FLUKTUASI KELEMBABAN
PADA BUDIDAYA
GOGORANCAH
(Soil
on the gogorancah
system)
M.
Yanuar J.
dan Ujang Badrudin
2Summary
The yield of "Gogorancah" or gora seeding rice
is by the availability of soil moisture in the root during growing season. This paper is subjected to evaluate of soil condition on gora system based on water balance analysis.
planting schedule makes variation of the soil fluctuation. Simulation for the best seeding scheduling for "gora" was done by using types of schedule and the result showed that yield of seeding in November 5-th was better yield than yield in October. Throuh field experiment which carried out for this study, it was proved that gora
save water at least as much as 250 or 2500 for the preparation water demand. The water saving occured gora is applied for planting schedule which rice was cultivated as method, however, the yield is better than planting in October.
Key word: gogorancah system, planting schedule, water saving. PENDAHULUAN
Belakang.
kebutuhan
komunitas manusia menyebabkan
kenaikan kebutuhan air.
untuk mengatasi permasalahan yang disebabkan oleh kenaikan kebutuhan
air adalah melakukan
penelitian air dan
pannya di kegiatan produksi. Penanaman padi secara rancah (gora) adalah suatu teknik
penanaman padi dimana padi
langsung persemaian dan
penyiapan (dan
dan menunggu
hujan (air irigasi), sehingga
kedatangan hujan atau air irigasi diharapkan pada periode saat air
dibutuhkan oleh
yaitu menjelang masa reproduktif.
Suatu studi air dengan
padi secara gora di irigasi teknis menghasilkan bahwa
waktu kedua (1 Oktober
Staf Pengajar Fakultas Tekologi Pertanian IPB
Vol. 13, No. 1, April 1999
1996) mendapatkan hasil padi
(Purwanto, dkk, 1997).
Adanya stres
air pada penanaman padi secara gora yang dihubungkan dengan kepastian
jadwal yang tepat disesuaikan
dengan potensi hujan
merupakan satu syarat bagi
hasilan penanaman padi secara gora
dalam mencari terobosan air.
Tujuan dan
Paper ini membahas fluktuasi
kelembaban pada teknik gora di
lahan irigasi teknis dalam
hubungannya dengan penghematan
air irigasi, khususnya air dan
hubungannya dengan perubahan
jadual dan hasil
Penghematan air irigasi yang
diperoleh diharapkan dapat
dimanfaatkan untuk perluasan
di kemarau ataupun mensuplai
kebutuhan air non pertanian.
METODOLOGI
Ketersediaan air
Ketersediaan air untuk pertumbuhan di zona perakaran setiap waktu dapat dihitung dengan
keseimbangan air sebagai berikut:
dimana:
S t , St- : ketersediaan air di lahan untuk pertumbuhan pada hari t (t-
Cheff : hujan effektif
: air irigasi yang diberikan
ET : evapotranspirasi harian
P : harian
AP : aliran permukaan harian Simulasi kelembaban pada penanaman gogorancah
Simulasi penanaman gora (Gambar 1 )
dilakukan dengan input dasar model:
a) keadaan kapasitas
dan titik layu permanen), b)
(umur, periode
tumbuh, kedalaman akar), dan c)
waktu Sedangkan parameter
adalah: kelembaban (St), ET, CH.
Evaluasi fluktuasi ketersediaan air terhadap hasil
Pengaruh ketersediaan air terhadap
pertumbuhan dan hasil
dievaluasi dengan
perubahan ketersediaan air setiap hari dan pengaruhnya terhadap
stress air pada stres
air pada dilakukan dengan
START
0
,
TOTAL AIR
t
A P,
KELEMBABAN (St)
I
1. Diagram proses di zona akar
Perhitungan stress (SDI) meng- e. Keadaan selain
gunakan asumsi-asumsi sebagai kelembaban "ceteris
berikut: paribus".
a. kelembaban optimum
Sedangkan nilai SD selama
man padi adalah di pertumbuhan dihitung dengan
titik jenuh. sebagai berikut:
b. SDI pada kelembaban di
jenuh dengan ,
dianggap tidak mengalami stres)
-
- Od), c. Stres terjadi hanya pada kondisi dimana
: kekurangan air dilihat dengan
banyaknya jumlah : kelembabanan jenuh
hari mengalami stres. : kelembabanan aktual pada hari ke t
d. Kedalaman muka air
percobaan lebih dari 150 maka apabila = maka
Vol. 13, No. 1, April 1999
4.
Percobaan penanamanpadi sistem gogorancah
Percobaan penanaman padi
sistem gogorancah dilakukan pada
musim hujan pada lahan di
wilayah areal Perum Otorita
Jatiluhur dari bulan Oktober
1996 dengan bulan Februari 1997.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ketersediaan air dan nilai evapotranspirasi
Berdasarkan hasil percobaan
diperoleh hubungan antara nilai
evapotranspirasi padi dan
ketersediaan air di lahan pada saat
genangan seperti Gambar
2.
ET 10
-
8
6
4
-
2
0 40 ! 60 I 80 100 I I m m (Vol) I
Gambar 2. Kurva nilai evapotranspirasi zona perakaran.
Dari hasil pengamatan
baan dapat diketahui bahwa
pada penanaman padi secara rancah yang dilaksanakan secara
di musim hujan di
aktual berdasarkan ketersediaan air di
pirasi akan
tungkan dari segi air.
Simulasi fluktuasi ketersediaan air pada penanaman padi secara gogorancah
percobaan bahwa nilai Fluktuasi ketersediaan air pada
evapotranspirasi aktual yaitu penanaman padi secara gora di
nilai berkurang apabila kelembaban musim hujan ( awal pada
berkurang seperti digambarkan 15 Oktober 1996) dapat
pada kurva evapotranspirasi aktual dilihat pada Gambar 3 .
pada Gambar 2. Temuan ini untuk dievaluasi apakah
perubahan evapotranspirasi ini
tidak hasil
Evaluasi penanaman gogorancah
dengan simulasi pada lokasi percobaan dilaksanakan
dengan skenario waktu
yang berbeda. Nilai input dasar yang digunakan dalam ini
terdapat 10 simulasi berbeda waktu
Nilai SDI dan hasil dari beberapa waktu yang berbeda
Dengan data
yang terjadi dilapangan percobaan, Waktu
hasil penanaman
gogorancah dari simulasi dengan
perbedaan 5
SDI seperti dalam 1 .
Dari di yang
merupakan hasil dapat
dilihat bahwa nilai stres pada
(SDI) yang
berbeda. Dengan bahwa stress yang besar akan
hasil sehingga
dapat bahwa penerapan
semakin
stress yang kecil, berarti bahwa waktu yang optimal
padi secara gora (dengan simulasi) yaitu pada waktu
05
diperoleh hasil yang paling tinggi. Penghematan air irigasi dapat
apabila dapat
air
(sekitar 200 Pada hasil
simulasi dapat
penanaman secara gora
air sebanyak 6000 M 3
pada penanaman November. Hal terjadi karena di
pada terjadi
hujan yang besar, sehingga air irigasi tidak perlu diberikan. Sedangkan apabila
November terjadi
penghematan, tidak sebesar November. ini dikarenakan effektif pada bulan masih sehingga air irigasi diperlukan.
Penentuan dan
penghematan air * ) penghematan terjadi apabila
hujan 200 mm tidak
diberikan air irigasi)
secara gora dan hujan.
menarik perhatian apabila dikaitkan dengan nilai air untuk industri.
ini apabila kebutuhan air industri dapat memberikan
sasi, minimal sebanyak kerugian
padi, maka petani yang
lebih awal tidak takut mengalami kerugian sebab (hasil
yang lebih kecil) mendapat
dari penghematan air yang dilakukannya. Kompensasi
pada akan dapat
memberikan apabila
naan air semakin besar sementara jumlah air yang tersedia terbatas. pengguna air dari petani dan
industri arti
air dan nilai terhadap
hasi produk mereka masing-masing,
sehingga suatu saling
dapat dilakukan.
KESIMPULAN
Dari hasil dapat
disimpulkan sebagai berikut:
keseimbangan air di zona perakaran menunjukkan
nilai kelembaban yang
berbeda menyebabkan nilai
evapotranspirasi yang berbeda. 2. Adanya perbedaan kelembaban
menyebabkan perubahan nilai
stress berbeda. Dengan
simulasi, penentuan jadwal
terbaik untuk gora yang
dilakukan pada jadual
yang berbeda hari
menunjukkan bahwa penanaman Oktober memberikan hasil
yang (lebih dari 7 ton)
dapat menghemat air
sebanyak cara pengairan hujan (6000
3. Dari segi pengelolaan air dan
ketersediaan air, gogorancah
dapat ditanam di lain
irigasi teknis dengan
menerapkan kombinasi cara
pemberian air antara
dan irigasi sehingga dapat
Irrigation and Drainage Paper No.33. FAO. Rome.
J.D. (ed). 1969. Physiological
Aspects of Crop Yield. Deficient Soil Water Conditions.
Unpublished Thesis North
Carolina State University.
Raleigh.
Hardjoamidjojo, S., R.W. Skaggs and G.O. Schwab. 1981. Predicting
Corn Yield Response to
Excessive Soil Water Conditions
Using DRAINMOD. Paper
Presented at The SAE Winter Meeting. Paper No. 81 : 2533 - 2559.
Vol. 13, No. 1, April 1999
Yields. TRANS. :
757 - 761.
D. 1980. Application of Soil
Physics. Academic Press.
London New York.
D. 1983. Advances in
Irrigation. John Wiley Sons. New York.
Jensen, M.E. (ed). 1980. Design and Operation of Farm Irrigation System. An ASAE Monograph, Number 3 in a Series Published by ASAE. Michigan.
T.T. (ed). 1972. Water
Deficits and Plant Growth.
Volume I. Third Printing.
Academic Press Inc. New York.
Lamm, F.R., J.M. Gregory H.S.
Cengiz. 1981. The Evaluation of a Leaf-water Potential Fuction for Corn. Trans. of the ASAE.
1172- 1176.
J. 1973. Response of Plant to
Environmental Stress.
Academic Press. New York.
32 1 p.
G.E. 1975.
engineering principles. Avi
Publishing Company. West Port Connection.
Salisbury, F.B. and C.W. Ross. 1978. Plant Physiology. Wardsworth
Publishing Company. New
York.
Salter, P.J. and J.E. 1967.
Crop Response to Water at Different Stages of Growth. Commonwealth
Bureau. London. 4 Purwanto, M.Y.P., D.
Putu Wardana. 1997.