HUBUNGAN PROFESIONALISME, MOTIVASI BERPRESTASI, DAN PARTISIPASI DALAM MGMP DENGAN
KINERJA GURU MATEMATIKA SMP DI KABUPATEN PADANG LAWAS
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Sebahagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh:
RANI ASTRIA SILVERA HARAHAP NIM: 8136131010
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN MEDAN
i ABSTRAK
Rani Astria Silvera Harahap, 8136131010. Hubungan Profesionalisme, Motivasi Berprestasi dan Partisipasi dalam MGMP dengan Kinerja Guru Matematika SMP di Kabupaten Padang Lawas. Tesis. Pascasarjana. Universitas Negeri Medan (UNIMED). 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Apakah terdapat hubungan yang positif antara profesionalisme dengan kinerja guru matematika, (2) Apakah terdapat hubungan yang positif antara motivasi berprestasi dengan kinerja guru matematika, (3) Apakah terdapat hubungan yang positif antara partisipasi dalam MGMP dengan kinerja guru matematika, (4) Apakah terdapat hubungan yang positif antara profesionalisme, motivasi berprestasi, partisipasi dalam MGMP secara bersama-sama dengan kinerja guru matematika. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif jenis korelasional dengan menempatkan variabel penelitian ke dalam dua kelompok yaitu variabel bebas dan variabel terikat dengan sampel
penelitian sebanyak 80 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple
random sampling atau acak dengan memperhatikan proporsi populasi. Instrumen
penelitian menggunakan angket. Uji hipotesis menggunakan analisis korelasi sederhana, korelasi ganda, dan korelasi parsial pada taraf signifikansi α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan: (1) terdapat hubungan yang positif antara profesionalisme dengan kinerja guru matematika dengan koefisien korelasi sebesar r = 0,333 serta memberikan sumbangan efektif sebesar 10,56%, (2) terdapat hubungan yang positif antara motivasi berprestasi dengan kinerja guru matematika dengan koefisien korelasi r = 0,363 serta memberikan sumbangan efektif sebesar 12,69%, (3) terdapat hubungan yang positif antara partisipasi dalam MGMP dengan kinerja guru matematika dengan koefisien korelasi sebesar r = 0,330 serta memberikan sumbangan efektif sebesar 9,76%, (4) terdapat hubungan yang positif antara profesionalisme, motivasi berprestasi, partisipasi dalam MGMP secara bersama-sama dengan kinerja guru matematika dengan koefisien korelasi sebesar R = 0,573 serta memberikan sumbangan efektif sebesar 33,01%. Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini diharapkan kepada Kepala Dinas untuk selalu bekerja sama dengan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru, kepada Kepala Sekolah lebih memperhatikan kebutuhan guru, dan kepada Guru Matematika selalu lebih aktif dalam kegiatan MGMP, mengikuti pelatihan-pelatihan dan seminar untuk meningkatkan kemampuan dan menambah wawasan.
ii ABSTRACT
Rani Astria Silvera Harahap, 8136131010. The Relationship of Professionalism, Achievement Motivation and Participation in MGMP with mathematics teacher Performance SMP at Regency Padang Lawas. Thesis. Postgraduate. Universitas Negeri Medan (UNIMED). 2015.
This research aims to know the: (1) Whether there is a positive relationship between professionalism with mathematics teacher performance, (2) whether there is a positive relationship between achievement motivation with mathematics teacher performance, (3) whether there is a positive relationship between participation in MGMP with mathematics teacher performance, (4) Whether there is a positive relationship between professionalism, achievement motivation, participation in MGMP together with mathematics teacher performance. This research is quantitative research type korelasional with variable by putting the research into two groups, the free variables and bound variables with sample research as many as 80 people. Sampling is done by means of simple random sampling or random with attention to the proportion of the population. Research instrument using question form. Test hypotheses using a simple correlation analysis, correlation, and partial correlationon the extend significance of α = 0.05. The results showed: (1) there is a positive relationship between professionalism with mathematics teacher performance with a coefficient of correlation r = 0.333 and effective contribution amounting to 10,56%, (2) there is a positive relationship between achievement motivation with mathematics teacher performance with a coefficient of correlation r = 0.516 and effective contribution of 12,69%, (3) there is a positive relationship between participation in MGMP with mathematics teacher performance with correlation coefficient of r = 0,330 and effective contribution of 9,76% , (4) there is a positive relationship between professionalism, achievement motivation, participation in MGMP together with mathematics teacher performance with the coefficient correlation of R = 0,573 enhance the capabilities and adds insights.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukurpenulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan
karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyususnan tesis ini dengan
judul: Hubungan Profesionalisme, Motivasi Berprestasi, dan Partisipasi dalam
MGMP dengan Kinerja Guru Matematika SMP di Kabupaten Padang Lawas.
Tesis ini ditulis dalam rangka memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan studi
pada Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas
Negeri Medan.
Penulis menyadari dalam proses penyususnan tesis ini banyak menemui
rintangan namun dengan kerja keras dan semangat yang tinggi dari berbagai
pihak, akhirnya tesis ini dapat selesai dengan baik. Atas bantuan yang diberikan,
maka penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd,
atas fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan magister
pendidikan di Program Pascasarjana Unimed.
2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr.
Abdul Muin Sibuea, M.Pd, yang telah memberikan fasilitas dan suasana
kondusif pada Program Pascasarjana Unimed.
3. Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan, Bapak Dr. Darwin, M.Pd, atas
arahan dan masukan dalam penyusunan tesis hingga selesai.
4. Sekretaris Program Studi Administrasi Pendidikan, Bapak Prof. Dr.
Paningkat Siburian, M.Pd, atas arahan dan masukan untuk membangun tesis
iv
5. Bapak Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd dan Dr. H. Zulkifli Matondang,
M.Si, selaku pembimbing tesis yang telah meluangkan waktu dalam
mengarahkan, membimbing serta memotivasi penulis agar dapat
menyelesaikan tesis ini.
6. Kepada Dosen Penguji Bapak Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd, Bapak Dr.
Darwin, M.Pd dan Bapak Prof. Dr. Paningkat Siburian, M.Pd yang
memberikan arahan dan masukan yang membangun sehingga dapat
menyelesaikan tesis ini.
7. Seluruh Dosen Program Pascasarjana Program Studi Administrasi Pendidikan
yang telah memberikan masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan tesis ini.
8. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Padang Lawas Ibu Dra. Hj. Hamidah
Pasaribu, M.Pd yang telah memberikan izin riset dalam penelitian ini.
9. Seluruh Kepala Sekolah SMP di Kabupaten Padang Lawas yang telah
mengizinkan penulis melakukan penelitian di sekolah yang mereka pimpin.
10. Seluruh Guru-Guru SMP di Kabupaten Padang Lawas yang telah
berpartisipasi dalam penelitian ini agar penulis mampu menyelesaikan
pembuatan tesis ini.
11. Teristimewa kepada Bapakku Suhunan Harahap dan Ibuku Linni Ari Pasaribu
yang telah memberikan doa restu dan dukungan moril sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi di Program Pascasarjana Unimed.
12. Kakakku Lenni Astrid Harera Harahap, Amd, kakak iparku Sorilagat
Hasibuan, SKM, dan adikku Rinal Arlin Wijaya Harahap, S.H yang telah
v
13. Teman-teman Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan khususnya AP/A angkatan XXII yang telah
membantu dalam memberikan motivasi bagi penulis sehingga dapat
menyelesaikan studi dan penulisan resis ini.
14. Seluruh sanak keluarga, handaitolan famili (khususnya Rita Efryanti, S.Pd)
yang telah memberikan motivasi dan spirit dalam penulisan tesis ini.
15. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak bisa saya
sebutkan satu persatu sehingga penulisan tesis ini dapat selesai.
Semoga Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan rahmat-Nya
bagi kita semua, Aamiin.
Medan, September 2015
vi
1. Hubungan Profesionalisme dengan Kinerja Guru Matematika ... 38
2. Hubungan Motivasi Berprestasi dengan Kinerja Guru Matematika ... 39
3. Hubungan Partisipasi dalam MGMP dengan Kinerja Guru Matematika ... 40
vii
G. Teknik Analisis Data ... 57
H. Uji Persyaratan Analisis ... 59
I. Uji Hipotesis Penelitian ... 63
J. Hipotesis Statistik ... 66
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 68
A. Deskripsi Data Penelitian ... 68
B. Uji Kecenderungan Data Variabel Penelitian ... 75
C. Uji Persyaratan Analisis ... 78
D. Uji Hipotesis Penelitian ... 84
E. Temuan Penelitian ... 88
F. Pembahasan Penelitian ... 90
G. Keterbatasan Penelitian ... 93
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 95
A. Kesimpulan ... 95
B. Implikasi ... 96
C. Saran ... 98
viii
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman
3.1 Distribusi Populasi Penelitian ... 45
3.2 Ukuran untuk Sampel Random yang Diperlukan Atas Suatu Populasi N Kasus ... 47
3.3 Distribusi Sampel Penelitian ... 48
3.4 Kisi-Kisi Instrumen Profesionalisme ... 52
3.5 Instrumen Kisi-Kisi Motivasi Berprestasi ... 52
3.6 Instrumen Kisi-Kisi Partisipasi dalam MGMP ... 52
3.7 Instrumen Kisi-Kisi Kinerja Guru Matematika ... 53
3.8 Penentuan Kecenderungan Data Setiap Variabel Penelitian ... 59
4.1 Ringkasan Karakteristik dari Data Setiap Variabel Penelitian ... 69
4.2 Distribusi Frekuensi Variabel Profesionalisme (X1) ... 69
4.3 Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Berprestasi (X2) ... 71
4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Partisipasi dalam MGMP (X3) ... 72
4.5 Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja Guru Matematika (Y) ... 74
4.6 Tingkat Kecenderungan Variabel Profesionalisme (X1) ... 75
4.7 Tingkat Kecenderungan Variabel Motivasi Berprestasi (X2) ... 76
4.8 Tingkat Kecenderungan Variabel Partisipasi dalam MGMP (X3) ... 76
4.9 Tingkat Kecenderungan Variabel Kinerja Guru Matematika (Y) ... 77
4.10 Ringkasan Hasil Uji Normalitas ... 78
4.11 Ringkasan Hasil Analisis Homogenitas ... 80
4.12 Ringkasan Anava untuk Persamaan regresi Y atas X1 ... 80
4.13 Ringkasan Anava untuk Persamaan regresi Y atas X2 ... 81
ix
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Halaman
2.1 Organizational Behaviour, Structure, Process (Gibson,
Ivancevich, Donnelly. 1985:124) ... 19
2.2 Paradigma Penelitian ... 42
4.1 Histogram Skor Variabel Profesionalisme (X1) ... 70
4.2 Histogram Skor Motivasi Berprestasi (X2) ... 72
4.3 Histogram Skor Partisipasi dalam MGMP (X3) ... 73
4.4 Histogram Skor Kinerja Guru Matematika (Y) ... 74
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Instrumen Penelitian Profesionalisme ... 104
2. Instrumen Penelitian Motivasi Berprestasi ... 107
3. Instrumen Penelitian Partisipasi dalam MGMP ... 109
4. Instrumen Penelitian Kinerja Guru Matematika ... 112
5. Sebaran Data Ujicoba Instrumen Profesionalisme ... 115
6. Sebaran Data Ujicoba Instrumen Motivasi Berprestasi ... 119
7. Sebaran Data Ujicoba Instrumen Partisipasi dalam MGMP ... 123
8. Sebaran Data Ujicoba Instrumen Kinerja Guru Matematika ... 126
9. Perhitungan Validitas ... 129
10. Perhitungan Reliabilitas ... 136
11. Data Hasil Penelitian Variabel Profesionalisme ... 144
12. Data Hasil Penelitian Variabel Motivasi Berprestasi ... 148
13. Data Hasil Penelitian Variabel Partisipasi dalam MGMP ... 152
14. Data Hasil Penelitian Variabel Kinerja Guru Matematika ... 156
15. Data Ubahan Penelitian ... 160
16. Perhitungan Distribusi Frekuensi ... 162
17. Uji Kecenderungan Data ... 170
18. Uji Normalitas ... 173
19. Uji Homogenitas ... 180
20. Uji Kelinieran dan Persamaan Regresi ... 188
21. Uji Independensi ... 202
22. Perhitungan Korelasi Sederhana Variabel Bebas dengan Variabel Terikat ... 205
23. Perhitungan Korelasi Parsial ... 208
24. Perhitungan Uji Keberartian Persamaan Regresi Linier Multipel ... 211
1 BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi
manusia, pembentukan pribadi manusia yang berkualitas menjadi keharusan
bagi suatu bangsa jika ingin maju. Pendidikan diharapkan memberikan
pengaruhnya untuk mengembangkan generasi penerus bangsa menjadi warga
negara yang berkualitas yang mampu menghadapi tantangan masa depan.
Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem
pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Fungsi dan tujuan
Pendidikan Nasional yang tertuang dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003
Pasal 3 menyatakan pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan pembentukan watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Sekolah merupakan sebuah organisasi yang tidak bisa lepas dari
budaya yang diciptakannya. Kegiatan pendidikan di sekolah menempatkan
sekolah sebagai salah satu institusi sosial yang keberadaannya melaksanakan
kegiatan pembinaan potensi guru dan transformasi nilai budaya bangsa yang
bertanggung jawab terhadap proses pengembangan kemampuan individualitas,
2
adalah mengelola sumber daya manusia yang diharapkan menghasilkan lulusan
yang berkualitas, sesuai dengan kebutuhan masyarakat. lulusan sekolah
diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
pembangunan bangsa. Oleh karena itu sekolah harus mampu mencermati
kebutuhan peserta didik yang bervariasi, agar mereka dapat mandiri, produktif,
potensial dan berkualitas. Sagala (2011:71) mengemukakan, sekolah dipandang
sebagai suatu organisasi yang membutuhkan pengelolaan oleh orang-orang
yang profesional.
Guru adalah salah satu komponen penting dalam peningkatan mutu
pendidikan. Peranan guru sangat menentukan dalam meningkatkan kualitas
peserta didik, karena guru memegang kunci keberhasilan pendidikan, seperti
yang dikemukakan oleh Alma (2008:123) guru merupakan kunci keberhasilan
sebuah lembaga pendidikan. Baik dan buruknya perilaku atau cara mengajar
guru sangat mempengaruhi citra lembaga pendidikan, oleh karena itu sumber
daya guru harus dikembangkan melalui pendidikan dan pelatihan dan kegiatan
lain agar kemampuan profesionalnya lebih meningkat. Dalam melakukan
pelayanan pendidikan dan pengajaran, guru sebagai pemimpin dan manajer
yang memiliki kemampuan khusus dalam bidang pengajaran. Hal ini sesuai
dengan apa yang dikemukakan Uno (2008:15) bahwa guru merupakan suatu
profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai
guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang
pendidikan.
Data yang dikemukakan oleh Human Development Index (HDI) tahun
3
Dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, indonesia jauh dibawah
malaysia, Singapura, dan Thailand yang masing-masing berada pada urutan ke
62, 9, dan 89. HDI ini digunakan untuk mengklarifikasi apakah sebuah negara
adalah negara maju, negara berkembang atau negara terbelakang dan juga
untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup.
Berdasarkan data Human Development Index (HDI) tampaknya
pelaksanaan pendidikan di sekolah belum sesuai seperti yang diharapkan dalam
tujuan pendidikan nasional, yaitu meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Merosotnya kualitas pendidikan di indonesia dewasa ini disebabkan oleh
beberapa faktor, salah satu faktornya adalah guru. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Balitbang PDIP pada tahun 2008 menyatakan
bahwa persentasi guru yang layak sesuai dengan profesinya adalah sebagai
berikut: guru SMA 67,1 %, guru SMP 64,1 %, dan guru SD sebesar 50,7 %.
Hal ini menandai rata-rata keseluruhan guru, mulai dari SD, SMP, dan SMA
rata-rata 60,3% belum profesional atau belum layak menjadi guru. Guru
merupakan titik sentral dari kualitas pendidikan, guru perancang sekaligus
pelaksana proses pembelajaran. Sebagai perancang guru dapat menentukan
arah pendidikan. Sebagai pelaksana guru tidak hanya mentransfer ilmu
pengetahuan dan teknologi, namun juga menambahkan nilai-nilai budaya.
Untuk itu pemerintah telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan melalui
pemberian pelatihan kepada guru-guru, peningkatan penghasilan, pengadaan
sarana dan prasarana, dan beasiswa pendidikan untuk peningkatan jenjang
pendidikan, namun sejauh ini masih belum memberikan pengaruh yang
4
Hal ini sejalan dengan hasil observasi awal penulis pada bulan
Desember 2014 ke SMP di Kabupaten Padang Lawas. Khususnya di (5) lima
SMP Negeri yang ada di Kabupaten Padang Lawas serta melakukan
wawancara dengan (5) lima guru. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara
terbuka yang dilakukan oleh penulis terdapat masalah-masalah kinerja
khususnya guru matematika. Masalah-masalah tersebut diantaranya beberapa
guru belum mematuhi dan menaati peraturan yang ada di sekolah, seperti: Guru
masih kurang kreatif dalam menciptakan suasana belajar yang menarik dan
nyaman yang mana ditandai dengan suasana kelas yang ribut (50%). Tanggung
jawab guru juga masih kurang ditunjukkan guru yang meninggalkan kelas
karena urusan pribadi (45%). Guru belum mampu mengoperasikan media
pembelajaran berbasis komputer (60%), sehingga hal-hal yang berhubungan
dengan pembaharuan pembelajaran yang telah banyak beredar di internet
belum dapat dimanfaatkan untuk mendorong atau mendukung perkembangan
pendidikan. Pengelolaan proses pembelajaran juga belum maksimal dilakukan,
misalnya bagaimana membuka, menutup, sampai melakukan kegiatan evaluasi
pembelajaran, akibatnya siswa kurang termotivasi mengikuti kegiatan
pembelajaran (50%). Tingkat partisipasi guru dalam MGMP masih rendah
(45%) hal ini disebabkan karena guru menganggap bahwa MGMP hanya
sebagai diskusi kecil. MGMP hanya dibuat sebagai tempat untuk temu ramah
dengan guru-guru lainnya yang seprofesi yang mengakibatkan guru tidak lagi
membahas hal-hal yang menjadi pokok utama MGMP itu sendiri. Pembahasan
tidak lagi berhubungan dengan persoalan-persoalan dunia pembelajaran. Dan
5
Padang Lawas belum pernah mewakili sekolahnya ke tingkat provinsi. Dari
uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja guru matematika SMP di
Kabupaten Padang Lawas masih rendah. Hal ini tidak boleh dibiarkan
berlarut-larut agar masalah pendidikan ini dapat teratasi sehingga kualitas pendidikan
menjadi lebih baik. Untuk itu perlu dicari solusi untuk memperbaiki kualitas
kinerja guru matematika SMP di Kabupaten Padang Lawas.
Guru dituntut harus memiliki kinerja yang tinggi, dengan kinerja yang
tinggi guru akan berupaya meningkatkan dan mengembangkan potensi peserta
didiknya secara optimal, sehingga menghasilkan peserta didik yang mampu
mandiri, berkualitas serta mampu berkompetensi dengan masyarakat global.
Kinerja guru pada dasarnya merupakan penampilan kerja atau unjuk kerja yang
dilakukan oleh guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Kualitas
kinerja guru akan sangat menentukan pada kualitas pendidikan, karena guru
merupakan pihak yang paling banyak bersentuhan langsung dengan siswa
dalam proses pendidikan/pembelajaran di lembaga pendidikan sekolah.
Prawirosentono (2008:457) kinerja adalah usaha yang dilakukan dari hasil
kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu
organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam
rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar
hukum dan sesuai dengan moral dan etika.
Kinerja guru di sekolah tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor yang
secara umum dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor yang muncul dari
luar diri guru dan dalam diri guru. Arikunto (1996:34) mengemukakan bahwa
6
internal yang terdiri dari sikap berkomunikasi, kemampuan manajemen, minat
dan keinginan, intelegensi, intelektual, motivasi, dorongan, kepribadian, dan
jati diri. Kedua, faktor eksternal terdiri dari sarana dan prasarana, intensif atau
gaji guru, suasana kerja dan iklim kerja. Hal senada juga diungkapkan oleh
Mulyasa (2004:99) yang mengemukakan ada sepuluh faktor yang dapat
mempengaruhi kinerja guru, baik faktor internal maupun faktor eksternal.
Faktor internal adalah perangkat pribadi seorang guru baik secara fisik dan
psikis, sedangkan faktor eksternal adalah seluruh lingkungan yang ada disekitar
guru tersebut. kesepuluh faktor tersebut adalah dorongan untuk bekerja,
tanggung jawab terhadap tugas, minat terhadap tugas, peluang untuk
berkembang, perhatian dari kepala sekolah, hubungan interpersonal dengan
kepala sekolah, guru, kelompok diskusi terbimbing serta layanan perpustakaan.
Berdasarkan uraian di atas maka diidentifikasi bahwa kinerja guru itu
dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu motivasi, kepuasan kerja, struktur
organisasi, pengalaman kerja, sikap, peran, intelegensi, dan sikap
berkomunikasi. Namun, dalam penelitian ini faktor yang diduga berhubungan
dengan kinerja guru matematika adalah profesionalisme, motivasi berprestasi
dan partisipasi dalam MGMP.
Beberapa jurnal penelitian yang berkaitan dengan kinerja guru. Jurnal
penelitian Ari Wahyu Ningrat Karang, Made Yudana, dan Nyoman Natajaya
(Volume 4 Tahun 2013) pada hasil penelitiannya terdapat kontribusi yang
signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah, kompetensi profesional, dan
motivasi kerja secara bersama-sama terhadap kinerja guru SMP Negeri 1
7
Sunu (Volume 4 Tahun 2013) pada hasil penelitiannya terdapat kontribusi yang
signifikan motivasi berprestasi terhadap kinerja guru sebesar 86,1% dan
sumbangan efektif sebesar 33%. Hal ini berarti semakin baik motivasi
berprestasi maka semakin baik kinerja guru, motivasi berprestasi perlu
ditumbuhkan sehingga memunculkan persaingan yang kompetitif di sekolah
sehingga kualitas pendidikan dapat ditingkatkan. Jurnal penelitian yang ditulis
Wayan Sunarsa, dkk tahun (Volume 4 Tahun 2013) yang berjudul kontribusi
etos kerja, pengalaman kerja, dan intensitas keterlibatan guru pada kegiatan
MGMP terhadap kinerja guru matematika SMA Negeri di Kabupaten Tabanan.
Hasil penelitiannya terdapat kontribusi secara bersama-sama etos kerja,
pengalaman kerja, dan intensitas keterlibatan guru pada kegiatan MGMP
terhadap kinerja guru matematika SMA Negeri Kabupaten Tabanan sebesar
64,00%. Jurnal penelitian I Nyoman Rauh (Volume 4 Tahun 2013) terdapat
kontribusi yang positif dan signifikan antara kompetensi profesional, konsep
diri akademik, motivasi kerja guru secara bersama-sama terhadap kinerja guru
matematika sebesar 86,7%. Jurnal penelitian Tumbur Hutasoit (ISSN:
2086-3942 Volume V Nomor 2 Tahun 2012) hasil penelitiannya terdapat pengaruh
langsung antara motivasi berprestasi terhadap kinerja guru sebesar 42,77%.
Berdasarkan jurnal tersebut terlihat adanya kontribusi yang positif dan
signifikan terhadap kinerja guru yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti
motivasi berprestasi, motivasi kerja, konsep diri akademik, dan kompetensi
profesional.
Profesionalisme adalah paham yang mengajarkan bahwa suatu
8
mempunyai kebermaknaan ahli (expert) dengan pengetahuan yang dimiliki
dalam melayani pekerjaannya. Tanggung jawab (responsibility) atas
keputusannya baik intelektual maupun sikap dan memiliki rasa kesejahteraan
menjunjung tinggi etika profesi dalam suatu organisasi yang dinamis. Sebagai
tenaga profesional guru diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan di
indonesia agar dapat keluar dari masalah pendidikan. Selanjutnya dalam UU
No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, pada pasal 1 ayat 1 dikatakan
bahwa guru adalah pendidik professional dengan tugas utamanya (1) mendidik;
(2) mengajar; (3) membimbing; (4) mengarahkan; (5) melatih; (6) menilai, dan
(7) mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini di jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Dalam hal ini
sangat jelas tuntutan profesionalitas guru.
Menurut Mulyasa (2004:18) karakteristik guru yang dinilai kompeten
secara profesional adalah mampu mengembangkan tanggung jawab dengan
baik, melaksanakan peran dan fungsinya dengan tepat, mampu bekerja untuk
mewujudkan tujuan pendidikan di sekolah dan mampu melaksanakan peran
dan fungsinya dalam pembelajaran di kelas. Jadi, guru yang profesional adalah
guru yang memiliki kompetensi atau standar mutu yang dipersyaratkan untuk
melakukan tugas pendidikan dan pengajaran serta mengedepankan nasib
peserta didiknya untuk bisa menggunakan potensi dan kecakapan yang
dimilikinya. Profesionalitas yang dimilikinya akan meningkatkan kinerja yang
dimiliki oleh seorang guru.
Motivasi diartikan sebagai keadaan dalam pribadi seseorang yang
9
guna mencapai tujuan. Motivasi berprestasi menurut Usman (2013:292) ialah
dorongan dari dalam diri untuk mengatasi segala tantangan dan hambatan
dalam upaya mencapai tujuan. Orang yang mempunyai motivasi berprestasi
cenderung menuntut dirinya untuk berusaha lebih keras agar pekerjaan yang
menjadi tanggung jawabnya dapat dilaksanakan dengan baik. Mereka akan
mempunyai tanggung jawab yang besar dalam melaksanakan tugasnya, apabila
mendapat tantangan, ia akan berusaha untuk mencari strategi-strategi tertentu
yang dapat digunakan untuk mengatasi tantangan tersebut. ia akan sangat
senang jika berhasil memenangkan suatu persaingan dan berani menanggung
resiko sebagai konsekuensi dari usaha yang dilakukannya dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Berdasarkan penjelasan di atas motivasi
berprestasi diduga berhubungan dengan kinerja guru.
Faktor lain yang diduga turut berhubungan dengan kinerja guru adalah
partisipasi guru dalam program pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan
dalam forum MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), yang dibentuk mulai
dari tingkat sekolah, gugus, kabupaten, dan propinsi. MGMP adalah suatu
forum/wadah kegiatan profesional guru mata pelajaran yang sejenis, yaitu
Musyawarah dan Guru Mata Pelajaran, berarti mencerminkan kegiatan dari,
oleh dan untuk guru. Yang dimaksud dengan guru mata pelajaran adalah guru
negeri maupun swasta yang mengasuh dan bertanggung jawab untuk
mengelola mata pelajaran yang ditetapkan oleh kurikulum. Melalui MGMP,
terjadi interaksi yang secara berkelanjutan antar guru mata pelajaran dalam hal
menumbuhkan kegairahan meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam
10
mengajar. Dengan demikian forum ini menjadi wadah bagi guru untuk
meningkatkan kemahiran dalam melaksanakan pengajaran, diskusi yang
dilakukan berlangsung untuk saling tukar pikiran mengenai metode yang tepat,
materi pembelajaran, serta pendekatan yang tepat dalam pembelajaran
sehingga terciptalah kinerja guru yang tinggi.
MGMP tingkat SMP merupakan wadah kegiatan guru pada jenjang
SMP untuk memecahkan segala permasalahan dan hambatan yang terjadi di
lapangan serta menyempurnakan proses pembelajaran diantaranya adalah
perbedaan penguasaan materi pelajaran dan hal-hal yang menunjang dan
berhubungan dengan proses belajar mengajar. Partisipasi guru dalam MGMP
bertujuan untuk meningkatkan kemampuannya dalam pelaksanaan
pembelajaran, pada dasarnya sangat positif dan berarti bagi sebagian guru.
Apabila forum itu dilaksanakan sesuai dengan harapan, maka terjadi
pembinaan serius kepada guru melalui proses interaksi dengan sesama guru,
lewat forum ini semua guru berada pada level yang sama, semua masalah, dan
keluhan bisa dibahas secara bersama-sama. Harapan bahwa MGMP berperan
dalam meningkatkan kinerja guru pada dasarnya bisa menjadi kenyataan
apabila guru berperan secara aktif dan memberikan respon positif. Perilaku
guru yang diharapkan adalah guru yang proaktif dalam implementasi
perkembangan teknologi dalam tataran teknik, metodologi, strategi, dan
pendekatan dalam pembelajaran.
Memahami fenomena SMP di Kabupaten Padang Lawas ini dapat
dilakukan peningkatan terhadap beberapa variabel yang dapat berhubungan
11
sebagaimana dijelaskan pada bagian sebelumnya, diduga variabel
profesionalisme, motivasi berprestasi, partisipasi dalam MGMP berpengaruh
terhadap kinerja guru.
Jika dugaan ini teruji, maka konsep tentang hubungan keempat
variabel ini dapat digunakan untuk menjelaskan, meramalkan, dan menemukan
alternatif untuk mengatasi masalah kinerja guru matematika di SMP di
Kabupaten Padang Lawas.
B.Identifikasi Masalah
Seperti yang telah diuraikan pada teori sebelumnya dalam latar
belakang masalah banyak faktor yang berhubungan dengan kinerja guru
matematika. Hal ini akan mengundang sejumlah pertanyaan tentang
faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja guru matematika tersebut. Maka dapat
diidentifikasi masalah yang berkenaan dengan kinerja guru matematika yaitu:
(1) motivasi; (2) konsep diri akademik; (3) pengalaman kerja; (4) sikap; (5)
kompetensi profesional; (6) peran; (7) perilaku kepemimpinan; (8) kepuasan
kerja; (9) dan sikap berkomunikasi.
C.Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, diketahui bahwa cukup
banyak faktor yang berhubungan dengan kinerja guru matematika, namun
mengingat kemampuan materi dan keterbatasan waktu, maka dilakukan
pembatasan masalah dalam penelitian ini. Adapun permasalahan kinerja guru
12
motivasi berprestasi, partisipasi dalam MGMP. Ketiga faktor ini dianggap
sebagai faktor yang sangat berhubungan dengan kinerja guru matematika SMP
di Kabupaten Padang Lawas, dan selanjutnya menjadi variabel dalam
penelitian ini.
D.Rumusan Masalah
Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan diatas maka
dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat hubungan antara profesionalisme dengan kinerja guru
matematika SMP di Kabupaten Padang Lawas?
2. Apakah terdapat hubungan antara motivasi berprestasi dengan kinerja guru
matematika SMP di Kabupaten Padang Lawas?
3. Apakah terdapat hubungan antara partisipasi dalam MGMP dengan
kinerja guru matematika SMP di Kabupaten Padang Lawas?
4. Apakah terdapat hubungan antara profesionalisme, motivasi
berprestasi dan partisipasi dalam MGMP secara bersama-sama dengan
kinerja guru matematika SMP di Kabupaten Padang Lawas?
E.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat ditentukan tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui hubungan antara profesionalisme dengan kinerja guru
13
2. Untuk mengetahui hubungan antara motivasi berprestasi dengan kinerja
guru matematika SMP di Kabupaten Padang Lawas.
3. Untuk mengetahui hubungan antara partisipasi dalam MGMP dengan
kinerja guru matematika SMP di Kabupaten Padang Lawas.
4. Untuk mengetahui hubungan antara profesionalisme, motivasi
berprestasi dan partisipasi dalam MGMP secara bersama-sama dengan
kinerja guru matematika SMP di Kabupaten Padang Lawas.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan diperoleh manfaat
penelitian sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
a. Menguatkan teori mengenai profesionalisme, motivasi berprestasi,
partisipasi dalam MGMP dan kinerja guru matematika.
b. Sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut tentang studi
manajemen, khususnya yang berkaitan dengan dengan profesionalisme,
motivasi berprestasi, partisipasi dalam MGMP dan kinerja guru
matematika.
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi Kepala Dinas pendidikan
Kabupaten Padang Lawas dalam meningkatkan mutu pendidikan serta
peningkatan kinerja guru matematika.
b. Bagi kepala sekolah sebagai bahan masukan dalam pengambilan
14
yang berhubungan dengan profesionalisme, motivasi berprestasi, dan
partisipasi dalam MGMP.
c. Bagi Guru matematika, sebagai bahan masukan untuk mengetahui
sebab-sebab dan cara-cara meningkatkan kinerja guru sehingga
kualitas pendidikan anak didik yang diselenggarakan pada SMP di
Kabupaten Padang Lawas dapat ditingkatkan sesuai dengan Standar
Nasional Pendidikan.
d. Bagi peneliti lainnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk
selanjutnya dan dapat dikembangkan dengan variabel-variabel yang
95 BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka
dapat disimpulkan:
1. Terdapat hubungan yang positif profesionalisme dengan kinerja guru
matematika SMP di kabupaten Padang Lawas, artinya semaikin tinggi
profesionalisme maka semakin tinggi juga kinerja guru matematika pada
SMP di kabupaten Padang Lawas.
2. Terdapat hubungan yang positif motivasi berprestasi dengan kinerja guru
matematika SMP di kabupaten Padang Lawas, artinya semakin tinggi
motivasi berprestasi maka semakin tinggi juga kinerja guru matematika
pada SMP di kabupaten Padang Lawas.
3. Terdapat hubungan yang positif partisipasi dalam MGMP dengan kinerja
guru matematika, artinya semakin tinggi partisipasi dalam MGMP maka
semakin tinggi juga kinerja guru matematika pada SMP di kabupaten
Padang Lawas.
4. Terdapat hubungan yang positif profesionalisme, motivasi berprestasi, dan
partisipasi dalam MGMP secara bersama-sama dengan kinerja guru
matematika pada SMP di kabupaten Padang Lawas, artinya semakin tinggi
profesionalisme, motivasi berprestasi, dan partisipasi dalam MGMP, maka
semakin tinggi juga kinerja guru matematika pada SMP di kabupaten
96
berprestasi memiliki sumbangan efektif yang paling tinggi, kemudian
dilanjutkan dengan profesionalisme dan partisipasi dalam MGMP
memberikan sumbangan efektif yang terendah.
B.Implikasi
Implikasi penelitian dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian dan
kesimpulan penelitian, diantaranya:
1. Dengan diterimanya hipotesis pertama yang diajukan, maka upaya
meningkatkan kinerja guru matematika adalah dengan meningkatkan
profesionalisme. Guru yang memiliki profesionalisme yang tinggi harus
memiliki kemampuan atau harus dapat menguasai kesepuluh kompetensi
dasar serta guru harus mampu menerapkan dan melaksanakan kode etik
guru dengan sebaik-baiknya guna menjadi guru yang profesional. Untuk
meningkatkan profesionalisme dan meningkatkan kemampuan yang
dimiliki guru harus aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang berhubungan
dengan peningkatan kemampuan. Seperti mengikuti seminar,
pelatihan-pelatihan, membaca buku-buku keluaran terbaru dan rajin mengakses
internet. Peran kepala sekolah untuk keberhasilan guru dalam bekerja juga
sangat penting. Kepala sekolah sebagai pemimpin merupakan orang yang
turut menentukan kinerja guru terutama menyangkut kebijakan yang
berkenaan dengan profesionalisme guru. Seorang kepala sekolah yang
dapat menggerakkan, mengarahkan, dan mendorong guru agar bekerja
sesuai tujuan sekolah dan profesional dibidangnya merupakan seorang
97
2. Dengan diterimanya hipotesis kedua yang diajukan, maka upaya
meningkatkan kinerja guru matematika adalah dengan meningkatkan
motivasi berprestasi. Peran motivasi berprestasi akan dapat mendorong
guru untuk melakukan pekerjaannya dengan sebaik-baiknya mereka akan
bergulat demi prestasi pribadi bukannya untuk ganjaran sukses dan mereka
mempunyai hasrat untuk melakukan sesuatu lebih baik atau lebih efisien
dari pada yang telah dilakukan sebelumnya. Guru perlu menanamkan
dalam dirinya untuk selalu melakukan yang terbaik, menumbuhkan rasa
cinta terhadap profesinya sebagai pendidik sehingga menimbulkan
motivasi dalam dirinya. Kepala sekolah sebagai pemimpin harus selalu
membimbing guru agar memiliki keinginan untuk selalu sukses, gigih, dan
menjadi teladan bagi peserta didiknya sehingga ketika diberikan tanggung
jawab guru melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.
3. Dengan diterimanya hipotesis ketiga yang diajukan, maka upaya
meningkatkan kinerja guru matematika adalah dengan meningkatkan
partisipasi dalam MGMP. Adapun upaya yang dilakukan adalah kepala
sekolah harus mendorong guru untuk berpartisipasi dalam kegiatan
MGMP seperti membuat jadwal pertemuan yang rutin serta setiap guru
wajib menyiapkan satu topik pembelajaran yang akan dibahas bersama
pada setiap pertemuan secara bergantian.
4. Dengan diterimanya hipotesis keempat yang diajukan yaitu adanya
hubungan positif antara profesionalisme, motivasi berprestasi, dan
partisipasi dalam MGMP secara bersama-sama dengan kinerja guru
98
berprestasi, dan partisipasi dalam MGMP merupakan hal yang utama di
dalam meningkatkan kinerja guru matematika. Seperti halnya dalam
penelitian ini semakin tinggi profesionalisme, motivasi berprestasi, dan
partisipasi dalam MGMP maka semakin tinggi juga kinerja guru
matematika demikian juga sebaliknya semakin rendah profesionalisme,
motivasi berprestasi, dan partisipasi dalam MGMP maka akan semakin
rendah juga kinerja guru matematika. Maka upaya meningkatkan kinerja
guru matematika adalah dengan meningkatkan profesionalisme, motivasi
berprestasi, dan partisipasi dalam MGMP. Peningkatan kinerja guru
matematika di sekolah merupakan suatu hal yang kompleks dan
dipengaruhi oleh banyak faktor baik faktor internal maupun faktor
eksternal guru matematika seperti peranan kepala sekolah merupakan hal
yang sangat fundamental, sebagai seorang pemimpin kepala sekolah harus
dapat mewujudkan kinerja maksimal guru matematika untuk mencapai
tujuan pendidikan.
C.Saran
Berdasarkan kesimpulan, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai
berikut:
1. Kepada Kepala Dinas kabupaten Padang Lawas, untuk selalu bekerja sama
dengan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru, salah satunya
dengan melakukan kegiatan MGMP yang bertujuan dapat meningkatkan
99
2. Kepada Kepala Sekolah SMP di kabupaten Padang Lawas sebaiknya perlu
memperhatikan kebutuhan guru tersebut misalnya memberikan pelatihan
maupun diklat secara kontiniu kepada guru sehingga kemampuan guru
semakin meningkat.
3. Kepada Guru Matematika disarankan untuk aktif dalam kegiatan MGMP,
mengikuti pelatihan-pelatihan dan seminar untuk meningkatkan
kemampuan dan menambah wawasan.
4. Kepada Peneliti Lain, hasil penelitian ini diharapkan menjadi satu rujukan
untuk melanjutkan penelitian yang lebih mendalam terutama menyangkut
profesionalisme, motivasi berprrestasi, dan partisipasi dalam MGMP serta
100
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. 2008. Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.
Alfian, M. 2012. Hubungan Kompetensi dan Pengembangan profesionalisme guru dalam Bentuk Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dengan Peningkatan Mutu Sekolah di MTS Kota Binjai. Tesis. Medan: PPS Universitas Negeri Medan.
Ambarita, Biner, dkk. 2014. Perilaku Organisasi. Bandung: Alfabeta.
Azwar, Saifuddin. 2009. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Achmad, A. 2004. Memberdayakan MGMP, Sebuah Keniscayaan. Artikel (www. Google, diakses tanggal 23 Februari 2015.
Arifin. 1995. Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum). Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 1996. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
...1996. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta.
Bestiana, Rosita. 2011. Hubungan Kepuasan Kerja, Motivasi, dan Komitmen Normatif dengan Kinerja Guru SMP Negeri 1 Rantau Selatan Kabupaten Labuhan Batu. Tesis. Medan: PPS Universitas Negeri Medan.
Danim, Sudarwan. 2002. Inovasi Pendidikan : Dalam Upaya Meningkatkan
Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung : Pustaka Setia.
Davies, I.K. 1991. Pengelolaan Belajar. Diterjemahkan oleh Sudarsono Sudirdjo. Jakarta: PAU-UT dan Rajawali.
Gibson, James 1, Jhon M. Ivancevich, and James H Donnelly, Jr. 1994
Organisasi: Perilaku, Struktur, dan proses. Terjemahan Agus Dharma. Jakarta: Erlangga.
Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algessindo.
101
Manik, Wira Sumitro. 2012. Hubungan Persepsi kepemimpinan Transformasional dan Motivasi berprestasi dengan Kinerja Guru di SMA Negeri Kabupaten Pakpak Bharat. Tesis. Medan: PPS Universitas Negeri Medan.
Mangkunegara, Prabu Anwar. 2009. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Rineka Cipta.
Merriwati .2015. http://batampos.co.id/07-01-2015/memberdayakan-mgmp-yang-dibutuhkan-guru-di-kabupaten-anambas/ diakses Rabu, 7 Jan 2015 - 09:08 WIB.
Mondy. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Alih bahasa: Bayu Airlangga. Jakarta: Erlangga.
Mulyasa, E. 2004. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Noor, Juliansyah. 2013. Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan
Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana.
Odeyemi. TO. 2010. Principals’Leadership Styles and Teachers’ Job
Performance in Senior Secondary Schools in Ondo State, Nigeria. Journal of Educations Administration and Policy Studies.
Prawidilaga, Dewi Salma. 2008. Prinsip Disain Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Purba, Sukarman. 2010. Kinerja Pimpinan Jurusan di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Presindo.
Rauh, I Nyoman. 2013. Kontribusi Kompetensi Profesional Guru, Konsep Diri Akademik serta Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru Matematika di Tingkat SMA se-Kabupaten Karangasem. Vol 4. Jurnal. Singaraja: PPS Universitas Pendidikan Ganesha.
Rivai, Veithzal. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta: PT Grafindo Persada Indonesia.
Robbins, S.P. 2001. Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, Aplikasi, Edisi Bahasa Indonesia, Jilid 1. Jakarta: Prenhalindo.
... 2007. Perilaku Organisasi. Edisi Kesepuluh. Alih Bahasa: Benjamin Molan. Indonesia: Macan Jaya Cemerlang.
Sagala, Syaiful. 2011. Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
102
Sahertian, Piet A. 2000. Konsep Dasar & Teknik Suoervisi Pendidikan Dalam
Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Cetakan I. Jakarta: Rineka
Cipta.
Saud, U. S. 2009. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta.
Sardiman, 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Syafaruddin. 2008. Efektifitas Kebijakan Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sidi, Indra Djati. 2001. Menuju Masyarakat Belajar (Menggagas Paradigma Baru
Pendidikan). Jakarta: Paramadina.
Soetjipto & Kosasi, Raflis. 2000. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta.
Suharsaputra, Uhar. 2010. Administrasi pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sudjana. 1992. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Sumaryadi, I nyoman. 2010. Efektifitas Implementasi Otonomi Daerah. Jakarta: Citra utama.
Sunarsa, I Wayan, dkk. 2013. Kontribusi Etos Kerja, Pengalaman Kerja, Dan Intensitas Keterlibatan Guru pada Kegiatan MGMP terhadap Kinerja Guru Matematika SMA Negeri di Kabupaten Tabanan. Vol 4. Jurnal. Singaraja: PPS Universitas Pendidikan Ganesha.
Supardi, 2013. Kinerja Guru. Jakarta: Rajawali Press.
Surya, M. 2006. Percikan Perjuangan Guru Menuju Guru Profesional, Sejahtera,
dan Terlindungi. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Thoha, M. 2008. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Uno, Hamzah. B. 2006. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.
Usman, 2013. Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.