• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan dan strategi pengembangan ekspor kertas indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan dan strategi pengembangan ekspor kertas indonesia"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIRAN PERDAGANGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN EKSPOR

KERTAS INDONESIA

Oleh

NUNIK HANDAYANI A14105585

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(2)

RINGKASAN

NUNIK HANDAYANI. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aliran Perdagangan dan Strategi Pengembangan Ekspor Kertas Indonesia. Dibawah Bimbingan RINA OKTAVIANI.

Industri bubur kertas (pulp) dan kertas (paper) merupakan salah satu hasil dari sektor industri pada komoditi non migas yang memiliki peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Industri ini memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap devisa negara. Perkembangan industri pulp dan kertas sejak tahun 1990-an cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari kapasitas produksi pulp dan kertas yang terus meningkat. Jika pada tahun 2000 produksi pulp dan kertas masing-masing sebesar 4,08 dan 6,80 juta ton, maka pada tahun 2006 meningkat masing-masing sebesar 39 persen dan 30 persen menjadi 5,6 dan 8,8 juta ton. Dalam kurun waktu yang sama ekspor produk pulp dan kertas juga mengalami peningkatan dari masing-masing 1,3 dan 4,5 juta ton menjadi 2,8 dan 6,4 juta ton.

Industri yang menjadi fokus utama pembahasan (diluar industri pulp) adalah industri kertas. Industri ini merupakan salah satu industri yang juga memiliki peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Perkembangan produksi kertas Indonesia mengalami kenaikan setiap tahunnya. Produksi kertas yang dihasilkan hampir seluruhnya ditujukan untuk pasar internasional. Data terakhir tahun 2006 menunjukkan nilai ekspor kertas mencapai US$ 3.819.223.000. Pertumbuhan volume ekspor selama 10 tahun terakhir ini cenderung meningkat dengan laju pertumbuhannya sebesar 73,2 persen per tahun. Sedangkan laju pertumbuhan nilai ekspor adalah sebesar 89,4 persen per tahun.

Industri kertas Indonesia memiliki peluang untuk menguasai pasar kertas dunia yang saat ini masih dikuasai Finlandia dan negara-negara Amerika Latin seperti Brazilia dan Chili. Hal ini didukung oleh berbagai faktor baik dari dalam negeri maupun luar negeri sebagai faktor peluang bagi kemajuan industri ini. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menganalisis karakteristik negara-negara tujuan ekspor kertas Indonesia, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan kertas Indonesia dan mengidentifikasi strategi pengembangan ekspor kertas Indonesia.

Data yang digunakan adalah data sekunder, berupa data cross section tahun 2006. Metode analisis menggunakan metode deskriptif dan kuantitatif. Metode deskriptif digunakan untuk mengkaji karakteristik negara-negara tujuan ekspor kertas Indonesia. Metode kuantitatif menggunakan analisis regresi berganda dengan persamaan tunggal menggunakan gravity model untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan kertas Indonesia. Hasil yang diperoleh dari analisis data kuantitatif secara deskriptif akan diformulasikan sehingga diperoleh strategi pengembangan ekspor kertas Indonesia.

(3)

Berdasarkan hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan kertas Indonesia, diperoleh koefisien determinasi disesuaikan R-Sq (adj) sebesar 70,4 persen. Hal ini berarti bahwa 70,4 persen perubahan volume ekspor kertas Indonesia dapat diterangkan oleh variasi peubah-peubah dalam model, sedangkan sisanya sebesar 29,6 persen diterangkan oleh faktor-faktor lain yang tidak terdapat dalam model.

Nilai Fhitung diperoleh sebesar 19,23. Nilai tersebut jika dibandingkan

dengan nilai Ftabel, maka nilai Fhitung tersebut lebih besar nilainya dari Ftabel. Hal ini

menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel-variabel bebas dalam model berpengaruh terhadap variabel tidak bebas. Dengan demikian, berarti pula bahwa seluruh variabel bebas dapat menjelaskan variasi perubahan volume ekspor kertas Indonesia ke negara-negara tujuan ekspor.

Uji-t pada hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan kertas Indonesia, diperoleh variabel-variabel yang berpengaruh nyata pada taraf lima persen (signifikan pada tingkat kepercayaan 95 persen) terhadap volume ekspor kertas Indonesia. Variabel-variabel yang berpengaruh nyata adalah GDP per kapita negara tujuan, populasi negara tujuan, jarak antar negara Indonesia dengan negara tujuan ekspor dan harga kertas Indonesia di negara tujuan.

Nilai tukar mata uang berpengaruh positif terhadap aliran perdagangan kertas Indonesia. Namun demikian, variabel nilai tukar tidak berpengaruh nyata pada taraf lima persen terhadap aliran perdagangan kertas Indonesia. Hal ini berarti nilai tukar bukan menjadi faktor utama yang menjadi pertimbangan bagi importir untuk mengimpor kertas dari Indonesia.

Variabel dummy, yaitu tuduhan dumping terhadap produk kertas Indonesia memberikan pengaruh negatif dan tidak nyata terhadap aliran perdagangan kertas Indonesia. Hal ini berarti bahwa dengan adanya tuduhan dumping, aliran perdagangan kertas Indonesia ke negara-negara tujuan mengalami penurunan.

(4)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIRAN PERDAGANGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN EKSPOR KERTAS

INDONESIA

Oleh :

NUNIK HANDAYANI

A14105585

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

SARJANA PERTANIAN

pada

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(5)

FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh :

Nama : Nunik Handayani

NRP : A14105585

Program Studi : Ekstensi Manajemen Agribisnis

Judul : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aliran

Perdagangan dan Strategi Pengembangan Ekspor

Kertas Indonesia

dapat diterima sebagai salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian

Bogor.

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Rina Oktaviani, Ph.D

NIP. 131 846 872

Mengetahui :

Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr

NIP. 131 124 019

(6)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL

“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIRAN

PERDAGANGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN EKSOR KERTAS

INDONESIA” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI ATAU

LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR

AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI

BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG

BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK

LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM

NASKAH.

Bogor, Januari 2008

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 20 November 1983 sebagai

anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Bapak Rasyim dan Ibu Mimin Sumini.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Sepatan II Bekasi pada

tahun 1995. pendidikan tingkat menengah pertama diselesaikan pada tahun

1998 pada SLTP Negeri 2 Bekasi. Selanjutnya pendidikan menengah atas

diselesaikan penulis pada tahun 2001 di SMU Negeri 3 Bekasi. Pada tahun yang

sama penulis diterima di Program Studi Diploma III Manajemen Agribisnis,

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI dan selesai pada

tahun 2004. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan studi alih jenjang Sarjana dan

diterima di Institut Pertanian Bogor pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen

(8)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIRAN

PERDAGANGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN EKSPOR KERTAS

INDONESIA”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Faktor-faktor yang akan dianalisis dalam skripsi ini meliputi

variabel-variabel yang mempengaruhi aliran perdagangan ekspor kertas Indonesia, yaitu

volume ekspor kertas Indonesia, pendapatan per kapita negara tujuan, populasi

negara tujuan, harga ekspor kertas Indonesia di negara tujuan, jarak antara

negara Indonesia dengan negara tujuan ekspor, nilai tukar negara tujuan

terhadap Dollar Amerika serta variabel dummy. Dengan demikian, akan diperoleh suatu strategi yang dapat mengembangkan ekspor kertas Indonesia.

Skripsi ini disusun dengan harapan dapat menjadi referensi dan informasi

bagi semua pihak dalam mengambil keputusan maupun kebijakan yang

berhubungan dengan ekspor pada umumnya dan ekspor kertas pada khususnya.

Skripsi ini merupakan hasil maksimal yang dapat dikerjakan penulis dan

menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Namun dengan

segala keterbatasan yang ada diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Januari 2008

(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat

dan karuniaNya sehingga memberikan kekuatan dan kemudahan serta

kesehatan dalam menyelesaikan skripsi ini. Penyelesaian skripsi ini tidak

terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada bagian ini penulis

ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua tercinta, (Papah dan Mamah) yang tak henti-hentinya

memberikan kasih sayang, perhatian, dukungan doa, materi dan

semangat yang tiada henti untuk keberhasilan penulis.

2. Rina Oktaviani, Ph.D yang telah memberikan arahan, saran dan bimbingan mulai awal proses penulisan hingga terselesaikannya skripsi

ini.

3. Dr. Ir. Ratna Winandi, MS, sebagai dosen penguji utama dan evaluator yang telah memberikan masukan, saran dan kritiknya kepada penulis

untuk kesempurnaan penulisan skripsi ini.

4. Dra. Yusalina, MS, sebagai dosen perwakilan komisi pendidikan atas masukan, saran dan kritiknya untuk penulisan yang lebih baik.

5. Seluruh dosen, staf pengajar dan staf sekretariat Ekstensi MAB yang telah membantu kelancaran penulis mulai dari kuliah sampai pada

penulisan skripsi ini.

6. Kakak dan Adikku atas semua dukungan doa dan semangat yang diberikan selama ini.

7. Hebiy atas doa, kasih sayang, semangat dan dukungannya selama ini. 8. Erwin Fachry teman seperjuangan sekaligus pembahas seminar, terima

kasih atas kebersamaannya.

(10)

10.Diah Ayu Retno Arimbi atas dukungan, semangat dan kebersamaannya. 11.Angra Irena. B, SP atas dukungan dan terima kasih bantuannya.

12.Ana Khairani, Rina Tonis dan Maulinda Dini Firmani atas doa, semangat dan persahabatan yang tiada pernah berakhir.

13.Adikku Rany Ndoot dan Kamal atas doa dan semangatnya.

14.Sahabat-sahabatku Gholex, Giet Luthu n Thuthunya, Ndy, Nina Bunda, Ecko, Yudi, Chacha, Santi, Reni, Nusrat, Nenk, Thia, Rena atas doa dan

kebersamaannya.

15.Bambang Irawan, SP atas doa, dukungan dan semangatnya. 16.Keluarga Besar TM 7 atas doa, semangat dan dukungannya.

17.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Bogor, Januari 2008

(11)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIRAN PERDAGANGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN EKSPOR

KERTAS INDONESIA

Oleh

NUNIK HANDAYANI A14105585

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(12)

RINGKASAN

NUNIK HANDAYANI. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aliran Perdagangan dan Strategi Pengembangan Ekspor Kertas Indonesia. Dibawah Bimbingan RINA OKTAVIANI.

Industri bubur kertas (pulp) dan kertas (paper) merupakan salah satu hasil dari sektor industri pada komoditi non migas yang memiliki peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Industri ini memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap devisa negara. Perkembangan industri pulp dan kertas sejak tahun 1990-an cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari kapasitas produksi pulp dan kertas yang terus meningkat. Jika pada tahun 2000 produksi pulp dan kertas masing-masing sebesar 4,08 dan 6,80 juta ton, maka pada tahun 2006 meningkat masing-masing sebesar 39 persen dan 30 persen menjadi 5,6 dan 8,8 juta ton. Dalam kurun waktu yang sama ekspor produk pulp dan kertas juga mengalami peningkatan dari masing-masing 1,3 dan 4,5 juta ton menjadi 2,8 dan 6,4 juta ton.

Industri yang menjadi fokus utama pembahasan (diluar industri pulp) adalah industri kertas. Industri ini merupakan salah satu industri yang juga memiliki peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Perkembangan produksi kertas Indonesia mengalami kenaikan setiap tahunnya. Produksi kertas yang dihasilkan hampir seluruhnya ditujukan untuk pasar internasional. Data terakhir tahun 2006 menunjukkan nilai ekspor kertas mencapai US$ 3.819.223.000. Pertumbuhan volume ekspor selama 10 tahun terakhir ini cenderung meningkat dengan laju pertumbuhannya sebesar 73,2 persen per tahun. Sedangkan laju pertumbuhan nilai ekspor adalah sebesar 89,4 persen per tahun.

Industri kertas Indonesia memiliki peluang untuk menguasai pasar kertas dunia yang saat ini masih dikuasai Finlandia dan negara-negara Amerika Latin seperti Brazilia dan Chili. Hal ini didukung oleh berbagai faktor baik dari dalam negeri maupun luar negeri sebagai faktor peluang bagi kemajuan industri ini. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menganalisis karakteristik negara-negara tujuan ekspor kertas Indonesia, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan kertas Indonesia dan mengidentifikasi strategi pengembangan ekspor kertas Indonesia.

Data yang digunakan adalah data sekunder, berupa data cross section tahun 2006. Metode analisis menggunakan metode deskriptif dan kuantitatif. Metode deskriptif digunakan untuk mengkaji karakteristik negara-negara tujuan ekspor kertas Indonesia. Metode kuantitatif menggunakan analisis regresi berganda dengan persamaan tunggal menggunakan gravity model untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan kertas Indonesia. Hasil yang diperoleh dari analisis data kuantitatif secara deskriptif akan diformulasikan sehingga diperoleh strategi pengembangan ekspor kertas Indonesia.

(13)

Berdasarkan hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan kertas Indonesia, diperoleh koefisien determinasi disesuaikan R-Sq (adj) sebesar 70,4 persen. Hal ini berarti bahwa 70,4 persen perubahan volume ekspor kertas Indonesia dapat diterangkan oleh variasi peubah-peubah dalam model, sedangkan sisanya sebesar 29,6 persen diterangkan oleh faktor-faktor lain yang tidak terdapat dalam model.

Nilai Fhitung diperoleh sebesar 19,23. Nilai tersebut jika dibandingkan

dengan nilai Ftabel, maka nilai Fhitung tersebut lebih besar nilainya dari Ftabel. Hal ini

menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel-variabel bebas dalam model berpengaruh terhadap variabel tidak bebas. Dengan demikian, berarti pula bahwa seluruh variabel bebas dapat menjelaskan variasi perubahan volume ekspor kertas Indonesia ke negara-negara tujuan ekspor.

Uji-t pada hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan kertas Indonesia, diperoleh variabel-variabel yang berpengaruh nyata pada taraf lima persen (signifikan pada tingkat kepercayaan 95 persen) terhadap volume ekspor kertas Indonesia. Variabel-variabel yang berpengaruh nyata adalah GDP per kapita negara tujuan, populasi negara tujuan, jarak antar negara Indonesia dengan negara tujuan ekspor dan harga kertas Indonesia di negara tujuan.

Nilai tukar mata uang berpengaruh positif terhadap aliran perdagangan kertas Indonesia. Namun demikian, variabel nilai tukar tidak berpengaruh nyata pada taraf lima persen terhadap aliran perdagangan kertas Indonesia. Hal ini berarti nilai tukar bukan menjadi faktor utama yang menjadi pertimbangan bagi importir untuk mengimpor kertas dari Indonesia.

Variabel dummy, yaitu tuduhan dumping terhadap produk kertas Indonesia memberikan pengaruh negatif dan tidak nyata terhadap aliran perdagangan kertas Indonesia. Hal ini berarti bahwa dengan adanya tuduhan dumping, aliran perdagangan kertas Indonesia ke negara-negara tujuan mengalami penurunan.

(14)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIRAN PERDAGANGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN EKSPOR KERTAS

INDONESIA

Oleh :

NUNIK HANDAYANI

A14105585

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

SARJANA PERTANIAN

pada

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(15)

FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh :

Nama : Nunik Handayani

NRP : A14105585

Program Studi : Ekstensi Manajemen Agribisnis

Judul : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aliran

Perdagangan dan Strategi Pengembangan Ekspor

Kertas Indonesia

dapat diterima sebagai salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian

Bogor.

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Rina Oktaviani, Ph.D

NIP. 131 846 872

Mengetahui :

Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr

NIP. 131 124 019

(16)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL

“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIRAN

PERDAGANGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN EKSOR KERTAS

INDONESIA” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI ATAU

LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR

AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI

BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG

BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK

LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM

NASKAH.

Bogor, Januari 2008

(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 20 November 1983 sebagai

anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Bapak Rasyim dan Ibu Mimin Sumini.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Sepatan II Bekasi pada

tahun 1995. pendidikan tingkat menengah pertama diselesaikan pada tahun

1998 pada SLTP Negeri 2 Bekasi. Selanjutnya pendidikan menengah atas

diselesaikan penulis pada tahun 2001 di SMU Negeri 3 Bekasi. Pada tahun yang

sama penulis diterima di Program Studi Diploma III Manajemen Agribisnis,

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI dan selesai pada

tahun 2004. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan studi alih jenjang Sarjana dan

diterima di Institut Pertanian Bogor pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen

(18)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIRAN

PERDAGANGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN EKSPOR KERTAS

INDONESIA”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Faktor-faktor yang akan dianalisis dalam skripsi ini meliputi

variabel-variabel yang mempengaruhi aliran perdagangan ekspor kertas Indonesia, yaitu

volume ekspor kertas Indonesia, pendapatan per kapita negara tujuan, populasi

negara tujuan, harga ekspor kertas Indonesia di negara tujuan, jarak antara

negara Indonesia dengan negara tujuan ekspor, nilai tukar negara tujuan

terhadap Dollar Amerika serta variabel dummy. Dengan demikian, akan diperoleh suatu strategi yang dapat mengembangkan ekspor kertas Indonesia.

Skripsi ini disusun dengan harapan dapat menjadi referensi dan informasi

bagi semua pihak dalam mengambil keputusan maupun kebijakan yang

berhubungan dengan ekspor pada umumnya dan ekspor kertas pada khususnya.

Skripsi ini merupakan hasil maksimal yang dapat dikerjakan penulis dan

menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Namun dengan

segala keterbatasan yang ada diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Januari 2008

(19)

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat

dan karuniaNya sehingga memberikan kekuatan dan kemudahan serta

kesehatan dalam menyelesaikan skripsi ini. Penyelesaian skripsi ini tidak

terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada bagian ini penulis

ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua tercinta, (Papah dan Mamah) yang tak henti-hentinya

memberikan kasih sayang, perhatian, dukungan doa, materi dan

semangat yang tiada henti untuk keberhasilan penulis.

2. Rina Oktaviani, Ph.D yang telah memberikan arahan, saran dan bimbingan mulai awal proses penulisan hingga terselesaikannya skripsi

ini.

3. Dr. Ir. Ratna Winandi, MS, sebagai dosen penguji utama dan evaluator yang telah memberikan masukan, saran dan kritiknya kepada penulis

untuk kesempurnaan penulisan skripsi ini.

4. Dra. Yusalina, MS, sebagai dosen perwakilan komisi pendidikan atas masukan, saran dan kritiknya untuk penulisan yang lebih baik.

5. Seluruh dosen, staf pengajar dan staf sekretariat Ekstensi MAB yang telah membantu kelancaran penulis mulai dari kuliah sampai pada

penulisan skripsi ini.

6. Kakak dan Adikku atas semua dukungan doa dan semangat yang diberikan selama ini.

7. Hebiy atas doa, kasih sayang, semangat dan dukungannya selama ini. 8. Erwin Fachry teman seperjuangan sekaligus pembahas seminar, terima

kasih atas kebersamaannya.

(20)

10.Diah Ayu Retno Arimbi atas dukungan, semangat dan kebersamaannya. 11.Angra Irena. B, SP atas dukungan dan terima kasih bantuannya.

12.Ana Khairani, Rina Tonis dan Maulinda Dini Firmani atas doa, semangat dan persahabatan yang tiada pernah berakhir.

13.Adikku Rany Ndoot dan Kamal atas doa dan semangatnya.

14.Sahabat-sahabatku Gholex, Giet Luthu n Thuthunya, Ndy, Nina Bunda, Ecko, Yudi, Chacha, Santi, Reni, Nusrat, Nenk, Thia, Rena atas doa dan

kebersamaannya.

15.Bambang Irawan, SP atas doa, dukungan dan semangatnya. 16.Keluarga Besar TM 7 atas doa, semangat dan dukungannya.

17.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Bogor, Januari 2008

(21)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xii

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Kegunaan Penelitian... 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Kertas ... 9

2.2 Sejarah Industri Kertas ... 10

2.3 Penelitian Terdahulu ... 12

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ... 16

3.1.1 Teori Perdagangan Internasional ... 16

3.1.2 Teori Aliran Perdagangan Komoditi... 19

3.1.3 Teori Analisis Regresi Berganda ... 22

3.1.4 Teori Lingkungan Organisasi... 23

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ... 24

BAB IV. METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Sumber Data ... 28

4.2 Metode Analisis dan Pengolahan Data ... 29

4.3 Analisis Data ... 29

4.4 Perumusan Model ... 30

4.5 Definisi Operasional ... 31

4.6 Pengujian Hipotesis... 32

(22)

4.6.2 Uji F ... 33

4.6.3 Koefisien Determinasi... 34

4.7 Pengujian Asumsi... 35

4.7.1 Uji Normalitas ... 35

4.7.2 Uji Homoskedastisitas ... 35

4.7.3 Uji Multikolinieritas... 35

4.8 Matriks SWOT ... 36

BAB V. ANALISIS ALIRAN PERDAGANGAN KERTAS INDONESIA

5.1 Karakteristik Negara-Negara Tujuan Ekspor Kertas Indonesia... 38

5.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aliran Perdagangan Kertas

Indonesia ke Negara Tujuan Ekspor ... 47

5.2.1 Pengujian Asumsi... 47

5.2.2 Pendugaan Model Aliran Perdagangan Kertas Indonesia

ke Negara-Negara Tujuan Ekspor... 49

BAB VI. STRATEGI PENGEMBANGAN EKSPOR KERTAS INDONESIA

6.1 Analisis Lingkungan Internal... 57

6.2 Analisis Lingkungan Eksternal... 59

6.3 Matriks SWOT ... 64

BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan... 71

7.2 Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 74

(23)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Nilai Ekspor Non Migas Indonesia Menurut Sektor Industri

Tahun 2002-2006 (Juta US$) ... 1

2. Produksi dan Konsumsi Kertas Indonesia Tahun 1997-2006

(Ton) ... 3

3. Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Kertas Indonesia

Tahun 1997-2006 ... 4

4. Matriks SWOT ... 37

5. 10 Negara Terbesar Ekspor Kertas Indonesia Tahun

2005-2006... 38

6. GDP, Populasi, Nilai Tukar serta Volume dan Nilai Ekspor

Kertas Indonesia ke China Tahun 1997-2006 ... 39

7. GDP, Populasi, Nilai Tukar serta Volume dan Nilai Ekspor

Kertas Indonesia ke Korea Selatan Tahun 1997-2006... 41

8. GDP, Populasi, Nilai Tukar serta Volume dan Nilai Ekspor

Kertas Indonesia ke Jepang Tahun 1997-2006... 43

9. GDP, Populasi, Nilai Tukar serta Volume dan Nilai Ekspor

Kertas Indonesia ke Malaysia Tahun 1997-2006 ... 45

10. GDP, Populasi, Nilai Tukar serta Volume dan Nilai Ekspor

Kertas Indonesia ke Amerika Serikat Tahun 1997-2006 ... 46

11. Hasil Analisis Regresi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Aliran Perdagangan Kertas Indonesia Tahun 2006... 50

12. Harga Kertas Indonesia di Beberapa Negara Tujuan, Tahun

2006... 54

(24)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Kurva Perdagangan Internasional ... 18

(25)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Ekspor Kertas Indonesia Menurut Negara Tujuan Tahun 2005 ... 76

2. Ekspor Kertas Indonesia Menurut Negara Tujuan Tahun 2006 ... 79

3. Volume dan Nilai Ekspor Kertas Indonesia Menurut Negara Tujuan yang Digunakan dalam Pendugaan Model Aliran

Perdagangan, Tahun 2006 ... 82

4. Data Nominal yang Digunakan dalam Pendugaan Model

Aliran Perdagangan ... 83

5. Analisis Regresi Gravity Model dengan Metode Ordinary

Least Square (OLS)... 84 6. Analisis Pengujian Asumsi Normalitas dan Homoskedastisitas

(26)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Industri bubur kertas (pulp) dan kertas (paper) merupakan salah satu hasil dari sektor industri pada komoditi non migas yang memiliki peranan penting

dalam perekonomian Indonesia. Industri ini memberikan kontribusi yang cukup

besar terhadap devisa negara, diantara 10 industri yang diandalkan sebagai

komoditi ekspor (Tabel 1). Beberapa alasan utama yang menjadi dasar

pentingnya sumbangan ini adalah produk pulp dan kertas harganya banyak ditentukan dalam nilai dollar, komponen bahan baku impor yang digunakan

dalam proses produksi nilainya tidak lebih dari 30 persen dan produk pulp dan kertas cenderung banyak yang ditujukan untuk pasar luar negeri sehingga dalam

masa krisis ekonomi yang dihadapi Indonesia, industri ini masih dapat diandalkan

dalam membantu penerimaaan devisa negara1.

Tabel 1. Nilai Ekspor Non Migas Indonesia menurut Sektor Industri Tahun 2002-2006 (juta US$)

Sektor Industri 2002 2003 2004 2005 2006 Tekstil 6.889,6 7.052,2 7.647,4 8.604,1 9.446,3 Besi Baja, Mesin-mesin

dan Otomotif

3.247,0 3.760,0 4.581,8 5.949,7 7.712,7

Elektronika 6.689,4 6.109,5 7.142,5 7.853,0 7.200,2 Pengolahan

Kelapa/Kelapa Sawit

2.910,4 3.247,5 4.840,3 5.419,2 6.407,3

Pengolahan Karet 1.560,8 2.089,7 2.954,1 3.545,8 5.465,2 Pengolahan Kayu 4.432,6 4.318,4 4.461,6 4.476,3 4.757,6 Pengolahan Tembaga,

Timah dll

728,4 1.187,1 2.165,1 3.133,5 4.134,0

Pulp dan Kertas 2.804,4 2.798,5 2.817,6 3.257,5 3.983,3 Kimia Dasar 1.784,9 2.049,7 2.640,1 2.750,2 3.521,4 Kulit, Barang dari Kulit dan

Sepatu

1.418,6 4.381,4 1.553,0 1.683,7 1.913,2

Sumber : Departemen Perindustrian, 2007

1

(27)

Perkembangan industri pulp dan kertas sejak tahun 1990-an cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari kapasitas produksi pulp dan kertas yang terus meningkat. Jika pada tahun 2000 produksi pulp dan kertas masing-masing sebesar 4,08 dan 6,80 juta ton, maka pada tahun 2006 meningkat

masing-masing sebesar 39 persen dan 30 persen menjadi 5,6 dan 8,8 juta ton. Dalam

kurun waktu yang sama ekspor produk pulp dan kertas juga mengalami peningkatan dari masing-masing 1,3 dan 4,5 juta ton menjadi 2,8 dan 6,4 juta

ton2.

Industri pulp dan kertas memiliki ketersediaan bahan baku melalui Hutan Tanaman Industri (HTI) yang cukup besar dan berkualitas. Berdasarkan data

Departemen Kehutanan (2005) total luas hutan di Indonesia mencapai 120,4 juta

ha yang terbagi atas hutan produksi sebesar 66,3 juta ha, hutan konservasi

sebesar 20,5 juta hektar dan hutan lindung sebesar 33,6 juta ha. Hutan yang

telah termanfaatkan untuk industri pulp dan kertas adalah sebesar 4,4 juta ha. Posisi Indonesia yang berada di garis khatulistiwa serta iklim tropis yang

menjadikan waktu tebang lebih singkat, menguntungkan bagi pemilik Hutan

Tanaman Industri (HTI) Indonesia dibandingkan negara Skandinavia yang

merupakan kawasan terbesar dalam produksi pulp dan kertas. Selain itu biaya produksi pulp dan kertas Indonesia relatif lebih rendah dibandingkan negara lainnya3.

Menurut Direktur Jenderal Bina Produksi Departemen Kehutanan Hadi

Susilo Pasaribu (2007) industri ini tidak akan kekurangan bahan baku. Hal ini

2

www.e-bursa.com [26 Juni 2007]

3

(28)

didukung oleh semakin diperluasnya areal Hutan Tanaman Industri (HTI) sebagai

pasokan bahan baku tetap pulp dan kertas4.

Tabel 2. Produksi dan Konsumsi Kertas Indonesia Tahun 1997-2006 (Ton)

Tahun Produksi Konsumsi

1997 4.821.600 3.282.600

Laju Pertumbuhan (% per tahun) 17,4 17,5 Sumber : Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia, 2007 (diolah)

Industri yang menjadi fokus utama pembahasan (diluar industri pulp) adalah industri kertas. Industri ini merupakan salah satu industri yang juga

memiliki peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Berdasarkan Tabel 2

diketahui bahwa perkembangan produksi dan konsumsi kertas Indonesia

mengalami kenaikan setiap tahunnya. Laju pertumbuhan produksi kertas adalah

sebesar 17,4 persen per tahun. Laju pertumbuhan konsumsi kertas sebesar 17,5

persen per tahun. Meskipun kenaikan produksi kertas Indonesia setiap tahunnya

tidak secara signifikan, yaitu sebesar 1,9 persen, namun industri kertas memiliki

kemampuan bersaing lebih tinggi dibandingkan dengan industri pulp. Hal ini dapat dilihat pada perkembangan perusahaan yang bergerak di industri kertas

yang terus bertambah dan umumnya mengarah pada pasar internasional.

Jumlah perusahaan kertas di Indonesia pada tahun 1989 adalah sebannyak 25

perusahaan yang kemudian berkembang menjadi 71 perusahaan pada tahun

2006 (APKI, 2007).

4

(29)

Data terakhir tahun 2006 (Tabel 3) menunjukkan nilai ekspor kertas

mencapai US$ 3.819.223.000. Tabel 3 pula menunjukkan pertumbuhan volume

ekspor kertas selama 10 tahun terakhir ini cenderung meningkat dengan laju

pertumbuhannya sebesar 73,2 persen per tahun, sedangkan laju pertumbuhan

nilai ekspornya adalah sebesar 89,4 persen per tahun. Pada tahun 2000-2001

terjadi penurunan nilai ekspor kertas dengan laju sebesar -17,34 persen. Hal ini

disebabkan oleh terdepresiasinya nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika,

akibatnya para pengusaha banyak mengalami kerugian.

Tabel 3. Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Kertas Indonesia Tahun 1997-2006

Tahun Volume (ton) Nilai (000 US $)

1997 2.697.629 1.335.540

1998 4.248.361 2.050.341

1999 4.691.918 2.314.793

2000 4.556.744 2.841.692

2001 4.728.731 2.421.744

2002 5.503.817 2.662.580

2003 5.303.674 2.661.347

2004 4.623.194 2.649.045

2005 5.582.445 3.084.184

2006 6.472.808 3.819.223

Laju Pertumbuhan (% per tahun) 73,2 89,4 Sumber : BPS, 2007 (diolah)

Produksi kertas hampir seluruhnya ditujukan untuk pasar internasional.

Besarnya peran ekspor kertas bukan hanya pada saat kondisi perekonomian

stabil, namun pada saat perekonomian sulit pun ekspor kertas ini cukup

menguntungkan. Oleh karena itu, ditengah terjadinya fluktuatif nilai rupiah,

industri ini masih dapat diandalkan sebagai penerimaan devisa negara.

Industri kertas terkonsentrasi di pulau Jawa, Riau dan Kalimantan.

Beberapa perusahaan kertas terbesar di Indonesia umumnya beroperasi di

daerah tersebut karena dekat dengan sumber bahan baku.

Perusahaan-perusahaan tersebut mengalokasikan produksinya untuk ekspor lebih dari 60

(30)

Korea, Amerika Serikat, Australia, Timur Tengah, Afrika serta beberapa negara di

Eropa. Proporsi ekspor tersebut terbagi atas 50 persen ke wilayah Asia, 14

persen ke Timur Tengah dan Afrika, 12 persen ke Amerika dan sisanya terbagi

ke berbagai wilayah di Eropa5.

Pasar ekspor kertas sebagian besar ke negara Asia disebabkan karena

negara-negara Asia seperti China, Jepang dan Korea Selatan kurangnya areal

hutan yang berpotensi dalam memproduksi kertas. Hal ini menjadikan peluang

bagi Indonesia untuk menguasai pasar Asia tersebut. Sedangkan diluar negara

Asia, meskipun penguasaan pasarnya relatif lebih kecil, namun peluang ekspor

kertas Indonesia masih terbuka lebar6.

1.2 Perumusan Masalah

Industri kertas Indonesia memiliki peluang untuk meningkatkan pangsa

ekspor kertas di dunia yang saat ini masih didominasi Finlandia dan

negara-negara Amerika Latin seperti Brazilia dan Chili. Hal ini didukung oleh berbagai

faktor baik dari dalam negeri maupun luar negeri sebagai faktor peluang bagi

kemajuan industri ini. Indonesia memiliki ketersediaan bahan baku dengan

kualitas baik. Ketersedian bahan baku yang berupa pohon kayu akasia di

Indonesia memiliki masa panen yang pendek, yaitu antara lima hingga tujuh

tahun dan berkualitas bagus dibandingkan dengan negara Eropa dan Amerika

Latin yang hanya dapat dipanen setelah 30 tahun.

Selain itu industri ini ditunjang pula dengan biaya produksi yang relatif

rendah serta penggunaan teknologi yang lebih efisien. Dengan demikian,

Indonesia memiliki daya saing yang tinggi di pasar kertas dunia, sehingga

5

Sinarmas Tingkatkan Ekspor ke Timur Tengah dan Amerika, www.republika.co.id [26 Juni 2007]

6

(31)

industri sejenis di negara seperti Amerika dan Eropa terdesak dengan

keberadaan industri kertas Indonesia. Namun disisi lain, Indonesia mendapat

tuduhan dari LSM luar negeri mengenai pelanggaran lingkungan hidup terhadap

produk kertas Indonesia yang diekspor7.

Selain pelanggaran lingkungan hidup, Indonesia dikenakan tuduhan

pelaksanaan dumping, yakni menjual harga produk lebih rendah minimun dua

persen dibandingkan harga di pasar domestik eksportir. Tuduhan dumping

dikenakan pada produk kertas Indonesia yang di ekspor. Tuduhan ini dibuat

dengan alasan bahwa industri ini menerima subsidi atas bahan baku (kayu) yang

digunakan dalam proses produksinya akibat adanya larangan ekspor kayu

gelondongan yang menyebabkan harga kertas dari Indonesia menjadi lebih

murah8. Tuduhan dumping ini sangat merugikan citra Indonesia di pasar

internasional, ditengah perekonomian Indonesia sedang tumbuh.

Faktor lain yang mempengaruhi ekspor kertas Indonesia adalah adanya

persaingan pasar yang kuat. Persaingan tersebut terjadi dengan negara-negara

Eropa dan Amerika yang memiliki pangsa pasar lebih besar dibandingkan

industri kertas Indonesia. Meskipun Indonesia hanya menguasai sekitar 2,2

persen pangsa pasar kertas di dunia, namun Indonesia memiliki peluang untuk

meningkatkan ekspornya. Peluang tersebut didukung oleh tutupnya industri pulp maupun industri kertas di beberapa negara pesaing sejak beberapa tahun

terakhir akibat kekurangan bahan baku9.

Selain itu permintaan kertas ditentukan pula oleh perkembangan

perekonomian baik di dalam negeri negara pengimpor maupun di dalam negeri

pengekspor. Perkembangan tersebut seperti perubahan nilai tukar mata uang

7

Indonesia Berpotensi Kuasai Pasar Kertas Dunia, www.republika.co.id [26 Juni 2007]

8

Tuduhan Amerika Serikat Soal Dumping Meluas ke Subsidi, www.bisnisindonesia.co.id [26 Juni 2007]

9

(32)

antara negara pengekspor dan pengimpor, serta perubahan nilai tukar Dollar

Amerika terhadap mata uang negara pengekspor dan pengimpor lainnya.

Perbedaan nilai tukar mata uang antar negara akan mempengaruhi aliran

perdagangan di pasar internasional.

Pasar ekspor kertas Indonesia ditujukan ke berbagai negara Asia,

Amerika, Australia, Afrika, Timur Tengah serta beberapa negara di Eropa.

Negara-negara tujuan ekspor kertas Indonesia memiliki lokasi dan karakteristik

yang berbeda-beda, baik dari kondisi perekonomian, jarak antar negara dan

harga kertas di negara tujuan. Kondisi perekonomian negara tujuan ekspor dapat

dilihat melalui tiga faktor ekonominya, yaitu pendapatan per kapita, populasi dan

nilai tukar. Faktor-faktor yang berbeda pada negara tujuan tersebut berlaku

sebagai faktor penarik (gravity) terjadinya aliran perdagangan kertas dari Indonesia sebagai negara pengekspor ke negara tujuan ekspor.

Analisis aliran perdagangan kertas Indonesia ke negara-negara tujuan

penting dilakukan agar ekspor kertas tetap eksis di pasar internasional. Analisis

tersebut didasarkan pada karakteristik negara tujuan ekspor, sehingga

diharapkan dapat diperoleh suatu strategi untuk mengembangkan ekspor kertas

Indonesia.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa

permasalahan pokok untuk dikaji lebih lanjut sebagai berikut :

1. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi aliran perdagangan kertas

Indonesia ke negara-negara tujuan ekspor ?

2. Strategi apa yang dapat dilakukan untuk mengembangkan ekspor kertas

(33)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, maka tujuan yang ingin

dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan kertas

Indonesia ke negara-negara tujuan ekspor.

2. Mengidentifikasi strategi pengembangan ekspor kertas Indonesia.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi semua pihak yang

berkepentingan.

1. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu sumber

informasi bagi Pemerintah.

2. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai proses belajar dalam mengamati,

mengumpulkan dan menganalisis data bagi penulis.

3. Sebagai bahan informasi yang bermanfaat dan rujukan bagi pihak-pihak

(34)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Kertas

Kertas telah menjadi kebutuhan, dimana hampir semua aktivitas

kehidupan menggunakan kertas. Kertas antara lain digunakan sebagai media

untuk menulis, mencetak dan sebagai pembersih seperti tissue. Kertas (paper) dalam bahasa Inggris diambil dari penulisan Mesir kuno yang dikenal sebagai

papyrus. Papyrus dihasilkan pada 3000 tahun SM di Mesir yang dibuat dari kulit biri-biri atau kulit anak kambing. Hal ini dikarenakan bahan baku yang diperoleh

lebih mudah dibandingkan dari bahan baku tumbuh-tumbuhan yang memerlukan

cuaca subtropika agar dapat tumbuh subur (Wikipedia, 2005).

Kertas adalah bahan tipis dan rata yang dihasilkan dengan kompresi

serat. Serat yang digunakan biasanya adalah alami dan mengandung selulosa.

Peradaban Mesir Kuno menyumbang papyrus sebagai media tulis menulis.

Papyrus ini digunakan pada masa bangsa Fir’aun yang kemudian menyebar ke seluruh Timur Tengah hingga Romawi di Laut Tengah serta ke seluruh Eropa,

meskipun papyrus dirasakan masih sangat mahal. Kata papyrus (papyrus) kemudian dikenal sebagai paper dalam bahasa Inggris, papier dalam bahasa Belanda, Jerman, Perancis misalnya atau papel dalam bahasa Spanyol (Wikipedia, 2005).

Dalam peradaban Cina, Tsai Lun menemukan kertas dari bahan bambu

yang mudah diperoleh di seluruh daerah di Cina pada tahun 101 Masehi.

Penemuan ini akhirnya berkembang ke Jepang dan Korea seiring menyebarnya

bangsa-bangsa Cina ke timur meskipun pada awalnya cara pembuatan kertas

merupakan hal yang sangat rahasia. Pada akhirnya teknik pembuatan kertas

(35)

setelah kalahnya pasukan dinasti Tang. Dalam perang tersebut para

tawanan-tawanan perang mengajarkan cara pembuatan kertas kepada orang-orang arab

sehingga muncullah pusat-pusat industri kertas di Baghdad maupun Samarkand

dan kota-kota industri lainnya. Industri-industri tersebut menyebar pula ke Italia,

India serta Eropa (Wikipedia, 2005).

2.2 Sejarah Industri Kertas

Industri kertas mulai didirikan pada tahun 1928 yaitu pada zaman hindia

Belanda dengan nama NV. Padalarangsche Papier Fabriek yang merupakan anak dari perusahaan NV. Papier Fabriek Nijmegens di Belanda. Tujuan pendirian pabrik tersebut adalah menghasilkan berbagai jenis kertas untuk

keperluan kantor sebagai substitusi impor kertas dari Belanda yang mengalami

hambatan pengiriman karena adanya Perang Dunia I.

Pada tahun 1970-an industri kertas mulai berkembang, terutama setelah

dikeluarkannya Undang-Undang tentang Penanaman Modal Asing (PMA) pada

tahun 1967 dan Undang-Undang tentang Penanaman Modal dalam negeri

(PMDN) pada tahun 1968. Adanya kedua Undang-Undang tersebut, telah

memicu berkembangnya pabrik kertas baik yang berstatus PMA maupun PMDN.

Berdasarkan APKI (2007), jumlah perusahaan pulp dan kertas Indonesia terus berkembang. Mulai dari 40 perusahaan pada tahun 1989 yang terbagi atas

15 perusahaan sebagai perusahaan integrated (pabrik menghasilkan pulp dan kertas) dan 25 perusahaan sebagai perusahaan non-integrated (pabrik yang hanya menghasilkan pulp saja atau kertas saja) menjadi 84 perusahaan dengan 10 perusahaan integrated dan 74 perusahaan non-integrated. Dari 74 perusahaan non-intergrated, 71 perusahaan indutri kertas yang berkembang di Indonesia. Industri kertas yang ada di Indonesia ini umumnya lebih mengarah

(36)

tahun 1980-an. Beberapa perusahaan yang bergerak di industri kertas yang

berkembang di Indonesia saat ini, diantaranya :

1. PT Adiprima Suraprinta

Status/ Awal Produksi : Kepemilikan Modal Dalam Negeri (PMDN)/ 1997 Lokasi : Kantor Pusat : Gd. Graha Pena, Surabaya Kapasitas Produksi : Kertas : 150.000 ton/ tahun

Jenis Produk Kertas : - Newsprint paper

- Telephone directory paper - Ground wood paper 2. PT Asia Paper Mills

Status/ Awal Produksi : Kepemilikan Modal Dalam Negeri (PMDN)/ 2007 Lokasi : Kantor Pusat : Jatiuwung, Tangerang

Kapasitas Produksi : Kertas : 157.500 ton/ tahun Jenis Produk Kertas : - Newsprint paper

- Uncoated writing printing paper - Uncoeted ground wood paper - Telephone directory paper 3. PT Aspex Kumbong

Status/ Awal Produksi : Kepemilikan Modal Asing (PMA)/ 1985 Lokasi : Kantor Pusat : Wisma Korindo, Jakarta Kapasitas Produksi : Kertas : 430.000 ton/ tahun

Jenis Produk Kertas : - Newsprint paper

- Uncoated writing printing paper - Uncoeted ground wood paper - Telephone directory paper 4. PT Kertas Basuki Rachmat

Status/ Awal Produksi : Kepemilikan Modal Dalam Negeri (PMDN)/ 1969 Lokasi : Kantor Pusat : Banyuwangi, Jawa Tengah Kapasitas Produksi : Kertas : 13.700 ton/ tahun

Jenis Produk Kertas : - Uncoated writing printing paper 5. PT Fajar Surya Wisesa Tbk

Status/ Awal Produksi : Kepemilikan Modal Dalam Negeri (PMDN)/ 1978 Lokasi : Kantor Pusat : Jakarta

Kapasitas Produksi : Kertas : 700.000 ton/ tahun Jenis Produk Kertas : - Coated duplex board

- Corrugating medium - Kraft liner

(37)

2.3 Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai pulp dan kertas dilakukan oleh Asih (2005) dengan judul penelitiannya adalah analisis

ekonomi perkembangan ekspor pulp dan kertas Indonesia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis perkembangan

ekspor pulp dan kertas Indonesia dibeberapa negara utama dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan ekspor pulp dan kertas di pasar dunia.

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data time series dengan metode analisis model persamaan simultan Two Stage Least Square (2SLS). Hasil pembahasan pada penelitian diperoleh bahwa ekspor pulp dan kertas terkonsentrasi di negara China, Korea Selatan dan Jepang sehingga

perkembangan ekspor pulp dan kertas sangat bergantung pada perkembangan ekonomi ketiga tersebut. Agar dapat mempertahankan peningkatan ekspor pulp dan kertas Indonesia, disarankan agar produsen pulp dan kertas Indonesia memperhatikan pemasaran pulp dan kertas ke negara China, Korea Selatan dan Jepang karena ketiga negara tersebut memiliki prospek yang baik.

Hasil penelitian mengenai pulp dan kertas juga telah dilakukan sebelumnya oleh Ningrum (2006) dengan judul penelitian analisis permintaan

ekspor pulp dan kertas Indonesia. Analisis tersebut dilakukan dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS).

Dari model diperoleh hasil bahwa perkembangan ekspor pulp dan kertas Indonesia cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Perkembangan ekspor pulp dan kertas Indonesia lebih didominasi oleh tiga negara yaitu Jepang, China dan

Korea Selatan. Nilai ekspor pulp dan kertas Indonesia ke China lebih tinggi dibandingkan pada ekspor ke Jepang dan Korea Selatan. Variabel yang memiliki

(38)

pulp. Pada ekspor kertas, variabel yang paling responsif terhadap ekpor kertas adalah variabel produksi kertas. Jika industri pulp dan kertas Indonesia dapat meningkatkan produksinya, maka ekspor pulp dan kertas Indonesia akan semakin meningkat dan dapat memperluas pemasaran produknya dan

menjangkau negara-negara yang memiliki peluang besar sebagai pasar untuk

produk pulp dan kertas Indonesia.

Penelitian dengan menggunakan model regresi berganda dengan

persamaan tunggal dengan metode gravity model dilakukan oleh Yunita (2006) yang meneliti tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi aliran

perdagangan biji kakao Indonesia. Dat yang digunakan adalah data cross section. Variabel-variabel yang digunakan adalah volume ekspor, GDP per kapita negara tujuan, populasi negara tujuan, jarak antara negara Indonesia dengan

negara tujuan, harga produk ekspor di negara tujuan, nilai tukar dan kualitas

produk (dummy).

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara bersama-sama

variabel-variabel bebas dalam model berpengaruh terhadap variabel-variabel tidak bebas. Dengan

kata lain, semua variabel bebas dapat menjelaskan variasi perubahan volume

ekspor biji kakao Indonesia ke negara-negara tujuan. Variabel-variabel yang

berpengaruh besar terhadap aliran perdagangan biji kakao Indonesia adalah

populasi negara tujuan, jarak antara negara Indonesia dengan negara tujuan,

nilai tukar mata uang negara tujuan terhadap dolar Amerika dan kualitas biji

kakao Indonesia. Sedangkan untuk GDP per kapita negara tujuan tidak menjadi

faktor utama yang menjadi pertimbangan bagi negara importir untuk mengimpor

biji kakao Indonesia.

Penelitian Sunenti (2005) tentang anlisis aliran perdagangan dan

faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor meubel rotan di Indonesia. Hasil yang

(39)

terhadap dolar Amerika memberikan nilai yang positif. Sedangkan jarak, harga

dan biaya transportasi berpengaruh negatif. Dari keenam variabel, hanya tiga

variabel yang nyata pada taraf lima persen yaitu pendapatan per kapita, populasi

dan biaya transportasi.

Penelitian yang dilakukan oleh Trisdawanto (2004) mengenai analisis

strategi pemasaran mebel kayu pada CV Permata 7 di Kabupaten Wonogiri.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor internal dan

eksternal lingkungan pemasaran CV Permata 7 dan merumuskan strategi

pemasaran yang tepat dalam upaya mempertahankan dan meningkatkan posisi

pasar.

Alat analisis yang digunakan adalah matrik IFE dan EFE, SWOT dan

QSPM. Dari hasil analisis matriks SWOT diperoleh beberapa alternatif strategi.

Alternatif strategi yang dimasukkan dalam analisis QSPM adalah strategi

penetrasi pasar dengan cara mempertahankan dan meningkatkan hubungan

dengan distributor melalui peningkatan pelayanan serta mencari pemasok

alternatif yang dapat memberikan bahan baku dengan mutu yang sama dengan

harga yang relatif lebih murah.

Analisis dengan menggunakan matrik IFE dan EFE, SWOT dan QSPM

juga dilakukan oleh Kemala (2002) dengan judul penelitian analisis strategi

pemasaran produk kayu olahan PT Inhutani II. Berdasarkan hasil analisis melalui

matriks SWOT diperoleh beberapa strategi yaitu adanya diversifikasi produk,

perluasan pemasaran, penggunaan teknologi serta mempererat kerjasama yang

baik dengan pemasok.

Berdasarkan dari penelitian sebelumnya, maka penelitian ini dilakukan

karena model aliran perdagangan dengan menggunakan gravity model untuk produk kertas belum pernah dilakukan. Pada model ini variabel yang digunakan

(40)

penelitian aliran perdagangan dengan menggunakan gravity model yang telah dilakukan adalah pada komoditi yang ditelitinya. Selain itu, penelitian ini juga

merumuskan hasil yang diperoleh berdasarkan perhitungan statistik, sehingga

diharapkan dapat diperoleh suatu alternatif strategi yang baik. Dengan demikian,

hasilnya dapat menjelaskan kondisi ekspor kertas di negara tujuan dan strategi

(41)

BAB III

KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Perdagangan Internasional

Perdagangan dapat terjadi antar daerah, antar pulau maupun antar

perorangan di dalam suatu negara maupun antar negara yang disebut

perdagangan internasional. Salah satu perwujudan antar daerah yang dapat

berwujud barang, uang maupun jasa. Beberapa pendekatan untuk melihat atau

menilai hubungan antar daerah, yaitu pendekatan analisis kependudukan,

analisis ekonomi, analisis masukan keluaran dan program linear (Limbong dan

Sitorus, 1987).

Pada dasarnya faktor yang mendorong timbulnya perdagangan

internasional dari suatu negara ke negara lain bersumber dari keunggulan

kompetitif dalam memperluas pemasaran komoditi ekspor dan memperbesar

penerimaan komoditi ekspor dan memperbesar penerimaan devisa dalam

penyediaan dana pembangunan dari negara yang bersangkutan. Teori

perdagangan internasional mengkaji dasar-dasar terjadinya perdagangan

internasional serta keuntungan yang diperoleh dengan adanya perdagangan

tersebut. Kebijakan perdagangan internasional membahas alasan-alasan dan

pengaruh adanya hambatan-hambatan perdagangan serta hal-hal yang

menyangkut proteksionisme baru (Salvatore, 1997).

Teori perdagangan internasional menjelaskan arah serta komposisi

perdagangan antar beberapa negara, serta bagaimana efeknya terhadap struktur

perekonomian suatu negara. Perdagangan internasional juga menunjukkan

adanya profit yang timbul akibat adanya perdagangan internasional. Menurut

(42)

internasional suatu negara dengan negara lain, yaitu keinginan memperluas

pemasaran komoditi ekspor, memperbesar penerimaan bagi kegiatan

pembangunan, adanya perbedaan penawaran permintaan antar negara, adanya

perbedaan biaya relatif serta tidak semua negara menyediakan kebutuhan

masyarakatnya.

Kegiatan perdagangan internasional (ekspor-impor), suatu negara akan

cenderung mengekspor barang-barang yang biaya produksi dalam negerinya

relatif lebih rendah dibandingkan dengan barang yang sama di luar negeri dan

dapat bersaing di pasar internasional (keumggulan komperatif). Namun

sebaliknya, suatu negara akan mengimpor barang-barang yang biaya produksi

dalam negerinya relatif lebih mahal dibandingkan dengan barang yang sama

diluar negeri. Beberapa faktor pendukung suatu negara dapat bersaing di pasar

internasional adalah sumberdaya manusia, sumberdaya alam, teknologi serta

sosial budaya dimana faktor-faktor ini sebagai penentu harga dan mutu barang

dan jasa yang dihasilkan.

Pada Gambar 1 terlihat bahwa tanpa adanya perdagangan internasional,

negara 1 akan mengadakan produksi dan konsumsi di titik A berdasarkan harga

relatif komoditi X sebesar P1, sedangkan negara 2 akan berproduksi dan

berkonsumsi di titik A’ berdasarkan harga relatif P3. Setelah ada hubungan

dagang antara negara 1 dan negara 2, harga relatif komoditi X akan berkisar

antara P1 dan P3, jika harga yang berlaku diatas P1 maka negara 1 akan

memasok komoditi lebih banyak dari tingkat permintaan domestik. Kelebihan

produksi itu selanjutnya akan diekspor ke negara 2, sedangkan di pihak negara 2

menghadapi harga di bawah P3 akan mengalami peningkatan permintaan

sehingga tingkatnya lebih tinggi dari produksi domestiknya serta kekurangan

(43)

Gambar 1. Kurva Perdagangan Internasional Sumber : Salvatore, 1997

Pada harga relatif P2 kuantitas impor komoditi X yang diminta oleh negara

2 (B’E’) sama dengan kuantitas ekspor komoditi X yang ditawarkan negara 1

(BE). Hal tersebut diperlihatkan oleh perpotongan antara kurva D dan S setelah

komoditi X diperdagangkan antara kedua negara. Dengan demikian P2 adalah

harga relatif ekuilibrium untuk komoditi X setelah perdagangan internasional

berlangsung. Apabila Px/PY lebih besar dari P2 maka kuantitas ekspor komoditi X

yang ditawarkan akan melebihi tingkat permintaan impor sehingga lambat laun

harga relatif komoditi X tersebut (Px/PY) akan mengalami penurunan sehingga

pada akhirnya akan sama dengan P2.

Adanya biaya transportasi maka penawaran ekspor komoditi X akan

berkurang sehingga kurva S menjadi St dengan tingkat harga relatif ekuilibrium

berada diatas P2, yaitu P4 dengan pengurangan jumlah impor komoditi negara 2

(44)

3.1.2 Teori Aliran Perdagangan Komoditi

Aliran perdagangan kertas pada penelitian ini dijelaskan dengan

menggunakan gravity model. Model ini digunakan untuk menganalisis faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi perdagangan antara dua negara. Pertama

kali gravity model digunakan dalam analisis perdagangan internasional oleh Tinberger (1962) dan Ponyohen (1963) untuk menganalisis aliran perdagangan

antara negara-negara Eropa. Menurut model ini, barang ekspor dari negara i ke

negara j diterangkan oleh ukuran ekonomi masing-masing negara (GDP),

populasi masing-masing negara, jarak antar negara.

Gravity model menyajikan suatu analisa yang lebih empiris dari pola perdagangan dibandingkan model yang lebih teoritis. Model ini pada bentuk

dasarnya, menjelaskan perdagangan berdasarkan jarak antar negara dan

interaksi antar negara dalam ukuran ekonominya, seperti GDP dan populasi.

Alasan yang melatarbelakangi penggunaan gravity model adalah bahwa negara yang lebih besar dan kaya banyak melakukan perdagangan luar negeri

dibandingkan dengan negara yang lebih kecil dan miskin.

Menurut Bergstand dalam Oktaviani (2000) dalam Turnip (2002)

menerapkan persamaan gravity model dari keseimbangan model perdagangan dunia. Variabel gravity yang digunakan dalam persamaannya meliputi jarak, harga dan nilai tukar. Pada kondisi dimana permintaan dan penawaran berada di

posisi ekuilibrium menurut Koo, Karemera, dan Taylor dalam Oktaviani (2000)

dalam Turnip (2002), bahwa komponen variabel yang terkandung dalam gravity

model adalah faktor ekonomi yang mempengaruhi aliran perdagangan di negara tujuan dan hasil-hasil alam yang meningkatkan ataupun mempertahankan aliran

perdagangan. Persamaan gravity model diperoleh adalah sebagai berikut :

(45)

Keterangan :

Xij = Volume komoditi dari negara i ke negara j Yi(Yj) = Pendapatan di negara i (j)

Cij = Biaya transportasi (cif/fob) antara negara i dan negara j Tij = Faktor lain yang mempengaruhi perdagangan antar negara Pi(Pj) = Harga komoditas pada negara eksportir dan negara importir Eij = Nilai tukar mata uang asing antar negara i dengan negara j eij = RandomError

Menurut Oktaviani (2000) dalam Turnip (2002), dalam makalahnya yang

berjudul The Indonesian Import Demand and Trade of Cotton (Permintaan Impor dan Aliran Perdagangan Kapas ke Indonesia), variabel yang mempengaruhinya

adalah pendapatan per kapita (Yj), jarak antar negara pengekspor dengan

Indonesia (Dij), harga FOB kapas di negara eksportir (Pj), jumlah penduduk (Nj),

dan nilai tukar mata uang asing (Ej). Dengan demikian, persamaan aliran

perdagangannya adalah :

Xij = f(Yj, Dij, Pj, Nj, Ej)

Berdasarkan hasil tinjauan studi terdahulu dari beberapa penelitian

sebelumnya yang telah dilakukan, maka variabel-variabel yang akan digunakan

dalam model aliran perdagangan kertas Indonesia adalah GDP per kapita negara

tujuan, populasi negara tujuan, jarak antara negara Indonesia dengan negara

tujuan ekspor, harga kertas Indonesia di negara tujuan, nilai tukar mata uang

negara tujuan terhadap Dollar Amerika Serikat dan tuduhan dumping terhadap

produk kertas Indonesia (dummy). 1. Gross Domestic Product (GDP)

Variabel pendapatan yang digunakan untuk mewakili perdagangan kertas

Indonesia adalah Gross Domestic Bruto (GDP). GDP mengukur pendapatan setiap orang dalam perekonomian dan pengeluaran total terhadap output barang

dan jasa perekonomian (Mankiw, 2000). GDP yang dimaksud dalam

(46)

bidang pendidikan dan jurnalistik di negara tujuan ekspor, sehingga lebih spesifik

berdasarkan jenis kebutuhan.

2. Populasi

Populasi suatu negara yang terus bertambah berpengaruh pada ekspor

suatu komoditi melalui sisi penawaran dan permintaan. Pada sisi permintaan,

berdampak pada bertambah besarnya permintaan domestik. Pada sisi

penawaran adalah bertambahnya tenaga kerja untuk melakukan produksi

komoditi ekspor (Salvatore, 1997). Populasi pada pembahasan ini adalah

sebagai asumsi dari pertambahan jumlah penduduk akan kebutuhan kertas

seperti pada bidang pendidikan dan jurnalistik. Semakin meningkatnya

kebutuhan akan kertas di bidang tersebut disebabkan peningkatan dari jumlah

penduduk yang membutuhkan dan menggunakannya10.

3. Jarak antara Indonesia dengan Negara Tujuan

Variabel jarak adalah indikasi dari biaya transportasi yang dihadapi oleh

suatu negara dalam melakukan ekspor (Salvatore, 1997). Jarak dapat

meningkatkan biaya transaksi pertukaran barang dan jasa internasional.

4. Harga

Teori ekonomi menyatakan bahwa harga suatu komoditi dan kuantitas

yang akan diminta berhubungan secara negatif, cateris paribus (Lipsey, 1995). Hal ini berarti jika harga suatu komoditi semakin rendah, maka jumlah yang akan

diminta akan semakin besar. Semakin tinggi harga maka semakin kecil jumlah

komoditi yang akan diminta, karena konsumen akan beralih membeli barang

yang harganya lebih murah.

5. Nilai Tukar (Kurs)

Nilai tukar adalah harga mata uang suatu negara yang dinyatakan dalam

mata uang lain yang dapat dibeli dan dijual (Lipsey, 1995). Kurs antara dua

10

(47)

negara adalah tingkat harga yang disepakati penduduk kedua negara untuk

saling melakukan perdagangan. Kurs terbagi menjadi dua, yaitu kurs riil dan kurs

nominal. Kurs riil adalah harga relatif dari barang-barang di antara dua negara.

Sedangkan kurs nominal adalah harga relatif dari mata uang dua negara

(Mankiw, 2000). Peningkatan atau penurunan nilai mata uang (kurs) domestik

terhadap mata uang asing dapat mempengaruhi volume ekspor yang

diperdagangkan.

6. Variabel Dummy

Variabel dummy digunakan untuk menentukan hubungan antara variabel bebas kualitatif dengan variabel terikat (Hanke et al., 2003). Variabel dummy yang digunakan dalam persamaan aliran perdagangan kertas ini adalah adanya

tuduhan dumping terhadap kertas Indonesia yang diekspor. Dimana D=0 adalah

sebelum adanya tuduhan dumping dan D=1 adalah setelah adanya tuduhan

dumping.

3.1.3 Teori Analisis Regresi Berganda

Hubungan kedua variabel kadangkala memungkinkan seseorang

memprediksi secara akurat variabel terikat berdasarkan pengetahuan variabel

bebas. Namun, situasi peramalan di kehidupan nyata tidaklah begitu

sederhananya. Biasanya diperlukan lebih dari satu variabel bebas untuk

memprediksi variabel tidak bebas secara akurat. Model regresi yang terdiri lebih

dari satu variabel bebas disebut model regresi berganda. Model statistik regresi

berganda dirumuskan sebagai berikut :

Yt = β0 + β1X1t + β2X2t + … + βkXkt + ε

Dimana :

Yt = Variabel dependen pada periode t

X1…Xk = Variabel independen

(48)

β1…βk = Slope

k = Banyaknya independen variabel t = Observasi periode waktu

εt = error term

Dalam analisis regresi berganda kadangkala perlu untuk mrenentukan

apakah variabel terikat berikatan dengan suatu peubah bebas apabila faktor

kualitatif mempengaruhi keadaan. Hubungan ini diselesaikan dengan

pembentukan variabel dummy yang mengambil nilai 0 dan 1.

Berdasarkan penelitian terdahulu, gravity model diperkirakan dalam bentuk log-linier. Model tersebut menggunakan regresi berganda yang diestimasi

dengan menggunakan prinsip metode kuadrat terkecil biasa (Method of Ordinary Least Squares, OLS).

Pada analisis regresi berganda, perlunya dipenuhi beberapa

asumsi-asumsi untuk diuji. Dengan terpenuhinya asumsi-asumsi-asumsi-asumsi tersebut, maka penaksir

kuadrat terkecil dalam kelas penaksir tak bias mempunyai varians minimum yaitu

Best Linear Unbiased Estimator (BLUE). Untuk mengevaluasi apakah model yang digunakan sudah baik atau belum, terdapat beberapa kriteria pengujian

statistik yaitu koefisien determinasi atau R2, multikolinieritas, uji F dan uji-t.

3.1.4 Teori Lingkungan Organisasi

Pengertian organisasi dalam penelitian ini adalah mewakili seluruh

perusahaan kertas di Indonesia. Analisis faktor-faktor internal dan eksternal

organisasi dilakukan sebelum merumuskan pilihan strategi yang dapat diterapkan

oleh suatu organisasi. Analisis lingkungan internal dan eksternal dalam penelitian

ini adalah formulasi hasil yang diperoleh dari analisis deksriftif dan kuantitatif

faktor-faktor ekonomi dan non ekonomi. Dengan demikian, diharapkan dapat

dirumuskan suatu strategi sebagai upaya untuk mengembangkan ekspor kertas

(49)

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Permintaan ekspor kertas di berbagai negara terus meningkat. Hal ini

menyebabkan terjadinya aliran perdagangan kertas dari Indonesia sebagai

negara pengekspor ke berbagai negara tujuan sebagai titik konsumsi. Aliran

perdagangan kertas ke berbagai negara tujuan ekspor, dianalisis dengan

menggunakan persamaan yang menyertakan berbagai faktor gravity atau penarik yang lebih dikenal dengan gravity model. Garvity model ini didasarkan pada karakteristik negara tujuan yang dilihat melalui faktor-faktor ekonomi maupun non

ekonomi. Model ini bertujuan untuk melihat hubungan dan pengaruhnya terhadap

aliran perdagangan kertas ke negara tujuan ekspor.

Faktor ekonomi yang digunakan untuk menggambarkan aliran

perdagangan dalam penelitian ini adalah pendapatan per kapita (GDP per kapita)

negara tujuan, jumlah penduduk (populasi) negara tujuan, nilai tukar mata uang

negara tujuan terhadap Dollar Amerika dan harga kertas di negara tujuan.

Sedangkan faktor non ekonominya adalah jarak antar negara Indonesia dengan

negara tujuan ekspor serta variabel dummy, yaitu adanya tuduhan dumping terhadap kertas Indonesia.

GDP per kapita merupakan ukuran perekonomian suatu negara. Hal ini

dapat dilihat baik dari negara pengekspor maupun negara pengimpor. Perubahan

pada pendapatan masyarakat akan berpengaruh pada permintaan suatu

komoditi. Sedangkan pertambahan penduduk akan meningkatkan permintaan

terhadap komoditi ekspor. Jika pendapatan per kapita naik, maka permintaan

terhadap suatu komoditi akan bertambah (Lipsey, 1995).

Nilai tukar mata uang suatu negara lain merupakan salah satu

pertimbangan untuk mengukur pembelian barang yang harus dikeluarkan dari

luar negeri, karena harga dalam perdagangan kertas menggunakan Dollar

(50)

Amerika akan berpengaruh besar terhadap ekspor kertas. Jika nilai tukar negara

tujuan ekspor kertas Indonesia terhadap Dollar Amerika terapresiasi, maka aliran

perdagangan kertas Indonesia ke negara tersebut akan meningkat.

Harga kertas Indonesia di negara tujuan apabila mengalami peningkatan,

maka aliran perdagangan kertas Indonesia ke negara tujuan tersebut menjadi

menurun. Sebaliknya jika harga kertas Indonesia di negara tujuan menurun,

maka aliran perdagangan kertas Indonesia ke negara tujuan akan meningkat.

Jarak antar negara merupakan variabel yang juga digunakan dalam aliran

perdagangan kertas. Jarak digunakan untuk mewakili biaya transportasi. Jarak

akan mengindikasikan bahwa semakin jauh jarak negara pengekspor dengan

negara tujuan ekspor, maka frekuensi ekspor semakin sedikit. Jarak yang

digunakan dalam penelitian ini adalah jarak antara negara Indonesia sebagai

negara pengekspor kertas dengan negara tujuan ekspornya.

Variabel dummy yang digunakan dalam persamaan aliran perdagangan kertas ini adalah adanya tuduhan dumping terhadap kertas Indonesia yang

diekspor. Tuduhan ini dibuat dengan alasan bahwa industri ini menerima subsidi

atas bahan baku (kayu) yang digunakan dalam proses produksinya akibat

adanya larangan ekspor kayu gelondongan yang menyebabkan harga kertas dari

Indonesia menjadi lebih murah. Dimana D=0 adalah sebelum adanya tuduhan

dumping dan D=1 adalah setelah adanya tuduhan dumping.

Bertolak dari penelitian sebelumnya, maka dalam penelitian ini akan

menganalisis ekspor kertas Indonesia yang dianalisis dari aliran perdagangan

kertas Indonesia yang belum pernah dilakukan. Meskipun pangsa pasar ekspor

kertas ini masih kecil, namun produk kertas yang diekspor memberikan

sumbangan devisa yang cukup besar bagi perekonomian Indonesia. Ekspor

kertas masuk dalam 10 komoditi terpenting sebagai penghasil devisa negara

(51)

tujuan ekspor yang menggunakan analisis regresi berganda dengan persamaaan

gravity model dilakukan agar ekspor kertas Indonesia dapat bertahan di pasar internasional dan dapat terus dikembangkan.

Dalam penelitian ini akan dikaji karakteristik negara-negara tujuan ekspor

kertas Indonesia melalui faktor-faktor ekonomi dan non ekonomi serta

mempelajari bagaimana aliran perdagangan kertas ke berbagai negara tujuan

ekspor. Hasil yang diperoleh melalui analisis deskriftif dan perhitungan tersebut

diharapkan dapat diformulasikan, sehingga dapat dirumuskan suatu strategi

sebagai upaya untuk mengembangkan ekspor kertas Indonesia. Kerangka

analisis aliran perdagangan kertas ini dapat digambarkan secara skematis yang

(52)

Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran Operasional Industri kertas Indonesia

Ekspor kertas fluktuatif Negara-negara tujuan ekspor kertas

Faktor-faktor yang mempengaruhinya (gravity model) :

1. GDP perkapita 2. Jumlah penduduk 3. Jarak antar negara tujuan

4. Harga kertas Indonesia di negara tujuan 5. Nilai tukar

6. Dummy

Analisis regresi berganda faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan kertas

Indonesia

Analisis lingkungan internal dan eksternal dari hasil analisis regresi (Matriks SWOT)

Gambar

Tabel 1. Nilai Ekspor Non Migas Indonesia menurut Sektor Industri Tahun
Tabel 2. Produksi dan Konsumsi Kertas Indonesia Tahun 1997-2006 (Ton)
Tabel 3. Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Kertas Indonesia Tahun
Gambar 1. Kurva Perdagangan Internasional
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

2012 sampai tahun 2020 mengalami penurunan, Trend nilai ekspor udang Indonesia ke negara USA pada tahun 2012 sampai tahun 2020 mengalami peningkatan dan Trend nilai

ekspor dalam penelitian ini antara lain: produksi biji kakao Indonesia, harga. domestik biji kakao, harga internasional biji kakao, ekspor biji

Alternatif strategi yang dapat dikembangkan terdiri atas : peningkatan produksi karet alam, penyerapan karet alam untuk bahan baku industri hilir dalam negeri

Predictors: (Constant), Jumlah produksi, harga ekspor, Harga lokal, Nilai tukar, PDB Singapura b. Predictors: (Constant), Jumlah produksi, harga ekspor, Harga lokal, Nilai tukar,

Besamya pengaruh variabel independen, yaitu variable tingkat produksi tuna Indonesia, harga rata-rata internasional dan nilai tukar dollar mempengamhi volume ekspor tuna Indonesia,

Hasil penelitian memperoleh nilai adj R-square sebesar 0,662, yang artinya bahwa volume ekspor manggis Indonesia mampu dijelaskan oleh variabel bebasnya diantaranya

Menurut Mankiw (2006) Hubungan antara PDB dengan ekspor adalah positif artinya, apabila PDB suatau negara meningkat maka kapasitas produksi juga akan meningkat