• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh pemberdayaan karyawan dan kompensasi terhadap kinerja karyawan pada PT.Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk.Cabang Dago Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh pemberdayaan karyawan dan kompensasi terhadap kinerja karyawan pada PT.Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk.Cabang Dago Bandung"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

Nama

: Kadirun

Tempat Tanggal Lahir

: Purwakarta, 13 April 1991

Alamat

: Kp. Ciawitali Desa. Mekarsari

Kec. Cikaum Kab. Subang

Handphone

: 085721205557

e-mail

: kadirun@yahoo.com

Agama

: Islam

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Tinggi/Berat Badan

: 171 cm/62 kg

Status

: Belum Menikah

Pendidikan Formal

2009

2013

Universitas Komputer Indonesia

Jurusan Manajemen

2006

2009

SMA Negeri 1 Kalijati (Kelas III Bidang Studi IPA)

2003

2006

SMP Negeri 1 Cikaum

(5)

The influence employee empowerment and compensation to employees

Performance At PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

Cabang Dago Bandung

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang

Dalam Menempuh Jenjang S1

Program Studi Manajemen

Disusun oleh :

Kadirun

21209122

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(6)

vi

menyelesaikan penyusunan Skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat

menempuh jenjang strata 1, Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia.

Penulis tidak bisa memungkiri bahwa dalam penyusunan skripsi ini,

penulis menemukan hambatan dan kesulitan, namun dengan bantuan Ibu Isniar

Budiarti,SE., M.Si sebagai Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan

waktu guna membimbing, mengarahkan, dan memberikan petunjuk yang sangat

berharga

demi

selesainya

penyusunan

skripsi

ini.

Penulis

juga

ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati,

Dra., SE., M.Si., dan Ibu Lita Wulantika, SE.,M.Si. selaku dosen penguji yang

telah memberikan penulis masukan hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Dalam melaksanakan penyusunan skripsi, tidak jarang penulis temui

berbagai hambatan dan kesulitan. Namun berkat bimbingan dan dorongan, baik

berupa materil maupun moril yang diberikan semua pihak akhirnya penulis

mampu

melewatinya.

Sehingga

sepatutnya

pada

kesempatan

ini

penulis

menghaturkan rasa terima kasih kepada :

1.

Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor UNIKOM

2.

Ibu Prof. Dr. Hj. Ernie Tisnawati Sule, SE., M.Si, selaku Dekan Fakultas

(7)

vii

5.

Ibu Anne Justicia, Selaku pembimbing diperusahaan

6.

Ibu Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si., selaku dosen penguji

yang telah menguji dan memberikan masukan-masukan kepada penulis

7.

Ibu Lita Wulantika, SE., M.Si, selaku dosen penguji yang telah menguji

dan memberikan masukan-masukan kepada penulis

8.

Karyawan-karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang

Dago Bandung

9.

Ayah, Ibu, nenek dan kakek tercinta yang tak pernah berhenti memberikan

dorongan dan do’a kepada Penulis selama ini

10.

Dosen-dosen yang telah banyak memberikan masukan kepada Penulis

dalam penulisan Skripsi.

11.

Teman-teman kelas MN-3 Muhamad Iqbal, Adyt Nurdianto, Muhamad

Ridwan, dan teman-teman lainnya yang selalu memberikan semangat dan

dukungan kepada penulis dalam penulisan skripsi.

Akhirnya semoga Skripsi ini dapat dimanfaatkan dan diberikan

sumbangsih pemikiran untuk perkembangan pengetahuan bagi Penulis

maupun bagi pihak yang berkepentingan.

Bandung, 10 September 2013

Penulis

(8)

viii

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

MOTTO ... iii

ABSTRACK ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Dan Rumusan Masalah ... 7

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 7

1.2.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian ... 8

1.3.1 Maksud Penelitian ... 8

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Kegunaan Penelitian ... 9

1.4.1 Kegunaan Praktis ... 9

1.4.2 Kegunaan Akademis ... 9

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 10

1.5.1 Lokasi Penelitian ... 10

1.5.2 Waktu Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN

HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka ... 11

2.1.1 Pemberdayaan Karyawan ... 11

2.1.1.1 Pengertian Pemberdayaan Karyawan ... 11

(9)

ix

2.1.2.2 Jenis-jenis Kompensasi... 20

2.1.2.3 Tujuan Kompensasi ... 20

2.1.2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kompensasi ... 22

2.1.3 Kinerja Karyawan ... 24

2.1.3.1 Pengertian Kinerja Karyawan ... 24

2.1.3.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan ... 25

2.1.3.3 Penilain Kinerja Karyawan ... 26

2.1.3.4 Tujuan Penilaian Kinerja ... 27

2.1.3.5 Manfaat Penilaian Kinerja ... 28

2.1.4 Penelitian Terdahulu ... 30

2.2 Kerangka Pemikiran ... 32

2.2.1 Keterkaitan Antar Variabel Penelitian ... 35

2.2.1.1 Hubungan Pemberdayaan Karyawan Dengan Kinerja

Karyawan ... 35

2.2.1.2 Hubungan Kompensasi Dengan Kinerja Karyawan ... 36

2.3 Hipotesis ... 38

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian ... 39

3.2 Metode Penelitian ... 40

3.2.1 Desain Penelitian ... 40

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 44

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 47

3.2.3.1 Sumber Data ... 47

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 48

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 51

3.2.4.1 Uji Validitas ... 52

(10)

x

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 71

4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 71

4.1.1.1 Bidang Usaha ... 73

4.1.1.2 Visi Dan Misi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ... 73

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 74

4.1.3

Job Description

... 76

4.2 Karakteristik Responden ... 79

4.3 Analisis Deskriptif ... 84

4.3.1 Analisis Deskriptif Pemberdayaan Karyawan Pada PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Dago Bandung ... 84

4.3.1.1 Tanggapan Responden Terhadap Indikator

Desire

... 85

4.3.1.2 Tanggapan Responden Terhadap Indikator

Trust

... 86

4.3.1.3 Tanggapan Responden Terhadap Indikator

Confident

... 88

4.3.1.4 Tanggapan Responden Terhadap Indikator

Credibility

... 89

4.3.1.5 Tanggapan Responden Terhadap Indikator

Accountability

... 91

4.3.1.6 Tanggapan Responden Terhadap Indikator

Communication

... 92

4.3.2 Analisis Deskriptif Kompensasi Pada PT. Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk. Cabang Dago Bandung ... 94

4.3.2.1 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Gaji ... 95

4.3.2.2 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Insentif ... 97

4.3.2.3 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Tunjangan ... 98

4.3.2.4 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Bonus ... 100

4.3.3 Analisis Deskriptif Kinerja Karyawan Pada PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Dago Bandung ... 101

(11)

xi

Pekerjaan ... 106

4.3.3.5 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Hubungan Dengan

Organisasi ... 108

4.4 Analisis Verifikatif ... 109

4.4.1 Persamaan Regresi Linier Berganda ... 109

4.4.2 Uji Asumsi Klasik ... 111

4.4.3 Analisis Korelasi ... 115

4.4.4 Analisis Koefisien Determinasi... 117

4.4.5 Pengujian Hipotesis ... 119

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 124

5.2 Saran ... 125

DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HIDUP

(12)

Anwar Prabu Mangkunegara, (2000).

Manajemen Sumber Daya Manusia.

Perusahaan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Ari Fadzilah, (2006). Analisis Pengaruh Pemberdayaan Karyawan Dan

Self Of

Efficacy

Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Penjualan (Studi Kasus Pada

Pt. Sinar Sosro Wilayah Pemasaran Semarang.

Jurnal Studi Manajemen &

Organisasi Volume 3, No 1, Januari, Tahun 2006, Hal 13

Ariawan. (2007) Pengaruh Motivasi Dan Pemberdayaan Terhadap Kinerja

Pegawai Pada Badan Keuangan Daerah Provinsi Gorontalo.

Junal Ichan

Gorontalo Volume 2 No 3 Agustus

Oktober 2007

Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Bilal Jamil (2011)

Impact of Compensation, Performance Evaluation and

Promotion Practices on Government Employees Performance VS Private

Employees Performance. Institute of Interdisciplinary Business Research

Gaudreau Meyerson, (2012).

Effect Of Empowerment On Employees

Performance.

Advanced Research in Economic and Management Sciences

(AREMS)

Henry Simamora. 2004.

Manajemen Sumber Daya Manusia

. Edisi Ke-3. STIE

YKPN. Yogyakarta.

Mathis,L, Robert. Jackson, H, John. (2001).

Manajemen Sumber Daya Mausia

Buku 1

. Jakarta : Salemba Empat.

Narimawati, U., Anggadini, S.D., & Ismawati, L. (2010),

Penulisan Karya Ilmiah

.

Bandung : Genesis.

Nazir, Moh (2005). Metode Penelitian. Ciawi-Bogor Selatan : Ghalia Indonesia.

Nur Chasanah (2008) Analisis Pengaruh

Empowerment, Self Efficacy

Dan Budaya

Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Dalam Meningkatkan Kinerja

Karyawan (Studi Empiris Pada Karyawan Pt. Mayora Tbk Regional Jateng

Dan Diy)

Sarah Cook And Steve Macaulay. 1997.

Perfect Empowerment, Pemberdayaan

Yang Tepat

. PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. Jakarta.

(13)

Veithzal Rivai, 2003.

Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan

,

Veithzal Rivai, 2004.

Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan

,

Jakarta: Grafindo

Wahibur Rokhman. 2003,

Pemberdayaan Dan Komitmen : Upaya Mencapai

Kesuksesan Organisasi Dalam Menghadapi Persaingan Global

. Amara

Books. Yogyakarta.

(14)

11

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Pemberdayaan Karyawan

2.1.1.1 Pengertian Pemberdayaan Karyawan

Pemberdayaan dalam bahasa Indonesia merupakan terjemahan dari

empowerment.

Pemberdayaan berarti memampukan (

to enable

), memberikan

kesempatan

(to allow

) atau mengizinkan (

to permit

) melalui inisiatif sendiri atau

yang dipicu oleh orang lain.

Menurut sharafat khan dalam Wahibur Rokhman (2002:123) berpendapat

bahwa : “Pemberdayaan SDM merupakan hubungan antar

personal

yang

berkelanjutan untuk membangun kepercayaan antara pegawai dan manajemen”

Menurut

Clutterluck

(2008:54)

pemberdayaan

merupakan

upaya

mendorong

dan

memungkinkan

individu-individu

untuk

mengemban

tanggung jawab pribadi atas upaya mereka memperbaiki cara mereka

melaksanakan

pekerjaan-pekerjaan

mereka

dan

menyambung pada

pencapaian tujuan-tujuan organisasi.

Sedangkan Cook dan Macaulay (2008:112) menyatakan bahwa :

(15)

Berdasarkan uraian tersebut maka pemberdayaan karyawan adalah suatu

upaya membangun kepercayaan, membagi tanggung jawab, wewenang dan

kekuasaan kepada pegawai serta membantu menciptakan suatu lingkungan agar

setiap

individu

dapat

menggunakan

kemampuan dalam mencapai tujuan

organisasi.

2.1.1.2 Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Karyawan

Pemberdayaan merupakan suatu hal yang sangat penting oleh karena itu

untuk mencapai hasil pemberdayaan yang sesuai dengan yang diharapkan. Dvrye,

(2002:82) mengemukakan bahwa terdapat tujuh langkah-langkah

seven keys of

empowerment

bahwa:

1.

Mengurangi

hambatan-hambatan

birokrasi

yang

tidak

perlu

untuk

membuat karyawan lebih bertanggung jawab dan memiliki daya tanggap,

maksudnya agar karyawan dapat bekerja lebih baik lagi dan pengambilan

keputusan bisa berjalan dengan cepat.

2.

Membiasakan

karyawan untuk menanggapi permasalahan pelanggan

dengan berkata “ya” dari pada menolaknya, maksudnya jika ada pelanggan

yang mengeluh dan meminta ada perbaikan lebih baik menjawab ya akan

kita perbaiki daripada menolaknya dengan berkata tidak pelanggan akan

merasa tersinggung.

3.

Memberikan keberanian kepada karyawan untuk mengambil resiko dan

(16)

kesalahan dalam bekerja agar tidak salah menjalankan pekerjaannya di

kemudian hari.

4.

Memberikan dukungan kepada karyawan untuk bekerja dengan benar,

maksudnya agar karyawan merasa dibutuhkan dalam pekerjaan, dan agar

karyawan bias lebih baik lagi dalam menyelesaikan pekerjaannya.

5.

Memperkenalkan teknik bekerja dan memberikan penghargaan terhadap

karyawan yang bekerja dengan baik, maksudnya agar karyawan lebih

termotivasi lagi dalam bekerja sehingga hasil pekerjaannya dapat di

selesaikan tepat waktu dan hasil pekerjaannya memuaskan.

6.

Menciptakan kondisi atau perasaan dibutuhkan diantara karyawan, baik

dalam pelayanan

intern

maupun pelayanan kepada masyarakat luar,

maksudnya agar karyawan merasa diakui di dalam lingkungannya atau

tempat dia bekerja sehinga dapat menimbulkan motivasi dalam bekerja

hingga mencapai produktivitas yang tinggi.

7.

Dalam organisasi sendiri, akan ditempuh sebuah bentuk peningkatan

palayanan dari karyawan kepada perusahaan.

2.1.1.3 Model Pemberdayaan Karyawan

Syarafat Khan yang dikutip oleh Wahibur Rokhman (2003:123)

menawarkan sebuah model pemberdayaan yang dapat dikembangkan dalam

sebuah organisasi untuk menjamin keberhasilan proses pemberdayaan dalam

organisasi seperti gambar model pemberdayan tersebut yaitu :

(17)

Gambar 2.1

Model Pemberdayaan Karyawan

1.

Desire

Tahap pertama dalam model

empowerment

adalah adanya

keinginan

dari

manajemen

untuk

mendelegasikan

dan

melibatkan

pekerjaan. Yang termasuk hal ini antara lain :

a.

Pekerja

diberi

kesempatan

untuk

mengidentifikasikan

permasalahan yang sedang berkembang.

b.

Memperkecil

directive

personality

dan

memperluas

keterlibatan pekerja.

c.

Mendorong

terciptanya

perspektif

baru dan memikirkan

strategi kerja.

d.

Menggambarkan keahlian team dan melatih karyawan untuk

mengawasi sendiri

(self control).

2.

Trust

Setelah adanya keinginan dari manajemen untuk melakukan

pemberdayaan, langkah selanjutnya adalah membangun kepercayaan

antara manajemen dan karyawan. Adanya saling percaya diantara anggota

organisasi akan tercipta kondisi yang baik untuk pertukasan informasi dan

[image:17.596.140.539.110.220.2]
(18)

a.

Memberi kesempatan pada karyawan untuk berpartisipasi

dalam pembuatan kebijakan.

b.

Menyediakan waktu dan sumber daya yang mencukupi bagi

karyawan dalam menyelesaikan kerja.

c.

Menyediakan pelatihan yang mencukupi bagi kebutuhan kerja.

d.

Menghargai perbedaan pandangan dan menghargai kesuksesan

yang diraih oleh karyawan.

e.

Menyediakan akses informasi yang cukup.

3.

Confident

Langkah

selanjutnya

setelah

adanya saling percaya adalah

menimbulkan rasa percaya diri karyawan dengan menghargai terhadap

kemampuan yang dimiliki oleh karyawan. Hal yang termasuk tindakan

yang dapat menimbulkan

confident

antara lain :

a.

Mendelegasikan tugas yang penting kepada karyawan.

b.

Menggali ide dan saran dari karyawan.

c.

Memperluas

tugas

dan

membangun

jaringan

antara

departemen.

d.

Menyediakan

jadwal

job

instruction

dan

mendorong

penyelesaian yang baik.

4.

Credibility

Langkah keempat menjaga kredibilitas dengan penghargaan dan

(19)

sehingga terciptanya organisasi yang memiliki

performance

yang tinggi.

Hal yang termasuk

credibility

antara lain :

a.

Memandang karyawan sebagai partner strategis.

b.

Peningkatan target di semua bagian pekerjaan.

c.

Memperkenalkan inisiatif individu untuk melakukan perubahan

melalui partisipasi.

d.

Membantu

menyelesaikan

perbedaan-perbedaan

dalam

penentuan tujuan dan prioritas.

5.

Accountability

Tahap dalam proses pemberdayaan selanjutnya adalah pertanggung

jawaban karyawan pada wewenang yang diberikan. Dengan menetapkan

secara konsisten dan jelas tentang peran, standard dan tujuan tentang

penilaian terhadap kinerja karyawan, tahap ini sebagai sarana evaluasi

terhadap kinerja karyawan dalam penyelesaian dan tanggung jawab

terhadap wewenang yang diberikan. Hal ini yang termasuk

accountability

antara lain :

a.

Menggunakan

jalur

training

dalam mengevaluasi kinerja

karyawan.

b.

Memberikan tugas yang jelas dan ukuran yang jelas.

c.

Melibatkan karyawan dalam penentuan standard dan ukuran.

d.

Memberikan bantuan kepada karyawan dalam penyelesaian

beban kerja.

(20)

6.

Communication

Langkah terakhir adalah adanya komunikasi yang terbuka untuk

menciptakan

saling

memahami

antara

karyawan

dan

manajemen.

Keterbukaan ini dapat diwujudkan dengan adanya kritik dan saran

terhadap hasil dan prestasi yang dilakukan pekerja. Hal yang termasuk

dalam

communication

antara lain :

a.

Menetapkan kebijakan

open door communication.

b.

Menyediakan

waktu

untuk

mendapatkan

informasi

dan

mendiskusikan permasalahan secara terbuka.

c.

Menciptakan kesempatan untuk

cross training

.

Model di atas menggambarkan bahwa sebuah pemberdayaan merupakan

serangkaian proses yang dilakukan secara bertahap dalam organisasi agar dapat

dicapai secara optimal dan membangun kesadaran dari anggota organisasi akan

pentingnya proses pemberdayaan sehingga perlu adanya komitmen dari anggota

terhadap organisasi. Dengan pemberian wewenang dan tanggung jawab akan

menimbulkan motivasi dan komitmen karyawan terhadap organisasi.

2.1.1.4 Faktor Yang Mendukung Pemberdayaan Karyawan

Faktor-faktor yang mendukung Pemberdayaan Sumber Daya Manusia

salah satunya adalah penciptaan lingkungan yang mendukung Pemberdayaan

Sumber Daya Manusia.

Untuk mendukung pelaksanaan program pemberdayaan dalam suatu

(21)

yang terbuka dan saling percaya antara pekerjaan dan manajer, untuk membentuk

lingkungan yang baik bagi program pemberdayaan.

Menurut Shari Chaudron yang dikutip oleh Wahibur Rokhman (2003:129)

ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk membentuk lingkungan yang

mendukung program pemberdayaan antara lain :

1.

Works team and information sharing are building block

(membentuk

tim kerja komunikasi yang terbuka dengan pekerja).

2.

Provide the training and resources needed to do good job

(Pengembangan kemampuan dan keahlian merupakan satu dimensi

yang penting dalam program pemberdayaan, oleh karena training

merupakan hal yang penting untuk meningkatkan kehalian pekerjaan

dan merupakan bagian penting pemberdayaan karyawan)

3.

Provide measurement, feedback and reinforcement

(Untuk mengetahui

peningkatan dan kemajuan yang dilakukan oleh karyawan perlu

dilakukan pengukuran terhadap efektifitas program

empowerment

),

dengan menyediakan standar pengukuran keberhasilan dapat dijadikan

alat

control

pekerjaan atas prestasi pekerja.

4.

On going Reinforcement

(Dukungan manajemen dengan pemberian

reinforcement)

yang terus menerus akan sangan mendukung dan

memotivasi karyawan karena setiap karyawan ingin dihargai atas

prestasi yang ia capai dan supervisor perlu memberikan penilaian yang

(22)

5.

Provide responbility and authority

(memberikan wewenang dan

tanggung jawab yang cukup bagi pekerjaan untuk menentukan

tindakan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan berbagai tugas yang

dibebankan).

Flexible in internal procedure

(menciptakan aturan dan

system

yang lebih

fleksibel

). Karena dengan aturan yang

fleksibel

akan memudahkan dalam

pengambilan keputusan dan mendukung organisasi yang mudah menyesuaikan

terhadap perubahan-perubahan lingkungan yang terjadi sehingga organisasi lebih

kompetitif dari pesaing-pesaingnya.

2.1.2 Kompensasi

2.1.2.1 Pengertian Kompensasi

Salah satu aspek penting dalam manajemen sumber daya manusia didalam

suatu organisasi adalah aspek kompensasi. Dengan pemberian kompensasi yang

baik dan adil akan meningkatkan kinerja seorang karyawan meningkat dalam

melaksanakan kegiatan usaha suatu organisasi. Banyak para ahli memberikan

pengertian mengenai kompensasi, antara lain adalah sebagai berikut :

Gary Dessler (2003:394)

mengemukan bahwa :” kompensasi berarti semua

bentuk penggajian atau ganjaran yang mengalir kepada pegawai atau timbul dari

kepegawaian mereka”.

Sedangkan Veithzal Rivai (2011:741) mengemukakan bahwa : “

Kompensasi merupakan sesuatu yang diterima karyawan sebagai pengganti

(23)

Henry Simamora (2004:442) mendefinisikan “Kompensasi merupakan apa

yang diterima oleh para karyawan sebagai ganti kontribusi mereka kepada

organisasi”.

Menurut Mutiara S. Panggabean (2004:75) mengemukakan:

” kompensasi

dapat didefinisikan sebagai setiap bentuk penghargaan yang diberikan

kepada karyawan sebagai balas jasa atas kontribusi yang mereka berikan

kepada organisasi”.

Berdasarkan dari beberapa definisi kompensasi menurut para ahli dapat

disimpulkan bahwa kompensasi adalah suatu bentuk balas jasa yang diberikan

oleh perusahaan kepada karyawannya atas kontribusi yang diberikan oleh seorang

karyawan kepada perusahaan.

2.1.2.2 Jenis-jenis Kompensasi

Menurut Henry Simamora (2004:445) menyatakan bahwa kompensasi

dapat dilihat dari beberapa indikator, diantaranya:

a)

Gaji

b)

insentif

c)

Tunjangan

d)

Bonus

2.1.2.3 Tujuan Kompensasi

Tujuan pemberian kompensasi menurut Malayu S.P. Hasibuan (2003:121),

pada dasarnya meliputi:

1.

Ikatan Kerja Sama

Dengan pemberian kompensasi terjalinlah ikatan kerja sama formal antara

(24)

dengan baik, sedangkan pengusaha/majikan wajib membayar kompensasi

sesuai dengan perjanjian yang disepakati.

2.

Kepuasan Kerja

Dengan balas jasa, karyawan akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan

fisik, status sosial, dan egoistiknya sehingga memperoleh kepuasan kerja

dari jabatannya.

3.

Pengadaan Efektif

Jika program kompensasi ditetaokan cukup besar, pengadaan karyawan

yang qualified untuk perusahaan akan lebih mudah.

4.

Motivasi

Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah

memotivasi bawahannya.

5.

Stabilitas Karyawan

Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta

eksternal

konsistensi yang kompentatif maka stabilitas karyawan lebih terjamin

karena

turn-over

relative kecil.

6.

Disiplin

Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar maka disiplin karyawan

semakin baik. Mereka akan menyadari serta mantaati peraturan-peraturan

yang berlaku.

7.

Pengaruh Serikat Buruh

Dengan program kompensasi yang baik pengaruh serikat buruh dapat

(25)

8.

Pengaruh Pemerintah

Jika program kompensasi sesuai dengan undang-undang perburuhan yang

berlaku (seperti batas upah minimum) maka intervensi pemerintah dapat

dihindarkan.

2.1.2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kompensasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi kompensasi menurut Malayu S.P.

Hasibuan (2003:128) , antara lain sebagai berikut:

a.

Penawaran dan Permintaan Kerja

Jika pencari kerja (penawaran) lebih banyak daripada lowongan pekerjaan

(permintaan) maka kompensasi relatif kecil. Sebaliknya jika pencari kerja

lebih sedikit daripada lowongan pekerjaan, maka kompensasi relatif

semakin besar.

b.

Kemampuan dan Kesediaan Perusahaan

Apabila kemampuan dan kesediaan perusahaan untuk membayar semakin

baik maka tingkat kompensasi akan semakin besar.

c.

Serikat Buruh / Organisasi Perusahaan

Apabila serikat buruhnya kuat dan berpengaruh maka tingkat kompensasi

semakin besar. Sebaliknya jika serikat buruh tidak kuat dan kurang

(26)

d.

Produktivitas Kerja Karyawan

Jika produktivitas kerja karyawan baik dan banyak maka kompensasi akan

semakin besar. Sebaliknya kalau produktivitas kerjanya buruk serta sedikit

maka kompensasinya kecil.

e.

Pemerintah dengan Undang-undang dan Keppres

Pemerintah dengan undang-undang dan keppres menetapkan besarnya

batas upah/balas jasa minimum. Peraturan Pemerintah ini sangat penting

supaya pengusaha tidak sewenag-wenang menetapkan besarnya balas jasa

bagi karyawan.

f.

Biaya Hidup /

Cost Living

Apabila biaya hidup di daerah itu tinggi maka tingkat kompensasi/upah

semakin besar. Sebaliknya, jika tingkat biaya hidup di daerah itu rendah

maka tingkat upah/kompensasi relatif kecil.

g.

Posisi Jabatan Karyawan

Karyawan

yang

menduduki

jabatan

lebih

tinggi

akan

menerima

gaji/kompensasi lebih besar. Sebaliknya karyawan yang menduduki

jabatan yang lebih rendah akan memperoleh gaji/kompensasi yang kecil.

h.

Pendidikan dan Pengalaman Kerja

Jika pendidikan lebih tinggi dan pengalaman kerja lebih lama maka

gaji/balas

jasanya

akan

semakin besar, karena kecakapan serta

keterampilannya lebih baik. Sebaliknya, karyawan yang berpendidikan

rendah dan pengalaman kerja

(27)

i.

Kondisi Perekonomian Nasional

Apabila kondisi perekonomian nasional sedang maju (

boom

) maka tingkat

upah/kompensasi akan semakin besar, karena akan mendekati kondisi

full

employment.

Sebaliknya jika kondisi perekonomian kurang maju (depresi)

maka

tingkat

upah

rendah,

karena terdapat banyak penganggur

(disqueshed unemployment).

j.

Jenis dan Sifat Pekerjaan

Kalau jenis dan sifat pekerjaan yang sulit dan mempunyai resiko

(

finansial,

keselamatan) yang besar maka tingkat upah/balas jasanya

semakin besar karena membutuhkan kecakapan serta ketelititan untuk

mengerjakannya. Tetapi jika jenis dab sifat pekerjaannya mudah dan

resiko (

finansial

, kecelakaannya) kecil, tingkat upah/balas jasanya relatif

rendah.

2.1.3 Kinerja Karyawan

2.1.3.1 Pengertian Kinerja Karyawan

Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya

tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Banyak para ahli memberikan pengertian

mengenai kinerja karyawan antara lain sebagai berikut :

Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson Terjamahaan Jimmy

Sadeli dan Bayu Prawira (2001 : 78) menyatakan bahwa : “ kinerja pada dasarnya

adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan”.

(28)

seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab

yang diberikan kepadanya”.

Amb

ar Teguh Sulistiyani (2003 : 223) mengemukakan “Kinerja seseorang

merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai

dari hasil kerjanya”.

Maluyu S.P. Hasibuan (2001:34) mengemukakan “kinerja (prestasi kerja)

adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas

yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan

kesungguhan serta waktu”.

Menurut Veizal Rivai ( 2004 : 309) mengemukakan “ kinerja adalah

merupakan perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi

kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan”.

Berdasarkan pengertian kinerja karyawan menurut para ahli dapat

disimpulkan bahwa kinerja karyawan adalah hasil kerja atau prestasi, kualitas,

kuantitas yang dihasilkan oleh seorang karyawan terhadap suatu perusahaan.

2.1.3.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan

Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2001 : 82) faktor-faktor

yang memengaruhi kinerja individu tenaga kerja, yaitu:

a.

Kemampuan mereka.

b.

Motivasi.

c.

Dukungan yang diterima.

d.

Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan.

(29)

Selanjutnya Ivancevich, (2001 : 253) dan Faustino Gardoso Gomes

(1995:142) juga mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

individu yaitu:

a.

Pengetahuan Kerja

b.

Kreativitas

c.

Kemandirian

d.

Inisiatif

e.

Kualitas Peronal

2.1.3.3 Penilaian Kinerja Karyawan

Penilaian kinerja (

performance appraisal

) pada dasarnya merupakan

faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien,

karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia

yang ada dalam organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi

dinamika pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut

maka dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja karyawan.

Menurut Bambang Wahyudi ( 2002 : 101 ) Mengemukan “penilaian

kinerja adalah suatu evaluasi yang dilakukan secara periodik dan sistematis

tentang prestasi kerja / jabatan seorang tenaga kerja, termasuk potensi

pengembangannya”.

Menurut Henry Simamora ( 338 : 2004 ) mengemukakan “ penilaian

kinerja adalah proses yang dipakai oleh organisasi untuk mengevaluasi

(30)

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas peneliti dapat menyimpulkan

bahwa penilaian kinerja adalah suatu evaluasi pelaksanakan kinerja soerang

karyawan.

2.1.3.4 Tujuan Penilaian Kinerja

Menurut Rivai (2006 : 313) mengatakan bahwa tujuan penilaian kinerja

karyawan terbagi menjadi dua, yaitu :

1.

Tujuan penilaian yang berorientasi pada masa lalu, yang bertujuan

untuk:

a.

Mengendalikan

perilaku

karyawan

dengan

menggunakannya

sebagai instrumen untuk memberikan ganjaran, hukuman dan

ancaman.

b.

Mengambil keputusan mengenai kenaikan gaji dan promosi.

c.

Menempatkan karyawan agar dapat melaksanakan pekerjaan

tertentu.

2.

Tujuan penilaian yang berorientasi pada masa depan, dirancang secara

tepat agar sistem penilaian ini dapat membantu, yakni :

a.

Membantu tiap karyawan untuk semakin banyak mengerti tentang

perannya dan mengetahui secara jelas fungsi-fungsinya.

b.

Merupakan instrumen dalam membantu tiap karyawan mengerti

kekuatan dan kelemahan sendiri yang dikaitkan dengan peran dan

(31)

c.

Menambah adanya kebersamaan antara masing-masing karyawan

dengan penyelia yang mendorong motivasi serta kontribusi kerja

pada perusahaan.

d.

Merupakan instrumen bagi karyawan untuk mengevaluasi diri serta

mengembangkan diri dalam perencanaan karir.

e.

Membantu mempersiapkan karyawan untuk memegang pekerjaan

pada jenjang yang lebih tinggi.

f.

Membantu dalam berbagai keputusan SDM dengan memberikan

data tiap karyawan secara berkala.

2.1.3.5 Manfaat Penilaian Kinerja

Manfaat penilaian kinerja menurut Rivai (2005:58) adalah:

a)

Performance Improvement

Untuk memperbaiki kinerja pegawai, menajer, dan supervisor dimasa yang

akan datang.

b)

Compensation Adjustment

Untuk membantu dalam pengambilan keputusan penentuan siapa yang

seharusnya menerima kenaikan pembayaran dalam bentuk upah, bonus,

ataupun bentuk lainnya yang didasarkan pada sistem merit.

c)

Placement Decisions

Untuk promosi, transfer ataupun penurunan jabatan atau pangkat biasanya

(32)

d)

Training and Development Need

Untuk melakukan pelatihan, sehingga setiap karyawan selalu memiliki

kemampuan untuk mengembangkan diri.

e)

Career Planning and Development

Untuk proses pengambilan keputusan utamanya tentang karier spesifik

dari karyawan, sebagaai tahapan untuk pengembangan diri pegawai.

f)

Staffing Process Deficiencies

Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dalam prosedur penempatan

staf di departemen SDM.

g)

Informational Inaccuracies

Untuk mengetahui adanya kesalahan dalam informasi analisis pekerjaan,

perencanaan SDM, atau hal lain dari sistem SDM. Hal demikian akan

mengarah

pada

ketidaktepatan

dalam

keputusan

memperkerjakan

karyawan, pelatihan dan keputusan konseling.

h)

Job Design Errors

Untuk mengetahui kesalahan dalam rancangan pekerjaan atau kurang

tepat.

i)

Equal Employment Opportunity

Untuk

menjamin

bahwa

keputusan

penempatan

internal

bukanlah

merupakan sesuatu yang diskriminatif

j)

External Challenges

Untuk mengetahui pengaruh faktor ekternal seperti keluarga, finansial,

(33)

k)

Feedback to Human Resources

Untuk mengetahui kinerja dari fungsi departemen SDM.

2.1.4 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini dan

dijadikan pembanding bagi peneliti sekarang. Disajikan dalam tabel berkut :

[image:33.596.80.553.318.758.2]

Tabel 2.1

Tabel Penelitian Terdahulu

No

Nama

Peneliti

Tahun

Judul Penelitian

Hasil

Penelitian

Perbedaan

Persamaan

1

Ari Fadzilah

2006

Analisis Pengaruh

Pemberdayaan

Karyawan Dan Self

Of Efficacy

Terhadap Kinerja

Karyawan Bagian

Penjualan (Studi

Kasus Pada Pt.

Sinar Sosro Wilayah

Pemasaran

Semarang

Pemberdayaa

n karyawan

berpengaruh

positif

terhadap

kinerja

karyawan

Peneliti

menggunakan

variabel

self

of efficacy

sedangkan

peneliti tidak

Sama-sama

meneliti

pengaruh

pemberdayaa

n karyawan

2

Ariawan

2007

Pengaruh Motivasi

Dan Pemberdayaan

Terhadap Kinerja

Pegawai Pada

Badan Keuangan

Daerah Provinsi

Gorontalo

Pemberdayaa

n

berpengaruh

secara parsial

terhadap

kinerja

pegawai pada

badan

keuangan

provinsi

gorontalo

Peneliti

menggunakan

variabel

motivasi

sedangkan

peneliti tidak

Sama-sama

meneliti

pengaruh

pemberdayaa

n

4

Nur

Chasanah

2008

Analisis Pengaruh

Empowerment, Self

Efficacy

Dan

Budaya Organisasi

Terhadap Kepuasan

Kerja Dalam

Meningkatkan

Kinerja Karyawan

(Studi Empiris Pada

Karyawan Pt.

(34)

Mayora Tbk

Regional Jateng

Dan Diy)

kepada

kepuasan

kerja

No

Nama

Peneliti

Tahun

Judul Penelitian

Hasil

Penelitian

Perbedaan

Persamaan

3

Gaudreau

Meyerson

2012

Effect of

Empowerment on

Employees

Performance

Pembedayaan

karyawan

berpengaruh

signifikan

terhadap

kinerja

karyawan

Variabel

assessment,

implementati

on peneiliti

Tidak

Menggunaka

n Variabel

Tersebut

Sama-Sama

Meneliti

pengaruh

pemberdayaa

n karyawan

terhadap

Kinerja

Karyawan

5

Windy

Aprilia Murty

Gunasti

Hudiwinarsih

2012

Pengaruh

Kompensasi,

Motivasi Dan

Komitmen

Organisasional

Terhadap Kinerja

Karyawan Bagian

Akuntansi

(Studi Kasus Pada

Perusahaan

Manufaktur Di

Surabaya)

Terdapat

hubungan

positif dan

signifikan

terhadap

kinerja

karyawan

Peneliti tidak

menggunakan

variabel

motivasi dan

komitmen

oganisasi

Sama-sama

meneliti

variabel

kompensasi

6

Bilal Jamil

2011

Impact of

Compensation,

Performance

Evaluation and

Promotion

Practices on

Government

Employees

Performance VS

Private Employees

Performance

Kompensasi

memberikan

pengaruh

signifikan

terhadap

kinerja

karyawan

Peneliti tidak

menggunakan

variabel

evaluasi

kinerja dan

promosi

Sama-sama

meneliti

pengaruh

kompensasi

terhadap

kinerja

karyawan

7

Ferina

Sukmawati

2008

Pengaruh

Kepemimpinan,

Lingkungan Kerja

Fisik Dan

(35)

balongan,

indramayu

No

Nama

Peneliti

Tahun

Judul Penelitian

Hasil

Penelitian

Perbedaan

Persamaan

8

Anoki

Herdian Dito

2011

Pengaruh

Kompensasi

Terhadap Kinerja

Karyawan Pt.

Slamet Langgeng

Purbalingga Dengan

Motivasi Kerja

Sebagai Variabel

Intervening

Kompensasi

berpengaruh

positif dan

signifikan

terhadap

kinerja,

Peneliti tidak

menggunakan

variabel

motivasi

kerja sebagai

variabel

intervening

Sama-sama

meniliti

pengaruh

kompensasi

terhadap

kinerja

karyawan

Sumber : Jurnal

2.2 Kerangka Pemikiran

Seseorang yang bekerja dalam suatu perusahaan sangatlah membutuhkan

dukungan hari manajemen dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Oleh

karena itu seorang karyawan perlu diberikan program pemberdayaan yang

dilakukan oleh perusahaan terhadap setiap karyawannya.

Menurut sharafat khan dalam Wahibur Rokhman (2002:123) berpendapat

bahwa : “Pemberdayaan SDM merupakan hubungan antar personal yang

berkelanjutan untuk membangun kepercayaan antara pegawai dan manajemen”

Syarafat Khan yang dikutip oleh Wahibur Rokhman (2003:123)

menawarkan sebuah model pemberdayaan yang dapat dikembangkan dalam

sebuah organisasi untuk menjamin keberhasilan proses pemberdayaan dalam

organisasi seperti gambar model pemberdayan tersebut yaitu :

a)

Desire

Adanya keinginan dari manajemen untuk mendelegasikan dan melibatkan

(36)

b)

Trust

Membangun kepercayaan antara manajemen dan karyawan.

c)

Confident

Menghargai terhadap kemampuan yang dimiliki oleh karyawan.

d)

Credibility

Menjaga

kredibilitas

dengan

penghargaan

dan

mengembangkan

lingkungan kerja yang mendorong kompetisi yang sehat.

e)

Accountability

Pertanggung jawaban karyawan pada wewenang yang diberikan.

f)

Communication

Komunikasi yang terbuka untuk menciptakan saling memahami antara

karyawan dan manajemen.

Para karyawan perlu mendapatkan pemberdayaan dari manajemen puncak,

dengan pemberdayaan yang telah diberikan terhadap setiap karyawan akan

menciptakan lingkungan yang kondusif dan sebagai suatu strategi dalam mencapai

keunggulan yang kompetitif dalam era persaingan global yang terjadi.

Dewasa ini perusahaan dalam mencapai keunggulan dalam persaingan

yang terjadi, kinerja seorang karyawan adalah faktor terpenting. Sehingga

perusahaan harus memperhatikan kompensasi yang sesuai dengan kinerja seorang

(37)

Henry Simamora (2004:442) mendefinisikan “Kompensasi merupakan apa

yang diterima oleh para karyawan sebagai ganti kontribusi mereka kepada

organisasi”.

Menurut Henry Simamora (2004:445) menyatakan bahwa kompensasi

dapat dilihat dari beberapa indikator, diantaranya:

a.

Gaji

b.

insentif

c.

Tunjangan

d.

Bonus

Seseorang mungkin akan mempertimbangkan kontribusi yang harus

diberikan kepada perusahaan sesuai dengan sistem kompensasi yang diterapkan

dalam suatu perusahaan. Sistem kompensasi yang baik dalam suatu perusahaan

dapat berdampak positif pada kinerja seorang karyawan.

Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson Terjamahaan Jimmy

Sadeli dan Bayu Prawira (2001 : 78) menyatak

an bahwa : “ kinerja pada dasarnya

adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan”.

Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2001 : 82) faktor-faktor

yang memengaruhi kinerja individu tenaga kerja, yaitu:

a.

Kemampuan mereka.

b.

Motivasi.

c.

Dukungan yang diterima.

d.

Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan.

(38)

Untuk mengetahui pengaruh pemberdayaan karyawan dan kompensasi

terhadap

kinerja

karyawan

maka

dibuatlah

suatu

kerangka

pemikiran.

Pemberdayaan dan kompensasi sebagai variabel bebas

(variabel independen),

sedangkan kinerja karyawan sebagai variabel terikat

(variabel dependen).

2.2.1 Keterkaitan Antar Variabel Penelitian

2.2.1.1 Hubungan Pemberdayaan Karyawan Dengan Kinerja Karyawan

Berbagai studi memperlihatkan bahwa ada hubungan pisitif antara

pemberdayaan karyawan terhadap kinerja karyawan.

Wibowo (2008 : 117) mengemukakan bahwa :

“ pemberdayaan

meningkatkan percaya diri dalam melakukan sesuatu, yang pada waktu

sebelumnya tidak pernah percaya, mungkin dilakukan karyawan bagi organisasi,

pemberdayaan akan meningkatkan kinerja organisasi dan individu dapat

mengemban bakatnya secara penuh”.

Clutterbuck yang dikutip Syarif Makmur (2008:54) bahwa :

Pemberdayaan sebagai upaya mendorong dan memungkinkan individu-individu

untuk mengemban tanggung jawab pribadi atas upaya mereka memperbaiki cara

mereka melaksanakan pekerjaan-pekerjaan mereka dan menyumbang pada

pencapaian tujuan-

tujuan organisasi”.

Menurut Judge dalam Yusti Pujisari (2001 : 13

) mengatakan “

Salah satu

faktor yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan adalah pemberdayaan

karyawan.”

Berdasarkan uraian diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa

terdapat keterkaitan antara pemberdayaan karyawan terhadap kinerja karyawan,

apabila program pemberdayaan karyawan dilakukan dalam suatu perusahaan

(39)

2.2.1.2 Hubungan Kompensasi Dengan Kinerja Karyawan

Kompensasi yang diberikan oleh perusahaan terhadap karyawannya akan

mempengeruhi kinerja seorang karyawan dalam suatu perusahaan.hal ini sesuai

dengan pendapat para ahli sebagai berikut :

H. Veithzal Rivai (2003:48) menyimpulkan bahwa: “ jika dalam suatu

perusahaan mampu memberikan upah atau kompensasi yang layak kepada

karyawannya maka hal tersebut akan memotivasi karyawan tersebut untuk

meningkatkan kinerjanya dalam perusahaan.

Notoadmojo (2003 : 254)

mengemukakan “

dengan pemberian kompensasi

yang memadai akan mendorong perilaku-perilaku atau

performance

karyawan

sesuai yang diinginkan perusahaan/organisasi

.

Dari pernyataan tersebut, jelas terdapat keterkaitan antara kompensasi

dengan kinerja karyawan, bahwasannya dengan pemberian kompensasi yang

memadai yang diberikan oleh perusahaan, maka karyawan akan termotivasi

dalam untuk meningkatkan kinerjanya sesuai yang diharapkan oleh perusahaan.

Dengan melihat hasil penelitian terdahulu maka dapat dilihat paadigma

penelitian hubungan pemberdayaan karyawan dan kompensasi terhadap kinerja

(40)

Gambar 2.2

Paradigma Penelitian

Pe

erdayaa Karyawa

X

1

o

Desire

o

Trust

o

Co fide t

o

Credi ility

o

A ou ta ility

o

Co

u i atio

Syarafat Kha

:

Ko pe sasi X

2

o

Gaji

o

Bo us

o

I se tif

o

Tu ja ga

He ry Si a ora

:

Ki erja Karyawa Y

o

Ke a pua ereka

o

Motivasi

o

Duku ga ya g

diteri a

o

Keberadaa

pekerjaa ya g

ereka lakuka

o

Hubu ga ereka

de ga orga isasi

Ro ert L. Mathis da Joh H.

Ja kso

:

Wi owo

:

[image:40.596.33.559.129.740.2]
(41)

2.3 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pemikiran diatas, maka

penulis berasumsi mengambil hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

H1 :

Pemberdayaan karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)

Tbk. Cabang Dago Bandung sudah baik sesuai dengan tujuan

perusahaan

H2 :

Kompensasi pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang

Dago Bandung sesuai dengan harapan karyawan

H3 :

Kinerja Karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

Cabang Dago Bandung Tinggi.

H4 :

Pemberdayaan karyawan berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Dago Bandung.

H5 :

Kompensasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Bank

(42)

124

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan

hasil

penelitian

dan

pembahasan

mengenai

pengaruh

pemberdayaan dan kompensasi terhadap kinerja karyawan pada PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Dago Bandung, maka penulis dapat menarik

kesimpulan sebagai berikut:

1.

Pemberdayaan karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

Cabang Dago Bandung berada dalam kategori baik. Dari enam ukuran

pemberdayaan karyawan, yaitu

Desire, Trust, Confident, Credibility,

Accountability,

dan Communications. Indikator

Desire memperoleh

persentase skor tertinggi dengan kategori baik, sedangkan

Accountability

memperoleh skor yang paling rendah dengan kategori cukup baik. Namun,

secara umum semua ukuran pemberdayaan karyawan masuk dalam

kategori baik. Hal ini mengindikasikan bahwa secara keseluruhan

pemberdayaan karyawan yang telah dilakukan oleh PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Dago Bandung sudah berjalan dengan

baik.

(43)

baik, sedangkan indikator bonus memperoleh persentase paling rendah

dengan karegori cukup baik. Secara umum semua ukuran masuk dalam

kategori cukup baik.

3.

Dari lima indikator kinerja karyawan, yaitu kemampuan mereka, motivasi,

dukungan yang diterima, keberadaan pekerjaan, dan hubungan dengan

organisasi. Indikator kemampuan mereka memperoleh persentase skor

tertinggi dengan kategori baik, sedangkan motivasi memiliki persentase

skor paling rendah dengan kategoori baik. Secara umum ukuran untuk

kinerja karyawan masuk ke dalam kategori baik.

4.

Hasil pengujian menunjukan bahwa pemberdayaan karyawan memberikan

pengaruh terhadap kinerja karyawan dengan tingkat pengaruh cukup. Hal

ini berarti masih ada faktor lain yang mempengaruhi kinerja karyawan PT.

Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Dago Bandung.

5.

Hasil pengujian menunjukan bahwa kompensasi memberikan pengaruh

terhadap kinerja karyawan dengan tingkat pengaruh rendah. Hal ini berarti

masih ada faktor lain yang mempengaruhi kinerja PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Dago Bandung.

5.2 Saran

(44)

penulis akan memberikan beberapa saran yang dapat digunakan oleh PT. Bank

Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Dago Bandung sebagai berikut :

1.

Pemberdayaan karyawan di pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)

Tbk. Cabang Dago Bandung sudah berjalan dengan baik, oleh karena itu

pihak manajeman harus dapat mempertahankan hasil dari pemberdayaan

karyawan yang telah dilakukan. Namun dilihat secara keseluruhan,

Accountability

merupakan indikator dengan nilai persentase paling rendah

dengan kategori cukup baik. Oleh karena itu, perusahaan harus

mengidentifikasi

kembali

masalah

pemberian

tugas

kepada

setiap

karyawannya, selain itu juga seorang atasan harus memberikan saran

kepada bawahannya dalam menyelesaikan beban kerjanya. Hal ini

bertujuan supaya setiap karyawan bisa menyelesaikan tugas dan

kewajibannya menjadi optimal.

(45)

baik, kinerja karyawan pada perusahaan akan baik juga, sehingga pada

akhirnya akan memberikan keuntungan bagi perusahaan itu sendiri.

(46)

1

Universitas Komputer Indonesia www. Unikom.ac.id

Abstract

Employee performance improvement can be achieved in various ways, one of them by providing empowering employees and providing appropriate compensation with employee expectations. The study objective is to determine the effect of employee empowerment on employee performance and compensation.

The method used in analyzing is descriptive and verification. Sampling 45 responden used method statified random sampling. Statistical testing using multiple regression analysis, coefficient of determination and to test the hypothesis using t test using statistical software SPSS 20 for Windows.

The results showed empowerment of employees and compensation at PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Dago Bandung. Included into the category overall good. While the performance of employees generally fall into either category. This indicates that with PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Dago Bandung is capable of making the employee's performance as expected by the company. Furthermore the effect of employee empowerment on employee performance with a level of considerable influence. While the impact of compensation on employee performance with a low degree of influence on the performance of employees at PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Dago Bandung.

Keywords: Empowering Employees, Compensation, and Employee Performance.

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Peran sumber daya manusia pada hakekatnya merupakan salah satu modal dan memegang kedudukan yang paling penting dalam mencapai tujuan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan perlu mengelola dan memelihara sumber daya manusia yang ada didalam perusahaan untuk menjadikannya sebaik mungkin. Karena untuk mencapai kesuksesan suatu perusahaan bukan hanya dalam keunggulan teknologi saja, namun peran sumber daya manusia merupakan komponen terpenting dalam mencapai kesuksesan perusahaan.

Dalam meningkatkan kinerja karyawan agar lebih baik dalam suatu perusahaan perlu dilakukan hal-hal yang bisa meningkatkan kinerja seorang karyawan, Salah satunya adalah pemberdayaan karyawan. Karena pemberdayaan karyawan merupakan upaya mendorong dan memungkinkan individu-individu untuk mengemban tanggung jawab pribadi atas upaya mereka memperbaiki cara mereka melaksanakan pekerjaan-pekerjaan mereka dan menyambung pada pencapaian tujuan-tujuan organisasi. Oleh karena itu sering kali jalan yang ditempuh oleh perusahaan untuk meningkatkan kinerja karyawan, motivasi, komitmen, dan produktivitas karyawan adalah melalui pemberdayaan karyawan. Clutterluck (2008 : 54)

Pemberdayaan karyawan yang dilakukan oleh perusahaan kepada karyawannya bisa memacu untuk meningkatkan kreatifitas, motivasi dan daya inovatif yang dimiliki oleh setiap karyawan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Dengan adanya program pemberdayaan karyawan, kinerja karyawan akan meningkat. Sehingga tujuan perusahaan akan tercapai dengan baik, cepat dan fleksibel.

(47)

sebanding dengan kontribusi yang telah diberikan oleh karyawan terhadap perusahaan.

Kinerja merupakan hal yang penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan dimanapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Febryani (2003:42). Setiap perusahaan selalu berupaya untuk meningkatkan kinerja karyawannya, karena dengan kinerja karyawan yang baik tujuan perusahaan akan tercapai dengan baik sesuai yang diharapkan, begitu pula sebaliknya jika kinerja karyawan buruk maka tujuan perusahaan tidak akan tercapai dengan baik.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pemberdayaan karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Dago Bandung.

2. Bagaimana Kompensasi karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Dago Bandung.

3. Bagaimana kinerja karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Dago Bandung.

4. Seberapa besar pengaruh pemberdayaan karyawan terhadap kinerja karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Dago Bandung.

5. Seberapa besar pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Dago Bandung.

1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah mengumpulkan data dan berbagai informasi untuk mengetahui pengaruh pemberdayaan karyawan dan kompensasi terhadap kinerja karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Dago Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini menekankan pada apa yang telah dirumuskan oleh peneliti, yaitu:

1. Untuk mengetahui Pemberdayaan karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Dago Bandung.

2. Untuk mengetahui Kompensasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Dago Bandung.

3. Untuk mengetahui Kinerja karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Dago Bandung.

4. Untuk mengetahui besarnya pengaruh pemberdayaan karyawan terhadap kinerja karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Dago Bandung. 5. Untuk mengetahui besarnya pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan pada

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Dago Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis

1. Bagi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Dago Bandung memberikan informasi kepada pimpinan dan manajemen perusahaan bila kemudian hari mengambil keputusan terhadap masalah yang penulis teliti.

2. Bagi karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Dago Bandung bagian SDM memberi tahu bahwa adanya pengaruh pemberdayaan karyawan dan kompensasi terhadap kinerja karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Dago Bandung.

(48)

sebagai bahan bacaan atau literatur.

2. Bagi penulis kegiatan penelitian ini adalah sebagai sarana penambah wawasan ilmu pengetahuan dibidang manajemen sumber daya manusia dan sebagai bahan pembanding antara teori yang pernah diperoleh selama mengikuti perkuliahan dengan dilapangan.

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Pemberdayaan Karyawan

Menurut sharafat khan dalam Wahibur Rokhman (2002:123) berpendapat bahwa : “Pemberdayaan SDM merupakan hubungan antar personal yang berkelanjutan untuk membangun kepercayaan antara pegawai dan manajemen”

Syarafat Khan yang dikutip oleh Wahibur Rokhman (2003:123) menawarkan sebuah model pemberdayaan yang dapat dikembangkan dalam sebuah organisasi untuk menjamin keberhasilan proses pemberdayaan dalam organisasi seperti gambar model pemberdayan tersebut yaitu :

a) Desire

Adanya keinginan dari manajemen untuk mendelegasikan dan melibatkan pekerjaan.

b) Trust

Membangun kepercayaan antara manajemen dan karyawan.

c) Confident

Menghargai terhadap kemampuan yang dimiliki oleh karyawan.

d) Credibility

Menjaga kredibilitas dengan penghargaan dan mengembangkan lingkungan kerja yang mendorong kompetisi yang sehat.

e) Accountability

Pertanggung jawaban karyawan pada wewenang yang diberikan.

f) Communication

Komunikasi yang terbuka untuk menciptakan saling memahami antara karyawan dan manajemen.

Para karyawan perlu mendapatkan pemberdayaan dari manajemen puncak, dengan pemberdayaan yang telah diberikan terhadap setiap karyawan akan menciptakan lingkungan yang kondusif dan sebagai suatu strategi dalam mencapai keunggulan yang kompetitif dalam era persaingan global yang terjadi.

Dewasa ini perusahaan dalam mencapai keunggulan dalam persaingan yang terjadi, kinerja seorang karyawan adalah faktor terpenting. Sehingga perusahaan harus memperhatikan kompensasi yang sesuai dengan kinerja seorang karyawan yang telah memberikan kontibusi terhadap perusahaan.

2.1.2 Kompensasi

Henry Simamora (2004:442) mendefinisikan “Kompensasi merupakan apa yang diterima oleh para karyawan sebagai ganti kontribusi mereka kepada organisasi”.

Menurut Henry Simamora (2004:445) menyatakan bahwa kompensasi dapat dilihat dari beberapa indikator, diantaranya:

(49)

2.1.3 Kinerja Karyawan

Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson Terjamahaan Jimmy Sadeli dan Bayu Prawira (2001 : 78) menyatakan bahwa : “ kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan”.

Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2001 : 82) faktor-faktor yang memengaruhi kinerja individu tenaga kerja, yaitu:

a. Kemampuan mereka. b. Motivasi.

c. Dukungan yang diterima.

d. Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan. e. Hubungan mereka dengan organisasi.

2.2 Keterkaitan Antar Variabel Penelitian

2.2.1 Hubungan Pemberdayaan Karyawan Dengan Kinerja Karyawan

Berbagai studi memperlihatkan bahwa ada hubungan pisitif antara pemberdayaan karyawan terhadap kinerja karyawan.

Wibowo (2008 : 117) mengemukakan bahwa : “ pemberdayaan meningkatkan percaya diri dalam melakukan sesuatu, yang pada waktu sebelumnya tidak pernah percaya, mungkin dilakukan karyawan bagi organisasi, pemberdayaan akan meningkatkan kinerja organisasi dan individu dapat mengemban bakatnya secara penuh”.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa terdapat keterkaitan antara pemberdayaan karyawan terhadap kinerja karyawan, apabila program pemberdayaan karyawan dilakukan dalam suatu perusahaan dapat meningkatkan kinerja seorang karyawan dalam suatu perusahaan.

2.2.2 Hubungan Kompensasi Dengan Kinerja Karyawan

Notoadmojo (2003 : 254) mengemukakan “ dengan pemberian kompensasi yang memadai akan mendorong perilaku-perilaku atau performance karyawan sesuai yang diinginkan perusahaan/organisasi”.

Dari pernyataan tersebut, jelas terdapat keterkaitan antara kompensasi dengan kinerja karyawan, bahwasannya dengan pemberian kompensasi yang memadai yang diberikan oleh perusahaan, maka karyawan akan termotivasi dalam untuk meningkatkan kinerjanya sesuai yang diharapkan oleh perusahaan.

Dengan melihat hasil penelitian terdahulu maka dapat dilihat paadigma penelitian hubungan pemberdayaan karyawan dan kompensasi terhadap kinerja karyawan pada gambar 2.1.

2.3 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pemikiran diatas, maka penulis berasumsi mengambil hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

H1 : Pemberdayaan karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Dago Bandung sudah baik sesuai dengan tujuan perusahaan

H2 : Kompensasi pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Dago Bandung sesuai dengan harapan karyawan

H3 : Kinerja Karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Dago Bandung Tinggi.

H4 : Pemberdayaan karyawan berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Dago Bandung.

(50)

Sugioyono (2005:32) pengertian objek penelitian sebagai berikut : “Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan oleh untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan”.

Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah pemberdayaan karyawan, kompensasi dan kinerja karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Dago Bandung.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu. Umi narimawati (2008:127). Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif.

Metode Penelitian dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif.

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam melakukan penelitian, perlu adanya penelitian. Pengertian desain penelitian yang dikemukakan oleh Moh. Nazir (2003:273) adalah sebagai berikut :

“Proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan”.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa desain penelitian merupakan suatu cara bagi penulis untuk dapat melakukan penelitian secara baik dan sistematis. Oleh karena itu, membuat desain penelitian sangat penting agar pembuatan sebuah karya tulis dapat terselesaikan cepat dan baik.

Dari penjelasan diatas, maka dapat dikatakan bahwa desain penelitian merupakan suatu proses penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebaga

Gambar

Gambar 2.1
Tabel Penelitian Terdahulu
Gambar 2.2 Paradigma Penelitian
Gambar 2.1 Paradigma Penelitian
+6

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang s atu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara

Berdasarkan hasil pengamatan saya dan yang saya alami terhadap keadaan yang saat ini sudah dipengaruhi oleh kecanggihan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Penggunaan

• Overcurrent relay dengan automatic recloser, berkoordinasi dengan sectionalizer pada seksi-seksi tertentu saluran utama dan pencabangan. • Cut – out fused 1 fasa pada

Berdasarkan hasil yang didapatkan dari penelitian yang telah dilakukan di RSUD Muntilan Kabupaten Magelang mengenai hubungan riwayat menyusui dengan kejadian kanker

Hal ini didasarkan pada alasan bahwa instrumen performance assessment hasil pengembangan sudah memenuhi kriteria aspek konstruksi yang meliputi petunjuk penggunaan

[r]

1. Metode pengajaran Bahasa Arab terus diperbaharui. Pengajaran yang terfokus pada memahami kitab diperluas menjadi pengajaran yang memperhatikan empat kemahiran

Sementara pada ketinggian lebih dari 1200 mdpl terdapat 15 spesies dengan perbandingan rumput 98,76 % , legume 1,01% , gulma 0,23 % komposisi. botani hijauan tertinggi adalah