• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis pembentukan word graph kata keterangan menggunakan metode knowledge graph

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis pembentukan word graph kata keterangan menggunakan metode knowledge graph"

Copied!
192
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PEMBENTUKAN WORD GRAPH KATA

KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE

KNOWLEDGE GRAPH

RUSIANA SAMBA

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “Analisis

Pembentukan Word Graph Kata Keterangan Menggunakan Metode Knowledge

Graph” adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum

pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Februari 2010

(3)

ABSTRACT

RUSIANA SAMBA. The Analysis of Word Graph Formation of Adverb Using Knowledge Graph Method. Under supervision of SRI NURDIATI and FARIDA HANUM.

Knowledge Graph (KG) is a new way to describe and to model NLP and a way to understand semantic aspect from a word. In KG, every word has a corresponding word graph that explains the meaning of the word. Word graph is a graph from a word. In KG there are concept (token, type) and relationships (binary and multivariate relation). This research mainly focused on constructing a word graph of adverb in Indonesian language. In this thesis, every adverb is classified by analyzing the meaning of the adverb. The result of adverb identification is 10 classifications of adverb. After the rules of constructing word graph are analyzed and formulated, the adverbs are classified according to the same word graph pattern, and we get 9 word graph patterns for adverb in Indonesian language.

(4)

RINGKASAN

RUSIANA SAMBA. Analisis Pembentukan Word Graph Kata Keterangan

Menggunakan Metode Knowledge Graph. Dibimbing oleh SRI NURDIATI dan

FARIDA HANUM.

Knowledge Graph (KG) adalah suatu metode baru dari Natural Language

Processing (NLP) yang mengarahkan pada cara baru dalam menjelaskan dan

memodelkan NLP dan juga sebagai langkah ke depan untuk pemahaman terhadap aspek semantik dari suatu kata. Dengan cara menganalisis teks diharapkan dapat dihasilkan sebuah pengetahuan baru.

Tujuan jangka panjang dari penelitian KG adalah terciptanya sebuah sistem yang bisa membaca dokumen berbahasa Indonesia dalam jumlah yang besar dan

menghasilkan informasi dalam bentuk graph yang mudah untuk dipahami. Namun

tujuan tersebut belum dapat terlaksana, karena faktor yang menunjang belum

lengkap, terutama word graph dari seluruh jenis kata dalam bahasa Indonesia

belum lengkap.

Kata keterangan dilihat dari tatarannya dibedakan menjadi dua yaitu tataran frasa dan tataran klausa. Dalam tataran frasa, kata keterangan adalah kata yang menjelaskan kata kerja, kata sifat, atau kata keterangan yang lain. Dalam tataran klausa, kata keterangan menjelaskan fungsi-fungsi sintaktis. Kata keterangan dapat dibedakan menjadi

1. Kata keterangan dari segi bentuknya

2. Kata keterangan dari segi perilaku sintaktisnya

3. Kata keterangan dari segi perilaku semantisnya

4. Kata keterangan konjungtif

5. Kata keterangan pembuka wacana.

Pada penelitian ini penulis akan membuat word graph dengan membatasi ruang

lingkupnya yaitu hanya pada kata keterangan dari segi perilaku semantis.

Dalam metode knowledge graph setiap kata berhubungan dengan sebuah

word graph yang menyatakan arti dari kata dan disebut dengan semantic word graph. Word graph merupakan graf dari kata.

Knowledge graph adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisis

teks dan merepresentasikan teks tersebut ke dalam bentuk graf. Knowledge graph

adalah suatu instrumen yang merepresentasikan struktur terkonsep yang sudah

tertentu. Pada prinsipnya komposisi dari knowledge graph terdiri atas konsep

(token, type) dan relationships (binary dan multivariate relation). Konsep dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu token dan type. Token merupakan konsep yang

dipahami oleh seseorang menurut cara pandangnya masing-masing sehingga token

bersifat subjektif. Token disimbolkan dengan “ “. Pada metode knowledge graph

segala sesuatu akan dihubungkan dengan token.Type adalah concept yang berupa

informasi umum dan bersifat objektif karena merupakan kesepakatan yang dibuat

sebelumnya. Ontologi adalah gambaran beberapa konsep dan relasi antarkonsep

yang bertujuan untuk mendefinisikan beberapa ide yang merepresentasikan

konsep, relasi dan logikanya. Ontologi word graph terdiri atas token, 9 type

binary relationships dan 4 frame relationships. Sembilan type binary

relationships tersebut antara lain: ALI, CAU, EQU, SUB, DIS, ORD, PAR, SKO,

(5)

NEGPAR, POSPAR, dan NECPAR. Relasi ALI digunakan untuk

menghubungkan sebuah type dengan token. Relasi CAU digunakan untuk

menghubungkan dua token yang memiliki hubungan sebab akibat dimana sesuatu

memengaruhi sesuatu yang lain. Relasi EQU digunakan untuk menghubungkan

sebuah name dengan token. Relasi SUB digunakan untuk menyatakan bahwa

sesuatu merupakan bagian dari sesuatu yang lain. Relasi DIS digunakan untuk menyatakan sesuatu yang berbeda. Relasi ORD digunakan untuk menyatakan sesuatu yang berurutan. Relasi PAR digunakan untuk menjelaskan bahwa satu elemen berkaitan dan memiliki sifat elemen lainnya. Relasi SKO digunakan untuk menyatakan informasi kebergantungan. Ontologi F digunakan untuk menunjukkan

fokus dari suatu graf. Relasi FPAR digunakan untuk menghubungkan sebuah

konsep dengan struktur di dalamnya, relasi NEGPAR digunakan untuk menyatakan negasi dari sesuatu, relasi POSPAR menyatakan kemungkinan sesuatu, dan relasi NECPAR untuk menyatakan suatu kebutuhan.

Alur penelitian yang dilakukan adalah: (1) mengidentifikasi kata

keterangan, dengan cara menglasifikasi dan menganalisis makna kata keterangan,

(2) membuat aturan pembentukan word graph kata keterangan berdasarkan makna

kata keterangan, (3) mengelompokkan kata keterangan berdasarkan kesamaan pola word graph, (4) menguji aturan word graph yang dibuat.

Hasil dari identifikasi kata keterangan menghasilkan 10 jenis kata keteranan berdasarkan makna, yaitu: (1) Kata keterangan kualitatif, (2) Kata keterangan kuantitatif, (3) Kata keterangan limitatif, (4) Kata keterangan frekuentatif, (5) Kata keterangan kewaktuan, (6) Kata keterangan kecaraan, (7) Kata keterangan kontrastif, (8) Kata keterangan keniscayaan, (9) Kata keterangan lokatif, (10) Kata keterangan instrumental.

Setelah dianalisis dan dirumuskan aturan pembentukan word graphnya lalu

dikelompokkan menurut pola word graph yang sama maka ada 9 jenis word

graph kata keterangan, karena kata keterangan jenis 8 (kata keterangan

keniscayaan) memiliki word graph sama dengan word graph kata keterangan

jenis 6a (kata keterangan cara kesungguhan). Dari proses pembentukan word

graph kata keterangan ada kata keterangan yang dapat dibuat pola umum

pembentukan word graph berdasarkan kesamaan makna.

(6)

Hak Cipta milik IPB, tahun 2010

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya.

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya tulis ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah.

b. Pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar Institut Pertanian Bogor.

2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya

(7)

ANALISIS PEMBENTUKAN

WORD GRAPH

KATA

KETERANGAN MENGGUNAKAN METODE

KNOWLEDGE GRAPH

RUSIANA SAMBA

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada

Program Studi Matematika Terapan

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(8)
(9)

Judul Tesis : Analisis Pembentukan Word Graph Kata Keterangan Menggunakan Metode Knowledge Graph

Nama : Rusiana Samba

NRP : G551070241

Program Studi : Matematika Terapan

Disetujui

Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Sri Nurdiati, M.Sc. Dra. Farida Hanum, M.Si.

Ketua Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Matematika Terapan

Dr. Ir. Endar H. Nugrahani, M.S. Prof. Dr.Ir.Khairil A.Notodiputro, M.S.

(10)

Kupersembahkan tesis ini untuk

Orangtuaku terkasih, suamiku tercinta,

(11)

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Judul yang dipilih

dalam penelitian ini adalah Analisis Pembentukan Word Graph Kata Keterangan

Menggunakan Metode Knowledge Graph.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr. Ir. Sri Nurdiati, M.Sc. dan Ibu Dra. Farida Hanum M.Si. atas bimbingannya dalam penulisan karya ilmiah ini, serta Bapak Dr. Ir. I Gusti Putu Purnaba, DEA selaku dosen penguji yang telah banyak memberi saran. T idak lupa pula penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Drs. Khaeruddin selaku Kepala MAN Kotaagung yang telah memberi izin penulis untuk kuliah dan Departemen Agama Republik Indonesia yang telah memberikan beasiswa. Akhirnya ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada ibu, mertua, suami, anak-anakku, kakak, dan adik, serta seluruh keluarga, atas segala doa kasih sayangnya. Teman-teman seperjuangan mbak Wulan, pak Khairul, pak Usep, pak Muslik, serta teman-teman BUD lainnya yang telah membantu sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Februari 2010

(12)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Negeri Agung Tanggamus Lampung pada tanggal 07

Agustus 1969 dari ayah Alm. Saidi Azhari dan ibu Hj. Cik Rahma. Penulis

merupakan anak keenam dari delapan bersaudara.

Tahun 1996 penulis lulus dari STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Jurusan Matematika, tahun 1998 sampai sekarang menjadi pengajar di MAN

Kotaagung Tanggamus Lampung.

Melalui beasiswa dari Departemen Agama Republik Indonesia, pada tahun

2007 penulis diterima sebagai mahasiswa pada Sekolah Pascasarjana Institut

Pertanian Bogor (Program Magister), dengan mengambil Mayor Matematika

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ………... xiii

DAFTAR GAMBAR ……….. xiv

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ……….. 1

1.2 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian…….…………. 2

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kata Keterangan ……….………. 3

2.2 Graph ……….……….. 6

2.3 Knowledge Graph (KG)……….……….. 6

2.4 Aspek Ontologi……….…… 7

III METODOLOGI PENELITIAN ……… 12

IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Struktur Kata Keterangan ………,… 14

4.2 Pembentukan Word Graph Kata Keterangan………….…. 14

4.2.1 Kata Keterangan Kualitatif ……… 15

4.2.2 Kata Keterangan Kuantitatif ………. 18

4.2.3 Kata Keterangan Limitatif ………. 22

4.2.4 Kata Keterangan Frekuentatif ……… 23

4.2.5 Kata Keterangan Kewaktuan ………. 26

4.2.6 Kata Keterangan Kecaraan ………. 30

4.2.7 Kata Keterangan Kontrastif ……… 37

4.2.8 Kata Keterangan Keniscayaan ……… 39

4.2.9 Kata Keterangan Lokatif ………. 40

4.2.10 Kata Keterangan Instrumental ………. 42

4.3 Aturan Pembentukan Word Graph Kata Keterangan Bahasa Indonesia ……… 43

(14)

V SIMPULAN DAN SARAN ……… 72

(15)

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Word graph kata keterangan berdasarkan makna ………... 44

2 Jenis Word graph kata keterangan berdasarkan bentuk word graph 48

(16)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Contoh penggunaan relasi ALI ………..……... 7

2 Contoh penggunaan relasi CAU……… 7

3a Contoh penggunaan relasi EQU……….………... 8

3b Contoh penggunaan relasi EQU………..………... 8

4 Contoh penggunaan relasi SUB……….……….….. 9

5 Contoh penggunaan relasi DIS……….…………..….. 9

6 Contoh penggunaan relasi ORD……… 10

7 Contoh penggunaan relasi PAR………..………..……. 10

8 Contoh penggunaan relasi SKO………..…………... 10

9 Contoh penggunaan relasi ontologi F………..…………... 11

10 Contoh penggunaan relasi 4 frame relationship……….…... 11

11 Flowchart pembentukan aturan word graph kata keterangan…... 13

12 Word graph kata keterangan kualitatif kurang………...…... 15

13 Word graph kata keterangan kualitatif lebih………. 16

14 Word graph kata keterangan kualitatif paling………...….. 16

15 Word graph kata keterangan kualitatif sangat, paling dan amat………... 17

16 Word graph kata keterangan kuantitatif empat kali…………...…... 18

17 Word graph bentuk umum dari satu kali, dua kali………... 19

18 Word graph kata keterangan kuantitatif kira-kira 50……….…….. 19

19 Word graph bentuk umum kata keterangan kuantitatif kira-kira……….….…... 20

20 Word graph kata keterangan kuantitatif banyak…………..….…… 20

21 Word graph kata keterangan kuantitatif sedikit 1…………...…… 21

22 Word graph kata keterangan kuantitatif sedikit 2 …………...….. 21

23 Word graph kata keterangan limitatif hanya………...……. 22

24 Word graph bentuk umum dari hanya dan saja……….…….…… 23

(17)

26 Word graph kata keterangan kewaktuan selalu dan sering secara

umum………... 24

27 Word graph kata keterangan frekuentatif jarang 1……….….…… 25

28 Word graph kata keterangan frekuentatif jarang 2……….….…… 25

29 Word graph kata keterangan kewaktuan sekarang dan kini…….… 26

30 Word graph kata keterangan kewaktuan nanti, besok dan lusa...…. 27

31 Word graph kata keterangan kewaktuan kemarin, dulu dan tadi…. 29

32 Word graph kata keterangan cara kesungguhan pasti………..….... 30

33 Word graph kata keterangan cara kesungguhan agaknya…….….. 32

34 Word graph kata keterangan cara kesungguhan mudah-mudahan… 34

35 Word graph kata keterangan cara ajakan mari ……… 35

36 Word graph kata keterangan cara pengingkaran tak……… 36

37 Word graph kata keterangan cara larangan jangan ………….…… 37

38 Word graph kata keterangan kontrastif bahkan ……….………... 38

39 Word graph kata keterangan niscaya……….... 39

40 Word graph kata keterangan di + lolasi yang menyatakan

tempat……… 40

41 Word graph kata keterangan ke + lokasi yang menyatakan tempat

tujuan………. 41

42 Word graph kata keterangan dari + lokasi yang menyatakan

tempatasal……….. 42

43 Word graph kata keterangan instrumental………..……….. 43

59 Flowchart pembentukan aturan word graph kata

(18)

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi saat ini telah mampu memanfaatkan teknologi

komputer analog dan teknologi komputer digital sehingga menjadi teknologi

handal, yang memiliki kemampuan berinteraksi dengan pemakainya

menggunakan ucapan sehari-hari dalam bahasa alami (Natural Language).

Penelitian dalam bahasa alami melahirkan sebuah bidang ilmu NaturalLanguage

Processing (NLP) atau Pemrosesan Bahasa Alami yang memungkinkan untuk

melakukan berbagai macam pemrosesan terhadap bahasa alami. Pemrosesan

bahasa alami tidak mudah dilakukan, beberapa alasan yang menyulitkan

pemrosesan tersebut adalah sering terjadi ambiguity atau kerancuan makna kata.

Fenomena ini terjadi pada berbagai level implementasi bahasa, mulai dari

pengucapan, penulisan, dan makna kata (Arman 2004).

Knowledge Graph (KG) adalah suatu metode baru dari NLP yang

mengarahkan pada cara baru dalam menjelaskan dan memodelkan NLP dan juga

sebagai la ngkah ke depan untuk pemahaman terhadap aspek semantik dari suatu

kata. Dengan cara menganalisis teks diharapkan dapat dihasilkan sebuah

pengetahuan baru (Zhang 2002).

Penelitian KG pada teks bahasa Indonesia telah dirintis oleh beberapa

mahasiswa di Departemen Matematika dan Departemen Ilmu Komputer Institut

Pertanian Bogor. Hulliyah (2007) meneliti rekayasa memahami teks

menggunakan metode KG dalam bahasa Indonesia dengan tema sistem

pendidikan nasional. Ikhwati (2007) menganalisis masalah kemiskinan

menggunakan metode KG. Berri (2008) mengubah kalimat sembarang menjadi

kalimat efektif lalu mengubahnya ke dalam bentuk text graph dan merancang

algoritme pembentukan text graph. Wulandari (2008) merancang algoritme

pembentukan combined graph dan simplified graph untuk teks berbahasa

Indonesia dan Rusiyamti (2008) meneliti penggunaan chunk indicators sebagai

petunjuk dalam menganalisis teks berbahasa Indonesia yang akan ditampilkan

(19)

Penelitian di atas masih jauh dari memadai untuk terciptanya sebuah metode

membaca dokumen berbahasa Indonesia secara otomatis dan menghasilkan

informasi dalam bentuk graph. Terciptanya sebuah sistem yang bisa membaca

dokumen berbahasa Indonesia dalam jumlah yang besar dan menghasilkan

informasi dalam bentuk graph yang mudah untuk dipahami adalah tujuan jangka

panjang dari penelitian KG. Namun tujuan tersebut belum dapat terlaksana,

karena faktor yang menunjang belum lengkap, terutama word graph dari seluruh

kata dalam bahasa Indonesia belum lengkap. Pada penelitian ini penulis akan

membuat wordgraph dengan membatasi ruang lingkupnya yaitu hanya pada kata

keterangan.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. melakukan analisis struktur kata keterangan pada bahasa Indonesia,

2. membuat aturan pembentukan word graph,

3. melakukan pengujian aturan yang dibuat.

1.3 Manfaat Penelitian

Penelitian ini akan menghasilkan word graph kata keterangan yang

bermanfaat dalam proses pembentukan kamus word graph dari semua kata

(20)

II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini diberikan beberapa penjelasan yang akan digunakan pada

bab-bab selanjutnya.

2. 1 Kata Keterangan

2.1.1 Batasan dan Ciri Kata Keterangan

Menurut tatarannya kata keterangan dapat dibedakan dalam tataran frasa dan

tataran klausa. Dalam tataran frasa kata keterangan adalah kata yang menjelaskan

kata kerja, kata sifat, atau kata keterangan lain.

Dalam tataran klausa, kata keterangan yang mewatasi atau menjelaskan

fungsi-fungsi sintaktis. Umumnya kata atau bagian kalimat yang dijelaskan oleh kata

keterangan itu berfungsi sebagai predikat (Alwi et al. 2003).

2.1.2 Kata Keterangan dari Segi Bentuknya

Dari segi bentuknya, kata keterangan dapat dibedakan menjadi:

1) Kata keterangan tunggal

Kata keterangan tunggal dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu

a. Kata keterangan yang berupa kata dasar

Kata keterangan yang berupa kata dasar hanya terdiri atas satu kata

dasar. Karena jenis kata keterangan dasar tergolong ke dalam

kelompok kata yang keanggotaannya tertutup, maka jumlah kata

keterangan yang berupa kata dasar itu tidak banyak.

b. Kata keterangan yang berupa kata berafiks

Kata keterangan yang berupa kata berafiks diperoleh dengan

menambahkan gabungan afiks se-nya atau afiks –nya pada kata dasar.

c. Kata keterangan yang berupa kata ulang

Menurut bentuknya, kata keterangan yang berupa kata ulang dapat

diperinci lagi menjadi empat macam, yaitu

- Kata keterangan yang berupa pengulangan kata dasar

- Kata keterangan yang berupa pengulangan kata dasar dengan

(21)

se-- Kata keterangan yang berupa pengulangan kata dasar dengan

penambahan sufiks-an

- Kata keterangan yang berupa pengulangan kata dasar dengan

penambahan gabungan afiks se-nya (Alwi et al. 2003).

2) Kata Keterangan Gabungan

Kata keterangan gabungan terdiri atas dua kata keterangan yang berupa

kata dasar yaitu:

a. Kata keterangan yang berdampingan

b. Kata keterangan yang tidak berdampingan (Alwi et al. 2003).

2.1.3 Kata Keterangan dari Segi Perilaku Sintaktisnya

Perilaku sintaktis kata keterangan dapat dilihat berdasarkan posisinya

terhadap kata atau bagian kalimat yang dijelaskan oleh kata keterangan yang

bersangkutan. Berdasarkan perilaku sintaktisnya kata keterangan dapat dibedakan

menjadi empat macam posisi yaitu:

1. Kata keterangan yang mendahului kata yang diterangkan

2. Kata keterangan yang mengikuti kata yang diterangkan

3. Kata keterangan yang mendahului atau mengikuti kata yang diterangkan

4. Kata keterangan yang mendahului dan mengikuti kata yang diterangkan

(Alwi et al. 2003).

2.1.4 Kata Keterangan dari Segi Perilaku Semantisnya

Berdasarkan perilaku semantisnya, dapat dibedakan sepuluh jenis kata

keterangan yaitu:

1. Kata keterangan kualitatif

Kata keterangan kualitatif menggambarkan makna yang berhubungan

dengan tingkat, derajat, atau mutu.

2. Kata keterangan kuantitatif

Kata keterangan kuantitatif menggambarkan makna yang berhubungan

dengan jumlah.

(22)

Kata keterangan limitatif menggambarkan makna yang berhubungan

dengan pembatasan.

4. Kata keterangan frekuentatif

Kata keterangan frekuentatif menggambarkan makna yang berhubungan

dengan tingkat kekerapan terjadinya sesuatu yang diterangkan kata

keterangan itu.

5. Kata keterangan kewaktuan

Kata keterangan kewaktuan menggambarkan makna yang berhubungan

dengan saat terjadinya peristiwa yang diterangkan kata keterangan itu.

6. Kata keterangan kecaraan

Kata keterangan kecaraan menggambarkan makna yang berhubungan

dengan bagaimana peristiwa yang diterangkan oleh kata keterangan itu

berlangsung atau terjadi.

7. Kata keterangan kontrastif

Kata keterangan kontrastif menggambarkan pertentangan dengan makna

kata atau hal yang dinyatakan sebelumnya.

8. Kata keterangan keniscayaan

Kata keterangan keniscayaan menggambarkan makna yang berhubungan

dengan kepastian tentang kelangsungan atau terjadinya hal atau peristiwa

yang dijelaskan kata keterangan itu. (Alwi et al. 2003).

9. Kata keterangan lokatif

Kata keterangan lokatif menggambarkan makna yang berhubungan dengan

keterangan tempat atau arah dalam kata keterangan (Keraf 1989).

10.Kata keterangan instrumental

Kata keterangan yang menjelaskan dengan alat manakah suatu proses itu

berlangsung (Keraf 1989).

2.1.5 Kata Keterangan Konjungtif

Kata keterangan konjungtif adalah kata keterangan yang menghubungkan

satu klausa atau kalimat dengan klausa atau kalimat yang lain. Posisinya dalam

kalimat boleh dikatakan agak bebas. Akan tetapi, biasanya kata keterangan

(23)

2.1.6 Kata Keterangan Pembuka Wacana

Kata keterangan pembuka wacana pada umumnya mengawali suatu wacana.

Hubungannya dengan paragraf sebelumnya didasarkan pada makna yang

terkandung pada paragraf sebelumnya (Alwi et al. 2003).

2.2 Graph

Suatu graph adalah pasangan terurut (V,E) dengan V adalah himpunan

berhingga dan takkosong dari elemen-elemen graph yang disebut simpul (node,

vertex) dan E adalah himpunan pasangan takterurut dari simpul-simpul berbeda di

V. Setiap {p,q} ? E (dengan p, q ? V) disebut sisi (edge) dan dikatakan

menghubungkan simpul-simpul p dan q (Foulds 1992).

2.3 Knowledge Graph (KG)

Menurut Zhang dan Hoede (2002) KG adalah sebuah teks yang diekstrak

yang merepresentasikan pengetahuan dalam teks dan disajikan dalam bentuk

graph untuk menjelaskan persepsi manusia dan pembentukan informasi. KG

mampu melukiskan atau menggambarkan aspek semantik yang lebih mendasar,

dengan menggunakan sejumlah relasi yang terbatas. Teori ini memberikan cara

baru melakukan penelitian untuk memahami bahasa manusia dengan bantuan

komputer (Zhang 2002).

Word graph adalah konsep dan relasi yang direpresentasikan dalam bentuk

graph. Word graph dapat dinyatakan sebagai graph berarah yang diberi label

(Zhang & Hoede 2002).

Konsep merupakan komponen terpenting dalam pemikiran manusia. Konsep

mampu menjadikan prosedur dalam membentuk suatu pengertian dari khusus ke

umum atau bahkan sebaliknya. Konsep dalam KG dinyatakan sebagai token dan

type. Token (simbol, tanda, karakteristik, dan sebagainya) adalah konsep yang

dipahami oleh seseorang menurut cara pandangnya masing-masing sehingga token

(24)

bersifat objektif karena merupakan suatu kesepakatan yang dibuat sebelumnya

(Zhang 2002).

2.4 Aspek Ontologi

Ontologi adalah gambaran dari beberapa konsep dan relasi antarkonsep

yang bertujuan mendefinisikan ide- ide yang merepresentasikan konsep, relasi dan

logikanya. Berdasarkan ontologi yang dimiliki inilah maka KG dapat membangun

sebuah model yang dapat digunakan untuk memahami bahasa alami. Hal ini

diperlukan agar arti dari suatu kalimat dapat diekspresikan. Arti dari kata terlebih

dahulu harus diketahui untuk dapat mengartikan sebuah kalimat (Zhang 2002).

Ontologi word graph sampai saat ini terdiri atas token yang disimbolkan

dengan” “ , 9 binary relationships, dan 4 frame relationships. Dalam (Zhang

2002), penjelasan dari ontologi dalam teori KG tersebut dapat diberikan sebagai

berikut:

1. Relasi ALI (ALIKENESS)

Relasi ALI digunakan untuk menghubungkan sebuah type dengan token.

Contoh: padi adalah type, dapat dinyatakan dengan:

Gambar 1 Contoh penggunaan relasi ALI.

Selain dipergunakan untuk menghubungkan type dengan token, dalam bahasa

Indonesia relasi ini dapat mengimplementasikan kata bagai, bagaikan, bak,

seperti, sebagaimana.

2. Relasi CAU ( CAUSALITY)

Relasi CAU digunakan untuk menghubungkan dua token yang memiliki

hubungan sebab dan akibat, atau sesuatu hal yang memengaruhi sesuatu yang

lain. Contoh: Petani panen kopi. Kalimat tersebut dapat dinyatakan sebagai

berikut:

Gambar 2 Contoh penggunaan relasi CAU.

ALI padi

panen

kopi CAU

ALI

(25)

Struktur causal relation digunakan untuk menghubungkan dua token yang

memiliki hubungan, pelaku, alasan, maksud, alat dan hasil. Relasi CAU dapat

digunakan untuk menghubungkan dua konsep yang terdiri atas kata kerja, yaitu

untuk menghubungkan subjek dengan predikat atau predikat dengan objek

(Zhang 2002).

3. Relasi EQU (EQUALITY)

Relasi EQU digunakan untuk menghubungkan sebuah name dengan token.

Contoh: Monthong adalah name dari durian. Pernyataan tersebut dapat

digambarkan:

Gambar 3a Contoh penggunaan relasi EQU.

Gambar 3a memberi contoh word graph penggunaan relasi EQU untuk kata

durian Monthong. Relasi ini menghubungkan jenis durian Monthong ke konsep

durian.

Relasi EQU digunakan untuk menjelaskan konsep yang sederajat,

mengekspresikan dua hal yang identik. Relasi ini juga bisa menyatakan kata

hubung seperti adalah dan merupakan, word graph A sama dengan B, atau A

adalah B.

Gambar 3b Contoh penggunaan relasi EQU.

Gambar 3b memberikan contoh word graph penggunaan relasi EQU untuk

kalimat a sama dengan b, atau a adalah b.

4. Relasi SU B (SUBSET)

durian M onthong EQU

ALI

EQU

(26)

Bila terdapat dua token yang mengekspresikan dua rangkaian secara

berurutan dan satu token adalah bagian dari token yang lainnya, maka di antara

kedua token tersebut terdapat relasi SUB. Contoh: akar SUB pohon. Pernyataan

tersebut dapat digambarkan:

Gambar 4 Contoh penggunaan relasi SUB.

Gambar 4 untuk contoh akar SUB pohon. Ekspresi pada kata “akar pohon”

tersebut mempunyai arti bahwa akar adalah bagian dari pohon.

5. Relasi DIS (DISPARATENESS)

Relasi DIS digunakan untuk menyatakan bahwa dua token tidak memiliki

hubungan satu dengan yang lainnya, relasi ini juga dapat digunakan untuk

menyatakan kata “berbeda”, misalnya nangka berbeda dengan durian dapat

dinyatakan dengan graph berikut:

Gambar 5 Contoh penggunaan relasi DIS.

Gambar 5 relasi DIS digambar tanpa menggunakan anak panah. Hal ini

dikarenakan relasi DIS bersifat simetrik yaitu A DIS B yang dapat dinyatakan

dengan B DIS A.

6. Relasi ORD (ORDERING)

Relasi ORD menyatakan bahwa dua hal mempunyai urutan satu sama lain,

baik urutan waktu atau tempat, tetapi bisa juga digunakan untuk mengungkapkan

hubungan “ < ” yang dikenal dalam matematika A < B (A lebih kecil daripada B).

Contoh penggunaan relasi ORD untuk menyatakan tanam kemudian panen,

ditunjukkan pada gambar berikut:

nangka ALI DIS ALI durian

ALI SUB

(27)

Gambar 6 Contoh penggunaan relasi ORD.

7. Relasi PAR (ATTRIBUTE)

Relasi PAR menyatakan bahwa sesuatu adalah atribut dari sesuatu yang

lain. Contohnya untuk menyatakan frasa gelas merah. Merah merupakan atribut

dari gelas, digambarkan berikut ini:

Gambar 7 Contoh penggunaan relasi PAR.

Relasi PAR juga dipergunakan untuk menyatakan satuan seperti, waktu, panjang,

temperatur, berat, umur.

8. Relasi SKO (SKOLEM)

Relasi SKO digunakan, jika informasi suatu token bergantung pada token

yang lainnya. Contohnya digunakan untuk menyatakan harga bergantung pada

kualitas, digambarkan berikut ini:

Gambar 8 Contoh penggunaan relasi SKO.

9. F (FOCUS)

Ontologi F digunakan untuk menunjukkan fokus dari suatu graph. Ontologi

ini diperlukan untuk menunjukkan token yang menjadi fokus dalam word graph

(Hoede dan Nurdiati 2008a). Pada penelitian ini fokus dilambangkan dengan

simbol atau token yang diberi warna hitam. Penggunaan ontologi ini dalam

menyatakan gempa merusak bangunan dapat dinyatakan sebagai berikut:

ALI

tanam

ORD ALI

panen

ALI ALI PAR

gelas merah

ALI

(28)

Gambar 9 Contoh penggunaan token F.

Gambar di atas menunjukkan bahwa fokus dari gempa merusak bangunan

terletak pada token gempa, dan dalam penelitian ini fokus dinyatakan dengan

token berwarna hitam.

Adapun empat frame relationship dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Focusing on a situation : FPAR

2. Negation of a situation : NEGPAR

3. Possibility of a situation : POSPAR

4. Necessity of a situation : NECPAR

Jika suatu graf merepresentasikan suatu pernyataan, misal a: hari ini hujan,

yang dinyatakan dengan frame, maka negasi dari a dinyatakan dengan graf yang

sama dan diberi frame dengan relasi NEGPAR, possibility dari a dinyatakan

dengan graf yang sama dan diberi frame dengan relasi POSPAR, neccesity dari a

dinyatakan dengan graf yang sama dan diberi frame dengan relasi NECPAR

(Zhang 2002). Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar tersebut secara berurutan menunjukkan graf dari pernyataan bahwa hari

ini hujan, tidak benar hari ini hujan, mungkin hari ini hujan, seharusnya hari ini

hujan.

ALI

bangunan

merusak

ALI CAU CAU

rusak

ALI

ALI

gempa

Gambar 10 Contoh penggunaan 4 frame relationship.

a NEG

a NEC

a POS

(29)

III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas beberapa tahapan yang dilakukan dalam

penelitian ini. Tahapan-tahapan tersebut adalah:

1. Studi literatur

Hal pertama yang dilakukan yaitu mengumpulkan data dan informasi yang

dibutuhkan. Data atau informasi tersebut diambil dari buku-buku dan hasil

penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini. Informasi yang diambil berupa

definisi dan contoh kalimat.

2. Menganalisis struktur kata keterangan pada bahasa Indonesia

Langkah- langkah yang diperlukan pada tahap ini adalah: menganalisis

makna dan menganalisis pola stuktur kata keterangan pada bahasa Indonesia.

a. Langkah pertama analisis makna kata keterangan dilakukan satu per satu.

Analisis makna kata keterangan menggunakan Kamus Besar Bahasa Indonesia,

sehingga dapat diperoleh makna dari setiap kata dalam kata keterangan.

b. Langkah kedua analisis pola kata pada kata keterangan dengan cara mencari

pola kata yang bermakna sama, lalu dilakukan pengelompokan kata keterangan

tersebut.

Setelah kata keterangan dianalisis, maka kata keterangan tersebut

diklasifikasi. Dari hasil penglasifikasian kata keterangan dipilih 52 kata

keterangan yang akan dibahas.

3. Membuat aturan pembentukan word graph

Langkah pembuatan aturan pembentukan word graph kata keterangan

adalah mengidentifikasi kata keterangan kemudian menerapkan metode KG,

sehingga diperoleh aturan untuk setiap pembentukan word graph kata keterangan.

Dari sini dapat disimpulkan aturan dari setiap pembentukan word graph kata

(30)

4. Melakukan pengujian aturan word graph yang dibuat

Setelah tiap kata keterangan tersebut dibuat aturan pembentukan word

graphnya maka dilakukan pengujian aturan word graph kata keterangan tersebut.

Pengujian ini dilakukan pada kata keterangan yang sama pada kalimat yang

berbeda. Apabila aturan word graph berlaku secara umum, maka aturan

pembentukan word graph kata keterangan tersebut sudah dapat dianggap baku.

Secara ringkas, tahapan yang akan dilakukan dalam penelitian ini dapat

dilihat pada flowchart di bawah ini.

Gambar 11 Flowchart pembentukan aturan word graph kata keterangan.

Mulai

Kumpulan kata keterangan

Analisis struktur kata keterangan

Pengelompokan kata keterangan berdasarkan kesamaan bentuk word graph

Pembuatan aturan pembentukan word graph

kata keterangan berdasarkan makna Klasifikasi kata keterangan

Selesai

Pengujian aturan word graph

(31)

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Struktur Kata Keterangan

Kata keterangan dilihat dari tatarannya dibedakan jadi dua yaitu tataran

frasa dan tataran klausa. Dalam tataran frasa, kata keterangan adalah kata yang

menjelaskan kata kerja, kata sifat, atau kata keterangan yang lain. Dalam tataran

klausa, kata keterangan menjelaskan fungsi-fungsi sintaktis. Kata keterangan

dapat dibedakan menjadi

6. kata keterangan dari segi bentuknya,

7. kata keterangan dari segi perilaku sintaktisnya,

8. kata keterangan dari segi perilaku semantisnya,

9. kata keterangan konjungtif,

10.kata keterangan pembuka wacana.

Penelitian ini hanya menganalisis kata keterangan dari segi perilaku

semantis. Kata keterangan berdasarkan perilaku semantik, dapat dibedakan

menjadi sepuluh jenis kata keterangan yaitu: (1) Kata keterangan kualitatif, (2)

Kata keterangan kuantitatif, (3) Kata keterangan limitatif, (4) Kata keterangan

frekuentatif, (5) Kata keterangan kewaktuan, (6) Kata keterangan kecaraan, (7)

Kata keterangan kontrastif, (8) Kata keterangan keniscayaan, (9) Kata keterangan

lokatif, (10) Kata keterangan instrumental. Lebih jelas pembagian ini dijabarkan

dan menjadi acuan dalam pembentukan word graph pada subbab berikutnya

(Alwi et al. 2003).

4.2 Pembentukan Word Graph Kata Keterangan

Metode KG memberikan penjelasan bahwa setiap kata berhubungan dengan

sebuah word graph sebagai penyataan arti dari kata itu sendiri. Oleh karena itu

kata keterangan juga memiliki word graph yang berbeda bergantung pada kata

keterangan itu sendiri. Pada bahasan berikutnya akan dijelaskan struktur kata

(32)

4.2.1 Kata Keterangan Kualitatif

Kata keterangan kualitatif adalah kata keterangan yang menggambarkan

makna yang berhubungan dengan tingkat, derajat, atau mutu (Alwi et al. 2003).

Contoh kata keterangan kualitatif ialah: kurang, lebih, paling, sangat, amat.

Kata kurang memiliki makna tingkat yang belum atau tidak sama dengan

seharusnya (Ali et al. 2004). Berikut adalah penggunaan kata kurang di dalam

kalimat.

(1) Masakan ini kurang garam.

Kata keterangan kurang pada kalimat (1) menyatakan bahwa belum atau tidak

sama dengan seharusnya. Word graph dari makna kurang direpresentasikan

sebagai berikut.

Gambar 12 Word graph kata keterangan kualitatif kurang.

Makna dari kata kurang adalah terdapatnya suatu tingkat ukuran yang

belum atau tidak sama dengan seharusnya, oleh karena itu word graph kurang

terdiri atas dua token. Token pertama yang dimulai dari token yang di sebelah kiri

mengimplementasikan sesuatu yang tingkat ukurannya belum atau tidak sama

dengan token kedua. Karena token pertama tingkat ukurannya belum atau tidak

sama dengan token kedua, maka dapat disimpulkan bahwa kedua token tersebut

memunyai hubungan urutan, sehingga kedua relasi tersebut dihubungkan oleh arc

berlabel ORD. Arc berawal dari token pertama karena urutan tingkat ukuran yang

dinyatakan token pertama lebih kecil dibandingkan token kedua, maka fokus

terletak pada token pertama. Makna kurang di dalam word graph ditunjukkan

frame pada Gambar 12.

Kata lebih memiliki makna tingkat ukuran semakin atau lewat dari

semestinya (Ali et al. 2004). Berikut adalah penggunaan kata lebih di dalam

kalimat.

(2) Di sini saya lebih senang.

ORD

ALI kurang

ALI ALI

(33)

Kata keterangan lebih pada kalimat (2) menyatakan tingkat ukuran lewat dari

semestinya. Word graph dari makna lebih direpresentasikan sebagai berikut:

Gambar 13 Word graph kata keterangan kualitatif lebih.

Makna dari kata lebih adalah terdapat suatu tingkat ukuran yang lewat dari

semestinya. Word graph lebih terdiri atas dua token. Token pertama

mengimplementasikan sesuatu ukuran yang lebih dengan token kedua, maka dapat

disimpulkan bahwa antara kedua token tersebut memunyai hubungan urutan

ukuran, sehingga kedua relasi tersebut dihubungkan oleh arc ber label ORD. Arc

berawal dari token pertama, karena urutan ukuran tingkatannya dinyatakan oleh

token kedua lebih besar dibanding token pertama, maka fokus terletak pada token

kedua. Makna kata lebih di dalam word graph ditunjukkan frame pada Gambar

13.

Kata paling memiliki makna tingkat teramat (Ali et al. 2004). Berikut

adalah penggunaan paling di dalam kalimat.

(3) Anaknya yang paling besar duduk di kelas III SMA (Ali et al. 2004).

Kata keterangan paling pada kalimat (3) menyatakan anak yang tertua.

Word graph makna kata paling direpresentasikan sebagai berikut:

Gambar 14 Word graph kata keterangan kualitatif paling.

Word graph kata paling terdiri atas tiga token. Token pertama yang dimulai

dari token yang berada di sebelah kiri mengimplementasikan suatu ukuran tingkat

ORD ALI lebih

ALI ALI

ukuran ukuran

ALI paling

ORD ORD

ukuran ukuran ukuran

(34)

lebih dari token kedua, token kedua mengimplementasikan suatu ukuran tingkat

sangat dengan token ketiga, maka dapat disimpulkan bahwa antara ketiga token

tersebut memunyai hubungan urutan ukuran, sehingga ketiga relasi tersebut

dihubungkan oleh arc berlabel ORD. Arc berawal dari token pertama, karena

urutan ukuran tingkat dinyatakan oleh token ketiga lebih besar dibanding token

pertama dan kedua, maka fokus terletak pada token ketiga. Makna kata paling di

dalam word graph ditunjukkan oleh frame pada Gambar 14.

Kata keterangan paling beralternasi dengan kata keterangan sangat, amat.

Sangat memiliki makna tingkat berlebih- lebih atau amat, terlalu (Ali et al. 2004).

Berikut adalah penggunaan kata sangat di dalam kalimat.

(4) Menara pengawas itu sangat tinggi letaknya (Sasangka et al. 2000).

Kata keterangan sangat pada kalimat (4) menyatakan bahwa menara pengawas itu

amat atau berlebih tinggi letaknya.

Kata amat memiliki makna terlalu, sangat. Berikut adalah penggunaan amat di

dalam kalimat.

(5) Saya tidak mampu membeli barang itu sebab harganya amat mahal (Ali et al

2004).

Kata keterangan amat pada kalimat (5) untuk menyatakan ukuran tingkat

sangat. Kata keterangan sangat, amat dan paling memunyai makna yang sama,

sehingga word graph kata keterangan sangat dan amat seperti pada Gambar 14,

tetapi kata keterangan paling diganti dengan kata keterangan sangat atau amat.

Dapat disimpulkan bahwa kata keterangan paling, sangat dan amat memunyai

makna yang sama, maka word graphnya dapat dibuat secara umum yaitu:

Gambar 15 Word graph kata keterangan kualitatif paling, sangat dan amat.

Type pada Gambar 15 untuk menyatakan ukuran tingkat paling, sangat dan amat. ALI t ype

ORD ORD

ukuran ukuran ukuran

(35)

4.2.2 Kata Keterangan Kuantitatif

Kata keterangan kuantitatif adalah kata keterangan yang menggambarkan

makna yang berhubungan dengan banyaknya suatu tindakan yang dikerjakan

(Alwi et al. 2003). Kata keterangan kuantitatif dapat dibagi menjadi dua bagian

yaitu kuantitatif yang dapat dihitung jumlahnya dan kuantitatif yang tidak dapat

dihitung jumlahnya.

a. Kata keterangan kuantitatif yang dapat dihitung jumlahnya

Kata keterangan ini untuk menyatakan kekerapan tindakan. Contoh kata

keterangan kuantitatif ini yaitu satu kali, dua kali, tiga kali, empat kali. Contoh

penggunaannya dalam kalimat adalah:

(6) Dalam satu minggu ini, dia sudah empat kali datang ke rumahku.

Frasa ”empat kalidatang” pada kalimat (6) menyatakan kekerapan terjadi

kedatangan sebanyak empat. “Empat kalidatang” merupakan jumlah yang dapat

dihitung. Makna kata keterangan kuantitatif empat kali diimplementasikan ke

dalam bentuk graf. Dalam hal ini kata kali menyatakan atribut dari empat yang

menggambarkan banyaknya tindakan dari suatu perbuatan.

Dapat disimpulkan bahwa kata keterangan kuantitatif empat kali digunakan

untuk menyatakan suatu atribut dari suatu perbuatan, maka word graph dari kata

keterangan empat kali adalah:

Gambar 16 Word graph kata keterangan kuantitatif empat kali, dengan Bt adalah banyaknya tindakan.

Word graphempat kali terdiri atas satu frame dan satu token. Frame terdiri

atas dua token pertama yang mengimplementasikan kali (berulang) dan token

kedua mengimplementasikan empat. Token pertama menyatakan intensitas dari

empat maka token pertama merupakan atribut dari token kedua, maka arc

berlabel PAR. Frame di atas menyatakan banyaknya tindakan yang

perbuatan

ALI Bt PAR PAR

Bilanganempat EQU ALI

(36)

mengimplementasikan suatu perbuatan, karena banyaknya tindakan merupakan

atribut dari suatu perbuatan maka frame dan token perbuatan dihubungkan dengan

relasi PAR. Fokus dari kata keterangan empat kali adalah menyatakan banyaknya

tindakan, sehingga fokus dari word graph empat kali terletak pada token kedua.

Ternyata bentuk word graph yang menyatakan makna empat kali sama dengan

satu kali, dua kali, sehingga pola umum satu kali, dua kali sama adalah sebagai

berikut:

Gambar 17 Word graph bentuk umum dari satu kali, dua kali, dengan Bt adalah banyaknya tindakan (Bt).

b. Kata keterangan kuantitatif yang tidak dapat dihitung jumlahnya.

Kata keterangan kuantitatif juga digunakan untuk menentukan sesuatu yang

tidak tentu banyaknya. Contoh kata keterangan ini yaitu: kira-kira, banyak,

sedikit. Kata keterangan Kira-kira memiliki makna lebih kurang atau hampir pasti

(Ali et al. 2004). Penggunaan kata keterangan ini dalam kalimat adalah

(7) Kira-kira 50 orang anak sekolah ikut berlatih Palang Merah Remaja.

Kata keterangan kira-kira pada kalimat (7) menyatakan lebih kurang dari suatu

bilangan. Word graph dari makna kira-kira 50 direpresentasikan sebagai berikut:

Gambar 18 Word graph kata keterangan kuantitatif kira-kira 50.

Word graphkira-kira 50 terdiri atas dua token, token pertama dimulai dari

token yang berada di sebelah kanan. Kata kira-kira menyatakan makna hampir

sama sehingga bisa digunakan relasi EQU, dilain pihak kata kira-kira bermakna

tidak sama sehingga dapat digunakan relasi DIS. Untuk kata kira-kira dapat

digunakan dua relasi sekaligus yang menghubungkan dua token. Token pertama

Bt

PAR PAR

Bilangan EQU ALI

kali ALI

perbuatan ALI

ALI ukuran kuantitas

EQU EQU DIS

(37)

sebagai acuan (menyatakan 50) dan token kedua sebagai fokus menyatakan kata

kira-kira. Bentuk umum word graph kata keterangan kira-kira adalah:

Gambar 19 Word graph bentuk umum kata keterangan kuantitatif kira-kira.

Bentuk umum word graph kata kira-kira diberikan pada Gambar 19. Pada gambar

tersebut terdapat perbedaan pada token kedua sebagai token acuan.

Kata banyak memiliki makna besar jumlahnya atau jumlahnya tidak

sedikit (Ali et al. 2004). Berikut adalah penggunaan kata banyak di dalam

kalimat.

(8) Di nurseri itu peserta melihat banyak adenium jenis baru yang belum ada di

tanahair (Haspasari 2005).

Kata keterangan banyak pada kalimat (8) menyatakan jumlah yang tidak sedikit

atau besar jumlahnya. Word graph dari makna banyak direpresentasikan sebagai

berikut:

Gambar 20 Word graph kata keterangan kuantitatif banyak.

Makna dari banyak adalah menyatakan suatu jumlah yang tidak sedikit

atau besar jumlahnya, oleh karena itu word graphbanyak terdiri atas dua token.

Token pertama mengimplementasikan makna banyak dari token kedua. Token

kedua mengimplementasikan type, dimana type merepresentasikan sesuatu yang

menjadi atribut dari kata banyak. Dapat disimpulkan bahwa kedua token tersebut

saling berkaitan atau token pertama merupakan atribut dari token kedua. Relasi ke

dua token tersebut dihubungkan oleh arc berlabel PAR, arc berawal dari token

pertama berarti bahwa token pertama adalah yang menyatakan banyaknya jenis

adenium, sehingga fokus word graph terletak pada token pertama.

Kata keterangan sedikit memiliki makna tidak seberapa (Ali et al. 2004). Berikut

adalah penggunaan kata keterangan sedikit dalam kalimat. banyak

ALI PAR

type

ALI ALI ukuran kuantitas

ALI EQU DIS

(38)

(9) Dengan sedikit kekecewaan, Pak Sukron akhirnya menyetujui keputusan itu .

(Ali et al. 2004).

Kata keterangan sedikit pada kalimat (9) menyatakan tidak seberapa jumlah

kekecewaan. Word graph dari makna sedikit direpresentasikan sebagai berikut:

Gambar 21 Word graph kata keterangan kuantitatif sedikit 1.

Makna dari sedikit adalah menyatakan suatu jumlah yang tidak seberapa

jumlahnya, oleh karena itu word graph sedikit terdiri atas dua token. Token

pertama mengimplementasikan makna sedikit dari token kedua. Token kedua

mengimplementasikan type, dimana type merepresentasikan sesuatu yang

menjadi atribut dari kata sedikit. Dapat disimpulkan bahwa kedua token tersebut

saling berkaitan atau token pertama merupakan atribut dari token kedua. Relasi ke

dua token tersebut dihubungkan oleh arc berlabel PAR, arc berawal dari token

pertama berarti bahwa token pertama adalah yang menyatakan sedikit kekecewaan

sehingga fokus word graph terletak pada token pertama.

Kata keterangan sedikit juga bermakna tidak banyak, maka kata sedikit

merupakan negasi dari kata banyak. Word graph dari kata sedikit dapat

direpresentasikan sebagai berikut:

Gambar 22 Word graph kata keterangan kuantitatif sedikit 2.

Word graph kata sedikit adalah negasi dari kata banyak yang diberi frame

dengan relasi NEGPAR.

NEG

banyak

ALI PAR

t ype

ALI sedikit

ALI PAR

t ype

(39)

4.2.3 Kata Keterangan Limitatif

Kata keterangan limitatif adalah kata katerangan yang menggambarkan

makna yang berhubungan dengan pembatasan (Alwi et al. 2003). Kata keterangan

limitatif dapat bermakna limitatif tidak lebih atau tidak lain dan limitatif yang

membatasi ukuran untuk menentukan sesuatu norma. Contoh kata keterangan

limitatif yaitu: hanya dan saja.

Kata hanya memiliki makna cuma, kecuali, tidak lebih dari, tidak lain dari

atau saja (Ali et al. 2004). Berikut adalah penggunaan kata keterangan hanya

dalam kalimat.

(10) Semua lulus, hanya saya yang tidak beruntung (Ali et al. 2004).

Kata keterangan hanya pada kalimat (10) menyatakan bahwa saya yang tak

beruntung tidak ada yang lain. Word graph dari makna hanya direpresentasikan

sebagai berikut:

Gambar 23 Word graph kata keterangan limitatif hanya.

Kata keterangan hanya menyatakan makna cuma, pengecualian, word

graphnya terdiri atas dua token. Token pertama mengimplementasikan semua

lulus dan token kedua mengimplementasikan hanya saya, maka dapat disimpulkan

bahwa antara kedua token tersebut mempunyai perbedaan. Token pertama berbeda

dengan token kedua, maka relasi kedua adalah DIS. Relasi ALI dipergunakan

untuk menghubungkan type. Fokus kata keterangan hanya terletak pada token

pembeda, sehingga fokus word graph hanya terletak pada token kedua.

Kata keterangan hanya dapat beralternasi dengan kata keterangan saja. Kata

saja memiliki makna melulu, juga dan pun (Ali et al. 2004). Berikut adalah

penggunaan saja di dalam kalimat.

(11) Ikan saja yang dibelinya di pasar tadi, tidak ada yang lain (Ali et al. 2004). hanya

(40)

Kata keterangan saja pada kalimat (11) memunyai makna hanya ikan, tidak yang

lain. Word graph dari makna saja sama dengan word graph seperti pada Gambar

23 tapi kata hanya diganti dengan kata saja. Dapat disimpulkan bahwa kata

keterangan hanya dan saja memunyai makna yang sama yaitu menyatakan cuma,

pengecualian, melulu, maka word graph kata keterangan hanya dan saja pada

token kedua dapat diganti dengan type. Word graph kata keterangan hanya dan

saja dapat dibuat pola secara umum yaitu:

Gambar 24 Word graph bentuk umum dari hanya dan saja

4.2.4 Kata Keterangan Frekuentatif

Kata keterangan frekuentatif adalah kata keterangan yang menggambarkan

makna yang berhubungan dengan tingkat kekerapan terjadinya sesuatu yang

diterangkan kata keterangan itu (Alwi et al. 2003). Contoh kata keterangan

frekuentatif ini yaitu: selalu, sering, jarang, dan kadang-kadang.

Kata selalu memiliki makna senantiasa, sering, terus menerus,

berulang-ulang selamanya atau tidak pernah tidak (Ali et al. 2004). Berikut adalah

penggunaan kata keterangan selalu dalam kalimat

(12) Wanita itu selalu datang terlambat (Alwi et al. 2003).

Kata keterangan selalu pada kalimat (12) menyatakan suatu jumlah yang

menerangkan suatu perbuatan yang terus menerus (berulang-ulang). Word graph

dari makna selalu direpresentasikan sebagai berikut:

Gambar 25 Word graph kata keterangan frekuentatif selalu.

ALI

selalu

ALI

kegiatan

PAR

ALI

ALI

sesuatu

(41)

Makna dari selalu adalah terdapatnya sejumlah tindakan yang berlangsung

terus menerus, berulang-ulang atau selamanya yang menerangkan suatu

perbuatan. Word graph kata selalu terdiri atas dua token, token pertama

mengimplementasikan sesuatu, token kedua mengimplementasikan suatu kegiatan

yang terus menerus berlangsung. Token pertama merepresentasikan atribut dari

token kedua, sehingga kedua relasi tersebut dihubungkan dengan relasi PAR.

Makna dari frame adalah suatu kegiatan yang dikerjakan secara berulang-ulang

dan biasanya dikenakan sebagai atribut dari sesuatu, yang menunjukkan makna

dari kata selalu. Fokus kata selalu yang menyatakan kegiatan, sehingga fokus

word graph selalu terletak pada token kedua. Karena selalu suatu kegiatan terus

menerus maka dihubungkan oleh ontologi “ “ , yang menerangkan suatu

hubungan yang berulang secara rekursif terhadap diri sendiri. Kata keterangan

selalu dapat beralternasi dengan kata keterangan sering yang memiliki makna

kekerapan terjadi, sekali-sekali atau acapkali terjadi (Ali et al. 2004). Berikut

adalah penggunaan kata keterangan sering di dalam kalimat.

(13) Pak Pujo sering mengajak anak-anaknya berjalan- jalan di waktu pagi

(Sasangka et al. 2000).

Kata keterangan sering pada kalimat (13) menerangkan suatu jumlah perbuatan

yang dilakukan berulang-ulang atau acapkali terjadi.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kata keterangan frekuentatif

sering menerangkan suatu perbuatan yang berlangsung secara terus menerus atau

berulang-ulang, maka word graphnya seperti pada Gambar 25. Secara umum

word graph kata keterangan frekuentatif dapat dipolakan dengan type yang

merepresentasikan kata selalu atau sering.

Kata jarang memiliki makna tidak kerap kali atau terdapat tidak merata (Ali

et al. 2004). Berikut adalah penggunaan kata keterangan jarang dalam kalimat.

Gambar 26 Word graph kata keterangan selalu dan sering secara umum.

ALI

ALI

type

ALI

kegiatan

PAR

ALI

ALI

(42)

(14) Pak Mahmud jarang menjenguk orang tuanya di kampung (Sasangka et al.

2000).

Kata keterangan jarang pada kalimat (14) menerangkan suatu kegiatan yang

tidak kerap dikerjakan atau tidak merata. Word graph dari makna jarang

direpresentasikan sebagai berikut:

Gambar 27 Word graph kata keterangan frekuentatif jarang 1.

Makna dari jarang adalah terdapatnya sejumlah tindakan yang berlangsung

berulang tapi tidak merata. Word graph kata jarang terdiri atas dua token, token

pertama mengimplementasikan sesuatu, token kedua mengimplementasikan suatu

kegiatan yang tidak kerap terjadi atau tidak merata. Kata jarang merupakan

atribut dari sesuatu, karena itu digunakan relasi PAR yang dikenakan pada token

sesuatu.

Kata keterangan jarang juga bermakna tidak sering maka kata jarang

merupakan negasi dari kata sering. Word graph dari kata jarang direpresentasikan

sebagai berikut:

Kata keterangan jarang dapat beralternasi dengan kata keterangan

kadang-kadang. Kadang-kadang memiliki makna ada kalanya atau sekali-sekali terjadi

(Ali et al. 2004). Berikut adalah penggunaan kata keterangan kadang-kadang

dalam kalimat.

(15) Pak Muis kadang-kadang menulis di majalah Panji (Sasangka et al. 2000).

Gambar 28 Word graph kata keterangan frekuentatif jarang 2.

PAR kegiatan

sesuatu jarang ALI ALI

ALI

ALI

jarang

ALI

kegiatan

PAR

ALI

ALI

sesuatu

(43)

Kata keterangan kadang-kadang menulis pada kalimat (15) menerangkan suatu

jumlah perbuatan yang ada kalanya atau sekali-sekali terjadi.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kata keterangan frekuentatif

kadang-kadang di atas menerangkan suatu perbuatan ada kalanya atau

sekali-sekali, maka word graphnya seperti pada Gambar 27 atau 28.

4.2.5 Kata Keterangan Kewaktuan

Kata keterangan kewaktuan adalah kata-kata yang menunjukkan atau

menjelaskan berlangsungnya suatu peristiwa dalam suatu bidang waktu (Keraf

1989). Kata keterangan kewaktuan menentukan saat berlangsungnya perbuatan

(peristiwa). Kata keterangan kewaktuan adalah kata-kata yang menerangkan

waktu suatu peristiwa, baik yang sedang berlangsung, akan berlangsung, dan yang

sudah berlangsung.

a. Kata keterangan kewaktuan yang menerangkan peristiwa sedang atau tengah

berlangsung.

Contoh kata keterangan kewaktuan ini yaitu: sekarang dan kini. Kata

sekarang memiliki makna waktu kini atau saat ini (Ali et al. 2004). Berikut

adalah penggunaan kata keterangan sekarang di dalam kalimat.

(16) Sekarang saya sedang sibuk mengetik tugas akhir (Keraf 1989).

Kata keterangan sekarang pada kalimat (16) menyatakan bahwa waktu yang

sedang berlangsung atau tengah berlangsung. Word graph dari makna sekarang

direpresentasikan sebagai berikut:

Gambar 29 Word graph kata keterangan kewaktuan sekarang.

Word graph kata keterangan sekarang yang, terdiri atas tiga token. Token

pertama adalah token yang berada di sebelah kiri mengimplementasikan

keberadaan peristiwa yang sudah berlangsung (??), sementara token kedua

ORD ORD

ORD

ALI

sekarang

?? ??

ALI

ORD

ALI

??

(44)

mengimplementasikan peristiwa yang tengah berlangsung (??), dan token ketiga

mengimplementasikan akan berlangsungnya suatu peristiwa ????. Kata keterangan

sekarang menyatakan makna peristiwa yang tengah berlangsung, maka token

pertama memunyai hubungan urutan dari token kedua dan token ketiga, maka

relasi ketiga token tersebut adalah ORD. Fokus dari kata keterangan kewaktuan

sekarang adalah menyatakan keberadaan peristiwa yang tengah berlangsung,

sehingga fokus dari word graph sekarang terletak pada token kedua.

Kata keterangan sekarang dapat beralternasi dengan kata keterangan kini.

Kata kini memiliki makna pada waktu ini atau sekarang ini (Ali et al. 2004).

Berikut adalah penggunaan kata keterangan kini di dalam kalimat.

(17) Kini bebaslah saya dari tuduhan itu.

Kata keterangan kini pada kalimat (17) menerangkan makna waktu pada saat ini

atau sekarang ini. Kata keterangan kini dan sekarang memunyai makna yang

serupa yaitu waktu pada saat ini hanya orientasi waktunya harus disesuaikan,

sehingga word graph kata keterangan kini seperti pada Gambar 29.

b. Kata keterangan kewaktuan yang menerangkan akan berlangsungnya suatu

peristiwa.

Contoh kata keterangan kewaktuan ini yaitu: nanti, besok, dan lusa. Kata nanti

memiliki makna waktu yang tidak lama akan tiba atau waktu kemudian (Ali et al.

2004). Berikut adalah penggunaan kata nanti di dalam kalimat.

(18) Nanti kita lanjutkan pembicaraan ini (Keraf 1989).

Kata keterangan nanti pada kalimat (18) menyatakan bahwa waktu yang tidak

lama akan tiba atau waktu kemudian. Kata keterangan kewaktuan ini disertakan

oleh satuan waktu seperti: detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun dan

lain-lain. Word graph dari makna nanti direpresentasikan sebagai berikut:

Gambar 30 Word graph kata keterangan kewaktuan nanti. nanti

?? ??

ALI

ORD

ALI

??

ALI

ORD

(45)

Word graph kata keterangan nanti yang, terdiri atas tiga token. Token pertama

adalah token yang berada di sebelah kiri mengimplementasikan keberadaan

peristiwa yang sudah berlangsung (??), sementara token kedua

mengimplementasikan peristiwa yang tengah berlangsung (?

?), dan token ketiga

mengimplementasikan akan berlangsungnya suatu peristiwa ??

??. Kata keterangan

nanti menyatakan makna peristiwa yang akan berlangsung, maka token pertama

memunyai hubungan urutan dari token kedua dan token ketiga, maka relasi ketiga

token tersebut adalah ORD. Fokus dari kata keterangan kewaktuan nanti adalah

menyatakan keberadaan peristiwa yang akan berlangsung, sehingga fokus dari

word graph nanti terletak pada token ketiga.

Kata keterangan nanti dapat beralternasi dengan kata keterangan besok dan

lusa, dengan catatan periode waktu ??, ??, ??disesuaikan dengan makna kata

yang mewakilinya. Misalnya kata besok berarti periode ?adalah hari, sedangkan

kata lusa periode ? mewakili dua hari dan seterusnya. Kata besok memiliki makna

saat yang akan datang (Ali et al. 2004). Berikut adalah penggunaan kata

keterangan besok dalam kalimat.

(19) Hasil perlombaan hari ini akan diumumkan besok.

Kata keterangan besok pada kalimat (19) menyatakan bahwa terjadi suatu

kejadian pada saat yang akan datang.

Kata lusa memiliki makna waktu kemudian atau hari sesudah besok (Ali et

al. 2004). Berikut adalah penggunaan kata keterangan lusa dalam kalimat.

(20) Tamu agung akan mengunjungi daerah ini lusa (Sasangka et al. 2000).

Kata keterangan lusa pada kalimat (20) menyatakan bahwa tamunya akan datang

di waktu kemudian atau hari yang ketiga sesudah hari ini.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kata keterangan besok dan lusa

memunyai makna yang selaras dengan kata keterangan nanti yang menyatakan

waktu yang akan datang hanya orientasi waktunya disesuaikan, sehingga word

graph kata keterangan besok dan lusa seperti pada Gambar 30.

c. Kata keterangan kewaktuan yang menerangkan suatu peristiwa sudah

(46)

Contoh kata keterangan kewaktuan ini yaitu: kemarin, dulu dan tadi. Kata

kemarin menyatakan waktu yang sudah berlangsung (Ali et al. 2004). Berikut

adalah penggunaan kata kemarin di dalam kalimat

(21) Saya datang kemarin, tapi dia tidak ada (Keraf 1989).

Kata keterangan kemarin pada kalimat (21) menerangkan bahwa waktu itu sudah

berlangsung. Kata keterangan kewaktuan ini disertakan oleh satuan waktu seperti:

detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun dan lain- lain. Word graph dari

makna kemarin direpresentasikan sebagai berikut:

Gambar 31 Word graph kata keterangan kewaktuan kemarin.

Word graph kata keterangan kemarin terdiri atas tiga token. Token pertama

adalah token yang berada di sebelah kiri mengimplementasikan keberadaan

peristiwa yang sudah berlangsung (?

?), sementara token kedua

mengimplementasikan peristiwa yang ten

Gambar

Gambar 10  Contoh penggunaan 4 frame relationship. a NEG a NECa POSa
Gambar 26 Word graph kata keterangan selalu dan sering secara umum. ALI  ALI type ALI kegiatan PAR ALI  ALI sesuatu
Gambar 28  Word graph kata keterangan frekuentatif  jarang 2.
Tabel 1 Word graph kata keterangan berdasarkan makna kata keterangan.
+7

Referensi

Dokumen terkait

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI HIMPUNAN KELAS

Upaya pencegahan awal yang dapat dilakukan untuk menghindari kecacingan pada murid Sekolah Dasar di Kelurahan Tanjung Johor yakni dengan meningkatkan

Kata keterangan adalah suatu kata atau kelompok yang menduduki suatu fungsi tertentu, yaitu fungsi menerangkan kata kerja, kata sifat, kata keterangan yang masing-masing

Berdasarkan pengujian aturan pembentukan word graph frasa keterangan pada bahasa Indonesia, disimpulkan bahwa aturan pembentukan word graph frasa keterangan dapat

Salah satu sudut pandang yang relatif baru digunakan dalam kajian ber-arsitektur adalah kajian Antropologi. Manusia sebagai makhluk kreatif baik secara individu maupun

Prinsip pengetahuan didalam islam sepertinya lebih dekat dengan kelompok kedua, yaitu dalam pengembangan keilmuan tidaklah dimanfaatkan hanya pada praktis, akan tetapi juga

Senada dengan Cohen dan Prusak L., (Hasbullah, (2006:7) menjelaskan, modal sosial sebagai segala sesuatu hal yang berkaitan dengan kerjasama dalam masyarakat atau

Kacang Pedang Kejaksaan Kec.Gerunggang Kota Pangkalpinang.. Ekonomi