• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL THINK TALK WRITE (TTW) PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V SD NEGERI 101772 TANJUNG SELAMAT T.A. 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL THINK TALK WRITE (TTW) PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V SD NEGERI 101772 TANJUNG SELAMAT T.A. 2014/2015."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL THINK TALK WRITE (TTW) PADA PELAJARAN IPS

KELAS V SD NEGERI 101772TANJUNG SELAMAT T.A. 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH:

ZULVIA MISYKAH 1112111009

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

v

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 11

2.1.4 Pengertian Model Pembelajaran ... 12

2.1.5 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ... 13

2.1.6 Jenis-Jenis Model Pembelajaran Kooperatif ... 14

2.1.7 Pembelajaran Model Think Talk Write (TTW) ... 15

(6)
(7)

vii

4.2.3.2 Pelaksanaan Tindakan II ... 67

4.2.3.3 Tahap Pengamatan II ... 73

4.2.3.4 Tahap Refleksi II ... 82

4.2.4 Rekapitulasi Hasil Belajar ... 83

4.2.5 Pembahasan Hasil Penelitian... 85

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 89

5.1 Kesimpulan ... 89

5.2 Saran ... 91

(8)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Langkah-langkah Think Talk Write (TTW) ... 18

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 40

Tabel 4.1 Nilai Pre Tes Siswa ... 43

Tabel 4.2 Persentase Hasil Pre Tes Siswa ... 43

Tabel 4.3 Hasil Observasi Pada Siklus I ... 55

Tabel 4.4 Hasil Observasi Siklus I... 57

Tabel 4.5 Tabel Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I ... 58

Tabel 4.6 Persentase Nilai Siswa Siklus I ... 59

Tabel 4.7 Hasil Guru Pada Siklus II ... 73

Tabel 4.8 Hasil Observasi Siswa SiklusII ... 75

Tabel 4.9 Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II ... 76

Tabel 4.10 Persentase Nilai Siswa Siklus II ... 77

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Pembukaan Sidang BPUPKI ... 22

Gambar 2.2 Suasana Sidang PPKI yang di pimpin Ir Soekarno ... 26

Gambar 4.1 Sekolah Tempat penelitian ... 41

Gambar 4.2 Peneliti Sedang Membagikan Soal Pre Tes ... 42

Gambar 4.3 Peneliti Sedang Melakukan Apersepsi (Siklus I) ... 48

Gambar 4.4 Peneliti Sedang Membagikan LKS (Siklus I) ... 50

Gambar 4.5 Peneliti Sebagai Mediator Jalannya Diskusi (Siklus I) ... 51

Gambar 4.6 Siswa Akan Mempresentasekan Hasil Diskusi ... 52

Gambar 4.7 Siswa sedang Memberikan Kesimpulan (Siklus I) ... 53

Gambar 4.8 Siswa Mengerjakan Soal Post Tes I (Siklus I) ... 54

Gambar 4.9 Peneliti Sedang melakukan Apersepsi (Siklus II) ... 68

Gambar 4.10 Siswa Sedang Mengerjakan LKS (Siklus II) ... 69

Gambar 4.11 Siswa Sedang Berdiskusi dan Peneliti Sebagai Mediator ... 70

Gambar 4.12 Siswa Sedang Mempresentasekan Hasil Diskusi ... 71

Gambar 4.13 Siswa Sedang Memberikan Pertanyaan ... 71

(10)

x

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Pre Tes ... 46

Grafik 4.2 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Pre Tes ... 47

Grafik 4.3 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I ... 58

Garafik 4.4 Persentse Ketuntasan Hasil Belajar Pada Siklus I... 59

Grafik 4.5 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II ... 64

Grafik 4.6 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Siklus II ... 64

Grafik 4.7 Perbandingan Nilai Rata-rata ... 81

(11)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu proses pengembangan diri individu dari

kepribadian seseorang yang dilakukan secara sadar dan penuh tanggung jawab

untuk dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta nilai-nilai

sehingga mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan. Dalam UU Republik

Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dijelaskan

bahwa Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa Kepada Tuhan Yang

Maha Esa, beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Salah satu indikator

pendidikan yang berkualitas adalah perolehan hasil belajar siswa di sekolah, di

mana kualitas pendidikan yang baik merupakan tujuan dari pendidikan itu sendiri.

Kegiatan pendidikan sebagai usaha sadar senantiasa terkait dengan tuntutan

dan perkembangan jaman dan tidak bisa melepaskan diri dari tuntutan dan aspirasi

pihak-pihak didalamnya. oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan guru harus senantiasa bersikap terbuka terhadap berbagai inspirasi

atau kritikan yang muncul dari mana pun datangnya. Salah satu cara

meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan meningkatkan mutu pembelajaran

terutama pembelajaran di sekolah dasar (SD). Karena pendidikan di Sekolah

Dasar merupakan jenjang pendidikan dasar yang berfungsi peletakan dasar-dasar

keilmuan dan membantu mengoptimalkan perkembangan siswa melalui

(12)

2

Tujuan akhir dari pendidikan dasar adalah diperolehnya pengembangan

pribadi siswa yang membangun dirinya ikut serta bertanggung jawab terhadap

pengembangan kemajuan bangsa dan negara, tidak cukup hanya sebatas tanggung

jawab saja, namun mampu hidup di masyarakat dan mengembangkan diri sesuai

dengan bakat, minat dan keterampilan-keterampilan lain yang dimilikinya yang

sejalan dengan nilai-nilai yang ada dalam lingkungan di mana ia berada.

Dalam hal ini guru adalah agen perubahan yang mempunyai peranan

penting untuk selalu mencoba mengubah, mengembangkan, meningkatkan gaya

belajarnya agar ia mampu melahirkan model mengajar yang sesuai dengan

tuntutan kelasnya. Dari tahun ke tahun guru selalu berhadapan dengan siswa yang

berlainan. Oleh karena itu apabila guru melakukan penelitian tindakan kelas pada

kelasnya sendiri dan bertolak dari masalahnya sendiri, kemudian ia menemukan

solusi untuk mengatasinya maka ia secara tidak langsung telah berperan serta

dalam inovasi pembelajaran yang berawal dari permasalahan yang dihadapi dalam

kelasnya. Inovasi yang demikian jauh akan lebih efektif dibandingkan dengan

bentuk penataran-penataran untuk tujuan yang sama.

Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar adalah Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS). Pembelajaran IPS di Indonesia ini sulit berkembang

hal ini disebabkan minimnya ketertarikan peserta didik terhadap pembelajaran

terhadap pembelajaran IPS itu sendiri, hal tersebut pasti dipengaruhi oleh persepsi

masyarakat, pandangan miring para orang tua terhadap IPS, bahwa IPS dipandang

pelajaran yang tidak penting karena, tidak ada les untuk pelajaran IPS, dan

(13)

3

dikelilingi oleh rumus-rumus seperti pada IPA, maka dari itu, para peserta didik

IPS jarang terikat oleh waktu dan lebih longgar dalam belajar.

IPS merupakan salah satu pelajaran di sekolah dasar yang di nilai cukup

memegang peranan penting, karena pelajaran IPS disekolah dasar memberikan

pengetahuan dasar dan keterampilan sebagai media pelatihan bagi warga negara

sedini mungkin. Selain itu pendidikan IPS tidak hanya memberikan ilmu

pengetahuan semata, tetapi harus berorientasi pada pengembangan keterampilan

berfikir kritis, sikap, dan kecakapan-kecakapan dasar siswa yang berpijak pada

kenyataan kehidupan sosial.

Berdasarkan pernyataan di atas Peneliti tertarik untuk mengetahui

bagaimana sebenarnya pembelajaran IPS di sekolah dasar, berdasarkan hasil

observasi yang Peneliti lakukan di SD Negeri 101772 Negeri Tanjung Selamat,

khususnya mata pelajaran IPS, menunjukkan hasil belajar siswa masih rendah.

Hal ini terlihat pada nilai rata-rata ulangan tengah semester yang relatif rendah.

Nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 68, sementara KKM (Kriteria

Ketuntasan Minimal) adalah 70. Dari 25 siswa hanya 9 siswa yang mencapai

KKM dengan presentasi 36 %, sedangkan 16 siswa belum mencapai KKM dengan

presentasi 64 %. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kurangnya

penguasaan siswa dalam pelajaran IPS.

Selain itu, dalam proses pembelajaran masih berpusat pada guru (Teacher

Center) guru masih menggunakan metode ceramah, hal ini disebabkan adanya

keterbatasan guru untuk menggunakan model-model pembelajaran yang

bervariasi. Seperti yang dikemukakan oleh salah seorang guru di SD tempat yang

(14)

4

paham dengan model pembelajaran yang baru, serta sulit bagi mereka, dan

membutuhkan waktu serta persiapan yang matang untuk menerapkan

model-model pembelajaran yang akan digunakan sesuai materi yang akan diajarkan,

sehingga dalam penyampaian materi masih selalu didominasi dengan metode

ceramah.

Masalah selanjutnya yang terilihat adalah kurangnya keaktifan siswa

dalam proses pembelajaran hal ini disebabkan karena guru menjelaskan materi

pelajaran sementara siswa hanya sebagai pendengar, sehingga membuat siswa

tidak banyak terlibat baik dari segi berfikir maupun bertindak.

Selain itu, masalah yang terlihat adalah kurangnya minat belajar siswa

pada pelajaran IPS. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa diperoleh bahwa

sebagian besar siswa mengatakan pelajaran IPS merupakan pelajaran yang

membosankan, karena terlalu banyak materi yang harus dihapal, hal ini tentunya

disebabkan model pembelajaran yang digunakan guru, selain itu pelajaran IPS

dianggap tidak penting bagi siswa karena pelajaran tersebut tidak di UN kan dan

mindset orang tua yang meletakkan pelajaran IPS, berada di tingkat ke dua.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah

yang terjadi pada pelajaran IPS adalah dengan menggunakan model Think Talk

Write (TTW), proses pembelajaran yang lebih didominasi oleh keaktifan guru

dalam menyampaikan materi akan diubah menjadi proses pembelajaran yang

lebih menekankan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran yang

pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar

(15)

5

Model Think Talk Write (TTW) dapat digunakan untuk mengajarkan materi

yang kompleks, dan yang lebih penting lagi, dapat membantu guru untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang berdimensi sosial dan hubungan antar

manusia. Hal ini sesuai dengan harapan pelajaran IPS itu sendiri, Untuk itu dalam

pelaksanaan Think Talk Write (TTW) guru perlu mengamati setiap kegiatan

belajar yang dilakukan siswa dan menilai sampai sejauh mana siswa telah

menguasai materi pelajaran yang telah disampaikan

Model Think Talk Wirite (TTW) adalah jenis pembelajaran kooperatif, di

mana siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama. Dalam kegiatan Think

Talk Write (TTW), siswa mencari hasil yang menguntungkan bagi seluruh

anggota kelompok dan memanfaatkan kelompok kecil untuk memahami materi

pelajaran.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, peneliti tertarik

melakukan penelitian yang berjudul ”Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Think Talk Write (TTW) Pada Pelajaran IPS di Kelas V SD Negeri 101772 Tanjung Selamat T.A 2014/2015” .

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, adapun

identifikasi masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah :

1. Rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran IPS.

2. Proses pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher center)

3. Kurangnya kemampuan guru untuk menerapkan model-model

pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan.

(16)

6

5. Rendahnya minat belajar siswa pada pelajaran IPS. karena siswa

beranggapan pelajaran IPS adalah pelajaran yang sifatnya banyak

mengahapal materi dan terkesan membosankan.

6. pelajaran IPS dianggap tidak penting bagi siswa karena pelajaran

tersebut tidak di UN kan.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka

peneliti perlu membuat batasan masalahnya. Masalah dalam penelitian ini dibatasi

pada “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Think

Talk Write (TTW) Pada Pelajaran IPS materi pokok Usaha Mempersiapkan

Kemerdekaan di Kelas VB SD Negeri 101772 Tanjung Selamat T.A 2014/2015”.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Apakah penggunaan Model Think Talk Write (TTW) pada

mata pelajaran IPS materi pokok Usaha Mempersiapkan Kemerdekaan dapat

meningkatkan hasil belajar siswa di kelas VB SDN 101772 Tanjung Selamat

semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015?”.

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

“Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Think

Talk Write (TTW) Pada Pelajaran IPS materi pokok Usaha Mempersiapkan

(17)

7

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat

bagi berbagai pihak antara lain:

1. Bagi Siswa

Meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan Model Think Talk

Write (TTW) khususnya pada pelajaran IPS materi pokok Usaha

Mempersiapkan Kemerdekaan.

2. Bagi Guru

Dapat dijadikan umpan balik untuk memperbaiki pembelajaran dalam

mengukur keberhasilan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.

3. Bagi Sekolah

Dapat membantu sekolah untuk memperbaiki strategi pembelajaran

khususnya pengajaran IPS dan memberikan sumbangan pemikiran sebagai

alternatif meningkatkan kualitas pengajaran di sekolah.

4. Bagi Peneliti

Menambah wawasan bagi peneliti dan sebagai perbandingan atau acuan.

5. Bagi Peneliti Lanjut

Sebagai bahan referensi agar lebih baik dalam penelitian kedepannya yang

(18)

89

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Setelah kita membahas beberapa hal, baik yang berupa teori maupun yang

berupa temuan hasil dari lapangan, maka pada bagian ini tibalah saatnya peneliti

mengambil suatu kesimpulan mungkin bisa digunakan untuk mengemukakan

suatu saran guna meningkatkan kualitas pendidikan terutama pada pelajaran IPS

sekolah dasar. Beberapa kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Pembelajaran dengan penerapan model Think Talk Write (TTW) dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPS materi pokok usaha

mempersiapkan kemerdekaan di kelas V SD Negeri 101772 Tanjung

Selamat.

2. Model Think Talk Write (TTW) dapat menanamkan sikap saling bekerja

sama pada siswa, saling memberikan saran dan saling membantu untuk

memahami materi pelajaran.

3. Pada pre tes yang terdiri dari 25 jumlah siswa kelas VB SD Negeri

101772 Tanjung Selamat, terdapat 4 siswa yang tergolong tuntas belajar

dengan PKK 100% = 16 %, dan sebanyak 21 siswa yang tidak

tuntas dengan PKK 100% = 84%.

4. Pada siklus I hasil yang dicapai masih belum sesuai dengan target

ketuntasan, dari 25 jumlah siswa kelas VB SD Negeri 101772 Tanjung

(19)

90

PKK 100% = 60%, dan sebanyak 15 siswa yang tidak tuntas

dengan PKK 100% = 40%.

5. Pada siklus II hasil yang diperoleh sangat menggembirakan dan sudah

mencapai nilai yang ditargetkan, yaitu dari 25 jumlah siswa SD Negeri

101772 Tanjung Selamat, sebanyak 21 siswa sudah tuntas dalam belajar

dengan PKK 100% = 92%, sedangkan 2 siswa masih tidak tuntas

dalam belajar dengan PKK 100% = 8%. Setelah diadakan

penelitian ternyata siswa yang tidak mencapai nilai standar kelulusan,

adalah siswa yang lambat dalam menerima pelajaran, karena jumlah

siswa yang tuntas sudah melewati setengah dari jumlah siswa

keseluruhan, maka penelitian ini sudah dikatakan berhasil.

6. Selanjutnya dari hasil data observasi pada siklus I yang dilakukan guru

terhadap peneliti diperoleh nilai x100= 78,88, sedangkan hasil

observasi yang dilakukan teman sejawat terhadap aspek afektif dan

psikomorik siswa diperoleh nilai 71,1 ini artinya nilai yang di peroleh

siswa secara klasikal masih dalam kategori cukup, untuk itu perlu

dilanjutkan kembali observasi pada siklus II.

7. Ternyata pada siklus II hasil data observasi yang dilakukan guru

terhadap peneliti diperoleh nilai : x100 = 88,46 sedangkan hasil

observasi yang dilakukan teman sejawat terhadap aspek afektif dan

psikomotorik siswa diperoleh nilai 82,6 ini artinya nilai yang diperoleh

guru dan siswa sudah meningkat dan secara klasikal sudah dalam

(20)

91

5.2 Saran

Dari hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka peneliti memberikan

saran sebagai berikut:

1. Bagi siswa hendaknya dapat mengikuti proses pembelajaran dengan

tekun, berani dan saling bekerja sama dengan teman sekelompok dalam

melakukan berdiskusi.

2. Bagi Guru diharapkan dapat menerapkan model Think Talk Write

(TTW) sebagai alternatif dalam kegiatan pembelajaran, model ini dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPS materi Usaha

Mempersiapkan Kemerdekaan serta dapat memotivasi siswa dalam

belajar serta melatih siswa untuk belajar aktif.

3. Bagi pihak sekolah agar kiranya menambahkan pengetahuan pada

guru-guru tentang model-model pembelajaran inovatif, yang dapat

meningkatkan kualitas guru dalam mengajar sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya dengan menggunakan

mode Think Talk Wite (TTW).

4. Bagi peneliti berikutnya jika ingin melakukan jenis penelitian yang sama

sebaiknya dilakukan lebih dari satu siklus, agar tercapai hasil belajar

yang lebih efektif dan efisien.

5. Bagi peneliti sendiri, kiranya hasil penelitian tindakan kelas ini dapat

dijadikan sebagai suatu keterampilan serta pengetahuan untuk

menambah wawasan dalam mendidik siswa, khususnya siswa sekolah

(21)

92

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal. Dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.

Arikunto, Suharsimi. Dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung: Yrama Widya.

_______. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gava Media.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Azwan Zain. 2013.Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamdayama, Jumanta. 2014. Model Dan Metode Pembelajaran Kreatif Dan Berkarakter. Bogor: Ghalia Indonesia.

Hendikawati, Putriaji. 2011. Analisi Faktor Yang Mempengaruhi Index Prestasi Mahasiswa.journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kreano/article/view/1243/12 91.31 Desember 2014.

Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

____________.2014. Model-Model Pengajaran Dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka pelajar.

_____. 2011. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.

Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.

Panji, Ridwan Gunawan. 2013. Berbagi Ilmu Itu Indah. (http://proposalmatematika23.blogspot.com/2013/05/model-pembelajaran-ttw-think-talk-write.html). 31 Desember 2014.

Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Siregar, Eviline dan Hartini Nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran.Bogor: Ghalia Indonesia.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

(22)

93

Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suprijono, Agus.2009. Cooperative Learning. Surabaya: Pustaka Pelajar.

Susilaningsih, Endang dan Linda S Limbong. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Galaxy Puspa Mega

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif. Jakarta: Kecana.

______. 2010. Model pembelajaran Terpadu .Surabaya: Bumi Aksara.

Yamin, Martinis dan Bansu Irianto. 2009. Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa. Jakarta: Gaung Persada.

Yulia, S. 2012. BAB II Kajian Pustaka. eprints.uny.ac.id/9829/2/bab2.pdf. 31 Desember 2014

Gambar

Grafik  4.1 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Pre Tes .............................

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan evaluasi dokumen penawaran akan memasuki tahap pembuktian kualifikasi, maka kepada Saudara disampaikan hal-hal sebagai berikut:2. Penawaran Saudara atas paket

Website ini mendiskusikan Sistem Operasi yang dikeluarkan Windows dan Linux, dimana di dalamnya terdapat tampilan menu utama, tampilan profil setiap Sistem Operasi dan tampilan

Situs web FcChelsea Indonesia Fans Club sangat membantu masyarakat yang membutuhkan informasi mengenai FcChelsea dengan mudah, dimana masyarakat dapat mengakses dimana pun

System Development Life Cycle – merupakan kumpulan dari berbagai modul ilmu pengetahuan yang ter- kait dengan pengembangan sebuah sistem atau entitas komputasi (sistem

Langkah pelaksanaan/prosedur kerja dalam kegiatan pelatihan dan pendampingan optimalisasi penggunaan LEGO dalam pembelajaran Matematika, secara garis besar terdiri atas: 1)

Inconsistency that the basic conformance class essentially already requires a response paging capability while the response paging conformance class adds very little extra

[r]

Abstrak — Taman Hiburan Rakyat Surabaya berada yang di Jalan Kusuma Bangsa dulu melegenda dan banyak dikunjungi masyarakat baik dari dalam kota maupun dari luar