Perguruan Tinggi ... 70
36. Faktor Eksternal (Sosial Ekonomi Orang Tua) ... 71
37. Anak Yang Tidak Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi ... 72
38. Bergabung Dengan Anak Yang Tidak Melanjut Ke Pendidikan Tinggi ... 73
39. Lingkungan Turut Mempengaruhi Tidak Melanjutkan Pendidikan ... 73
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka Berfikir ...32
Gambar 2 Peta Kota Medan ...50
Gambar 3 Peta Kecamatan Medan Selayang ...51
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Angket Penelitian ... 86
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.
Tujuan pendidikan itu adalah untuk mengembangkan individu baik jasmani
maupun rohani secara optimal, agar mampu meningkatkan taraf hidup serta
kehidupan keluarga, dan juga masyarakat. Tidak ada manusia yang dapat hidup
secara sempurna tanpai melalui proses pendidikan.
Pendidikan secara umum adalah suatu upaya atau kegiatan yang bertujuan
untuk meningkatkan kualitas serta kemampuan pribadi untuk dapat berperan
didalam kehidupan bermasyarakat. Nantinya seseorang yang telah mendapatkan
pendidikan dapat melakukan suatu perubahan atau inovasi didalam kegiatan
ekonomi, sosial, maupun pembangunan suatu bangsa.
Tujuan pendidikan di Indonesia tertulis pada Undang-Undang Republik
Indonesia (UURI) Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
beserta peraturan-peraturan pemerintah yang bertalian dengan pendidikan. Tujuan
pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Lembaga pendidikan dibagi menjadi tiga bagian yaitu lembaga
pendidikan non formal, informal dan formal. Lembaga pendidikan nonformal atau
pendidikan diluar sekolah (PLS) ialah semua bentuk pendidikan yang
diselenggarakan dengan sengaja, tertib, dan berencana, diluar kegiatan
2
persekolahan. Sedangkan pendidikan informal adalah pendidikan yang
berlangsung di tengah keluarga. Namun selain dari itu mungkin juga berlangsung
di lingkungan sekitar misalnya perusahaan, pasar, terminal dan lain-lain tanpa
adanya batas waktu.( Ahmadi ,2003)
Lembaga pendidikan formal adalah tempat yang paling memungkinkan
seseorang meningkatkan pengetahuan, merupakan wadah yang tepat bagi
pemerintah serta mayarakat untuk membina generasi muda.Sekolah sebagai
lembaga pendidikan formal perlu diketahui dikatakan formal karena diadakan di
sekolah/tempat tertentu, teratur sistematis, mempaunyai jenjang dan dalam kurun
waktu tertentu, serta berlangsung mulai dari TK sampai ke PT, berdasarkan aturan
resmi yang telah ditetapkan.
Sekolah memegang peranan penting dalam pendidikan karena
pengaruhnya besar sekali pada jiwa anak. Maka di samping keluarga sebagai
pusat pendidikan, sekolah pun mempunyai fungsi sebagai pusat pendidikan untuk
membentuk pribadi anak. Dengan sekolah pemerintah mendidik bangsanya untuk
menjadi seorang ahli dengan bidang dan bakat yang akan dibentuk saat proses
belajar disekolah, dan seiring berjalannya waktu, bakat dan bidang tersebut akan
sangat berguna bagi anak tersebut di kemudian hari. Bukan hanya anak itu saja,
itu juga berguna bagi nusa dan bangsa. (Pidarta ,2007)
Seorang anak mulai bisa masuk lembaga pendidikan seperti sekolah akan
lebih baik bila dimulai sejak dini, yaitu saat anak tersebut sudah memasuki usia
balita. Anak tersebut bisa sekolah di Taman Kanak-kanak (TK), setelah anak
tersebut memasuki usia 6 tahun baru lah anak tersebut dapat masuk kejenjang
3
anak tersebut akan melanjut ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan kemudian
ke Sekolah Meningkat Atas (SMA). Tidak hanya cukup sampai disitu untuk
bidang dan bakat yang sudah di dapat saat di sekolah, akan lebih baik jika
diperdalam ke Perguruan Tinggi (PT).
Sistem pendidikan nasional Pasal 5 undang-undang pendidikan kita yang
bermakna : setiap warga Negara berhak atas kesempatan yang sama untuk
memperoleh pendidikan yang bermutu, baik bagi mereka yang berlainan fisik, di
daerah terpencil, maupun yang cerdas atau berbakat khusus, yang bisa
berlangsung sepanjang hayat. Sementara itu Pasal 6 mewajibkan warga Negara
berusia 7 sampai 15 tahun mengikuti pendidikan dasar atau yang kita kenal
dengan pendidikan wajib belajar 9 tahun.
Jalur pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan
disekolah secara berjenjang dan bersinambungan, yang terurut dari PAUD, TK,
pendidikan dasar 9 tahun (wajib belajar), kemudian berlanjut kepada pendidikan
menengah atas selama 3 tahun yaitu yang bisa kita kenal dengan SMA/sederajat.
Pendidikan sampai tingkat SMA/sederajat pada saat ini sudah merupakan
pendidikan yang dianggap rendah. Hal ini terlihat dari perekrutan tenaga kerja
sebagai pegawai negeri, dan juga beberapa perusahaan swasta membuka
lowongan pekerjaan bagi yang sudah sarjana strata satu (S1), minimal diploma.
Bertalian dengan kebutuhan kerja di era globalisasi dan perkembangan
zaman maka banyak orang yang melanjutkan pendidikan mereka ke perguruan
tinggi. Melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi bukan merupakan suatu
kewajiban, namun dizaman sekarang ini merupakan suatu keharusan untuk
4
yang masuk ke pendidikan tinggi didasarkan pada keinginan untuk mendapatkan
pekerjaan yang layak sehingga dengan demikian kerja untuk peningkatan
pendapatan serta taraf hidup dapat tercapai.
Perguruan Tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah yang
diselenggarakan untuk mempersiapkan peserta didik untuk menjadi anggota
masyarakat yang memiliki kemampuan akademis dan profesional yang dapat
menerapkan, serta mengembangkan di dunia kerja nantinya. Karena yang
diharapkan melalui perguruan tinggi ini akan banyak tenaga kerja yang
profesional dan ahli dibidangnya. Bukan hanya menjadi tenaga profesional tetapi
juga diharapkan dapat menciptakan lapangan-lapangan kerja baru bagi masyarakat
lainnya. (Ahmadi, 2003)
Pada umumnya harapan membuktikan bahwa seseorang yang memiliki
sekolah yang tinggi akan memiliki tingkat kesejahteraan hidup yang baik.
Seseorang yang sudah mengecap pendidikan yang tinggi akan memiliki status
sosial yang lebih baik. Berdasarkan pengamatan sementara terlihat walaupun
peningkatan jumlah lulusan perguruan tinggi semakin tahun semakin meningkat,
namun pada kenyataan masih banyak juga anak yang tidak melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi.
Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, namun dapat digolongkan
menjadi dua golongan saja, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal adalah faktor yang ada dalam diri individu itu sendiri, sedangkan faktor
eksternal adalah yang ada diluar individu. Faktor-faktor yang berasal dari internal
adalah faktor kesehatan, faktor cacat tubuh, inteligensi, perhatian, minat, bakat,
5
ialah faktor orangtua (cara orangtua mendidik, relasi antaraanggota keluarga,
suasana rumah, ekonomi keluarga, pengertian orangtua, latar belakang
kebudayaan), faktor masyarakat (kegiatan anak dalam masyarakat, mass media,
teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat). (Slameto, 2010)
Faktor lingkungan masyarakat juga turut mempengaruhi. Pada suatu
daerah lingkungan masyarakat dimana lingkungan tersebut mayoritas orang-orang
yang berpendidikan, biasanya anak-anak di daerah tersebut juga akan termotivasi
untuk melanjutkan pendidikan pada lembaga pendidikan sampai kepada tingkat
perguruan tinggi. Namun bila lingkungan masyarakat tersebut lebih banyak yang
tidak berpendidikan maka anak pada lingkungan ini juga akan ikut terpengaruh.
Keadaan lingkungan tempat tinggal seseorang akan mempengaruhi perkembangan
dan cara berfikir seseorang. Hal ini akan terlihat dari pendidikan, sikapnya,
interaksi sosial dan lain sebagainya.
Di sisi lain ada juga suatu realita yaitu dimana suatu keluarga yang
rata-rata pendidikan anaknya dilanjutkan kepada perguruan tinggi, sedangkan
orangtuanya bukanlah lulusan dari perguruan tinggi namun orangtua memiliki
motivasi yang tinggi terhadap masa depan anaknya. Kenyataan yang lain juga
terjadi ada orangtuanya memiliki pendidikan yang tinggi, mempunyai motivasi
yang tinggi juga bagi kelanjutan pendidikan anaknya, namun anak tersebut tidak
mempunyai minat untuk melanjutan pendidikannya.
Ada beberapa fenomena yang terlihat dimayarakat yaitu anak-anak yang
telah lulus dari Sekolah Menengah Atas yang seharusnya melanjutkan pendidikan
ke perguruan tinggi, namun pada kenyataannya tidak seluruhnya melanjutkan
6
Kelurahan Sempakata adalah anak lulusan SMA/sederajat tidak melanjut
pendidikannya ke perguruan tinggi. Bahkan banyak diantara mereka yang ikut
orangtuanya bekerja, ada juga yang bekerja secara tidak tetap, dan ada yang hanya
menjadi pengangguran. Beberapa lingkungan anak-anak yang hanya menjadi
pengangguran tersebut menjadi pembuat keonaran, dan mengganggu keamanan
warga sekitar. Dengan melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat misalnya dengan
berjalan-jalan secara bergerombol, membuat kebisingan, minum-minuman keras,
dan bermain judi. Menurut hasil wawancara dengan kepala lingkungan sedikitnya
lulusan SMA/sederajat yang tidak melanjutkan pendidikannya ke perguruan
tinggi ada sekitar 430 orang yang datanya diambil dari tahun 2010.
Bila ditinjau dari keadaan orangtua di Kelurahan Sempakata Kecamatan
Medan Selayang ini dapat dilihat bahwa tingkat ekonomi orangtua sangat
beragam. Hal tersebut dapat dilihat dari pekerjaan mereka yang beragam ada yang
bekerja sebagai petani, pedagang, PNS/BUMN, TNI, POLRI, dokter, buruh, dan
wiraswasta.
Dengan demikian penulis ingin melakukan penelitian di daerah tersebut
untuk melihat faktor apa yang menyebabkan anak tidak melanjutkan pendidikan
ke perguruan tinggi.
B. Identifikasi Masalah
Masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut yaitu ada
beberapa faktor yang mempengaruhi mengapa anak tidak siap melanjutkan
pendidikan ke pendidikan tinggi yaitu 1. Faktor-faktor yang berasal dari internal
adalah faktor kesehatan, faktor cacat tubuh, inteligensi, perhatian, minat, bakat,
7
faktor orangtua (cara orangtua mendidik, relasi antaraanggota keluarga, suasana
rumah, ekonomi keluarga, pengertian orangtua, latar belakang kebudayaan),
faktor masyarakat (kegiatan anak dalam masyarakat, mass media, teman bergaul,
bentuk kehidupan masyarakat). Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui
penyebab ketidaksiapan anak tidak siap melanjutkan pendidikan mereka ke
pendidikan tinggi dengan terjun lansung ke lapangan.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang ada maka pembatasan masalah
dalam penelitian ini adalah faktor-faktor internal dan eksternal yang
melatarbelakangi anak tidak siap melanjut ke pendidikan tinggi.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana faktor internal yang melatarbelakangi anak tidak siap melanjut ke
pendidikan tinggi di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang?
2. Bagaimana faktor eksternal yang melatarbelakangi anak tidak siap melanjut
ke pendidikan tinggi di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui:
1. Faktor internal yang melatarbelakangi anak tidak siap melanjut ke pendidikan
tinggi di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang.
2. Faktor eksternal yang melatarbelakangi anak tidak siap melanjut ke
8
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan akan memberi manfaat :
1. Sebagai bahan masukan dan semangat bagi anak khususnya di Kelurahan
Sempakata Kecamatan Medan Selayang tentang pentingnya pendidikan tinggi
bagi masa depan sehingga mereka termotivasi untuk melanjutkan pendidikan.
2. Sebagai bahan masukan dan motivasi bagi orangtua agar dapat memberikan
arahan kepada anak, untuk dapat melanjutkan pendidikan anak ke pendidikan
tinggi.
3. Sebagai bahan untuk menambah wawasan pengetahuan bagi peneliti maupun
pembaca tentang permasalahan yang diteliti.
4. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa lain untuk meneliti masalah yang
sama di daerah yang berbeda.
Sedangkan pendidikan informal adalah pendidikan yang berlangsung di tengah
keluarga. Namun selain dari itu mungkin juga berlangsung di lingkungan sekitar
misalnya perusahaan, pasar, terminal dan lain-lain tanpa adanya batas waktu.(
Ahmadi ,2003)
Lembaga pendidikan formal adalah tempat yang paling memungkinkan
seseorang meningkatkan pengetahuan, merupakan wadah yang tepat bagi
pemerintah serta mayarakat untuk membina generasi muda.Sekolah sebagai
lembaga pendidikan formal perlu diketahui dikatakan formal karena diadakan di
9
waktu tertentu, serta berlangsung mulai dari TK sampai ke PT, berdasarkan aturan
resmi yang telah ditetapkan.
Sekolah memegang peranan penting dalam pendidikan karena
pengaruhnya besar sekali pada jiwa anak. Maka di samping keluarga sebagai
pusat pendidikan, sekolah pun mempunyai fungsi sebagai pusat pendidikan untuk
membentuk pribadi anak. Dengan sekolah pemerintah mendidik bangsanya untuk
menjadi seorang ahli dengan bidang dan bakat yang akan dibentuk saat proses
belajar disekolah, dan seiring berjalannya waktu, bakat dan bidang tersebut akan
sangat berguna bagi anak tersebut di kemudian hari. Bukan hanya anak itu saja,
itu juga berguna bagi nusa dan bangsa. (Pidarta ,2007)
Seorang anak mulai bisa masuk lembaga pendidikan seperti sekolah akan
lebih baik bila dimulai sejak dini, yaitu saat anak tersebut sudah memasuki usia
balita. Anak tersebut bisa sekolah di Taman Kanak-kanak (TK), setelah anak
tersebut memasuki usia 6 tahun baru lah anak tersebut dapat masuk kejenjang
lebih tinggi yaitu Sekolah Dasar (SD), dan selanjutnya 6 tahun di Sekolah dasar
anak tersebut akan melanjut ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan kemudian
ke Sekolah Meningkat Atas (SMA). Tidak hanya cukup sampai disitu untuk
bidang dan bakat yang sudah di dapat saat di sekolah, akan lebih baik jika
diperdalam ke Perguruan Tinggi (PT).
Sistem pendidikan nasional Pasal 5 undang-undang pendidikan kita yang
bermakna : setiap warga Negara berhak atas kesempatan yang sama untuk
memperoleh pendidikan yang bermutu, baik bagi mereka yang berlainan fisik, di
daerah terpencil, maupun yang cerdas atau berbakat khusus, yang bisa
10
berusia 7 sampai 15 tahun mengikuti pendidikan dasar atau yang kita kenal
dengan pendidikan wajib belajar 9 tahun.
Jalur pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan
disekolah secara berjenjang dan bersinambungan, yang terurut dari PAUD, TK,
pendidikan dasar 9 tahun (wajib belajar), kemudian berlanjut kepada pendidikan
menengah atas selama 3 tahun yaitu yang bisa kita kenal dengan SMA/sederajat.
Pendidikan sampai tingkat SMA/sederajat pada saat ini sudah merupakan
pendidikan yang dianggap rendah. Hal ini terlihat dari perekrutan tenaga kerja
sebagai pegawai negeri, dan juga beberapa perusahaan swasta membuka
lowongan pekerjaan bagi yang sudah sarjana strata satu (S1), minimal diploma.
Bertalian dengan kebutuhan kerja di era globalisasi dan perkembangan
zaman maka banyak orang yang melanjutkan pendidikan mereka ke perguruan
tinggi. Melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi bukan merupakan suatu
kewajiban, namun dizaman sekarang ini merupakan suatu keharusan untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Selain itu banyak orang
yang masuk ke pendidikan tinggi didasarkan pada keinginan untuk mendapatkan
pekerjaan yang layak sehingga dengan demikian kerja untuk peningkatan
pendapatan serta taraf hidup dapat tercapai.
Perguruan Tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah yang
diselenggarakan untuk mempersiapkan peserta didik untuk menjadi anggota
masyarakat yang memiliki kemampuan akademis dan profesional yang dapat
menerapkan, serta mengembangkan di dunia kerja nantinya. Karena yang
diharapkan melalui perguruan tinggi ini akan banyak tenaga kerja yang
11
juga diharapkan dapat menciptakan lapangan-lapangan kerja baru bagi masyarakat
lainnya. (Ahmadi, 2003)
Pada umumnya harapan membuktikan bahwa seseorang yang memiliki
sekolah yang tinggi akan memiliki tingkat kesejahteraan hidup yang baik.
Seseorang yang sudah mengecap pendidikan yang tinggi akan memiliki status
sosial yang lebih baik. Berdasarkan pengamatan sementara terlihat walaupun
peningkatan jumlah lulusan perguruan tinggi semakin tahun semakin meningkat,
namun pada kenyataan masih banyak juga anak yang tidak melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi.
Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, namun dapat digolongkan
menjadi dua golongan saja, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal adalah faktor yang ada dalam diri individu itu sendiri, sedangkan faktor
eksternal adalah yang ada diluar individu. Faktor-faktor yang berasal dari internal
adalah faktor kesehatan, faktor cacat tubuh, inteligensi, perhatian, minat, bakat,
motif, kematangan, kesiapan. Sedangkan faktor-faktor yang berasal dari eksternal
ialah faktor orangtua (cara orangtua mendidik, relasi antaraanggota keluarga,
suasana rumah, ekonomi keluarga, pengertian orangtua, latar belakang
kebudayaan), faktor masyarakat (kegiatan anak dalam masyarakat, mass media,
teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat). (Slameto, 2010)
Faktor lingkungan masyarakat juga turut mempengaruhi. Pada suatu
daerah lingkungan masyarakat dimana lingkungan tersebut mayoritas orang-orang
yang berpendidikan, biasanya anak-anak di daerah tersebut juga akan termotivasi
untuk melanjutkan pendidikan pada lembaga pendidikan sampai kepada tingkat
12
tidak berpendidikan maka anak pada lingkungan ini juga akan ikut terpengaruh.
Keadaan lingkungan tempat tinggal seseorang akan mempengaruhi perkembangan
dan cara berfikir seseorang. Hal ini akan terlihat dari pendidikan, sikapnya,
interaksi sosial dan lain sebagainya.
Di sisi lain ada juga suatu realita yaitu dimana suatu keluarga yang
rata-rata pendidikan anaknya dilanjutkan kepada perguruan tinggi, sedangkan
orangtuanya bukanlah lulusan dari perguruan tinggi namun orangtua memiliki
motivasi yang tinggi terhadap masa depan anaknya. Kenyataan yang lain juga
terjadi ada orangtuanya memiliki pendidikan yang tinggi, mempunyai motivasi
yang tinggi juga bagi kelanjutan pendidikan anaknya, namun anak tersebut tidak
mempunyai minat untuk melanjutan pendidikannya.
Ada beberapa fenomena yang terlihat dimayarakat yaitu anak-anak yang
telah lulus dari Sekolah Menengah Atas yang seharusnya melanjutkan pendidikan
ke perguruan tinggi, namun pada kenyataannya tidak seluruhnya melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi. Hal serupa terjadi di beberapa lingkungan di
Kelurahan Sempakata adalah anak lulusan SMA/sederajat tidak melanjut
pendidikannya ke perguruan tinggi. Bahkan banyak diantara mereka yang ikut
orangtuanya bekerja, ada juga yang bekerja secara tidak tetap, dan ada yang hanya
menjadi pengangguran. Beberapa lingkungan anak-anak yang hanya menjadi
pengangguran tersebut menjadi pembuat keonaran, dan mengganggu keamanan
warga sekitar. Dengan melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat misalnya dengan
berjalan-jalan secara bergerombol, membuat kebisingan, minum-minuman keras,
13
lulusan SMA/sederajat yang tidak melanjutkan pendidikannya ke perguruan
tinggi ada sekitar 430 orang yang datanya diambil dari tahun 2010.
Bila ditinjau dari keadaan orangtua di Kelurahan Sempakata Kecamatan
Medan Selayang ini dapat dilihat bahwa tingkat ekonomi orangtua sangat
beragam. Hal tersebut dapat dilihat dari pekerjaan mereka yang beragam ada yang
bekerja sebagai petani, pedagang, PNS/BUMN, TNI, POLRI, dokter, buruh, dan
wiraswasta.
Dengan demikian penulis ingin melakukan penelitian di daerah tersebut untuk
melihat faktor apa yang menyebabkan anak tidak melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi.
G. Identifikasi Masalah
Masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut yaitu ada
beberapa faktor yang mempengaruhi mengapa anak tidak siap melanjutkan
pendidikan ke pendidikan tinggi yaitu 1. Faktor-faktor yang berasal dari internal
adalah faktor kesehatan, faktor cacat tubuh, inteligensi, perhatian, minat, bakat,
motif, kematangan, kesiapan. 2. Faktor-faktor yang berasal dari eksternal ialah
faktor orangtua (cara orangtua mendidik, relasi antaraanggota keluarga, suasana
rumah, ekonomi keluarga, pengertian orangtua, latar belakang kebudayaan),
faktor masyarakat (kegiatan anak dalam masyarakat, mass media, teman bergaul,
bentuk kehidupan masyarakat). Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui
penyebab ketidaksiapan anak tidak siap melanjutkan pendidikan mereka ke
pendidikan tinggi dengan terjun lansung ke lapangan.
14
Berdasarkan identifikasi masalah yang ada maka pembatasan masalah
dalam penelitian ini adalah faktor-faktor internal dan eksternal yang
melatarbelakangi anak tidak siap melanjut ke pendidikan tinggi.
I. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
3. Bagaimana faktor internal yang melatarbelakangi anak tidak siap melanjut ke
pendidikan tinggi di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang?
4. Bagaimana faktor eksternal yang melatarbelakangi anak tidak siap melanjut
ke pendidikan tinggi di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang?
J. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui:
3. Faktor internal yang melatarbelakangi anak tidak siap melanjut ke pendidikan
tinggi di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang.
4. Faktor eksternal yang melatarbelakangi anak tidak siap melanjut ke
pendidikan tinggi di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang.
K. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan akan memberi manfaat :
5. Sebagai bahan masukan dan semangat bagi anak khususnya di Kelurahan
Sempakata Kecamatan Medan Selayang tentang pentingnya pendidikan tinggi
15
6. Sebagai bahan masukan dan motivasi bagi orangtua agar dapat memberikan
arahan kepada anak, untuk dapat melanjutkan pendidikan anak ke pendidikan
tinggi.
7. Sebagai bahan untuk menambah wawasan pengetahuan bagi peneliti maupun
pembaca tentang permasalahan yang diteliti.
8. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa lain untuk meneliti masalah yang
82
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan kesimpulan serta saran yang dapat
diperoleh mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi anak tidak siap
melanjutkan ke pendidikan tinggi di Kelurahan Sempakata adalah sebagai berikut:
A. Kesimpulan
1. Faktor internal yang mempengaruhi anak tidak siap melanjutkan
pendidikannya ialah minat, ada 44,62% yang sama sekali tidak memiliki
angan-angan universitas yang pernah ingin dituju dan persentase yang paling
sedikit 4,62% yang menjawab dimana saja bisa kuliah, yang penting ada
keinginan untuk belajar. Demikian juga ada 56,92% tidak pernah meminta
melanjutkan pendidikan kepada orang tua. Hanya 1,54% yang sering
meminta. Mencari informasi mengenai perguruan tinggi hanya 1,54% yang
selalu membuka informasi, sedangkan 49,23% tidak pernah mencari
informasi. Ada 73,85% responden tidak pernah mengikuti ujian masuk
perguruan tinggi. Hanya 1,54% yang pernah mencoba mengikuti ujian masuk
perguruan tinggi.
2. Faktor eksternal yang mempengaruhi berdasarkan persentase terbesar ialah
sosial ekonomi orang tua. Pendidikan orang tua laki-laki terbesar yaitu
SMA/sederajat 41,54%, terkecil 9,23% tamat SD atau tidak sekolah. Orang
tua perempuan terkecil yaitu 7,69% yang lulusan dari Diploma/Sarjana.
Terbesar tamatan SMA/sederajat yaitu 50,77%. Pekerjaan rata-rata dari orang
tua adalah wiraswasta 24,62%, yang paling
83
sedikit ialah montir yaitu 1,54%. Orang tua perempuan 26,15% yaitu
wiraswasta, jumlah pekerjaan yang paling sedikit ialah PNS, sebesar 1,54%.
Penghasilan rata-rata orang tua ialah sebesar Rp.1.500.000,00 – Rp.
3.000.000,00, yaitu 39,23%, yang memiliki penghasilan yang paling sedikit
ialah 9,23% yaitu sebesar 0- Rp.500.000,00. Harta kekayaan yang di miliki
pendidikan ke pergurun tinggi, hanya 3,08 % yang anaknya lebih dari 3 orang
yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
B. Saran
Sebagai saran dari penulis berdasrkan hasil penelitian dan kesimpulan
yang di peroleh adalah sebagai berikut :
1. Bagi anak agar mencari pemahaman mengenai pendidikan, karena
pendidikan merupakan bekal untuk masa depan yang lebih baik, dan anak
semakin meningkatkan lagi keinginan untuk melanjutkan ke pendidikan yang
lebih tinggi. Karena hanya melalui pendidikan seseorang itu dapat memiliki
kehidupan yang lebih baik lagi.
2. Bagi orang tua lebih keras lagi untuk memenuhi kebutuhan anak dan juga
berusaha agar dapat meningkatkan pendapatan agar dalam memenuhi
kebutuhan pendidikan anak, sehingga anak dapat lulus SMA/sederajat dan
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, dkk. 2003. Ilmu Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Ari Pratama Hutapea. 2012. Upaya Peningkatan Minat dan Hasil Belajar Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Picture and Picture Pada Submateri Pokok Persebaran Fauna Di Dunia Di Kelas XI SMA Negeri Satu Gebang T.A. 2012/2013. Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi FIS- UNIMED.
Armalinda. 2010. Persepsi Orang Tua Terhadap Pentingnya Pendidikan Bagi Anak Di Desa Batu Menjah Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat. Skripsi.(tidak diterbitkan) Medan : Jurusan Pancasila dan Kewarganegaraan FIS-UNIMED.
Erika Panjaitan. 2010. Faktor-faktor Penyebab Anak SMA/Sederajat Tidak Melanjutkan Pendidikan Keperguruan Tinggi Di Desa Pinang Damai Kecamatan Torgamba. Skripsi.Medan : Jurusan Pendidikan Geografi FIS- UNIMED.
Fitria . 2011. Pengaruh Sosial Ekonomi Budaya Keluarga Terhadap Pendidikan Anak Nelayan Di Desa Beringin Kecamatan Beringan Kabupaten Deli Serdang.
Skripsi.Medan. : Fakultas Ilmu Sosial UNIMED.
Hardjasoemantri, Koesnadi. 2001. Perguruan Tinggi Dan Pembangunan
Berkelanjutan. Yogjakarta : Fakultas Hukum UGM.
http://dhaniquinchy.wordpress.com/2010/06/01/hubungan-status-sosial-ekonomi-orang-tua-dengan-prestasi-belajar-siswa/
http://devamelodica.com/contoh-teori-fasilitas-belajar-untuk-skripsi-pendidikan/
http://pandidikan.blogspot.com/2010/04/karakteristik-pendidikan-dasar-
menengah.html
http://yogiikhwan.wordpress.com/2008/03/20/wanprestasi-sanksi-ganti-kerugian-dan-keadaan-memaksa/
Huba, dkk. 2012. Analisis Faktor Penyebab Anak Tidak Melanjutkan Pendidikan ke Jenjang Perguruan Tinggi Pada Keluarga Petani Desa Mulia Kecamatan Teluk Keramat. Jurnal. Tanggerang : Program Studi Pendidikan Sosiologi FKIP-UNTAN.
Milfayetty , dkk. 2011. Psikologi Pendidikan. Medan : Pps Unimed
Santrock W, John. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Kharisma Putra Utama.
Sirait, Dkk. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi Jurusan Pendidikan Geografi . Medan
: PPs Unimed
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : rineka
cipta
Suprijanto. 2009. Pendidikan Orang Dewasa (Dari Teori Hingga Aplikasi). Jakarta :
Bumi Aksara.