• Tidak ada hasil yang ditemukan

Brand Equity Calon Presiden Yang Berorientasi pada Bidang Pertanian Di Provinsi Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Brand Equity Calon Presiden Yang Berorientasi pada Bidang Pertanian Di Provinsi Jawa Barat"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

ELSA RAMADHANI

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Brand Equity Calon Presiden Yang Berorientasi Pada Bidang Pertanian Di Provinsi Jawa Barat” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2015

(4)
(5)

ELSA RAMADHANI. Brand Equity Calon Presiden Yang Berorientasi pada Bidang Pertanian Di Provinsi Jawa Barat. Dibimbing oleh JONO M MUNANDAR.

Pada tahun 2014 pesta demokrasi di Indonesia akan dimulai yaitu dengan diadakannya pemilihan umum untuk calon legislatif, calon presiden dan wakil presiden. Tujuan Penelitian (1) Menganalisis dan mengindentifikasi bagaimana yaitu brand awareness dan brand association mengenai calon pemimpin negara pada Pemilihan umum 2014 yang berorientasi pertanian. (2) Menganalisis dan mengindentifikasi faktor-faktor karakteristik responden yang berpengaruh terhadap proses pemasaran (promosi) calon presiden yang akan datang.Pengolahan analisis data dilakukan menggunakan uji validitas, uji realibilitas, analasis deskriftif, uji Cochran dan uji Chi square. Oleh karena itu, peneliti akan meneliti persepsi masyarakat terhadap calon presiden yang memiliki orientasi pertanian secara luas tentang kesadaran merek dan asosiasi merek Analisis deskriftif menunjukan kesadaran merek Joko Widodo menjadi top of mind dan Prabowo Subianto menjadi brand recall. Dari uji Cochran, ditemukan bahwa ada dua belas asosiasi merek orientasi pertanian di Prabowo Subianto dua di Joko Widodo dan dua asosiasi merek karakteristik pemimpin di Prabowo Subianto.

Kata kunci:brand association, brand awareness, pertanian

ABSTRACT

ELSA RAMADHANI. Brand Equity Presidential Candidates Oriented Agricultural In West Java. Supervised by JONO M MUNANDAR.

The democrative selection process has been begin since in 2014. The elections have been candidates successfully including elections of legislative members and president with vice president. The purpose of this study are (1) To analyze and identify the brand awareness and brand association of the Indonesian future leaders in the 2014 election which oriented in agriculture (2) To analyze and identify characteristics of respondents who affect the marketing process ( promotion ) of the upcoming presidential candidate. Data processing was performed using the validity, reliability , descriptive analysis , Cochran test , and Chi square test. Therefore, researcher will examine public perceptions of the presidential candidates who have agricultural orientation extensively about brand awareness and brand association. Descriptive analysis showed brand awareness Joko Widodo be top of mind and Prabowo be brand recall. Of the Cochran test, it was found that there were twelve brand association agricultural orientation in Prabowo two in Joko Widodo and two brand association characteristics of the leader in Prabowo.

(6)
(7)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Manajemen

BRAND EQUITY

CALON PRESIDEN YANG BERORIENTASI

PADA BIDANG PERTANIAN DI PROVINSI JAWA BARAT

ELSA RAMADHANI

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(8)
(9)
(10)
(11)

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2014 ini ialah tentang brand equity

calon presiden yang berorientasi pada bidang pertanian di provinsi Jawa Barat Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Jono M Munandar MSc selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Ungkapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada kedua orang tua tercinta yakni Bapak Afdal Yusman dan Ibu Jubaedah serta terima kasih kepada keluarga besar yang telah memberikan dukungan, doa dan perhatian kepada penulis. Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada teman satu bimbingan, teman-teman Program Sarjana Alih Jenis Manajemen IPB angkatan 10, serta sahabat-sahabat yang selalu memberikan dukungan dan bantuan. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.

Bogor, Januari 2015

(12)
(13)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ii

DAFTAR GAMBAR ii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 3

Ruang Lingkup 3

Manfaat Penelitian 3

TINJAUAN PUSTAKA 3

Merek 3

Kesadaran merek 4

Asosiasi terhadap merek 5

Ketahanan pangan 6

Kepemimpinan 7

METODE 10

Kerangka Pemikiran 10

Lokasi dan Waktu Penelitian 11

Pengumpulan Data 12

Teknik Penentuan Populasi dan Pengambilan Sampel 12

Pengolahan dan Analisis Data 13

Analisis Statistik Deskriptif 13

Uji Cochran 13

Uji Chi Square 14

HASIL DAN PEMBAHASAN 15

Karakteristik Responden 15

Analisis Brand Awareness 16

Mengukur Brand Awareness 16

Analisis Brand Association 19

Uji Korelasi Chi Square berdasarkan Brand Association dan Karakteristik

Calon Presiden 22

Implikasi Manajerial 29

SIMPULAN DAN SARAN 38

DAFTAR PUSTAKA 39

(14)

DAFTAR TABEL

1 Program-program calon presiden 2

2 Asosiasi terhadap merek calon presiden 6

3 Karakteristik Responden 15

4 Asosiasi terhadap merek terhadap bidang pertanian Prabowo Subianto 20 5 Asosiasi terhadap merek terhadap bidang pertanian Joko Widodo 20

6 Asosiasi terhadap merek karakteristik Prabowo Subianto 20

7 Implikasi manajerial brand image Prabowo dan Jokowi 30

8 Karakteristik respoden dengan karakteristik calon pemimpin Jokowi dan

Prabowo 32

DAFTAR GAMBAR

1 Piramida brand awareness 5

2 Kerangka pemikiran 11

3 Top of mind periode pertama 17

4 Brand recall periode pertama 17

5 Top of mind calon presiden periode kedua 18 6 Brand recall calon presiden 18

DAFTAR LAMPIRAN

1 Uji validitas dan realibilitas 45

2 Produk domestik bruto 47

3 Hasil uji cochran brand association pertanian dan karakteristik calon presiden 48

4 Uji chi square brand association pada jokowi 49

5 Uji chi square brand association prabowo 49

6 Uji chi square karakteristik calon presiden pada jokowi 50

(15)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pada tahun 2014 pesta demokrasi di Indonesia dimulai dengan diadakannya pemilihan umum calon legislatif, calon presiden dan wakil presiden. Banyak partai yang bersaing untuk memenangkan pesta demokrasi periode 2014-2019. Semakin dekatnya pemilihan umum banyak survey dilakukan untuk mengetahui elektabilitas dari calon presiden dan jarang membahas tentang calon pemimpin yang berorientasi terhadap pertanian.

Seiring dengan teknologi yang semakin maju membuat perkembangan iklan terutama di televisi mengalami peningkatan. Hal ini membuat media televisi sebagai alat promosi oleh partai politik agar dapat mempengaruhi dan menarik perhatian masyarakat terutama untuk yang sudah mempunyai hak pilih pada pemilihan umum yang akan datang. Iklan adalah segala bentuk presentasi nonpribadi dan promosi gagasan, barang atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar (Utomo et al 2013). Iklan yang dilakukan diantaranya iklan politik dan iklan layanan masyarakat yang dilakukan di tingkat pusat maupun tingkat daerah. Banyak iklan yang bertema sosial, budaya, ekonomi, dan pendidikan. Akan tetapi tidak ada partai yang mengangkat tema iklan untuk bidang pertanian secara luas.

Pertanian secara luas meliputi pertanian, perikanan, kehutanan dan perternakan. Aspek pertanian merupakan bagian penting karena menyangkut kehidupan masyarakat karena sebagai sumber penting untuk kebutuhan pangan, sandang dan pangan. Peran sektor pertanian yang strategis dalam perekonomian nasional memiliki kontribusi yang besar dalam meningkatan produk domestik bruto (PDB), devisa negara, membuka lapangan pekerjaan dibidang pertanian, sumber pangan dan sebagai bahan baku untuk sektor industri (BPS 2014). Indonesia yang terkenal sebagai negara agraris memiliki sumber daya alam yang dapat dimanfaat oleh masyarat Indonesia sebagai sumber penghasilan.

Kontribusi pada tahun 2013 Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan berada diurutan ke tiga dengan persentase 0,12 persen setelah Industri pengolahan 0,26 persen dan perdagangan, hotel dan restoran 0,18 persen. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 2.

(16)

Pemilihan umum yang semakin dekat, membuat masyarakat harus paham terhadap program-program yang sudah dibuat oleh calon presiden. Berikut merupakan Tabel 1 program-program calon presiden.

Tabel 1 Program-program calon presiden No Program Joko Widodo dan Jusuf Kalla

“NAWACITA‟‟ Program Prabowo Subianto dan Hatta Radjasa 1 Menghadirikan kembali negara untuk

melindungi segenap bangsa dan

memberikan rasa aman pada seluruh warga negara.

Membangun perekonomian yang kuat, berdaulat, adil, dan makmur

2 Membuat pemerintah tidak absen

membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya.

Melaksanakan ekonomi kerakyatan

3 Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan

Membangun kembali kedaulatan pangan,energi, dan sumber daya alam

4 Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.

Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan melaksanakan reformasi pendidikan

5 Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia

Meningkatkan kualitas pembangunan sosial melalui program kesehatan, sosial, agama, budaya, dan olahraga

6 Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing pasar

Mempercepat pembangunan infrastruktur

7 Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor strategis ekonomi domestic

Menjaga kelestarian alam dan lingkungan hidup

8 Melakukan revolusi karakter bangsa Melayani pemerintahan yang melindungi rakyat, bebas korupsi, dan efektif melayani. 9 Memperteguh ke-bhineka-an dan

memperkuat restorasi sosial Indonesia. Sumber : KPU 2014

Berdasarkan Tabel 1 Calon Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla

mempunyai 9 program yang lebih dikenal sebagai “Nawacita” sedangkan calon

presiden Prabowo Subianto dan Hatta Radjasa mempunyai 8 program. Oleh karena itu, sebelum dilakukan pemilihan umum masyarakat harus mengetahui visi dan misi calon presiden yang terkait dengan bidang pertanian dan yang mempunyai brand awareness dan brand association pertanian terutama untuk ketahanan pangan. Oleh karena itu, penelitian mengkaji mengenai persepsi masyarakat mengenai calon presiden yang mempunyai orientasi pertanian secara luas.

Perumusan Masalah Rumusan masalah untuk penelitian ini adalah:

1. Bagaimana besar tingkat popularitas dan elektabilitas calon presiden terhadap bidang pertanian?

(17)

Tujuan Penelitian

1. Menganalisis dan mengidentifikasi bagaimana yaitu brand awareness dan

brand association mengenai calon pemimpin negara pada Pemilihan umum 2014 yang berorientasi pertanian.

2. Menganalisis dan mengidentifikasi faktor-faktor karakteristik responden yang berpengaruh terhadap proses pemasaran (promosi) calon presiden yang akan datang.

Ruang Lingkup

Penelitian dilakukan di Provinsi Jawa Barat dengan fokus penelitian yang terkait dengan pertanian dan dibatasi dengan dua calon presiden karena yang paling kuat. Penelitian dibatasi dengan membahas mengenai brand awareness dan

brand association

Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis, sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar sarjana pada Program Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, dan untuk meningkatkan kemampuan dalam mengamati, mengumpulkan, menganalis data serta mampu mengaplikasikan ilmu yang sudah didapatkan.

2. Bagi masyarakat , diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangan untuk memilih calon presiden yan berorientasi pertanian.

3. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi penelitian lainnya dan dapat bermanfaat untuk semua orang.

TINJAUAN PUSTAKA

Merek

Era globalisasi semakin mengarahkan sistem perekonomian ke mekanisme pasar yang memposisikan pemasar untuk selalu mengembangkan dan merebut

market share (pangsa pasar). Salah satu asset untuk mencapai keadaan tersebut adalah brand (merek). Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol disain, ataupun kombinasinya yang mengindentifikasi suatu produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Identifikasi tersebut juga befungsi untuk membedakannya dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing. (Durianto et al 2001)

(18)

karakteristik dan kepribadian merek sebagaimana yang dirasakan oleh konsumen (Engel et al 1995)

Kesadaran merek

Menurut Aaker (1997) kesadaran merek adalah kesanggupan seorang calon pemilih untuk mengenali atau mengingat kembali suatu tokoh yang merupakan bagian dari kategori produk tertentu. Piramida brand awareness terdiri dari tingkatan terendah sampai dengan tingkatan tertinggi. Berikut piramida brand awareness :

a. Top of mind (Puncak pikiran)

Top of mind merupakan tingkatan utama dalam brand awareness karena pemilih menyebutkan tokoh yang paling pertama diingat pada saat seseorang bertanya tanpa adanya bantuan. Dalam penelitian terdapat

pertanyaan kepada pemilih “ siapakah calon presiden 2014 yang pertama

kali anda ingat?”

b. Brand recall (Pengingatan kembali terhadap tokoh)

Brand recall merupakan tingkatan kedua yaitu mengingatkan kembali pemilih terhadap tokoh yang didasarkan pada permintaan seseorang untuk menyebutkan suatu tokoh tertentu. Dalam penelitian terdapat pertanyaan

kepada pemilih “ selain yang anda sebutkan tadi siapaka calon presiden

2014?”

c. Brand recognition (Pengenalan tokoh)

Brand recognition merupakan tingkatan minimal dari brand awareness. Hal ini penting pada saat pemilih akan memilih suatu tokoh. Dalam penelitian ini peneliti tidak memberikan ciri-ciri tertentu terhadap pemilih dalam mengingatkan seorang tokoh calon presiden.

d. Unaware of brand (Tidak menyadari tokoh)

(19)

Gambar 1 Piramida brand awareness (Aaker 1997)

Asosiasi terhadap merek

Aaker (1997), menjelaskan bahwa pengertian asosiasi terhadap merek adalah segala hal yang berkaitan dengan ingatan mengenai merek. Asosiasi itu tidak hanya eksis, namun juga memiliki suatu tingkat kekuatan. Keterkaitan pada suatu merek akan lebih kuat apabila dilandasi pada banyak pengalaman atau penampakkan untuk mengkomunikasikannya. Berbagai asosiasi yang diingat konsumen dapat dirangkai, sehingga membentuk citra tentang merek atau brand image didalam benak konsumen. Secara sederhana, pengertian brand image

adalah sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk di benak konsumen.

Menurut Durianto et al (2001) terdapat beberapa acuan dalam penentuan

brand association, yaitu :

1. Product attributes (atribut tokoh)

Mengasosiasikan atribut atau karakteristik suatu tokoh merupakan strategi

positioning yang paling sering digunakan. Mengembangkan asosiasi semacam ini efektif karena jika atribut tersebut bermakna, asosiasi dapat secara langsung diterjemahkan dalam alasan pembelian suatu merek. 2. Celebrity/person (tokoh)

Mengaitkan orang terkenal atau artis dengan sebuah merek dapat mentransfer asosiasi kuat yang dimiliki oleh orang terkenal ke merek tersebut.

3. Life style/personality (gaya hidup/kepribadian)

Asosiasi sebuah tokoh dengan suatu gaya hidup dapat diilhami oleh asosiasi para pelanggan merek tersebut dengan aneka kepribadian dan karakteristik gaya hidup yang hampir sama.

4. Product class (kelas tokoh)

Mengasosiasikan sebuah merek menurut kelas produknya. 5. Competitors (para pesaing)

(20)

Tabel 2 asosiasi terhadap merek calon presiden

Nama Calon

Atribut Penampilan

Keterkenalan Gaya Hidup Posisi Dipemilu

Hanani (2009) mengemukaan pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia sehingga pemenuhannya menjadi salah satu hak asasi yang harus dipenuhi secara bersama-sama oleh negara dan masyarakatnya. Kiha et al (2013) pangan merupakan komoditas penting dan strategis karena pangan merupakan kebutuhan pokok manusia yang pemenuhannya menjadi hak asasi setiap rakyat Indonesia.

(21)

Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhuinya pangan bagi setiap rumah tangga, yang tercermin dari tersediannya lapangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau. Ketahanan pangan pada tingkat nasional terjadi pada saat ada keseimbangan antara kebutuhan dan penawaran pangan pada tingkat harga yang memadai. Oleh karena itu negara dikatakan dalam kondisi ketahanan pangan ketikaseluruh invidual di dalam negara tersebut berada dalam kondisi tahan pangan (Rachmaningsih et al 2012)

Purwanto (2012) pentingnya indikator pangan sebagai salah satu instrument dalam menggambarkan kondiri kemiskinan dapat diketahui dari perhitungan angka garis kemiskinan yang didasarkan pada pengeluaran masyarakat terhadap makanan. Diungkapkan bahwa kebijakan yang berorientasi pada swasembada pangan termasuk kategori paradigma pendekatan pengadaan pangan (food availability approach) yang secara empiris terbukti tidak menjamin ketahanan pangan keluarga atau individu. Paradigma yang lebih sesuai ialah pendekatan perolehan pangan (food entitlement approach). Untuk itu perlu disusun kebijakan komprehensif yang mencakup dimensi pengadaan, akses dan penggunaan pangan serta mitigasi atas resiko ketiga dimensi tersebut dalam skala makro-mikro terpadu (Munandar 2014)

Kepemimpinan

Menurut Daft dalam Munandar (2013) berpendapat bahwa kepemimpinan didefinisikan sebagai suatu pengaruh yang berhubungan antara para pemimpin dan para pengikutnya yang menginginkan perubahan dan suatu hasil yang nyata yang merefleksikan tujuan bersama karakteristik pemimpin direktif adalah pemimpin memberikan instruksi-instruksi tugas terhadap bawahannya, termasuk apa yang diharapkannya, bagaimana cara melakukannya, dan kapan waktu pekerjaan tersebut harus berakhir. Pemimpin direktif menetapkan standar-standar kinerja yang jelas dan membuat peraturan-peraturan serta kebijakan-kebijakan yang jelas terhadap bawahannya. Pemimpin suportif merujuk kepada pendekatan-pendekatan sebagai seorang pemimpin, termasuk memperhatikan kebutuhan kesejahteraan dan kemanusiaan bawahannya. Pemimpin pada tipe ini membuat pekerjaan bawahannya menjadi menyenangkan. Pemimpin suportif juga memperlakukan bawahannya sama dan memberikan respek terhadap status mereka. Pemimpin partisipatif megajak bawahan memberikan masukan dalam pengambilan keputusan. Pemimpin partisipatif melakukan konsultasi dengan bawahannya untuk memperoleh ide-ide dan opini-opini, serta mengintegrasikan saransaran mereka ke dalam keputusan-keputusan yang akan ditindaklanjuti oleh kelompok atau organisasinya.

Karakteristik pemimpin yang berorientasi pada pencapaian yaitu seorang pemimpin yang memberikan tantangan kepada bawahan menunjukkan kinerja kerja pada tingkatan setinggi mungkin. Kepemimpinan ini mengembangkan standar yang tinggi dan unggul bagi bawahannya dan terus melakukan perbaikan-perbaikan. Kepemimpinan ini meyakinkan bahwa bawahannya mampu menghadapi tantangan-tantangan dalam mencapai sasaran (Munandar 2013)

(22)

pemimpin dari non pemimpin. Enam ciri yang terkait dengan kepemimpinan adalah (1) dorongan, (2) kehendak untuk pemimpin, (3) kejujuran dan integritas (4) kepercayaan diri, (5) kecederdasan, (6) pengetahuan yang terkait dengan pekerjaan. Motivasi merupakan proses psikis yang mendorong orang untuk melakukan sesuatu. Seorang pemimpin harus mempunyai motivasi dari dalam atau pun luar dirinya. Hal ini dilakukan agar selain dapat memotivasi dirinya sendiri juga dapat memotivasi orang lain. Teori motivasi dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu teori kepuasaan (content theory) dan teori proses (process theory). Teori ini dikenal sebagai konsep Higiene, yang mana cakupannya sebagai berikut :

a. Isi pekerjaan yaitu berkaitan langsung dengan sifat-sifat dari suatu pekerjaan yang dimiliki oleh tenaga kerja yang isinya meliputi : prestasi, pengakuan dan pekerjaan sendiri, tanggung jawab , dan pengembangan potensi individu.

b. Faktor higenis merupakan suatu motivasi yang harus diwujudkan.

Menurut Munandar et al (2013) Pendekatan kontemporer dibidang kepimimpinan yaitu kepemimpinan transformasional transaksional, kepemimpinan kharismatis-visionari dan kepemimpinan tim.

1. Kepemimpinan transformasional transaksional

a. Kepemimpinan transaksional merupakan pemimpin yang membimbing atau memotivasi pengikutnya menuju ke tujuan yang sudah ditetapkan dengan jelas.

b. Kepemimpinan transformasional merupakan pemimpin yang memberikan inspirasi pengikutnya untuk bertindak melebihi kepentingan pribadi untuk kebaikan organisasi.

2. Kepemimpinan kharismatis-visioner

a. Pemimpinan kharisamatis yaitu pemimpin yang antusias dan percaya diri yang kepribadian dan tindakan mempengaruhui orang lain untuk berperilaku dengan cara tertentu. Pemimpinan kharismatis memiliki lima karakteristik :

Mempunyai visi

Mampu menyampaikan visi

Bersedia mengambil resiko untuk mencapai visi tersebut

Sensitif terhadap kendala lingkungan

Menunjukan perilaku diluar kebiasaan

b. Kepemimpinan visioner yaitu kepeminpinan untuk menyatakan visi yang realisis, layak dipercaya, dan menarik mengenai masa depan bagi sesuatu organiasasi.

(23)

Penelitian terdahulu

Albari (2007) dengan jurnal Asosiasi merek Minuman Isotonik Di Yogyakarta meneliti tentang asosiasi merek minuman isotonik pocari sweat dan vita zone dengan menggunakan uji Cochran dan uji chi square. Merek Pocari sweat yang selama ini telah menonjolkan bahwa produknya bisa menggantikan cairan yang hilang menjadi brand image.

Munfaridin (2010) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Kesadaran Merek, Asosiasi Merek, Dan Persepsi Kualitas Terhadap Minat Mereferensi Sepeda Motor Suzuki” dengan menggunakan alat analisis analisis regresi berganda analisis koefisien determinasi (R2) Adjusted R Square, diperoleh sebesar 0,575. Hal ini berarti 57,5 % minat mereferensi dapat dijelaskan oleh variabel kesadaran merek, asosiasi merek, dan persepsi kualitas merek.Sedangkan sisanya 42,5 % variabel minat mereferensi.

Sari (2011) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Brand Image Melalui

Selebriti Endorser Product Mentari”. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan daftar pertanyaan atau kuisioner kepada responden. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah SEM. Dari hasil uji kausalitas Faktor

public figure sebagai product endorser berpengaruh positif terhadap Faktor Brand Image.

Akbar (2012) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Brand Equity Teh Botol Sosro Terhadap Loyalitas Pembelian Pada Mahasiswa Fakultas

Ekonomi Dan Bisnis Universitas Hasanuddin” Dalam hasil pengujian statistik

nilai t atau secara parsial dan hasil uji f atau secara simultan, variabel kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas, dan loyalitas merek memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pembelian Teh Botol Sosro pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan bisnis Universitas Hasanuddin.

Huda (2012) melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Brand Image

Terhadap Keputusan Pembelian Motor Scuter Matic Yamaha Di Makassar” Metode analisis yang digunakan adalah metode regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel brand image (corporate image, user image dan

product image) secara simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian motor scuter matic Yamaha.

Munandar et al (2010) dengan jurnal Analisis Brand Equity Pocari Sweat Dalam Persaingan Industri Minuman (Studi Kasus: Mahasiswa di Bogor). maetode analisis yang digunakan biplot . Di dalam elemen brand awareness, merek Pocari Sweat memiliki posisi tertinggi pada tingkatan top of mind. Sedangkan pada

(24)

METODE

Kerangka Pemikiran

(25)

Gambar 2 Kerangka pemikiran

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Provinsi Jawa Barat memiliki pemilih tetap sebanyak 33.045.101 jiwa dan termasuk salah satu provinsi yang terbanyak pemilih tetapnya diantara provinsi yang lain dibandingkan jumlah populasi di provinsi yang lain. Penelitian dilakukan pada bulan April – Juni 2014.

Pada Calon Presiden

Tanggapan masyarakat tentang capres yang berorientasi terhadap pertanian di Indonesia

Calon pemimpin yang diharapkan mempunyai

orientasi pertanian Promosi dari calon

presiden

Visi dan misi bidang pertanian

Brand Equity Berorientasi Pada Bidang Pertanian Di Wilayah Provinsi Jawa Barat

Karakteristik calon presiden

Korelasi asosiasi merek dan karakteristik pemimpin dengan karakteristik pemilih

Analisis deskriptif Brand awareness

Uji Cochran

Analisis brand equity (brand awareness and brand association)

Uji Chi Square

(26)

Pengumpulan Data

Penelitian ini bersifat exploratory research menggunakan data primer dan sekunder. Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan informasi dan keterangan mengenai penelitian. Data primer bersifat kualitatif yaitu diperoleh melalui wawancara langsung kepada responden. Sedangkan untuk data sekunder diperoleh melalui studi literatur dan instansi terkait.

Teknik Penentuan Populasi dan Pengambilan Sampel

Populasi penelitian dilakukan di Jawa Barat dengan data pemilih tetap yang diliris oleh Komisi Pemilihan Umum adalah 33.045.101 orang (KPU,2014). Untuk kepentingan penelitian ini dipilih sampel dengan teknik non probabilitas di Jawa Barat. Penentuan jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini mengikuti rumus Slovin (Umar 2003). Adapun rumus Slovin adalah sebagai berikut:

………...(1)

Keterangan:

n = Jumlah contoh yang diambil N = Jumlah populasi

e = Error 6%

Populasi Provinsi Jawa Barat yang terdaftar dalam data pemilih tetap (DPT) yang dirilis oleh KPU adalah sebanyak 33.045.101 orang (N) dengan taraf error 6 %, maka

Pada penelitian ini total sampel dinaikkan hingga sebesar 280 responden Metode yang digunakan dalam penarikan sampel adalah purposive sampling

melalui wawancara responden yang ditemui dan bersedia diwawancarai melalui telepon. Syarat responden adalah penduduk Indonesia yang minimal telah berusia 17 tahun dan telah memiliki hak pilih dalam pemilihan umum 2014 (KPU 2014)

Pengujian Kuesioner

Pengujian kuesioner dilakukan dengan cara setiap butir pertanyaan yang ada akan diuji validitas dan relibilitas menggunakan Microsoft Excel 2007.

a) Uji validitas

(27)

b) Uji relabilitas

Menurut Siregar (2013) reliabilitas bertunjuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama pula. Alat ukur yang digunakan untuk pengujian relibitas yaitu teknik kunder dan richarson (K-R 20) yang mempunyai beberapa kriteria yaitu :

1. Pilihan jawaban untuk setiap pertanyaan hanya ada dua jawaban .

Misalnya jawaban “Ya” dengan nilai satu dan jawaban „‟Tidak‟‟ diisi

dengan nilai nol.

2. Jumlah Instrumen pertanyaan harus ganjil.

Pengolahan dan Analisis Data

Data akan dianalisis dengan pendekatan deskriptif menggunakan alat analisis statistik deskriptif untuk menganalisa karakteristik calon pemimpin. Selain itu data dianalisis menggunakan analisis cochran untuk melihat brand association masing-masing calon pemimpin tersebut. SPSS, minitab dan windows excel alat yang digunakan untuk mengolah dan menganalisa data.

Analisis Statistik Deskriptif

Purwono et al (2007) analisi deskriftif merupakan suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Analisis statistik deskriptif digunakan untuk melihat dan menyajikan informasi dan data dari penelitian dalam bentuk gambar, grafik, dan tabel baik hasil wawancara, kuesioner maupun data sekunder lainnya. Analisis data tersebut menggunakan frekuensi, tabulasi silang dan grafik. Penyajian data tersebut guna menunjang dan memperjelas hasil penelitian. Analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan karakteristik responden, top of mind dan juga preferensi responden. Data primer yang didapatkan kemudian ditabulasi dan diolah menggunakan metode Crosstab Chi Square dengan software SPSS versi 20 untuk melihat adanya hubungan antara brand asosiasi dan karakteristik responden.

Uji Cochran

Menurut Durianto et al (2004), uji cochran digunakan pada data dengan skala pengukuran nominal atau untuk informasi dalam bentuk terpisah dua,

misalnya informasi „ya‟ atau „tidak‟. Penggunaan uji ini adalah untuk mengetahui

keberadaan hubungan antara beberapa variabel. Uji Cochran digunakan untuk mengetahui signifikasi hubungan setiap asosiasi merek yang ada dalam suatu produk dimulai dengan pengujian semua asosiasi. Asosiasi yang saling berhubungan akan membentuk brand image dari merek tersebut dengan cara membandingkan dengan Chi Square Table. Brand image yang terbentuk adalah dengan ketentuan nilai cochran kurang dari nilai Chi Square Table (Durianto et al

(28)

Hipotesis pengujian :

Ho : Kemungkinan jawaban „ya‟ adalah sama untuk semua atribut/variabel Ha : Kemungkinan jawaban „ya‟ adalah berbeda untuk semua atribut/variabel Kemudian hitung statistik Q dengan rumus :

………..(2)

Keterangan :

C : banyaknya variabel (asosiasi)

Ri: jumlah baris jawaban „ya‟ Cj: jumlah kolom jawaban „ya‟

N : total responden

Dasar pengambilan keputusan :

Ho ditolak, jika cochran hitung > x2 (Chi Square) tabel Ho diterima, jika cochran hitung < x2 (Chi Square) tabel Dalam kasus ini :

df atau derajat kebebasan adalah jumlah variabel (atribut)-α atau tingkat signifikasi adalah 5 %.

Uji Chi Square

Menurut Sugiyono (2010) uji Chi Square termasuk dalam uji non parametrik, maka uji diterapkan untuk pengujian data nominal dan nominal atau kategorik. Pengujian Chi Square data observasi terhadap frekuensi data observasi yang diharapkan (expected value). Besarnya pengaruh suatu observasi terhadap observasi lainya. Berdasarkan sebaran data tersebut dapat diketahui Uji Chi Square digunakan untuk mengetahui hubungan variabel-variabel yang terdapat pada karakteristik respoden dengan brand association dan karakteristik calon presiden.

Keterangan:

Oj : Frekuensi hasil observasi Ej : frekuensi yang diharapkan Hipotesa dari uji

observasi bersifat bebas atau tidak terdapat pengaruh atau hubungan antara dua observasi yang di uji, sedangkan hubungan antara kedua observasi tersebut. Penulisan hipotesa tersebut

adalah:

H0 : ρ11 = ρ12 = H1 : ρ11 ≠ ρ12 ≠

(29)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Karakteristik responden bertujuan untuk mengetahui latarbelakang responden yang diidentifikasi berdasarkan usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan formal dan profesi. Berikut merupakan Tabel 3 karakteristik responden.

Tabel 3 Karakteristik Responden

Karakteristik Keterangan Jumlah (%)

Usia 17-19 4,3

20-24 33,9

25-29 25,7

30-34 14,6

35-39 7,1

40-44 5,7

45-49 3,9

50-54 2,9

55-59 0,4

60-64 1,1

>64 0,4

Jenis kelamin Perempuan 48,2

Laki-laki 51,8

Pendidikan >SMA 7,9

SMA 29,6

Diploma 13,6

Sarjana 40,4

Pascasarjana 8,6

Pekerjaan IRT 23,9

Pelajar/mahasiswa 14,3

PNS 9,6

Pegawai Swasta 6,1

Lainnya 8,9

Profesi Pertanian 71,1

Non Pertanian 26,4

BPNP 2,5

Sumber : Data primer diolah (2014) Usia

Responden yang paling banyak saat wawancara mengenai calon presiden yang orientasi pertanian yaitu pada usia 20-24 tahun dengan prentase sebesar 33,9 persen dan yang paling kecil di usia 55-59 dan usia kurang dari 64 tahun dengan presentase sebesar 0,4 persen.

Jenis Kelamin

(30)

responden laki-laki, yaitu sebesar 145 orang (51,8 persen) sementara responden laki-laki sebanyak 135 orang (48,2 persen).

Pendidikan

Berdasarkan tingkat pendidikan respoden terbanyak yaitu sarjana dengan 40,4 persen, Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 29,6 persen, diploma sebesar 13,6 persen , pascasarjana sebesar 8,6 persen dan kurang dari Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 7,9 persen.

Pekerjaan

Mayoritas pekerjaan respoden yaitu pegawai swasta dengan 104 orang (37,1 persen), pelajar atau mahasiswa 67 orang (23,9 persen), wirausaha 40 orang (14,3 persen), Ibu rumah tangga atau IRT 27 orang (9,6 persen), pegawai negri sipil atau PNS 17 orang (6,1 persen) dan lainnya 25 orang (8,9 persen).

Profesi

Hasil survei berdasarkan wawancara profesi responden terbanyak yaitu non pertanian dengan jumlah 199 orang (71,1 persen), pertanian 74 orang (26,4 persen) dan BPNP 7 orang (2,5 persen).

Analisis Brand Awareness

Brand awareness merupakan kemampuan seorang calon pembeli dalam mengenali dan mengingat kembali suatu merek sebagai bagian produk tertentu. Terdapat primida brand awareness berdasarkan tingkatan paling tinggi sampai paling rendah yaitu top of mind, brand recall, brand reconigition dan brand unaware.

Mengukur Brand Awareness

1. Top of mind periode pertama

Top of mind merupakan gambaran yang merek yang pertama kali diingat oleh respoden atau pertama kali yang disebutkan ketika pertama kali ditanyakan tentang suatu kategori produk tertentu. Top of mind merupakan single question

yang artinya satu responden hanya boleh menyebutkan satu jawaban. Durianto dkk (2001)

Hasil pengumpulan data yang dilakukan pada tanggal 1 Mei 2014 sampai dengan 29 Mei 2014 di provinsi Jawa Barat dapat dilihat pada Gambar 9. Berdasarkan Gambar 9 terlihat bahwa Joko Widodo menjadi top of mind

(31)

Gambar 3 Top of mind periode pertama 2. Brand recall Periode pertama

Brand recall merupakan tingkatan kedua di dalam brand awareness.

Brand recall merupakan pengingatan kembali terhadap suatu tokoh setelah menyebutkan tokoh yang pertama kali di ingat. Berdasarkan Gambar 4, brand recall yang paling banyak disebut setelah top of mind yaitu Prabowo Subianto dengan persentase sebesar 33,8 persen.

(32)

1. Top of mind Periode kedua

Pengumpulan data dari tanggal 1 Mei 2014 sampai dengan 26 Juni 2014 berdasarkan diagram dibawah ini Joko Widodo merupakan top of mind yang disebut pertama kali oleh respoden dengan jumlah 156 orang (56,3 persen). Salah satu faktor yang menjadikan Joko Widodo top of mind adalah media. Karena sebagian besar respoden mengetahui sosok calon presiden Jokowi dari media televisi. Gambar 5 merupakan rincian dari top of mind

Gambar 5 Top of mind calon presiden periode kedua

2. Brand Recall periode kedua

Hasil survei menunjukan bahwa dari 280 responden sebanyak 158 orang (39,6 persen) menyebutkan Prabowo Subianto sebagai calon presiden setelah responden menyebutkan calon presiden yang pertama diingat dan disebutkan. Selanjutnya menyebutkan Joko Widodo dengan 118 orang (29,6 persen) diikuti dengan lainnya (14,5 persen). Responden dapat memberikan lebih dari satu jawaban selain dari top of mind yang sudah disebutkan. Gambar 6 merupakan rincian brand recall calon presiden.

(33)

Analisis Brand Association

Brand association pertanian yaitu pandangan masyarakat akan calon presiden yang mempunyai orientasi pertanian secara luas seperti aspek pertanian dalam arti luas, bisnis pertanian, orientasi pangan dan infrastruktur.

Uji Cochran digunakan dalam menguji asosiasi-asosiasi tokoh. Pengujian dilakukan untuk semua tokoh yang akan di uji Brand association seperti Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Asosiasi yang akan diuji yaitu sebagai berikut:

1. Mampu mengembangkan budidaya pertanian. 2. Mampu mengembangkan perikanan dan kelautan. 3. Mampu mengembangkan kehutanan.

4. Mampu mengembangkan peternakan.

5. Mampu menjamin penduduknya memperoleh pangan yang cukup berbasis lokal (kuantitas pangan).

6. Mampu menyediakan pangan yang aman dan bergizi (kualitas pangan). 7. Mampu mencapai kedaulatan pangan (bebas menentukan pangan

sendiri).

8. Mampu kurangi impor pangan.

9. Mampu menyelesaikan masalah ditribusi pangan dan pemasaran pertanian.

10. Memperbaiki infrasuktur pertanian (irigasi dan jalan desa).

11. Mampu memprioritaskan perkembangan pertanian, agribisnis dan agroindustri.

Uji Brand Association karakteristik calon pemimpin Joko Widodo atau Prabowo Subianto asosiasi-asosiasi yang akan diuji sebagai berikut : 1. Jujur dan amanah

2. Tegas dan konsiten 3. Adil

4. Cerdas

5. Merakyat, peduli dan sederhana 6. Mandiri dari pengaruh asing 7. Rasa aman

8. Memiliki pengalaman memimpin dengan baik 9. Mampu memberdayakan remaja, pemuda dan wanita

10. Toleransi, menjunjung nilai budaya dan mempersatukan bangsa

11. Membangun ekonomi bangsa (mengurangi kemiskinan dan menciptakan lapangan kerja)

12. Berwawasan global

Uji Asosiasi Terhadap Merek Calon Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto Yang Berorientasi Pertanian

(34)

Tabel 4 Asosiasi terhadap merek terhadap bidang pertanian Prabowo

Tabel 5 Asosiasi terhadap merek terhadap bidang pertanian Joko Widodo No Brand association Db X2 tabel Uji

Tabel 6 Asosiasi terhadap merek karakteristik Prabowo Subianto

No Brand association db X2 tabel Cochran Hasil 1 Brand association

No. 2 dan 4

1 3,841 3,273 Q < X2

Berdasarkan Tabel 4 diatas pengujian dilakukan sebanyak satu kali karena Q < X2 yang berati Ho diterima dan dapat disimpulkan bahwa

brand association untuk brand image prabowo adalah berorientasi atau mampu mengembangkan budidaya pertanian, berorientasi atau mampu mengembangkan perikanan dan kelautan, berorientasi atau mampu mengembangkan kehutanan, berorientasi atau mampu mengembangkan peternakan, mampu menjamin penduduknya memperoleh pangan yang cukup berbasis lokal (kuantitas pangan), mampu menyediakan pangan yang aman dan bergizi (kualitas pangan), mampu mencapai kedaulatan pangan (bebas menentukan pangan sendiri), mampu kurangi impor pangan, mampu menyelesaikan masalah ditribusi pangan dan pemasaran pertanian, memperbaiki infrasuktur pertanian (irigasi dan jalan desa), mampu memprioritaskan perkembangan pertanian, agribisnis dan agroindustri.

Asosiasi terhadap merek pertanian dalam arti luas termasuk dalam

brand image, hal ini menunjukan bahwa Prabowo Subianto mempunyai kemampuan dibidang pertanian secara luas seperti mampu mengembangangan pertanian, perikanan, kelautan dan kehutaan. Hal ini juga didukung karena prabowo sudah aktif dibidang pertanian

dan

menjadi Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) periode 2004-2009 dan periode berikutnya 2010-2015. Sehingga responden memilih Prabowo Subianto sebagai calon pemimpin yang mampu mengembangkan pertanian secara luas.

(35)

program untuk perlindungan terhadap lokalitas dan tidak bergantung terhadap impor.

Asosiasi terhadap merek bisnis pertanian yang meliputi distribusi dan pemasaran pangan, serta memiliki prioritas di agribisnis dan agroindustri pada Prabowo Subianto merupakan brand image. Hal ini karena selain menjabat sebagai Ketua Partai Gerindra dan HKTI Prabowo Subiato juga dikenal sebagai pemilik perusahaan PT Tidar Kerinci Agung yang bergerak dalam bidang produksi minyak kelapa sawit dan PT Jaladri Nusantara yang bergerak di bidang perikanan. Sehingga Prabowo Subianto dinilai lebih unggul dibidang bisnis pertanian secara luas.

Infrastruktur Pertanian termasuk dalam brand image Prabowo Subianto. Pemilih menilai bahwa Prabowo Subianto dapat memperbaiki infrastruktur pertanian yang ada di Indonesia. Hal ini dapat dilihat karena Prabowo Subianto mempunyai visi dan misi mengenai dalam meningkatan ekonomi pertanian perlu dilakukannya perbaikan infrastuktur pertanian karena tanpa itu sektor pertanian tidak akan berkembang.

Uji brand association calon presiden Joko Widodo yang berorientasi pertanian yang melibatkan 280 responden yang berasal dari Jawa Barat. Berdasarkan Tabel 5 diatas pengujian dilakukan sebanyak satu kali karena Q < X2 yang berati Ho diterima dan dapat disimpulkan bahwa asosiasi terhadap merek untuk brand image Jokowi yaitu Mampu menjamin penduduknya memperoleh pangan yang cukup berbasis lokal (kuantitas pangan) dan memperbaiki infrasuktur pertanian (irigasi dan jalan desa). Hasil selengkapnya tentang pengujian brand association calon presiden prabowo berorientasi pertanian dapat dilihat pada Lampiran.

Orientasi pangan seperti ketahanan pangan, merupakan brand image Joko Widodo. Hal ini dikarena Joko Widodo dinilai memiliki kemampuan yang sama dengan prabowo dalam hal ketahanan pangan. Infrastruktur Pertanian termasuk dalam brand image Joko Widodo dinilai memiliki visi untuk memperbaiki infrastuktur untuk meningkatan perekenomian pertanian.

Uji Brand Association Karakteristik Calon Presiden Jokowi Dan Prabowo

Berdasarkan Tabel 6 pengujian dilakukan sebanyak sepuluh kali karena Q < X2 yang berati Ho diterima dan dapat disimpulkan bahwa

(36)

Uji Korelasi Chi Square berdasarkan Brand Association dan Karakteristik Calon Presiden

Pengujian Chi Square ini digunakan untuk mengetahui frekuensi dua data observasi terhadap frekuensi data observasi yang diharapkan (expected value). Berdasarkan sebaran data tersebut dapat diketahui besarnya pengaruh suatu observasi terhadap observasi lainya. Hasil penghitungan uji Chi Square secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 6 dan 7.

Definisi operasional terhadap variabel yang akan diujikan adalaha sebagai berikut :

a. Umur yaitu satuan waktu mengukur waktu keberadaan suatu benda atau makhluk, baik yang hidup atau mati

b. Pekerjaan yaitu sebagai kegiatan aktif yang dilakukan oleh manusia c. Pendidikan yaitu pembelajaran, pengetahuan dan keterampilan orang

yang ditransfer dari satu geneerasi ke generasi lain

d. Profesi yaitu pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan e. Jenis kelamin yaitu kelas atau kelompok yang terbentuk dalam satu

spesies

f. Persepsi petanian yaitu mampu mengembangkan budidaya pertanian g. Persepsi peikanan dan kelautan yaitu mampu mengembangkan

perikanan dan kelautan.

h. Persepsi kehutanan yaitu mampu mengembangkan kehutanan i. Persepsi peternakan yaitu mampu mengembangkan peternakan

j. Kuantitas pangan yaitu mampu menjamin penduduknya memperoleh pangan yang cukup berbasis local

k. Kualitas pangan yaitu mampu menyediakan pangan yang aman dan bergizi

l. Bebas menentukan pangan sendiri yaitu mampu mencapai kedaulatan pangan.

m. Mengurangi impor yaitu mampu mengurangi impor pangan

n. Distribusi pangan yaitu mampu menyelesaikan masalah distribusi pangan dan pemasaran pertanian

o. Insfrasuktur pertanian yaitu mampu memperbaiki infrasuktu pertanian (irigasi dan jalan desa)

p. Memprioitaskan pertanian yaitu mampu memprioitaskan perkembangan pertanian, agribisnis dan agroindustri

Hasil penghitungan uji Chi Square untuk variabel-variabel karakteristik responden yang memiliki hubungan dengan asosiasi terhadap merek dan karakteristik yang harus dimiliki oleh calon presiden dapat dilihat di bawah ini. Uji korelasi Chi Square berdasarkan asosiasi terhadap merek Joko Widodo

a. Orientasi pertanian secara luas dengan pekerjaan

(37)

seperti pensiunan menilai Joko Widodo mampu mengembangkan perikanan dan kelautan. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 4a

b. Orientasi pangan dengan pendidikan

Hasil uji Chi Square, terdapat korelasi antara variabel pendidikan dengan variabel persepsi kualitas pangan dan bebas menentukan pangan sendiri. Hal ini dapat dilihat dari masing-masing nilai dengan (0,061 < 0,1) dan (0,036 < 0,1). Mayoritas tingkat berpendidikan SMA dan diploma cenderung menilai bahwa Joko Widodo mampu menjamin penduduknya memperoleh pangan yang cukup berbasis lokal (kuantitas pangan) sedangkan tingkat pendidikan < SMA dan pascasarjana menganggap Joko Widodo tidak mampu dan pendidikan sarjana cenderung menilai netral. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 4a

Uji Korelasi Chi Square berdasarkan Brand Association Prabowo

a. Berorientasi pertanian dengan umur

Berdasarkan hasil uji Chi Square, terdapat korelasi antara variabel umur dengan variabel persepsi pertanian dan peternakan. Hal ini dapat dilihat dari masing-masing nilai dengan (0,022 < 0,1) dan (0,038 < 0,1). Masyarakat yang usia 49 tahun sampai usia remaja menilai Prabowo Subianto mampu mengembangkan budidaya pertanian dan mengembangkan peternakan, sedangkan usia 50 tahun keatas mengangap Prabowo Subianto tidak mampu mengembangkan itu. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 5a

b. Orientasi pangan dengan umur

Berdasarkan hasil uji Chi Square, terdapat korelasi antara variabel umur dengan variabel persepsi kuantitas pangan, kualitas pangan, bebas menentukan pangan sendiri dan mengurangi impor. Hal ini dapat dilihat dari masing-masing nilai dengan (0,003 < 0,1), (0,022 < 0,1), (0,007 < 0,1), dan (0,005 < 0,1). Masyarakat yang usia 49 tahun sampai usia remaja menilai Prabowo mampu menjamin penduduknya memperoleh pangan yang berbasis lokal (kuantitas pangan), menyediakan pangan yang amam dan bergizi (kualitas pangan), mencapai kedaulatan pangan (bebas menentukan pangan sendiri), kurangi impor pangan, sedangkan usia 50 tahun keatas menganggap Prabowo Subianto tidak mampu mengembangkan itu. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 5a

c. Infrastuktur pertanian dengan umur

Berdasarkan hasil uji Chi Square, terdapat korelasi antara variabel umur dengan variabel persepsi distribusi pangan dan perkembangan pertanian, agribisnis dan agroindustri. Hal ini dapat dilihat dari masing-masing nilai dengan (0,014 < 0,1) dan (0,061 < 0,1). Masyarakat yang usia 49 tahun sampai usia remaja menilai Prabowo Subianto mampu menyelesaikan masalah distribusi pangan, pemasaran pertanian dan mampu memprioritaskan perkembangan pertanian, agribisnis dan agroindustri sedangkan usia 50 tahun keatas menganggap Prabowo tidak mampu mengembangkan itu. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 5a

d. Orientasi pertanian secara luas dengan pekerjaan

(38)

kelautan dengan pekerjaan responden. Hal ini dapat dilihat dari masing-masing nilai dengan (0,051 < 0,1) dan (0,064 < 0,1). Masyarakat yang pekerjaan sebagai pegawai swasta menilai Prabowo Subianto mampu mengembangkan budidaya pertanian dan mengembangkan perikanan dan kelautan. Sedangkan pelajar atau mahasiswa menilai Prabowo Subianto tidak mampu mengembangkan itu. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 5b

e. Orientasi pangan dengan pekerjaan

Berdasarkan hasil uji Chi Square, terdapat korelasi antara variabel pekrjaan dengan variabel persepsi bebas menentukan pangan sendiri dan mampu mengurangi impor pangan. Hal ini dapat dilihat dari masing-masing nilai dengan (0,015 < 0,1) dan (0,011 < 0,1). Masyarakat yang pekerjaan sebagai pegawai swasta menilai Prabowo Subianto mampu menciptakan kedaulatan pangan (bebas menentukan pangan sendiri) dan mampu mengurangi impor pangan. Sedangkan pelajar atau mahasiswa menilai Prabowo Subianto tidak mampu. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 5c f. Orientasi pertanian secara luas dengan jenis kelamin

Berdasarkan hasil uji Chi Square, terdapat korelasi antara variabel jenis kelamin dengan variabel persepsi kehutanan dan peternakan. Hal ini dapat dilihat dari masing-masing nilai dengan (0,054 < 0,1) dan (0,076 < 0,1). Masyarakat pria cenderung menilai Prabowo Subianto mampu berorientasi mengembangkan kehutanan dan mengembangkan perternakan sedangkan wanita menganggap nertal dibandingkan pria. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 5d

Uji Korelasi Chi Square berdasarkan Karakteristik Calon Presiden Prabowo

a. Merakyat, peduli dan sederhana dengan umur

Berdasarkan hasil uji Chi Square, terdapat korelasi antara variabel umur dengan variabel persepsi merakyat, peduli dan sederhana. Hal ini dapat dilihat dengan nilai (0,095 < 0,1). Masyarakat yang usianya 49 tahun kebawah cenderung menilai Prabowo Subianto tidak memiliki karakteristik merakyat, peduli dan sederhana dibandingkan usia 50 tahun keatas menilai Prabowo memiliki sifat merakyat, peduli dan sederhana. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 6a.

b. Jujur dan amanah dengan pendidikan

Berdasarkan hasil uji Chi Square, terdapat korelasi antara variabel pendidikan dengan variabel persepsi jujur dan amanah. Hal ini dapat dilihat dengan (0,064 < 0,1). Masyarakat yang berpendidikan kurang dari SMA dan diploma menilai bahwa Prabowo Subianto memiliki karakteristik jujur dan amanah. Sedangkang yang berpendidikan SMA, sarjana dan pascasarjana menganggap Prabowo tidak memiliki. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 6a. c. Tegas dan konsisten dengan pendidikan

(39)

d. Merakyat, peduli dan sederhana dengan pendidikan.

Berdasarkan hasil uji Chi Square, terdapat korelasi antara variabel pendidikan dengan variabel persepsi merakyat, peduli dan sederhana. Hal ini dapat dilihat dengan nilai (0,085 < 0,1). Masyarakat yang pendidikannya SMA, diploma dan sarjana cenderung menilai Prabowo Subianto memiliki karakteristik merakyat, peduli dan sederhana sedangkan yang pendidikannya pascasarjana menilai Prabowo Subianto tidak memiliki. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 6a.

e. Mandiri dari pengaruh asing dengan pendidikan

Berdasarkan hasil uji Chi Square, terdapat korelasi antara variabel pendidikan dengan variabel persepsi mandiri dari pengaruh asing. Hal ini dapat dilihat dengan nilai (0,025 < 0,1). Masyarakat yang pendidikan SMA, diploma, sarjana dan pascasarjana menilai bahwa Prabowo Subianto memiliki karakteristik mandiri dari pengaruh asing dengan pendidikan, sedangkan menurut masyarakat < SMA menilai prabowo tidak memiliki sikap mandiri pengaruh asing. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 6a

f. Rasa aman dengan pendidikan

Berdasarkan hasil uji Chi Square, terdapat korelasi antara variabel pendidikan dengan variabel persepsi rasa aman. Hal ini dapat dilihat dengan nilai (0,049 < 0,1). Responden yang pendidikannya < SMA, SMA, diploma dan pascasarjana menilai bahwa Prabowo Subianto memiliki karakteristik rasa aman, sedangkan pendidikan sarjana menilai Prabowo Subianto tidak memiliki sikap rasa aman. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 6a.

g. Memiliki pengalaman memimpin dengan pendidikan

Berdasarkan hasil uji Chi Square, terdapat korelasi variabel pendidikan dengan variabel persepsi memiliki pengalaman memimpin. Hal ini dapat dilihat dengan nilai (0,006 < 0,1). Responden yang pendidikannya > SMA, SMA, diploma menilai bahwa Prabowo Subianto memiliki karakteristik memiliki pengalaman dengan baik, sedangkan yang berpendidikan sarjana dan pascasarjana cenderung menilai bahwa Prabowo Subianto tidak memiliki karakteristik pengalaman memimpin yang baik. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 6a

h. Toleransi, menjujung nilai budaya dan mempersatukan bangsa dengan pendidikan.

Berdasarkan hasil uji Chi Square, terdapat korelasi antara variabel pendidikan dengan variabel persepsi toleransi, menjujung nilai budaya dan mempersatukan bangsa. Hal ini dapat dilihat dengan nilai (0,063 < 0,1). Masyarakat dengan tingkatan pendidikan >SMA, SMA, diploma, dan pascasarjana menilai bahwa Prabowo Subianto memiliki karakteristik tolenransi, menjunjung nilai budaya dan mempersatukan bangsa, sementara pendidikan sarjana mengangap Prabowo Subianto tidak memiliki. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 6a.

i. Memiliki pengalaman memimpin dengan pekerjaan

(40)

memimpin dengan baik sedangkan pekerjaan Pegawai Negri Sipil (PNS), pegawai swasta dan Wirasusaha menganggap Prabowo Subianto tidak mempunyai karakteristik pengalaman memimpin dengan baik. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 6b.

j. Membangun ekonomi bangsa (mengurangi kemiskinan dan menciptakan lapangan kerja) dengan pekerjaan

Berdasarkan hasil uji Chi Square, terdapat korelasi antara variabel pekerjaan dengan variabel persepsi membangun ekonomi bangsa. Hal ini dapat dilihat dengan nilai (0,001 < 0,1). Mayarakat yang pekerjaannya Ibu Rumah Tangga (IRT), pelajar atau mahasiswa, Pegawai Negri Sipil (PNS) dan pegawai swasta menilai Prabowo Subianto mempunyai karakteristik membangun ekonomi bangsa (mengurangi kemiskinan dan menciptakan lapangan kerja) sedangkan yang pekerjaannya wirausaha menganggap tidak memiliki karakteristik itu. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 6b.

k. Memiliki pengalaman memimpin dengan jenis kelamin

Berdasarkan hasil uji Chi Square, terdapat korelasi antara jenis kelamin dengan variabel karakteristik memiliki pengalaman memimpin dengan baik. Hal ini dapat dilihat dengan nilai (0,056 < 0,1). Masyarakat yang berjenis kelamin wanita cenderung menilai Prabowo Subianto mempunyai karakteristik tidak memiliki pengalaman memimpin dengan baik sedangkan pria menganggap Prabowo memiliki karakteristik itu. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 6c.

Uji Korelasi Chi Square berdasarkan Karakteristik Calon Presiden Jokowi

a. Jujur dan amanah dengan pendidikan

Berdasarkan hasil uji Chi Square, terdapat korelasi antara variabel pendidikan dengan variabel persepsi jujur dan amanah. Hal ini dapat dilihat dengan nilai (0,072 < 0,1). Masyarakat yang pendidikannya <SMA, diploma, sarjana dan pascasarjana menilai Joko Widodo mempunyai karakteristik jujur dan amanah. Sedangkan pendidikan SMA cenderung menilai Joko Widodo tidak memiliki karakteristik jujur dan amanah. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 7a.

b. Cerdas dengan pendidikan

Berdasarkan hasil uji Chi Square, terdapat korelasi antara variabel pendidikan dengan variabel persepsi cerdas. Hal ini dapat dilihat dengan nilai (0,008 < 0,1). Masyarakat yang pendidikannya SMA, sarjana dan pascasarjana menilai Joko Widodo mempunyai karakteristik cerdas, sedangkan pendidikan diploma menilai Joko Widodo tidak mempunyai karakteristik cerdas. Pendidikan <SMA cenderung memilih netral. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 7a.

c. Merakyat, peduli dan sederhana dengan pendidikan

(41)

cenderung menilai Joko Widodo tidak memiliki karakteristik itu. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 7a.

d. Mandiri dari pengaruh asing dengan pendidikan

Berdasarkan hasil uji Chi Square, terdapat korelasi dengan mandiri dari pengaruh asing dengan pendidikan. Hal ini dapat dilihat dengan nilai (0,001 < 0,1). Masyarakat yang pendidikannya SMA dan diploma menilai Joko Widodo memiliki karakteristik mandiri dari pengaruh asing, sedangkan yang pendidikannya <SMA, sarjana dan pascasarjana menilai Joko Widodo tidak memiliki karakteristik mandiri dari pengaruh asing. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 7a.

e. Rasa aman dengan pendidikan

Berdasarkan hasil uji Chi Square, terdapat korelasi antara variabel pendidikan dengan variabel persepsi rasa aman. Hal ini dapat dilihat dengan nilai (0,074 < 0,1). Masyarakat SMA dan sarjana menilai bahwa Joko Widodo memiliki karakteristik rasa aman sedangkan pendidikan <SMA, diploma dan pascasarjana menilai bahwa Joko Widodo tidak memiliki karakteristik rasa aman. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 7a.

f. Memiliki pengalaman memimpin dengan pendidikan

Berdasarkan hasil uji Chi Square, terdapat korelasi antara variabel pendidikan dengan variabel persepsi memiliki pengalaman memimpin. Hal ini dapat dilihat dengan nilai (0,000 < 0,1). Masyarakat yang pendidikannya <SMA, diploma, sarjana dan pascasarjana menilai Joko Widodo memiliki karakteristik pengalaman memimpin dengan baik, sedangkan pendidikan SMA cenderung menilai Joko Widodo tidak mempunyai karakteristik itu. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 7a.

g. Mampu memberdayakan remaja, pemuda dan wanita dengan pendidikan Berdasarkan hasil uji Chi Square, terdapat korelasi antara variabel penidikan dengan variabel persepsi mampu memberdayakan remaja, pemuda dan wanita. Hal ini dapat dilihat dengan nilai (0,008 < 0,1). Masyarakat yang pendidikannya <SMA, SMA, sarjana dan pasca sarjana menilai Joko Widodo memiliki karakteristik mampu memberdayakan remaja, pemuda dan wanita, sedangkan pendidikan diploma menganggap Joko Widodo tidak memiliki karakteristik tersebut. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 7a. h. Toleransi, menjujung nilai budaya dan mempersatukan bangsa dengan

pendidikan

Berdasarkan hasil uji Chi Square, terdapat korelasi antara variabel pendidikan dengan variabel persepsi toleransi, menjujung nilai budaya dan mempersatukan bangsa. Hal ini dapat dilihat dengan nilai (0,015 < 0,1). Masyarakat yang pendidikannya SMA, diploma, sarjana dan pasca sarjana menilai Joko Widodo mempunyai karakteristik toleransi, menjujung nilai budaya dan mempersatukan bangsa dengan pendidikan. Pendidikan <SMA cenderung menilai Joko Widodo tidak memiliki karakteristik tersebut. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 7a.

i. Memiliki wawasan berdaya saing global dengan pendidikan

(42)

memiliki karakteristik toleransi, menjujung nilai budaya dan mempersatukan bangsa dengan pendidikan,sedangkan pendidikan pascasarjana cenderung menganggap Joko Widodo tidak memiliki wawasan berdaya global. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 7a.

j. Rasa aman dengan pekerjaan

(43)

Implikasi Manajerial

Berdasarkan hasil brand awareness menunjukan Joko Widodo sebagai top of mind dan Prabowo Subianto menjadi brand recall. Hal yang harus dilakukan Prabowo Subianto agar dapat menjadi top of mind memerlukan usaha yang lebih dibandingkan Joko Widodo yaitu Prabowo Subianto melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan citranya dimata masyarakat dan melakukan progam-program yang berkaitan dengan kesejahteraan rakyat.

Berdasarkan hasil brand association Prabowo mempunyai brand image

mampu mengembangkan pertanian secara luas, bisnis pertanian, orientasi pangan dan infrastuktur pertanian. Usaha-usaha yang dilakukan Prabowo Subianto dalam meningkatkan brand image nya dibidang pertanian dapat dilihat pada Tabel 7 Sedangkan Jokowi mempunyai brand image mampu menjamin penduduk memperoleh pangan yang cukup berbasis lokal dan memperbaiki infrasuktur pertanian. Jokowi dalam meningkatkan brand image dibidang pertanian perlu melakukan usaha-usaha seperti Tabel 8. Berikut merupakan brand image Prabowo dan Jokowi Berdasarkan brand image Prabowo harus memperkuat faktor-faktor yang menjadi brand image seperti tegas, konsisten dan cerdas, sedangkan yang kurang harus dilakukan evaluasi diri. Berikut Tabel 8 merupakan brand image

(44)

Atribut brand

image brand

association

Prabowo

Perencanaan Organisasi Actuating Pengawasan

Berorientasi pertanian secara luas

Merencanakan visi dan misi yang berorientasi pertanian secara luas seperti di bidang pertanian, perikanan, kelautan, kehutanan dan peternakan yang sesuai dengan keadaan Indonesia.

Melakukan organisasi yang sesuai dengan visi dan misi

Perlu dilakukan pengawasan terhadap visi dan misi untuk pertanian secara luas. Agar dapat memperbaiki bila ada kekurangan.

Orientasi pangan Mempertahankan visi dan misi mengenai pangan seperti mencetak 2 juta ha lahan baru untuk beras, jagung, sagu, kedelai dan tebu serta mengurangi impor pangan.

(45)

Bisnis pertanian Perencanan mengenai tersedianya pangan yang tepat jumlah dan harga, meningkatkan posisi tawar menawar antara petani, adanya kerjasama antara pemerintahan dan petani. Memperbaiki infrastuktur pertanian (irigasi dan jalan desa) yang rusak agar sektor pertanian dapat berkembang.

Pengorganisasian yang diilakukan haruslah efektif agar tercapainya tujuan yang sudah direncanakan

Perlu dilakukan pengawasan agar distribusi pangan menjadi efektif dan efisien. Selain itu perlu pengawasan terhadap harga pangan yang berfluktasi. Infrasuktur pelu dilakukan pengawasan agar dapat segera diperbaiki apabila terjadi kerusakan sehingga tidak menganggu tranportasi dalam distribusi pangan.

Perencanan mengenai investasi terhadap pertanian, agrobisnis dan agroindustri.

Pengorganisasian yang diilakukan haruslah efektif agar tercapainya tujuan yang sudah direncanakan

Harus didukung oleh pemerintah, produsen dan masyarakat.

Pengawasan yang dilakukan agar investasi yang dilakukan tepat sasaran untuk perkembangan pertanian, agribisnis dan agroindustri.

Atribut brand imagebrand association

Jokowi

Perencanaan Organisasi Actuating Pengendalian

Orientasi pangan Perencanaan mengenai

membuat 1 juta ha lahan kering dan subsidi pangan.

(46)

B. Brand Image Jokowi

Berdasarkan uji chi square yang telah dilakukan pada variabel karakteristik respoden dengan karakteristik calon pemimpin diketahui terdapat korelasi seperti Tabel dibawah ini :

Tabel 8 karakteristik respoden dengan karakteristik calon pemimpin Jokowi dan Prabowo

Variabel karakteristik responden

Variabel karakteristik calon pemimpin

Actuating Pengendalian

Umur Merakyat, peduli dan sederhana

Prabowo : Umur 50 tahun keatas cenderung menilai seorang calon pemimpin harus mempunyai karakteristik merakyat, peduli dan sederhana. Seorang pemimpin yang mempunyai sikap yang merakyat terhadap bahwahannya akan memberikan dampak yang positif dan empaty

Pendidikan Jujur dan amanah Prabowo : masyarakat yang

berpendidikan tinggi menilai bahwa prabowo tidak memiliki karakteristik jujur dan amanah.

Jokowi : masyarakat yang berpendidikan tinggi menilai Jokowi memiliki

karakteristik jujur dan amanah. Mempunyai karakteristik jujur dan amanah sebagai seorang pemimpin sangat diperlukan karena itu merupakan bentuk tanggung jawab terhadap dirinya Memperbaiki

infrasuktur pertanian

Perencanan visi dan misi mengenai infrasuktur pertanian.

(47)

sendiri maupun orang lain. Oleh karena diperlukan pengawasan atau

pengendalian dari diri sendiri

Pendidikan Tegas dan konsisten Prabowo : Masyarakat yang pendidikannya menengah kebawah menilai prabowo memiliki sikap yang tegas dan konsisten. Korelasi ini dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya prabowo mempunyai latar belakang militer sehingga Karakteristik yang tegas dan konsisten diperlukan dalam jiwa kepimpinan hal ini karena sebagai seorang pemimpin harus dapat mengambil keputusan.

Pendidikan Merakyat, peduli dan sederhana

Prabowo : Masyarakat yang pendidikannya <SMA, SMA, diploma dan sarjana menilai prabowo mempunyai karakteristik merakyat, peduli dan sederhana.

Jokowi : Masyarakat yang pendidikannya <SMA, diploma, sarjana dan pascasarjana menilai jokowi mempunyai karakteristik merakyat, peduli dan sederhana.

Karena seorang pemimpin yang mempunyai karakter merakyat,peduli dan amanah dapat memberikan efek positif dan dapat dekat bawahannya.

Pendidikan Mampu memperdayakan wanita, remaja dan pemuda

(48)

Seorang pemimpin harus mampu mengarahkan dan melindungi. Pendidikan Berwawasan global Jokowi : Masyarakat yang

pendidikannya tinggi cenderung menilai Jokowi tidak memiliki karakteristik Seorang pemimpin harus mempunyai wawasan yang luas agar dapat

mengambil keputusan dan dapat menjadi memberikan motivasi.

Pendidikan Mandiri dari pengaruh asing

Prabowo : Masyarakat yang pendidikannya tinggi menilai prabowo memiliki

karakteristik mandiri dari pengaruh asing korelasi ini dapat disebabkan karena latar belakang militer.

Jokowi : Masyarakat yang pendidikannya tinggi cenderung menilai Jokowi tidak memiliki karakteristik mandiri dari pengaruh asing.

Seorang pemimpin harus melakukan pengawasan terhadap dirinya sendiri dalam mengambil sebuah keputusan agar tidak mudah dipengaruhi.

Pendidikan Rasa aman Prabowo : masyarakat yang

pendidikannya tinggi menilai prabowo memiliki karakteristik rasa aman. Korelasi ini disebabkan karena prabowo mempunyai latar belakang militer sehingga masyarakat menilai prabowo dapat memberikan rasa aman.

Jokowi : masyarakat yang

Gambar

Tabel 1 Program-program calon presiden
Gambar 1 Piramida brand awareness (Aaker 1997)
Tabel 2 asosiasi terhadap merek calon presiden
Gambar 2 Kerangka pemikiran
+6

Referensi

Dokumen terkait

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang

Sedangkan parameter lainnya sudah memenuhi persyaratan konsentrasi maksimum kualitas air minum (air baku yang digunakan sudah memenuhi persyaratan kualitas air

5 2007 Pola Permainan Off=The Ball Screen utk Menghadapi Pertahanan Man-to-Man 6 2007 Pengembangan Tes Psikomotorik dlm Penjas dan Orpres melalui Pendekatan teori Respon Butir 7

i) Koleksi Gerald Hawkins ii) Koleksi Sharom Ahmat iii) Koleksi Kassim Ahmad iv) Koleksi V. Balasingam vii) Koleksi Chandra Muzaffar viii)Koleksi Muhammad Haji Salleh ix)

The method of this study is library research. The primary source is the novel entitled My Name is Red. The secondary sources are taken from books and articles which

ananas merupakan 3 kelompok bakteri patogen tumbuhan yang berasal dari genus Erwinia dengan kisaran inang yang luas, mencakup tanaman pangan, sayuran, buah dan tanaman hias,

Perusahaan penyedia jasa memiliki NPWP dan PKP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun pajak terakhir (SPT Tahunan) serta memiliki laporan bulanan PPh Pasal 23

Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan motivasi melaksanakan diet pada pasien diabetes mellitus rawat jalan di RSUD Dr.. Bagi RSUD