• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Atas prosedur Pencatatan Dan Pembayaran Premi Jaminan Hari Tua Pada PT. Jamsostek (Persero) Kantor Cabang Bandung 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tinjauan Atas prosedur Pencatatan Dan Pembayaran Premi Jaminan Hari Tua Pada PT. Jamsostek (Persero) Kantor Cabang Bandung 1"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kuliah Kerja Praktek

Salah satu kewajiban negara adalah melindungi setiap warga negaranya baik secara fisik, mental, sosial dan ekonomi sebagai timbal balik kesetiaan warga negara kepada negara baik dalam bentuk pembayaran pajak secara rutin atau ketundukan pada peraturan hukum di negara tersebut. Poin tersebut juga tercakup dalam Pancasila dan UUD 1945 sebagai konstitusi negara Indonesia yang merupakan buah pemikiran bangsa ini sejak awal kemerdekaan. Realisasi perlindungan tersebut dalam konteks perlindungan, asuransi atau jaminan sosial.

Asuransi merupakan lembaga ekonomi yang berfungsi sebagai salah satu bentuk penanggulangan resiko. Menurut Pasal 246 KUHD Republik Indonesia, asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri pada tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk memberi penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tidak tertentu. Asuransi sosial tenaga kerja merupakan salah satu jenis kegiatan asuransi yang memberikan perlindungan jaminan sosial bagi tenaga kerja di sektor formal seperti jamina kecelakan kerja, jaminan hari tua atau pensiun, jaminan kematian, dan jaminan kesehatan.

(2)

kerja perlu diberikan perlindungan, pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraannya, sehingga pada gilirannya akan dapat meningkatkan produktivitas nasional.

Bentuk perlindungan, pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraan dimaksud diselenggarakan dalam bentuk program jaminan sosial tenaga kerja (jamsostek) yang bersifat dasar, dengan berazaskan usaha bersama, kekeluargaan dan gotong royong. Pada dasarnya program ini menekan pada perlindungan bagi tenaga kerja yang relatif mempunyai kedudukan yang lebih rendah. Oleh karena itu pengusaha memikul tanggung jawab utama dan secara moral pengusaha mempunyai kewajiban untuk meningkatkan perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerjanya. Disamping itu, sudah sewajarnya apabila tenaga kerja juga berperan aktif dan ikut bertanggungjawab atas pelaksanaan program jamsostek.

Penyelenggaraan program jamsostek merupakan sebagian dari tugas pokok pemerintah di bidang ketenaga kerjaan sebagaimana diatur dalam UU No. 14 tahun 1969 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja khususnya pasal 10 dan pasal 15.

(3)

3

Dalam pelaksanaan program jamsostek tidak sedikit hambatan yang dihadapi misalnya kurangnya informasi mengenai cara prosedur pengajuan maupun pembayaran Jaminan Hari Tua , sehingga dalam upaya peningkatan kepesertaannya PT. JAMSOSTEK perlu membenahi diri baik secara intern organisasi, sumber daya manusia, pemberdayaan, peraturan dan perundang-undangan maupun esktern (peningkatan profesionalisme pelayanan).

Melihat latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis tertarik untuk mengetahui prosedur jaminan hari tua secara lebih jauh dan spesifik maka penulis mengambil judul “Tinjauan atas Prosedur Pencatatan dan Pembayaran Premi Jaminan Hari Tua Pada Daerah Bidang Pelayanan Kantor PT.

Jamsostek (Persero) Bandung I”.

1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek

1.2.1 Maksud Kerja Praktek

Secara umum kuliah kerja praktek ini dimaksudkan untuk menguji kemampuan yang telah dimiliki sebelumnya pada saat perkuliahan, sehingga dapat mengaplikasikan kedalam kegiatan yang nyata yaitu di dunia kerja. Yaitu pada bidang asuransi. Khususnya pada bagian pelayanan terutama dalam proses jaminan hari tua.

1.2.2 Tujuan Kerja Praktek

(4)

1. Untuk mengetahui bagian-bagian yang terlibat dalam Jaminan Hari Tua pada PT. Jamsostek Bandung I.

2. Untuk mengetahui bagaimana Prosedur Pencatatan dan Pembayaran Premi Jaminan Hari Tua pada PT. Jamsostek Bandung I.

1.3 Kegunaan Kerja Praktek

Adapun kegunaan yang dapat diperoleh dari kegiatan praktek kerja lapangan yaitu:

1. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu dan pengetahuan dibidang asuransi, sehingga akan memberi wawasan yang lebih luas tentang masalah dan gambaran yang diteliti mengenai prosedur jaminan hari tua. 2. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbang saran mengenai prosedur jaminan hari tua.

3. Bagi Pihak Lain

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi tambahan, serta memberikan masukan yang cukup berarti untuk lebih menyempurnakan prosedur jaminan hari tua.

1.4 Metode Kerja Praktek

(5)

5

suatu keadaan atau masalah yang terjadi berdasarkan data atau fakta yang diperoleh selama melaksanakan kerja praktek.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam menyusun laporan kerja praktek ini adalah sebagai berikut :

1. Studi Lapangan (Field Research)

a. Praktek Langsung (Observasi), yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap data yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas.

b. Wawancara yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan cara tanya jawab langsung dengan pihak-pihak yang berkompeten di PT. Jamsostek (persero) Bandung I khususnya pada Bagian pelayanan. 2. Studi Pustaka (Library Research), yaitu penelitian sumber-sumber data

dari informasi dari perpustakaan yang meliputi literatur yang ada, baik berasal dari peraturan mengenai kegiatan asuransi, karangan maupun tulisan, hasil kuliah dan bahan lainnya yang mempunyai hubungan dengan objek penelitian penulis.

1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek

Tempat pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek adalah di PT. Jamsostek (Persero) Bandung I, Jalan P. H. Hasan Mustofa No.39 Bandung 40124 pada Bagian Pelayanan.

(6)
(7)

7

7

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Jaminan Sosial Tenaga Kerja merupakan jaminan sosial yang khusus diberikan kepada para pekerja untuk mengatasi segala resiko sosial ekonomi. Diberbagai negara program ini dijalankan secara nasional oleh pemerintah dengan menggunakan iuran wajib. Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban Negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada masyarakat.

(8)

Setelah mengalami kemajuan dan perkembangan, baik menyangkut landasan hukum, bentuk perlindungan maupun cara penyelenggaraan, pada tahun 1977 diperoleh suatu tonggak sejarah penting dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) No.33 tahun 1977 tentang pelaksanaan program asuransi sosial tenaga kerja (ASTEK), yang mewajibkan setiap pemberi kerja/pengusaha swasta dan BUMN untuk mengikuti program ASTEK. Terbit pula PP No.34/1977 tentang pembentukan wadah penyelenggara ASTEK yaitu Perum Astek.

Tonggak penting berikutnya adalah lahirnya UU No.3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK). Dan melalui PP No.36/1995 ditetapkannya PT Jamsostek sebagai badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Program Jamsostek memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya, dengan memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti sebagian atau seluruhnya penghasilan yang hilang, akibat risiko sosial.

(9)

9

Kiprah Perseroan yang mengedepankan kepentingan dan hak normative Tenaga Kerja di Indonesia terus berlanjut. Sampai saat ini, PT Jamsostek (Persero) memberikan perlindungan 4 (empat) program, yang mencakup program:

1. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), 2. Jaminan Kematian (JKM),

3. Jaminan Hari Tua (JHT) dan

4. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK)

Dengan penyelenggaraan yang makin maju, program Jamsostek tidak hanya bermanfaat kepada pekerja dan pengusaha tetapi juga berperan aktif dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian bagi kesejahteraan masyarakat dan perkembangan masa depan bangsa.

(10)

2.2 Visi, Misi, Prinsip dan Filosofi Perusahaan

1. Visi :

Menjadi lembaga penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja yang terpercaya dengan mengutamakan pelayanan prima dan manfaat optimal bagi seluruh peserta.

2. Misi :

a. Meningkatkan dan mengembangkan Mutu Pelayanan dan Manfaat kepada peserta berdasarkan Prinsip Profesionalisme.

b. Meningkatkan jumlah kepesertaan program Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

c. Meningkatan Budaya Kerja melalui kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan penerapan Good Corporate Governance (GCG).

d. Mengelola dana peserta secara optimal dengan mengutamakan prinsip kehati-hatian (prudent).

e. Meningkatkan Corporate Values dan Corporate Images. 3. Prinsip :

a. Kepuasan Peserta Kami

Kepuasan peserta atas pelayanan dan manfaat program adalah tanggung jawab kami bersama tanpa memandang tingkat dan kedudukan.

b. Kepuasan Kami

(11)

11

kerja yang mendorong pertumbuhan pribadi dan keberhasilan bagi semua orang.

c. Keberhasilan Perusahaan Kami

Kami yakin keberhasilan perusahaan kami adalah tanggung jawab kami bersama tanpa memandang tingkat dan kedudukan, dengan prestasi yang proaktif, inovatif, pantang menyerah, bersikap positif terhadap kritik, jujur dan dapat diandalkan.

4. Filosofi :

a. Jamsostek dilandasi filosofi kemandirian dan harga diri untuk mengatasi resiko sosial ekonomi. Kemandirian berarti tidak tergantung orang lain dalam membiayai perawatan pada waktu sakit, kehidupan dihari tua maupun keluarganya bila meninggal dunia. Harga diri berarti jaminan tersebut diperoleh sebagai hak dan bukan dari belas kasihan orang lain.

b. Agar pembiayaan dan manfaatnya optimal, pelaksanaan program Jamsostek dilakukan secara gotong royong, dimana yang muda membantu yang tua, yang sehat membantu yang sakit dan yang berpenghasilan tinggi membantu yang berpenghasilan rendah.

2.3 Struktur Organisasi Perusahaan

(12)

koordinasi yang baik antara unsur-unsurnya. Dengan adanya struktur ini akan terlihat tegas dan tanggungjawab setiap bagian atau bidang untuk melaksanakan kegiatan perusahaan. Struktur Organisasi perusahaan PT JAMSOSTEK (Persero) cabang Bandung pada waktu-waktu tertentu mengalami perubahan sesuai dengan kondisi dan situasi.

Struktur organisasi PT JAMSOSTEK (Persero) adalah sebagai berikut : I. Kepala Kantor Wilayah, yang membawahi Kepala Kantor Cabang

II. Kepala Kantor Cabang, yang bertanggungjawab kepada Kepala Kantor Wilayah dan membawahi :

1. Bidang Pemasaran a.Account Officer

b.Petugas Administrasi Pemasaran c.Liation Officer

2. Bidang Pelayanan

a.Provider Service Officer b.Verifikator Jaminan c.Costumer Service Officer d.Petugas Amalgamasi 3. Bidang Keuangan

a.Verifikator Akuntansi

b.Verifikator Anggaran dan Pajak c.Pembukuan

(13)

13

4. Bidang Teknologi dan Informasi a.Data Administrasi

b.Technikal Suport c.Data Operator

5. Bidang Umum dan Personalia a.Petugas Umum

b.Petugas Pengadaan c.Arsiparis

(14)

Tabel 2.1

Bidang Pelayanan Bidang Teknologi Informasi

Bidang Pemasaran Bidang Keuangan

Kepala Kantor Cabang

Sekretaris

Outsourching Account Officer

Outsourching

AO Khusus Verifikator JPK

(15)

15

2.4 Uraian Tugas dan Jabatan

Adapun dari struktur organisasi PT JAMSOSTEK (Persero) di atas, maka penulis akan menerangkan tugas dan wewenang dari setiap bagian, yaitu :

1. Kantor cabang dipimpin oleh kantor cabang yang bertanggungjawab kepada kantor wilayah :

a. Kantor Cabang melakukan pengolahan administrasi dan keuangan serta memberikan laporan secara berkala kepada Kantor Wilayah

b. Melakukan kegiatan operasi meliputi pemerataan potensi kepesertaan c. Melakukan administrasi dan pemutahiran data kepesertaan

d. Membina hubungan baik dengan mitra kerja

e. Melaksanakan MPT (Memberikan Pelayanan Terbaik) 2. Bidang Pelayanan dan Pemasaran

a. Membuat peta potensi kepesertaan b. Melakukan promosi dan pemasaran

c. Melaksanakan pencapaian target jumlah kepesertaan lain d. Membina hubungan baik dengan mitra kerja

3. Bidang Pelayanan

a. Melaksanakan penerimaan iuran dan pelayanan jaminan b. Memilih pusat pelayanan kesehatan

c. Melaksanakan pengendalian pusat kesehatan masyarakat 4. Bidang Keuangan dan Administrasi

a. Membuat analisa dan laporan

(16)

c. Melakukan pengendalian kinerja keuangan cabang d. Melakukan pemutahiran database keuangan 5. Bidang Teknologi dan Informasi

a. Melakukan administrasi dan pemutahiran database

b. Melakukan pengolahan dan penerbitan DSJHT (Daftar Saldo Jaminan Hari Tua)

c. Melakukan pengelolaan pemeliharaan peralatan dan fasilitas perangkat keras dan perangkat lunak serta jaringan.

6. Bidang Umum dan Personalia

a. Melakukan administrasi personalia

b. Melakukan pemutahiran database personalia

(17)

17

BAB III

PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KULIAH KERJA

PRAKTEK

3.1 Bidang Pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek

Bidang pelaksanaan kuliah kerja praktek ini penulis ditempatkan di bagian Pelayanan, dalam pelaksanaan tersebut penulis diberikan pengarahan dan bimbingan mengenai prosedur pencatatan dan pembayaran premi jaminan hari tua.

3.1.1 Prosedur Pencatatan

Prosedur merupakan komponen dari sistem informasi baik itu sistem informasi manajemen atau informasi akuntansi yang sering dilupakan, padahal tanpa prosedur sistem informasi sebaik apapun tidak akan berjalan sebagaimana mestinya.

Menurut Departemen Pendidikan Nasional dalam bukunya “Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa” :

“Prosedur adalah tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu

aktivitas”.

(18)

Menurut Ardiyose dalam bukunya“Kamus Besar Akutansi” :

“Prosedur adalah suatu bagian system yang merupakan

rangkaian tindakan yang menyangkut beberapa orang dalam satu atau

beberapa bagian yang ditetapkan untuk menjamin agar suatu kegiatan

usaha atau transaksi dapat terjadi berulang kali dan dilaksanakan secara seragam”.

(2004;734)

Menurut Azhar Susanto dalam bukunya “Sistem Informasi Akuntansi” :

“Prosedur adalah rangkain aktivitas atau kegiatan yang

dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang sama”.

(2007;264)

(19)

19

3.1.2 Asuransi

3.1.2.1Pengertian Asuransi

Kehadiran usaha perasuransian yang berkembang selaras dengan perkembangan dunia merupakan hal yang tidak terelakan pada situasi dimana sebagian besar pengusaha dan anggota masyarakat memiliki kecenderungan untuk menghindari atau mengalihkan risiko keuangan. Usaha perasuransian mengambil alih atau menanggung sebagian risiko tersebut. Untuk itu, pengusaha atau pemegang polis atau pihak tertanggung harus membayar premi asuransi.

Pengertian asuransi menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Pasal 246 dalam buku “Manajemen Lembaga Keuangan” yang ditulis oleh Dahlan Siamat, yaitu:

“Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian,

dengan mana seseorang penanggung mengikat diri kepada

seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi untuk

memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian,

kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin terjadi karena suatu peristiwa tak tertentu.”

(20)

Pengertian asuransi menurut Undang-Undang no. 2 Tahun 1992 tentang usaha perasuransian dalam buku “Manajemen Lembaga Keuangan” yang ditulis oleh Dahlan Siamat, yaitu:

“Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara

dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung

mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi

asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung

karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang

diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga

yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul di suatu

peristiwa yang tidak pasti atau untuk memberikan suatu

pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.”

(2004:419)

Dari kedua definisi di atas dapat dikemukakan beberapa hal berikut:

(21)

21

2. Pihak tertanggung (individu, perusahaan atau lembaga) berkewajiban membayar premi dan berhak menerima ganti rugi apabila suatu peristiwa yang merugikan terjadi.

3. Usaha asuransi merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun dana dari masyarakat (berupa premi) dan menginvestasikan dana tersebut pada berbagai perusahaan atau lembaga keuangan lain untuk memperoleh pendapatan.

4. Usaha asuransi bertujuan memberikan perlindungan atau proteksi atas kerugiaan keuangan yang ditimbulkan oleh peristiwa yang tidak diduga sebelumnya.

3.1.2.2Jenis Asuransi dan Perlindungan yang Mungkin

Pada Umumnya sebagian besar perusahaan harus mempertimbangkan perlindungan untuk berbagai situasi-situasi tertentu. Setiap jenis asuransi menawarkan cara untuk mengendalikan risiko yang mungkin terjadi. Namun biasanya seorang pengusaha terlebih dahulu menentukan apakah jenis asuransi yang dibutuhkan agar dapat mengurangi risiko yang akan terjadi pada perusahaan.

Tabel 3.1.1

Jenis Asuransi dan Perlindungan yang Mungkin

NO Jenis Asuransi Perlindungan yang Mungkin

1. Properti  Asuransi kebakaran untuk melindungi kerugian

(22)

dan halilintar. Bisa memperpanjang perlindungan hingga mencakup risiko-risiko yang berhubungan dengan ledakan, kerusuhan,kerusakakan kendaraan,angin topan dan asap.

 Asuransi pembongkaran dan pencurian dan

perampokan untuk melindungi kerugian kerugian kecil untuk properti yag dicuri dalam kasus memasuki lokasi dengan paksa (pembongkaran dan pencurian) atau apabila terlibat kekuatan atau ancaman kekerasan (perampokan)

 Asuransi terhentinya bisnis akan membayar

keuntungan bersih dan biaya-biaya ketika bisnis tersebut ditutup karena kebakaran atau penyebab lain yag diasuransikan.

2. Kecelakaan  Pertanggungjawaban umum mencakup biaya

pembelaan dan penilaian yang didapat terhadap perusahaan tersebut yang merupakan akibat dari luka tubuh atau kerusakan properti. Pencakupan ini juag bisa diperluas sehingga mencakup pertanggungjawaban produk.

(23)

23

para karyawan mengunakan mobil-mobil mereka sendiri untuk bisnis perusahaan.

3. Jiwa  Asurasnsi jiwa melindungi kontinuitas bisnis

(terutama persekutuan). Asuransi ini juga

memberikan perindungan finansial untuk

orang-orang yang selamat dari kepemilikan bisnis tunggal

atau untuk kehilangan seorang eksekuif perusahaan

yang utama.

4. Kompensasi Pekerja  Mungkin merupakan sesuatu yang diperintahkan di beberapa negara. Mememberikan keuntungan untuk

para karyawan dalam kasus luka yang berkaitan

dengan pekerjaan.

5. Ikatan  Ini mengubah tanggungjawab terhadap karyawan atas kinerja dari sebuah pekerjaan. Ia melindungi

perusahaan dalam hal pencurian dana oleh karyawan

atau melindungi pengontrak apabila yang dikontrak

gagal menyelesaikan pekerjaan dalam batas waktu

yang telah disetujui.

(24)

3.1.3 Premi

3.1.3.1Pengertian Premi

Premi adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan setiap bulannya sebagai kewajiban dari tertanggung atas keikutsertaannya di asuransi. Besarnya premi atas keikutsertaan di asuransi yang harus dibayarkan telah ditetapkan oleh perusahaan asuransi dengan memperhatikan keadaan-keadaan dari tertanggung.

Menurut Subagyo, dkk. :

“premi asuransi adalah sebagai uang yang dibayarkan oleh

tertanggung kepada perusahaan asuransi yang dapat ditentukan dengan

cara tertentu.”

(1998 : 84)

Menurut Juli Irmayanto :

“premi adalah sesuatu yang diberikan sebagai hadiah atau derma

atau sesuatu yang dibayarkan ekstra sebagai pendorong atau perancang

atau sesuatu pembayaran tambahan di atas pembayaran normal.”

(25)

25

Menurut Soeisno Djojosoedarso :

“premi asuransi sebagai pembayaran dari tertanggung kepada

penanggung, sebagai imbalan jasa atas pengalihan risiko para

penanggung.”

(2003 : 127)

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa premi adalah Imbalan jasa atas jaminan perlindungan yang diberikan oleh penanggung kepada tertanggung untuk mengganti kerugian yang mungkin diderita dengan menyediakan sejumlah uang terhadap risiko hari tua.

3.1.3.2Sistem Pembayaran Premi

Sistem Pembayaran Premi diatur oleh undang-undang, Dasar Hukum Pelaksanaan :

1. UU No.33 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang jo. PP No.17 Tahun 1965 tentang Ketentuan Pelaksanaan Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang.

(26)

Jenis Premi :

1. Pembayaran Premi dalam program asuransi kecelakaan pada PT Jasa Raharja dikenal dengan 2 (dua) bentuk yaitu Iuran Wajib (IW) dan Sumbangan Wajib (SW).

2. Iuran Wajib dikutip atau dikenakan kepada penumpang alat transportasi umum seperti kereta api, pesawat terbang, bus dan sebagainya (pasal 3 (1) a UU No.33/1964 jo pasal 2 (1) PP No.17/1965). Sedangkan khusus penumpang kendaraan bermotor umum di dalam kota dan Kereta Api jarak pendek (kurang dari 50 km) dibebaskan dari pembayaran iuran wajib tersebut

3. Sumbangan Wajib dikutip atau dikenakan kepada pemilik/pengusaha kendaraan bermotor (pasal 2 (1) UU No.34/1964 jo pasal 2 (1) PP No.18/1965).

Besaran Premi dan santunan

1. Untuk Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan dan Santunannya di atur berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 36/PMK.010/2008 tentang Besar Santunan dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan.

(27)

27

Penumpang Umum di Darat, Sungai/Danau, Ferry/Penyeberangan, Laut dan Udara.

Teknis Pengutipan Premi 1. Iuran Wajib

Setiap penumpang yang akan menggunakan alat transportasi umum

membayarkan iuran wajib yang disatukan dengan ongkos angkut pada saat membeli karcis atau membayar tarif angkutan dan pengutipan ini

dilakukan oleh masing-masing operator (pengelola) alat transportasi tersebut.

2. Sumbangan Wajib

Pembayaran Sumbangan Wajib dilakukan secara periodik (setiap tahun) di kantor Samsat pada saat pendaftaran atau perpanjangan STNK.

Beberapa aturan/peraturan yang berkaitan dengan premi asuransi menurut kajian penulis . antara lain adalah, :

1. pertama; Pasal 21 Ayat 2 UU No.2/1992 mengatakan bahwa melakukan penggelapan premi diancam pidana penjara paling lama 5 tahun dan denda paling banyak Rp2,5 miliar.

(28)

ditetapkan apabila pembayaran premi dibayar melewati tenggang waktu pembayaran premi.

3. Ketiga; KMK 423/2003 tentang Pemeriksaan Perusahaan Perasuransian mengatakan bahwa ada pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus dapat dilakukan oleh pemerintah setiap saat apabila ada laporan atau hal hal khusus.

4. Keempat; Pasal 17 dan 18 KMK 425/2003 tentang Perizinan dan

Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Perusahaan Penunjangn Usaha Asuransi, menegaskan bahwa premi yang belum disetor tidak boleh melebihi modal sendiri perusahaan pialang asuransi.Perusahaan pialang

asu-ransi/reasuransi harus menyampaikan laporan semester per 30 Juni dan per 31 Desember serta laporan operasional yang berakhir per tanggal 31 Desember.

3.1.4 Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Pengertian jaminan sosial tenaga kerja berdasarkan Undang-undang RI No. 3 tahun 1992tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja dalam buku “PT JAMSOSTEK (persero)” yaitu,

“Jaminan sosial tenaga kerja adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua, dan meninggal dunia.”

(29)

29

Dalam pengertian formal, ISSA ( International Social Security Association ) mengartikan jaminan sosial sebagai perlindungan yang diberikan bagi anggota masyarakat untuk suatu resiko atau peristiwa tertentu, dengan tujuan menghindari sejauh mungkin terjadinya peristiwa yang mengakibatkan hilang atau turunnya sebagian besar penghasilan.

Jaminan sosial tenaga kerja memiliki aspek,menurut Penjelasan atas Undang-undang RI No.32 tahun 1992 dalam buku “PT JAMSOSTEK (persero)” diantaranya adalah,

“a. Memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal bagi tenaga kerja beserta keluarganya,

b. Merupakan penghargaan kepada tenaga kerja yang telah menyumbangkan tenaga dan pikirannya kepada perusahaan tempat mereka bekerja”

(PT JAMSOSTEK (persero):17)

(30)

Untuk menjadi peserta jamsostek, perusahaan maupun tenaga kerja dapat mendaftarkan diri ke badan penyelenggara, dimana badan penyelenggara menurut Undang-undang RI No.32 tahun 1992 dalam buku “PT JAMSOSTEK (persero)” adalah

“Badan Penyelenggara adalah badan hukum yang bidang

usahanya menyelenggarakan program jaminan sosial tenaga kerja”

(PT JAMSOSTEK (persero):4)

Dan ketentuan untuk menjadi peserta jamsostek telah di atur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia

Nomor: Per-12/Men/VI/2007 yang ditulis dalam buku “PT JAMSOSTEK (persero)” yaitu;

“(1). Setiap pengusaha yang mengajukan pendaftaran kepesertaan program jaminan sosial tenaga kerja kepada Badan Penyelenggara harus mengisi formulir :

a. Pendaftaran perusahaan ( formulir Jamsostek 1) b. Pendaftaran tenaga kerja ( formulir Jamsostek 1a )

c. Daftar Upah/rincian iuran tenaga kerja ( formulir Jamsostek 2a )

(2). Setiap tenaga kerja yang telah menjadi peserta program jaminan sosial tenaga kerja sebelum Peraturan Menteri ini berlaku, yang akan diikut sertakan pada program jaminan pemeliharaan keselamatan harus mengisi formulir Jamsostek 1a dan menyerahkan kepada Badan Penyelenggara.

(31)

31

(4). Kesepakatan dalam program jaminan sosial tenaga kerja dimulai sejak tanggal 1 (satu), pada bulan sebagaimana dinyatakan formulir Jamsostek 1.”

(PT JAMSOSTEK (persero):4)

Sesuai Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor: Per-12/Men/VI/2007 yang ditulis dalam buku “PT JAMSOSTEK (persero)” setelah mendaftar menjadi peserta, maka

peserta berhak mendapatkan;

- Badan Penyelenggara menerbitkan sertifikat kepesertaan, kartu peserta dan kartu pemeliharaan kesehatan paling lambat 7 (tuju) hari sejak formulir pendaftaran diterima secara lengkap dan iuran pertama dibayar..

- Bentuk sertifikasi kepesertaan untuk pengusaha, kartu peserta untuk tenaga kerja dan kartu pemeliharaan kesehatan untuk tertanggung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Badan Penyelenggara”

(PT JAMSOSTEK (persero):4)

3.1.5 Program Jaminan Hari Tua

Program Jaminan Hari Tua ditujukan sebagai pengganti terputusnya penghasilan tenaga kerja karena meninggal, cacat, atau hari tua dan diselenggarakan dengan sistem tabungan hari tua. Program Jaminan Hari Tua memberikan kepastian penerimaan penghasilan yang dibayarkan pada saat tenaga kerja mencapai usia 55 tahun atau telah memenuhi persyaratan tertentu.

(32)

3.2.1 Manfaat Program JHT

Kemanfaatan Jaminan Hari Tua adalah sebesar akumulasi iuran ditambah hasil pengembangannya. Jaminan Hari Tua akan dikembalikan/ dibayarkan sebesar iuran yang terkumpul ditambah dengan hasil pengembangannya, apabila tenaga kerja:

1. Mencapai umur 55 tahun atau meninggal dunia, atau cacat total tetap 2. Mengalami PHK setelah menjadi peserta sekurang-kurangnya 5 tahun

dengan masa tunggu 6 bulan

3. Pergi keluar negeri tidak kembali lagi, atau menjadi PNS/ABRI.

3.2.2 Peraturan Pemerintah Mengenai Jaminan Hari Tua

Pasal 24

(1) Besarnya Jaminan Hari Tua adalah keseluruhan iuran yang telah disetor, beserta hasil pengembangannya.

(2) Jaminan Hari Tua dibayar kepada tenaga kerja yang telah mencapai usia 55 (lima puluh lima) tahun atau cacad total untuk selama-lamanya, dan dapat dilakukan:

a. Secara sekaligus apabila jumlah seluruh jaminan Hari Tua yang harus dibayar kurang dari Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah).

(33)

33

(3) Pembayaran Jaminan Hari Tua secara berkala sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf b dilakukan atas pilihan tenaga kerja yang bersangkutan.

Pasal 25

(1) Dalam hal tenaga kerja meninggalkan wilayah Indonesia untuk selama- lamanya, pembayaran Jaminan Hari Tua dilakukan sekaligus.

(2) Tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), mengajukan pembayaran Jaminan Hari Tua kepada Badan Penyelenggara.

Pasal 26

(1) Pembayaran Jaminan Hari Tua dilakukan sekaligus kepada Janda atau Duda dalam hal:

a. Tenaga kerja yang menerima pembayaran jaminan secara berkala meninggal dunia, sebesar sisa jaminan Hari Tua yang belum dibayarkan;

b. Tenaga kerja meninggal dunia.

(34)

(3) Janda atau Duda atau anak mengajukan pembayaran Jaminan Hari Tua kepada Badan Penyelenggara.

Pasal 27

(1) Tenaga Kerja yang telah mencapai usia 55 (lima puluh lima) tahun tetapi masih tetap bekerja, dapat memilih untuk menerima pembayaran jaminan hari tuanya pada saat berusia 55 (lima puluh lima) tahun atau pada saat tenaga kerja yang bersangkutan berhenti bekerja.

(2) Dalam hal tenaga kerja memilih untuk tidak menerima pembayaran Jaminan Hari Tua pada usia 55 (lima puluh lima) tahun, maka pembayaranJaminan Hari Tua dilakukan sejak tenaga kerja yang bersangkutan berhenti bekerja.

(3) Tenaga Kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2), mengajukan pembayaran Jaminan Hari Tua kepada Badan Penyelenggara.

Pasal 28

(35)

35

Pasal 29

Tenaga kerja yang cacad total tetap untuk selama-lamanya sebelum mencapai usia 55 (lima puluh lima) tahun berhak mengajukan pembayaran Jaminan Hari Tua kepada Badan Penyelenggara.

Pasal 30

Badan Penyelenggara menetapkan besarnya Jaminan Hari Tua paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum tenaga kerja mencapai usia 55 (lima puluh lima) tahun dan memberitahukan kepada tenaga kerja yang bersangkutan.

Pasal 31

Berdasarkan pengajuan pembayaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (2), Pasal ayat 26 ayat (3), Pasal 27 ayat (3), Pasal 28 dan Pasal 29 Badan Penyelenggara membayarkan secara sekaligus atau berkala sesuai dengan ketentuan Pasal 24.

Pasal 32

(36)

kepesertaan serendah-rendahnya 5 (lima) tahun dapat menerima Jaminan Hari Tua secara sekaligus.

(2) Pembayaran Jaminan Hari Tua sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibayarkan setelah melewati masa tunggu 6 (enam) bulan terhitung sejak saat tenaga kerja yang bersangkutan berhenti bekerja.

(3) Dalam hal tenaga kerja dalam masa tunggu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) bekerja kembali, jumlah jaminan Hari Tua yang menjadi haknya diperhitungkan dengan Jaminan Hari Tua berikutnya.

3.2.3 Tata Cara Pengajuan Jaminan

1. Setiap permintaan JHT, tenaga kerja harus mengisi dan menyampaikan formulir 5 Jamsostek kepada kantor Jamsostek setempat dengan melampirkan:

a. Kartu peserta Jamsostek (KPJ) asli. b. Kartu Identitas diri KTP/SIM (fotokopi).

c. Surat keterangan pemberhentian bekerja dari perusahaan atau Penetapan Pengadilan Hubungan Industrial.

d. Surat pernyataan belum bekerja di atas materai secukupnya.

2. Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang mengalami cacat total dilampiri dengan Surat Keterangan Dokter

(37)

37

a. Pernyataan tidak bekerja lagi di Indonesia b. Photocopy Paspor

c. Photocopy VISA

4. Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang meninggal dunia sebelum usia 55 thn dilampiri:

a. Surat keterangan kematian dari Rumah Sakit/Kepolisian/Kelurahan b. Photocopy Kartu keluarga

5. Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang berhenti bekerja dari perusahaan sebelum usia 55 thn telah memenuhi masa kepesertaan 5 tahun telah melewati masa tunggu 6 (enam) bulan terhitung sejak tenaga kerja yang bersangkutan berhenti bekerja, dilampiri dengan:

a. Photocopy surat keterangan berhenti bekerja dari perusahaan b. Surat pernyataan belum bekerja lagi

c. Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang menjadi Pegawai Negeri Sipil/ ABRI.

(38)

3.3.1 Bagian-Bagian Yang Terlibat Dalam Pelayanan dan Pembayaran

Jaminan Hari Tua pada PT JAMSOSTEK (persero) Cabang

Bandung 1

Organisasi merupakan sebuah sistem yang tidak dapat dipisahkan antara bagian yang satu dengan bagian yang lain. Dalam menjalankan tugasnya sistem harus bekerjasama. Ketika ada satu bagian yang tidak bekerja atau mengalami masalah, maka akan mempengaruhi kerja bagian yang lain. Agar Organisasi dapat berjalan dengan baik maka harus bekerja bersama-sama sehingga dapat mencapai tujuan Organisasi yang diharapkan.

Dalam Organisasi terdapat departemen-departemen yang dikelompokkan secara tegas mengenai Job Description dan hak dari masing-masing bagian. Demikian halnya pada PT JAMSOSTEK (Persero) Cabang Bandung 1 terdapat departemen yang merupakan bagian-bagian yang bertugas didalam perusahaan yang terkait dalam prosedur pelayanan dan pembayaran. Adapun bagian-bagian yang terkait dalam Prosedur Pelayanan dan pembayaran PT JAMSOSTEK (Persero) Cabang Bandung 1 sebagai berikut : 1. Costumer Service Officer dan Provider Service Officer

Tugas yang dilakukan oleh Costumer Service Officer dan Provider Service Officer adalah sebagai berikut:

 Melayani pengajuan jaminan kecelakaan kerja secara langsung

(39)

39

 Melayani komplain, maupun keluhan atau masalah peserta

jaminan kecelakaan kerja secara langsung maupun secara On Line atau By Phone.

 Melakukan penelitian maupun pemeriksaan kecelakaan jika

terjadi penetapan mengenai kecelakaan. 2. Verivikator Jaminan

 Mendata Formulir yang telah di ajukan.

 Menghitung besarnya jaminan yang akan diberikan.

3. Departemen Ketenagakerjaan

 Tempat pengajuan pelaporan kecelakaan kerja pada tahap 1.

 Melakukan penelitian maupun pemeriksaan kecelakaan jika

terjadi penetapan mengenai kecelakaan. 4. Outsourching

 Tempat melengkapi administrasi dan pembayaran dari pihak

jamsostek.

3.3.2 Prosedur Pencatatan dan Pembayaran Jaminan Hari Tua pada

PT JAMSOSTEK (Persero) Cabang Bandung 1

(40)

Per-12/Men/VI/2007 yang ditulis dalam buku “PT JAMSOSTEK (persero)”, dapat disimpulkan:

(1) Tenaga Kerja yang telah menerima pemberitahuan 30 (tiga puluh) hari sebelum usia 55 (lima puluh lima) tahun, maka tenaga kerja yang bersangkutan melalui pengusaha mengajukan permintaan pembayaran Jaminan Hari Tua kepada Badan penyelenggara dengan mengisi formulir Jamsostek 5 selambat-lambatnya 15 (lima belas) hariu setelah menerima pemberitahuan tersebut.

(2) Berdasarkan pengajuan permintaan pembayaran sebagaimana di maksud dalam ayat (1), Badan Penyelenggara menetapkan dan membayarkan Jaminan Hari Tua secara sekaligus atau berkala sesuai dengan pilihan tenaga kerja yang bersangkutan.

(3) Dalam hal tenaga kerja yang meninggal dunia dan masih berhak menerima Jaminan Hari Tua secara berkala, maka keluarga tenaga kerja yang bersangkutan mengajukan permintaan pembayaran sisa jaminannya kepada Badan Penyelenggara denga disertai surat kematian dan selanjutnya Badan Penyelenggara membayarkan secara sekaligus kepada ahli waris tenaga kerja yang bersangkutan. (4) Tenaga kerja yang berhenti bekerja dari perusahaan sebelum usia

(41)

41

permintaan pembayaran Jaminan Hari Tua kepada Badan Penyelenggara dengan mengisi formulir Jamsostek 5 dengan melampirkan :

a. Kartu Peserta Jamsostek (KPJ) asli dan masih berlaku

b. Surat keterangan pemberhentian bekerja dari perusahaan atau penetapan pengadilan hubungan industrial

c. Kartu Identitas (foto copy kartu tanda penduduk/Surat ijin mengemudi dan kartu keluarga) yang masih berlaku.

3.3.3 Hambatan-Hambatan Dalam Pencatatan dan Pembayaran

Jaminan Hari Tua pada PT JAMSOSTEK (persero) Cabang

Bandung 1

Dalam menjalankan kegiatan pelaksanaan pencatatan dan pembayaran, pihak Jamsostek menghadapi hambatan yang beragam. Adapun hambatan yang dihadapi oleh PT JAMSOSTEK (Persero) Cabang Bandung1 dalam pemberian pencatatan dan pembayaran adalah sebagai berikut :

1. Kurangnya informasi mengenai cara prosedur pengajuan maupun pembayaran Jaminan Hari Tua sehingga peserta jaminan Hari Tua sering mengalami kesulitan dan sering terjadi kesalahan maupun kurangnya data formulir yang harus dipenuhi.

(42)

3. Kurangnya teknologi untuk meng-input maupun mengelola data menggunakan komputer, karena jika masih menggunakan secara manual maka kinerja menjadi kurang efektif.

3.3.4 Upaya Yang Telah Dilakukan Oleh PT JAMSOSTEK (Persero)

Cabang Bandung 1 Dalam Mengatasi Hambatan Tersebut

Upaya yang dilakukan oleh PT JAMSOSTEK (Persero) Cabang Bandung 1 dalam menyelesaikan setiap permasalahan atau hambatan yang hadapi adalah sebagai berikut:

1. Memberikan informasi mengenai cara prosedur pengajuan maupun pembayaran Jaminan Hari Tua melalui poster yang ditempel di dinding kantor.

2. Para tenaga ahli yang berpontesi akan diberikan beasiswa untuk melanjutkan jenjang studi lainnya, ini diharapkan akan meningkatkan kinerja para tenaga ahli.

(43)

43 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari hasil pelaksanaan Kerja Praktek di PT JAMSOSTEK (Persero) Cabang Bandung 1, penulis membahas dan menguraikan kegiatan selama mengikuti kerja praktek. Berdasarkan data yang dikumpulkan dan didukung oleh teori pembahasan maka penulis berkesimpulan :

1. PT JAMSOSTEK (Persero) Cabang Bandung 1 memiliki departemen yang merupakan bagian-bagian yang bertugas didalam perusahaan yang terkait dalam prosedur pelayanan dan pembayaran. Bagian-bagian yang terkait dalam Prosedur Pelayanan dan pembayaran PT JAMSOSTEK (Persero) Cabang Bandung 1 sebagai berikut :

a. Costumer Service Officer dan Provider Service Officer b. Verivikator Jaminan

c. Departemen Ketenagakerjaan d. Outsourching

(44)

menerima Jaminan Hari Tua, maka keluarga tenaga kerja yang bersangkutan dapat mengajukan permintaan pembayaran sisa jaminannya kepada Badan Penyelenggara.

3. Hambatan yang dihadapi oleh PT JAMSOSTEK (Persero) Cabang Bandung1 dalam pemberian pencatatan dan pembayaran adalah sebagai berikut : kurangnya informasi mengenai cara prosedur pengajuan maupun pembayaran Jaminan Hari Tua, kurangnya tenaga ahli dalam pelayanan jaminan hari tua, kurangnya teknologi untuk meng-input maupun mengelola data menggunakan komputer karena jika masih menggunakan secara manual maka kinerja menjadi kurang efektif.

(45)

45

4.2 Saran

Setelah melaksanakan kerja praktek di PT JAMSOSTEK (Persero) Cabang Bandung 1 penulis telah mengumpulkan hasil kerja praktek, maka selanjutnya penulis akan mengemukakan saran yang mungkin dapat menjadi masukan bagi perusahaan. Adapun saran-saran yang dapat penulis kemukakan adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan sumber daya manusia dan produktivitas sehingga menghasilkan kinerja yang baik dan menambah pengetahuan maupun kemampuan karyawan.

2. Melakukan pengembangan pengolahan data menggunakan komputer atau teknologi informasi secara menyeluruh sehingga dapat meningkatkan efektifitas perusahaan.

(46)

PT. JAMSOSTEK (Persero) KANTOR CABANG BANDUNG 1

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Mata Kuliah Kerja Praktek

Jenjang Studi Strata 1 Program Studi Akuntansi

Disusun Oleh :

HERU SANTOSA MARBUN 21107073

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(47)

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor:

Per-12/Men/VI/200.

Jamsostek.co.id

Susanto, Azhar. 2007. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta.

Undang-undang RI No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

(48)

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Heru Santosa Marbun Tempat tanggal lahir : Bandung, 8 Desember 1988 Alamat : Jl. Cilengkrang II No.38 Bandung

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Kristen Protestan

DATA PENDIDIKAN

TK Dewi Asih Bandung 1994-1995

SDN Ciporeat II Bandung 1995-2001

SLTP Santa Maria Bandung 2001-2004 SMA Santa Maria 2 Bandung 2004-2007

(49)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas rahmat dan karunia yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kuliah kerja praktek ini.

Kerja praktek ini merupakan syarat yang diajukan untuk melengkapi persyaratan program Strata I Jurusan Akuntansi, Universitas Komputer Indonesia Bandung.

Penulis sepenuhnya menyadari jug akan segala hambatan dan kekurangan yang ada dalam penyusunan laporan kuliah kerja praktek ini, akan tetapi hal ini dapat teratasi dengan adanya bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak yang terkait sehingga terwujud laporan yang sederhana. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dapat menambah kesempurnaan laporan kerja praktek ini maka dari itu perkenankanlah penulis menyampaikan terimakasih kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia,

2. Prof. Dr. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia, Bandung,

3. Sri Dewi Anggadini, SE., M.Si., selaku Ketua Program Studi Akuntansi, Universitas Komputer Indonesia, Bandung. Serta dosen wali yang telah membantu penulis dengan memberikan perhatian, doa dan dukungannya, 4. Ibu Siti Kurnia Rahayu, SE.,M.Ak.,Ak selaku dosen pembimbing yang

(50)

iii (Persero) Cabang Bandung 1 yang telah meluangkan waktunya menjadi pembimbing penulis pada saat kerja praktek dan banyak memberikan masukan serta informasi mengenai data-data yang dibutuhkan,

6. Seluruh staf PT. JAMSOSTEK (Persero) Cabang Bandung I yang telah memberikan bantuan pada penulis,

7. Seluruh Dosen dan Staff Universitas Komputer Indonesia Bandung.yang telah memberikan dorongan, semangat, motivasi, do’a dan kasih sayang, 8. Kedua Orang tua yang senantiasa merawat, mendidik, memberikan

dukungan, kasih sayang dan doa.

9. Adik adik ku tercinta, Nova, Resinda, dan c kembar ( Andreas & Daniel ) 10.Seluruh Anak 4AK2 dan Teman Futsal Victory.

11.Teman Kuliah Kerja Praktek Najma. dan Bustanul Firdaus atas kerjasamanya dalam melakukan Kerja Praktek,

12.Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Akhir kata penulis berharap semoga laporan kuliah kerja praktek ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bandung, Desember 2010

Gambar

Tabel 2.1 Struktur Organisasi

Referensi

Dokumen terkait

Begitupun juga dengan Hanan Attaki yang berfokus kepada kegiatan dakwah yang dilakukan Ustadz Hits seperti Hanan Attaki dan Evie Effendi, dan melihat fenomena gerakan

Kemudian guru menyampaikan tujuan penggunaaan media komik Jurnal Penyesuian (JuPe). Guru mengorganisasi bahasan yang bersifat umum menjadi pokok bahasan yang lebih sempit

Ide menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan untuk peramalan tidaklah baru.Waktu aplikasi yang pertama kembali saat tahun 1964.di dalam tesis Hu pada tahun 1964,

Untuk itu dibutuhkan suatu sistem aplikasi yang dapat memperlancar kegiatan pengolahan data atlet berprestasi menyampaikan informasi tersebut kepada masyarakat luas,

Pada penelitian ini digunakan lembaran Cold Formed Steel sebagai bahan alternatif untuk perkuatan lentur pada balok beton bertulang yang diharapkan dapat mengembalikan

mata kuliah bidang studi bagi mahasiswa Jurusan Biologi FMIPA UNP yang dipakai pada semester Juli-Desember 2000 sejumlah 16 mata kuliah dan semester.. Januari-Juni

RTH rnerupakan bagian dari ruang terbuka (open spaces) suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh turnbuhan, tanarnan, dan vegetasi (endernik, introduksi) guna rnendukung

Tabdi’ adalah isim mas}dar dari kata badda’a-yubaddi’u yang artinya adalah menyandarkan seseorang atau sesuatu kepada bid’ah. Atau dengan kata lain menghukumi seseorang