• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan jasa kereta api Ekspres Pakuan Jabodetabek: studi kasus kereta api Ekspres Pakuan Bogor-Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan jasa kereta api Ekspres Pakuan Jabodetabek: studi kasus kereta api Ekspres Pakuan Bogor-Jakarta"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

EKSP

(STUDI KA

PROGRAM

D

FAKULTA

IN

EKSPRES PAKUAN JABODETABEK

KASUS KERETA API EKSPRES PAKU

BOGOR-JAKARTA)

Oleh

FITRIAH ISKY FARIDA

H24077042

AM SARJANA ALIH JENIS MANAJEM

DEPARTEMEN MANAJEMEN

KULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011

AKUAN

JEMEN

(2)

Terhadap Kualitas Pelayanan Jasa Kereta Api Ekspress Pakuan Jabotabek (Studi Kasus Kereta Api Ekspress Pakuan Bogor-Jakarta)”. Di bawah bimbingan MA’MUN SARMA dan DIKKY INDRAWAN

Persaingan dalam bisnis transportasi yang sangat ketat memacu PT. Kereta Api (Persero) untuk memikirkan dan melakukan langkah-langkah yang tepat untuk tetap dapat bersaing dalam bisnis tersebut. Mempertahankan kepuasan pelanggan merupakan salah satu langkah yang tepat untuk tetap dapat bersaing dan menguasai pangsa pasar.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan: (1) menganalisis atribut kualitas pelayanan yang dianggap penting dalam menentukan kepuasan pelanggan Kereta Api Ekspress Pakuan Bogor-Jakarta, (2) menganalisis kinerja PT. Kereta Api (Persero) terhadap atribut kualitas pelayanan yang menentukan kepuasan pelanggan Kereta Api Ekspress Pakuan Bogor-Jakarta, (3) menganalisis kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan di Kereta Api Ekspress Pakuan Bogor-Jakarta yang disediakan oleh PT. Kereta Api (Persero) dan (4) Mengenalisis hubungan antara kerakteristik pelanggan Kereta Api Ekspress Pakuan Bogor-Jakarta dengan tingkat kepuasan pelanggan.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari data hasil kuesioner dan wawancara, sedangkan data sekunder diperoleh dari literatur, internet, dan dokumen perusahaan. Pengambilan contoh yang digunakan pada penelitian ini adalah nonprobability sampling menggunakan teknik convenience sampling. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Importance Performance Analysis (IPA), Customer Satisfaction index (CSI), dan Chi Square.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat sebelas atribut yang dianggap penting dalam menentukan kepuasan pelanggan. Kesebelas atribut tersebut antara lain: (1) Ketepatan jadwal perjalanan KA, (2) Kemudahan dalam memperoleh informasi yang jelas, (3) Kecepatan dan ketepatan dalam memberikan informasi yang dibutuhkan pelanggan, (4) Kecepatan merespon kondisi darurat di dalam kereta maupun di stasiun, (5) Kecepatan dalam merespon keluhan dan permasalahan pelanggan, (6) Kemampuan petugas dalam melaksanakan pekerjaannya, (7) Keamanan dan kenyamanan pada saat berada di staiun/kereta, (8) Kenyamanan pada saat naik turun kereta (9), Kebersihan di stasiun (10), Kebersihan di dalam kereta (11), Kebersihan toilet di stasiun. Kesebelas atribut ini merupakan atribut yang memiliki tingkat kepentingan yang tinggi namun dalam pelaksanaanya atau kinerjanya masih kurang memuaskan.

(3)

EKSPRES PAKUAN JABODETABEK

(STUDI KASUS KERETA API EKSPRES PAKUAN

BOGOR-JAKARTA)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen

Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

FITRIAH ISKY FARIDA

H24077042

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(4)

Nama : Fitriah Isky Farida NIM : H24077042

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

(Dr. Ir. Ma’mun Sarma, MS, M.Ec) (R. Dikky Indrawan,SP, MM) NIP : 19581122198503 1 002

Mengetahui, Ketua Departemen,

(Dr. Ir. Jono M. Munandar, MSc) NIP : 19610123 198601 1 002

(5)

iii

Penulis dilahirkan di Maumere pada tanggal 11 Juli 1985. Penulis

merupakan anak ke dua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Husni Hasan

dan K.W. Nona Sina. Penulis memulai pendidikan di SDN I Waingapu pada

tahun 1991 dan lulus pada tahun 1997. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan

pendidikan ke SLTPN 2 Waingapu dan lulus pada tahun 2000. Kemudian penulis

melanjutkan pendidikan menengah di SMUN 1 Waingapu dan lulus pada tahun

2003.

Penulis diterima pada Program Studi Diploma III Teknik Pendayagunaan

Lahan dan Air Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui

jalur USMI pada tahun 2003 dan lulus pada tahun 2006. Penulis kemudian

melanjutkan ke program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen,

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor pada tahun 2007.

Selama menjalani masa perkuliahan penulis aktif dalam UKM Volley IPB dan

(6)

iv

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan

karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis

Kepuasan Pelanggan terhadap Kualitas Pelayanan Jasa Kereta Api Ekspres

Pakuan Jabodetabek (studi kasus kereta api Ekspres Pakuan Bogor-Jakarta)”,

sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen

Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kepuasan pelanggan terhadap

kualitas pelayanan pada Kereta Api Ekspres Pakuan Bogor-Jakarta, dengan cara

membandingkan antara teori dan penerapannya pada Kereta Api Ekspres Pakuan

Bogor-Jakarta,

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak memiliki kekurangan.

Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan.

Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak

terutama PT. KA Commuter Jabodetabek .

Bogor, Maret 2011

(7)

v

Dalam penulisan skripsi ini, penulis memperoleh bantuan dari berbagai

pihak baik moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis menyampaikan banyak

terima kasih kepada:

1. Dr. Ir. Ma’mun Sarma, MS, M.Ec selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, motivasi dan saran kepada penulis selama penelitian.

2. Ir. Dikky Indrawan, MM selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, masukan, pemikiran-pemikiran dan saran – saran yang sangat

membantu dan berguna.

3. Ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM selaku Dosen Penguji.

4. Pihak PT. KA Commuter Jabodetabek , yang telah memberikan kesempatan

untuk melakukan penelitian dan membantu selama penelitian sampai

penyelesaian skripsi ini.

5. Seluruh Dosen dan Staf Ekstensi Manajemen, terima kasih banyak untuk

semua bantuan, pengajaran, dan motivasi yang luar biasa.

6. Kedua orang tua dan abang tercinta atas segala doa dan dukungannya yang

sepanjang masa.

7. Willy Asfandi, Terima kasih banyak untuk hati, tenaga dan telinga yang selalu

menerima, membantu dan mendengarkan.

8. Khalida (lili), terima kasih banyak untuk semua bantuannya.

9. Teman-teman terbaik saya di Ekstensi Manajemen (Angga, Fajar, raka, bella,

binsar, novi) terima kasih untuk kebersamaan dan persaudaraannya yang luar

biasa.

10.Dan kepada semua pihak-pihak lain yang terkait dalam penulisan skripsi ini

yang belum disebutkan namanya.

Bogor, Maret 2011

(8)

vi DAFTAR ISI

Halaman RINGKASAN

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

1.5. Ruang Lingkup ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1. Jasa ... 7

2.1.1 Karakteristik Jasa ... 7

2.1.2 Klasifikasi Jasa ... 9

2.1.3 Kualitas Jasa ... 10

2.2. Kepuasan Pelanggan ... 10

2.2.1 Faktor-faktor Pendukung Kepuasan Pelanggan ... 11

2.2.2 Pengukuran Kepuasan Pelanggan ... 14

2.2.2 Manfaat Mutu Kepuasan Pelanggan ... 15

2.3. Transportasi ... 15

2.3.1 Definisi Transportasi ... 15

2.3.2 Moda Transportasi ... 16

2.4. Penelitian Terdahulu ... 18

III. METODE PENELITIAN ... 21

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 21

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 23

3.3. Jenis dan Sumber Data ... 23

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 23

3.5. Pengolahan dan Analisis Data ... 24

3.5.1 Uji Validitas ... 24

3.5.2 Uji Reliabilitas ... 24

3.5.3 Important Performance Anlysis ... 25

3.5.4 Customer Satisfaction Index ... 30

(9)

vii

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 33

4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 33

4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 33

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 34

4.2. Karakteristik Umum Responden ... 34

4.2.1 Jenis Kelamin ... 35

4.2.2 Usia ... 35

4.2.3 Jenis Pekerjaan ... 36

4.2.4 Rata-rata Pendapatan per Bulan ... 37

4.2.5 Tujuan Perjalanan dengan Menggunakan KA ... 37

4.2.6 Alat Transportasi Awal ... 38

4.2.7 Alasan Mempergunakan KA Ekspres Pakuan ... 40

4.2.8 Alat Transportasi untuk Menuju Stasiun ... 40

4.2.9 Alat Transportasi untuk Meninggalkan Stasiun ... 41

4.2.10 Frekuensi Penggunaan KA ... ... 42

4.3. Penilaian Tingkat Kepentingan ... 43

4.4. Penilaian Tingkat Kinerja ... 46

4.5. Index Performance Analysis (IPA) ... 48

4.6. Customer Satisfaction Index (CSI) ... 60

4.7. Uji Chi Square ... 63

4.8. Implikasi Manajerial ... 65

KESIMPULAN DAN SARAN ... 76

1. Kesimpulan ... 76

2. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 78

(10)

viii

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Jumlah penumpang KRL Ekspres Pakuan Jabodetabek ... 3

2. Atribut kualitas pelayanan pelanggan ... 29

3. Penilaian tingkat kepentingan ... 44

4. Penilaian tingkat kinerja ... 46

5. Hasil Perhitungan Customer Satisfaction Index ... 60

(11)

ix

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1. Kerangka pemikiran ... 22

2. Koordinat Kartesius kepuasan pelanggan ... 27

3. Penyebaran responden berdasarkan jenis kelamin ... 35

4. Penyebaran responden berdasarkan usia .. ... 36

5. Penyebaran responden berdasarkan jenis pekerjaan ... 36

6. Penyebaran responden berdasarkan pendapatan per bulan ... 37

7. Penyebaran responden berdasarkan tujuan perjalanan ... 38

8. Penyebaran responden berdasarkan alat transportasi awal ... 40

9. Penyebaran responden berdasarkan alasan penggunaan KA Ekspres ... 40

10. Penyebaran responden berdasarkan alat transportasi menuju ... 41

11. Penyebaran responden berdasarkan alat transportasi meninggalkan ... 42

12. Penyebaran responden berdasarkan frekuensi penggunaan KA ... 43

13. Penyebaran responden berdasarkan tujuan perjalanan ... 45

(12)

x

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Kuesioner penelitian ... 81

2. Uji validitas dan realibilitas untuk tingkat kepentingan ... 87

3. Uji validitas dan realibilitas untuk tingkat kinerja ... 89

4. Atribut layanan tingkat kepentingan ... 91

5. Atribut layanan tingkat kinerja ... 95

(13)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan dunia bisnis pada sektor jasa semakin meningkat

saat ini. Perkembangan ini dapat diamati pada aktivitas sehari-hari, di mana

sebagian besar aktivitas tersebut tidak bisa lepas dari penggunaan atau

peranan dari berbagai sektor jasa. Salah satu sektor jasa yang memiliki

peranan yang cukup vital dalam menunjang berbagai aktivitas sehari-hari

adalah sektor jasa transportasi. Transportasi merupakan sarana

perkembangan yang penting dan strategis dalam memperlancar roda

perekonomian, memperkukuh persatuan dan kesatuan serta mempengaruhi

semua aspek kehidupan. Pentingnya transportasi tersebut tercermin pada

semakin meningkatnya kebutuhan akan jasa angkutan bagi mobilitas orang

serta barang sebagai akibat meningkatnya perkembangan penduduk dan

pengembangan pemukiman yang semakin luas terutama dikota-kota besar

sepeti Jakarta.

Jakarta sebagai pusat kegiatan industri, perdagangan dan

pemerintahan menuntut orang–orang yang melakukan aktivitas di kota

Jakarta memiliki tingkat mobilitas yang tinggi. Berbagai aktivitas yang

dilaksanakan tersebut baik aktivitas industri, perdagangan dan pemerintahan

tidak hanya melibatkan masyarakat yang berdomisili di Jakarta saja tetapi

juga banyak melibatkan masyarakat yang tinggal di daerah luar Jakarta

contohnya di Bogor dan sekitarnya. Masyarakat Bogor dan sekitarnya yang

mempunyai kegiatan di Jakarta membutuhkan alat transportasi yang dapat

melayani kebutuhan mobilitas mereka baik saat berangkat beraktivitas

maupun saat pulang beraktivitas. Guna memenuhi kebutuhan tersebut, maka

perlu adanya penyediaan jasa transportasi yang makin meningkat baik

jumlah maupun kualitas yang mencakup keamanan, kenyamanan, tepat

waktu dan efisien. Salah satu Jenis transportasi yang dapat dijadikan

alternatif untuk membantu mengatasi permasalahan kebutuhan transportasi

masyarakat diatas adalah kereta api. Kereta api yang merupakan alat

(14)

energi, rendah polusi, bebas macet, bersifat massal. Selain itu kereta api juga

meruapakan alat transportasi yang adaptif dengan tugas pokok dan fungsi

mobilisasi arus penumpang dan barang di atas rel serta memiliki peran

strategi dalam ekonomi nasional. Berbagai keunggulan komparatif yang

dimiliki oleh kereta api diatas diharapakan dapat dijadikan bahan

pertimbangan guna menjadi solusi permasalahan transportasi perkotaan yang

semakin kompleks dan juga memenuhi harapan masyarakat yang tinggal di

luar kota Jakarta secara umum dan masyarakat Bogor khususnya yang

memiliki aktivitas di kota Jakarta akan adanya alat transportasi yang dapat

melayani kebutuhan mobilitas mereka baik saat berangkat beraktivitas

maupun saat pulang beraktivitas.

Mengacu pada kondisi di atas, dan melihat semakin meningkatnya

respon masyarakat Bogor khususnya dan masyarakat yang tinggal di luar

Jakarta pada umumnya terhadap jasa transportasi kereta api Ekspres Pakuan

keberangkatan Bogor-Jakarta (data peningkatan jumlah penumpang dapat

dilihat pada Tabel 1), maka PT. Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai

badan penyelenggara tunggal jasa angkutan kereta api di Infonesia

membentuk anak perusahaan yang bernama PT. Kereta Api Indonesia

Commuter Jabodetabek yang berfungsi sebagai penyelenggara jasa angkutan

kereta api di wilayah Jabodetabek. Pembentukan anak perusahaan ini

berawal dari keinginan para stakeholder untuk lebih fokus dalam

memberikan pelayanan yang berkualitas dan menjadi bagian dari solusi

permasalahan transportasi perkotaan yang semakin kompleks. Pembentukan

anak perusahaan ini juga bertujuan untuk lebih memfokuskan diri dalam

melayani kebutuhan transportasi masyarakat masyarakat yang tinggal di luar

kota Jakarta secara umum dan masyarakat Bogor khususnya yang pulang

pergi setiap hari untuk melakukan berbagai aktivitas di Jakarta.

Pengoperasian Kereta Api Ekspres Pakuan Bogor–Jakarta adalah salah satu

alternatif alat transportasi yang ditawarkan oleh PT. KAI Commuter

Jabodetabek untuk menjawab kebutuhan masyarakat Bogor dan masyarakat

yang tinggal di luar Jakarta umumnya, terutama untuk golongan masyarakat

(15)

kebutuhan mobilitas mereka baik saat berangkat beraktivitas maupun saat

pulang beraktivitas dan memiliki kualitas yang mencakup keamanan,

kenyamanan, tepat waktu dan efisien.

Sumber : PT. KAI Commuter Jabodetabek (2010)

Semakin meningkatnya kebutuhan akan jasa transportasi pada

masyarakat, tidak hanya akan berimbas pada meningkatnya jumlah

perusahaan yang bergerak di bidang tranportaasi tetapi juga akan berimbas

pada peningkatan persaingan yang terjadi dalam bidang bisnis tersebut.

Setiap perusahaan yang bergerak di dalamnya harus memiliki strategi yang

efektif dan efisien untuk tetap bertahan dan memenangkan persaingan.

Mempertahankan kepuasan pelanggan merupakan salah satu langkah baik

yang dapat diterapkan oleh perusahaan untuk tetap dapat bersaing dan

menguasai pangsa pasar. Demi terwujudnya maksud tersebut, maka PT.

KAI Commuter Jabodetabek diharapkan mampu menjaga perilaku yang

ramah, efisien dan efektif dalam menyajikan produk/jasanya, sehingga dapat

menumbuhkan kepercayaan dan kenyamanan dari pihak pelanggan. PT.

KAI Commuter Jabodetabek juga diharapkan dapat lebih mengetahui

faktor-faktor apa sajakah yang dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dan juga

mengevaluasi dan memperbaiki faktor-faktor yang dapat menurunkan

tingkat kepuasan pelanggan. Faktor-faktor tersebut antara lain yaitu

ketepatan jadwal keberangkatan KA Ekspres Pakuan yang masih sering

mengalami keterlambatan, keamanan dan kenyamanan baik di stasiun dan di

kereta yang masih kurang memadai, ketersediaan petugas-petugas untuk

membantu pelanggan dalam proses pelayanan jasa, juga ketersediaan

informasi dan layanan pendukung lainnya yang belum tersedia secara

memadai.

Jumlah Penumpang/Tahun

2006 2007 2008 2009 2010 (Januari-Juli)

1.044.250 1.180.950 1.254.510 1.305.080 775.089

(16)

Faktor–faktor inilah yang perlu mendapatkan perhatian lebih dari

perusahaan untuk selanjutnya dicari solusi terbaik untuk permasalahan –

permasalahan tersebut, sehingga pada akhirnya menghasilkan kinerja

(performance) yang lebih baik sehingga dapat memuaskan pelanggan. PT.

KAI Commuter Jabodetabek juga perlu melakukan pengukuran tingkat

kepuasan pelanggan secara periodik, dengan mengambil umpan balik dari

pelanggan guna mempertahankan kinerja dan tingkat kepuasan pelanggan

itu sendiri.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka topik ini menjadi menarik untuk

dianalisis melihat adanya peningkatan jumlah pengguna jasa transportasi

KA Ekspres Pakuan Bogor-Jakarta dari tahun ke tahun, yang mana

peningkatan tersebut belum dibarangi dengan peningkatan kinerja atau

kualitas pelayanan yang maksimal oleh PT. Commuter Jabodetabek sebagai

penyelenggara tunggal jasa KA Commuter Jabodetabek di Indonesia. Hal

tersebut dapat dilihat dari permasalahan-permasalahan yang masih sering

dihadapi oleh pelanggan KA Ekspres Pakuan Bogor-Jakarta.

Permasalahan-permasalahan tersebut antara lain; ketepatan jadwal keberangkatan KA

Ekspres Pakuan yang masih sering mengalami keterlambatan, keamanan

dan kenyamanan baik di stasiun dan di kereta yang masih kurang memadai,

ketersediaan petugas-petugas untuk membantu pelanggan dalam proses

pelayanan jasa, juga ketersediaan informasi dan layanan pendukung lainnya

yang belum tersedia secara memadai. Oleh karena itu penelitian ini akan

membahas tentang bagaimana kepuasan pelanggan terhadap kualitas

pelayanan pada Kereta Api Ekspres Pakuan Bogor-Jakarta, dengan cara

membandingkan antara teori dan penerapannya pada Kereta Api Ekspres

Pakuan Bogor-Jakarta, yaitu berdasarkan atas persepsi pelanggan melalui

pengisian kuesioner, serta menganalisisnya untuk mengumpulkan informasi

mengenai kebutuhan dan keinginan pelanggan. Faktor–faktor penyebab

kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan yang telah diketahui dapat

memberikan masukan bagi PT. KAI Commuter dalam mengevaluasi

(17)

merasa puas dan loyal terhadap jasa transportasi kereta api khususnya jasa

transportasi menggunakan Kereta Api Ekspres Pakuan Bogor-Jakarta yang

ditawarkan oleh PT. KAI Commuter Jabodetabek. Rumusan masalah dari

penelitian ini adalah:

1. Atribut kualitas pelayanan apakah yang dianggap penting dalam

menentukan kepuasan pelanggan Kereta Api Ekspres Pakuan

Bogor-Jakarta?

2. Bagaimana kinerja PT. KAI Commuter Jabodetabek terhadap atribut

kualitas pelayanan yang menentukan kepuasan pelanggan Kereta Api

Ekspres Pakuan Bogor-Jakarta?

3. Bagaimana kepuasan pelanggan terhadap mutu kualitas pelayanan di

Kereta Api Ekspres Pakuan Bogor-Jakarta yang disediakan oleh PT.

KAI Commuter Jabodetabek ?

4. Bagaimana hubungan antara karakteristik pelanggan Kereta Api

Ekspres Pakuan Bogor-Jakarta dengan tingkat kepuasan pelanggan

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Menganalisis atribut kualitas pelayanan yang dianggap penting dalam

menentukan kepuasan pelanggan Kereta Api Ekspres Pakuan

Bogor-Jakarta.

2. Menganalisis kinerja PT. KAI Commuter Jabodetabek terhadap atribut

kualitas pelayanan yang menentukan kepuasan pelanggan Kereta Api

Ekspres Pakuan Bogor-Jakarta.

3. Menganalisis kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan di Kereta

Api Ekspres Pakuan Bogor-Jakarta yang disediakan oleh PT. KAI

Commuter Jabodetabek.

4. Menganalisis hubungan antara kerakteristik pelanggan Kereta Api

(18)

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil antara lain sebagai berikut :

1. Bagi PT. KAI Commuter Jabodetabek, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan manfaat sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi

perusahaan dalam merumuskan upaya-upaya dari PT. KAI Commuter

Jabodetabek, dalam menelaah kebutuhan dan keinginan pelanggan,

serta mengetahui tingkat kepentingan, dilihat dari segi kualitas

pelayanan yang diberikan sehingga dapat memenuhi harapan bagi

kepuasan pelanggan.

2. Bagi masyarakat khususnya masyarakat pengguna kereta api Ekspres

pakuan jabotabek, hasil penelitian ini sangat berguna sebagai wacana

dalam memberikan masukan, saran dan pandangan kepada perusahaan

untuk peningkatan mutu/kualitas layanan serta pencapaian kepuasan

pelanggan.

3. Penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan untuk melaksanakan

penelitian lebih lanjut.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dari penelitian ini adalah terbatas pada analisis

atribut kualitas pelayanan yang dianggap penting oleh pelanggan, analisis

kinerja PT. KAI Commuter Jabodetabek terhadap atribut kualitas pelayanan

yang menentukan kepuasan pelanggan Kereta Api Ekspress Pakuan

Bogor-Jakarta, analisis kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan di Kereta

Api Ekspres Pakuan Bogor-Jakarta dan melakukan Uji Chi Square untuk

menganalisis hubungan antara karakteristik pelanggan Kereta Api Ekspres

(19)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Jasa

Lovelock dan Writz (2005) mengungkapkan dua pengertian jasa,

diantaranya adalah ; (1) jasa adalah tindakan atau kinerja yang ditawarkan

suatu pihak kepada pihak lainnya. Walaupun prosesnya mungkin terkait

dengan produk fisik, kinerjanya pada dasarnya tidak nyata dan tidak

menghasilkan kepemilikan atas faktor-faktor produksi, (2) jasa adalah

kegiatan ekonomi yang menciptakan dan memberikan manfaat bagi

pelanggan pada waktu dan tempat tertentu, sebagai hasil dari tindakan

yang mewujudkan perubahan yang diinginkan dalam diri atau atas nama

penerima jasa tersebut. Manfaat yang dimaksud adalah keuntungan atau

laba yang diperoleh pelanggan dari kinerja jasa atau penggunaan barang

fisik.

2.1.1 Karakteristik Jasa

Menurut Kotler (2000) ada 4 karakteristik pokok jasa yang

membedakan dengan barang yaitu:

a. Tidak berwujud (intangibility)

Jasa memiliki sifat intangible artinya tidak dapat dilihat,

dirasdiraba, didengar, ataupun dicium sebelum dibeli.

Seseorang tidak dapat menilai hasil dari jasa sebelum

membeli jasa tersebut terlebih dahulu.

b. Tidak terpisahkan (inseparability)

Umumnya jasa dijual terlebih dahulu kemudian diproduksi

dan dikonsumsi secara bersamaan dimana penyedia jasa juga

merupakan bagian dari jasa tersebut, baik penyedia maupun

(20)

c. Bervariasi (variability)

Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan

nonstandardized output yang berarti bahwa terdiri dari

banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis, tergantung kepada

siapa, kapan dan dimana jasa tersebut dihasilkan.

d. Mudah lenyap (perishability)

Jasa merupakan komoditas yang tidak tahan lama dan tidak

dapat disimpan jika permintaan jasa bersifat konstan sehingga

bila tidak digunakan maka jasa tersebut akan berlalu begitu

saja. Umumnya permintaan jasa bervariasi dan dipengaruhi

faktor musiman.

Menurut Umar (2003), mengemukakan lima

dimensi dalam menentukan kualitas jasa, yaitu :

1. Reliability, yaitu kemampuan untuk memberikan

pelayanan yang sesuai janji yang ditawarkan.

2. Responsiveness, yaitu respon atau kesigapan karyawan

atau staf dalam membantu konsumen dan memberikan

pelayanan yang cepat dan tanggap.

3. Assurance, yaitu meliputi kemampuan karyawan atas

pengetahuan terhadap produk secara tepat,

keramah-tamahan, perhatian dan kesopanan dalam memberikan

pelayanan, keterampilan dalam memberikan informasi,

kemampuan dalam memberikan keamanan di dalam

memanfaatkan jasa yang ditawarkan dan kemampuan

dalam menanamkan kepercayaan konsumen terhadap

perusahaan.

4. Emphaty, yaitu perhatian secara individual yang

diberikan perusahaan kepada konsumen seperti

kemudahan untuk menghubungi perusahaan,

(21)

konsumen dan usaha perusahaan untuk memahami

keinginan dan kebutuhan konsumen.

5. Tangibles, yaitu meliputi penampilan fasilitas fisik

seperti gedung dan ruangan front office, tersedianya

tempat parkir, kebersihan, kerapian dan kenyaman

ruangan, kelengkapan peralatan komunikasi dan

penampilan karyawan.

Salah satu faktor yang menentukan kepuasan pelangan adalah

persepsi pelanggan mengenai kualitas jasa yang berfokus pada lima

dimensi ini. Kepuasan pelanggan selain itu dipengaruhi oleh

persepsi kualitas jasa juga ditentukan oleh kualitas produk, harga,

dan faktor-faktor yang bersifat pribadi serta yang bersifat situasi

sesaat.

2.1.2 Klasifikasi Jasa

Menurut Kotler (2000) produk dan jasa dapat ditawarkan

kepada pasar dengan berbagai klasifikasi sebagai berikut:

a. Produk berwujud murni

Penawaran yang hanya terdiri dari produk fisik, misalnya: sabun

mandi, pasta gigi, atau sabun cuci tanpa adanya jasa atau

pelayanan lainnya yang menyertai produk tersebut.

b. Produk berwujud disertai layanan

Penawaran yang terdiri dari suatu produk fisik yang disertai

dengan satu atau beberapa layanan untuk meningkatkan daya

tarik pelanggannya dimana penjualannya tergantung kepada

kualitas produk tersebut dan tersediannya pelayanan pelanggan,

seperti: tersedianya ruang pamer, perbaikan dan pemeliharaan,

(22)

c. Campuran

Tawaran ini memberikan barang dan jasa dengan proporsi yang

sama, misalnya pelanggan dapat menikmati makanan dan

pelayanan yang ditawarkan secara bersamaan di restoran.

d. Jasa utama yang disertai barang dan jasa tambahan

Tawaran yang terdiri dari jasa utama yang disertai jasa

tambahan dan barang pendukung lainnya, misalnya bila

pelanggan ingin naik pesawat terbang. Hal ini berarti pelanggan

telah membeli jasa transportasi dan pelanggan dapat menikmati

pelayanan yang ditawarkan, seperti: makanan, minuman,

majalah penerbangan selama perjalanan. Pelanggan harus naik

pesawat terbang terlebih dahulu untuk menikmati produk yang

ditawarkan selama perjalanan.

e. Jasa murni

Tawaran yang diberikan hanya berupa jasa, misalnya: menjaga

bayi, memijat, psikoterapi dan sebagainya.

2.1.3 Kualitas Jasa

Menurut Supranto (2001) kualitas adalah sebuah kata yang

bagi penyedia jasa merupakan sesuatu yang harus dkerjakan dengan

baik. Aplikasi kualitas sebagai sifat dan penampilan produk atau

kinerja merupakan bagian utama strategi perusahaan dalam rangka

meraih keunggulan yang bersekinambungan, baik sebagai pemimpin

pasar ataupun sebagai strategi untuk terus tumbuh. Keunggulan suatu

produk jasa adalah tergantung dari keunikan serta kualitas yang

diperlihatkan oleh jasa tersebut, apakah sudah sesuai dengan harapan

dan keinginan pelanggan.

2.2. Kepuasan Pelanggan

Menurut Kotler (2000), para konsumen membentuk suatu harapan

akan nilai dan bertindak berdasarkan hal itu, kenyataannya apakah suatu

penawaran memenuhi harapan akan nilai konsumen mempengaruhi dan

(23)

kembali pada perusahaan yang mereka anggap menawarkan customer

delivery value yang tinggi. Menurut Rangkuti (2003), kepuasan pelanggan

merupakan respon pelanggan terhadap kesesuaian antara tingkat

kepentingan sebelumnya dan kinerja aktual yang dirasakan setelah

pemakaian. Kepuasaan pelanggan ditentukan oleh berbagai jenis pelayanan

yang didapatkan oleh pelanggan selama menggunakan beberapa tahapan

pelayanan tersebut. Ketidakpuasan yang diperoleh pada tahap awal

pelayanan menimbulkan persepsi berupa mutu pelayanan yang buruk untuk

tahapan selanjutnya, sehingga pelanggan merasa tidak puas dengan

pelayanan serta keseluruhan. Irawan (2003) juga menyatakan bahwa

kepuasan pelanggan serta tidak langsung mencerminkan seberapa jauh

perusahaan telah merespon keinginan dan harapan pasar. Dalam jangka

pendek seringkali, tidak terlihat hubungan antara kepuasaan pelanggan

dengan tingkat keuntungan, karena kepuasan adalah strategi kepuasaan yang

bersifat defensive, maka kemampuan untuk mempertahankan pelanggan

itulah yang akhirnya mempengaruhi keuntungan dalam jangka pendek.

2.2.1 Faktor-faktor Pendukung Kepuasan Pelanggan

Irawan (2003) mengemukakan bahwa terdapat lima

komponen yang dapat mendorong kepuasan pelanggan, yaitu:

1. Kualitas produk

Kualitas produk menyangkut lima elemen, yaitu performance,

reliability, conformance, durability, dan consistency. Konsumen

akan merasa puas bila hasil evaluasi menunjukan bahwa produk

yang mereka gunakan berkualitas.

2. Kualitas pelayanan

Pelanggan akan merasa puas apabila pelayanan yang baik yang

sesuai dengan yang diharapkan. Dimensi kualitas pelayanan

menurut konsep serqual meliputi reliability, responsiveness,

assurance, empathy, dan tangible. Dalam banyak hal, kualitas

pelayanan mempunyai daya diferensiasi yang lebih kuat

(24)

3. Faktor emosional

Kepuasan konsumen yang diperoleh pada saat menggunakan

suatu produk yang berhubungan dengan gaya hidup. Kepuasan

pelanggan didasari atas rasa bangga, rasa percaya diri, simbol

sukses, dan sebagainya.

4. Harga

Komponen harga sangat penting karena dinilai mampu

memberikan kepuasan yang relatif besar. Harga yang murah akan

memberikan kepuasan bagi pelanggan yang sensitif terhadap

harga karena mereka akan mendapat value for money yang tinggi.

5. Kemudahan

Komponen ini berhubungan dengan biaya untuk memperoleh

produk atau jasa. Pelanggan akan semakin puas apabila relatif

mudah, nyaman dan efisien dalam mendapatkan produk atau

pelayanan.

Pagano dan McKnight dalam Masri (2002), mengembangkan

pengukuran kepuasan pelanggan yang sering digunakan pada jasa

transportasi, meliputi delapan aspek pelayanan, masing-masing

dipercayai mewakili kebutuhan dasar dari keseluruhan dimensi

kualitas, yaitu:

1. Keandalan dan Kinerja Tepat Waktu (Reliability And On-Time

Performance)

Pengumuman penundaan/pembatalan keberangkatan (notification

of delays and cancellations) waktu tunggu (wait times), alasan

kedatangan yang tepat waktu (reasonably on-time arrivals),

minimal penundaan atas kendaraan (minimal on-vehicle delays).

2. Kenyamanan (Comfort)

Adanya jaminan (guaranteed space), kondisi dan kebersihan

kendaraan (condition and cleanliness of vehicles), kemulusan

(25)

conditioning and ventilation), tempat berlindung (shelter) dan

tempat duduk untuk menunggu di luar ruang.

3. Kemudahan Membuat Reservasi

Akomodasi yang berubah (Accomodation to changes) menentukan

pengendara atau menyusun waktu penjemputan (rider determined

or preset pick-up times), memperpendek waktu pemesanan atau

reservasi (shortness of reservation time) dan prosedur reservasi

yang mudah (easy of procedure).

4. Perluasan Layanan (Extend Of Service)

Layanan total 24 jam (total hour of availability); pembatasan jarak

(distance restriction); layanan akhir minggu dan sore hari

(weekend and evening service); penolakan perjalanan yang rendah

disebabkan pembatasan kapasitas (low rate of trips denial due to

capacity constraint).

5. Akses Kendaraan (Vehicles Access)

Lebar lorong antar tempat duduk (aisle width) di gerbong KA,

tinggi pijakan kaki pertama di pintu masuk gerbong (first step

height), jumlah tangga masuk (number of steps), tingkat bantuan

yang disediakan dari kendaraan sampai ke tujuan (level of

assistance provided from vehicles to destination), bantuan bagasi

(assistance with packages).

6. Keamanan (Safety)

Tingkat kemungkinan terjadi kecelakaan yang rendah (low

probability of assault or accidental injury), masinis yang

mendahulukan keamanan, lintasan KA yang aman dan jalur rel KA

yang aman.

7. Karakteristik Masinis Dan Kru (Driver & Crew Characteristic)

Kemampuan menangani medis dalam keadaan darurat (ability to

handle medical emergencies), jujur dan ramah (courteous and

friendly), sensitive dan memahami kebutuhan penumpang

KA (sensitive and knowledgeable about riders need), sensitive

(26)

berpengalaman.

8. Tanggung Jawab Pada Individual (Responsiveness To Individual)

Operator telepon yang meyakinkan dan ramah, kemudahan

memperoleh informasi yang jelas, bertanggung jawab pada

keluhan dan pemberian saran dan mengikuti prosedur.

2.2.2 Pengukuran Kepuasan Pelanggan

Ada beberapa metode yang dapat digunakan setiap

perusahaan untuk mengukur dan memantau kepuasan pelanggan dan

pelanggan pesaing. Kotler dalam Tjipto dan Chandra (2005)

mengidentifikasi empat metode untuk mengukur kepuasan

pelanggan, yatiu:

1. Sistem Keluhan dan Saran

Setiap organisasi yang berorientasi pada pelanggan (customer

oriented) perlu menyediakan kesempatan dan akses yang mudah

dan nyaman bagi para pelanggannya guna menyampaikan saran,

kritik, pendapat dan keluhan pelanggan. Media yang digunakan

bisa berupa kotak saran yang ditempatkan di lokasi-lokasi

strategis (yang mudah dijangkau atau sering dilewati pelanggan),

kartu komentar (yang diisi langsung maupun yang dikirim via pos

kepada peruahaan), saluran telepon khusus bebsa pulsa, websatie

dan lain-lain.

2. Ghost Shopping (Mystery Shopping)

Salah satu cara memperoleh gambaran mengenai kepuasan

pelanggan adalah dengan memperkerjakan beberapa orang ghost

shopper untuk berperan atau berpura-pura sebagai pelanggan

potensial produk perusahaan pesaing. Mereka diminta beriteraksi

dengan staf penyedia jasa dan menggunakan produk/jasa

perusahan.

(27)

Sedapat mungkin perusahaan menghubungi para pelanggan yang

telah berhenti membeli atau yang telah pindah pemasok agar

dapat memahami mengapa hal itu terjadi dan supaya dapat

mengambil kebijakan perbaikan atau penyempurnaan selanjutnya.

4. Survei Kepuasan Pelanggan

Sebagian besar riset kepuasan pelanggan dilakukan dengan

menggunakan metode survei, baik survei melalui pos, telepon,

e-mail, website, maupun wawancara langsung.

2.2.3 Manfaat Mutu Kepuasan Pelanggan

Supranto (2001) menyatakan bahwa pengukuran tingkat

kepuasan erat hubungannya dengan mutu produk (barang atau

jasa). Pengukuran aspek mutu bermanfaat bagi pemimpin bisnis,

antara lain:

1. Mengetahui dengan baik bagaimana jalannya atau bekerjanya

proses bisnis.

2. Mengetahui dimana harus melakukan perubahan dlam upaya

melakukan perbaikan secara terus-menerus untuk memuaskan

pelanggan, terutama untuk hal-hal yang dianggap penting oleh

para pelanggan.

3. Menentukan apakah perubahan yang dilakukan mengarah ke

perbaikan (improvement).

2.3. Transportasi

2.3.1 Definisi Transportasi

Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari

satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah

wahana yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi

digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas

sehari-hari. Transportasi sendiri dibagi 3 yaitu, transportasi darat,

(28)

membutuhkan banyak uang untuk memakainya. Selain karena

memiliki teknologi yang lebih canggih, transportasi udara

merupakan alat transportasi tercepat dibandingkan dengan alat

transportasi lainnya.

2.3.2 Moda Transportasi

a. Moda Transportasi DaratTerdiri dari :

1. Angkutan jalan

Angkutan Jalan adalah kendaraan yang diperbolehkan untuk

menggunakan jalan, menurut "Peraturan Pemerintah Nomor 44

Tahun 1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi" disebutkan:

- Sepeda Motor

Adalah kendaraan bermotor beroda 2 (dua), atau 3 tiga) tanpa

rumah-rumah baik dengan atau tanpa kereta samping.

- Mobil Penumpang

Adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi

sebanyak-banyaknya 8 (delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat duduk

pengemudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan

bagasi.

- Mobil Bus

Adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi lebih dari 8

(delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi,

baik dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi.

- Mobil Barang

Adalah setiap kendaraan bermotor selain dari yang termasuk dalam

sepeda motor, mobil penumpang dan mobil bus.

2. Kereta Api

Kereta api adalah sarana transportasi berupa kendaraan

dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan

dengan kendaraan lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di

rel. Kereta api merupakan alat transportasi massal yang umumnya

terdiri dari lokomotif (kendaraan dengan tenaga gerak yang berjalan

(29)

kendaraan lainnya). Rangkaian kereta atau gerbong tersebut

berukuran relatif luas sehingga mampu memuat penumpang maupun

barang dalam skala besar. Karena sifatnya sebagai angkutan massal

efektif, beberapa negara berusaha memanfaatkannya secara

maksimal sebagai alat transportasi utama angkutan darat baik di

dalam kota, antarkota, maupun antarnegara. Jenis-jenis kereta api

dilihat dari segi propulsi (tenaga penggerak) terdiri dari: kereta api

uap,kereta api diesel dan kereta api rel listrik (komuter), dilihat dari

segi penggunaan rel terdiri dari: kereta api rel konvensional dan

kereta api monorel. Sedangkan kereta api jika dilihat dari segi

diatas/dibawah permukaan tanah terdiri dari kereta api permukaan

(surface), kereta api layang (elevated) dan kereta api bawah tanah

(subway).

- Kereta Api Rel Listrik (komuter)

Mass rapid transit adalah layanan transportasi umum dengan

jangkauan lokal yang tersedia bagi siapapun yang membayar

ongkos yang telah ditentukan dan dirancang untuk

memindahkan sejumlah besar penumpang dalam waktu

bersamaan. Salah satu bentuk dari mass rapid transit adalah

Kereta Api (KA) Komuter. Istilah KA Komuter berkaitan

dengan pengoperasian kereta api hanya pada awal dan akhir hari

kerja, dikhususkan untuk mengangkut konsumen yang hendak

menuju ke dan atau meninggalkan pusat kota. Akan tetapi istilah

tersebut juga umum dipergunakan bagi semua jenis angkutan

kereta api yang tidak termasuk dalam kategori. Jenis-Jenis

Kereta Api Listrik (komuter) sebagai berikut :

a. KRL Ekonomi non-AC

KRL Ekonomi non-AC adalah unit armada KRL yang

ditujukanuntuk masyarakat kelas ekonomi menengah-bawah.

Kelas ini menggunakan armada KRL lama yang tidak

menggunakan fasilitas pendingin udara (AC). Sejumlah

(30)

b. KRL Ekonomi AC

KRL Ekonomi AC sama fungsinya dengan KRL

Ekonomi non-AC, perbedaan yang signifikan hanya terletak di

fasilitas yang lebih memadai (adanya AC, unit baru) dan harga

karcisnya yang lebih mahal. Menggunakan unit armada yang

sama dengan KRL Ekspres.

c. KRL Ekspress Pakuan

KRL Ekspres adalah kelas tertinggi di jaringan

Commuter Jabodetabek. Menggunakan unit yang sama dengan

KRL Ekonomi AC, hanya berbeda di stasiun pemberhentian

yang lebih terbatas, dan harga karcisnya yang lebih mahal.

3. Transportasi lainnya

Angkutan darat selain mobil, bus ataupun sepeda motor

yang lazim digunakan oleh masyarakat, umumnya digunakan untuk

skala kecil, rekreasi, ataupun sarana sarana di perkampungan baik di

kota maupun di desa antara lain: Sepeda, becak. Bajaj, bemo, helicak

dan delman.

2.4. Penelitian Terdahulu

Masri (2002) melakukan penelitian mengenai Analisis Pengaruh

Faktor-Faktor Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Jasa

Transportasi Kereta Api (Studi Kasus Pada PT Kereta Api Indonesia Daop

IV Semarang). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

analisis linear berganda. Hasil analisis menunjukkan data adalah valid dan

realibel dengan tingkat realibilitas yang tinggi dan tidak ditemukan adanya

penyimpangan asumsi klasik. Uji model menunjukkan bahwa model yang

disusun adalah fit dan pengujian terhadap hipotesis menyatakan adanya

pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel berwujud, keandalan,

ketanggapan dan keyakinan terhadap kepuasan penumpang. Pengaruh

variabel empati terhadap kepuasan penumpang adalah tidak signifikan,

(31)

Arsyad (2008) melakukan penelitian tentang Analisis Kepuasan

Pelanggan terhadap Kualitas Jasa Lembaga Pendidikan “XYZ”. Penelitian

ini menggunakan alat analisis IPA, CSI, dan Chi Square. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan, karakteristik lembaga pemdidikan “XYZ”

adalah sebagian besar berjenis kelamin pria dengan rentang usia <25

tahun. Berdasarkan alat analisis Chi Square semua karakteristik pelanggan

memiliki hubungan dengan kinerja atribut kualitas jasa lembaga

pendidikan “XYZ”. Tingkat kepuasan pelanggan terhadap kualitas

lembaga pendidikan “XYZ” berada pada kategori cukup puas.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu Arsyad

(2008) terletak pada kegiatan analisis yang dilakukan yaitu analisis

kepuasan konsumen yang menggunakan metode analisis Importance

Performance Analysis (IPA), Customer Satisfaction Index (CSI) dan Uji

Chi Square. Adapun identifikasi karakteristik responden sama dengan

penelitian sebelumnya yaitu dilihat dari segi usia responden, jenis kelamin,

tingkat pendidikan, jenis pekarjaan, tingkat pendapatan perbulan.

sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah

dalam hal penentual atribut, karena disesuaikan dengan objek yang diteliti

yaitu KA Ekspres Pakuan Bogor-Jakarta dan disesuaikan pula dengan

kondisi PT. KAI (Persero) cabang Bogor yang menjadi lokasi penelitian.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu Masri (2003)

terletak pada kegiatan analisis yang dilakukan yaitu menganalisis tentang

kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan Kereta Api. Sedangkan

perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah dalam hal

penentuan atribut, karena disesuaikan dengan objek yang diteliti yaitu KA

Ekspres Pakuan Bogor-Jakarta dan disesuaikan pula dengan kondisi PT.

KAI (Persero) Cabang Bogor yang menjadi lokasi penelitian. Selain itu

terdapat perbedaan pada metode penelitian yang digunakan. pada

penelitian Masri (2003) digunakan metode analisis multivariat dengan

(32)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Setiap perusahaan memiliki visi dan misi sebagai pedoman dan

landasan dalam melaksanakan semua kegiatan perusahaan termasuk PT KAI

Commuter Jabodetabek yang memiliki visi dan misi yang digunakan sebagai

landasan untuk mencapai tujuan perusahaan. Visi dari PT KAI Commuter

Jabodetabek adalah menjadi penyedia jasa perkereta apian terbaik yang

fokus pada pelayanan pelanggan dan memenuhi harapan stakeholders. PT

KAI Commuter Jabodetabek sebagai perusahaan yang bergerak di bidang

jasa, mencapai kepuasan pelanggannya dengan menyelenggarakan bisnis

perkeretaapian dan bisnis usaha penunjang, melalui praktek bisnis dan

model organisasi terbaik untuk memberikan nilai tambah yang tinggi bagi

pelanggannya dengan mengutamakan kualitas pelayanan yang diberikan.

Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggannya.

PT KAI Commuter Jabodetabek, memahami bahwa persepsi

kualitas layanan yang baik adalah menurut sudut pandang pelanggannya.

Pelayanan PT KAI Commuter Jabodetabek kepada pelanggannya didasarkan

pada suatu pedoman layanan yang berisi atribut-atribut kualitas pelayanan

yang harus dipenuhi untuk tercapainya kualitas pelayanan yang dapat

memuaskan pelanggannya. Pelanggan Kereta Api Ekspres Pakuan

Bogor-Jakarta akan menilai kualitas pelayanan yang dilakukan oleh PT. KAI

Commuter Jabodetabek dengan membandingkan antara tingkat kepentingan

(harapan) pelanggan dengan tingkat kerja (kepuasan) PT KAI Commuter

Jabodetabek. Tingkat kepentingan adalah harapan pelanggan terhadap

kinerja PT. KAI Commuter Jabodetabek, sedangkan tingkat kinerja

(kepuasan) merupakan kenyataan yang diterima oleh pelanggan atas

pelaksanaan atribut kualitas pelayanan PT. KAI Commuter Jabodetabek.

Pengukuran kepuasan pelanggan Kereta Api Ekspres Pakuan

Bogor-Jakarta terhadap kualitas pelayanan PT. KAI Commuter Jabodetabek

(33)

dan metode Customer Satisfication Index (CSI). Analisis ini bermanfaat bagi

perusahaan untuk mengetahui tingkat kepentingan pelanggan dan kinerja

perusahaan menurut persepsi pelanggan serta mengetahui atribut kualitas

pelayanan apa saja yang perlu ditingkatkan dan mendorong upaya perbaikan

dan peningkatan kualitas pelayanan oleh PT. KAI Commuter Jabodetabek,

dalam meningkatkan kepuasan pelanggan Kereta Api Ekspres Pakuan

Bogor-Jakarta. Bagan dari kerangka pemikiran tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.

Saran untuk PT KAI Commuter Jabodetabek

Importantce Performance Analysis (IPA) dan Customer

Satisfaction Index (CSI) PT KAI Commuter Jabodetabek

Visi dan Misi

Pelayanan yang dilaksanakan oleh PT KAI

Commuter Jabodetabek pada Kereta Api

Ekspres Pakuan Bogor-Jakarta

Atribut Kualitas Pelayanan

Pelanggan

Tanggapan pelanggan terhadap

Kualitas Pelayanan PT KAI

Tingkat Kinerja PT KAI

Commuter Jabodetabek

Analisis Kepuasan pelanggan terhadap Kualitas Pelayanan yang dilaksanakan oleh PT KAI Commuter Jabodetabek pada Kereta

Api Ekspres Pakuan Bogor-Jakarta Karakteristik

pelanggan

Uji

Chi Square

Tingkat Kepentingan

(34)

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. KAI Commuter Jabodetabek

cabang Bogor. Pemilihan lokasi untuk penelitian ini dilakukan secara

sengaja (purposive). Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu

mulai bulan Juni sampai Agustus 2010.

3.3. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung

dari sumber pertama. Data primer tersebut meliputi pengisian kuesioner

oleh Pelanggan KRL Ekspres Pakuan dan wawancara baik kepada

pelanggan maupun pada pada karyawan PT. KAI Commuter Jabodetabek,

serta observasi (pengamatan) yang dilakukan terhadap aktivitas pelanggan

dan kegiatan operasional karyawan PT. KAI Commuter Jabodetabek. Data

sekunder diperoleh melalui studi literatur, baik yang diperoleh dari data dan

dokumen perusahaan, studi pustaka, internet, dan berbagai sumber lainnya.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengambilan data dilakukan dengan cara observasi

langsung, wawancara, dan penyebaran kuesioner untuk mendapatkan data

primer, (kuisioner pada Lampiran 1), sedangkan untuk mendapatkan data

sekunder berasal dari studi pustaka. Metode pemilihan sampel yang

digunakan yaitu metode non probability sampling dengan menggunakan

teknik convenience sampling. Responden tersebut adalah pelanggan atau

penumpang KRL Ekspres Pakuan yang akan melakukan perjalanan dengan

menggunakan KRL Ekspres Pakuan Bogor-Jakarta dan bersedia menjadi

responden. Pemilihan tersebut dilakukan setiap hari selama penelitian pada

jam Operasi KRL Ekspres Pakuan Bogor–Kota. Jumlah responden dalam

(35)

entase kelongaran ketidaktelitian karena kesalaha

masih bisa di tolelir 10 %

tahui jumlah pelanggan KA Ekspres Pakua

n Bogor-Jakarta pada tahun 2010 ( data dari

72.589.000 pelanggan, sehingga diperoleh sampe

= 100

ungan diatas maka jumlah responden yang akan

k 100 responden.

dan Analisis Data aliditas

Pengujian validitas dimaksudkan untuk me

alat pengukur (instrumen) mengukur apa

ukur. Uji validitas digunakan untuk menghitung

ntara data pada masing-masing pertanyaan denga

k yang dipakai untuk menguji validitas kuesion

si product moment pearson. Uji validitas dalam

kukan dengan menggunakan bantuan Microsof

PSS versi 14.0. Nilai korelasi yang dihitung

(valid) apabila nilai r > 0,361. Berdasarkan ha

, didapat bahwa kuesioner bersifat valid (Lampira

eliabilitas

Reliabilitas adalah nilai yang menunjukka

u alat ukur didalam mengukur gejala y

bilitas dalam penelitian ini menggunakan

onbach. Hasil uji yang dilakukan dengan

lam penelitian ini

soft Excel 2007

hitung dinyatakan

n hasil pengolahan

piran 2).

ukkan konsistensi

yang sama. Uji

n teknik Alpha

an menggunakan

(36)

bahwa peubah tersebut bersifat sangat reliabel. Berdasarkan

teknik Alpha Cronbach dihasilkan nilai untuk tingkat kepentingan

adalah 0,952 dan untuk tingkat kinerja adalah 0,966 yang berarti

nilai tersebut berada di atas nilai Alpha Cronbach (> 0,60).

3.5.3 Important Performance Analysis

Metode Importance and Performance Analysis digunakan

untuk mendapatkan informasi tentang tingkat kepuasan pelanggan

terhadap suatu pelayanan dengan cara mengukur tingkat kepentingan

dan tingkat pelaksanaannya. Tingkat kepentingan dari kualitas

pelayanan adalah seberapa penting suatu peubah pelayanan bagi

pelanggan terhadap kinerja pelayanan. skala Likert 5 tingkat

digunakan untuk mengukur tingkat kepentingan yaitu sangat penting,

penting, cukup penting, kurang penting dan tidak penting. Kelima

tingkat tersebut diberi skor sebagai berikut:

b. Jawaban sangat penting diberi skor 5.

c. Jawaban penting diberi skor 4.

d. Jawaban cukup penting diberi skor 3.

e. Jawaban kurang penting diberi skor 2.

f. Jawaban tidak penting diberi skor 1.

Tingkat pelaksanaan adalah kinerja aktual dari mutu

pelayanan diberikan oleh PT. KAI Commuter Jabodetabek, yang

dirasakan oleh konsumennya. Skala Likert 5 tingkat digunakan untuk

mengukur tingkat pelaksanaan yaitu sangat baik, baik, cukup baik,

kurang baik dan tidak baik. Kelima tingkat tersebut diberi skor

sebagai berikut:

a. Jawaban sangat baik diberi skor 5.

b. Jawaban baik diberi skor 4.

c. Jawaban cukup baik diberi skor 3.

d. Jawaban kurang baik diberi skor 2.

(37)

kili oleh huruf X dan Y, di mana X adalah tingka

oduk konsumen sementara Y adalah tingka

umen.

... (

: Tingkat kesesuaian responden.

: Bobot penilaian pelanggan terhadap kinerja

KAI Commuter Jabodetabek.

: Bobot penilaian pelanggan terhadap tingka

kepentingan atribut PT. KAI Commuter

Jabodetabek.

Bobot penilaian kinerja atribut produk

pan atau penilaian responden terhadap kinerja

telah dilakukan atau dirasakan oleh responde

Commuter Jabodetabek dianggap telah mem

ggan jika TKi > 100%. Dan sebaliknya, jika bes

kinerja PT. KAI Commuter Jabodetabek diangga

nuhi kepuasan pelanggan. Setelah dike

ntingan dan tingkat pelaksanaan setiap peubah

ponden, selanjutnya adalah memetakan hasil pe

didapat kedalam diagram Kartesius. Masing

isikan dalam sebuah diagram, dimana skor rat

dap tingkat kinerja (X) menunjukkan posisi sua

bu X, sementara posisi atribut pada sumbu Y, di

a-rata tingkat kepentingan terhadap atribut (Y

dan ...(

kor rataan setiap peubah i pada tingkat kinerja

kor rataan setiap peubah i pada tingkat kepentin

(38)

:Tota

eluruh responden

otal skor setiap peubah i pada tingkat kepenting

esponden.

otal responden

gram kartesius adalah diagram yang terdiri dar

si oleh dua buah bagian garis yang berpoton

dan Y, dimana X adalah rata-rata dari bobot

oduk, sedangkan Y merupakan rata-rata dari ting

ktor yang mempengaruhi kepuasaan pelangg

dan ... (

taan dari total rataan bobot tingkat pelaksanaan

taaan dari total rataan bobot tingkat kepentingan

lah peubah yang ditetapkan

i X dan Y digunakan sebagai pasangan koor

memposisikan suatu atribut terletak dimana

enjabaran dari diagram kartesius dapat dilihat pa

ntingan

oritas Utama Prioritas Prestasi

A B

itas Rendah Berlebihan

C D

Kinerja

Koordinat Kartesius kepuasan pelanggan

pelaksanaan dari

ingan dari seluruh

dari empat bagian

potongan tegak lurus

bobot tingkat kinerja

(39)

a. Kuadran A (prioritas utama)

Kuadran ini merupakan wilayah yang memuat peubah dengan

tingkat kepentingan tinggi, tetapi memiliki tingkat kinerja rendah.

Peubah-peubah yang masuk pada kuadran ini harus ditingkatkan

kinerjanya. Perusahaan harus secara terus menerus melaksanakan

perbaikan.

b. Kuadran B (pertahankan prestasi)

Faktor-faktor yang dianggap penting oleh pelanggan dan

faktor-faktor yang dianggap pelanggan telah sesuai dengan apa yang

dirasakannya, sehingga tingkat kepuasannya relatif lebih tinggi.

Peubah-peubah yang masuk pada kuadran ini harus tetap

dipertahankan dan harus terus dikelola dengan baik, hal ini

dikarenakan semua peubah ini menjadikan produk atau jasa tersebut

unggul dimata pelanggan.

c. Kuadran C (prioritas rendah)

Kuadran ini merupakan wilayah yang memuat peubah dengan

tingkat kepentingan dan tingkat kinerja rendah. Peubah-peubah mutu

pelayanan yang termasuk dalam kuadran ini dirasakan tidak terlalu

penting oleh pelanggan dan pihak perusahaan hanya melaksanakan

dengan biasa saja. Pihak perusahaan belum merasa terlalu perlu

mengalokasikan biaya dan investasi untuk memperbaiki kinerjanya

(prioritas rendah). Namun perusahaaan juga perlu mewaspadai,

mencermati, dan mengontrol setiap peubah pada kuadran ini, karena

tingkat kepetingan pelanggan dapat berubah seiring meningkatnya

kebutuhan.

d. Kuadran D (berlebihan)

Faktor-faktor yang dianggap kurang penting oleh pelanggan dan

dirasakan terlalu berlebihan. Peubah-peubah yang termasuk dalam

kuadran ini dapat dikurangi agar perusahan dapat menghemat biaya.

Adapun atribut kualitas pelayanan pelanggan Ekspres Pakuan

Bogor-Jakarta yang dilakukan oleh PT. KAI Commuter Jabodetabek disajikan

(40)

Tabel 2. Atribut kualitas pelayanan pelanggan Ekspres Pakuan Bogor- Jakarta

No. Atribut Layanan

RELIABILITY

1. Kemudahan menjangkau lokasi stasiun

2. Ketersediaan informasi berkaitan dengan jadwal KA

3. Ketepatan jadwal perjalanan KA

4. Kemampuan memberikan pelayanan terbaik pada pelanggan

5. Kemudahan dalam memperoleh informasi yang jelas

RESPONSIVENESS

6. Kecepatan dan kesiapan petugas dalam menyediakan pelayanan bagi pelanggan hingga tuntas

7. Kecepatan dan ketepatan dalam memberikan informasi yang dibutuhkan pelanggan

8. Kecepatan dalam merespon kondisi darurat di dalam kereta maupun di stasiun

9. Kecepatan dalam merespon keluhan dan permasalahan pelanggan

10. Petugas selalu menunjukkan rasa percaya diri dan sikap siap melayani/membantu pelanggan

ASSURANCE

11. Keramahan dan kesopanan petugas dalam melayani pelanggan

12. Kemampuan petugas dalam melaksanakan pekerjaannya

13. Keamanan dan kenyamanan pada saat berada di stasiun/kereta

14. Kenyamanan pada saat naik turun kereta

15. Ketersediaan asuransi atau jaminan keselamatan

EMPHATY

16. Kemampuan petugas memberikan informasi kepada pelanggan dengan bahasa yang mudah dimengerti

17. Kesediaan karyawan untuk menghargai dan melayani serta mengutamakan kebutuhan pelanggan

18. Kejujuran dan kesabaran karyawan/petugas dalam memberikan pelayanan

19. Harga tiket yang ditawarkan

20. Ketersediaan layanan pelanggan 24 jam

TANGIBLES

21 Ketersediaan layanan pelanggan 24 jam

22 Kebersihan di dalam kereta

23

24 Sirkulasi udara di dalam kereta

25 Ketersediaan alat untuk menginformasikan rute perjalanan

26 Jumlah tempat duduk di dalam kereta

(41)

3.5.4. Indeks Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction Index)

Pengukuran terhadap indeks kepuasan pelanggan (Customer

Satisfaction Index) diperlukan karena hasil dari pengukuran tersebut

dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan sasaran-sasaran

ditahun-tahun mendatang. Tanpa adanya indeks kepuasan pelanggan

tidak mungkin top management dapat menentukan target dalam

peningkatan kepuasan pelanggan. Selain itu indeks juga diperlukan

karena proses pengukuran kepuasan pelanggan bersifat kontinue. Cara

menghitung indeks kepuasan pelanggan adalah:

1. Menghitung Weighting Factors (WF)

Yaitu fungsi dari media importance score atau skor median tingkat

kepentingan masing-masing atribut dalam bentuk 5% dari total

median importance score atau skor median tingkat kepentingan untuk

seluruh atribut yang diuji.

2. Menghitung Weighted Score (WS)

Yaitu fungsi dari median satisfaction score atau skor median tingkat

kepuasan masing-masing atribut dikalikan dengan Weighting Factors

(WF) masing-masing atribut.

3. Menghitung Weighted Median Total (WMT)

Yaitu total dari nilai Weighted Score (WS) keseluruhan

4. Indeks Kepuasan Pelanggan

Yaitu perhitungan dari Weighted Median Total (WMT) dibagi skala

maksimum atau hightest scale dikali 100%.

Tingkat kepuasan responden secara menyeluruh dapat dilihat dari

kriteria tingkat kepuasan pelanggan atau konsumen, dengan kriteria

sebagai berikut:

a. 0,81 – 1,00 Sangat puas

b. 0,66 – 0,80 Puas

c. 0,51 – 0,65 Cukup puas

(42)

e. 0,00

Chi Square merupakan salah satu uji statistic non

asuk dalam uji non parametrik, maka uji Chi

untuk pengujian data nominal dan nominal

Chi Square biasa digunakan untuk mengetahui

vasi terhadap frekuensi data observasi ya

value). Berdasarkan sebaran data tersebut d

engaruh suatu observasi terhadap observasi

ini Uji Chi Square digunakan untuk menget

bel-variabel yang terdapat pada karakteristik

akuan Bogor-Jakarta dengan tingkat kepua

riabel yang akan diuji antara lain :

kelamin dengan tingkat kinerja

dengan tingkat kinerja

pekerjaan dengan tingkat kinerja

t pendapatan dengan tingkat kinerja

n perjalanan dengan tingkat kinerja

ansportasi awal sebelum beralih ke KA Ekspres

n tingkat kinerja

n mempergunakan KA Ekspres Pakuan dengan t

ansportasi menuju stasiun dengan tingkat kinerj

ansportasi meninggalkan stasiun dengan tingkat

nsi penggunaan KA Ekspres Pakuan tingkat kine

(43)

Keterangan:

: Chi Squar

Oj : Frekue

Ej : frekue

Hipotesa

observasi bersif

dua observasi ya

hubungan antar

adalah:

H0 : ρ11 = ρ12 =

H1 : ρ11 ≠ρ12 ≠

Dasar

lebih besar dari

dari α (5%), ma

Chi Square hitung

Chi Square lebih be Square

kuensi hasil observasi

kuensi yang diharapkan

esa dari uji Chi Square adalah H0 menyatakan

sifat bebas atau tidak terdapat pengaruh atau hubun

i yang di uji, sedangkan H1 menyatakan terdapa

ntara kedua observasi tersebut. Penulisan hi

ρ12 = ρ13 … = ρJJ

ρ12 ≠ρ13 … ≠ρJJ

ar pengambilan keputusan adalah jika nilai Chi

ari chi squartabel atau nilai probability Chi Squar

maka H0 ditolak. Sebaliknya, penerimaan H0 t

hitung lebih kecil dari Chi Square tabel atau ni

bih besar dari α (5%).

kan frekwensi data

u hubungan antara

dapat pengaruh atau

n hipotesa tersebut

Chi Square hitung

Square lebih kecil

0 terjadi jika nilai

(44)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Umum PT. KAI Commuter Jabodetabek

PT. KAI Commuter Jabodetabek adalah salah satu anak

perusahaan di lingkungan PT. KAI (Persero) yang dibentuk sesuai

dengan Inpres No. 5 tahun 2008 dan Surat Menneg BUMN No.

S-653/MBU/2008 tanggal 12 Agustus 2008. Pembentukan anak

perusahaan ini berawal dari keinginan para stakeholdernya untuk lebih

fokus dalam memberikan pelayanan yang berkualitas dan menjadi

bagian dari solusi permasalahan transportasi perkotaan yang semakin

kompleks. PT. KAI Commuter Jabodetabek ini akhirnya resmi

menjadi anak perusahaan PT. KAI (Persero) sejak tanggal 15

September 2008 yaitu sesuai dengan Akte Pendirian No. 415 Notaris

Tn. Ilmiawan Dekrit, S.H.

Kehadiran PT. KAI Commuter Jabodetabek dalam industri jasa

angkutan KA Commuter merupakan proses pemikiran dan persiapan

yang cukup panjang. Di mulai dengan pembentukan Divisi Angkutan

Perkotaan Jabotabek oleh induknya PT. KAI (Persero) yang

memisahkan diri dari PT. KAI (Persero) Daop 1 Jakarta. Setelah

pemisahan ini, pelayanan KRL di wilayah Jabotabek berada di bawah

PT. KAI (Persero) Divisi Angkutan Perkotaan Jabotabek dan

pelayanan KA jarak jauh yang beroperasi di wilayah Jabodetabek

berada di bawah PT. KAI (Persero) Daop 1 Jakarta. Setelah

pemisahan tersebut PT. KAI (Persero) Divisi Angkutan Perkotaan

Jabotabek berubah menjadi sebuah perseroan terbatas, PT. KAI

Commuter Jabodetabek. Setelah menjadi perseroan terbatas

perusahaan ini mendapatkan izin usaha No. KP 51 Tahun 2009 dan

izin operasi penyelenggara sarana perkeretaapian No. KP 53 Tahun

2009 yang semuanya dikeluarkan oleh Menteri Perhubungan Republik

Gambar

Gambar 1. Kerangka pemikiran
Gambar bar 4.
Tabel 3. Penilaian tingkat kepentingan pelayanan PT. KAI Commuter                Jabodetabek
Tabel 4. Penilaian tingkat kinerja pelayanan PT. KAI Commuter                 Jabodetabek
+3

Referensi

Dokumen terkait

Demikian pengumuman ini kami sampaikan, apabila ada peserta yang berkeberatan dengan pengumuman ini dapat menyampaikan sanggahan secara tertulis dan diterima paling

dana berupa DAK,DAU tetapi juga Dana Bagi Hasil Alokasi dana untuk Belanja Modal cukup besar dan dapat ketahui juga tujuan pemekaran adalah untuk mensejahterakan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan melakukan identifikasi bentuk-bentuk adaptasi perilaku dan modifikasi yang dilakukan oleh penghuni perumahan sehingga didapatkan

a) Konstanta bernilai 9,763 hal ini menunjukkan jika ada variabel bebas (kompensasi finansial, pemberdayaan) , maka kinerja karyawan akan meningkat sebesar 9,763. b) Jika

Rata-rata di setiap perumahan menengah dan besar memiliki petugas kebersihan yang melakukan pembersihan secara setiap hari (menyapu sampah, daun-daun yang berguguran), berbeda

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) hubungan minat belajar kejuruan dan prestasi belajar praktik pengelasan secara bersama-sama dengan minat bekerja di industri; (2)

Hasil analisis variabel secara inidividu menggunakan analisis regresi berganda didapatkan bahwa Firm Size berpengaruh positive dan signifikan terhadap Dividen

Berdasarkan pembahasan di atas, penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dengan pocket book berbantuan GeoGebra dengan pendekatan Pendidikan