• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI ANAK TIDAK SIAP MELANJUT KE PENDIDIKAN TINGGI DI KELURAHAN SEMPAKATA KECAMATAN MEDAN SELAYANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FAKTOR FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI ANAK TIDAK SIAP MELANJUT KE PENDIDIKAN TINGGI DI KELURAHAN SEMPAKATA KECAMATAN MEDAN SELAYANG."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI ANAK

TIDAK SIAP MELANJUT KE PENDIDIKAN TINGGI DI

KELURAHAN SEMPAKATA KECAMATAN MEDAN

SELAYANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi

Sebagian Persyaratan Memperolah

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

VRANSISCA BR BARUS

NIM. 3103131076

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)
(3)
(4)
(5)

vi

ABSTRAK

Vransisca Br Barus, NIM 3103131076. Faktor-Faktor Yang

Melatarbelakangi Anak Tidak Siap Melanjut Ke Pendidikan Tinggi Di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang. Skripsi, Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 2014.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Faktor internal (minat) yang melatarbelakangi anak tidak siap melanjut ke pendidikan tinggi di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang. (2) Faktor eksternal (sosial ekonomi orang tua) yang melatarbelakangi anak tidak siap melanjut ke pendidikan tinggi di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang.

Penelitian ini dilakukan pada tahun 2014 di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak tamatan SMA/sederajat yang tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi sebanyak 430 anak. Sampel ditentukan 15% dari jumlah populasi, sehingga ada sebanyak 65 anak tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, yang diambil dengan acak sederhana. Teknik yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah komunikasi tak langsung dengan menggunakan angket.

(6)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

memberikan berkat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi yang berjudul Faktor-Faktor Yang Melatarbelakangi Anak Tidak Siap Melanjut

Ke Pendidikan Tinggi Di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang. Adapun

tujuan skripsis ini untuk memenuhi salah satu persyaratan bagai mahasiswa S1 guna

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu

Sosial Universitas Negeri Medan.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak memiliki

kelemahan, namun karena bantuan dari berbagai pihak maka skripsi ini dapat

diselesaikan , oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri

Medan

2. Bapak Dr. H. Restu, MS, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

3. Bapak Drs. W. Lumbantoruan, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi.

4. Ibu Dra. Asnidar, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi

5. Ibu Dra. Tumiar Sidauruk, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

banyak membantu penulis dalam memberikan bimbingan dan motivasi bagi

penulis.

6. Bapak Drs. Maringan Sirait, SU, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

membimbing penulis selama menyelesaikan studi di Jurusan Pendidikan Geografi

7. Bapak Drs. Muhammad Arif, M.Pd, selaku Dosen Penguji yang telah memberi

masukan dan saran kepada penulis

8. Bapak Drs. Mbina Pinem, M.Si, selaku Dosen Penguji yang telah memberi

masukan dan saran kepada penulis

9. Bapak/Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Geografi yang telah membekali penulis

dengan begitu banyak pengetahuan selama di bangku perkuliahan

10. Bapak Drs. Hasan Basri, MM, selaku kepala Badan Penelitian Dan Pengembangan

Kota Medan yang memberikan izin dan kemudahan untuk penulis melakukan

(7)

iv

11. Bapak Zulfakhri Ahmadi S.Sos, selaku camat Kecamatan Medan Selayang yang

memberikan izin dan kemudahan untuk penulis melakukan penelitian

12. Bapak Enoh.P.Tavip, S.Sos, M.Si, selaku lurah Kelurahan Sempakata yang

memberikan izin dan kemudahan untuk penulis melakukan penelitian

13. Bapak Hajat Siagian selaku Tata Usaha Jurusan Pendidikan Geografi yang

memberikan banyak motivasi, informasi serta bantuannya

14. Kepada kedua orang tua penulis yang penulis sangat cintai, terimakasih buat

motivasi, doa, dan juga semangat yang selalu diberikan untuk penulis mulai dari

awal kuliah sampai akhir penulis bisa sampai di penyelesaian skripsi ini.

15. Terima kasih juga buat Teman-teman B-Reguler 2010 tersayang, Ame, Tari, Fitri,

Karo bersaudara, Tri Ade, Rika, Kala, Defa dan semuanya yang telah banyak

melewati waktu bersama selama menjalani perkuliahan, dan juga yang turut

memberikan dukungannya

16. Sahabat tersayang Khairun Nisya dan teman-teman PPLT Laguboti SMANSALA

yang selalu memberikan dukungannya kepada penulis

17. Teristimewa buat Benhart M Napitupulu yang juga selalu membantu, memberikan

motivasi dan semangat untuk penulis

Akhir kata semoga Tuhan memberikan berkatnya kepada semua yang sudah

membantu penulis. Semoga skripsi ini bermanfaat kepada pembaca, khususnya Jurusan

Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Medan, Agustus 2014

(8)

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v

ABSTRAK ... vi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 35

A. Lokasi Penelitian ... 35

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 35

C. Variable Penelitian dan Defenisi Operasional ... 35

D. Teknik Pengumpul Data ... 36

E. Teknik Analisis Data ... 37

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN ... 38

A. Kondisi Fisik ... 38

B. Kondisi Non Fisik ... 39

(9)

viii

A. Hasil Penelitian ... 52

B. Pembahasan ... 74

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 82

B. Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA ... 84

LAMPIRAN ... 86

(10)

ix

DAFTAR TABEL

No Uraian hal

1. Penggunaan Lahan di Kelurahan Sempakata 2012 ... 39

2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Lingkungan Di Kelurahan Sempakata 2012 ... 40

3. Komposisi Penduduk Menurut Usia Di Kelurahan Sempakata 2012 ... 42

4. Komposisi Penduduk Menurut Suku Bangsa Di Kelurahan Sempakata 2012 ... 43

5. Komposisi Penduduk Menurut Agama Di Kelurahan Sempakata 2012 ... 44

6. Komposisi Penduduk Menurut Jenjang Pendidikan Di Kelurahan Sempakata 2012 ... 45

7. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Di Kelurahan Sempakata 2012 ... 46

8. Sarana Pendidikan Di Kelurahan Sempakata 2012 ... 47

9. Jumlah Sarana Kesehatan Di Kelurahan Sempakata 2012 ... 48

10. Karakteristik Responden menurut umur Di Kelurahan Sempakata 2014 .... 53

11. Karakteristik Responden Berdasarkan Suku Bangsa Di Kelurahan Sempakata 2014 ... 53

12. Universitas Yang Ingin Dituju ... 54

13. Meminta Melanjutkan Pendidikan Kepada Orang Tua... 55

14. Mencari Informasi Perguruan Tinggi ... 56

15. Mengikuti Ujian Masuk Ke Perguruan Tinggi ... 56

16. Faktor Internal (minat) ... 57

17. Tanggapan Mengenai Pendidikan ... 59

18. Pendidikan Bekal Anak Bekerja ... 59

19. Pendapat Terhadap Kelanjutan Pendidikan ... 60

20. Lulusan Perguruan Tinggi Mudah Mendapat Pekerjaan ... 60

21. Faktor Eksternal (Persepsi Orang tua) ... 61

22. Orang Tua Mengawasi Anak Belajar ... 62

23. Orang Tua Membantu Menyelesaikan Masalah Dalam Mengerjakan Tugas ... 62

(11)

x

25. Dorongan Orang Tua Untuk Melanjutkan Pendidikan ... 63

26. Faktor eksternal (Motivasi Orang tua) ... 64

27. Pendidikan Formal Terakhir Ayah ... 65

28. Pendidikan Formal Terakhir Ibu ... 65

29. Pekerjaan Ayah ... 66

30. Pekerjaan Ibu ... 67

31. Penghasilan Perbulan Orang Tua ... 68

32. Kekanyaan Lain Yang Nilainya > Rp.500.000,00 ... 68

33. Luas Tanah atau Pekarangan Orang Tua ... 69

34. Jumlah Saudara ... 69

35. Jumlah Saudara Yang Melanjut ke Perguruan Tinggi ... 70

36. Faktor Eksternal (Sosial Ekonomi Orang Tua) ... 71

37. Anak Yang Tidak Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi ... 72

38. Bergabung Dengan Anak Yang Tidak Melanjut Ke Pendidikan Tinggi ... 73

39. Lingkungan Turut Mempengaruhi Tidak Melanjutkan Pendidikan ... 73

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Berfikir ...32

Gambar 2 Peta Kota Medan ...50

Gambar 3 Peta Kecamatan Medan Selayang ...51

(13)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Angket Penelitian ... 86

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

Tujuan pendidikan itu adalah untuk mengembangkan individu baik jasmani

maupun rohani secara optimal, agar mampu meningkatkan taraf hidup serta

kehidupan keluarga, dan juga masyarakat. Tidak ada manusia yang dapat hidup

secara sempurna tanpai melalui proses pendidikan.

Pendidikan secara umum adalah suatu upaya atau kegiatan yang bertujuan

untuk meningkatkan kualitas serta kemampuan pribadi untuk dapat berperan

didalam kehidupan bermasyarakat. Nantinya seseorang yang telah mendapatkan

pendidikan dapat melakukan suatu perubahan atau inovasi didalam kegiatan

ekonomi, sosial, maupun pembangunan suatu bangsa.

Tujuan pendidikan di Indonesia tertulis pada Undang-Undang Republik

Indonesia (UURI) Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

beserta peraturan-peraturan pemerintah yang bertalian dengan pendidikan. Tujuan

pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.

Lembaga pendidikan dibagi menjadi tiga bagian yaitu lembaga

pendidikan non formal, informal dan formal. Lembaga pendidikan nonformal atau

pendidikan diluar sekolah (PLS) ialah semua bentuk pendidikan yang

diselenggarakan dengan sengaja, tertib, dan berencana, diluar kegiatan

(15)

2

persekolahan. Sedangkan pendidikan informal adalah pendidikan yang

berlangsung di tengah keluarga. Namun selain dari itu mungkin juga berlangsung

di lingkungan sekitar misalnya perusahaan, pasar, terminal dan lain-lain tanpa

adanya batas waktu.( Ahmadi ,2003)

Lembaga pendidikan formal adalah tempat yang paling memungkinkan

seseorang meningkatkan pengetahuan, merupakan wadah yang tepat bagi

pemerintah serta mayarakat untuk membina generasi muda.Sekolah sebagai

lembaga pendidikan formal perlu diketahui dikatakan formal karena diadakan di

sekolah/tempat tertentu, teratur sistematis, mempaunyai jenjang dan dalam kurun

waktu tertentu, serta berlangsung mulai dari TK sampai ke PT, berdasarkan aturan

resmi yang telah ditetapkan.

Sekolah memegang peranan penting dalam pendidikan karena

pengaruhnya besar sekali pada jiwa anak. Maka di samping keluarga sebagai

pusat pendidikan, sekolah pun mempunyai fungsi sebagai pusat pendidikan untuk

membentuk pribadi anak. Dengan sekolah pemerintah mendidik bangsanya untuk

menjadi seorang ahli dengan bidang dan bakat yang akan dibentuk saat proses

belajar disekolah, dan seiring berjalannya waktu, bakat dan bidang tersebut akan

sangat berguna bagi anak tersebut di kemudian hari. Bukan hanya anak itu saja,

itu juga berguna bagi nusa dan bangsa. (Pidarta ,2007)

Seorang anak mulai bisa masuk lembaga pendidikan seperti sekolah akan

lebih baik bila dimulai sejak dini, yaitu saat anak tersebut sudah memasuki usia

balita. Anak tersebut bisa sekolah di Taman Kanak-kanak (TK), setelah anak

tersebut memasuki usia 6 tahun baru lah anak tersebut dapat masuk kejenjang

(16)

3

anak tersebut akan melanjut ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan kemudian

ke Sekolah Meningkat Atas (SMA). Tidak hanya cukup sampai disitu untuk

bidang dan bakat yang sudah di dapat saat di sekolah, akan lebih baik jika

diperdalam ke Perguruan Tinggi (PT).

Sistem pendidikan nasional Pasal 5 undang-undang pendidikan kita yang

bermakna : setiap warga Negara berhak atas kesempatan yang sama untuk

memperoleh pendidikan yang bermutu, baik bagi mereka yang berlainan fisik, di

daerah terpencil, maupun yang cerdas atau berbakat khusus, yang bisa

berlangsung sepanjang hayat. Sementara itu Pasal 6 mewajibkan warga Negara

berusia 7 sampai 15 tahun mengikuti pendidikan dasar atau yang kita kenal

dengan pendidikan wajib belajar 9 tahun.

Jalur pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan

disekolah secara berjenjang dan bersinambungan, yang terurut dari PAUD, TK,

pendidikan dasar 9 tahun (wajib belajar), kemudian berlanjut kepada pendidikan

menengah atas selama 3 tahun yaitu yang bisa kita kenal dengan SMA/sederajat.

Pendidikan sampai tingkat SMA/sederajat pada saat ini sudah merupakan

pendidikan yang dianggap rendah. Hal ini terlihat dari perekrutan tenaga kerja

sebagai pegawai negeri, dan juga beberapa perusahaan swasta membuka

lowongan pekerjaan bagi yang sudah sarjana strata satu (S1), minimal diploma.

Bertalian dengan kebutuhan kerja di era globalisasi dan perkembangan

zaman maka banyak orang yang melanjutkan pendidikan mereka ke perguruan

tinggi. Melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi bukan merupakan suatu

kewajiban, namun dizaman sekarang ini merupakan suatu keharusan untuk

(17)

4

yang masuk ke pendidikan tinggi didasarkan pada keinginan untuk mendapatkan

pekerjaan yang layak sehingga dengan demikian kerja untuk peningkatan

pendapatan serta taraf hidup dapat tercapai.

Perguruan Tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah yang

diselenggarakan untuk mempersiapkan peserta didik untuk menjadi anggota

masyarakat yang memiliki kemampuan akademis dan profesional yang dapat

menerapkan, serta mengembangkan di dunia kerja nantinya. Karena yang

diharapkan melalui perguruan tinggi ini akan banyak tenaga kerja yang

profesional dan ahli dibidangnya. Bukan hanya menjadi tenaga profesional tetapi

juga diharapkan dapat menciptakan lapangan-lapangan kerja baru bagi masyarakat

lainnya. (Ahmadi, 2003)

Pada umumnya harapan membuktikan bahwa seseorang yang memiliki

sekolah yang tinggi akan memiliki tingkat kesejahteraan hidup yang baik.

Seseorang yang sudah mengecap pendidikan yang tinggi akan memiliki status

sosial yang lebih baik. Berdasarkan pengamatan sementara terlihat walaupun

peningkatan jumlah lulusan perguruan tinggi semakin tahun semakin meningkat,

namun pada kenyataan masih banyak juga anak yang tidak melanjutkan

pendidikan ke perguruan tinggi.

Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, namun dapat digolongkan

menjadi dua golongan saja, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor

internal adalah faktor yang ada dalam diri individu itu sendiri, sedangkan faktor

eksternal adalah yang ada diluar individu. Faktor-faktor yang berasal dari internal

adalah faktor kesehatan, faktor cacat tubuh, inteligensi, perhatian, minat, bakat,

(18)

5

ialah faktor orangtua (cara orangtua mendidik, relasi antaraanggota keluarga,

suasana rumah, ekonomi keluarga, pengertian orangtua, latar belakang

kebudayaan), faktor masyarakat (kegiatan anak dalam masyarakat, mass media,

teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat). (Slameto, 2010)

Faktor lingkungan masyarakat juga turut mempengaruhi. Pada suatu

daerah lingkungan masyarakat dimana lingkungan tersebut mayoritas orang-orang

yang berpendidikan, biasanya anak-anak di daerah tersebut juga akan termotivasi

untuk melanjutkan pendidikan pada lembaga pendidikan sampai kepada tingkat

perguruan tinggi. Namun bila lingkungan masyarakat tersebut lebih banyak yang

tidak berpendidikan maka anak pada lingkungan ini juga akan ikut terpengaruh.

Keadaan lingkungan tempat tinggal seseorang akan mempengaruhi perkembangan

dan cara berfikir seseorang. Hal ini akan terlihat dari pendidikan, sikapnya,

interaksi sosial dan lain sebagainya.

Di sisi lain ada juga suatu realita yaitu dimana suatu keluarga yang

rata-rata pendidikan anaknya dilanjutkan kepada perguruan tinggi, sedangkan

orangtuanya bukanlah lulusan dari perguruan tinggi namun orangtua memiliki

motivasi yang tinggi terhadap masa depan anaknya. Kenyataan yang lain juga

terjadi ada orangtuanya memiliki pendidikan yang tinggi, mempunyai motivasi

yang tinggi juga bagi kelanjutan pendidikan anaknya, namun anak tersebut tidak

mempunyai minat untuk melanjutan pendidikannya.

Ada beberapa fenomena yang terlihat dimayarakat yaitu anak-anak yang

telah lulus dari Sekolah Menengah Atas yang seharusnya melanjutkan pendidikan

ke perguruan tinggi, namun pada kenyataannya tidak seluruhnya melanjutkan

(19)

6

Kelurahan Sempakata adalah anak lulusan SMA/sederajat tidak melanjut

pendidikannya ke perguruan tinggi. Bahkan banyak diantara mereka yang ikut

orangtuanya bekerja, ada juga yang bekerja secara tidak tetap, dan ada yang hanya

menjadi pengangguran. Beberapa lingkungan anak-anak yang hanya menjadi

pengangguran tersebut menjadi pembuat keonaran, dan mengganggu keamanan

warga sekitar. Dengan melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat misalnya dengan

berjalan-jalan secara bergerombol, membuat kebisingan, minum-minuman keras,

dan bermain judi. Menurut hasil wawancara dengan kepala lingkungan sedikitnya

lulusan SMA/sederajat yang tidak melanjutkan pendidikannya ke perguruan

tinggi ada sekitar 430 orang yang datanya diambil dari tahun 2010.

Bila ditinjau dari keadaan orangtua di Kelurahan Sempakata Kecamatan

Medan Selayang ini dapat dilihat bahwa tingkat ekonomi orangtua sangat

beragam. Hal tersebut dapat dilihat dari pekerjaan mereka yang beragam ada yang

bekerja sebagai petani, pedagang, PNS/BUMN, TNI, POLRI, dokter, buruh, dan

wiraswasta.

Dengan demikian penulis ingin melakukan penelitian di daerah tersebut

untuk melihat faktor apa yang menyebabkan anak tidak melanjutkan pendidikan

ke perguruan tinggi.

B. Identifikasi Masalah

Masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut yaitu ada

beberapa faktor yang mempengaruhi mengapa anak tidak siap melanjutkan

pendidikan ke pendidikan tinggi yaitu 1. Faktor-faktor yang berasal dari internal

adalah faktor kesehatan, faktor cacat tubuh, inteligensi, perhatian, minat, bakat,

(20)

7

faktor orangtua (cara orangtua mendidik, relasi antaraanggota keluarga, suasana

rumah, ekonomi keluarga, pengertian orangtua, latar belakang kebudayaan),

faktor masyarakat (kegiatan anak dalam masyarakat, mass media, teman bergaul,

bentuk kehidupan masyarakat). Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui

penyebab ketidaksiapan anak tidak siap melanjutkan pendidikan mereka ke

pendidikan tinggi dengan terjun lansung ke lapangan.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang ada maka pembatasan masalah

dalam penelitian ini adalah faktor-faktor internal dan eksternal yang

melatarbelakangi anak tidak siap melanjut ke pendidikan tinggi.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana faktor internal yang melatarbelakangi anak tidak siap melanjut ke

pendidikan tinggi di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang?

2. Bagaimana faktor eksternal yang melatarbelakangi anak tidak siap melanjut

ke pendidikan tinggi di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah maka penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui:

1. Faktor internal yang melatarbelakangi anak tidak siap melanjut ke pendidikan

tinggi di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang.

2. Faktor eksternal yang melatarbelakangi anak tidak siap melanjut ke

(21)

8

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan akan memberi manfaat :

1. Sebagai bahan masukan dan semangat bagi anak khususnya di Kelurahan

Sempakata Kecamatan Medan Selayang tentang pentingnya pendidikan tinggi

bagi masa depan sehingga mereka termotivasi untuk melanjutkan pendidikan.

2. Sebagai bahan masukan dan motivasi bagi orangtua agar dapat memberikan

arahan kepada anak, untuk dapat melanjutkan pendidikan anak ke pendidikan

tinggi.

3. Sebagai bahan untuk menambah wawasan pengetahuan bagi peneliti maupun

pembaca tentang permasalahan yang diteliti.

4. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa lain untuk meneliti masalah yang

sama di daerah yang berbeda.

Sedangkan pendidikan informal adalah pendidikan yang berlangsung di tengah

keluarga. Namun selain dari itu mungkin juga berlangsung di lingkungan sekitar

misalnya perusahaan, pasar, terminal dan lain-lain tanpa adanya batas waktu.(

Ahmadi ,2003)

Lembaga pendidikan formal adalah tempat yang paling memungkinkan

seseorang meningkatkan pengetahuan, merupakan wadah yang tepat bagi

pemerintah serta mayarakat untuk membina generasi muda.Sekolah sebagai

lembaga pendidikan formal perlu diketahui dikatakan formal karena diadakan di

(22)

9

waktu tertentu, serta berlangsung mulai dari TK sampai ke PT, berdasarkan aturan

resmi yang telah ditetapkan.

Sekolah memegang peranan penting dalam pendidikan karena

pengaruhnya besar sekali pada jiwa anak. Maka di samping keluarga sebagai

pusat pendidikan, sekolah pun mempunyai fungsi sebagai pusat pendidikan untuk

membentuk pribadi anak. Dengan sekolah pemerintah mendidik bangsanya untuk

menjadi seorang ahli dengan bidang dan bakat yang akan dibentuk saat proses

belajar disekolah, dan seiring berjalannya waktu, bakat dan bidang tersebut akan

sangat berguna bagi anak tersebut di kemudian hari. Bukan hanya anak itu saja,

itu juga berguna bagi nusa dan bangsa. (Pidarta ,2007)

Seorang anak mulai bisa masuk lembaga pendidikan seperti sekolah akan

lebih baik bila dimulai sejak dini, yaitu saat anak tersebut sudah memasuki usia

balita. Anak tersebut bisa sekolah di Taman Kanak-kanak (TK), setelah anak

tersebut memasuki usia 6 tahun baru lah anak tersebut dapat masuk kejenjang

lebih tinggi yaitu Sekolah Dasar (SD), dan selanjutnya 6 tahun di Sekolah dasar

anak tersebut akan melanjut ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan kemudian

ke Sekolah Meningkat Atas (SMA). Tidak hanya cukup sampai disitu untuk

bidang dan bakat yang sudah di dapat saat di sekolah, akan lebih baik jika

diperdalam ke Perguruan Tinggi (PT).

Sistem pendidikan nasional Pasal 5 undang-undang pendidikan kita yang

bermakna : setiap warga Negara berhak atas kesempatan yang sama untuk

memperoleh pendidikan yang bermutu, baik bagi mereka yang berlainan fisik, di

daerah terpencil, maupun yang cerdas atau berbakat khusus, yang bisa

(23)

10

berusia 7 sampai 15 tahun mengikuti pendidikan dasar atau yang kita kenal

dengan pendidikan wajib belajar 9 tahun.

Jalur pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan

disekolah secara berjenjang dan bersinambungan, yang terurut dari PAUD, TK,

pendidikan dasar 9 tahun (wajib belajar), kemudian berlanjut kepada pendidikan

menengah atas selama 3 tahun yaitu yang bisa kita kenal dengan SMA/sederajat.

Pendidikan sampai tingkat SMA/sederajat pada saat ini sudah merupakan

pendidikan yang dianggap rendah. Hal ini terlihat dari perekrutan tenaga kerja

sebagai pegawai negeri, dan juga beberapa perusahaan swasta membuka

lowongan pekerjaan bagi yang sudah sarjana strata satu (S1), minimal diploma.

Bertalian dengan kebutuhan kerja di era globalisasi dan perkembangan

zaman maka banyak orang yang melanjutkan pendidikan mereka ke perguruan

tinggi. Melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi bukan merupakan suatu

kewajiban, namun dizaman sekarang ini merupakan suatu keharusan untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Selain itu banyak orang

yang masuk ke pendidikan tinggi didasarkan pada keinginan untuk mendapatkan

pekerjaan yang layak sehingga dengan demikian kerja untuk peningkatan

pendapatan serta taraf hidup dapat tercapai.

Perguruan Tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah yang

diselenggarakan untuk mempersiapkan peserta didik untuk menjadi anggota

masyarakat yang memiliki kemampuan akademis dan profesional yang dapat

menerapkan, serta mengembangkan di dunia kerja nantinya. Karena yang

diharapkan melalui perguruan tinggi ini akan banyak tenaga kerja yang

(24)

11

juga diharapkan dapat menciptakan lapangan-lapangan kerja baru bagi masyarakat

lainnya. (Ahmadi, 2003)

Pada umumnya harapan membuktikan bahwa seseorang yang memiliki

sekolah yang tinggi akan memiliki tingkat kesejahteraan hidup yang baik.

Seseorang yang sudah mengecap pendidikan yang tinggi akan memiliki status

sosial yang lebih baik. Berdasarkan pengamatan sementara terlihat walaupun

peningkatan jumlah lulusan perguruan tinggi semakin tahun semakin meningkat,

namun pada kenyataan masih banyak juga anak yang tidak melanjutkan

pendidikan ke perguruan tinggi.

Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, namun dapat digolongkan

menjadi dua golongan saja, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor

internal adalah faktor yang ada dalam diri individu itu sendiri, sedangkan faktor

eksternal adalah yang ada diluar individu. Faktor-faktor yang berasal dari internal

adalah faktor kesehatan, faktor cacat tubuh, inteligensi, perhatian, minat, bakat,

motif, kematangan, kesiapan. Sedangkan faktor-faktor yang berasal dari eksternal

ialah faktor orangtua (cara orangtua mendidik, relasi antaraanggota keluarga,

suasana rumah, ekonomi keluarga, pengertian orangtua, latar belakang

kebudayaan), faktor masyarakat (kegiatan anak dalam masyarakat, mass media,

teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat). (Slameto, 2010)

Faktor lingkungan masyarakat juga turut mempengaruhi. Pada suatu

daerah lingkungan masyarakat dimana lingkungan tersebut mayoritas orang-orang

yang berpendidikan, biasanya anak-anak di daerah tersebut juga akan termotivasi

untuk melanjutkan pendidikan pada lembaga pendidikan sampai kepada tingkat

(25)

12

tidak berpendidikan maka anak pada lingkungan ini juga akan ikut terpengaruh.

Keadaan lingkungan tempat tinggal seseorang akan mempengaruhi perkembangan

dan cara berfikir seseorang. Hal ini akan terlihat dari pendidikan, sikapnya,

interaksi sosial dan lain sebagainya.

Di sisi lain ada juga suatu realita yaitu dimana suatu keluarga yang

rata-rata pendidikan anaknya dilanjutkan kepada perguruan tinggi, sedangkan

orangtuanya bukanlah lulusan dari perguruan tinggi namun orangtua memiliki

motivasi yang tinggi terhadap masa depan anaknya. Kenyataan yang lain juga

terjadi ada orangtuanya memiliki pendidikan yang tinggi, mempunyai motivasi

yang tinggi juga bagi kelanjutan pendidikan anaknya, namun anak tersebut tidak

mempunyai minat untuk melanjutan pendidikannya.

Ada beberapa fenomena yang terlihat dimayarakat yaitu anak-anak yang

telah lulus dari Sekolah Menengah Atas yang seharusnya melanjutkan pendidikan

ke perguruan tinggi, namun pada kenyataannya tidak seluruhnya melanjutkan

pendidikan ke perguruan tinggi. Hal serupa terjadi di beberapa lingkungan di

Kelurahan Sempakata adalah anak lulusan SMA/sederajat tidak melanjut

pendidikannya ke perguruan tinggi. Bahkan banyak diantara mereka yang ikut

orangtuanya bekerja, ada juga yang bekerja secara tidak tetap, dan ada yang hanya

menjadi pengangguran. Beberapa lingkungan anak-anak yang hanya menjadi

pengangguran tersebut menjadi pembuat keonaran, dan mengganggu keamanan

warga sekitar. Dengan melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat misalnya dengan

berjalan-jalan secara bergerombol, membuat kebisingan, minum-minuman keras,

(26)

13

lulusan SMA/sederajat yang tidak melanjutkan pendidikannya ke perguruan

tinggi ada sekitar 430 orang yang datanya diambil dari tahun 2010.

Bila ditinjau dari keadaan orangtua di Kelurahan Sempakata Kecamatan

Medan Selayang ini dapat dilihat bahwa tingkat ekonomi orangtua sangat

beragam. Hal tersebut dapat dilihat dari pekerjaan mereka yang beragam ada yang

bekerja sebagai petani, pedagang, PNS/BUMN, TNI, POLRI, dokter, buruh, dan

wiraswasta.

Dengan demikian penulis ingin melakukan penelitian di daerah tersebut untuk

melihat faktor apa yang menyebabkan anak tidak melanjutkan pendidikan ke

perguruan tinggi.

G. Identifikasi Masalah

Masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut yaitu ada

beberapa faktor yang mempengaruhi mengapa anak tidak siap melanjutkan

pendidikan ke pendidikan tinggi yaitu 1. Faktor-faktor yang berasal dari internal

adalah faktor kesehatan, faktor cacat tubuh, inteligensi, perhatian, minat, bakat,

motif, kematangan, kesiapan. 2. Faktor-faktor yang berasal dari eksternal ialah

faktor orangtua (cara orangtua mendidik, relasi antaraanggota keluarga, suasana

rumah, ekonomi keluarga, pengertian orangtua, latar belakang kebudayaan),

faktor masyarakat (kegiatan anak dalam masyarakat, mass media, teman bergaul,

bentuk kehidupan masyarakat). Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui

penyebab ketidaksiapan anak tidak siap melanjutkan pendidikan mereka ke

pendidikan tinggi dengan terjun lansung ke lapangan.

(27)

14

Berdasarkan identifikasi masalah yang ada maka pembatasan masalah

dalam penelitian ini adalah faktor-faktor internal dan eksternal yang

melatarbelakangi anak tidak siap melanjut ke pendidikan tinggi.

I. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah :

3. Bagaimana faktor internal yang melatarbelakangi anak tidak siap melanjut ke

pendidikan tinggi di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang?

4. Bagaimana faktor eksternal yang melatarbelakangi anak tidak siap melanjut

ke pendidikan tinggi di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang?

J. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah maka penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui:

3. Faktor internal yang melatarbelakangi anak tidak siap melanjut ke pendidikan

tinggi di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang.

4. Faktor eksternal yang melatarbelakangi anak tidak siap melanjut ke

pendidikan tinggi di Kelurahan Sempakata Kecamatan Medan Selayang.

K. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan akan memberi manfaat :

5. Sebagai bahan masukan dan semangat bagi anak khususnya di Kelurahan

Sempakata Kecamatan Medan Selayang tentang pentingnya pendidikan tinggi

(28)

15

6. Sebagai bahan masukan dan motivasi bagi orangtua agar dapat memberikan

arahan kepada anak, untuk dapat melanjutkan pendidikan anak ke pendidikan

tinggi.

7. Sebagai bahan untuk menambah wawasan pengetahuan bagi peneliti maupun

pembaca tentang permasalahan yang diteliti.

8. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa lain untuk meneliti masalah yang

(29)

82

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan kesimpulan serta saran yang dapat

diperoleh mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi anak tidak siap

melanjutkan ke pendidikan tinggi di Kelurahan Sempakata adalah sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Faktor internal yang mempengaruhi anak tidak siap melanjutkan

pendidikannya ialah minat, ada 44,62% yang sama sekali tidak memiliki

angan-angan universitas yang pernah ingin dituju dan persentase yang paling

sedikit 4,62% yang menjawab dimana saja bisa kuliah, yang penting ada

keinginan untuk belajar. Demikian juga ada 56,92% tidak pernah meminta

melanjutkan pendidikan kepada orang tua. Hanya 1,54% yang sering

meminta. Mencari informasi mengenai perguruan tinggi hanya 1,54% yang

selalu membuka informasi, sedangkan 49,23% tidak pernah mencari

informasi. Ada 73,85% responden tidak pernah mengikuti ujian masuk

perguruan tinggi. Hanya 1,54% yang pernah mencoba mengikuti ujian masuk

perguruan tinggi.

2. Faktor eksternal yang mempengaruhi berdasarkan persentase terbesar ialah

sosial ekonomi orang tua. Pendidikan orang tua laki-laki terbesar yaitu

SMA/sederajat 41,54%, terkecil 9,23% tamat SD atau tidak sekolah. Orang

tua perempuan terkecil yaitu 7,69% yang lulusan dari Diploma/Sarjana.

Terbesar tamatan SMA/sederajat yaitu 50,77%. Pekerjaan rata-rata dari orang

tua adalah wiraswasta 24,62%, yang paling

(30)

83

sedikit ialah montir yaitu 1,54%. Orang tua perempuan 26,15% yaitu

wiraswasta, jumlah pekerjaan yang paling sedikit ialah PNS, sebesar 1,54%.

Penghasilan rata-rata orang tua ialah sebesar Rp.1.500.000,00 – Rp.

3.000.000,00, yaitu 39,23%, yang memiliki penghasilan yang paling sedikit

ialah 9,23% yaitu sebesar 0- Rp.500.000,00. Harta kekayaan yang di miliki

pendidikan ke pergurun tinggi, hanya 3,08 % yang anaknya lebih dari 3 orang

yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

B. Saran

Sebagai saran dari penulis berdasrkan hasil penelitian dan kesimpulan

yang di peroleh adalah sebagai berikut :

1. Bagi anak agar mencari pemahaman mengenai pendidikan, karena

pendidikan merupakan bekal untuk masa depan yang lebih baik, dan anak

semakin meningkatkan lagi keinginan untuk melanjutkan ke pendidikan yang

lebih tinggi. Karena hanya melalui pendidikan seseorang itu dapat memiliki

kehidupan yang lebih baik lagi.

2. Bagi orang tua lebih keras lagi untuk memenuhi kebutuhan anak dan juga

berusaha agar dapat meningkatkan pendapatan agar dalam memenuhi

kebutuhan pendidikan anak, sehingga anak dapat lulus SMA/sederajat dan

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, dkk. 2003. Ilmu Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Ari Pratama Hutapea. 2012. Upaya Peningkatan Minat dan Hasil Belajar Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Picture and Picture Pada Submateri Pokok Persebaran Fauna Di Dunia Di Kelas XI SMA Negeri Satu Gebang T.A. 2012/2013. Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Geografi FIS- UNIMED.

Armalinda. 2010. Persepsi Orang Tua Terhadap Pentingnya Pendidikan Bagi Anak Di Desa Batu Menjah Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat. Skripsi.(tidak diterbitkan) Medan : Jurusan Pancasila dan Kewarganegaraan FIS-UNIMED.

Erika Panjaitan. 2010. Faktor-faktor Penyebab Anak SMA/Sederajat Tidak Melanjutkan Pendidikan Keperguruan Tinggi Di Desa Pinang Damai Kecamatan Torgamba. Skripsi.Medan : Jurusan Pendidikan Geografi FIS- UNIMED.

Fitria . 2011. Pengaruh Sosial Ekonomi Budaya Keluarga Terhadap Pendidikan Anak Nelayan Di Desa Beringin Kecamatan Beringan Kabupaten Deli Serdang.

Skripsi.Medan. : Fakultas Ilmu Sosial UNIMED.

Hardjasoemantri, Koesnadi. 2001. Perguruan Tinggi Dan Pembangunan

Berkelanjutan. Yogjakarta : Fakultas Hukum UGM.

http://dhaniquinchy.wordpress.com/2010/06/01/hubungan-status-sosial-ekonomi-orang-tua-dengan-prestasi-belajar-siswa/

http://devamelodica.com/contoh-teori-fasilitas-belajar-untuk-skripsi-pendidikan/

http://pandidikan.blogspot.com/2010/04/karakteristik-pendidikan-dasar-

menengah.html

http://yogiikhwan.wordpress.com/2008/03/20/wanprestasi-sanksi-ganti-kerugian-dan-keadaan-memaksa/

Huba, dkk. 2012. Analisis Faktor Penyebab Anak Tidak Melanjutkan Pendidikan ke Jenjang Perguruan Tinggi Pada Keluarga Petani Desa Mulia Kecamatan Teluk Keramat. Jurnal. Tanggerang : Program Studi Pendidikan Sosiologi FKIP-UNTAN.

Milfayetty , dkk. 2011. Psikologi Pendidikan. Medan : Pps Unimed

(32)

Santrock W, John. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Kharisma Putra Utama.

Sirait, Dkk. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi Jurusan Pendidikan Geografi . Medan

: PPs Unimed

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : rineka

cipta

Suprijanto. 2009. Pendidikan Orang Dewasa (Dari Teori Hingga Aplikasi). Jakarta :

Bumi Aksara.

Gambar

Gambar 1 Kerangka Berfikir ...............................................................................32

Referensi

Dokumen terkait

3 Ident ifying st ressed and unst ressed syllables Habit ual Act ions list ening t o list of com pound w ords, short phrases, and sim ple sent ences.. 4 Dist inguishing

This description also applies to journalism: In democratic societies, other systems like politics, economy, law or science have very limited access to journalism because journalism

If the REIT Subsidiary receives interest income with respect to a mortgage loan that is secured by both real property and other property and the highest principal amount of the

Skema Utilitas Tata Udara. Universitas

Sedangkan pengaruh SPIP pada kualitas LK (laporan keuangan) Pemkot Bogor dikarenakan SPIP yang diimplementasikan dengan efektif dan juga diterapkan oleh pimpinan hingga

2 Konsep Dasar Sistem: Pengertian Sistem, Ciri-ciri Sistem, Klasifikasi Sistem, Model dan Modeling Sistem, Bahasa Sistem, Pendekatan Sistem, Penerapan Pendekatan Sistem, Sistem

Hari Kebangkitan Teknologi Nasional, disingkat Hakteknas merupakan salah satu hari bersejarah nasional yang diperingati setiap tanggal 10 Agustus Hakteknas merupakan tonggak

Climate station 1961–1980 climatic Land Capability Estimated transition probabilities Mean return time (in years) to For Agriculture..